#Iskandar Salim
Explore tagged Tumblr posts
Text
Gaza mon amour (Tarzan Nasser, Arab Nasser - 2020)
#Gaza mon amour#Tarzan Nasser#Arab Nasser#Salim Daw#Hiam Abbass#Maisa Abd Elhadi#George Iskandar#Apollo#Palestine#Israeli occupation#Gaza Strip#West Bank#resistance#liberation#Palestinian society#middle east cinema#2020s movies#segregation#apartheid#freedom#drama film#occupied territories#Arab people#Middle East#SWANA#lovers#love#hope#faith#ancient Greece
6 notes
·
View notes
Text
TIARA ALERT: Queen (Raja Permaisuri) Zara Salim of Perak wore her Diamond Tiara for the banquet following installation of Sultan Ibrahim Iskandar of Johor as the 17th King of Malaysia at Istana Negara in Kuala Lumpur, Malaysia on 20 July 2024.
#Tiara Alert#Queen Zara Salim#tiara#Tuanku Zara Salim#Raja Permaisuri Zara Salim#Perak#Perak Royal Family#diadem#royal jewels#diamond#Malaysia#Malaysian Royalty#Malaysian Royals#royaltyedit
40 notes
·
View notes
Text
Mage Poll
9 notes
·
View notes
Text
New Police report lodged against Chegubard, Salim Iskandar, and Papagomo by MCMC Now
The MCMC has lodged a police report against Badrul Hisham Shaharin (Chegubard), Mohamad Salim Iskandar, and Wan Muhammad Azri Wan Deris (Papagomo) for allegedly circulating false claims against MCMC officers. The trio uploaded content across TikTok, Facebook, and YouTube, accusing MCMC of political bias. MCMC refuted the allegations and referred the matter to the police. Social Media…
View On WordPress
0 notes
Text
Bimtek Saksi Kecamatan Siantar Sitalasari PAN Target 2 Kursi DPRD Siantar di Dapil 2
Bimtek Saksi Kecamatan Siantar Sitalasari, PAN Target 2 Kursi DPRD Siantar di Dapil 2 https://ift.tt/b18JiUY Sumber: dutamedan.com (DM.01) Siantar, DUTAMEDAN.COM – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Pematang Siantar menggelar Bimbingan Teknis Saksi Kecamatan Siantar Sitalasari sekaligus Sosialisasi Pendidikan Pendidikan Pemilih Pemula, bertempat di Jln KSAD no 6, Kelurahan Bukit Shofa, Kecamatan Siantar Sitalasari. Jum’at (05/01/2024). Pada kesempatan ini, para Caleg DPRD Kota Pematang Siantar Dapil 2 menyampaikan deklarasi dukungan penuh kepada Caleg DPRD Sumut Partai PAN Dapil 10 Pematang Siantar – Simalungun nomor urut 1 Boy Iskandar Warongan. Setelah itu, masing-masing Caleg Partai PAN Dapil 2 Siantar Sitalasari – Siantar Martoba menyampaikan ide gagasan serta visi-misi dihadapan para saksi dan warga. Terkait penguatan-penguatan untuk saksi, Boy Iskandar Warongan mengajak agar tetap mengawasi suara di masing-masing TPS agar suara PAN yang menjadi aspirasi masyarakat dapat berjalan dengan baik dan transparan. “Kita juga membantu KPU dan Bawaslu untuk memastikan suara-suara tersebut dapat tersalurkan dan transparan dalam pemilihan,” ungkapnya. Boy Iskandar Warongan juga mengajak agar seluruh kader dan relawan PAN warga siantar sitalasari tetap menjaga kondusifitas pemilu agar berlangsung damai. “Jangan mudah terjangkit Hoaks yang dapat menimbulkan konflik menjelang Pemilu 2024,” tukasnya. Boy Iskandar Warongan berharap pada pemilu 2024, Target DPD PAN di Dapil 2 Kota Pematang Siantar minimal 2 kursi Legislatif. Sebagai pemateri yakni Caleg DPRD Sumut Dapil 10 Pematang Siantar – Simalungun Nomor Urut 1 Boy Iskandar Warongan SSos MSP, Komite Pemenangan Pemilu DPD PAN Kota Pematang Siantar Yowanda Rahmazam. Caleg DPRD Pematang Siantar Partai PAN Dapil 2 Nomor urut 1 Aprial Muhammad Rizaldi Ginting menyampaikan visi dan misi menjadi pemimpin yang berintegritas dan siap berbuat nyata. Selain itu, Aprial Ginting juga menjelaskan bahwa menjadi pemimpin itu haruslah dekat dengan masyarakat dan siap menampung aspirasi masyarakat Pada kesempatan tersebut, Narasumber Yowanda Rahmazam selaku Komite Pemenangan Pemilu DPD PAN Kota Pematang Siantar menyampaikan bahwa sosialisasi pendidikan pemilih pemula merupakan hal yang paling penting di tahun 2024 era digital. “Pemilih pemula adalah pemilih yang baru pertama kali akan melakukan penggunaan hak pilihnya,” terang Yowanda, Bendahara DPD PAN Siantar. “Perilaku pemilih pemula dengan antusiasme tinggi, relatif lebih rasional, haus akan perubahan dan tipis akan kadar polusi pragmatisme. Kesadaran politik menjadi faktor determinan dalam partisipasi pemilu atau sebagai hal yang berhubungan pengetahuan dan kesadaran akan hak dan kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan menjadi ukuran dan kadar seseorang terlibat dalam proses partisipasi pemilu,” tambahnya. Sementara itu, Ketua DPC Siantar Sitalasari Sulthan Salim Simatupang mengajak para saksi dan pemilih pemula agar tetap menyambut Pemilu 2024 dengan riang dan gembira. “Ditahun Politik ini, PAN Siantar Sitalasari mengajak masyarakat agar menjadi pemicu politik riang gembira agar tetap terjalin persaudaraan,” tandasnya. (FS) Artikel Bimtek Saksi Kecamatan Siantar Sitalasari, PAN Target 2 Kursi DPRD Siantar di Dapil 2 pertama kali tampil pada DUTA MEDAN. The post Bimtek Saksi Kecamatan Siantar Sitalasari, PAN Target 2 Kursi DPRD Siantar di Dapil 2 first appeared on DUTA MEDAN - Media Informasi Terkini Sumatera 2024.
#Berita Harian Siantar#Kabar Terbaru Siantar#Media Terkini Siantar#Siantar » DUTA MEDAN - Media Informasi Terkini Sumatera 2024
0 notes
Text
THN AMIN Putuskan Proses Hukum atas Perusakan Baliho Anies-Muhaimin di Yogyakarta
YOGYAKARTA | KBA – Tim Hukum Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (THN AMIN) Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan mengambil keputusan untuk memproses secara hukum terhadap perusahan baliho AMIN yang berada di Gapura Kampung Suronatan Jalan Agus Salim, Kelurahan Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta. Ketua Tim Hukum Nasional (THN) AMIN Provinsi DIY Feryan Harto Nugroho mengatakan, THN AMIN…
View On WordPress
0 notes
Photo
One image per artist: Superman/Clark Kent & Lois Lane [55/?]
Bill Walko, Paul Lee, Barry Windsor-Smith, Peter Temple, Ethan Van Sciver, Iskandar Salim, Pat Lewis, Brian Buniak, Jeff Agala, and Dick Dillin.
#Superman#Lois Lane#Clois#Clark Kent#DC Comics#Bill Walko#Paul Lee#Barry Windsor-Smith#Peter Temple#Ethan Van Sciver#Iskandar Salim#Pat Lewis#Brian Buniak#Jeff Agala#Dick Dillin#art#One image per artist
13 notes
·
View notes
Text
Satuan Karya Pramuka Wira Kartika "Budjang Salim" Ikut Serta Berpartisipasi Penanaman 1000 Pohon Mangrove
Satuan Karya Pramuka Wira Kartika “Budjang Salim” Ikut Serta Berpartisipasi Penanaman 1000 Pohon Mangrove
Lidikcyber,Lhokseumawe. – Satuan Karya Pramuka Wira Kartika Koramil 03 Dewantara Kodim 0103 Aceh Utara Kwarcab Aceh Utara ikut berpartisipasi didalam Penanaman 1000 Pohon Mangrove disela – sela Kunjungan kerja Bapak Pangdam Iskandar Muda Mayor Jenderal TNI Muhammad Hasan S.H diwilayah kerja Kodim 0103 Aceh Utara – Korem 011 Lilwangsa.Kegiatan penanaman 1000 pohon Mangrove secara simbolis ini…
View On WordPress
0 notes
Text
Rekomendasi Film Indonesia Terbaru Desember 2021,Tayang di Seluruh Bioskop!
Simak rekomendasi film indonesia terbaru yang akan tayang pada Desember 2021.
1.Ghostbusters:Afterlife
Film ini menceritakan tentang dua orang remaja(Finn Wolfhard dan Mckenna Grace)serta ibunya mereka(Carrie Coon)yang pindah diSummerville,Oklahoma untuk tinggal disebuah tempat yang baru saja diwarisi dari almarhum kakek mereka.
Setelah sebuah fenomena melanda kota tersebut,Wolfhard dan Grace baru saja mengetahui bahwa kakek mereka adalah salah satu dari Ghostbusters,pahlawan dari peristiwa yang sebagian besar dilupakan dan dikenal sebagai Manhattan Crossrip pada tahun 1984.
Wolfhard dan Grace beserta guru sainsnya mereka ,Grooberson(Paul Rudd),harus belajar menggunakan alat sang kakek untuk menyelamatkan kota.Grooberson masih hidup sejak Manhattan Crossrip dibentuk dan mengingat Ghostbusters,yang berarti dia dapat membantu perjalanan mereka.
Ghostbusters Afterlife disutradarai oleh Jason Reitman dan diproduseri ayahnya(Ivan Reitman)sutradara dari dua film,pertama dalam franchise.Skenario ditulis oleh Jason Reitman dan Gil Kenan.film ini akan tayang pada 19 desember 2021.
2.Teka-Teki Tika
Film Teka -Teki Tika merupakan film besutan Ernest Prakasa selaku sutradara.film ini bergenre misteri thriller berbalut komedi,mengisahkan tentang sebuah keluarga besar yang kaya raya dan harmonis.
Pada suatu hari Budiman(Ferry Salim),sang kepala keluarga didatangi oleh seorang wanita yang bernama Tika(Sheila Dara Aisha).Tika hadir ditengah perayaan ulang tahun pernikahan Budiman dan istrinya.Ia mengaku sebagai anak kandung dari Budiman.Kehadiran Tika bertepatan dengan usaha yang Budiman jalani mengalami kredit macet.Keadaan membuat Budiman semakin rumit dan berantakan.
Keluarga yang tadinya harmonis langsung terusik dengan kedatangan Tika ditengah-tengah keluarga yang sedang berbahagian.kehadiran tika dengan pepecahan keluarga,tedapat rahasia besar yang belum terungkap .
Benarkah Tika anak kandung dari Budiman?Akankan teka-teki ini dapat terungkap semuanya?
Saksikan film Teka-Teki Tika yang aka segera tayang diseluruh bioskop kesayangan anda pada tanggal 23 Desember 2021.
3.A Love Story
Akhirat:A Love Story adalah film romantis indonesia yang disutradarai oleh Jason Iskandar dan dibintangi oleh Adipati Dolekn dan Della Dartyan sebagai pemeran utama juga sederetan pemain lainnya. Film ini merupakan debut terpanjang pertama dari Jason Iskandar,yang sebelumnya diketahui telah banyak membuat berbagai film-film pendek lainnya.
Film A Love Story menceritakan tentang sebuah kisah cinta yang berbeda agama dan keyakinan .Tapi,Perbedaan agama tidak menghalangi antara Timur dan Mentari untuk tetap bersama selamanya. Timur(Adipati) dan Mentari(Della Dartyan)mereka saling jatuh cinta dan berjanji akan terus bersama hingga akhir hayat. Suati hari,mereka berdua mengalami kecelakaan mobil parah yang mengakibatkan Timur dan Mentari mengalami koma. Tak lama kemudian Timur dan Mentari terbangun dikehidupan yang baru antara hidup dan mati yakni dunia nyata dan dunia akhirat. Kemudian mereka diberi kesempatan satu kali lagi untuk hidup bersama tanpa ada halangan sedikitpun. Tetapi, mereka pun dihadapkan oleh dua pilihan yang harus dipilih salah satunya. Apakah mereka akan tetap bersama dikehidupan baru atau kembali dengan kehidupan yang lama penuh dengan pertentangan dan banyak cobaan.
Lalu,manakah yang akan mereka pilih?
Dunia nyata atau akhirat?
Saksikan selengkapnya dibioskop tanggal 2 Desember 2021
Itu dia beberapa rekomendasi film bioskop yang akan menemani kalian diakhir tahun 2021.jangan lupa saksiakan dibioskop kesayangan anda .
1 note
·
View note
Link
When Stamford Raffles landed on Singapore on Jan 28, 1819, the island was largely populated by seafaring nomads. Two centuries on, The Sunday Times visits an Orang Laut community in Johor to find out how they are faring, and speaks to descendants of Orang Laut in Singapore.
Tucked away among luxurious waterfront apartments and European-style bungalows on Johor's southern coast lies an enclave of Orang Seletar, indigenous sea nomads. While Johor is their home now, their ancestors were living in Singapore when Sir Stamford Raffles made his historic landing on this very date in 1819.
They are believed to be Singapore's earliest inhabitants.
The Orang Seletar moved to their Johor coastal village, called Kampung Sungai Temon, several decades ago when Singapore developed into a modern city. It is one of the few Orang Seletar settlements left in Malaysia's southern state.
In the old days, they lived on boats near the mouth of Seletar River - hence their name, Orang Seletar. Today, the kampung, which faces the Strait of Johor, consists of 400 people and sits within the multibillion-ringgit Iskandar economic zone, its wooden houses a quaint contrast to the five-star hotels, condominiums and malls being built just across the Causeway.
Led by their "tok batin", or village chief, Mr Salim Palon, they are among 1,620 Orang Seletar in Malaysia. Together with 3,525 Orang Kuala and 148 Orang Kanaq, they form the Orang Laut tribe who reside on the southern and western coasts of Johor. Pockets of Orang Laut also can be found living near river deltas in Indonesia's sprawling Riau islands, and in Singapore.
In Kampung Sungai Temon, the Orang Seletar live in houses on the beach, some of which are on stilts. They still lead a seafaring lifestyle, catching fish, crabs and mussels to sell to seafood wholesalers or cook in the few restaurants they run.
"When I was young, Malaysia and Singapore were no different from each other. We were free to sail anywhere... and had lived on boats in Seletar, Kranji, Jurong," Mr Salim, 58, told The Sunday Times from his house. "Now all that's left is history."
He paused, before adding: "I'm worried the same thing will happen here. With these developments, we might become history, too. We are the original people here. If they take our land away, where will we go?"
ADAPTING TO CHANGE
A group of Orang Seletar were sitting near the village jetty, chit-chatting, when The Sunday Times visited. "Hey, did you meet the tok batin first? Not scared of getting shot by his blowpipe?" one said jokingly, to laughter.
Mr Fendi Salim, 37, a son of the tok batin, said: "Village chiefs used to shoot darts at unwelcome visitors... Don't worry, now no more."
Over the years, the Orang Laut have tried to adapt to mainstream society, giving up their life on the boats for houses on land, attending government schools and learning to speak and write Malay. They converse with another in the Orang Seletar language, which sounds nothing like Malay.
Some have intermarried with the Chinese or Malays and moved to the cities, while others have abandoned their animist beliefs for Christianity or Islam.
They are known to have been sailing in the region's waters from the 16th century. Back then, they wore leaf loincloths and fished with spears, said fisherman Karim Palon, 53. He added that in earlier times, it was easy to spot the Orang Seletar. "Anyone with uncombed hair, walked in groups with no clothes or shoes on, that's us, lah!"
Mr Basri Abdullah, a Malay seafood wholesaler who buys fish and shellfish from the Orang Seletar, said it is hard to tell them apart from ethnic Malays now. "When they were living on boats, they would sometimes come to shore. The villagers would make them recite Malay pantun before they could enter." The pantun is a Malay poetic form which is passed on orally.
"When we held parties, we would also invite them and we would all dance 'joget lambak' to Nona Singapura song together," he said, referring to the traditional Malay mass dance originating from Malacca.
Despite years of trying to fit in, the Orang Seletar still hold on to some aboriginal customs, and believe in the presence of spirits.
Young fathers such as Mr Ripin Non, 24, still practise the tradition of placing a mother's placenta on a tree for good health.
Before, when there were no hospitals or doctors, the men used to help their wives deliver babies on the boat. But not now. "I will faint if you ask me to deliver a baby!" Mr Ripin said. "When I held the placenta and climbed the tree, I was told to look straight ahead. If I looked left or right, my child would be cross-eyed."
When the Orang Seletar are out at sea and encounter a tideline, or a sinuous line where two currents converge, they will still lift their oars and ask permission from the sea "genie" to cross over.
Another of the tok batin's son, fisherman Eddy Salim, 38, said a nephew who failed to heed the taboo was taken ill after an eerie encounter with a long-haired female spirit. "He had a hard time pulling up his net which was full of prawns, so he cut it off halfway. He didn't realise the 'hantu laut' was sitting on his boat. Villagers later found him unconscious, foaming at the mouth. His mother uttered some mantra to make him well again or he would surely have died," he said.
The Orang Seletar still go to the nearby woods to kill wild boar, deer and other animals. When The Sunday Times visited, two boys had just killed and skinned two pythons.
"We eat everything. You name it, we eat it, except poison," said Mr Fendi Salim, his eyes lighting up.
"Chicken is not as tasty as curry snakes or black pepper crocodiles. But the most delicious is grilled scorpions, they are more crispy than fried calamari," he added.
Being able to adapt to change is perhaps the reason for the Orang Laut's survival.
"(They) have no problems coping with modernisation," Centre for Orang Asli Concerns coordinator Colin Nicholas told The Sunday Times. "It is when the outside development does not recognise their rights, or discriminates against them, that their ability to participate in mainstream society becomes difficult or even jeopardised."
Mr Ripin said he was ridiculed by Johor locals when he tried to sell fish at the market. "They told customers that my freshly caught fish is rotten. Once or twice is okay, but the bullying becomes hurtful after a while."
His sister, Maslinda Romi, 18, said she and two other Orang Seletar students had to put up with name-calling at the government school they had attended. She said: "They say we are dirty. We want to mix, but they don't. Now that I've finished school, it's better for me to stay in kampung and find work here. Nobody outside will accept us."
UNCERTAIN FUTURE
Lining the main streets outside Kampung Sungai Temon are banners for residential projects which proclaim in English, "World-class waterfront living", "A new dimension to urban living", "Dive into endless pleasure".
Nearby in the Johor Strait, a parcel of reclaimed land sits empty. Plastic bottles and rubbish accumulate among mangroves and marshes. Fish and shellfish struggle to survive in the brackish water.
Modernisation has reached the very doorstep of the Orang Seletar, and they are on the brink of losing their customary land and sources of livelihood.
However, the community did win a hard-fought civil case against the state and federal governments last February, when the Johor Baru High Court ruled that they had customary rights to 138ha of their traditional land and waters in the Danga Bay region, which lies in the Iskandar development corridor.
The court had also ordered that they be compensated for the loss of land based on market value. The amount is not known but estimated to be sizeable, given the centrality of its beachfront location, only 5km west of the Causeway.
While they were happy their rights over the land and, for the first time, surrounding waters, were finally legally acknowledged and recognised, they would rather have their land back than compensation. They have since appealed the decision, and the case is pending.
In an e-mail to The Sunday Times, the Iskandar Regional Development Authority, a Malaysian statutory body that oversees the development area, said it is unable to comment as the case is under appeal.
Mr Eddy Salim said their cultural identity is tied to the sea. An old ritual to determine Orang Laut even dictates hurling newborns into the sea to see if they could float. They become skilful swimmers as toddlers.
"You can't separate us from the sea. We will feel awkward living on land. Our heart and soul will still be close to the sea," he said.
Fisherman Muhammad Anuar Sulaiman, 28, his wife Nurul Hanani, 27, and their two children are part of the village but have been living at sea on a giant raft which he fashioned from planks and zinc sheets.
He said: "It's hard to get approval for a house on the beach, so we stay here because where else can we go? The water is all we know. We are Orang Laut. The sea is our home."
87 notes
·
View notes
Text
TIARA ALERT: Queen (Raja Permaisuri) Zara Salim of Perak wore Queen Bainun's Diamond Tiara for the installation of Sultan Ibrahim Iskandar of Johor as the 17th King of Malaysia at Istana Negara in Kuala Lumpur, Malaysia on 20 July 2024.
#Tiara Alert#Queen Zara Salim#tiara#Tuanku Zara Salim#Raja Permaisuri Zara Salim#Perak#Perak Royal Family#diadem#royal jewels#diamond#Malaysia#Malaysian Royalty#Malaysian Royals#royaltyedit
32 notes
·
View notes
Photo
Direksi PT PIM Baru Dipeusijuek Oleh Ulama Hingga Tokoh Masyarakat LHOKSEUMAWE - Direksi PT Pupuk Iskandar Muda yang baru Yanuar Budinorman dipeusijuek oleh alim ulama dan tokoh masyarakat Dewantara Tgk H Muhammad Sufi (Ulama), Tgk Zainuddin Basyah (Imam Besar Masjid Bujang Salim) Krueng Geukueh dan H Abu Bakar Abbas (tokoh masyarakat Dewantara).
0 notes
Text
Tombak Cakra Anies dan Cincin Muhaimin, Bukti Cinta Kotagede Yogyakarta untuk AMIN
YOGYAKARTA | KBA – Seorang desain perak Kotagede Yogyakarta, Priyo Salim membuat desain cincin bertulis AMIN. Cincin ini akan diberikan kepada cawapres Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar. Priyo Salim sebelumnya memberikan cinderamata Tombak Cakra kepada Anies Baswedan saat ziarah ke Makam Raja-raja Mataram Islam di Kotagede beberapa waktu lalu. “Saat kunjungan Pak Anies, saya memberi cinderamata…
View On WordPress
0 notes
Text
0 notes
Photo
Galeri foto haul KH. Bisri Syansuri di Pesantren Mambaul Ma’arif (@pondok_denanyar) Jombang. Haul dihadiri oleh KH. Miftachul Akhyar Pj. Rais Aam PBNU, KH. Zainuddin Djazuli, KH. Bahauddin Nur Salim, Gus Qoyyum, HA Muhaimin Iskandar dan KH. Abdussalam Shohib. Almarhum Al-Maghfurlah KH. M. Bisri Syansuri adalah sosok yang teguh memegang prinsip. Beliau pernah menjabat sebagai Rais Aam PBNU dan juga sebagai Kepala Staf Markas Besar Oelama. Malam ini, Almarhum Kiai Bisri dihauli. Mari kita bacakan Fatihah untuk beliau. Credit foto: @ahmadlabieb Follow: Instagram @nahdlatululama Twitter @nahdlatululama #NU #Kiai #Ulama #nahdlatululama #IslamNusantara #LDNUPeterongan https://www.instagram.com/p/B89N18XBlne/?igshid=6syyegbb6nd1
0 notes
Link
WASHINGTON DC (VOA) —
WASHINGTON DC (VOA) —
Salah satu ilustrasi terbaru dari @komikfaktap di Instagram mendadak viral dan menjadi perbincangan hangat. Terlihat dalam ilustrasi tersebut, Jokowi dan Prabowo, serta sederetan petinggi pemerintahan dan tokoh dominan dalam pilpres 2019 tengah bersama-sama nonton film produksi Marvel, “Avengers: Endgame,” yang hingga di minggu ke-3 setelah tanggal perilisannya masih menduduki posisi nomor satu di Box Office Amerika.
Pandangan mata langsung tertuju ke tengah yang adalah barisan paling dahsyat, di mana presiden Joko Widodo dan calon presiden Prabowo bersama Bobby the Cat, duduk bersebelahan. Sosok Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno juga digambarkan tengah duduk di barisan tersebut
Terlihat pula dalam ilustrasi ini mantan presiden Megawati dan SBY, menteri keuangan Sri Mulyani, menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti, walikota Surabaya Tri Rismaharini, Surya Paloh, Rhoma Irama, bahkan tokoh-tokoh kontroversial seperti Ahmad Dhani yang kini berada di penjara karena kasus ujaran kebencian, dan Ratna Sarumpaet yang terlibat kasus hoax.
Tidak kalah seru, di barisan terdepan terlihat sosok putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, duduk bersama Jan Ethes, cucu Jokowi dari putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.
Komikus Iskandar Salim di Indonesia (Dok: Iskandar Salim)
Kepada VOA Indonesia, komikus Iskandar Salim yang juga adalah pemilik akun @komikfaktap mengatakan bahwa ia memang berniat untuk menggambar sesuatu tentang pilpres dan juga film “Avengers: Endgame” yang memang sudah sangat dinanti. Namun, karena waktunya berdekatan, ia kemudian memutuskan untuk menyatukan kedua tema tersebut.
“Kebetulan pas dapat idenya, saya pikir pilpres itu kan, hawanya juga panas di medsos dan sebagainya. Sedangkan kalo Avengers itu kan lebih ke kayak hiburan yang sudah ditunggu-tunggu sama fans. Jadi saya pikir, kenapa nggak digabungin aja gitu? Di mashed up,” ujar Iskandar Salim.
Mengingat perdebatan dan suhu politik yang terus memanas dan telah membuatnya lelah, Iskandar menggambar para tokoh ini yang kemudian tengah beristirahat sejenak sambil nonton film “Avengers: Endgame.”
“Menurut saya seharusnya ya sudah, di puncaknya pas pilpres itu. Seharusnya ya kita agak cooling down-lah. Maksudnya di balik semua pertentangan yang ada, kubu-kubuan yang ada, pada dasarnya sebenarnya kan kita juga sama-sama Indonesia,” tambah komikus kelahiran tahun 1974 ini.
Iskandar mengibaratkan jika dalam film Avengers biasanya ada seruan “Avengers Assemble” dari Captain America saat mau mempersatukan teman-temannya, ilustrasinya ini memiliki makna yang sama.
“Menurut saya Indonesia juga assemble gitu, bergabung lagi,” katanya.
Saat artikel ini ditulis, ilustrasi ini di Instagram sudah disukai lebih dari 27 ribu orang. Kolom komentar untuk sementara ditutup oleh Iskandar karena takut ada spoiler. Ilustrasi ini juga diunggah di akun @komikfaktap di Twitter dan sudah disukai sebanyak 2.000 kali.
Pria yang mulai terjun ke dunia komik tahun 2015 ini mengatakan, ilustrasi ini banyak mendapat komentar dan sambutan yang positif dari orang-orang yang memiliki pikiran yang sama dengannya mengenai suhu politik di Indonesia saat ini.
“Ini ‘ngademin’ gitu kan, mengajak untuk ya sudahlah, kita sudah sama-sama capek, juga sama-sama Indonesia. Sudahlah. Saya melihat beberapa komentar dan yang lika juga datang dari masing-masing kubu juga,” ujar lulusan S1 Universitas Trisakti jurusan Desain Komunikasi Visual ini.
Para warganet di Twitter ikut ramai menanggapi gambar ini dengan positif, termasuk Editor-in-Chief Billboard Indonesia, Adib Hidayat.
Kekompakan Jokowi dan Prabowo dalam ilustrasi ini pun dipuji oleh warganet.
Para pemerhati Bobby the Cat pun ikut berkicau di Twitter.
Pesan yang juga ingin disampaikan oleh Iskandar melalui ilustrasi ini adalah agar kedua kubu yang ‘sama-sama satu Indonesia’ dapat tetap kompak, seperti halnya Jokowi dan Prabowo yang tengah duduk dan menikmati nonton bersama.
“Seperti saya tulis di caption juga kan hidup itu nggak cuman pilpres. Masih banyak hal-hal lain yang harus kita pikirkan juga,” tambahnya.
Hingga kini Iskandar mengaku belum mendapat tanggapan langsung dari para tokoh yang ia gambar. Namun, seorang teman menyampaikan bahwa ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin, Erick Thohir, ingin memesan versi cetaknya.
Akun @komikfaktap memang sering mengeluarkan ilustrasi yang berhubungan dengan isu terkini, terutama di Indonesia. Selain ilustrasi “Indonesia Assemble” tadi, belum lama ini @komikfaktap juga mengeluarkan ilustrasi bertema aksi “People Power” yang tengah ramai dibicarakan.
Untuk ke depannya, Iskandar mengatakan akan terus berkarya.
“Hopefully sih yang lebih positif juga sih, komik-komik yang lebih positif,” ujarnya menutup wawancara dengan VOA. (di)
Halaman Selanjutnya
0 notes