#resek
Explore tagged Tumblr posts
Text
Keeper Sexywoman Bracket
Round 4: Round 3: Round 2: Round 1
Lady Vespera vs Elysian (May 3)
Della Vacker vs Jolie Ruewen (May 4)
Caprise Resek vs Luzia Vacker (May 5)
11 notes
·
View notes
Text
How can I?
Damian
Gue mempunyai mimpi. Gue mempunyai mimpi yang besar untuk menjalankan peran keluarga yang baik bagi rumah kecil gue ini. Janji yang gue ikrarkan didepan Tuhan dan semua orang tiga tahun yang lalu nggak hanya perkara sepele gue harus menjadi suami yang baik untuk Ales, tapi juga orang tua yang baik untuk anak-anak kita.
Obsesi gue untuk menjadi yang terbaik nggak pernah hilang sampai hari ini. Banyak hal baru yang gue pelajari untuk mewujudkan kata terbaik itu. Banyak tantangan baru untuk mewujudkan kata terbaik itu. Apa gue capek? Belum. Belum pernah ada kata capek yang terbesit dalam benak gue selama hampir tiga tahun hidup menjadi sepasang suami istri.
"If you don't love my daughter anymore, please don't hurt her, just bring her back to me."
How can I? How can I stop loving her? Setiap detik rasanya gue ingin terus bersujud didepan Papa mertua karena sudah percaya dengan kegigihan gue selama ini.
Loving her isn't enough, gue perlu memuja Ales dengan segala cara supaya dia nggak pernah berpikir cinta gue akan luntur semudah itu. In an endless garden full of flowers I will always pick her, I will always choose her because I don't know how to fall for someone else while she gave me everything.
"Is everything okay?" Gue langsung mematikan puntung rokok yang tinggal setengah itu begitu sosoknya berjalan mendekat dengan sedikit susah payah sebab perutnya yang semakin hari semakin membesar.
"Kamu kenapa disini?" Gue menghela nafas panjang ketika sadar dia harus berjalan jauh kemari. Saat posisinya berada didepan gue, tangan gue membawanya untuk duduk diatas pangkuan gue.
"Kenapa nggak tidur hmm?" Surainya yang sudah kembali memanjang itu tertiup angin malam dengan teratur. Tangan gue beberapa kali menyingkirkannya supaya wajah cantiknya itu terlihat sempurna.
"Nggak bisa tidur, I told you I can't sleep if you're not around." Tanpa sadar gue menyunggingkan senyum ketika mendengarnya. Sejak hamil, sifat Ales sering kali berubah nggak beraturan. Dia bisa amat sangat bahagia dengan hal-hal sederhana, tapi juga bisa menangis untuk hal yang sepele, dan kadang tanpa sadar dia juga marah untuk hal kecil.
"Aku pikir kamu tadi udah tidur makanya aku mau keluar sebentar." kata gue dengan perasaan bersalah karena meninggalkannya tidur sendirian.
We have two upcoming kids. Yeah, two... Gue bahkan nggak pernah berespektasi tubuhnya akan dihuni dua jiwa suci sekaligus. Gue bahagia, tapi gue juga merasa sedih karena harus melihatnya kelihatan lelah sebab kandungannya yang besar.
"Maaf ya hari ini aku marah-marah terus." Today isn't a good day for her. She wakes up not in a good mood dan beberapa kali marah karena hal-hal yang gue lakukan untuknya terasa nggak benar di matanya.
"Aku ngaku hari ini resek banget, nyuruh kamu ini itu tapi berakhir marah-marah, bikin kamu capek. Aku nggak tahu aku kenapa." Suaranya yang tiba-tiba mengecil itu pun seketika membuat gue tertegur.
"Loh kok nangis?" tangan gue dengan spontan menangkup wajahnya ketika satu persatu air matanya itu terjun bebas.
"Hey, it's okay... Aku nggak apa-apa, I don't mind about it at all. Aku tahu mood swings ibu hamil emang sering berubah." ujar gue lalu membawanya masuk kedalam pelukan gue. Bukannya semakin tenang, suara tangisnya yang pecah itupun sukses membuat dada gue terasa begitu ngilu.
She's been through a lot. Dealt with the reality and her emotions for this past eight months. It's not even her fault and never be her fault because I understand she tried her best.
"I– I didn't– mean to..."
"I know, sayang. You're all right, shttt udah nangisnya..." ucap gue sambil menyeka air matanya yang nggak terlihat akan berhenti.
Staying thankful, in my opinion, is the secret to still being in love. Don't look for anything better when you already have something and someone good. Karena kadang manusia sering kali merasa nggak puas atas apa yang mereka miliki. Terus mencari yang lebih baik dan tanpa sadar meninggalkan yang terbaik di hidup mereka. Recognize the value of what you already have. Discover that relationships where you don't give up on each other are the greatest.
Kita hidup di generasi dimana seseorang dengan mudah untuk move on dan menyerah saat keadaan menjadi sulit. Don't do that. Cherish what you have. Be that story that says - "We made it because we never gave up on each other or turned our backs on the love we found." We made it because we kept reminding ourselves how fortunate we were each and every day.
"Don't give up on me, Yan."
I gave up on her once and I regret it because I thought she'll never get hurt, but everything happens the other way around because we realize we are still too concerned with each other's egos. In fact, what we need at that time is to understand each other.
"Never, Al."
Semakin dewasa lo, lo akan semakin sadar bahwasanya menyerah bukanlah sebuah jalan akhirnya. Menyerah bukanlah sebuah keputusan terbaik ketika lo sudah berada sejauh ini. Nggak apa-apa kalau lo belum bisa, nggak apa-apa kalau lo gagal, dan nggak apa-apa kalau semuanya belum berjalan sesuai dengan keinginan lo. Karena semua ini adalah pertama kalinya untuk kita. Pertama kali menjadi dewasa, pertama kali belajar sesuatu yang baru, dan pertama kalinya menjalani kehidupan dunia nyata.
Gue selalu berusaha untuk nggak menyerah, entah menyerah pada Ales ataupun diri gue sendiri. Gue sadar bahwasanya nggak salah untuk terus mencoba, nggak salah untuk belajar sesuatu yang baru supaya menjadi pribadi yang lebih siap, pribadi yang paham bahwasanya kehidupan memanglah begini, berjalan sesuai alur dengan penuh teka-teki.
"I'll watch my attitude from now on, karena aku sadar kamu nggak pantas dibentak-bentak kayak tadi pagi." ujarnya yang membuat hati gue pun langsung terenyuh.
"Iyaa, udah dong jangan nangis lagi... Ikut sedih nih aku." kata gue sembari melayangkan ciuman di kedua pipi cubbynya.
"Aku ngerasa bersalah banget karena sering marah-marah ke kamu. Padahal kamu udah prepare belajar banyak hal sendirian. Aku lihat kamu nonton YouTube buat belajar gimana caranya pasang pokok bayi, gimana caranya mandiin bayi, tapi aku kayak orang nggak bersyukur dan malah marah-marah nggak jelas." Gue sempat tertegur untuk beberapa saat karena kata-katanya barusan.
"Kamu tahu dari mana kalau aku belajar pasang popok bayi sama mandiin bayi dari YouTube?" Karena jujur saja gue nggak pernah benar-benar memberitahu siapapun tentang hal itu ke orang lain apalagi Ales.
Dia tiba-tiba diam saat tatapan kita kembali bertemu. "Ya, aku nggak sengaja lihat aja pas pinjam hp kamu." jawabnya yang membuat gue langsung malu setengah mati.
"Oh, that's embarrassing..."
"Malu-maluin gimana? You're such a gentleman. Aku yang ngerasa malu karena harusnya aku yang ngajarin aku."
"No, aku tahu kamu capek. It's not your fault, don't blame yourself."
Semua hal yang berkaitan dengan "cara menjadi orang tua yang baik" akan gue lakukan tanpa banyak bertanya. Termasuk bagaimana caranya menjadi Ayah yang bisa diandalkan, bukan untuk memberatkan peran Ibu ketika mengurus anak.
"I will teach them how to respect their Mom more than I did because you've did your best to bring them in this world. They have to, they have to treat you better." kata gue sembari mengusap perutnya dengan penuh sayang.
"Aww... Oh God,"
"Kenapa?? Kamu kenapa?!!" seru gue ketika dia meringis kesakitan.
"He kicked me." jawabnya yang membuat jantung gue hampir mencuat.
"Is that hurt?" tanya gue sedikit panik yang dijawab dengan gelengan kecil oleh Ales beserta senyum tipisnya.
Tangan gue berjalan kearah perutnya untuk kemudian kembali mengusapnya dengan teratur. Gue mendekatkan wajah gue tepat didepan perutnya, "Hey buddy, that's rude... Be nice to Mommy." celetuk gue yang membuatnya langsung tertawa.
"Beneran nggak apa-apa?" tanya gue kembali untuk memastikan.
"Nggak apa-apa, Yan. Ayo masuk, aku ngantuk." jawabnya sambil berusaha berdiri dari atas pangkuan gue. Gue turut beranjak lalu kemudian menarik tangannya itu untuk gue gandeng masuk kedalam rumah.
"We really need to talk, Buddy." gumam gue kembali yang mengundang gelak tawa Ales untuk kesekian kalinya.
4 notes
·
View notes
Text
I tried to make malawach for the first time and I failed miserably 😔 it was yummy but dough and oil always are. I was impatient and didn't let the dough rest enough so the beautiful layers didn't develop well. I was arrogant and thought with my jachnun skills it would be easy and I could get away with not letting the dough rest much. lol. rookie mistake. I just ate it with resek / grated tomato and eggs and enjoyed it though 🫶
#i love wheat so much#I'm so grateful to the incredible diversity of jewish foods and specifically jewish breads to discover#literally bread heaven#i love bread#i mean literally the list doesnt end challah bagels lahuh jachnun kubaneh malawach mofletta#gimme the bread
1 note
·
View note
Text
here i am, as a mom
Hai, catatan lamaku!
Entah berapa lama aku mengabaikanmu, krna kupikir “masih layakkah aku menulis ceritaku sebagai ibu yang hanya diam dirumah?”. Sampai tiba-tiba lagu kesukaanku berulang kali lewat di telingaku. Dari Adelaide sky sampai Blue Sky Collapse. Membuatku sadar, menulis pernah menjadi obat terbaik untuk setiap patah yang pernah kulalui. Teman bisu terbaik yang memberikan jawaban tanpa bicara ataupun bersikap resek dan menyebalkan.
Terhitung sudah 5 tahun aku jadi seorang ibu dengan durasi menyusui yang luar biasa, 4 tahun berturut-turut tanpa jeda. Kalau kupikir, aku hebat juga ya? Aku memang orang yang haus validasi haha terutama setelah menjadi seorang “pengangguran” sibuk.
Perjalananku sebagai seorang ibu, tidak bisa kugambarkan dalam 1 kalimat ataupun 1000 paragraf sekalipun. Sulit dikatakan? Bisa jadi. Tapi makhluk-makhluk kecil lucu kiriman Tuhan ini, membuatku banyak belajar. Dengan segala ke anehan dan luar biasanya mereka yang di luar dugaan. Terimakasih Tuhan, telah membiarkan mereka yang begitu cerdas dan penurut ini bisa lahir dari aku yang begitu ceroboh dan pemalas ini <3
Cukuplah ya tulisan ini sebagai tanda comeback? Hahaha
Aku senang bisa kembali menulis. Semoga semua cerita ini bisa membawa kebaikan bagi siapapun yang membacanya.
Remember, Allah loves us all <3
0 notes
Text
2.2 ✿ 5.4 ✿ 7.6 ✿ 🇮🇹
Akhirnya Charles Kembaranku Wkwk Esport Resek Bisa-Bisanya Mirip Jainul Dan Bagos?
0 notes
Text
Udah bukan sejauh lagi ini mah. Tapi emang paling jauh (aman) adalah curhat disini. Ditumblr. Curhat di line dia ikutan. Di WA apalagi. Bahkan di IG note yang ga pernah biasa dia pake. Tiba-tiba begitu aku sering pasang lagu disana, eeeehh dia ikutan. Kaaaaannn resek!!
0 notes
Text
youtube
Here's the list of the mixes I used: Rihanna - Pon de Replay (Pon de Club Play Version) Rihanna - S.O.S. (Rescue Me) [Moto Blanco Vocal Mix] Rihanna - Unfaithful (Maurice's Club Mix) Rihanna - We Ride (Lenny B Club Mix) Rihanna, Sean Paul- Break It Off (Meir V Club Mix) Rihanna - Umbrella (Thiago Antony Club Mix) Rihanna - Shut Up and Drive (The Wideboys Club Mix) Rihanna, Ne-Yo - Hate That I Love You (K-Klass Club Mix) Rihanna - Don't Stop The Music (Peter Rauhofer Reconstruction Club Mix) Rihanna - Take A Bow (Seamus Haji & Paul Emanuel Club Mix) Rihanna - Disturbia (Craig C's Master Club Mix) Rihanna, TI - Live Your Life (Club Mix) Rihanna - Rehab (Alex Astero & Evan Sax Club Mix) Rihanna - Russian Roulette (Radboy Club Mix) Rihanna - Hard (Jody Den Broeder Club Mix) Rihanna - Rudeboy (Wideboys Stadium Club Mix) Rihanna - ROCKSTAR 101 (Dave Aude Club Mix) Rihanna - Te Amo (Nylson W Club Mix) Rihanna, Eminem - Love The Way You Lie (Asalto Vocal Club Mix) Rihanna - Only Girl (In The World) [Bimbo Jones Club Mix] Rihanna - What's My Name (Steamweaver Does Moran & Rigg Club Mix) Rihanna, David Guetta - Who's That Chick (Fabio Walfarys Tribal House Mix) Rihanna - S&M (Dave Aude Club Mix) Rihanna - California King Bed (Bassjackers Club Mix) Rihanna, Avril Lavigne - Cheers (Drink To That) [Sandy Resek Club Mix] Rihanna, Calvin Harris - We Found Love (Extended Mix) Rihanna - You Da One (Almighty Club Mix) Rihanna - Where Have You Been (Edson Pride Reconstruction Club Mix) Rihanna - Diamonds (Shahaf Moran Club Mix) Rihanna - Stay (Jahn Solo Progressive House Club Mix) Rihanna, David Guetta - Right Now (Dyro Club Mix) Rihanna - What Now (Guy Scheiman Club Mix) Rihanna, Shakira - Can't Remember To Forget You (Razor & Guido Club Mix) Rihanna - B*tch Better Have My Money (TFAD Moto Blanco Dirty Club Mix) Rihanna, Drake - Work (Barry Harris Club Mix) Rihanna - Kiss Better (Topka Tribal Club Mix) Rihanna - Needed Me (Cosmic Dawn Club Mix) Rihanna, Calvin Harris - This Is What You Came For (Jerac Club Mix) Rihanna, DJ Khaled & Bryson Tiller - Wild Thoughts (Dave Aude Dance Club Mix) Rihanna - Lift Me Up (Edson Pride Club Mix) Rihanna - Born Again (DJ Joao Club Mix)
1 note
·
View note
Text
catatan akhir tahun 2023
highlight moment
januari = bulan dimana aku mulai mengenal diri ku sendiri, apa yang aku mau dan apa yang aku butuhkan, mulai belajar mandiri dan tidak selalu bergantung dengan orang lain, NOW I AM SUPER INDEPENDENT WOMEN
FEB = learn new thing bulan ini aku banyak bgt masak dan mencoba resek baru. wow that's a new thing for me, walaupun hanya gak konsisten but u cool ga!, mulai bantu design-design lagi setelah vakum lumayan lama
march = full of happiness and blessing
april = lumayan dikecewakan oleh sekitar, ternyata apa yang aku berikan membuat sekitarku tidak nyaman, and i am really sorry for what i do, i just wanna help not anything, for that shit happend thankyou u make me be mature and not take it gegabah more slow life again
may = more art exibition, thats fun go to pameran dan melihat emosi para seniman yang terluapkan melalui karyanya dan i can feel that, got a chance to fg at muat event menteri perempuan and that new experience, go to new place more
june = more coffe hopping again, hang out with ma friends, omg i meet a new people with difrent background so greatfull that sourended by amazing people
july = OMG I GOT A JOB THAT I'V BEEN DREAM OF, finally jadi barista bro, ngonser truuss, july nginep di hotel dan dibayarin what a such experience maaf alay tpi ini hal yang jarang aku alamin, bulan tersibuk dan akhirnya aku mengalamin morat marit kehidupan yang selama ini aku impikan, gapapa capek kerja dan morat marit dari pada capek sama cinta melulu, mulai sibuk kepanitiaan
august = meet new people again with difrent country sumpah ini pengalaman yang sangat tidak akan terlupakan, aku merasa keren bgt di bulan ini, yo kerjo, yo volunteeran, yo kepanitiaan ini aku nobatkan bulan TERCAPEK TAHUN INI, and i meet person that i tought he's the ONE, nonton konser bareng orang baik, pengalaman baru juga, so fun augst i luv u agustus melihat band2 fav ku so much fun and cry
september = full of cry, nangis karna capek pikiran dan tenaga habis di bantai kerjaan dan kepanitiaan, selain itu juga nangis karena that person, ngonserr lagee ketemu band fav walaupun masi kit ati season
october = bulan terkaya aku selama hidup 19 thun, bertemu dengan teman lama juga thanks to decade
nov = full latihan futsal and nothing new
des = i got a projject full latian futsal juga, but just so so
the conclusion
catatan kronik akhir tahun "freedom cry"
Terimakasih dan maaf aku ucapkan tahun ini padaku sendiri, dan kepada orang orang yang sudah datang dan pergi, aku tidak pernah menyesal bertemu dengan orang orang baru malah bersyukur karena kamu pernah dateng ke kehidupanku walaupun cuman sebentar but kamu memberikan pelajaran hidup yang sangat banyak, dan yang membuat aku jadi tahu siapa diriku sebenarnya, tahun ini banyak tangis kebahagiaan dan kekecewaan yang aku rasakan ku ucapkan terimakasih ini kepada tuhan yang tak punya agama karena masih memberikan ujian melalui tangisan tersebut, masih sama seperti tahun tahun sebelumnya tetap merawat kegagalan. hope that 2024 i can make more money and dihamburan untuk menonton band-band skena itu HAHAH pi nyu yer people yang tiap taun resolusinya new year new me eak
Thank you and sorry I said this year to myself, and to the people who have come and gone, I never regret meeting new people, instead I am grateful that you have come into my life even though it was only briefly but you gave a lot of life lessons, and that made me know who I really am, this year there were many tears of happiness and disappointment that I felt, I say thank you to God who has no religion because he still gives tests through these tears, it's still the same as the previous year, still taking care of failure. hope that 2024 i can make more money and spend it to watch the bands of that scene HAHAH pi nyu yer people who every year the resolution is new year new me eak
0 notes
Text
Beberapa waktu lalu, pengeplotan untuk kelas 3. Siapa mau ke Mesir, siapa mau ke Univ Indo, siapa mau ke Barat, siapa mau mondok lagi.
“Nun ini 7 anak ikut tambahan kelas ke Mesir”
“Cuma 7 miss?”
“Iya, tak plotin 7 aja”
Aku mulai nggak enak,
“Bukan yang mau bisa ikut aja miss?”
“Ya nanti nggak efektif kelasnya”
“Tapi kasihan kalo ada yang mau tapi namanya nggak tercantum”
“Kan ada kelas tambahan bahasa arab malam”
Aku diem, nyari kata untuk bisa disampaikan dengan baik (tapi tetep muka resek aku tau),
“Miss sebelumnya aku minta maaf, tapi menurutku siapa yang mau silahkan ikut kelas tambahan ke Mesir aja miss, takutnya dia kepengen tapi karna nggak ada namanya disitu jadi insecure kan kasihan, eman-eman semangatnya.”
“Gitu ya nun?” Mulai nggak enak juga.
“Iya miss kalo menurutku gitu…”
“Yaudah coba nanti mereka tak tanya satu-satu, tapi yang pasti bertuju itu harus ikut kelas tambahan”
Karna aku tau rasanya, dinomor duakan, dianggap nggak mampu, nggak dilirik padahal kita punya modal semangat yang tinggi. Bahkan sama beliau yang sedang aku ajak bicara itu aku punya masa lalu ini (fyi aku muridnya dulu, makanya aku takut-takut ngomong, tapi harus diomongin karna sakit jadi mereka yang kepengen tapi nggak ada namanya).
Pelajaran, jangan mudah menilai menjudge mengucap yang tidak baik. Kasihan, kasihan sekali mereka anak-anak yang tumbuh dengan penilaian, mereka selamanya akan takut berbuat lebih, mereka malas pada perubahan, akhirnya mereka akan stuck dan tidak berkembang. Biarkan juga anak-anak dengan mimpi sederhana mereka, walaupun dalam realita terasa jauh, kita tidak pernah bisa menerka masa depan. Mereka berhak bermimpi. Mereka berhak memiliki mimpinya sendiri. Jangan diatur, jangan pernah.
“Nun ternyata bener katamu, setelah tak tanya ada belasan yang pengen ikut kelas tambahan”
Makasih miss sudah merendah, aku tau njenengan menurunkan ego, padahal njenengan guruku tapi mengucap terimakasih.
Fyi: aku bukan guru kelas tambahan, sempet diminta cuma aku merasa belum mampu jadi aku ambil yang kelas tambahan bahasa arab aja. Hehe
0 notes
Text
Os problemas de sabatinas no Senado para indicações ao STF
No século XIX, a duquesa de Bedford se queixava do vazio no estômago que sentia no final da tarde e, para enganar a fome, passou a tomar uma xícara de chá e fazer um pequeno lanche. O ato deu início a uma tradição britânica: o chá das cinco. Um momento tranquilo para comer algo entre o almoço e o jantar e conversar tranquilamente com amigos e familiares. Essa atmosfera tranquila é similar com os períodos de sabatina no Senado Federal para indicação de novos integrantes do Supremo Tribunal Federal (STF) no Brasil, onde os nomes indicados pelo presidente da República são raramente rejeitados. Tamanha facilidade em nomear ministros da suprema corte levanta a questão: por que é tão fácil para um presidente brasileiro nomear quem é de seu interesse como Ministro do STF?
Os requisitos constitucionais para a nomeação ao STF incluem ter entre 35 e 65 anos, possuir uma reputação ilibada e notável saber jurídico, bem como ser aprovado por uma sabatina dos senadores. Em teoria, se um presidente indicar um jurista com a intenção de “aparelhar” o STF para servir a seus interesses, há um Sistema de Freios e Contrapesos previsto, em que o Poder Legislativo, representado pelo Senado Federal, tem o poder de negar a indicação do Executivo para o mais alto cargo do Judiciário. No entanto, esse sistema no Brasil praticamente não funciona. Além disso, os conceitos de reputação ilibada e notável saber jurídico são vagos e interpretados de forma extremamente flexível e abrangente, o que acaba resultando na aprovação de praticamente qualquer indicação.
Existem motivos válidos para reprovar algumas das indicações. Segundo um estudo dos cientistas políticos André Marenco e Luciano Da Ros, entre 1985 e 2006, um terço dos indicados ao STF tinham filiação partidária. Mesmo assim, todos foram aceitos sem problemas pelo Senado. Ao longo de 133 anos (de 1889 a 2023), a Casa Legislativa rejeitou apenas cinco indicações presidenciais, todas durante o governo de Floriano Peixoto (1891 a 1894), cujo governo foi historicamente considerado um desastre, marcado por repressão política, restrição de liberdades civis, crise econômica, centralização de poder e até uma guerra civil. Dessa forma, suas indicações foram reprovadas mais em virtude da presidência conturbada do que pelos nomes indicados em si.
Algumas sabatinas foram breves, com os indicados sendo recebidos sob aplausos antes mesmo de começar. Em 2011, por exemplo, Luiz Fux foi aprovado com apenas dois votos contrários entre os 81 senadores, Nelson Jobim recebeu somente três votos contrários em 1997, enquanto Ellen Gracie foi aprovada por unanimidade em 2000. As perguntas são, em geral, mornas e sem questionamentos ou réplicas.
Quem mais se aproximou de ser reprovado foi Francisco Resek, que recebeu 45 votos a 16, apenas 4 a mais do que os 41 necessários. Indicado por Fernando Collor em 1992, Resek já havia integrado o STF no início dos anos 1980 e deixou o tribunal para assumir um ministério do governo. Collor também indicou Marco Aurélio Mello, seu primo, para a vaga, em 1990, sem grandes problemas, apesar da proximidade violar princípios republicanos.
Metade das sabatinas acontecem em média 14 dias após a indicação, segundo levantamento da Folha de São Paulo, um período relativamente curto para a reunião de informações e apuração do debate público sobre o indicado.
O sistema brasileiro é inspirado no modelo norte-americano. Contudo, para efeito de comparação, entre 1789 e 2014, o Senado dos Estados Unidos rejeitou doze indicações presidenciais para a Suprema Corte americana. Ao contrário do “chá das cinco” que ocorre entre o indicado e os parlamentares no Senado Federal brasileiro, lá há um risco real de muitos dos indicados não serem aprovados, com candidaturas frequentemente sendo retiradas antes mesmo de as sabatinas ocorrerem.
Em 1987, por exemplo, Ronald Reagan retirou a candidatura de Douglas H. Ginsburg, porque supostamente ele teria utilizado maconha em algumas ocasiões, em um período em que a guerra às drogas estava em seu auge. Já George W. Bush, em 2005, retirou a candidatura de Harriet Miers, que antes tinha sido sua advogada, porque, durante conversas preliminares com o Senado, foi avaliado que ela teria poucas chances de ser aprovada.
Para se tornar um Ministro da Suprema Corte Americana, a vida do candidato é minuciosamente investigada, o processo pode durar dias e frequentemente surpreende até mesmo os familiares do indicado, tamanha é a rigidez da sabatina.
Apesar de o Brasil ter um sistema semelhante ao norte-americano, as instituições aqui não cumprem efetivamente o papel que lhes cabe, assumindo historicamente uma postura meramente homologatória das indicações do Executivo, tornando a sabatina uma mera formalidade. Isso é culpa de nossos senadores, geralmente muito alinhados com o Executivo e envolvidos em interesses político-partidários, sendo pouco preocupados com uma composição técnica e respeitável do STF. Eles também se mostram alheios às possíveis consequências negativas que um ministro inadequado pode causar ao criar precedentes e até mesmo ao utilizar o mecanismo de controle de constitucionalidade para legitimar avanços do Estado em detrimento da liberdade individual dos cidadãos.
Muitas vezes, as sabatinas ocorrem em momentos informais previamente, em jantares e audiências reservadas entre o indicado ou possível indicado e os senadores. Há, portanto, uma campanha prévia, que serve de termômetro, tornando as sabatinas ainda mais protocolares.
O sistema de freios e contrapesos foi criado para evitar abusos, mas a prerrogativa das sabatinas que o Senado possui não é devidamente utilizada. Essa falta de escrutínio não se aplica apenas aos ministros do STF, pois a Constituição Federal também determina a sabatina de magistrados do Superior Tribunal de Justiça, ministros do Tribunal de Contas da União indicados pelo Presidente da República, Presidente e diretores do Banco Central, o Procurador-Geral da República e outros cargos conforme estabelecido em lei, e raramente um nome não é aprovado.
Sabatinas precisam ser respeitosas e técnicas, mas não foram feitas para ser tranquilas como os chás da 5 da duquesa de Bedford, sob pena de impedir o fortalecimento do Estado de Direito no Brasil.
Luan Sperandio
0 notes
Text
Sore Tanpa Data.
Sliper-ku rusak dan aku lapar. Sebagai orang yang hidup gini gini aja, aku memutuskan untuk pergi ke Ang Mo Kio, daerah utara banget yang jauh dari kota. Sampai sana ku langsung nyari sliper, muter-muter hawker dan beberapa toko kelontong akhirnya nemu di toko yang agak ngumpet. Sepasang $4.8 ya kalo dirupiahin sekitar 50ribu. Mahal banget anjeeerrrr (kalo di rumah jelas gaksudi, mending uangnya buat beli takoyaki sampe mukok, hehe).
Abis itu muter-muter lagi sambil liat-liat enaknya makan apa, ended up beli rojak (semacem gorengan+gimbal+otak2+sosis disiram pake sambel kacang). Lalu karena masih nunggu satu orang lagi, akhirnya duduk di depan warung charsiew sambil ngeliatin orang lalu lalang. Untungnya!!!!! (Hehe lebay) sambungan internetku habis, dan sepanjang perjalanan awal aku benarbenar fokus pada sekitar.
Apa yang kulihat selama itu? (Semoga aku ingat, mari tulis).
◇ Tukang sampah di arah pukul 10.30 yang ngangkut sampah satu bak gede dan ditarik pake motor mini yang dikait ke bak sampah. Berasa lagi ngeliat orang narik lori.
◇ Lalu ada ahkong kurus yang beli buah layu (iya, masih lumayan banget kalo mau makan buah yang gak terlalu segar, seenggaknya nggak busuk sih. Tadi lihat satu buah naga cuma 50sen doang. Lalu belio pulang dengan tiga kresek buahnya.
◇ Cece keren pake kaos item tapi sablonannya gatau apaan, keren banget. Kaosnya oversized, celananya short jeans, pake sepatu. Beberapa kali bulak-balik di depanku (I bet she is the daughter of the warung lady, karena dia buang sampah sekresek gede. Abis lewat terakhir kali dia jalan sama laki-laki ke parkiran motor. Ada kali jaraknya 10 meter dari tempatku duduk. Ngobrol agak lama sampe aku gak sabar ini kapan mereka perginya deh? (Padahal ya bukan urusanku juga haha) trus akhirnya pergi. Keren baget ce!
◇ Anak TK pake seragam kebesaran sama "mbak"nya ntah mau pulang ke rumah atau lagi mau beli makan buat dinner.
◇ Sekeluarga kayaknya 5 apa 6 orang yang jelas mau dine in, gak terlalu ngamatin.
◇ Anak SMP yang pulang abis main basket, sambil bawa bola basket tentunya. Giginya agak tonggos dan pake kacamata tipikal Cina belum kepermak apa-apa (nggak bermaksud menghina, though).
◇ Mas-mas umur pokonya diatasku bbrp tahun (but I always assumed people is 28 and me always 23 padahal sebenernya akutuh udah 28?!?????? Udahlah apee). Pake celana pendek kaos gombrong dan sendal crocs putih diseret-seret yang udah lawas banget sampe warnanya kecampur debu sambil nenteng kresek isi plastic box yang jelas isinya makanan buat dinner.
Fokus dari segala fokusku adalah ahma-ahma yang naik helped tools (?) Semacem mobil-mobilan anak kecil tapi rodanya gak kayak mobil (agak menjorok keluar) trus ada stangnya. Ngerti ngga sih??? Pokonya kalau googling bicycle for disabled bakal keluar hasilnya. Hehe sebenernya pengen nyobain gituan tapi karna itu cuma buat disabled people yaudah gajadi daripada dilaporin ke silop hahahaha.
Nggak tau kemarin tuh ketempelan apa sampe bisa duduk bengong sambil bener-bener aware sama sekitar. Thanks to my internet data though, akhirnya kembali punya kesempatan but berkontemplasi ceilah berkontemplasi. Tapi yang jelas sore itu realita Singapore jelas dan benderang kalo kesejahteraannya dibangun pake darah-darah warganya yang hidup di rusun petak sempit yang ditempatin oleh sekeluarga dengan berbanyak anggota yang kudu dealing sama tetangga yang bahkan langkah kaki aja kedengeran. Engga resek sih. Warganya patuh soale kalo mau seenak udel juga langsung dimasukin penjara. Ya gitu, Orchard Road sama Merlion emang keliatan bikin ini negara kayak beneran semuanya kaya tapj sebenernya enggak. Realitasnya yaa sama kayak Indonesia juga cuma bedanya mereka kudu patuh aturan negara (authoritarian gak kenal namanya demo) dan etos kerja tinggi (sebenernya ini debatable untuk kaum tua karna kalo mereka gak kerja pun gakbisa makan) tapi memang mereka super rajin, disiplin dan konsisten.
Sebenernya aku bingung mau konklusiin apa karena keliatan kayak tulisan belum selesai. Tapi yaudahlah ntar kalo ada mood bakal diselesaiin, hehe.
1 note
·
View note
Text
Kadang tuh kangen kerja di tempat jahanam itu wkwkw.
Kangen anak2 living yg resek.
Kangen beli pentol diatas.
Kangen kita satu shift ngobrol gajuelas ngalor ngidul.
Aku ingeeet bgt sm quote johnny depp yg kamu omongin :
if you love two people at the same time, choose the second. Because if you really loved the first one, you wouldn't have fallen for the second.
Trus aku lupa2 inget sama crita mu yg pasangan bawa bunga. Duh aku ya lupa gmn critanyaaaaaa.
Banyak banget memori ya Rom. Haha. Nice and lovely memory.
Tp jg ada yg nyebelin juga
Tp ga kangen long shift yg kyk taek itu wkwkwkwk
Kalo diinget2 , gimana ya kita waktu itu bs bertahan 5 bulan no money berdua? Wkwkwkwkw
Pasti katamu nanti "kekuatan cinta" wkwkwk. Preketek Rooommm.
Omongan2 sampahmu sih yg aku kangenin.
Soalnya kadang omongan sampahmu nggarai aku pinter juga wkwkw.
Ahhhhh ga krasa udah 28 taun aja idup ini. Kalo di flashback kok dikit ya pengalamanku? Tp kok udah lama hidup didunia ini? Ahahah
0 notes
Text
Di DM ada yang nanya "gimana caranya biar gak insecure lihat kehidupan orang lain?"
Sayang, media sosial ini bukan kenyataan. Lo lihat orang happy go lucky di IG, tapi Lo gak tau kalau malam-malam dia nangis-nangis ngerasa lonely. Lo lihat dia gayanya keren & mobilnya canggih, eh tapi kan jangan-jangan kita gak tau kalau tiap pagi dia punya tetangga resek yang nyiram comberan ke garasinya.
Setiap orang ada waktunya masing-masing. Lagian, Lo kalau mau compare coba dikira-kira dikit deh, Lo Alhamdulillah lahir dikasih minum air susu ibu, ya jangan di-compare sama yang lahir dikasih minum susu Starbucks reserve.🤣
Udah ah, maju ke depan & jangan kebanyakan halu. Ah, bisa ae ubin mendelep.😂
0 notes
Photo
Grown Folks Crushin’
UTI GFC Crews
Osage Alley @ 24th St in San Francisco, Ca
Pengo. Prize RIP, Kufue, Resek, Skill ? plus two others
#uti crew#gfc crew#nate1#kufue one#kufue uti#resek#pengo gfc#skill one#osage alley#san francisco graffiti#sf graffiti#street art sf#sf street art#san francisco street art#street art san francisco
29 notes
·
View notes