nogomeizt
menua[i]
63 posts
sibuk berdebat dengan semesta,,,
Don't wanna be here? Send us removal request.
nogomeizt · 3 months ago
Text
Tumblr media
______:--_______*)
aku selalu suka,
mengobrak abrik, rasa dan pikir
laut biru, selalu kunobatkan jadi saksi
;-
tentang surat, dan mawar yang tak sampai,
kepada wangi yang memudar
,;-
oh, tidak, salahku tentang ingat
aku lupa, melupa lagi,
;-
atau dikelabui angan dan ingin
tentang wanginya, t'lah hilang
;-
kepada cium dan kepada peluk
yang tak lagi sampai,
;-
lalu aku memilih berbisik,
ditengah isak,,
ayah, aku merindu,
gadismu, dipandang malang,
;-
oh, tidak! salah mereka
tentang pandang,
;-
beberapa pasang mata itu
pun salah mengejaku dalam kata,
;-
raga yang hilang oleh maut
pantang kusetarakan dengan malang
;-
wangi yang hilang,
tak melulu berarti lenyap,
semerbaknya menyapaku,
tepat di hari ulang tahunku
;-
aku lalu mengadu pada laut,
angin utara memelukku,
kian lekat,
;-
dan aku merekah senyum;-
1 note · View note
nogomeizt · 3 months ago
Text
Tumblr media
bising, aku dan pikiranmu,
berisik, engkau dan pikiranku
;-
aku, tetap memilih laut untuk ku mengadu
buih dan bulirnya membiak
menggerogotiku hingga ke ujung saraf
;-
aku tersenyum dan menikmatinya,
lalu sedikit melupa,
tentang inginku dan anganmu
;-
tentang bilik yang menyimpan berjuta debat,
tentang dinding yang merekam beribu keluh
tentang pintu yang menutup beratus tangis
;-
rupanya malam itu, tak cukup kata
yang mampu membendung......
ah, sial!
;-
tak bisa kubedakan
amarah dibalik peluknya asmara
dan asmara dibalik peliknya amarah,
;-
pinta kita, dan kita memohon,
tautkan jemari dan kalungkan,
;-
kata mereka, kabul tak sabar menghampiri,
kepada doa seseorang yang sedang
merayakan lahir,
;-
mata kita lalu bertaut,
untuk Semogaku, dan Aminmu;-
0 notes
nogomeizt · 7 months ago
Text
Tumblr media
"Tentang wanita dan per[t]empu[r]an-per[t]empu[r]an yang ada dalam pikirannya"
😊 Manis memang, berani juga brutal.
,,, yang penuh sesak itu rindu, maka benar bahwa ada pepatah yang bilang, "seperti dendam rindu harus dibayar tuntas". Om Eka Kurniawan mengaabadikan dengan garang kalimat paling candu ini dihalaman judul buku terbaiknya.
Pertemuan yang paling menarik antara pria dan wanita, sebagai pasangan yang saling mencintai (pikir mereka) adalah saat rindu penuh sesak. Tentu pertemuan ini harus dirayakan, dan benar bahwa, Hari Raya Rindu patut dirayakan dengan cara yang paling istimewa, untuk kesan yang mendalam dan kuat, terus melekat sebagai tameng sejati usai dirayakan.
Pria dan wanita dewasa yang sedang dalam fase romantika, lalu dengan cara termanisnya merajut temu dalam romantisme yang meneduhkan, tak masalah jika sesekali perlu berani juga brutal. Kisah temu ini memang harus membekas (lagi-lagi pikir mereka).
Pertanyaan-pertanyaan tak diam, bergerak dalam pikiran lalu sebuah sikap bijak harus diambil. Latar belakang adat dan budaya menjadi dasar kokoh. Bagaimana wanita, dipandang atas tindakannya, dan bagaimana pria dipandang untuk pertanggungjawaban. Baik wanita maupun pria yang cerdas tentu tahu bagaimana bersikap.
Sedih rasanya membaca begitu banyak berita percerain, pembunuhan suami atau istri, kasus aborsi, dikucilkan karena hamil diluar nikah, dan banyak remaja atau dewasa yang memilih mengakhiri hidup, korban cinta yang pupus.
Kalau bukan nilai dan norma yang mampu menolong pola pikir kita, kalau bukan adat istiadat dan budaya yang menjernihkan pikiran kita, maka tentu saja kabar buruk yang menyedihkan ini akan terus merajalela.
Adat istiadat, budaya atau tradisi, hal-hal mumpuni yang diyakini mampu menolong moral dan etika manusia. Terbukti baik adanya, dan hingga saat ini tradisi itu hidup turun temurun.
Sebagai wanita, saya pun mengakui betapa tradisi dari tempat saya lahir dan hidup mengajarkan saya bahwa betapa wanita dimuliakan. Tidak sedikit yang memegang teguh prinsip kebudayaan untuk menjadi tonggak bagaimana bersikap sebagai manusia yang bermartabat luhur.
Dalam adat istiadat dan budaya yang saya yakini terutama penghormatan atau penghargaan dari dan untuk pihak tértentu adalah hal krusial yang dijunjung tinggi. Kita memang tidak seharusnya memandang sebagai ajang untuk beradu gengsi, selama itu tidak saling merugikan dan putusan-putusan dari adat istiadat adalah hasil dari pemikiran-pemikiran yang bijak, bukan saling menginjak apa lagi terkesan memeras secara paksa.
Pria dan wanita selalu dipadu padankan terkait kesetaraan gender yang hingga saat ini masih menjadi topik hangat. Tidak hanya tentang jabatan sosial, adat istiadatpun seolah membungkam opini-opini wanita. Lalu bermunculan pemikiran-pemikiran feminisme tanda serangan balik dari pertahanan emansipasi wanita.
Ibarat wanita tidak diikutsertakan di meja bundar, tapi ada kesempatan untuk bisa berdiskusi sebelum ke meja bundar. Saya kira wanita hanya perlu memanfaatkan kesempatan ini.
Pernyataan-pernyataan lain terkait wanita diingatkan untuk tidak berkeluyuran hingga larut malam, pergaulan bebas yang dibatasi, lalu sebagai wanita merasa dikekang haknya dalam kebebasan. Saya hanya ingin mengatakan bahwa, "hai kaum hawa, sel sperma bisa tidak "bernama" juga juga tidak "bertanda", sedangkan sel telur adalah hal sebaliknya". Kodrat wanita mengandung, melahirkan dan menyusui, tanda paling nyata dan alasan paling masuk akal untuk wanita dijaga dan dihormati harkat dan martabatnya. Jadi jangan sampai sikap emansipasi kita sebagai wanita salah kaprah. Saya tentu akan mengajakmu untuk bersuaralah lebih lantang dan tamparlah dengan keras jika ada yang melarangmu bersekolah setinggi-tingginya, atau menyuruhmu menjadi karyawan tetap di dapur rumahmu atau dapur tetangga.
Patriarki adalah kuno dan bukan hanya wanita yang bertanggung jawab atas domestik dan reproduksi.
Konsep emansipasi wanita tidak sesempit pada kesetaraan gender tapi bagaimana pola pikir wanita berkembang maju tanpa kehilangan jati diri. Jadi mahkotailah diri dan jangan sampai tangan-tangan tidak bertanggung jawab merampas mahkotamu secara tidak hormat.
Memang salah jika nilai seorang wanita diukur dari keperawanan, tapi tidak ada salahnya jika dijaga, bukan soal siapa yang suci atau tidak lagi suci, paling tidak trauma emosional sebagai wanita bisa dicegah, dan berita-berita menyedihkan tidak lagi terdengar.
Penghormatan setinggi-tingginya untuk kaum wanita diluar sana yang mungkin adalah bagian dari berita-berita menyedihkan itu, namun tetap tangguh menunjukan taring dan berjuang untuk tidak kehilangan jati diri, salut untukmu.
,,,,dalam perjalanan ke Lewoleba, dr kota Reinha Larantuka
April 2024
1 note · View note
nogomeizt · 10 months ago
Text
"pernyataan-pernyataan tentang rindu,,,"
setidaknya kenangan itu tersimpan,
rapi dan tak sobek
tiap detiknya, tiap detaknya
satu persatu dari tatap mulai runtuh,
namun ingatan demi ingatan masih tetap utuh
bertaut pada usia yang tak menentu
",,,,,,,bunga kertas dan halaman gereja,
johar dan ulat daun,
gamal dan sampah dedaunan
angsana dan bunganya yang menguning
angin laut dan jaring nelayan
pecah ombak dan bisingnya anak-anak,
oh, dan tentu saja
daun kelor ikan asin
juga tak lupa, jagung titi,,,,,,"
tak berhenti sampai di sini,
luka dan suka tertinggal dengan manis
yang tak hanya cukup terurai dalam tulis
mereka yang akan kembali ku kenang,
entah dengan senyum, atau mungkin dengan tangis
Kutabumi, 11 Januari 2024🍂
Oa Nogo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
nogomeizt · 11 months ago
Text
",,,tubuhmu terbaring lelap di peti itu, dan tubuhku berdiri kaku ditikam kenangan,,,"
______'bilah kenangan kian tajam, aku meratap darah'______
Oa Nogo,
03 Desember 2023, menghantar perginya salah satu pemeran masa kecil; Evi, namanya
3 notes · View notes
nogomeizt · 1 year ago
Text
Tumblr media
;-Benda-benda pendiam
Sebening kaca berpita emas dengan tali rami menghimpit leher vas berbentuk labu. Serabut akar menjuntai mempercantik juga elok memamerkan pada tiap pasang mata yang melihat. Daun hijau kokoh berdiri padanya. Disampingnya berpadu vas bunga kertas berlapis coretan novel usang dari Negeri Paman Sam.
Tiap sisi kamar dengan dinding dicat putih, berlapis cermin persegi panjang yang padat akan tulisan frasa mendiang Ratu Elisabeth. Pantulan benda-benda pendiam;- buku-buku, meja kayu berwarna coklat tua, kertas dinding berhuruf tali tak terbaca, angka-angka pada kelender manual, jadwal hiruk pikuk tak berujung, mini gitar berbalut stiker kuno, sebuah lukisan malam dengan taburan cahaya bulan;-pemberian anak sekolah;-, sebuah bingkai dari marmer dengan gambar pintu mahkota bertuliskan 'home sweet home'. Mereka adalah benda-benda yang paling berisik di kepalaku, bunyinya tak terdengar tapi jelas terlihat berbicara, bernyanyi dan ikut menari dengan ku. Pulang ke bilik kamar persegiku adalah 'keramaian'. Tertidur tapi tak benar-benar tidur. Ku buka kembali lipatan kertas pada buku kumpulan puisi milik M Aan Mansyur yang tak habis ku baca malam kemarin ;-Melihat Api Bekerja:- berkutat pada judul itu lalu ku lahap habis tiap bait puisinya. Aku lalu tersadar akan satu hal bahwa 'jatuh cinta dan mencintai adalah dua penderitaaan dengan beda waktu; satu jam lebih cepat, dua jam lebih lambat. jatuh cinta yang ku maksud bukan dia, tapi mimpi-mimpiku. berikan aku ruang biarkan aku pulang pada pikiranku pada perkiraan perkiraan ku aku butuh waktu untuk patuh berburu separuh sebelum penuh sebentar saja menunggu ku tanpa geram aku pun tak sampai hati membuat kakimu merintih keram juga tak akan membuatmu lunglai
toh aku kini telah memulai kuucapkan pesan rahasia pada benda pendiam lain yang memantul dari cermin persegi panjang itu, ya! pada sepasang mata itu. pada diriku.
Kutabumi, 13 November 2023
2 notes · View notes
nogomeizt · 1 year ago
Text
Tumblr media
"Dengarkan aku!" "Aku sedang memulai percakapan".
sungguh berisik kamu dan sekitarmu rumput liar seolah mencemooh saat beradu tatap padaku
datangmu kemarin tidaklah ramah lantangmu mencuri udara dariku tiupan angin tak selalu untung bagiku dan kau tersenyum layaknya pemenang barangkali gelas hangat menjamah jemariku aku dikuatkan ya! walau tak selama harapku
lagi aku, meracau rancu lalu buntu tak tau tentang, mereka-reka, juga tak tenang aku adalah cahaya yang terjebak di balik kaca, biasku segala arah bahwa hitamku terjebak aku adalah langit kosong dengan bintang adalah buatan tanganmu
ah, sial! mestinya tak ku akui, tapi juga tak apa, toh aku tak pernah tahu percakapan ini benar-benar terdengar
Kutabumi, 12 Agustus 2023 Oa Nogo
3 notes · View notes
nogomeizt · 1 year ago
Text
Tumblr media
Sandekala
kursi biru tua itu memapahku
tulang belulang merengek dikuatkan
kepalan tangan memantul berulang pada pangkuan
tawa dan tangis beruntun menampar pada ufuk barat
pandangan terpaku pada sudut ruang entah baka atau perkara lamunan
tidak,
aku kalah, hampir saja
kalungan suci bertaut disekelilingku
juga lantunan doa
tidak,
aku pergi, hampir saja
erat, genggaman itu
bising, suara itu
kalut, tatapan itu
jatuh,
laju detik menarikku
aku dipeluk haru
. . .
risau, gemetar langkah kaki
meninggalkan sudut baka
. . .
pun dari ufuk barat
merayakan kalah
Oa Nogo
Kutabumi, 27 Juli 2023
2 notes · View notes
nogomeizt · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
nogomeizt · 1 year ago
Text
5480T453 dibaca;- sabotase
Semuanya tak lagi menarik, membosankan dan kekanakan. Sebuah permainan bodoh yang hambar.
seorang gadis cantik, ya! hanya kecantikan yang dimilikinya
terpancar dari dua rupa, dua rupa yang dibaluti selaput nan polos, lugu tanpa cela
geraian rambut hitam berombak juga senyum manisnya, tampak memikat, tentu saja!
ya, setidaknya beberapa pria pendek akal akan bertekuk lutut padanya
perasaan terobsesi menggebu, tumbuh pada beberapa pria yang juga hanya memiliki ketampanan
lalu si gadis dengan senang hati melayani perasaan obsesi nan menggebu itu, kian asyik dalam rentetan obrolan kelas coro, tengik nan menusuk
lalu,,,,,
semuanya tampak jelas;- bahwa pada akhirnya yang tak berharga ditakdirkan untuk saling bertemu, 
seolah semestakung;- semua yang berharga akan bertemu pula dengan yang berharga
dunia tampak adil, dan menolong mereka yang terjebak diantara si gadis cantik dan si pria pendek akal
sudah saatnya menggantikan permainan, permainan ini, kini benar-benar hambar! 
7 notes · View notes
nogomeizt · 2 years ago
Text
Tumblr media
1 note · View note
nogomeizt · 2 years ago
Text
Tumblr media
1 note · View note
nogomeizt · 2 years ago
Quote
mari berpisah di tempat yg paling indah, mataku akan sangat sibuk hingga lupa mengiringi pergimu dengan tangis
Oa Nogo;-*tentangmu yang memilih tiada* 
5 notes · View notes
nogomeizt · 2 years ago
Text
,,,, a poem ,,,,
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
nogomeizt · 2 years ago
Photo
Tumblr media
di Ban[dara] SoeHatta
,,,tepat pukul 03.00 pagi, duduk bersilang kaki ditengah asingnya lalu lalang dan bisingnya langkah kaki yang dikejar waktu keberangkatan. Earphone-pemberian gratis- menghantarkan nuansa folk song yang menambah kantuk. Bagai putri malu yang layu, kepala yang melambai sesekali kembali tegak seolah menentang kerja hormon melatoninku atau seratoninku. Yaaa, mereka si-kembar yang bisa membuatmu terlelap dimanapun dan kapanpun tanpa banyak kompromi.
Baru saja aku menjemput sekaligus menghantar seorang teman lama, Dwiasty namanya, sesaat setelah kami saling pamit untuk dia melanjutkan perjalanannya menuju ‘pulang’ ya, rumah; itu maksudku, aku mendapati diriku kembali sendiri ditengah bisingnya kota ini. Mereka meng’istimewa’kan dengan menyebutnya kota metro. Kau dan aku, juga kita tentu setuju dengan sebutan ini.
Aku menuruni anak tangga dengan design bak susunan batu-bata berwarna coklat tua, menambah klasiknya tempat ini. Aku memilih berjalan menyusuri lorong bandara dalam kantuk dan kebingungan, lalu tiba-tiba berbalik arah karena pemandangan di depanku yang semakin sepi menyusul tawaran dari beberapa supir taksi untuk menghantar ‘pulang’ ku. Agak gugup ku-atur langkahku untuk menjauh, hingga akhirnya kutemui seorang petugas kebersihan, juga beberapa orang yang memilih melayani rasa kantuknya pada kursi tunggu yang memanjang, kuhampiri dan memilih duduk dalam jarak dekat, paling tidak untuk menghilangkan rasa gugup dan takutku. Aku membuka obrolan untuk sekedar menanyakan bahwa aku di titik yang tepat untuk menunggu penjemputan transportasi umum, jawaban ‘ya’ yang kudengar membuatku sedikit lega.
Folk song dengan lantunan lirik yang indah, membuat pikiranku tak bisa tidur dan terus berbicara, melantur tentang, mengapa seorang dara-yang belum tentu jelita- memilih berani duduk di sepertiga malam dalam keasingan, jauh dari rumah, jauh dari genggam dan peluk orang-orang tersayang, jauh dari kamar tidur yang nyaman, jauh dari halaman bermain, jauh dari cantiknya mentari yang menyuguhkanmu pagi yang hangat. 
Aku bahkan tidak berani untuk meninggalkan bandara, mengingat akan sendiri menyusuri jalan pulang ditengah redupnya lampu kota. Aku terlalu takut, bukan karena akan dimarahi atau mendapat omelan karena budaya timur yang menegaskan bahwa seorang perempuan tidak sepantasnya berkeliaran semalam suntuk hingga subuh. Itu hal yang sangat sepeleh bagiku, mengingat aku dibesarkan bersama konsep didikan yang tidak mengekang, namun diberi kepercayaan besar untukku tumbuh dengan segala batasan tindak tanduk tentang benar dan salah dan aku dengan gagahnya memilih jalanku yang tidak lupa akan nilai-nilai kehidupan. [untuk hal ini, Termakasih banyak buat bapa dan mama]
Tapi rasa takut ini, rasa tidak berani pulang sendirian karena titel perempuanku cukup mengganggu pikiranku. Mengapa? Sebagian dari diriku mengatakan, kamu perlu berjaga-jaga dan berhati-hati karena kamu perempuan. Namun aku kembali tanya, ya kenapa kalau perempuan? Apa yang membuatku harus berjaga-jaga? Sebagian dari diriku kembali menegaskan, kota ini menjadi salah satu kota dengan tingkat kejahatan yang tinggi, [ya setidaknya 2 tahun yang lalu menurut good stats]. Pikirku kembali; ya tidak salahnya harus berhati-hati, jika mengetahui alasan logis ini. Tapi aku kembali berdebat dengan pikiranku, kalau seandainya aku adalah pria, pasti tak ada rasa takut untuk pulang seorang diri ditengah redupnya lampu kota, toh sebentar lagi matahari akan memilih terbit. Ya paling tidak ini berdasarkan pengalamanku sebagai orang yang memiliki dua kakak, yang keduanya adalah pria.
Secara alamiah aku memilih menunggu hingga terang, dan entahlah dari mana munculnya keberanian yang sempat hilang tadi, akhirnya aku sampai pada keputusan untuk pulang. 
,,,,tepat pukul 05.30, sebuah mobil-transportasi online-akhirnya menghantarku pulang. Bukannya merasa aman ketika berada dalam mobil, malah rasa takutku kembali muncul, tampak gelisah seorang diri, mengingat jalanan pulang dari bandara masih sangat sepi, namun berusaha tenang dengan menguatkan diri akan langit yang sudah menampakan diri dari balik kaca mobil, sambil kembali menentang kerja hormon melatoninku. 
Aku benci pikiranku!
Namun sebagian dari diriku kembali menyuarakan dengan tegas, tiada salahnya kamu tetap berjaga-jaga.
aku dan semua perdebatan dalam diriku
pikirku, aku wanita yang tangguh
aku wanita mandiri yang mampu takhlukan rasa takut demi mimpi-mimpiku
pikirku aku wanita berani yang melesat jauh bak anak panah meninggalkan busur
kadang aku berharap tarikan tali pada busur tak sekencang ini
1 note · View note
nogomeizt · 2 years ago
Photo
Tumblr media
Senandika 
Nyaris terbenam bersama selendang angin 
Namun ia menghantarkanku pada coretan lamamu
Kau melukis pada dirimu 
Sapuan kuas berbercak merah itu
Menemui sketsa rupa rasa
Tentang cinta yang tumbuh berlebih
Tentang yakinmu dan raguku
Yang adalah noda pada putihnya kanvas
Kau melukis pada dirimu
Desisan kuas menyapu rancu, candu juga memukau
Anyaman benang menyerap habis bercak merah itu
Peleburan yang kian kacau
Dibubuhi akrilik berharap nuansa menemui padu
Tetap saja, yakinmu dan raguku adalah pengacau
Kau melukis pada dirimu
Tarian kuas kian elok titik demi titik garis demi garis 
Lajunya menjangkau bercak merah itu 
Telaunya kian tajam, mengalahkan tatap
Lalu kita memilih berpaling 
Sesaat sebelum raguku kau gapai
2 notes · View notes
nogomeizt · 2 years ago
Quote
Di bawah langit yang sama, ada dua dunia berbeda. Jarak yang membentang di antaranya menciptakan bahasa baru untuk kita. Tiap kata yang kau ucapkan selalu berarti ‘kapan’. Tiap kata yang aku kecupkan melulu berarti ‘akan’
Bahasa Baru, Tidak Ada New York Hari Ini
9 notes · View notes