#Calon Presiden Indonesia
Explore tagged Tumblr posts
Text
Wawancara Anies Baswedan, Karni Ilyas: Tamu Istimewa
JAKARTA | KBA – Wartawan Senior Karni Ilyas menyebut bahwa Calon Presiden Indonesia Anies Baswedan adalah tamu istimewa. Itu disampaikannya saat dirinya mengundang mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk wawancara di YouTube Karni Ilyas Club. “Malam ini saya mendapat tamu istimewa, salah seorang dari tiga calon presiden kita pada 2024 yang akan datang, yaitu Anies Baswedan,” kata Karni Ilyas…
View On WordPress
0 notes
Text
Pertama, ketika ingin menerima sesuatu dengan logika, kosongkan gelasmu—jangan kau penuhi dulu dengan kebencian. Apabila kebencian sudah memenuhi gelasmu maka tidak akan ada fakta dan kebenaran yang bisa masuk lagi, karena gelasmu sudah terlanjur penuh.
Kedua, apabila masih ada pembenaran maka silakan buatlah pembenaran dengan data. Data melawan data, fakta melawan fakta—bukan kau cari kesalahan lain yang tidak objektif, jangan kau buat rasa cintamu dengan makhluk menjadikan dirimu buta akan kebenaran dan keadilan.
26 notes
·
View notes
Text
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Salah Satu Syarat Pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum
Beritalidik.com ( Jakarta ) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengimbau setiap Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota (Cakada) dapat mulai menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)-nya, sebagai salah satu syarat pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala…
#Bidan#Bupati#Calon#Calon Bupati#Calon Wakil Bupati#Indonesia#Istana#Jakarta#jokowi#Kepala#KPK#KPU#Maju#Pemerintah#Pendaftaran#presiden#Upacara#Wakil Bupati#Walikota
0 notes
Text
Debat Perdana Calon Presiden, IMO-Indonesia: Semua Kandidat Punya Poin
REALITANEWS.OR.ID, JAKARTA || Publik Indonesia baru saja disuguhkan Debat Perdana Calon Presiden (Capres) untuk Pemilu 2024 yang berlangsung pada Selasa malam (12/12) di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU RI), Jakarta. Dalam debat pertama tersebut, masing-masing kandidat baik itu capres no urut 01, 02 dan 03, membeberkan gagasannya terkait sub tema “Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi,…
View On WordPress
0 notes
Text
Terimakasih, Pak Anies.
Barangkali, itu kalimat pertama yang ingin aku ungkapkan, jika ditanya tentang kesan di Pemilu 2024.
Terimakasih ya Pak, sudah berjuang untuk maju, menjadi salah satu calon presiden yang membuat kontestasi Pemilu terasa lebih ada 'ghirah'nya.
Jujur, di 2014 dan 2019, rasanya jengah sekali. Setiap membuka medsos, isu-isu SARA yang menjadi bahasan. Kampanye yang begitu-begitu saja, membuat bosan untukku pribadi melihat perjalanan kampanyenya. Karena paling ya, begitu saja tren-nya. Blusukan ke warga-warga, kampanye di atas pentas sembari bermonolog di bawah terik matahari, juga bagi-bagi amplop *eh.
Di 2024, Pak Anies dan tim menciptakan atmosfer yang berbeda. Desak Anies dan Slepet Imin, menjadi model kampanye yang berani tampil beda di sejarah pesta demokrasi Indonesia.
Dalam Desak Anies dan Slepet Imin, terjadi dialog antara capres-cawapres, dengan audiens. Audiens bisa menanyakan apa pun, bahkan mengadukan keresahan apa pun.
Ini menarik.
Melihat bagaimana para calon pemimpin kita berdialog dengan rakyat biasa maupun para mahasiswa, yang penuh dengan keluhan dan kritik yang beraneka ragam. Gaya kampanye ini meruntuhkan gaya konservatif, dan aku tidak bisa bilang tidak, gaya kampanye ini adalah gaya yang mendidik rakyat.
Buatku pribadi, ini mengagumkan. Bagaimana capres-cawapres bahkan memperhatikan bagaimana strategi dalam berkampanye. Memperhatikan bahwa proses pesta demokrasi, bukanlah sekedar pesta untuk yang akan maju mencalonkan diri. Tapi senyatanya, pesta demokrasi haruslah dirasakan sebagai 'pesta' oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Meski tidak bisa langsung mengikuti agenda Desak Anies, aku adalah salah satu pendengar setia rekamannya di Youtube. Pak Anies selalu menyampaikan di setiap dialog, bahwa Desak Anies adalah cara paslon 01 menawarkan 'cara berpikir' mereka. Menurut beliau, rakyat harus tahu bagaimana cara pemimpinnya membuat keputusan, dimana keputusan lahir dari cara berpikir. Menurut beliau lagi, pemimpin itu tugasnya membuat keputusan, maka sudah seharusnya rakyat memilih pemimpin dengan cara berpikir yang paling relevan. Aku semakin kagum dengan strategi beliau.
Terbayang, menghadiri berbagai dialog pasti adalah hal yang menguras pikiran dan tenaga. Belum lagi jika ada kritik-kritik yang perlu dijawab, betapa melelahkannya. Tapi Pak Anies dan segenap tim, tetap memilih proses yang 'out of the box' ini demi mendidik rakyat dalam proses pemilu. Selain juga pasti ada misi menjaring suara.
Pak Anies, kuakui adalah sosok yang memiliki kelebihan dalam public speaking nya. Beberapa pihak bersentimen negatif, menyebut kelebihan ini sebagai 'omon-omon' belaka, atau 'janji manis' tanpa eksekusi nyata. Beberapa juga berpandangan, orang yang ucapannya manis di mulut, tidak selalu baik dalam bekerja. Tapi, kurasa itu logika yang tidak selalu benar dan tidak bisa dipukul rata. Kecerdasan berbicara tidak berarti payah dalam kerja nyata. Tidak bisa dihakimi begitu saja. Dan lagi, rekam jejak selama Pak Anies menjabat Gubernur Jakarta pun dapat kita pelajari di berbagai platform media sosial.
Ada lagi yang menarik menurutku. Performa Pak Anies saat debat. Aku kebetulan menyimak debat ketiga secara live via Youtube. Disana, Pak Anies tampak begitu 'menyerang'. Jujur, sebagai orang yang tidak suka dengan konflik, aku agak jengah menonton serangan demi serangan tersebut. Tapi, secara jernih aku mencoba berpikir. Acaranya ini judulnya debat, lagipula saat itu temanya adalah pertahanan, dimana salah satu paslon adalah juga menteri pertahanan. Wajar kalau terjadi kritik yang pedas, dan harapannya yang bersangkutan piawai dalam menjawab. Namun, seperti yang kita lihat dan saksikan sendiri, yang terjadi justru sebaliknya. Ah, sepertinya tidak perlu kujelaskan, netizen bisa menilai sendiri dengan mindsetnya masing-masing :)
Aku tersadar, bahwa saat itu Pak Anies sedang menjalankan peran, sebagai seorang kontestan yang berdebat. Terimakasih Pak, sudah menjalankan peran sesuai dengan situasinya.
Lalu tentang visi-misi. Aku belum membaca dokumen visi-misi paslon secara lengkap. Tapi beberapa kali, aku melihat postingan yang mengutip visi-misi dari para paslon. Dan, aku melihat hampir di setiap aspek, Pak Anies selalu memiliki visi-misi yang digagas. Di isu kesehatan, ekonomi, sampai diaspora pun beliau tuangkan gagasan. Dokumen visi-misi yang lengkap ini amat membantu jika kita ingin mencari isu yang menjadi fokus kita. Dan rata-rata mostly isu-isu tersebut ada di dokumen paslon 01.
Tidak hanya itu, muncul juga berbagai gerakan organik seperti aniesbubble, humanies, senimanbersatu, dll yang mendukung perjalanan kampanye Pak Anies. Pak, rasanya saya susah membayangkan gerakan-gerakan seperti itu terbentuk jika tidak ada ketulusan (apalagi tanpa bayaran), karena satu tujuan menginginkan perubahan.
Oh ya, aku juga respect dengan para pendukungnya yang tetap objektif meski mendukung paslon AMIN. Contohnya, pada saat debat cawapres. Patut diakui Cak Imin masih sangat blunder ketika itu. Tapi, para pendukung mengkritik dan menasihati, bukan menutup mata atas kekurangan itu. Dan alhamdulillah, Cak Imin pun terbuka dan menerima kritik. Di debat berikutnya, performanya lebih baik daripada sebelumnya. Membayangkan Indonesia dengan pempimpin yang terbuka, berkepala dingin, mampu memproses (bukan hanya menampung lalu jadi angin lalu) kritikan, luar biasa sekali rasanya.
Pak Anies, aku berharap, apapun yang terjadi selepas Pemilu, Pak Anies tetaplah menjadi Pak Anies yang seperti ini. Pak Anies yang menginspirasi, dan terus menyuarakan suara rakyat, terlepas apa pun pilihan politik Pak Anies. Aku sudah di titik pasrah dengan hasil Pemilu. Pak Anies terpilih ataupun tidak, Allah sudah mengaturnya, bukan.
Namun, setidaknya rakyat mendapat pendidikan yang berharga sepanjang perjalanan pesta demokrasi ini. Dan semoga, terus terdidik dan naik kelas demokrasi di Indonesia.
Pak Anies, terimakasih karena banyak kalimat Pak Anies yang menggugah dan terngiang di banyak orang. Aku jadi teringat salah satu ayat Al Quran,
Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit (QS. Ibrahim ayat 24).
Salah satu kalimat yang aku ingat dari Pak Anies adalah saat Pak Anies membicarakan prinsip kebijakan. Kata beliau, "Membesarkan yang kecil, tanpa mengecilkan yang besar.". Maknanya, dalam sekali. Dan kalau itu menjadi basis dari setiap kebijakan, rasanya Indonesia Adil Makmur untuk semua bisa terlaksana.
And, the last. Terimakasih Pak Anies, sudah menggerakkan saya untuk menulis. Baru pertama ini, saya mendukung dan memilih calon pemimpin sampai dituangkan dalam sebentuk tulisan.
Semoga, Allah memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
278 notes
·
View notes
Text
01
Udah lama ga nulis di Tumblr tapi di H-1 pemilu ini aku merasa perlu banget menulis dan menyatakan bahwa besok aku akan nyoblos 01. Anies-Muhaimin. Dan siapa tau tulisanku bisa meyakinkan kamu-kamu yang masih belum yakin mau coblos siapa tapi jelas gak mau golput. Dan please, for everyone's sake.... jangan coblos 02.
Alasan utama aku pilih 01 sih karena (1) Asal bukan Prabowo, dan (2) Gak mau coblos PDIP. Cuma ya kalau realistis dan gak gengsi untuk mengakui dan diri mau obyektif, Anies Baswedan memang adalah orang yang paling pantas untuk jadi presiden Indonesia di antara ketiga capres yang kita punya sekarang. Secara pendidikan, rekam jejaknya sedari bangku sekolah, kuliah, menjadi rektor termuda Indonesia, menggagas dan menjalankan Indonesia Mengajar, menjadi Mendikbud walau dicopot tak sampai 2 tahun menjabat, dan yang paling baru adalah Gubernur DKI Jakarta.
Karena dari awal aku memang condong ke Anies, ya otomatis aku memang lebih ingin mengkonsumsi dan mencari konten mengenai beliau. Awalnya tentu aja kemakan ribut-ribut kontroversi deklarasi Cak Imin yang tiba-tiba maju jadi cawapres Anies padahal (1) awalnya AHY digadang-gadang jadi cawapres beliau, dan (2) awalnya Cak Imin akan dipasangkan jadi cawapres Prabowo. Langsung deh dicap dobel oportunis - yang satu "mengkhianati" Demokrat, dan yang satu lihai oportunistik mengambil kesempatan menjadi cawapres di koalisi yang hampir runtuh karena gak sampai 20% presidential treshold.
Kalau mau denger Pak Anies address tuduhan satu ini, bisa tonton di video berikut:
youtube
Cuma asli deh kalau u emang serius pengen tahu kebenaran dan ingin mendengarkan untuk paham, kalau cari di Youtube semua penjelasan mengenai isu-isu Anies dan Muhaimin semuanya ada, kok. Dan semuanya bisa aku terima dengan akal sehat. Balik lagi, semua tergantung niat.
Banyak banget konten Bocor Alus Politik yang udah w konsumsi di sebulan terakhir haha.
Poin kedua yang bikin aku semakin bulat untuk coblos beliau adalah karena pendekatan kampanye-nya yang.... berbeda. Berbasis dialog, sungguh idealis, menyediakan ruang untuk siapapun, di berbagai kota dan berbagai setting, dengan berbagai partisipan yang dengan bersemangat menyampaikan masalah dan kegelisahan apa yang ingin mereka cari jalan keluarnya. Sebenarnya untuk bisa merasa cukup aman dan nyaman untuk angkat suara di sebuah forum sangat besar, itu juga adalah hal yang nggak semua pemimpin dan calon pemimpin bisa ciptakan.
Ada dua episode Desak Anies yang bikin w nangis selama nonton... yang pertama adalah tentang perempuan:
youtube
Dan tentang buruh dan ojol.....
youtube
Pas denger para audiens ngomong w rasanya sedih banget. Banyak banget ragam masalah yang dihadapi banyak lapisan masyarakat... masalah-masalah yang tak terbayang. Bahwa ada banyak yang masih belum mendapatkan keadilan dan kelayakan hidup seperti "mitra" ojol dan juga pekerja rumah tangga.
****
Cara pikir beliau runtut, punya kerangka pikir yang jelas, berbasis nilai, bisa menyampaikan semua ide dengan baik, jelas, sopan, dan memberikan ruang untuk berdialog. Sempet juga liat video dimana Pak Anies menjelaskan gimana akhirnya dia bisa meyakinkan pemilik lahan untuk menjual lahannya ke pemerintah melalui diskusi... gimana akhirnya dia bisa meyakinkan sebuah musholla untuk memberikan persetujuan pendirian gereja dengan berdiskusi juga... bagaimana cara pikir beliau sampai akhirnya beliau kembali memperbolehkan ojek untuk lewat Jl Thamrin. Dimana sebelumnya Ahok mensterilkan ruas jalan itu dari kendaraan roda dua.
Anies bilang bahwa Jakarta itu untuk semua orang, inilah demokrasi yang sebenarnya, dimana jalan termahal di republik ini bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, dari yang paling miskin sampai ke yang paling kaya sekalipun. W juga jadi mikir, bahwa ya pernah banget w mikir bahwa motor tuh ganggu di jalan, bikin macet - tapi w melupakan bahwa w dan mereka adalah sama-sama penduduk kota ini. Yang haknya seharusnya sama, tidak dibedakan. (Cuma ya tolong lah tetep tau aturan).
Untuk lengkapnya tonton deh di sini (bisa start di menit ke 40):
youtube
Fyi di tahun 2019 w nyoblos Prabowo. Waktu itu sih karena memang gak suka sama Jokowi sekaligus kasian sama Prabowo karena kok kayaknya pengen banget jadi presiden (kasih lah). Cuma ya di 2019 dan 2024 spirit w tetap sama: mencari perubahan.
Di tahun 2024 ini kita sangat beruntung bisa mendapatkan capres seperti Anies Baswedan, yang bikin anak-anak muda bisa lebih kritis dan berpartisipasi melalui dialog dan juga gerakan-gerakan sangat pop seperti kpopification dari fandomo Pak Anies di @aniesbubble dan juga menggerakkan volunteer untuk bikin event-event independent self-funded juga website yang keren banget seperti ini (harus dibuka di hp):
Inti dari intinya adalah.... w takut sih jujur menyambut pemilu esok hari.
****
Semoga Allah merahmati kita semua.
23 notes
·
View notes
Text
Menggunakan Akal Sehat
Jika politik Indonesia masih merujuk pada ketokohan, kita sudah hampir 10 tahun menyaksikan bahwa tokoh yang terlihat merakyat dan dekat dengan masyarakat itu berpihak pada penguasa tambang dan pemilik korporasi ekstraktif di balik layar.
Jika politik Indonesia masih merujuk pada partai, tentu partai-partai besar akan kita blacklist karena kader-kader mereka terdakwa kasus korupsi. Partai-partai di Senayan bergotong royong dan buru-buru membuat aturan-aturan menguntungkan sebagian kalangan dan melemahkan pemberantasan korupsi.
Jika politik Indonesia masih merujuk pada garis darah, kita hanya memberikan ruang praktik-praktik nepotisme untuk terus tumbuh. Toh, kita sudah lihat bahwa dukungan pertahana pada anggota keluarga dipertontonkan begitu vulgar.
Tapi, politik Indonesia 2024 dan di masa mendatang harus merujuk pada akal sehat karena kita sudah lelah aturan dan mandat rakyat digunakan untuk keuntungan segelintir kelompok. Kita tidak mau lagi menonton koalisi pragmatis yang bagi-bagi kursi menteri.
Sudah saatnya kita memulai mengeliminasi turunan dari rezim 10 tahun yang memundurkan demokrasi dan penegakan hukum.
Saya mengajak teman-teman mempertimbangkan mudharat yang khusus maupun yang umum dari tokoh-tokoh calon presiden dan wakil presiden Indonesia hari ini.
Juga untuk partai-partai pendukung calon presiden dan wakil presiden, jangan dipilih caleg dari partai pendukung capres-cawapres yang tidak bakal kamu pilih.
Untuk kursi DPR, beri dukungan dan kesempatan para partai-partai baru yang belum punya catatan hitam maupun merah.
Akal sehat seharusnya menyadarkan kita bahwa rezim satu dekade ini tidak berpihak pada kemakmuran untuk semua dan masih menyokong profit oligarki yang berdiri di belakang layar mengeksploitasi politik popularitas.
Terakhir, stop voting for celebrities! Lebih baik beri suaramu untuk (mantan) aktivis dan profesional yang ingin menggunakan dan menyumbangkan keahlian dan pengalaman relevan mereka untuk legislasi Indonesia yang lebih baik.
25 notes
·
View notes
Text
Setidaknya pak, kualitas perpolitikan kita naik kelas dengan Bapak mengikuti kontestasi pilpres ini.
Masih sangat-sangat berharap Bapak yang menang. Kita butuh pemimpin yang cerdas dan punya rekam jejak. Kita butuh pemimpin yang mau mendengar dan lebih dekat dengan rakyatnya.
ya, tapi gimana? Di sekitar kami saja masih banyak yang fanatik buta sama salah satu calon. Mau ngasih tauu, "hey.. ini ada orang seberkualitas ini dicalonkan jadi presiden, jangan disia-siain plis" tapi yaa jawaban mereka "halah jago ngomong doang" haduh pusing. Padahal kalo jagoan dia yang menang gapaham lagi deh, bakal ada pemilu lagi atau enggak periode selanjutnya.
Makin ngulik tentang Bapak, makin banyak aku belajar ga cuma di bidang politik aja. Tapi juga belajar gimana berattitude dengan orang lain, belajar tentang public speaking, parenting, kesabaran, dan banyak lagi yang lainnya. Bapak adalah salah satu aset berharganya Indonesia. Seorang manusia yang memanusiakan manusia.
Semoga kami beruntung ya, pak.
19 notes
·
View notes
Text
Buat yang Penting Jangan Kosong Dua
Buat diri yang capresnnya kalah.
Tapi aku sama sekali kali ga menyesal kalau pilihanku ga menang. Ini bukan hanya sekadar menang atau kalah. Tapi juga tentang memberikan hak suara.
Suara kita itu berharga.
Kita udah melakukan tugas kita sebagai warga negara dengan menjalankan demokrasi. Ada yang menang, ada yang kalah. Setidaknya kita sudah berbuat untuk Indonesia.
Kalau kalah, ya udah jalannya memang begitu. Yang penting kita udah ikhtiar, kan. Hal-hal diluar kuasa kita, biarlah Allah yang memiliki rencana yang terbaik. Kek, ya udah, dinikmati aja siapa presiden yang terpilih. Kalau ga beres tinggal kita teruskan ikhtiar dengan cara kita masing2 yang bisa dilakukan; gugat, kritik, aksi, menulis opini, apapun lainnya.
Kita sedang memilih calon presiden dengan opsi2 terbaik menurut kita. Kita sama-sama tahu, 3 paslon yang ada ngga ada yang bener-bener ideal. Masing-masing punya plus minusnya seperti ramai di media sosial, di pembicaraan antar tetangga, di pasar, di kantor, di jalan, di mana-mana. Tiap kita sudah menganalisis kecenderungan yang paling sedikit mudhorotnya. Tentu tiap kepala perhitungannya berbeda, toleransi plus-minus paslon masing-masing orang berbeda. Ga ada pasangan yang pas, ideal, sempurna. 50:50 umumnya. Jadi kita sudah berusaha, berpikir dan memilih sebaik-baiknya buat Indonesia. Ga ada yang sia-sia. Ya memang begini namanya demokrasi.
Yang penting kita memilih dengan penuh kesadaran. Menimbang segala konsekuensi dan kapabilitas mereka. Bukan memilih hanya karena sekadar ikut-ikutan, hanya karena trending/viral, atau hanya karena hal-hal receh diluar substansi.
Jadi kita pun ga tahu, yang memenangkan pesta demokrasi nanti akan mewujudkan realita yang seperti apa. Ga menutup kemungkinan, bisa juga, kan, yang bukan pilihan kita ternyata kerjanya bagus dan baik. Toh, kita belum lihat kerja nyatanya. Masih bisa kita bantu usahakan dengan doa 😁
Jangan terlalu kaku sama pilihan kita, ingat ini politik. Kita bela setengah mati pakai hati, pakai emosi, eh, dilain waktu mereka bisa jadi bersatu, berkoalisi, dengan retorika alasan yang meyakinkan. Padahal mah ada aja target kedudukan, jabatan, uang, atau lingkaran jaringan, atau memang buat kebaikan(?) Hmmm, sok baik sangka. Politik gaesss, jangan kagetan hah hoh hah hoh. Kita di bawah baku hantam, mereka yang di atas lobi2, bagi2, simbiosis mutualisme, bisa jadi.
Jadi, santai aja. Yang menang biarlah menang. Yang kalah jangan patah hati. Tetap awasi sebagai warga negara yang berdemokrasi. Jangan apatis. Jangan diambil hati apalagi emosi sama rekan sendiri. Besok sudah kerja kembali untuk menghidupi diri.
14/2/24
15 notes
·
View notes
Text
Bahlil, Agus Gumiwang, Bamsoet, hingga Gibran Disebut Potensial Gantikan Airlangga Hartarto Sebagai Ketua Umum Golkar.
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bersama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (kanan) dalam acara Suara Muda Indonesia Untuk Prabowo-Gibran di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu, 27 Januari 2024. Dalam acara tersebut Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pidato untuk anak muda Indonesia.
Pasca Airlangga Hartarto undur diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar, Agus Gumiwang, Bahlil, hingga Jokowi disebut-sebut bakal mengisi jabatan tertinggi Partai Beringin.
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua umum DPP Partai Golkar,” kata Airlangga melalui video resmi yang disiarkan Partai Golkar di megabet99 di Jakarta, Minggu, 11 Agustus 2024.
Adapun kandidat potensial yang bakal mengisi posisi puncak Partai Golkar, sudah ramai diperbincakan jelang Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar Desember mendatang, kandidat itu di antaranya Agus Gumiwang, Bahlil Lahadalia, Bambang Soesatyo, Gibran Rakabuming Raka, hingga Presiden RI Joko Widodo. Berikut profil sejumlah kandidat potensial yang disebut-sebut bakal jadi calon Ketua Umum Partai Golkar.
2 notes
·
View notes
Text
📮📮🇲🇨🇲🇨📮📮
*YANG "NONGKI" DI JALAN DAKWAH*
(Seri Indonesia Membina)
@ Dwi Budiyanto
Ada seorang murabbi di Yogyakarta, enam puluh tahun usianya. Tak banyak di antara kita mengenalnya.
Empat kali dalam sepekan ia menempuh jarak 60 Km lebih untuk mengisi forum pembinaan pekanan dan taklim rutin, di daerah Gunungkidul.
Dengan motor ia tempuhi jalan terjal dan menanjak. Ia tampil sebagai dai dan murabbi yang tak berpikir popularitas.
****
“Selagi konsisten membina, insya Allah, kita tidak pernah menganggur di jalan dakwah ini. Kalau tidak mau membina, terus kita mau ngapain?” demikian kata Ustadz Cholid Mahmud ~Allahuyarham, suatu ketika.
Pernyataan tersebut ditegaskan ulang Ustadz Cahyadi Takariawan dalam peluncuran Gerakan Indonesia Membina pada 20 Mei yang lalu.
Selagi kita merekrut dan membina tak ada seorang pun di antara kita menjadi pengangguran di jalan dakwah. Mungkin ada di antara kita akan mengatakan, “Apa peranku? Aku bukan pengurus lembaga, organisasi, bukan pula pejabat publik. Lalu apa peranku?
Ustadz Cholid Mahmud punya jawaban yang paling sederhana dan itu menjadi jawaban bagi kita semua: siapapun di antara kita selagi merekrut dan membina, tidak mungkin akan nganggur di jalan dakwah,” kata Ustadz Pak Cah.
Benar sekali. Di jalan dakwah ini, posisi itu sangat terbatas, tapi kontribusi tidak berbatas. Posisi ketua, presiden, pengurus lembaga, anggota dewan, kepala sekolah, bupati, atau jabatan publik lainnya itu sangat terbatas.
Sementara kontribusi untuk merekrut dan membina adalah kerja-kerja tanpa batas. Seorang murabbi tidak akan mengalami pergantian antar waktu atau dipensiunkan, selagi ia memiliki komitmen yang kuat.
Ketika orientasi untuk berkontribusi pada “yang tak berbatas” melemah, seseorang akan fokus pada posisi “yang serba terbatas”. Kalau tidak berambisi merebutnya, kemungkinan lain adalah putus asa dan merasa disisihkan.
Sementara itu, para dai yang menyibukkan diri dalam kerja-kerja perekrutan dan pembinaan akan senantiasa disibukkan dengan amal kebaikan. Nah, naluri untuk merekrut dan membina inilah yang perlu terus-menerus kita jaga.
Ada seorang murabbi di Yogyakarta, enam puluh tahun usianya. Tak banyak di antara kita mengenalnya. Ia jauh dari sorot kamera dan ingar-bingar pemberitaan.
Kiprahnya tidak pernah terunggah di laman Instagram manapun. Televisi tidak pernah menyiarkannya. Ia bergerak dalam kesunyian. Empat kali dalam sepekan ia menempuh 60 Km lebih untuk mengisi forum pembinaan pekanan dan taklim rutin di daerah Gunungkidul.
Dengan motor ia tempuhi jalan terjal dan menanjak. Ia tampil sebagai dai dan murabbi yang tak mikir berat.
Saya bayangkan, beliau tak pernah berpikir njlimet bahwa merekrut sekarang sulit. Orang lebih tertarik pada pembicara di Youtube. Seorang dai dan murabbi butuh viralitas agar punya daya tarik. Tak terlintas sedikit pun pikiran itu.
Beliau langsung bertegur sapa dengan masyarakat. Hadir di tengah-tengah mereka. Menyibukkan dalam program taklim, penyediaan air bersih bagi masyarakat, pengadaan hewan kurban, bakti sosial, beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa.
Beliau bukan anggota dewan, bukan calon bupati, bukan pengurus lembaga dakwah. Pada 2024 ini, di usia ke-60, beliau seperti tak kehabisan energi sebagai dai dan murabbi. Di hadapan para dai dan murabbi seperti ini, rasanya kami seperti remah-remah.
Para dai dan murabbi tidak pernah terjangkit “nongki-nongki syndroma”. Sindrom nongkrong-nongkrong tak jelas yang menunjukkan kemalasan untuk berjuang.
Dalam terminologi dakwah, seperti disampaikan Ustadz Aunur Rofiq Saleh Tamhid dalam buku “Pesan-Pesan Tarbawi untuk Para Murabbi” (2024) sebagai penyakit qu’ud.
Dalam Alquran, orang-orang yang tidak mau aktif berdakwah dan berjuang disebut sebagai qaa’iduun (orang-orang yang gemar duduk-duduk berpangku tangan). Mereka lebih suka kongko-kongko daripada gigih bekerja.
��َالُوا يَا مُوسَىٰ إِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا أَبَدًا مَا دَامُوا فِيهَا ۖ فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ
Mereka berkata, "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja". (*Q.s. Al-Maidah: 24*).
Mereka yang terjangkiti sindrom nongki-nongki, sering menciptakan alasan-alasan dramatik agar terhindar dari kerja-kerja dakwah dan pembinaan. Entah khawatir dengan resiko, takut tantangan, hingga menciptakan bayang-bayang kecemasan yang berlebihan.
Semua berakar dari bergesernya orientasi terhadap dakwah dan pembinaan. Ada juga yang menganggap kerja membina tidak lagi penting dan bergengsi daripada kerja-kerja meraih mobilitas vertikal. Lalu dengan enteng, pikiran dan perkataan mereka mengatakan, *“Silakan membina sendiri. Aku memilih duduk-duduk di sini. Meniti karir. Mengembangkan bisnis. Toh ini juga dakwah.”*
Betapa kita merasa iri melihat mereka yang tak pernah nganggur di jalan dakwah ini. Karir dan bisnis kita boleh jadi menanjak, tapi jangan-jangan kita adalah pengangguran di jalan dakwah ini.
Kita merasa cukup karena telah ikut berinfak, tanpa kita sadari itu tak istimewa, karena para murabbi yang produktif itu pun melakukan hal yang sama. Jangan-jangan infak kita itu tak seberapa dibanding apa yang dikeluarkan para murabbi untuk menjamu dan meringankan beban mutarabbinya.
Mari kita selisik diri masing-masing. Apakah kita sudah lama menganggur di jalan dakwah ini? Apakah selama ini kita hanya nongki-nongki saja di jalan dakwah? []
#IndonesiaMembina
[note: nemu tulisan ini dari grup liqo setelah 1 tahun ngga aktif ngebina rasanya agsj,&×*××[ajq8192pepshsl+;+&! sediiii tp bingung harus gimana, sengaja nitip ditumblr biar bisa terus dibaca]
3 notes
·
View notes
Text
Kesaksian Direktur Markaz Hijrah Indonesia: Banyak Sekali yang Begitu Menghormati Anies Baswedan
JAKARTA | KBA – Direktur Markaz Hijrah Indonesia, Muhammad Fakhrurrazi Anshar menjadi penerjemah Anies Baswedan saat lawatan ke tokoh-tokoh di Madinah. Ia menyaksikan, banyak pihak yang menghormati mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Hal itu meski mereka baru pertama kali bersua dengan Anies Baswedan. “Berkata salah seorang anak dari Tuan Rumah yang mengundang, bahwa ‘Beginilah cara kami memuliakan…
View On WordPress
0 notes
Text
Melihat kampanye capres dari sisi “Marketing”
kali ini kita bahas paslon 02 karena yang paling mencolok dan viral
• Branding : Gemoy.
branding ini berhasil membuat visualisasi Pak Prabowo lebih terkesan ramah dan lucu, sehingga orang jadi lupa kalau dia sebenarnya seumuran dengan kakek kita (beliau saat ini 72 tahun), namun wajahnya memang awet muda. Branding “gemoy” juga membuat beliau lebih merakyat sehingga menghilangkan kesan dari masa lalunya sebagai jenderal tegas dan kasus terdahulu. Untuk maskot yang dibuatpun berupa ilustrasi atau kartun sehingga visualisasinya lebih ramah.
•Gaya Kampanye
Gaya kampanyenya lebih mudah diterima di masyarakat, terutama “joget”, kebanyakan masyarakat lebih suka bersenang-senang. nggak semua orang suka kalau disuruh berpikir kritis seperti gaya kampanye Desak Anies atau MalminGan Ganjar (lah disuruh baca aja banyak yang masih males kok apalagi suruh mikir keras). Sehingga gaya kampanye seperti ini memiliki target masyarakat yang lebih banyak dan memiliki daya tarik kebanyakan masyarakat karena lebih ringan dan menyenangkan.
•Viral di media sosial
Menguasai FYP masyarakat, influencer-influencer besar sampai mikro-nano banyak terjun mengkampanyekan paslon ini dengan “soft selling” menggunakan narasi-narasi yang lebih menggunakan perasaan karena lebih mudah diterima dan mudah dipancing. Paslon lain juga banyak bertebaran di FYP, namun paslon 02 lebih banyak dan menguasai beranda tiktok jika dilihat dari jumlah hastag di tiktok.
____
Disclaimer tulisan ini dibuat dari persepsi “marketing” dan justru menghargai keberhasilan marketing politik mereka karena berhasil merangkul target terbanyak.
Pilihlah secara rasional jangan asal ikut-ikutan, lihat prestasinya, rekam jejaknya, dan lebih open-minded dalam melihat fakta dan mengambil keputusan karena jika hati sudah ditutupi suatu kefanatikan ataupun kebencian maka akan sulit menerima kebenaran. Stop makan berita hoax dan mudah terpancing oleh opini, carilah dulu kebenarannya karena fitnah bertebaran dimana-mana.
Jangan sampai harga dirimu ditukar oleh serangan fajar untuk lima tahun kedepan.
#indonesia#pemilu#capres#prabowo#gibran#prabowo gibran#amin#anies muhaimin#anies#anies baswedan#ganjar mahfud#ganjar pranowo#pemilu 2024#caleg#calon presiden
4 notes
·
View notes
Text
Presiden Jokowi Apresiasi Kerja Keras Lembaga Negara dan Kerja Sama Anak Bangsa Capai Kemajuan Indonesia
Beritalidik.com ( Jakarta ) Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan di hadapan Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2024 di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, pada Jumat, 16 Agustus 2024. Dalam pidatonya, Presiden menekankan pentingnya persatuan dan kerja sama seluruh anak bangsa dalam mencapai kemajuan Indonesia yang lebih tinggi. “Bapak, Ibu,…
#Bidan#Brebes#Calon#DPR#DPR RI#Forum#HMI#Indonesia#Istana#Jakarta#Joko Widodo#jokowi#Kabupaten#KPU#Maju#Masyarakat#Ormas#Pemerintah#Pemilu#Pengawas#Pertanahan#Pilkada#presiden#Presiden Joko Widodo#Presiden Jokowi#Tanah#Tegal
0 notes
Text
Debat Perdana Calon Presiden, IMO-Indonesia: Semua Kandidat Punya Poin
REKONFUNEWS.COM, JAKARTA || Publik Indonesia baru saja disuguhkan Debat Perdana Calon Presiden (Capres) untuk Pemilu 2024 yang berlangsung pada Selasa malam (12/12) di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU RI), Jakarta. Dalam debat pertama tersebut, masing-masing kandidat baik itu capres no urut 01, 02 dan 03, membeberkan gagasannya terkait sub tema “Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi,…
View On WordPress
0 notes
Text
Secarik Pesan Jangan Di Abaikan
“Para politikus partai dan pengamat bersaing nampak sangat bersemangat dalam menyajikan jamuan mereka di depan media. Para tamu undangan berpesta riang, semuanya gembira ria menyantap hidangan yang disajikanSementara aku, duduk termenung di pojok ruangan. Bagiku ini bukan pesta, tapi siksa. Tak ada satupun hidangan yang menarik perhatianku. Aku terlanjur kecewa dengan cara mereka menghidangkan sajian ini, sampai-sampai tidak sudi untuk sekedar mencicipinya. Aku lupa, bahwa lima tahun kedepan, suka atau tidak, salah satu dari mereka akan menentukan apa yang aku makan setiap paginya. Bodohnya aku”.
Negara Indonesia merupakan negara Demokrasi yang menganut sistem pemerintahan presidensial, yang mana sebagai salah satu sistem dari sistem pemerintahan yang kekuasaan utamanya berada di tangan seorang presiden dari lembaga eksekutif yang dipilih oleh rakyat melalui kegiatan pemilihan umum atau pemilu.
Sistem presidensial ini juga membagi kekuasaan secara terpisah yaitu di sebut dengan Tiras Politika yang mana kekuasaan di pisah menjadi tiga terdiri dari, Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif Masing-masing lembaga ini mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda.
Secara umum Pemilihan Umum ialah bentuk perwujudan atas kedaulatan rakyat dan demokrasi dimana sebagai penentu wakil-wakil rakyat yang nanti nya akan duduk pada suatu lembaga perwakilan rakyat yang juga memilih presiden dan wakil presiden termasuk memilih pemimpin yang akan memimpin pemerintahan.
Di tahun 2024 ini merupakan tahun politik bagi Indonesia sendiri yang akan melaksanakan perhelatan politik yang besar, pemilihan umum nasional tahun ini di adakan secara serentak yang akan memilih Presiden, DPR, DPD, DPRD, dan juga Pilkada serentak.
Pemilu serentak ini akan menjadi ujian yang sesungguhnya bagi bangsa dan Seluruh elemen masyarakat Indonesia yang terlibat dalam proses menjalankan demokrasi di negara nya sendiri.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita dianjurkan dengan sangat dan untuk berpartisipasi aktif dalam aktivitas politik apalagi pemilihan umum (PEMILU).
Walapun hanya sekadar memberikan hak suara kita kepada calon yang dirasa paling sesuai. Sayangnya tidak semua dari kita sebagai rakyat memahami hal ini dengan koherensi yang baik.
Sebagian besar orang masih menganggap rutinitas mereka jauh lebih penting dibanding memikirkan hal rumit seperti politik dan lika-likunya.
“Lebih baik aku memikirkan masalah ku sendiri dan menjalankan kehidupan ku sehari — hari sebagaimana mesti nya, Karena itu lebih penting Dari pada aku harus memikirkan hal-hal Politik diluar sana seperti yang petontonkan di media yang tidak ada untung bagi kehidupan ku sama sekali”
Padahal nyatanya, kehidupan pribadi setiap masyarakat sangat bergantung kepada stakeholders yang memegang kendali pemerintahan.
Tentunya, para stakeholder ini tak lain merupakan hasil pilihan terbanyak yang dipilih oleh masyarakat ketika pemilu. Lantaran caleg yang akan menjadi stakeholders adalah peraih suara terbanyak, alangkah bijaknya apabila segenap masyarakat berperan aktif mengikuti dan turut mengawasi pelaksanaan pemilu.
Karena segala hal terkait pemilu dan politik ini bukan hanya tentang seorang individu atau kelompok tertentu. Bukan hanya untuk kepentingan suku, golongan, atau agama tertentu. Ini semua adalah tentang kita semua, segenap masyarakat Indonesia.
Yakin lah bahwa hal sederhana yang saat ini kita anggap sepele, mampu menjadi dampak besar terhadap kehidupan pribadi kita di masa depan.
Oleh sebab itulah, alangkah bijaknya jika mulai saat ini kita sebagai warga negara yang baik mulai memperhatikan permasalahan politik. Terlebih lagi pada pemilu serentak tahun ini.
Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Slogan itulah yang mesti kita ingat dan menjadikannya sebagai penyemangat. Mari singkirkan egoisme sesaat, demi Indonesia yang lebih bermartabat. Saya jadi teringat dengan pesan salah seorang tokoh aktivis, Soe Hok Gie yang mengatakan “Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah”.
4 notes
·
View notes