#sejarah lengkap g30s pki
Explore tagged Tumblr posts
algoritmaalam · 16 days ago
Text
youtube
0 notes
cornelia131 · 1 year ago
Text
Puisi Esai Denny JA ke 28 Melihat Lebih Dekat Karya Terpilih yang Membangkitkan Semangat
Dalam tahun 2021 ini, Indonesia merayakan hari ulang tahun ke28 dari sebuah lembaga yang telah menciptakan banyak karya inspiratif dan membangkitkan semangat bagi masyarakat. Lembaga ini adalah Denny JA. Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dekat beberapa karya terpilih dari Denny JA yang telah mempengaruhi banyak orang dan mendorong semangat perubahan di Indonesia. 1. Mengenal Denny ja Denny ja, atau yang memiliki nama lengkap Denny Januar Ali, adalah seorang intelektual, penulis, dan aktivis sosial yang telah banyak berkontribusi dalam perkembangan intelektual dan sosial di Indonesia. Ia terkenal dengan kepiawaiannya dalam menghadirkan gagasangagasan segar dan solusisolusi inovatif untuk permasalahan yang dihadapi bangsa. 2. Puisi Esai "Indonesia Menatap Pemilu 2019" Salah satu karya terpilih dari Denny JA adalah Puisi Esai berjudul "Indonesia Menatap Pemilu 2019". Puisi Esai ini menjadi panduan yang penting bagi masyarakat Indonesia dalam memahami dan mengikuti proses demokrasi di negara ini. Dalam Puisi Esai ini, Denny JA membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan pemilu, termasuk partisipasi masyarakat, isuisu politik, dan harapanharapan ke depan. Puisi Esai ini tidak hanya memberikan pemahaman yang lebih baik tentang proses pemilu, tetapi juga memotivasi masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam demokrasi. 3. "Indonesia Menangis: Wajah Sosial Politik Indonesia Pasca Pemilu 2019" Karya lain dari Denny JA yang tidak kalah penting adalah Puisi Esai berjudul "Indonesia Menangis: Wajah Sosial Politik Indonesia Pasca Pemilu 2019". Puisi Esai ini menggambarkan situasi sosial dan politik Indonesia setelah pemilu 2019. Dalam Puisi Esai ini, Denny JA menghadirkan analisis tajam dan kritis tentang perubahanperubahan yang terjadi dalam dinamika politik dan sosial di Indonesia. Puisi Esai ini tidak hanya sebagai refleksi bagi masyarakat, tetapi juga menjadi panggilan untuk bergerak maju dan menciptakan perubahan yang positif bagi bangsa. 4. "Apa yang Harus Dilakukan dengan Indonesia?" Karya lainnya yang patut diperhatikan adalah Puisi Esai "Apa yang Harus Dilakukan dengan Indonesia?". Dalam Puisi Esai ini, Denny JA mengajukan pertanyaan kritis tentang arah perubahan yang harus diambil oleh Indonesia. Ia mengajak pembaca untuk berpikir lebih mendalam tentang tantangan dan peluang yang dihadapi oleh bangsa kita. Puisi Esai ini memberikan pandangan yang inspiratif dan motivasi untuk terus berusaha mencapai perubahan yang lebih baik. 5. "Pengkhianatan G30S/PKI: Membongkar Misteri yang Terus Diselimuti" Denny JA juga pernah menulis sebuah Puisi Esai yang mengungkap misteri di balik peristiwa G30S/PKI yang masih samar dan kontroversial. Puisi Esai ini berjudul "Pengkhianatan G30S/PKI: Membongkar Misteri yang Terus Diselimuti". Dalam Puisi Esai ini, Denny JA mengupas tuntas peristiwa tersebut dengan dukungan data dan fakta yang akurat. Puisi Esai ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peristiwa penting dalam sejarah Indonesia dan mengajak pembaca untuk menggali kebenaran di balik misteri yang masih ada. Kesimpulan Dalam 28 tahun perjalanan Denny JA, banyak karya yang telah dihasilkan dan membangkitkan semangat perubahan di Indonesia. Puisi EsaiPuisi Esai yang telah disebutkan di atas hanyalah beberapa contoh dari karyakarya inspiratif yang telah mempengaruhi banyak orang. Melalui gagasangagasan segar dan solusisolusi inovatif yang dihadirkan, Denny JA terus mendorong masyarakat untuk berpikir lebih kritis, aktif dalam demokrasi, dan bergerak maju menuju perubahan yang lebih baik. Semoga dengan adanya karyakarya ini, semangat perubahan di Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang.
Cek Selengkapnya: Denny JA ke 28: Melihat Lebih Dekat Karya Terpilih yang Membangkitkan Semangat
0 notes
belanegara4 · 3 years ago
Text
Soeharto dan Fitnah Keji PKI
Fitnah keji PKI thd Pak Harto
https://www.faktakini.info/2020/09/lengkap-segala-fitnah-keji-pki-terhadap.html?m=1
Mahatir M: "Krisis ekonomi 1998 memang dirancang untuk menjatuhkan Pak Harto. Jika Pak Harto tidak jatuh, Indonesia akan jadi Negara maju.."
Sultan Bolkiah: "Dipimpin Pak Harto Indonesia bersatu. Pemerintahan stabil, ekonomi maju sangat pesat. Sangat disayangkan beliau dijatuhkan"
Lee Kuan Yew: "Pak Harto pemimpin luar biasa. Beliau harus mendapat tempat terhormat dalam sejarah Indonesia ..."
Pak Harto berkali-kali mengutarakan niat untuk mundur, namun beliau melihat ancaman luar biasa besar membahayakan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fitnah KKN terhadap Pak Harto dan keluarga, yang kemudian dituangkan dalam TAP MPR utk memeriksa harta kekayaannya, ternyata tidak terbukti.
Majalah TIME agen konspirasi global memfitnah Pak Harto & keluarga dengan tuduhan punya simpanan USD 30 Miliar ternyata tidak terbukti sama sekali. Berbagai Tim Khusus dibentuk pemerintah untuk menyelidiki harta Pak Harto, satu pun tidak menemukan rekening, SDB, dsj di perbankan asing. "Silahkan cari kemana saja, jika terbukti saya ada simpanan 1 sen saja, saya siap dihukum mati.." kata Pak Harto. Semua tuduhan itu fitnah.
Belakangan terbukti, Pak Harto dijatuhkan oleh Konspirasi Global (P Demokrat AS-PKC China dan sekutunya) berkolusi dengan kelompok anti Soeharto. Penyebab utama Pak Harto dijatuhkan karena kemesraan dan keberpihakan Pak Harto yang besar kepada umat Islam sejak 1986, pihak2 tertentu marah.‎
RI merdeka 1945, namun kemerdekaan umat islam Indonesia sejatinya baru terjadi pada tahun 1986/1987, setelah Pak Harto berpaling ke Islam.
Sebagai manusia Pak Harto sudah pasti tidak sempurna, ada kelemahan, kesalahan, kekurangan, namun beliau tetap Pahlawan, jasanya luar biasa besar. Terbukti pada beberapa hari setelah PKI melancarkan G30S/PKI, membunuh para pimpinan TNI AD, ulama-ulama dan tokoh-tokoh anti PKI di seluruh Indonesia.
Dari dokumen rahasia CIA yang sudah boleh diakses publik ditemukan catatan pejabat CIA tentang pertemuan pertama CIA dgn Pak Harto awal Oktober 1965. CIA belum pernah buka ke publik, Pak Harto juga tidak pernah ungkap mengenai pertemuannya dengan CIA beberapa hari setelah G30S/PKI di Jakarta.
Laporan CIA itu menyebutkan bahwa setelah PKI melakukan Gestapu, TNI AD di pimpin Mayjen Soeharto berhasil menggagalkan PKI untuk kendalikan NKRI.
Faktor utama kegagalan Gestapu PKI, menurut CIA adalah 'timing' yang tidak tepat, Gestapu dilakukan 5 hari sebelum HUT TNI 5 Okt 1965 ADALAH KESALAHAN FATAL.
Gestapu PKI dilancarkan pada saat seluruh pasukan TNI dan pimpinan TNI sedang berkumpul di Jakarta. Mobilisasi pasukan dalam rangka HUT TNI.
Kesalahan fatal kedua PKI adalah meremehkan sosok Soeharto yang hanya seorang panglima pasukan cadangan TNI AD, dulu Kostrad tidak prestisius. Panglima Kostrad Mayjen Soeharto sebagai pimpinan pasukan cadangan pada saat itu memang tidak diperhitungkan PKI sebagai pimpinan utama TNI AD. Under estimated terhadap Soeharto juga disebabkan karakternya yang tidak menonjol. Soeharto tidak terseret dalam faksi tertentu di TNI AD.
CIA mengungkap sikap low profile Soeharto disebabkan oleh kegagalan besar Operasi Trikora Pembebasan Papua Barat, di mana TNI kalah telak dari Belanda.
Fakta sejarah: Operasi Trikora gagal total. Ribuan anggota TNI gugur di hutan belantara Papua tanpa pernah berperang dgn musuh (pasukan Belanda).
Fakta sejarah: Hampir 10 ribu tentara RI mati di hutan belantara Papua krna malaria, kelaparan, kedinginan dll, bukan karena bertempur.
Fakta sejarah: Armada AL RI gagal menembus Blokade Papua. Dari 25 kapal perang, hanya 3 yang bisa menuju ke Papua Barat dan tenggelam digempur Armada Belanda.
Fakta sejarah: 25 kapal perang RI dibeli dengan pola utang dari Uni Soviet, tidak bisa menuju ke Papua karena tidak ada BBM, mangkrak di Makassar.
Kekalahan telak Operasi Trikora sangat memalukan Soekarno yang sudah terlanjur berjanji kepada rakyat akan membebaskan Papua Barat, Soeharto kena getahnya.
Karakter Soeharto yang low profile, tidak suka berpolitik selama menjadi perwira TNI, membuat posisinya dianggap netral, tidak berbahaya oleh PKI. Di internal TNI pada saat itu, ada TNI faksi pro Soekarno seperti Jenderal Ahmad Yani, ada faksi pro Abdul Haris Nasution (anti PKI) dan TNI faksi pro PKI.
Dari Film G30S/PKI yang dibuat berdasarkan fakta sejarah itu, rakyat tahu bahwa sempat timbul prokontra di polit biro PKI mengenai Jenderal Ahmad Yani. Keputusan PKI untuk menculik dan membunuh Jend. A. Yani yang Soekarnois didebat anggota polit biro PKI. Akhirnya bulat disepakati Jend. A. Yani masuk daftar korban. Dokumen CIA menyebut bahwa keputusan PKI utk menghabisi Jend. A. Yani karena kekhawatiran Yani akan jadi masalah jika Soekarno meninggal dunia. Mayjen Soeharto adalah staf Jend. A. Yani, Pak Harto tidak termasuk pimpinan TNI AD yang diperhitungkan PKI, inilah kesalahan fatal Gestapu PKI.
Laporan CIA jelas menyebut ada kesalahan analisa Polit Biro PKI dlm menyusun daftar korban. PKI tidak perhitungkan kemampuan militer Soeharto. Secara politik, benar Mayjen Soeharto sudah tamat karena memalukan Soekarno, secara militer juga tamat karena hanya jadi Panglima Pasukan Cadangan. Dari perspektif faksi militer, Soeharto tidak masuk faksi mana pun. Soeharto hanya dianggap bayang-bayang Jend. A. Yani, Gestapu pun dilancarkan PKI.
Pertanyaan besar tentang faktor keberhasilan Soeharto lakukan serangan balasan terhadap aksi Gestapu yang berujung kepada penumpasan PKI terjawab dalam Laporan CIA. Saat hampir semua pimpinan TNI AD yang anti PKI dan pro Soekarno sudah dibunuh PKI, yang tersisa hanya Mayjen Soeharto dan Jend. Nasution yang terluka.
Mengapa Soeharto bisa mobilisasi TNI begitu cepat dalam jumlah besar..?
1. Sebagian besar Pasukan TNI ada di Jakarta dalam rangka HUT TNI 5 Okt 1965.
2. Soeharto adalah ex Panglima Trikora, satu-satunya Jendral yang berpengalaman memobilisasi pasukan TNI dalam jumlah besar luput dari analisa PKI. Soeharto selaku eks Panglima Operasi Trikora berpengalaman koordinasi dan mobilisasi pasukan dari tiga matra TNI.
Soeharto ex Panglima Operasi Trikora berpengalaman memimpin, memobilisasi ratusan ribu pasukan dari tiga matra TNI PKI, skak mat TNI balas aksi PKI.
"Bagi Soeharto memerangi pemberontakan PKI 1965 sama seperti perang lawan pasukan Belanda. Hanya saja PKI lebih lemah daripada Belanda" ~ CIA.
Laporan CIA tentang G30S/PKI dan operasi penumpasan PKI yang baru diungkap setelah 30 tahun disimpan sebagai dokumen rahasia menjawab banyak pertanyaan rakyat. Jika bukan Mayjen Soeharto yang tersisa dan mengambilalih komando pimpinan TNI AD, sejarah Indonesia pasti berubah, RI SUDAH JADI NEGARA KOMUNIS. Banyak kemungkinan terjadi, dan semuanya lebih buruk, jika tidak ada Mayjen Suoeharto ketika Gestapu PKI terjadi.
Komunis Rusia setelah sukses melakukan Revolusi Bolsyewik 1917, komunis Rusia melakukan pembersihan, puluhan juta rakyat antikomunis dibunuh.
Komunis China selama revolusi kebudayaan bunuh puluhan juta rakyat sendiri. Vietnam, Kamboja, Laos, Kuba, dll ..Komunis bunuh jutaan rakyat mereka sendiri yang anti Komunis. Komunis di seluruh dunia sama. Sesama komunis bersaudara. Komunis tdk mengenal batas negara, mereka dipersatukan oleh Doktrin Komintern.
Doktrin Komunis Internasional/komintern melahirkan konsistensi militansi setiap kader komunis. Ikatan Persaudaraan Komunis dunia sangat erat.
Kembali ke laporan CIA, Saya sungguh terharu membaca laporan tersebut karena membuktikan Sorharto tidak seperti tudingan sekolompok orang. Disebutkan bahwa setelah Soeharto berhasil memegang kendali TNI & memulihkan pemerintahan, CIA menawarkan banyak bantuan namun semua ditolak oleh Soeharto. Soeharto hanya mau berunding dengan CIA-AS jika prasyarat yang dimintanya disetujui oleh pemerintah AS, jika tidak maka tidak ada perundingan.
Apa syarat yang diajukan Mayjen Soeharto kepada CIA-AS..? Bukan senjata bukan pula uang suap, dan juga bukan info intelijen,
SOEHARTO MINTA BERAS.
Oktober 1965 Rakyat kelaparan, inflasi 650% (standar normal < 10%), defisit 175% (standar normal < 2,5%), bahan pokok langka, RI dalam bencana kelaparan. Terbukti Soeharto memikirkan nasib rakyat yang terancam mati kelaparan dengan meminta AS kirim beras ke RI, Rakyat RI utang nyawa pada Soeharto.
CIA awalnya menolak permintaan Soeharto, AS bisa bantu kirim senjata dll tapi tdk bisa kirim beras. Apalagi sebanyak 400.000 ton, AS tak bisa. CIA bujuk Soeharto akan bantu apa saja selain beras, anggaran bantuan beras oleh Presiden AS tidak masuk APBN AS. Proses persetujuannya rumit, Soeharto tetap pada sikapnya, AS kirim beras ke RI secepatnya, baru TNI akan berunding dengan AS. CIA tidak punya pilihan kecuali lapor ke Lyndon B Johnson.
Gara-gara permintaan aneh dari Soeharto kepada AS, Presiden Lyndon B Johnson terpaksa jungkir balik memenuhinya, lobi senator dan anggota kongres. Mengapa AS repot-repot bersedia memenuhi permintaan mayjen Soeharto..? Karena keberhasilan Soeharto menggagalkan PKI berkuasa telah meringankan beban berat AS. Perang Dingin Barat vs Komunis sedang pada puncaknya. Banyak negara di dunia telah dicengkram Komunis, di Asia Tenggara hampir semua jatuh ke tangan Komunis.
Keberhasilan TNI AD menggagalkan PKI/Komunis berkuasa tanpa campur tangan AS merupakah anugerah terbesar untuk AS yang sedang frustasi karena Komunis. Kekhawatiran AS bahwa teori domino juga terjadi di Asia Tenggara dipatahkan Soeharto tanpa bantuan AS yang saat itu sedang trauma karena kalah dimana-mana. AS lega, Asia Tenggara gagal dikuasai komunis, Australia lepas dari ancaman ditelan setan komunis. Karena jika RI jatuh, Australia pasti jatuh.
Teori Domino: jika di suatu kawasan sudah ada 2-3 negara yg dikuasai komunis maka Negara-negara komunis tersebut akan membantu komunis di negara tetangga, akhirnya semua negara di suatu kawasan tertentu akan jatuh ke kekuasaan komunis. Sungguh Mengerikan..!!
ALHAMDULILLAH RI GAGAL DIKUASAI PKI.
Pemerintah AS sangat terima kasih atas jasa besar Soeharto menggagalkan komunis kuasai RI, Australia, New Zealand, Asia Tenggara, dst. Salah satu bentuk terima kasih AS adalah dengan menekan Belanda dan pengaruh PBB agar Papua Barat diserahkan kepada RI.
Freeport sebagai jaminan AS di Papua. Keberadaan Freeport yang berentitas AS di Papua, menjamin keutuhan NKRI. Tidak ada kekuatan asing yang berani usik Papua sebagai bagian integral NKRI.
AS bantu revitalisasi alutsista TNI yang berguna dalam operasi penumpasan PKI, juga laporan intelejen dari CIA yang memuat daftar nama-nama kader PKI. Karena kemiskinan/kebodohan adalah faktor utama tumbuh suburnya komunisme Rezim ORBA diberi pendampingan konsep dan program pembangunan oleh AS.
Fakta sejarah itu sekarang diputarbalikan oleh kader-kader dan simpatisan PKI, dijadikan fitnah oleh kader PKI untuk menyerang Soeharto dan TNI.
Untuk mencegah pembodohan bangsa dari propaganda komunis, langkah Panglima TNI untuk memutar kembali Film G30S/PKI itu sudah tepat.‎
https://www.faktakini.info/2020/09/lengkap-segala-fitnah-keji-pki-terhadap.html?m=1
#BelaBangsa
#SelamatkanNKRI
0 notes
ktrindonesia · 3 years ago
Text
Begini Kronologi Lengkap G30S PKI
Begini Kronologi Lengkap G30S PKI
JAKARTA, KTRINDONESIA.COM  – Tragedi G30S PKI yang berlangsung tanggal 30 September 1965, merupakan sejarah kelam bangsa Indonesia. Kendati hanya berlangsung selama satu malam, terdapat banyak detail-detail dari peristiwa mencekam kudeta ini. Tepat tanggal 1 Oktober dini hari, Pasukan Tjakrabirawa di bawah pimpinan letnan kolonel Untung memulai aksinya dengan melakukan aksi penculikan terhadap 7…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
inidomino · 4 years ago
Link
INIHANTU | MENGHAPUS LUPA RANGKUMAN LENGKAP TENTANG KEKEJAMAN G30SPKI DI JAKARTA | M. Yutharyani mengisahkan ulang tragedi 30 September 1965 dari ruangan kerjanya di Kompleks Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Cerita muram keluar dari bibirnya di tengah gelap langit dan rintik hujan di area “sakral” itu. “Saat penculikan, yang dibunuh di sini (Lubang Buaya) empat orang. Tiga lainnya langsung dibunuh di kediaman mereka, yakni Ahmad Yani, MT Haryono, DI Panjaitan. Sementara Pak Nasution berhasil meloloskan diri,” kata dia. Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal Haryono, dan Brigadir Jenderal DI Panjaitan ialah petinggi TNI AD. Yani misalnya menjabat Menteri/Panglima AD/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi. Sementara Jenderal Abdul Harris Nasution yang lolos meski justru disebut menjadi target utama, saat itu menjabat Menteri Pertahanan dan Keamanan. Yutharyani, Perwira Seksi Pembimbingan Informasi Monumen Pancasila Sakti dari TNI Angkatan Darat, melanjutkan ceritanya, meniti lorong waktu menuju masa silam, lebih dari setengah abad lalu. “Empat lainnya yang masih hidup, termasuk ajudan Nasution yang akhirnya jadi korban, Andreas Tandean, dibawa ke rumah penyiksaan. Mereka yang sudah meninggal juga dibawa ke situ.” Rumah penyiksaan yang dimaksud Yutharyani itu merupakan kediaman salah seorang warga Desa Lubang Buaya. Rumah itu kini berada dalam Kompleks Monumen Pancasila Sakti. Tak seperti sekarang, dulu Lubang Buaya ialah hutan karet yang sepi penduduk. “Sebelum dibunuh, mereka disuruh menandatangani yang namanya Dewan Jenderal, tipu muslihat PKI bahwa Angkatan Darat akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah.” Dewan Jenderal ialah sebutan untuk kelompok jenderal yang diisukan hendak melakukan makar terhadap Presiden Sukarno dan pemerintah Republik Indonesia. “Padahal itu cerita khayalan yang dikarang PKI. Pak S. Parman lalu disuruh tanda tangan. Andai dia mau tanda tangan, berarti TNI AD benar-benar akan melakukan kudeta. Tapi beliau kukuh TNI AD tidak akan melakukan kudeta,” kata Yutharyani. Pada titik itulah, menurut Yutharyani, penyiksaan terhadap para jenderal dan ajudan Nasution yang masih hidup dimulai. Mereka semua –Mayjen S. Parman, Mayjen R Suprapto, Brigjen Sutoyo, Lettu Pierre Andreas Tandean– akhirnya tewas dibunuh. “Dipukul, dipopor pakai ujung senjata. Hasil visum menunjukkan ada retak di tulang kepala, tangan dan kaki patah, karena mereka ditendang pakai sepatu lars yang keras.” Dalam kondisi antara hidup dan mati, ujar Yutharyani, tubuh para jenderal itu lantas digeret dan dimasukkan ke sebuah sumur di Lubang Buaya. “Sumur itu dalamnya 12 meter, lebarnya 75 sentimeter. Setelah tubuh mereka masuk semua, untuk meyakinkan mayat meninggal, mereka langsung ditembak lagi. Lalu jasad ditutup dengan sampah pohon karet, dan ditutup tanah serta ditanah pohon pisang utuh di atasnya seakan-akan di bawah itu tak ada mayat.” Saat jasad para jenderal itu terkubur di sumur Lubang Buaya itu, hari telah berganti. Satu Oktober 1965. Sepandai-pandainya sesuatu disembunyikan, kata Yutharyani, pasti ketahuan juga. Akhirnya, ujar dia, sumur dapat ditemukan pada sore, 3 Oktober. Sumur lalu digali pakai tangan. Keesokannya, 4 Oktober, mayat diangkat. Jasad divisum dan diautopsi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta. Tanggal 4 sore, jenazah dibawa ke Markas Besar AD untuk disemayamkan semalam, dan akhirnya dimakamkan dengan upacara kenegaraan 5 Oktober, tepat pada peringatan Hari Ulang Tahun Angkatan Bersenjata Republik Inndonesia. Yutharyani menceritakan itu semua dengan lancar, seperti baru terjadi sehari sebelumnya. Angkatan Darat, kata dia, merasa hancur dengan terbunuhnya para jenderal terbaik mereka. Menjelma Keramat Sejak 30 September 1965, Lubang Buaya berubah wujud. Pemerintah Orde Baru di bawah Soeharto “menyulapnya” menjadi kompleks memorial megah. Dua tahun setelah Gerakan 30 September, 1967, Soeharto membebaskan 14 hektare lahan di Lubang Buaya dari permukiman warga. Enam tahun kemudian, 1973, di atas lahan itu diresmikan Kompleks Monumen Pancasila Sakti. Kompleks tersebut berisi antara lain Monumen Pancasila Sakti, sumur maut, Museum Paseban, dan –yang paling mengerikan– Museum Pengkhianatan PKI yang berisi 40 lebih diorama tentang sepak terjang PKI sejak Indonesia merdeka, termasuk kekejaman mereka terhadap para jenderal. John Roosa, Associate Professor Departemen Sejarah University of British Columbia dalam bukunya Dalih Pembunuhan Massal Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto, mengistilahkan Lubang Buaya kini sebagai “tanah keramat.” “Sebuah monumen didirikan dengan tujuh patung perunggu para perwira yang tewas. Semua berdiri setinggi manusia dengan sikap gagah dan menantang. Pada dinding belakang deretan patung para perwira, ditempatkan patung garuda raksasa dengan sayap mengembang,” demikian John Roosa memaparkan dalam bukunya. Lubang Buaya kini bukan lagi hutan karet. Ini lokasi penting. Tiap 1 Oktober, Presiden Indonesia, kecuali Megawati Soekarnoputri pada 2002 dan 2004, selalu memimpin upacara Hari Kesaktian Pancasila di lapangan Monumen Pancasila Sakti yang terletak sekitar 45 meter dari sumur Lubang Buaya. “Nama daerah ini, sebelum kejadian 30 September 1965, memang sudah Lubang Buaya,” kata Yutharyani. Menurut cerita turun-temurun warga setempat, ujarnya, kampung di daerah itu terbentuk ketika banyak masyarakat asal Cirebon yang berdiam di sana. “Dulu di daerah ini, banyak warga tinggal di pinggir-pinggir sungai. Saat sungai itu banjir, mereka pakai getek (rakit). Nah saat perahu didayung, ada yang enggak bisa bergerak. Setelah air surut, ternyata dayung di perahu itu dimakan oleh buaya lapar.” “Jadi orang lalu bilang, ‘Jangan ke sana, ada buaya. Ada lubang buaya. Lama-kelamaan penduduk di sini menamakan daerahnya Lubang Buaya,” ujar Yutharyani. Legenda itu kemudian ternoda sejak 30 September 1965. Lubang Buaya juga disebut menjadi pusat pelatihan Partai Komunis Indonesia. Lubang Buaya, menurut John Roosa, ditanamkan dalam kesadaran publik sebagai tempat PKI melakukan kejahatan besar. Jika menyimak kisah Yutharyani, yang juga termuat dalam buku Bahaya Laten Komunisme di Indonesia terbitan Pusat Sejarah Sejarah dan Tradisi Markas Besar ABRI, juga film Pengkhianatan G30S/PKI berdurasi empat jam yang disiarkan TVRI tiap tahun pada malam 30 September sepanjang Orde Baru Berkuasa, dosa-dosa PKI memang dipampang jelas. Kebiadaban peristiwa di Lubang Buaya yang diawetkan dalam teks, film, museum, hingga monumen, membentuk ingatan publik yang kokoh atas kekejaman PKI, tak peduli siapa sesungguhnya aktor utama yang menjadi otak malam jahanam itu. Dari Lubang Buaya, salah satu kesatuan dalam Gerakan 30 September bergerak. Pasukan dibagi menjadi tujuh kelompok, dan tiap kelompok mendapat perintah untuk menculik tujuh jenderal yang diduga sebagai anggota Dewan Jenderal, untuk kemudian dibawa ke Lubang Buaya. Benar atau tidaknya eksistensi Dewan Jenderal tak diketahui jelas hingga saat ini, sama seperti G30S yang memiliki sejarah gelap, dengan dalang yang tak pernah terungkap. Lubang Buaya, sebagai saksi bisu tragedi sehari yang berdampak pada pembantaian besar terhadap para pendukung gerakan kiri di Indonesia, masih menyimpan misteri yang nyaris serupa seperti 51 tahun lalu. Cerita Dusta Partai Komunis Indonesia (PKI) Paparan sejarah versi Orde Baru seperti yang diceritakan Yutharyani itu tak ditelan mentah-mentah oleh sejumlah kalangan. Setelah Orde Baru berakhir, sejumlah ketidakcocokkan antarinformasi makin banyak dibeberkan. Sejumlah laporan yang diberitakan oleh Berita Yudha dan Angkatan Bersenjata, dua harian di bawah militer Indonesia, misalnya dibantah oleh Prof. Dr. Arif Budianto, ahli forensik Universitas Indonesia yang tergabung dalam tim autopsi jenderal korban G30S. “Kami periksa penis-penis para korban dengan teliti. Jangankan terpotong, bahkan luka iris saja sama sekali tidak ada. Kami periksa benar itu, dan saya berani berkata itu benar. Itu faktanya,” kata Arif kepada Majalah D&R edisi 3 Oktober 1998 seperti dikutip dari buku Siapa Dalang G30S? “Soal mata yang dicongkel, memang kondisi mayat ada yag bola matanya copot, tapi itu karena sudah lebih dari tiga hari terendam, bukan karena dicongkel paksa. Saya sampai periksa dengan saksama tepi mata dan tulang-tulang sekitar kelopak mata, apakah ada tulang yang tergores. Ternyata tidak ditemukan,” ujar Arif. Meski begitu, kata dia, mayat para jenderal korban G30S memang disiksa dan ditembaki. Namun laporan tentang penis dipotong dan bola mata dicungkil adalah berlebihan. Pemberitaan media-media kala itu, menurut Arif, membuat tim autopsi ketakutan karena mereka tak menemukan fakta yang sama. Kisah-kisah menyeramkan dari Lubang Buaya memang amat mengakar di benak masyarakat Indonesia sepanjang Orde Baru berkuasa. Para perwira korban G30S, sebelum dibunuh, disebut dikelilingi kader Gerwani yang menari-nari dan bernyanyi-nyanyi. Para perempuan itu juga disebut menusuk-nusukkan pisau ke tubuh korban, dan menyilet-nyilet alat vital mereka. Aksi yang menurut Orde Baru dilakukan Gerwani di Lubang Buaya itu terpampang dalam relief di Monumen Pancasila Sakti. Pada salah satu relief, terlihat seorang perempuan menyaksikan rekan prianya yang sedang memasukkan tubuh seorang jenderal ke dalam sumur. Sementara seorang perempuan lain pada relief itu tampak sedang menari dengan untaian kembang mengalungi lehernya. Koran-koran pada masa itu memberitakan sejumlah perempuan Gerwani melakukan ritual Harum Bunga, yakni menari-nari telanjang dan pesta seks. Narasi ini juga diketengahkan lewat film Pengkhianatan G30S/PKI yang diulang setiap tahun. Yutharyani mengatakan, tak benar ada tarian telanjang di Lubang Buaya. “Sebenarnya enggak ada tari telanjang. Itu ibarat bumbu cerita. Tapi memang nari-nari sambil memukul orang. Orang kesakitan, dia nyanyi-nyanyi Genjer-genjer, lagu rakyat Banyuwangi yang digubah PKI,” kata dia. John Roosa dalam bukunya mengatakan, “Penuturan rezim Soeharto –bahwa ketujuh perwira disiksa dan disayat-sayat oleh massa pendukung PKI yang kegirangan, sementara perempuan-perempuan Gerwani menari-nari telanjang merupakan rekayasa absurd bikinan para ahli perang urat syaraf.” Berdasarkan penelitian lebih lanjut, sejumlah anggota Gerwani yang saat itu berada di Lubang Buaya adalah untuk mengikuti latihan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) bagian dari kebijakan konfrontasi Malaysia oleh pemerintah Sukarno. Profesor dan sosiolog Universitas Amsterdam, Saskia Eleonora Wieringa, dalam bukunya Penghancuran Gerakan Perempuan di Indonesia, mengatakan Lubang Buaya sejak Juli 1965 menjadi lokasi latihan Ganyang Malaysia bagi sukarelawan Dwikora. Selain kader Gerwani, mereka yang mengikuti latihan Dwikora di Lubang Buaya pada 1965 ialah anggota PKI, Pemuda Rakyat, Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia, dan Buruh Tani Indonesia. Jika G30S tak pecah, para pemuda Nahdlatul Ulama juga diundang latihan di Lubang Buaya pada Oktober 1965. Banjir Darah Pembentukan memori kolektif atas kekejaman PKI dan berbagai organisasi yang berafiliasi dengannya, serta pembangunan monumen dan museum, menurut sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Asvi Warman Adam, ialah upaya Soeharto untuk meneguhkan rezimnya. “Soeharto didukung oleh orang-orang yang paham betul dengan nilai sejarah. Sejarah digunakan untuk memberinya legitimasi kekuasaan,” kata Asvi. G30S –yang mengawali keruntuhan Orde Lama dan kebangkitan Orde Baru– beserta sejumlah dusta yang mengikutinya, juga tak dapat dilepaskan dari politik global pada masa itu, ketika Amerika Serikat terlibat perang dingin dengan Uni Soviet. John Roosa dalam bukunya menceritakan, Duta Besar AS untuk Indonesia pada waktu itu, Marshall Green, mengatakan bahwa G30S adalah salah satu momen paling berbahaya bagi AS semasa perang dingin. Jika G30S berhasil, menurutnya, Indonesia dapat berubah menjadi negara komunis yang bersekutu dengan Uni Soviet. “Bangsa terbesar keempat di dunia ini (Indonesia) akan menjadi komunis, dan memang nyaris demikian,” ujar Green pada 1997. Keberhasilan Soeharto menumpas komunis, sekaligus menandai arah baru Indonesia dalam kancah perpolitikan global. Rezim Sukarno yang dalam prinsip antikolonialisme dan antiimperialismenya condong ke Uni Soviet, ambruk dan berganti dengan pemerintahan Soeharto yang –dalam politik luar negeri bebas aktifnya– amat bersahabat dengan AS. Untuk mengamankan cengkeramannya, Soeharto memberangus komunis di Indonesia hingga ke akar-akarnya, menyebabkan banjir darah selama periode 1965-1966. Mereka yang tak bersalah pun ikut menjadi korban. Juli lalu, Pengadilan Rakyat Internasional atas Kejahatan Kemanusiaan Periode 1965 di Indonesia (International People’s Tribunal, IPT 1965) memutus Indonesia bertanggung jawab atas 10 kejahatan hak asasi manusia sepanjang 1965-1966, termasuk genosida. Indonesia disebut menghancurkan sebagian atau seluruh golongan penduduk tertentu, yakni anggota, pengikut, dan simpatisan PKI, serta loyalis Sukarno. Sedikitnya setengah sampai satu juta orang tewas dalam rentang waktu setahun pasca-G30S. Profesor politik University of Papua New Guinea asal Australia, Rex Mortimer, menggambarkan nasib yang menimpa PKI dengan tepat pada pembuka bukunya, Indonesian Communism Under Sukarno Ideology and Politics, 1959-1965. PKI yang berkembang pesat dengan kecepatan menakjubkan, ujar Mortimer, selalu kandas oleh skandal kekerasan di tiap periode kebangkitannya. Lubang Buaya, dengan Museum Pengkhianatan PKI di atasnya dan sejarah ciptaan Orde Baru menaungi seluruh negeri, menjadi dentang lonceng kematian partai itu.
0 notes
lasealwin · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Salam gembira baik! Pergerakan masa yang katanya didalangi oleh PKI dalam peristiwa G30S PKI sama sekali tidak mencerminkan people power. Sebab masa tersebut bersenjata lengkap yang mampu melumpuhkan jendral. #menangbersama #inspirasi #sejarahindonesia #meluruskansejarah #pki #g30spki #g30spki1965 #kebohongan #penipuan #hoax #membelokkansejarah #indonesia #sejarah https://www.instagram.com/p/BwEKc88neZC/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=18d2a9ssduezr
0 notes
wartakanlah · 6 years ago
Text
Maksud Rizieq Shihab di Balik Seruan Nonton Bareng Film G30S PKI
JAKARTA, dawainusa.com – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab meminta kepada masyarakat untuk menggelar acara nonton bareng film G30S PKI di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, Rizieq juga meminta masyarakat untuk mengibarkan bendera setengah tiang pada tanggal 30 September mendatang.
Rizieq dalam seruannya itu, mengajak kepada masyarakat untuk tidak melupakan sejarah masa lalu yang kelam. Sejarah kelam yang dimaksud ialah kekerasan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia pun meminta kepada masyarakat untuk berkumpul di rumah, di tempat masing -masing untuk menonton film tersebut.
Baca juga: Tentang Alfian Tanjung dan Jokowi Pendukung PKI
“Kumpul di rumah, majelis, madrasah, pesantren, kantor, gedung pertemuan, lapangan terbuka, alun-alun, hotel, restoran dan sebagainya,” kata Rizieq di Jakarta, Selasa (25/9)
Permintaan Rizieq tersebut kemudian mendapat beragam tanggapan. Terlebih karena seruan itu disampaikan lewat akun Twitter milik Rizieq sehingga beredar luas di media sosial.
Namun, Slamet selaku juru bicara FPI menegaskan, tujuan seruan itu hanya untuk mengingatkan masyarakat. “Agar bangsa Indonesia tidak lupa sejarah,”kata Slamet.
Peristiwa penumpasan G30S PKI telah difilmkan pada 1984. Film tersebut menjadi film komersial pertama yang berani menceritakan kembali tentang pemberontakan 965. Film ini pun mendapatkan tuju penghargaan saat festival film Indonesia pada saat itu.
Seruan yang Sama dari Gatot Nurmantyo
Gatot Nurmantyo pernah menyampaikan seruan yang sama pada saat menjabat sebagai panglima TNI. Ia meminta kepada seluruh jajarannya dalam tubuh TNI untuk memutarkan kembali film G30S PKI tersebut. Namun, seruan tersebut mendapatkan reaksi yang beragam, baik dari internal TNI maupun masyarakat umum.
Sama dengan Rizieq Shihab, Gatot Nurmantyo berdalih tidak mempunyai tujuan khusus di balik perintah untuk memutarkan kembali film itu kepada seluruh jajarannya pada waktu itu. Ia menegaskan, tujuan pemutaran film tersebut hanya mau mengingatkan kepada masyarakat tentang peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh PKI.
“Kalau kami tidak ingatkan dalam peristiwa itu, orang tidak tahu ada gerakan-gerakan mengadu domba dan sebagainya,” kata Gatot.
Baca juga: Dituduh Keturunan PKI, Menristekdikti Lapor Polisi
Saat ini, Gatot yang sudah pensiun dari TNI, meminta kepada petinggi untuk mengeluarkan instruksi yang sama saat dirinya menjabat sebagai Panglima TNI. Ia bahkan menyindir Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf Angakatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono karena tidak ingin mengeluarkan instruksi serupa.
Gatot pun menyamakan kemampauan KSAD untuk mengeluarkan perintah gelar nonton film dengan kemampuan KSAD  untuk memimpin prajurit TNI seperti  Kostrad, Kopassus, dan semua prajurit TNI AD.
Ia meragukan kapasitas KSAD dalam memimpin pasukan-pasukan elit TNI kalau tidak berani mengeluarkan isntruksi nonton film G30S PKI. “Kalau takut, pulang kampung saja. Karena kasian nanti prajuritnya disamakan dengan pemimpin penakut,” kata Gatot.
Film G30S PKI Masih Minim Data
Sementara itu, Jajang C. Noer, istri sutradara film G30S PKI mendiang Arifin C. Noer menegaskan, film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI perlu untuk dilengkapi dengan data-data yang lengkap. Data-data tersebut, demikian Jajang, bertujuan memimalisir kontroversi yang berkembang di masyarakat terkait dengan film tersebut.
Ia menjelaskan, film yang disutradarai oleh mendiang suaminya tersebut diproduksi pada zaman Orde Baru. Pada waktu itu, film itu belum dilengkapi dengan data. Hal ini menimbulkan pertanyaan di masyarakat tentang kebenaran yang disajikan dalam film itu.
Baca juga: Tuding PDIP Banyak Menampung PKI, Kivlan Zen Bakal Dipolisikan
Menurut Jajang, kondisi saat ini sangat berbeda dengan situasi pada saat film tersebut diproduksi. Saat ini, kata Jajang, banyak litelatur yang dapat dijadikan sebagai sumber ilmiah untuk melengkapi data-data dalam film tersebut.
Sumber-sumber yang dimaksudkan Jajang, dapat ditemukan dalam negeri maupun luar negeri. Ia juga menambahkan, film yang diperankan oleh Arifin suaminya dulu hanya berdasar pada hasil penelitian yang dilakukan oleh mantan Menteri Pendidikan Nugroho Notosusanto.
Selain data-data tersebut, kata Jajang, saat ini banyak mantan anggota PKI yang dapat diminta keterangan untuk meluruskan informasi terkait film G30S PKI. Dengan demikian, masyarakat dapat melihat data-data yang benar-benar baru.
“Ya karena tahun 2000 waktu kita reformasi, ada data yang baru, yang masuk pun dari CIA (agen intelejen Amerika Serikat). Ya itulah yang bisa dikemukakan,” pungkasnya.*
Selengkapnya: Maksud Rizieq Shihab di Balik Seruan Nonton Bareng Film G30S PKI
https://www.dawainusa.com/maksud-rizieq-shihab-di-balik-seruan-nonton-bareng-film-g30s-pki/
0 notes
kemocengrapi · 6 years ago
Text
Maksud Rizieq Shihab di Balik Seruan Nonton Bareng Film G30S PKI
JAKARTA, dawainusa.com – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab meminta kepada masyarakat untuk menggelar acara nonton bareng film G30S PKI di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, Rizieq juga meminta masyarakat untuk mengibarkan bendera setengah tiang pada tanggal 30 September mendatang.
Rizieq dalam seruannya itu, mengajak kepada masyarakat untuk tidak melupakan sejarah masa lalu yang kelam. Sejarah kelam yang dimaksud ialah kekerasan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia pun meminta kepada masyarakat untuk berkumpul di rumah, di tempat masing -masing untuk menonton film tersebut.
Baca juga: Tentang Alfian Tanjung dan Jokowi Pendukung PKI
“Kumpul di rumah, majelis, madrasah, pesantren, kantor, gedung pertemuan, lapangan terbuka, alun-alun, hotel, restoran dan sebagainya,” kata Rizieq di Jakarta, Selasa (25/9)
Permintaan Rizieq tersebut kemudian mendapat beragam tanggapan. Terlebih karena seruan itu disampaikan lewat akun Twitter milik Rizieq sehingga beredar luas di media sosial.
Namun, Slamet selaku juru bicara FPI menegaskan, tujuan seruan itu hanya untuk mengingatkan masyarakat. “Agar bangsa Indonesia tidak lupa sejarah,”kata Slamet.
Peristiwa penumpasan G30S PKI telah difilmkan pada 1984. Film tersebut menjadi film komersial pertama yang berani menceritakan kembali tentang pemberontakan 965. Film ini pun mendapatkan tuju penghargaan saat festival film Indonesia pada saat itu.
Seruan yang Sama dari Gatot Nurmantyo
Gatot Nurmantyo pernah menyampaikan seruan yang sama pada saat menjabat sebagai panglima TNI. Ia meminta kepada seluruh jajarannya dalam tubuh TNI untuk memutarkan kembali film G30S PKI tersebut. Namun, seruan tersebut mendapatkan reaksi yang beragam, baik dari internal TNI maupun masyarakat umum.
Sama dengan Rizieq Shihab, Gatot Nurmantyo berdalih tidak mempunyai tujuan khusus di balik perintah untuk memutarkan kembali film itu kepada seluruh jajarannya pada waktu itu. Ia menegaskan, tujuan pemutaran film tersebut hanya mau mengingatkan kepada masyarakat tentang peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh PKI.
“Kalau kami tidak ingatkan dalam peristiwa itu, orang tidak tahu ada gerakan-gerakan mengadu domba dan sebagainya,” kata Gatot.
Baca juga: Dituduh Keturunan PKI, Menristekdikti Lapor Polisi
Saat ini, Gatot yang sudah pensiun dari TNI, meminta kepada petinggi untuk mengeluarkan instruksi yang sama saat dirinya menjabat sebagai Panglima TNI. Ia bahkan menyindir Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf Angakatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono karena tidak ingin mengeluarkan instruksi serupa.
Gatot pun menyamakan kemampauan KSAD untuk mengeluarkan perintah gelar nonton film dengan kemampuan KSAD  untuk memimpin prajurit TNI seperti  Kostrad, Kopassus, dan semua prajurit TNI AD.
Ia meragukan kapasitas KSAD dalam memimpin pasukan-pasukan elit TNI kalau tidak berani mengeluarkan isntruksi nonton film G30S PKI. “Kalau takut, pulang kampung saja. Karena kasian nanti prajuritnya disamakan dengan pemimpin penakut,” kata Gatot.
Film G30S PKI Masih Minim Data
Sementara itu, Jajang C. Noer, istri sutradara film G30S PKI mendiang Arifin C. Noer menegaskan, film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI perlu untuk dilengkapi dengan data-data yang lengkap. Data-data tersebut, demikian Jajang, bertujuan memimalisir kontroversi yang berkembang di masyarakat terkait dengan film tersebut.
Ia menjelaskan, film yang disutradarai oleh mendiang suaminya tersebut diproduksi pada zaman Orde Baru. Pada waktu itu, film itu belum dilengkapi dengan data. Hal ini menimbulkan pertanyaan di masyarakat tentang kebenaran yang disajikan dalam film itu.
Baca juga: Tuding PDIP Banyak Menampung PKI, Kivlan Zen Bakal Dipolisikan
Menurut Jajang, kondisi saat ini sangat berbeda dengan situasi pada saat film tersebut diproduksi. Saat ini, kata Jajang, banyak litelatur yang dapat dijadikan sebagai sumber ilmiah untuk melengkapi data-data dalam film tersebut.
Sumber-sumber yang dimaksudkan Jajang, dapat ditemukan dalam negeri maupun luar negeri. Ia juga menambahkan, film yang diperankan oleh Arifin suaminya dulu hanya berdasar pada hasil penelitian yang dilakukan oleh mantan Menteri Pendidikan Nugroho Notosusanto.
Selain data-data tersebut, kata Jajang, saat ini banyak mantan anggota PKI yang dapat diminta keterangan untuk meluruskan informasi terkait film G30S PKI. Dengan demikian, masyarakat dapat melihat data-data yang benar-benar baru.
“Ya karena tahun 2000 waktu kita reformasi, ada data yang baru, yang masuk pun dari CIA (agen intelejen Amerika Serikat). Ya itulah yang bisa dikemukakan,” pungkasnya.*
Selengkapnya: Maksud Rizieq Shihab di Balik Seruan Nonton Bareng Film G30S PKI
#dawai
0 notes
bagibagiinfo · 7 years ago
Link
Sujanews.com —  Aktor film senior, Amoroso Katamsi, hadir hadir dalam Seminar dan Nonton Bareng (NOBAR), Film G30S/PKI di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (30/9/2017). Pada kesempatan tersebut, pemeran Mayjen Soeharto itu menyampaikan bahwa, sebagai pekerja seni, harus profesional. Oleh sebab itu, Amoroso Katamsi, berusaha sebaik mungkin dalam peran yang mainkan. Sebelum akting dilaksanakan, ia mengaku telah melakukan observasi. Apalagi, saat peristiwa G30S/PKI terjadi, usianya cukup matang dan menjadi anggota TNI berpangkat Letkol. Amoroso membantah tudingan bahwa film G30S/PKI sebagai rekayasa belaka. Sebaliknya, film tersebut dibuat tanpa tekanan pengaruh siapa pun dan kaya muatan sejarah sebenarnya, yang tak boleh dilupakan rakyat Indonesia. Sedikit Amoroso mengisahkan, sebagai mantan aktivis HMI saat itu, ia tahu betul bagaimana kezaliman yang dilakukan PKI, saat menjadi partai besar. Salah satu cirinya adalah melakukan pecah belah dan pembubaran ormas-ormas. Berikut ini penuturan lengkap Amoroso Katamsi. Selengkapnya, simak video berikut:   [Sujanews.com] Sumber: from Sujanews.com http://ift.tt/2xb9lK2 via IFTTT
0 notes
merisaseana-blog · 7 years ago
Text
Ada Fakta Sejarah yang Perlu Diperbarui Film G30S/PKI, Apa Itu?
Merisa Seana Ada Fakta Sejarah yang Perlu Diperbarui Film G30S/PKI, Apa Itu? Artikel Baru Nih Artikel Tentang Ada Fakta Sejarah yang Perlu Diperbarui Film G30S/PKI, Apa Itu? Pencarian Artikel Tentang Berita Ada Fakta Sejarah yang Perlu Diperbarui Film G30S/PKI, Apa Itu? Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Ada Fakta Sejarah yang Perlu Diperbarui Film G30S/PKI, Apa Itu? Dalam film tersebut masih ada beberapa yang harus diperbarui kembali karena masih belum lengkap, ada beberapa fakta yang tidak diungkap sama sekali http://www.unikbaca.com
0 notes
malangtoday-blog · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Eks Ketum Muhammadiyah Nilai Pemutaran Film G30S/PKI Penting Dilakukan
MALANGTODAY.NET - Mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, MA sampaikan pemutaran kembali film G30S/PKI sangat wajar dan penting dilakukan oleh pemerintah. "Sangat wajar dan penting, agar bangsa ini tidak melupakan sejarah," kata Din Syamsuddin saat gelaran Muhammadiyah Education Awards, Sabtu (23/9). Pemutaran film tersebut menurutnya merupakan bagian dari penyadaran bangsa Indonesia, khususnya generasi muda saat ini bahwa pernah terjadi fakta sejarah bahwa ada pemberontakan yang dilakukan oleh PKI. "Itu fakta sejarah yang perlu menjadi pelajaran bagi kita ke depan, bahwa PKI pernah melakukan pemberontakan," tuturnya. Baca Juga: Aktor Kawakan Ini Ogah Terjerat Polemik Film G30S/PKI Meskipun demikian, ada beberapa pembaharuan kembali dalam film pemberontakan tersebut. Din Syamsuddin menilai dalam film yang ditayangkan selama ini masih belum lengkap, ada beberapa fakta-fakta lain yang tidak diungkapkan dalam film tersebut. "Jangan hanya tampilkan kekejaman yang ada di PKI, bahwa ada peran Soeharto yang dianggap berlebihan itu bisa saja dimasukan, karena memang itu kenyataan sejarah," katanya. Baca Juga: Mensos Tidak Permasalahkan Pemutaran Film G30S/PKI Melihat banyaknya diskriminasi atau perhatian khusus bagi keluarga beserta turunan aktifis serta simpatisan PKI, ia tegaskan bahwa keluarga korban sepatutnya mendapatkan hak dan kedudukan yang sama layaknya warga negara pada umumnya. "Anak-anak keluarga keturunan PKI apalagi yang terlibat, tidak seyogyanya mewariskan dosa atau kesalahan orang tuanya," ucapnya. "Jadi tidak perlu kesalahan tuduhan kita kenakan pada generasi penerus," sambungnya lagi.
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kota-malang/eks-ketum-muhammadiyah-nilai-pemutaran-film-g30spki-penting-dilakukan/
MalangTODAY
0 notes
rmolid · 5 years ago
Text
0 notes