#Diskusi
Explore tagged Tumblr posts
Text
Aku mau menyapa teman-teman yang suka like dan repost puisi-puisi di laman tumblr ku. Banyak-banyak terima kasih untuk teman-teman semua. Semoga apapun yang kalian kerjakan lancar yah. Aku pengen sharing-sharing, umur 25an emang se-clueless ini ya? kalo kalian gimana? mungkin aku bisa dengar cerita atau insight dari temen-temen di sini.
Mari bertukar cerita! Boleh reply yah atau send message <3
7 notes
·
View notes
Text
Apa yang kamu takutkan dari belum menikah?
14 notes
·
View notes
Text
Doppelganger
Iya, aku paham. Kamu pasti bingung mengapa aku masih saja tidak bisa tinggal diam padahal sudah sepakat akan beristirahat. Sepertinya karena urusan ini belum selesai, aku tidak bisa beristirahat dengan tenang.
Tepat setelah bilang ke ibuk bahwa jangan lagi membahas soal mencari yang ke-12, aku dengan mata sembap iseng membuka sebuah aplikasi yang ayah sarankan padaku untuk menggunakannya beberapa bulan lalu. Di sana aku menemukan seseorang yang menarik perhatian.
Langsung saja aku ajukan permintaan taaruf dan aku memilih membiarkannya karena tidak berekspektasi akan diterima. Mungkin benar kata seseorang yang bijak, kalau kita memilih ikhlas dan melepas, sesuatu yang dikejar-kejar selama ini bisa jadi datang dengan sendirinya.
Singkat cerita, aku berproses dengan ikhwan yang satu ini. Meskipun banyak kurang atau tidak sesuai kriteria di sana sini, aku memilih untuk tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Termasuk keputusan untuk menceritakannya pada ibuk atau ayah.
Selama beberapa pekan, aku simpan semuanya sendirian. Aku mulai berpikir, mungkin selama ini caraku tidak tepat. Aku terlalu banyak melimpahkan beban ke orang tua, terlalu cepat bercerita, lantas meminta mereka yang memikirkan langkah berikutnya. Kali ini, aku mau menyelesaikannya dengan daya dan upayaku sendiri. Tentunya diiringi doa agar selalu dibimbing Allah karena tidak ada daya dan upaya melainkan berkat pertolongan Allah.
Tapi, entah kapan tepatnya, aku merasa pernah bertemu dengan sosok ikhwan ini sebelumnya. Beberapa karakteristik yang tertera di profil dan caranya berkomunikasi di grup taaruf mengingatkanku pada sosok Al. Seseorang yang sebisa mungkin aku hindari.
Keyakinan untuk memastikan melalui admin aplikasi menjadi timbul tenggelam seiring berjalannya waktu. Mengapa perlu dipastikan melalui admin? Karena dalam aplikasi tidak ada informasi tentang data pribadi termasuk foto dan kontak. Semua proses dan komunikasi dipusatkan melalui aplikasi.
Sampai akhirnya secara acak ibukku bertanya, "apakah ada progress dari aplikasi Kenalan Trus Jodoh (re: bukan nama asli aplikasi)?" Meski sudah sepakat untuk tidak lagi membahas tentang pernikahan, aku masih punya satu tugas yang belum tuntas. Diskusi tentang tugas itulah yang membuka pintu bercerita tentang proses bersama ikhwan yang diduga mirip dengan Al.
Ujung diskusi kali itu adalah aku akan memastikan ke admin aplikasi tentang identitas ikhwan tersebut. Apakah sama dengan Al, atau mungkin sekadar mirip, atau bisa jadi termasuk dalam komplotannya? Apapun itu, jika salah satu dari tiga kemungkinan itu terpenuhi, maka aku akan langsung menyudahi.
Ternyata, fakta membuktikan bahwa ikhwan yang aku ajak taaruf melalui aplikasi KTJ, sama dengan Al.
Doppelganger.
Meskipun ada indikasi bahwa ikhwan ini adalah korban yang identitasnya disalahgunakan oleh Al dan komplotannya, aku tetap akan menyudahi proses. Terlalu banyak tanda dan petunjuk bagiku untuk sadar dan belajar bahwa keduanya lebih dari sekadar mirip dan dusta adalah salah satu hal yang tidak bisa ditoleransi.
Aku juga belajar untuk menerima bahwa mungkin beberapa orang bisa menemukan jodohnya secara online melalui aplikasi, tapi cara itu tidak untukku. Dan itu tidak masalah.
Aku malah bersyukur dengan segenap pengalaman yang ada, suka maupun duka, membuatku lebih tenang dan lapang dalam menghadapi situasi sulit yang tidak menyenangkan. Aku juga bersyukur karena kejadian ini membuatku lebih yakin untuk menuntaskan tugas sebelum aku benar-benar beristirahat.
Kali ini sungguh tugas yang terakhir, insha Allah.
Sebuah tugas untuk meminta orang-orang terdekat yang kupercaya untuk membantu memberikan daftar kandidat potensial, sementara aku akan lebih fokus berdoa dan terus memantaskan diri dalam diam.
Semoga Allah mudahkan dia datang, seseorang terbaik pilihan Allah yang Dia ridhai dan aku pun ridha atasnya.
#menulis#doppelganger#aplikasi jodoh#waspada#diskusi#mencariyangke12#belajar#bertumbuh#berbagi#bermanfaat
4 notes
·
View notes
Text
Karena Kita Diciptakan dengan Segala Keterbatasan
Fokus dan berusahalah untuk bisa mengendalikan apa yang bisa dikendalikan. Lalu untuk apa-apa yang tidak bisa dikendalikan, itu bukan ranah kita. Lakukan setting Boundaries terhadap apa-apa yang berpotensi melukai diri kita (lahir maupun batin). Tetapkan batas yang positif. Dan ingat, kita tak bisa menyenangkan semua hati. Karena kita tak akan bisa bertanggung jawab atas semua hal. Tapi, kita akan dimintai pertanggung jawaban atas diri kita sendiri di hadapan-Nya.
Berusahalah pahami dirimu sendiri. Pahami batas mampumu sampai sejauh mana. Sekali lagi, Kita tak perlu merasa bertanggung jawab atas semua hal. Tak perlu merasa segala sesuatu adalah tanggungan kita, jika tak sesuai ekspektasi adalah salah kita. Tidak perlu seperti itu, sama sekali.
Setiap kita dianugerahi kelebihan dalam hal-hal tertentu. Tapi tidak dengan segala sesuatu. Karena begitulah hakikatnya manusia, sarat dengan keterbatasan. Kita diciptakan sebagai sebaik-baik ciptaan, tapi bukan berarti tidak memiliki kekurangan bukan? Karena nyatanya kita makhluk yang memiliki banyak keterbatasan. Sepandai atau sejenius apapun, kita tetap manusia. Memiliki batas kemampuan, tak semua hal bisa kita lakukan dan kendalikan.
Jadi, mari lakukan segala sesuatu dengan memaksimalkan segala kemampuan, sampai batas limit kita. Tapi, bukan berarti lantas harus terlalu keras memaksakan atau bahkan hingga menyakiti diri sendiri. Dan bukan berarti hasil yang diperoleh akan selalu seperti yang kita inginkan. Jika sudah merasa melakukan yang terbaik tapi hasilnya masih belum seperti yang kita harapkan, tak mengapa.
Karena hal-hal diluar kemampuan kita adalah ranah Allaah, bukan ranah kita lagi. Ranah kita adalah berusaha dan berproses. Lalu tentang hasil, sama sekali bukan ranah dan kuasa kita.
Dear, segala sesuatu tak lantas harus sempurna, meskipun kita diciptakan sebagai makhluk paling sempurna diantara penciptaan yang lain. Ingat, yang Maha Sempurna adalah Allaah Subhanahu wa ta'ala. Hanya Allah, the one and only. Sama sekali bukan kita. Ditengah segala ambisi dan ekspektasi, kita tetap harus sadar dengan sepenuhnya bersandar kepada Nya. Dan sadar dengan sebenar-benarnya bahwa kita hanyalah manusia yang sarat dengan keterbatasan. Tapi, kita memiliki Allah yang kuasa-Nya tak memiliki batasan.
Tugas kita adalah berdo'a setelah mengerahkan segala kemampuan terbaik. Perbanyak mengetuk pintu langit, lebih banyak menengadah dan merendahkan diri dengan berbisik ke bumi (perbanyak sujud), berdialog kepada Nya. Tugas kita adalah berproses. Lalu urusan hasil, sekali lagi itu bukan ranah kita.
Allah lebih mengerti apa yang kita butuhkan. Allah lebih paham segala apa yang terbaik buat diri kita. Allah yang lebih tahu segala apa yang kita tidak tahu.
Teruntuk kita semua, terlebih untuk diri sendiri, jangan hanya ambisi yang melambung tinggi. Tapi ingat juga untuk senantiasa menyandarkan segala sesuatu kepada yang Maha Tinggi. Beriman kepada Allah, meyakini bukan hanya lewat perkataan maupun tulisan, tapi tindakan. Karena segala sesuatu tak akan bisa terjadi jika Allah tak berkehendak. Dan se-tidak mungkin apapun segala sesuatu itu (menurut kita), mudah bagi Allah untuk menjadikannya "mungkin". Karena Kun Fayakun - nya Allah nyata. Bukan fiktif belaka.
Yogyakarta, 01 Februari 2024
-Delimacanda
-----
*Referensi: rangkuman yang telah dikembangkan dari hasil diskusi bersama Psikolog #Part1
#self healing#reminder#self care#nasihat#selflovejourney#diskusi#journaling#setting boundaries#boundaries#berbagisemangat#ikhlas belajarikhlas#quotes#motivation#berbagi#nevergiveup#liveblogging#blogging
2 notes
·
View notes
Text
Entah kedepan akan berjalan seperti apa, semoga saja tulisan tulisan ini tidak akan pernah berhenti. Aku rasa tidak ada yang salah berkolaborasi kebaikan dengan siapapun. Aku benar, kan?
Sesukses apapun nanti kedepannya, semoga tidak pernah meremahkan hal hal kecil yang dulu sempat membuat kita tersenyum. Juga pada mereka yang pernah kita jumpai meski sekedar lewat sapaan ringan disosial media.
Keniscayaan bahwa setiap orang memiliki prioritasnya masing masing, termasuk Aku. Tidak apa apa kan, sesekali berseluncur diruang sederhana ini sembari bercerita beberapa peristiwa yang terjadi, Bukankah ini ruang kebebasan kita berekspresi?
Aku benar, kan?
Banyumas, 15 Januari 2024
2 notes
·
View notes
Text
Discuss
Dalam hal berdiskusi terutama untuk para mahasiswa, pasti butuh keberanian untuk berbicara baik si pembicaranya atau yang akan bertanya nantinya. Karna basic dari kegiatan diskusi salah satunya adalah untuk melatih keberanian seseorang dalam berbicara atau berargumen. Kegiatan diskusi menjadikan seseorang untuk bertanggung jawab atas argumen yang dia paparkan.
Setiap manusia punya hak untuk belajar, belajar itu ketika salah ya wajar..tidak usah malu. Karna orang sukses itu terbentuk dari kumpulan-kumpulan kesalahan yang dulunya dia perbuat.
3 notes
·
View notes
Text
Menakar Kekuatan Cawalkot Bogor, Semua Calon Dipaksa Bicara
BOGOR – Komunitas Paksa Bicara mengadakan diskusi publik Pilkada Kota Bogor 2024 dengan mengusung tema ‘Menakar Kekuatan Pasangan Calon Wali Kota Bogor di Pilkada 2024’. Diskusi publik yang dilangsungkan di Imah Nini Coffee and Kitchen, Kecamatan Bogor Tengah itu, menghadirkan pembicara peneliti SIGMAPHI Gusti Raganata, pengamat sosial Kota Bogor Bang Ucok, dan peneliti Poldata…
0 notes
Text
Polda Metro Jaya Menangkap Lagi Satu Pelaku Pembubaran Paksa Diskusi di Grand Kemang
JAKARTA, cinews.id – Polda Metro Jaya menangkap lagi satu pelaku pembubaran paksa diskusi yang digelar oleh Forum Tanah Air, di kawasan Kemang Jakarta, yang dihadiri oleh sejumlah narasumber seperti Refly Harun, Said Didu, hingga Din Syamsuddin. “Pada hari Selasa, 1 Oktober 2024 tim berhasil menangkap satu pelaku,” ucap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam…
0 notes
Text
Diskusi Pengawasan Ala Bawaslu Sumenep Bersama Insan Pers Menuju Pilkada Berkualitas
SUMENEP, MaduraPost – Bawaslu Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melangsungkan Diskusi Pengawasan jelang Pilkada serentak 2024. Pada diskusi tersebut Bawaslu Sumenep mengusung tema “Menuju Pilkada Sumenep Berkualitas”. Kegiatan ini berlangsung di Arinna Cafe & Resto yang berlokasi di Jalan Doktor Cipto, Kecamatan Kota, Sumenep. Hadir pada acara itu jurnalis dari media cetak, online dan…
#Bawaslu Sumenep#Berita Sumenep#Diskusi#Madurapost#Pemilu#Pengawasan#Pilkada serentak 2024#Pilkada sumenep 2024#Sumenep
0 notes
Text
Nostalgia Majelis Buku Aksara
#bacatulisanlama Qadarullah ada yang mampir ke sebuah tulisan lama di blog betterword. https://betterwordforlife.blogspot.com/2013/01/terdesak-memaksa-diri-tuk-lebih.html Aku baca isinya, lalu memori tentang momen yang menjadi penyebab aku menulis itu hadir lagi di otakku, menumbuhkan benih rindu di dada. Rindu yang harus dieja lewat kata, karena aku tidak cukup berani untuk menyampaikannya langsung ke grup Aksara.
Aku tidak terlalu mengingat, buku apa yang sedang dibahas di Majelis Buku sore itu. Pun tidak mengingat siapa pengisinya. Tapi aku mengingat suasana sore itu di SRC. Saat itu tempat itu belum di sebut SRC. Perpustakaan Salman, begitu kami masih menyebutnya. Letaknya di pojok barat laut rumah kayu, lokasi yang cukup tersembunyi bagi yang tidak mengenal masjid Salman. Rumah kayu yang dibangun lebih rendah dari lantai selasar teh, membuat orang-orang harus menuruni tangga terlebih dahulu untuk menuju ke sana. Saat itu kami duduk di meja putih panjang, berhadap-hadapan, pengisi Majelis Buku membawa buku dan resensi buatannya. Kami biasanya mendengarkan penjelasan tentang buku tersebut terlebih dahulu, baru kemudian diadakan tanya jawab atau diskusi terkait buku. Diskusi tentang terdesak yang membuat produktif terjadi di salah satu sesi Majelis Buku Aksara. Kalau ingatanku tidak salah, aku duduk di sisi selatan, dan kakak yang bercerita menyelesaikan Thesis setelah menyaksikan kejadian tragis duduk di sisi utara. Aku bisa membayangkan siapa-siapa saja yang mungkin hadir di sana. Diskusi santai tapi serius kami. Kerinduanku untuk terus datang, dan sering terlambat, namun tidak malu untuk bergabung adalah karena aku menikmati proses literasi tersebut. Betapa menyenangkan dapat bertukar pikiran dengan orang-orang yang membaca buku yang tidak pernah kita baca. Buku yang bukan minat kita. Buku yang ilmu dan hikmahnya masih bisa kita petik karena ada acara semacam Majelis Buku. I want to discuss book with someone else, like what I did in Majelis Buku. It's okay even if it's online. I remember doing one or two session of book sharing with communities online. But right now I don't have one. I would like to join theladybook again, but the timing didn't match. Ahad morning is already filled with offline meetings, and is a family time also. Buat yang di bandung, SRC udah ada agenda rutin, Rumpi Book kalau nggak salah namanya. Namanya beda, tapi kayanya formatnya sih sama kaya Majelis Book. Gak tahu ada resensi atau gak. Tapi ada buku yang dibahas. Di Purwokerto setahu ada juga. Ahad sore, di sebuah taman. Kalau dari infonya sepertinya lebih mirip agenda the ladybook, baca bareng kemudian sharing session. Semoga kapan-kapan bisa ikutan. Kalau ada yang punya info komunitas baca dengan kegiatan serupa, mohon infonya ya. Pengen ikut. siapa tahu bisa nemu yang jadwal kegiatannya ngepas. Terakhir, semangat baca itu naik turun. Kemampuan literasi juga gitu. Jadi, mari cari temen yang suka baca sebanyak-banyaknya. Biar kalau kita lagi turun semangatnya, ada yang ingetin. Sekian. Bye~
0 notes
Text
Pemprov Gelar Pertemuan dengan Relawan Non Pemerintah, Diskusikan Mitigasi Bencana Alam
Hargo.co.id, GORONTALO – Pemerintah Provinsi Gorontalo meggelar pertemuan dengan sejumlah relawan non pemerintah dari berbagai elemen pada Minggu (14/7/2024). Pertemuan yang berlangsung di Aula Rujab Gubernur itu bertujuan untuk mendiskusikan rencana aksi mitigasi bencana alam, baik disaat kejadian maupun sesudahnya. “Sebenarnya pemerintah sudah memiliki beberapa rencana aksi yang akan…
#Bencana Alam#Diskusi#Mitigasi#Mohammad Rudy Salahuddin#Pemprov Gorontalo#Penjabat Gubernur#Pertemuan#Relawan#Sekdaprov#Sofian Ibrahim
0 notes
Text
P(L)ay Day at gatsu workshop program
ditulis oleh Chaka Priambudi Apa sih PlayDay at Gatsu? PlayDay at Gatsu adalah sebuah program kerjasama antara Chaka Priambudi dan Yamahamusikid, program ini didesain untuk menciptakan ruang diskusi dimana setiap peserta dapat berpartisipasi aktif menampilkan, memperdengarkan karya original mereka (yang belum dirilis) , menceritakan proses kreasinya, berkesempatan untuk diskusi dan mencoba…
View On WordPress
0 notes
Text
minat bisa di aturkan
#parlaykansaja#medanparlay#zonaparlay#roomparlay#prediksi#diskusi#pakarbolaindonesia#parlay#bolaindo
1 note
·
View note
Link
0 notes
Text
🧠: "Kenapa ya laki-laki yang niatnya serius sama pasangan selalu ada keraguan?"
❤: "Karena dia khawatir dia tidak mampu menafkahi istri dan anaknya."
🧠: "Padahal jika seorang laki-laki yang beragama dan beriman, dia paham makna konsep rezeki. Rezeki itu bisa dicari, asalkan si laki mau berusaha, berjuang dan memberikan pengertian pada si perempuan. Perempuan kalo dikasih pengertian bisa kok memahami, logikanya tetep dia pake.Bukannya laki-laki tuh dominan logika ya? Dan konsep tersebut bisa diterapkan jika laki-laki nggak banyak pertimbangan."
0 notes
Text
Asah Keahlian, PERADI (RBA) Kota Bogor Gelar Diskusi Kuasa Hukum Pajak: Peluang dan Tantangan
BOGOR – Di tengah semakin kompleksnya masalah perpajakan di Indonesia, Persatuan Advokat Indonesia (PERADI) Kota Bogor mengadakan diskusi dan dialog seputar kuasa hukum pajak, peluang, serta tantangan bagi para advokat. Acara ini dihadiri oleh para advokat anggota PERADI Rumah Bersama Advokat (RBA) dan menghadirkan pemateri dari berbagai bidang, termasuk hakim pajak, konsultan pajak, dan praktisi…
0 notes