Narasi kebaikan dalam kata dan perbuatan memupuk qalbussalim, 'aqlussalim dan jismussalim.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
*PROSES KEMATIAN DAN HANCURNYA TUBUH KITA..*
*(Bikin Merinding..!!!!)*
*Baca dulu Hanya 2 Menit.*
*Sesaat sebelum mati, Anda akan merasakan jantung berhenti berdetak, nafas tertahan dan badan bergetar. Anda merasa dingin ditelinga. Darah berubah menjadi asam 'n tenggorokan berkontraksi..*
.
*O MENIT...*
*Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan Suppley Oksigen.*
*1 MENIT...*
*Darah berubah warna n otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar tanpa izin.*
*3 MENIT...*
*Sel-sel otak tewas secara masal. Saat ini otak benar-benar berhenti berpikir.*
.
*4 – 5 MENIT...*
*Pupil mata membesar dan berselaput,,Bola mata mengkerut krn kehilangan tekanan darah.*
.
*7 – 9 MENIT...*
*Penghubung ke otak mulai mati.*
.
*1 – 4 JAM..* ⏰
*Rigor Mortis (fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku & rambut berdiri,,kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.*
*4 – 6 JAM..* ⏰
*Rigor Mortis Terus beraksi Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam..*
.
*6 JAM..* ⏰
*Otot masih berkontraksi..Proses penghancuran,,sperti efek alkohol masih berjalan..*
*8 JAM..* ⏰
*Suhu tubuh langsung menurun drastis..!?*
.
*24 – 72..JAM..* ⏰
*Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.*
*36 – 48 JAM..* ⏰
*Rigor Mortis berhenti, tubuh anda selentur penari balerina.*
.
*3 – 5 HARI...*
*Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.*
.
*8 – 10 HARI...*
*Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah..*
*Beberapa MINGGU..Rambut,kuku & gigi dg mudahnya terlepas..!?*
*SATU BULAN...*
*Kulit Anda mulai mencair.*
.
*SATU TAHUN...*
*Tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh Anda...Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya & berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan..* *Jadi, apa yg mau disombongkan org sebenarnya..???*
*Sekaya semewah setinggi apa jabatanmu,kelak tiba masanya kau akan di timbun tanah dan tak sedikitpun bisa kau bawa Hanya amal ibadahmu sebagai bekalmu..!?*
*Secantik, Seseksi dan segagah apa dirimu kelak akan tiba saatnya masuk rumah masa depan berukuran lebih kurang 2x1 meter dengan kedalam 2 meter terhimpit bumi membusuk di makan belatung..!!??*
*Siapapun itu...kamu saya dan dia kelak nama kita sama Yaituuuu..* *ALMARHUM/ALMARHUMAH :*
*Apa yang kita sombongkan kematian tidak dapat di duga..!?* *Tidak bisa di hindari...*
*Tidak pula bisa di tunda...*
*INGATLAH..!!! Bahwa kita semua CALON JENAZAH "Kullu Nafsin Dazaaiqotul maut" (Setiap yang bernyawa pasti mati)*
*[Surah Ali imran: Ayat 185]*
*Bahkan sudah Allah atur jadwal ajalnya jangan lalai persiapkan bekal amal ibdahmu Jangan sampai menjadi manusia paling merugi..!!??*
*BAGUS UNTUK DIRENUNGKAN ~ Kita tak membawa apapun juga saat kita meninggalkan dunia yg fana ini…*
.
*Jadilah manusia sebiasanya dan jangan merpersulit hidup orang lain...*
.
*Semoga bermanfaat bagi yang membacanya...*
*Ya Allah wafatkanlah aku, kedua ibu bapak ku, keluargaku , dan semua orang yg "beramal sholeh/ Sholehah" dan istiqomah ber'ibadah, meninggal dalam keadaan Husnul khotimah...Aamiin...*
*Ya ALLAH janganlah cabut nyawa kami sebelum kami pantas berada di Syurga MU..* 🤲🙏🙏
*Saudara2ku sekarang anda memiliki dua pilihan...
*1 .Membiarkan sedikit pengetahuan ini hanya dibaca disini*
*2.Membagikan pengetahuan ini kesemua teman
In Shaa ALLAH bermanfaat dan akan menjadi pahala bagi Kita2... Allahumma Aamiin....*
*Di SHARE sebanyak mungkin*🙏🙏🙏
💢 💢
0 notes
Text

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي احيانا بعد ما اما تنا و اليه النشور 🤲
*MUTIARA HIKMAH*
*KEUTAMAAN SIFAT SABAR*
(Lebih kurang terdapat 104 kali kata-kata sabar dalam Alquran)
1. Sabar adalah ciri dari orang bertakwa sebagaimana disebutkan di dalam Surat Al-Baqarah ayat ke-156-157.
2. Sabar adalah akhlak dari para nabi dan hamba Allah yang salih(Surat Al-Anbiya ayat ke-85-86)
3. Orang sabar adalah orang-orang yang dicintai Allah.
“Orang-orang yang sabar dijanjikan Allah sebagai calon penghuni surga dan mendapatkan ampunan dari segala dosanya dan pahala yang agung .(Surat Al-Ahzab ayat ke-35)
4. Sabar adalah kunci keberhasilan. Kisah (Surat Al-Baqarah ayat ke-249) “Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”.”
5. Ganjaran Allah orang yg sabar : “Orang yang sabar dijanjikan sebagai penghuni surga. Salamun ‘alaikum bima shabartum,” ( Surat Ar-Ra’d ayat ke-24)
@spirit menjaga kesabaran dlm segala hal
@ spirit menyeru dlm kebaikan
(Alashr : 3 ) وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ".
0 notes
Text
°°🕌 KHUTBAH JUM'AT 🕌°°
°°TIGA AMALAN DI AKHIR RAMADHAN°°
KHUTBAH PERTAMA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَ��َغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَإِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَأَفْضَلُ الهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ r وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ َوكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ
Marilah kita senantiasa meningkatkan rasa syukur kita dengan dibuktikan dengan ketakwaan pada Allah. Karena Allah telah memberikan kita berbagai nikmat. Terutama tiga nikmat yang besar yang disebutkan oleh Wahb bin Munabbih sebagai tiga nikmat utama yaitu Islam, sehat dan kecukupan.
Shalawat dan salam atas junjungan kita, suri tauladan kita, Nabi akhir zaman, Nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula kepada para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Ada tiga amalan yang bisa kita fokus untuk melakukannya di akhir-akhir Ramadhan.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Pertama: Lebih serius lagi dalam ibadah di akhir Ramadhan
Lihatlah keseriusan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim, no. 1175)
Dikatakan oleh istri tercinta beliau, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari, no. 2024; Muslim, no. 1174).
Jama’ah shalat Jum’at yang semoga dirahmati oleh Allah,
Kedua: Melakukan I’tikaf
I’tikaf maksudnya adalah berdiam di masjid beberapa waktu untuk lebih konsen melakukan ibadah.
Lihatlah contoh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat. (HR. Bukhari, no. 2026; Muslim, no. 1172).
Hikmah beliau seperti itu disebutkan dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri berikut di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
إِنِّى اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الأَوَّلَ أَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ ثُمَّ اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الأَوْسَطَ ثُمَّ أُتِيتُ فَقِيلَ لِى إِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَعْتَكِفَ فَلْيَعْتَكِفْ فَاعْتَكَفَ النَّاسُ مَعَهُ
“Aku pernah melakukan i’tikaf pada sepuluh hari Ramadhan yang pertama. Aku berkeinginan mencari malam lailatul qadar pada malam tersebut. Kemudian aku beri’tikaf di pertengahan bulan, aku datang dan ada yang mengatakan padaku bahwa lailatul qadar itu di sepuluh hari yang terakhir. Siapa saja yang ingin beri’tikaf di antara kalian, maka beri’tikaflah.” Lalu di antara para sahabat ada yang beri’tikaf bersama beliau. (HR. Bukhari, no. 2018; Muslim, no. 1167).
Jadi, beliau –shallallahu ‘alaihi wa sallam– melakukan i’tikaf supaya mudah mendapatkan malam lailatul qadar.
Lalu berapa lama waktu i’tikaf?
Al-Mardawi rahimahullah mengatakan, “Waktu minimal dikatakan i’tikaf pada i’tikaf yang sunnah atau i’tikaf yang mutlak adalah selama disebut berdiam di masjid (walaupun hanya sesaat).” (Al-Inshaf, 6: 17)
Karena Allah hanyalah menetapkan,
وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
“Sedang kamu beri’tikaf dalam masjid.”(QS. Al Baqarah: 187).
Ibnu Hazm berkata, “Allah Ta’ala tidak mengkhususkan jangka waktu tertentu untuk beri’tikaf (dalam ayat ini). Dan Rabbmu tidaklah mungkin lupa.” (Lihat Al-Muhalla, 5: 180).
Berarti beri’tikaf di siang atau malam hari dibolehkan walau hanya sesaat.
Jama’ah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah,
Ketiga: Raih Lailatul Qadar
Allah menyebut keutamaan lailatul qadar,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 3-5)
Menghidupkan malam lailatul qadar bukan hanya dengan shalat, bisa pula dengan dzikir dan tilawah Al Qur’an. Namun amalan shalat lebih utama dari amalan lainnya di malam lailatul qadar berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)
Bisa juga kita mengamalkan do’a yang pernah diajarkan oleh Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam jikalau kita bertemu dengan malam Lailatul Qadar yaitu do’a: “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni” (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–). Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan do’a ini pada ‘Aisyah, istri tercinta beliau.
Adapun yang dimaksudkan dengan menghidupkan lailatul qadar adalah menghidupkan mayoritas malam dengan ibadah dan tidak mesti seluruh malam.
Sebagaimana dinukil oleh Imam Asy-Syafi’i dalam Al-Umm dari sekelompok ulama Madinah dan dinukil pula sampai pada Ibnu ‘Abbas disebutkan,
أَنَّ إِحْيَاءَهَا يَحْصُلُ بِأَنْ يُصَلِّيَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَ يَعْزِمُ عَلَى أَنْ يُصَلِّيَ الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ
“Menghidupkan lailatul qadar bisa dengan melaksanakan shalat Isya’ berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan shalat Shubuh secara berjama’ah.”
Dikatakan oleh Imam Malik dalam Al-Muwatha’, Ibnul Musayyib menyatakan,
مَنْ شَهِدَ لَيْلَةَ القَدْرِ ـ يَعْنِي فِي جَمَاعَةٍ ـ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا
“Siapa yang menghadiri shalat berjama’ah pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam Lailatul Qadar tersebut.” (Latha’if Al-Ma’arif, hlm. 329).
Demikian khutbah pertama ini.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
Jama’ah shalat Jum’at yang semoga dirahmati oleh Allah,
Sebagaimana telah dijelaskan tentang lailatul qadar tadi, lalu kapan lailatul qadar itu terjadi?
Kata Ibnu Taimiyah, lailatul qadar sudah diketahui di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Inilah yang disebutkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau,
هِيَ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Malam lailatul qadar terjadi pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Malam tersebut lebih mungkin ditemukan pada malam ganjil.
Akan tetapi, ganjil tersebut bisa dihitung dari awal bulan, maka malam yang dicari adalah malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Namun bisa jadi pula lailatul qadar dihitung dari malam yang tersisa. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لِتَاسِعَةٍ تَبْقَى لِسَابِعَةٍ تَبْقَى لِخَامِسَةٍ تَبْقَى لِثَالِثَةٍ تَبْقَى
“Bisa jadi lailatul qadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang tersisa, bisa juga pada tiga hari yang tersisa” (HR. Bukhari).
Oleh karena itu, jika bulan Ramadhan ternyata 30 hari, berarti malam ketiga puluh adalah malam yang menggenapi. Jika dihitung dari hari terakhir, malam ke-22 berarti sembilan hari yang tersisa. Malam ke-24 berarti tujuh hari yang tersisa.
Inilah yang ditafsirkan oleh Abu Sa’id Al Khudri dalam hadits shahih. Inilah yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa memilah-milah hari ganjil dan genap.
Kata Ibnu Taimiyah pula …
Lailatul qadar lebih sering terjadi pada malam ke-27. Kenyataannya demikian sebagaimana Ubay bin Ka’ab itu bersumpah bahwa lailatul qadar terjadi pada malam ke-27. Ada yang bertanya padanya, “Dari mana engkau bisa tahu bahwa lailatul qadar terjadi pada malam tersebut?” “Yaitu dari ayat yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kabarkan pada kami bahwa pagi harinya matahari akan terbit dengan sinar yang tidak begitu menyorot”, jawab Ubay. (Majmu’ Al-Fatawa, 25: 284-285).
Akhirnya kami memohon kepada Allah Ta’ala agar senantiasa memberikan kita petunjuk dan taufik untuk menghidupkan akhir Ramadhan ini dengan amalan shalih.
Jangan lupa untuk memperbanyak shalawat di hari Jumat ini. Siapa yang bershalawat sekali, maka Allah akan membalasnya sepuluh kali.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعْمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا
اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal di Masjid Adz-Dzikra Ngampel, Warak, Panggang,
Rumaysho.com
0 notes
Text
Bangsat

Oleh Indra Adil
Eksponen PKM IPB 77/78
Prolog
Kalau kita terjemahkan kata Bangsat ke dalam bahasa Inggris, yang kita temukan adalah kata "bastard" yang maksudnya adalah kata umpatan yang sangat kasar dalam bahasa Inggris. Di dalam bahasa Indonesia, kata Bangsat hanya ada untuk 2 arti, pertama adalah Ungkapan Buruk yang Sangat Kasar seperti halnya Bastard di atas dan nama Binatang Kecil Penghisap Darah berwarna coklat kemerahan agak metalik dan bila dipites atau dipencet sampai pipih (mati), maka berbau Busuk Menyengat yang sangat tidak enak. Entah mana yang duluan memiliki nama tersebut, belum ada catatan sejarahnya.
Nama Lain Binatang Kecil Tersebut.
Di dalam bahasa Indonesia, nama Binatang Kecil Penghisap Darah tersebut disebut Kepinding sedangkan Urang Sunda menyebutnya Tumbila. Di Abad dan Milenium yang lalu, di tahun-tahun 1950-1960-an, Pasukan Coklat ini sangat ditakuti Masyarakat. Mereka bisa berada di Kasur-kasur Tempat Tidur kita, Menggigit dan Menghisap Darah Kita di saat-saat kita tidur di atas kasur tersebut. Mereka bersembunyi di balik Kasur atau di Lekukan Jahitan Kasur yang biasa terbentuk bak Lubang-lubang Kecil di Seluruh Permukaan Kasur. Mereka juga berada di Kursi-kursi Kita yang saat itu umumnya terbuat dari Kayu atau Rotan. Atau di Dipan-dipan untuk kita berleha-leha beristirahat saat waktu kita luang untuk bersantai. Di Kursi-kursi Rotan mereka sangat suka karena banyak Selipan-selipan tempat mereka Sembunyi. Habitatnya memang Lubang-lubang Kecil, Celah-celah di antara Papan, Kasur, Rotan ataupun Besi-besi Penyangga Tempat Tidur.
Begitu populernya Tumbila ini di jaman Orla, sampai-sampai Urang Sunda membuatkan sebuah Lagu Jenaka berjudul "Tumbila di Adu Boksen" yang cukup populer bahkan dinyanyikan oleh Anak-anak Kecil di kampung-kampung dan desa di Jawa Barat. Di Jakarta sendiri, Kepinding atau Tumbila ini saat itu disebut dengan nama "Bangsat".
Asal Kata Bangsat
Ada polemik terbatas tentang asal kata Bangsat, apakah itu mulanya nama Asli Kepinding dalam bahasa Betawi ataukah itu Asli Umpatan bahasa Betawi yang kemudian diterakan kepada Kepinding. Tetapi kedua pihak yang berdebat tentang Asal Kata Bangsat ini sepakat bahwa dimulainya kepopuleran nama tersebut adalah diakibatkan saat-saat Kepinding Merajalela di Tempat-tempat Tidur, Dipan, Kursi dan lain-lain itu.
Kata Bangsat paling Sering disebut saat-saat seseorang baru saja digigit oleh Kepinding bersangkutan, terkaget dan spontan orang bersangkutan berteriak "Bangsat!" Nah..., dari situlah muncul Polemiknya. Apakah itu kata umpatan yang keluar karena kesal tiba-tiba digigit Kepinding itu, lalu menyebut nama Kepinding tersebut yang dalam bahasa Betawi disebut Bangsat atau memang karena terkejut terasa digigit (yg memang secara cepat langsung menimbulkan gatal) lalu meneriakkan kata umpatan Betawi "Bangsat!".
Polemiknya adalah bila orang yang bersangkutan menyebut nama binatang tersebut karena terkejut lalu marah terhadap binatang bersangkutan, berarti kata "Bangsat" berasal dari nama binatang itu. Tetapi apabila kata "Bangsat" itu disebut karena terkejut lalu marah dan mengumpat menggunakan kata umpatan itu, berarti "Bangsat" adalah kata umpatan yang karena sering disebut terhadap perbuatan menggigit yang dilakukan Binatang yang sama, maka Binatang Kecil tersebut lama-lama dipanggil/disebut dengan nama "Bangsat".
Pendapat pertama memang cukup beralasan, karena bila seseorang digigit Nyamuk dan merasa gatal secara tiba-tiba, tidak terdengar kata "Bangsat" keluar dari mulutnya. Paling-paling ia menepis bagian yang diperkirakan ada nyamuk sambil menggerutu atau berkata "Sialan nih Nyamuk". Umpatan Sialan berasal dari kata Sial yang artinya "Tidak Beruntung". Dengan demikian Pendapat Pertama yang menyatakan bahwa nama Binatang Kecil tersebut Bangsat, cukup beralasan karena setiap kali ada orang digigitnya, maka ia mengucapkan nama Binatang Kecil itu, yaitu "Bangsat".
Pendapat Kedua yang menyatakan bahwa Bangsat berasal dari umpatan dalam bahasa Betawi yang karena sering disebut atau diteriakkan saat digigit Kepinding, lama-kelamaan Kepindingnya dalam bahasa Betawi, disebut Bangsat. Hanya dalam Pendapat Kedua ini ada kelemahan, yaitu tidak diketahuinya asal kata Bangsat ini. Biasanya asal kata umpatan dalam bahasa daerah lainnya di Indonesia, mesti ada asal katanya. Misalnya umpatan Betawi "Sialan" berasal dari kata Sial, atau umpatan orang Minang "Kanciang" yang asal katanya Kencing, atau umpatan Jawa Timur (Surabaya) "Jancok", Maluku (Ambon) "Utina" atau "Utire'e", dan lain sebagainya yang biasanya asal katanya lebih kepada kata-kata Jorok dalam bahasa daerah bersangkutan. Sementara kata "Bangsat" tidak diketahui dari mana asal kata tersebut.
Kini Bangsat Menghilang
Entah kenapa, bila kita cari Binatang Kecil yang oleh orang Betawi disebut Bangsat itu saat ini, kita tak akan menemukannya lagi. Jadi orang-orang yang lahir di Milenium 2000 ini tak akan pernah melihat Binatang Kecil Penggigit yang menyebabkan gatal-gatal itu. Bahkan mengenalnya pun tidak. Karena bila kita mendengar kata Bangsat dari mulut seseorang saat ini, pasti hanya satu artinya, umpatan yang sangat kasar. Tak ada arti kata selain itu.
Mengapa bisa demikian? Bila kita coba mengingat-ingat sejak kapan Bangsat dalam pengertian Kepinding mulai menghilang, mungkin tepatnya adalah di dekade tahun 1970-an, saat-saat terjadi Revolusi penggantian perlengkapan Rumah Tangga dari Papan, Rotan, Kapuk (untuk Kasur Tradisional) dan Ijuk (untuk Kursi Empuk) ke bahan-bahan Plastik dan Karet. Sejak itu tak pernah terdengar lagi ada orang yang mengumpat dengan kata Bangsat bila duduk di Kursi atau Dipan. Karena memang tak terlihat lagi ada Kepinding atau Tumbila yang berkeliaran di Kursi-kursi atau Dipan-dipan atau Tempat Tidur di rumah-rumah. Bangsat atau Kepinding itu sudah sirna tanpa diketahui ke mana perginya.
Kesimpulan sementara yang bisa kita ambil adalah Binatang Kecil Pengganggu itu tidak menyukai Bau Plastik atau Karet yang menempel pada bahan-bahan dasar Perlengkapan Rumah Tangga tersebut. Sehingga Binatang Kecil itu tidak bisa hidup dalam Habitat Baru yang dipenuhi Bau Plastik dan Karet yang tidak mereka sukai.
Epilog
Ke mana para Bangsat itu Moksa tanpa diketahui domisilinya saat ini? Tampaknya para Bangsat itu kini telah Bertransformasi menjadi Pemimpin-pemimpin Bangsa baik di Kelompok Eksekutif, Legislatif maupun Yudikatif. Untuk mengusirnya atau menghilangkannya dari Percaturan Politik Negara tentunya kita harus Menciptakan Habitat Baru yang beraroma tidak disukai mereka yaitu Menciptakan Pemerintahan yang Bersih dan Transparan. Pemerintahan Beraroma Kejujuran, Keterbukaan dan Kebersamaan.
Depok, 1 Pebruari 2025.
0 notes
Text
Deduktif dan Induktif Penalaran dan Penelitian




Deduktif dan induktif adalah dua pola penalaran dan pendekatan dalam analisis data yang memiliki perbedaan utama dalam letak ide pokok dan pola pengembangannya:
Deduktif
Ide pokoknya berada di awal paragraf dan menyampaikan gagasan dari yang umum ke yang khusus. Pola penalarannya adalah penguraian ke dalam bukti, fakta, dan data empiris khusus dari sebuah kesimpulan umum.
Induktif
Ide pokoknya berada di akhir paragraf dan menyampaikan gagasan dari yang khusus ke yang umum. Pola penalarannya adalah pengambilan kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan bukti, data, dan fakta yang bersifat khusus.
Selain itu, deduktif dan induktif juga dapat merujuk pada:
Penalaran deduktif: Penalaran yang digunakan untuk mencapai kesimpulan logis yang benar.
Penelitian deduktif: Penelitian yang dimulai dengan sebuah teori atau hipotesis dan berusaha menguji validitasnya.
Penelitian induktif: Penelitian yang melibatkan pengumpulan dan analisis data untuk mengembangkan teori atau hipotesis.
Dalam penulisan, ada juga paragraf deduktif-induktif atau campuran, yang memiliki ide pokok di awal dan akhir paragraf.
0 notes
Text
Imam Al-Ghaali 10 Akhlak Tercela
A translation of al-Imam al-Ghazali book titled "Kitab al-Arbain fi Usul al-Din" chapter three talks about bad morals that Muslim should not behave. It verifies ten main bad morals i.e. (1)Sharhut tha'am, (2)Sharhul kalam, (3)al-Ghadlab, (4)al-Hasud, (5)al-Bakhil wa Hubbul mal, (6)al-Ra'unah wal Hubbul Jah, (7)Hubbud Dunya, (8)al-Kibr, (9)al-Ujub, and (10)al-Riya
0 notes
Text
*Seorang wanita muda dari Sepanyol menjelaskan maksud nama الله (Tuhan) dengan begitu indah setelah orang Arab sendiri gagal melakukannya!*
*Wanita muda ini, yang bernama Helen, kini sedang melanjutkan pengajian sarjana dalam bahasa Arab di Universiti Yarmouk, Jordan.*
*Pada suatu hari, dalam kelas tahun kedua, profesor Fakhry Kattaneh bertanya kepada para pelajarnya:*
*_Siapa di antara kalian yang bisa menjelaskan tentang nama الله dari sudut keajaiban dan keindahan linguistiknya?_*
*Tiada siapa yang mengangkat tangan kecuali Helen, seorang wanita Sepanyol Kristian yang fasih bertutur dalam bahasa Arab klasik.*
*Dia menjawab:*
"*Perkara paling indah yang pernah saya baca dalam bahasa Arab ialah nama الله. Cara nama ini disebut dalam bahasa manusia mempunyai melodi yang unik, kerana bunyinya berasal dari bahagian belakang tekak, bukan dari bibir.*
*Nama ini tidak memerlukan pergerakan bibir untuk diucapkan, karena hurufnya tiada titik. Sekarang, coba sebutkan nama الله dan perhatikan bagaimana kamu melakukannya!*
*Huruf-hurufnya diucapkan dari belakang tekak tanpa melibatkan pergerakan bibir. Ini bermaksud, jika seseorang ingin mengingati nama الله, orang sekeliling mungkin tidak menyadarinya."*
Helen meneruskan:
*Satu lagi keajaiban nama ini ialah, walaupun beberapa hurufnya dibuang, maksudnya tetap sama.*
*Nama الله biasanya disebut dengan bunyi vokal akhir ‘u’.*
*Jika huruf pertama (alif) dibuang, ia menjadi 'Lillah' (milik الله), seperti yang disebut dalam ayat:*
*Hanya milik الله nama-nama yang indah, maka berdoalah kepada-Nya dengan nama-nama itu.*
*Jika huruf alif dan lam pertama dibuang, ia tinggal 'Lahu' (milik-Nya), seperti disebut dalam* ayat:
*Milik-Nya segala yang ada di langit dan di bumi.*
*Jika alif dan kedua-dua lam dibuang, hanya tinggal 'Hu' (Dia), yang masih merujuk kepada الله, seperti disebut:*
*Dia-lah yang tiada Tuhan selain Dia.*
*Jika hanya lam pertama dibuang, ia menjadi 'Ilah' (Tuhan), seperti disebut:*
*الله, tiada Tuhan selain Dia.*
Helen menambah:
*Nama الله telah dikaji secara mendalam oleh para ulama. Kalimah tauhid 'La ilaha illa الله (Tiada Tuhan selain الله) terdiri daripada tiga huruf: alif, lam, dan ha. Huruf-huruf ini ringan untuk disebut dan tidak memerlukan pergerakan bibir.*
Dia menjelaskan:
*Tahukah kenapa? Supaya ia mudah diucapkan oleh orang yang sedang sekarat tanpa perlu menggerakkan bibir atau gigi.*
*Hari ini, Helen dikenali sebagai ‘Abida’ (wanita yang beribadah).*
"*Kita sebagai orang Arab berbangga menjadi Muslim, tetapi kita gagal menjelaskan nama itu. Tahniah kepada dia karena memeluk Islam."*
"Kenapa kita diamkan pesan yang bicara tentang agama, tetapi terus menyebarkan pesan-pesan biasa? Rosululloh SAW bersabda:
"Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat."
*"Mungkin dengan menyampaikan pesan ini kepada orang lain, kamu menyampaikan satu ayat yang akan menjadi syafaat untukmu."*
Akhir sekali:
*"Tiada Tuhan selain الله, Muhammad adalah Rasulullaah."*
*Sebarkanlah, dan semoga jari-jemarimu menjadi saksi kebaikan untukmu pada Hari Akhirat kelak, InSya-Allaah.*
1 note
·
View note
Text
Khutbah Jumat: Pesan untuk Para Pemimpin Terpilih pada Pilkada
Muhammad Faizin
21 November 2024 | 06:00 WIB
Khutbah I
الْحَمْدُ ِللهِ، اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Menjadi keniscayaan bagi kita untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa yakni dengan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Hanya dengan takwalah kita akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat dan mampu menjadi hamba Allah yang akan ditempatkan di posisi mulia sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Di antara mekanisme demokrasi yang digunakan di negara kita dalam memilih pemimpin, mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati, dan juga Walikota adalah melalui pesta demokrasi pemilihan umum. Seluruh warga yang memenuhi kriteria berhak memilih siapa yang layak untuk dijadikan pemimpin. Siapa yang mendapatkan suara terbanyak dalam proses Pemilihan Umum (Pemilu) maupun Pemilihan kepala Daerah (Pilkada) berhak untuk menjadi pemimpin masyarakat.
Menjadi pemimpin merupakan tugas yang berat karena semua itu harus dipertanggungjawabkan bukan saja kepada manusia, namun juga kepada Allah SWT. Rasulullah telah mengingatkan:
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya: “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya.”
Oleh karena itu, melalui mimbar Jumat ini, mari kita serukan kepada para pemimpin yang terpilih pada Pilkada untuk benar-benar dapat bekerja dengan baik dengan beberapa pesan penting yang harus direnungkan bersama. Pertama, jadilah pemimpin yang benar-benar bekerja dengan tulus, mengayomi, dan menjadikan kemakmuran masyarakat sebagai orientasi kepemimpinan. Pemimpin yang baik adalah mereka yang menjadi pelindung dan pelayan bagi rakyatnya.
Dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 58 Allah berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًا ۢ بَصِيْرًا
Arinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Dalam ayat ini juga disampaikan pesan agar menjadi seorang yang adil. Pemimpin harus berlaku adil karena akan membawa kesejahteraan dan keberkahan bagi rakyatnya. Maka, makmurkan masyarakat dengan kebijakan yang berpihak pada keadilan dan kebaikan.
Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 8:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Pesan kedua kepada para pemimpin terpilih adalah utamakan kepentingan masyarakat, bukan kepentingan diri sendiri atau kelompok. Pelayanan yang tulus kepada masyarakat adalah tanda seorang pemimpin yang amanah. Hindarilah perilaku egois dan jadikan masyarakat sebagai prioritas utama. Seorang pemimpin harus mengedepankan maslahat rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan. Kaidah Fiqih menyebutkan:
تَصَرُّفُ الْأِمَاِم عَلَى الرَّاعِيَّةِ مَنُوْطٌ بِالْمَصْلَحَةِ
Artinya: "Tindakan seorang pemimpin terhadap rakyatnya harus didasarkan pada kemaslahatan (kepentingan umum)."
Ketiga, hindari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Korupsi adalah penghancur utama kepercayaan rakyat dan sumber kehancuran daerah dan negara. Seorang pemimpin harus menjaga diri dari tindakan-tindakan tercela ini dan membangun pemerintahan yang bersih serta transparan. Selain korupsi, kolusi atau sogok menyogok, dan juga nepotisme atau mementingkan keluarga untuk mendapatkan keuntungan saat menjabat, harus dihindari. Pemimpin harus dapat bekerja secara profesional dan menghindari praktik-praktik tersebut.
Rasulullah bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَو قَالَ: لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ
Artinya: "Dari Abdullah bin Amr, ia berkata bahwa Rasulullah saw melaknat orang yang melakukan penyuapan dan yang menerima suap." (HR Tirmidzi dan Abu Dawud).
Keempat, realisasikan janji-janji politik yang telah disampaikan sebelum terpilih. Janji adalah hutang. Pemimpin yang mengingkari janji berarti telah mengkhianati rakyatnya. Sebagai pemimpin, tepati janji-janji yang telah disampaikan kepada rakyat dan wujudkan visi serta misi yang telah dijanjikan. Jangan sampai apa yang telah disampaikan hanyalah hiasan bibir saja sehingga apa yang dikatakan adalah dusta, janji yang disampaikan diingkari, dan amanat yang diberikan dikhianati. Dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan:
آيَة الْمُنَافِق ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اُؤْتُمِنَ خَانَ
Artinya: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu (1) ketika berbicara ia dusta, (2) ketika berjanji ia mengingkari, dan (3) ketika ia diberi amanat ia berkhianat)."
Kelima, memimpinlah dengan nilai-nilai agama. Pemimpin yang baik adalah mereka yang menjadikan nilai-nilai agama sebagai pedoman. Dengan kepemimpinan yang berdasarkan nilai-nilai agama, kepemimpinan akan terarah dan melewati jalur-jalur yang sesuai dengan ketentuan syariat agama dan juga undang-undang. Dengan hal ini maka masyarakat akan mendapatkan keadilan, keamanan, dan keberkahan. Ada kata-kata bijak terkait hal ini yakni: Dengan seni hidup jadi indah, dengan ilmu hidup jadi mudah, dan dengan agama hidup jadi terarah.
Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dan perlindungan kepada para pemimpin yang telah terpilih melalui Pilkada. Semoga daerah kita bisa menjadi daerah yang makmur, aman, dan sentosa. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ
أما بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّار.ِعِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَر. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung
0 notes
Text
0 notes