#Baha Abu Ras
Explore tagged Tumblr posts
Text
JANUARY 16 2024- "A Palestinian shop owner said Israeli troops used him as a human shield to protect themselves during a raid on the town of Dura in the occupied West Bank."
"Mobile phone footage showed Baha Abu Ras being marched up a street by a soldier who guided him from behind with one hand and kept a rifle resting on his shoulder with the other. Two Israeli soldiers advanced carefully behind them, their rifles raised."
"Abu Ras said he had been taken from his mobile phone shop on Monday in Dura, near the city of Hebron, after Israeli soldiers searched the premises during a raid in which Palestinian officials said two Palestinians were shot dead."
"He (the first soldier) told me that he will use me as a human shield, that young people shouldn't hurl stones," Abu Ras told Reuters. "'You will walk in front of me.' That's what happened and he took me toward the centre of the town."
"When asked about the incident, the Israeli military had no immediate comment."
Source: Reuters
#palestine#free palestine#west bank#dura#dura palestine#dura west bank#israel#israel using human shields#reuters#war crimes#violation of international law#israeli war crimes#occupied west bank#Baha Abu Ras#2024
24 notes
·
View notes
Text
Bagi Pemilik Kucing, Pahami Tanda-tanda Ketika Kucing Peliharaan Hamil
Kali ini saya mau bahas sedikit informasi seputar kucing. Dulu saya sempat beberapa kali memelihara kucing. Awal punya kucing ras Anggora, namanya Buci, si kucing berbulu putih abu yang menggemskan. Setelah anak saya sudah agak besar sempat pelihara kucing blasteran, kucing ini datang dalam keadaan sakit dan kita merawatnya sampai sehat dan cantik kembali (cerita tentang Jacky). Satu lagi ada…
0 notes
Text
Bagi Pemilik Kucing, Pahami Tanda-tanda Ketika Kucing Peliharaan Hamil
Kali ini saya mau bahas sedikit informasi seputar kucing. Dulu saya sempat beberapa kali memelihara kucing. Awal punya kucing ras Anggora, namanya Buci, si kucing berbulu putih abu yang menggemskan. Setelah anak saya sudah agak besar sempat pelihara kucing blasteran, kucing ini datang dalam keadaan sakit dan kita merawatnya sampai sehat dan cantik kembali (cerita tentang Jacky). Satu lagi ada…
0 notes
Text
Musik dalam Fikih: Lafaz, Ta’rif, Ishtilah, Sejarsh dan Hukumnua
Hukum Musik dan Sejarah Permusikan
Akhir-akhir ini, ramai terjadi perbincangan kepada salah satu Ustadz kondang, menyatakan ada surat musik (Asy-Syu’ara) di dalam Al-Qur’an. Lantas apa itu musik? Bagaimana yang dimaksud dengan music, apakah irama nya, lantunannya, atau semua unsur di dalam music itu disebut musik? Oleh karena itu mari kita bahas dari definisi musik sendiri.
Perlu kita ketahui dalam Bahasa Arab terdapat beberapa lafadz untuk memaknai musik, yaitu: Al-Gina’u, Al-Musiqa, Al-Ma’azif. Sebelum lebih jauh, kita cari tahu definisi musik dari berbagai mu’jam:
Definisi Musik
Musiqa berasal dari lafadz Yunani mutlak atas seni musik atas alat musik. (Mu’jam Al-Wasith)
Musiqa bermakna seni yang disandarkan kepada komposisi musik, penulisannya, lagunya, mendendangkannya yaitu jenis-jenis yang beragam. (Mu’jam Al-Gani)
Musiqa secara Istilah: Ilmu mengetahui keadaan nada, irama, tatacara penulisan lagu dan terdapat alatnya. (Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyah, Juz.38, Hlm.168)
Ilmu musik merupakan ilmu yang mengkaji tentang asal suatu nada dari aspek penulisannya atau bertentangannya dan keadaan zaman yang menengahi diantaranya untuk mengetahui tatacara menulis lagu. (Ibid).
Definsi Gina’un
Gina’un dikasrahkan huruf ghain, secara bahasa: As-Shaut (Suara), yaitu gembira, menyanyi dengan ucapan yang berirama dan selainnya dan menjadi bersahabat dengan musik. (Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, Juz.38, Hlm.168)
Secara Istilah: dimutlakkan gina’ atas mengangkat suara dengan sya’ir dan hal-hal yang mendekatinya berupa Rijiz (Sya’ir dengan bahasa rijiz) atas jenis yang khusus.
Definisi Ma’azif
Secara Bahasa:”Alat Hiburan/ Alat Musik.” Salah satunya adalah Mi’zaf. Ma’azif adalah: Alat hiburan yang dipukul. (Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, Juz.38, Hlm.167)
Lafadz yang berkaitan dengan Ma’azif:
Ada beberapa lafadz yang berkaitan dengan Ma’azif, yaitu: Lahwun, Musiqa, dan Gina’un. Adapun Musiqa dan Gina’ sudah dijelaskan diatas, maka penulis tinggal menjelaskan makna lahwun.
Definisi Lahwun
Secara Bahasa: Sesuatu yang engkau mainkan dan menyibukkanmu berupa hawa / kesukaan dan alat musik, dan sejenisnya. Al-Fayyumi menukil pendapat At-Turtusy yang berpendapat: Asal dari Lahwun adalah menyenangkan/menghibur diri dengan hal-hal yang tidak menghendaki hikmah. (Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, Juz.38, Hlm.167)
Hukum Taklifi
Hukum Taklifi merupakan hukum yang dibebankan kepada seorang hamba. Maka bagaimana hukum taklifi tentang Ma’azif?
Hukum Ma’azif terbagi menjadi empat:
1. Haram
Haram Ma’azif mencakup zat nya, senar, suling, lagu, kecapi, tambur (sejenis gitar), rebab, dan yang semisalnya. Sebagaimana diriwayatkan dari Ali Ra bahwa Rasulullah Saw bersabda:”Jika ummatku mengerjakan lima belas perkara maka bencana pasti akan menimpa mereka: mengambil para wanita penyanyi dan alat-alat musik. Hr. Tirmidzi 2136 (Dhaif) begitupula hadiss yang diriwayatkan dari Abu Umamah Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla mengutusku sebagai rahmat dan petunjuk untuk seluruh alam, ia memerintahkanku melenyapkan seruling, gambus, rebana yaitu Al-Barabit dan Ma’azif.
2. Makruh
Diantara Ma’azif yang makruh seperti rebana yang dipukul oleh laki-laki menurut Hanafiyyah dan Hanabilah.
3. Mubah
Gendang yang tidak melalaikan seperti gendang untuk perang / kafilah. Ini menurut sebagian Fuqaha Hanafiyah, Malikiyyah, dan Syafi’iyyah.
4. Mandub / Mustahab
Ma’azif bisa menjadi Mandub / Mustahab ketika pernikahan untuk I’lannya menurut sebagian Fuqaha. Pada selain nikah, pada sesuatu yang menambah kebahagiaan pada kadar tertentu menurut sebagian lain. (Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, Juz.38, Hlm.169)
Illat Tahrim (Alasan Pengharaman) عِلَّةُ تَحْرِيمِ بَعْضِ الْمَعَازِفِ:
٦ - نَصَّ بَعْضُ الْفُق��هَاءِ عَلَى أَنَّ مَا حَرُمَ مِنَ الْمَعَازِفِ وَآلَاتِ اللَّهْوِ لَمْ يَحْرُمْ لَعَيْنِهِ وَإِنَّمَا لِعِلَّةٍ أُخْرَى:
فَقَال ابْنُ عَابِدِينَ: آلَةُ اللَّهْوِ لَيْسَتْ مُحَرَّمَةً لَعَيْنِهَا بَل لِقَصْدِ اللَّهْوِ مِنْهَا، إِمَّا مِنْ سَامِعِهَا أَوْ مِنَ الْمُشْتَغِل بِهَا، أَلَا تَرَى أَنَّ ضَرْبَ تِلْكَ الآْلَةِ حَل تَارَةً وَحَرُمَ أُخْرَى بِاخْتِلَافِ النِّيَّةِ؟
Sebagian Ahli Fikih bernash bahwa pengharaman Ma’azif dan Alat-alat lahwun tidak haram karena zatnya, melainkan karea illat (sebab) lain:
Ibnu ‘Abidin berpendapat: Alat Lahwun (Bersenang-senang/ Kesukaan) itu tidak haram karena zatnya, melainkan maksud dari Lahwun tersebut, berupa karena mendengarnya, atau karena menyinbukkan diri dengannya. Maka engkau jangan memandang bahwa dengan memukul alat itu terkadang halal dan haram di sisi lain, sesuai dengan niatnya.
Al-Haskafi Rahimahullah berpendapat: oleh karena itu, haram itu tatkala memukul naubah dengan berbangga. (Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, Juz.38, Hlm.169)
Al-Gina’ dan Ma’azif
١٩ - الْغِنَاءُ إِِمَّا أَنْ يَقْتَرِنَ بِآلَةِ مُحَرَّمَةٍ مِنْ آلَاتِ الْعَزْفِ أَوْ لَا يَقْتَرِنَ بِهَا، فَإِِِنْ لَمْ يَقْتَرِنْ بِأَيِّ آلَةٍ فَقَدِ اخْتَلَفَ الْفُقَهَاءُ فِي حُكْمِهِ عَلَى تَفْصِيلٍ سَبَقَ فِي مُصْطَلَحِ (اسْتِمَاعٌ ف ١٦ - ٢٢) .
وَإِِِنِ اقْتَرَنَ الْغِنَاءُ بِآلَةِ مُحَرَّمَةٍ مِنْ آلَاتِ الْعَزْفِ، فَقَدْ ذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ وَالْمَالِكِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ وَجُمْهُورُ الشَّافِعِيَّةِ إِلَى حُرْمَتِهِ.
وَذَهَبَ بَعْضُ فُقَهَاءِ الشَّافِعِيَّةِ إِلَى حُرْمَةِ آلَةِ الْعَزْفِ وَبَقَاءِ الْغِنَاءِ عَلَى الْكَرَاهَةِ (١) .
Al-Gina’ (Lagu) adakalanya bergabung dengan Alat-alat haram seperti azfun (alat musik bersenar) atau tidak bergabung dengannya. Maka jika lagu tidak bergabung dengan alat-alat maka telah terjadi perbedaan pendapat pada hukumnya.
Maka jika bergabung dengan alat-alat yang diharamkan seperti Azf, maka Hanafiyyah, Malikiyyah, Hanabilah, dan Jumhur Syafi’iyyah untuk mengharamkannya. Sebagian Ahli Fikih berpendapat haram alat musiknya saja, sementara lagu (tanpa alat musik) itu tetap namun makruh. (Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, Juz.38, Hlm.178)
Hukum Mendengarkan Lagu
ذَهَبَ جُمْهُورُ الْفُقَهَاءِ إلَى أَنَّ اسْتِمَاعَ الْغِنَاءِ يَكُونُ مُحَرَّمًا فِي الْحَالَاتِ التَّالِيَةِ:
أ - إِذَا صَاحَبَهُ مُنْكَرٌ.
ب - إِذَا خُشِيَ أَنْ يُؤَدِّيَ إِلَى فِتْنَةٍ كَتَعَلُّقٍ بِامْرَأَةٍ، أَوْ بِأَمْرَدَ، أَوْ هَيَجَانِ شَهْوَةٍ مُؤَدِّيَةٍ إِلَى الزِّنَى.
ج - إِنْ كَانَ يُؤَدِّي إِلَى تَرْكِ وَاجِبٍ دِينِيٍّ كَالصَّلَاةِ، أَوْ دُنْيَوِيٍّ كَأَدَاءِ عَمَلِهِ الْوَاجِبِ عَلَيْهِ، أَمَّا إِذَا أَدَّى إِلَى تَرْكِ الْمَنْدُوبَاتِ فَيَكُونُ مَكْرُوهًا. كَقِيَامِ اللَّيْل، وَالدُّعَاءِ فِي الأَْسْحَارِ وَنَحْوِ ذَلِكَ.
Jumhur Fuqaha (Ahli Fiqih) berpendapat bahwa mendengarkan lagu dapat menjadi haram pada keadaan berikut:
1. Jika penyanyi nya munkar (jahat/keji)
2. Jika khawatir melakukan itu mengarahkan kepada fitnah seperti berhubungan/ berkaitan dengan perempuan, pemuda, atau mengobarkan syahwat yang mengarahkan kepada zina.
3. Jika mengarahkan untuk meninggalkan kewajiban agama seperti salat, atau duniawi seperti mengerjakan pekerjaan yang wajib baginya. Adapun jika mengarahkan meninggalkan yang mandub (sunnah) maka menjadi makruh seperti Qiyamul Lail, Berdo’a di waktu Ashar, dll. (Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, Jilid.4, Hlm.90).
Hukum Mendengarkan Musik
Sesungguhnya sesuatu yang halal dilakukan dari bermusik, maka halal mendengarkannya. Dan sesuatu yang haram melakukanya, maka haram mendengarkannya. Karena haram bermusik, bukan karena zatnya, melainkan alat untuk memperdengarkannya. (Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, Jilid.4, Hlm.90).
Hukum Mendengarkan Ma’azif
- ذَهَبَ الْفُقَهَاءُ إِلَى أَنَّ الاِسْتِمَاعَ إِلَى الْمَعَازِفِ الْمُحَرَّمَةِ حَرَامٌ، وَالْجُلُوسُ فِي مَجْلِسِهَا حَرَامٌ، قَال مَالِكٌ: أَرَى أَنْ يَقُومَ الرَّجُل مِنَ الْمَجْلِسِ الَّذِي يُضْرَبُ فِيهِ الْكَبَرُ وَالْمِزْمَارُ أَوْ غَيْرُ ذَلِكَ مِنَ اللَّهْوِ (٢). بَل إِنَّ بَعْضَ الْفُقَهَاءِ نَصَّ عَلَى أَنَّ مَنْ يَسْتَمِعُ الْمَعَازِفَ الْمُحَرَّمَةَ فَاسِقٌ، قَال ابْنُ الْقَيِّمِ: الْعُودُ وَالطُّنْبُورُ وَسَائِرُ الْمَلَاهِي حَرَامٌ، وَمُسْتَمِعُهَا فَاسِقٌ (٢)
Ahli Fikih berpendapat bahwa mendengar ma’azif yang diharamkan itu haram, duduk dalam majelisnya haram. Imam Malik Rahimahullah berkata: aku memandang seorang laki-laki berdiri dalam suatu majelis yang dipukul di dalamnya kebanggaan dan seruling atau selain itu berupa kelalaian. Akan tetapi sesungguhnya sebagian Fukaha lain bernash bahwa yang mendengarkan ma’azif yang diharamkan itu fasik. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berpendapat: Al-A’ud, Tunbul dan seluruh yang melalaikan itu haram, termasuk mendengarkannya juga haram. (Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, Juz.38, Hlm.178).
Sebetulnya masih banyak perincian lain tentang jenis alat musik apa saja yang benar- benar diharamkan di dalam Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyah, namun pembahasan itu jika dibahas dalam artikel ini tidak akan cukup karena pembahasan itu kurang lebih menghabiskan sekitar 40 halamanan.
Adapun urutan hukum yang kami rincikan tentang musik, adalah sebagai berikut:
1. Haram Mutlak
Kelompok yang mengharamkan musik secara mutlak adalah orang-orang yang berpegang teguh kepada hadis, dan pendapat ulama-ulama yang mengharamkan alat-alat musik, memainkan, dan mendengarkan.
2. Haram Alat
Kelompok ini adalah sekelompok orang yang mengharamkan alat-alat musik saja, namun membiiarkan lagu nya. Maka beberapa diantara salah satu kelompok ada yang menghilangkan backssound / instrument music dari suatu lagu dan hanya membiarkan vokalnya saja.
3. Halal dan Mubah
Sekelompok lain berpendapat bahwa musik itu mubah bahkan pada beberapa hal dikategorikan mandub (sunnah). Adapun alasan pembolehan music diantara lain sebagai berikut:
A. Illat/ pengharaman musik itu disebabkan karena melailaikan, melalaikan dari perkara yang diwajibkan agama, mendekati hal-hal yang dilarang agama. Maka jika hal itu tidak terjadi, kita dapat mengotrol maka hukum musik tetap dibolehkan. Sebagaimana suatu fiqih:
الحكم يدور مع علته و سببه وجوبا وعدما
Hukum itu berlaku menurut ada atau tidak ada illat dan sebabnya.
Karena illat pengharaman musik (ma’azif) itu tidak terjadi, maka tetap boleh mendengarkan musik.
B. Hadis-hadis yang dijadikan pegangan untuk mengharamkan musik itu derajatnya dha’if dan dha’iful Isnad menurut Lidwa Pusaka salah satu software pencari matan hadis. Maka tidak bisa dijadikan hujjah untuk mengharamkan musik.
Pandangan Muhammadiyah
Dalam Buku Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Jilid 3, Hlm.164, berkaitan dengan Seni Suara dan Seni Pertunjukkan / Tari, Majelis Tarjih dan Tajdid telah meninjau dari segi asas umum ajaran agama, tari, nyanyi, dan musik termasuk kategori Mu’amalah Duniawiyah yang asasnya adalah segala sesuatu itu pada dasarnya boleh sampai ada dalil yang melarang:
الأصل فى المعاملة الإباحة حتى يدل الدليل على التحؤيم.
Atas dasar itu, maka menari, menyanyi, dan memainkan alat musik pada dasarnya mubah. Larangan timbul karena suatu yang lain, misalnya dilakukan dengan cara dan tujuan yang tidak dibenarkan agama. (Himpunan Putusan Tarjih, MTT Tarjih, Jilid 3, Hlm.164).
Semoga bermanfaat
https://www.facebook.com/share/p/hLbxc1ZcRS5VaU1t/?mibextid=oFDknk
0 notes
Text
Catatan Muharrom 2 : Deeper into Dhikr | Laa ilaha illa Allah
youtube
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Pontianak. 13:05. 01072023.
Cobalah rapatkan bibir dan ucapkan Laa ilaha illallah.
Itulah mengapa kalimat tahlil ini disebut kalimatul ikhlas. Sangat bisa kita lakukan di manapun tanpa diketahui siapapun. Kalimat ini yang menggambarkan tujuan (purpose) hidup kita: Tiada Tuhan selain Allah SWT.
Pontianak. 14:55. 13072023.
Alhamdulillaah gara-gara diingatin tausiyah yang tadi ditulis kan, jadi kita buka-buka lagi draft kemarin. Bentar ya saya ngintip dulu.
.
.
.
Jeda yang panjaaaaanggg sekaliiiii.
Pontianak. 21092023. 09:19
Subhanallaaah ternyata ada serial Deeper into Dhikr yang belum saya selesaikan terjemahannya yaaaa. Teringat kembali karena video Abu Bassam Oemar Mita yang tadi pagi saya dengar sembari jalan kaki. Sungguhlah benar kata Ulama ya, salah satu penyebab kebahagiaan adalah berupaya belajar ilmu agama.
Qadarullah kadang tumblr ini ada masanya ndak bisa copas link ya. Judulnya: Amal yang Bisa Menyelamatkan Saat Melewati Shirath.
Sebenarnya saya nyasar ke video ini karena sedang berupaya menuntaskan tugas kelas tadabbur tentang ayat ke-7 al Fatihah. Agak kesulitan saya di bagian ini. Namun demikian indahnya Islam, semua kebaikan teranyam dengan rapi. Pada nasihat Oemar Mita kali ini justru diingatkan dengan dhikr bekal kita nanti, tak sabar saya melekatkannya di sini.
Mintalah pada Allah SWT kekuatan agar kelak kita diwafatkan sebagai muslim, pertemukanlah dalam bagian kaum yang sholih.
Dajjall itu tidak ingin mengambil harta kita, bukan itu. Yang ingin diambilnya adalah yang paaaaling berharga... keimanan kita.
Malaikat yang tak memiliki perasaan pun, dikisahkan kelak sungguuuuhh takut ketika shirath dibentangkan.
Pada masanya nanti, manusia hanya memikirkan amalnya sendiri, bisakah itu menyelamatkannya ketika melewati shirath. Seorang istri yang demikian mencintai suaminya pun tak akan sanggup memberikan satu pahala untuk menyelamatkannya.
Laa ilaaha illa Allah.
Dikisahkan pada saat seorang Imam Ahmad RA ketika anaknya, Abdullah RA mentalqinkannya, bahkan mendapat ujian didatangi syaithon pada kanan dan kirinya, untuk berpaling dari Islam.
Laa ilaaha illa Allah.
Selain itu salah satu amalan agar selamat ketika melewati shirath yang diriwayatkan oleh para Ulama adalah, shalatlah dengan tidak melewatkan takbiratul ihram di masjid oleh Imam selama 40 hari terus menerus, kecuali atas udzur yang berat. Bagi para istri semoga bisa mengingatkan ini kepada suaminya, seorang Ibu menanamkan pemahaman ini pada anaknya, sementara itu bagi para wanita yang melaksanakan shalat di rumah, laksanakanlah tepat waktu tanpa menunda. Wallahualam bishawwab.
Menurut Imam Ibn Qayyim, berdiri itu cuma 2 kali. Pada saat di dunia dan akhirat. Kuatkanlah kaki untuk berdiri untuk beribadah kepada Allah.
Ngeri-ngeri ya kalau udah bahas hari akhir nih. Tapi yaaa gimana, ndak ada pilihan lain selain mempelajarinya. Ilmu yang diridhai Allah yang menjadi bekal penyelamat kita, seizin Allah. Bukan sekedar belajar yang indah-indah, yang pahit-pahit juga mesti dikenali.
Semoga Allah meridhai untuk memperbaiki urusan agama, dunia, dan akhirat kita yaa.
Laa ilaaha illa Allah.
Salam,
ayuprissakartika.
0 notes
Text
IKHLAS DAN POPULARITAS part 1
Ikhlas dimaknai dengan murni, bersih dan terbebas dari noda.
sedangkan niat adalah dorongan hati yang hanya bisa diketahui Allah semata. bahkan malaikatpun tidak mengetahuinya.
maka niat yang ikhlas adalah niat yang ditujukan hanya untuk mencari ridho Allah semata, tanpa dikotori niat selain untuk-Nya.
dalam hadits Anas ra, disebutkan bahwa beliau berkata, "pada hari kiamat, para malaikat datang sambil membawa lembar² yang tersegel. Lalu Allah berfirman, "Lemparkan yang ini dan terima yang ini !"
Para malaikat berkata, "demi kemuliaan-Mu, kami tidak menulis kecuali seperti apa yang terjadi."
Lalu Allah SWT berfirman "ini ditujukan kepada selain-Ku, sementara pada hari ini Aku tidak menerima kecuali yang dimaksudkan untuk-Ku."
"dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan." (QS. Al Furqon:23)
selain ikhlas, ada syarat lain agar amalan diterima Allah, yaitu dilakukan sesuai tuntunan rasul SAW. seperti yang dikatakan Ibnul Qayyim, "Amal yang dilakukan tanpa keikhlasan dan peneladanan terhadap Nabi SAW, bagaikan seorang musafir yang memenuhi kantongnya dengan pasir, sehingga memberatkan dan tidak memberikan manfaat apa-apa baginya.”
orang yang ikhlas digambarkan oleh Ibnu Mas’ud r.a seperti orang yang berjalan di atas pasir, tidak terdengar langkah-langkahnya, namun terlihat bekas-bekasnya.
di saat lain, Ibnu Mas'ud r.a berkata :
"jadilah kalian sebagai sumber mata air ilmu, lampu² (cahaya) petunjuk yang menetap di rumah², pelita di waktu malam yang hatinya selalu baru, yang kusut pakaiannya, dan dikenal oleh penduduk langit, tetapi tersembunyi dari penduduk bumi.
saat ini muncul stigma bahwa orang yang ikhlas, orang yang tha'at, otomatis adalah orang yang tidak terkenal. dan sebaliknya, bila orang terkenal karna kebaikannya, maka bisa dipastikan itu adalah pencitraan (tidak ikhlas). karna popularitas adalah musuh dari keikhlasan itu sendiri. seperti yang dikatakan Ibrahim bin adham, "tidak akan jujur kepada Allah orang yang mencintai ketenaran."
lawan dari ikhlas (memurnikan ketauhidan) adalah syirik (mempersekutukan). salah satunya yaitu riya'. riya' menurut imam ghazali adalah keinginan mendapatkan keuntungan dunia dengan melakukan amal akhirat, dan mengharapkan sesuatu dari manusia.
maka kecelakaanlah bagi orang² yang sholat, (yaitu) orang² yang lalai dari sholatnya, orang² yang berbuat riya' (QS. Al ma'un : 4-6)
Abu Sulaiman berkata, "beruntunglah bagi orang yang mengayunkan satu langkah kaki secara benar, yang tidak menginginkannya kecuali karna Allah semata.
ketika seseorang bertujuan untuk mendapatkan popularitas dunia, maka ia akan bersusah payah untuk mendapatkannya. dan Allah pun berlepas dari orang seperti ini. niatnya bukan karna ridho Allah, tapi ridho manusia.
namun ada sekelompok orang jadi menahan diri melakukan kebaikan di depan orang lain, karna kawatir dirinya terkena riya', ini juga tidak diperbolehkan, karna berarti mengikuti was² yang dihembuskan syetan.
ketenaran yang tidak diniatkan atau dipaksakan, maka bukanlah suatu kesalahan.
Imam Al Ghazali mengatakan, " (ketenaran) itu fitnah bagi orang² yang lemah (keimanannya), dan tidak demikian bagi orang² yang kuat (keimanannya)."
lalu seperti apa contoh aplikatif ketenaran tanpa diikuti rasa riya' dalam kehidupan manusia...? insya Allah kita bahas di part 2 ya sist...
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
80 notes
·
View notes
Text
Day 2 : Things That Makes Me Happy
Kalau kata Baskara jangan lupa untuk bilas muka, gosok gigi, evaluasi.
Well, baru saja selesai semuanya. Thanks Bas untuk tips menutup hari bersama evaluasi karena sejauh ini ternyata luar biasa sekali dampaknya. Dari waktu ke waktu belajar menilai, memahami, juga mengoreksi diri sendiri. Salah satu yang didapatkan setelah ritual evalusi (re: ngelamun versi ogut) adalah hal yang membuat dirimu bahagia.
Selain menyelesaikan tugas kuliah tepat waktu, tenang saat di kostan, hari-hari berjalan sesuai rencana, ternyata ada satu dua hal yang bisa bikin ogut bahagia atau boleh jadi ini merupakan obsesi diri sendiri.
Yaa, gak banyak orang tau tapi ogut candu jalan-jalan malam. Berawal dari perjalanan setiap pulang kampung menuju Cilacap sampai kebiasaan konvoi bareng anak HMI keliling Purwokerto dan berlabuh untuk makan malam di Angkringan Om Anto. Rasanya senang, bahkan lebih dari itu seperti beban selama satu hari full tiba-tiba menghilang. Adhan sih ojeg langganan, yang setiap jalan pasti karokean. Semua lagu, Shallow, Langit Abu-Abu, Teman Hidup, dan beberapa lainnya. Biasanya tempat selain ke angkringan yang dikunjungi yaaa pasti kaki Gunung Slamet. Well, di sana semua hal seakan sesuai porsinya. Udara. Pemandangan. Ramainya orang. Dan yang pasti harga makanan. Hahaha.
Satu lagi, Zahro. Teman yang selalu ada, tidak pernah tidak. Yang juga ikut andil dalam mewujudkan sebuah kebahagiaan. Virual hug, Ijah !!! Bayangkan, mana ada orang yang mau mengantarkan temannya jam 12 malam untuk makan, keliling-keliling gak jelas padahal satu jam sebelumnya doi baru selesai kerja seharian, wow!
-----
Selain jalan malam, juga ada perjalanan lainnya. Yap, saat hujan! Ini lagi-lagi luar biasa dan cukup lebay untuk ogut mengakui. Satu cerita yang kalau tidak salah ingat, saat itu selepas UTS. Sambil mendengarkan Bumi dan Bulan dari HIVI!, kami berpetualang keliling Banyumas. Hujan lebat tidak kunjung reda sejak malam sebelumnya, tapi perjalanan tetap dilakukan. Ogut bersama Kak Evan dan beberapa teman saat itu. Dia merupakan salah satu sobat kongko yang cukup baik, semua hal bisa kami bahas sepanjang jalan. Sampai saat dia hendak mengantar pulang, satu hal yang tidak pernah ogut lupa,
“Bikin lu seneng ternyata gampang ya, Ra. Ajak aja hujan-hujanan. Hahaha.”
Yeah lebay banget tapi yaudahlah.
2 notes
·
View notes
Text
Journalling #3
Alhamdulillah dari pagi ini Nuni sangat tidak produktif! Hiya. Padahal UTS udah mulai berdatangan, soal-soalnya essay semua dan take home satu pekan (ini nih yang sebenarnya bikin penyakit, karena jadi procrastinate abis). Jadilah seharian ini I got a bunch of information, kayaknya hari ini cocok deh buat dibilang sebagai Hari Berburu Ilmu. Baca buku, dengerin podcast, nonton banyak video TED Talks. Kebutuhan ilmuku lagi tinggi, tumben. EH wkkw.
Setelah sekian lama hiatus membaca buku (penyakit kalau di rumah, lagi-lagi kehilangan habit yang udah susah-susah dibangun), akhirnya mulai baca buku lagi. Judulnya “Malu”, it talks much about al-haya (rasa malu) dan kedudukannya dalam Islam. Bukan hal yang asing sih, dari dulu, dari jaman jebot (re: SMP) udah belajar kalau “Malu adalah sebagian dari Iman”, “Malu adalah pakaian takwa seorang muslim/ah”, dan “Malu dan Iman itu sama, karena keduanya sama-sama menjauhkan seseorang dari melakukan perbuatan tercela”. Tapi di buku ini dibahas lebih dalam, mulai dari secara bahasa, istilah, sampai bagaimana sih sahabat-sahabat Nabi kalau lagi malu.
Perasaannya campur aduk banget waktu baca buku itu, kayak dalam hati tuh nampar-nampar diri sendiri sambil bilang “Woy, Nun. Sadar ga sih kalau lo tuh hamba yang gak tahu malu banget.” Gimana gimana? Kalau kata Ismail, adekku yang mondok, (finally ada satu topik yang sama yang relate gitu dan bisa kita diskusikan), istilahnya STMJ. Sholat Terus Maksiat Jalan.
Iya, badannya sholat. Iya, tubuhnya melakukan gerakan-gerakan sholat dan bacaan sholat. Tapi kok kayak fake gitu dah lo, Nun?
Maksiat hati sih susah banget banget banget. Iya, waktunya sholat sih sholat. Tapi abis sholat, mikirinnya siapa (?) atau apa (?). Fake banget lo Nun, bilang-bilang “Inna sholatii wanusukii wamahyaayaa wamamaati lillahi rabbil ‘alamin” tapi lo tuh suka nggak melibatkan Allah dalam keseharian lo.
Belum lagi kalau bahas malu dalam bermuamalah. Aduh akhlak gue ini emang anjlok banget lah, hati gue perih waktu baca potongan-potongan cerita tentang malunya shahabiyah. Tentang Asma’ binti Abu Bakar ra. yang ditawari Rasulullah untuk menaiki untanya saat memikul biji-bijian di atas kepala yang beratnya minta ampun dan jarak tempuhnya juga bukan main. Lah kalau gue jadi Asma’ ra. mah nerima tawaran itu dengan senang hati, supaya beban gue jadi lebih ringan. Ini mah Asma’ ra. menolak karena pertama takut jadi fitnah dan kedua takut karena Rasulullah bersama rombongan kaum muhajirin dan semuanya laki-laki. Duh, apa kabar gue yang desek-desekan waktu demo reformasi di korupsi, yang tiap hari jadi penglaju satu gerbong sama bapak-bapak? Apa kabar gue, bruh?
Emang kondisinya beda, konteks dunia dulu dan sekarang gak bisa disamain. Tantangannya beda, peluangnya juga beda. Tapi semuanya sebenarnya bisa disiasati, Nun-_- Contoh, kalau naik KRL ya di gerbong perempuan. Kalau ikutan demo lagi (gatau kapan tapi mungkin ada lagi), mepetnya sama temen-temen perempuan aja. For sure, ini akan melindungi juga sih dari pelecehan-pelecehan yang dilakukan oleh cowok-cowok piktor (re:pikiran kotor).
Bukunya belum selesai kubaca. Tapi udah banyak menyayat hati sih. Like ADUH GUE MAH APA ATUH. Bagus sih, efek bikin malunya instan gitu (?)
Siapapun yang nulis bukunya semoga Allah selalu rahmati dan ridhoi hidupnya dengan berjuta-juta keberkahan karena telah menyayat-nyayat hati Aisyah Nuraeni yang akhirnya sadar kalau dia gak punya maloooooe.
Astaghfirullahalazhiim, astaghfirullahalazhiim.
Semangat, Nun.
0 notes
Text
Tips menghafal Qur'an dengan mudah
Teman-teman, di antara kalian pasti masih banyak yang bertanya gimana sih cara menghafal Alquran dengan mudah?
Kali ini, saya mau membagikan sedikit ilmu yang saya dapat. Semoga dapat membantu. Sebelumya, kita bahas dulu yuk kenapa sih banyak orang yang berlomba-loma untuk menghafal Quran? Karena Al-Quran akan mejadi penolong (syafaat) bagi penghafalnya, dari Abi Umamah ra. Ia berkata, “Aku medengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al-Quran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafaat pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”” (HR. Muslim)
Ada hadits lain dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Penghafal Al-Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al-Quran akan berkata: wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota kehormatan, Al-Quran kembali meminta: wahai Tuhanku, tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah kehormatan. Kemudian Al-Quran berkata lagi: wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambhan nikmat dan kebaikan”. (HR. Tirmidzi, hadis hasan (2916), ibnu khuzaimah, al-hakim, ia menilainya hadist yang shahih)
Tapi sebagian besar dari kita masih banyak nih yang kesusahan dalam menghafal Quran, jadi bagaimana caranya agar menghafal Quran itu mudah?
Berikut ini tips-tips menghafal Quran dengan cara yang mudah:
Niat benar-benar hanya karena Allah SWT dan berharap untuk mendapat ridha-Nya
Usahakan selalu membawa Quranmu di mana pun kapan pun
Jangan Lupa selalu minta sama Allah agar diberi kemudahan
Nah, jangan lupa! Jangan sampai ketinggalan shalat malam.
Cari waktu yang meurut kamu itu efektif kalo dipakai menghafal, biasanya setelah tahajud, setelah shalat shubuh sampai jam 6 pagi, setelah shalat ashar sampai jam setengah 5 dan setelah shalat maghrib (ga percaya? Silahkan dicoba.
Ketika menghafal Quran, sebaiknya kita memahami artinya juga. Kenapa? Karena jika kita sudah faham apa yang kita hafal, insya Allah menghafalnya pun akan mudah. Kita pun jadi tahu kebesaran-kebesaran Allah SWT, lama-lama hati kita akan tersentuh dan semakin penasaran arti ayat selanjutnya, dengan itu semangat kita untuk menghafal Quran akan bertambah.
Biasakan punya target dalam menghafal dan istiqomah setiap harinya, misal setengah halaman dalam sehari, dua bulan sudah dapat sekitar 1 juz, wah sudah banyak kan?
Jangan lupa, hafalan Quran yang sudah kamu hafal harus dijaga dengan cara diulang-ulang agar tidak hilang. Dipakai di shalat-shalat sunnah seperti tahajud, duha, dll, dengan itu, hafalan kita insya Allah akan terjaga
Setelah kamu menghafal, jangan lupa amalkan isi-isinya dengan perilakumu yang baik. Dan ajaklah teman-temanmu juga untuk senantiasa dekat dengan Quran, jangan shalihah sendirian, karena sendiri itu berat kawan.
Jika tips dengan membaca arti kamu masih susah dalam menghafal, ulang-ulang terus ayat demi ayat yang kamu hafal sampai kamu benar-benar hafal.
Misal kamu ingin menghafal 5 ayat: ayat pertama kamu ulang sampai 20x lanjut ayat ke 2 sampai 20x dan seterusnya setiap ayat 20x sampai ayat 5, setelah itu kamu baca ayat 1-5 ulang-ulang sampai 20x. Jika kamu benar-benar mempunyai keinginan yang kuat dalam menghafal insyaAllah tidak akan berat ko. Karena dengan cara menghafal seperti ini hafalan kamu akan lebih kuat, dan lama-lama kamu akan merasa sangat mudah dalam menghafal apapun.
Jangan lupa, ubah pola fikir kita yang tadinya bilang menghafal itu susah menjadi menghafal itu mudah!!!:)
Teruslah beristiqomah dan menghafal dan mengamalkan Quran. Karena nikmat mampu menghafal Quran sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu. “barang siapa yang membaca (hafal) Al-Quran , maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukam padanya.” (HR.Hakim)
1 note
·
View note
Text
Mencetak Generasi Emas Islam; Khayalan atau Realita?
"Kita dihadapkan pada pertanyaan, bagaimana mencetak pemuda - pemuda dengan tingkat kematangan tinggi pada usia relatif muda?"
Sebuah pertanyaan mudah dengan jawaban yang pelik. Terlebih karena pertanyaan tersebut dilontarkan kepada saya, generasi muda saat ini, yang rasanya belum cukup pantas menjawab pertanyaan tersebut karena tingkat kematangan diri yang juga masih sangat kurang. Tapi ijinkan saya memberikan pendapat dari apa yang saya ketahui dan saya percaya selama ini.
Dalam ilmu psikologi komunikasi, perilaku (baik tutur atau kata) seseorang bergantung pada frame of reference (FOR) dan field of experience (FOE) masing - masing orang. FOR ini didapat dari ilmu - ilmu yang dipelajari baik dari lingkungan keluarga, pendidikan formal, maupun pergaulan. FOR juga bisa didapat dari buku - buku yang dibaca, seminar - seminar yang diikuti, hingga petuah - petuah dari orang - orang sekitar. Berbeda dengan FOR yang didapat melalui 'orang lain', perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh FOE yang bersumber dari diri sendiri. FOE bersumber dari pengalaman hidup yang telah dialaminya hingga akhirnya ia dapat mempelajari dan mengambil hikmah dari pengalaman tersebut.
Beberapa contoh generasi emas islam pada jamannya antara lain Muhammad Al Fatih, Aisyah RA, Fatimah binti Muhammad, dan Ali bin Abu Thalib. Kalau kita menelusuri kehidupan beliau - beliau lebih lanjut, kita akan menemukan bahwa semasa hidup beliau, beliau mendapatkan FOR dan FOE yang baik. Misalnya saja Muhammad Al Fatih, bisa menaklukan konstantinopel pada usianya yang tergolong muda, yang ternyata telah mendapatkan pendidikan terbaik pada jamannya yang diberikan sejak dini baik dari Ayahandanya yang juga seorang raja, atau dari alim ulama dan ahli ilmu dan bahasa pada jamannya. Beliau terpapar dengan FOR terbaik yang disesuaikan dengan 'tantangan' yang akan beliau hadapi di masa depan. Meski susah untuk mendapatkan referensi yang mendalam, saya pun yakin selama hidup beliau, beliau juga memiliki FOE yang tak kalah baiknya. Pengalaman menjadi putra raja yang diberi tanggung jawab besar, pengalaman mengikuti rapat strategi peperangan, pengalaman menyelesaikan permasalahan, dan sebagainya dan sebagainya yang kemudian membentuk karakter dan pribadi beliau sehebat yang kita tahu sekarang.
Contoh lainnya adalah Aisyah RA, salah satu istri Nabi Muhammad SAW, yang namanya tersohor sebagai penghapal hadist Nabi terbanyak kelima yang pernah ada. Menurut saya, Aisyah RA memiliki FOE dan FOR terbaik sepanjang jaman, karena beliau diberikan kesempatan hidup bersama dan mendampingi Rasulullah dalam waktu yang paling lama. Beliau belajar menulis dan membaca Al Quran langsung dari Penerima Wahyu. Beliau memiliki kesempatan mendengar majelis ilmu yang diajarkan di Masjid Nabawi kala itu, setiap hari, karena rumah beliau yang dindingnya berhimpit dengan dinding masjid. Beliau bisa belajar siang dan malam pada Rasulullah, bertanya apa saja yang tidak dimengerti tanpa sedikitpun pernah dimarahi Rasulullah; memperlajari dan memperjelas hukum - hukum Islam yang pada waktu itu masih terlalu sulit untuk diterjemahkan dan diterapkan dalam keseharian. Dari FOR dan FOE yang beliau terima, beliau sekaligus dihadapkan dengan 'tantangan' masa depan apabila Rasulullah telah tiada. Beliau secara giat melanjutkan dakwah saat Rasulullah telah tiada. Beliau mau turun dan menyelesaikan permasalahan antar umat yang pelik. Beliau mampu dengan bijak menilai duduk masalah dan mengambil sikap yang sesuai dengan Islam pada jaman tersebut.
Sekali lagi, semua karena FOE dan FOR yang sesuai dengan 'amanah' yang akan beliau emban di kemudian hari. Begitu juga dengan kisah Ali atau Fatimah yang mungkin untuk saat ini tak bisa saya bahas di sini karena keterbatasan kata. Tapi sungguh, cobalah untuk mencari kisah hidup generasi emas islam pada jamannya dan pelajari bagaimana mereka juga dipapar dengan FOR dan FOE terbaik sesuai dengan tuntutan jaman masing - masing.
Dari cerita tersebut, saya menarik kesimpulan bahwa untuk mencetak generasi emas Islam yang memiliki tingkat kematangan yang tinggi pada usia relatif muda, kita perlu memberikan, sedini mungkin, paparan FOR dan FOR terbaik sesuai dengan 'tantangan' yang mungkin akan mereka hadapi di masa mendatang. Hal ini juga pernah diungkapkan Ali bin Abi Thalib, "didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, karena mereka akan hidup pada jaman yang berbeda dengan jamanmu." Dalam hal tersebut, saya percaya bahwa nilai - nilai keislaman adalah pondasi dalam proses pemaparan FOR dan FOE. Seperti Albert Einstein yang mengatakan "science without religion is lame, religion without science is blind."
Nilai - nilai keislaman seharusnya diajarkan sejak dini, dicontohkan sejah seorang anak masih kecil melalui peran keluarga, sambil sedikit demi sedikit diasah ilmu pengetahuannya. Bila kemudian anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kita pun harus mau belajar lebih untuk mampu menjawabnya dengan baik. Bukan malah memarahi dan mematahkan semangat mereka untuk ingin tahu lebih, karena inilah awal mula seorang anak tidak lagi memiliki sikap proaktif, tidak lagi memiliki rasa ingin tahu yang lebih, tidak lagi terbiasa untuk mengembangkan diri lebih dan lebih lagi.
Ilmu pengetahuan diberikan sebaik mungkin, selengkap mungkin, disesuaikan dengan minat bakat masing - masing anak, sambil tetap dikaitkan dengan nilai - nilai keislaman dan pergembangan jaman. Misalnya, jika anak suka bermain gadget, tak apa, tapi tugas untuk memantau, mengarahkan pada permainan seperti apa yang mendidik. Buktinya ada saja anak Indonesia yang sudah mampu membuat aplikasi android diusianya yang masih belia (sekitar 10 tahun) yang akhirnya mendapatkan undangan khusus dari Google untuk hadir pada pertemuan tahunan mereka membahas tentang kemajuan teknologi saat ini.
Contoh lain, bila memang seorang anak suka dengan bisnis, biarkan, jangan dibatasi, kita harus memberikan dukungan penuh dengan memberikan FOR FOE yang sesuai dengan nilai - nilai Islam. Kita tidak akan pernah tahu jika ternyata nantinya dialah yang mampu membangkitkan sistem bisnis syariah di Indonesia yang semakin hari semakin tergerus oleh bisnis - bisnis konvensional lainnya.
Dengan membiasakan memaparkan FOR dan FOE yang terbaik, belandaskan Islam, dan disesuaikan dengan jamannya, anak akan perlahan tumbuh dan memiliki karakter mereka sendiri. InsyaAllah dengan menggandengkan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan, seorang anak akan mampu mengaikatkan apa saja yang ia pelajari dengan nilai keislamannya. InsyaAllah generasi - generasi inilah yang nantinya akan tetap terpacu untuk memberikan yang terbaik dari dirinya sambil tetap memegang teguh keislaman; Generasi Emas Islam selanjutnya.
Ah, mungkin saya terlalu teoritikal, berhubung saya masih minim pengalaman dalam mendidik anak. Tetapi satu hal yang pasti, saya ingin menyiapkan diri saya agar mampu memberikan FOR dan FOR terbaik untuk adik - adik kecil saya saat ini, juga untuk anak - anak saya kelak, atau generasi muda masa mendatang melalui karya saya.
Satu hal yang tidak boleh terlupa untuk saya dan generasi muda saat ini, yang mungkin tidak mendapatkan FOR dan FOE terbaik dulunya, tidak perlu kita menyesali apa yang sudah terjadi. Lebih baik jika saat ini kita berusahan memaparkan diri kita dengan FOR dan FOE terbaik sambil menerka 'tantangan' seperti apa yang akan kita hadapi di masa mendatang. Terus mengasah diri baik dalam ilmu agama maupun ilmu pengetahuan. Terus berusaha mengusahakan dan memberikan yang terbaik yang kita bisa.
InsyaAllah semoga kita termasuk generasi islam pada jamannya; generasi yang memiliki tingkat kematangan tinggi pada usia yang relatif muda. Selamat berproses :)
Surabaya, 16 September 2017
stella maris
2 notes
·
View notes
Text
Membuktikan Keikhlasan
Kita telah bahas sebelumnya tentang makna yang menjadi pilar keikhlasan. Mengabdikan diri dalam setiap amal hanya untuk Allah SWT, adalah pusaran makna keikhlasan. Kita sering mendengar banyak orang yang mengatakan “ikhlas itu tempatnya di hati” sehingga tak tak kan mungkin bagi kita untuk menilai keikhlasan. Apalagi, makna keikhlasan sering dirancukan dengan “memberi yang tidak mengharapkan imbalan”. Padahal, hakikat “memberi yang tidak mengharapkan imbalan”adalah salah satu dari buah keikhlasan. Hal itu bukanlah pengertian dari keikhlasan itu sendiri. Sesorang yang ikhlas megabdikan pemberiannya hanya untuk menggapai ridha Allah SWT, tentu tidaklah mengharap imbalan dari siapapun selain Dia.
Hati adalah akar dari pohon kepribadian kita. Jikalau baik hatinya, maka baiklah perangainya. Jikalau ikhlas hatinya, maka ikhlaslah setiap amalnya. Jikalau kita menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan atas setiap amal kita, maka sudah sepatutnya kita lebih cenderung pada amal-amal yang paling Allah cinta. Jikalau keridhaan-Nya adalah muara atas aliran kehidupan kita, maka kita tentu akan memilih kanal-kanal amal yang paling Allah suka. Akar dari keikhlasan memang tersimpan dalam hati, tetapi pohon keikhlasan haruslah menyatu dalam diri. Cukuplah buah manisnya saja yang dirasakan oleh orang-orang di sekitar kita, hingga cukuplah kesaksian mereka atas indahnya mencurahkan hidup hanya untuk Sang Maha Mulia.
Abdullah (bin Mas’ud) RA berkata, “Saya bertanya kepada Nabi, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah?’ (Dalam satu riwayat: yang lebih utama) Beliau bersabda, ‘Shalat pada waktunya’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau bersabda, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi’? Beliau bersabda, “jihad (berjuang) di jalan Allah.”‘ Ia berkata, “Beliau menceritakan kepadaku. (Dalam satu riwayat: “Saya berdiam diri dari Rasulullah.”) Seandainya saya meminta tambah, niscaya beliau menambahkannya.” (H.R. Bukhari, hadits Shahih dan terdapat di dalam Shahih Bukhari)
Shalat tepat pada waktunya, dalam arti shalat di awal waktunya, itulah amal yang pertama Rasulullah SAW sebutkan sebagai amal yang paling Allah cinta. Perintah untuk shalat memang tidak sama dengan perintah lainnya. Rasulullah harus menjemput perintah tentangnya hingga ke Sidratul Muntaha. Shalat adalah amalan pertama yang akan kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah Ta’ala. Karena shalat adalah akar dari kepribadian dan kehidupan kita.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”. (HR. Abu Daud)
Masih banyak lagi amalan-amalan yang Allah cintai selain shalat. Namun amalan-amalan itu adalah buah dari shalat yang senantiasa dipelihara. Oleh karenanya, langkah pertama dan utama dalam membuktikan keikhlasan kita, ialah menyempurnakan shalat kita. Berupaya sekuat-kuatnya untuk bergegas melaksanakan di awal waktunya, menyempurnakan thaharah yang menjadi syarat dilaksanakannya, memperindah dengan jamaah, memperagung dengan sunnah-sunnah, hingga Allah ridha dengan shalat kita. Shalat adalah amal yang diagungkan oleh Allah dalam menggambarkan karakter orang-orang beriman. Allah menyebutnya sebagai ciri pertama, yang ditekankan kembali di akhir kriteria.
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” (QS. Al Mu’minun: 1-9).
Semoga Allah senantiasa menjaga keimanan yang terwujud alam keikhlasan, hingga terbukti dalam amal-amal yang Allah muliakan. Aamiin
“Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang – orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhanku perkenankanlah doaku , ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan seluruh orang mukmin, pada hari terjadinya hisab.” (QS. Ibrahim: 40-41)
Bojonegoro, 15 Dzulhijjah 1438 / 6 September 2017
-Liza Rastiti-
2 notes
·
View notes
Text
Hadits Arbain Ke 1 Inna Amalu Bin Niyat Kitab Arbain An Nawawiyah
Assalamualaikum kepada pengunjung kajianmuslim - Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan hadits Arbain yang ditulis oleh imam nawawi (Kitab Arbain An Nawawiyah), hadits dari kitab Arbain ini seluruhnya terdapat 40 hadits, namun saya tidak menjelaskan semua hadits nya dalam satu halaman, untuk hadits arbain ini kami akan menerangkannya per satu halaman, jadi setiap satu halaman satu hadits yang dituliskan.
Tahukah kalian bahwa jika kita bisa menghafal hadits sebanyak 40 hadits nanti di hari akhir kita akan dibangkitkan dan digolongkan dengan ahli-ahli fiqh dan para ulama lo, jadi mulai sekarang hafallah 40 hadits, untuk hadits nya bebas tidak ditentukan hadits mana yang harus dihafal, namun untuk lebih afdol maka hafalah hadits-hadits yang shahih.
Adapun hadits tentang yang saya bahas di atas tentu saja ada sumbernya, menghafal 40 hadits ini saya kutip dari kitab An Nawawiyah berikut keterangannya dibawah ini.
ARTINYA: Sesungguhnya rasulullah saw telh bersabda Barang Siapa orang yang menghafal 40 hadits dari golongan umatku dari perkara agamanya maka Allah akan membangkitkian dia dari kuburnya nanti di hari kiamahdisatukan dengan golongan ahli-ahli Fiqh dan para ulama.
Nah diatas adalah keterangan tentang menghafal 40 hadits, untuk hadits Arbain yang pertama kita akan membahasnya dibawah ini.
ARTINYA:
Diriwayatkan dari amiril muminin abi hapsin umar bin khatab RA, Umar berkata saya sudah mendengar dari Rasulullah Saw beliau bersabda: Sesungguhnya semua amal itu bagai mana niatnya, Dan sesungguhnya setiap orang hanya mendapatkan apa niat yang dia maksudkan, Maka siapa orang yang hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya maka dia akan hijrah kepada Allah dan Rasulnya, Dan siapa orang yang hijrahnya kepada dunia maka dia akan mendapatkan dunia, atau hijrahnya kepada perempuan maka orang itu akan menikah dengan perempuan, maka hijrahnya orang itu kepada apa yang dia tuju.
Sudah menceritakan kepada hadits di atas dua orang imam muhaditsin yaitu abu abdillah muhammad bin ismail bin ibrohim bin mugiroh bin bardizbah Albukhariyu orang dari kota bikhari, dan abu husain muslim bin hajaj bin muslim al khusairiyu annasaburiyu dengan kitab shahih bukhari dan kitab shoheh muslim.
Kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim itu adalah kitab yang paling Shahih dari semua kitab.
Nah hadits di atas adalah keterangan dari hadits arbain ke 1 inna amalu binnyiat yang ditulis oleh An Nawawiyah, jadi dengan apa yang sudah dijelaskan jikalau kita beramal itu tergantung dengan niat kita Inna Amalu Binnat (Sesungguhnya amal itu tergantung dari niat).
Untuk penulisan hatis pertama saya cukupkan sampai disini, nantikan update hadits arbain selanjutnya ya, atau dengan cara gampangnya teman teman bisa meng Subscribe blog ini untuk mendapatkan pemberitahuan terbaru dari kami, silahkan share juga artikel ini jika memang bermanfaat, jika masih bingung silahkan untuk bertanya kepada kami, kontak kami ada di menu contact paling bawah, akhirkata saya ucapkan wasalam.
0 notes
Text
Siapkah kamu?
Ada hal yang sedikitnya membuatku merasa kapok. Aku banyak melihat di sekitar bahkan diriku pun banyak mengalami, sikap baper yang diwujudkan dalam berbagai hal, misal cie cie nan kalau ada yang bahas jodoh. Ganti nama grup organisasi jadi akhwat siap nikah atau buronan mertua, seolah pembahasan tentang jodoh menjadi satu topik hangat yang selalu dinanti semua orang. Majelisnya menjadi majelis paling laris diantara beberapa majelis lainnya. Akun yang berkaitan tentang pernikahan dan jodoh menjadi banyak memiliki follower.
Ngobrol dengan teman menjadi sumringah sendiri, wajah berseri ketika sudah membahas tentang masa depan. Parahnya status di media sosial dan update nya selalu tak jauh-jauh dari jodoh. Apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku dan teman-teman sebayaku lainnya?
Nikah muda menjadi trend center yang banyak dibahas seolah semuanya mudah dan menjadi impian setiap kita. Semua, hampir semua media sosial selalu diwarnai dengan berita kebahagiaan nikah muda. Instagram yang banyak memamerkan pasangan suami istri nikah muda, bahagia jalan kesana sini gandeng tangan. Facebook banyak bertebaran ajakan nikah muda. Seolah semuanya mengajak kita untuk menyegerakan. Seolah.
Memang tak salah. Bagus malah.
Atau mungkin memang sudah waktunya saja, hanya saja kita tak cukup keberanian untuk memulai. Entahlah. Baru nanti ketika banyak teman yang sudah melangkah ke jenjang itu, kita akan sadar kita sudah cukup tertinggal. Taaaapiiiii…. Bukan sekarang! Oke, mari kita lanjut maksud saya menulis ini.
Beberapa waktu lalu, bisa jadi pembahasan jodoh sempat membuatku merasa bahagia, bergelut dengan tema-tema yang hampir selalu sama. Memantaskan diri, Jodoh Dunia Akhirat, Rumus 24-26, Cinta dan Penantian, Istikhoroh,… apalagi… Ya, pokoknya masih banyak lagi. Semua itu seolah kita menjadi terpengaruh pada satu frekuensi, ‘Nikah Muda’.
Kegiatan seperti repost dan quotes kalimat dan pembahasan tentang pernikahan menjadi hal yang biasa dilakukan tanpa sadar itu justru membuatmu tersudut sendiri pada akhirnya. Lebih tepatnya ku, bukan mu. :D…
Kemudian, masih saja sikap bersikap seperti itu. Hingga satu persatu datang, pelan tapi pasti waktu bergerak layaknya kereta api, konstan tapi pasti. Satu orang datang untuk menyampaikan niatan baiknya, boleh dibilang mewujudkan dari apa-apa yang selalu kita bahas. Jodoh. To the point saja, ya maksudnya mengajak menikah. Kemudian dengan sopan menolak dengan alasan masih banyak tanggungan, kuliah, masih terlalu muda atau alasan-alasan lain, yang bisa dibilang logis dan ampuh untuk membuat laki-laki manapun mundur dan menarik diri.
Waktu berjalan, musim menggugurkan daun-daun dihutan, pohon meranggas. Masih saja, pembahasan tentang jodoh dan pernikahan membuat kita bersikap yang sama, baper dan posting dengan tema-tema yang sama.
Kemudian datang lagi laki-laki lain bermaksud untuk meminang. Ada perasaan gembira, bahagia, takut juga langsung menyergap. Tapi masih sama, alasan dan jawaban yang belum berubah, masih kuliah dan punya banyak tanggungan.
Belum kapok juga, masih saja postingan dan tema jodoh menjadi favorit. Kenapa saya bilang kapok? Karena sebenarnya ketika seorang laki-laki datang pada seorang perempuan kemudian menyampaikan satu pertanyaan, ‘bolehkah aku datang ke rumah?’, ‘bolehkah aku berkenalan dengan keluargamu?’ atau pertanyaan-pertanyaan lain yang serupa, bagi perempuan hal itu juga bisa jadi membuat galau, pusing harus menjawab bagaimana. Mau ditolak kasihan, mau diterima belum siap, belum yakin. Karena sesungguhnya bagi perempuan yang paham, dan kita semua perempuan pun harus menyadari bahwasanya seorang laki-laki yang sudah mengajakmu menikah adalah bukan saja seperti ketika kamu masih SMA atau SMP dulu ketika ada laki-laki datang kepadamu dengan sebuah bunga seadanya, kemudian bilang ‘Aku suka kamu. Sudah lama. Maukah kamu menjadi pacarku. Mari kita jalani cerita bersama.’ Bukan! Sungguh ketika seorang laki-laki sudah membahas pernikahan dia bukan saja melihatmu pada satu sisi saja, boleh jadi kamu wanita cerdas, atau cantik menawan, atau kamu wanita incaran banyak orang, tapi laki-laki yang sudah mengajakmu menikah bukan hanya melihat itu saja. Laki-laki itu sudah pasti berpikir jauh, bagaimana ketika dia menjadi imam mu kelak dapatkah kamu diterima dalam keluarganya,atau bagaimana jika ternyata lamarannya itu kamu jawab ‘ya’. Kan tidak mungkin laki-laki itu akan bilang, ‘eh maaf tadi aku bercanda’. Selain dari pertimbangan matang, dia juga pasti telah mengumpulkan segala keberanian untuk mengalahkan segala khawatir, mengumpulkan segala resah, mengokohkah hati kalau-kalau nanti harus kecewa karena pinangannya kamu tolak. Bukan kamu saja sih, aku juga. Tersebab itulah, jangan main-main dengan pembahasan pernikahan.
Sebenarnya setelah beberapa kejadian itu, masih saja belum kapok, baru ketika pada suatu hari. Murrobi tiba-tiba menyuruh untuk berkunjung ke rumah beliau, kemudian menyampaikan beberapa nasihat, dan ada… istilahnya sebuah ajakan taarufan. Jleggg! Dunia seperti berhenti berputar. ‘Apa yang harus aku lakukan?’ . Barangkali dulu berpikir bahwa yang belum lewat jalur seorang Murrabi sekilas diartikan belum seserius itu. Tapi ketika dihadapkan pada sebuah kenyataan yang nyata, senyata matahari yang bertengger di langit siang ini. Bukankah ini yang kamu bilang jalur paling ahsan? Bukankah ini yang sebenarnya kamu mau dari banyak postingan dari setiap tulisanmu itu? Seolah pertanyaan-pertanyaan semacam itu menyergap tiba-tiba, menarikku dari dunia nyata pergi ke pojok gua di ujung dunia untuk memenjaraku karena aku tak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Ini bukan saja soal jawaban apa yang akan kita pilih, tapi konsekuensi dunia dan akhirat, ridho Allah, ridho orang tua, kehidupan langkah selanjutnya, keturunan dan generasi penerus kita, apakah dengan jawaban-jawaban yang kita pilih nanti kita bisa meneruskan mimpi-mimpi kita dahulu, misal kita bermimpi anak keturunan kita adalah sosok ini, penerus dakwah, dan lain sebagainya.
Ya sudah bicarakan dulu dengan orang tua.
Rumah. Bapak boleh dibilang adalah satu-satunya laki-laki yang akan mengorbankan apapun untuk anak perempuannya. Juga anak perempuan yang baik dan sholehah akan menjadi tabungan yang berharga tinggi untuk kelak dijemput di akhirat dengan berita-berita membahagiakan. ‘Ya, kalau kamu sekolah itu, ada baiknya kamu kerja dulu. Biar nanti kamu punya nama. Biar kamu tidak direndahkan.’ Jawaban yang disampaikan dengan guratan mata yang berkilau karena mungkin ada lapisan-lapisan tipis air yang menyelubunginya. Ya, segagah dan wibawanya beliau, hatinya masih sangat peka apalagi berkaitan dengan anak perempuan yang dimilikinya. Pun Ibu hampir sama, ‘Jangan buru-buru. Wisuda juga pasti butuh banyak biaya.’
Boleh jadi Allah tidak secara langsung mengingatkanmu, bisa saja Allah akan menuntunmu agar sampai pada suatu hikmah dan kamu akan menjadi pelajaran bagi yang lainnya.
Sekarang bukan saja hanya satu permasalahannya. Murrobi adalah satu sosok manusia yang sangat kita hormati. Bukan saja pelajaran hidup, tapi pelajaran akhirat dan mengajari kita agar menjadi manusia yang paham bagaimana memandang hidup dan hidup setelah mati. Bagaimana ketidak siapan itu akan disampaikan pada Murrobi, pada orang-orang yang ternyata melihatmu bukan lagi anak kecil yang suka bermain api.
Ada satu pelajaran baik yang sungguh ingin sekali aku tulis pada bingkai kacamataku kalau bisa, agar jangan pernah bermain-main pada tema pernikahan. Bukankah orang lain bertindak itu karena ada sikapmu yang bisa jadi mengundang tindakan itu.
Kamu memposting tema-tema tentang jodoh dan pernikahan, memberi like dan setuju pada tema jodoh. Hingga membuat orang lain berpikir bahwa kamu sudah siap menikah baik lahir dan batin, baik dirimu sendiri atau orang tua. Bisa jadi dirimu telah siap, tapi orang tua belum bisa melepaskanmu, tapi bukankah kamu masih menjadi hak penuh mereka, keridhoan mereka melepaskanmu bisa jadi akan berpengaruh pada kehidupanmu selanjutnya. Ingat jasa-jasa mereka sungguh besar padamu.
Mari kita belajar menyimpan diri, karena sesungguhnya apa-apa yang ada di sisi Allah itu jauh lebih baik dari dunia ini.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda : “ Tiga hal yang apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh maka berguraunya pun dinilai sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh, yaitu ; nikah, talak, dan rujuk “ (HR Abu Dawud)
4 notes
·
View notes
Text
HATI-HATI ! JEBAKAN RIBA ADA DIMANA-MANA
Berbagai macam cara “modern” memperoleh harta kekayaan pun bermunculan di zaman sekarang. Cara-cara yang seolah elegan padahal mengandung racun mematikan. Cara yang terlihat “pintar” padahal hakikatnya dosa. Cara yang kebanyakan dilakukan oleh orang yang sesungguhnya telah “berpunya” tapi hawa nafsunya mendominasi untuk terus memupuk materi. Cara yang sebagian besar ditempuh oleh orang yang sebenarnya berpendidikan. Mulai dari berbagai kredit motor, mobil, perabotan dan rumah. Perusahaan leasing motor dan mobil bermunculan bak jamur di musim penghujan. Uang muka yang rendah, bunga ringan dan cicilan berjangka panjang telah menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat. Mereka yang sebenarnya sudah punya kendaraan dirangsang untuk beli lagi. Sudah punya satu pingin dua, demikian seterusnya. Begitu pula dengan kredit pemilikan rumah baik melalui bank konvensional maupun bank syariah. Banyak yang sebenarnya sudah punya rumah, tapi tidak cukup satu saja. Masih ingin lagi dan lagi. Belum lagi penawaran kredit uang langsung tunai, dengan bunga rendah. Juga adanya produk kartu kredit, menjadikan akses menambah harta dengan berhutang disertai bunga tertentu semakin mudah dilakukan. Hutang dalam sistem kapitalis telah menjadi hal teramat biasa. Hutang tak lagi karena kepepet untuk memenuhi kebutuhan pokok yang menentukan hidup matinya seseorang. Hutang telah menjadi bagian dari life style bahkan untuk orang kaya sekalipun. Masyarakat semakin terbuai dan terhipnotis untuk semakin memperkaya diri dan lupa rambu-rambu agama. Merasa bangga dan terhormat bisa memiliki harta walau dari hasil hutang ke bank/rentenir. Gengsi bila tak punya apa-apa dan takut ketahuan miskin. Seolah beranggapan bahwa ketika hampir semua orang terlibat “bunga bank”, maka hal itu menjadi sesuatu yang benar. Sama sekali bukan kesalahan dan berdosa. Lupa dengan seruan Allah sebagai berikut, ” Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Al-Baqarah: 275) Riba dengan segala bentuknya adalah haram dan termasuk dosa besar, dengan dasar Al-Qur`an, As-Sunnah, dan ijma’ ulama. “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS Al-Baqarah: 275). “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan shadaqah.” (QS Al-Baqarah: 276). Dari Jabir ra, ia berkata. “Rasulullah saw melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, dua saksinya dan penulisnya.” Dan Beliau bersabda, “Mereka semua sama.” (Shahih: Mukhtasar Muslim no: 955, Shahihul Jami’us Shaghir no: 5090 dan Muslim III: 1219 no: 1598). dan masih banyak hadist yang lainnya tentang LARANGAN RIBA. Dengan beberapa dalil diatas pun lebih dari cukup kiranya untuk umat Islam tidak terjebak riba dengan berbagai ” bungkus” dan “kemasan” indah menipu mata.
Saatnya Cinta Perlu Pembuktian Jika benar cinta Allah, maka akan menaati-Nya apapun resiko dan konsekuensi yang dihadapi sekalipun kemiskinan di hadapan mata. Bila betul hanya takut pada Allah, pasti akan mengikatkan hati, pemikiran, ucapan dan perilaku hanya pada aturan Allah. Istiqomah menggenggam hukum syara.
Saatnya Mengevaluasi Diri Jangan sampai diri termasuk orang-orang yang dengan sadar memilih terlibat aktif dalam ribawi. Jangan pernah meremehkan sekecil apapun usaha maksimal kita untuk terlepas dari riba. Ada Roqib Atid yang tidak akan pernah keliru menulis catatan amal tiap individu. Tentu berbeda catatannya antara orang-orang yang memilih berhutang ke bank dengan yang tidak. Pasti berbeda penilaian Alloh, antara orang-orang yang lebih memilih sabar hidup hanya bisa jadi kontraktor alias penyewa rumah, dengan mereka yang memilih beli rumah dengan cara KPR yang nyata-nyata bathil. Sudah tentu juga berbeda antara mereka yang lebih memilih kemana-mana naik sepeda ontel bahkan jalan kaki dengan mereka yang berkendaraan ria dari hasil kredit riba/leasing. Pasti berbeda, antara mereka yang sabar atas kemiskinannya, dengan mereka yang melakukan dalih pembenaran atas pilihan perbuatan ribawi dan “menyalahkan saudara sesama muslimnya” yang tidak mau menolong saat saudaranya dalam kemiskinan. Tentu berbeda, antara mereka yang lebih memilih mengayomi anak istri di gubug reot daripada di rumah hasil kredit ke bank. Amat pasti berbeda, antara mereka yang memberi makan anak istri dengan menjadi kuli, daripada mereka yang menjadi pungli. Sebab, dosa sekecil apapun ternyata adalah pintu masuk bagi dosa / maksiat lain yang mungkin lebih besar bila tak segera bertobat. Bila rasa malu adalah karena Allah, maka akan menjadi bagian yang melekat kuat dan menyatu dalam aliran darah manusia. Ia tak mungkin akan memilih jalan dosa yang bertentangan dengan perintah Allah, termasuk dalam mendapatkan harta. Mungkin manusia lain tak tahu darimana harta kita diperoleh, tapi malu lah pada Allah yang Maha Melihat. Apalagi bagi aktifis dakwah, atau mereka yang rutin mengkaji kitab. Harus lebih hati-hati dan istiqomah dengan ilmu yang didapat. Kalau memang belum sanggup beli Kantor, nggak usah maksa Ngutang. Udah sewa aja.. Kalau memang kita belum sanggup beli Mobil, nggak usah maksa Leasing. Udah motoran aja.. Kalau memang kita belum sanggup beli Motor, nggak usah maksa Leasing. Udah Ngangkot aja.. Kalau memang belum sanggup beli Rumah, nggak usah maksa KPR. Udah ngontrak aja.. "Hidup ini indah dengan kesederhanaan apa adanya, tidak usah memaksakan diri padahal itu jalan yang bisa menyesatkan diri, tidak perlu pikirkan dengan penilaian orang namun pikirkan dengan nasibmu di masa depan jika itu semua kamu lakukan.." Kebanyakan kita terjebak RIBA terjadi bukan karena kebutuhan yang sudah tercukupi dan terpenuhi, melainkan karena KEINGINAN YANG TERLALU TINGGI tapi tidak terbeli. Akhirnya kejebak deh sama Leasing, sama KPR, sama Kartu Kredit dan yang lainnya. Kuncinya adalah: SABAR. tunda KESENANGAN. Gaya hidup mewah BUKAN berarti menunjukkan bahwa hidup kita KAYA bisa jadi itu mah banyak GAYA padahal orang yang gak punya. ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Janganlah seseorang berdagang di pasar kami sampai dia paham betul mengenai seluk beluk riba.” ‘Ali bin Abi Tholib mengatakan, “Barangsiapa yang berdagang namun belum memahami ilmu agama, maka dia pasti akan terjerumus dalam riba, kemudian dia akan terjerumus ke dalamnya dan terus menerus terjerumus.” (Mughnil Muhtaj, 6/310) Hadist-hadist diatas melarang kita untuk tidak berjualan kalau kita belum memahami tentang ilmu agama dalam berjualan. Karena apa? Karena kita bisa saja terjerumus dalam riba.
Apa Itu Riba? Secara etimologi, riba berarti tambahan (al fadhl waz ziyadah). (Lihat Al Mu’jam Al Wasith, 350 dan Al Misbah Al Muniir, 3/345). Juga riba dapat berarti bertambah dan tumbuh (zaada wa namaa). (Lihat Al Qomus Al Muhith, 3/423)
Hukum Riba Ibnu Qudamah mengatakan, “Riba itu diharamkan berdasarkan dalil Al Qur’an, As Sunnah, dan Ijma’ (kesepakatan kaum muslimin).” (Al Mughni, 7/492). Bahkan tidak ada satu syari’at pun yang menghalalkan riba. Al Mawardiy mengatakan, “Sampai dikatakan bahwa riba sama sekali tidak dihalalkan dalam satu syari’at pun. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya.” (QS. An Nisaa’: 161). Maksudnya adalah riba ini sudah dilarang sejak dahulu pada syari’at sebelum Islam. (Mughnil Muhtaj, 6/309) Diantara dalil Al Qur’an yang mengharamkan bentuk riba adalah firman Allah Ta’ala, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imron: 130) Dari penjelasan diatas, semua ulama sepakat bahwa RIBA hukumnya haram baik berdasarkan Al Quran, Al Hadist dan Ijma’. Nah sekarang coba saya bahas ya apa saja dosa-dosa riba, berikut ini: 1. Riba Termasuk Dosa Besar Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah tujuh dosa besar yang akan menjerumuskan pelakunya dalam neraka.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa saja dosa-dosa tersebut?” Beliau mengatakan, “[1] Menyekutukan Allah, [2] Sihir, [3] Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang dibenarkan, [4] Memakan harta anak yatim, [5] memakan RIBA, [6] melarikan diri dari medan peperangan, [7] menuduh wanita yang menjaga kehormatannya lagi (bahwa ia dituduh berzina).” (HR. Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89) Dalam hadits diatas dijelaskan bahwa dosa besar ada 7 dan RIBA termasuk salah satunya. Jadi jika kita melakukan transaksi Ribawi maka kita telah melakukan dosa besar loh.
2. Pelaku Riba Di Laknat Oleh Rasul Shallallahu ‘alayhi wa sallam Dari Jabir bin ‘Abdillah, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris) dan dua orang saksinya.” Beliau mengatakan, “Mereka semua itu sama.”(HR. Muslim no. 1598) Maksud perkataan “mereka semua itu sama”, Syaikh Shafiyurraahman Al Mubarakfury mengatakan, “Yaitu sama dalam dosa atau sama dalam beramal dengan yang haram. Walaupun mungkin bisa berbeda dosa mereka atau masing-masing dari mereka dari yang lainnya.” (Minnatul Mun’im fi Syarhi Shohihil Muslim, 3/64) Bagaimana perasaan kita jika Rasul SAW mencintai kita? Sungguh pasti hati kita akan berbunga-bunga. Tapi kalau sebaliknya gimana? Di laknat Rasul karena kita melakukan transaksi ribawi. Silahkan dibayangkan..
3. Seperti Berzina Sebanyak 36 Kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shahih) Berapakah 1 dirham jika dikonversi ke dalam rupiah? 1 dirham itu sekitar 60 ribu rupiah. Kebayang gak sih dengan nilai riba 60 ribu saja kita seperti berzina sebanyak 36 kali. Coba deh bayangkan jika ribanya dihasilkan dari jual beli rumah yang ribanya ratusan juta rupiah. Na’udzubillahi min dzalik.
4. Seperti Berzina Dengan Ibu Kandung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri. Sedangkan riba yang paling besar adalah apabila seseorang melanggar kehormatan saudaranya.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya)
Apakah kita semua sayang kepada ibu kita? Pastinya kan. Kalau sayang dengan ibu tapi kita masih melakukan riba maka dosanya seperti menzinahi ibu kita. Serem banget gak sih dosa riba yang satu ini? Semoga Allah menghindari kita dari perbuatan ini. Aamiin
5. Siap Mendapat Adzab Allah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Al Hakim. Beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan lighoirihi. Ada yang siap kalau misal kampungnya di adzab sama Allah?? Tidak ada yang mau lah ya saya yakin. Nah kalau ada praktek ribawi yang marak di sebuah tempat dan ditambah maraknya perzinahan maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan adzab Allah untuk mereka.
6. Diperangi Allah dan Rasul “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (Al Baqarah: 278-279) Nah itulah beberapa dosa-dosa Riba.
Semoga Allah ‘Azza wa Jalla memberikan kita kemudahan untuk menjauhkan dosa-dosa tersebut. Aamiin Semoga yang sudah Hijrah Semakin Istiqomah, Bagi yang belum maka Segeralah ! Indahnya Bermualah Sesuai Syariah..
1 note
·
View note
Text
Hikmah di Hari Jum’at
Hari ini hari Jum'at, tanggal 21 April, kalau di kalender nasional sih masuk di peringatan hari Kartini.
Hari ini hari Jum'at, hari sakral umat muslim, ada anjuran untuk tilawah Al Kahfi, katanya biar kita dipancarkan cahaya terang benderang, like wajah kita jadi bercahaya gitu kali ya, :') gak percaya? coba deh,
Nah, ada peristiwa yang luar biasa (bagi saya) hari ini,
Ceritanya adalah Qadarullah saya dapat amanah ngisi di kemuslimahan salah satu Univ. di Jogja. Rencananya saya mau bahas tentang perempuan. Saya menyiapkan kisah yakni R.A. Kartini, Ummul Qasim binti Khuwailid ra., dan Asma binti Abu Bakr ra..
Tapi Qadarullah H-1 jam saya mendapati diri saya sakit yang biasanya saya harus bed rest, bahkan sakit terakhir sukses bikin saya pucat sekujur tubuh, tangan dan kaki saya memutih- pucat, kedinginan tapi kepanasan juga, keringet dingin juga, berasa ada udara yang keluar dari kedua telinga saya. Ini gak pake lebay saya ceritanya, pake serius. >,<
Dapet sakit begitu saya inget mati aja terus.
Saya mulai gak yakin untuk jadi ngisi. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk cari pengganti. Setengah jam-an saya keliling² via medsos untuk nyari yang bisa gantiin saya ngisi. Qadarullah gak ada yang bisa.
Kemudian sy memutuskan untuk ngabarin panitia.
Dalam hati saya, "duh saya dzalim banget ini bilang gak bisa ngisi H-1 jam begini,"
Tapi eh kejapri juga. Gak kebayang panitia gimana paniknya. Mohon maap lahir bathin panitia, >,<
H-15 menit akad untuk waktu stand by di tempat eh saya masih keliling², dan tetep gak nemu. Dan itu saya masih dalam keadaan sakit.
Sampai akhirnya saya berpikir, "okeh, saya harus tetap lanjut, semoga Allah kuatkan." Sampe ada redaksi begini, "Ya Allah sakitnya dipending dulu ya Allah utk 1-2 jam kedepan, nanti kalo amanah ini selesai, sakitnya dilanjut lagi aja gak apa², lebih lama juga gak apa²," inget redaksi do'a ini saya jadi mikir "do'a macam apa ini, >,<"
Sampai akhirnya saya memutuskan, "okeh, lanjut." Saya lalu mengabarkan panitia utk tetap mengikhtiarkan untuk bisa ngisi. Kemudian saya mulai siap², dan tebak apa yg terjadi? Seketika sakit saya gak kerasa lagi, Allahu Akbar, :')
Allah teh emang suka gitu yaaa, makin jatuh cinta deh, :')
Dan sampai saat tulisan ini ditulis, H+5 jam amanah selesai, saya gak mendapati diri saya sakit. Allahuakbar, :')
---
Saya ceritakan juga aja ya sebab saya nekat memutuskan untuk tetap lanjut, memaksakan diri kuat, mengikhtiarkan lebih.
Selain perkara saya khawatir dan takut dzalim sama panitia, faktor lainnya adalah...
- saya pernah beberapa kali mengisahkan ttg mastatha'tum ke adik² saya di pondok dan di kampus, sampai akhirnya kisah itu saya jadikan cermin, "Tik, yakin ini sudah mastatha'tum kamu?" Terus saya jawab sendiri, "kayaknya belum deh,"
- saya akan ngobrolin Ummul Qasim ra., ibunda Khadijah binti Khuwailid di kajian siang itu, salah satu kisah yg mau saya kisahkan adalah bagaimana perjuangan dakwah Rasulullah yang beratnya luar biasa, caci maki, hinaan, pengasingan, diboikot, dll. dan Khadijah ra. tetap mendampingi Rasulullah dengan ketenangan-menenangkannya yang luar biasa.
Lah saya? Dikasih sakit begini doang udh tumbang aja,
- saya juga bakal ngobrolin Asma binti Abu Bakr ra. yang dapet gelar Dzatun Nithaqain, perempuan berikat pinggang dua di surga, salah satu kisah hits perjuangan Asma ra. adalah ketika mendapat amanah memastikan logistik Rasulullah dan Abu Bakr ra. terpenuhi ketika dalam perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah, saat transit di gua Tsur, nah itu jaraknya dari Mekkah, rumahnya Asma harus ditempuh dengan berjalan kaki, naik turun bukit dan gunung, jalan yang gak rata, dll. dan saat itu Asma ra. sedang dalam keadaan hamil tua. Pakai dua ikat pinggang karena satu untuk menahan kandungan dari goncangan ketika perjalanan, satunya lagi untuk membawa ransel logistik yang Asma ra. bawa untuk Rasulullah dan Abu Bakr,
Lah saya? Gak ada apa²nya begini udah nyerah aja,
---
Perihal mastatha'tum, tetiba saya keinget aja sama skripsi, trus ada redaksi, "itu si skripsi, udah mastatha'tum belum Tik?"
Huaaaah, Allah teh memang begitu, kalau negur hambaNya emang sering bertubi-tubi, >,<
1 note
·
View note
Text
KEBEBASAN WANITA Jilid 1 (Review part 1)
Bismillah....
Ini salah satu project pertama kali, reviewin buku yang pernah aku baca. Walaupun masih fakir banget soal ilmu, dan bacanya juga belum khatam berulang kali. Tapi isnsyaallah nih... mau bahas sekilas soal buku keren yang pernah aku baca.
Dikesempatan pertama ini, mau reviewin buku “KEBEBASAN WANITA Jilid 1” karya Abdul Halim Abu Syuqqah. Karena bukunya tebel bangetz sekilas aja ya yang tak bahas. Bisa berlembar lembar ntar nek tak bahas semua. Wkkwkwkwk..
Kalau menurutku setelah aku baca latar belakang penulisan buku ini, ada dua pendapat yang berkembang di masyarakat kita selama ini tentang wanita.
Pendapat yang pertama, adalah bahwa kaum wanita itu lemah, hanya memiliki tugas dan kewajiban di dalam rumah mengurus keperluan rumah jadi sudah semestinya mereka tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi. kondisi ini sudah berkembang lama banget kan ya di tengah tengah masyarakat kita, bahkan dari jaman jaman penjajahan dulu. Hingga muncul perjuangan RA. Kartini dan Dewi Sartika yang memperjuangkan pendidikan untuk kaum wanita.
Nah, pendapat yang kedua ini, lagi jadi trend nih jaman sekarang. Tahu gerakan Feminisme? Hemm.. kalau belum tahu coba deh search di mbah google bagaimana pandangan islam soal gerakan feminisme ini. jadi inti dari gerakan Feminisme ini adalah menutut penyamarataan hak antara laki laki dan perempuan, padahal bagaimanapun juga laki laki dan perempuan itu diciptakan berbeda dengan peran dan tugasnya masing – masing sesuai dengan kodratnya. Dampak dari gerakan feminisme ini luarbiasa banget lo teman – teman, gerakan yang katanya memperjuangkan hak kaum wanita ini malah ujung – ujungnya membuat kaum wanita itu sebagai objek. Contohnya nih, banyak banget iklan – iklan di TV dengan modelnya kaum wanita dengan mengumbar aurat, contoh lagi nih munculnya acara acara yang mencari wanita mana yang paling cantik dan berbakat (miss kek gitu), yang ujung – ujungnya menjadikan wanita sebagai objek pemuas nafsu kan ya... la wong mempertontonkan dipublik dengan mengumbar aurat. Soal gerakan feinisme ini coba deh baca bukunya ust Felix Siauw “Wanita Berkarir Syurga” dibuku ini dibahas tentang gerakan feminisme dengan bahasa yang ringan seringan kerupuk yang mak kriuk kriuk hehehehhe... (maapkan receh).
Padahal nih, islam itu sudah mengatur segala pernak pernik tentang wanita. Mulai bagaimana ia berpakaian, bagaimana adab ia keluar rumah, bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis, apa saja peran tugasnya dalam keluarga, hingga bagaimana peran dan tugasnya dalam masyarakat. Masyaallah banget kan ya islam itu.
Nah... dipembahasan buku “KEBEBASAN WANITA Jilid 1” ini membahas tentang Karakteristik Wanita dalam Al Qur’an dan Karakterisktik Wanita dalam Kitab Shahih Bukhari dan Muslim yang terangkum dalam 3 BAB pembahasan dengan 359 halaman. (banyak betul beneran, tak bahasnya sekilas sekilas aja ya).
Di Bab tentang karakteristik wanita dalam Al Qur’an, membahas banyak sekali point point kehidupan yang membahas tentang wanita berdasarkan ayat ayat dalam Al Qur’an. Lengkap banget deh, sampek dulu tu sebelum membaca buku ini sempat kepikiran pengen banget ngumpulin ayat ayat Al Qur’an yang membahas tentang wanita, tapi apalah daya kemalasan lebih besar dari kerajianan ku wkwkkwkwkwkwkw.... eh, dibuku ini ternyata udah dibahas malah rinci banget. Dibahas mulai dari :
1. kedudukan wanita dalam keluarga
2. bagaimana pengaturan soal poligami,
3. bagaimana pengaturan warisan untuk wanita,
4. dahsyatnya fitnah antara laki laki dan perempuan : ini membahas kisah nabi yusuf dengan zulaikhah yang termaktub di QS. Yusuf ayat 23, 24, 30, 31 dan 33.
5. bagaimana keikutsertaan wanita dalam kehidupan ketika zaman zaman nabi terdahulu, mulai dari zaman nabi Ibrahim a.s. (Q.S.Hud ayat 69 - 73), zaman nabi Musa a.s. (Q.S. al-Qashash: 23 -25, zaman nabi Sumailman a.s. (Q.S. an-Naml: 42-44), nabi Muhamad S.a.w. (Q.S. al-Mujaadilah: 1)
6. hingga etika bertemu dengan kaum laki laki dan masih banyak lagi. Contohnya nih ya dipoint Etika kaum wanita bertemu dengan kaum laki – laki.
Menahan Pandangan
Allah SWT berfirman: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat ' Katakanlah kepada wanita yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya ...'" (an-Nur: 30-31)
Menutup Seluruh Tubuh Selain Wajah dan Kedua Telapak Tangan
Allah SWT berfirman: "... Dan janganlah mereka (wanita-wanita mukmin) menampilkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padangan dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya ...." (an-Nur: 31).
Tenang dan Terhormat dalam Gerak-Gerik
Allah SWT berfirman: "... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (al-Ahzab: 32)
Serius dan Sopan dalam Berbicara
Allah SWT berfirman: "... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (al-Ahzab: 32)
0 notes