Tumgik
#FILIT 2017
azzamirasyid · 4 years
Text
Catatan tentang Pulau Kecil: Pulau Nasi, Aceh
Kepalang tanggung, ketika beberapa hari yang lalu saya update di whatsapp story mengenai pulau kecil tapi gakbisa nulis banyak-banyak karena keterbatasan fitur. Akhirnya, saya coba tulis lebih lengkapnya di sini biar enak, sekaligus merawat ingatan tahun 2017 silam hehe :D
--
Tumblr media
Saya dapat kesempatan ke pulau Nasi sekitar tahun 2017, dalam rangka Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat UGM (KKN-PPM UGM). Kami (30 orang) tinggal bersama masyarakat di sana selama 2 bulan, mulai dari pertengahan Juni sampai awal Agustus. Program kami secara garis besar berfokus pada pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata. Kenapa pariwisata? Penjelasannya nanti ada di bawah ya.
Kenapa baru KKN tahun 2017? Haha ini yang unik. Saya angkatan 2012 dan baru KKN tahun 2017 atau di tahun ke-5 kuliah saya. Bisa dibilang telat 2 tahun dari normalnya. Inipun KKN dengan angkatan 2 tahun di bawah (angkatan 2014). Yaa jadi singkat cerita, tahun ke-3 dan tahun ke-4 kuliah saya punya amanah organisasi yang bikin gakbisa ninggalin Jogja dalam waktu lama. Akhirnya ya harus nunda KKN selama 2 tahun.
Kenapa gak KKN di Jogja aja? Nah ini dia, saya pikir pengalaman KKN ini hanya bisa dirasakan sekali seumur hidup, jadi gakmau dong kalo KKNnya di Jogja. Harus dapet tempat lain yang bisa ngasih pengalaman baru, Pulau Nasi lah saya pilih :D.
Lokasi Pulau Nasi
Secara administratif pulau Nasi berada di kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Secara geografi bisa dilihat di peta di bawah ini yaa..
Tumblr media
Toponimi Pulau Nasi
Ada dua versi cerita mengenai kenapa pulau ini dinamakan pulau Nasi. Tapi sebelum ke sana, saya akan coba ceritakan sedikit sejarah Pulau Nasi. Saya kutip cerita ini dari situs Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA). Jadi sebelumnya pulau nasi ini tidak berpenghuni, baru kemudian di Abad ke-12 pulau ini mulai dihuni orang. Penghuni ini berasal dari Peukan Bada atau daratan di tenggara pulau, sekarang masuk ke dalam salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh Besar.
Tumblr media
Jumlah orang yang pertama menghuni pulau ini sekitar 10-20 orang yang semuanya adalah orang-orang pelarian. Mereka adalah orang yang seharusnya mendapat hukuman Raja akibat tidak membayar pajak, berjudi dan lain sebagainya. Mereka tiba pertama kali di pantai Lhoek Reudeup, Gampong Deudap atau pantai terdekat dari daratan. Karena mereka semua adalah pelarian, mereka tidak berani tinggal di dekat pantai yang bila membakar sampah saja asapnya bisa terlihat dari ibukota kerajaan di Banda Aceh/Kutaraja. 
Lalu, mereka berjalan agak ke dalam pulau, menaiki bukit dan menemukan lokasi yang cukup aman untuk ditinggali karena banyak rumput besar (Rabo) yang dapat menutupi diri mereka. Nama Rabo ini kemudian menjadi asal usul dari penamaan gampong Rabo (gampong pertama) yang terletak di tengah-tengah pulau Jeih (Pulau itu; dulu masih disebut pulau itu karena belum ada namanya). Ketika mulai menetap di sana mereka bercocok tanam dengan bibit yang dibawanya dari rumah.
Setelah tanaman kelapa yang ditanam mulai berbuah (5-6 tahun), mereka bermusyawarah terkait rencana masa depannya. Di pulau Jeih mereka memang bisa hidup nyaman, namun keluarga mereka masih berada di daratan sedangkan tidak mungkin bagi mereka untuk kembali ke sana karena berstatus pelarian. Akhirnya mereka bersepakat untuk menemui Raja membawa hasil panen untuk meminta pengampunan.
Raja lalu mengampuni mereka dan memperbolehkan mereka membawa keluarga untuk tinggal di pulau Jeih. Merekapun kembali ke pulau Jeih membawa keluarganya dan tinggal di lokasi sebelumnya di Rabo. Setelah 10-15 tahun dari kejadian ini, Raja tidak pernah lagi mendengar kabar dari orang-orang ini. Pejabat kerajaan memberikan nasihat untuk berhati-hati sebab orang-orang ini adalah yang dahulu melakukan pelanggaran terhadap kerajaan, dikhawatirkan mereka membangun kekuatan dan membelot sehingga Raja perlu mengontrol mereka. 
Dikirimlah sekitar 25 keluarga ke sana yang terdiri dari Kadhi kerajaan, ahli pertanian, ahli pertukangan, ahli kelautan dan lain-lainnya untuk mengatur kehidupan masyarakat di sana. Atas dasar inilah kemudian Raja menamai pulai ini sebagai pulau Peunaso atau pulau mengisi. Disebut mengisi karena Raja mengirim utusannya untuk mengisi pulau tersebut. 
Cerita ini dengan nama pulau Peunaso menjadi versi pertama tentang asal usul nama pulau ini. Konon pada zaman penjajahan Belanda namanya berubah menjadi pulau Nasi karena kesulitan dalam penyebutan Peunaso. Namun, ada juga yang punya cerita lain terkait pulau Nasi ini yang kemudian menjadi versi kedua asal usul nama pulau ini.
Versi kedua dinamakan pulau nasi karena untuk menuju pulau tersebut jaraknya tidak terlalu jauh dari daratan utama Aceh. Bila ingin pulang pergi hanya butuh setengah hari sehingga hanya butuh bawa bekal nasi. Adapun di utara pulau Nasi ada pulau yang dinamakan pulau Breueh atau pulau beras. Dinamakan pulau beras karena jaraknya lumayan jauh sehingga gak cukup sehari dan gakbisa hanya bawa bekal nasi, harus bawa beras untuk ke sana biar bisa bertahan hidup.
Kondisi Geologis dan Geografis Pulau Nasi
Kondisi geologi pulau nasi terdiri atas 4 formasi yaitu formasi Peunasu (Tlp), Lhoong (Mulh), Geumpang (Mug) dan Aluvium (Qh). Formasi Peunasu terdiri dari batu pasir mikaan, konglomerat, serpih, batu lumpur dan batu gamping terumbu. Formasi Lhoong terdiri dari wake gunungapi, sedikit batu pasir dan batu lanau, batuan gunungapi mafik dan batu gamping. Formasi Geumpang terdiri dari batuan gunungapi dan piroklastika menengah hingga mafik terubah dan termalihkan berbeda-beda, filit, sekis hijau dan batuan gamping malihan kurang. Sedangkan aluvium terdiri dari kerikil, pasir, lumpur dan seterusnya.
Tumblr media
Formasi Lhoong (Mulh) dan Geumpang (Mug) yang diperkirakan berusia Jura hingga Kapur atau formasi dengan usia paling tua. Formasi Peunasu (Tlp) yang menjadi mayoritas pembentuk pulau berusia oligosen. Sedangkan aluvium (Qh) adalah bentukan yang paling muda dari kala holosen. Formasi Mug masuk dalam kategori batuan gunungapi sedangkan Tlp, Mulh dan Qh termasuk dalam batuan sedimen dan metasedimen.
Tumblr media
Pulau Nasi memiliki ketinggian 0-280 meter dari permukaan laut. Untuk formasi Tlp, Mulh dan Mug termasuk dalam wilayah perbukitan rendah hingga perbukitan (kecuali beberapa wilayah dekat lautnya yang cenderung dataran rendah). Sedangkan formasi Qh termasuk dataran rendah yang subur, untuk itu budidaya sawah tadah hujan terpusat di formasi ini atau di sekitar gampong Rabo dan Alue Reuyeueng.
Sebagaimana pulau-pulau kecil pada umumnya, pulau Nasi ini tidak memiliki sungai besar. Sungainya hanya berupa sungai kecil yang cenderung hanya berair saat ada hujan. Dalam bahasa Aceh sungai kecil itu disebut alue, nah keberadaan sungai kecil yang ada di bagian tengah (lihat peta) kemudian menjadi asal usul nama gampong alue reuyeueng. Lokasi gampong alue reuyeung sendiri memang persis di sungai kecil tersebut khususnya bagian muara.
Tumblr media
Bagaimana Cara ke Pulau Nasi?
Untuk bisa ke pulau Nasi terbilang cukup mudah. Kita bisa naik kapal kayu ukuran sedang yang dikelola oleh warga pulau Nasi melalui pelabuhan kecil yang ada di pintu masuk pelabuhan Ulee Lheue. Kalau dikira-kira lokasinya berada di barat pasar ikan Ulee Lheue atau utara dari bundaran pintu masuk pelabuhan.
Tumblr media
Sebagaimana asal usul nama pulau Nasi versi kedua, ke pulau Nasi waktu tempuhnya tidak terlalu lama, hanya memakan 45 menit-1 jam perjalanan laut. Paling cepat bila kapal berlabuh di pelabuhan Deudap dan paling lama bila berlabuh di pelabuhan Lamteng (selang-seling tiap harinya). Namun, dalam waktu sehari hanya ada satu kapal kayu untuk satu kali perjalanan bolak balik, jadi agak sulit bila ingin berkunjung tanpa menginap. Ohya, sebenarnya ada juga kapal Ferry yang berlayar dua hari sekali dari pelabuhan Lamteng, tapi saya kurang tau jadwalnya sebab gak pernah naik kapal itu.
Tumblr media
Kriteria Pulau Kecil
Menurut UU nomor 1 tahun 2014 pulau kecil adalah pulau yang memiliki luas wilayah kurang atau sama dengan 2.000 km2. Nah, pulau Nasi luas wilayah daratannya cuma sekitar 27,32 km2 makanya disebut sebagai pulau kecil. Kalau dikeliling pakai motor, cukup setengah jam kita udah bisa keliling seluruh pulau.
Setelah ini saya akan ulas apa keunikan dari pulau kecil bila ditinjau berdasarkan pendekatan pembangunan wilayahnya. Hal ini juga yang kemudian menjadi persoalan yang kami temui selama KKN di pulau Nasi hingga kami menjadikan pariwisata sebagai solusi untuk pembangunan wilayah pulau Nasi.
Sumberdaya Pulau Nasi
Sejauh mata memandang kita bisa lihat birunya laut, maklum karena pulau Nasi tidak terlalu luas. Laut yang mengelilingi pulau Nasi ini menjadi salah satu sumberdaya yang paling penting buat masyarakat. Tiap-tiap gampong (kampung)--yang seluruhnya ada 5--memiliki wilayah laut yang dikelola oleh gampongnya masing-masing.
Beberapa pantai memiliki ekosistem karang dan lazim ditemui berbagai biota karang seperti ikan kerapu, teripang, kerang, gurita dan lain sebagainya. Ada juga ekosistem rawa pasang surut khususnya di gampong Alue Reuyeueng yang bisa ditemukan kepiting rawa--walaupun hanya pada waktu-waktu tertentu.
Tumblr media
Di gampong Alue Reuyeueng dan Rabo ada dataran aluvium yang cukup subur dijadikan sawah. Namun karena hanya ada sungai kecil yang tidak selalu berair sepanjang tahun, sawah yang dibudidayakan cenderung tadah hujan/mengandalkan hujan untuk mengairi tanaman. Akhirnya hanya bisa tanam dan panen padi setahun sekali.
Ketinggian maksimal di pulau Nasi sekitar 280 mdpl. Menurut konsep Junghuhn wilayah pulau Nasi dikategorikan wilayah beriklim panas sehingga hanya sedikit tumbuhan yang bisa dibudidayakan, khususnya yang adaptif terhadap panas. Tanaman-tanaman jenis sayuran akan cenderung sulit untuk dibudidayakan.
Tanaman buah beberapa masih bisa ditemukan seperti kelapa, durian, semangka dan lain sebagainya.
Dilema Pembangunan Wilayah
Dilema ekonomi: mayoritas penduduk pulau nasi bekerja sebagai petani dan nelayan (perikanan tangkap). Pertanian yang digarap berupa sawah tadah hujan dan perkebunan, sedangkan aktivitas melaut biasanya dikerjakan dalam skala kecil seperti memancing di sekitar karang, menyelam dan melaut dengan perahu kecil (2-4 orang).
Aktivitas pertanian dijalankan dengan sistem semi-subsisten hingga subsisten. Sebagai contoh ketika padi di sawah menghasilkan beras mereka akan cenderung menyimpannya untuk kebutuhan selama setahun ke depan (sampai bertemu panen berikutnya) dan akan menjual sisanya kepada masyarakat lokal pulau. Jika tidak ada yang ingin membeli maka sisanya akan disimpan lagi untuk kebutuhan sendiri. Ini yang saya sebut semi-subsisten hingga subsisten. 
Mengapa tidak dijual keluar pulau, misal ke kota? Agak sulit sebab harus bersaing dengan produk dari daratan. Produk-produk yang dikirim dari pulau menuju daratan cenderung sulit bersaing karena biaya yang cukup besar untuk pengangkutan menggunakan kapal. Ini yang menjadi dilema. Belum lagi kondisi laut sering berubah-ubah dengan cepat. Risikonya besar mengangkut ke daratan. Tidak semudah/seaksesibel bila di daratan mengangkut menggunakan mobil.
Tumblr media
Hasil perkebunan di pulau Nasi pun cenderung untuk dikonsumsi sendiri, mentok-mentok dijual ke masyarakat pulau, itupun kalau ada yang beli karena rata-rata orang lain pun punya kebun sendiri. Kadang-kadang harus menjual produk di harga yang rendah agar bisa menutupi ongkos lainnya dan bisa dibeli oleh orang di daratan.
Kalau nelayan masih lebih beruntung, sebab lebih ada kemudahan dalam menjual hasil pekerjaannya.
Dilema Pendidikan dan Kependudukan: pendidikan di pulau Nasi cenderung seperti pendidikan pada umumnya. Ada sekolah dasar di tiap gampong (kecuali lamteng), ada 1 SMP dan 1 SMA. Sayangnya tidak ada sekolah kejuruan yang spesifik dan cocok dengan profesi mayoritas penduduk. Pendidikan yang didapat akhirnya tidak tepat guna, tidak menjawab persoalan kehidupan mereka.
Ada kecenderungan bagi sebagian penduduk yang berpendidikan tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya di daratan. Ada pula kecenderungan semakin tinggi pendidikan semakin besar pula keinginan untuk hidup di luar pulau, mencari kehidupan yang lebih baik. Kami menemukan fenomena migrasi keluar dalam jumlah yang besar khususnya di kelompok usia muda.
Sebagian sudah kami sebutkan bahwa mereka bersekolah di daratan. Sebagian yang lain cenderung untuk bekerja, kebanyakan di sektor informal seperti berdagang. Ekonomi di pulau seperti kurang gairah, mengalami stagnansi.
Fenomena migrasi keluar yang besar ini bisa terjadi sebab aksesbilitas yang tinggi antara pulau Nasi dan kota Banda Aceh. Cuma butuh satu jam naik kapal untuk ke ibukota Provinsi, dekat bukan? Hal ini memberikan keberanian yang cukup besar bagi kaum muda untuk merantau, kalaupun mau pulang kan tidak terlalu jauh.
Membangun Pariwisata
Saya ingin menggaris bawahi bahwa adanya persoalan di atas khususnya ekonomi bukan berarti segala-galanya. Saya lihat masyarakat bisa tetap bahagia dengan kondisinya, seperti tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Namun, bila keadaan ini terus berlanjut saya sendiri khawatir kalau kemudian penduduk di pulau Nasi diisi hanya oleh kaum tua, lalu perlahan kehilangan penduduknya. Kalau kehilangan penduduknya akan sayang betul, sebab pulau Nasi adalah pulau terluar Indonesia yang harusnya tetap ada penghuninya.
Kami lalu mulai berpikir sepertinya pariwisata menjadi salah satu solusi yang bagus untuk mengatasi persoalan ekonomi. Ketika orang datang ke pulau Nasi, maka akan banyak sektor yang kena manfaatnya. Akan banyak uang yang masuk ke pulau. Kapal akan banyak penumpangnya, memperbanyak perjalanan akan jadi pertimbangan bagus.
Tumblr media
Bisnis penyewaan kendaraan dan penginapan juga bisa berjalan. Lebih lagi, hasil bumi dari pulau Nasi bisa langsung dimanfaatkan untuk membuat masakan. Lebih baik dibanding mengandalkan keberuntungan untuk dijual langsung dalam bentuk mentah ke daratan. Kalau sukses, tidak perlu lagi merantau, di pulau pun sudah bisa hidup, ekonomi berjalan.
Masalahnya, membangun sektor pariwisata membutuhkan banyak dukungan infrastruktur fisik dan sosial. Semuanya bahkan harus dipertaruhkan di awal dan bisa memakan waktu agak lama untuk menuai hasilnya. 
Sebagai contoh, kapal harus menambah jumlah pelayarannya, tidak boleh sekali bolak balik dalam sehari karena akan memaksa tiap orang harus menginap di pulau. 
Ketikapun oke untuk menginap, kapal dengan jadwal yang sudah ada membuat perjalanan ke pulau Nasi menjadi kurang oke. Bila ingin ke pulau kapal berangkat dari kota jam 2 siang, sampai sana sudah agak sore. Lalu jika ingin kembali naik kapal besoknya jam 8 pagi. Waktunya jadi sempit, belum apa-apa sudah menjelang malam, paginya sudah harus pulang. Kalau menambah hari lagi tentu banyak pertimbangannya terutama ongkos menginap jadi lebih mahal.
Selain itu, harus dipersiapkan objek-objek wisatanya. Tiap objek wisata harus didukung dengan fasilitas yang memadai paling tidak harus selalu ada toilet. Uang yang diinvestasikan akan cukup besar.
Dan yang paling penting adalah persoalan infrastruktur sosial. Di atas sudah saya bilang kebanyakan kaum muda merantau keluar pulau. Lalu siapa orang yang bisa diandalkan untuk menggerakan pariwisata pulau?
Tumblr media
Inilah Dilema Pulau Kecil
Jadi? Ya jadi ini dilemanya pulau kecil. Tidak terlalu luas, sumberdaya tidak terlalu lengkap. Orang tidak terlalu banyak dan akan sangat bergantung dengan wilayah lain di daratan. Persoalannya unik. Bahkan paling unik menurut saya dibandingkan persoalan wilayah lain..
2 notes · View notes
biancaionel25-blog · 7 years
Text
Ce trebuie să știi despre FILIT 2017?
Ce trebuie să știi despre FILIT 2017?
După articolul în care vă invitam la o vânătoare de cărți, astăzi revin cu mai multe detalii despre FILIT 2017, Festivalul Internațional de Literatură și Traducere Iași. 5 curiozități despre FILIT 2017 și edițiile anterioare FILIT 2017 se desfășoară sub Înaltul Patronaj al Reprezentanței Reprezentanţei Comisiei Europene în România. Aceștia au mai avut o colaborare în 2014 și 2016. FILIT 2017 a…
View On WordPress
0 notes
wearemodernseoul · 7 years
Text
FiLite - The New Cheap 'Beer' from Hite
#FiLite - The New Cheap 'Beer' from Hite
FiLite was launched in South Korea back at the end of April 2017 and quickly started selling out mainly due to it’s cheap price. The price is lower than other Korean Beers as FiLite is tecnically not a beer under Korean Standards due to it’s low malt content (around 10%). Therefore it’s taxed less and cheaper. To make up for the low malt content makers Hite increased the Hops and have marketed it…
View On WordPress
0 notes
stiri-noi · 7 years
Text
FILIT Iaşi, 2017, în loc de concluzii - Liternet
0 notes
semnebune · 6 years
Text
Organizatorii Festivalul Internațional de Literatură și Traducere Iași – FILIT anunță numele unui alt invitat de marcă, ce va fi prezent la Iași în perioada 3-7 octombrie 2018. Este vorba despre Veronica Roth, numărul 1 în topul „New York Times” al celor mai bine vânduți autori, pentru seria „Divergent” (Divergent, Insurgent, Experiment).Trilogia „Divergent” a fost adaptată într-o serie de filme, cu actorii Shailene Woodley și Theo James în rolurile principale. Filmele s-au bucurat de un imens succes în întreaga lume, cu încasări de sute de milioane de dolari și cu numeroase premii și nominalizări.
This slideshow requires JavaScript.
Un alt volum al autoarei, Pecetea Morții, publicat în ianuarie 2017, a intrat direct pe locul 1 în lista „New York Times” a celor mai bine vândute cărți, rămânând în această poziție vreme de optsprezece săptămâni. Cumpăna destinelor, cea de-a doua parte a seriei „Pecetea Morții”, a debutat de asemenea pe primul loc în lista „New York Times” și continuă să atragă un număr uriaș de cititori.
Veronica Roth a debutat la vârsta de 22 de ani și a scris primul volum din seria care avea să o facă celebră, „Divergent”, în timp ce urma cursurile Universității Northwestern, unde a absolvit cu magna cum laude. Cărțile sale au primit mai mulți ani la rând „Premiul Goodreads Choice pentru cea mai bună carte fantasy şi SF pentru tineri”. Volumele sunt publicate în România la Editura Leda.
Festivalul Internațional de Literatură şi Traducere Iaşi (FILIT) este un proiect cultural finanțat de Consiliul Județean Iași prin Muzeul Național al Literaturii Române Iași și va reuni anul acesta cunoscuți scriitori din țară și din străinătate în perioada 3-7 octombrie, în cadrul unor evenimente deschise publicului larg. Printre invitați se regăsesc nume importante ale literaturii mondiale, precum Jonathan Franzen (SUA), Jón Kalman Stefánsson (Islanda), Kamila Shamsie (Marea Britanie), Sylvie Germain (Franța) etc., alături de zeci de scriitori și poeți români, precum și traducători din lumea întreagă. La eveniment vor mai participa și manageri culturali, editori, jurnaliști din țară și din străinătate.
Detalii despre FILIT se găsesc pe site-ul www.filit-iasi.ro.
    .
Veronica Roth, creatoarea seriei „Divergent”, vine la FILIT Iași Organizatorii Festivalul Internațional de Literatură și Traducere Iași – FILIT anunță numele unui alt invitat de marcă, ce va fi prezent la Iași în perioada 3-7 octombrie 2018.
0 notes
mariancoman · 7 years
Text
LATER EDIT: Unii dintre scriitorii pe care i-am întâlnit zilele trecute la Iași au fost întrebați dacă și-ar dori să viziteze un alt timp. Să trăiască și să scrie în trecut ori în viitor. Am auzit răspunsurile lui Mircea Pricăjan, Andrei Crăciun, Dănuț Ungureanu și pe cel al scriitoarei norvegiene Lari Fredrikke Brænne, la această întrebare.
Pe mine nu m-a întrebat nimeni, dar, iată, mă bag ușurel în seamă și zic că dacă ar fi făcut-o, i-aș fi răspuns cu mare drag că mi-ar plăcea tare mult să vizitez anul 1969 și să mă număr printre cei jumătate de milion de oameni care au asistat la Festivalul de la Woodstock. La cele ”Trei zile de pace și muzică” de pe pășunea lui Max Yasgur din America. Ba aș plusa cu dorințele (la urma urmei, dacă cineva mă poate muta în timp și spațiu, ar putea, frumușel, să-și facă de pomană și să mă înzestreze și cu o brumă de ureche muzicală) și aș cere să-mi fie permis să urc pe scenă măcar pentru un discret și anonim serviciu de backing vocals sau de cable guy. Nu ca să mă vadă lumea, ci să îi văd pe toți de acolo, înșirați cât vezi cu ochii, cu inimile interconectate.
LATER EDIT: Bang! Privind fotografia alăturată, se pare că într-un fel cu totul și cu totul miraculos, dorința deja mi s-a îndeplinit. Nu-mi amintesc dacă am urcat pe scenă, dar iată-ne în această imagine document pe 18 august 1969, după teribila furtună care a întrerupt recitalul nebunului de Joe Cocker. Cânta, probabil, ”I Shall Be Released” sau ”With a Little Help from My Friends”, cine mai știe cu exactitate? Mi-a rămas însă în nări mirosul ăla de ploaie, de ciuperci microscopice care, din cauza umezelii, își aruncă sporii pretutindeni cuprinse de o activitate sexuală efervescentă. Știți… mirosul ăla despre care zicem ”Mmm, ce frumos miroase a ploaie”. De fapt, miroase a ciuperci care și-o trag.
Tot așa, au mai trecut niște ani de-acum încolo și mi-am dorit tare mult să particip la ediția din 2017 a FILIT. A fost anul ăla în care la Iași, în România, au venit Gao Xingjian și Jeff Lindsay, Robert Șerban și Mircea Cărtărescu, Marius Chivu și Ioan T. Morar, Ioana Nicolaie și Ana Nicolau, Michael Hăulică, Ungureanu… ce mai tura-vura, a fost ediția aia cu zeci și zeci de invitați, cu mii de participanți, cu o armată de voluntari, toți unul și unul. A fost atunci când a cântat The Mono Jacks în cortul FILIT din Piața Unirii și când s-au citit poezii până spre dimineață. Anul ăla în care a venit și Rabi Lunatecul să stea la povești cu Florin Chirculescu, de ziceai că ies personajele din cărți, nu alta. No… și mi-am dorit atât de mult să ajung acolo, că m-am apucat să scriu aici, la fel cum am făcut atunci când am ajuns la Woodstock.
This slideshow requires JavaScript.
LATER EDIT: Am tot șters și adăugat la textul ăsta fiindcă nu mai știu când l-am început și când l-am terminat. Sau nu mai știu când l-am început fiindcă am tot șters și adăugat la el. Treaba e că am fost la FILIT și am urcat pe scenă așa cum am impresia că am făcut la Woodstock și am înțeles cine-s oamenii care fac lucrurile astea posibile. Și m-am bucurat de săli pline miercuri și joi. Și de întrebări minunate de la adolescenți, copii și tineri. Am vorbit despre Haiganu și despre HAC!, am întâlnit oameni faini și a plouat ca atunci, la Woodstock, de mirosea a ciuperci care și-o trag și a tei plouați ca-n cărțile lui Mike, chiar dacă teii nu mai au de-o vreme flori în Copou. Semn că atunci când te bucuri tare mult pentru ceva, vine primăvara peste tine și-n octombrie.
Așa că mulțumesc frumos Florin Lăzărescu, Lucian Dan Teodorovici, Georgiana Leșu, Dan Doboș. Mulțumesc întregii echipe FILIT, văzută sau nevăzută, celor cu care am avut ocazia să vorbesc și celor cu care nu am vorbit. Mulțumesc că ați făcut povestea asta posibilă și că ne-ați adunat pe toți în cortul din Piața Unirii și în alte părți, așa, ca pe pășunea lui Max Yasgur din America, să ne interconectăm mințile și inimile.
LATER EDIT: Acum, ce să zic? O să zic că îmi doresc tare mult să ajung și în 2018 la FILIT și am zis să scriu aici, poate se întâmplă ca atunci când am ajuns la Woodstock, în 1969, sau la Iași, în 2017. Ba aș plusa și cu dorințele și aș cere să am și-o brumă de talent să scriu o carte, două, trei în anii ăștia care vor fi trecut în urmă, așa încât, când ne-om găsi, să vă citesc o poveste din ele.
LATER EDIT: Iar dacă nu mă credeți că am fost la FILIT, dar vreți să prindeți ceva din cum a fost la FILIT, aveți mai jos filmarea cu întâlnirea de la Casa Fantasy. Și niște poze ceva mai sus.
  (VIDEO) Mamă, am cântat la Woodstock! Sau cum a fost la FILIT LATER EDIT: Unii dintre scriitorii pe care i-am întâlnit zilele trecute la Iași au fost întrebați dacă și-ar dori să viziteze un alt timp.
0 notes
7estiasi · 7 years
Text
Peste 30.000 de participanți la ediția de anul aceasta a FILIT. Nume mari ale literaturii universale au venit la Iaşi
Peste 30.000 de participanți la ediția de anul aceasta a FILIT. Nume mari ale literaturii universale au venit la Iaşi
Cea de-a V-a ediție a Festivalului Internațional de Literatură și Traducere Iași – FILIT, desfășurată în perioada 4-8 octombrie 2017, s-a încheiat duminică.
Datele preliminare arată că la evenimentele din cadrul festivalului au fost prezenţi peste 30.000 de participanți. Anul acesta, FILIT a însemnat peste 300 de invitați din întreaga lume, 150 de voluntari implicați și peste 100 de evenimente…
View On WordPress
0 notes
rudyroth79 · 7 years
Photo
Tumblr media
FILIT – Festivalul Internațional de Literatură și Traducere de la Iași (4–8 octombrie 2017) Festivalul Internațional de Literatură și Traducere Iași (FILIT), aflat la cea de-a V- ediție, reunește la Iași, în perioada 4–8 octombrie 2017, profesioniști din domeniul cărții, atât din ţară, cât şi din străinătate.
0 notes
mybeautyideas · 7 years
Text
Depre Filit si Iasi
Salutare, 
Luna octombrie începe cu vești bune. Festivalul Internațional de Literatură și Traducere Iași se va desfașura pentru a 5a oară la Iași în perioada 4-8 octombrie 2017. M-am bucurat foarte tare când mi s-a propus să fiu blogger acredit FILIT și cu mare drag am acceptat. 
Tumblr media
Mereu mi-a plăcut literatura, să mă pierd prin provești împrumutate, să citesc gânduri diferite și să trăiesc momente unice din viața personajelor din cărți. 
Ideea de a avea un festival care reuneșete la un loc scriitori români și străini redă Iașului titlul de capitală culturală. Pe durata celor 5 zile, vă puteți întâlni cu scriitori români și puteti participa la diferite proiecții de filme. 
Dacă doriți să participați la festival vă las mai jos câteva detalii despre program
MIERCURI, 4 octombrie 2017
9.00-21.00, Casa de Cultură a Sindicatelor Casa „Fantasy” Mari ecranizări – maraton Lord of the Rings (versiunile extinse) Intrare liberă
JOI, 5 octombrie 2017
9.00-21.00, Casa de Cultură a Sindicatelor Casa „Fantasy” Mari ecranizări – maraton Harry Potter Intrare liberă
VINERI, 6 octombrie 2017
9.00-21.00, Casa de Cultură a Sindicatelor Casa „Fantasy” Mari ecranizări – maraton Game of Thrones Intrare liberă
SÂMBĂTĂ, 7 octombrie 2017
9.00-21.00, Casa de Cultură a Sindicatelor Casa „Fantasy” Mari ecranizări – maraton Saga Amurg Intrare liberă
DUMINICĂ, 8 octombrie 2017
9.00-21.00, Casa de Cultură a Sindicatelor Casa „Fantasy” Mari ecranizări – maraton Marvel: Superman, Spiderman, Iron Man, Avengers Intrare liberă
Mai multe despre program puteti citi aici
0 notes
stiri-noi · 7 years
Text
A început FILIT 2017 la Iaşi - Liternet
0 notes
stiri-noi · 7 years
Text
Marian Coman deschide seria de întâlniri cu scriitorii de fantasy la FILIT - Obiectiv Vocea Brailei
0 notes
stiri-noi · 7 years
Text
Marian Coman deschide seria de întâlniri cu scriitorii de fantasy la FILIT - Obiectiv Vocea Brailei
0 notes
stiri-noi · 7 years
Text
Beneficiile pot fi însă imense, chiar dacă greu cuantificabile. Un incitant interviu cu organizatorul FILIT 2017 - Realitatea
0 notes
semnebune · 7 years
Text
FILIT 2017, primele reacții
FILIT 2017, primele reacții
Cea de-a V-a ediție a Festivalului Internațional de Literatură și Traducere Iași – FILIT, desfășurată în perioada 4-8 octombrie 2017, s-a încheiat. Datele preliminare arată că la evenimentele din cadrul festivalului au fost peste 30.000 de participanți. Anul acesta, FILIT a însemnat peste 300 de invitați din întreaga lume, 150 de voluntari implicați și peste 100 de evenimente incluse în program,…
View On WordPress
0 notes
7estiasi · 7 years
Text
FILIT 2017- Autorul romanelor „Dexter” va încheia festivalul de la Iaşi
FILIT 2017- Autorul romanelor „Dexter” va încheia festivalul de la Iaşi
Jeff Lindsay, autorul celor opt romane „Dexter” pe care se bazează serialul cu acelaşi nume, şi un concert de muzică veche românească vor încheia duminică Festivalul Internaţional de Literatură şi Traducere (FILIT) Iaşi. Scriitorul american se va întâlni cu publicul la ora 18:00, la Teatrul Naţional „Vasile Alecsandri”.
Cărţile lui Lindsay au apărut în 43 de limbi în întreaga lume. El a studiat…
View On WordPress
0 notes
semnebune · 7 years
Text
Florin Chirculescu și Iulian Tănase la FILIT 2017
Florin Chirculescu și Iulian Tănase la FILIT 2017
Scriitorii Florin Chirculescu și Iulian Tănase sunt invitați în cadrul Festivalului Internațional de Literatură și Traducere FILIT, ediția 2017, care are loc în perioada 4-8 octombrie. 
  Iulian Tănase va fi prezent în cadrul mai multor evenimente dedicate copiilor și liceenilor, iar Florin Chirculescu va participa la o întâlnire în Casa Filit și la un eveniment special dedicat lui la Casa…
View On WordPress
0 notes