#Kamar tidur anak
Explore tagged Tumblr posts
Text
Desain Kamar Tidur
Kamar tidur adalah ruang pribadi yang sangat penting dalam sebuah rumah. Ini adalah tempat kita beristirahat, bersantai, dan memulihkan energi setelah seharian beraktivitas. Oleh karena itu, desain kamar tidur yang nyaman dan fungsional sangat diperlukan untuk mendukung kualitas tidur dan meningkatkan kesejahteraan penghuni rumah. Desain yang tepat tidak hanya membuat kamar tidur terlihat menarik, tetapi juga menciptakan suasana yang tenang dan mendukung kenyamanan.
Artikel ini akan membahas berbagai aspek desain kamar tidur, mulai dari pemilihan warna, penataan furnitur, hingga tips untuk menciptakan suasana yang nyaman dan mendukung kualitas tidur yang baik.
Elemen-Elemen Penting dalam Desain Kamar Tidur
1. Pemilihan Warna
Warna dinding dan elemen dekoratif lainnya memiliki pengaruh besar terhadap suasana kamar tidur. Warna yang tepat bisa menciptakan atmosfer yang sesuai dengan preferensi Anda. Berikut beberapa pilihan warna yang umum digunakan dalam desain kamar tidur:
Warna Netral: Warna seperti putih, abu-abu, atau beige sering digunakan untuk menciptakan suasana yang tenang dan luas. Warna-warna ini mudah dipadukan dengan berbagai jenis furnitur dan aksesoris.
Warna Lembut: Biru muda, lavender, atau mint green memberikan kesan relaksasi dan menenangkan, yang sangat ideal untuk ruang tidur.
Warna Gelap: Warna gelap seperti navy blue, charcoal, atau burgundy dapat memberikan kesan elegan dan dramatis, meskipun perlu digunakan dengan hati-hati agar tidak membuat ruangan terasa sempit atau gelap.
Warna Aksen: Anda bisa menambahkan warna aksen yang lebih berani, seperti emas, merah muda, atau hijau tua pada elemen dekoratif seperti bantal, tirai, atau karpet untuk memberi sentuhan menarik.
2. Penataan Furnitur
Penataan furnitur di kamar tidur harus diperhatikan agar ruang terasa nyaman dan fungsional. Berikut beberapa tips untuk mengatur furnitur di kamar tidur:
Tempatkan Tempat Tidur di Titik Fokus: Tempat tidur harus menjadi titik fokus di kamar tidur. Biasanya, tempat tidur diletakkan di dinding utama atau dinding yang tidak menghadap langsung ke pintu. Pastikan ada ruang yang cukup di sekitar tempat tidur untuk bergerak dengan nyaman.
Fungsionalitas Furnitur: Pilih furnitur yang tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional. Misalnya, meja rias dengan penyimpanan atau lemari dengan desain multifungsi yang tidak hanya memberikan ruang penyimpanan, tetapi juga menambah elemen desain kamar.
Pertimbangkan Ukuran Ruangan: Jangan menempatkan furnitur yang terlalu besar jika kamar tidur Anda kecil. Ruangan yang terlalu penuh akan terasa sempit dan sesak. Sebaliknya, pastikan furnitur yang digunakan sesuai dengan ukuran ruangan.
3. Pencahayaan
Pencahayaan yang baik sangat penting dalam desain kamar tidur. Tidak hanya berfungsi untuk penerangan, tetapi pencahayaan juga memengaruhi suasana dan kenyamanan ruangan. Berikut beberapa pilihan pencahayaan untuk kamar tidur:
Pencahayaan Utama: Lampu plafon yang cukup terang diperlukan untuk penerangan umum. Pilih lampu yang dapat diatur intensitas cahayanya, agar Anda bisa menyesuaikan tingkat kecerahan sesuai kebutuhan.
Lampu Tugas: Lampu meja di samping tempat tidur atau lampu baca yang terpasang di dinding memberikan pencahayaan tambahan untuk membaca atau aktivitas lain tanpa mengganggu tidur.
Pencahayaan Ambien: Lampu dekoratif seperti lampu lantai atau lampu meja dengan desain yang menarik dapat menciptakan suasana yang lebih intim dan relaksasi. Anda juga bisa menggunakan lampu dengan cahaya yang lebih lembut untuk memberikan efek yang menenangkan.
4. Dekorasi dan Aksesoris
Aksesoris kamar tidur adalah cara yang bagus untuk menambahkan sentuhan pribadi pada desain. Pilih aksesoris yang sesuai dengan tema atau gaya desain Anda, tetapi pastikan tidak berlebihan agar ruangan tetap terasa nyaman dan tidak berantakan. Beberapa dekorasi yang bisa dipertimbangkan untuk kamar tidur adalah:
Gorden atau Tirai: Gunakan tirai atau gorden untuk menambah estetika dan memberikan privasi. Tirai dengan bahan yang ringan dan warna yang senada dengan tema kamar tidur dapat memberikan kesan elegan.
Karpet: Karpet atau permadani dapat menambah kenyamanan dan kehangatan, terutama jika kamar tidur Anda menggunakan lantai keramik atau kayu. Pilih karpet dengan desain yang tidak terlalu mencolok agar tidak mengurangi kenyamanan visual ruangan.
Cermin: Cermin tidak hanya berfungsi untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga dapat membuat kamar tidur terlihat lebih luas dan cerah. Pilih cermin dengan bingkai yang menarik untuk mempercantik tampilan ruangan.
5. Pengaturan Penyimpanan
Penyimpanan yang baik sangat penting untuk menjaga kamar tidur tetap rapi dan terorganisir. Pilih furnitur dengan fungsi penyimpanan yang cerdas, seperti tempat tidur dengan laci atau lemari dengan desain modular. Pastikan Anda memiliki cukup ruang untuk menyimpan pakaian, seprai, dan barang pribadi lainnya tanpa membuat kamar terasa sesak.
6. Sentuhan Alam
Untuk menciptakan kamar tidur yang lebih segar dan menenangkan, pertimbangkan untuk menambahkan tanaman hias. Tanaman tidak hanya mempercantik ruangan, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas udara dan menciptakan suasana yang lebih alami. Pilih tanaman yang tidak memerlukan perawatan intensif, seperti sukulen atau tanaman hias kecil, yang dapat ditempatkan di sudut ruangan atau di atas meja.
Gaya Desain Kamar Tidur yang Populer
1. Desain Minimalis
Desain minimalis menekankan kesederhanaan dan kebersihan ruang. Furnitur yang digunakan umumnya memiliki desain yang simpel dan tidak berlebihan. Warna-warna netral seperti putih, abu-abu, atau hitam sering digunakan dalam desain minimalis, bersama dengan furnitur yang sederhana dan sedikit aksesoris.
2. Desain Skandinavia
Gaya desain Skandinavia dikenal dengan kesan cerah, sederhana, dan nyaman. Penggunaan warna-warna terang, seperti putih, krem, dan pastel, serta furnitur dengan desain fungsional dan bersih, menjadi ciri khas gaya ini. Kamar tidur dengan desain Skandinavia biasanya memanfaatkan pencahayaan alami dan bahan-bahan alami seperti kayu dan linen.
3. Desain Industrial
Desain industrial memberikan kesan yang lebih modern dan kasual. Karakteristik utama dari desain ini adalah penggunaan bahan-bahan mentah seperti beton, baja, dan kayu yang dipadukan dengan furnitur bergaya vintage atau modern. Dinding bata ekspos dan lampu gantung bergaya industri menjadi elemen penting dalam desain kamar tidur industrial.
4. Desain Klasik
Gaya desain klasik lebih elegan dan berkesan mewah. Kamar tidur dengan desain klasik sering kali menggunakan furnitur dengan detail ukiran yang rumit, warna-warna kaya seperti emas, merah marun, atau biru tua, dan pencahayaan yang dramatis. Desain ini cocok untuk mereka yang menginginkan suasana yang lebih formal dan elegan.
Kesimpulan
Desain kamar tidur yang baik sangat bergantung pada kenyamanan, fungsionalitas, dan estetika. Pemilihan warna yang tepat, penataan furnitur yang efisien, pencahayaan yang sesuai, serta dekorasi yang mendukung tema ruangan adalah beberapa elemen yang perlu diperhatikan. Dengan desain yang tepat, kamar tidur Anda akan menjadi tempat yang ideal untuk beristirahat, menghilangkan stres, dan memulai hari dengan energi positif. Pastikan desain kamar tidur Anda mencerminkan gaya dan kepribadian Anda, sambil tetap memperhatikan kenyamanan dan fungsionalitas ruang.
#desain kamar tidur#desain kamar tidur minimalis#desain kamar#desain kamar tidur cowok#dekorasi kamar tidur#kamar tidur anak#kamar tidur minimalis#desain kamar tidur minimalis modern#desain kamar mandi#kamar tidur mewah#kamar tidur#model kamar tidur#dekorasi kamar#interior kamar tidur#desain kamar minimalis#desain rumah#model kamar tidur minimalis#desain kamar lesehan#desain kamar tidur sempit 2x2#kamar tidur elegan#renovasi kamar tidur
0 notes
Text
TERLARIS 0821-4212-5500 Cari Jual Rumah Kost Malang Pakis
#rumah kost dijual� dan Swimming Pool: Kenyamanan dan hiburan di tempat tinggal Anda.#- Lounge: Tempat bersantai dengan keluarga dan teman.#- Berdiri sejak 2009: Reputasi dan pengalaman lebih dari satu dekade.#Spesifikasi Properti Cluster Hidden Valley:#- 3 Kamar Tidur#- 2 Kamar Mandi#- Luas Bangunan: 54 m2#- Luas Tanah: 78 m2#Spesifikasi Properti Cluster Golden Land:#- Luas Bangunan: 60 m2#- Luas Tanah: 84 m2#- Luas Bangunan: 90 m2#- Luas Tanah: 112 m2#Graha Agung Highland Malang adalah pilihan tepat bagi Anda yang menginginkan hunian Villa nyaman dan strategis di kota Malang. Dengan berba#kehidupan Anda akan semakin mudah dan menyenangkan.#Untuk informasi lebih lanjut dan penawaran spesial#hubungi kami di 0821-4212-5500 http://wa.me/6282142125500 atau kunjungi website kami di www.grahaagung.id.#Alamat Kantor:#GRAHA AGUNG MALANG � PT. TOMOLAND INTI GAJAYANA#Jl. Chili#Joyogrand Blok Graha Utama A01 NO.146#Merjosari#Kec. Lowokwaru#Kota Malang#Jawa Timur 65144#http://wa.me/6282142125500#Pentingnya Anak Muda#Orang Tua#Pengusaha#Pegawai Negeri
0 notes
Text
Ukuran Kamar Tidur Anak yang Ideal untuk Rumah Minimalis
Selamat datang kembali di laman Gingsul.com yang kali ini kita akan membahas tentang ukuran kamar tidur anak yang ideal untuk rumah minimalis. Mungkin sebagian dari kalian bertanya-tanya, kenapa sih harus memperhatikan ukuran kamar tidur anak? Bukankah yang penting ada tempat untuk tidur dan beristirahat? Nah, ternyata ukuran kamar tidur anak itu penting sobat gingsul. Karena kamar tidur anak…
View On WordPress
0 notes
Text
Cerita Sex Nafsu Ibu Mertuaku Yang Tak Bisa Ditahan
Cerita ini berawal aku hidup berumah tangga baru genap satu tahun Bersama istriku Maya yang memiliki paras wajah cantik, setia, sabar dan sikapnya sangat dewasa dan istriku bekerja disalah satu bank swasta yang ada dikota yogya. Sudah satu tahun aku menikah tapi aku belum juga dikaruniai seorang anak.
Setiap malam jumat aku selalu melakukan hubungan seks diranjang dengan isteriku, bahkan bukan hanya hari itu juga tapi di hari sabtu itu sering kulakukan dengan isteriku saat kami sama-sama libur kerja.
Selain istriku mempunyai paras cantik aku juga mempunyai mertua yang sangat baik, perhatian, dan sayang terhadap menantunya. Mertuaku masih terbilang cantik seperti anaknya walaupun usianya sudah berumur 45 tahun. Tapi yang aku kagumi dari mertuaku ini masih memiliki tubuh Langsing dan tidak gemuk seperti ibu-ibu yang lain dan bentuk buah dadanya tidak terlalu besar tapi memiliki bentuk putting susu yang besar seperti biji salah dan Kencang, kulitnya pun masih mulus dan putih bersih, maklum ibu mertuaku keturunan indo - eropa.
Ibu mertuaku seorang janda dan masih aktif berkerja disalah satu konsultan yang ada dikota yogya. Isteriku adalah anak tunggal maka saat kami menikah ibu mertuaku tinggal Bersama dengan kita berdua.
Kisah perselingkuhanku dengan mertuaku pada saat aku sedang lagi nikmat-nikmatnya berhubungan seks dengan isteriku dikamar, waktu itu aku lupa menutup pintunya karena dirumah hanya ada kita berdua saja. Tak kusangka ternyata ibu mertuaku sudah pulang dan kami tidak mendengarnya masuk kerumah. Begitu melewati depan kamar dengan pintu terbuka ibu mertuaku langsung terpaku melihatku yang sedang asyik mencumbu denganisteriku diatas ranjang. Spontan kami langsung menghentikan aktifitasku diranjang Bersama istriku.
“Mama… ehmm..ehh….ada apa…..ma??? “ sapa istriku sambil berjalan menuju pintu.
“Maaf, mama gak tahu kalau kalian lagi begituan, lain kali pintunya ditutup”, sahut ibu mertuaku.
Sejak kejadian itu ibu mertuaku berbeda sekali cara memandang saat kita saling bertatap muka. Bahkan sikapnya pun agak berubah terhadapku. Aku tidak tahu apa yang menimpa ibu mertuaku sehingga menjadi seperti itu. Suatu hari aku di minta ibu mertuaku meminta aku untuk mengantarkanya ke Surabaya, karena ada saudaranya yang meninggal tapi istriku tidak bisa ikut karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.
Aku pun berangkat sabtu pagi kebetulan sabtu itu aku libur kerja. Hari itu aku langsung berangat dengan mobilku kesurabaya dan sesampai disurabaya kami langsung menuju tempat kediaman saudaranya. Waktu terus berlalu, malampun tiba. Akhirnya malam itu aku menginap diHotel yang bisa dibilang hotel berbintang dikota surabaya.
Pukul 01.30 malam aku terbangun oleh dering telepon di ponselku. Aku melihat nomornya ternyata nomer ibu mertuaku dan aku segera menjawab dering telepon itu.
“Halo ya mah, ada apa kok malam-malam belum tidur” tanyaku sambil membuka kedua mataku yang masih mengantuk.
“Andre…kamu uda tidur yah?, Bisa tolongin mama gak?”
“Bisa Ma..ada apa?”.
“Koper mama yang berisi pakaian tadi bisa dibuka sekarang terkunci, Kamu cepetan kesini yah….kekamar mama…” sahut ibu mertuaku ditelepon.
“Ok…mama…”, aku segera kekamar mama yang berdampingan dengan kamarku. aku mengetuk pintu kamar ibu mertuaku.
“Iya Andre… bentar” tak lama kemudian ibu mertuaku membukakan pintu.
Buset malam itu ibu mertuaku sudah memakai baju tidur model daster satin yang sangat seksi sekali. Dan aku sedikit terpaku melihat kedua putting susunya yang terlihat jelas menjeplak menonjol diluar kain satin dasternya itu karena tidak memakai bra.
“Ma… mana tas koper nya katanya gak bissa dibuka”, tanpa piker Panjang dan masuk kekamar ibu mertuaku.
“Itu loh kopernya….Andre didepan ranjang itu loh, tadi sudah bisa dibuka tapi saat mama kunci lagi dan mama coba buka tapi tidak bisa lagi” Jawab ibu mertuaku sambil menutup pintu kamar.
Setelah beberapa menit aku akhirnya aku berhasil membuka kopernya ibu mertuaku denga cara kupaksa. Begitu terbuka ternyata isi koper itu adalah BH dan CD G-string nya ibu mertuaku. Saat melihat hal itu aku mulai membayangka ternyata ibu mertuaku suka dengan CD G-string seperti anak-anak muda jaman sekarang.
“Makasih ya Andre…kamu udah nolongin mama…”.
“Ah iya ma gak papa kok” Aku sejenak duduk disofa kamar hotel.
“Kenapa Andre….kamu capek….” Tanya ibu mertuaku sambil mendekati aku yang duduk disofa.
Sejenak aku memandang wajah ibu mertuaku yang begitu cantik dan seksi dengan baju tidurnya yang dipakainya malam itu dan membuat aku bergairah melihatnya. Kemudian ibu mertuaku juga memandangku. Kami berpandang pandangan sampai aku mencoba mengecup bibirnya yang merah. Saat aku mengecup bibirnya, ibu mertuaku bukanya menolak melainkan membalas kecupan bibirku, lidahku dan lidahnya saling bertabrakan. Saat kedua tangan ibu mertuaku mulai meraih punggungku dan mulai memeluk tubuhku.
Aku melepaskan cumbuanku. “kenapa……Andre…. Kenapa tidak kamu teruskan… ????” kata ibu mertuaku sambil memegangi wajahku.
“Maaf….maaf….atas kelancanganku….sekali lagi maaf…..habis mama pakai baju tidur seperti itu jadi andre bergairah dan jadi gairah Andre tidak bisa dikontrol”.
“Ngak papa Andre kalau memang Andre suka dan apa Kamu takut sama isteri kamu….?”, Tanya mamaku sambil mendekati tubuhku.
“Sekali lagi… maafin aku ma….itu dosa ma….. lagian…uuussttzz” jari telunjuk ibu mertuaku menghentikan ucapanku itu.
“Pokonya kamu gak usah takut disini hanya kita berdua saja, mama akan simpan rehasia ini…..”, sahut ibu mertuaku sambil mencoba mencium pipiku.
“Ma… maafin aku ma… aku ma…. aku sebenernya juga sudah tidak tahan melihat mama…. Malam ini”, aku langsung melumat bibir diatas sofa itu.
Setelah beberapa menit ibu mertuaku minta berhenti.
“Ada apa ma..??? “ tanyaku dengan serius.
“Jangan disini diranjang aja yah…. Mama gak nyaman kalo diatas sofa”, sahut ibu mertuaku.
Kami beruda langsung segera bangun dari sofa dan berjalan menuju ranjang.
“Sayaaaang.. sini dong mama uda tidak sabar…udah lama tidak pernah dijamah oleh laki-laki semenjak papa meninggal” panggilan ibu mertuaku manja.
Kulihat ibu mertuaku sudah terlentang diatas ranjang. Aku Langsung mencopot seluruh bajuku dan celanaku dan hanya melekat celana dalam saja yang ada ditubuhku. Aku segera naik keatas ranjang besar dan empuk itu. Segera kujamah tubuh ibu mertuaku dengan sentuhan lembut dibagian pahanya dengan ciuman bibirku.
“Aaaangghhhhh…..”, desah ibu mertuaku sambil memejamkan mata.
Langsung aku mencumbu bibirnya yang merah dengan lahap. Spontan langsung ibu mertuaku membalasnya dengan liar, bahkan lebih liar dari yang aku kira. Setelah beberapa menit aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus.
“Anghhhh…..sudah lama mama pengen merasakan ini…..akhirnya tanpa diminta kamu mengerti apa beban bathin mama selama ini….aaaaahhhhh…..aaaaaahhhhhh” desahan ibu mertuaku yang membuatku Terangsang Berat.
Setelah satu menit lebih aku menciumi bagian lehernnya dengan lidah dan bibirku dan turun beralih ke bagian putting susunya terlihat sanagat menonjol itu keatas menembus kain satin dasternya, membuatku aku semakin menjadi jadi. Kulumat dan kusedot putting susunya dengan lahap dan bringas sambil memeluk erat tubuhnya yang terlentang. Penisku semakin keras dan amat keras seakan akan celana dalamaku tak kuat menahan penisku yang tegak berdiri.
“Anghhaaahhhhhh……. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… enak baget sayaaaaaaang…. Kamu benar..benar…tahu… apa yang Mama rasakan…ungghhhhh sedot yang keras sayang, gigit sayanggg”, sambil mendesah dan memejamkan mata dia berusaha mengucapkan kata kata itu.
Kuhisap berulang kali secara bergantian tanpa membuka kain satin dasternya yang menghalangi kedua putting susunya, kuhisap dengan kuat sampai hisapan mulutku seperti anak bayi yang sedang kehausan.
Kulihat ibu mertuaku mengeluh kenikmatan “Oungghhh…oooohhhh…..aaaaahhhhh….enak…..sekali sayaaaaang jangan dilepas”, tak hanya itu aku menjilati seluruh permukaan kedua payudaranya dengan bringas sampai sampai seluruh kedua permukaan kain satin dasternya basah karena air liurku.
Ibu mertuaku mengeluh kenikmatan sambil memejamkan kedua mata dan mendesah . Kemudian aku beralih turun kearah perut dan pusarnya sambil kucium dan kujilat dengan mulutku dengan penuh gairah sambil ibu mertuaku melorotkan celana dalamku hingga terlepas dari tubuhku. ibu mertuaku langsung mengelus elus batang penisku yang sudah tegak berdiri sambil mencoba mencium penisku. Dia mendorong tubuhku dan akhirnya aku terbaring diranjang empuk itu. Langsung dia menciumi batang penisku dengan ganas dan bringas, liar sekali ibu mertuaku saat itu. Umur boleh tua tapi gairah seksnya masih seperti anak-anak muda.
Aku segera bangun dari ranjang kemudian aku mendorong tubuh ibu mertuaku terlentang dan akhirnya kepala ibu mertuaku beralas bantal yang empuk dan terbaring diatas ranjang. Langsung aku mencopot G-string yang dia pakai. Begitu terlepas, Wow vaginanya masih terawat dengan baik merah merona tanpa ada bulu-bulu kemaluanya yang sudah dicukup habis. Kulihat vaginanya sudah basah, langsung aku menyosor selakanganya dan menciumi seluruh permukaan vaginanya yang terlihat becek itu.
Begitu lidahku mulai menjilat belahan vaginanya “Angghhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… terus…sayang…jangan berhenti… terus…. Mama pengen kamu terus ciumin punya mama….jilat yang dalam…Sayanggg…Aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… mama mohon jangan berhenti”, cairan yang keluar dari dalam vagina ibu mrtuaku keluar sangat banyak membasahi bagian mulutku.
Sebelum melihanya ibu mertuaku akan orgasme aku segera melepaskan jilatanku dari vaginanya dan beralih bebagian leher, dada, dan berhenti di kedua putting susunya. Sambil kutidih tubuhnya batang penisku yang tegak berdiri dengan kokohnya tepat berada dibelahan bibir vaginanya aku gesek gesek dibagian selakangannya.
“Sayanggg….anghhh….aaaaahhhh……kenapa sayaaaang…kenapa gak kamu masukin…. Mama uda gak tahan…ayo sayang masukan sekarang udah lama tidak pernah dimasukan lagi sayang…aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……”, sambil memandang wajahku.
“Maaf ma…Andre, takut mama hamil….soalnya aku takut tidak bisa menahan cairan spermaku nanti…..” sahutku menjawab.
“Oungghhh…aaaaahhh….tidak sayang….ayo sayang jangan buat mama tersiksa cepat masukin sekarang…. Mama gak peduli hamil apa tidak….”.
Perlahan dari gesek-gesek kemudian langsung aku menancapkan penisku masuk kedalam vaginanya yang sudah becek itu. Blesss….penisku langsung terbenam semua kedalam dasar Rahim ibu mertuaku.
“Unghhh….anghhhhh….genjot sayang…..anghhhh”, Penisku segera bergerak dengan irama keluar masuk keluar masuk.
Aku terus berulang kali menggenjot penisku kedalam vagina ibu mertuaku, desahan kenikmatan tidak henti-hentinya yang keluar dari mulut ibu mertuaku dan kedua matanya terpejam menikmati gesekan keluar masuk penisku dari dalam vaginanya yang semakin becek.
“Anghhh….aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh…..aaaaahhhh”, beberapa menit kemudian kami berganti posisi yaitu ibu mertuaku duduk diatas pangkuanku sambil mengelus elus rambutku dan menggenjot genjot tubuhnya.
Akupun menciumi leher, dada dan putting susunya dengan liar dan bringas. Ibu mertuaku mengeluh kenikamatan sambil memejamkan kedua mata dan terus mendesah tanpa henti. Dengan terus bergoyang diatas tubuhku seperti joki pecuan kuda ibu mertuaku menikmati setiap gesekan-gesekan batang penisku yang dijepit oleh dinding vaginanya.
Tak lama kemudian tubuh ibu mertuaku mengejang-ngejang sangat hebat sekali dengan tubuhnya yang begetar merasakan datangnya puncak orgasme “Andreee….sayangggg….mamaaa….maauuuu….oungggaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh……”.
“Terus Maaa…..andreee….juga….mauuu…keluarrr…..anghhh….ahhhhh”, Tak lama kemudian kurasakan penisku seperti ada yang memijat-mijat dari dalam dinding vaginanya saat ibu mertua orgasme dan disusul cairan spermaku juga keluar sangat banyak membasahi ruang bagian Rahim ibu mertuaku.
Crooottt…..crottt….crottt…..”Maaaa…..anghhhh….ahhhh….Andree….keluarr….Ma….anghhhh”.
“Keluariiii….didalam sayanggg….terus….keluar…sampai,,,,habisss….anghhhh….aahhhh”, tubuhku kami sama-sama mengejang-ngejang saat sama-sama orgasme.
Ibu mertuaku langsung jatuh diatas pelukan tubuhku dengan posisi penisku masih tertancap didalam vaginanya. Kita sama-sama saling mengatur nafas yang masih ngos-ngosan.
“Kenapa gak dari dulu sih kamu melakukan ini pada mama…..andreee……unghhh”, sambil mengatur nafas dia bertanya kepadaku.
“Aku tidak tahu ma… kalau sebenernya mama pengen banget bercinta dengan aku….” Jawabku dengan nada lirih.
Setelah beberapa menit kami berganti posisi lagi. Posisiku sekarang tubuhku berbaring diatas ranjang dan ibu mertuaku menindih tubuhku. Dia berkali kali menggenjot genjot tubunya sendiri sambil mendesah dan memejamkan mata. Dan kami tertidur sampai pagi diatas ranjang besar itu.
Saat sinar matahari menyorot wajahku dari jendela. Kulihat ibu mertuaku sedang duduk tersenyum diatas ranjang sambil memandangku. “ayo bangun sayaaaang udah pagi nih” sapa ibu mertuaku sambil mengeringkan rambutnya yang basah yang baru saja selesai mandi.
“Mama…uda pagi yah…ma…. Ma aku pengen lagi nih.. langsung ku ciumi lehernya sambil memeluknya dari belakang.
“Eits… eits… jangan jangan jangan gak boleh gak boleh…. Kemarin aja jual mahal sama mama…. Sekarang kamu sendiri yang minta” sahut mamaku sambil ketawa kecil.
“Habis mama seksi kalua pakai daster satin seperti itu bikin Andre ketagihan Ma”.
“Mending kamu mandi dulu sana gi….Habis itu kita sarapan dulu baru deh kita lanjutin lagi ronde keduanya…. Gimana sayang tawaran mama? Mau gak? Kalo gak mau yah kamu gak boleh nyentuh mama lagi” tawar ibu mertuaku.
“Ya deh ya deh… aku mau” sahutku dengan ketawa.
Habis mandi dan sarapan pagi direstoran, siang sampai sore aku melakukannya lagi dikamar ibu mertuaku. Malamnya kita cari makan malam disebuah Mall disurabaya, selesai makan ibu mertuaku mengajak aku shopping mencari baju tidur satin dan dia menyuruhku untuk memilih mana yang aku suka dipakai malam ini. Dan kupilih semua model daster warna pink, merah dan putih. Selesai shopping dimall kami segera Kembali ke Hotel, Malam hari kira kuhabiskan untuk berhungan seks dengan ibu mertuaku diatas ranjang dan memakai daster yang baru saja kita beli dimall.
Malam itu hingga menjelang cek out dari hotel aku hampir melakukan permainan seks hingga sampai 4 kali dengan dengan ibu mertuaku.
Waktu terus berlalu. Sepulang dari Surabaya secara diam diam kami juga sering melakukan hubungan seks kadang dirumah saat istriku tidak ada dan kadang diHotel hingga saat ini.
365 notes
·
View notes
Text
Ada yang bilang, kategori adulting paling sedih adalah ketika berobat sendiri.
Rupanya ada lagi.
Mertua dan anak sakit di waktu yang bersamaan.
Antar mertua dan anak nomor dua, Khaula, periksa ke rs. Jadwal terdekat poli penyakit dalam jam 15.00 antrian nomor 20, sekalian kontrol bulanan untuk diabetesnya.
Dokter anak masih nanti jam 18.00, dapat antrian 60.
Duduk di ruang tunggu, ibu mertua yang lagi antri juga demam dan lemas, dicek ternyata panasnya 38°. Khaula menolak duduk, minta digendong terus.
Lari ke igd buat minta obat penurun panas lewat dubur untuk Khaula karena ternyata panasnya sampai 40°, meninggalkan mertua antri sendiri di poli.
Betul, aku bawa termometer di tas 🥲
Antrian di IGD panjang karena ada yang kecelakaan jadi harus didahulukan.
Lari lagi ke poli cek mertua yang lemas duduk bersandar di ruang tunggu. Memutuskan untuk menemani mertua dulu sampai dipanggil untuk periksa.
Mertua selesai diperiksa, obat sudah diantrikan, lalu ke parkiran. Aku minta mertua tunggu di mobil dulu sambil tiduran. Aku kembali ke IGD.
IGD sudah lengang, Khaula mulai ditangani. Periksa suhu, cek paru, diberi rujukan untuk cek darah lengkap segera, agar nanti hasilnya bisa dibaca dokter di poli anak. Untuk demamnya, diberi obat penurun panas lewat dubur seperti rencana awal dibawa ke igd.
Surat rujukan ke lab sudah di tangan. Kembali ke parkiran, antar mertua pulang.
Sesampainya di rumah, mertua sudah tidak kuat bangun. Lututnya lemas. Masih sambil menggendong Khaula, aku mencoba menuntun mertua masuk rumah. Belum sampai kamar, sudah ambruk. Ambruk bertiga.
Untungnya anak keempat mertua, tinggal di dekat rumah. Telfon mas ipar untuk angkat mertua ke kamar, sekalian ditidurkan di kasur.
Sudah magrib. Solat dulu. Anak kedua ibu mertua, perempuan, rumahnya agak jauh, tapi sudah aku telfon, aku minta ke rumah untuk jaga ibu sebentar karena aku harus kembali ke rs.
Mertua sudah tidur, masih ditemani anak keempatnya tadi. Aku masuk ke mobil, berangkat ke rs lagi.
Nyetir sambil nahan nangis. Apakah betul diperlukan cek darah? Demamnya dua hari, panas 39, minum obat turun 38, naik lagi 39 bahkan sampai 40.
Sampai di parkiran rs, akhirnya mantap jalan ke lab untuk cek darah. Lagi musim DBD. Yasudahlah, toh saran dari dokter juga. Maaf ya dek, disuntik sebentar.
Sekarang, saat tulisan ini diketik, sudah pukul 19.11, aku dan Khaula masih di lab, menunggu hasil cek darah tadi. Setelah ini kembali ke IGD, lalu ke poli anak.
Semoga pulangnya tidak lupa ambil obat ibu mertua yang sudah lebih dulu diantrikan tadi.
Tanggal berapa hari ini?
Oh, tanggal 1 Oktober 2024.
Huhu, kangen ibukku...
129 notes
·
View notes
Text
KENIKMATAN TUBUH MAMA TEMANKU
Perkenalkan namaku Andre, Aku bekerja disalah satu perusahaan swasta dan aku juga sebagai seorang Instruktur senam. Aku memiliki tubuh yang di bilang sixpack karena aktivitasku sebagai seorang instruktur senam dan banyak wanita yang tertarik dengan bentuk tubuhku.
Aku mempunyai seorang teman dekat yang bernama Bambang. Dia merupakan teman dekat kantorku. Aku sering main ke rumah Bambang. Keluarganya sangat baik dan ramah kepadaku tetutama Ibunya. Aku sangat betah jika aku berada di rumahnya. Ibu nya Bambang sering perhatian sekali kepadaku saat aku bermain dirumah dan juga aku sering banyak diajak ngobrol-ngobrol perihal anaknya sampai masalah keluarga.
Mereka hanya tinggal berdua saja semenjak ayahnya Bambang meninggal karena kecelakaan. Bambang anak yang paling disayang oleh Ibu Mawar karena anak satu-satunya yang paling dimanja dan disayang.
Suatu hari aku Pernah ditawari Bambang untuk tidur di rumah nya, waktu itu kebetulan ada acara Bola distasiun Tv swasta dan yang bermain adalah klub sepakbola kesukaanku dan kesukaan Bambang juga. Kebetulan juga hari itu malam minggu jadi kita besok libur alias tidak kerja. Akhirnya akupun setuju untuk bermalam dirumah Bambang.
Malam minggu saat kami sama-sama pulang kerja kami putuskan untuk langsung Pergi ke Mall untuk makan malam dan sekalian cuci mata tapi karena ibu nya sudah berulang kali Telfon dan sms ke Bambang kalau sudah malam tidak pulang-pulang akhirnya aku dan Bambang segera pulang. Sesampai nya di rumah Bambang kami pun langsung di sambut oleh ibu Mawar.
Bu Mawar : “kemana saja kamu Bang, jam segini baru pulang , mamah di rumah sendirian sayang , tak ada laki laki di rumah ini , jadi maaf saja kalau mamah Was Was”
Bambang: “Maaf mah , aku habis nongkrong sama Andre dimall sekalian cari makan sambil main”
Bu Mawar : “oh”
Aku : “maaf tante , tadi aku yang ajak Bambang ke Mall.
Bu Mawar : “ngak papa Andre”
Aku pun hanya mengangguk dengan sedikit senyuman.
Saat itu Bu Mawar hanya menggunakan baju tidur daster satin berwarna merah muda dengan bawahanya kira kira sepaha. Kedua mataku sengaja mencuri curi perhatian ke arah belahan dadanya yang hanya ditutupi oleh kain satin dasternya. Bu mawar yg pada saat itu kuperhatikan tidak memakai Bra karena tampak jelas kedua puting susunya menjeplak dikain satin dasternya membuat aku benar-banar terangsang.
”Wah kenapa dengan ku , kok rasanya ada yg beda dengan bu mawar” gumamku dalam hati.
Akhir nya kami masuk rumah , sembari kami menunggu acara bola , Bambang pun memutuskan untuk tidur dulu & minta di bangunkan oleh aku. Tiba Tiba saja aku mendadak ingin Kencing , lalu kuputuskan untuk pergi ke kamar Mandi, saat tiba di depan kamar mandi, pintu kamar mandi keadaan terkunci. Akhir nya aku pun mengetuk pintu kamar mandi itu dan Sedikit bertanya apakah ada Orang , dan ternyata Bu Mawar sedang buang air kecil. Aku pun terpaksa menunggu , namun aku sudah sangat tidak tahan , kemudian aku pun bertanya kepada Bu Mawar.
Aku : “Tante bisa cepetan dikit ga , Andre udh g tahan nih”.
Bu Mawar : “oh iya Andre tunggu bentar”, dan akhirnya bu Mawar keluar dari kamar mandi.
Aku pun lega.Setelah kencing , niatku hanya langsung menuju Kamar Bambang, namun tanpa Kusangka ternyata Bu Mawar belum beranjak dari depan pintu kamar mandi.
Aku: “lho, Tante kok masih disini saya kira sudah masuk”
Bu Mawar : “nunggu kamu Andre, aku takut”
Aku : “loh bukan nya tadi ibu berani sendirian ke kamar mandi (aku jadi penasaran).
Bu Mawar : “gpp kok, ibu cuma ingin masuk bersama mu saja Andre”, dengan sedikit senyuman.
Ohhh tidak , Penisku menjadi tegang gara gara melihat Buah Dada bu Mawar yg tidak memakai Bra. Aku pun menjadi pucat karena Malu kalau ketahuan Penisku ini sudah tegang berat.
Bu Mawar : “ayo masuk”
Aku : “i..iii ya , dengan perlahan lahan aku berjalan”
Bu Mawar : “kamu kenapa Andre (tanya bu Mawar)”
Aku : “ehh Anu bu , Gpp kok”
Bu Mawar pun cuek saja.
Sesampai nya di depan kamar bu Mawar. (kamar Bambang berada di depan , sedangkan kamar Orang tuanya berada di belakang).
Bu Mawar : “kamu mau ga temenin ibu tidur?”, Aku pun sangat terkejut.
Aku : “hah , apaan Tan...aoa ga salah denger aku nya (pura pura bego)”.
Bu Mawar : “Kamu mau ga temenin Ibu Tidur , ibu takut sendirian sayang (dengan sedikit senyuman)”
Aku : “ehhmm tapi Bu .. Bambang gimana ..?”
Bu Mawar : “sudah ayo masuk saja tidak apa apa (sambil menarik kaos ku).
Aku sedikit gemetaran , apakah maksud bu mawar ini , dan aku pun pasrah karena tidak mungkin aku menolak nya. Malam itu terasa sangat Panas , akhir nya aku meminta izin untuk menyalakan AC kamarnya.
Aku : “Tan ACnya tak hidupkan ya soalnya gerah banget”
Bu Mawar : “ya sudah nyalakan saja”
Aku :”hehehe iya tante (sedikit senyuman)”.
Waktu sudah menunjukan pukul 1 malam , dan sampai saat itu pun aku belum bisa tidur dan aku juga memikirkan Bambang yang ingin dibangunkan nanti jika acara bola nya sdh mulai. Kamar bu Mawar ini lumayan Besar , Rapih dan Bagus.
Bu Mawar : “belum tidur kamu Andre”
Aku : “belum Tan habis ngak biasa tidur kalau pakai celana jean dan kaos”
Bu Mawar : “klo memang itu penyebabnya, di buka aja kaos dan celananya”
Aku : “emang gpp Tan kalo baju dan celana Andre di buka? ,(dengan lugu nya gan)”.
Bu Mawar :”gpp Andre, buka aja , buat senyaman mungkin kamu disini”, Memang sebelum nya aku blm pernah tidur di rumah Bu Mawar ini.
Tiba tiba timbul pikiran kotor ku.
Aku : “Tan...kalau tidur suka baju satin seperti itu apa ga gerah dengan pakaian seperti itu?” tanyaku.
Bu Mawar : “Ngak Andre dengan pakaian seperti ini kalau mau tidur selain enak dibadan licin dan longgar kamu suka kan kalau aku pakai seperti ini”.
Aku : “Suka Tan, dengan pakai seperti itu Tante terlihat seksi lho”.
Bu Mawar : “Ah kamu bisa aja Andre”, Bu Mawar pun hanya tersenyum Malu mendengar perkatan ku.
Kemudian Bu Mawar menariku untuk tidur satu ranjang dan akupun mengikuti apa yang diinginkan dan kami pun langsung menuju kasur empuk dan kami hanya di balut selimut (untuk 2 orang saja. Jantung ku merasa berdebar debar , darahku serasa naik , Hangat sekali rasanya. Karna sudah memuncak, Penis ku menjadi Keras dan ingin rasanya ku muncratkan sperma ku ini di kain satin baju tidurnya Bu Mawar.
Karena aku sudah tidak tahan menahan nafsuku, ku coba untuk mengocok Penisku, secara perlahan lahan takut bu Mawar terbangun dari tidurnya. Sambil ku kocok, ku lirik payudara bu Mawar yg lumayan Besar yang memiliki dua puting yang sangat besar dan panjang menempel keluar mengajung dari luar kain satin baju tidurnya itu. Lagi enak-enak ngocok tiba-tiba tanpa kusadari ternyata bu Mawar belum tidur.
Bu Mawar : “lagi ngapain kamu Andre” sambil tersenyum melihatku.
Aku : “ehmm ,,aa ann,,anuu Ta..ta..tan”, aku jadi tegang dan tak bisa bicara.
Bu Mawar :”Aku tau kok yg Kamu Lakuin, Kamu Terangsang yah gara-gara aku memakai pakaian seperti ini”.
Aku : “engg..ehh iyya Tan”.
Bu Mawar :”Aku sengaja pancing kamu untuk menemani aku tidur, terus terang Andre aku sudak lama tidak disentuh sama laki-laki seperti kamu semenjak ayahnya Bambang tidak ada”.
Aku :”ooo.h..oohh”
Bu Mawar :”Jadi , Mau kah Kamu Andre?”, tanya bu Mawar padaku.
Aku :”Maksuud Tante mau apa?”, aku pura pura bego.
Bu Mawar :”Udah lah jangan pura-pura gitu ahh, aku juga tau kok klo kamu…”.
Aku : “iii ..iiyaa Taaaante”.
Tanpa Basa Basi, Bu Mawar langsung membuka Selimut yg menutupi kami berdua. Langsung saja bu Mawar membuka celana dalamku, dan dia pun terkejut karna ukuran Penis ku yg lumayan besar dibandingkan milik ayahnya Bambang.
Bu Mawar :”suka banget sama Penis mu sayang , punya suamiku kalah jauh”.
Aku :”eemang iya Tan?”,sedikit senyuman.
Bu Mawar : “iya donk ..”, Bu Mawar langsung melumat bibir ku.
Bu Mawar :”ayo mainin bibir muAndre”.
Aku :”iya Tan”. Setelah 10 menit kami Berciuman saling berlumatan antara lidah dan bibir, Tangan bu Mawar pun langsung menuju ke penisku.
Bu Mawar mengocok-gocok penisku dengan kain satin baju tidurnya dengan cara digengam dengan tangan kananya. Ternyata Bu Mawar sudah sangat pintar sekali memainkan Penis ku, tak lama kemudian karena gerakan kocoknya sangat kencang mengengam penisku dengan kain satin yang licin itu.
Aku :”Tannnn ..aaakkk…uuu...mauuuu”, semakin cepat saja bu Mawar mengocok Penisku, Dan akhirnya.
Crott....crottt...crottt, cairan spermaku muncrat berceceran dikain satin baju tidur Bu Mawar. Begitu spermaku keluar sisa cairan spermaku yang masih ada dilubang penisku langsung dibersihkan oleh mulut Bu Mawar. Dia melahap sunggu seperti rakusnya melahap es krim dan terus mengocok-gocok penisku dengan bibir mulutnya tanpa henti dan spontan penisku yang sedikit mau lemas menjadi tegang kembali.
Kemudian tubuh Bu Mawar aku dudukan dan aku sandarkan dipinggir tempat tidur. Lalu kubuka kedua belah pahanya, ternyata Bu Mawar sudah tidak memakai celana dalam setelah kulihat di hadapanku. belahan Vaginanya masih terlihat bagus tanpa ada sedikit rambut yang ada disekitar vaginanya karena semua dicukur habis. Tanpa buang waktu lagi belahan vaginanya langsung kujilat dengan lidahku.
Bu Mawar :”Anghhh...ahhhh...anghhh“, sambil menjambak rambutku.
Tak berapa lama , Bu Mawar menyuruhku untuk berhenti karena sudah tidak tahan lagi oleh jilatan lidahku.
Bu Mawar :”masukin sekarang Andree....anghhhh aku sudah tidak tahan”, Bu Mawar langsung memegang penis ku dan mengarahkan kelubang vaginanya.
Perlahan tapi pasti dan Blessss, Akhir batang penisku masuk juga kedalam lubang vaginanya yang jarang dipakai setelah suami Bu Mawar tidak ada. Kugerakan keluar masuk penisku kedalam vaginanya dengan nada perlahan tapi sedikit kupercepat.
Bu Mawar:“Ahhh Ohhh ummmHHH ahhhh Adreeee ahhhh Uhhh Ummh”, desahan bu Mawar dengan mata terpejam.
Dengan posisi Bu Mawar dibawah sedangakan aku diatas tubuhnya hingga 15 menit lamanya dengan gerak keluar masuk penisku tanpa henti menusuk lubang vaginanya, tiba-tiba tubuh Bu Mawar mengejang-ngejang seperti orang kesetrum dan kedua kakinya mencengkram kuat tubuhku.
Bu Mawar:”Andre.....anghhh...ahhhhh aku mau....ahhhhh”, Rupanya Bu mawar orgasme.
Dengan napas yang tergel-sengal seperti pelari maraton kemudian penisku kudiam sejenak didalam vaginanya dan terasa sekali penisku seperti dipijat-pijat saat Bu Mawar orgasme. Setelah mulai tenang Kemudian aku melepaskan Batang Penisku dari Vagina Bu Mawar.
Bu Mawar :”Lho kenapa dilepas Andre?”
Aku :”Ganti Posisi ya Tan dengan posisi doggy style”. Kemudian Bu Mawar pun membalikan Badan nya, Disini aku sudah sedikit bebas.
Bleees penisku kembali Masuk kedalam lubang vaginanya yang sudah terlihat becek. Ku genjot dari belakang keluar masuk penisku sambil kedua tanggan Bu Mawar meremas-remas kain sperai tempat tidur.
Aku:”ahhh Tan, nikmatt sekali Tan ahhh oouuhh”.
Bu Mawar:”ahhh .. terus Andreee...anggg...ahh buat aku puas malam ini”.
Aku:”Tan kalau di keluarkan di dalam bagaimana?”
Bu Mawar :”Keluarkan saja tidak apa apa .. Ouuuhh Ahhhh Emmmh Sayanngg”, Sekitar 5 menit dengan posisi Doggy Style.
Aku:”Tan....akuuuu...mau KelllluuArrr”.
Bu Maya :”ahh ahhhhh ohhhhh ahhhh Andreeee terus keluari didalam saja agar kamu nikmat”, Crooot Croot, spermaku pun keluar di dalam lubang vagina Bu Mawar.
Bu Mawar:”jangan di lepas, biarkan saja andre, tunggu penismu mengecil sendiri”
Aku :”Ahhhh, Capek dan Lemes nih Bu”, sambil kutindih membelakangi tubuh Bu Mawar untuk berisitirahat sebentar dan Setelah Penisku mengecil sendiri, akhir nya kucabut. Lalu Kami berdua berbaring bersama diatas tempat tidur.
Bu Mawar :”Makasih banget Andre, malam ini aku ibu Puas”, kemudian Bu Mawar mengecup bibirku.
Aku:”Sama Sama Bu, Makasih banget Andre bisa puas sama Tante”.
Bu Mawar :”Iya Andre sayang”, dengan senyuman manja.
Lalu Aku pun memakai Kaos dan Celana ku kembali, kubiarkan Bu Mawar masih Berbaring di tempat tidur nya mungkin dia kelelahan. Waktu sudah menunjukan Pukul 2 malam.
Aku:”Aku ke kamar Bambang dulu yah Tan, takut dia marah”
Bu Mawar :”iya sayang , jangan bilang bilang siapa-siapa cukup kita berdua saja yang tau, sini mendekat sebentar”.
Kami melakukan Kissing sekitar 5 menit , aku pun bergegas ke kamar Bambang dan melambaikan tangan ku ke arah Bu Mawar , dan dia pun hanya tersenyum.
25 notes
·
View notes
Text
Lama Yang Sebentar Untuk Hidup Yang Kekal
Aku udah masuk fase 'didesak untuk menikah', tapi aku juga gak bisa jadi buru-buru apalagi asal-asalan kan? Mungkin karena stress jadinya aku setiap hari inginnya tuh minum es kopi, makan yang pedes-pedes, nah aku baru ngeh kalau beberapa bulan ke belakang asam lambungku sering kambuh ke triggernya kayanya kopi sih, tapi hikmahnya masyaAllah sekali. Jadi kalau habis minum kopi, malemnya susah tidur dan kalau udah tidur sering tiba-tiba kebangun tengah malem, jantung tuh kaya berdetak cepet banget sampai ngerasa kaya badan kesemutan + tremor. Setiap kali kebangun aku kepikiran "Wah kayanya aku mati nih." Terus aku liat sekitar buat yakinin ini aku masih di dunia gak? Sampai pernah debar parah dan ngerasa kaya melayang (keadaan yang sama kaya pas asam lambung naik). Terus aku keluar kamar, duduk di ruang tengah senderan sambil dzikir karena khawatir aku mau meninggal, biar nanti ketahuan sama orang rumah yang lain. Dasar sampai segitunya. Parahnya aku sering takut kalau mau tidur, nanti gimana ya kalau tiba-tiba kebangun terus ngerasa kaya gt lagi, atau tiba-tiba kebangun aku udah gak di dunia. Tapi aku belum siap Ya Allah, amalku terlalu sedikit untuk meniti perjalanan panjang setelah kematian. Izinkan aku untuk jadi hamba-Mu yang lebih baik.
Suatu malam aku sedih setelah ditanya-tanya ini itu. Terus aku ngobrol sama diri aku sendiri.
Masa iya aku harus ngeburu2 prosesku supaya fase ini berlalu. Tapi kan nikah itu untuk seumur hidup. Dan seumur hidup itu kan lama. Terus aku ngebayangin semisal aku menikah, punya anak, membesarkan anak terus tua lalu meninggal. Eh ternyata hidup tuh sebentar banget ya. Terus aku ingat lagi perkataan ustadz Ammi Nur Baits hafizhahullah kalau ajal tidak akan menimpa seorang hamba sebelum habis jatah rezekinya, meskipun hanya seteguk air. Jodoh kan salah satu bentuk rezeki, aku ada gak ya rezeki menikah di dunia.
Nah qadarullah pas banget halaqah kali ini tuh ngebahas tentang iman kepada hari akhir dengan bab kematerian Al Jannah dan kenikmatannya juga An Nar dan adzabnya. Terus jadi kepikiran juga, nanti aku sama suamiku siapa yang duluan meninggal, kalau aku meninggal duluan gimana, kalau suami yang meninggal duluan gimana. Ya Allah, kayanya aku butuh pasangan yang punya orientasi buat sama-sama pulang ke Surga deh, yang mau terus belajar terutama belajar tentang agama, yang mau terus membersamai dalam ibadah dan beramal shaleh. Jadi kayanya aku gak bisa nurunin standar dalam beragama hanya untuk memenuhi desakan tersebut. Belum lagi nanti tentang pengasuhan dengan kehidupan dunia yang 'semenakutkan' ini. Ah berat kayanya kalau asal memilih.
Iya menikah itu harapannya untuk seumur hidup tapi dunia hanya sementara. Kalau nanti tidak hidup kekal di Surga, ah sangat sengsara.
Sekarang Alhamdulillah setelah 2 minggu yang lalu memutuskan untuk tidak minum kopi lagi, qadarullah gak pernah tiba-tiba kebangun atau susah tidur. Tapi hikmah dari asam lambung yang naik itu, masyaAllah aku jadi semakin diingatkan kalau kematian adalah keniscayaan. Dan tempat pulang kita ditentukan dengan taqwa dan amal shaleh kita. Ya Allah, sungguh dunia melenakan huhu
18 notes
·
View notes
Text
Entahlah, tapi apa yang aku mahu dan suka adalah isteriku bersetubuh dengan jantan lain dan aku menatap dan mendengar erangan nafsu mereka belayar. Itulah perasan yang terbenam dijiwa ku, selepas setahun bernikah. Aku adalah seorang intelek dan pemegang ijazah. Aku pernah belajar tentang saikologi, memang manusia ada satu perasan iaitu bawah sedar, dan perasaan bawah sedar aku yang aku pendam sedang membuak, iaitu aku mahu isteriku berzina dengan orang lain.
Demi merealisasikan impian berbau so ku, aku mula mendekati isteriku agar dia rela untuk berseks dengan jantan lain. Aku mendekatinya dengan cara berbual semasa berada di atas kamar tidur.
Terlupa pula aku nama isteriku Normaliza, orangnya biasa sahaja, tapi yang paling ku suka adalah alat sulit celah kangkangnya. Dia pandai megemut. Nak kata cantik sangat isteriku tu nanti bongkak pulak.
Sambung kembali, aku pun mulakan rancangan aku semasa kami berbual, dari topik semasa sampai bab seks dan cerita mat salleh yang bersifat terbuka. Begini perbuallan ku.
“Yang.. selama dengan abang puas tak?”
Isteri ku membalas, “ada kalanya.”
“Kenapa yang tak cakap masa yang tak puas, dan apa yang buat kalau yang tak puas?”
Dia terdiam seketika dan menjawab, “masukkan jari-jemarilah.”
“Iye ke? Kalau abang cadangkan cara lain?”
“Bagaimana?” kata isteriku.
“Apa kata ayang seks dengan orang lain.”
“Abang gila ke? Dosa tau!” dia jawab.
Tersentak jantung aku. Lantas aku kata, “alah nanti kita taubatlah. Abang tak marah dan tak kisah kalau ayang seks dengan orang lain. Ayang puas, abang puas.”
Dia terus menarik muka dan tidur tanpa bersuara lagi. Aku tak putus asa. Dialog yang sama akan terjadi bila ada kesempatan dan semasa di dalam bilik. Aku hangatkan lagi setiap malam dengan menonton cerita lucah yang buas, anal, hard core, threesome dan berbagai. Bukan dia tak pernah tengok sama dengan aku, cuma kami tengok yang biasalah, tapi demi menaikkan gairahnya aku beli cerita lucah yang lebih fantastik. Bila dia menarik tangan aku untuk seks, aku menolak, aku buangkan je air ku dalam tandas.
Selepas 2 minggu begitu, dia bertanya dengan aku, “kalau abang suka saya dizina dengan jantan lain, siapa orangnya?”
Aku terkejut dan tahu rancangan ku berhasil, tapi masalahnya aku tiada calon lagi. Tapi yang penting hatinya aku cairkan dulu.
“Macam tulah ayang, kita muda, anak pun takde lagi, abang nak tengok ayang pompuan kampung jadi seksi liar dalam gengaman abang sebagai isteri.”
Dia bersetuju. Dalam mencari calon, aku layari mewe Aku gunakan nickname perempuan agar senang dapat perhatian. Akhirnya aku berjaya mendapatkan dua lelaki student UiTM untuk meratah isteriku bersama.
Satu namanya Izul dan lagi kawannya Azam. Azam dicari oleh Izul sebab aku yang suruh dia cari satu kawan yang sekepala. Selepas merancang, aku jemput mereka ke rumah masa hujung minggu dalam pukul 9.00 malam. Isteriku di rumah aku seruh bersiap pakai yang seksi-seksi.
Semasa bertemu dengan Izul dan Azam mereka terkejut sebab aku ni lelaki. Mereka pun nampak sopan, yang aku geram memang hensem dari aku. Aku jemput ke dalam kereta dan berbual hal yang sebenarnya, sebab aku tahu lelaki kalau dapat cipap mana nak tolak.
Setengah jam kemudian kami sampai ke rumah. Isteri ku menyambut dengan senyuman. Wah bukan main lagi bini aku lawa, dia pakai baju kelawar putih, jelas pakaian dalamnya tampak berwarna merah yang aku belikan bulan lepas. Aku kenalkan mereka pada isteri ku. Aku tak salah memilih mereka sopan dan bersalam cium tangan dengan bini aku, kontrol konon.
Kami duduk diruang tamu, isteriku ke dapur dan menghidangkan air sirap untuk mereka. Aku duduk seseorang manakala isteriku diapit Izul dan Azam. Kembang kuncup hidung mereka manikmati aroma istiriku.
Selepas bersembang dalam 10 minit, aku mulakan dengan berkata, “apa lagi kita ada projek kan!”
Isteriku, Izul dan Azam tersenyum. Isteriku memulakan dengan meramas batang mereka. Aku sengaja pilih budak mentah agar senang dengar cakap kami. Adegan bermula, Izul dan Azam meramas buah dada kesanyangan ku selama ini. Isteriku mula sedap.
Mereka bogel di depan ku. Aku londehkan seluar dan keluarkan batang ku. Ternyata batang Izul dan Azam lebih besar. Aku bersuara, aku suruh meraka jilat ketiak isteriku yang berbulu sebab aku suka buat begitu. Mereka tak membantah, mengerang isteriku kegelian bila mereka menjilat ketiak isteriku. Aku mula melancap.
Selepas itu, Izul bangun dan membesarkan kangkangan isteriku, dia menjilat penuh nafsu. Azam pula khayal dengan ketiak dan payudara isteriku. Kemuidian isteriku mula mengulum batang Azam.
Izul pula meletakkan batangnya ke cipap bini aku, lantas dijoloknya deras. Asakkan demi asakan berlaku di cipap bini aku. Bini aku hanya berkata, “sedap bang, sedap.” sambil mengulum batang Azam.
Kemudian isteriku ditongengkan. Juburnya dijilat Azam dan Izul pula menservis batangnya. Setelah licin dengan air liur, Azam menjolok jubur isteriku yang selama ni aku hormati lubang itu.
Izul baring dibawah bini aku dan menjolok pula cipap bini aku. Ternyata isteriku tidak membantah kecuali mengerang enak dan badannya lembut diarah macam kapas. Aku teruskan usaha melancap aku.
Kini isteriku jadi perempuan jalang kerana aku, tapi aku sukakannya. Izul meramas tetek biniku sambil batangnya terus menjolak kemenangan. Azam leka dan ganas menjolok lubang najis bini.
Aku bingkas bangun dan mencelah untuk menjilat ketiak isteriku. Ternayata sedap aromanya dan masin lemak, akibat peluh yang mengalir. Ape yang aku dengar kata isteriku, “sedap abang, terima kasih sayang, sayang puas.”
Izul mengerang rupanya dia dah tertembak ke dalam, dan diikuti Azam yang sempat mencabut batangnya dan memancutkan ke dalam mulut isteriku sambil aku memegang kepala bini aku. Mereka tertelentang.
Tak lama kemudian aku sampai dan ku pancutkan benih ku ke atas ketiak bini kau yang berbulu. Dia senyum dan penuh kepuasan. Setelah berehat aku ajak mereka masuk ke dalam bilik tidur sebab dah jam 11.30 malam.
Kami naik ke atas berempat dengan berbogel sambil Izul medokong isteriku. Oleh kerana katil sempit, aku tidur di bawah katil dan ku biarkan mereka bertiga di atas katil. Aku letih dan mula tertidur. Entah mereka di atas katil aku rasa mahu isteri dibantai lagi, tapi aku tak kisah sebab rancangan aku berjaya dan aku puas sekali.
Esoknya aku terjaga, isteriku tiada di atas katil, hanya Izul dan Azam lena terbogel mungkin letih. Aku mandi dan turun ku lihat isteriku sedang sibuk membuat sarapan.
Sejam kemudian Izul dan Azam turun, rupanya mereka dah mandi dan bertuala sahaja. Aku keluar dan buka bonet kereta, ambil pakaikan mereka. Kami sarapan bersama. Mereka nak anggap aku dan bini aku mak dan ayah angkat mereka. Kami setuju.
Selepas sarapan pada hari Ahad, sehari semalam kami bertiga melanyak isteriku. Kami dah macam sekeluarga. Yang malangnya benih Izul tempoh hari berhasil. Aku terpakasa ambil keputusan biarkan anak itu lahir kerana aku tak mahu isteriku gugur dan risikonya
28 notes
·
View notes
Text
Hujan baru saja selesai turun. Teras masih basah. Aku mengetuk pintu kamar di depanku, tidak ada suara. Dari celah bawah pintu aku melihat lampunya menyala, berarti tidak ada orang, karena pemiliknya tidak suka tempat terang.
Aku berjalan ke arah pintu depan, dan benar saja, dia ada di situ, sedang duduk menghisap asap seperti biasanya.
"Selamat ulang tahun, Akeng! Pagi-pagi udah di sini aja, emang ngga dingin?", sapaku sambil merangkul pundaknya.
Dia meraih kepalaku dan menempelkan pipinya ke pipiku.
"Makasih, Ti"
Aku mengambil rokok dari selipan jarinya.
"Akeng tuh ya, masa mengawali usia baru sambil ngisep racun", omelku sembari mematikan ujung bara api ke asbak.
Dia terkekeh.
"Abisnya nungguin pisang goreng kamu lama banget ngga jadi-jadi. Yaudah ini dulu", dalihnya.
Aku menyentil telinganya sebentar sebelum akhirnya duduk di lantai, di sebelah kursinya.
"Keng, udahlah, ini umur berapa coba? 92? Kan kata dokter nggaboleh ngerokok lagi, ini malah tambah sering"
"93"
"YA MAKIN MAKIN"
"Kan Akeng ngerokoknya baru pas tua, Ti. Belum ada 10 taun"
"Ya terus bedanya apa? Sama-sama beracun"
Dia terkekeh lagi. Tangannya sudah siap mengambil satu batang rokok lagi. Aku biarkan kali ini. Anggap saja perayaan ulang tahun.
"Satu lagi buat hari ini ya, abis itu aku sita!", ujarku.
"Kan Akeng lagi ulang tahun masa dilarang-larang", jawabnya.
Aku sentil lagi telinganya. Dia kembali tertawa.
Langit masih mendung, asap rokok Akeng entah kenapa membuat suasana malah hangat.
"Keng, dulu waktu ulang tahun biasanya Akeng ngapain?", tanyaku kemudian
Tatapannya jauh, menembus daun-daun di perkarangan sana. Mungkin ingatannya sudah melemah, tebakku.
"Ya paling kerja. Cari uang. Nanti waktu pulang kerja, jajan-jajan sedikit untuk makan sama teman-teman", jawabnya setelah terdiam beberapa detik.
"Teman-teman Akeng yang nemenin jajan itu sekarang ada dimana? Siapa tau deket, nanti Ti anterin ketemuan biar ultah Akeng hari ini seru", tawarku.
"Di kuburan lah", jawabnya enteng, sambil menghembus asap.
Aku mulai menyesali pertanyaanku. Tapi tiba-tiba dia melanjutkan.
"Yang satu meninggal lebih dari sepuluh tahun lalu, kena stroke, sampai berak di celana nggabisa cebok sendiri. Akeng sempet jenguk dan ketawain dia. Tapi dianya udah nggabisa ketawa. Mulutnya aja yang kedut-kedut sambil miring-miring"
Bisa-bisanya dia masih tertawa menceritakan itu.
"Nah yang satu lagi baru pas covid kemarin. Dia bandel, udah tau bangkotan masih keluyuran dari lapo ke lapo. Ya ketularan. Ngga sampe seminggu udah jadi bangke. Ngga ketauan pula, tidur aja dia di kamarnya", lanjutnya.
Aku tidak tahu harus bereaksi apa.
"Nah makanya Akeng jangan ngerokok terus biar ngga rentan kena penyakit. Makan juga jangan yang santen-santen terus. Rutin jogging lagi kayak dulu. Kata bunda, Akeng dulu atlit lari kan?"
Tangan keriputnya mengelus kepalaku, sebelum dia menjawab;
"Mana ada atlit. Cuma tarung di tujuhbelasan aja"
Aku baru mau menyahuti, dia sudah berujar lagi.
"Kalo Akeng sehat terus, Akeng juga mau ngapain sih, Ti, memangnya? Temen udah pada mati, istri udah duluan bahkan sebelum kamu lahir. Mau kerja, mana ada tempat kerja yang nerima buyut-buyut begini. Kalaupun kerja dan punya uang, uangnya buat apa? Dikasih ke cucu-cucu udah pada kaya semua, lebih banyak uangnya daripada Akeng. Mau beli barang juga udah ngga ada yang Akeng paham. Mau jalan-jalan, ah, yang ada Akeng dikasih bangku prioritas dan ditemenin sekuriti stasiun mulu"
Aku meraih tangannya dari kepalaku dan menggenggamnya.
"Kan bisa temenin aku, Keng"
Dia menggeleng sambil tersenyum.
"Ti, mana ada anak muda generasi teknologi canggih kayak kamu bisa nyambung temenan sama aki-aki kayak Akeng? Teleponmu itu aja kecil, Akeng taunya telepon yang besar-besar yang ada kabelnya. Bundamu itu, cucu paling deket sama Akeng dulu, sekarang kerjanya ngomelin Akeng terus, boro-boro mau ngobrol"
Aku diam. Sepertinya tidak ada gunanya membantah kali ini.
"Akeng tuh bingung kalo tiap pagi masih bangun, masih hidup, bisa makan dan cebok sendiri. Mau ngapain hari itu? Apa lagi yang dicari? Kenapa masih dikasih waktu? 93 tahun itu lama lho, Ti. Tuaan Akeng dari negara ini".
Dia menghisap asapnya dan menghembus panjang napasnya kemudian. Bongkahan asap menyeruak ke langit-langit, menutup pandangan matanya yang sepertinya sudah makin kabur itu.
"Dipikir-pikir, ngapain yah dulu Akeng olahraga, makan sehat, ngga minum, ngga rokok. Akeng jadi ditinggalin temen-temen Akeng yang penyakitan..."
"Ngga gitu dong konsepnya, Keng", aku memotong ucapannya yang makin terasa salah bagiku.
Dia mengulurkan tangannya lagi dan kembali mengelus kepalaku.
"Ti, konsep hidup itu ngga selamanya tentang kita aja. Hidup jadi bermakna kalo apa hayo? Kalo dilalui dengan hal-hal yang menyenangkan. Menurut Akeng, suatu hal jadi menyenangkan itu ketika dibagi. Dibagi sama siapa? Ya sama orang lain. Di usia Akeng sekarang, sedikit yang Akeng masih kenal. Ya kamu sama bundamu aja paling. Selebihnya sudah orang asing"
Aku menyenderkan kepalaku ke kakinya.
"Salah satu yang membuat hidup bermakna juga adalah tujuan. Mimpi. Akeng sekarang mah udah nggapunya itu semua. Udah selesai. Udah tuntas semuanya. Tunai. Kalopun Akeng ditanya punya mimpi apa dan harus jawab, Akeng akan jawab: mati. Akeng mau mati"
Aku memeluk kakinya kali ini. Mataku mulai basah. Sulit untuk tidak takut kehilangan sekalipun terakhir kali dia sakit parah, kami sekeluarga sudah mengaku ikhlas. Dia sendiri yang menolak diresusitasi dalam bentuk apapun. Dia yang minta menandatangin surat persetujuan DNR miliknya sendiri.
"Tapi kalo sekarang ini, Akeng mau pisang goreng, Ti. Mana nih katanya mau bikinin Akeng pisang goreng?"
Aku mengusap ujung mataku cepat, lalu tertawa. Aku cubit betisnya yang masih juga mengusiliku di saat-saat seperti ini.
"Iyaa iyaaaa ini digorengiiin", aku berdiri dan menuju dapur.
Aku menengok sebentar, melihat punggungnya yang masih lurus menatap ke perkarangan depan.
Di hari ulang tahun, orang-orang seringkali berdoa agar diberikan umur yang panjang. Akeng sudah mendapatkan itu, panjang sekali, sehat pula, tapi dia malah lelah hidup dan mau mati.
Jadi sebenarnya, kita mau panjang umur itu untuk apa?
-------------
gambar 2: kursi di Rumah Hatta - Banda Naira, 2024
9 notes
·
View notes
Text
Dive Into You
Genre: Fluff & smut
Words: 2.5K
Warnings: Pool sex, unprotected sex, teasing, fingering, nipple play, semi-public sex, talking about pregnancy.
Playlist: It's you by Zayn Malik
Alessia
Kesibukan pekerjaan agaknya menjadi momok yang nggak bisa gue ataupun Damian hindari hingga detik ini. Momen kita bersama hampir bisa dikatakan cukup singkat sebab kegiatan masing-masing yang amat padat. Gue bisa menghabiskan lebih dari dua puluh empat jam di rumah sakit lalu pulang hanya untuk singgah tidur, sedangkan Damian sibuk menjajahi berbagai sirkuit selama berbulan-bulan dan menetap selama beberapa hari lalu menghilang bak seperti rutinitas.
Hubungan ini tetap berjalan baik, bahkan jauh dari kata baik sebab gue sendiri merasa semua hal berjalan dengan semestinya. Awalnya gue khawatir hubungan ini nggak akan berjalan mulus seperti kebanyakan orang karena kita terlalu fokus dengan diri sendiri, tapi ternyata dugaan itu malah terjadi sebaliknya. Gue menemukan keseruan disana, kita menemukan keasikan menjalin hubungan ditengah kesibukan ini. Akan ada banyak stock cerita yang kita simpan untuk diceritakan pada masing-masing saat waktunya tiba, dan menurut gue itu adalah hal yang seru.
Hari ini Damian pulang. Seperti halnya seorang istri yang baik, gue akan membuatkan masakan kesukaannya, merapikan seisi rumah, lalu menyambutnya dengan hangat. Kalau boleh jujur, perasaan kangen yang menghantui gue selama dua minggu terakhir ini cukuplah menyiksa. Bahkan mendengarkan suaranya melalui telepon pun nggak mampu menghilangkan rasa kangen itu.
Senyum gue merekah ketika mendengar suara pintu yang terbuka. Kaki gue berjalan dengan penuh excited beserta senyum lebar saat sosoknya menatap gue bingung.
“Hai!” sapa gue dengan perasaan bersemangat disertai dada gue yang terasa begitu penuh saat wajah lelah dan seringai khasnya itu merontokkan rasa kangen ini.
Gue masih diam beberapa langkah di depannya sambil merentangkan kedua tangan dengan percaya diri. Dia terkekeh kecil sembari mengerutkan alisnya, mungkin merasa bingung sebab istrinya ini terlihat jauh lebih bersemangat daripada sebelum-sebelumnya.
“Are you okay?” tanyanya lalu mendekat untuk kemudian menarik tubuh ini masuk kedalam pelukan hangatnya.
Lega. Rasanya benar-benar lega seolah semua masalah gue bisa terselesaikan hanya dengan masuk ke dalam dekapannya. Jantung gue masih berdetak begitu cepat, sensasi excited yang timbul ketika melihatnya seperti tidak pernah hilang hingga detik ini. Bahkan pipi gue sering kali memerah tanpa sebab yang jelas ketika berada didekatnya. Gila, gue benar-benar udah gila karena cowok satu ini.
“Ini mah bukan kangen lagi namanya.” cibirnya kembali mengolok-olok gue karena masih terlalu gengsi untuk bilang kangen secara langsung.
Gue nggak tahu bagaimana mendeskripsikannya, tapi pelukan Damian adalah pelukan paling nyaman yang pernah gue rasakan. Lebaynya gue nggak akan bisa hidup tanpa pelukan ini untuk waktu yang lama. He's so comfortable, He has a warm chest, broad shoulders, soft touch and he smells good.
“Mau berdiri aja atau gimana?” tanyanya dengan nada lembut yang membuat gue semakin nggak ingin lepas dari pelukannya.
“Diam dulu, ini aku masih sharing energy sama badan kamu.” jawab gue asal yang kemudian mengundang gelak tawanya.
“Bisa gitu, ya?” Gue hanya mampu memberikan cengiran kecil lalu kemudian melepaskan tautan diantara kita.
Gue kembali mengikuti langkah kaki Damian menuju kamar untuk meletakkan beberapa barang-barangnya. Saat dia mulai sibuk mengeluarkan beberapa baju dari dalam kopernya, gue hanya berdiri tegap seperti anak kecil sambil menunggu sosoknya kembali mengalihkan atensinya pada gue.
Hari ini gue kenapa, ya? Iya, gue juga cukup bingung dengan sikap gue hari ini yang menjadi sangat manja dari sebelumnya. Gue cukup sadar akan rasa kangen ini, tapi gue nggak menyangka akanmenjadi bersikap clingy seperti ini.
“How's your day, sayang?” Pertanyaan sederhana itu hampir nggak pernah terlewat dia lontarkan setiap harinya. Hal simple yang menurut gue punya impact yang besar tanpa gue sadari.
“Aku hari ini cuma rapi-rapiin rumah, terus baca buku sebentar sama tadi tidur siang dua jam an. It was good, jarang-jarang juga aku bisa tidur siang.” jawab gue dengan mata yang masih sibuk menatap punggung lebarnya itu.
“Terus tadi sempat telepon sama Mama juga sebentar.”
“Oh, ya? How is she?” Damian kembali menutup kopernya lalu menyisihkannya ke sisi lain begitu barang-barangnya sudah kembali ke tempatnya masing-masing.
“Sehat kok, dua hari lalu udah aku cek gula darah, tensinya dan lain-lain, semuanya normal. Orangnya telepon nanyain mantunya udah pulang apa belum.” ujar gue yang membuat Damian langsung tertawa.
Damian berjalan untuk kemudian membuka pintu samping kamar yang membuat angin malam itu sukses menyapu kulit gue. Gue mengikuti langkah kakinya munuju luar kamar, lalu terdiam saat dia menepuk-nepuk pahanya, meminta gue untuk duduk diatas pangkuannya.
Damian
“Kamu mau berenang?”
Gue hampir terkekeh kecil begitu melihatnya mengalihkan pandangan ke arah kolam renang untuk mengabaikan instruksi gue. Gue nggak langsung menjawab pertanyaannya untuk mengamati gerak-gerik salah tingkahnya yang begitu lucu itu.
Masih sama. Ales nggak pernah benar-benar berubah sejak dulu, tingkahnya masih seperti anak kecil yang ajaib. Kadang membuat gue hilang kata-kata, atau sakit perut karena terlalu lama tertawa.
“Iya, habis ini sekalian mandi.” jawab gue lalu kemudian beranjak untuk duduk bergabung bersamanya di pinggiran kolam.
Ales adalah tipe orang yang cukup gengsi untuk mengungkapkan perasaannya, tapi dia selalu punya cara tersendiri supaya perasaannya itu bisa tersampaikan meskipun nggak melalui kata-kata secara langsung. Seperti hari ini contohnya, melihat dia excited ketika menyambut gue lalu memeluk gue dengan manja sudah cukup menggambarkan bagaimana perasaannya.
“Tapi airnya dingin, nanti kamu—” Tawa gue nggak tertahan begitu dia dengan reflek mengalihkan pandangan saat gue dengan jahil langsung membuka baju.
“Ihhhh, kan aku belum selesai ngomong!” serunya dengan wajah cemberut sambil sesekali melirik gue.
“Kenapa lihat ke arah lain? Masih malu lihat suami sendiri nggak pakai baju?” goda gue sambil mencolek dagunya.
“Nggak! Siapa juga yang malu?!” jawabnya sambil pura-pura berani menatap kearah gue. Pipinya tiba-tiba merona saat dengan iseng gue mengangkat alis kiri gue sembari tertawa.
“Apasih, nggak usah ketawa! Udah sana renang!”
“I'd love to.” jawab gue lalu dengan kecepatan kilat mencium bibirnya itu untuk kemudian masuk kedalam kolam.
***
Tentu saja Alessia tahu bahwa suaminya itu sangat-sangat jahil. Sifat yang dari dulu tidak pernah berubah dan sering kali membuatnya jengkel. Meskipun begitu, tak jarang sifat menyebalkan Damian yang satu itu sukses membuatnya tersipu malu, seperti saat ini contohnya.
Ia hanya mampu terdiam dengan tingkah laki-laki itu. Dalam hati ia ingin berteriak karena sudah dibuat salah tingkah seperti ini. Alessia berdehem singkat, kemudian memperhatikan Damian yang masih sibuk berenang kesana kemarin di kolam renang mereka. Ia sempat bergidik singkat karena air kolam yang terasa begitu dingin ini menyelimuti kakinya.
“Yan,” Alessia kembali bersuara saat laki-laki itu berenang menuju ketepian.
“Hmm?”
“Kayaknya aku telat datang bulan deh.” Gadis itu sempat ragu dengan asumsinya sendiri. Pasalnya memang benar jika sudah seminggu lebih tamunya itu belum datang. Awalnya ia berpikir jika semua itu disebabkan karena stress semata, tapi Alessia ingat jika kesibukannya akhir-akhir ini cukuplah normal.
“What does it mean?” tanya Damian dengan polos yang membuat Alessia pun tiba-tiba menjadi kikuk.
“Ya, telat. Biasanya kan siklus menstruasiku datangnya tepat waktu, tapi udah semingguan ini nggak dateng-dateng.” Damian berenang mendekat kearah Alessia dengan berbagai macam pertanyaan di kepalanya.
“Kamu hamil?” tanya laki-laki itu spontan yang membuat Alessia hampir tersedak air ludahnya sendiri.
“No! I mean, I don't know yet. But, what if I did?” ujarnya lemas yang membuat Damian malah tambah dibuat bingung.
“Come in.” ujar laki-laki itu yang langsung dibalas gelengan kuat oleh Alessia.
Mungkin Alessia pikir penolakannya barusan sudah cukup membuat Damian paham, tapi ia baru ingat jika Damian bukanlah Damian apabila keinginannya tidak terpenuhi.
Laki-laki itu menarik pinggang Alessia masuk kedalam kolam yang membuat istrinya itu memekik kaget.
“Yan!!”
“Kamu apaan sih! Dingin airnya!” seru Alessia dengan kedua tangan yang bertaut erat pada leher suaminya itu. Ia menatap Damian kesal lalu memukul dadanya yang malah mengundang senyum menyebalkan khas milik Damian.
Kini tubuh dan juga rambutnya basah kuyup, angin malam yang berhembus hari itu membuat air kolam yang sudah dingin bertambah dingin.
“Stay still.” ujar Damian sambil mengeratkan tautan tangannya pada pinggang istrinya itu.
"Nanti airnya nggak bakal dingin." ujar Damian yang membuat Alessia tidak bergerak. Tak lupa ia masih mengalungkan kedua tangannya pada leher Damian supaya dirinya tidak tenggelam karena tidak bisa berenang.
Alessia cukup dibuat kaget karena kata-kata Damian barusan benar adanya. Air yang membalut seluruh tubuhnya itu secara perlahan terasa lebih hangat menyesuaikan suhu tubuhnya.
“What if I'm pregnant?” tanya Alessia kembali.
Selama dua tahun menikah, obrolan tentang memiliki anak di antara mereka masih belum begitu sering. Bukan karena mereka tidak menginginkan hal itu, tapi dua tahun masih belum cukup bagi mereka untuk menghabiskan waktu hanya berdua. Damian dan Alessia masih ingin melanjutkan hubungan seperti halnya pacaran itu sedikit lebih lama.
“Then I'll be the luckiest husband in the world.” jawab Damian yang membuat Alessia pun langsung terdiam.
“Maaf ya?”
“Kenapa jadi minta maaf?” Damian mengusap pipi kanan istrinya itu saat tiba-tiba ekspresi murung menghiasi wajah cantik Alessia.
“Ya, aku nggak nyangka aja bakal secepat ini. Apalagi dari awal kita masih mau habisin waktu berdua dulu.”
Hati Damian pun sukses dibuat tersentuh. Laki-laki itu kembali tersenyum lalu memeluk Alessia kuat, mencium pipi dan juga bibirnya secara bergantian.
“But still, itu masih asumsiku aja. Aku nggak berani ngecek sendiri.” ujar Alessia.
“Nanti kita cek bareng-bareng.” tutur Damian yang dijawab berupa anggukan kecil oleh istrinya itu.
Untuk beberapa saat dua insan yang berpelukan erat itu hanya saling bertatapan. Berjalan perlahan menuju sisi lain kolam tanpa niat untuk melepaskan tautan di antara mereka.
"Aku nggak bohong soal I'm the luckiest husband in the world, because I am. Kalau kamu pikir aku nggak bahagia, kamu salah. I'm more than happy and grateful, Al. I swear to God." kata Damian yang entah mengapa membuat Alessia seperti ingin menangis.
"Me too, thank you, Yan." jawab Alessia dengan senyum lebarnya.
Tidak ada perasaan kecewa sedikitpun yang Damian rasakan. Mungkin berita yang disampaikan istrinya barusan masih belum tentu kebenarannya, tapi ia sangat bahagia. Dan mungkin ia akan menjadi orang paling bahagia di bumi ini jika istrinya itu benar-benar hamil.
“I think I wanna learn how to swim.” celetuk Alessia ketika tubuhnya jauh lebih relax setelah beberapa kali berjalan ke sisi-sisi kolam bersama Damian.
“I'll teach you.” jawab Damian sambil tersenyum tipis.
Damian brought the two of them closer to the edge, so she could hold onto the pool stairs. Alessia felt Damian's wet lips and tongue in her neck, causing her to moan his name.
“Wait—” Interupsi Alessia sambil menahan dada telanjang Damian supaya sedikit menjauh darinya.
“Yes?” Alessia menelan ludah susah payah saat tatapan Damian kembali menusuk ke arah matanya. Rasanya ia kini seperti seekor kelinci yang hendak diterkam singa yang lapar.
“Kalau misal ternyata aku nggak hamil gimana?” tanyanya kembali dengan khawatir.
Kemungkinan penyebab ia telat datang bulan tidak benar-benar condong pada satu hasil saja. Meskipun setengah bagian hatinya berharap ia hamil, tapi rasanya akan cukup sulit jika ia menerima hasil yang sebaliknya, apalagi pernikahan mereka sudah berjalan selama dua tahun dan mereka tidak benar-benar menggunakan pengaman saat berhubungan seks.
“I'll get you pregnant then.”
She whined softly, being sensitive to his touch. Alessia membekap mulutnya ketika suara tak senonoh itu lolos begitu saja dari bibirnya saat ciuman Damian di bagian lehernya menjadi brutal.
He's craving her all day long, and he deserves to get his meals. Damian mengarahkan tangan Alessia pada rambut laki-laki itu saat ia mulai bermain di sisi lain leher istrinya itu.
With the light of the moon, the stars and the burning torches it felt special. Alessia melingkarkan kakinya di pinggul Damian dengan erat ketika tangan laki-laki itu mulai menjarahi area lain tubuh Alessia.
He slipped his fingers between her legs, rubbing her clothed core, then slid her mini dress bottom to the side and slowly entered her pussy with his fingers.
“Ahhh…” Her fingers danced through his hair, drawing him in as a delicious wave of pleasure washed over her. Alessia found herself breathless, her body trembling with anticipation. Damian felt her growing intensity, his touch deepening as shivers ran down her spine.
Damian tersenyum menang saat melihat ekspresi wajah Alessia yang tidak karuan. Laki-laki itu menarik tengkuk istrinya untuk kemudian menyatukan bibir mereka. Damian mencium, menyesap bahkan menggigit bibir bawah Alessia tanpa ampun seolah tidak akan ada hari esok.
Alessia tried to stay quiet. Meskipun ia tahu tidak ada orang lain selain mereka berdua di rumah ini. Tapi tetap saja ia tidak ingin erangan menjijikkannya itu menggema di seluruh rumah mereka.
“Let me hear your voice, sayang.” His index finger trailing down in between her breasts, Alessia felt herself going insane. She couldn't help but let a moan slip from her lips.
“Damian…” Kepala Alessia terasa begitu penuh. She loves it, she loves every touch of Damian's hands all over her body. It's so overwhelmed that she couldn't think insanely.
“Nervous?”
She shook her head and met his eyes again, “No. Are we going to do this here?” tanya Alessia dengan nada polos yang membuat Damian tidak mampu menahan rasa gemasnya. Laki-laki itu mengangguk lalu kembali mencium bibir istrinya itu.
“Pool sex sounds so much interesting.” bisik Damian lalu menjilat telinga Alessia dengan sensual.
“Please…” ujar Alessia lirih yang membuat senyum miring Damian kembali terbit.
He was so goddamn cocky and she's begging did nothing to help that. Alessia couldn't help but think the smug look on his face would be there all night.
Damian pressed his wife firmly against the cool surface of the pool wall. A fleeting sensation brushed against her back, but lost in the intensity of the moment, it barely registered.
“Relax, sayang.” Damian kissed her cheek, her jawline, then stopped to nibble on the pulse point on her neck.
He undress himself and help her to unbutton her underwear. Tubuhnya yang setengah telanjang dan basah itu terlihat begitu sexy di mata Damian. His eyes went darker when Alessia grabbed his neck to kiss his lips.
She kissed him, then he kissed her back like he was about to eat her alive.
Alessia moaned as the both of you let out a guttural moan when he pushed himself deeper inside her hole. “Ahh, Damian…”
"Are you okay?" He rasped.
“I'm fine.”
She held onto Damian tightly, making him smile. He kept her close as they moved together. The water made things a little slow, but Damian enjoyed being close.
Alessia moans grew louder with every thrust, and she felt as if her bodies were colliding in the dance of pure desire under the moon's ethereal glow.
“Ahh, Damian I’m—”
Her big breasts bounced lightly, splashing the warm water on his chest. He took her right nipple in his mouth, giving it a harsh suck.
“Ahhh, no…”
Damian beralih pada sisi buah dada Alessia untuk dimainkan dengan lidahnya. He moved into her deep and hard, that makes her eyes rolling back out of pleasure.
“Dam— Ah…”
He nearly made Alessia scream with how hard he fucked her. The tears disguised by the pool water were enough to describe the pleasure that Alessia felt.
Damian looked down at her, his eyes filled with lust, watching her write underneath him. He shook his head, his pace increasing,
“Shit, I’m not gonna last much longer,” he grunted out another moan, cursing under his breath.
Damian kembali bergerak cepat mengikuti puncaknya yang hampir sampai. Gerakannya yang begitu lambat karena bertarung dengan air tak membuat laki-laki itu tertahan. He adjusted himself slightly, sending both of them over the edge as he buried himself deeper inside of her.
Only a minute later Alessia felt herself climax on his dick, sending herself into a heavenly headspace. Her body shook around him, her nails digging in his shoulders as she felt his cum over her womb.
Nafas mereka memburu, berebut untuk menyerap oksigen sebanyak-banyaknya setelah pertarungan penuh hasrat itu. Air kolam yang semula terasa dingin kini berganti menjadi panas sebab nafsu membara mereka.
Damian menggendong tubuh Alessia naik ke atas sebagai wujud usainya aktivitas panas mereka. Laki-laki itu menggendong sang istri ala bridal dengan kondisi tubuh mereka yang polos.
“Oh, God… What have we done…” ujar Alessia lirih sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah di antara leher suaminya itu.
“Having the hottest intellectual conversation with the hottest wife on earth.”
“Oh, shut up…” jawab Alessia yang membuat tawa Damian pun seketika meledak memenuhi kamar mereka.
18 notes
·
View notes
Text
Interior Kamar Tidur Utama
Kamar tidur utama adalah ruang yang sangat penting di dalam rumah, karena di dalamnya Anda menghabiskan banyak waktu untuk beristirahat dan meremajakan tubuh setelah aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, desain interior kamar tidur utama harus memberikan kenyamanan, ketenangan, dan kemewahan. Desain yang baik dapat meningkatkan kualitas tidur dan memberikan suasana yang mendukung relaksasi. Dalam artikel ini, kami akan membahas berbagai aspek desain interior kamar tidur utama yang mengutamakan fungsionalitas, kenyamanan, dan estetika.
Elemen Utama dalam Desain Interior Kamar Tidur Utama
Untuk menciptakan kamar tidur utama yang nyaman dan elegan, ada beberapa elemen yang perlu diperhatikan dalam desainnya. Beberapa elemen kunci yang mempengaruhi kualitas dan kenyamanan kamar tidur utama meliputi pemilihan tempat tidur, pencahayaan, warna, dan furnitur pendukung lainnya.
1. Tempat Tidur yang Nyaman dan Elegan
Tempat tidur adalah elemen utama dalam kamar tidur utama. Pilih tempat tidur yang sesuai dengan ukuran ruangan dan selera pribadi. Tempat tidur besar, seperti tempat tidur king-size, memberikan kenyamanan maksimal untuk tidur yang lebih nyenyak. Rangka tempat tidur yang terbuat dari bahan berkualitas seperti kayu atau logam dengan desain sederhana dan elegan akan menambah sentuhan mewah pada kamar tidur utama Anda.
Kasur yang digunakan juga sangat penting. Pastikan memilih kasur dengan kualitas yang baik dan tingkat kenyamanan yang sesuai dengan preferensi Anda. Kasur yang nyaman akan mendukung kualitas tidur Anda dan menjaga kesehatan tubuh.
2. Pencahayaan yang Tepat
Pencahayaan sangat mempengaruhi suasana di kamar tidur utama. Pencahayaan yang tepat tidak hanya berfungsi sebagai penerangan, tetapi juga menciptakan atmosfer yang nyaman. Gunakan kombinasi pencahayaan utama, seperti lampu langit-langit atau lampu gantung, dengan pencahayaan tambahan, seperti lampu meja samping tempat tidur atau lampu lantai. Pilih lampu dengan desain elegan dan fungsi yang memadai.
Pilih lampu dengan warna cahaya yang lembut, seperti kuning atau putih hangat, untuk menciptakan suasana yang menenangkan. Anda juga dapat menambahkan lampu dimmer untuk mengatur intensitas cahaya sesuai dengan suasana hati atau waktu tidur.
3. Warna yang Menenangkan
Warna dinding sangat penting dalam menciptakan suasana kamar tidur utama yang nyaman. Pilih warna-warna yang tenang dan menenangkan, seperti putih, abu-abu muda, krem, atau biru pastel. Warna-warna ini dapat memberikan kesan luas dan terang pada kamar tidur utama. Selain itu, warna-warna netral ini cocok dipadukan dengan berbagai elemen dekoratif lainnya.
Jika Anda ingin menambahkan aksen warna yang lebih kuat, pilih warna-warna seperti biru navy, hijau zamrud, atau cokelat tua untuk furnitur atau aksen dekorasi, seperti bantal, gorden, atau karpet. Penggunaan aksen warna ini memberikan kedalaman pada desain ruangan tanpa membuatnya terasa berlebihan.
4. Furnitur yang Fungsional dan Estetis
Furnitur dalam kamar tidur utama tidak hanya berfungsi untuk menyimpan barang, tetapi juga harus mendukung kenyamanan dan estetika ruangan. Pilih furnitur yang fungsional namun tetap elegan, seperti lemari pakaian dengan desain simpel dan rak atau meja samping tempat tidur yang cukup luas untuk menaruh barang-barang penting.
Pastikan furnitur tidak terlalu memenuhi ruang, terutama jika kamar tidur utama memiliki ukuran yang terbatas. Pilih furnitur dengan desain minimalis atau multifungsi yang membantu menghemat ruang, seperti lemari dengan pintu geser atau meja rias yang juga bisa digunakan sebagai meja kerja.
5. Aksesoris dan Dekorasi yang Elegan
Aksesoris dalam kamar tidur utama memberikan sentuhan pribadi dan mempercantik ruangan. Pilih aksesori seperti lukisan, cermin besar, atau karpet dengan desain yang sederhana namun elegan. Jangan berlebihan dalam menambah aksesoris agar kamar tetap terasa luas dan tidak berantakan.
Beberapa elemen dekoratif lainnya yang dapat menambah keindahan kamar tidur utama antara lain tanaman hias, lampu meja dengan desain modern, atau tirai yang menambah kehangatan. Jangan lupa untuk memperhatikan tekstur, seperti menggunakan selimut dan bantal dengan bahan berkualitas seperti linen, beludru, atau sutra.
Ide Desain Interior Kamar Tidur Utama
Berikut adalah beberapa ide desain interior untuk kamar tidur utama yang dapat Anda coba, tergantung pada gaya dan preferensi pribadi:
1. Desain Klasik yang Elegan
Kamar tidur utama dengan desain klasik memberikan kesan mewah dan elegan. Gunakan furnitur dengan detail ukiran halus pada rangka tempat tidur dan meja samping tempat tidur. Warna dinding seperti krem atau abu-abu muda dipadukan dengan aksen emas atau perak pada gorden dan aksesoris memberikan nuansa glamour. Lampu kristal atau chandelier akan menambah kesan klasik yang mewah.
2. Desain Minimalis Modern
Jika Anda menyukai desain yang lebih sederhana namun tetap mewah, pilih desain minimalis modern untuk kamar tidur utama Anda. Pilih furnitur dengan desain bersih dan garis yang tegas, seperti tempat tidur dengan headboard minimalis dan meja samping tempat tidur yang ramping. Gunakan palet warna netral seperti putih, abu-abu, atau hitam, dan tambahkan aksen warna metalik atau kayu untuk memberikan kontras yang elegan.
3. Desain Skandinavia yang Hangat
Gaya Skandinavia cocok untuk kamar tidur utama yang nyaman dengan sentuhan minimalis. Gunakan furnitur kayu dengan desain simpel dan warna dinding putih atau krem. Tambahkan elemen tekstil seperti selimut berbulu dan karpet wol untuk memberi kesan hangat dan nyaman. Tanaman hijau juga dapat ditambahkan untuk memberi nuansa alami dan segar.
4. Desain Kontemporer yang Mewah
Desain kontemporer memberikan sentuhan modern dengan elemen-elemen mewah. Pilih tempat tidur besar dengan desain elegan, seperti tempat tidur dengan kain beludru atau kulit pada headboard. Pilih warna gelap seperti biru navy atau abu-abu tua untuk dinding dan kombinasi dengan aksen terang pada furnitur atau dekorasi. Lampu gantung atau lampu meja yang elegan memberikan sentuhan modern dan mewah.
5. Desain Bohemian yang Santai
Untuk Anda yang suka dengan gaya yang lebih santai dan penuh warna, desain bohemian bisa menjadi pilihan yang tepat untuk kamar tidur utama. Gunakan tempat tidur dengan rangka kayu dan linen natural, serta tambahkan bantal dengan berbagai warna dan pola. Dinding dengan aksen mural atau wallpaper bergaya boho akan memberi kesan unik dan artistik pada kamar tidur utama Anda.
Tips Menjaga Kamar Tidur Utama Tetap Rapi
Penyimpanan yang Cukup: Gunakan furnitur dengan penyimpanan tersembunyi untuk menjaga barang-barang tetap terorganisir dan kamar tidak berantakan.
Jaga Kebersihan: Rutin membersihkan kamar tidur utama untuk menjaga kenyamanan dan kebersihan. Gunakan sarung bantal dan selimut yang bisa diganti secara berkala.
Pilih Furnitur dengan Cermat: Hindari penggunaan furnitur yang terlalu besar atau berlebihan, terutama di ruang tidur utama dengan ukuran terbatas.
Kesimpulan
Desain interior kamar tidur utama yang baik harus mengutamakan kenyamanan dan estetika. Pemilihan furnitur yang tepat, pencahayaan yang lembut, warna-warna menenangkan, serta aksesoris yang elegan dapat menciptakan suasana yang mendukung relaksasi dan tidur yang berkualitas. Dengan desain yang tepat, kamar tidur utama tidak hanya menjadi tempat tidur, tetapi juga ruang yang menenangkan dan menjadi tempat peristirahatan yang sempurna setelah seharian beraktivitas.
#desain kamar tidur#interior kamar tidur#dekorasi kamar tidur#kamar tidur minimalis#desain kamar tidur minimalis#kamar tidur#kamar tidur mewah#kamar tidur anak#desain kamar tidur cowok#kamar tidur modern#model kamar tidur#model kamar tidur minimalis#desain interior#kamar tidur elegan#renovasi kamar tidur#model kamar tidur sederhana#desain kamar tidur minimalis modern#dekorasi kamar#desain interior kamar#desain kamar#desain interior kamar tidur
0 notes
Text
INFO RUMAH 0821-4212-5500 Cari Jual Rumah Kost Malang Arjosari
#Jual Rumah Kost Malang Graha Agung� dan Swimming Pool: Kenyamanan dan hiburan di tempat tinggal Anda.#- Lounge: Tempat bersantai dengan keluarga dan teman.#- Berdiri sejak 2009: Reputasi dan pengalaman lebih dari satu dekade.#Spesifikasi Properti Cluster Hidden Valley:#- 3 Kamar Tidur#- 2 Kamar Mandi#- Luas Bangunan: 54 m2#- Luas Tanah: 78 m2#Spesifikasi Properti Cluster Golden Land:#- Luas Bangunan: 60 m2#- Luas Tanah: 84 m2#- Luas Bangunan: 90 m2#- Luas Tanah: 112 m2#Graha Agung Highland Malang adalah pilihan tepat bagi Anda yang menginginkan hunian Villa nyaman dan strategis di kota Malang. Dengan berba#kehidupan Anda akan semakin mudah dan menyenangkan.#Untuk informasi lebih lanjut dan penawaran spesial#hubungi kami di 0821-4212-5500 http://wa.me/6282142125500 atau kunjungi website kami di www.grahaagung.id.#Alamat Kantor:#GRAHA AGUNG MALANG � PT. TOMOLAND INTI GAJAYANA#Jl. Chili#Joyogrand Blok Graha Utama A01 NO.146#Merjosari#Kec. Lowokwaru#Kota Malang#Jawa Timur 65144#http://wa.me/6282142125500#Pentingnya Anak Muda#Orang Tua#Pengusaha#Pegawai Negeri
0 notes
Text
Littles
Suara bell tiba-tiba berbunyi di apartemen yang masih sepi suara itu, jam 6 pagi di hari Minggu, belum ada orang yang beraktifitas.
DUG DUG DUG
Mendengar suara itu, si gadis tidak lagi bisa berpura-pura tertidur. Lagipula siapa yang akan tidak sopan menggedor pintu orang lain di pagi hari, khususnya di hari Minggu?!!
Dengan masih mengernyit, mata yang menyipit, perempuan itu meninggalkan hangat dari pelukan kekasihnya, juga selimut tebalnya untuk melihat siapa yang ada di depan.
Perempuan itu justru semakin mengernyit, dari lubang pengintipnya ia melihat kakak perempuannya ada di depan pintu bersama kedua balita kembarnya.
Click
“AUNTIEEEEEE!!!”
Teriakan dari kedua bocah itu seketika memenuhi unit apartement beserta seisi lorongnya, membuat sang ibu buru-buru melangkah masuk, takut-takut mengganggu yang lain.
Keduanya menyerbu paha perempuan itu, karena tingginya yang belum seberapa, tetap semangat menyambut tantenya yang baru bangun tidur.
“Sorry, really need your help. i have to go to the hospital”
Seakan kakaknya bisa menebak apa yang dipikirkannya, anak kembar yang belum mengerti percakapan orang dewasa itu masih asyik bermain dan bercakap dengan mainan yang dibawanya masing-masing.
“Here I already prepared their meals, this-is what you should cook for them, and these are the list they couldn’t eat— you can bill me for the expenses okay? I really need your help sissy, -must go now!”
Bicaranya dengan kecepatan yang membuat adiknya sendiri termenung diam, berusaha mencerna semuanya. Kakak perempuannya menghampiri kedua balitanya dan mengecup pipi mereka masing-masing.
“You both are happy right? I granted your wish to go to Aunt’s house, now mommy gonna go for a while and you guys— don’t be naughty and give your auntie a hard time, alright? Bu-bye”
Lagi-lagi keduanya masih terlihat senang, mengecup balik pipi ibunya sebelum sang ibu meninggalkan mereka di tempat yang masih sedikit asing untuknya.
Click
Perempuan itu mengerjapkan matanya, apa.. yang baru saja terjadi.. tiba-tiba keponakannya berkunjung- atau lebih tepatnya terpaksa berkunjung?
Ia masih terduduk diam di kursi meja makan, menatap ke arah ruang tamu di mana keduanya sedang bercanda dan bermain, sampai tiba-tiba ia lengah dengan pengawasannya.
Salah satu dari gadis kecil itu membuka kamarnya, dan berteriak memanggil saudara kembarnya.
“PLAY HERE!! IT’S COOL IN HERE!!”
Dilanjut dengan tawanya dan kaki kecil itu mendepak lantai berlari dengan semangat, belum sempat dihentikan.
Oh tidak, Chan sedang tertidur di dalam. Hari ini seharusnya jadi hari istirahat Chan, setelah berminggu-minggu tidur di subuh hari dan kembali bekerja di pagi hari.
Bahkan, ia juga tidak tahu kekasihnya suka anak kecil atau tidak. Tidak pernah melihatnya bersinggungan atau berinteraksi dengan anak kecil sebelumnya, membuatnya sedikit tak enak hati kalau kedua keponakannya akan mengganggu.
“Wait guys! You can’t-“
“AUNTIE THERE’S SOMEONE SLEEPING!!”
Gadis itu tambah terbelalak dengan teriakan salah satu dari mereka, buru-buru ia masuk ke dalam kamar melihat pemandangan horror, keponakannya berloncat-loncat di ranjangnya. Bahkan tubuh Chan terlihat ikut sedikit terguncang karena ulah mereka.
“AUNTIEE LOOK WHO IS THIS!!!”
Anak kecil itu menunjuk pria yang perlahan terbangun, menyipitkan matanya berkat gorden yang sudah dibuka lebar oleh salah satu dari mereka. Laki-laki itu mengusap matanya, tubuhnya ikut berguncang dengan dua orang anak kecil terus berlomba-lomba meloncat lebih tinggi di atas kasur.
“Oh my God.. guys guys, come on come here”
Perempuan itu berbisik, yang tentu saja tidak mempengaruhi keduanya. Justru Chan yang memunggunginya tadi berbalik menghadapnya yang ada di pintu, berusaha memanggil kedua gadis kecil itu.
Oh she feels sorry for him
Kamar itu dipenuhi dengan berisik teriakan seru anak kecil, dan tak lama kekasihnya sepenuhnya terbangun. Tampaknya anak kembar itu juga tidak takut dengan pria asing yang sama sekali tidak pernah dikenal mereka.
Malahan keduanya tertawa tergelitik melihat, dengan berani menyentuh rambut keriting Chan, tapi justru malah membuat care takernya panik.
“Why your hair look like this mister?” One of them grab a small part of his curly hair and giggles.
“No baby.. no-no-no.. you can’t touch anyone without their permission okay? What do you say now?”
Tawa kecilnya diinterupsi karena tidak sopan pada pria asing di depannya, matanya membulat merasa bersalah.
“Awe it’s okay hahaha, who are you guys little girls hmm?”
Chan merespon dengan senyum lesung pipinya, tangannya menadah dan ditepuk dengan gadis kecil satunya, menjawab dengan riang.
“I’m Anne! That’s my sister Anna” Also answering on her behalf of her sister.
“I’m Chan”
“They are my nieces, twins. My sister just dropped by, she said she had an urgent, so.. yea”
Kekasihnya sedikit menjelaskan, sementara pria itu menggenggam tangan kecil yang menepuk tangannya tadi.
“Now.. girls come on, don’t bother uncle Chan because he needs to sleep, yea? Let’s go out”
Ajaknya berharap keduanya mengikuti, tapi tidak.
“Why? the sun is up already”
Chan yang mendengar itu malah tertawa kecil, pikiran anak kecil memang terlalu polos.
“It’s okay babe- I’m awake already”
“I’m really..sorry about this. You can just go back to sleep okay?”
“What do you mean? The sun is already up Anne said”
Ketiganya termasuk Chan tertawa serempak, bahkan sempat-sempatnya pria itu memberikan tangannya untuk ditos kedua anak kembar itu.
“Are you guys like mommy and daddy? Mommy and daddy says babe at home too”
Pertanyaan Anna membuat keduanya saling melirik.
“Yeah we are”
Jawab Chan mendahului kekasihnya yang berpikir menyiapkan jawaban.
“Now, what’s for breakfast? Did you guys aready have breakfast? Come on let’s go out”
Entah ia kurang mengenal kekasihnya sendiri, atau situasi yang menurutnya aneh ini sedikit menenangkannya. Bahkan Chan berhasil membawa kedua bocah kecil itu keluar dari kamar, tanpa paksaan atau teriakan.
33 notes
·
View notes
Text
IBU DEWI YANG BERJILBAB
Sebenarnya aku tidak pernah berpikir sama sekali kalau aku bisa melakukan hubungan seks dengan wanita berjilbab seperti Ibu Dewi tetangga sebelah rumahku, namun apa mau dikata Nasi sudah jadi bubur dan bubur itu dimakan olehku sendiri. Singkat ceritanya begini.
Namaku Budi, aku tinggal disebuah perumahan yang saling berdempetan dan aku mempunyai tetangga yang bernama Ibu Dewi, orang berjilbab dan sesudah memiliki dua orang anak dan anak yang paling besar masih duduk disekolah 6 SD yang paling kecil duduk disekoalh SD kelas 4, sedangakan suami Ibu Dewi bekerja disebuah perusahaan pertamina sebagai karyawan dibagian lapangan. Dan hampir sering bertugas diluar kota.
Setiap hari Ibu Dewi ini sering berpenampilan memakai jilbab dan pakaian tertutup, boleh dibilang wanita yang sangat muslim dan tentunya aku sangatlah segan dan hormat padanya.
Suatu Ketika suaminya sudah berangkat kekantor dan aku sendiri masih dirumah dan belum berangkat kerja dan pintu rumahku sudah posisi terbuka menikmati susasan dinginya pagi yang semalam habis diguyur hujan.
“Mas Andreee….andreee”, Ibu Dewi memanggil dari sebelah rumah.
Karena hari itu aku masih malas-malasan dikursi disofa kamar tamu ketiduran karena menikmati dinginya Susana pagi, aku mendengar sedikit ada yang memanggil “Mas Andree…Andree, Ibu bisa minta tolong bisa??”, ujar Ibu Dewi dari luar tapi karena mungkin rasa ngantuku masih malas untuk bangun maka Ibu Dewi segera pelan-pelan berjalan masuk kedalam rumahku dengan pintu pagar yang tidak pernah aku kunci dan Ibu Dewi masuk.
Begitu ku dengar ada suara pintu pagar dibuka dan aku kaget melihat ternyata Ibu Dewi datang kerumah yang dan spontan pura-pura tidur menutup mataku dan sedikit melihatnya.
“Ounghhhh….”, Ujarnya spontan kaget melihat aku tidur dikursi sofa hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam dan kebiasan kalau pagi pasti batang penisku lagi tegang-tegangnya, biasa penyakit kalau laki-laki dipagi hari otomatis terlihat tonjolan dari luar celanaku.
Melihat aku tidur dikursi sofa dan kebetulan terlihat jelas tonjolan penisku itu Ibu Dewi langsung balik dan melangkah dan menjauh dari rumahku. Aku coba mengintip dengan sebelah mataku…oo dia sudah tidak ada ujarku dalam hati. tapi sebelum balik kerumahnya Ibu Dewi sempat melihat-lihat seluruh bentuk tubuhku dengan posisi hanya memakai celana pendek saja.
Besok pagi setelah semuanya tidak ada dirumah, hanya Bu Dewi saja dan kudengar sayup-sayup dari belakang rumahku seperti ada yang mencuci pakaian dan kebetulan tembok rumahku dengan Ibu Dewi masih sama-sama pendek belum ditinggikan, jadi aku bisa mengintip dari belakang dan ternyata Ibu Dewi sedang mencuci pakaian hanya memakai daster terusan tapi bagian bawah seatas lutut berkain satin warna merah muda (pink) dan tetap masih memakai jilbab warna yang sama seperti dasternya dan berkain satin juga sangat mengkilap.
Baru kali ini Ibu Dewi memakai jibab tapi memakai daster yang sangat memamerkan kemolekan tubuhnya apalagi dasternya bagian atasnya terlihat belahan dadanya tanpa memakai Bra lagi. Mungkin karena dirumah dia hanya tinggal sendiri jadi Bu Dewi hanya memakai daster saja.
Saat aku sedang mengintip dari tembok belakang rumah kuperhatikan Bu Dewi sedang terus mencuci pakaian dan saat dasternya terkena sedikit air otomatis dasternya sedikit basah yang dipakaianya kemudian dia mengangkat dasternya serta mencopot celana dalamanya dan langsung dicuci sekalian. Begitu aku melihatnya pikiran sehatku hilang dan aku langsung memutar otaku bagaimana rasanya aku bisa mencicipi tubuhnya yang berdaster itu karena otaku sudah benar-benar kotor. Tanpa pikir Panjang aku langsung menyapa Bu Dewi dari sebelakang tembok rumahku.
“Maaf Bu Dewi…kemarin ibu cari saya ya, apa ada bisa saya bantu”, tanyaku mengagetkan Bu Dewi yang sedang mencuci dan langsung merapikan dasternya yang tersingkap sampai ke paha.
“Ya Mas Budi, kemarin Ibu mau minta tolong pasangi lampu yang ada dikamar”, kata Bu Dewi.
“Kalau gitu mumpung masih dirumah dan belum berangkat kerja hari ini saja aku ganti lampunya”, sambal kedua mataku melihat daternya dan jilbabnya yang sangat mengkilap dan licin.
“Ya Mas Budi”, begitu lampu hijau aku langsung naik dari tembok belakang agar tetangga tidak ada yang melihat.
Begitu aku sudah masuk kedalam halaman belakang rumah Bu Dewi aku langsung mengikuti jalan Bu Dewi dari belakang mengarah kedalam kamarnya. Melihat tubuhnya yang hanya memakai daster tanpa Bra dan Cd lagi, pikiranku semakin bernafsu sekali dan bagaimana rasanya vagina dan pantatnya bila aku sodokan dengan batang penisku yang sudah sangat tegang ini.
“Ini lampunya Mas Budi”, kata Bu Dewi sambil menyodorkan lampu.
Aku langsung memasang lampu yang ada dikamar dan Bu Dewi Kembali melanjutkan cucianya, setelah selesai memasang lampu kamarnya aku langsung berpamitan untuk pulang dan saat Bu Dewi sedang mau beranjak berdiri, tiba-tiba dia terpeleset pas kearahku dan seketika itu aku langsung menagkap tubuh Bu Dewi dan tanganku mengenai kedua buah dadanya dan tangan satu lagi mengenai bagian pantatnya yang tidak memakai celana dalam dan hanya terhalang oleh kain satin dasternya.
“Maaf Mas Budi agak licin lantainya”, ujarnya tersipu-sipu.
“Hati-hati Bu”. Kataku.
“Mas Budi jangan pulang dulu, Ibu bikini teh”, Bu Dewi langsung berjalan kedapur dan dari belakang aku mengikuti secara pelan-pelan.
Saat teh manis dibuat oleh Bu Dewi didapur pelan-pelan aku memberanikan diri untuk memeluk Bu Dewi dari belakang karena pikiran kotorku sudah dikuasai oleh setan. Begitu kupeluk tubuh Bu Dewi.
“Mas Budi, apa-apa ini”, sentak Bu Dewi.
“Maaf Bu saya melihat ibu terlihat sangat cantik dan seksi dengan pakaian daster dan jilbab itu”.
“Jangan Mas Budi, aku sudah punya suami” tapi Bu Dewi tidak melepas pegangan tangaku yang memeluk pingganya dan dadanya.
“Mas Budi jangan”, tapi aku terus mencium dari belakang dibagian lehernya dan menyikap jilbab satinnya keatas.
“Ounghh….Mas Budiii….jangannnn….ounghhh….jangannn”, tapi dia tidak sedikitpun menolak atau menolak dan suara semakin sedikit mendesah.
Tubuh Bu Dewi langsung kuputar menghadapku dan saat dia mau mengucapkan sesuatu aku langsung cium bibirnya dan tak lama Bu Dewi langsung merepon ciumanku dan langsung kita saling berlumatan antara bibir dan lidah. Bunyi mulutnya dan mulutku yang beradu menjadi satu tanpa melepas jilbab dan dasternya yang berkain satin itu sambil tanganku mulai menggerayangi buah dadanya yang telihat menonjol putting susunya menjeplak dikain satin dasternya. Tanpa ku buka dasternya yang menutupi kedua putting susunya langsung kujilat dan kuhisap kedua putting susunya secara bergantian hingga membasahi oleh air liurku dibagian dasternya.
“Ounghhh…Mas…Budiiii….Unghhhh” kudengar desahan kecil saat kedua putting susunya ku hisap dan kusedot dengan mulutku.
Sambil menjilat dan menyedot susunya aku tetap tidak membuka daster dan jilbabnya yang berkain satin itu dari tubuhnya tapi tanganku tetap menarik dasternya sedikit keatas karena Bu Dewi tidak memakai celana dalam maka dengan muda bagian klistorinya aku gesek-gesekan dengan tanganku.
“Ohhh…ohhh…unghhhh….anghhhh”, desahan Bu Dewi semakin aku bergairah.
Sedotan diputing susunya mulai kulepas dan wajahku segera turun kebagian bawah selangkanganya kemudian kakinya kurenggangkan dan pelan-pelan kujilat bagian lubang vaginanya dan klistorinya dengan lidahku.
“Unghhh….anghhh…ahhhh…ohhh….Mas Budiiiii…..Ounghhhh” terdengar teriakan Bu Dewi yang semakin panas.
Kulihat kepalanya telah bergoyang ke kanan dan kekiri dan pelan-pelan lidahku bermain kedalam rongga dalam vaginanya. Sambil terus kuputar-putar lidahku didalam vaginanya kemudian Kubuka celana pendeku dan batang penisku yang sudah tegang itu siap untuk segera masuk kedalam kandangnya. Bu Dewi tidak menyadari kalau celana pendeku sudah terlepas dari tubuhku dan pelan-pelan aku mulai berdiri dan Kembali mulutnya aku lumat dengan bibirku. Bu Dewi segera membalasnya dengan lumatan yang semakin panas, lidah dan bibirku sudah menjadi satu dan saling menghisap dalam-dalam.
Saling terus berciuman dan berlumatan, tubuh Bu Dewi aku angkat keatas meja makan dan kusandarkan tubuhnya dipinggir meja. Tangan kananku segera mengarahkan batang penisku kebagian belahan vaginanya yang sudah becek itu dan sekali kugesek-gesekan kepala penisku dan sedikit menekan Blessss….Ounghhhh…..penisku dengan mudahnya masuk kedalam vagina Bu Dewi.
Teriakan Bu Dewi seakan penisku kudiamkan sebentar didalam vaginaya dan Bu Dewi spontan melihat wajahku.
“Mas kenapa dimasukan”, tanpa kujawab lagi pertanyaan itu.
Aku langsung mempompa penisku keluar masuk kedalam vaginanya…Slep…slep…slep…Unghhh enak banget punya Ibu…bikin aku ketagihan…Slep…slep…slep…sambil terus kupandangi wajahnya yang semakin menikmati tusukan-tusakn penisku keluar masuk vaginanya. Bu Dewi yang tadinya sedikit menolak rupanya sudah mulai menikmati permainan batang penisku yang terus tanpa henti mengesek-gesek lubang vaginanya.
Nafsu dan birahi kami sudah sama-sama menjadi satu diatas meja makan, desahan dan kenikmatan sama-sama kita rasakan. Kemudian kutarik tubuh Bu Dewi turun dari meja dan kubalikan tubuhnya menungging dangan kedua tangganya memegang pinggir meja makan lalu dari belakang langsung kutusukan penisku kedalam lubang vaginanya dan Blesss…..Ounghhhh….teriakan Bu Dewi saat penisku Kembali masuk.
Kuhujamkan sekeras-kerasnya batang penisku keluar masuk lubang vaginanya dan kedua tangganku langsung meremas-remas buah dadanya yang masih terhalang dasternya. Aku lihat dari belakang aku sangat bergairah melihat Bu Dewi menungging masih memekai daster dan jilbab berkain satin yang sengaja tidak kulepas. Hingga kurang lebih setengah jam Bu Dewi mengatakan.
“Anghhh….Unghhh….Masss….Budiii…..ibu sudah ngak tahan lagi….Mas….”.
“Ya…Bu….aku juga bentar lagi mau keluar…juga…..anghhh….ahhhh”.
Genjotan semakin kupercepat dan terasa sekali bagian dalam vaginanya yang menjepit batang penisku semakin berdenyut-denyut.
“Anghh….anghhh….Masss…Budiii…..anghhhh…..anghhhhh”, tubuh Bu Dewi mengejang-ngejang saat merasakan orgasme dan tak lama lagi akupun juga menyusul.
Crott…crott…crot…cairan spermaku keluar sangat banyak sekali didalam vagina Bu Dewi….Anghh….ahhh…Buuu….aku keluarrr……aanghhhh….ahhhh, tubuhku juga mengejang-ngejang saat cairan spermaku muncrat.
Setelah sama-sama merasakan kepuasan sambil mengatur nafas yang sedikit ngos-ngosan sambil kupeluk tubuh Bu Dewi dari belakang dan kurasakan vaginanya terlihat becek oleh sisa-sisa cairan spermaku yang juga meleleh keluar dari sela-sela vaginanya dan jatuh menetes kelantai. Kucabut batang penisku dari dalam vaginanya lalu kubalikan tubuh Bu Dewi saling berhadapan dan langsung kupeluk dengan posisi berdiri dengan penisku yang masih sedikit tagang dan kugesek-gesekan didaster satin yang licin itu.
“Bu Dewi, aku minta maaf kalau sudah berani menodai tubuh suci Ibu, sekali lagi maaf aku benar-benar khilaf”, kataku sambil memanangi wajahnya.
“Ngak papa Mas Budi, ibu juga yang salah mengooda Mas Budi dengan penampilan ibu seperti ini”
Alu langsung pamit Kembali kerumahku dan mandi karena siap-siap untuk segera berangkat kerja. Sebelum berangkat aku menghampiri Bu Dewi yang masih menjemur pakaian dibelakang rumahnya yang masih memekai daster satin yang tadi dipakai saat aku melakukan hubungan seks denganya. Tampak kulihat noda spermaku yang melekat dikain satin dasternya yang sudah mengering dan sebelum pamit Bu Dewi tersenyum saat aku mendekati tubuhnya.
Kucium bibirnya dan kupeluk tubuhnya dan semenjak kejadian itu aku mulai ketagihan untuk mengulangi dengan permainan yang sama disaat suami dan anak-anak Bu dewi tidak dirumah. Setiap pagi Bu Dewi suka menggoda biarhiku dengan selalu berpenampilan memakai daster dan jilbab satin.
341 notes
·
View notes
Text
Cerita Melahirkan (1)
Inilah hari yang ditunggu, 10 Maret 2019, adalah hari pernikahan kami. Setelah melalui masa perkenalan yang tidak lama, walau kami memang sudsh saling mengenal sebelumnya.
Setelah menikah, kami memang tidak ingin menunda rencana kami untuk memiliki anak. Kami berdoa agar Allah segera memberikan rezeki berupa anak yang sholeh/sholehah untuk kami.
"Robbi habli minashsholihin..."
"Robbanaa hablanaa min azwajina wa dzurriyatina qurrota a'yun. Waj'alna lil muttaqiina imaamaa..."
Doa yang selalu kami lantunkan setiap selesai sholat. Agar Allah iba dan segera menjawab doa-doa kami...
Sebulan... Dua bulan.. Jadwal haidku mulai telat, tetapi entah mengapa saat test pack selalu negatif. Sedih rasanya. Namun akhirnya aku tak terlalu memaksa kehendak Allah.
Akhirnya di bulan ketiga.. Tepatnya di bulan Juni 2019, setelah Idul Fitri, aku curiga karena selama bulan Ramadhan, aku puasa tanpa jeda. Ku beranikan diri untuk melakukan test pack. Dan Alhamdulillah test pack ternyata positif.
Pagi hari saat itu, aku kabarkan suamiku dan memperlihatkan hasil test pack ku, kami bersyukur dan bahagia. Kami belum berani mengabarkan kabar bahagia ini kepada sanak saudara dan kerabat, karena harus memastikan ke dokter terlebih dahulu.
Setelah ke dokter dan dokter mengkonfirmasi bahwa benar saya hamil, barulah kami mengabarkan kepada orangtua dan kerabat pasal kabar bahagia ini. Banyak doa yang terlantun dan terucap. Sungguh, ini momen terbahagia dalam hidup kami. Kami bersiap untuk menyambut episode baru dalam kehidupan kami.
Hari demi hari, minggu demi minggu, kehamilan ini sungguh menyenangkan. Karena sama sekali aku tidak mengalami mual atau muntah. Istilahnya hamil kebo. Vitamin pun alhamdulillah ku minum tanpa drama muntah.
Aku menjalani pekerjaanku dengan bahagia, walau lelah. Berharap saatku mengajar, anak dalam kandunganku pun ikut menyimak dan menjadi anak yang cerdas.
Bulan demi bulan berlalu.. Tak terasa sudah di trimester ketiga. Aku banyak beeolahraga sambil terus berdzikir agar Allah mudahkan segala proses persalinanku nanti.
Awal januari 2020 aku memutuskan utk cuti melahirkan, agar aku bisa fokus olahraga untuk persiapan persalinan. Setiap pagi aku jalan kaki di taman dan berolahraga ringan.
Pagi hari di tanggal 26 Januari 2020, aku tidak bisa tidur hingga jam 3 pagi. Rasanya mulai gelisah dan tidak tenang. Aku berniat sholat tahajud. Aku mengambil air wudhu dan kembali ke kamar, namun tiba-tiba perutku sakit sekali. Namun sesekali hilang. Lalu muncul lagi. Hilang lagi. Begitu seterusnya sampai jam 6 pagi. Namun kali ini sakit perutnya intens 2 menit sekali. Aku dan suami langsung bergegas ke bidan.
Sesampainya di bidan,ternyata sudah pembukaan 5. Aku, suami, mamaku, dan mama mertuaku pun langsung stay di bidan karena pembukaannya cepat sekali.
Aku dicek kesehatan. Tensi normal alhamdulillah. Akhirnya dicek kembali pembukaan. Ternyata sudah pembukaan 2. Akupun dibawa ke ruang tindakan pukul 07.00 wib.
Aku didampingi suami dan mamaku. Kontraksi semakin intens dan ini saatnya melahirkan.
"Ayo bu dorong yg kuat, kepalanya sudah terlihat." Kata bu bidan.
Aku makin bersemangat untuk segera bertemu bayiku.
Tarik nafas, buang, tarik nafas, buang..
"Ayo bu, dorong lebih kuat, lehernya masih menyangkut di jalan lahir." Kata bu bidan
Aku berdzikir, suamiku istighfar, mamaku dzikir sambil terdengar isak tangisnya..
"Alhamdulillah... YaAllah besar sekali baby nya bu, ini bisa 4kg lebih." Ucap bu bidan.
Aku tak menyangka sebesar itu karena setiap USG prediksinya selalu 3 kg saja. Tapi alhamdulillah apapun kondisinya..
Perjuangan tidak selesai disitu. Setelah aku dijahit, ternyata ada pendarahan. Pembuluh darahku pecah. Jam 1 siang jahitanku dibongkar lagi semua dan harus dijahit ulang. Prosesnya luar biasa menegangkan.. Bidan yang menanganiku, sampai harus menelpon dokter spesialis obgyn untuk menanyakan pendapatnya. Tindakan terus dilakukan.
Sudah 2 liter darahku yang keluar. Namun alhamdulillah, kondisi HB ku memang berlebih di kehamilan ini, normalnya 12 tapi Hb ku 14. Sehingga saat pendarahan, aku masih sadar dan kuat. Hingga jam 5 sore, tindakan baru selesai. Bu bidan dan tim mengucap syukur. Saya, suami dan mamaku yg menemani pun lega dan bersyukur.
Bayi dengan berat badan 4,25 kg dan panjang 50 cm itu kami beri nama AMA (inisial), lahir pada 26 Januari 2020 pukul 09.30 wib.
Tubuhku lemas, karena Hb turun drastis hanya 10 dari 14. Aku tak merasakan lapar dan haus. Hanya ingin tidur saja. Namun bu bidan dan mamaku memaksaku untuk makan. Akhirnya aku makan sedikit sedikit. Jujur, saat itu hanya ngantuk yang saya rasakan.
Seminggu setelah persalinan, aku mengalami anemia berat. Pucat, lemas, pusing. Hanya ngantuk yang saya rasakan. Aku hanya ingin tidur. Tapi lagi lagi, dipaksa mamaku untuk makan. Selama masa pemulihan tersebut, aku benar-benar diurus oleh mamaku. Dimasakin, dipapah jika mau jalan, diambilkan makan dan minum. Karena suamiku harus tetap bekerja.
Selama 3 bulan aku berjuang untuk bertahan dan memulihkan kondisiku. Alhamdulillah atas izin Allah, aku kembali bugar dan sehat.
Terima kasih yaAllah atas segala karunia dari Mu. Bayi lucu, menggemaskan, cerdas, cantik, insyaAllah sholihah ini akan kami jaga sebaik-baiknya.
Jadilah anak sholihah nak, bermanfaat, baik hati, dermawan, insyaAllah jadi sebaik-baik manusia 🤍
Terima kasih telah hadir dalam hidup ayah bunda, anak pertama kami yang kami sayangi❤
____
Aku sempat terfikir, apakah aku akan syahid saat melahirkan? Tapi Allah masih memberiku kesempatan untuk mendidik, merawat dan menjaga anakku.
Mungkin syahid paling nikmat adalah setelah melahirkan, karena tidak merasakan lapar, haus, dan hanya mengantuk saja yang dirasa. Aku sempat berfikir seperti ini. Syahidlah para ibu yang meninggal karena melahirkan, syurga untukmu para ibu... ❤
____
Nike Triendah Asih
26 Januari 2025
Ditulis saat kakak A berulang tahun ke-5
2 notes
·
View notes
Text
Rindu.
Setiap kali merenung sebelum tidur, aku ingat-ingat lagi apa yang harus aku lakukan dan apa yang ingin aku lakukan untuk esok hari.
Dan kini kusadari bahwa ternyata aku sesering itu ingin pulang dan menghabiskan waktu dengan Ayah dan Ibu di rumah, di kebun, atau dimanapun mereka berada.
Aku ingin jadi anak kecil yang manja lagi di depan mereka. Menggandeng tangan Ibu saat belanja ke pasar, berpegangan erat ke Ayah saat aku minta diantar dan dijemput ke tempat-tempat yang perlu kudatangi, atau sekedar memetik bayam dan cabai di kebun kemudian menghabiskan pagi dengan sarapan hangat bersama.
Seringkali pula aku menolak ajakan teman-teman untuk main atau sekedar bertemu, karena rasanya sayang akan melewatkan waktu bersama Ayah dan Ibu.
Iya, mungkin kini prioritasku bergeser sepenuhnya. Dewasa ini, rumah dan keluarga adalah tempat pulang yang selalu ada di pikiranku ketika ada waktu libur.
Mungkin karena, lambat laun aku akan pelan-pelan beranjak dan menghadapi hidup ke depan. Aku akan punya peran dan tanggungjawab baru di masa mendatang. Aku akan mengemban amanah baru dan barangkali terlalu 'tenggelam' dengan kesibukan.
Maka selagi aku punya waktu, aku akan berusaha menghabiskan sebaik-baiknya dengan mereka.
Entah mengobrol soal apapun, berdebat kecil tentang sesuatu yang tak begitu penting lalu berbaikan, bercanda dan menertawakan hal-hal yang aneh dan unik meskipun sebenarnya tidak lucu, saling mengingatkan kebaikan, dan semua kemungkinan untukku melewati waktu dengan mereka.
Allah, aku titip Ayah, Ibu dan Adik-adikku dalam sebaik-baik penjagaanMu.. ikatlah hati kami pada simpul iman dan kasih sayang atas namaMu. Aamiiin..
(Semarang, 1 Mei 2024, 22:00. Menatap langit-langit kamar kos, meredam rindu untuk pulang padahal baru 2 hari lalu pulang.)
8 notes
·
View notes