#Akal dalam Qur'an
Explore tagged Tumblr posts
Text
Menjadi Manusia Berakal
Barusan kepikiran nulis di blog (baca di sini) tentang rasanya jadi "manusia gak enakan", hingga berakhir pada perenungan lain tentang manusia berakal. Korelasinya mungkin bisa dilihat dari sudut pandang kecenderungan mengambil keputusan setiap manusia yaitu pakai perasaan dan logika.
Otak manusia tuh memang Allah ciptakan sekeren itu ya ternyata. Kalo dipikir-pikir juga memang setiap manusia punya dan bisa memilih menggunakan otak secanggih itu untuk berpikir sebelum bertindak atau berkata.
Meskipun yang namanya "manusia berpikir" belum tentu bisa disebut "berakal" ya. Karena di Al-Qur'an tuh disebutkan manusia yang berakal ialah salah satunya yang selalu mengingat Allah swt dalam setiap detik yang dijalaninya di dunia.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.."
(QS. Ali-Imran: 190-191)
Liat juga deh ayat 192-195, ada doa lanjutannya dan jawaban Allah saat mendengar doa-doa itu.
Meski sadar bahwa diri ini masih jauh untuk bisa disebut manusia berakal, karena lebih sering bertindak dan berkata pakai perasaan sendiri ketimbang peringatan dan perintah Allah yang benar. Maka, di sinilah ranah perbaikan yang harus dibiasakan yaitu selalu berpikir untuk menundukkan rasa/ mood/ nafsu di atas Tauhid dan kebenaran yang Allah swt tetapkan.
Sulit ya jadi manusia? Namanya juga sebaik-baiknya makhluk yang Allah swt ciptakan, masa ujiannya biasa aja? Bukankah balasan yang Allah swt janjikan ke kita juga begitu luar biasa?
Yuklah jangan capek untuk saling mengingatkan dan menguatkan agar tetap di jalan kebenaran dengan kesabaran dan kesyukuran..
Semangat kita semuaaa 🌵
0 notes
Text
Uninstall Instagram (lagi), biar ingat kembali:
Al Qur'an itu obat, kawan hidup, juga hiburan terbaik. Entah dengan dibaca, didengar, dipelajari atau ditadaburi isinya. Ini yang utama.
Bahwa pikiran itu tergantung apa yang 'dimakan'. Kebanyakan liat media sosial -dalam kasusku Instagram-, maka bisa bikin aku cuma makan remah-remah yang kurang berkhasiat.
Makanan terbaik buat akal, adalah membaca buku. Nggak cuma bikin kenyang, tapi juga bikin akal bisa terus berjalan sebagaimana mestinya -sebab dikonsumsi dengan kesadaran, bukan semata kecanduan-.
Selain membaca, yuklah hidupkan diri dengan menulis juga. Rasanya, terlalu banyak bahan pikiran yang terkadang sayang bila dilewatkan begitu saja, tanpa direkam dan disimpan dengan tulisan. Pun, bisa jadi wasilah menata hati juga kan?
Dan masih banyak hal baik yang mungkin bisa aku dapatkan dengan satu langkah ini. Semoga istiqamah dan semakin produktif!
(20/02/24)
116 notes
·
View notes
Text
Mempertanyakan keimanan
Kapan terakhir kali air matamu jatuh karena menangisi dosa-dosamu yang tak terhitung itu? Kapan terakhir kali kau terduduk di atas sejadah, dengan tangis penyesalan dan lisan berucap lirih meminta ampun yang berulang-ulang?
Kapan terakhir kali hatimu bergetar menahan takut ketika tak sengaja melakukan kemaksiatan? Tak henti memikirkan kesalahan yang kau buat, baik kepada Tuhanmu, dan makhluk Tuhanmu.
Kapan terakhir kali kau terdiam merenung, memikirkan, apakah hari-hari yang berlalu telah membuatmu semakin dekat dengan Robbmu atau malah semakin menjauhkanmu dari-Nya?
Kapan terakhir kali kau memikirkan apakah amalan yang telah kau lakukan sudah sepenuhnya ikhlas kepada-Nya? Kapan terakhir kali kamu merasa cemas apakah amalan tersebut telah diterima, atau apakah amalan tersebut sudah cukup menjadi bekal perjalanan panjang di akhirat nanti?
Kapan terakhir kali kau memikirkan akan kematian? Akhirat yang panjang, dosa-dosa yang kau lakukan, kezaliman kepada orang, dan juga beban tanggung jawab di hari perhitungan?
Ada waktu di mana kita harus kembali menepi. Mengasingkan diri dari keramaian dan segala kesibukan yang ada di dalamnya. Duduk dan merenung, kembali mempertanyakan sudah sejauh mana keimanan kita kini telah tenggelam?
Kapan terakhir kali kita khusyuk dalam solat? Kapan terakhir kali lantunan ayat suci Al-Qur'an kita tadabburi artinya? Tak hanya sekedar membaca atau menghapalnya. Kapan terakhir kali lisan kita mengucap dzikir dengan penuh khidmat?
Duhai diri, sebenarnya sudah sejauh apa dunia mengambil alih akal dan perasaanmu saat ini?
@milaalkhansah
26 notes
·
View notes
Text
Tengah Malam
isi kepala pada waktu 23:42
detak jam yg tak selaras dengan hening nya, ikut menyelinap menyuarakan irama 'tuk tuk tuk', pada kesempatan malam hening selalu bisa kita temukan. Namun, ada makna atau kosong nya tak setiap hari ada, hanya sewaktu-waktu, bila kita sedang atau ingin dapati saja.
dalam satu waktu ini terbayang nyata perihal kita yg kerap memohon kepada Allaah SWT agar diberi taman penuh bunga, berharap bunga-bunga itu akan mekar dalam semalam.
Kita berdo'a memohon kemudahan, petunjuk atau keberhasilan, berharap bunga-bunga itu akan tumbuh dengan sempurna.
Namun, bagaimana jika; untuk dapat taman yang subur, Allaah justru memberi kita benih, tanah dan air? Bagaimana jika; walaupun Dia tidak memberikan kita hasil, Dia justru memberi kita sarana untuk menumbuhkannya?
Kita mudah merasa putus asa ketika apa yang kita doakan tidak segera terwujud. Namun, apakah Allaah menyuruh kita untuk terus menanam, merawat, dan dengan sabar menyirami taman mimpi- mimpi kita? begitu sayang, Allaah telah kabarkan dalam kitab Nya
...وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنّ��اسِ مَا نُزِّلَ اِلَيْهِمْ "وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْن"
"Agar mereka memikirkan" An-Nahl : 44
...وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ " ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ"
"Tidakkah kamu mengerti?” Al -Baqarah : 44
...قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْاَعْمٰى وَالْبَصِيْرُۗ "اَفَلَا تَتَفَكَّرُوْنَ"
"Apakah kamu tidak memikirkan(-nya)?” Al-An'am :50
....ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُۗ "اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ"
"Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?" Yunus : 3
Meski Allaah tak menyuruh langsung pada kita untuk menyiram, merawat, atau mungkin dengan sabar terus menjaga do'a untuk selalu dipanjatkan namun Allaah sudah berikan kelebihan akal bagi manusia, dalam bagaimana sejatinya ingin tumbuhan menjadi berbuah atau taman yg ingin berbunga. Seperti halnya impian dan do'a kita, taman impian yg ingin terwujudkan atau do'a yg ingin segera terkabul kan.
Anggaplah dengan diberi benih, air, pupuk dan lahan kosong yg luas Allaah sudah memfasilitasi kita untuk dapat mewujudkannya melalui yg sudah diberikan Nya. Maka, untuk segala yg ingin terwujud atau terkabul Allaah justru hadirkan serangga-serangga yg mengganggu taman kita, atau bebatuan kerikil yg menyandung kaki kita kala sedang merawatnya, untuk itu akal lah yg membedakan kita dengan makhluk Nya yg lain, itu adalah bentuk penghambaan sebagai hamba, sebagai jalan kesungguhan, bukan krna Allaah tak sayang lalu tak Ia kabulkan, sebab Allaah lebih tahu dari yg kita tahu, yg kita inginkan belum tentu yg kita butuhkan.
Allaah memang tidak menyuruh, namun bila ingin taman yg berbunga maka sirami dan rawatlah dengan baik, itulah tujuan mengapa "akal" adalah wujud pemberian Nya yg indah, meski tak sama dan tak serupa, tapi kita selalu punya jutaan cara untuk menjalankan nya.
لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ
“Agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Mengapa mereka tidak bersyukur?” Yasin : 35
Lagipula, bukankah proses pertumbuhan merupakan bagian dari keberkahan? Sama seperti benih yang membutuhkan waktu ditanah yang gelap sebelum bertunas, mimpi-mimpi kita membutuhkan kesabaran, usaha dan keyakinan agar dapat tumbuh subur.
Allaah berfirman kepada kita dalam Al-Qur'an, "...Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya....." (QS At-Talaq ayat 3)
Mungkinkah setiap langkah perjuangan dan penantian merupakan bagian dari rencana Nya yang sempurna bagi kita?
Mungkin benih yang Dia berikan kepada kita dimaksudkan untuk mengajarkan kita tentang kekuatan, kepercayaan dan harapan. Jadi, ketika kita mendapati diri memegang benih bunga, ingatlah bahwa Allaah sedang mempersiapkannya untuk sesuatu yang lebih besar.
Teruslah menanam, teruslah menyiram dan percayalah pada waktu Nya. Taman mu akan mekar pada waktunya dan akan lebih indah dari yang pernah kamu bayangkan, Insyaa Allaah.
Jawaban atas doa kita tidak selalu tepat, cepat, atau mudah. Sering kali dibutuhkan ikhtiar, kesabaran, kepercayaan dan keyakinan. Sama seperti benih yang membutuhkan waktu untuk tumbuh, impian dan doa kita perlu dipelihara.
Allaah tau waktu yang tepat untuk segalanya, dan setiap upaya kecil yang kita lakukan adalah langkah dari sebuah perjuangan. Meski kelihatannya kecil upaya itu tetap bagian dari rencana Nya
Jadi, tanamlah benihmu, sirami dengan iman dan percayalah bahwa taman mu akan mekar dengan indah pada waktunya. Kesabaran selalu menghasilkan hasil yang paling indah.
Jum, 29 Nov 24
3 notes
·
View notes
Text
ASAL-ASALAN ?? Masa sih..
Dalam buku ini tertulis salah satu teori dari seorang pemikir (filusuf) yaitu ARISTOTELES dia percaya bahwa "adanya tujuan di balik sesuatu".
Bagaimana dalam pandangan Islam ??
Allah bilang dalam Al-Qur'an:
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. (Q.S. Ali-Imron:191)
Yups bener banget ALLAH bilang رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا "gak mungkin Allah nyiptain segala sesuatu dengan sia-sia"
So, yang masih pada suka insecure dengan diri sendiri dan ngeluh sama apa yang ada dalam diri, inget deh seburuk apapun menurut pandangan kita, bagi Allah itu amazing (istimewa), perfect, bermanfaat..
yang jadi masalah itu kitanya aja yang sibuk sama kekurangan dan lupa sama kenikmatan yang di kasih Tuhan !!
Setara LALAT aja yang mungkin bagi kita buat apa ada, bagia Allah tetap di ciptakan beserta dengan manfaatnya kok, kita manusia yang di kasih amanah akal dan perasaan gak mungkin di ciptain tanpa adanya tujuan..
@yayanurcahyati_
Al-Multazam, 16 Mei 2024
5 notes
·
View notes
Text
Finding Myself #3
Rusak
Satu lagi pola ajaran Tuhan yang berhasil kutemukan pada diriku. Selain yang tentang bahagia dan berharap. Kali ini adalah tentang rasa suka.
Dari kecil, setiap kali aku menyukai sesuatu, pasti sesuatu itu akan rusak/hilang dalam waktu dekat. Pernah aku mendapat hadiah sepatu baru saat ulang tahun yang ke-8, sepatu bagus dan bermerk. Namun baru satu minggu kupakai, sepatu itu rusak. Ia tampak seperti mulut buaya ketika kupakai berjalan. Aneh. Gak masuk akal. Tapi itulah kenyataan.
Belum dengan barang-barang lainnya. Sampai kakakku pernah melarangku masuk ke kamarnya, karena apa pun barang yang kusentuh pasti rusak katanya, hahaha. Lain lagi dengan ibuku, wanita yang telah melahirkanku itu malah merasa heran dengan fakta, kenapa barang bagus yang kupakai malah cepat rusak, sementara barang jelek justru malah awet, haha.
Kejadian barang rusak terus berulang sampai aku remaja, bahkan hingga dewasa. Tak terhitung berapa kali sudah aku berganti ponsel. Pernah punya hp nokia keluaran terbaru dulu, satu minggu ilang. Blackberry baru beli belum satu minggu tombolnya udah pada rontok, heran. Beli hp touchscreen belum satu bulan udah eror. Beli hp android, pecah layarnya, padahal gak diapa-apain, apa karena getaran suara atau apa aku juga gak paham.
Sampai terakhir beli hp ini tahun kemarin. Kali ini aku udah ngewanti-wanti banget biar gak terlalu suka-suka banget sama ni hp. Aku juga ngeluarin zakat buat ini hp (meski pun bukan termasuk barang wajib zakat). Alhamdulillah, selamet bisa nyampe setahun 😅
Tapi kalau dipikir-pikir, sebenernya bukan cuma barang sih yang rusak. Hubunganku pun gampang banget rusaknya. Entah hubungan dari keluarga, pertemanan, persahabatan, bahkan asmara.
Aku malah dulu bingung gimana nanti kalau kerja, karena aku biasanya gak betah lama-lama kenal sama orang. Pasti ada aja masalah yang buat hubungan renggang lalu hilang.
Akhir-akhir ini, aku sudah tidak terlalu peduli dengan masalah pertemanan. Selama aku merasa aku tidak melakukan kesalahan pada mereka, aku tidak akan begitu peduli dengan siapa yang datang dan siapa yang pergi. Dan wow! Aku merasa tersanjung ketika teman-teman yang telah lama tak berkabar, begitu menyambutku ketika kami kembali bertemu. Karena sebelum-sebelumnya gak pernah kayak gini.
Ternyata terlalu menyukai sesuatu bukanlah hal yang baik. Apa pun yang ada di dunia ini tidak akan seimbang jika diberi rasa cinta dengan kadar yang terlampau besar yang sanggup ditampungnya.
Aku jadi inget sebuah ayat yang bercerita, seandainya Al-Qur'an itu diturunkan pada sebuah gunung, pasti gunung itu akan hancur lebur karena takut pada Tuhannya.
Al-Qur'an adalah salah satu bukti cinta terbesar Tuhan pada manusia. Di dalamnya ada pedoman yang berasal langsung Pencipta mereka. Gunung tidak akan sanggup mengemban amanah itu karena terlalu berat baginya. Tapi manusia sanggup atas izin-Nya.
Intinya segala sesuatu telah memiliki ambang batas kadar porsi cinta yang bisa diterimanya masing-masing.
Jika ia rusak, maka mungkin cintamu terlalu besar padanya. Kau harus mengalihkan sebagian cintamu pada sesuatu yang lain.
Seseorang pernah berkata, "Letakkan dunia di tanganmu. Jangan di hatimu."
Iya, karena hatimu terlalu besar bagi dunia yang kecil ini. Jika kamu meletakan dunia di hatimu, maka akan selalu ada ruang kosong di sana yang membuatmu akan terus dan terus mencari sesuatu untuk memenuhinya.
8 notes
·
View notes
Text
Beriktikad pada Kekuatan Mutlak
Ketika membaca kutipan dari sebuah roman, aku teringat kisah Perang Hunain yang Allah abadikan dalam Al-Qur'an (9:25–26). Saat itu Rasulullah membawa 12.000 pasukan ke medan perang. Komposisi pasukan Rasulullah terdiri dari 10.000 orang berasal dari Madinah dan 2.000 di antaranya adalah orang-orang yang baru masuk Islam pada peristiwa Fathu Mekah.
Jumlah ini adalah jumlah terbesar di dalam sejarah peperangan Rasulullah. Dan seperti yang kita tahu, bahwa seringnya jumlah pasukan Rasulullah kalah jauh dengan pasukan musuh. Tersebab jumlah yang banyak inilah beberapa pasukan mulai berbangga hati. Mereka berpikir, "jika dengan jumlah yang sedikit saja kita bisa menang, apalagi dengan jumlah sebanyak ini. Kita tidak akan kalah". Rasa ujub menyusup dalam hati pasukan-pasukan yang belum begitu kuat rasa percayanya.
Lalu, terjadilah perkara yang tidak mereka harapkan. Di pagi buta, serangan panah tak terduga dari musuh membuat para pasukan kocar-kacir. Pasukan 12.000 orang itu kini tidak sekuat yang mereka banggakan di awal. Mereka angkuh dengan jumlah dan tergiur dengan harta rampasan perang.
Maka, Rasulullah berupaya untuk membalikkan keadaan dengan mengumpulkan pasukan intinya, yaitu Muhajirin dan Anshar, terutama mereka yang terikat dalam Perjanjian Hudaibiyah. Tersisalah 1.500 pasukan yang tetap pada barisannya. Dengan izin Allah, kekuatan inti inilah yang justru merebut kemenangan pada Perang Hunain.
Kisah ini sungguh dipenuhi hikmah. Sebagai manusia yang terbatas akal dan pikirannya, kita sering kali melihat sesuatu yang hanya nampak di depan mata. Jika dikaitkan dengan konteks beramal jama'i, kita terkadang khawatir sekali dengan jumlah yang sedikit. Lupa dengan adanya pertolongan Allah yang lebih besar dari segalanya. Dan ketika Allah karuniai jumlah yang banyak, kita bangga dan lupa bahwa sesungguhnya kemenangan atas apa pun itu adalah milik Allah dan itu adalah kewenangan yang mutlak.
Dalam kisah ini pun, Allah juga ingin kita menyadari, bahwa orang-orang yang ada dalam barisan dakwah memang tidak banyak. Tidak semua diberikan kekuatan, kesabaran, dan keyakinan oleh Allah untuk senantiasa bertahan.
Yang perlu kita perlu yakini adalah Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang menolong agama-Nya bersusah payah berkepanjangan. Seperti ketaatan Muhajirin dan Anshar yang membuahkan kemenangan dalam Perang Hunain, kita pun harus yakin, di depan sana Allah sudah gariskan kemenangan manis atas perjuangan hari ini.
—Bandung, 5 Maret 2023
note: kalimat di atas artinya, "Jangan biarkan angka-angka tersebut menyesatkan kita ke dalam optimisme palsu!" Dikutip dari roman karya August Niemann. "Der Weltkrieg, Deutsche Träume”
17 notes
·
View notes
Text
- Judul : Reconnect with Quran
- Penulis : Syaikh Ibrahim As-Sakran
- Penerbit : Aqwam
- Tahun terbit : 2021
- Genre : Religi - Al Quran
- Jumlah halaman : 184 hlm
- Ulasan/refleksi isi buku
Buku ini adalah terjemahan dari judul asli Ath Thariq ila Al Quran. Membahas tentang keajaiban Al Quran dan bagaimana kita bisa menghubungkan diri dengan keajaiban tsb yang semuanya didasarkan pada apa yang ada di ayat Al Quran itu sendiri.
Bab di dalamnya memaparkan tentang :
1) Perjalanan penulis mengamati orang non Islam yang selalu tertarik untuk masuk Islam karena denger bacaan Quran. Ini sejalan dengan beberapa ayat yang terjemahnya menjelaskan bahwa Al Quran itu bisa bikin nangis, *bikin kulit tenang sehingga hati siap menerima makna Al Quran*. Lalu penulis juga mengingatkan bahwa seberapapun waktu kita baca Al Quran itu adalah *karunia Allah*, mau sedikit mau banyak. Maka jangan lupa ibadah sebelum dan sesudah, sebelum ibadah kita butuh *minta tolong ke Allah*, setelah ibadah kita perlu bersyukur.
2) Mengingatkan kalau Al Quran diturunin ke gunung tu niscaya dia gakan kuat, wanita dan kaum musyrik bisa terpancing dengerin bacaan Al Quran, musuh Islam saat perang juga hatinya terbang denger surat At Thur dibaca, jin juga takjub sama bacaannya, pendeta tulus pun juga nangis denger Al Quran, para malaikat di langit sampe pada turun dengerin bacaan Quran di malam hari, Rasul yang dengerin sendiri ayat dari Jibril masih minta dibacain ayat sampe tersedu di bagian orang kafir.
3) Kisah orang asy'ari yang selalu baca Quran di tengah keheningan malam. Waktu dimana orang banyak terlelap tapi sebenernya itu waktu yang Allah kasih untuk *jiwa kita siap nerima makna Al Quran*. Sumber ketenangan jiwa kita itu diantaranya istirahat di malam hari, diantara yang lain juga datangnya dari Al Quran.
4) Al Quran sebagai obat untuk jiwa yang mungkin telah silau dengan popularitas, suka menonjolkan diri, cinta kuasa dan pangkat di mata manusia, ambisi mengalahkan teman dan segala yang bikin sesak dada lainnya. (QS Yunus : 57)
5) Kenapa Al Quran bisa jadi obat ampuh sebegitunya? Karena Al Quran ini menghimpun 2 macam pengobatan : iman dan ilmu. Ilmu disini konteksnya Al Quran akan memberi kepuasan kepada akal kita yang haus akan penalaran filosofis terhadap segala hal di dunia. (QS Al Hajj : 54)
6) Membaca kitab Allah sekali saja dengan tulus akan memberi pengaruh pada akal muslim yang tidak bisa dilakukan oleh semua pemikiran bertele-tele dengan bahasa angkuh dan istilah congkak. (QS Maryam : 58)
7) Kunci tadabbur : menadaburi kisah nabi yang diulang di banyak tempat untuk berbagai konteks yang berbeda, meletakkan semua konsep pemikiran manusia dan menjadikan amal keimanan sebagai timbangan dalam menilai kemajuan, memahami pemisalan dalam Al Quran dan mengontekskannya dengan kehidupan kita saat ini. Ada satu yang jleb di bab ini buatku : _Bagaimanapun juga, Al-Qur'an ini adalah mata air yang mana manusia hidup dengan menimba air darinya sesuai dengan tempat tinggal mereka. Sebagaimana perkataan Imam Ibnu Taimiyah, "Al-Qur'an itu adalah sumber yang semua makhluk mendatanginya. Setiap mereka mendapatkan darinya sesuai kadar yang Allah tetapkan untuknya."_
8) Surat Al Fatihah sbg surat yang paling agung di dalamnya ada : 3 ayat pertama yang akan jadi bahan percakapan kita sama Allah, ayat tengah (4) sebagai inti permintaan tolong kita kpd Allah, ayat selanjutnya sebagai doa paling utama : doa memohon hidayah.
9) Ajaibnya proses menahan diri selama Ramadhan yang bisa membuat hati kita lebih bisa menerima Al Quran.
10) Ada beberapa tali pengikat dalam Al Quran yang bisa kita pegang selalu : selalu inget dan bersyukur agar jiwa kita makmur dengan mengingat Allah, dalam banyak ayat Allah menginginkan kita mengingat-Nya di setiap keadaan (susah/ senang), tawakal : momen keterikatan paling dalam kepada Allah, selalu bergantung kepada Allah, dzikr : dua terbanyak dibahas dalam Al Quran setelah tauhid.
Lalu di akhir buku ini disampaikan tips tadabbur Al Quran :
🗝️ *Wajib merendahkan diri kpd Allah, berdoa.* Kita bisa beribadah karena keberkahan proses kembali kepada Allah. Segala pintu kebaikan datang dari permintaan tolong kpd Allah.
🗝️ *Membuat waktu khusus untuk tadabur setiap hari.* Ingat perintah Nabi untuk mengkhatamkan Al Quran min sekali dalam sebulan? Dan maks 7hari sekali? Yang menarik dari para sahabat membagi berdasar surat. Bukan juz atau halaman tapi : 3 surah, 5 surah, 7 surah, 9 surah, 11 surah, 13 surah, al mufasshal. Ada org saleh jaman dulu berkata _3 surah ini beratnya kaya gunung, selanjutnya kaya setengah gunung, selanjutnya kaya gada gunung, selanjutnya lagi kaya makanan yg bikin sakit kalau kehilangan._ Teman-teman yang suka ngebut di bulan Ramadhan relate kan ya sama perumpamaan ini? Hehe
🗝️ *Tadabbur mandiri sebagai sandaran.* Tafsir hanya membantu. Abdullah bin Abbas membagi Al Quran menjadi 4 tingkat : *yang setiap org tidak diberi uzur untuk tidak tau*, yang hanya diketahui oleh bangsa Arab, yang diketahui oleh ulama, yang hanya diketahui oleh Allah. Kita bisa mulai dengan baca terjemah, kalau ada kata ga diketahui makna bisa merujuk ke kitab tafsir.
🗝️ Membuat kegiatan tafsir untuk keluarga. Membaca, berlomba memaknai.
🗝️ Tidak ada pembelajaran syar'i dari sekian ilmu islam yang didirikan Nabi dan teorinya beliau bangun sendiri selain pembelajaran Al Quran.
Gaya penyampaian syaikh di buku ini lumayan keras menurutku, jadi harus siap-siap hati yang lapang untuk menerima kondisi yang mungkin membuat kita terselepet. Tapi justru dengan gaya itulah sebenar-benar kandungan Al Quran dijembrengin dengan apik dan bersambung dari satu bab ke bab lain. Dalam satu babnya pun diulang dan dikoneksikan terus antara satu ayat dengan ayat lain untuk membawa nalar kita menerima kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang Allah harapkan terjadi. Buku ini memantapkan apa yang disampein teh Wilda di acara Dive into the beauty of Quran, sblm Ramadhan lalu. Memberikan lebih banyak latar kondisi kenapa kita harus kembali berpegangan kepada Al Quran dan bagaimana seharusnya kita menebalkan tekad untuk terus memahaminya diantara semua prioritas yang lain.
Semoga kita diizinkan jadi ahlul Quran, mendapatkan kesenangan siang dan malam dari Al Quran 🤲🏼💦
9 notes
·
View notes
Text
Jangan pernah jadi orang yang
Ngeyelan; Ndableg
Ketika kita berurusan dengan syari'at Allah.
Carilah sumber kebenaran Islam dari sumber yang paling asli yakni Al-qur'an dan hadist Rasulullah ﷺ.
Pahamilah kandungan di dalamnya berdasarkan pemahaman para sahabat Radhiyallahu 'Anhum. Kenapa? Karena merekalah generasi terbaik yang secara langsung diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
Beribadah bukanlah sekadar mengikuti arahan kiyai.
Beribadah bukan hanya sekadar mengikuti perasaan, akal apalagi firasat kita yang kita yakini bahwa itulah yang baik dan benar.
Kita beribadah itu untuk menyembah Allah, bukan untuk menyembah hawa nafsu, akal, perasaan apalagi khayalan kita.
Aturan tentang tata cara, rukun, syarat, apa-apa yang bisa membatalkan suatu ibadah itu sudah jelas dan terang benderang.
Tugas kita adalah tunduk kepada aturan Allah dan mengikuti apa yang sudah Rasulullah ﷺ ajarkan.
Sikap tunduk dan berserah diri kepada Rabbnya adalah inti dari sikap seorang muslim.
Tapi di zaman ini ketika kebodohan merajalela, syubhat terasa benar, maka ada saja golongan manusia yang menertawakan kaidah tunduk dan berserah diri ini.
Padahal iman itu bukan hanya sekadar ucapan yang kita ikrarkan dengan kalimat syahadat. Melainkan harus ada ketundukan hati dan amal ibadah yang kita lakukan.
Setiap kita itu sudah divonis akan mati. Maka apa yang perlu kita sombongkan?
Ketika kita bersujud di dalam rumah-Nya, kita ini mengikuti aturan siapa? Sungguh mengherankan tatkala ada sekelompok wanita yang usianya sudah tidak lagi muda, merasa begitu sombong di hadapan Rabbnya.
Beribadah di rumah Allah lantas seenaknya saja membuat aturan sendiri. Merasa enggan merapatkan shof shalat, bahkan sajadahnya pun harus diberi jarak.
Bukankah sudah begitu masyhur diketahui oleh orang-orang yang berakal bahwa salah satu syarat sahnya shalat berjamaah adalah dengan merapatkan shof? Bukankah Allah sudah memberikan kita kemudahan di hari ini ketika pandemi COVID sudah berlalu.
Lantas aturan siapa lagi yang hendak diada-adakan? Tak perlu lah jauh membahas ranah aqidah dan manhaj, bukankah rapatnya shof itu sudah diketahui bersama sebagai hal wajib yang harus ada selama tidak dalam kondisi khusus yang darurat?
Ketika kita telah merasa berjasa di dalam amal, maka ketahuilah amal itu akan habis terbakar. Sungguh mudah bagi-Nya mendatangkan kaum yang lain, yang hati mereka lebih tunduk, yang ibadah mereka sesuai dengan apa yang Rasulullah ﷺ contohkan, sesuai dengan apa yang Allah perintahkan.
Wanita tidaklah wajib shalat fardhu di masjid, karena sholat yang paling utama bagi wanita adalah di rumahnya sendiri.
Ketika kita sudah berniat memakmurkan masjid, maka pahamilah tata caranya, pahamilah aturan yang telah Allah tetapkan.
Kelak kita akan mati, ditanya di alam kubur, menemui hakikat dari kehidupan kita di dalam kubur. Sampai akhirnya kita akan di hadapkan di hadapan Allah.
Apakah kesombongan kita itu akan menyelamatkan kita?
Apakah amal-amal yang kita kumpulkan itu layak untuk dibanggakan?
Ada sebuah pepatah yang mengatakan,
"Di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung."
Ini adalah sebuah pepatah yang indah yang seharusnya diterapkan oleh setiap muslim. Bumi ini milik Allah, langitpun milik Allah. Maka di manapun kita berada di dalam alam semesta ini khususnya di atas bumi Allah yang luas, maka ingatlah bahwa kita hanyalah ciptaan yang kelak akan menemui Penciptanya.
Sungguh mengherankan ketika kutipan seindah itu justru dijadikan sebagai ajang menyombongkan diri demi meraih penghormatan, penghargaan dan adab yang baik dari manusia. Padahal dirinya sendiri tidak menghormati, menghargai dan beradab kepada Allah.
Manusia hanya sibuk mengejar apa-apa yang nampak. Manusia hanya sibuk tentang bagaimana caranya untuk terlihat baik. Tapi lupa mengejar bagaimana caranya untuk betul-betul jujur, ikhlas dan benar di hadapan Rabbnya.
Aku berharap kepada Allah yang menciptakan seluruh alam semesta, apa yang aku temui di waktu Maghrib itu akan Allah berikan ganti yang lebih baik.
Entah Allah jadikan mereka bisa rujuk dengan kebenaran, atau Allah gantikan mereka dengan orang-orang yang betul-betul memurnikan agama-Nya dan melakukan ibadah sesuai dengan perintah-Nya.
Ketika menemukan orang-orang yang begitu Ngeyel/Ndableg, enggan dinasehati, enggan berkaca diri, enggan menerima kesalahan diri, menolak kebenaran, adalah saat-saat di mana dada ini sesak menahan tangis.
Apakah sesak karena sakit hati? Bukan. Melainkan sesak karena kesedihan.
Mereka tidak tau sedang menggadaikan jiwa mereka ke dalam kebinasaan.
Mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang menzalimi diri mereka sendiri.
Mereka tidak menyadari bahwa Allah sekalipun tidak membutuhkan amal mereka.
Mereka tidak sadar bahwa merekalah yang sangat butuh beramal, tapi sangat disayangkan mereka melakukan amalan sesuai dengan hawa nafsu mereka semata. Enggan tunduk, enggan patuh kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Merasa benar karena usia mereka yang semakin besar.
Camkanlah apa yang selalu kamu rasakan ketika melihat kesesatan itu terjadi di depan matamu! Camkan betapa mahalnya nilai hidayah yang sudah Allah berikan untukmu! Allah memilihmu bukan karena kamu pantas, melainkan Allah memilihmu karena hikmah-Nya, Allah ingin menghendaki kebaikan untuk dirimu.
Doakan, doakan selalu mereka yang masih begitu angkuh di atas ketidaktahuan mereka.
Jangan pernah sekalipun kamu merasa tersakiti dengan segala ucapan dan perbuatan-perbuatan mereka yang menyakiti hatimu. Kembalikan semua rasa itu kepada Allah. Nasihatilah orang lain karena Allah, cintailah sesuatu karena Allah dan bencilah sesuatu karena Allah. Bukan untuk meninggikan egomu sendiri.
Semoga Allah jadikan kita Istiqomah di atas al-Haq sampai akhir hayat. Aamiin Allahumma aamiin.
—SNA, Ruang Untukku #121
Rabu, 13-09-2023 | 00.56
Venetie Van Java,
Sembari terus menata hati dan mendidik diri sendiri.
Lurusnya shaf adalah sebab terikatnya hati orang-orang yang shalat. Dan bengkoknya shaf dapat menyebabkan berselisihnya hati mereka. Dari Abu Mas’ud radhiallahu’anhu, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلاةِ وَيَقُولُ : ( اسْتَوُوا , وَلا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ
“Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memegang pundak-pundak kami sebelum shalat, dan beliau bersabda: luruskan (shaf) dan jangan bengkok, sehingga hati-hati kalian nantinya akan bengkok (berselisih) pula” (HR. Muslim, no. 432).
4 notes
·
View notes
Text
Bijaksana
bi.jak.sa.na 1. a selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya); arif; tajam pikiran. 2. a pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dan sebagainya) apabila menghadapi kesulitan dan sebagainya.
Menjadi bijaksana merupakan hal yang hampir selalu saya sisipkan dalam do'a. Saya menyadari bahwa kedewasaan dan kebijaksanaan tidak selalu berbanding lurus dengan bertambahnya usia. Seringkali, saya terburu-buru dalam mengambil keputusan atau secara reaktif menanggapi sesuatu, hal yang terkadang menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
Di tahun 2022, saya membaca beberapa buku yang sangat membantu dalam proses menjadi bijaksana ini. Misalnya, buku Connect (David Bradford dan Carole Robin) dan Discover the Best in Your Relationships (Sayeda Habib) membantu saya untuk mengasah kemampuan interpersonal sehingga dapat lebih bijak dalam menjalin relasi dengan orang lain. Dari kedua buku ini, saya belajar untuk melihat dari sudut pandang orang lain, lebih banyak mendengar dan memberikan saran ketika memang diminta. Saya juga belajar untuk memilih relasi/koneksi yang memang bisa diperjuangkan sehingga bisa menginvestasikan waktu dan energi dengan tepat.
Buku The Book You Wish Your Parents Had Read (Philippa Perry) membuka sudut pandang baru dalam menghadapi anak-anak. Dari buku ini saya belajar kalau anak-anak memiliki perasaannya sendiri dan tugas kita sebagai orang yang lebih tua membantu anak-anak memahami dan memvalidasi perasaan tersebut daripada menekan atau menyangkal. Penting juga untuk memberitahukan anak dari jauh hari apabila akan ada rutinitas yang berubah karena anak kecil masih hidup di saat ini dan belum punya kemampuan untuk memvisualisasikan masa depan.
Koleksi buku karangan Dr. Yasir Qadhi (Lessons from Surah Yusuf, The Parables of the Qur'an, dan Reflections) menyadarkan saya kalau masih banyak hal yang perlu saya pelajari agar dapat menjadi muslim yang baik. Seorang muslim yang mampu mencerminkan Islam yang rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam semesta).
Semoga setiap harinya, saya mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap kejadian serta menjadi lebih bijaksana, aamiin.
2 notes
·
View notes
Text
KEPRIBADIAN ISLAM
Pemateri : Ustadzah Meti Astuti., S.EI, M.EK
Notulensi : Annisa N
Umat Islam memiliki konsep atau mekanisme tersendiri yang disebut Syakhsiyah Islamiyah (orang yang kepribadian Islam).
Yaitu bagaimana cara menilai orang lain secara hakikat.
KONSEP KEPRIBADIAN (SYAKHSIYAH)
Makna Kepribadian
Kepribadian manusia langsung terkait dengan dua potensi utama manusia :
1. Akal manusia
2. Nafsu manusia
Dari dua unsur inilah kepribadian manusia akan dibentuk.
BAGAIMANA MEMBEDAKANNYA ?
Semua manusia memiliki akal dan nafsu
Perbedaan tersebut dapat diistilahkan :
1. Akal dan Aqliyah
2. Nafsu dan Nafsiyah
Setiap orang mempunyai akal, tapi belum tentu mempunyai aqliyah, jika aqliyah nya Islam maka pemikirannya harus Islam.
Setiap orang mempunyai nafsu, tapi belum tentu mempunyai nafsiyah.
GHARIZAH (NALURI) pada MANUSIA :
Gharizatul Baqa', naluri mempertahankan diri (Gharizatul Baqa). Penampakannya mendorong manusia untuk melaksanakan berbagai aktivitas dalam rangka melestarikan kelangsungan hidup. Misal : senang bertemu dengan teman lama, eksistensi diri diakui.
Gharizatun Nau', naluri melangsungkan keturunan (Gharizatun nau'). Penampakannya akan mendorong manusia melangsungkan jenis manusia. Misal : ingin dicintai dan mencintai, merasa rindu, menyukai lawan jenis.
Gharizatun Tadayyun, naluri beragama (Gharizatut Tadayyun). Penampakannya mendorong manusia untuk mensucikan sesuatu yang mereka anggap sebagai wujud dari Sang Pencipta, maka dari itu dalam diri manusia ada kecenderungan untuk beribadah kepada Allah, perasaan kurang, lemah dan membutuhkan kepada yang lainnya.
MAKNA AQLIYAH
Manusia yang memiliki Aqliyah adalah manusia yang memiliki akal, tetapi akal tersebut tidak hanya digunakan untuk berpikir begitu saja.
Manusia yang memiliki Aqliyah adalah manusia yang ketika akan menggunakan Akalnya untuk berpikir, pemikirannya akan dipimpin, diikut atau di standarkan pada padangan hidup tertentu.
Orang yang tidak memiliki konsep yang mapan, apa yang harus dijadikan standar nilai baik dan buruk, maka akalnya akan terjerumus dalam kekeliruan atau kekacauan.
Sedangkan
Orang yang memiliki pemikiran yang spesifik yaitu ada yang diambil dari Islam, kapitalistik, sosialisme, maka akan memiliki pemikiran yang spesifik karena bersumber dari satu nilai yang sama.
Orang yang memiliki Aqliyah adalah orang yang memiliki standar dalam pemikiran hidupnya, sehingga kita bisa mengidentifikasi pemikiran orang lain.
Jadi Aqliyah adalah akumulasi dari pemikiran-pemikiran yang sudah dibentuk karena standar hidup tertentu yang dipakai.Kalau manusia memiliki banyak sekali standar dalam hidupnya (prgamatis) dan suka berubah-ubah itulah yang membuat orang Split Personality.
MAKNA NAFSIYAH
Manusia yang memiliki Nafsiyah adalah manusia yang memiliki nafsu, tetapi nafsu tersebut tidak hanya untuk dipuaskan begitu saja.
Manusia yang memiliki Nafsiyah adalah manusia yang ketika akan memuaskan/memenuhi nafsunya, pemenuhannya akan dipimpin, diikat atau distandarkan pada pandangan hidup tersebut.
MEMBENTUK AQLIYAH
Untuk dapat membentuk Aqliyah :
1. Harus mau meningkatkan penggunaan potensi akalnya.
2. Peningkatan potensi akal untuk berpikir harus sampai pada level berpikir tingkat 4,5 dan 6.
3. Peran akal tidak boleh hanya sekedar untuk memenuhi tuntutan nafsunya saja.
4. Akal harus difungsikan secara mandiri, murni dan jujur.
BERPIKIR TINGKAT 4 ?
Menggunakan akalnya untuk memikirkan tentang hakikat hidup ini. Akalnya harus mampu menjawab 3 pertanyaan besar manusia (Uqdatul Kubra) :
Darimana asal kehidupan ini ?
Apa tujuan hidup di dunia ini ?
Akan kemana setelah hidup di dunia ini ?
Dalam rangka beribadah kepada Allah, Allah turunkan wahyu Al-Qur'an kepada Rasulullah dan membawa hadist yang disampaikan oleh Rasulullah yang maknanya dari Allah.
Aqliyah manusia harus distandarkan kepada Al-Quran dan kepada Sunah.
Membentuk Nafsiyah
Pandangan hidup tersebut tidak hanya untuk memimpin seluruh pemikiran-pemikiran manusia.
Pandangan hidup tersebut juga akan digunakan untuk memimpin setiap dorongan nafsu yang akan muncul dalam diri seseorang.
Sehingga hidupnya tidak dipimpin oleh nafsu tetapi akan dipimpin oleh pemikiran tertentu, yaitu yang berupa pandangan hidup tertentu.
TERBENTUKNYA KEPRIBADIAN
Jika proses tersebut telah dilalui, maka akan terbentuklah KEPRIBADIAN dalam dirinya.
Yaitu kepribadian manusia yang tersusun dari dua unsur :
1. Aqliyah, setiap pemikiran yang selalu distandarisasi dengan Aqidah tertentu.
2. Nafsiyah, setiap pemunculan dorongan nafsu yang selalu distandarisasi dengan Aqidah tertentu.
JENIS KEPRIBADIAN MANUSIA
Kepribadian yang terbentuk dalam diri manusia tersebut sangat tergantung pada Aqidah yang telah diyakininya.
Berdasarkan jenis Aqidahnya, maka kemungkinan kepribadian yang dibentuk :
Kepribadian Kapitalisme
Kepribadian Sosialisme
Kepribadian Islam
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ISLAM
Kepribadian Islam disusun oleh 2 unsur :
1. Aqliyah Islamiyah, setiap pemikiran yang selalu distandarisasi dengan Aqidah Islam.
2. Nafsiyah Islamiyah, setiap pemunculan dorongan nafsu yang selalu distandarisasi dengan Aqidah Islam.
CARA MEMBENTUK KEPRIBADIAN ISLAM
1. Menanamkan Aqidah Islamiyah
2. Menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan berpikir
3. Menjadikan Aqidah Islam sebagai pengendali tingkah laku
SYAKHSHIYAH ISLAMIYAH
Aqliyah Islamiyah
Nafsiyah Islamiyah
PERILAKU SYAKHSIYAH ISLAMIYAH
1. Menjadikan akhirat sebagai tujuan tanpa melupakan dunia (QS. Al Qasas : 77)
2. Meraih kekuasaan dunia dengan hak dan senantiasa bersusah payah menggapai akhirat (QS. Al-A'la : 17)
3. Zuhud dari harta yang haram dan subhat, tetapi tidak menolak menikmati rezeki yang baik tanpa lupa bahwa dunia bukan segalanya. Sadar bahwa perhiasan adalah cobaan (QS. Al-Kahfi : 46)
4. Ramah terhadap sesama muslim dan keras terhadap segala bentuk kekafiran (QS. Al Fath : 29)
5. Mampu menjadi pemimpin, sekaligus siap sebagai rakyat
6. Zuhud, namun juga menikmati hidup
CIRI KHAS SYAKHSIYAH ISLAMIYAH
Ditunjukan Allah ketika memaparkan sifat-sifat :
Sahabat (QS. Al Fath : 29, At-Taubah : 100)
Orang mu'min (QS. Al-Mu'minun : 1-11)
Ibadurrahman (QS. Al-Furqan : 63-74)
Muhajidin (QS. At-Taubah : 88-89)
CARA MEMBINA PRIBADI YANG ISLAMI
Meningkatkan cara berpikir Islami-> pembinaan Tsaqafah Islamiyah.
Meningkatkan cara pengendalian jiwa Islami->melaksanakan ibadah dan ketaatan.
MELURUSKAN PANDANGAN
Banyak terjadi kekeliruan yang menganggap orang yang mempunyai Syakhsiyah Islamiyah adalah seperti malaikat.
Mereka menganggap bahwa hidup Islami tidak mungkin. Yang benar adalah Islam datang untuk dapat diterapkan secara amaliy di dalam kehidupan.
Islam mampu memecahkan permasalahan hidup tanpa ada kesulitan untuk menerapkannya.
Manusia akan mampu menerapkan Islam secara praktis dan mudah, jika ia telah menemukan Aqidahnya dan mempunyai Syakhsiyah Islamiyah.
KEPRIBADIAN ISLAM
Dalam perjalanan kehidupannya, kepribadian manusia dapat mengalami pasang surut.
Ketika telah yakin bahwa Islam telah mewarnai seluruh kehidupan, pasti permasalahan dalam kehidupan dapat terpecahkan. Karena Allah telah menjamin dalam firman-Nya :
وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى
Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit. Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. (QS Taha: 124).
_____
Muslimah Inspirer|Start with Bismillah
Tangerang Selatan, 20 Oktober 2020
2 notes
·
View notes
Text
Tidak usah berharap sama manusia manapun, yang baik apalagi jahat. Kan katanya "jangan berharap sama manusia".
Jadi gak usah cari orang, gak usah berharap dapet orang baik, gak usah caper, gak usah ngejar dia? maybe yes, i don't really know.
Yang baik dan bisa diharapkan cuma Allah, jadi mulai sekarang kalau mau apa2 sama Allah ya? minta uang ke Allah buat punya rumah di "Swiss", dan tinggal tanpa manusia2 gak jelas disana.
Allah selalu ada dan uang lebih bermanfaat, berteman hanya dengan hewan2 yang lebih manusiawi, Al Qur'an, air sumber kehidupan, robot beradab, hati menjadi hidup lebih baik, dan dengan sedikit orang yang dikenal tapi tetap batasi, di rumah "Swiss" yang diimpikan.
Hidup "sendirian" di rumah "Swiss" itu hanya dengan buku dan belajar, membuat banyak karya yang idenya dipendam dalam note selama bertahun2, bisa karena udah punya biaya lebih. Duduk bersama Al Qur'an sang penawar hidup. Teman diskusi yang pintar dan selalu bicara positif yaitu EAy atau robot, ya walaupun kadang ngeselin banget, tapi setidaknya dia tidak toxic negativity kan, kalau capek tinggal matiin. Bersama burung cantik yang punya suara yang menggemaskan seperti parrot2, dengan kelinci yang lucu, kepolosannya dan pup sembarangan itu sebuah kesempurnaan dia sebagai makhluk yang memang diciptakan tidak punya akal, capek tapi dia mulutnya gak toxic. Bermain asik lagi dengan pygmy goat yang lincah itu, peluk bawa lari. Capybara hewan paling ramah di dunia. Hidup sehat bersama makanan begizi membuat cerdas juga air sebagai sumber kehidupan.
Ini cukup jadi penghibur dalam hidup buat aku orang yang penuh kekejaman diri sendiri dan orang, penuh dosa dan salah, bodoh, sakit jiwa, gila, dan lain2 seperti kata mereka.
Tapi disana aku jadi hidup bahagia dan mudah, menjadi pribadi lebih baik dan positif, mengenal yang benar dalam agama dan kemanusiaan, lalu mati dalam keadaan tenang dan baik di ridhai Allah dengan cukup amal untuk akhirnya aku bahagia yang abadi sesungguhnya di surga.
You never know.
(Eh Capek karena hewan bikin badan banyak gerak, kalau capek karena manusia bikin males gerak, timpukkin.) (Manusia sudah dewasa diberi aturan untuk mengikutinya tapi tidak mengikuti, itu tidak manusiawi, tak berhati, secara manusia itu diberi akal.)
0 notes
Text
Rafika Berpikir #1
Hula! Kali ini mau bikin segmen Rafika Berpikir~ selamat datang di lautan pikiran Rafika, selamat menyelam🙏
Kali ini mau bahas beberapa hal ter-akbar yang baru diketahui dalam hidup seorang Rafika, nomer 6 paling mind blowing😭 (di kolom comment ya karena gak muat huhu)
1. Dari dulu (pas waktu kecil) tuh selalu berpikir, awal mula kehidupan tuh ada apa ya? Pada saat itu sampai sekarang di imajinasiku hanya muncul kegelapan, kemudian setetes air dalam gua yang muncul, semuanya entah kenapa kegelapan dan tetes air. Berulang kali berpikir dari mana asalnya kehidupan balik lagi ke kegelapan dan setetes air.
2. Menjawab point nomer 1, ternyata Sains menemukan kalau awal kehidupan berasal dari air. Ini sesuai dengan surah Al Anbiya ayat 30
"Dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air..."
It literally blows my mind, wow!😭 Sebelumnya aku udah tau ada juga hadits yang bahas tentang asal muasal kehidupan, tetapi pas bacanya langsung dari Qur'an tuh langsung "iya ya! Ya Allah!"
3. Pas usia di bawah 5 tahun seingetku, aku hampir kehilangan akal karena menanyakan dimana Allah? Dimana Tuhan? Berulang kali aku bertanya karena di otakku yang mungil itu berpikir bahwa Allah itu harus kelihatan. Setelahnya aku ilang ingatan (aka gak inget kelanjutannya), aku kayanya menerima aja kalau emang Allah gak keliatan bukan berarti Allah gak ada. Kalau di film A walk to remember (hadu ketawan ya umurku sebelia itu😂) "Love is like a wind, you can feel it but you can't see it", dan Allah emang ada dengan segala kekuasaan dan tanda-tandaNya. Dan sempet nemuin ayat juga yang menjelaskan bahwa
"..Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (jugular vein)". Surah Al Qaf ayat 16.
Dan baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa jugular vein itu merupakan urat yang paling dekat dengan otak, tempat semua memori, pengambilan keputusan, emosi dan yang mengoperasikan tubuh manusia😭, bayangin kalau lebih deket dari itu berarti dekatnya yg bukan sembarang dekat. Lekat ya kalau aku bilang sih.
4. Aku lagi tergalaksi-galaksi banget sama astronomy, planet2, antariksa, karena menunjukkan betapa kecilnya aku yang imut kiyut ini sebagai manusia, kayanya jadi debu-debu atmosfer juga gak pantes, atom gak sih manusia dibandingin sama luasnya bumi, matahari, galaksi Bima Sakti (aka milky way itu) haduu kayanya (bukan kayanya sih, fakta) lebih kecil dari itu. Jadi inget Allah pernah berfirman:
"Dan apakah manusia tidak memperhatikan, bahwa kami menciptakannya dari setetes air (mani), maka ia tiba-tiba menjadi pembangkang yang nyata" Surah Yassin ayat 77.
Booom!!!! Kita dibuat dari sesuatu yang kueeecyiiillll tapi kita jadi sombong tuh serem yaa. Ya Allah lindungi kami dari bentuk sombong sekecil apapun itu. Kalau di salah satu hadits definisi sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan ke sesama manusia (Hadist Riwayat Muslim). Aamiin paling serius!
5.Karena aku tergalaksi-galaksi, jujyur aku cukup firm dengan teori big bang, dulunya setauku bener ada ledakan maha dahsyat gitu saat proses penciptaan alam semesta aka universe, ternyata usut punya usut ilmu pengetahuan saat ini menemukan kalau universe itu gak meledak tapi "terus mengembang/meluas" booom! Dan ini sesuai dengan firman Allah:
"Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan kami, dan sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya". Surah Az Zariyat ayat 47.
6.Setelah nonton Interstellar (akhirnya ku menemukanmu~🎶) ada scene yang menjelaskan bahwa 1 jam di planet entah berantah yang mereka terdampar itu, setara dengan 23 tahun perhitungan di bumi dan pas astronot itu beneran ketemu keluarganya beneran anaknya udah berumur 120an dan dia masih di usia 40an. Di kepalaku langsung kepikiran ini
"Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu". Surah Al Hajj ayat 47.
Dan seketika kepikiran, oiya Nabi Isa AS kan di angkat Allah ke langit ya, pantes aja nanti pas beliau turun ke bumi untuk melawan Dajjal, beliau rupanya akan tetap muda seperti saat beliau di angkat ke langit, karena entah di langit mana itu waktunya pakai perhitungan Allah, bukan pakai perhitungan manusia di bumi. It literally blows my mind. MasyaAllah😭😭😭
It's like connecting the dots dan ppfttt aaaakkk (terharu, sedih, bahagia, takut, khawatir semuanya jadi satu). Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
0 notes
Text
,,Breaking New's"
~~~☆~~~
JOURNALIS MENGAMATI PERABOWO SUBIANTO POSITIV 100% MELANGGAR HUKUM HAK AZAZI MANUSIA (HAM)
----------
UTUSAN RAKYAT : Didalam Negara Indonesia menjalankan peraturan Undang Undang bersandikan Hukum, berpegang teguh dan berpijak dengan kokoh di atas dasar dasar Firman Tuhan YME, tersimpan tercatat dalam isi kandungan Kitab Kitab Sucinya Firman Tuhan tersebut. Sedangkan didalam Negara yang Mayoritas warga penduduknya anti Tuhan anti ajaran Agama (Ateis). Namun sebagian besar peraturan Undang Undang yang berlaku Sah dalam Negara mereka mengikuti ajaran Agama yang Tuhan berikan pada Manusia. Karena petunjuk melalui Kitab yang mengandung isi ajaran Agama mengarahkan Manusia untuk melakukan kebaikan hidup di muka Bumi. Dan Tuhan berfirman didalam Kitab Suci Al Qur'an Nulkarim, kata Tuhan barang siapa yang melakukan kebaikan Aku melihat dari tangan siapa yang bergerak melakukan kebaikan itu. Dan begitu jugak bila Manusia melakukan kejahatan, kata Tuhan Aku melihat dari tangan siapa yang bergerak melakukan kejahatan bersumber dari dalam lubuk Hatinuraninya. Karena tidak bisa Manusia melakukan suatu perbuatan apabila tidak terlebih dahulu muncul dan lahir dari dalam Hatinurani Manusia rencana segala sesuatu yang akan dilakukan oleh Manusia. Jika anda sebagai pemirsa dari kaum umat islam kurang percaya boleh anda periksa dalam Kitab Suci Al Qur'an Nulkarim ada atau tidaknyaTuhan berfirman sedemikian rupa seperti apa yang saya katakan.
Jika ada Profesor dan Pengacara mengatakan Perabowo Subianto tidak melanggar peraturan Undang Undang Hak Azazi Manusia (HAM). Saya sebagai Jurnalis sekaligus mengamati pergerakan Pemerintah Negara Indonesia, saya melintangi dan saya mengatakan Perabowo Subianto Positiv sebagai pelaku tindakan kejahatan pelanggaran HAM. Jika kalian katakan Penculikan Pembantaian Pembunuhan yang di lakukan oleh Perabowo Subianto atas insteruksi atau atas perintah Pimpinanya, walaupun atas Perintah President Suharto dan IsterinyaTin atau suruhan dari seluruh pihak keluarga Suharto bahkan itu perintah berdasarkan dari Eks Jenderal Beny Murdani serta Wiranto sebagai Panglima Perang dalam jajaran TNI ketika itu. Namun tekanan dari peraturan Undang Undang yang pertama di ambil nilai bukan dari arah insteruksinya. Peraturan Undang Undang menilai kamu Perabowo Subianto sebagai Manusia yang waras pola fikirnya untuk menimbangkan perkara yang buruk dan yang baik untuk kamu lakukan. Kenapa kamu lakukan perintah menculik membunuh membantai menghilankan nyawa Manusia yang tidak setimpal dengan perbuatan Dosanya orang yang kamu hilangkan nyawanya itu.
Sedangkan Tuhan telah mengarahkan pada Manusia sebagai Hambanya untuk melakukan kebenaran dan berbuat kebaikan. Maka dari itu Tuhan berikan akal Fikiran pada Manusia agar Manusia gunakan Fikiran untuk sebagai alat Timbangan, akal fikiran gunanya untuk menimbang mana perbuatan yang baik dan yang mana perbuatan yang buruk. Tuhan hanya perintahkan pada Manusia agar Manusia melakukan kebaikan dan tidak ada sepatah ayat pun sebagai Firman Tuhan mengatakan Tuhan membenarkan dan mengarahkan Manusia untuk melakukan tindakan kejahatan. Kalau memang dari awalnya telah tertanam niat baik didalam lubuk Hatinurani Perabowo Subianto. Dari siapa pun mengarahkan untuk Perabowo Subianto melakukan tindakan kejahatan harus bisa ditolak. Soal ancaman hilang jabatan hilang harta dan berpisah dari isterinya sebagai anak President Suharto. Harus diterima kalau dari awalnya Perabowo Subianto memang telah tertanam niat baik dalam Hatinuraninya. Tetapi karena dari awalnya niat jahat dan fikiran kotor telah tertanam terlebih dahulu sebelum tindakan kejatan dilakukan oleh Perabowo Subianto. Maka dengan sedikit perintah saja Perabowo Subianto langsung mengambil tindakan. Karena sikap Perabowo Subianto ibarat Api tersiram minyak Petrol langsung timbulkan bakaran yang memunahkan lahan. Karena itu tadi, sudah dari awal ada niat busuk dan fikiran kotor untuk berbuat zalim akibat cari muka pada Bapak dan Mamak Mertua akhirnya tak lepas Ikan dari pukat Jaringanya. Sudah memang jahat kok sikapnya Perabowo Subianto ditambah lagi dengan rempah bumbu bumbu dari pihak kelurga Bapak Mertua dan Mamak Mertua. Makanya saya katakan Perabowo Subianto Positiv 100% sebagai pelaku tindakan kejahatan pelanggaran HAM. Sebab memang sudah ada tertanam sifat dan sikap jahat dan bejat didalam diri Perabowo Subianto yang tega melakukan tindakan kejahatan menghilangkan nyawa orang lain yang belum pasti orang itu berdosa. - Naskah ditulis By Rambun Pamenan.
0 notes
Text
Sebenarnya, apa yang Tuhan inginkan darimu?
Dalam Al Qur'an dikatakan bahwa tujuan penciptaan semua makhluk adalah untuk beribadah kepada-Nya. Jadi darisana diketahui dengan tepat bahwa kewajiban manusia adalah untuk beribadah kepada Tuhan, dan sebelum itu, Maha Baik Allah kepada semua makhluk, Dia memenuhi seluruh hak mereka sebelum kewajiban "wajib" dilaksanakan. Manusia bernafas setelah dilahirkan tanpa harus puasa dulu, disiapkan air susu ibunya agar penuh haknya. Hewan yang tak berakal diberi insting untuk hidup (btw tentang hewan, yaa wajar yaa hewan itu ngga berakal. Kan hewan tuu kita makan, kalo ada akal ntar dia balik makan kitaa).
.
.
24624
0 notes
Video
youtube
Jalan Menuju Iman - Chapter 1
"Iman... Sebuah kata yang sederhana, namun mendalam. Dalam Islam, iman bukan hanya sekadar percaya, tetapi juga sebuah keyakinan yang tumbuh dari hati, didukung oleh akal, dan diwujudkan dalam tindakan. Tapi apa sebenarnya iman itu? Dan kenapa kita harus mencarinya?" "Iman dalam bahasa Arab berarti percaya. Namun dalam konteks Islam, iman tidak hanya sekadar percaya tanpa dasar, melainkan sebuah keyakinan yang teguh, lahir dari proses berpikir dan kesadaran. Iman adalah fondasi utama dari seluruh kehidupan seorang Muslim." "Tapi, apakah iman itu hanya kepercayaan terhadap Allah? Tidak. Iman mencakup keyakinan pada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik maupun buruk. Inilah yang dikenal sebagai rukun iman." "Lalu, mengapa iman begitu penting? Mengapa setiap manusia harus mencarinya?" Kita hidup di dunia yang penuh dengan pertanyaan dan tantangan. Dari mana kita berasal? Apa tujuan hidup kita? Dan ke mana kita akan pergi setelah mati? Tanpa iman, hidup terasa hampa, tanpa arah, seperti kapal yang berlayar tanpa kompas." "Iman adalah kompas kehidupan kita. Iman memberikan kita makna, tujuan, dan harapan di tengah ketidakpastian dunia. Dengan iman, kita tidak hanya hidup untuk dunia ini, tetapi juga untuk kehidupan yang lebih abadi di akhirat." "Iman juga menjadi kekuatan yang mendorong seseorang untuk menjalani kehidupan yang penuh kebajikan. Ketika seseorang memiliki iman, dia sadar bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi di hadapan Sang Pencipta. Inilah yang memotivasi seseorang untuk terus berbuat baik, meskipun tidak ada yang melihat." "Namun, iman bukanlah sesuatu yang datang begitu saja. Iman perlu dicari, dipahami, dan diyakini dengan sepenuh hati. Dan jalan menuju iman ini membutuhkan proses berpikir yang mendalam. "Dalam Islam, kita diajarkan untuk tidak menerima sesuatu begitu saja tanpa berpikir. Al-Qur'an berulang kali mendorong kita untuk menggunakan akal, untuk merenungkan tanda-tanda ciptaan-Nya, dan untuk mencari kebenaran dengan kesadaran penuh." "Inilah mengapa kita harus mencari jalan menuju iman. Agar iman kita bukan hanya sekadar warisan dari orang tua, tetapi sebuah keyakinan yang lahir dari kesadaran dan pemahaman yang mendalam." "Iman adalah pilar yang menopang hidup kita, dan mencari iman adalah sebuah perjalanan yang harus kita tempuh dengan hati dan pikiran yang terbuka." "Dalam video berikutnya, kita akan membahas bagaimana cara mencapai iman dengan pemikiran yang cemerlang. Sampai jumpa di chapter berikutnya."
0 notes