"Akulah luka Yang bersembunyi dalam tatapanmu Akulah duka Yang terselip diantara senyumanmu".
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Mungkin kita pernah merasa bahwa perasaan dan pikiran kita lebih cenderung fokus pada hal-hal negatif dan kesulitan mengingat momen-momen yang membahagiakan.
Emosi buruk, pengalaman buruk, teman toxic, dan lingkungan yang mengganggu seringkali lebih berpengaruh pada diri kita. Seakan-akan hidup kita hanya dikelilingi oleh hal buruk saja dan akhirnya membuat kita sulit untuk bersyukur
Ketika kita mengalami hal tersebut? Apakah ada yang salah dalam diri kita? Kira-kira apa penyebabnya? Bisakah kita merubahnya?
_______________
Nah, Dalam psikologi hal ini disebut dengan Negativity Bias, yaitu cara berpikir dan pemaknaan yang kurang tepat, di mana seseorang cenderung lebih fokus pada hal buruk dan mengabaikan hal baik lainnya.
Seringkali saat mengalami kejadian baik dan buruk sekaligus dalam satu waktu, kita lebih banyak memproses pikiran kita terhadap informasi yang negatif.
Kecenderungan ini sifatnya alamiah dan tidak mudah dihindari oleh pikiran kita. Pikiran atau pengalaman negatif secara naluriah lebih mendapatkan perhatian dalam benak kita
Meskipun Harus diakui bahwa berdamai dengan kejadian buruk yang menimpa hidup kita ini memanglah bukan perkara mudah. Bukan berarti tidak ada cara mengurangi pikiran negatif tersebut. Sebenarnya manusia mampu, jika mau mengurangi overthinking dalam dalam kepalanya dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan menulis.
Menuliskan setiap emosi yang kita rasakan saat susah, marah, senang, bahagia, dan bingung. Menuliskan setiap luapan emosi yang sedang bergejolak mampu membantu kita menyelami diri sendiri.
Biasanya, kita terlalu pusing untuk mencari jalan keluar, pikiran kita mengambang ke luar angkasa hingga lupa melihat ke dalam diri sendiri. Padahal, bisa jadi segala persiapan yang kita alami akan terselesaikan tidak dengan mencari jalan keluar, namun mencari jalan menuju ke dalam.
5 notes
·
View notes
Photo
ULAMA RODA KEMERDEKAAN INDONESIA Bulan Agustus merupakan bulan yang sakral bagi bangsa Indonesia, mengingat 75 tahun silam 17 Agustus 1945, Ir.
1 note
·
View note
Text
Tentang Peri Kecil
Aku ingin bercerita,
tentang peri kecil yang suka mencari senja, yang merahnya dapat berpindah di pipinya.
Aku ingin bercerita,
tentang peri kecil yang selalu menagih janji, yang katanya tak pernah ditepati.
Aku ingin bercerita,
tentang peri kecil yang bertanya pada sang surya kenapa masih saja bercahaya?.
Aku ingin bercerita,
tentang peri kecil dengan baju bulan yang pernah membuatnya nyaman, dan akhirnya ia tinggalkan.
Maka aku hanya ingin bercerita,
tentang peri kecil yang meninggalkan dan pada akhirnya menemukan.
Cerita yang begitu indah bukan?.
Pekalongan,
28 Mei 2020
0 notes
Text
Palung Mariana
ah! Hatiku selapang lautan, apalagi hatinya sebab hatiku terbuat dari hatinya kau tumpahkan racun se-kontainer sekalipun tetap akan larut, tak terasa lantas, bukan berarti kau dapat berbuat semaumu ingat! sesal tetap mengepung lautan di palung mariana pahitnya menggumpal tak pulih seluruhnya
pekalongan, 1 syawal 1441 H/23 Mei 2020
0 notes
Text
PULANG
Ketubuh-Mu, aku ingin pulang Tanpa bingkisan ataupun hidangan, seperti yang mereka sajikan ketubuh-Mu, aku ingin pulang Tanpa baju bulan ataupun celana panjang, seperti yang selama ini mereka kenakan ketubuh-Mu, aku ingin pulang dengan telanjang, sebab satu keyakinan kehangatan-Mu akan selalu terbentang dengan telanjang, hanya ketubuh-Mu, aku ingin Pulang
Pekalongan, 29 Ramadhan 1441 H/22 Mei 2020
0 notes
Quote
نعم إذا حصل العلم في القلب تغير حال القلب وإذا تغير حال القلب تغيرت أعمال الجوارح فالعمل تابع الحال والحال تابع العلم والعلم تابع الفكر , فالفكر إذن هو المبدأ والمفتاح للخيرات كلها Ya, Benar. kompilasi ilmu yang dihasilkan di dalam hati, maka keadaan hati akan berubah. kompilasi keadaan hati berubah, maka tindakan anggota badan akan berubah. Tindakan mengikuti keadaan, mengikuti ilmu, sedang mengambil fikiran. Dengan demikian fikiran merupakan sumber sekaligus kunci segala kebaikan
Ihya’ juz 4 hal 413
0 notes
Text
saya sempat lupa rasanya hancur, saya sempat lupa rasanya ingin mati saja.
saya sempat mengira saya sudah baik-baik saja, saya sempat mengira mental saya sudah tidak bermasalah.
tapi hari ini,
saya hancur. saya ingin mati saja.
tapi hari ini,
saya kembali menjadi tidak baik-baik saja. saya masih sakit.
saya hanya salah mengira. saya kira saya berada di trotoar jalanan kota, sedang menyusurinya menuju titik matahari terbit. nyatanya saya sedang berjalan di atas pecahan beling dipinggir jalan, sedang menyusurinya menuju laut untuk ditenggelamkan disana.
kalau memang pada akhirnya saya juga akan mati, kenapa tidak mati sekarang saja?
kepala saya berputar-putar tidak karuan, tulang saya berdenyut nyeri setiap bergerak. paru-paru saya berat, lambung saya panas. air mata menetes, tapi hati saya tetap tidak bisa penuh. pikiran saya berlari-lari, tapi tidak kunjung lelah.
lalu apa? lalu bagaimana?
saya tidak seharusnya kehilangan diri saya saat saya kehilangan sesuatu yang lain.
semuanya ada pada diri saya. dan saya menerimanya. dan saya akan mengatur diri saya, kemudian diri saya akan menata kehidupan saya. pikiran dan perasaan saya adalah bagian dari saya.
lalu, entah kenapa, saya tau,
kalau saya bisa.
16 notes
·
View notes
Text
Dalam sepi Meratap mimpi yang terbengkalai Lamunan pada malam terpekat Angan terikat melingkar erat. Menjeruji hampa jiwa Rayuan hamoa tak mampu bangkitkan asa Menelan habis logika tanpa sisa Tenggelamkan kata sarat makna. Terkapar Puisi terkapar tanpa nyawa di atas dampar kencana
0 notes
Text
Pak Sapardi, aku hanya ingin ngopi dengan sederhana Tanpa pertengkaran tentang siapa diantara kami yang lebih pahit Tanpa perdebatan tentang siapa diantara kami yang lebih hitam Aku tak peduli sekarang bukan bulan juni, Aku tetap ingin ngopi Sebab dengan ngopi, kesendirianku akan lekas terampuni
2 notes
·
View notes
Text
Yang Fana’ Adalah Waktu
Di sebuah Puisi, Aku bertanya pada pak sapardi,
“Benarkah, yang fana’ adalah Waktu?”
Ya! kita abadi
“Tapi, bukankah kita sekarang telah menjelma luka,
yang selingkuh dengan kata,kemudian melahirkan airmata dan pada akhirnya saling melupa?”
Ku coba bertanya sekali lagi,
“Yang fana” adalah waktu, bukan?”
hemm ...
semestapun mendadak pening
ia berbisik lirih dalam hening
“Tenang nak, yang fana’ adalah waktu.
Luka abadi”
Purworejo, 4 April 2020
4 notes
·
View notes
Text
SEKILAS TENTANG KABBALAH
“Hidup saya berjalan sangat indah karena saya benar-benar mendalami ajaran Kabbalah.” (Ariana Grande, Penyanyi R&B Amerika Serikat, 2013).
Masih ingat kisah tentang bagaimana para pendeta Yahudi yang mengejar-ngejar, mengejek, mengadili Yesus, dan menghasut Raja Romawi Herodes agar menghukum mati Yesus di tiang salib. Keberhasilan tentara Herodes dan para pendeta Yahudi menangkap Yesus…
View On WordPress
0 notes
Text
Secangkir Kopi Penyemangat Santri
Kopi adalah salah satu komoditas di dunia yang di budidayakan lebih dari 50 negara. Kopi merupakan salah satu tumbuhan yang mengandung kafein, tidak hanya itu saja kopi juga mengandung senyawa trofilin dan teobromin. Zat kafein inilah yang nantinya akan menimbulkan suatu rangsangan kedalam fikiran, sehingga akan memacu kemampuan berpikir otak manusia. Kopi membahayan bagi sebagian orang dan…
View On WordPress
0 notes
Text
Kamu terlahir dengan potensi.
Kamu terlahir dengan kebaikan dan kepercayaan.
Kamu terlahir dengan cita-cita dan mimpi-mimpi.
Kamu terlahir dengan kejayaan.
Kamu terlahir dengan sayap-sayap.
Kamu tidak dilahirkan uuntuk merangkak, jadi jangan lakukan.
Kamu memiliki sayap-sayap.
Pelajarilah untuk menggunakannya dan terbanglah!
Jalaludin ar-Rumi
3 notes
·
View notes
Text
“Kau cinta dia, katamu. Satu pesanku: Kau mencintainya untuk membuatnya bahagia, bukan sebaliknya. Bukan mencintainya untuk membuatmu bahagia semata.”
—Picoez
1 note
·
View note
Text
Pemuda Masa Gitu
Zait bin Tsabit (13 tahun)
Penulis wahyu & penerjemah Rasulullah. Dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani.
Muhammad Al-Fatih (21 tahun)
Menaklukkan Konstantinopel, ibu kota Byzantium (Kekaisaran Romawi Timur), salah satu imperium terbesar di masanya. Diangkat menjadi sultan pada usia 12 tahun.
Muhammad Al-Qashim (17 tahun)
Menaklukkan India sebagai panglima di masa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik.
Attab bin Usaid (18 tahun)
Diangkat Rasulullah sebagai gubernur Mekah. Kepemimpinan beliau berlanjut hingga masa Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khaththab.
Usamah bin Zaid (18 tahun)
Ditunjuk Rasulullah menjadi jenderal perang yang anggota pasukannya adalah sahabat-sahabat besar seperti Abu Bakar dan Umar bin Khaththab.
***
Jika orang-orang di masa lalu berhasil menggapai kecemerlangannya di usia yang sangat belia, maka bagaimana kita di usia yang sama? Sedang berleha-leha? Merengek minta dibelikan ini-itu ke orang tua? Atau sedang dilema putus-nyambung dengan jodoh orang lain?
Masa muda adalah kekuatan di antara dua kelemahan: masa kecil dan masa tua. Kalau bukan di saat muda, kapan lagi kamu kejar cita-citamu? Fisikmu yang prima tak akan bertahan selamanya. Otakmu yang brilian akan tumpul jika tak kamu gunakan.
Pubertas bukan alasan, bukan pembenaran, bahwa di usia itu, kamu wajar saja berbuat nakal dan sia-sia. Jika memang kamu mencari jati diri, carilah di dalam Al-Qur'an, sunnah nabi, dan sejarah kecemerlangan generasi terdahulu.
"Hidup, hidup gue. Ya terserah gue!"
Kata siapa? Kamu itu anak orang tuamu, dilahirin dan disusuin ibumu, hidup dinafkahin ayahmu. Gak ada niat gitu buat membalas jasa keduanya?
Kamu itu ciptaan Allah. Hidup sampai detik ini juga karena karunia Allah. Gak ada niat gitu buat bersyukur dan taat sama Allah?
Hidup gue terserah gue? Gak malu ngomong gitu?
Selamat hari sumpah pemuda btw ;)
Taufik Aulia
1K notes
·
View notes
Text
Urusanku hanya satu; bersangka baik padamu. Kalau kenyataanya kau tak sebaik sangkaku, itu urusanmu
Adimasnuel
3 notes
·
View notes