#ummuberbagi
Explore tagged Tumblr posts
Text
Saat pemilihan wahana internship Ummi hanya menyuruhku untuk tidak memilih pulang ke kotaku. Ummi hanya meminta kumemilih Malang, agar pekerjaan saat itu dapat terselesaikan dan dapat melanjutkan ke jenjang sekolah selanjutnya.
Kemudian dipertengahan internship ummi memintaku pulang. Kubertanya. Akan bekerja apa di sana? Aku akan tinggal dimana?
Dan tetiba menawariku menikah, hal yang selama ini rasanya sangat dihindari ditawarkan padaku.
Lalu muncul sosok baru yang membersamaiku saat ini, lowongan pekerjaan yang sebelumnya pun tidak terbuka lebar, dll.
Beberapa hal yang ia utarakan memang meragukan, tidak ilmiah. Namun tiap ada hal yang meragukan, nasihatnya lah yang menguatkan.
0 notes
Text
Memutuskan Menikah
Mas sudah bilang ya mbak? Itu keputusan mbak mau menjawab apa, ummi tidak memaksa. Karena yang akan menjalani semuanya adalah mbak. Namun ummi dan abi merasa mas adalah orang yang baik.
Bahasan yang menurutku bukan lagi untuk berlama-lama diputuskan. Bukan pula bahasan yang bisa dijabarkan dengan ketikan pesan tanpa pertemuan. Pesan itu akhirnya kujawab
Datanglah ke Malang, mari kita bahas.
Tanggal yang kutentukan tidak ia tawar. Ia menyanggupi berangkat. Mulai kuberpikir, bertanya ke sahabatku yang sudah menikah, aku harus bertanya apa karena mengenalnyapun tidak, bagaimana ia bisa mau menjadi suamiku.
Sejujurnya, saat itu tidak ada rasa apapun yang membersamaiku dalam perjalananku mencari jawaban apakah akan menerimanya atau tidak. Perasaanku sedang kosong, telah habis dengan segala ekspektasi. Ragaku ada namun emosi untuk bersama seseorang belum ada. Emosi itu terkubur, diam, dan tidak mau keluar. Emosi itu tertimbun dengan emosi kebebasan yang sedang dirasakan. Bebas menjadi diri sendiri, bebas menjelajah sudut-sudut kota sendiri.
Pagi itu, kusiapkan beberapa pertanyaan. 11 pertanyaan dengan 7 highlight pertanyaan. Kami berjalan di ruang terbuka, duduk bercengkerama, dan aku mulai menanyakan pertanyaan yang kusiapkan.
Aku memilihmu karena berbagai hal kamu unggul. Baik hartanya, baik nasabnya, baik parasnya, dan baik agamanya. Setidaknya menurutku kamu memiliki itu semua.
Ya jawaban standard pikirku, karena memang contekannya seperti itu sesuai dengan hadist. Namun, jawaban lainnya yang entah bagaimana seperti menghipnotis akalku. Akalku tidak menolak ataupun mengiyakan, namun akalku menerima.
Meskipun belum mengenalmu secara langsung, setidaknya aku sudah mengenalmu melalui ibumu. Silahkan sekolah lagi karena itu yang kujanjikan pada ibumu. Aku tidak akan menghalangimu berkembang. Jika penghasilanmu lebih tinggi, itu juga bukan masalah karena aku yakin rejeki itu sudah diatur porsinya. Aku hanya berdoa, orang tuaku berdoa, kuyakin juga bahwa orang tuamu berdoa, keluarga besarku pun mendoakan keputusanku untuk bersamamu.
Ramadhan tiba, merenung panjang, dengan hati yang kosong, berbekal niat berbakti namun harus dari hati agar merasa bukan paksaan. Agar apapun yang terjadi menjadi tanggung jawabku sendiri, bukan tanggung jawab orang lain. Menguatkan hati (disertai kepungan doa orang orang yang ia panggil bala bantuan tentunya).
َيَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ وَ عَلَى طَاعَتِك
Hatiku mengalah, emosiku mengiyakan, akalku menerima. Tong emosiku masih kosong saat itu, semoga terisi dengan hal baik setelah semua hal ini terjadi.
Jadi kapan mas? Jika masih lama menentukan kapan, masih berfikir tahun depan, sebaiknya kamu kembali tahun depan. Biarkan aku bebas menentukan hidupku dahulu.
0 notes
Text
Surat Cinta
Pesan terlugas yang pernah kuterima, mengantarkan dalam hidup baru, melangkahkan kaki bersama,
Kehadirannya bukan suatu yang baru lagi dalam hidupku. Pasalnya ia memang sudah dekat dengan ibuku sejak ia memasuki sekolah tempat ibuku bekerja. Namanya sering disebut dalam 2 tahun ini. Ia seperti menjadi anak pertama. Hadir dengan segala kemampuannya menyelesaikan hal sehari-hari.
Suatu waktu, kami bertemu. Pertemuan pertama, entah disengaja atau tidak karena saat itu ada acara resmi di sekolah ibuku. Acara bersama Psikolog Klinis handal dalam rangka memotivasi adek-adek kelas 3 SMA untuk semangat melanjutkan pendidikan. Kala itu, ia membelikanku es krim dan makan siang.
Saat itu, kami tetiba mempunyai geng berisikan aku, dia, dan seorang murid multitalenta di sekolah ibuku. Dalam grup obrolan tentu ada ibuku. Kami membahas berbagai hal mulai dari pelajaran, musik, hingga jalan-jalan.
Hadirnya dia menjadi memuakkan karena kecemburuanku terkait kedekatannya dengan ibuku. Aku anak pertama ibu namun ia yang selalu dipanggil ketika segala hal terjadi. Mengganti tinta printer, membelikan barang kebutuhan, dari A sampai Z dia ada. Aku membencinya hingga kukirimi ia pesan bahwa aku tak mau ada dia dalam hidupku, ia pun kuperingatkan bahwa ia bukan anak kandung ibuku bukan saudara sedarahku.
Hingga suatu hari, ibu mengalami kecelakaan, jatuh dari motor. Hanya ia yang dapat dihubungi dari sekian puluh orang yang telah di telpon meminta bantuan. Apakah itu memang takdir?
Aku pulang, karena hanya aku yang bisa mengobati ibuku. Pasalnya aku memutuskan tidak pernah pulang sejak aku membenci lelaki itu masuk terlalu sering dalam hidup kami.
2 bulan setelah kejadian tersebut, setelah emosiku mereda, ibuku mulai bercerita.
Ummi merasa cocok dengan mas karena ia lulus dari sekolah yang sama dengan adekmu. Ummi tidak pernah merasa ada hal lain selain dia orang baik. Namun, ayah ibunya sudah menjenguk ummi. Mungkin ia memang ingin serius menjadi anak ummi.
Kalimat itu akhirnya menjawab semua pertanyaanku. Secara alami, ia masuk dalam kehidupan kami. 2 tahun ia membersamai ibuku. Bahkan bertemu dengan ayahku. Orang tua kami juga telah saling bertemu yang entah membahas apa. Pertemuan para orang tua layaknya orang tuaku dan orang tua sahabatku bertemu, pikirku.
Namun, suatu hari, ia update story yang membuatku berkomentar dan ia membalas dengan sebuah pesan:
Jujur aq merasa terganggu dengan ini, karena aq harus berjalan dalam ketidak pastian, tanpa tujuan, dan jawaban... Hanya doa yang setiap malam ku panjatkan agar Allah meridhoi semua ini.
Toh dulu Syaidina Ali ketika ingin meminang Syaidah Fatimah dia harus mengurungkan waktu nya ber kali-kali , karena dia tahu siapa Fatimah, siapa Ayahnya dan siapa saja yang berusaha mendekati Fatimah. Hingga sampai pada satu masa, akhirnya Syaidina Ali memberanikan diri untuk menghadap Nabi dan mengutarakan hajadnya, dan Alhamdulillah takdir berpihak pada Syaidina Ali ,,, 😊
Dan dari semua ini, pada hari ini ku beranikan untuk jujur pada mu, tentang perasaan ku,,
BISMILLAH...
"Izinkan aq masuk menjadi bagian dari hidupmu dek"
Ini adalah pesan terlugas yang pernah kuterima. Surat cinta yang dulu kupenasaran bagaimana isi dari surat cinta itu apa. Pesan ini membuatku berpikir amat sangat panjang untuk menjawabnya. Pesan ini juga yang mendatangkan berbagai rasa emosi datang bersamaan hingga menitikkan mata, hingga hari ini.
0 notes
Text
Pesan - Surat
Rangkaian kata yang membuka perjalanan, pengalaman, rasa, dan hidup baru.
2004 Beberapa anak berkumpul bersama, ada seorang teman yang mereka dorong untuk maju ke depan. Ia menyerahkan selembar kertas berisikan rangkaian kata separuh memuji, separuh mengolok. Baru ini ia menemui seorang yang menurutnya menarik, pandai, namun ia mengaku takut karena galak.
2006 Ada seorang anak perempuan menghampiri, menyampaikan pesan bahwa ia penasaran siapa orang yang dahulu disukai oleh orang yang ia suka sekarang. Ada seorang anak perempuan, diam seribu bahasa, hanya menatap dari kejauhan namun dari ujung kepala hingga kaki berdandan sama.
2008 Radio siang itu menyampaikan beberapa salam. Ada salam yang disampaikan menanyakan kabar disusul diputarnya beberapa lagu. Mengenal sebuah aplikasi yang mengantarkan pada perkenalan dengan orang-orang asing, baik dalam bahasa ataupun bidang yang digeluti. Menambah wawasan.
2011 Jajaran nomor tertulis rapi di koran, saat itu sudah mulai dapat dibuka pula di web internet. Menyampaikan deretan nomor-nomor itu yang lolos dalam seleksi perguruan tinggi. Bunyi chat dari beberapa aplikasi terdengar riuh. Bertanya kabar, berlanjut memberi petuah, menceritakan pengalaman hidup, hingga mengkoreksi rangkuman pelajaran.
2013 Tetiba muncul pesan via media sosial, menanyakan diri ini siapa bagaimana bisa mengenal temannya.
2016 Sebuah lagu dikirimkan. Ia bernyanyi dan bermain gitar. Mengatakan ia akan menikah minggu depan. Mengenalkan calon istrinya, yang kemudian berkonsultasi tentang suatu hal yang terjadi di hidup mereka.
2017 Pernyataan terima kasih yang salah diartikan, membuat penerima pesan menimpali bahwa jangan hanya hidup dalam banyangan imajinasi seperti layaknya novel-novel yang telah ada.
2018 Ia yang tetiba muncul dan masuk dalam kehidupan keluargaku, mengirimkan sebuah pesan. Membawa nama salah satu putri Rasulullah. Maksudnya jelas. Pesan terlugas yang pernah kubaca. Ia meminta izin untuk masuk dalam hidupku.
0 notes
Text
Boldnya Padang.
Merah meriah mewah.
Oktober 2023
0 notes
Text
Mengingat Kembali
Selasa, 1 Maret 2022
Mengisi beberapa pertanyaan 'psikologi' membuatku mengingat kembali apa yang telah menjadi jalan hidupku hingga saat ini. Segala memori yang baik dan buruk kembali muncul. Ada yang sudah berusaha dilupakan ataupun terlupakan yang kembali mencuat dan kembali menyelami perasaan yang sama namun dengan sudut pandang yang berbeda.
Healing, bahasa ungkapannya sekarang. Berdamai dengan diri sendiri, merefleksikan apa yang terjadi, mengutarakan apa yang dirasa, dan mengambil hal baik yang bisa diambil. Pertanyaan kali ini meminta hal apa yang paling membuatmu kecewa, kegagalan terbesar, membuatmu belajar, dan apa yang membuatmu merasa berhasil namun diberi rentang waktu dalam 1 tahun ini. Beberapa lembar pertanyaan, namun dalam benakku ada sebuah kisah panjang yang merangkum semua hal tersebut.
Flashback pada kejadian 1 tahun ke belakang. Menjadi orang tua adalah hal yang sangat ku inginkan beberapa tahun ini.
Suatu waktu, Allah mengamanahkan seorang gadis, yang ayahnya datang meminta pertolongan kepada kami agar ia dapat kami didik dan sekolahkan. Ia termasuk anak yang pandai, bersuara apik, datang dari daerah pelosok pegunungan yang menurutku mungkin belum mengenal hal-hal luar.
Tinggal bersama kami, kami perlakukan layaknya anak. Orang tua kami perlakukan layaknya cucu. Diajari norma dan nilai kehidupan yang ada dala keluarga kami. Mencurahkan segala doa agar ia dapat menjadi anak sholihah yang dapat membanggakan orang tuanya. Akses pendidikan yang semula tidak ia bayangkan, kami berikan dan kami support (hingga ikut begadang saat ia tes ujian masuk PTN). Kesempatan untuk bertemu keluarganya pun tidak pernah kami halangi. Di rumah, ia kami beri tugas bersosialisasi dengan kawan yang lain dan membantu ibu kami (paling sering ialah menyiapkan sarapan).
Waktu berjalan, 2021 saat Idul Fitri ia pamit pulang seperti biasa. Parcel, uang lebaran, bahan pangan, sandang, seluruh penghuni rumah haru biru melepasnya pulang. Tak ada kata apapun saat ia dijemput ayahnya. 14 hari setelah lebaran, chat tidak mengenakkan masuk dan ia menghilang begitu saja.
Singkat cerita, ternyata dalam 1 tahun ini banyak keluhan yang temannya rasakan, pun yang ibu ayah kami rasakan. Diskusi panjang bersama seluruh anggota keluarga, kami ikhlaskan.
Kekecewaan terbesar bagiku, yang belum merasakan punya anak kandung sendiri, adalah gagal mendidik seorang anak. Hal yang kami ajarkan, yang kami pupuk selama 1 tahun ini, ternyata tidak dapat masuk dalam hati dan menjadikan pelajaran dalam dirinya. Sakit hati terberat yang kurasakan, adalah mencintai namun tidak dianggap.
1 tahun memang waktu yang sangat singkat untuk berharap, apabila dibandingkan dengan kebiasaan belasan hidup yang telah ia lakoni selama ini. Kejadian ini membuatku belajar, tidak ada perkara yang dapat berubah secara instan.
Menerima bahwa segala keterbatasan memang ada, menahan segala amarah dengan tetap realistis tak ada guna menghabiskan tenaga mempertahankan yang tidak ingin dipertahankan. Pelajaran yang sungguh berharga.
Allah menolong kami. Membuat hati kami semua, seluruh keluarga kembali tenang. Allah jauhkan hal tidak baik yang tidak pernah kami pinta. Allah memberikan pelajaran dengan segala skenario-Nya.
Mengingat kembali kejadian tersebut, yang awalnya membuat marah, menjadi sedih, kemudian menjadikanku bersyukur. Accepting dan supresi hal yang tidak perlu, sungguh membuat begitu banyak pelajaran yang didapat.
Terima kasih pertanyaan psikologi pembuka jalan sekolah formalku selanjutnya
0 notes
Text
Meninggalkan Malang
Tujuh bulan yang lalu, kaki ini melangkah menjauh meninggalkan kota yang sudah tujuh tahun dihuni. Bagaimana rasanya? Saat itu terasa sudah lega. Kelegaan itu telah melalui badai kegamangan yang muncul satu tahun sebelumnya.
Akhir 2017 awal 2018. Sebagai seorang yang mandiri, menikmati hal-hal bersama teman sungguh menyenangkan. Terlebih tetiba punya teman yang memiliki kegemaran yang sama, hiking. Selain jalan-jalan yang digetolkan, berbagai aktivitas hedon (karena belum pernah sebegini hebohnya) mulai mengisi hari. Mulai dari nonton, lebih banyak membeli buku, makan apa aja oke, keliling ke berbagai kota, dsb, maklumlah ada income tambahan lebih besar dari tahun sebelumnya.
Awal tahun lalu, dalam posisi piyik yang baru lulus dan baru menjalani masa pengabdian wajib, sudah mulai memikirkan keberlanjutan kehidupan pasca pengabdian, dan semuanya terasa enjoy serta menyenangkan. Sampai tiba di April 2018.
Facing the truth, tetiba harus mengubah plan hidup dari A ke Z. Orientasi mandiri dan sekolah berubah karena diminta pulang. Rasanya campur aduk, banyak pertanyaan yang muncul.
Kenapa tiba-tiba diminta, bukankan baru beberapa bulan lalu disupport untuk stay di Malang. Kenapa seperti dipaksakan pulang. Apa yang sudah terjadi di rumah. Kenapa harus memikirkan kemungkinan lain. Bagaimana bisa hidup di sana, sedangkan di sana tidak ada apa-apa. Apa yang akan kulakukan di sana. Harus kerja apa di sana. Dan banyak pertanyaan lainnya.
April 2018, ummi memberitahukan hal tak terduga. Menawarkan suatu hal yang tak pernah beliau iya kan sebelumnya. Menikah.
Euphoria mbolang bersama teman mendadak berhenti. Hal ini mengakhiri ke-manik-an bertemu dan bersenda gurau yang sempat menyilap hati. Ada hal serius yang harus diputuskan segera, karena banyak hal tidak pasti yang dirasa harus dicari kepastiannya. Siapa dan bagaimana dia yang ditawarkan ummi akan membawaku pulang, di kota kecil itu aku akan beraktivitas apa, adalah hal yang harus dipastikan. Akal menolak berfikir dengan nurani, akal masih ingin mencari tahu kecocokan rencana yang akan dijalankan.
Awal Mei 2018. Pertanyaan yang akalku cari, sedikit terjawab. Masih bimbang, tapi banyak hal mengiring untuk "tak ada salahnya niat berbakti ini didahulukan". Berbekal itu, selama Ramadhan masih berusaha menyatukan puzzle yang kian lama hati ini merasa mantap, tanpa pembuktian akal. Di Ramadhan pula hal-hal yang ada (penelitian, salah paham dengan teman, dsb) tergiring untuk tuntas perlahan. Dan pada akhirnya, akal kalah dengan kenyataan yang Allah sodorkan.
Bertubi-tubi, ada pendaftaran kerja yang tidak pernah terpublish dan terpikirkan. Hal yang paling membuat tercengang adalah para masyayikh tiba-tiba menanyakan siapa dan bagaimana padahal belum bercerita apa-apa. Inikah yang namanya dilancarkan?
Waktu berjalan, dengan segala keriwehan yang disembunyikan. Agar tidak ada salah sangka diantara komunitas sementara. Dan akhirnya, tujuh bulan lalu, dengan berbekal niat berbakti, aku meninggalkan Malang. Kota sejuk yang membuat rindu semakin semerbak.
Allah selalu membuat rencana terbaik di atas segala rencana kita. Sabar dan ikhlas menuntun hati kita untuk selalu mendekat padaNya. Sholawat untuk kekasihNya membantu menenangkan hati yang tak terarah tujuannya. Kita berusaha, dan Allah yang selalu menentukan arah jalan terbaik kita.
Sampai berjumpa lagi Malang, kota yang ternyata ku kembali untuk menjalani pelatihan sementara setelah tujuh bulan kutinggalkan.
~Oktober 2019. Diantar mas dan bapak ibuk untuk menjalani 3 minggu pelatihan dasar.
1 note
·
View note
Text
M: Bagaimana cctv mu aktif?
D: Disaat aku dekat sekali, jalanku lurus, semua saklar cctv on seketika. Jika sedang bebal, ada garis ridho yang ku langkahi, cctv off dan membutuhkan tenaga ekstra agar on.
M: Jadi, enak on atau off?
D: Entah
M: Enak manut seperti sekarang atau bebal kayak kemarin?
D: Sekarang
M: Jadi milih yang mana?
D: Sekarang
M: Lebih lega dan enak kan?
D: Iya
M: Semoga menjadi sebuah pelajaran yaa..
.
Allah selalu memiliki cara untuk mengingatkan hambaNya agar kembali dekat..
يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك و على طاعتك
2 notes
·
View notes
Text
Bulan malam ini menawan ya. Ada berbagai rasa yang tak dapat dituliskan bercampur jadi satu saat memandangnya. Dan lagi lagi naik genteng agar lebih jelas melihat keberadaannya, tetap dilakukan.
Tahu kenikmatan tertinggi yang dijanjikan di surga itu apa? Memandang Ia, sang Pencipta, Allah Yang Maha Indah.
Nikmat yang tak lazim, karena hanya satu indera yang dijanjikan, pun karena suatu hal magis yang tidak benar-benar di kecap dengan lidah, di bau, atau dipegang. Namun efeknya bisa mempengaruhi indera dan non indera, efeknya jauh lebih dahsyat.
Ah susah ya menjabarkannya.
Coba tengadahkan kepala ke atas, mari memandang bulan. Jika bukan termasuk penikmat bulan, coba tengoklah ke sampingmu dan pandangi saja orang yang kau suka.
Aku penikmat malam, khususnya bulan. Dan berada di tengah bulan Sya'ban ini membuatku semakin bahagia. Sebentar lagi Ramadhan akan tiba. :'')
Semoga Allah memberi kesempatan menikmati berbagai purnama, terlebih di bulan Sya'ban dan Ramadhan.
Semoga tak perlu memanjat genteng lagi hanya untuk memandang bulan. Mungkin beralih jadi memanjat tower atau bikin rooftop ke depannya :'))
1 note
·
View note
Text
Baca Yaasiin di malam Jumat, baca Al-Kahfi di hari Jumat dilanjut Al-Waqiah. Kalau bisa dilanjutkan 5 surat yang lainnya.
Setiap hari jangan lupa ngajinya.
~Kompilasi nasihat dari usia baru khatam juz amma hingga sekarang. Semoga nantinya bisa dilaksanakan dan istiqomah. Memang mengumpulkan dan mempertahankan niat itu susah.
2 notes
·
View notes
Text
Sebuah kalimat jika diucapkan tak sama dengan jika dituliskan. Selain ada nada dan intonasi, berucap tidak bisa dilihat, dipikir ulang, dihapus, diganti kalimatnya, baru di kirim atau di post untuk dibaca ulang. Pun yang dituliskan, tidak ada nada dan intonasi yang dapat didengar sehingga bisa menimbulkan persepsi yang tidak dimaksudkan.
Ummu, 2018. Masih belajar berhati-hati..
0 notes
Text
"Tentu saja bukan perjalanan kapal ini yang kumaksud. Meski memang jarak pelabuhan Jeddah masih berminggu minggu. Melainkan perjalanan hidup kita. Kau masih muda. Perjalanan hidupmu boleh jadi masih jauh sekali, Nak. Hari demi hari, hanyalah pemberhentian kecil. Bulan demi bulan, itupun sekadar pelabuhan sedang. Pun tahun demi tahun mungkin itu bisa kita sebut dermaga transit besar. Tapi itu semua sifatnya adalah pemberhentian semua. Dengan segera kapal kita berangkat kembali, menuju tujuan yang Paling hakiki."
~190118, beautiful words from one of my favorite novel by Tere Liye.
0 notes
Text
Inaz
Namanya Inaz. Inaz anak Bapak. Dekat dengan Bapaknya. Dekat pula dengan Ibunya, tapi tak sedekat dengan bapaknya. Inaz masih di sekolah dasar. Tubuhnya besar membuatnya sering disangka ia sudah di tingkat selanjutnya. Tubuhnya yang gempal membuatnya terlihat lebih tegar dari teman seusianya. Tapi, ia sangat pemalu. Setidaknya itu yang kutahu.
Inaz adalah seorang anak kolega ummi. Apakah aku pernah bertemu dengannya? Tidak. Namun ia sering membicarakanku bersama bapaknya. Bagaimana kutahu? Karena buku-buku yang memberitahuku.
Akhir tahun lalu, orangtuanya berangkat umroh dan membuat Inaz dan saudaranya tidak ada tempat bercerita sejenak. Seusia mereka, kedekatan dengan orang tua adalah segalanya. Dan dari situasi itulah kami saling kenal.
"Mbak, buku-buku mbak boleh dipinjamkan ke dek Inaz?" tanya ummi suatu hari.
"Boleh saja, asal tahu aturan mainnya", ini adalah kalimat tegas. Aku tak pernah suka bukuku lecek, tertekuk, atau baunya berkurang. Tapi paling suka kalau ada orang yang meminjam dan memberikan feedback.
Singkat cerita akhirnya Inaz semakin senang membaca. Setiap Inaz selesai membaca buku, dikembalikanlah buku itu sambil meminjam buku yang lainnya. Terus berlanjut hingga stok buku anak-anak sudah habis di lokerku. Karena ummi sayang juga dengan Inaz, akhirnya ada buku-buku baru dadakan yang dinamakan atas namaku kemudian dihadiahkan ke Inaz.
Akhirnya entah kenapa ikut iseng memikirkan 'buku apa yang membuatku penasaran saat usiaku se Inaz' dan setelah ditelaah dengan matang, buku fantasi dengan bahasa ringan adalah bacaan yang tepat. Di momen yang tepat, mencari buku yang sangat kuinginkan kubaca di usia itu. Ada 2 buku dan sangat sulit mempertimbangkannya. Ke duanya ber-seri, bukan buku tunggal. Karena buku ber-seri lebih membuat penasaran.
Di depan buku-buku itu aku berdoa meminta dijodohkan dengan yang ringan dibaca namun bisa membuat imajinasi lebih kaya. Akhirnya terbayarlah 1 buku dan kutitipkan agar sampai ke Inaz. Tak lupa diselipi sebuah surat kecil yang semoga bisa membuatnya semakin haus membaca.
Singkat cerita, Inaz sangat penasaran karena buku itu ber-seri dan sangat senang mendapatkannya. Bapaknya mengirim foto betapa Inaz sangat bahagia. Dan suatu malam Inaz bilang ke Bapaknya, "Bapak, Inaz punya list kalau Inaz bisa melakukannya nanti dibelikan lanjutannya ya".
Kenaikan kelas ini Inaz merasakan hal bahagia lainnya. Ia naik kelas dan ia mendapatkan buku baru.
Inaz masih kecil jika dibandingkan denganku yang sudah setua ini. Tapi dari Inaz aku belajar, bahwa jika kita menginginkan sesuatu harus diusahakan. Pada awalnya memang ada yang memberinya, itu sebuah hadiah. Namun selanjutnya ia berusaha yang terbaik dan menjadikannya semangat. Sebuah pengingat sederhana yang sangat berharga.
Berkorelasi dengan hidup kita. Allah memberikan kita hidup adalah suatu anugrah. Terkadang Allah memberi kita berbagai hal menakjubkan. Namun kadang membuat lupa, karena setiap kebaikan yang diberikan sebenarnya adalah ujian agar jauh lebih baik, kemudian mendapatkan yang lebih baik. Sejauh apa itu berlaku, tak ada yang tahu batasnya. Namun, pemberian yang cuma-cuma itu sebenarnya bekal agar kita berpikir dan selalu mempertimbangkan segala kebaikan.
Hai Inaz, kapan kita bertemu ya.. Terimakasih hal sederhana yang sudah diingatkan. Selamat naik kelas. Selamat membaca. Tunggu buku seri baru selanjutnya. :))
0 notes
Text
Nan satitiak jadikan lawuik, nan sakapa jadikan gunuang, alam takambang jadi guru. Jikok dikambang salaweh alam, jikok dilipek sagadang kuku.
Yang setetes jadikan laut, yang sekepal jadikan gunung, alam terkembang jadi guru. Jika dikembang seluas alam, jika dilipat sekecil kuku.
~270118 menyelesaikan dan mengutip petitih Minang, dalam novel Anak Rantau halaman 149 & 262 oleh A. Fuadi
#bookoftheweek
0 notes
Text
Toxic
Pernah suatu ketika saya mendapat teguran dari seseorang, dan entah kenapa itu membuat saya teriritasi dengan kehadiran orang tersebut.
“Kamu sama diri sendiri aja pelit apalagi sama orang lain”
Satu kalimat itu tiba-tiba terlontarkan dari seseorang yang tidak mengenal saya. Terkaget, menanyakan kenapa dia bisa berbicara seperti itu. Lain waktu ia melanjutkan kalimatnya,
“Bukankah seharusnya gaya hidupmu seperti yang lain.”
Tak habis pikir dengan kalimat yang dilontarkan. Terlepas dari segala macam nada yang digunakan untuk menyampaikan segala macam kalimat tersebut. Bagaimana bisa menyamakan standard hidup seseorang dengan yang lainnya. Padahal sudah jelas, nantinya, suatu saat, timbangan setiap orang itu akan berbeda-beda, akan sangat dipertanyakan jika bisa sama. Setiap jiwa tentu berbeda, tidak ada satu jiwa menjalani 2 hidup yang berbeda. Atau ada 2 orang yang sama dan memiliki segal kemiripan, bahkan cara bernafasnya.
Tulisan ini bukan bermaksud memberikan penjelasan pada orang lain tentang diri saya, itu tidak perlu. Saya hanya ingin menyoroti bahwa, pandangan setiap orang akan hidupnya tidaklah sama. Tingkat kepuasan setiap orang pun berbeda. Karena setiap orang memiliki tujuan yang ingin dicapai selama hidupnya. Tujuan itupun bukan hasil diskusi panjang dengan orang asing, yang tidak tahu siapa diri kita.
Menjadi orang dengan penuh komentar yang dilontarkan kepada orang lain hanyalah menjadikan diri ini toxic pada hidup orang lain. Sesekali memberikan pendapat berupa nasihat baik, tak apa. Bukan berarti judging setiap tindakan harus dilakukan. Pun bukan berarti tindakan yang dilakukan selalu dibenarkan. Pandai-pandai memilih yang baik dan menghindari yang buruk, tetap harus lihai dalam mengasah sistem filter pada diri sendiri.
Terkadang menghindari orang-orang toxic ini sangat perlu dipertimbangkan. Bukan karena mereka tak pantas ditemui, namun menghindarkan diri agar tidak ikut arus yang mereka bawa. Tentu saja ini menurut saya pribadi. Setiap individu berhak mendapatkan dukungan atas yang dilakukan, selama itu tidak melanggar nilai dan norma. Pelebelan (judging) kepada orang lain merupakan salah satu tindakan yang kurang etis, karena dengan lebel itu akan membuat orang lain merasa tidak nyaman dengan dirinya. Di ilmu sosiologi saat saya SMA, labeling negatif dapat membuat seseorang berespon tidak baik sesuai dengan labelnya, pun label baik karena memang pujian berlebihan itu tidak disarankan.
Ini adalah salah satu contoh dari toxic dalam kamus saya. Jika ada yang pernah tersakiti dengan nasihat yang saya sampaikan beberapa waktu lalu, semoga itu bukan dimasukkan dalam kamus toxic-nya. Semata-mata itu adalah bentuk kasih sayang seorang sahabat yang sudah menanganggapnya sebagai saudara.
Tulisan ini dibuat terlebih untuk diri saya pribadi, semoga diri ini semakin baik dengan segala pelajaran yang telah diberikan.
~250118, membuka catatan yang lalu
0 notes
Text
book(s)
Well, sebenarnya gatel banget tangan ini ingin menuliskan perjalanan panjang ke Ijen-Baluran-waduk Bajul Mati. Namun kok lebih tergelitik untuk menuliskan my bucket list tahun ini. Tidak akan semuanya, mau menyimpan kenangan saja kalau tahun ini sangat menginginkan dan mengusahakan beberapa hal. Terutama memenuhi rak buku yang indah sekali jika buku-bukunya bertambah.
Kenapa harus memenuhinya? Bukan suatu keharusan memenuhi rak-rak itu, tapi memiliki banyak buku lah yang menjadi impian.
Sedari kecil sudah sangat suka membaca. Melihat banyak tulisan merupakan suatu kesenangan tersendiri. Usia belum genap 3 tahun, baru 2 tahun lebih beberapa bulan, sudah lancar membaca. Didukung dengan buku-buku jadul milik tante yang bisa dibabat habis. Namun, lama-lama menjadi sebuah masalah teknis ketika semua buku untuk anak-anak telah habis dibaca.
Masuk SD, akhirnya punya uang saku sendiri jadi bisa ditabung agar akhir bulan bisa membeli buku baru. Nah, usia semakin bertambah dan mulai mengenal buku tebal dengan genre bermacam-macam, akhirnya harus meminjam di perpustakaan sekolah karena buku saat itu sangat mahal untuk dibeli.
Sampai saat ini masih ingat bagaimana membaca buku-buku yang tidak bisa dibeli itu. Rasanya masih sangat antusias untuk membacanya lagi. Dan tahun ini ingin sekali mulai membelinya. Semoga masih ada yang bisa dibeli.
Beberapa orang menyarankan untuk download pdf nya saja. Tapi memiliki hard nya amat sangat memberikan kepuasan tersendiri. Mungkin ini sebuah pembelaan ego karena tak tersampaikan memiliki hard copy di saat kecil. :D
Nah nah nah ini dia list yang sangat diinginkan untuk memenuhi rak buku yang indah sekali jika buku-bukunya bertambah. 1. Eragon series by Christopher Paolini: Eragon, Eldest, Brisingr, Inheritance Buku fiksi ke dua setelah the hobbit. Sangat bersemangat dan membuat ingin meng-explore dunia lebih luas karena terpikat dengan petualangan yang ada.
2. Inkworld series by Cornelia Funke: Inheart, Inkspell, Inkdeath Buku yang dibaca saat SMA. Buku fiksi juga dan ceritanya bagus karena sangat menegangkan.
3. Buku-buku pak Pram (Pramoedya Ananta Toer): Rumah Kaca, Bumi Manusia, Jejak Langkah, Gadis Pantai Ini buku Indonesia yang baguuus banget. Idola banget saat SMA. Bahasanya indah, ceritanya bisa dibayangkan, mengenai sejarah pula, dan membuat gak gampang lupa. Tapiii buku-buku pak Pram ini harganya tidak pernah turun dari 100, ini yang membuat sedih dari tahun lalu. Alhamdulillah masih ada Bang Andrea yang hampir seperti pak Pram dan buku-bukunya juga masuk bucket list. Namun karena termasuk baru, jadi masih bisa dibeli tanpa perjuangan yang nyata.
4. Supernova series Buku yang membuat mikiiir banget. Karne ceritanya melompat. Karena salah satu tulisan anak bangsa, dan buku ini booming dan bagus, mau banget kalau bisa nampang di rak buku.
5. Rupi Kaur books: Milk and Honey, The Sun and Her Flower ingin karena tulisannya bagus, dalam bahasa Inggris yang indah, meski sangat sederhana.
6. Oliver Sacks books: Awakening, Migraine, An Antropologist on Mars, The Island of the Colorblind, Seeing Voices, Uncle Tungsten, The Man Who Mistook His Wife for a Hat.
7. J. R. R. Tolkien books: The Hobbit, The Lord of The RIng series Ini diurutan terkhir karena gak yakin bisa mendapatkannya. Ini buku terbagus yang sudah dibaca saat SMP tapi rasa rasanya kok susah didapatkan. :’D Harry Potter gak masuk? Bagus juga cerita fiksi ini, semua pun sudah selesai dibaca. Tapi entah kenapa kok belum ingin memasukkannya ke list.
Semoga bisa diusahakan buku-buku ini meski bukan tahun ini jika memang tidak bisa, tapi semoga segera terealisasiiii. Dan siapa tahu ada orang super baik yang tiba-tiba mengirimkan buku-buku ini.
~230118, disimpan biar teringat, didoakan semoga segera ada di salah satu rak buku
0 notes