takehomeonly-blog
takehomeonly-blog
sleepy writer
16 posts
shit posting//poor writing
Don't wanna be here? Send us removal request.
takehomeonly-blog · 8 years ago
Text
What You Allow Is What Will Continue
Tumblr media
Matanya merah karena menangis terlalu sering. Raut wajahnya letih karena murung tanpa henti.
“What you allow is what will continue” adalah quote tercocok menghadapi situasi rendahan seperti sekarang. Ditemani segelas sprite dengan campuran ice, aku ingin menuangkan sedikit pikiran jenuh dan membagikan secuil perasaan ke dalam tulisan tak akan terbaca ini.
Mungkin, aku belum pernah merasakan hidup di tengah ambang kematian. Dikepung militan fanatik yang saling unjuk kekuatan lewat perang. Aku juga belum pernah merasakan puasa tanpa berbuka atau luntang-lantung tanpa arah karena memang tak punya rumah. Jadi, ini lah alasanku bisa sedikit menyombongkan diri tentang apa yang kumiliki.  
Aku punya keluarga, teman, serta orang-orang yang menyayangiku. Naif? Awalnya kupikir juga begitu. Tapi, aku mencoba sedikit membuka hati. Bersyukur bukan melulu tentang materi. Menoleh kembali pada apa-apa saja yang selama ini membuat semuanya cukup berarti ketimbang sekadar pundi-pundi duniawi.
Jangan.
Jangan pernah kamu terlena dan ‘nyungsep’ ke dalam jurang kesedihan hanya karena beberapa hal yang tidak sesuai harapan. Menangis sepanjang waktu atau mengutuk diri sendiri bukan cara yang baik untuk bernegosiasi dengan Tuhan. Menunjukkan tampang menyerah juga tidak akan menyulut semangat saat berdiri di depan cermin, menatap bayangan. Justru akan ikut  membuat mereka yang selama ini siap sedia di belakangmu runtuh juga, bingung tak karuan.
Lewat tulisan ini, aku hanya ingin mengingatkan. Aku pun dulunya tak begini, menguatkan orang lain bukan sesuatu yang bisa diharapkan dariku karena menolong diri sendiri saja aku tak mampu. Tapi aku, kamu, dan kita bukan lah mereka yang hidup di Negara perang atau mereka dengan kondisi super melarat. Masalahku ataupun masalahmu adalah sesuatu yang perlu dipikirkan lagi untuk dipermasalahkan.  
Tengok sebentar bagaimana perasaan orang-orang yang selama ini ikut berjuang bersamamu. Coba ingat kembali bagaimana rasanya mensyukuri tiap hal kecil yang diberikan kepadamu. Terlebih dengan adanya orang-orang terbaik yang dikhususkan untukmu. 
Kuingatkan. “What you allow is what will continue”
Jadilah kokoh! Seseorang di seberang sana sedang menanti air keluar dari tanah. Kamu? Masalahmu hanya remah-remah kacang tanah.
***
Matanya masih merah, menjadi bekas sebagai penanda. Namun kini, hati dan akalnya sudah berdamai. Senyum mengembang merekah, tanda pelajaran hidup telah dicerna.
 7/21/cnd
0 notes
takehomeonly-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Eunji the shikshin
105 notes · View notes
takehomeonly-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media
Love this scene so much
1 note · View note
takehomeonly-blog · 8 years ago
Text
A Blurry Night
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
I knew those two from couchsurfing, they did flight to Surabaya for holiday and i hosted them. I guided them to Suramadu, one of my city’s landmark which claimed the longest bridge in South East Asia. Well, we went there, got wet because it rained yet survived reaching the end of the bridge. It was also my first experience riding a motorbike through this bridge by myself and back home safely. Seriously, my dad wouldn’t let me do this until that day. 
What a fun night, with blurry photos. 
0 notes
takehomeonly-blog · 8 years ago
Video
youtube
(via https://www.youtube.com/watch?v=rZ5ziZElHdw)
0 notes
takehomeonly-blog · 8 years ago
Video
instagram
dadahair Aurora ble sommerklar hos Lillian i dag!
42 notes · View notes
takehomeonly-blog · 8 years ago
Text
Salam Rindu
Tumblr media
Aku pernah bertanya pada alam semesta bagaimana cinta bisa mempertemukan dua manusia. Aku pernah bertanya, apa jadinya jika sesuatu yang Maha Besar disana, tiba-tiba memutuskan kau tak lagi jadi miliknya. 
Rindu yang terkekang lama ini mengarahkanku kembali untuk duduk menatap layar, menulis dengan penuh pengharapan. Aku percaya pada kekuatan dahsyat yang secara misterius dan magis mampu mengubah apapun. Sebut aku naif karena mengharapkan sesuatu tak kunjung tercapai hingga menjadi tempaan rutin untuk hati ini. Namun aku percaya pada kekuatan itu, rindu ini akan sedikit demi sedikit sampai kepadamu. 
Kuberitahu sesuatu. Aku pernah menulis surat cinta. Empat paragraf beruntut, bertabur kata-kata manis yang ditulis di atas kertas merah jambu, diiringi senyum dan alunan merdu Kata milik The Trees and The Wild. Teringat betapa penuh harap dan gambaran impian yang mungkin terlihat kabur namun meyakinkan. Sore itu, ditemani senja dan warna jingga menuju gelap. Aku dengan semangat merangkai kalimat yang pas dan pantas agar kau nyaman membacanya. Meluapkan rindu yang bahkan tak perlu kau tahu karena aku bukan lah siapa-siapa untukmu. Mengingatnya seperti membuka lembaran buku lama yang sudah menguning, membawa pada nostalgia dan kembali mengulang rasa. Ah, masih sakit yang sama. 
Aku tak pernah benar-benar berharap kau akan menoleh untuk rasa yang kupunya ini. Kau boleh bersamanya, bukan berarti aku tak bisa mengharapkanmu. Salam rindu ini kutujukan untukmu, yang tak akan membaca catatan ini. Salam tak akan sampai ini adalah bagian dari pikiran malam yang linglung di tengah angan-angan untuk bersamamu. Ini bukan surat cinta itu, ini hanya lah salam rindu.   
0 notes
takehomeonly-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media
Heathers, 1988.
6K notes · View notes
takehomeonly-blog · 8 years ago
Text
Coban Tundo: Kesasar Sampai Nyaris Tenggelam
Kita memutuskan untuk pergi ke Malang. Dekat, mudah, murah. Penentuan destinasi butuh waktu berhari-hari. Memadukan delapan kepala bukan hal gampang. Susahnya? saat semua bilang terserah. Yeah. 
Nggak sedikit cobaan yang kita tempuh untuk menuju tempat ini. Kita kesasar lebih dari tiga kali. Supirnya nggak tahu jalan, GPS stuck, dan harapan nanya sama warga disana juga pupus karena kita tetep nggak ngerti bahasa jawa sealus itu. Kita manusia kasar. 
Yap, Coban Tundo memang salah satu destinasi liburan yang belum banyak dikunjungi orang. Selain karena jalannya yang jauh, sekitar 130 km dari pusat kota Malang, akses menuju Coban Tundonya sendiri juga masih belum terlalu memadai. Kita harus naik ojek dulu, berbekal doa karena nggak jarang sebelah kita itu jurang. Banyak juga jalan berlubang atau masih berupa batuan. Sepanjang perjalanan cuma bisa nyebut kombinasi Astaghfirullah karena jalannya yang cukup bikin hati berdebar dan Masyaallah karena pemandangannya. Walaupun perjalanan selama setengah jam itu lika-liku banget, seenggaknya kita juga disuguhkan keindahan alam yang luar biasa cantiknya.
Setelah sekitar 30 menit di atas ojek, kita sampai di Coban Tundo. Air terjun ini punya beberapa tingkatan diukur dari kedalamannya. Berdasarkan tingkat kemampuan berenang kita yang nggak seberapa, jadi dengan sadar diri kita milih untuk berenang di Coban Tundo dua. Dalamnya cuma sekitar dua meter. Kalau ditanya soal keindahannya; w o r t h. Walaupun nyasar sampai tiga kali salah jalan, naik ojek sampai tangan linu pegangan sama mangnya, air terjun Coban Tundo memang cantik.
Tumblr media
Salah satu kejadian seru dari kunjungan kita ke tempat wisata ini adalah nyaris tenggelamnya teman kami tercinta. Mungkin karena setelah sebelumnya banyak dari kita yang loncat dan terlihat seru, Faizah jadi pengen nyoba juga. Sebagai teman yang nggak mau seru-seru sendirian, kita dare Ijah untuk loncat. Akhirnya, dia ikutan untuk bisa loncat ke dalam air. 
Mengambil keputusan loncat itu nggak mudah, ada kali sepuluh menit nungguin Ijah untuk lompat beneran. Dan pas lompat nih…  Dia lama nggak keluar-keluar dari air. Ternyata, dia beneran megap-megap minta tolong. Bukan karena kita temen yang jahat, Ijah nggak keliatan kayak orang yang lagi tenggelem karena dia senyum-senyum waktu masuk ke air. Kita kira bercanda, ternyata beneran. Pas kita nyoba tolongin dengan kemampuan berenang seadanya, dia dengan egois malah menenggelamkan kepala kita ke air. Kejam. 
Terus, gimana ceritanya Ijah bisa selamat? Thanks to mang ojek. 
Kisah ini juga menjadi bahan bully seumur hidup. 
Anyway, kita ke lokasi ini saat weekday karena berharap wisatanya sepi. Iya, kita ngarep sepi bukannya kosong tak berpenghuni. Dan kemarin itu bener-bener kosong. Wisata ini emang jarang didatengin kecuali saat musim liburan. So, kalian harus bener-bener bisa berenang atau punya mang ojek penyelemat kayak kita kemarin. 
1 note · View note
takehomeonly-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
0 notes
takehomeonly-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
My favorite part of travelling! This photo was taken at Sade Village. It’s a must-visit when you’re in Lombok. I had a chance to talk with the local, took a step to their houses (the house is so cool, they clean the floor using poo), and learnt so much about their culture. How they should be married before 20, etc. Oh god, the pressure. And yes, I bought some cool handmade bracelets too, they’re really good at making stuffs.
0 notes
takehomeonly-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Favorite Albums of 2017: Palette by IU
2K notes · View notes
takehomeonly-blog · 8 years ago
Text
Menanti Kembali
Tumblr media
Kau tahu aku tidak mudah bosan. Aku masih menyukai film yang sama, Now and Then keluaran 1995. Aku selalu kembali jatuh hati tiap membaca ulang Rewind milik Winna Efendi. Aku masih akan memilih es teh manis meskipun belakangan, greentea frappe terlihat menggiurkan. Begitu pula perasaan ini untukmu. Seperti konsistensiku dengan yang lain, aku juga tidak pernah bosan. Aku tidak pernah bosan menyukaimu walaupun hanya sedikit kemungkinan bagi kita untuk bersatu. 
Lihat lah, aku kembali memikirkanmu setelah rentang jarak dan waktu yang membentang membatasi kita. A song of us milik MarcoMarche mengalun syahdu menemaniku kembali merangkai potongan-potongan ingatan tentangmu. Sayangnya, aku tidak pernah benar-benar memilikimu, jadi yang bisa  kulakukan hanya menerka-nerka. Mengharap dan berdoa.
Menanti kembali bukan judul yang tepat ketika kau masih terlihat sangat bahagia disana dan tidak bersamaku. Ini hanyalah mempertegas betapa menyedihkan menjadi aku. Apa daya, menjadi jujur juga tidak ada salahnya. Bersabar, temanku menyarankan berkali-kali. Waktu akan membawanya untukmu suatu hari, tambah mereka lagi yang kutahu hanya lah tipu daya kata dan yang beberapa kali juga kugunakan untuk menghibur diri. 
Aku berbisik pada diri sendiri, mengharapkanmu bagaikan menggapai langit. Kau terihat dekat namun aku tak pernah cukup untuk sampai mendekat. Kau begitu jauh. Terlihat indah dari jauh. Terlihat lengkap tanpa aku. Menanti kembali? rasanya seperti berharap kosong lagi. 
Sungguh, jadikan saja aku tempat untuk kau pulang. Sampai kapan pun, aku tidak pernah bosan menantimu. Kembali. 
Bukan menanti kembali. Sekali lagi tentang menantimu. Kembali.
0 notes
takehomeonly-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
1 note · View note
takehomeonly-blog · 8 years ago
Text
Lombok: Unexpected Journey
Aku kira, menulis bucket list hanyalah cara tersendiri untuk berangan-angan tentang apa yang mau dilakukan di masa depan. Menulis banyak wish list dan goals di buku harian, surfing di internet tentang masa depan yang sempurna. Hahahah. Setting all of that is my thing, really. Walau sebenernya, aku lebih masuk dalam tipikal yang “jalani apa adanya”. 
Tapi kemarin, waktu temen bilang kalau dia mau liburan ke Lombok, i was like ‘Woooo? Lombok? ikut dong’. Se-spontan itu. Lombok adalah lokasi yang masuk dalam bucket list dan siapa yang nggak mau kesana? So, dari situ lah perjalanan ini dimulai. Ada banyak banget pengalaman seru yang aku dan temen-temen alami selama disana. Here’s a little story of mine.
Tumblr media
Yang menarik dari perjalanan Lombok untuk Cindy:
1. I didn’t know my friends that well until we were in Lombok. I knew we’re in the same class yet not talk that much. Setelah kita ngabisin waktu bareng-bareng selama kurang lebih sepuluh hari disana.. well, like ‘em more!
2. I rode motorcycle for more than 4 hours by myself. Yes, kid. I’m proud. Selama disana, kita pakai motor. Kemana-mana pakai motor. Perjalanan panjang, mata minus, nggak bisa ngebut, semua nggak masalah lagi. Walaupun kadang-kadang harus digantiin juga. Semua kebayar dengan apa yang kita dapetin setelah sampai di tujuan kita.
3. I enjoyed myself being there. I thought i’d take many pictures, i saved my camera instead. It was beautiful there, jauh dari rumah tapi di bawah atap langit yang sama. Aku lebih ngerti dan menghargai hal-hal kecil. Pemandangan disana persis seperti yang digambarkan buku, blog, dll. 
4.  In Lombok, i was thinking how i miss that class where Bu Umi taught us about unique cultures, weird food, unbelievable traditions, different language and stuff. And in Lombok, aku ngerasain itu semua.
5. Sempet kelelep.
6. I also had some kind of interaction with cute-tiny-little fish. 
7. Missed my flight for the first time. Tapi karena kejadian ini kita jadi main ke Pink Beach, yaudah lah ya. 
Paling suka adalah ketika di Bukit Sembalun. Orang-orang disana menyambut baik. Akhirnya tahu rumah adat yang dulunya cuma dilihat di buku sosiologi. Ketemu anak-anak lucu yang biasanya muncul di instagram kalau search #wonderfulLombok. Pemandangannya luar biasa. Satu lagi, Bukit Merese dan Desa Sade juga sangat recommended. 
Sebelumnya, makasih juga buat Ryan karena memperkenankan numpang selama kita disana. Jadi kangen adek-adeknya yang lucu. 
Tumblr media Tumblr media
0 notes
takehomeonly-blog · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Our first stop in Lombok
0 notes