#terlena
Explore tagged Tumblr posts
Text
Di usia segini baru sadar bahwa ternyata bukan banyaknya aset, kekayaan, atau apa pun versi "kehidupan sempurna" kata orang, yang kita cari.
Tapi hati yang jauh dari rasa iri, ketika melihat ke atas.
Hati yang jauh dari sifat sombong, ketika melihat ke bawah.
Hati yang diberikan ketenangan, kendati seluruh dunia di sekitarnya kacau balau.
Itu kenapa akhir dari shalat adalah salam ke kanan dan salam ke kiri.
Karena finalisasi dari kehidupan manusia bukan hanya untuk ke kanan terus (senang terus). Bukan juga untuk ke kiri terus (sengsara terus). Tapi "salam".
Keselamatan dari hal-hal yang menyenangkan agar tidak terlena dengannya.
Juga keselamatan dari hal-hal yang menyengsarakan, agar tidak terlarut dengannya.
Finalisasi dari shalat adalah keseimbangan. Dan shalatmu adalah cerminan dari hidupmu.
#shalat#islam#writers on tumblr#female writers#self worth#self love#love#life quotes#tulisan#quotes#self care#tumblr quotes
105 notes
·
View notes
Text
Akan ada hari di mana solat kita hanya berisi dengan air mata dan permintaan maaf. Tak lagi dipenuhi berbagai macam keinginan duniawi. Karena satu-satunya pinta kita kini ialah, bagaimana agar Allah mau memaafkan kita, dan ridho atas diri kita.
Akan ada hari di mana kita berandai agar diciptakan dalam rupa yang bukan manusia saja. Kita teringin menjadi berbagai bentuk lain. Apa saja. Sebuah tumbuhan, semut yang berjalan. Ataupun batu yang cuman diam. Asal bukan manusia. Karena menjadi manusia memang semelelahkan itu. Beban pertanggungjawaban yang menanti kita kelak di akhirat selalu membuat kita was-was, apakah kita bisa selamat darinya?
Akan ada hari di mana, mata kita kini tak lagi mengeluarkan air mata. Bukan karena kita tak lagi merasa sedih, ataupun terluka. Kita hanya telah merasa bahwa kepada tangis pun, hati kita tak lagi terasa lega. Hati kita menjadi mati rasa, karena dengan begitu, semua hal terasa menjadi lebih mudah & biasa-biasa saja untuk kita.
Akan ada hari di mana, kita tidak lagi berselera melakukan apa-apa. Hidup kita memang masih berjalan seperti biasa. Namun tanpa gairah di dalamnya. Kita hanya melakukan semuanya semampu dan sebisa kita. Mencoba untuk tetap waras, sembari menunggu waktu jadwal kepulangan.
Akan ada hari di mana, kita akhirnya mengerti, mengapa Allah menciptakan dunia semelelahkan ini. Karena Allah tidak mau kita ingin hidup lama di dalamnya. Karena Allah tak ingin kita menjadikan dunia sebagai tujuan segalanya. Karena Allah tak ingin membuat kita lupa bahwa kita tak selamanya. Karena Allah tak ingin kita terlena dan terlarut dengan apa yang ada di dalamnya. Karena Allah tak ingin kita melupakan tempat kita kembali.
Dan karena Allah menginginkan kita selalu mengingat bahwa hanya kepada-Nya lah ketenangan itu didapatkan, bahwa hanya kepada surga-Nya lah tempat segala kenikmatan.
@milaalkhansah
205 notes
·
View notes
Text
"Masa Ini Akan Berlalu..."
Edgar Hamas | @ceritaedgar
Pernah dengar kisah seorang raja yang memiliki cincin bertulis "masa ini akan berlalu?"
Ia kisah singkat, tentang seorang raja bijak yang selalu diingatkan dengan kalimat "masa ini akan berlalu" setiap kali ia mendengar sebuah laporan dari menteri-menterinya.
Ketika ada laporan tentang hal buruk dan itu sampai ke telinga sang raja, ia pun sempat gelisah dan khawatir berlebih. Namun ia melihat cincinnya dan membaca "masa ini akan berlalu."
Gelisahnya hilang. Ia tahu masa buruk tak akan selamanya. Maka ia fokus membenahi masalahnya.
Pun ketika ada kabar gembira yang membuat semua orang bersorak-sorai, sang raja pun kembali menoleh melihat cincinnya, "masa ini akan berlalu."
Tadinya ia senang berlebihan. Namun setelah diingatkan oleh tulisan itu, ia kembali tenang. Ia senang, namun tak terlena dan bereuforia.
Siklus, itu adalah kuncinya. Sang raja jadi bijak karena tahu masa buruk tak akan selamanya. Masa senang pun tak akan berlama-lama. Sebab ia mengerti bahwa hidup berputar.
"Masa ini akan berlalu", kini coba kau renungkan. Jika kau sedang sedih, ketahuilah ia tak akan selamanya.
Pun bagi siapapun yang berbuat zalim. Kau mengira mereka akan di atas selamanya? Mengira bahwa mereka tak terkalahkan?
"Masa ini akan berlalu", yang zalim akan hilang. Yang di bawah akan naik. Yang tenggelam akan timbul. Yang dizalimi akan menang.
Termasuk di Gaza, Palestina.
Semua ada masanya. Semua ada waktunya. Yang sedang naik daun akan ada saatnya hilang. Yang terkenal akan redup. Yang berkuasa akan usai.
Semua yang di bumi itu fana. Akan usai. "...tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal..." (Ar Rahman 27)
#renungan#catatan#kontemplasi#islamic#inspirasi#islamicquotes#daily reminder#quotation#tadabbur#edgarhamas
275 notes
·
View notes
Text
Rumahati: Finale
Aink harap ini terakhir kalinya Aink posting soal rumahati. Hatur thank you buat semua yang Uda berbagi informasi, tenaga dan doa dalam kasus rumahati ini.
.
.
Aink mulai dengan konklusi dulu.
Betul, uni nilep uang sedekah kalian
Uda yah, ga ada asumsi atau praduga lagi. Uda bisa Aink pastiin kalo uang yg uni minta sebagai sedekah, ada yang dia makan buat kepentingan pribadi.
Clear
Makasih banget buat pasangan @properparadox dan @vanilachocolate yang Uda mau direpotin. Maaf banget soal informasi yang ga proper dari aink.
Jujur, terlalu banyak kebohongan dalam kasus uni ini. Aink dan @jagungrebus Uda pusing mengurai mana informasi yang bener mana yang tipu.
Tadi siang, pasangan detektif Tumblr berangkat menuju dua lokasi, yaitu lokasi kontrakan terakhir uni yang di Cikadut dan klinik yang katanya suami uni pernah kerja disana tahun 2019.
Tapi keluarga uni ga ketemu.
Ternyata, mereka Uda pindah sejak tiga bulan yang lalu, dari cikadut ke Cileunyi. Makin jauh lagi dari pusat kota. Bukan karena mereka takut dikejar, tapi emang Uda ga sanggup bayar kontrakan yang di Cikadut.
Meski ga ketemu uni, pasangan Tumblr pulang dengan bawa no.hp suaminya uni yang didapat dari ponakan pemilik kontrakan lamanya.
Well done gaes!
Setelah dapet no hp suaminya, langsung aink follow up. Setelah dhuhur aink coba kontak, beberapa kali di telpon ga diangkat, di wa ga di bales. Setelah ashar baru ada jawaban.
Suaminya uni bilang ga bisa ditelpon karena speaker hpnya rusak. Jadi obrolan lanjut via chat.
Aini simpulkan secara singkat kesaksian dari suami uni.
Suaminya baru tahu soal penggalangan dana sedekah sekitar 3 hari yang lalu. Itu pun karena uni tiba tiba minta ganti no hp. Setelah minta ganti nomor, uni cerita ke suaminya.
Jadi, cerita bahwa uni dan keluarga suaminya dari dulu bantu anak asuh dan lain sebagainya tuh bohong yah. Clear. Suaminya bersaksi kalo dia beru tahu kemarin.
Dia cuma tahu kalo emang ada yang nitip sedekah berupa baju dan beragam barang, plus uang dan emang uni suka berbagi sama orang ga mampu di sekitarnya.
Nah, yang jadi masalah adalah ternyata uni memakai sebagian uang sedekah untuk kepentingan pribadi tanpa izin. Betul, menurut suaminya nama2 yang dipakai uni buat minta sedekah memang ada. Tapi ketik aink bilang kalo uni menggalang dana sejak 2017 dia juga kaget. Uni kemarin cerita, kalo usaha ngumpulin sedekah mulai dari 2020 sejak kehamilan anak nya.
Menggalang dana secara terus menerus atas nama pribadi, tanpa ijin dan transparansi dana aja Uda salah. Apalagi kalo sengaja ambil bagian dari sedekah tanpa ijin donatur.
Ini salah besar.
Betul kata mas miring dalam postingannya kemaren. Orang yang biasa hidup susah ketika buka penggalangan donasi bisa keenakan. Terlena sama uang yang terus menerus masuk tanpa harus kerja.
Ini mungkin yang bikin uni gerilya narik sedekah lewat postingannya, lewat DM nya. Bahkan ke orang yang dia sebetulnya ga kenal. Enak banget dapet duit tanpa kerja, yang penting sebagian dibagiin lagi.
Ini Uda salah banget. Bisa aja jadi benar kalo sejak awal uni transparan, bilang ke donatur bakal ambil sekian persen buat diri sendiri. Tapi kan enggak? Ampe sekarang yang tau berapa banyak uang sedekah yang uni makan cuma uni dan Allah yang tahu. Bahkan suaminya pun angkat tangan
Suami uni kerja ngojek. Data ini didukung kesaksian tetangga uni di Cikadut yang bilang kalo suaminya emang suka pulang malam. Pas istri aink cek di getcontact pun emang terlihat kalo nomor suami uni disave sebagai driver.
Dia mengaku ikut bertanggungjawab soal kesalahan uni. Dengan dia posisi sebagai suami tapi ga tau menahu soal kegiatan istri di belakangnya, dia ikut bersalah.
Dia janji ga bakal ngilang dan siap bertanggungjawab. Soal duit sih aink yakin ga bisa balik, sorry to say. Suami uni bilang emang kondisi finansial keluarganya buruk, pindah kontrakan pun karena emang nyari yang lebih murah.
Aink pribadi bakal nganggap ini selesai kalo uni Uda minta maaf dan terbuka lagi buat berkomunikasi. Buat teman-teman yang juga ngerasa dirugiin sama uni, aink siap jadi penghubung antara kalian dengan suaminya.
Kalian mau ikhlas terserah, mau perhitungan uang juga terserah, gimana nyamannya kalian. Siapin aja bukti chat sama bukti trf yang Uda kalian kasih. Silahkan meminta pertanggungjawaban keluarga uni.
Buat ke depannya moga ga ada kejadian kayak gini lagi dan sebaiknya polemik rumahati ga usah diperpanjang lagi.
Terimakasih,.
Silahkan berbagi kabar ini dengan warga Tumblr lainnya. Case closed
144 notes
·
View notes
Text
Berteriaklah
Berteriaklah, meski kau tahu tak seorang pun mendengar. Meski suaramu luruh di tengah kekosongan, meski gemanya terhenti di dinding-dinding bisu yang tak pernah memantulkannya kembali. Berteriaklah, bukan karena kau mengharap balasan, bukan karena kau ingin mereka berhenti dan mendengarkan. Tapi karena ada sesuatu di dalam dirimu yang harus dilepaskan—sesuatu yang akan membunuhmu perlahan jika kau diam terlalu lama.
Berteriaklah, meski dunia tetap berputar tanpa peduli. Mereka sibuk dengan cerita masing-masing, terlena dalam labirin hidup yang tak pernah bersinggungan denganmu. Bahkan ketika kau memohon, bahkan ketika suaramu serak oleh keputusasaan, kau tahu bahwa telinga mereka tak pernah benar-benar terbuka.
Namun, apa pedulimu? Ini bukan tentang mereka. Ini tentangmu. Tentang mengakui keberadaanmu di tengah dunia yang sering kali mengabaikan. Tentang memberi ruang bagi dirimu sendiri untuk merasa, untuk mengeluarkan semua luka yang selama ini terperangkap.
Berteriaklah, meski sunyi adalah satu-satunya jawaban. Karena dalam sunyi itulah, kau akan menemukan dirimu sendiri. Dalam ketidakpedulian mereka, kau akan belajar bahwa yang paling butuh mendengar suaramu bukanlah mereka, tapi dirimu sendiri.
Biarkan suaramu menjadi perlawanan terakhir terhadap kekosongan. Biarkan suaramu menjadi bukti bahwa kau ada, meski tak ada saksi. Berteriaklah, meski hanya untuk mengisi kekosongan udara, meski hanya untuk mengingatkan dirimu bahwa kau hidup, bahwa kau bertahan.
Dan ketika kau selesai, saat suara itu akhirnya lenyap bersama angin, kau akan tahu: teriakan itu bukanlah sia-sia. Sebab meski tak ada yang mendengar, kau telah mendengarkan dirimu sendiri. Dan kadang, itu sudah lebih dari cukup.
—Bandung, 26-01-2025
25 notes
·
View notes
Text
Doa-Doa Tak Pernah Selesai
(6)
Tuhan, memang sangat terlambat bagiku menyadari banyak hal dari petunjukMu. Aku terlena dengan pemikiranku sendiri. Sehingga perjalanan yang telah kutempuh jauh tetap membawa aku kembali ke titik nol, tapi maaf jika kesombonganku masih bersisa, hingga aku menyebutnya kembali pada akar.
Pagi ini saat kuurai, betapa mudah dikabulkannya jawaban atas doa tentang seseorang yang kuinginkan menjadi teman hidup, aku menyadari dari mana datangnya kemudahan itu. Karena jujur saja, aku tak ingin munafik mengatakan, bahwa bagian yang paling aku percaya dari garis takdirMu adalah; jodoh.
Aku percaya bahwa kesia-siaan bagiku menginvestasikan perasaan kepada seseorang, karena sebanyak apapun aku berusaha, garisnya telah Kau tuliskan tanpa bisa kuganggu gugat. Itu mengapa aku selalu menahan diri setiap kali seseorang yang begitu memikat membuat aku ingin berusaha. Aku percaya, usaha yang bisa kulakukan saat ini hanyalah untuk diriku sendiri.
Dan rasa paling percaya itulah yang membuat segala doa tentangnya jadi lebih mudah. Di sisi lain, aku masih suka sekali berpikiran buruk tentang garis hidup yang akan Kau beri. Saat aku bahagia hari ini, aku kerap curiga bahwa besok aku akan menangis dengan sangat. Saat hidupku tenang hari ini, aku mulai menduga-duga badai seperti apa yang akan datang keesokan harinya.
Barangkali, bagian itulah yang membuat aku tak mengenali tanda yang kau titipkan pada garis-garis semesta. Aku terlalu keras kepala membaca pertanda, terlalu sombong menjadi seorang hamba.
Tuhan, telah kuusahakan berjalan pada hal-hal baik itu. Meski sering sekali aku masih terjatuh, bahkan kadang tak melihat arah yang akan aku tempuh. Tapi untuk pemahaman baru ini, aku telah percayakan bahwa tak akan ada jalan yang begitu gelap lagi di depan sana. Aku percaya dalam setiap langkahku, Kau pasti menerangi.
Amin, dan terima kasih.
Rumah, 21 Desember 2024
32 notes
·
View notes
Text
Kita sering terlena oleh hal yang sementara, karena melahirkan asumsi hidup selamanya, padahal tidak.
@menyapamakna1
#tumblr#menyapamakna#menyapa makna#makna#menyapa makna1#menyapamakna1#nasehat#motivasi#renungan#reminder#quotestumblr#quotes tumblr#quotes motivasi#quotesmotivasi#quotes cinta#quotescinta#cinta#quotesnasehat#quotes nasehat#quotesnasihat#quotes nasihat#nasihat#quotesmakna#quotes makna#motivasi islami#motivasiislami#motivasi hidup#motivasihidup#health#self healing
43 notes
·
View notes
Text
Atas Kesabaranmu
Kemarin lusa, aku menyempatkan diri untuk menyimak Webinar dari Ngafal Ngefeel (NN). Judulnya tentang Mengajar Se-sabar Rasulullah. Webinar ini utamanya diperuntukkan bagi guru ataupun orang tua yang merasa perlu belajar sabar dalam proses mengajar. Baik terhadap anak didik ataupun anak biologis. Tapi menurutku, topik ini sangat bisa diikuti oleh siapa pun.
Karena, siapa sih manusia di dunia ini yang sudah lulus 100% dengan ujian sabar?
Awalnya, aku tertarik dengan judul webinarnya yang terasa sangat wow. Se-sabar Rasulullah.
Yang benar saja. Se-sabar Rasulullah? Apalah aku yang level sabarnya masih cetek ini? Apalagi jika berkaitan dengan pengasuhan anak yang masyaa Allah..
Webinar pun kuikuti dengan tepat waktu, sampai betul-betul selesai. Kalimat narasumber pertama membuatku terusik, "Kembalikan lagi niat kita mengajar ini karena apa, karena Allah, kan?"
Iya ya, responku dalam hati. Kalau karena Allah, bukankah harusnya sabarku lebih lapang?
Lalu berlanjut ke narasumber kedua yang menyajikan asbabun nuzul sekaligus shirah yang jujur, baru kudengar sekarang. Beliau memaparkan tentang surah Ali 'Imran ayat 159. Rupanya, alasan turunnya ayat tersebut adalah Rasulullah SAW yang hampir saja kelepasan untuk 'memarahi' para sahabatnya sebakda perang Uhud. Ketika itu beliau merasa, kekalahan mereka disebabkan oleh para sahabat yang tidak mengindahkan seruannya. Dan memang betul, saat itu sahabat terlena dengan berbagai harta rampasan perang.
Namun sebelum Rasulullah 'meledak', Jibril datang dan menyampaikan wahyu berupa firman Allah di surah Ali 'Imran ayat 159 tersebut.
"Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting)." (QS. Ali 'Imran: 159)
Jadi, jelas narasumber kedua, jika kita sudah hampir kehilangan kesabaran, ingat-ingat Rasulullah pun pernah mengalami hal serupa. Meski kita tidak didampingi Jibril seperti beliau, kita bisa menjadi Jibril bagi diri kita sendiri.
Menohok ya. Karena bagaimana mungkin mengingatkan diri sendiri saat sedang 'umup-umupnya'. Tapi begitulah.. kalau menahan amarah itu mudah, tidak akan ada hadits Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa orang yang paling kuat adalah orang yang bisa menahan amarahnya.
Bagiku pribadi, jujur untuk selalu bersabar terutama pada anak, selalu menantang. Terutama pada hal-hal yang menjadi titik rentanku. Perkara makan. Selain itu, biasanya masih cukup aman meski anak memporak-porandakan rumah.
Selain itu yang paling membekas dari webinar kemarin adalah ketika narasumber menyebutkan ayat ini,
"Salamun 'alaikum bi maa shobartum." (QS. Ar-Ra'd: 24)
Adalah salam yang terucap dari malaikat penjaga pintu surga, kepada sesiapa yang berhasil melewatinya.
Selamat sejahtera bagimu, atas kesabaranmu.
Tidak tahu ya.. tapi mendengarkan kalimat ini selalu membuatku merinding, dan berkaca-kaca. Seperti terbayang, bagaimana rasanya keluar dari lorong gelap dan bertemu dengan gerbang raksasa dihiasi cahaya terang benderang. Para penjaganya tersenyum dan melempar salam sekaligus pujian terbaik.
Atas kesabaranmu...
Atas kesabaranmu...
Ah, bagaimana dengan sabarku yang masih setipis tissue?
Seketika aku teringat dengan novel Kang Abik yang berjudul Kembara Rindu. Dalam novel itu, Kang Abik menarasikan dengan begitu apik, tentang bahwasannya kita semua saat ini sedang dalam perjalanan menuju kampung halaman. Dalam perjalanan berpulang.
Iya, saat ini manusia hanyalah seorang pengelana di bumi. Nenek moyang kita, pernah tinggal di surga. Dan kesanalah pula kita akan berpulang. Kalau kata seseorang, maka wajar jika kita perlu bersabar dengan berbagai realita kehidupan. Karena dunia bukan tempat asal kita, bukan tempat yang abadi untuk kita.
Maka, bukankah untuk menjemput saatnya berpulang, kita selayaknya bersiap dengan persiapan terbaik?
Ah, diriku. Sudahkah mampu untuk selalu menaikkan level sabarmu?
17 notes
·
View notes
Text
Sayangku, di tengah riuhnya dunia yang penuh dengan berbagai macam suara, jadilah tenang yang dapat mendinginkan isi kepalamu sendiri. Suara dari luar sudah cukup bising untuk memenuhi pendengaranmu, maka yang di dalam kepalamu itu, uraikanlah ia satu per satu, tidak semuanya harus kau dengar, terkadang ia hanya perlu dididik dengan sedikit lebih tegas, agar tidak terlena larut dalam pemikiran berlebih yang penuh dengan hal-hal yang tidak baik itu, semisal perasaan-perasaan terabaikan, insecure, tidak percaya diri, merasa tidak punya motivasi, dan berbagai perasaan lainnya yang menimbulkan pemikiran buruk, tolong agar segera diuraikan ya, Sayang. Perasaanmu valid sepenuhnya, namun tidak dengan pemikiran-pemikiran yang menyiksamu itu, kita masih bisa mengendalikan hal ini. Jangan dibiarkan terlalu lama mereka mengendap di dasar otakmu kemudian menguap masuk lagi ke hatimu, itu hanya akan menjadi siklus berulang yang tiada habisnya hingga memakan habis senyum manis dan keceriaan di wajahmu. Jadi, Sayang. Berbaiklah pada dirimu sendiri, melembutlah dalam menghadapi perasaan-perasaannya namun bersikap tegaslah dalam mendidik pemikiran-pemikiran negatifnya. Agar tenang hatimu, agar riuh di kepalamu itu mereda, agar kembali mekar senyum kesukaan orang-orang tersayangmu itu. Kita usahakan menjadi wanita yang tenang itu ya, Sayang. Melewati badai-badai di kepala sendirian dan menikmati indahnya pemandangan setelah badai itu. Kita usahakan menjadi wanita yang tenang itu, agar nanti di perjalanan selanjutnya kita sudah pandai dalam mendidik diri, menata hati dan pikiran, sehingga bertumbuh semakin cantik, mekar dan memberikan wangi bagi sekitar. Sebagaimana yang selalu kamu semogakan. Semangat ya, Shalihahku🌹
#catatan#menulis#renungan#kisah#sajak#sajak puisi#puisi#hijrah#puisiindonesia#opini#islamic#islam#islamdaily#muslim
21 notes
·
View notes
Text
Sudah lama untuk tidak membicara soal cinta, dan cenderung menjauhi soal ini; karena secara pandangan subjektif pribadi, membahas hal tersebut membuat kita terlena dan lupa, bahwa ada hal-hal lain yang bisa kita bicarakan
Tidak sepenuhnya salah membicarakan cinta, bahkan hidup tanpa cinta, ya tidak akan bewarna, hanyasaja, persoalan cinta di mayoritas kita hanya berkutat soal mencintai dia, sehingga lupa Dia
Padahal secara ilmu, cinta adalah makhluk ciptaanNya juga. Sebagaimana sifat wajib Allah yaitu Qidam, yg berarti yang Paling Awal, maka yang datang setelahnya adalah makhluk. Maka sejatinya kita serahkan perkara ini kepada Yang Menciptakan dan Memilikinya
Lalu kenapa dibahas? Karena ada kepentingan merapikan pikiran sebelum dituangkan di presentasi, yang kedua sebagai seorang kakak laki-laki yang sering jadi tempat curhat adiknya, maka sekiranya perlu belajar lagi.
Ya cinta; satu kata yang menggerakan, bahkan bisa jadi membawa perubahan. Karena cinta itu membuat jiwa menggelora, akal pikiran terus bergerilya, hingga akhirnya perbuatan yang memutuskan; sekali cinta harus diperjuangkan
Cinta, sebenernya netral. Maka tergantung konteks yang membuatnya muncul, dan pada tulisan ini kita coba diskusikan soal konteks kita kepada lawan jenis kita masing-masing; pr kepada lk, lk kepada pr.
Itu fitrah! Yaps, lagi-lagi cinta adalah makhluk Allah yang dihadirkan agar kita bisa merasakan kasih sayang, sebagaimana Sang Pencipta; Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang
Tapi terkadang fitrah cinta ini, terlalu besar kendalinya dalam diri kita, hingga kita melampaui batas. Ada yg kemudian melanggar batas-batas dalam adab komunikasi, hingga muncul prasangka satu sama lain, hingga melanggar fitrah itu sendiri, ya menjadi kaum yang terlaknat.
Lalu bagaimana kita menyikapi cinta?
1. Bersyukurlah Allah masih karuniakan cinta dalam diri kita, yang dengan itu, lagi-lagi kita bisa merasakan kasih sayang satu sama lain
2. Kendalikan cinta dengan ilmu. Lagi-lagi pengikat agar tak melampaui batas adalah ilmu yang sudah Allah jabarkan untuk kita; lewat quran, hadist, ataupun sejarah
3. Jika memang ikhtiar ilmu sudah semaksimal mungkin kita lakukan; coba kita tengok, kira-kira cinta yang kita rasakan apakah positif menuju ridhonya atau semakin membuat kita jauh dari hal tersebut
4. Beberapa amalan untuk mengendalikan cinta; berpuasa, jika tak sanggup maka menikahlah, semoga lebih menentramkan hati kita masing-masing
Sebenernya ada yg ingin banyak ditulis, tapi ini point-point saja, semoga berkenan
Lalu apakah saya sedang jatuh cinta? Biarlah Allah dan keluarga terdekat saya yang tahu, yang terpenting jangan lelah terus mencari ilmu🫡🌾🔥
70 notes
·
View notes
Text
Dunia ini bukan tempat pemuliaan. Dunia ini tempatnya ujian. Bahkan jika kita diberi kemuliaan di dunia, ingatlah bahwa sejatinya itu juga ujian.
Selalu ingat, bahwa kemuliaan sejati tidak pernah ada di dunia. Di sini adalah ruang ujian. Bukan ruang perayaan.
Ingat-ingat ya, jangan tertipu lagi. Jangan terlena lagi. Kita masih diuji. Bukan diwisuda. Lulus aja belum tentu. Jadi jangan sampai ada lagi tu rasa bangga. Jangan sampai ada lagi rasa bahwa kita lebih baik dari orang lain, siapa pun itu. Sadar, gak sadar.
Ini khusus untuk orang-orang yang sedang berjuang melawan egonya sendiri. Berusaha menurunkan hatinya ke tempat terendah sejauh yang ia bisa, demi menyenangkan Tuhan-nya.
Ternyata memperbaiki hati memang sesulit itu. Mungkin ini kenapa Nabi Musa 'alaihissalam begitu diistimewakan sama Allah. Menjadi satu-satunya nabi yang diajak bicara langsung oleh Allah Yang Maha Tinggi. Diizinkan nego sama Allah. Dikasih manna dan salwa. Juga menjadi nabi yang namanya paling banyak disebut dalam Al-Qur'an.
Ada banyak umat muslim yang menilai bahwa Nabi Musa 'alaihissalam itu sombong. Tapi sebenarnya seorang nabi terpilih tidak mungkin sombong. Orang yang di hatinya terdapat kesombongan meski hanya sebesar biji sawi saja tidak akan masuk surga, masa iya mau dijadikan nabi? Kan gak mungkin.
Nabi Musa 'alaihissalam itu bukan sombong, tapi memang tempramen/karakter bawaannya seperti itu.
Nabi Musa dan Nabi Sulaiman sama-sama dibesarkan di lingkungan kerajaan.
Bedanya, Nabi Sulaiman 'alaihissalam dibesarkan di lingkungan kerajaan yang positive. Yang mensupport ketakwaan pada Allah. Vibesnya selalu mengingatkannya pada Allah. Makanya di surat An-Naml ayat 40, ketika beliau diberi nikmat berupa pemindahan singgasana dalam sekejap mata, beliau langsung ingat bahwa itu pun hanya ujian.
Sementara Nabi Musa 'alaihissalam dibesarkan di lingkungan kerajaan yang toxicnya na'udzubillah. Fir'aun, Hamman, Qorun... bayangin, lingkungan tempat Nabi Musa tumbuh itu se-toxic itu. Sedikit banyak pasti berpengaruh ke pembawaan tempramennya. Makanya kebayang gak sih, di surat Al-Kahfi ayat 62-82 itu Nabi Musa sudah berusaha sabar paling maksimal, tapi tetep aja gagal.
Nabi Musa 'alaihissalam itu bukan sombong, tapi kapasitas tempramennya memang gak seluas kebanyakan orang-orang sabar pada umumnya.
Karena ternyata, memperbaiki hati hasil pembentukan dari lingkungan masa kecil itu memang sesulit itu. Kebayang jadi Nabi Musa, harus menghadapi Fir'aun dan bala tentaranya yang sombong, juga menghadapi kaumnya yang degil, ditambah harus menghadapi dirinya sendiri, memperbaiki dirinya sendiri.
Mungkin ini kenapa Allah sangat menghargai usaha Nabi Musa, hingga nama beliau paling banyak disebut dalam kitab terakhir. Karena hidup bukan hanya tentang baik atau buruk, bukan hanya tentang benar salah, bukan hanya tentang kiri atau kanan, tapi juga tentang proses, usaha kita untuk menjadi baik, untuk menjadi benar, untuk masuk golongan kanan.
Katakanlah, “Setiap orang berbuat menurut pembawaannya masing-masing.” Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (Q.S Al-Isra': 84)
25 notes
·
View notes
Text
Ampuni Aku, Ya Allah
Ketika manusia mengecewakanku dengan begitu dalam, aku tersadar—ternyata aku telah terlalu menggantungkan harap padanya.
Dan betapa jauhnya aku telah melangkah darimu, Ya Allah.
Aku lupa bahwa Engkaulah sebaik-baik tempat bersandar.
Aku lupa bahwa hanya Engkau yang tak pernah mengecewakan.
Aku lupa bahwa Engkau selalu menantiku untuk kembali, meski aku sering berpaling.
Ampuni aku, Ya Allah.
Ampuni hati ini yang terlena oleh dunia.
Ampuni langkahku yang tak selalu lurus menuju-Mu.
Dekap aku dalam kasih sayang-Mu, bimbing aku kembali ke jalan-Mu, agar aku tak lagi tersesat oleh harapan-harapan semu.
Sebab hanya Engkau yang tak pernah meninggalkan hamba-Mu, meski hamba-Mu ini begitu sering lalai kepada-Mu.
18 notes
·
View notes
Text
"Apakah selama ini hidupku bermanfaat?"
Itu mungkin pertanyaan cukup berat yang akan membuat kita insecure. Tapi itu tetap harus kita tanyakan pada diri kita sendiri secara frekuentif; agar kita bertumbuh dan tak terlena dengan pencapaian yang ada.
Kau tahu? Salah satu bentuk cinta Allah pada hamba-hamba-Nya adalah "menggunakan" potensi hamba ini untuk kebaikan, skala kecil maupun besar.
Rasulullah ﷺ bersabda, "jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah ﷻ akan menggunakan (kemampuan)-nya."
Senada dengan hadits mulia ini pulalah, para salafus shalih mengajarkan sebuah doa yang megah dan mesti kita jadikan bahan renungan. Mau tahu doa itu?
"Allahumastakhdimnaa, wa laa tastabdilnaa", Ya Allah gunakanlah kami (untuk kebaikan-kebaikan) dan jangan gantikan kami..."
#renungan#catatan#kontemplasi#islamic#inspirasi#islamicquotes#daily reminder#quotation#tadabbur#edgarhamas
535 notes
·
View notes
Text
![Tumblr media](https://64.media.tumblr.com/01f925625294b62747725805178433d3/dbc33c82933e5aa2-ac/s540x810/ed43fbb394a5c5dcafb7c434c3620940f0447e59.jpg)
Ya Allah, aku ridho dengan apapun kehendakMu. Jika sesekali aku mengiba dan gelisah, ampuni sisi manusiaku ini. Aku hanya ingin ridhoMu, tunjukkanlah aku jalan itu.
Ya Allah, bimbing aku dalam kesendirian ini. Jaga hatiku dari segala rupa kecewa dan berharap kepada selain Engkau. Jika hatiku jatuh pada hambaMu, ampuni kelemahan imanku. Tunjukkan aku jalan kembali agar tak terlena dan menjauh dariMu.
Ya Allah, apapun itu pilihanMu. Dijauhkan atau didekatkan, aku yakin itu terbaik dariMu. Mohon berikan aku kemampuan itu membaca takdirMu tanpa meragukan kuasa dan kasih sayangMu.
Aku ridho ya Allah. Sungguh. Engkau tahu isi hatiku.
19 notes
·
View notes
Text
Tidak berjudul, baca saja omong kosong di bawah ini. Jika tertarik, sempatkanlah berkomentar, caci maki juga boleh. Jadikanlah ruang komentar sebagai ruang bebas kritik.
"Lebih mulia jika dianggap buruk namun sebenarnya baik, daripada dianggap baik tapi sebenarnya buruk" kata sebuah quotes di google. Hehe.
Beberapa kali tampak didepan mataku orang-orang suci itu bertikai karena sesuatu. Entahlah. 🎭 Ilmu yang telah ditimba sejak dini sampai dewasa hingga ke pelosok-pelosok negeri China itu dikemanakan?
Manusia tetaplah manusia. Kita semua berpakaian di hadapan manusia dan telanjang di hadapan Tuhan. Kita semua pembenci, serakah, sombong, dan selalu merasa diri sudah baik. Seperti halnya dalam cerita di golongan kaum Bani Israil, yaitu Khali dan Abid sang ahli maksiat dan ahli ibadah. Kira-kira begitu lah, dan faktanya di zaman ini merajalela yang seperti itu.
Ahh biarlah, panjang umur untuk semua hal-hal baik. Semoga selalu diberikan kesehatan dan dilimpahkan rejekinya. Karena membenci dan me-review keburukan orang lain butuh tenaga dan materi untuk mengisi perjamuan di atas meja-meja pergibahanan.
Sesekali cobalah untuk menggali lagi lebih dalam diri sendiri. Mungkin kita lupa perihal itu lantaran terlalu fokus belajar, menilai banyak hal dan mengejar sesuatu.
••••
Hmmm. Oke. Tulisan diatas hanya omong kosong yang gue buat yah. Jangan diseriusin. Gue cuma orang goblok yang tersesat dan terlena oleh keadaan. Tapi jangan khawatir, "karena sejauh jauhnya kita tersesat, pada kebenaran lah kita kembali" kata Buya Hamka pada suatu ketika. Bismillah.
••••
Ya Allah, jauhkan hamba dari sifat dengki dan serakah. Jauhkan hamba dari perasaan membenci saudara sendiri. Bukalah pintu hati hamba agar selalu bisa menebar kebaikan. Dan ya Allah, rengkuh aku dengan sapa dan anugerah mu. Hamba jenuh berjalan di gelapnya ketersesatan ini. Hamba ingin kembali kepada kebenaran tanpa menjadi manusia yang munafik. 🤲🏼
Aku tidak butuh harta, aku tidak butuh uang, aku hanya ingin terbang dan ruang dimana aku benar-benar merasa nyaman akan kebaikan di dalamnya. Hingga tibalah waktu dimana aku benar-benar harus pulang.
Jakarta 18/6/2024
Fadliansyah Ramadhan
26 notes
·
View notes
Text
Nikmat itu setiap saat hadir. Bahkan disebutkan bahwasanya ucapan dan perbuatan syukur kita takkan pernah sebanding dengan kenikmatan-kenikmatan yang telah Allah berikan.
Nikmat yang kita sadari hadir tentunya agar kita mengambil hikmah. Mungkin sebagian yang diberi nikmat menjadi was-was berpikir "Allah telah memberiku nikmat, bahkan sesuatu yang kurasa mustahil. Bagaimana mungkin aku balas dengan bermaksiat". Ada juga sebagian atas nikmat yang didapat menjadi terlena, lupa, bahkan lebih-lebih merasa semua atas hasil kerja keras dan ide pemikirannya.
Semoga nikmat yang kita sadari hadir, kemudahan, dan segalanya yang kita dapatkan menjadi sebab kita takut, malu untuk bermaksiat. Sehingga ketaatan itu berbanding lurus dengan kenikmatan. Bukan sebaliknya.
Jangan biarkan Allah mencabut nikmat-nikmat pemberianNya baru kita sadar dan kembali.
Ya Allah! Aku berlindung kepada Engkau dari hilangnya nikmat-Mu, sirnanya keselamatan dariMu, turunnya siksa dariMu secara tiba-tiba, dan dari seluruh jenis murka-Mu. HR Muslim (2739).
10 notes
·
View notes