Text
kita yang tak temu
berawal dari masa SMA yang penuh bullying, aku mengembara di kota santri. Dengan mempunyai kepribadian yang terlalu takut untuk mengungkapkan, takut untuk tak di anggap dan di hargai, dan selalu sendiri. Beberapa hal ini membuatku menjadi bahan bully an teman-teman di kelas atau di organisasi.
Sebenarnya bukan seorang introvert, tapi keadaan yang membuatku introvert. Hampir setiap hari konsultasi semenjak sekolah mempunyai guru BK baru yaitu pak Ahmad. Beliau mengungkapkan bahwa aku bukan seorang introvert juga bukan ekstrovert hingga ia bingung.
Dalam satu kelas, aku mempunyai seseorang yang amat dekat dan hanya dia yang mampu memahamiku. "Aisyah Nurhasanah". Kita mempunyai beberapa kesamaan sebelum kita saling memahami, yaitu :
Sama sama belajar tazwid untuk pelajaran inti pesantren
Sama sama punya keluarga di gunung Tanjung
Dan sama sama punya hobi ke perpus untuk baca buku atau sekedar menenangkan pikiran.
Berawal dari bertemu di perpustakaan, lalu berlanjut jadi teman sebangku, dan akhirnya kita saling memahami satu sama lain. Kita tak mempunyai tanggal untuk persabahatan, apalagi nama! Kita sekedar bersama kala itu dengan takdir-Nya, dan mungkin Allah kasih aku dia untuk menemani segala kerisauan selama aku di kota orang.
Persabahatan kita cukup mendalam, tak segan untuk aku menginap di pesantren dia, meski hanya sekedar untuk curhat atau aku sedang tidak betah di pesantren, ya aku larinya ke dia.
Hp ku jadul, ga bisa untuk foto-foto bagus, apalagi untuk mempunyai WhatsApp. Sampe suatu saat aku pernah di beritahu olehnya, bahwa foto ku sedang tidur di kelas di share di grup. Aku tak terima, dan akhirnya pergi ke perpustakaan untuk menyendiri. Sejak itu aku merasa orang yang paling tersiksa di masa SMA. Boro boro disebut masa yang selalu dikenang, menurutku masa sekolah selama 12 tahun selalu tak menyenangkan.
Kerap banyak sekali agenda sekolah yang aku lewatkan dengan begitu aja, tetapi sejak bersama Aisyah, aku bisa mengabadikan moment itu dengan sedikit mengambil gambar di hp nya.
Beberapa orang kerap memanggil kita kembar, padahal menurutku kita beda jauh. Jelas dia lebih baik dariku, putih, hidung mancung, cantik, berbudi baik, ramah. Sedangkan aku kusam, tukang tidur di kelas, gampang terpancing emosi, tak berani mengungkapkan, dan si paling menyendiri.
Di sekolah aku ikut organisasi Pramuka, alasannya 1. Aku suka Pramuka, dan 2. Untuk melanjutkan organisasi SMP lalu. Kala itu aku mengajak Aisyah untuk gabung karena tak ada teman dekat lagi di Pramuka. Tapi, katanya dia sudah cukup di SMP mengenai organisasi Pramuka, dia mengajari aku untuk mandiri dan tak bergantung pada orang lain. Dia percaya aku bisa.
Hal apapun selalu dia support, termasuk bagaimana aku di pramuka. Banyak cerita yang tak bisa terhitung yang pernah aku lupakan di saat saat jam istirahat sekolah ataupun saat aku menginap di pesantrennya.
.........
Itu kenanganku 6-7 tahun yang lalu. Kini 2024 adalah ceritaku dengan dia mengapa judul cerita ini adalah "kita yang tak temu". Saat ini aku sadar, saat itu Allah titipkan kamu untuk menghibur dan menemani kesepianku selama di kota orang. Tapi aku bertanya tanya hingga hari ini, mengapa Allah tak takdirkan untuk kita saling bercerita tentang masa tua?. Aku masih berharap kamu ada Aisyah.
Di 36 hari sebelum kamu pergi, aku melihat postingan mu di Facebook mengenai anakmu yang tak lagi melihat dunia. Aku turut berduka dan sedih, aku harus menghubungimu untuk memberikan sedikit pesan semangat dan mendoakan anakmu. Ternyata WhatsApp mu sudah berganti no, lalu aku meminta no baru mu Aisyah. Kala itu kita membuat percakapan singkat yang intinya kita akan bertemu sebelum ramadhan karena aku ada agenda keluarga ke Tasik.
Namun satu hari sebelum aku pergi ke Tasik (Senin, 07 Maret 2024) beberapa orang mengabariku tentangmu. "Aisyah kelas MIA 2 telah berpulang".
Astaghfirullah... saat itu aku melamun beberapa saat. "Aisyah, besok aku ke Tasik untuk menunaikan apa yang kita katakan di percakapan WhatsApp. Aisyah, aku adalah teman yang buruk, aku tak bisa menunaikannya!". Kala itu yang tertinggal hanya perasaan sesak dan terpukul.
Beberapa jam berlalu aku tak bisa lagi memikirkan yang lain selain mu Aisyah, aku berharap kita masih bisa bertemu meski hanya di dalam mimpi. Tapi ternyata malam itu, kamu mampir di mimpiku untuk menyemangatiku, menghibur, dan mengajak untuk kembali menghafal. Luarbiasa singkat tapi banyak pelajaran dari mimpi itu. "Aisyah, kamu benar-benar menemuiku di mimpi. Kenapa kamu selalu menunaikan nya?kau temen yang baik Aisyah".
Esok adalah perjalanan ke Tasik yang penuh Ina-inu. Aku berharap bisa melaluinya.
Maafkan aku Aisyah!!
#cerita#persahabatan#temanperjalanan#ceritakita#fypシ#tumblr fyp#fyp#foryoupage#cerita pendek#cerita hidup#ceritahariini#fypage
3 notes
·
View notes
Text
Di tengah gempuran tugas akhir yang cukup melelahkan!!
Pengerjaan tugas akhir cukup membuat otak manusia setidaknya mendidih. Dengan rentan waktu yang cukup lama, aku tak bisa berpikir keras untuk hal yang tidak ku sukai. Meski berjalan secara dinamis, aku masih perlu banyak waktu dan juga rangkulan tangan dari berbagai teman.
Salah satunya adalah ita dan ara. Ita adalah teman satu jurusan yang kebetulan satu kelas denganku, kita cukup dekat bahkan sudah seperti keluarga. Ara adalah teman satu jurusan, satu asrama, dan satu visi untuk ke syurga. Eaaa.. intinya sahabat until Jannah.
Mereka sama-sama orang baik yang Tuhan kirimkan saat itu. Belum lagpi ada circle keluarga yang didalamnya ada orang-orang baik sedari kita duduk di bangku perkuliahan. "Keluarga IBU", Ita adalah salah satunya. Dengan adanya mereka, sepedih apapun aku merasa lebih kuat.
Tugas akhir kini mencapai tahan penghitungan data. Sangat kewalahan dengan ini, apalagi ditambah variabel ku ada 3 dan itu membuatku lebih banyak untuk menghitung. Ku jalani sedikit demi sedikit dengan bantuan dan arahan dari Ara dan ita.
Sepertinya mereka sih yang lebih banyak berkontribusi untuk TA ku.
Sehat-sehat ya kalian. Orang baik ga boleh sakit, ga boleh susah..
Semoga tuhan berikan segala hajat dan cita-cita kalian.
See u
2 notes
·
View notes
Text
Menjadi Orang Lain
kesempurnaan hidup adalah menemukan jati diri dan hidup dengan kesesuaiannya. Hal ini akan menumbuhkan kebahagiaan sederhana, bukan ditimbang dari materi, jabatan ataupun hal lain yang hanya bersifat ingin dilihat orang lain. Bahagia dengan apa adanya, profesi dengan hobi yang dibayar, dan hidup tanpa banyaknya kekangan dari pihak lain.
Seni, abstrak, dan kebebasan merupakan tiga hal unik yang menurutku adalah kesempurnaan hidup.
Tapi tidak untuk aku lakukan saat ini. Jalan tempuh perkuliahan dengan jurusan yang cukup formal, kekangan dari saudara yang lebih tua, dan keadaan orangtua.
Sebagai anak ke 2, aku akan selalu di arahkan sebagaimana arahan dari saudara tertua ku. Kuliah di kampus dimana dulu ia berkuliah, dan jurusan yang menurutnya punya profesi yang menjanjikan.
Saat itu aku belum mengerti bagaimana caranya untuk aku keluar dari kekangan itu. Banyak hal yang aku takuti. Orangtua akan mengecamku sebagai anak yang tidak berbakti, karena orangtua akan selalu mendengar kan pendapat anak pertamanya.
Terkadang aku berkeluh pada tuhan.
Mengapa tidak aku yang lahir ke dunia lebih awal, mengapa tidak aku yang diberi pilihan mengenai hidupku sendiri, ...
Hingga kini masih dalam keadaan yang sama!
2 notes
·
View notes