#sesabarayah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Cerpen: Sesabar Ayah
***
Aku menaruh sendok, berhenti makan sejenak, menarik nafas dan bertanya:
"Apakah lelaki tersebut akan sesabar Ayah nantinya?"
Ayah tersedak. Lalu meminum air putih. Ia sangat terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba kulemparkan ketika kami sedang sarapan pagi itu.
Pertanyaan tersebut muncul untuk menanggapi cerita Ayah beberapa hari lalu tentang ada seseorang yang datang untuk mempersuntingku. Aku belum tahu siapa orangnya tapi Ayah sudah mengatakan "iya" kepadanya.
Pikiranku terus menduga-duga. Keresahanku tumbuh cepat mengisi hati dan pikiran. Kepalaku penuh dengan pertanyaan tentang bagaimana ia bisa menyakinkan Ayah.
***
Aku adalah anak bungsu yang sangat manja. Belum pernah merantau sama sekali. Tidak tahu arti mandiri yang sesungguhnya.
Terlebih setelah kepergian ibu. Aku kewalahan sendiri dalam belajar banyak hal. Aku lelah tapi Ayah yang selalu membuatku bersemangat. Aku ingin menyerah tapi Ayah selalu membuatku bangkit untuk berjuang.
Ayah selalu bisa menghadapiku dengan sabar. Belum kutemukan lelaki lain yang seperti ini.
Namun hari ini Ayah malah mengatakan bahwa ada lelaki yang akan membawaku pergi jauh dari rumah. Aku takut sekali bila nanti orang ini tidak bisa memahamiku. Bila nanti ia tidak bisa melihat kesedihan di wajahku, seperti yang selalu Ayah lakukan.
***
Lalu suasana hening untuk beberapa saat. Ayah membetulkan posisi duduknya. Memandangiku dengan sepasang mata sendu dan berkata:
"Dari apa yang sudah Ayah lihat dan saksikan sendiri. Lelaki ini akan lebih sabar dari Ayah tentunya.
"Ia paham kamu bukan perempuan mandiri. Tapi ia bisa menilai dari bagaimana caramu menyayangi anak-anak di sekolah dan sikapmu kepada rekan kerja. Ia telah lama menyimpanmu diam-diam hanya saja kamu tidak menyadari"
Aku mengernyitkan dahi, memberi isyarat bahwa masih belum paham dengan apa yang disampaikan oleh Ayah.
"Dia sendiri yang memilihmu. Dan Ayah yakin setelah tahu siapa orangnya, kamu pun akan sangat setuju"
***
Aku tersenyum sendiri. Berkaca-kaca. Aku tahu siapa maksud Ayah. Dia adalah jawaban do'a-do'a panjangku. Lelaki yang sering kuceritakan kepada Ayah. Seorang rekan kerja yang selalu menjauh dari kami para perempuan. Tapi kini dia malah mendatangi Ayahku. Ia benar-benar tahu cara memuliakan seorang perempuan.
5 notes
·
View notes