#Itikaf
Explore tagged Tumblr posts
ilimheybem · 11 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
10 notes · View notes
uma1ra · 2 years ago
Text
Tumblr media
What is Itikaf - All you need to know about Itikaf
Itikaf means to be in isolation in a Masjid or at home with the intention of solely dedicating your time to the worship of Allah (SWT).
It is Sunnat-al-Muaqidah (Sunnah that is urged to be performed) to sit in Itikaf in the last 10 days of Ramadan. A person may commence Itikaf after sunset of 20th of Ramadan, and end it when the moon for Eid is sighted. The Sunnah stays the same if the month of Ramadan is of 29 or 30 days.
You may sit in Itikaf at any other time of the year for any duration. This kind of Itikaf is Mustahib (optional).
It is compulsory for men to perform Itikaf in a Masjid, where they can offer all five prayers in congregation. Women can also perform in a masjid if they have the privacy and necessary facilities. Otherwise, they can practice it at home, selecting a corner where they won’t be disturbed and can meditate in peace.
Here are some points to remember while
performing Itikaf.
Daily needs
It is normal to eat, drink, sleep or get something that’s urgently needed. It is highly rewarding to provide food and drink for the people who are in Itikaf.
Ibadah
All things that are considered Ibadah (worship) can be done in Itikaf. A few good deeds are mentioned below:
Recite Al Quran
Recite Darood
Read about Islam
Make Dua
Talk/think about the good and righteous things
Do Taubah (repentance)
Doing nothing and considering it Ibadah does not count in Itikaf
Leaving your place of Itikaf
You can get up from your place of meditation if you need to use the restroom or do Ghusl (bath for purification), for the Jummah prayer, to get something of need, or if you’re a Muazzin and have to give Athan.
Things to avoid
Foul talking
Buying or selling things in the Masjid
Having a quarrel or fight with someone
Disturbing other people in Itikaf around you
Bringing in too many items
Things that nullify Itikaf
Going out for some need and staying even after the need is addressed
Leaving your place without any reason
Having unwanted company while you are in Itikaf
Going for Namaz-e-Janazah
Before sitting in Itikaf, if a person made Niyyah (intention) to attend any Funeral Prayer while sitting in Itikaf, he may go. Otherwise, he shall remain in his place.
May Allah help us achieve the best in this world and the hereafter.
2 notes · View notes
catatanbalqis · 11 months ago
Text
I'tikaf
Sejak kecil, aku dan saudara-saudaraku terbiasa beri'tikaf bersama. Bagiku, ini adalah memori masa kecil yang indah. Berangkat malam-malam dengan segudang perbekalan, sampai di masjid langsung mencari spot untuk menggelar bed cover, berkenalan dengan anak-anak kecil lain, lalu tertidur di tengah gemuruh lantunan ayat suci Al-Qur'an.
Ayah dan Ibu tidak pernah memaksa kami untuk ikut, ataupun untuk beribadah di masjid. Kami cukup ikut saja dan sekadar "pindah tidur". Menonton orang-orang Sholat Qiyamullail hingga berjuz-juz. Bangun pagi buta untuk beribadah. Namun, memori itu terpatri hingga kami tumbuh dewasa sehingga ramadhan tanpa i'tikaf rasanya seperti pecel tanpa bumbu. Ada yang kurang.
Seiring bertambah dewasa, butuh waktu bagiku untuk benar-benar memahami esensi dari i'tikaf. Awalnya, aku sekadar pergi ke masjid, membaca 1-2 juz, lalu tidur dan sahur di sana. Proporsi waktu bersama gadget masih cukup besar. Kenyamanan untuk beristirahat masih jadi target utama. Belakangan, aku baru paham bahwa tujuan i'tikaf adalah menghidupkan malam. Bagaimana agar sisa-sisa malam ramadhan ini dilalui dengan optimal. Poin utamanya adalah beribadah dan berdo'a. Mengejar malam lailatur qadar. Berusaha sesedikit mungkin tidur.
Ternyata pola seperti ini tidak hanya kudapati pada i'tikaf, namun juga ibadah-ibadah lainnya. Ayah dan Ibu membiarkan kami untuk menemukan kenyamanan dalam beribadah terlebih dahulu, lalu mencari sendiri esensinya seiring waktu berjalan. Walaupun pada beberapa kesempatan aku merasa kehilangan momen ibadah di tahun2 SMP/SMA, aku juga sadar apabila dari awal kami langsung dipaksa untuk memahami semua hal, besar kemungkinan kami justru berontak dan kehilangan kenyamanan itu.
0 notes
catatancr · 11 months ago
Text
🌙✨شهر رمضان✨🌙
شهر الصيام 🍱🍹
شهر القيام 🕋🕌
شهر قرأءة القرآن 📖
⚠️‼️وأن تكثير هذا الدعاء في خواتم مباركة‼️⚠️
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu'anni
"Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf-menghapus kesalahan-, karenanya maafkanlah aku-hapuslah dosa-dosaku."
(HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850.)
خواتم مباركة، أسأل الله أن يتقبل منا ومنكم صالح الآعمال✨
آمين اللهم آمين🤲✨💕
Singkut, 01 April 2024 | 23.23 WIB
1 note · View note
abc-deen · 2 years ago
Text
"The Prophet (peace be upon him) used to practice I'tikaf in the last ten days of Ramadan until he passed away. After him, his wives continued the practice." (Sahih Bukhari, Book 32, Hadith 238)
0 notes
zarif-tebessum · 11 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
"Gönül birlikteliğimizin hakiki vuslatla taçlanması duası ile..." 🪄🤍
18 notes · View notes
deenimasail · 2 years ago
Link
Itikaf Ka Tarika
0 notes
albaytumrohmadiun · 2 years ago
Text
PROMO! WA 0858-8817-3098 Wisata Umroh Itikaf Ramadhan Blitar
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
prawitamutia · 1 year ago
Text
akhlak yang baik
beruntung sekali ya orang-orang yang memiliki akhlak yang baik. kalau dipikir-pikir, amalan yang paling ringan dan mudah adalah memiliki akhlak yang baik. maksudnya, apa yang dipikirkan, diucapkan, dilakukan, semuanya adalah hal baik yang bernilai pahala. bahkan, saat diam pun, pahala auto mengalir karena banyaknya jejak amalan baik yang sudah ditinggalkan.
betapa beruntungnya seseorang yang jika ditanya amalan utamanya apa dia bisa menjawab "akhlak yang baik". akhlak yang baik itu membuat semua ibadah berkali lipat nilainya.
ringan dan mudah jika sudah sampai pada titik itu. akan tetapi, menuju ke sananya mungkin perlu jungkir balik. seperti merawat padi yang meninggi, gulma harus dicabuti, hama harus dibasmi. sekali ada godaan untuk berbuat tidak baik, suara itu harus langsung ditebas.
akhlak yang baik itu, dari mana kita bisa memulainya? mungkin, dari penghayatan. bagaimana kita menghayati setiap yang kita pikirkan, ucapkan, lakukan. kita menghayati wudhu kita, sholat kita, puasa kita, zakat kita, dzikir kita, mengajinya kita, itikaf kita, umroh kita (aamiiin). kita menghayati makanan yang kita makan, rezeki yang kita terima dan keluarkan, apa dan bagaimana kita berbicara kepada orang lain, perbuatan yang kita lakukan.
Ramadan ini, ayo jadikan menghayati setiap amalan sebagai ibadah andalan. semoga, Ramadan nanti meninggalkan kita dalam keadaan keimanan yang paling tebal, akhlak yang paling baik.
prompt 2.
apa ibadah andalanmu pada Ramadan ini?
194 notes · View notes
kurniawangunadi · 11 months ago
Text
Tumblr media
Alhamdulillah di tahun ini berkesempatan untuk lebaran di dua kota sekaligus, di Purworejo dan Malang yang sebelumnya rencana awal di Malang saja. Ramadan tahun ini juga berbeda sekali rasanya bagi keluarga karena bisa lebih fokus, bisa mulai itikaf sekeluarga dengan membawa anak-anak, dan berbagai aktivitas lainnya yang menjadikan ramadan lebih hidup.
Tahun ini juga akan menjadi tahun ke-8 pernikahan saya dan @ajinurafifah, banyak sekali dinamika yang telah terlewati, banyak sekali catatan yang masih belum terdokumentasikan, apa dibukukan aja ya?
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan kebaikan-kebaikanNya kepada kita semua. Semoga teman-teman semua yang sedang membaca tulisan ini, diberikan kebahagiaan - kesehatan - dan rezeki yang berkah. Aaamiin.
72 notes · View notes
kaktus-tajam · 1 year ago
Text
List Kegagalanku di Tahun 2023
Di luar arus umumnya, aku ingin berbagi kegagalan apa saja yang ditakdirkan di tahun 2023. Hehe. Panjang.
Januari
Tentunya skenario mengawali tahun baru dengan sakit.. tidak pernah ada dalam bayanganku.
Bukan. Bukan karena harus dirawat inap selama 6 hari dengan 3 dokter spesialis, sampai harus izin ganti jaga IGD karena masih berstatus dokter internsip. Bukan karena diagnosisnya cukup langka jadi ragam tes harus dilakukan. Bukan.
Agaknya aku lebih ingin menggarisbawahi bahwa 6 hari itu mengubah persepsiku tentang 24 tahun hidupku.
Dan kegagalan pertamaku adalah sempat menyalahkan diri, bahkan.. sempat mempertanyakan Allah: kenapa aku?
Sikap kontraproduktif.
Ternyata manusia memang tempatnya mengeluh, tempatnya ketidaktahuan ya.
Siapa sangka, sakitku itu justru membawa banyak keberkahan di kemudian hari. Membuka pintu-pintu unik yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Februari
Kegagalan keduaku adalah gagal mengkomunikasikan dengan baik terkait pekerjaanku sebagai asisten penelitian.
Akhirnya aku memutuskan resign dari pekerjaan sampinganku untuk fokus ke internsip dan pemulihan sakit. Di momen ini aku malu, karena rasanya gagal membina hubungan baik dengan dosen. Gagal pula manajemen diri dan waktu dengan baik. Sampai bertanya-tanya, kok bisa ya saat S1 dan koass kuat? Apa tidak pernah diuji sedemikian fisikku dan mentalku?
Tapi justru di titik ini aku belajar, suatu pelajaran penting. Ingatkah kisah tentang contoh mastatha’tum seorang syaikh, yang berlari sampai pingsan?
Di sini Allah sedang mengingatkan pertanyaanku ke seorang ustadz 2018 silam: bagaimana kita mengetahui batas kita dalam mastatha’tum ustadz?
Maret
Aku gagal menyelesaikan amanahku di komunitas yang kuikuti dengan baik. Adabku nampaknya perlu ditilik kembali.
Aku tidak bisa ikut rihlah dan menyelesaikan tugas akhirku di kelas tersebut. Pasalnya, setelah ke beberapa dokter di Indonesia, akhirnya orang tua membawaku ke Singapura untuk check up. Dan seperti cerita-cerita yang sering viral di sosial media, dokter di sana berbeda pendapat dengan dokter di Indonesia.
Aku dinyatakan berstatus “saat ini Anda sehat, tapi perlu pengawasan.” Suatu diagnosis abu-abu. Tidak dapat tegak, tapi juga tidak dapat dieksklusi. Menarik.
Siapa sangka, sebagai dokter aku justru jadi pelaku health tourism sebagai pasien? Ayah dan ibu berkata: kelak perjalanan ini pasti akan bermanfaat bagi kamu. Aamiin.
Oh ya di sisi lain, aku merasa gagal juga membuat orang tuaku bangga. Jadi sedih karena merepotkan. Terharu karena melihat sedemikian khawatirnya mereka.
April
Ternyata dalam bab ber-Qur’an pun, aku gagal mencapai target. Aku tertinggal jauh.
Kebanyakan alasan. Kebanyakan bermalas-malasan. Jaga lah, capek lah, badan sakit lah.
Tapi Allah kasih rezeki berupa Ramadhan. Dan Allah karuniakan rasa di hati: bagaimana kalau ini Ramadhan terakhirku? Itikaf terakhirku?
Rasa yang membuat bulan mulia itu begitu sulit dilepas. Alhamdulillah. Semoga kita tidak termasuk dari mereka yang mahjura terhadap Al-Qur’an.
Di kegagalan ini aku belajar tentang adab izin ke Allah: bahwa keikhlasan pun perlu diminta, keistiqomahan pun perlu diminta.. dan ternyata Qur’an memang jadi obat terbaik untuk sakitku.
Mungkin memang sebenarnya jiwaku ini yang banyak penyakitnya, ya.
Mei
Laju hidupku berubah ketika internsip periode rumah sakit selesai dan beralih ke puskesmas. Layaknya testimoni teman-teman, periode puskesmas akan lebih luang dan tidak melelahkan (dan membuat naik berat badan).
Tapi aku gagal menaikkan berat badan. Haha (naik sih, tapi turun lagi)
Memang tiga hari setelah pindah stase dari RS aku tidak nafsu makan. Aku hanya banyak menangis dan mencoba alihkan pikiran dengan game kucing. Haha.
Kenapa? Aku merasa gagal manajemen code blue dengan baik, di jaga malam terakhirku. Aku kehilangan seorang pasienku. Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. Kepergiannya, kelak menjadi kebaikan bagiku (dan untuk almarhum lah, aku dedikasikan sertifikat ACLS-ku). Terima kasih Pak, semoga Allah lapangkan kuburmu. Al fatihah.
Juni
Lagi-lagi gagal untuk mengelola stress. Haha. Di bulan Juni aku mendaftar tes TOEFL iBT. Setelah memantapkan hati mendaftar LPDP. Tentunya belajarnya H-10 karena mepet. Akhirnya gejala sakit kemarin muncul lagi. Duh, Hab.
Sedih juga, karena gagal mendapat nilai yang kutargetkan, kurang 4 poin.
Tapi alhamdulillah, memenuhi syarat. Walau ujian sambil merasakan macam-macam gejala efek samping obat.
Juli
Gagal mengumpulkan berkas LPDP sebelum deadline.
Terbukti benar kata Ibu, perjalanan sakitku dari Januari membawa hikmah. Itulah yang menjadi kisah latar belakang di esai kontribusi, yang seakan Allah tunjukkan: ini nih my calling.
Tapi aku mengulur waktu, dan akhirnya baru mengumpulkan berkas di beberapa jam sebelum tenggat. Di mobil. Saat aku perjalanan dari Jakarta ke Jogja. Haha. Terbayang betapa tingginya adrenalin malam itu.
Agustus
Gagal juara 1 di lomba yang kuikuti.
Sakitku.. selain menghantarkanku untuk daftar S2 (ketimbang langsung PPDS/ kerja), juga menghantarkanku untuk mencoba banyak hal untuk menambah pengalaman di CV untuk persyaratan S2.
Termasuk ingin ikut berbagai mentorship dan lomba. Aku gagal daftar mentorship dan training Cochrane. Tapi aku akhirnya memberanikan diri mengikuti MIT Hacking Medicine di Bali.
Alhamdulillah, walau gagal juara 1, mendapat juara 3 dan mendapat pengalaman yang jauh lebih berharga dari piala itu sendiri. Oh ya dan mendapat teman-teman internasional juga.
September
Gagal rasanya ketika sempat ditegur konsulen karena scientific poster ku perlu berulang kali revisi.
Pengalaman pertama mengirimkan case report
Lalu kelelahan setelah lomba. Dan akhirnya September penuh dengan bolak-balik check up kembali.
Aku pun gagal manajemen emosi ketika harus sulit mengurus rujukan ke RS dan mengorbankan banyak hal.. lalu ketika di sana.. diperlakukan kurang sesuai ekspektasi oleh dokter.
Ternyata kekecewaan itu menjadi pengingat terbaik: oh ya, kalau jadi dokter, jangan seperti ini ke pasien.
Oktober
Gagal pakai software asli non-bajakan untuk mini project di Puskesmas. Huhu.
Ketika mini project, aku berkali-kali gagal menganalisis data. Bahkan beberapa jam menjelang presentasi, aku baru menyadari kesalahan krusial yang membuatku mengulang seluruh pekerjaanku haha. Panik.
Akhirnya aku refleksi dan istighfar, mungkin ini akibat SPSS bajakan. Jadi tidak berkah. Teringat peristiwa serupa saat skripsi, akhirnya menggunakan free trial (yang legal) baru berhasil.
November
Gagal menulis rutin di Tumblr. Gagal mengajar Quranic Arabic sampai tuntas.
Nampaknya bulan November merupakan bulan yang butuh ruhiyah yang lebih kuat. Segala persiapan S2, perpisahan, pindah kembali ke Jakarta setelah internsip, adaptasi hidup bersama orang tua lagi..
Dan aku rasa futur iman-ku, terbukti dari writer’s block yang cukup lama. Pun semangat mengajar juga redup. Meng-sedihkan diri ini.
Oh ya tapi ternyata tentang kegagalanku di Maret.. Allah masih menurunkan rahmat-Nya dan mengizinkan aku ikut kembali komunitas tersebut kembali. Menebus kesalahanku yang lalu. Ya Allah. Alhamdulillah. Semoga diridhai Allah dan guru-guru kami.
Desember
Dan kurasa kegagalan terbesarku adalah sempat merasa kehilangan arah. Kehilangan diri yang dulu.
Aku ingat ketika pertama kali dengar diagnosisku, duniaku seperti dalam kondisi pause. Aku takut bercita-cita. Aku takut menulis mimpiku lagi. Aku takut membuat rencana.
Di akhir tahun ini, akhirnya aku beranikan diri menulis kembali: cita-cita, rencana, dan mimpi. Dan yang utama, cita-cita bersama Al-Qur’an.
Guru kami berkata: untuk Al-Qur’an, jangan pernah takut bermimpi
Maka aku coba kembali, tertatih-tatih sekali pun. Dan ternyata dengan memberanikan diri merapikan rencana ziyadah, murajaah, tilawah, tadabbur.. menghidupkan kembali semangat diri untuk cita-cita yang lain.
Allahummarhamna bil Qur’an..
..Sepertinya masih banyak. Kegagalan-kegagalanku.
Tapi dengan segala kegagalan, aku bersyukur Ditipkan pelajaran bersamanya.
Dan bukankah itu kesuksesan? Ketika segala tinggi dan rendahmu, menghantar kepada syukur dan sabar ke Allah.
Semoga dimampukan ya, Hab.
Selamat mensyukuri “kegagalan”, semoga Allah takdirkan setelah dosa ada taubat, setelah kegagalan ada pelajaran.
-h.a.
Kalau kamu juga berbagi kegagalanmu, sertakan #perjalanankegagalan ya, siapa tau kita saling menemukan bahwa kita semua memang hanya manusia biasa
83 notes · View notes
ilimheybem · 11 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media
Hazret-i Âişe (r.a.) "Dedim ki, 'Yâ Resulallah, Kadir Gecesine rastlarsam nasıl dua edeyim?' Resulullah Aleyhissalâtü Vesselam;
"Allah'ım, sen affedicisin, affetmeyi seversin, beni de affeyle) dersin" buyurdu."
10 notes · View notes
julaibib · 5 months ago
Note
I cant stop sinining and I keep doing this sin over and over again. What should I do?
This is the beauty of our deen. Allah, the Sublime, gives us countless opportunities to turn to Him in repentance no matter how often we sin.
There is no limit to how many times a person can repent. By deciding that you won’t even try to repent because you know that you will commit the same sin again, you are leaving the door wide open for Shaitan. One sin can often lead to another if we don’t hold our nafs in check and avail ourselves of repentance. It is crucial that you make good on your repentance for this particular sin. Since you know that you will commit this sin in the privacy of your home, how about breaking the habit by changing your environment? Why not go to the masjid for itikaf? This will give you a nice change of pace and an opportunity to think about where you want to be in life. Or try staying over with a pious Muslim brother. That way you’ll have someone to talk to and uplift your iman.
It’s important to avoid the scenario that leads to the sin. If you know that by looking at certain things, say on the TV or computer, will tempt you to sin, then turn off the television, shut down the computer, and try to focus on something else. When you’re about to sin, think about how bad you will feel the next day. Why put yourself through this? You said that you feel self-hatred. Is this because of the sin? Then make a better choice about how to spend your time. Inshallah, you’ll feel better about yourself when you wake up in the morning. Please don’t hate yourself. You are a Muslim. You believe in Allah and His Prophet. You want to change the situation. There is no need to hate yourself. You have to love yourself enough to want what is best for your heart and soul.
I strongly advise you to seek the counsel of a scholar. It is crucial that you surround yourself with pious, knowledgeable Muslims who will encourage you to be steadfast. Sometimes we don’t always feel comfortable around shuyukh because of their deep insights into human nature. Often, like a doctor, they can tell us exactly what’s wrong with us. It is up to us to realize the benefit of taking the medicine they prescribe. So don’t stop looking for a shaykh.
14 notes · View notes
dinisuciyanti · 11 months ago
Text
Ramadan kali ini
Ramadan kali ini, aku berusaha tetap taraweh walau semalas apapun di rumah. Gak ke mesjid tiap hari (padahal mesjidnya depan rumah), tapi ya tetep diusahain taraweh sendiri.
Ramadan kali ini, aku juga berusaha baca quran setiap selesai solat wajib, hm minus pasca subuh sih, karna nguantuk pol. Ada beberapa kali missed pas ashar/isya karna ngantuk banget.
Ramadan kali ini, aku berusaha baca arti ayat yang ku baca. Tapi ternyata hanya bertahan 3-4 hari sahaja. Mungkin akan ku praktekan lagi pasca lebaran ini.
Ramadan kali ini, aku berusaha gak tidur pasca subuh. Tapi hanya bisa 2-3 hari, kemudian bayar hutang tidur. Hm, akan ku coba lagi syawal nanti.
Ramadan kali ini, zakat maal full pertama ku, jumlah yang cukup besar, tentu saja butuh validasi-tanya-jawab dan keikhlasan di dalamnya. Ternyata setelah dijalani, Alhamdulillah hati begitu lapang, karna memang begitu banyak orang yang membutuhkan. Semoga bisa rutin di tahun-tahun selanjutnya. Aaaminn.
Ramadan kali ini, beberapa hari aku berdoa dengan marah, dan setelahnya aku berdoa dengan sangat memohon. Aku mencoba berdoa lebih khusyuk lagi, walaupun belum sempat itikaf.
Ramadan kali ini, terasa begitu cepat, sangat cepat. Semoga bisa bertemu dengan Ramadan-Mu selanjutnya. Aaaminnn.
8 April 2024
27 notes · View notes
basicsofislam · 8 hours ago
Text
RAMADAN: Part 3
C. ITIKAF (WITHDRAWING FOR PRAYER)
The meaning of ‘itikaf’ is to continue to do something. In religious terminology it means to stay in (or to withdraw/retract to) a mosque or a similar temple for the purpose of continuous prayer.
When one participates in itikaf, one strives to prepare his heart so that he can 'let God in’.
In another way, itikaf is to continuously and persistently knock on God’s door saying, 'please open Your door to me, too’, 'I won’t leave Your doorstep until You forgive me’, 'hold the hand that I stretch out to You and don’t let go’, and 'do not reject me (and leave me with empty hands)’. Truly, the believers who observe the month of Ramadan have already spent the day fasting, therefore withdrawing from worldly deeds. In addition to this, the believers completely give themselves up to prayer and reflection. The believers recite the Holy Qur'an, pray, and keep busy with Dhikr (the mentioning of God and His names). They read books on God (the Face of Truth, the Ultimate Truth) and extend the horizons of their wisdom. At night, they perform the special prayers, the tarawih prayers. Also, they pass the time before dawn with another special prayer, the tahajjud prayer. The believers attract God’s mercy with prayers that ask for forgiveness. Moreover, the believers eat less, sleep less, speak less, and do not deal with worldly deeds. During these holy days and nights they completely focus on the feeling of unity with God (The Truth). They try to stay alert for the gentle inspiration that may come from God. From this perspective, it would be correct to say that the believers that have withdrawn (to itikaf) are people who have stationed themselves to witness the appearances of the Lord.
God Almighty, with His infinite mercy, will not reject the believers who have turned to Him with a sincere heart and who persist in staying on His doorstep; He even hears the ant and does not deny its requests.
The Prophet Muhammad (pbuh) organized his work accordingly during the last 10 days (the last third) of Ramadan, and withdrew (itikaf) every year, spending those days worshipping God in seclusion. Traditionally, he would increase the amount of worship to God during the month of Ramadan relative to that in other months. He increased his proximity to God within the month of Ramadan. The Prophet would share his efforts to worship with his wives and would also ask them to also occupy themselves with the worship of God.
Believers who are serious in their intention to follow the Prophet’s tradition can put their hand on God’s door. They can lay their faces on God’s doorstep and during this holy period of time they will be in search of the Lord’s mercy.
D. ALMS OF FITR (ISLAMIC CHARITY)
The monetary worship or charity that is carried out during the month of Ramadan is called Alms (Islamic charity) of Fitr. Worship, such as fasting, reciting the Quran, performing the tarawih prayer, searching for the Night of Qadr and the assessment of this are carried out physically. Alms of Fitr must be delivered to the needy during this month and it must be in monetary form. It is also more virtuous to give the zakat (the annual Islamic tax) during this month, but this is not obligatory. Zakat can be paid at other times. However, the giving of the Alms of Fitr is limited to the month of Ramadan. Although the giving of Fitr is required after sunrise on the first day of 'Eid (the holiday after Ramadan) it is preferable to give it before this time, so that the needy can enjoy the 'Eid, having fulfilled their needs.
Fitr is an Arabic word that means to end fasting. The word 'iftar’ comes from the same root. Fitr also means 'natural’ (fitrat), in which case the deeper meaning becomes to thank God for having given us the ability to believe in Him, for allowing us to reach the month of Ramadan, for having helped us complete the fasting and the prayers, and for having given us a body to worship Him with. Again, if we derive the meaning from the word 'fitrat’ we can say that the alm of Fitr is the physical alm.
In terminology the fitr alm is defined as: 'The alm that is required to be paid by each Muslim who has reached the end of Ramadan and has at least a small (nisab) amount of goods superfluous to his/her personal/basic needs.’ This definition is the one followed by the Hanafi sect. In the Shafii, Maliki and Hanbali sects there is no requirement to have a nisab amount. It is obligatory to give the alm of fitr in all four sects.
The requirement of fitr has been fixed according to the following narration of Abdullah b. Umar (from the Prophet’s hadith): 'The Prophet (pbuh) has ordered all Muslims, man or woman, free or enslaved, to give fitr equal to one measure of barley or dates.’
What the Alm of Fitr Brings
Fasting believers understand the situation of the poor in their heart when they feel the hunger and understand the condition of people who can barely find a morsel of food. This feeling triggers the desire to help such people. Similarly, the believers prepare for the Eid Holiday by buying themselves and their children nice clothes, and sweet things and chocolates to serve visitors. While doing these things, the alm of fitr is standing in front of them. The believers have already understood the condition of the poor during the Ramadan, sometimes feeling hunger, sometimes feeling thirst, yet nonetheless not indulging in eating during the day.
2 notes · View notes
divinum-pacis · 11 months ago
Text
Tumblr media
Muslims read verses of the Quran in a mosque during Itikaf, which requires staying in seclusion in a mosque to read the Quran and pray during the last 10 days of the Islamic fasting month of Ramadan, in Lahore, Pakistan, Sunday, March 31, 2024. (AP Photo/K.M. Chaudary)
9 notes · View notes