#hanadiningsih
Explore tagged Tumblr posts
nogomeizt · 3 months ago
Text
Tumblr media
______:--_______*)
aku selalu suka,
mengobrak abrik, rasa dan pikir
laut biru, selalu kunobatkan jadi saksi
;-
tentang surat, dan mawar yang tak sampai,
kepada wangi yang memudar
,;-
oh, tidak, salahku tentang ingat
aku lupa, melupa lagi,
;-
atau dikelabui angan dan ingin
tentang wanginya, t'lah hilang
;-
kepada cium dan kepada peluk
yang tak lagi sampai,
;-
lalu aku memilih berbisik,
ditengah isak,,
ayah, aku merindu,
gadismu, dipandang malang,
;-
oh, tidak! salah mereka
tentang pandang,
;-
beberapa pasang mata itu
pun salah mengejaku dalam kata,
;-
raga yang hilang oleh maut
pantang kusetarakan dengan malang
;-
wangi yang hilang,
tak melulu berarti lenyap,
semerbaknya menyapaku,
tepat di hari ulang tahunku
;-
aku lalu mengadu pada laut,
angin utara memelukku,
kian lekat,
;-
dan aku merekah senyum;-
1 note · View note
zaharabungaa · 8 years ago
Text
Kamu itu.. siapa?
Tumblr media
Is there anyone here who's being fed up to be ‘alive’?
Reborn itu kalo dilihat di kamus artinya 'terlahir kembali'. Menjadi seseorang yang 'baru'. Menjadi seorang manusia yang lebih ter-upgrade dan ter-update lahir-batinnya. Yang sebelumnya melalui serangkaian proses yang bervariasi panjangnya, bervariasi awal mulanya, bervariasi niatnya, tapi semoga tetap satu tujuan akhirnya. Menjadi manusia yang lebih manusia.
As a MOSLEM, in the first place.
I ended up menuliskan ini karna it looks like I've reached a point, aku itu sebenarnya siapa?
Aku adalah C. Aku adalah anak dari si A dan si B. Aku lahir tahun xxxx disebuah rumah sakit disebuah kota di negara X. Kemudian aku menjalani kehidupan seperti orang pada umumnya. Menjalani masa bayi dan balita dengan belajar the most basic things in life, like cara bergerak, cara membaca, cara mengenali orang, cara makan, dan cara-cara lainnya, dalam arti harfiah. Lalu menjalani pendidikan. Sekolah, kata orang. Dua belas tahun. Dengan indikator kesuksesan yang diminta adalah nilai yang tinggi dan masuk perguruan tinggi terbaik. Kemudian lulus dengan hasil yang sememuaskan mungkin, dengan predikat semembanggakan mungkin. Orang-orang disekitar sebagiannya ada yang berpengaruh signifikan ke lingkungannya, sebagiannya lagi antisosial, sebagiannya lagi tidak punya pijakan dan gampang terbawa arus.
Nulisnya aja udah membosankan. Apalagi ngejalaninnya. Membosankan, kalau kamu kena satu perkara 
...
Oke. Setelah semua kebosanan dan kelelahan ini, akan pasti datang suatu titik dimana status sosialku akan hilang, tinggal nama. Mati. Lalu apa? Pilihannya cuma dua. Bahkan sejak dari masih hidup di dunia pun, opsi pilihan itu selalu cuma dua. Ya atau tidak. Baik atau buruk. Positif atau negatif. Neraka atau surga. Allah ga nyiapin opsi ketiga buat orang-orang yang dengan ringannya ngomong "aku tak sanggup di neraka-Mu, namun juga tak pantas disurga-Mu".
Setelah mati itulah, setelah ketiadaan wujud kita di dunia itulah, kita baru ingat siapa kita sebenarnya, dan kenapa kita tercipta sebagai 'siapa' itu.
Tumblr media
Aku. Aku sudah berkali-kali mengeluh, menggerutu, dengan masalah ini-itu. Hidup itu capek banget. Jadi aku ga mau nanti mati juga capek. Ah, masih mending capek kayaknya. Kalo sakit karna disiksa gimana? Udahlah di dunia ngeluh, pas mati juga ngeluh. Apa asiknya kalo gitu? Dimana letak 'istirahat dengan tenang' nya kalo gitu?
Jadi bermula dari situ, aku mulai berpikir. Aku mau mati enak. Aku mau pulang yang sebenar-benar pulang. Apa sih yang kalo kita lakuin setelah selesai rutinitas dan pulang ke rumah? Istirahat. Ngelonjor-lonjor kaki. Golek-golekan di kasur. Enak banget. Aku juga pengen nanti setelah mati bisa golek-golekan di dalem tanah itu. Ngelonjor-lonjorin kaki. Tapi emangnya ada yang mati kayak gitu?
Ada ga orang yang mati tanpa membawa dosa? Ada. Orang yang mati setelah ia taubat nasuha misalnya.
Iya kalo pas kebetulan abis taubat, terus 'dijemput'. Coba kalo 'dijemput'nya pas lagi asik karoke? Main uno? Lagi pacaran?
Trus ntah gimana ceritanya, ujung-ujungnya aku sampai ke pertanyaan: kenapa ya aku ditakdirkan jadi manusia?
Ini pertanyaan stupid banget ga sih. Pertanyaan orang ga berilmu. Tapi ternyata pertanyaan receh kayak gini tu tetep dijawab oleh-Nya, dan ternyata ada jawabannya!
....
"Way before God decided to create this entire universe, before He decided to put human being, before He decided to descend Prophet Muhammad PBUH or Adam and Eve, way before He even planned doing any of this, He knew, the end result of it. He knows, in the end He will be disappointed by certain people, and He will throw them to the hell fire. He knows that they will be burning. He knows they'll be tortured and that's where they're gonna be repenting for what they've done. Way before He create the entire universe, He knows that the outcome is gonna be bad. It maybe good for certain people who are in heaven. But He knows that He can save those people from being in hell. In simple way, How can God be so sadistic that He would actually go ahead with the plan which He knows it's gonna end up in that matter?"
Kutipan diatas adalah pertanyaan dari seseorang yang berada di midline antara atheist dan agnostic, yang mengajukan pertanyaan tersebut ke dr. Zakir Naik. Dan yang mengerikannya, aku yang katanya beragama ini juga penasaran sama jawabannya.
Guess what, jawabannya apa? Aku nonton video ini udah lama, tahun lalu, tapi aku munculkan sekarang disini karena baru nyadar ini ternyata penting banget, apalagi as a moslem. Jawabannya mungkin ga akan se-spektakuler yang dikira, tapi IMHO sangat berat. Berat banget. Diskusinya agak panjang, jadi aku akan tulis dengan bahasaku sendiri.
"Kenapa sih dari sekian banyak ciptaan-Nya, kita malah menjadi manusia?
Nyatanya, dulu, dulu sekali, kita pernah ditanya. "Kamu mau gak jadi manusia? Manusia adalah ciptaan-Ku yang paling sempurna. Mereka diberi free will, mereka bebas memilih. Kalau kamu taat, kamu bisa lebih tinggi dari para malaikat dan bidadari di Surga itu. Kalau kamu memilih untuk membangkang, maka kamu akan ditempatkan di tempat terendah." Intinya Allah sudah menjelaskan semuanya. Dan bertanya kepada kita. Dan kita telah menjawab bahwa kita ingin menjadi manusia. Kemudian ingatan itu dihapuskan. Kita dibuat lupa kalau kita pernah ditanya demikian. Karna, sebagai makhluk yang bisa 'memilih', Allah ingin menguji kita, dengan segala kehidupan dunia yang penuh godaan ini, apakah kita masih taat pada-Nya? Disaat kita tidak seperti malaikat yang tidak punya nafsu, tidak punya free will, dan senantiasa beribadah pada-Nya; apakah kita juga demikian? Setelah dulu kita dengan bodohnya menjawab ingin menjadi manusia?
Dengan probabilitas pasti punya dosa? Dengan resiko terburuk yaitu masuk neraka? Coba pikir lagi. Dari semua ciptaan-Nya, cuma golongan dari jin dan manusia loh yang akan mengisi neraka itu nanti!"
Penjelasan lengkapnya bisa cek video ini:
Dr. Zakir Naik Menjawab Pertanyaan Sulit Seorang Ateis Dengan Bagus
Tumblr media
Dari situ aku mulai berpikir. Allah menciptakan ciptaan-Nya tidak lain agar beribadah kepada-Nya. It doesn't mean Allah butuh ibadah kita, Allah butuh ketaatan kita, nope! Ciptaan-Nya yang butuh Allah dan ibadah-ibadah itulah sarana kita mendekat pada-Nya. Seluruh ciptaan-Nya tunduk pada-Nya dengan 'sempurna', kecuali yang dua ini. Iblis dan manusia.
Siapa banget kita? Yang dengan nikmat kebebasan free will ini memilih untuk ga solat? Ga taat? Yang padahal, setelah memutuskan untuk jadi manusia pun, ditambah lagi nikmatnya oleh Allah dengan membuat kita lahir di keluarga muslim? Islam dari lahir? Ibaratnya tuh, kita ga perlu capek-capek lagi 'mencari' Allah karna kita sudah dititipkan ke keluarga yang akan mengenalkan kita dengan Allah itu sendiri. Coba kalo kita terlahir di keluarga non-muslim, gak semuanya yang diakhir hidupnya akan kenal dengan Allah, justru menyembah yang lain.
(Kalau ada yang bertanya, lah kalo gitu gak adil dong? Allah yang membuat dia terlahir di keluarga non muslim, dan bukannya non muslim itu ended up di neraka, itu gak fair dong?
Nope. Once again, siapa kita? Yang dengan gampangnya menuding si A yang non muslim akan masuk neraka dan si B yang muslim akan masuk surga?
Berhubung jawabannya panjang, jadi bisa dicek di video ini jawabannya: Are All Non-Muslims Going To Hell? )
Tumblr media
.....
Biasanya usia-usia 20an awal ini rentan dengan pertanyaan deep seperti itu. Kamu hidup untuk apa? Apa hakikatnya kamu ada disini? Pertanyaan yang mau gak mau, kamu cari jawabannya. And as a 'moslem', sebagai orang yang sudah diberi nikmat kenal dengan Islam, sampat titik ini aku rasa penjelasan diatas adalah jawaban terbaik. Ketika para ustadz bilang, "Islam itu sendiri sudah jadi nikmat yang luar biasa bagi kita", sekarang aku baru paham maksudnya. Ketika kita udah disodorin sama Islam itu sendiri, ga perlu diskusi/debat/cari-cari lagi. Kalau mensyukuri islamnya kita itu saja terasa susah, then read this quote, 'if you have nothing to be grateful, look for your pulse'. Seburuk apapun nasib kita, kita masih punya satu nikmat yang selalu disesali oleh orang-orang yang sudah 'pulang' duluan. Nikmat waktu. Nikmat hidup. Kita masih hidup loh. Masih bisa taubat dan taubatnya masih diterima! Istighfarnya masih diterima!
Aku pernah baca tulisannya @hanadiningsih di Steller dan dia bilang gini:
Paradoxically, we could only figure out the right way to live when we're ready to face death. How so? Because when we prepare to live well, we're just gonna hold on to worldly things. We're literally after everything. When we prepare to die well, we will have been set already to live our whole live on track. It's like aiming further targets.
Penjelasannya udah panjang yha. Sekarang ayo ke kesimpulan:
--> ternyata kita pernah ditanya, dan kita jawab pengen jadi manusia
--> kemudian ingatan ini dihapuskan, kita dibikin lupa
--> lalu sebagai manusia, makhluknya yang punya free will, bebas milih, bebas mau ngapain, kita ditempatkan di dunia
--> Allah berikan dunia dan seisinya, kesenangannya, juga kepayahannya
--> dengan semua faktor 'penggoda' itu, ditambah kitanya si manusia yang bebas milih, dan terlebih lagi punya hawa nafsu, Allah ingin menguji apakah kita masih tetep stay on track dijalan yang benar?
--> dunia ini 'sarana ujian', apakah kita manusia ini masih merasa butuh Tuhannya? apakah kita tetep menjalani kehidupan seperti apa yang udah ditargetkan dulu "menjadi manusia bertaqwa yang derajatnya lebih baik dari bidadari surga"?
--> lalu atas waktu yang telah ditetapkan, tengg! Waktu ujian kita selesai, kita pergi dari dunia. Kita wafat.
--> Sekarang kita udah ingat semuanya! Selamat datang di zona penyesalan! Karena penyesalan tidak hanya milik orang yang berlimpah dosa. Sahabat Rasulullah (aku lupa namanya) yang salah satu kebiasaannya saja sering berangkat ke mesjid yang notabene jauh dari rumahnya juga menyesal, "kenapa tidak lebih jauh?" (kenapa jarak mesjid dan rumahnya tidak lebih jauh sehingga reward yang ia dapat dari Allah bisa lebih besar)
............................................................................................................ If by chance kita ada di sisi perahu yang sama, bahasa gaulnya 'mencari jati diri' particularly sebagai seorang muslim, semoga ini ada manfaatnya. Semoga ini bisa menjadi lecutan untuk 'Reborn'. Menjadi manusia yang lebih baik dimata-Nya. Dan yang lebih penting setelah itu adalah, semoga kita bisa bertahan, bisa istiqamah dalam ketaatan, sampai nanti jatah waktu ujian kita ini selesai.
Keburukan itu timbul karena melakukan sesuatu yang salah atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan. Jika pada akhirnya di tulisan ini ada yang cacat atau lebih parahnya salah informasi, tell me dan aku akan cari perbaikannya.
Fighting and assalamualaikum!
3 notes · View notes
magicianonthesilversky · 11 years ago
Text
Jatuh Cinta
Saya bukan orang yang gampang nyadar kalau jatuh cinta, bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebelum akhirnya ngerti dengan diri sendiri. Kenapa? Karena nggak mungkin aja kita jatuh cinta dengan orang yang nggak kita kenal dan balik mengenal kita. Menurut saya hal yang lancang sekali kalau kita ngaku cinta dengan seseorang tapi kita nggak kenal. Memangnya setelah kita kenal, tahu kekurangan dan kelebihannya, kita bisa mempertanggungjawabkan kata-kata kita? Kalau kita menerima apakah kita tulus? Apakah kita bersama seseorang murni atas nama cinta itu sendiri? Bukan atas nama kesetiaan, terbiasa, atau mungkin kesepian (btw, menurut saya ini aneh banget orang zaman sekarang lebih takut hidup sendiri ketimbang hidup dengan orang yang salah, haha), atau yaa mungkin dengan alasan-alasan lainnya. Cinta itu ketika kita bisa merasa terikat dengan seseorang tanpa butuh tali, ketika kita bisa merasa orang itu ada tanpa perlu hadir, ketika kita bisa memandang tanpa perlu menatap, ketika kita bisa mengungkapkan tanpa harus bicara, ketika kita bisa menjalaninya bersama, bukan cuma beriringan, ketika kita bisa mengerti, bukan sekadar tahu, ketika kita bisa keliling dunia dan tetap merasa nggak ada tempat lain seperti rumah, ketika kita bisa menjadi diri kita sendiri dan nggak ribet mikir bagaimana caranya bikin orang itu jatuh hati karena orang itu justru mengerti kita karena kita menjadi diri sendiri dengan segala yang kita miliki; kekurangan, kebodohan, ketakutan, khayalan, teka-teki, hingga impian yang mungkin sulit dipercaya. Bagaimana bisa kita jatuh cinta dengan orang yang nggak seru? Yang nggak bisa diajak diskusi tentang bidang-bidang interest kita, yang nggak menghargai uniknya jalan pikiran kita, yang nggak tahu ketakutan kita, masalah kita, mimpi-mimpi kita dan bagaimana perjuangan meraihnya, yang hanya bisa menemani tapi kita tetap berjuang sendiri. Bagaimana bisa kita jatuh cinta hanya karena smsan, komunikasi, atau dekatnya jarak? Bagaimana bisa kita jatuh cinta dengan orang yang hadir tapi nggak ada? Yang mungkin hanya berupa presensi cangkang tanpa isi, yang bisa ketawa bareng tapi nggak bisa menanggung rasa sakit bersama, yang bisa bikin kita bahagia, tapi bukan utuh. Repost from Hana Diningsih
5 notes · View notes
pastelflossonmysweater-blog · 11 years ago
Text
untuk (bunga) yang makin cantik aja dan aku yakin bisa jadi cewek nomor (satu) untuk orang yang dia sayang
kemarin hana ulang tahun dan aku lupa send message baik itu lewat sms (pulsaku cuman 100 perak) dan ataupun twitter. basically, kemarin itu MONG alias blank banget..
DMT (baca: damnit) kenapa bisa lupa coba? eh hanadiningsih ga marah kan? surely you know this bad habit of mine, selalu aja lupa hari-hari khusus kalo libur panjang aja dikit, nengok kalendar pun engga. ugh, i feel bad.
so, i make up for it by writing this post? hey, hana berliani adiningsih, is it okay?
ini 2013 dan artinya untuk hana yang lahir di satu-sembilan-sembilan-enam artinya kemarin itu hari yang biasanya orang-orang bilang 'sweet seventeen' kan?
mari tunda dulu ucapan selamatnya.
'apa kabar hana yang sekarang tujuh belas? ketika kamu nengok ke belakang, tujuh belas yang kamu lewatin, apa kamu sudah puas dengan apa yang kamu capai selama ini? apa hana senang dengan segala perubahan yang terjadi sama hana selama ini? apa ada hal yang hana syukuri? apa ada hal yang hana merasa masih belum-masih kurang? apa hana bahagia?'
honestly hana, aku lupa dulu gimana caranya kita bisa-bisa jadi temen akrab ya? LOL, in terms of physical appearance kita beda jauh ya, hana kan mungil, aku tinggi besar. hehe... tapi untuk pemikiran aku ngerasa kita banyak cocok (iya ga sih, ato aku aja nih?) buktinya kita biasa ngobrol tentang banyak hal, banyak curhat, banyak tukar pemikiran, maupun di angkot setelah pulang SMP, bareng sama Febri ama Uni, ato bareng anak-anak OSIS greeone dulu.
dari waktu yang udah dilewatin bareng, aku tahu aku cukup kenal hana.
hana itu berpendirian teguh, hana itu dewasa, hana itu cukup kritis, hana perhatian sama orang yang dia sayang, hana itu candaannya lucu, hana itu kadang sarkas tapi emang benar apa yang dia bilang, hana bisa liat masalah bukan dari satu sudut pandang aja, hana bukan orang yang mandang dunia dengan hitam-putihnya aja, hana orang yang bisa mendengarkan dan apa yang didengarnya itu dia serap dan dia buat pelajaran, hana ga kayak cewek lain, hana itu langka.
emang iya kok hana langka. buktinya aku ga pernah nemuin temen cewek lain yang kayak hana. bersyukur banget ketemu spesies(?) yang kayak hana, soalnya satu orang aja ilang dari cerita hidupmu, siapa yang tahu kalau dampaknya besar? bisa jadi kamu bukanlah kamu yang sekarang, cara gaulmu beda, pandangan hidup bisa berubah, itulah dampak dari yang namanya relasi antar manusia. ada yang besar efeknya, ada pula yang kecil.
untukku, hana bukan efek kecil.
aku yakin untuk temen-temen yang lain, hana juga bukan efek kecil, karena semenakjubkan itulah hana.
hem, this is getting too long. kayaknya cukup sampai disini aja tulisan ga jelas ini.
pesan untuk hana... apa ya? oh iya, karena belakangan lagi asyik baca komik ini aja kali ya, dari chapter 181 komik basket favorit aku, saat salah tokohnya jatuh di lapangan dan timnya udah ketinggalan banyak poin, tapi dia engga menyerah. ((soalnya baru-baru baca ya ini, gakepikiran quote lain :P))
Di dalam pikirannya, meskipun angka di papan skor udah jauh banget dan gak mungkin bisa terkejar, dia nggak menyerah, nggak nurunin semangat dan powernya sepersen pun.
"... It's not over yet! Don't give up...! There's not shame in falling down...! True shame is to not stand up again...!"
Tidak ada yang memalukan dari terjatuh. Apa yang benar-benar memalukan itu adalah jika tidak bangkit kembali.
Dengan makin bertambahnya umur, ke depannya, makin banyak rintangan, dan kalau di salah satu rintangan itu ada saatnya hana jatuh, jangan menyerah, bangkit! cuma yang bisa kembali bangkit setelah terjatuh yang bisa jadi pemenang!
Sweet seventeen, Hana Berliani Adiningsih, this is not much, tapi semoga kamu bisa menerimanya. Makin pintar, makin sukses, makin cantik, makin bahagia, ya.
Thanks for everything! :)
.
.
[[hana : dalam bahasa jepang, artinya (bunga), dalam bahasa korea, artinya (satu)]]
1 note · View note
nogomeizt · 3 months ago
Text
Tumblr media
bising, aku dan pikiranmu,
berisik, engkau dan pikiranku
;-
aku, tetap memilih laut untuk ku mengadu
buih dan bulirnya membiak
menggerogotiku hingga ke ujung saraf
;-
aku tersenyum dan menikmatinya,
lalu sedikit melupa,
tentang inginku dan anganmu
;-
tentang bilik yang menyimpan berjuta debat,
tentang dinding yang merekam beribu keluh
tentang pintu yang menutup beratus tangis
;-
rupanya malam itu, tak cukup kata
yang mampu membendung......
ah, sial!
;-
tak bisa kubedakan
amarah dibalik peluknya asmara
dan asmara dibalik peliknya amarah,
;-
pinta kita, dan kita memohon,
tautkan jemari dan kalungkan,
;-
kata mereka, kabul tak sabar menghampiri,
kepada doa seseorang yang sedang
merayakan lahir,
;-
mata kita lalu bertaut,
untuk Semogaku, dan Aminmu;-
0 notes
nogomeizt · 7 months ago
Text
Tumblr media
"Tentang wanita dan per[t]empu[r]an-per[t]empu[r]an yang ada dalam pikirannya"
😊 Manis memang, berani juga brutal.
,,, yang penuh sesak itu rindu, maka benar bahwa ada pepatah yang bilang, "seperti dendam rindu harus dibayar tuntas". Om Eka Kurniawan mengaabadikan dengan garang kalimat paling candu ini dihalaman judul buku terbaiknya.
Pertemuan yang paling menarik antara pria dan wanita, sebagai pasangan yang saling mencintai (pikir mereka) adalah saat rindu penuh sesak. Tentu pertemuan ini harus dirayakan, dan benar bahwa, Hari Raya Rindu patut dirayakan dengan cara yang paling istimewa, untuk kesan yang mendalam dan kuat, terus melekat sebagai tameng sejati usai dirayakan.
Pria dan wanita dewasa yang sedang dalam fase romantika, lalu dengan cara termanisnya merajut temu dalam romantisme yang meneduhkan, tak masalah jika sesekali perlu berani juga brutal. Kisah temu ini memang harus membekas (lagi-lagi pikir mereka).
Pertanyaan-pertanyaan tak diam, bergerak dalam pikiran lalu sebuah sikap bijak harus diambil. Latar belakang adat dan budaya menjadi dasar kokoh. Bagaimana wanita, dipandang atas tindakannya, dan bagaimana pria dipandang untuk pertanggungjawaban. Baik wanita maupun pria yang cerdas tentu tahu bagaimana bersikap.
Sedih rasanya membaca begitu banyak berita percerain, pembunuhan suami atau istri, kasus aborsi, dikucilkan karena hamil diluar nikah, dan banyak remaja atau dewasa yang memilih mengakhiri hidup, korban cinta yang pupus.
Kalau bukan nilai dan norma yang mampu menolong pola pikir kita, kalau bukan adat istiadat dan budaya yang menjernihkan pikiran kita, maka tentu saja kabar buruk yang menyedihkan ini akan terus merajalela.
Adat istiadat, budaya atau tradisi, hal-hal mumpuni yang diyakini mampu menolong moral dan etika manusia. Terbukti baik adanya, dan hingga saat ini tradisi itu hidup turun temurun.
Sebagai wanita, saya pun mengakui betapa tradisi dari tempat saya lahir dan hidup mengajarkan saya bahwa betapa wanita dimuliakan. Tidak sedikit yang memegang teguh prinsip kebudayaan untuk menjadi tonggak bagaimana bersikap sebagai manusia yang bermartabat luhur.
Dalam adat istiadat dan budaya yang saya yakini terutama penghormatan atau penghargaan dari dan untuk pihak tértentu adalah hal krusial yang dijunjung tinggi. Kita memang tidak seharusnya memandang sebagai ajang untuk beradu gengsi, selama itu tidak saling merugikan dan putusan-putusan dari adat istiadat adalah hasil dari pemikiran-pemikiran yang bijak, bukan saling menginjak apa lagi terkesan memeras secara paksa.
Pria dan wanita selalu dipadu padankan terkait kesetaraan gender yang hingga saat ini masih menjadi topik hangat. Tidak hanya tentang jabatan sosial, adat istiadatpun seolah membungkam opini-opini wanita. Lalu bermunculan pemikiran-pemikiran feminisme tanda serangan balik dari pertahanan emansipasi wanita.
Ibarat wanita tidak diikutsertakan di meja bundar, tapi ada kesempatan untuk bisa berdiskusi sebelum ke meja bundar. Saya kira wanita hanya perlu memanfaatkan kesempatan ini.
Pernyataan-pernyataan lain terkait wanita diingatkan untuk tidak berkeluyuran hingga larut malam, pergaulan bebas yang dibatasi, lalu sebagai wanita merasa dikekang haknya dalam kebebasan. Saya hanya ingin mengatakan bahwa, "hai kaum hawa, sel sperma bisa tidak "bernama" juga juga tidak "bertanda", sedangkan sel telur adalah hal sebaliknya". Kodrat wanita mengandung, melahirkan dan menyusui, tanda paling nyata dan alasan paling masuk akal untuk wanita dijaga dan dihormati harkat dan martabatnya. Jadi jangan sampai sikap emansipasi kita sebagai wanita salah kaprah. Saya tentu akan mengajakmu untuk bersuaralah lebih lantang dan tamparlah dengan keras jika ada yang melarangmu bersekolah setinggi-tingginya, atau menyuruhmu menjadi karyawan tetap di dapur rumahmu atau dapur tetangga.
Patriarki adalah kuno dan bukan hanya wanita yang bertanggung jawab atas domestik dan reproduksi.
Konsep emansipasi wanita tidak sesempit pada kesetaraan gender tapi bagaimana pola pikir wanita berkembang maju tanpa kehilangan jati diri. Jadi mahkotailah diri dan jangan sampai tangan-tangan tidak bertanggung jawab merampas mahkotamu secara tidak hormat.
Memang salah jika nilai seorang wanita diukur dari keperawanan, tapi tidak ada salahnya jika dijaga, bukan soal siapa yang suci atau tidak lagi suci, paling tidak trauma emosional sebagai wanita bisa dicegah, dan berita-berita menyedihkan tidak lagi terdengar.
Penghormatan setinggi-tingginya untuk kaum wanita diluar sana yang mungkin adalah bagian dari berita-berita menyedihkan itu, namun tetap tangguh menunjukan taring dan berjuang untuk tidak kehilangan jati diri, salut untukmu.
,,,,dalam perjalanan ke Lewoleba, dr kota Reinha Larantuka
April 2024
1 note · View note
nogomeizt · 10 months ago
Text
"pernyataan-pernyataan tentang rindu,,,"
setidaknya kenangan itu tersimpan,
rapi dan tak sobek
tiap detiknya, tiap detaknya
satu persatu dari tatap mulai runtuh,
namun ingatan demi ingatan masih tetap utuh
bertaut pada usia yang tak menentu
",,,,,,,bunga kertas dan halaman gereja,
johar dan ulat daun,
gamal dan sampah dedaunan
angsana dan bunganya yang menguning
angin laut dan jaring nelayan
pecah ombak dan bisingnya anak-anak,
oh, dan tentu saja
daun kelor ikan asin
juga tak lupa, jagung titi,,,,,,"
tak berhenti sampai di sini,
luka dan suka tertinggal dengan manis
yang tak hanya cukup terurai dalam tulis
mereka yang akan kembali ku kenang,
entah dengan senyum, atau mungkin dengan tangis
Kutabumi, 11 Januari 2024🍂
Oa Nogo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note