#Bubur Ayam
Explore tagged Tumblr posts
Text
5 notes
·
View notes
Text
📍Bubur Ayam Mpran - Batununggal
3 notes
·
View notes
Text
best bitches in the game!!
#i think i'll make a mini series of low poly malay food :)#maybe.#i still want to make wonton mee (soup and dry) and satay??#ooh maybe i'll just make like. prep stages like the food in the sims!!!#for foods that dont have many textures like bubur or kung fu kuey teow#lowpoly#low poly#3d art#3d lowpoly#nasi lemak#nasi ayam#yes i didnt bake my lighting. ignore that#mejart
46 notes
·
View notes
Text
Two bowls of buryam and a mug of teh tarik after a walk is the key to feeling alive again, apparently
#god i haven't felt like a person in a while#i barely ate and just slept most of yesterday#but now i feel like a human!! with wants and feelings and the drive to do things!!! holy shit#bubur ayam cirebon near [redacted] i owe you my life
3 notes
·
View notes
Text
2 notes
·
View notes
Text
Lima Manfaat Sarapan Bubur di Pagi Hari
SARAPAN adalah waktu makan yang penting untuk memulai hari dengan energi dan nutrisi yang cukup. Salah satu pilihan sarapan yang populer dan menyehatkan adalah bubur. Berikut ini adalah lima manfaat utama dari sarapan bubur di pagi hari: 1. Sumber Energi yang Stabil Bubur, terutama yang terbuat dari gandum atau oat, adalah sumber karbohidrat kompleks yang memberikan energi tahan lama.…
View On WordPress
0 notes
Text
Sudah tiga minggu saya di Bandung.
Sudah biasa sarapan di pinggir jalan, nasi uduk pakai telor balado atau bubur ayam 13k. Lalu siang makan nasi padang 18k. Malamnya makan nasi goreng 15k atau indomie telor 10k.
Di saat yang sama, saya perlahan menurunkan gaya hidup, terutama dalam order makan online dan ke kafe.
Point Coffee 25k (no) vs kopi susu botolan 5k-9k (yes!)
Seporsi mie blabla di kafe 65k (no) vs makan 2 porsi di warung tenda 42k (yes!)
Gaya hidup ini emang variabel yang bisa ditekan atau bisa juga dibiarkan.
Keinget dulu waktu di Inggris, pengen banget ada abang tukang bubur ayam pagi-pagi atau akang batagor/bakso sore-sore lewat depan rumah. Nah! Ini dia, nikmatilah.
Mungkin juga udah umurnya. Akan tiba saatnya kamu tidak lagi penasaran. Akan tiba saatnya kamu bisa mengatakan dalam hati "toh sama saja kenyangnya". Di level berikutnya, kita akan meniatkan makan banyak di rumah sebelum ke mall biar ga jajan atau menahan ga beli ini itu saat di mall dan nanti cari makan di warteg atau beli minum di minimarket/warung tenda di luar.
Great appreciation to my wife @syofarahals for her big heart to adjust quickly to the culinary life "we wished for when we were abroad".
Bye upper middle class life style!
34 notes
·
View notes
Text
1 note
·
View note
Text
"Abang, Aku Mau Kerja
Istri : Abang, aku mau kerja!”
suami : “Jangan, lah. Kamu di rumah saja. Istri itu di rumah tugasnya” :)
istri : “Itu, tetangga kita, dia kerja!”
suami :“Hehe …, dia itu guru, sayaang. Dia dibutuhkan banyak orang. Yang membutuhkan kamu tidak banyak. Hanya Abang dan anak kita. Di rumah saja, ya.”
istri : “Itu…, tetangga kita yang satunya, yang sekarang sudah pindah ke kampung sebelah, aku lihat dia kerja. Bukan guru. Tidak dibutuhkan banyak orang.”
suami :“Nanti, tunggu Abang meninggal dunia.”
istri : “Apa-apaan sih?”
suami :“Dia itu janda, sayaaaang. Suaminya meninggal satu setengah bulan yang lalu. Makanya dia kerja.”
istri : “Tapi kebutuhan kita makin banyak, Bang”
suami : “Kan Abang masih kerja, Abang masih sehat, aku masih kuat. Akan Abang usahakan, InsyaAllah.”
istri : “Iya, aku tahu. Tapi penghasilan Abang untuk saat ini tidaklah cukup.”
suami : “Bukannya tidak cukup, tapi belum lebih. Mengapa Abang bilang begitu? Karena Allah pasti mencukupi. Lagi pula, kalau kamu kerja siapa yang jaga anak kita?”
istri : “Kan ada Ibu! Pasti beliau tidak akan keberatan. Malah dengan sangat senang hati.”
suami : “Istri Abang yang Abang cintai, dari perut sampai lahir, sampai sebelum Abang bisa mengerjakan pekerjaan Abang sendiri, segalanya menggunakan tenaga Ibu. Abang belum ada pemberian yang sebanding dengan itu semua. Sedikit pun belum terbalas jasanya. Dan Abang yakin itu tak akan bisa. Setelah itu semua, apakah sekarang Abang akan meminta Ibu untuk mengurus anak Abang juga?”
istri :“Bukan Ibumu, tapi Ibuku, Bang?”
suami : “Apa bedanya? Mereka berdua sama, Ibu kita. Mereka memang tidak akan keberatan. Tapi kita, kita ini akan jadi anak yang tegaan. Seolah-olah, kita ini tidak punya perasaan.”
istri : “Jadi, kita harus bagaimana?”
suami : “Istriku, takut tidak tercukupi akan rezeki adalah penghinaan kepada Allah. Jangan khawatir! Mintalah pada-Nya. Atau begini saja, Abang ada ide! Tapi Abang mau tanya dulu.”
istri :“Apa, Bang?”
suami : “Apa alasan paling mendasar, yang membuat kamu ingin bekerja?”
istri : “Ya untuk memperbaiki perekonomian kita, Bang. Aku ingin membantumu dalam penghasilan. Untuk kita, keluarga kita.”
suami : “Kalau memang begitu, kita buka usaha kecil saja di rumah. Misal sarapan pagi. Bubur ayam misalnya? Atau, bisnis online saja. Kamu yang jalani. Bagaimana? anak terurus, rumah terurus, Abang terlayani, uang masuk terus, InsyaAllah. Keren, kan?”
istri : “Suamiku sayang, aku tidak pandai berbisnis, tidak bisa jualan. Aku ini karyawati. Bakatku di sana. Aku harus keluar kalau ingin menambah penghasilan.”
suami : “Tidak harus keluar. Tenang, masih ada solusi!”
istri :“Apa?”
suami : “Bukankah ada yang lima waktu? Bukankah ada Tahajud? Bukankah ada Dhuha? Bukankah ada sedekah? Bukankah ada puasa? Bukankah ada amalan-amalan lainnya? Allah itu Maha Kaya. Minta saja pada-Nya.”
istri :“Iya, Bang, aku tahu. Tapi itu semua harus ada ikhtiar nyata.”
suami : “Kita ini partner, sayang. Abanglah pelaksana ikhtiarnya. Tugas kamu cukup itu. InsyaAllah jika menurut Allah baik, menurut-Nya kita pantas, kehidupan kita pasti akan berubah.”
istri : “Tapi, Bang?!”
suami : “Abang tanya lagi…, kamu ingin kita hidup kaya, apa berkah?”
istri :“Aku ingin kita hidup kaya dan berkah.”
suami : “Kalau begitu lakukan amalan-amalan tadi. InsyaAllah kaya dan berkah.”
istri : “Kalau tidak kaya?”
suami : “Kan masih berkah? Dan…, tahu apa yang terjadi padamu jika tetap istiqomah dengan itu?”
istri : “Apa, Bang?
suami : “Pilihlah pintu surga yang mana saja yang kamu suka. Dan kamu, menjadi sebenar-benarnya perhiasan dunia.”
***
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintunya mana yang ia suka (sesuai pilihannya),” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).
“Dunia adalah
perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah” [H.R. Muslim]
16 notes
·
View notes
Text
aku sudah berhenti mendoakanmu.
kadang aku masih menangis, tapi aku benar-benar sudah berhenti mendoakanmu.
aku berhenti memohon pada Tuhan untuk kesehatanmu, kebahagiaanmu, kelancaran segala aktifitasmu.
semua foto yang kau kirim, janji fana dalam surat lusuh (sebab dibaca berulang kali) yang aku potret sendiri, selfie berdua dengan gaya paling aneh yang sering kita tertawakan bersama, semua masih ada dalam galeri. tapi tak pernah kulihat lagi.
aku tak mau tau kabarmu, dengan siapa kau makan bubur ayam sekarang, atau perempuan mana yang kau kirimi foto langit atau saat kau makan indomie malam-malam. aku sudah tau, tapi aku tak mau tahu.
orang-orang juga tak berubah. mereka tetap saling bertemu, saling mengundang di acara-acara tertentu, seperti biasanya. seperti saat aku belum begitu dalam mengenalmu, bedanya gurauan itu tak lagi menyebut-nyebut nama kau pun aku.
aku telah membiasakan diri bertemu mereka lagi tanpa ada luka di hati. (aku bahkan mampu membuang ingatan tentang kunjunganmu dan semua yang kaukatakan di rumah itu)
sungguh tak ada yang tersisa selain perasaan tak terima dan penyesalan lain yang aku yakin, lama-lama juga bakal hilang.
maka demikianlah yang terjadi. kamu yang tak butuh waktu lama melanjutkan perjalanan, dan kini aku; tak ingin terjebak ingatan yang kelam.
entah kapan, tapi aku sungguh akan menjemput bahagiaku
15 notes
·
View notes
Text
Bandung dan Kenangan
Stasiun Bandung hari ini dan 5 tahun yang lalu tidak banyak berubah.
Setelah 5 tahun, akhirnya aku berani menginjakkan kaki di bumi pasundan ini. Bumi yang katanya lahir ketika Tuhan sedang tersenyum.
Masih pagi saat aku turun dari kereta keberangkatanku. Aku memutuskan untuk cari sarapan dulu sebelum nanti siang check in hotel.
Pilihanku jatuh pada bubur ayam. Ah 5 tahun yang lalu juga sama, sarapan bubur ayam juga saat tiba di Bandung. Bedanya ada yang jemput dan menemani. Sedangkan kali ini harus bisa sendiri.
Tidak ada agenda khusus terkait keberangkatanku ke Bandung kali ini. Hanya kangen saja. Sembari mencoba apakah aku sudah mampu kembali berjalan di Jalan Braga tanpa genggaman tangannya.
Haha, agaknya dari sini kalian sudah tahu bahwa cerita kali ini penuh dengan kepedihan.
Setelah selesai sarapan, aku memutuskan untuk pergi ke Masjid Raya Bandung. Mau menumpang mandi dan duduk-duduk sebelum pukul 12 nanti beranjak untuk ke hotel.
Tidak ada itenerary yang aku siapkan. Karena seperti kataku tadi, perjalananku ke Bandung kali ini hanya sekadar untuk mengenang. Mengenang kenangan yang entah benar-benar harus disimpan atau sebetulnya lebih baik direlakan.
Aku tiba di hotel tempatku menginap tepat pukul satu siang. Aku memutuskan untuk tidur sampai sore datang.
Kalau dibilang tanpa tujuan sama sekali, mungkin kelihatannya aku sedikit berbohong. Karena ada satu tempat yang ingin aku kunjungi meski hanya sebentar. Braga adalah satu-satunya tempat yang ingin aku kunjungi kali ini. Kopi Toko Djawa lebih tepatnya. Tempat yang terlalu mainstream tapi aku selalu kangen tempat yang satu itu.
Siapa lagi yang mengajakku ke sana kalau bukan dia yang sempat hidup di masa lalu? Haha, selalu begitu. Selalu ada satu kenangan yang paling dominan saat selesai dengan suatu hubungan.
Sayangnya, Kopi Toko Djawa memang memiliki tempat tersendiri di hidupku. Bagaimana tidak, dulu di salah satu tempat duduknya, ada aku dan dia yang saling bertukar cerita dengan raut wajah berbinar setelah berbulan-bulan terpisahkan ratusan kilometer jauhnya. Selalu seperti itu setiap bertemu. Lalu bagaimana aku bisa lupa?
Setelah puas menikmati suasana dan kudapannya, aku pun beranjak dari tempat dudukku. Aku keluar dari Kopi Toko Djawa tepat saat gerimis turun. Untunglah aku belum memesan taksi online. Jadi kuputuskan untuk masuk kembali ke dalam sembari menikmati hujan yang membasahi jalanan Braga.
Tidak ada harapan aku akan bertemu dengan laki-laki yang pernah aku panggil "Mas", karena saat ini aku tahu sudah ada perempuan yang ia panggil "Neng" dengan begitu mesranya.
Setelah hujan berhenti, aku segera memesan taksi online. Seharusnya bisa sejak tadi, toh naik taksi, tidak akan kehujanan. Tapi aku masih mau berlama-lama di toko ini, sebelum esok aku kembali ke kotaku.
Aku sampai di kamar hotel dan membantingkan tubuhku ke atas kasur. Bandung mulai dingin. Aku meraih handphone-ku dan melihat deretan instragram story yang silih berganti. Hingga akhirnya aku tiba pada story miliknya. Iya, milik laki-laki pertama dan mungkin terakhir yang mengajakku ke Kopi Toko Djawa.
Aku dan dia memang sama-sama memilih untuk tidak saling unfollow ataupun block. Kami mengakhiri hubungan kami secara benar, jadi tidak ada yang perlu saling menyingkirkan.
Mataku terbelalak saat aku tahu dia menampilkan potret berdua dengan kekasihnya di Kopi Toko Djawa. Haha, semesta tidak merestui aku dan dia berjumpa rupanya.
Tapi setidaknya malam ini aku bisa tidur dengan nyenyak. Selain bisa menginjakkan kaki lagi ke Bandung, selain karena sudah ke Kopi Toko Djawa, dan selain karena Bandung dingin malam ini, aku tahu satu hal lagi. Iya, ternyata tempat favoritnya masih sama. Masih Kopi Toko Djawa, meski yang ia gandeng berbeda. Semoga perempuan itu tidak pernah tahu bahwa kekasihnya pernah sesering itu mengajak perempuan di masa lalunya ke kedai kopi yang sama.
Dan doaku, semoga perempuan itu tidak bernasib sama dengan aku. Yang pernah diajak ke Kopi Toko Djawa dan dilepaskan di stasiun Bandung dengan derai air mata.
52 notes
·
View notes
Text
Karena lagi sakit perut dan ada drama kehidupan di grup kerjaan, tetiba dikirimin makanan sama teman kerja via Grab. Padahal selama di grup, beliau anteng anteng aja gak ikut komen.
“Eh aku pesan bubur ayam ya ke tempat mu”
Huhuhu begitulah. Ada manusia ngeselin tapi ya masih ada manusia baik.
Pun ya, tadi pagi khotbah minggu isi nya tentang jangan menghakimi. Tadi itu ya langsung kayak evaluasi diri betapa pendek nya sumbu emosi hamba. Trus berjanji untuk berubah. Ehh malam ini langsung dikasih ujian untuk menerapkan nya.
Ujian hidup kadang bercanda nya gini banget ya 🥹
Semoga besok ketika di kantor ketika ketemu sama oknum yg bikin kesel, hamba bisa biasa aja. Bisa basa basi.
Meskipun ya wajah ku susah banget disembunyiin kalau udah bete.
Lagi diam aja kelihatan antagonis. Apalagi kalau bete 🥹
8 notes
·
View notes
Text
Bubur Ayam Enak untuk Sarapan, Begini Cara Buatnya
Bubur ayam adalah salah satu menu sarapan favorit masyarakat Indonesia. Bubur ayam yang enak memiliki tekstur yang lembut, kuah yang gurih, dan suwiran ayam yang lezat. Berikut ini adalah beberapa tips untuk membuat bubur ayam enak untuk sarapan: Gunakan beras pulen Beras pulen memiliki tekstur yang lembut dan tidak mudah hancur saat dimasak. Masak bubur dengan api kecil Memasak bubur dengan api…
View On WordPress
0 notes
Text
Cerita MPASI
Dari ketika aku merasakan bahwa menyusui bukan hal yang mudah, selalu coba ku sempatkan menyelipkan doa untuk Dea "Ya Allah semoga dea dilancarkan minum susunya, makan mpasi hingga menu keluarga, seluruh fase tumbuh kembangnya dea". Alhamdulillah sejauh ini selama 19 Hari Dea mulai makan sangat-amat-teramat dibantu oleh Allah dan makan dengan baik.
Dea seharusnya mpasi sesuai tanggal lahir tapi karena mamak gak mau kehilangan moment suapan pertama soalnya Dea akan masuk daycare saat itu, jadilah dipercepat beberapa hari. si @sitirizkyramdhana sebagai suhu dengan anak dua selalu wanti-wanti lower your expectations, anak mau makan syukur, kalau gak coba lagi. Aku sangat mencoba memahami itu, pasti sulit jadi Dea dari yang biasa minum cair menjadi semi padat, yang biasanya gleg gleg harus belajar menelan.
dan aku coba menerapakn feeding rules yang kisi-kisinya udah dikasih dari @indrisukmawati, feeding rulesnya si Indri kece banget menurutku (sekarang pokoknya semua ibuk yang punya anak terlihat sangat kece dan aku masih sangat-sangat tertatih) dan sepertinya rules ini banyak dianut ibu-ibu lain :
makan di kursi makan/dipangku. Tidak sambil digendong berdiri, tidak sambil jalan, dan tidak di depan TV yang sedang menyala
Tidak ada distraksi tontonan TV, gadget, atau mainan di atas kursi makan, supaya fokus ke makanan
Durasi makan maksimal 30 menit, boleh dikasih jeda 10-15 menit, nanti coba lagi. Tapi masih dalam rentang waktu 30 menit sejak awal makan
Suapan pertama sampai kelima dikasih setengah sendok saja, sambil dilihat reaksinya
Tidak me-lap sisa makanan di sekitar mulut saat makan, bersihkan di akhir sesi makan saja sebagai tanda makannya sudah selesai.
Sebelum mempercepat Mpasi saya sempat ikut beberapa webinar sebagai bekal, dan kemudian baca-baca juga ama rekap resep yang kira-kira dapat diterapkan. Akhirnya referensi yang saya gunakan adalah sebagai berikut :
Dr. Tan terus baca resep disini dan disini
Resep Mpasi dan aku juga pemakai bumboo
Resep Mpasi dari bunaryugaaa
saya juga telemedicine dengan Dr. Shane yang diberikan beberapa wejangan sebagai berikut :
menu lengkap lgsg, gaa menu tunggal lg skrg, krn ga kekejar nanti ketertinggalan nutrisinyaa
nanti pas nyuapin sendoknya biarin didlm mulut jd dedek kyk ngisep sendok gt utk meminimalisir nyembur ngelepeh
di chiller tahan 1-2 hari, jadi boleh buat stok seharian di malam sebelumnya dan bisa dihangatkan
anak boleh makan apa saja, perhatikan reaksi alergi kalau ada riwayat keluarga (kl ada riwayat bapak ibunya, makan boleh 3 hari jenisnya sama utk mantau gejala). Jangan dikasih mentah/setengah matang, msg, pengawet, pewarna, pemanis
mau latihan oromotor pas makan bisa pakai jagung, paha ayam, iga…biji mangga, tebu dan bonggol nanas di waktu snack
untuk keju mpasi, keju yg komposisi nya hanya : susu sapi, enzim rennet, bakteri dan garam
https://www.instagram.com/reel/C1zBzGHpTx3/?igsh=enRiMTFtOHN2bTZi resep ini boleh diaplikasikan kalau mau traveling
fortifikasi atau instan boleh tapi kalau bisa tetap dengan realfood dulu untuk memperkenalkan lebih banyak varian makanan. Kalau utk snack biskuit2 gpp tp kl bs ditmabh lemak misal keju atau selai kacang soalnya kalori biscuit rendah
Menu mpasi deana adalah bubur daging, karena saat itu dirumah si Dhana lagi masak sop jadi minta disisihkan, Saat itu memberi porsi alakadar dari sekali masa 30gr nasi dibagi untuk 3x makan dan aku hanya memberikan 1 kali buah pisang sebagai cemilan dan 1 kali bubur daging sebagai makuta. Alhamdulillah Deana lahap dan lucunya bahkan ketika besok di daycare dia kelaperan jadi makan bubur temannya, jadilah Deana yang baru hari kedua Mpasi berhasil dengan porsi menjadi 3x makuta dan 1x cemilan. Perlu diketahui bersama....saya dan dapur itu bukan teman akrab, bisa dihitung jari selama 30 tahun hidup beberapa kali saya masak selain indomie dan olahan telur. Hari minggu dibela-belain abis suamik ke Pasar melakuan food prep ala-ala dengan memotong wortel, buncis, brokoli (yang ternyata harus direndam air garam dulu), sedangankan untuk protein hewani memasrahkan pengolahannya ke suamik. Hari itu juga buat kaldu ceker, tapi ya memang bukan pakar masak alhasil hanya untuk food preparation dan masak itu dari jam 10.00-15.00 haha rasanya lelah sekali, yang awalnya idealis "harus bisa masak sendiri buat anak" menjadi menerima bantuan suami dan kakak, kalau tidak mungkin bisa kelar besok 😂
Sampai hari ini mamak masih belajar masak, Suami dan Kakak menjadi orang yang paling sabar aku tanya "ini jahee bukaan?" atau "serehnya seberapa panjaang?" atau pertanyaan paling sering "ini nasiknyaa udah pecaah belum?", walau yah sampai hari ini skill mamak masih pakai bumtik ya 1 siung bawang merah dan putih aja, kalau pakai ghee 1,2 sdm, kaldu bubuk wajib haha. Tulisan ini untuk mengenang selain menu bayi pada umumnya, mama sudah berhasil dan dea lahap makan soto lele, opor tuna, uduk udang
Sampai hari ini mamak masih belajar mengenali respon dea dengan masakan mamak dan jangan cepat panik. Alhamdulilah sejauh ini belum ada penolakan, walau ada kejadian lucu makan malam Dea nangis, melenting duduknya, dan mulutnya segaris. Kirain makannya gak enak, ternyata dia ngantuk soalnya tiba-tiba ditengah suapan dia tertidur di kursi 😂 Terimakasih Ya ALLAH untuk pendampingan yang tak pernah henti diproses mengasuh Dea baik secara langsung atau melalui perpanjangan makhluknya seperti Papa Dea, Aunti Dhana, temen-temen mama dan orang sekitar dengan berbagai wejangan (bahkan dari bapak rujak penjual buah potong mama jadi tahu kalau mangga buat bayi itu bagusnya mangga arum manis yang lebih lembut), semoga tahap MPASI hingga menuju menu keluarga ini berjalan lancar. 😄
3 notes
·
View notes
Note
Are you okay? I know you didn't get enough rest last night 👁️👁️
Lol, im just kidding, im okay
Eating some bubur ayam rn 😋
8 notes
·
View notes