#untukaparamadhanbagiku
Explore tagged Tumblr posts
Text
Akhirnya
Akhirnya, kita bertemu lagi. Sorak sorai puji-pujian berkumandang lagi. Di masjid, langgar, mushola, pengajian, tahlilan, diba'an, semua saling sahut-sahutan mencoba menjadi yang paling lantang untuk menyambutmu.
Ahh, saya merindukanmu sejak lama.
Ramadhan, terima kasih kau masih mau menemui saya. Menyapa saya sekali lagi. Memberi saya semangat untuk kesekian kali. Semoga saya bisa terus bersyukur akan hal ini.
Ramadhan, terima kasih kau masih mau memberi saya waktu. Membungkam segala yang tak penting dan memberi saya momentum. Momentum yang benar-benar bisa membuatku fokus, agar tak lagi menyepelekan waktu. Semoga saya bisa menjaganya.
Ramadhan, terima kasih telah menyadarkan saya sekali lagi. Bahwa saya telah banyak berpaling dan seringkali tak selalu mengingatNya. Bahwa saya terlalu fokus dengan yang horizontal, hingga sering melupakan yang vertikal. Bahwa saya terlalu banyak berkutat dengan hal yang sia-sia daripada yang berguna. Semoga saya bisa selalu sadar.
Ramadhan, terima kasih. Karena dengan kedatanganmu saya jadi tahu bahwa mengaji itu penting. Mengaji, bukan cuma sekedar mengkaji. Mengutip kata Cak Nun, beliau mengatakan bahwa ‘mengkaji’ pasti bersifat intelektual-akademis. Beda dengan ‘mengaji’ yang golnya adalah martabat dan ilmu yang bermanfaat sebanyak-banyaknya, baik secara lahir maupun batin. Semoga saya tak lagi hanya sekedar mengikuti kajian karena butuh pembenaran secara tekstual, namun benar-benar mengikuti pengajian karena memang haus akan ilmu dan ingin menjadi manusia yang lebih bermanfaat.
Ramadhan, sekarang ijinkan saya menyiapkan diri sebaik-baiknya terlebih dahulu. Karena beberapa hari lagi, jika masih diberi kesempatan, saya akan menyambutmu dengan riang gembira. Seperti ketika seorang perantauan pulang ke kampung halaman dan menghabiskan waktu di pangkuan ibunya.
Ramadhan, selamat datang.
Bandung, 210517.
@dimazfakhr
Ini, ramadhan bagiku. Bagimu, Ramadhan itu untuk apa? wes siap a @kitajatim?
78 notes
·
View notes
Text
Ramadhan bagiku itu "pengingat"
Di hidup ini, aku hidup dengan banyak musim. Sebut saja itu sebagai “musim” terserah Bi mau bilang apa. Sehingga dengan semua musim itu, aku mengerti satu hal, “Tuhan itu, Menakjubkan sekali ya”
Pernah aku berada di dalam suatu musim yang membuatku merasa kembang kempis karena menyaksikan ternyata lelakiku (dulu) kini telah menjadi lelaki wanita lain. Hingga terjadilah hujan di setiap malam dalam kamarku saat itu. Hujan yang penuh luka, dan deras.
Pernah pula aku berada di suatu musim yang membuat hatiku hangat dan harum. Sepanjang jalan, rasanya aku temui bunga yang cantik, awan yang indah, dan bumi yang ramah. Hingga tubuhku bersenandung ria penuh dengan definisi bahagia.
Dan pernah aku berada di suatu musim yang menyeretku pada gelapnya hidup. Aku kehilangan raga malaikat-malaikat dalam hidupku. Ayah dan Ibuku pergi menemui Tuhan. Meski jiwa mereka masih di hati. Namun aku telah terlanjur kehilangan definisi ikhlas waktu itu. Jalanku terasa buntu, ada putus asa di mana-mana. Jika bukan karena kebaikan Tuhan, mungkin aku masih terkapar sampai detik ini.
Kemudian, di antara banyak musim yang lainnya, yang paling berkesan adalah musim “Ramadhan”. Sebab di musim itu, tiba-tiba aku merasa ingat segalanya. Ingat bahwa di bumi ini bukan aku saja yang pernah mendapat cobaan. Ingat bahwa ada yang lebih tidak beruntung dari diriku, namun mereka masih percaya Tuhan. Ingat bahwa segala yang kupelajari, harusnya menambah kesyukuranku pada Tuhan (coba kalian tanyakan, apakah ada satu saja bidang ilmu yang tidak akan membawa kalian pada pemahaman kebesaran Tuhan?). Di atas semua ingat yang tak dapat kusampaikan hanya dari sebuah tulisan kecil ini. Di musim Ramadhan, aku mendadak ingat bahwa Allah SWT itu Tuhan Yang Maha Baik. Aku meminta hal kecil, Ia memberikan hal yang paling baik bagiku.
Ramadhan bagiku adalah “pengingat”. Dengan Ingat tersebut, tentu saja bisa kutemukan lagi jalan pulang. Dan semoga ingat itu bukan hanya sekedar ingat.
© Syarifah Aini (2017)
@kitajatim
50 notes
·
View notes
Text
Sampaikan aku pada Bulan-Mu
5 hari lagi tak terasa, bulan suci yang dinanti seluruh umat, Insya Allah akan kembali hadir dan menyapa. Bulan yang diharap mampu menebus segala dosa, mengembalikan yang lupa jalan untuk kembali pada alur yang benar. Juga, untuk pamer terhadap nafsu yang telah 11 bulan menggelayuti diri, bahwa kita juga mampu beribadah segiat-giatnya. Saat yang kaya maupun yang miskin, tersenyum bahagia dengan nikmat berpuasa dan berbuka bersama-sama.
Ramadhan kali ini, saya berharap untuk dapat kembali menuju jalan Illahi Rabbi. Setelah dari 2016, rasanya bukan semakin dekat, namun semakin jauh. Jangan sampai Allah ingin menghukum saya, dengan istidraj. Saya ingin kembali menghadirkan Beliau dalam setiap nafas, juga setiap detak jantung. Dengan segala ketakutan dan kesusahan menutupi aib dan kesalahan, serta keresahan Allah akan murka dan tak lagi mau mengampuni, saya bersujud dan menangis sejadinya, “Yaa Rabb, Aku hambaMu, seutuhnya menyerahkan diri untukMu”.
Alih-alih lulus di semester ganjil agar puasa tetap fokus, tapi rasanya ada beberapa hal yang harus diperjuangkan di tengah bulan suci ini. Tapi tak apa, semoga Allah ridho berkah Ramadhan selalu menyertai setiap langkahku, pun Allah ridho menerima aku yang keji kembali meletakkan diri dengan penghambaan yang sejati.
5 hari bukanlah waktu yang lama, namun siapa sangka jika esok hari takdir tidak mengizinkan saya bertemu Ramadhan dan justru bertemu Sang Penguasa Alam? Ya Allah, aku belum seutuhnya sanggup. Jangan jadikan aku orang yang merugi, mati sebelum Engkau ijinkan untuk bersuci.
“Semoga Ramadhan kali ini, nasihat nurani yang telah lama terabaikan nafsu diri, dapat kembali menjadi jiwa saya yang sejati. Dengan esok hari yang jauh lebih baik, dan tidak lagi kembali pada era kejahiliyahan.”
Insya Allah, Aamiin.
Cc: @kitajatim
27 notes
·
View notes
Text
Ramadhan Adalah Beberapa Patah Rindu
/1/
Pukul 3.00
Riuh teriakan para remaja membangunkan tidurku, pun lelapnya tidur rindu. Kusapa rerak memoar dan menapaki kesunyian. Kutemui pucat wajahmu di meja makan, lamat-lamat. Kumelahap menu sahur -sepiring peluk yang mulai dingin dan segelas isak, sambil kubercerita padamu. “Yah, kemarin kubeli baju lebaran warna putih seperti kain yang menyelimutimu dan rok dengan gambar bunga yang biasanya kuletakkan di atas tubuhmu”
/2/
Pukul 17.00
Ramadhan selalu menggerai keramaian bersama para penjual takjil yang saling berlomba memberi bonus; sebungkus kenangan kampung halaman atau sekotak rindu lezatnya masakan ibu, yang selalu menemani ketika beduk magrib menderam.
/3/
Pukul 19.00
Adzan bersautan memanggil. Ia ingin membantu melipur lara sang karpet mushola, yang sedang rindu dengan banyaknya jamaah tarawih yang menciumnya.
Batu, Mei 2017
cc: @kitajatim
22 notes
·
View notes
Text
Dalam rangka Writing Project @kitajatim “Bagimu, Ramadhan Itu Untuk Apa?”
Enggak terlalu muluk,
Ramadhan ini semoga untuk makin sedikit melakukan hal-hal yang tidak memberikan manfaat.
Dan,
Ramadhan ini semoga untuk makin banyak mengingatMu di sela urusan dunia yang hilir-mudik di depan mata.
Aaamin ya rabbal ‘alamin.
3 notes
·
View notes
Text
Bulan Ramadhan
Ramadhan adalah salah satu bulan hijriah yang mana di bulan tersebut umat muslim melaksanakan ibadah puasa. Saat bulan puasa ini diharapkan banyaknya amalan baik, dan berusaha untuk menghindari perbuatan buruk. Berpuasa akan menjaga hawa nafsu. Berpuasa juga dapat menyehatkan diri, selain itu melatih hidup sederhana dan bersyukur, serta peduli pada sesama.
Puasa ini menahan diri untuk tidak makan dari adzan subuh hingga adzan maghrib tiba. Untuk sahur lebih baik untuk tidak makan makanan yang berat karena itu dapat membuat kita cepat lapar dan lelah. Biasanya makanan yang sering dimasak adalah mie instan karena lebih praktis dan lebih nikmat. Namun mie dan nasi sebenarnya dapat mempercepat rasa lapar.
Saat maghrib, diwajibkan untuk membatalkan puasa. Mayoritas berbuka dengan makan dan minum yang manis, salah satunya dengan makan buah kurma dan minum es yang manis. Selain kurma beberapa juga ada yang menyajikan makanan manis lainnya seperti puding. Banyak menu yang dapat disajikan dengan kreatifitas masing-masing.
Ada kegiatan malam juga yang merupakan sunnah untuk dilaksanakan. Yaitu shalat tarawih. Shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat isya’ dan kemudian dilanjutkan shalat witir.
Bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah. Dan semoga kita semua mendapatkan keberkahan di bulan suci ini.
@kitajatim
3 notes
·
View notes