fasihrdn

[fasihrdn]

Pada Akhirnya

Pada akhirnya yang terpenting hanyalah apakah Allah mencintaimu. Sebab perasaan-perasaan yang lain tidaklah bermanfaat di akhirat.

Biar manusia tidak bergairah denganmu.

Biar manusia tidak menghargai keberadaanmu

Biar manusia tidak berterima kasih kepadamu.

Semoga Allah membuatmu ikhlas atas air mata yang berjatuhan sendirian tanpa kawan.

Semoga Allah menghadiahimu sabar atas gusar yang barangkali mulai serak parau.

Semoga Allah memberimu ridho yang digadang-gadang melibatkan pahala yang besar.

Semoga Allah mengganti seluruhnya dengan surga yang luas dan tidak berkesudahan.

©Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fasihrdn]

Berdoalah agar Allah membuat kita bersyukur di saat sedang berbahagia dan bersabar kala dirundung duka.

©Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fasihrdn]

[fasihrdn]

[fasihrdn]

Jangan masukkan penyakit hati ke dalam dada melalui mata maupun telinga sehingga hati menjadi keruh dan rasa qana'ah akhirnya turut menjauh.

©Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fasihrdn]

Orang-orang yang beriman memang sering dibuat tidak nyaman di dunia biar ingat bukan di sini tempatnya hidup berbahagia.

©Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fasihrdn]

Bila menanggalkan apa-apa yang perlu engkau tinggalkan membuat diri lebih dekat kepada surga, apakah ada ruginya?

©Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fasihrdn]

Aku sll ingat kata2 ini "untuk sebagian orang kesempatan mungkin hanya datang satu kali, tp untuk orang2 kreatif kesempatan bisa datang berkali-kali", apa kaka setuju dgn itu??

tidak setuju, sebab menurut saya yang punya kesempatan berkali-kali adalah mereka yang mau mendekat pada Allah. Karena yang mampu memberi kesempatan 1, 2, atau berkali-kali hanya dan hanya Allah.

[fasihrdn]

Jika dunia yang kau segani membuatmu lebih dekat dengan neraka, apakah masih ada gunanya?

©Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fasihrdn]

Berdoa adalah salah satu bentuk ibadah karena butuh berlelah-lelah bahkan kerap mesti dibubuh air mata.

©Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fasihrdn]

Kesalahan terbesar yang sering dilakukan seseorang adalah merasa tidak, padahal tidak tahu. Atau merasa iya, padahal belum tentu. Maka perbanyaklah tanda tanya sebelum titik dan koma.

©Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fasihrdn]

Hidayah perlu diminta kepada Dia yang menggenggam jiwa. Jangan pernah merasa aman dari tablis iblis sebelum sampai ke surga.

©Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fasihrdn]

Hijrah itu rumit. Istiqomah lebih sulit. Hanya dengan pertolongan Allah dan kemudahan dari-Nya, seseorang mampu menggigit sunnah dengan gigi gerahamnya dan sanggup bertahan menggenggam bara api di tangannya. Maka berdoalah kepada Dia: Sang pembolak-balik hati yang ada di dalam dada.

©Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fasihrdn]

Seringkali kita perlu berhenti menata kata agar mata lebih lama membaca. Mengingati apa yang luput dan terlupa. Merenungi kesedihan yang tak seharusnya di ikat lama di kepala.

©Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fasihrdn]

Belajarlah bersabar sampai remah-remah sabar itu merumah di dada.

©Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fasihrdn]

Mata adalah "jendela" jiwa, beberapa orang memiliki kemampuan untuk bisa menilik yang mana tangis karena haru, menangis karena luka, menangis karena amarah, atau menangis karena bahagia, pun bila tangisan itu hanya bualan. Tidak semua mata bisa kau dustai ketabahan dan ketulusannya.

©Fasih Radiana (@fasihrdn)

[fasihrdn]

Bersabarlah, dunia tidak kokoh bertahan lama. Bukan di sini tempatmu mengumpulkan harga untuk berbahagia.

©Fasih Radiana (@fasihrdn)