Pada segenap hati yang tengah lara atau justru bahagia, ini merupakan suara perwakilan yang akan memulai segala perjalanan ceritanya.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Sebagai Permulaan
Besok kita akan lebih baik dari pada hari ini. Menangis berulang kali pada permasalahan tidak akan menyelesaikan apapun kecuali kita beranjak dan mendatangi penerimaan itu sendiri. Sudah berani untuk menghadapi kenyataan yang ada? Setiap kepergiaan akan selalu memiliki jalan kenangannya sendiri. Memang akan selalu ditemukan dengan temu-temu baru, tapi tidak dengan menggantikan yang kemarin atau belum lama hilang. Semua punya tempat kursi barunya masing-masing. Peran yang sama sekali tidak bisa diduduki oleh siapapun. Tapi hidup tidak akan bisa jika diselaraskan dengan yang sudah lama mati.
Adaptasi,
Siapapun yang bertahan hidup akan selalu dituntut beradaptasi sesukar apapun jalan yang dilalui. Maka sungguh tabah bagi setiap pundak yang memikul dan penerimaannya amatlah luas.
0 notes
Photo
Kamu bilang kamu sudah mengenalnya dengan sangat baik, bukan. Lantas mengapa kamu masih saja terkejut? Tidak ada seorangpun yang benar-benar sanggup mengenali dan memahami manusia lainnya secara sempurna. Barangkali nanas menjadi buah favoritnya kali ini, 45 detik nanti bisa dibencinya dan beralih. Kalau saja aku pernah mengaku paling mengenal kekasihku, lantas mengapa aku berpisah di kesekian waktu. Lantas mengapa ketidakcocokan menjadi alasan untuk menyudahi bilamana adaptasi selalu dikaitkan dengan keterbiasaan. Memeluk ketidaktahuan, menyadari ada banyak kejutan, hidup dibanting dan diterbangkan dengan apa dan siapa yang dihadapkan adalah ketenangan yang diciptakan. Beberapa konsep temu-pisah, suka-duka, dan segala hal yang beriringan tak dapat dipisah. Kamu naif, Biru. Kamu terlalu baik untuk Bumi dan seisinya. Tapi Biru sudah dilahirkan, sudah ada di Bumi. Tidak mungkin Pencipta kita membuat hal yang sia-sia, bukan. Entahlah. #Biru (di Jawa Tengah) https://www.instagram.com/p/CnwzMUkBLoU/?igshid=NGJjMDIxMWI=
6 notes
·
View notes
Photo
Sebelum penyesalan datang saat kamu menggulir ke sisi kiri. Pipiku tidak pernah kupaksa mekar, akibat lupa mendoakan lemak untuk saling memindahratakan dirinya. Doa makanku hanya sampai pada kebaikan-kebaikan yang perumpamaannya kurang detil. Karenanya mungkin ada sihir yang kurang hancur berkamuflase sebagai soda kue dan tertanggal di dinding mulut. https://www.instagram.com/p/Cg19q_DBk7j/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Photo
Selagi kau menetap, aku tidak akan beranjak, sayang. Aku tidak pernah mudah menjatuhkan hati, kau tau sebab sebelum kita sejauh ini kau salah satu pendengar cerita-cerita romansaku yang lalu, bukan. Perempuan gila yang membesarkan satu nama laki-laki yang sama sekali tak pernah dimilikinya sekalipun, bodoh. Sebab bagiku perasaan manusia adalah satu harga tanpa nominal yang tak terhingga batasnya. Tidak pernah ada praduga bahwa kita akan selekat ini. Perihal paling menyenangkan saat pertama kali, dan hari-hari setelahnya, kau laki-laki yang selalu memberi sambutan paling hangat yang pernah kutemu. Pun sejatinya peluk pertama kali itu dengan pertanyaan "how's your day?" Membuatku benar-benar ingin mempercayakan banyak cerita yang selama ini kusimpan sendiri ke depannya. Kau tau sayang? Cerita kita unik sekali. Sepersekian kesempatan serupa mungkin jarang terjadi. Maka dengan kesepenuhan sadar dan kasih yang kumiliki, aku merumahkan diri. Berpulang untuk benar-benar menangis di dalam pelukan, dan meruangkan diri dalam tinggal. Sejauh mana nanti kita berjarak, aku tidak benar-benar pernah beranjak beralih. Tidak ada alasan selain kehendak di luar kendali kita yang lebih mendasar untuk saling meninggalkan. 💙 https://www.instagram.com/p/Cgr2EG5BxYc/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Text
Ada beberapa hal baru yang sejenak saja sangat apik. Meluruh yang lalu dengan begitu mudahnya, dan segala doa baik kelak selalu dipaparkan pada yang Kuasa
0 notes
Text
Jogja kerap hujan, dingin dan berisik akhir-akhir ini. Semoga keadaan tidak semakin runyam di awal bulan April. Sudah sedikit tersengal dengan berbagai hal dadakan yang beberapa kali tidak mengenakan.
0 notes
Text
Sebagaimana ekspektasi yang rupanya tak pernah nyata di beberapa babaknya.
0 notes
Text
Tunggu Dulu
Tumbuh dengan seada-adanya kesempatan dan waktu yang begitu lamanya bertahan atas ketidaktahuan lebih. Menyimpan rasa dengan kedalaman yang tak pasti seberapa jauh, tetapi akarnya menguat dengan sendirinya. Hingga tanpa ada harap dan ingin, semesta mendekatkan arusnya sendiri.
0 notes
Text
1
Maka sejak siang ini, persoalan yang dibahas kembali menjadikan banyak arus kepala menderaskan laju. Berbagai perkara kembali menderukan susahnya masing-masing. Sistem apalagi yang bisa kurawat untuk sembuh. Melarikan diri sudah membuatku lelah beberapa tahun lalu, dan kali ini ingin benar-benar berhadap.
0 notes
Text
Sistematika Alur Waktu Prasangka
Cerita yang kutuliskan atasku sendiri mungkin tengah berwujud saat ini. Meski tak pernah kusisipkan harap besar, rupanya takdir lebih punya banyak kejutan. Pandai sekali waktu mengalurkan perjalanan tiap detik, menit, dan berganti ke hari-hari yang datang setelahnya menjadi hari ini. Dengan berbagai simpanan perasaanku yang ternyata masih terus terbuka untuk satu nama pujaan. Tenang, kita belum tahu benar akan serupa apa di depan nanti. Aku menikmati saja bagaimana bumi menciptakan arus gerak manusia disertai isi kepala dan hatinya.
0 notes
Text
Sandera Mata Jiwa
Untuk berbahagia sepasang kekasih hanya perlu kemauan, tanpa perlu saling dendam, mengecewakan, menangisi antara keduanya. Menjalani hubungan sebagaimana mestinya dan sewajarnya; menurut kesepakatan keduanya. Aku pernah bosan namun tak lantas untuk meninggalkan. Bukankah kau dan aku ditemukan untuk saling mendewasakan, tanpa perlu melepas dan meninggalkan. . Bukan soal mereka yang berkomentar tentang keburukan kita dalam memadu asmara, melainkan aku membicarakan bagaimana kita menyikapinya. Akan lebih banyak mulut meminta sorot perhatianmu nanti jikalau kau berusaha menikam perkara yang tak perlu. Tak cukupkah mulutku yang pedas menasihatimu, sebab aku ingin kau baik juga dengan kita. . Sayang, seorangan anak tidak perlu menurut jikalau itu tak baik baginya, maka mereka pun tak berhak menuntut akan hubungan kita. Jikalau kepala-kepala yang sempit kita beri ruang luas, maka mereka perlu waktu untuk mampu menelaah tiap inci dataran itu. Sudah, seberapa lelah kamu untuk taat pada tekanan dari tuntutan yang tak sesuai pada kita. Pundakku masih sanggup untukmu bersandar, punggungku pula masih mampu menutup wajah-wajah lain saat aku mendekatkan badanku. . Kamu yang akan bersanding denganku, tersisa telingamu. Pilihlah, antara suara mereka atau suara puisi-puisiku yang satir untuk bisa mencongkel isi kepala mereka.
0 notes
Quote
Siapa yang hendak dilihat, perpsepsi kita atau persepsi mereka yang tak mungkin mudah untuk dipatahkan, ataukah keduanya. Terlebih menjaga kebahagiaan orang lain maka kamu harus lebih menjaga kebahagiaanmu terhadap dirimu sendiri. Bisa saja keak saat kebahagiaan itu saling mengikat dan menular satu sama lain.
-Almarenoeli
0 notes
Text
Untuk Mata Terbuka yang Terlalu Buta Dalam Memahami
Setiap keluar pintu kamar, justru dipenjara oleh rasa kekhawatiran akan pikiran lain kepala yang tak bisa mencoba baik-baik saja. Insecure oleh segala terka yang belum tentu benar adanya. Gadis 16 tahun waktu itu dibebat bisikan yang menggunjingkan di belakangnya. Dasar telinga setan!! Seorang yang depresi. Mental korban yang tiba-tiba diperkosa diri sendiri. . Setiap hari berjalan di atas cercaan yang sudah menjadi resiko anak rumahan tanpa sepengetahuan siapa pun. Ditindas isu dan gosip membakar telinganya, merambat sampai di ujung kepala. Menbuatnya semakin tak mempedulikan orang-orang berkepala tanduk seribu. Tak sadar yabg ditusuk adalah dirinya sendiri, di sini hanya meringis melihat omongan yang menghabisi diri sendiri.
Malam hari di peron stasiun Tugu, si gadis mulai membangun langkah jelajah yang sangat buas untuk ditaklukkan. Menaiki salah satu gerbong kemudian pergi ke salah satu tempat yang menyimpan banyak rahasianya. Rahasia yang tak mudah dipercaya banyak anak seusianya. Beruntung, dalam waktu sehari gadis ini mampu menenangkan diri kemudian bernegosiasi dengan seorang kerabat yang usianya jauh lebih dewasa lima tahun di atasnya.
Pada sekian luka, kepalanya kini berhias mahkota, pulang membawa banyak rencana dan seterusnya tidak ada yang mampu menjatuhkan buku yang ada dalam dekapan baju baja. Diam, merupakan kehati-hatiannya menjaga banyak mimpi. Namun bersuara untuk melempari pancingan bagi para pembenci dan pengagumnya. Hiduplah jiwa yang tertindih mimpi sebab terlalu menarik hati saat membuka diri.
2 notes
·
View notes
Text
Semesta membantu dengan caranya sendiri, tinggal bagaimana kita berusaha untuk sadar akan sekitar, dengan memahami dan kemudian menata pijakan untuk bertahan.
4 notes
·
View notes
Text
Campur Aduk
Sudah berkali-kali mencoba tenang sebaik mungkin, namun tidak sanggup diam. Telapak tangan seperti dibekukan, menuju dingin yang membuatku kembali keluar masuk dari kamar mandi. Hanya karena menantikan hal paling mendebarkan tentang diterima atau tidak dalam suatu perguruan tinggi yang diharapkan melalui jalan terakhir.Mulit ini menjadi serakah akan doa dan maaf untuk menyebut Tuhannya. Tangan mulai bergetar bebas tak tahu harus berkendali, dan pikiran menjadi rancu berlarian ke sana ke mari untuk mencari tempat tenang. Sedikit langkah untuk bisa menuju waktu paling mendebarkan, namun hati ini bingung harus seperti apa. Iingin menangis tapi masih ada rasa opyimis, ingin pasrah tapi hati tidak mau diam.
Beginilah semua rasa tegang, gelisah, khawatir, takut, sedih bercampur dan saling menabrakkan diri dan tak beraturan.Membuatku sebal terhadap diri sendiri yang tidak mau menangani rasa tersebut. Semua rasa yang ingin dianyam rapi, saling menarik diri dan ingin menang. Tuhan, aku harus bagaimana, melantunkan nama-nama-Mu saja masih bergetar hebat dan tak sanggup untuk mengaturnya. Kata yang bisa diutarakan adalah “Semoga diberikan yang terbaik.” Aamiin
0 notes
Text
Gagal Oleh Ekpektasi
Sudah terlalu sering kita dibuai pada keinginan dan haraan kita dalam setiap kali kita memiliki mimpi. Kerap kali kita mencoba untuk bisa merasa yakin, seringkali menangis dengan segala ketakutan dan resah. Takut oleh sekitar di luar pikirnya dan takut oleh ketidakmampuannya untuk mengolah emosi. Manusia, yang berkaca pun sempat memalingkan muka sebab tak tahan menampilkan kejujuran, membohongi semua kepala oleh keindahan karangan bibir. Sumpah demi sumpah menjelma menjadi ujaran benci, sedangkan mimpinya tak berani untuk melawan dan setiap ekspektasinya diberlakukan untuk gagal. Sayang...
Pada tiap kegagalan itu kewajaran yang susah diterima oleh manusia. Tuhan tidak akan berbohong mengenai hukuman dan hasil, segalanya adil. Jika kau merasa benci atas ketidakberhasilan maka kau sudah terlalu bebal untuk kembali percaya. Namun, dirimu yang bisa lebih mendewasa dari sebelumnya harus sanggup menerima. Apakah yang engkau khawatirkan? masa depan bukan?. Apa saja yang kau takutkan kebali? sebab kau sudah tak meyakini bahwa Sang Pencipta tak terlibat dalam langkahmu, kan.
Bangkitlah sayang, kamu berhak untuk membahagiakan dirimu sendiri, tubuhmu berhak untuk bisa merasa aman dari segalasedih, kecewa dan emosi lainnya untuk bisa merdeka. Lelah, kan, menangis dan kecewa. Bergeraklah, untuk mengganti isi kepala yang sudah tak lagi aman untuk bisa dibiarkan. Kamu harus bisa menularkan hal itu pada setiap bagian-bagian tubuhmy sebagi penawar. Kamu berhak untuk merdeka, dan kamu berhak membebaskan diri dari segala emosi juga kecewa. Tak semua kegagaln memiliki standar, bila disamakan pun tak bisa memiliki batas tertentu. Jadi, jangan lelah untuk tegar dan bangkit ya.
0 notes
Text
Repretasi Logika
Untuk bisa bertahan dari segala tekanan dan riuh kebencian, akankah manusia bisa berdiri dengan kakinya sendiri. Sebagian hilang keyakinan dan sebagian lagi membalas dendam atas apa yang diterimanya. Membahas persoalan diri dan batin yan kerap berperang maka tidak mudah untuk bisa menerima dan sekadar berdamai. Apakah Tuhan sanggup menyerahkan sedikit baasan nyata yang yang mampu disadari oleh umatnya? tidak, bukan. Terlebih mereka yang sanggup untuk bersyukur tetapi tak sanggup membubuhkan sedikit kelegaan dalam hatinya.
Baku hantam terjadi bukan hanya pada muka-muka fisik saja, melainkan pada pikiran dan angan manusia. Menatap yang tak sanggup dibayangkan, hanya mampu menggambarkan apa yang didengar lalu disebarluaskan. Apalah aturan bila hanya dijadikan sebatas tahu dan tidak dilaksanakan?. Keparat saja masih mau menyandang gelarnya dengan berat hati sebab tak lagi berdaay dengan bajingan-bajingan gila kedudukan. Sampah diubah menjadi semakin sampah.
-Almarenoeli
2 notes
·
View notes