#tarekat
Explore tagged Tumblr posts
Text
Refleksi diri
Saat kita shalat lalu tangan menunjuk satu jari dan empat jari menghadap kepada diri sendiri, apa hakikatnya? Intropeksi. Ya, manusia disuruh banyak intropeksi, menyalahkan orang sekali (satu jari : telunjuk), menyalahkan diri sendiri lebih banyak (empat jari menunjuk ke kita : jempol, jari tengah, jari manis dan kelingking). Bukan, bukan konteksnya menyalahkan diri sendiri disini secara harfiah, namun lebih melihat kebatiniah yaitu banyak refleksi diri dan intropeksi diri.
.
Semburat Sore,
28.04.23
4 notes
·
View notes
Text
Solusinya Adalah DIAM
Pelajaran paling penting di dalam menempuh jalan kepada Allah (thareqatullah) disamping mengamalkan zikir adalah belajar DIAM. Zikir pun di laksanakan dalam kondisi diam, hanya qalbu yang berzikir sedangkan mulut terkunci. Zikir yang dilaksanakan secara diam ini memiliki nilai 70 kali lebih baik dari pada zikir yang bersuara (zahar). Hal ini ditegaskan dengan hadis dari al-Baihaqi: “Dzikir yang…
View On WordPress
2 notes
·
View notes
Text
Kunci Pintu
SETELAH mendaki di Pangandaran, saya sengaja tunggu momentum bangun tidur untuk makan sahur: apakah kaki dan badan saya njarem semua. Alhamdulillah. Puji Tuhan. Rahayu. Tidak sedikit pun. Berarti tiap hari latihan otot kaki itu penting. Terutama bagi orang tua. Otot kaki adalah musuh utama orang tua. Mas Yanto Cirebon juga tidak merasakan njarem. Ia pesepeda yang andal. Setara dengan Azrul…
View On WordPress
0 notes
Photo
Suluk . Southeast Aceh, 3 April 2021 . Pondok Al Mustawa, Lawe Sumur, 18.00, hujan turun begitu derasnya. Beberapa saat sebelum persiapan suluk pertama . S1: Hujan deras tak menyurutkan Pak Jamin, seorang diri menyapu teras bawah pondok di depan. Sementara saya, selesai membereskan aula atas S4: Suplemen daya tahan tubuh dari Pak Jamin untuk bekal ku selama menempuh suluk S5: Ku tak pandai menata bilik kelambu. Ini pun dibantu Pak Jamin juga 🙄 . #southeastaceh #agara #aceh #pondok #lodge #suluk #hujan #heavyrain #tarekat #menempuhjalan https://www.instagram.com/p/ClwXwCES7li/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Text
DM 2 Solo
Pertama, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada para BPH, Pengurus, kader, dan peserta yang telah menyukseskan agenda DM 2 Solo. Sungguh tidak mudah memegang amanah pengkaderan besar ini, atas izin Allah semua berjalan lancar.
Kedua, teruntuk para peserta, Prof. Rhenald Kasali telah memberikan gambaran yang jelas tentang perubahan dunia. Dakwah kampus yang terasa "jumud" itu perlu segera disikapi dengan bijak tanpa mengurangi esensi dakwah.
Dari buku "Menuju Kemenangan Dakwah Kampus" kita disadarkan mengenai pentingnya makna kemenangan, bukan sekadar menduduki jabatan strategis seperti BEM, namun kebermanfaatan yang dapat kita berikan bagi mahasiswa dan masyarakat.
Bagian penting dari buku ini adalah seruan untuk kembali ke Ashalah Dakwah Kampus, memahami kembali makna Islam, pentingnya tarbiyah untuk manusia, pentingnya dakwah sebagai seruan kebaikan, dan yang pasti fiqih dakwah sebagai rambu dasar yang dilengkapi oleh manhaj dakwah. ADK perlu paham itu.
Masuk ke bab metode, setelah memahami Ashalah Dakwah Kampus, kita perlu membaca perubahan pemuda saat ini. Bagaimana memahami diri sendiri, memahami orang lain, selanjutnya memberi pembebanan yang tepat dalam setiap amanah yang diberikan.
Kita para aktivis dakwah, berangkat dengan mimpi, ekspektasi, dan juga pengalaman spiritual yang berbeda. Jangan menganggap sama, jangan menuntut banyak hal sebelum memberi pemahaman, jangan mematikan mimpi mereka! Jangan berlindung dengan term "ini amanah dakwah."
Mengutip dari buku "Di Kekinian Dakwah" dalam proses tarbiyah, terkadang para aktivis banyak melupakan proses pemahaman dari perangkat-perangkat dan rukun-rukun ukhuwah. Apabila 2 step ini dilupakan, dakwah akan runtuh dari dalam.
Ingat kembali klasifikasi basis dakwah, mana basis pendukung, mana para penggerak, mana ideolog gerakan. Saat berada di fase penggerak, sudah sepantasnya sadar akan peran, pun saat hilang arah tujuan, bukan sibuk mencari kesalahan atau pembenaran, namun kembali lagi ke 2 poin atas, harus saling memahami dan menguatkan ukhuwahnya.
Kita sudah sama-sama membaca umat ini. Kita familiar dengan kalimat dakwah tak butuh kita, namun kita yang butuh dakwah. Namun dalam tulisan ini, saya tegaskan bahwa hari ini dakwah butuh kita semua! orang-orang dipersimpangan jalan itu butuh kita, orang-orang terzalimi butuh kita, saudara seperjuangan pun butuh kita, jangan sampai mengecap manisnya iman sendirian namun kita tutup mata di luar sana.
Manhaj kita menuntun manusia untuk menuju kemuliaan, melepaskan diri dari perdebatan khilafiyah, dan yang paling penting mengupayakan persatuan umat.
"kita adalah dai sebelum apapun"
"Sampaikan walau satu ayat"
bukanlah menjadi pembenaran untuk kita tidak menambah ilmu. Cari majelis ilmu, carilah guru, jagalah adab dengan guru, orang tua, dan saudara sesama muslim. Carilah bekal sebanyak-banyaknya, tenangkan hatimu, sucikan hatimu dari niat-niat untuk pujian, harta, dan dunia dan segala isinya.
Tempat kita berdiri saat ini, Solo, bumi yang diridhai oleh Allah memiliki jenama "The Spirit Of Java." namun menurut Ustadz Syihabuddin Al-Hafizh, Solo ini bukan hanya jawa semata, tapi "Spirit Of The World"
Peranakan china di pasar gede, peranakan Arab di Pasar Kliwon, India di Laweyan dan jawa sebagai etnis mayoritas berkumpul di kota ini.
Tak cukup dari itu, di kota ini juga ada bekas Kraton Kerajaan Mataram Islam yang besar di Kartasura, Kraton Mangkunegaran pimpinan Pangeran Sambernyawa dan Kasunanan pimpinan PB X yang gigih melawan belanda, lalu munculnya SDI yang memicu pembentukan SI sebagai perlawanan oligarki kolonial di Laweyan.
Di zaman ini, ormas dan kelompok Islam meliputi : MTA yang besar di Karangayar, LDII Sukoharjo sekitarnya, Hidayatullah di Mojosongo, DSKS dan laskar Islam di Ngruki, Muhammadiyah di Sukoharjo, dan Para Habaib tarekat yang besar di Pasar Kliwon.
Faktor historis dan landscape ormas ini menjadi bukti bawah Islam adalah pemersatu bangsa, sebuah spirit yang harus kita bawa sembari menyerukan moralitas kepada peradaban barat yang rapuh itu.
Maka, saat berkumpul kembali kelak, kita sepakat untuk mengesampingkan perbedaan pendapat dalam suatu perkara, kita berfokus merangkai persatuan antar umat, sesuai dengan prinsip kita, persaudaran adalah watak muamalah KAMMI.
Terakhir, dimasa yang penuh fitnah ini, kita harus membangun optimisme akan kejayaan umat. Bukan toxic positivity, namun berputus asa dan berpangku tangan itu bukanlah karakter seorang muslim.
Selayaknya Bilal bin Rabbah dengan ketauhidanya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam saat memukul batu di Parit Khandaq, Umar bin Abdul Aziz dengan reformasi birokrasi Umayyah, Imam Ghazali, Nuruddin Zanki, Shalahuddin Al-Ayyubi sebagai aktor Islah dalam menaklukan Al-Quds, Muhammad Al-Fatih yang menaklukan Konstantinopel, dan kita semua para aktivis dakwah kampus yang tengah mempersiapkan diri untuk kejayaan Islam.
Semoga dimudahkan dan dikuatkan!
"Kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok" - Imam Hasan Al-Banna
30 notes
·
View notes
Text
Setiap kali aku mengenangmu dalam sendiri atau keramaian, selalu saja kenangan tentangmu menghantui dan menggetarkan. Perpisahan yang jauh tidak menghalangiku, tapi saat bersama itulah yang sejatinya menghalangi. Ingatanku tentangnya bukan ingatanku. Ia sejatinya yang mengingatku.
- Syekh Akbar Ibn 'Arabi dalam buku "Tarekat Rindu"
4 notes
·
View notes
Text
Bersua dengan Sang Mursyid, Ulama, Dokter Bedah
Maulana Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Rusydi Sayyid Jabr al-Hasani, Sp. BTKV, Lc.
Zawiyah Yusriyah, Semarang
📍28 Februari 2023
Beberapa waktu lalu, qadarullah kami diberi kesempatan bertemu seorang al-‘Alim ‘Allamah Mesir yang tak dapat disangsikan lagi kebesaran nama dan kontribusinya untuk umat. Beliau Allahu yahfadz Maulana Syaikh Prof. Dr. dr. Yusri Rusydi Sayyid Jabr al-Hasani, Sp. BTKV, Lc. Berangkat dari Solo malam harinya, kami tiba di Zawiyah Yusriyah dini hari; berbekal kerinduan kepada Maulana yang sebelumnya hanya dapat kami simak kajiannya lewat media online.
Tak disangka, subuh harinya Maulana berkenan melaksanakan sholat berjamaah bersama jamaah di aula zawiyah, rasa-rasanya hati ini dipenuhi syukur dapat menikmati lantunan al-Qur’an dalam shalat beliau: pagi itu beliau membaca surah Maryam (dan ternyata surah tersebut adalah penanda dalam tiga hari perjalanan dakwahnya di Indonesia, dari hari pertama surah al-Baqarah, pagi itu muroja’ah beliau sudah sampai surah Maryam😭). Dan dari biografi sebelumnya kami mengetahui bahwa beliau sudah menguasai 10 jenis bacaan al-Qur’an yang berbeda atau Qira’at al-‘Asyrah.
Sebakda subuh, Maulana memimpin wirid-wirid yg diantaranya beliau karang dan himpun dari berbagai wirid salafunasshaleh diantaranya ad-Durar an-Naqiyyah (wirid tarekat Yusriyah Shiddiqiyah). Saya kembali terpesona, selain daripada kedisiplinan beliau dalam muroja’ah hafalan al-Qur’an dalam 1 minggu khatam, wirid-wirid yang beliau himpun dan dawamkan teramat banyak. Bagaimana bisa beliau istiqamah dengan amal-amal tersebut disela kesibukan sebagai pengajar di majelis-majelis al-Azhar dan operasi-operasi beliau di rumah sakit?! Tidak lain inilah bentuk keberkahan paripurna pada waktu yang beliau miliki. Seluruhnya adalah dzikrullah. Seluruhnya adalah pengabdian kepada Allah.
Agenda selanjutnya merupakan daurah ilmiah sekaligus penguatan aqidah melalui kitab karangan beliau, Futuhat Yusriyah di mana kitab tersebut merupakan rangkuman dari kitab-kitab aqidah yang masyhur: Aqidatul Awwam, Kharidah Bahiyyah, dan Risalah Qushairiyyah. Selanjutnya, Maulana menerangkan kepada kami terkait sirah nabawiyyah melalui kitab Nurul Yaqin fi sirati sayyidil mursalin. Sebanyak kekurangan saya, ini merupakan beberapa poin penting yang saya highlight dari yang Maulana sampaikan, yang saya kira perlu untuk menjadi perhatian kita sebagai seorang muslim sejati:
Sebagaimana kita ketahui bahwa iman perlu dikuatkan, maka penting menanamkan ilmu tauhid yang benar. Selain dari kalimat La ilaha illallah, terdapat Muhammadan rasulullah pada dua kalimat syahadat. Baginda Nabi Muhammad SAW adalah ‘pintu Allah’, di mana kita dapati mukjizat terbesar berupa al-Qur’an adalah dengan wasithah (perantara) beliau. Maka sudah seyogianya kita mengenal Baginda Nabi Sang Washilah kita kepada Allah SWT.
Sirah nabawiyyah tak cukup hanya dibaca untuk mengetahui perjalanan kisah beliau seperti kisah orang-orang biasa, karena Baginda Nabi merupakan Sayyidul ‘alamin (penghulu seluruh alam) maka perlu pendalaman sirah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mencakup karakteristik, sifat, perjalanan hidup dan hikmah-hikmah beliau Baginda Nabi diantaranya dengan tiga kitab: Syamail muhammadiyyah karya Imam Tirmidzi, Nurul Yaqin karya Imam Muhammad Khudhori, dan Kitab Syifa’ karya Qadhi ‘Iyadh.
Maulana menyampaikan bahwa dengan mempelajari ketiga kitab tersebut insyaallah kita akan dihindarkan dari kekufuran, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ali Imran: 101, “Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan RasulNya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. Maulana menyampaikan bahwa maksud dari ayat tersebut diantaranya adalah ketika Baginda Nabi hadir ditengah-tengah kita dalam bentuk akhlak beliau dan kita yakini kehadiran ruhaniyyahnya yang selalu menyertai dan menjembatani kita untuk menuju Allah, maka akan terbentuk ‘adamul kufri (terhindar dari kekufuran). Karena bagaimana mungkin manusia yang didalam hatinya terdapat Rasulullah dapat terhinggapi kekufuran?
Maulana meneruskan bahwasanya terkadang manusia hanya memahami Baginda Nabi dari sekedar jasadnya yang sempurna, padahal kita perlu mengetahui hakikat nabi; yang dengannya keimanan tidak akan pernah hilang, meski kita berada di tengah fitnah lautan akhir zaman. “Apakah mereka tidak mengenal nabi sehingga mereka mengingkarinya?”. Maka jika kita dapat memahami, sesungguhnya Baginda Nabi ada di dalam diri kita, ada di dalam alam semesta, ada di dalam kehidupan kita, maka dengan ‘menjiwai’ Baginda Nabi selamanya api neraka tidak akan menyentuh kita. Allahumma aamiin. Hakikat nabi yang Maulana maksud adalah selain jasadiyyah beliau yang paling sempurna diantara makhluk lain, juga ruhaniyyah beliau. Jikasaja para syuhada yang syahid dalam peperangan kita tidak boleh mengatakan bahwasanya mereka mati (QS. Al-Baqarah: 154), maka terlebih maqom para Kekasih-kekasih Allah, para Nabi, para Rasul, Ulul Azmi, apalagi Baginda Nabi Muhammad SAW yang merupakan pemimpin Ulul Azmi?? Baginda Nabi wafat secara basyariyyah namun nubuwwahnya tidak. Nabi bersabda al anbiya ahyau min quburihim, yushallun (para Nabi hidup dalam kubur mereka dan melaksanakan shalat).
Maulana menyampaikan bahwa sebagaimana saat hidupnya Baginda Nabi merupakan sayyidul ‘alamin, begitupula saat wafatnya ketinggian derajat Rasulullah tidaklah berkurang, setiap lahdzhah beliau selalu naik ke derajat yang lebih tinggi. Karena selain sayyid-nya alam manusia, Baginda Nabi juga merupakan sayyid di alam-alam lain seperti alam malakut, alam jabarut, dan lain sebagainya. Salah satu dalilnya adalah Q.S. Adh Dhuha: 4 Walal akhiratu khoirun laka minal ula (dan Sungguh akhirat itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan; dunia). Maka Maulana menyampaikan jangan sampai kita seperti saudara-saudara kita yang wahabi; mereka mengingkari maqom Baginda Nabi, menganggap Baginda Nabi mati, mengkafirkan orangtua Baginda Nabi bahkan mengatakan mereka di neraka padahal dalam hadits disebutkan nasab Baginda Nabi sejak Nabi Adam a.s. hingga beliau adalah min ahlil khair seluruhnya tanpa ada satupun dari ahli maksiat apalagi menyekutukan Allah. Saudara kita dari wahabi melarang untuk ziarah, tidak boleh tawassul, mereka (wahabi) menyibukkan diri menghafal al-Qur’an tetapi bodoh dalam mengenal Baginda Nabi. Maka harus taalluq, takholluq, tahaqquq kepada Baginda Nabi dalam setiap pengajaran kita. Maka harus kita ajarkan nabi tidak hanya jasadiyyahnya saja tapi juga ruhaniyyahnya.
Dengan mengenal dan memahami Baginda Nabi, maka sudah sepatutnya kita menjadikan beliau wasilah dalam setiap doa-doa kita kepada Allah, karena tiadalah Nabi Adam a.s. diciptakan kecuali telah diciptakan ruhaniyyah Baginda Nabi Muhammad SAW terlebih dahulu, tidaklah seluruh alam diciptakan kecuali karena beliau, tidaklah surga dan neraka diciptakan kecuali karena beliau, tidaklah syafaat di hari mahsyar didapatkan kecuali melalui beliau. Jika saja seorang bayi dapat lahir dengan perantara ibunya, bagaimana mungkin kita mengingkari Baginda Nabi sebagai perantara kita kepada Allah?
اللهم صل و سلم على سيدنا محمد واله وصحبه❤️
23 notes
·
View notes
Text
NEGARA WAJIB MENJAGA AKIDAH UMAT
Sekularisme Pangkal Kesesatan | NEGARA WAJIB MENJAGA AKIDAH UMAT
Sekularisme (aqidah yang memisahkan agama dan kehidupan) yang dianut dan diterapkan di negeri ini sesungguhnya adalah pangkal kesesatan. Dari aqidah ini lahir sistem demokrasi yang menjamin kebebasan (liberalisme). Di antaranya kebebasan beragama. Ini tidak ada masalah. Sebabnya, dalam Islam pun setiap orang bebas memeluk agama. Setiap orang tidak boleh dipaksa untuk memeluk agama Islam. Allah SWT berfirman:
لاَ إَكْرَاهَ فِي الدِّيْنِ
Tidak ada paksaan dalam memasuki agama (Islam) (TQS al-Baqarah [2]: 256).
Masalahnya, dalam demokrasi, kebebasan beragama tak hanya dipahami sebagai kebebasan untuk memeluk agama tertentu. Namun faktanya, demokrasi juga menjamin kebebasan orang untuk gonta-ganti agama, termasuk murtad dari agama Islam. Ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ بَدَّلَ دِيْنَهُ فَاقْتُلُوْهُ
Siapa saja yang mengganti agamanya (murtad dari Islam) maka bunuhlah (HR al-Bukhari).
Demokrasi juga menjamin kebebasan bagi siapapun untuk menyelewengkan ajaran agamanya. Buktinya, munculnya ratusan aliran sesat, termasuk yang menistakan ajaran Islam, terkesan seolah dibiarkan. Belum lagi munculnya beragam pemikiran liberal yang juga sesat dan menyesatkan. Misalnya saja pemikiran tentang pluralisme agama, yang memandang semua agama sama. Juga pemikiran tentang toleransi beragama yang kebablasan, yang melahirkan sinkretisme (campur-aduk) agama seperti doa bersama lintas agama, dll. Semua seolah dibiarkan oleh negara atas nama demokrasi dan kebebasan.
Di sisi lain, sikap untuk berpegang teguh pada akidah Islam yang lurus, termasuk pada identitas Islam, keinginan untuk hidup diatur oleh syariah Islam secara kâffah, termasuk mengkaji dan mengajarkan ajaran Islam tentang Khilafah, acapkali dicap sebagai radikal, atau dikaitkan dengan radikalisme, bahkan dengan terorisme.
Alhasil, sekularisme yang melahirkan kebebasan (liberalisme) justru merupakan pangkal kesesatan. ========++++========
NEGARA WAJIB MENJAGA AKIDAH UMAT
Buletin Kaffah No. 299 (12 Dzulhijjah 1444 H/30 Juni 2023 M)
Akhir-akhir ini publik sedang dihebohkan oleh berita tentang Pondok Pesantren Al-Zaitun pimpinan Panji Gumilang yang berlokasi di Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Banyak pihak menilai Al-Zaytun dan Panji Gumilang telah menyimpang dari ajaran Islam. Berita heboh dimulai saat beredar video pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Al-Zaytun yang memperlihatkan adanya sosok wanita di shaf paling depan yang sejajar dengan shaf laki-laki. Video lainnya memperlihatkan Panji Gumilang mengucapkan salam di hadapan jamaahnya dengan ucapan salam yang diduga khas Yahudi. Ada pula cuplikan video ceramah Panji Gumilang yang mengklaim bahwa al-Quran bukanlah firman Allah SWT, tetapi ucapan Nabi Muhammad saw. yang berasal dari wahyu Allah SWT. Klaim ini terkonfirmasi juga saat wawancara eksklusif Panji Gumilang dengan SCTV baru-baru ini. Selain itu, dari berita yang beredar, Al-Zaytun dan Panji Gumilang disinyalir terafilisasi dengan NII KW-9 yang juga dianggap gerakan yang menyimpang.
Aliran Sesat di Indonesia
Di Indonesia, aliran sesat memang cukup banyak bermunculan. Sebagian ada yang hilang, namun kemudian muncul lagi dengan nama baru. Berdasarkan catatan MUI pada tahun 2016 saja sudah ada lebih dari 300 aliran sesat di Indonesia (Cnnindonesia.com, 2/1/2016). Di antaranya yang sudah resmi difatwakan sesat oleh MUI adalah: Ahmadiyah yang mentahbiskan pendirinya (Mirza Ghulam Ahmad) sebagai nabi; Lia Eden atau Salamullah yang didirikan oleh Lia Aminuddin, yang mengaku pernah bertemu dengan Malaikat Jibril; Al-Qiyadah al-Islamiyah pimpinan Ahmad Moshaddeq yang mengaku sebagai nabi; Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dianggap meneruskan ajaran Al-Qiyadah al-Islamiyah; Kerajaan Ubur-ubur di Serang Banten; Puang Larang/Tarekat Tajul Khalwatiyah Syekh Yusuf Gowa. Adapun Al-Zaytun, meski sudah berdiri lebih dari 20 tahun, belum secara resmi dinyatakan sesat oleh MUI.
Pertanyaannya: apa kriterianya sebuah aliran dianggap sesat? Pada tahun 2007 MUI Pusat mengeluarkan rekomendasi/fatwa tentang 10 kriteria sebuah aliran dianggap sesat/menyimpang. Kesepuluh kriteria tersebut adalah: 1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6; 2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah; 3. Meyakini turunnya wahyu setelah al-Quran; 4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi al-Quran; 5. Melakukan penafsiran al-Quran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir; 6. Mengingkari kedudukan Hadis Nabi saw. sebagai sumber ajaran Islam; 7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul; 8. Mengingkari Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul terakhir; 9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke Baitullah, salat wajib tidak 5 waktu; 10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar'i seperti mengkafirkan Muslim hanya karena bukan kelompoknya (Republika.co.id, 26/10/2017).
Melindungi Aqidah Umat
Salah satu peran negara yang paling utama dalam pandangan Islam adalah menjaga dan melindungi aqidah/keyakinan umat Islam. Munculnya banyak aliran sesat di Indonesia jelas menunjukkan bahwa negara saat ini tidak hadir dalam menjaga dan melindungi aqidah umat Islam. Padahal aliran-aliran sesat itu telah memakan banyak korban dari kalangan umat Islam. Mereka banyak yang akhirnya tersesat/menyimpang dari aqidah Islam yang lurus, bahkan murtad dari Islam.
Mengapa negara terkesan tidak hadir untuk menjaga dan melindungi aqidah umat Islam? Tidak lain karena negara saat ini menganut dan menerapkan aqidah sekularisme. Sekularisme hakikatnya adalah aqidah sesat. Pasalnya, sekularisme adalah aqidah yang meyakini agama harus dipisahkan dari urusan negara. Dalam negara sekuler, negara tidak boleh campur-tangan dalam urusan keyakinan warga negaranya. Andai ada warga negara yang gonti-ganti agama/keyakinan, negara tak peduli. Negara pun tak akan peduli andai banyak Muslim yang murtad dari Islam, termasuk menganut aliran sesat.
Padahal dulu Rasulullah saw.—sebagai kepala negara—sangat tegas terhadap aliran yang menyimpang. Sebagaimana diketahui, dalam sejarah Islam, pernah muncul seorang yang mengklaim sebagai nabi (nabi palsu). Dia adalah Musailamah al-Kadzdzab (Musailamah Sang Pendusta). Nama aslinya Musailamah bin Habib dari Bani Hanifah. Berbagai cara dilakukan Musailamah untuk mengukuhkan posisinya. Salah satunya mengirimkan surat kepada Nabi Muhammad saw. Dalam surat itu, Musailamah meyakinkan bahwa dirinya adalah seorang nabi dan rasul Allah juga, sama seperti Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw. kemudian mengirimkan surat balasan untuk Musailamah. Sebagaimana dikutip dalam Sirah Ibnu Ishaq, berikut surat balasan Nabi Muhammad saw.: “Dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah sang Pendusta. Keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk (QS Thaha: 47). Sungguh bumi ini adalah milik Allah. Allah mewariskan bumi ini kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (Ibnu Hisyam, Sîrah Ibnu Hisyâm, 2/601).
Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada akhir tahun ke-10 Hijrah. Namun demikian, balasan surat Nabi Muhammad saw. itu sedikitpun tidak mengubah keyakinan dan semangat Musailamah untuk menyebarkan ajarannya. Bahkan ‘dakwah’ Musailamah semakin aktif setelah Nabi Muhammad saw. wafat. Akibatnya, propaganda yang disebarluaskan Musailamah itu mempengaruhi stabilitas pemerintahan Islam pasca Rasulullah saw., yakni pemerintahan Islam di bawah Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq ra. Karena itu di bawah komando Khalifah Abu Bakar ra., pasukan kaum Muslim kemudian menumpas Musailamah dan pengikutnya dalam Perang Yamamah (12 H) (Al-Mubarakfuri, Ar-Rahîq al-Makhtûm, hlm. 416).
Sebetulnya, selain Musailamah, di era pemerintahan Islam, khususnya masa Khulafaur Rasyidin dan era setelahnya, masih banyak orang yang menyebarkan aliran sesat/menyimpang. Rata-rata mengklaim sebagai nabi. Mereka sebelumnya adalah Muslim, lalu menyimpang dari ajaran Islam. Disebutkan dalam Nihâyat al-'Alam karya Muhammad al-'Arifi bahwa selain Musailamah, ada beberapa nabi palsu yang hidup pada zaman Rasulullah saw. dan para khalifah sepeninggal beliau. Semuanya diperangi oleh negara, tentu setelah sebelumnya mereka diminta untuk bertobat dan kembali ke dalam pangkuan Islam, tetapi mereka menolak.
Sekularisme Pangkal Kesesatan
Sekularisme (aqidah yang memisahkan agama dan kehidupan) yang dianut dan diterapkan di negeri ini sesungguhnya adalah pangkal kesesatan. Dari aqidah ini lahir sistem demokrasi yang menjamin kebebasan (liberalisme). Di antaranya kebebasan beragama. Ini tidak ada masalah. Sebabnya, dalam Islam pun setiap orang bebas memeluk agama. Setiap orang tidak boleh dipaksa untuk memeluk agama Islam. Allah SWT berfirman:
لاَ إَكْرَاهَ فِي الدِّيْنِ
Tidak ada paksaan dalam memasuki agama (Islam) (TQS al-Baqarah [2]: 256).
Masalahnya, dalam demokrasi, kebebasan beragama tak hanya dipahami sebagai kebebasan untuk memeluk agama tertentu. Namun faktanya, demokrasi juga menjamin kebebasan orang untuk gonta-ganti agama, termasuk murtad dari agama Islam. Ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ بَدَّلَ دِيْنَهُ فَاقْتُلُوْهُ
Siapa saja yang mengganti agamanya (murtad dari Islam) maka bunuhlah (HR al-Bukhari).
Demokrasi juga menjamin kebebasan bagi siapapun untuk menyelewengkan ajaran agamanya. Buktinya, munculnya ratusan aliran sesat, termasuk yang menistakan ajaran Islam, terkesan seolah dibiarkan. Belum lagi munculnya beragam pemikiran liberal yang juga sesat dan menyesatkan. Misalnya saja pemikiran tentang pluralisme agama, yang memandang semua agama sama. Juga pemikiran tentang toleransi beragama yang kebablasan, yang melahirkan sinkretisme (campur-aduk) agama seperti doa bersama lintas agama, dll. Semua seolah dibiarkan oleh negara atas nama demokrasi dan kebebasan.
Di sisi lain, sikap untuk berpegang teguh pada akidah Islam yang lurus, termasuk pada identitas Islam, keinginan untuk hidup diatur oleh syariah Islam secara kâffah, termasuk mengkaji dan mengajarkan ajaran Islam tentang Khilafah, acapkali dicap sebagai radikal, atau dikaitkan dengan radikalisme, bahkan dengan terorisme.
Alhasil, sekularisme yang melahirkan kebebasan (liberalisme) justru merupakan pangkal kesesatan.
Pentingnya Berpegang Teguh pada al-Quran dan as-Sunnah
Di antara dampak buruk sekularisme yang diterapkan di negeri ini adalah menjadikan banyak kaum Muslim tidak lagi berpegang teguh pada agamanya. Mereka tidak lagi berpegang teguh pada al-Quran dan as-Sunnah. Akibatnya, banyak kaum Muslim mudah tersesatkan dari agamanya. Padahal Rasulullah saw. telah menegaskan, saat berkhutbah pada Haji Wada’:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّى قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تَضِلُّوا أَبَدًا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
Wahai manusia, sungguh telah aku tinggalkan di tengah-tengah kalian suatu perkara yang jika kalian pegang teguh niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya: Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya (HR al-Hakim dan al-Baihaqi).
Berpegang teguh pada al-Quran bermakna menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai pedoman hidup. Sikap ini meniscayakan antara lain: Pertama, menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai rujukan (Lihat: QS an-Nisa’ [4]: 59). Kedua, menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai standar halal-haram, benar-salah, dan baik-buruk. Artinya, yang wajib dijadikan tolok ukur adalah apa saja yang diputuskan dan dinyatakan oleh al-Quran dan as-Sunnah (Lihat: QS asy-Syura [42]: 10). Ketiga, mengamalkan seluruh kandungan al-Quran dan as-Sunnah dalam seluruh aspek kehidupan (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 208).
WalLâh a’lam bi ash-shawâb. []
---*---
Hikmah:
Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Siapa saja yang mencari agama selain Islam tidak akan diterima dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi. (TQS Ali ‘Imran [3]: 85). []
#Allah#Nabi Muhammad SAW#Rasulullah#muslim#Islam#Kaffah#Ummat#Ummat Muslim#Ummat Terbaik#No Sekularisme#Khalifah Yes#Khilafah
4 notes
·
View notes
Text
Tasawuf dan Tarekat
Banyak rasa penasaranku tentang perkara-perkara ini, tasawuf dan tarekat. Karena tidak begitu besar gaungnya di Indonesia, tidak seperti Mesir yang tempat dan markas tarekat tersebar dan terpampang di mana-mana. Belum lagi di Indo, sering kali prakteknya bikin mengerutkan jidat (kok gini?) (Kok dekat dengan syirik?)
Tapi kok, di Mesir, jauh berbeda ya dari stigma tarekat dan tasawuf yang pernah aku dapat? Memang ada juga yang nyeleneh, tapi buanyak yang engga.
Lima hari lalu, saat kajian via zoom, Ustadz Abdul Somad memaparkan tentang implementasi tasawuf.
Sebagian besar penjelasannya sudah pernah aku dapatkan di Mesir, kalau mau mendengarkan lebih lengkap ada di YouTube Ustadz Abdul Somad di kolom live. Kalau bisa sedikit kuringkas, inti dari tasawuf adalah tazkiyatunnafs alias penyucian diri, berusaha membersihkan hati dari segala penyakit hati, diisi dengan keimanan dan kecintaan kepada Allah dan RasulNya. Dan tarekat, adalah metode bertasawuf ini, beliau beri pengibaratan sederhana, misal ada perahu, nahkoda dan lautan. Ada perahu dengan nahkoda Syeikh Abdul Qodir Al-jailaniy maka disebut perahu qodiriyah, ada perahu dengan nahkoda Imam Abul Hasan Asy-syadziliyah disebut perahu syadziliyah, ada perahu dengan nahkoda Imam Bahauddin An-naqsabandiy disebut perahu Naqsabandiyah. Semua perahu ini mengarungi lautan yang sama, lautan Laa ilaha illa Allah..
Aku terbayang, ah iya! Setiap nahkoda pasti punya caranya masing-masing, wiridnya masing-masing yang selalu diistiqomahkan. Sejauh aku pernah menyicipi beberapa tarekatnya, ngga ada satupun yang melanggar syariat. Bahkan aku terkagum-kagum, banyak sekali dari mereka yang luar biasa besar hatinya, Istiqomah dzikir dan ibadahnya, tajam nalurinya, dan tak sedikit yang Allah karuniakan dengan mimpi bertemu Rasulullah.. aku iri..
Ada pertanyaan terakhir kajian ini yang menggelitikku, kurang lebih begini 'saya berada di ambang, untuk tetap netral, atau bertasawuf?' yang kemudian UAS jawab, 'justru tasawuf itu netral, karena membersihkan hati. Misal antum solat menyembah Allah, itu berakidah. Gerakan rukuk dan sujud itu fiqih. Dalam solat tidak boleh sombong, itulah tasawuf. Mau merasakan keberadaan Allah... Mau tau bagaimana cinta kepada Allah... Aqidah, fiqih dan tasawuf tidak bisa dipisahkan, semuanya harus benar. Sering tasawuf menjadi rancu, karena casingnya tasawuf tapi prakteknya, dukun, ilmu kebal.'
2 notes
·
View notes
Text
Ajaran sesat Al-Arqam.
Strict action against former followers of the deviant al-Arqam cult group that operates through the business network of GISB Holdings Sdn Bhd (GISBH) should be strictly enforced, including the elimination of the network to the grassroots level.
GISBH is the medium if al-Arqam to practice and develop the teachings of the Aurad Muhammadiyah tarekat which was banned in 1994, which includes glorifying their old leaders. Evidenced by the discovery of pamphlets and books at GISBH's premises through Op Global which was launched this month.
Most recently, on Thursday, a warden of a religious school belonging to GISBH was sentenced to 10 years in jail by the Klang Court for caning and pressing on a child's chest in a video that went viral earlier According to the four charges, the man was charged with having custody of three boys, aged 10 and 11, molesting them with caning and pressing on the chest with the knee of one of the victims, which may have caused all the victims to suffer physical injuries.
0 notes
Photo
🤔DR MAZA - Perdebatan Tentang Syeikh Nazim Di Mesyuarat Jakim🤔#2020 #S_DR._MAZA "Berikut adalah teks yang telah diperbaiki dengan penambahan perenggan, noktah, dan koma: Saya ada mesyuarat dengan JAKIM. Ada cadangan nak menghidupkan tarekat Naqshbandi. Syeikh Nazim adalah tarekat yang diharamkan di Malaysia. Fatwa yang dikeluarkan mengatakan ia haram, dan JAKIM juga mengeluarkan fatwa tersebut. Zaman dahulu, ada jawatankuasa fatwa JAKIM yang menguruskan perkara ini, tetapi kini ia telah diharamkan. Syarikat yang terlibat telah ditukar nama kepada muzaqarah. Mereka tidak lagi menggunakan istilah fatwa, tetapi membincangkan isu yang sama dengan cadangan untuk membenarkan tarekat Syeikh Nazim. Syeikh Nazim, tuan-tuan, adalah seorang tokoh tarekat yang terkenal. Dulu, beliau banyak melawat Perak, namun kini telah meninggal dunia. Geng-geng tarekat berhujah dengan alasan dan mufti-mufti juga terlibat dalam perbincangan ini. Walau bagaimanapun, saya tidak bersetuju dengan cadangan tersebut. Saya menunggu giliran saya untuk bersuara. Namun, apabila ada peluang, saya terus bercakap. Antara hujah yang saya kemukakan ialah mengenai siapa yang melantik Syeikh Nazim sebagai pemimpin. Dia mula-mula tidak mahu menjawab soalan tersebut. Saya bertanya, "Siapa yang melantik Syeikh Nazim?" Jawapannya tidak memuaskan. Saya menyatakan bahawa para sahabat Nabi sendiri telah berperang dalam kes Saidina Osman dan peperangan antara Muawiyah dan Ali. Aisyah, yang merupakan isteri Nabi, juga terlibat dalam pertempuran tersebut. Aisyah bukan sekadar membaca wirid; beliau adalah isteri Nabi, dan Ali adalah sepupu Nabi. Walaupun mereka terlibat dalam peperangan, mereka tidak tahu apa yang benar atau salah. Aisyah dan Ali sama-sama menyesali penglibatan mereka dalam peperangan tersebut. Ini menunjukkan bahaya apabila agama tidak berpegang kepada sumbernya, iaitu al-Quran dan Sunnah Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam...." https://penuntutilmu.net/soal-jawab-pt/dr-maza-perdebatan-tentang-syeikh-nazim-di-mesyuarat-jakim/?feed_id=1033&_unique_id=66e96ce0e79a9 Facebook Page: https://www.facebook.com/penuntutilmu.net/ Telegram Channel: https://t.me/PenuntutIlmuDotNet Thread: https://www.threads.net/@penuntutilmudotnet
0 notes
Text
ILLUMINATI
Gerakan ini didirikan pada tanggal 1 Mei 1776 di Ingolstadt (Bavaria Atas) dengan nama Ordo Illuminati, dengan anggota awalnya sebanyak lima orang, dan dipelopori oleh Adam Weishaupt (m. 1830). Dia adalah profesor hukum kanon di Universitas Ingolstadt yang dikelola tarekat Yesuit, sebagai satu-satunya profesor dari kalangan non klerikal (bukan kaum religius). Kelompok ini terdiri dari para pemikir bebas sebagai perwujudan Pencerahan dan tampaknya mencontoh Freemason. Anggota Illuminati melakukan sumpah rahasia dan berikrar untuk mengabdi kepada atasan mereka. Anggotanya dibagi menjadi tiga kelas, masing-masing dengan beberapa tingkatan, dan banyak cabang Illuminati menarik anggota dari loji Mason yang sudah ada.slotgacor
Pada awalnya Weishaupt berencana bahwa kelompok itu akan dinamai "Perfectibilists". Kelompok itu juga disebut Illuminati Bavaria dan ideologinya disebut "Illuminisme". Banyak intelektualis dan politisi progresif terkenal yang menjadi anngotanya, termasuk Ferdinand dari Brunswick dan diplomat Xavier von Zwack, yang menjadi orang kedua di organisasi. Organisasi ini memiliki cabang di banyak negara di Eropa. Dilaporkan bahwa ada sekitar 2.000 anggota dalam kurun waktu 10 tahun. Organisasi ini juga menarik kalangan sastrawan semacam Johann Wolfgang von Goethe dan Johann Gottfried Herder, serta para duke yang berkuasa di Gotha and Weimar.polagacor
Pada tahun 1777 Karl Theodor menjadi penguasa Bavaria. Dia adalah seorang pendukung Despotisme Tercerahkan dan pemerintahannya melarang segala bentuk kelompok rahasia termasuk Illuminati. Perpecahan dan kepanikan Internal terjadi di dalam Illuminati sebelum akhirnya kelompok ini mengalami pembubaran, yang dipengaruhi oleh Dekrit Sekular yang dikeluarkan oleh pemerintah Bavaria. Dekrit pada tanggal 2 Maret 1785 tersebut "tampaknya menjadi pukulan mematikan bagi Illuminati di Bavaria." Weishaupt sendiri membawa kabur dokumen dan korespondensi internal Illuminati, namun kemudian berhasil diambil pada tahun 1786 dan 1787, lalu dipublikasikan oleh pemerintah pada tahun 1787. Rumah Von Zwack digeledah untuk mencari lebih banyak dokumen mengenai kelompok tersebut.permatabet88
0 notes
Text
Pada Akhirnya Kita Menjadi Bijaksana
Jika kita lihat sosok Ulil Abshar Abdallah yang konsisten hampir tiap hari membuat pengajian online lewat akun Facebooknya, membahas kitab-kitab klasik terutama karya Imam Al-Ghazali, rasa nya kita tidak percaya bahwa dia adalah sosok sama di era awal 2000-an yang pemikirannya sangat berseberangan dengan apa yang dilakukan sekarang. Ulil dengan gerakan Islam Liberal yang berpusat di Utan Kayu…
View On WordPress
0 notes
Text
- Apa itu Bektashisme?
Bektashisme: Hal pertama yang terlintas dalam pikiran ketika Alawisme disebutkan adalah Bektashisme. - Sebenarnya Bektashisme adalah tarekat-tarekat keagamaan yang diyakini didirikan oleh Haji Bektash Wali. - Namun Bektashisme bisa disebut Alawisme karena para pengikutnya melekat pada prinsip-prinsip dasar Alawisme seperti kasih sayang terhadap Hadrat Ali dan Keluarga Nabi, mencintai orang yang mencintai Keluarga Nabi dan tidak mencintai orang yang tidak mencintainya. - Di Turki, meskipun setiap Bektashi adalah Alawi, tidak semua Alawi harus menjadi Bektashi, meskipun mereka menganggap Haji Bektash sebagai Orang Suci Horosan, dan menghormatinya. - Oleh karena itu, ada pembagian Bektashisme Pedesaan dan Bektashisme Perkotaan; sedangkan yang pertama disebut Alawi, yang kedua disebut Bektashi.
- Menurut penulis Alawi Rıza Zelyut, tidak ada perbedaan antara Bektashisme dan Alawisme. - Menurutnya Haji Bektashi Wali adalah ahli Alawisme Anatolia yang hebat. Pada umumnya beliau tidak menciptakan cara atau tariqah yang khas pada dirinya. Guru yang agung adalah Alawi. - Dalam hal ini, ungkapan Bektashisme salah. Para Bektashi yang ia sebut Darwis Bektashi juga Alawi dan memiliki sedikit perbedaan satu sama lain.
- Kami berpendapat bahwa telah timbul perbedaan antara Alawisme dan Bektashisme terutama sejak abad 16 . Beberapa perbedaan yang ada saat ini adalah sebagai berikut: Meskipun kepercayaan dasar kedua kelompok mirip satu sama lain, namun struktur sosial mereka berbeda. - Jika Alawi adalah kelompok yang umumnya berasal dari suku dan tinggal di pedesaan selama berabad-abad, - Bektashi adalah kelompok yang tinggal di kota dan umumnya berpendidikan. - Meskipun kedua kelompok tersebut mencintai dan menghormati Haji Bektashi Wali, Alawi terikat pada pondok Darwis yang mereka yakini berasal dari garis keturunan Nabi, bukan Pondok Haji Bektash. - Sebenarnya, karena Bektashisme adalah sebuah tarekat, maka setiap orang yang berpegang pada jalan tarekat ini dapat menjadi seorang Bektashi. - Namun, Alawi bergantung pada garis keturunan dan hanya orang yang orang tuanya Alawi yang bisa menjadi Alawi sendiri.
-Haslok menyebutkan perbedaan keyakinan antara Alawi dan Bektashi: Sementara Alawi mengklaim bahwa mereka terikat pada Imam Kelima Muhammad Bakr, Bektashi mengklaim bahwa mereka terikat pada Imam Keenam Jafar-i Sadik sebagai guru mereka. Selain itu, ada juga beberapa perbedaan lainnya.
0 notes
Text
BID'AH SEBAGIAN SHUFIYYAH YANG MENGANTARKAN KEPADA KEKAFIRANبِسْمِ اللَّهِ الرَ...
BID’AH SEBAGIAN SHUFIYYAH YANG MENGANTARKAN KEPADA KEKAFIRAN بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Sebagian pengikut Shufiyyah membuat bid’ah pembagian agama menjadi empat: Syari’at, Tarekat, Hakikat dan Ma’rifat. Ini adalah ajaran tanpa dalil sama sekali, kecuali dari mimpi-mimpi dan bualan sebagian penganut Tasawuf atau Shufiyyah. Dan bid’ah ini dapat menjerumuskan kepada kesyirikan dan…
View On WordPress
0 notes
Text
Turki dan Jalan Dakwah Kita
Hingar bingar kontestasi politik Turki nyatanya cukup menjadi perhatian bagi sebagian kita di tanah air.
Turki dengan sejarahnya menyimpan banyak sekali pelajaran, dimulai dengan runtuhnya Kekhalifahan, pemerintah sekuler, Islam di bawah Erbakan, kudeta militer, sampai masa pembaharu Turki Modern, Presiden Erdogan.
Banyak orang melihat kepemimpinan awal Erdogan adalah cara baru politik Islam, namun banyak juga yang mengkritik kepemimpinanya setelah 20 tahun berkuasa.
Kalau kita cermati, sebenarnya Indonesia dan Turki ini memiliki beberapa kemiripan dan barangkali memiliki penyelesaian masalah yang sama juga :
1. Turki dan Indonesia sama-sama mayoritas penganut Sunni dan tarekat yang kuat. Maka dari itu Islam dan Negara tidak bisa dipisahkan.
2. Berada dipersimpangan konflik sosial dan ekonomi. Jelas secara geografis menentukan ini.
3. Memiliki potensi SDA dan SDM yang besar.
Setidaknya ada 2 pelajaran penting yang bisa menjadi inspirasi untuk negeri tercinta kita ini :
1. Penyelesiaan masalah sosial ekonomi
Erdogan di Istanbul melakukan perubahan fundamental dari kerapihan dan sanitasi kota yang menjadi masalah lama. Dari hal sederhana itu, lama kelamaan memunculkan kepercayaan di kalangan warga Istanbul, yang notabene adalah loyalis CHP Partai oposisi.
Ditahap negara, Erdogan membentuk "Oligarki Sholeh" yang akhirnya menjadi modal politik selain masyarakat yang sudah percaya akan kepemimpinanya.
Dengan dukungan mereka, stabilitas politik terjaga, peraturan menjadi mudah, dan Turki mampu menjelma menjadi kekuatan ekonomi baru sekaligus menyelesaikan masalah perut rakyatnya.
2. Perubahan Mindset dan semangat perubahan
Apa yang menjadi semangat muda Erdogan adalah belajar ke masa lalu dan akhirnya menemukan cara baru dalam mengusung konsep politiknya.
Populisme Islam dalam tataran politik sangatlah rentan dengan kudeta, perlu wajah baru yang demokratis namun tetap menghidupkan semangat Islam secara struktural yang bertahap. Seperti suksesornya Erbakan yang akhirnga dikudeta, juga dengan Presiden Mursi di Mesir.
Dimulai dengan poin 1 sebelumnya, dilanjutkan dengan lobi politik yang tidak kaku, semisal Islam yang biasanya konfrontatif terhadap kafir semacam Rusia, Israel, Amerika, Turki di bawah Erdogan mampu bermain 2 kaki, bersiasat, dan menjaga stabilitas politiknya.
Tentunya di poin ini banyak memunculkan perdebatan dan juga syubhat.
Saat ini Erdogan mengalami kekalahan di kota-kota besar, salah satu penyebabnya dalah munculnya generasi baru yang tak merasakan masa awal Erdogan, sehingga kecenderungan anak muda yang ingin berbeda, ingin perubahan, sejalan dengan masalah kepemimpinan Erdogan yang sarat kritik, yang akhirnya memilih keluar dari status quo.
Nyatanya, sudah menjadi naluri para pemuda, terutama poin nomor 2, selayaknya seperti generasi awal Erdogan dulu saat mulai hadir di politik Turki.
Ini menjadi pelajaran penting bagaimana dakwah agar menyesuaikan zamanya, bahwa anak muda hari ini memiliki pola pikir yang berbeda, terbentuk secara instan dari kemajuan teknologi, yang berpangaruh dalam pengambilan keputusan.
Hemat saya anak muda sekarang perlu untuk diajak lebih partisipatif dan kolaboratif untuk urusan yang "agak mikir" ini.
Dimulai dengan memberi ruang atas gagasan dan ekspresi, bukan semata-mata glorifikasi generasi terdahulu, atau bahkan dijadikan komoditas agar terlihat milenial, yang akhifnya hanya menjadi bumper untuk status quo semata.
Jangan sampai.
26 notes
·
View notes