#Daniel Nyari
Explore tagged Tumblr posts
Text
El arte de Daniel Nyari (2)
Segunda entrega del genial arte de la caricatura desarrollado por el ilustrador rumano Daniel Nyari, que retrata con esmero y calidad a los más famosos futbolistas de todos los tiempos.
Hoy tenemos al italiano Andrea Pirlo, el croata Luka Modric, el galés Gareth Bale y el argentino Lionell Messi.
6 notes
·
View notes
Text
hogy elutaztunk lb-ba es .mindenki. ismeros volt es kedves es kozvetlen, es nem voltak nyelvi akadalyok, de sot, vezettem is, volt patak meg folyo, meg egy erdekes kis kiallitoter, ami korabban buszvarocsarnok volt, konnyu vekony acelvazas-beton szerkezet, az a klasszikus, tervrajzok logtak a falon, messzebb mentem hogy lefotozzam, hatterben nagy fak, es meglett a megfelelo beallitas, es mondtam, hogyugy akarom, h szt charbel kepe is benne legyen, aztan az egyik lanyhoz mentunk, akinel logott egy linocut a falon, es felkialtottam, hogy dehiszen nalunk ugyanennek a limitalt sorozatnak a masik darabja van anyukamnal, es a szigno is stimmelt, es orultem, hogy ismerik ezt a magyar muveszt(talan daniel volt), es majdnem sirtunk oromunkben, es akkor a kep kiszinesedett es mozgokeppe valt, es porgott a mozi, a kis patakban furdo gyerekek, es gyerekszerelmek, es drama, es nyari napfeny es suru zold, es tudtam, hogy sokmindent meg kell meg neznunklb-bol, mert csak ket teljes napunk van. es sutottek mennyei sutemenyeket es isteni hidegtalakat es minden hianyzott, es akkor ott minden teljes volt
vissza kellene menni.
5 notes
·
View notes
Text
Story
Lagi capek aja kerja, makanya buka blank page di word buat nulis. Sebetulnya belum ngapa-ngapain yang bermakna banget juga sih seharian. Baru nyelesein nge-reply semua komen reviewer 2, terus mau lanjutin ke reviewer 3 tapi males. Nanti deh jam 3 mulai. Besok balikin lagi ngulang dari awal sambil masuk-masukin revisi di manuscript. Tadi makan siang di Linacre kenyang banget Alhamdulillah. Ada gnocchi ikan gitu sama carrot dan kentang(?), terus makan red velvet cake juga gede banget jadi ga habis. Ketemu sama Oliv dan temannya, dia nanya how’s writing, kujawab panjang lebar (ada apasih Non dengan tidak menceritakan segala keluh kesah ke orang lain?? Tapi ya emang just me being myself aja I guess). Dari situ, si temannya Oliv ini cerita tentang dia ambil geografi pas dulu undergrad dan intrigued dengan snowball earth. Terus dari situ ku jadi mengeluh gimana most of what we are doing in earth sciences is reconstructing earth history without no one actually being able to confirm the truth? Dan itu capek banget. Debat-debat yang ujung-ujungnya jawaban akhirnya adalah: “ya gatau juga ya ini bener apa nggak”. Tapi penting. Ini bukan ku lagi bilang apa yang selama ini ku pelajari ga berguna. Berguna banget. Kalau ga berguna u semua ni gaakan bakal bisa baca teks yang w tulis ini karena hp butuh listrik buat baterenya. Listrik dari mana? Di Indo, masih dari PLTU dominasinya (unless u pake solar panel dipasang di atap rumah). PLTU jalan karena batubara. Batubara itu apa? Literally swamp sediments yang kekubur dan kekompres. Kalo ga belajar histori bumi, tahu dari mana kita nyari batubara itu di mana? Iya intinya kalau mau dicari ujungya, gaada field ilmu yang ga berguna di dunia ini.
OOT iklan sebentar, tapi tadi pas makan sambil scrolling twitter (I will forever call it twitter, not sorry), ketemu tweet bagus banget bilang: “how beautiful the concept of rizq is, how the fruit that we are eating right now, has been destined to reach us since they are in seeds”. Intinya kalau rejeki gaakan ke mana. Ku jadi keingetan tweet ini karena ku barusan bilang di atas tentang gimana kalian bisa baca tulisanku ini, buat klen bisa sampe sini dan baca tulisan ini aja tu udah ditakdirkan sama Allah. HUHU. Merinding.
Anyway, balik lagi ke atas. Jadi intinya kan ilmu w ini adalah “mengarang cerita” yah, tentu saja berdasarkan bukti-bukti dan data-data saintifik. Dari mana kita tahu ada 5 big mass extinctions, kalau bulan itu pecahannya bumi, gempa bumi itu karena tectonic fault di batas lempeng (gaada orang yang beneran pernah ngeliat dengan mata kepala langsung kalau subduksi beneran terjadi), kalau kita lagi global warming, kalau bumi itu ada inti luar cair dan inti dalam padat, kalau dulu ada hewan yang namanya dinosaurus menguasai bumi (gaada yang pernah beneran lihat dinosaurus hidup), kalau ada gangguan sirkulasi udara di pasifik ekuatorial yang kemudian dikasih nama El-Nino dan La-Nina. Pokonya beneran semua yang kusebut barusan itu mengarang bebas aja kan ya. Hasil karangan dari berbagai recorded data, terus di-buat trend-nya, modelnya, terus di-publish as “truth for now”. Nanti akan ada orang lain yang menyanggah, kemudian “truth” ini di-revisi, dikoreksi, di-update/perbarui. Gitu aja terus.
Nah dari aku ngobrol itu ku jadi sadar, susah juga ye berarti jadi saintis kalau gabisa “mengarang cerita”, terutama buat orang basic science seperti aku yah, atau kupersempit lagi, terutama kalau kerjanya di earth science seperti aku. Terus ku jadi paham kenapa buat jadi saintis butuh high level of creativity juga. Pas nulis beneran bisa flowing kalau emang jago cerita. Pas baca paper juga bisa kita bedain mana orang yang nulisnya bagus mudah dimengerti, mana yang njelimet.
(Btw ku pas lagi nulis ini barusan di atas kedistrak baca e-book??? Lagi baca Daniel Levitin’s This is your brain on music: understanding a human obsession karena kepo aja sama kerja otak sendiri karena ku merasa music has a very important role indeed in my life. Ku nyelesein half chapter yang kemarin di rumah belum selesai kubaca karena perih banget mata baca font-font sekecil itu, baca di screen jauh lebih enak, bisa di-zoom pulak).
Anyway, iya sebetulnya gatau initeh awal mula mau nulis mau ngomongin apa. Cuma mau bilang aja: a great scientist is a good story-teller. Plus oot juga tapi semalam sama Listi di-suggest buat nonton Saskia Putri dan beneran 5 menit into the vid komenku langsung “buset ni orang ngomong rapi bener ye, artikulasinya bagus, susunan kalimatnya teratur, dengerinnya juga jadi enak”.
Berhubungan sama ini, sebetulnya ku juga mau ngasih commentary sih tentang moral etika dari menulis karena ku lagi baca Yellowface juga kan halfway. Yang menurutku sangat menarik konsepnya: a chinese-descendant (Kuang) writing a novel as a white woman stealing her chinese friend’s manuscript. What a good satire. Tapi sepertinya ku akan ngomongin ini semua nanti aja sambil ngereview bukunya.
Baiklah. Kembali ke R2R aka Response to Reviewer! Semoga the rest of the week goes well for all of you guys! Tinggal Jumat besok minggu ini!!! Hwaiting!
30.18 15:28 07/12/2023
1 note
·
View note
Text
youtube
Renungan 2Des23
Bacaan Injil Luk 21;34-36
”Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
Demikian sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Dalam Lukas 21:34-36, Yesus mengingatkan kita agar hati kita tidak dibebani oleh hura-hura, mabuk, dan kekhawatiran hidup, dan agar kita senantiasa waspada dan berdoa. Daniel 7:15-27 berbicara tentang pergumulan rohani dan kekuasaan yang besar yang memerangi orang-orang kudus. Keduanya mengajarkan kita tentang kewaspadaan dan keteguhan iman di tengah pergolakan dunia.
Film "Big George Foreman" mengisahkan kisah nyata yang luar biasa tentang salah satu comeback terbesar sepanjang masa dan kekuatan transformasional dari kesempatan kedua. Dalam film dikisahkan bagaimana Foreman di masa lalunya tidak mengenal Tuhan dan memiliki sikap yang arogan terhadap keberadaan-Nya, sebuah refleksi dari 'manusia lama' yang penuh dosa dan keegoisan, hingga akhirnya mengalami pertobatan dan perubahan hidup yang mendalam. Dalam film digambarkan bagaimana George, dipicu oleh kehidupan masa kecil yang miskin, Foreman menyalurkan kemarahannya dalam ring tinju hingga menjadi peraih medali Emas Olimpiade dan Juara Dunia Kelas Berat, namun akhirnya menjadi arogan bahkan menolak berdoa dan merasa dirinya memiliki segalanya dan menjadi terlena dengan kekayaan duniawi hingga akhirnya diikuti dengan kehancuran karir tinju dan keluarganya hingga mengalami pengalaman nyaris meninggal yang membawanya kepada pertobatan dari ring tinju menjadi seorang pendeta. Namun ketika dia melihat komunitas gerejanya berjuang secara spiritual dan finansial, Foreman ‘diutus’ Tuhan untuk kembali ke ring hingga akhirnya membuat sejarah dengan merebut kembali gelarnya, menjadi Juara Tinju Kelas Berat Dunia tertua dan yang paling mustahil untuk dicapai seperti halnya kisah David melawan Goliath.
Kisah ini berpadu dengan apa yang diajarkan Yesus dalam Lukas 21:34-36 tentang bahaya menjadi terlalu nyaman dengan kehidupan duniawi hingga lupa akan Tuhan. Seperti halnya para murid yang juga mengalami transformasi dari kehidupan lama penuh dosa menuju kehidupan baru penuh dengan misi ilahi. Kisah George Foreman mencerminkan betapa besar kasih Allah kepada kita yang mau menerima kehadiran-Nya meski berulang kali terjatuh dalam dosa, masih diberikan kesempatan untuk berubah dan mengalami pembaruan hidup melalui pertobatan.
Kisah George Foreman dan para murid mengajarkan kita bahwa setiap orang, tak peduli seberapa jauh mereka dari Tuhan, dapat berubah dan bertobat. Seperti para murid yang menjadi saksi hidup kebangkitan Kristus dan mewartakan Kerajaan Allah, George Foreman juga mengalami perubahan yang mendalam setelah kejatuhan dan kegagalannya, menemukan iman yang lebih kuat dan tujuan hidup yang baru. Kisah ini mengingatkan kita bahwa pertobatan adalah perjalanan yang terus-menerus menuju kedekatan dengan Tuhan dan penghayatan hidup yang sesungguhnya.
Bacaan Injil malam ini mengajak kita untuk hidup waspada dan penuh doa, menjauhi dosa, dan selalu berharap pada kasih karunia Allah. Pertobatan bukan sekadar meninggalkan kebiasaan buruk, tetapi juga mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan ini dan mewartakan Kerajaan Allah tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga melalui perubahan nyata dalam kehidupan kita. Mari kita terus berjuang dan berdoa, menjadi saksi hidup akan kasih dan kebenaran Allah dalam dunia ini
Berkah Dalem
0 notes
Text
Sedih
Sedih datang lagi..
Selalu kaya gini kalo kelamaan sendirian. Merasa ga ada punya orang yang ada di sisi gue. Merasa di dunia ini gue ditakdirkan sendiri. Berjuang sendiri. Ga boleh ngeluh. Ga boleh diliat orang sedih. Makanya gue mau ada lu, nin. Biar gue ga sendirian. Tapi ternyata emang buat lu gue beban. Kita ga bisa share kepahitan hidup. Lu anggap gue saingan. Kehidupan gue yang misserable akan menjadi perbandingan buat lu, setiap kali gue ngeluh akan jadi beban buat lu. Gue padahal bersiap dan sangat terbuka untuk dengerin keluhan lu juga. Tapi kayanya lu kan maunya diliat lebih baik dari gue. Gue nyari temen loh padahal bukan nyari perbandingan. Waktu 2008 ketika kita deket yang selalu berdua kemana2, itu jadi memory yang buat gue paling indah pas saat gue kuliah. Gue nganggep lu kaya keluarga gue. Tapi setelah gue pikir2 lagi kayanya lu ga berpikiran kaya gitu ya? one sided aja gue. Gapapa nin, Tahun itu jadi the best year gue selama gue kuliah di ITB.
Gue tau lu ga akan pernah baca tulisan ini, buat gue lu itu selalu spesial. Ini aja gue ngetik sambil nangis karena sekarang ini kenangan2 gue sama lu kaya diputer semua di otak gue. Kenangan kita selalu makan berdua, kenangan lu nonton gue tanding basket, kenangan kita nonton percy jackson berdua, kenangan gue ngerawat lu sakit, kenangan lu ngerawat gue sakit, kenangan lu nginep di kosan gue, kenangan lu surprisein gue ultah, semuanya. Gue pikir itu kenangan yang memorable buat kita, tapi menurut gue lu kayanya ga begitu ya. Kenangan sama gue itu sama aja kaya kenangan lu sama temen2 lu yang lain, Gue juga ternyata cuma temen biasa aja buat lu. Ga spesial seperti gimana gue nganggep lu.
Gue mau bilang kangen juga buat lu mungkin ga berarti apa2. Gue ga mau memungkiri juga mungkin gue pernah bikin lu sakit hati. Tapi inget ya nin, lu juga sering nyakitin gue. Gue inget malem2 ujan2 gue pulang rapat panitia olimpiade, gue nungguin lu pulang sampe lu bener2 jalan naik angkot baru gue pergi. Gue takut lu kenapa2. Gue mau jagain lu. Padahal gue lagi marah sama lu,
Pas gue tau lu pacaran sama daniel, padahal gue udah bilang gue ga setuju. Ya disitu gue ngerasa lu ternyata ga butuh gue. Lu butuh pacaran, entah buat pembuktian apa. Apalagi proses menuju pacaran ini banyak banget kebohongan2 yang lu buat. Jujur gue sakit hati banget. Mungkin ini sepele buat lu ya nin. Tapi ketika lu janji sama gue bakal fotocopy materi kuliah bareng dan ternyata lu malah fotocopy duluan sama daniel trus lu perginya pake bohong sama gue. Itu menurut gue pengkhianatan terbesar sih. Sakit hati banget gue waktu itu. Trus pas pulang jagain tanding tenis di sabuga trus lu tiba2 dijemput daniel pulangnya, tanpa ada bilang2 apapun sama gue. Itu gue senyum tapi gue sakit hati banget nin. Pas gue menjauh dari lu karena gue udah sakit hati banget dan gue ga mau lu tau. Makanya gue diem aja. Ga mau ngomong, ga mau ngapa2in. Gue disitu udah takut pasti ditinggalin sama lu. Karena tanda2nya udah keliatan. Omongan orang2 kalo gue cuma babu lu jadi keliatan bener semua. Lu udah ga butuh gue, lu deket sama gue bukan karena lu memang mau temenan sama gue, tapi lu butuh babu yang siap ngelayanin lu kemana aja. Mau dengan suka rela mesenin lu makanan, nungguin makanan lu, nganterin ke meja lu. Waktu itu gue stress banget karena tau gue dijadiin babu sama orang. Gue ngerasa ga enak banget jadi anak daerah tinggal di kota gede. Ternyata begini kalo main sama anak jakarta. Gue aseli stress banget. Mungkin lu juga bingung kenapa gue tetiba sakit2an. Gue stress banget. Gue sampe ngerokok. Gue sampe minum bir karena kaya kok gini amat ya cara main orang2. Gue dimanfaatin doang. Sebelum gue main sama lu, gue ga pernah ada temen deket selain temen2 SMA gue di Bandung. Gue udah ngerasa kaya bisa blend in sama orang tapi ternyata gue masih cupu yang dimanfaatin orang2 kaya lu.
Gue mungkin keliatan haha hehe haha hehe di depan orang tapi gue tuh perasa banget. Gue bisa banget nangis sama hal2 sepele. Gue kira kita tuh bakal jadi BFF gitu loh. Tapi ternyata gue cuma sekedar pemeran pembantu ya dalam hidup lu.
0 notes
Photo
Playmakers by Daniel Nyari https://www.design-miss.com/playmakers-by-daniel-nyari/ Daniel Nyari ha realizzato Playmakers, dei poster dedicati ai più forti calciatori del mondo nel ruolo di playmakers, o se si preferisce, i numeri 10 del calcio, i fantasisti, i trequartisti, i registi, i rifinitori. Da Maradona a Baggio, da Gullit a Messi, da Platini a Pirlo. Acquistabili qui.
0 notes
Photo
dream - fantasy - allure - art - talent - joy - legend - magic - sonho - fantasia - fascínio - arte - talento - alegria - lenda - magia - sogno - fantasia - fascino - arte - talento - gioia - leggenda - magia - sueño - fantasía - encanto - arte - talento - alegría - leyenda - magia - traum - fantasie - faszination - kunst - talent - freude - legende - magie
#ronaldinho#ronaldinho gaucho#Dinho#fer taboada#mikael moune#emilio sansolini#marija markovic#daniel nyari#cesar tafur#ivan zepeta#cristano siqueira#gian mattos#diego schirinzi#fungila#santiago villa cardona#calcio#futbol#futebol#football#fussball#soccer
11 notes
·
View notes
Text
El arte de Daniel Nyari (5)
Quinta entrega del genial arte de la caricatura desarrollado por el ilustrador rumano Daniel Nyari, que retrata con esmero y calidad a los más famosos futbolistas de todos los tiempos.
Hoy tenemos al brasileño Ronaldinho, al colombiano Radamel Falcao, el holandés Robin van Persie y al argentino Sergio 'Kun' Aguero.
3 notes
·
View notes
Note
kill, penasaran deh gimana jadinya kalau daniel ngizinin niki buat sit on his lap waktu daniel lg kerja, kalau ngga pas daniel lg iseng main drum. always wondering about how hot daniel and manjanya niki kalau lagi pangku2an gitu. OMGG IM THINKING ABOUT THAT RN 😳😳
[10.04 PM]
"Baby, I'm working," ucap Daniel saat Niki tiba-tiba saja menyelinap dalam pelukannya sekaligus menempatkan dirinya duduk menyamping di atas pangkuan Daniel.
"I know. I just want to sit," balas Niki.
"Itu masih luas sofanya."
"I want to sit on my seat." Niki memberikan penekanan pada kata terakhir, lalu memberikan cengiran lebarnya pada Daniel.
Melihat senyuman itu, Daniel tidak mungkin merasa kesal. Dia hanya sekilas menggelengkan kepala, lalu kembali sibuk pada layar iPad-nya. Niki sendiri kini semakin mempernyaman posisinya pada pangkuan Daniel. Kedua lengannya melingkar pada pinggang Daniel sementara kepalanya diistirahatkan pada ceruk leher Daniel.
"Nikiii," protes Daniel saat Niki mengecup lehernya beberapa kali.
"Gimme a kiss and I won't bother you again."
Tawa Daniel nyaris lolos saat melihat Niki mendongak dan memajukan bibirnya. Persis seperti anak kecil yang meminta cium pada orangtuanya. Daniel pun langsung mendaratkan kecupan lembut pada gadis itu, yang langsung membalasnya dengan senyuman manis favorit Daniel.
Setelahnya, Daniel kembali fokus pada layar iPad di hadapannya. Pekerjaan Daniel sebetulnya sudah selesai sejak tadi. Dia hanya sedang mengecek ulang hal-hal yang harus dilakukannya besok dan lusa. Maklum, Daniel cukup perfeksionis untuk urusan pekerjaan.
"Kamu harusnya minta libur seminggu."
Ucapan Niki ditanggapi dengan kekehan olehnya. "Libur juga mau ngapain, Nik?"
"Liburan lah sama aku," balas Niki riang.
"Emang kamu mau ke mana?"
Niki bergumam sejenak. "I kinda miss Singapore."
"Auntie Freya's bar?"
"Especially that one."
Daniel tak lagi menyahuti Niki. Gadis itu pun kini terlihat semakin nyaman dengan tempat bersandarnya yang tak lain adalah tubuh Daniel.
Setelah mengecek beberapa hal lain, membuka ponselnya untuk mengirim pesan, juga sejenak menunggu balasan dari pesan tersebut, Daniel pun menyimpan semua gadget-nya ke space kosong di sebelahnya.
"Kamu minggu depan sibuk gak?" tanya Daniel pada akhirnya.
Niki kembali bergumam. Kali ini bukan karena berpikir, tapi karena sekarang sudah hampir tengah malam dan gadis itu mulai mengantuk. "Nggak. Aku gak ada apa-apa lagi tuh."
"Okay. I'll book the tickets."
"Tiket apa?"
"Ya, pesawat," jawab Daniel santai.
Niki langsung menjauhkan dirinya dari tubuh Daniel. Sepasang mata lebarnya berbinar menatap Daniel. Mau tak mau membuat Daniel segera tersenyum lebar. "I already told the band. And since they don't have any schedule for next week, I can spare some time to go to Singapore with you. Tapi gak bisa sampai seminggu. Paling empat hari. Nggak apa-apa?"
Pertanyaan Daniel malah dijawab dengan kecupan bertubi-tubi di bibirnya. "Ya nggak apa-apa lah!" seru Niki setelah mengakhiri serangannya dengan kecupan lain di pipi Daniel selama beberapa detik. "Oh my God, I'm sooo happy! Thank you, Niel." Niki kembali melingkarkan lengannya pada pinggang Daniel dan memeluknya erat.
Sembari tertawa kecil, Daniel membalas dekapan tersebut dan mengusap lembut pucuk kepala Niki. "Anything for you, Zoe."
148 notes
·
View notes
Text
https://infomainbola.online/?p=81622&preview=true
Info main bola Hasil Juventus vs Udinese: Skor 1-0
Info main bola - Juventus sukses menumbangkan tamunya Udinese dengan skor 1-0 pada giornata 17 Serie A 2022/2023 yang digelar di Allianz Stadium, Minggu (8/1/2023) dini hari WIB.
Gol tunggal kemenangan Bianconeri atas Udinese dicetak oleh Danilo. Pemain asal Brasil tersebut menjebol gawang Le Zebrette pada babak kedua.
Berkat hasil ini, Juventus naik ke peringkat kedua klasemen Serie A dengan 37 poin dari 17 laga. Sementara itu, Udinese bertengger di posisi delapan dengan 25 poin.
Babak Pertama
Pertandingan berjalan dengan tempo tinggi sejak menit awal. Udinese dan Juventus silih berganti melakukan serangan.
Tim tamu mampu mengancam lebih dulu melalui tandukan Beto pada menit sembilan. Namun, bola masih belum menemui sasaran.
Udinese kembali mendapat peluang emas pada menit ke-18. Berawal dari umpan silang Sandi Lovric, sundulan Walace masih bisa ditepis kiper Juventus Wojciech Szczesny.
Juventus langsung membalas satu menit berselang. Namun, tandukan Daniele Rugani menyambut tendangan bebas Angel Di Maria berhasil digagalkan kiper Udinese Marco Silvestri.
Pada menit ke-38, Moise Kean hampir menjebol gawang Udinese. Setelah mendapat umpan dari Angel Di Maria, Moise Kean melepas tembakan dari dalam kotak penalti tapi bisa dihalau Marco Silvestri.
Empat menit berselang, giliran Wojciech Szczesny yang melakukan penyelamatan gemilang. Tendangan kaki kanan Walace bisa ia patahkan.
Pada akhirnya tak ada tim yang mampu mencetak gol ke gawang lawannya masing-masing. Skor 0-0 menutup babak pertama.
Babak Kedua
Memasuki babak kedua, Juventus nyaris memecah kebuntuan di menit 51 melalui tembakan Moise Kean. Namun, bola masih sedikit melambung di atas mistar gawang.
Menit ke-60, giliran Udinese yang mengancam gawang Juventus. Namun, tembakan kaki kiri Rodrigo Becao masih belum bisa menaklukkan Wojciech Szczesny.
Satu menit berselang, Juventus juga mendapat peluang. Namun percobaan yang dilakukan Adrien Rabiot masih belum mampu mengubah kedudukan.
Roberto Pereyra mendapat ruang tembak di kotak penalti pada menit ke-80. Akan tetapi, tendangannya masih melambung jauh dari gawang Juventus.
Kebuntuan akhirnya pecah saat pertandingan memasuki menit ke-87. Juventus berhasil mencetak gol melalui Danilo setelah menerima umpan silang dari Federico Chiesa.
Udinese gagal mencetak gol balasan di sisa waktu yang ada. Sampai laga berakhir, skor 1-0 untuk keunggulan Juventus tak berubah lagi.
Susunan Pemain
Udinese (3-5-2): Marco Silvestri; Rodrigo Becao, Jaka Bijol, Nehuen Perez; Roberto Pereyra, Sandi Lovric (Lazar Samardzic 70'), Walace (Ilija Nestorovski 87'), Jean-Victor Makengo (Tolgay Arslan 67'), Destiny Udogie (Enzo Ebosse 70'); Beto, Isaac Success (Kingsley Ehizibue 70').
Juventus (3-5-1-1): Wojciech Szczesny; Danilo, Daniele Rugani, Alex Sandro; Weston McKennie, Fabio Miretti (Federico Chiesa 62'), Manuel Locatelli (Leandro Paredes 62'), Adrien Rabiot, Filip Kostic (Matias Soule 80'); Angel Di Maria (Arkadiusz Milik 66'); Moise Kean (Nicolo Fagioli 80').
0 notes
Text
Being Mindful Ala Avatar Aang
“AAAAA seneng ga sih punya pacar yang bisa diajak ngobrol dan diskusi apa aja... sejarah, musik, hidup, isu sosial, mental health, mobil, kebijakan negara, manga, makan apa hari ini, kenangan masa kecil, bener2 topik apapun nyambung dan bisa saling tukar pikiran gituuu AAAAAAAAAA”, - Screenshot akun twitter [at]jellyfishcina.
Kayaknya tiap orang pasti punya alesan dan kriteria masing-masing buat nyari jodoh gitu ya. Ada yang nyari kriterianya dari fisik (kaya pengen yang mirip oppah oppah korea atau good looking soalnya pengen perbaiki keturunan ceritanya HHH), ada yang nyari orang yang cerdas (soalnya baginya smart is the new sexy), ada yang nyari personality nya sama biar enak gitu, sampe ada yang nyari kriteria anak tunggal, orang tua udah sepuh, dan punya banyak warisan (hey! ini niatnya apaan. kaya yang suka ada di cerita FTV aja).
But so far, denger dari temen itu biasanya nyari yang sekufu. Entah sekufu dari status pendidikan, status sosial, status kekayaan (eh ada temen saya yang akhirnya gak jadi nikah sama emaknya soalnya beda kekayaan. it’s real!), dan lain-lain. Salah satu tujuannya sih ya emang biar nyambung kan ya, dan bisa saling tukar pikiran kaya apa yang di bilang mba jelly di opening tadi. Biar kalau pun ada gap, gap-nya gak terlalu jauh deh.
Bayangin kita dapet orang yang sekufu, dengan personality sama (sama sama quality time bahasa cintanya misalnya), hobi sama, dan banyak lagi persamaannya. Terus ditambah lagi sama-sama mindful. Beuh dah lah #SurgaDuniaAkhirat banget. Bayangin aja dulu gitu yah haha. Nah Kebetulan beberapa hari ini saya lagi suka-sukanya baca ulang tentang cerita avatar (the last air bender, The Legend of Korra, sampai yang terbaru The Rise of Kyoshi).
Kaya cewek yang suka bilang “dengan nonton itaewon class bisa belajar bisnis” atau nonton the world of merried biar bisa jadi pelakor (hey! semoga ga ada yang gini yah haha). Cowok pun punya alesan kenapa suka nonton kartun atau anime kaya One Piece. Anyway kita itu nonton bukan karena tokoh tokohnya yang seksi dan big boobs nya gitu yah haha. Tapi alur cerita, plot twist, sama beberapa value hidupnya. Kalau niat nyari yang gitu mah nyarinya manga boku no **** atau HighSchool *** . Maaf kali ini disensor takut entar dicari HHH).
Balik lagi ke avatar, pas saya putar ulang series nya (di netflix katanya ada ya sekarang. maaf saya kudet, bukan netflix user wkwk). Ada scene yang bisa kita terapin di kehidupan kita biar kita jadi orang yang lebih mindful sih kalau kata saya mah. Scene dimana Aang minta guru Pathik buat ngebuka cakranya biar dia bisa masuk ke avatar state. Oh iya, taun 1974 Steve Jobs sama Daniel Kottke (teman kuliah di Reed College dulu) pergi india buat nyari pengalaman spiritual. Bisa liat kan ya gimana Apple dengan konsep simply sophisticated-nya. Itu semua gak jauh dari hasil perjalannnya kesana.
Balik lagi ke taufik, emang gimana cara opening cakra ala Guru Pathik biar bisa lebih mindful. Here we go!
Emang apaan si Cakra?
Bayangin kita lagi ada di sungai terus disitu ada kolam kecil. Di kolam itu ada daun daun yang muter. Daun-daun itu kaya cakra kita. Nah tapi daun-daun itu gak bisa ngalir ke bagian sungai lain yang lebih rendah soalnya ada penyumbat kan. Tapi kalau kita bersihin yang nyumbat itu, si daun-daun/cakra bakal ngalir. The energy flows.
Kalau kata Guru Pathik, ada tujuh cakra yang ada di tubuh kita. Setiap cakra punya fungsi dan masing-masing bisa diblok sama emosi kita. Emang apa aja tujuh cakra yang dimaksud? Next!
1. THE EARTH CHAKRA
Cakra ini adanya di tulang belakang. Dia relate sama survival & diblok sama yang namanya ketakutan. Apa yang paling kita takutin? Kaya paket internet habis gitu yah. Atau ketemu mantan di jalan. Beud ini contoh receh amat ya. Pokoknya yang bener-bener kita takutin. Biarkan ketakutan itu clear buat kita. We are concerned for our survival but we must surrender those fears. Biarkan ketakutan kita ngalir.
2. THE WATER CHAKRA
Yang ini relate sama kepuasan & diblok sama yang namanya guilt. Mari kita liat semua kesalahan kita. Apa kesalahan yang selama ini ngebuat kita overthinking? hal apa yang ngebuat kita bener-bener ngerasa bersalah? Kaya lagu Bruno Mars gitu misalnya:
Hmm too young too damn to realize, that I should have bought your flowers, and held your hands, shoud gave you my hours when I had the chance. Take you to everyparty cause all you wanted to do was dance. Now my baby’s dancing, but she’s dancing with another man (:
Yah sekarang dia dancing gitu ya, tapi dancing sama yang lain haha hiks (harusnya aku yang disana by armada on). Disini kita harus terima realita itu. kita harus forgive our self. Jangan nyesel gitu yah hey anda yang sulit move on!
3. THE FIRE CHAKRA
Cakra ini relate sama willpower & diblok sama perasaan malu/bersalah. Apa yang ngebuat kita merasa malu? apa kekecewaan terbesar dari salah ambil keputusan yang pernah kita buat? Ambil satu kasus yang kadang terjadi, misal 4646 duluan sebelum nikah gitu. Terus akhirnya hamil. Buat beberapa orang, Ini pasti hal yang gak akan mudah diakui. Rasanya nyesel aja kenapa sih harus ngelakuin itu. Kenapa bisa sebodoh itu. Dan mungkin gak akan semua berani ngungkapin kebenaran itu ke pasangannya. Kita gak akan nemuin balance dalam hidup kalau kita gak mau ngakuin kesalahan itu.
NB: sempet baca dimana gitu, katanya kalau cowok nemu cewek yang gitu. Jangan ditanya, biarkan si ceweknya yang ngaku duluan. Mungkin ini relate sama yang fire chakra ini.
4. THE FOURTH CHAKRA
Ini relate sama cinta & diblok sama duka cita. bayangin semua duka cita itu ada di depan kita. Kalau di filmnya, ceritanya avatar Aang ini satu satunya pengendali udara yang tersisa (soalnya yang lain udah dibunuh sama negara api. Semuanya, kecuali Aang hiks. Sedih seriusan liat scene ini). Kita bisa bayangin betapa dia ngalamin yang namanya great loss. Iya lah, cuman dia doang yang tersisa dari keluarganya.
Tapi cinta itu bentuk energi dan selalu ada mengeliling kita. Kalau misalkan kasusnya orang tua kita udah meninggal, sebenernya cinta masih ada di hati kita kan ya dan reborn dalam bentuk cinta yang baru. Cinta ke pasangan kita misalnya (kalau avatar gitu). Let the pain flow away.
5. THE SOUND CHAKRA
Cakra ini relate sama kebenaran & diblok sama kebohongan. Mungkin kita gak bisa nerima masa lalu kita, apalagi kalau kita orang desa yang ngerantau ke kota terus nemu lingkungan baru yang rata-rata mereka punya privilege. Terus kita mikir mereka ko enak banget gitu ya hidupnya gitu, fasilitas buat nunjang kehidupannya udah disediain ortu while kita berjuang dari 0. Sukses di usia muda? kenapa tidak gitu yah haha. Tapi we can’t lie about our own nature. Kita harus nerima siapa diri kita sebenernya. Kalimat yang cocok ngegambarin ini itu:
“Kita gak bisa memilih terlahir di keluarga seperti apa, tapi kita bisa memilih melahirkan keluarga seperti apa” atau “if you were born poor, it’s not your fault. But if you die poor, it’s your fault”.
6. THE LIGHT CHAKRA
Ini relate sama pengetahuan & diblok sama yang namanya ilusi. Saya suka banget sama kalimat ini, “ilusi terbesar yang ada di dunia ini itu ilussion of separation”. Hal-hal yang kita pikir terpisah sama berbeda itu sebenernya sama. Bingung ya? haha. Kalau di filmnya ini tercermin di 4 negara yang kepisah padahal sebenernya mereka itu satu.
we’re all one people but we live as if divided
7. THE THOUGHT CHAKRA
Cakra ini ada di ujung kepala. Dia relate sama pure cosmic energy & diblok sama earthly attachment. Meditasiin apa yang ngebuat kita lekat sama dunia ini. Sekarang biarkan semua attachment itu pergi. Di kasus nya avatar Aang, dia gak bisa ngelepasin attachment intu soalnya attachment nya itu orang yang dicintainya gitu haha. Kalau kita mah mungkin harta gitu ya salah satunya, paling sulit kalau udah urusan itu. Biar kita bisa buka cakra ini, kita harus belajar buat ngelepasin itu semua. Berat sih pasti hiks. Istilah di minimalisme itu the art of letting go, termasuk letting go of possession
Kalau yang lebih mudahnya mah lagi mah gitu ya, kita harus bisa bodo amat sama perkataan orang. Kaya misalnya ditanya tanya mulu sama tetangga kapan nikah kapan wisuda HHH. Kata guru Pathik, ini yang paling berat. ngelepasin attachment itu.
Duh panjang ya maaf, sekian post kali ini. Mungkin ini cuman inspirasi dari kartun gitu ya, tapi saya ngerasa banyak banget kebantu sama scene yang satu ini. Kalau mau jadi lebih mindful, kita boleh buka 7 cakra ini sih kalau kata saya, apalagi yang the thought chakra. Sekian dulu tulisan buat kali ini, kalau kamu tertarik dan setuju kamu bisa terapin tapi kalau engga, ya anggap aja sebagai insight baru okay. Dah ah bye, merci beaucoup and thanks for having a beautiful mind
71 notes
·
View notes
Text
Buku Thinking, Fast and Slow.
Suatu kali denger podcast startup yg legend, tapi udah ga ada lagi, nama nya AppsCoast. Di situ konten nya wawancara dengan pelaku2 startup dari A sampe Z, juga tentang personal development para pelakunya. Mungkin itu salah satu podcast yg paling oke pada masa nya selain podcast nya Iqbal Hariadi, karena waktu itu podcast blm booming, dan spotify belum muncul.
Di salah satu episode, seorang founder eFishery yg gw nge-fans bgt yaitu mas Gibran Huzaifah. Obrolan di podcast seperti biasa, namun pas sesi personal development dikasih referensi buku yg oke punya pada zaman itu, yaitu buku Thinking, Fast and Slow nya Daniel Kahneman. Dari situ gw langsung cari2 tentang buku ini, referensi yg lain gimana, dan langsung nyari ke gramedia. Sayangnya waktu itu setau gw blm ada terjemahan bahasa Indonesia nya.
Singkat cerita, gw penasaran bgt sama isi buku ini, gw bilang ke diri gw sendiri “walaupun gw pinjem, setidak nya gw harus baca buku ini”. Karena topik tentang berpikir ini sangat menarik minat gw yg dari dulu baca2 buku psikologi tapi gw ga nemu ujung dari ‘sebab’ psikologi nya apa. Karena ini menurut gw satu hal yg gw cari, maka gw ke berbagai sumber buku, hunting buku, sampe akhir nya gw nyerah karena buku bekas nya pun ga ada yg jual, di online pun ga ada.
Suatu hari di tahun2 terakhir gw kuliah, gw suka mampir ke perpus2 di berbagai tempat di jakarta (kecuali perpus UI ga masuk itungan). Sambil ngisi2 waktu dan nambah referensi bacaan, gw coba ke perpusnas, perpus Yudhoyono Institute, perpus Salihara, dll. Sampai akhir nya gw ‘pewe’ bgt sama perpus DKI di cikini, karna lokasi nya strategis dan ga jauh kalo mau hang-out, sama bisa pinjem bawa pulang karena berKTP DKI.
Beberapa kali ke situ, gw baca2 buku referensi yg gw catet list nya, lalu sampailah pada buku Thinking, Fast and Slow ini. Lalu gw cari2 di lantai buku2 biasa ga ada. Lalu gw coba ubek2 buku koleksi langka yg ada di lantai yg lebih atas. Dan dapetlah gw di situ buku itu. At that time buku di koleksi langka ga boleh pinjem dibawa pulang. Lalu gw coba baca di tempat, dan yg gw temui adalah buku terjemahan nya. Antara kecewa dan cukup lega, karna kecewa yg bisa gw baca cuma terjemahan nya, tapi pas dipikir2 lagi seneng juga karna buku itu nyerempet2 buku ilmiah yang bahasa Inggris nya mungkin akan lama gw cerna dari istilah2 yg ga familiar.
Lalu beberapa tahun kemudian, gw mau resign dari kantor gw, lalu temen2 (my lovely partner hahaha) yg lain nanya gw mau kado apa, spontan gw jawab buku itu. Sampai akhir nya gw resign, mereka ga dapet buku itu karna udh ga ada yg jual haha.
Setahun kemudian, gw dikasih tau temen gw yg dulu mau ngadoin buku, dia salah satu karyawan terbaik di gramedia pada masa nya, dia ngasih tau kalo gramedia lagi jual buku Thinking, Fast and Slow cetakan kesekian, dan buku itu buku terjemahan ke bahasa Indonesia. Sontak langsung gw beli buku itu.
Setelah gw baca sampe setengah buku, gw menyadari bahwa buku ini strategis dan bisa jadi acuan (premis tetap) untuk berbagai bidang, baik di marketing, psikologi, pengembangan diri, UX desgin, bahkan parenting dan keluarga. Dari situ gw putusin untuk baca ulang dari awal dan menulis apa yg gw pahami dari buku itu, part by part. Selain tujuan utama nya buat kembaliin skill nulis gw dan ‘menginternalisasi’ ilmu yg gw dapet, juga bisa jadi pemantik untuk kawan2 yg lain yg tertarik dalam bidang2 tertentu. Gw ga tau mau tulis tulisan gw ini di tumblr atau di medium. Mungkin gw tulis di tumblr dan beberapa yg worth gw copy ke medium.
Tulisan ini jadi prolog gw buat nulis apa yg gw baca di buku Thinking, Fast and Slow. Mungkin nanti tulisan gw aga’ melebar atau bahkan terlalu menyempit, tapi memang itu tujuan nya, untuk memantik. Kalo mau dapet experience yg jauh lebih dalem dan sistematis silakan bisa baca langsung buku Thingking, Fast and Slow.
2 notes
·
View notes
Text
Day 20 - celebrity crush
Sumpah ya, beberapa hari yang lalu tuh sempat nulis curhatan di tumblr dan udah agak panjang. Terus ada email dan kutinggal nulis proposal bentar. Pas balik lagi ke tumblr dia crash dan ga kesimpen otomatis ke draft :(
Terus kemaren juga sempat bikin tulisan, ditinggal dan crash lagi aneh deh kayak ga diijinin nulis selain yang challenge ini wkwk.
Tapi ngomongin celebrity crush, akutuh anaknya kalo punya crush suka kepo banget. Apalagi yang seleb kan, beneran yang kayak nyari wikipedianya, bacain thread di reddit, kepo segala sosmed. Berbunga-bunga kalo liat fotonya, baca namanya, terus dibayang-bayangin, beneran sehoek itu.
Dulu jaman SMP wk, aku sampe kayak bikin cerpen-cerpen alay gitu tentang celebrity yang lagi kusuka, inget banget bikin surat buat Daniel Radcliffe dan bikin balesannya sendiri (jadi ceritanya si Daniel kalo bales surat kek mana gitu) hadedeuh. Semakin tua kehaluan ini semakin bisa dikontrol sih tapi tetep gabisa ga blushing (?) kalo liat yang ganteng-ganteng.
Sadar ga sadar, crush tuh gabisa diatur ga sih. Kacaw bgt aku lagian gampang banget smitten sama orang. Bukan yang gampang suka apa baper gitu tapi kalo nemu yang ganteng baik gitu suka tiba-tiba salting sendiri ngaco. Mana sekarang sering saltingnya sama bapak-bapak muda masyaAllah. Ada tuh (sekarang) co-supervisorku, dulu pas awal-awal dikenalin supervisor dan dia dateng meeting tiap minggu, aku kayak salting dan degdegan sepanjang meeting mau senyum-senyum sendiri tapi tertahan. Lama-lama ya jadi b aja tapi suka pengen nabok diri sendiri kalo lagi salting.
Suami udah tau banget tabiat centil w dan dia beneran cuma ketawa-ketawa aja kalo kuceritain. Kadang malah dia kompor-komporin kek bocah. Ada nih postdoc di Jerman yang papernya menjadi acuan paperku. Bener-bener mirip banget risetnya dan aku kagum banget sama hasil kerjanya dia. Terus kita pernah ketemu di conference, nginep di satu hotel yang sama, DAN GANTENG! hah buset. Tapi punya balita. Si co-supervisorku tuh juga punya balita. Kayaknya umur-umur segitu ya, seumuran Hamish Daud lah. Udahlah w smitten gagu sepanjang conference super bodoh.
Beruntung banget ya btw punya suami yang ga cemburuan dan komunikasinya enak. Kayak aku juga ga punya perasaan yang gimana-gimana kalo punya crush gitu loh. Tiap ada apa-apa misal aku heboh sendiri kalo ada crush juga pasti ceritanya ke dia. Kayak udah sama sohib aja gitu dan ga dijudge yang aneh-aneh. Kadang nonton korea pun kalo halu ya suka disuarakan aja kekaguman akan kegantengan orang wk. Laf.
3 notes
·
View notes
Text
Troia’s How To: Cara Agar Tidak (Terlalu) Memproyeksikan Diri Kita Ke Dalam Karakter Cerita Yang Kita Tulis
Pada suatu siang yang cerah gue buka Goodreads dan lihat resensi Daniel tentang buku Antologi Rasa lewat sejenak di linimasa. Gue inget gue pernah baca resensi itu sekitar beberapa bulan lalu, dan di kolom komentar, Daniel kasih tautan tentang resensi dia pada perbandingan Antologi Rasa versi buku dan film. Resensi Daniel bener-bener rapi, bersih, dan teratur jadi gue suka banget bacain resensi dia. Dan dalam resensi Antologi Rasa itu, gue menyetujui poin-poin Daniel tentang Ika Natassa yang memproyeksikan dirinya ke dalam sosok Keara.
Those points are actually the main reasons on why I despise Ika Natassa’s writing so much. I couldn’t hate her as a person (because clearly, I don’t even know her personally). But unfortunately, many people think that if I hate a book, that means I also hate the author. Shame. If anything, my feeling towards Ika Natassa as a person is more like a pity than hate.
Resensi Daniel tentang Ika Natassa yang memproyeksikan mimpinya ke dalam tokoh-tokohnya ini jadi bahan diskusi gue dan temen gue. Kami sama-sama sepakat kalau hidup Keara terkesan seperti mimpi Ika Natassa yang tidak teraih: menjadi gadis cantik nan bertubuh sempurna yang ditaksir oleh tiga cowok tampan sukses dan berotot.
Lah ya gimana abis cerita dia cewek-ceweknya berfisik cantik sempurna yang sesuai standar masyarakat semua. Kalau selain bikin tokoh fisik cantik standar masyarakat, dia juga bikin cerita yang tokohnya gendut, atau bongsor, atau jerawatan, atau gimanalah yang menurut standar masyarakat dianggap ‘nggak cantik’, kemudian cewek-cewek ini berusaha accepting themselves sih gue nggak akan beranggapan dia sedang memproyeksikan mimpi sempurnanya ke dalam cerita-ceritanya. Tapi dia udah jadi penulis satu dekade lebih, dan semua tokoh utama cewek dia fisiknya sempurna sesuai standar masyarakat semua. Ketika satu penulis menulis cerita yang tokoh utamanya selalu berfisik sempurna sesuai standar masyarakat, prediksi gue itu si penulis mungkin memang berfisik sempurna sesuai standar masyarakat, dikelilingi oleh temen-temen yang berfisik cantik sesuai standar masyarakat juga, makanya dia gabisa nulis tokoh berfisik ‘jelek’ karena gak relate (karena dia cantik sesuai standar dan gak pernah ngerasain jadi cewek jelek yang emang dianggap orang-orang jelek karena dia gak sesuai standar masyarakat). Which is understandable. I mean, you’d rather write something that you know, right?
Tapi, ternyata Ika Natassa nggak kayak gitu. Jadi gue kaget pas lihat dia. Gue pikir dia emang cantik yang sesuai standar masyarakat makanya dia bikin tokoh utama ceweknya berfisik sempurna mulu.
But, no, I don’t say that she isn’t pretty. She is. I like her sense of fashion. Cuma untuk cantik standar masyarakat, dia nggak memenuhinya. Standar cantik masyarakat Indonesia (mayoritas) itu bisa dilihat di idol-idol JKT48: putih, mulus, mungil, langsing, keliatan innocent dan cantik natural; dan di artis-artis cewek Indonesia keturunan barat. Intinya: kulit putih, mulus, tubuh langsing. Tapi karena fisiknya nggak sesuai standar masyarakat kan gue jadi heran kenapa dia tokoh utamanya berfisik sempurna terus.
Dan, buku-buku dia itu cowok-cowoknya sering digambarkan dreamy (although some of them are more like a dick IMO). Tapi intinya framing untuk tokoh-tokoh cowoknya dreamy. Tokoh-tokoh cowoknya ala Gary Stu, dan tokoh-tokoh ceweknya Mary Sue parah. Mary Sue dan Gary Stu tuh maksudnya, mereka adalah tipe tokoh yang hidupnya itu nggak punya masalah selain—wait for iiitt—cinta….
Like, literally, kalau pun mereka punya masalah selain asmara, mereka tetap mudah mendapatkan apa yang mereka inginkan karena mereka kaya dan privileged. Kagak ada perjuangannya anjir. Ini tokoh-tokoh yang gue sebut adalah tokoh-tokoh sebelum The Architecture of Love. TAoL lebih humble daripada karya-karya Iknat sebelumnya. Tokoh Raia di TAoL itu digadang-gadang adalah Ika Natassa karena sesama penulis yang privileged LOL. Cuma gue nggak terlalu menganggap proyeksi diri dia ke Raia itu annoying sih, biasa aja karena proyeksinya lebih ke mimpi sebagai penulis best seller dengan adaptasi film yang penontonnya jutaan, menembus tujuh juta kalau gak salah(?), terus menemukan cinta di New York yang ternyata punya masalah senasib dirinya. Proyeksi kayak gitu menurut gue biasa aja sih. Yang annoying buat gue itu ekspektasi tokoh-tokoh love interes dalam novel yang nggak masuk akal, yang masalah hidupnya cuma cinta doang. Manusia kayak gitu palingan cuma elite 1%. Well, scratch that. Manusia kayak gitu paling cuma beberapa dari elite 1% Indonesia.
Gue tahu kok kalau nggak semua pembaca bakal nerima mentah-mentah konten cerita yang memberikan tokoh dreamy sempurna tanpa masalah hidup selain cinta. And that’s good! Gue malah seneng kalau kalian sadar bahwa novel yang kalian baca tuh cuma novel, fiksi doang, dan sadar bahwa tokoh-tokoh dreamy di novel itu highly-unlikely ada dalam realita. But dang, not eveyone could do this. Tahu nggak sih akar dari segala akar tentang perselingkuhan dan masalah rumah tangga (yang kemudian berefek pada anak) itu akarnya di mana?
Di ekspektasi manusia terhadap pasangannya.
Dan ekspektasi ini dibentuk oleh media. Salah satunya: novel.
***
Gue pun berefleksi ke pengalaman sendiri ketika menulis tokoh-tokoh. Sebenernya sah-sah aja mau nulis cerita yang memproyeksikan fantasi kita tentang lelaki impian. Tapi, karena sebenernya poin dari kiriman ini adalah Troia’s How To, gue lebih memilih untuk tidak melakukan proyeksi ekspektasi ketinggian di dalam cerita.
Here’s a fun fact: beberapa orang pernah bilang kalau Varsha itu kayak jadi gambaran gue di masa depan. Well, I hope so, in case of mental tangguhnya Tante Sha. Tapi gue kagak nulis Varsha untuk jadi proyeksi gue di masa depan, atau sebagai ‘the best version of me’. No, Varsha is Varsha. Dan gue adalah gue. Every characters grow, and so am I. Cara gue untuk tidak memproyeksikan diri gue ke dalam tokoh adalah dengan tidak coba-coba bikin tokoh yang gue pikir itu adalah ‘diri gue versi terbaik/lebih baik’.
Dulu gue sempet berpikir bahwa diri gue yang ‘versi lebih baik’ di masa depan adalah gue yang jadi scholar, civitas akademik apalah, atau jadi peneliti. Turns out setelah kuliah gue memilih jalan lain. And I feel better after doing that. Karena gue nggak pernah tahu diri gue versi terbaik itu bakal kayak gimana. Bisa jadi diri gue yang ‘versi lebih baik’ di masa depan justru adalah gue yang pindah agama kemudian jadi pendekar Shaolin. Jadi karena gue nggak tahu, ya udah gue nggak usah sok tahu dengan nulis tokoh yang diproyeksikan sebagai ‘versi lebih baik’ diri gue. Let characters be themselves. Let them be human. And I also let myself be human although it’s so friggin hard.
Contoh lain adalah tokoh Riv di Rotasi dan Revolusi. Mind you, she and I have the same MBTI personality type. Kami sama-sama INTP. Tokoh fiksi yang tipe kepribadian MBTI-nya sama kayak kami itu L Lawliet dari Death Note, C.C. dari Code Geass, Hiccup dari How To Train Your Dragon, dan Bruce Banner (Hulk) dari Marvel Cinematic Universe. Tokoh di cerita gue yang sifatnya paling deket sama sifat gue memang Riv (dan Rendra, dia INTP juga). TAPIIII, sayangnya gue nggak sekeren Riv wkwkwkwk. Dan hanya karena MBTI kami sama, bukan berarti gue sedang memproyeksikan Riv sebagai ‘diri gue di masa depan’ atau ‘diri gue versi lebih baik’. Riv is an entirely different character than me. Riv is Riv, me is me. Kata temen gue, the stark contrast between Riv and me adalah Riv tuh ngemong sedangkan gue enggak (I don’t even like kids, altho some of them are cute). Riv itu di kehidupan pertamanya adalah Dewi Pengetahuan yang diciptakan satu dengan Arraf si Dewa Kekuasaan. She isn’t human, same with Arraf. Sehingga ya di balik ketidaksempurnaannya, dia sebenarnya tetap sempurna. Jadi aneh aja kalau gue berusaha menyama-nyamakan diri sama seorang ‘dewi’ seperti Riv.
Sementara untuk tokoh-tokoh cowok, gue nulis tokoh-tokoh cowok yang menurut gue menarik. Tapi meski menarik, kalau ditanya siapa di antara tokoh-tokoh cowok di cerita gue yang akan gue nikahin, gue jawab nggak ada. Karena gue nggak memproyeksikan lelaki impian gue ke dalam tokoh novel, gue cuma menulis tokoh yang buat gue menarik. Tentu ada beberapa traits berkualitas dari tokoh lelaki yang gue bikin, but it’s a part of what makes them human: punya kelebihan.
Banyak tokoh fiksi cowok yang memesona tapi nggak membuat gue berpikir bahwa mereka adalah idaman gue di dunia nyata. B aja sih. Kalau pun gue ngefans ya gue suka tokoh fiksi sebagai karakter dengan kepribadian dan hidup yang menarik aja, bukan ngefans karena gue berharap gue akan bertemu cowok yang kayak gitu di dunia nyata kemudian kami sama-sama jatuh cinta. Meski tokohnya bagai mimpi di siang bolong macam Remi di Rengat pun juga gue nggak berharap bisa bertemu dia sih. Karena gue sadar kalau pun ketemu ya gue nggak akan bisa relate atau nyambung sama dia. Sementara in case of nyari cowok, gue nyari yang nyambung dan asik diajak ngobrol.
Oke, itu adalah cara gue untuk nggak memproyeksikan diri ke dalam tokoh yang gue buat. I’m sorry if I sound like I roast Ika Natassa too hard. Di balik tokoh-tokoh Antologi Rasa yang pretensius, her writing skill is definitely something. Writing charm dia emang di gaya nulisnya yang luwes. Cuma ya, it seems like tulisan dia hanya lancar dan ngalir ketika dia menulis tentang mimpi indahnya (yang diproyeksikan dalam tokoh-tokoh dalam novel-novel sebelum TAOL). Karena di TAOL, novel Iknat yang paling humble, gaya nulis dia nggak sengalir gaya nulisnya di Critical Eleven dan Antologi Rasa.
44 notes
·
View notes