#rak perpustakaan
Explore tagged Tumblr posts
nurawal · 10 months ago
Text
Jual Papan Tulis Whiteboard di Mojokerto Mojosari
Kami adalah pengrajin kayu, berlokasi di Pulorejo kota Mojokerto. Melayani pembuatan papan tulis white board, papan tulis yang digunakan untuk menulis dengan spidol boardmarker. Selain papan tulis, kami juga membuat semua perlengkapan sekolah bahan kayu, misalnya meja kursi, papan pengumuman, rak buku, lemari arsip, rak sepatu siswa dan semua kebutuhan mebelair sekolah / kursus dengan bahan kayu. Silahkan hubungi kami melalui telpon/sms/whatsapp 0858 5358 1666, 0858 5358 1777 | website http://mebel.bisnisant.web.id
0 notes
ramdhanifurniture · 2 years ago
Text
Lemari Buku Perpustakaan Pribadi
Lemari Buku Perpustakaan Pribadi Halo sobat furniture! Bagaimana kabar kalian? Saya harap semuanya baik-baik saja. Selamat datang di artikel kami tentang lemari buku perpustakaan pribadi. Kami sangat senang bisa berbagi informasi menarik ini dengan kalian. Mari kita mulai dengan memahami pentingnya memiliki lemari buku sebagai perpustakaan pribadi yang dapat menjadi tempat menyimpan dan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mewangiya · 3 months ago
Text
Welcome 2025!
Kemarin, tanggal 31 Desember 2024, aku sengaja datang telat ke kantor, flexi 26 menit yang di mana aku harus membayar 26 menit kekurangan di jam pulang sehingga tidak bisa pulang tepat waktu hahaha Sebuah ide yang tidak biasa. Di saat orang lain berniat datang tepat waktu agar pulang tepat waktu pula, aku anomali. Jam 07.30 sampai di stasiun, bukannya langsung pesan meluncur ke kantor, aku malah jajan kopi kenangan dulu hahahaha
Lalu, pulang ke rumah seperti hari-hari biasanya. Tidak pergi untuk malam tahun baruan karena malas hehe
Setelah melakukan aktivitas ini-itu, bada isya aku langsung merebahkan tubuhku di kasur. Kemudian? Merenung dan menangis semalaman sampai akhirnya aku terlelap :') Lelah sekali rasanya di tahun 2024 kemarin. Terlalu banyak drama yang tidak pernah aku duga. Tapi ternyata aku kuat melaluinya. Ca, terima kasih sudah sehebat itu.
Hal-hal baiknya juga banyak. Jadi, 2024 tetap aku syukuri baik buruknya. Alhamdulillah.
Hari pertama di 2025 aku memutuskan untuk declutter buku-buku di rak. Aku pilah-pilih yang sekiranya tidak ingin aku simpan lagi dan tetap aku kembalikan ke rak untuk buku-buku dari penulis-penulis favoritku.
Lumayan menghabiskan banyak waktu yah declutter buku-buku ini. Aku mulai bada ashar dan selesai sekitar jam 18.30. Pegal juga hehe
Alhamdulillah, buku-buku yang aku keluarkan dari rak rencananya akan aku hibahkan ke perpustakaan terbuka di daerah Jakarta. Pelan-pelan aku sortir terlebih dahulu.
Dan hasilnya? Rak buku di kamarku menjadi lebih kosong huhu Kemarin sesak sekali, bertumpuk, dan berantakan. Sekarang jadi lebih rapi dan terstruktur susunannya. Happy!
Alhamdulillah kegiatan yang menyenangkan di awal tahun 2025.
- ca
5 notes · View notes
bagus-adikarya · 2 years ago
Text
Anak Sejuta Cerita
Saya dan Piti dipertemukan melalui tulisan.
Piti hobi menulis, saya rajin membacanya. Saya hobi menullis, piti juga rajin membacanya.
Kami menikah, lalu lahirlah humayra. Pelajaran penting pertama, tulisan bisa melahirkan anak manusia.
***
Dasar menulis adalah bercerita. Meski setelah menikah kami jarang menulis. Tetapi di rumah, kami tidak berhenti bercerita.
Kami membawa kebiasaan bercerita dalam perbincangan sehari-hari. Jika ada satu hal menarik yang terjadi di hari itu, kami akan tambahkan struktur cerita, sedikit analogi, lalu jadilah cerita. Mungkin ini yang menyebabkan, humayra juga sangat suka dengan cerita.
Memang selain itu, Piti sangat boros dengan buku anak-anak. Bersyukurnya, humay juga mendukung keborosan itu dengan membaca dan mendengarkan cerita dari buku yang Piti beli.
Lalu apa saya mendukungnya? Jawabnya antara ya atau tidak.
Ya, karena membaca buku adalah aktivitas yang baik untuk humay,
Tidak, karena saya merasa tersaingi.
Saya memiliki impian untuk memiliki perpustakaan pribadi. Sudah lewat umur 30 tahun saya belum berhasil mewujudkan cita-cita tersebut. Tetapi, Humay yang berusia 5 tahun sudah berhasil memiliki 3 buah rak buku dengan variasi buku anak-anak yang bermacam-macam: pop up, soundbook, touchbook, dan berbagai macam jenis buku lainnya.
Bagi humay, buku-bukunya adalah harta karun. Seperti bajak laut yang cinta harta karun, humay tidak ingin bukunya tersebut dibagi. Contohnya baru kemarin terjadi, TK tempat humay bersekolah menyelenggarakan program donasi buku.
Dan si Bajak Laut, tidak ingin satupun bukunya disumbangkan. “Nanti kalau humay sudah SD, baru boleh.”
Sampai dengan tulisan ini ditulis, kami berdua masih melakukan lobying dengan Humay.
***
Karena cerita itu butuh bumbu, kami perlu mendramatisasi beberapa hal yang sebetulnya  biasa saja. Dan mungkin itu yang membuat, keluarga kami cukup punya drama ….. dalam arti yang positif.
Pernah pada suatu malam, saya bercerita.
“Kak Humay, sini, ayah punya cerita.” Setelah saya berpikir ada satu kejadian yang menarik di hari itu.
“Apa yah?” humay mulai duduk menyimak
“Ayah tadi habis makan bakso. Di depan meja ada satu mangkok bakso dengan kuahnya, lalu ada satu mangkok lagi berisi saus kecap dan sambal, dan terakhir ada satu gelas es jeruk. Karena ayah lupa ambil sedotan, Ayah pergi ke meja dekat kasir mengambil sedotan. Trus ayah taruh sedotannya, eh, ternyata ayah naruh sedotannya di mangkok bakso.” Sebetulnya, ini cerita yang sangat biasa.
“Hahahahahahaha. Ibu sini ibu. Masa Ayah naruh sedotan di mangkok bakso.” Sambil lari-lari kecil ke ruang tamu menghampiri Piti.
Saya sebetulnya agak khawatir dengan selera humor humay.
***
Kebiasaan kami bercerita ternyata punya dampak yang sangat positif bagi Humay.
Pada suatu pagi menjelang siang, Piti menjemput Humay di TK. Wali kelas Humay menyampaikan ke Piti bahwa dia cukup terkejut dengan kosakata yang Humay sering gunakan saat berbincang.
“Ibu guru, ini tadi humay sudah memilah-milah tugasnya untuk dikumpulkan” kata Ibu Guru menirukan kalimat humay.
Kata memilah-milah menurut Ibu guru bukan kosa kata yang umum digunakan oleh anak di usia TK.
Saya dan Piti jadi ingat, sepertinya kata ‘memilah-milah’ humay kenali dari buku yang dia baca. Ada satu buku yang menjelaskan aktivitas memilah buah dan humay sering membaca buku tersebut.
Jadi jika digambarkan proses humay bercerita di sekolah adalah seperti ini: humay mendapatkan cerita dari rumah,  lalu menceritakan cerita tersebut di sekolah.
Saya berharap, semoga humay tidak menceritakan ‘sedotan dalam mangkok bakso’ pada teman-temannya.
Atau semoga teman-teman humay punya selera humor yang sama dengan Humay.
Dan jika selera humor mereka sama, saya yakin saya bisa berteman baik dengan teman-teman humay.
Mungkin kita bisa mulai dengan membentuk grup whatsapp.
Karena cerita punya dampak yang sangat positif bagi kami bertiga. Sangat disayangkan jika cerita tersebut tidak memiliki bentuk tertulis.
Akhirnya, saya beride untuk kembali aktif menulis. Dengan harapan, semoga kelak tulisan ini bisa humay baca dan mengingatkan dirinya bahwa humay adalah anak dengan sejuta cerita.
21 notes · View notes
owlshellaxy · 10 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
📍Kineruku - Hegarmanah, Bandung.
Secuil ulasan dari pengalaman mampir ke Kineruku ;
Book cafe konsep rumahan ini letaknya di area yang cukup sepi. Adem dan ga berisik karena bukan di pusat kota. Pertama dateng langsung disambut pegawai kafe yang ngasih tau rules baru. Ternyata ga boleh bawa tas ke dalam dan harus dititipkan di loker. Di dalam kafe juga tidak disediakan colokan atau wifi.
Area pertama di dalam toko yaitu kasir di sebelah kiri yang disambung pintu masuk ke bagian dapur. Area tengah diisi meja display yang ngejual perintilan buku dan aksesori. Bagian tembok depan dan kanan dipenuhi rak buku baru yang dijual. Masih sebelah kanan, ada ruangan khusus pegawai, lalu toilet dan mushola.
Masuk ke area perpustakaan -yang ternyata tidak terlalu besar-, dilengkapi rak dengan banyak buku-buku yang dikategorikan sesuai genrenya. Koleksinya cukup banyak, termasuk buku lama dan buku berbahasa Inggris. Aku bisa nemuin banyak buku yang pengin dibaca sejak lama. Funfact : aku nemuin buku Don Quixote-nya Miguel de Cervantes. "...so come and call me Don Quixote". ⚔️🎶
Setelah bimbang nyari buku mana buat dibaca, akhirnya kupilih Manifesto Flora oleh Cyntha Hariadi. Bukunya tipis, tapi hanya habis dibaca 6 halaman aja.
Lanjut pesan makan. Aku dengan Eskosu dan Kentang Goreng, Teh Niken dengan Capuccino dan Pisang Goreng. Kami pilih duduk di kursi sebelah jendela. Ga terlalu dekat dengan pengunjung lain, jadinya ga akan menganggu kalo tiba-tiba kami banyak ngobrol.
Hal yang disayangkan dari kafe ini cuma jam bukanya aja yang sebentar. Dari 11.30 sampai 17.30. Selain itu, semuanya suka. Tempatnya homey dan sejuk, bukunya lengkap, makanannya enak.
Semoga nanti bisa lebih sering lagi dateng kesini.✨
5 notes · View notes
cellularn · 1 year ago
Text
The First Page
Tumblr media
Bau khas buku baru menguar di penghidu, memasuki jam rawan overthinking, perempuan berpakaian serba hitam dengan aksen merah pada tas jinjing itu menetapkan keputusan untuk bersantai di bagian pojok perpustakaan demi ketenangan pikiran walau sementara. Petang menjelang malam adalah waktu terbaik untuk sekadar melamun atau membiarkan diri larut dalam ratus lembar kertas berisi ragam peristiwa, begitu cara pikirnya.
“Mbak Ay, nggak bosen pinjem buku mulu?” untuk hari ini perempuan itu tidak sendiri, selepas menjemput adik paling bungsu ia pergi ke perpustakaan demi sebuah buku kurang dari seratus halaman yang baru dihadirkan dua hari lalu.
“Nggak,” jawab sang puan apa adanya. Ia senang meminjam buku sebab tak punya cukup ruang untuk mengoleksi buku di dalam rumah.
Laki-laki yang sejak tadi menemani hanya berdiam, sesekali mengecek ponsel dan memainkan permainan di ponsel, lalu kembali merecoki dengan melongok ke sampul buku di genggaman kakak perempuannya. “Itu baca apa, Mbak?”
Melihat gerak-gerik adiknya yang tampak begitu jauh dari kata nyaman, bukunya ditutup sebentar. “Iden sebentar, ya, Mbak mau healing. Kamu kalo mau ke kedai sebelah boleh aja, nanti Mbak telepon, oke? Bukunya tipis, kok.”
‘Tipis apanya? Itu bahkan lebih tebel dari LKS matematika?’ ujar Aiden dalam hati saat menatap setebal apa buku tersebut. Menurut dugaan Aiden yang melongok diam-diam, sepertinya ada 300 lebih halaman.
Sedikit jengkel, adik laki-lakinya menggerutu. “Ih, orang nanya doang. Tapi uang aku abis, Mbak. Tadi ketinggalan jadi cuma kebawa 10 ribu, itu pun hasil selipan tas.”
Saking pengertiannya, wanita itu terkekeh, oh jadi ini alasan mengapa Aiden hanya melamun tidak jelas di sebelahnya. “Mbak transfer ke GoPay, sana, gih, kamu di sini malah gangguin Mbak.”
“Mbak udah bilang Bunda?” sepulang sekolah, biasanya Aiden sama sekali tidak diperbolehkan pergi berkelana oleh kedua orang tua, itu kesepakatan mutlak. Bila ingin keluar bersama teman, Aiden akan pulang ke rumah terlebih dahulu dan izin kepada Ibunda tercinta karena Ayah belum kembali dari bekerja. Maka dari itu, perizinan membawanya sampai hampir malam ini dipertanyakan pada sang kakak.
“Udah. Kata Bunda nggak apa, dia bilang sekalian ajak kamu baca, tapi kamunya kan ogah-ogahan, Mbak nggak mau maksa. Jadi ntar Mbak bilang Bunda aja kamu ke kedai. Maaf, buku ini cuma ada satu stok aja, jadi Iden ikutan Mbak ke sini,” tuturnya sedikit menyesal.
Aiden menyengir. “Gak papa, Iden ngerti Mbak butuh refreshing. Makasih, ya, Mbak. Iden ke sebelah. Love you!”
“Hm, too. Mbak transfer sekarang, nanti cek.”
Sang adik dengan celana abu-abu serta sweater biru dongker mengacungkan jempolnya sebelum hilang di balik jajaran rak menjulang.
***
Rak dengan ribuan koleksi buku menjadi rumah kedua bagi seonggok pria bertubuh semampai. Shift sore-malam menjadi tanggungan per akhir bulan ini untuk sementara dikarenakan temannya perlu merawat putri kecil yang dikabarkan dirawat sebab terjangkit demam berdarah.
“Tadi banyak yang balikin buku, tapi belum aku taruh di rak lagi, tolongin ya, Sal.” Pinta wanita penjaga perpustakaan kecil itu setengah memohon.
“Sip, nanti saya rapiin. Cepetan, Kak, nanti Iren keburu ngerengek nyari Mamanya,” ucapnya santai, toh dirinya bukan seseorang yang banyak sibuk, tak masalah bila terkena pergantian shift seperti sekarang.
Dengan tergesa-gesa, Ibu satu anak itu melambaikan tangan. “Iya, nih. Makasih, ya, Sal!”
“Sama-sama, Kak Gauri!”
Usai berkoordinasi, pria itu secara cekatan membereskan tasnya, meletakkan di dalam boks besar khusus menyimpan barang pribadi sebelum mendorong tumpukan buku-buku hasil pinjaman ke tempat semula.
Ekor mata si pria menangkap seorang wanita mengerutkan alisnya di pojok ruangan, wajahnya tampak sedikit tidak bersahabat sebab tatapannya terkunci seakan sudah menyatu dengan lembar per lembar buku bacaan.
Baru kali pertama si pustakawan melihat orang sebegitu serius membaca, ia terlalu banyak menengok pengunjung yang membaca di dalam tak betah dan berakhir hanya melamun alih-alih menghabiskan seratus lembar buku. Ah, sepertinya ia terlalu lama menelaah sampai lupa ada banyak hal untuk dikerjakan.
***
“Mas, kalo saya pinjamnya sekitar sebulan boleh nggak?” tiga tumpuk buku dengan halaman ratusan mendarat di meja dekat pintu tempat di mana para pustakawan biasanya melayani.
“Sesuai sama peraturan di sini, belum bisa, Kak. Maksimal dua minggu seperti biasa,” jelas sang pustakawan.
“Duh, saya ada acara di luar kota dan perkiraan waktunya sampai satu bulan. Boleh, dong, ya?” rayu perempuan di hadapan dengan binar melasnya.
Masih dengan senyum, pria itu menghela napas. “Kalau gitu kenapa nggak beli aja bukunya, Kak?”
“Rumah saya udah jadi gudang buku, Mas, udah nggak ada space lagi. Saya di jalan bosen nih, nggak ada buku.”
“Buku elektronik banyak, nggak perlu sewa sebulan, lho.” Solusi diberikan pada—si ngeyel—pelanggan pertamanya hari ini.
“Buku fisik lebih nyaman dibaca, Mas. Satu bulan, ya?” entah berapa lama ia perlu merayu agar luluh hati pria ini, yang jelas ia perlu buku itu untuk menemani perjalanan panjangnya yang dimulai dari akhir pekan.
“Ini bukan langganan Spotify, Kak. Kalau mau bayar denda 200.000 per buku pinjaman karena telat dua minggu. Gimana?” tawarnya. Itu sesuai peraturan absolut perpustakaan, di mana satu buku telat dikembalikan selama satu minggu, maka satu lembar uang merah menjadi pengganti.
“Mas, emang beneran se-nggak bisa itu? Saya langganan di sini, udah ada booklabs card juga, masak iya nggak ada privilege?” binaran putus asa sekarang dijadikan senjata demi rayuan terakhir.
Namun, reaksi pria itu masih teguh pendirian. “Mau poinnya sampai 100.000 pun nggak akan ada privilege sewa buku satu bulan, tertera di sana tulisannya mendapat buku segel gratis jika poin mencapai 4.000, ‘kan? Nggak ada tulisan ‘Anda akan mendapat kesempatan meminjam buku lebih dari tenggat waktu yang tercantum’. Saya cuma orang yang jaga, Kak, nggak bisa ambil keputusan juga.”
“Aduh, ya udah, deh. Kira-kira dua yang lain ini bakal ada yang keep nggak dalam waktu sebulan ke depan?” perkiraan ia akan meminjam kembali adalah sebulan lagi, ia ingin memastikan apa bisa setelah kembali dari kegiatannya ia pergi kemari untuk segera meminjam buku tersebut.
Raut wajah pria itu tampak berpikir. “Ya ... tergantung. Karena ini buku keluaran terbaru dan kami nggak punya banyak stok, kemungkinan ada.”
“Keep buat saya bulan depan, bisa, Mas—“ dibacanya nama di bagian dada sang pustakawan. “Salim?”
Mendengar namanya disebut, Salim terkekeh, “nggak bisa, Kak.”
“Capek, deh.” Perempuan itu menepuk jidatnya, kemudian memisahkan buku paling tebal untuk dipinjamnya dua minggu ke depan. “Ini dicap dulu, Mas, saya jadi pinjam yang ini aja.”
“Sebentar, ya.” Pria yang dirasa memiliki tingkat kesabaran rendah tetapi mudah mengendalikan itu mengecap kartu yang diselipkan di halaman paling depan buku sebagai keterangan dengan stempel berlogo perpustakaan bernama “booklab.studio” dan memberikannya pada wanita di depan meja.
“Member card-nya dibawa?”
“Ini, Mas.” Ia menyodorkan kartu bercorak minimalis khas interior perpustakaan.
Salim memindai kode dari kartu tersebut supaya poin beragam keuntungan itu menambah dan bisa ditukarkan dengan buku gratis saat jumlahnya mencapai 4.000 poin.
“Terima kasih, Kak Ayla. Have a good day!” di sana pula Salim mengetahui siapa nama pelanggan yang memohon padanya tadi.
“Serius nggak bisa sebulan?” masih juga.
Salim tertawa. “Nggak bisa, Kak.”
Ayla memanyunkan labiumnya. “I will not have a good day, fyi.”
Serius, pria itu tak hentinya terkekeh melihat bagaimana bibir wanita itu tertekuk karena inginnya tak dituruti. Mau bagaimana lagi, Salim bukan siapa-siapa yang mampu seenak jidat mengubah peraturan berdasar luluh lewat cemberut. “Smile. It'll be help. Kalo ada bukunya, saya hubungi.”
Langkah yang semula ingin melewati pintu kembali berbalik. “Lewat?”
“Dari member card kan ada alamat e-mail. Nanti saya kabari lewat e-mail.” Tunjuk Salim pada komputer di hadapan. Membuktikan bahwa perkataannya benar.
“Yes! Thank you, ya, Mas Salim!” binaran ceria kini menghiasi wajah manisnya, ia bergegas pergi dengan langkah bergegas, tak lagi lesu seperti sebelumnya.
Pria tersebut bergeleng. Ada-ada saja jenis manusia masa kini.
4 notes · View notes
hanum28 · 1 year ago
Text
Progam Pemberdayaan Forum Anak Menuju Desa Digital Berkualitas Oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Dalam Rangka Kegiatan Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktiku Negri kelompok 32 Di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kabupaten Malang
Tumblr media
Program Pemberdayaan Forum Anak Desa Pesanggrahan melalui sosialisasi teknologi digital, pengelolaan perpustakaan, dan pengajaran tilawatil Qur'an adalah kegiatan yang dilakukan oleh anggota Kelompok 32 Bhaktiku Negeri. Kelompok ini dipandu oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Sofyan Arifianto, S.SI, M.Kom, dengan Ahyad Izzudin Syuhaiba sebagai ketua kelompok. Mereka didukung oleh Maylani Kusuma Wardhani, Rahmatun Nikmah, Shelly Kurnia Ulisyah, dan Hanum Zaqiah Permatasari. Tujuan kegiatan PMM ini adalah untuk mengembangkan inisiatif teknologi yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan akses informasi di desa, sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan akhir Desa Digital Berkualitas. Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kabupaten Malang, ditetapkan sebagai sasaran utama program kelompok 32.
Tumblr media
Melalui upaya Program Pemberdayaan Forum Anak, kami bertujuan menerapkan program kerja kami agar Desa Digital Berkualitas bukan hanya mahir dalam teknologi, tetapi juga diperkaya dengan literasi yang mendalam dan nilai-nilai keagamaan yang kokoh. Dengan menyelenggarakan pelatihan kreatif menggunakan platform seperti Canva dan Microsoft Word, kami memahami pentingnya memastikan akses informasi yang mudah dan menghibur.
Tumblr media
Selanjutnya, kami mengarahkan fokus kami pada memperbaiki dan merapikan data perpustakaan Desa Pesanggrahan. Tujuan utama kami adalah menciptakan perpustakaan yang lebih terstruktur dan memudahkan akses informasi bagi masyarakat. Dengan mengelompokkan buku-buku yang berantakan, menyusun rapi di rak sesuai dengan kode klasifikasi, serta mencatat informasi buku pada buku catatan khusus, kami berharap meningkatkan kualitas layanan perpustakaan. Kami percaya bahwa dengan memberikan akses yang mudah dan jelas terhadap koleksi buku, masyarakat akan lebih terdorong untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan dan mengembangkan minat baca. Tidak hanya itu, kami juga berkomitmen untuk mempercantik Perpustakaan Mayangsari Pesanggrahan agar menjadi ruang yang inspiratif dan menarik bagi pengunjung. Kami bertekad untuk mengubah persepsi mereka terhadap perpustakaan, bukan hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai tempat untuk mengeksplorasi, belajar, dan merayakan keindahan literasi. Dengan menambahkan elemen-elemen artistik dan kreatif, seperti mural atau dekorasi tema yang menarik, kami berharap dapat menciptakan lingkungan yang memotivasi pengunjung untuk menghabiskan waktu di perpustakaan, sambil tetap belajar dan mengeksplorasi dunia pengetahuan.
2 notes · View notes
amrklee · 1 year ago
Text
"Buku Kuno, Pintu Tersembunyi: Kisahnya menemukan Narnia”
Tumblr media
Namanya Rowen, seorang pria muda yang hidupnya selalu diwarnai oleh aroma kertas dan halaman buku. Dia tidak sekadar pembaca biasa; Rowen adalah seorang maniac buku. Rumahnya dipenuhi rak-rak penuh dengan buku dari berbagai genre, dan setiap sudutnya dipenuhi dengan bau khas kertas yang lembut.
Kesehariannya dimulai dengan menyusun rencana untuk mengunjungi toko buku, perpustakaan, atau bahkan menjelajahi lapak-lapak buku bekas di pasar. Setiap penemuan baru adalah hadiah, dan kebahagiaannya terpancar melalui mata yang bersinar setiap kali dia menemukan buku langka atau edisi terbatas.
Tumblr media
Rowen menghabiskan berjam-jam membaca, menyerap kata-kata dan cerita dari berbagai penjuru dunia. Saat orang lain terlelap di malam hari, dia masih terjaga membaca, terlena oleh dunia imaginatif yang hanya bisa ditemukan di antara halaman buku.
Tidak hanya sebatas pembaca, Rowen juga seorang pengumpul buku langka. Dia menjelajahi pasar gelap dan lelang untuk menemukan buku-buku yang sulit ditemukan, dengan hasrat untuk memiliki setiap karya tulis yang pernah ada. Meski mungkin dianggap eksentrik oleh beberapa orang, dia menemukan kebahagiaan yang tak tergantikan dalam dunianya yang terbuat dari kata-kata dan cerita. Setiap buku adalah jendela menuju petualangan tak terhingga, dan baginya, setiap halaman yang dibaca adalah langkah lebih dalam ke dalam kecintaannya yang tak ada tanding: maniak buku sejati.
—————————— 📖🪵 ——————————
Tumblr media
Suatu hari, di tengah kesibukan hidup sehari-hari, dalam pencarian tak berkesudahan untuk menemukan buku-buku langka, Rowen pergi ke perpustakaan kota. Dia menemukan buku tua di rak yang kurang terawat, buku itu berjudul “Rahasia Narnia: Pintu ke Dunia Ajaib.” Dengan hati yang berdebar, Rowen menggenggam buku itu. Sampulnya yang berdebu dan halaman yang agak kuning memberikan kesan bahwa buku ini telah mengalami perjalanan panjang. Dengan rasa ingin tahu yang besar, dia membaca halaman demi halaman yang kuno.
Dengan suara bergetar “Rahasia Narnia… Pintu ke Dunia Ajaib. Apakah ini hanya cerita atau lebih dari itu?” Dia melanjutkan membaca, terhanyut dalam kata-kata yang menghidupkan kembali dunia Narnia. “Hutan yang tak terlukiskan, makhluk-makhluk ajaib, dan pintu menuju keajaiban. Apakah benar-benar ada tempat seperti ini?”
Matanya melambai seiring dengan petualangan yang dihadapinya dalam imajinasi. “Misterius… magis… sepertinya ada sesuatu yang lebih dalam di sini. Aku bisa merasakannya.” Dengan setiap halaman yang berlalu, Rowen semakin terperangkap dalam keajaiban cerita. “Faun yang bersahabat, rusa yang berbicara, dan Enchantoras yang bijak. Bagaimana mungkin suatu tempat seindah ini ada di luar sana?”
Dalam diam, dia merenung sejenak, merasakan kehadiran dunia Narnia meresap ke dalam dirinya.“Mungkin… hanya mungkin, ini lebih dari sekadar buku. Ini adalah undangan ke dunia yang belum pernah kurasakan sebelumnya.” Dia menutup buku itu, tetapi matanya penuh keinginan dan tekad. “Aku tak sabar untuk melangkah ke dalam pintu ini. Apakah Narnia benar-benar nyata, atau hanya mimpi di halaman kertas? Aku ingin tahu, dan aku siap untuk menemukan jawabannya.”
Terinspirasi oleh kata-kata dalam buku, Rowen memulai pencarian untuk menemukan pintu misterius tersebut. Dengan bantuan petunjuk yang tersembunyi di antara baris-baris buku dan referensi, dia akhirnya menemukan lokasi pintu di hutan terpencil.
Tumblr media
Pintu itu nampak seperti pintu tua yang terlupakan, tertutup rapat oleh lumut dan tanaman merambat. Dengan hati berdebar, Rowen berjalan mendekat lalu membukanya, dan seketika itu, dunia di sekitarnya berubah. Hutan terpencil yang tadinya biasa kini menjadi Narnia, dunia yang penuh keajaiban. Rowen melangkah masuk ke dalam pintu Narnia, dan tak lama setelah dia berjalan beberapa langkah, dia disambut oleh makhluk-makhluk ajaib yang menghuni dunia ini. Faun yang ramah tersenyum padanya, rusa berbicara memberikan sapaan, dan burung-burung dengan sayap berwarna-warni terbang mengelilinginya.
Tak jauh dari sana, keempat Enchantoras, berdiri disana, rupanya mereka telah menunggu kedatangannya. “selamat datang, pahlawan dari dunia luar,” ucap mereka serentak. Mereka menceritakan tentang perjalanannya yang akan datang, mengungkapkan bahwa dia telah dipilih untuk membantu melindungi Narnia dari ancaman kegelapan yang mendekat.
“Petualanganmu akan dimulai; kamu akan menjelajahi tanah ajaib ini, maka dari itu, belajar kebijaksanaan dari Aslan, sang pelindung Narnia.”
—————————— 🍃🪵🌳 ——————————
2 notes · View notes
rickogurning · 1 year ago
Text
Telah selesai, bagaikan akhir bab dalam buku perjalanan kita. Aku telah membaca setiap kisah, merasakan setiap emosi, dan mengejar setiap mimpi sampai ke halaman terakhir. Kini, kita sampai pada akhirnya, dan aku akan menyimpanmu dalam rak istimewa yang bernama "ingatan".
Namun, tahu bahwa ingatan ini tidak akan terkubur atau terlupakan. Seperti buku-buku terpilih di rak, kisah kita akan tetap hidup dalam warna-warni kenangan. Aku berjanji untuk menjagamu dari debu waktu dan membuka kembali halaman-halaman itu ketika kerinduan menghampiri.
Terkadang, kita harus menutup buku untuk membuka yang baru. Tetapi, di dalam rak ingatan, kisah kita akan selalu menjadi bagian dari perpustakaan hati. Meski bab ini berakhir, kisah tak pernah mati, dan namamu akan selalu menghiasi halaman-halaman indah di dalamnya.
2 notes · View notes
anitadhyana · 1 year ago
Text
Sepanjang hari, sepanjang malam itu aku hanya memikirkanmu. Tidak tahukah kamu aku sangat menyukaimu?
Hari ini aku memberanikan diri untuk berbicara denganmu. Aku mengetik ulang kalimat yang kuketik dalam ponselku. Rasanya malu bahkan hanya memikirkan wajahmu. Tahukah kamu aku sangat menyukaimu?
Suatu hari kamu datang padaku untuk menunjukkan buku yang terselip di rak perpustakaan. Mengapa tak ada bahasan untukku bisa berbicara denganmu? Tidak tahukah kamu bahwa aku sangat ingin mendengar suaramu?
Ku lihat kamu menggendong tas hitam di punggungmu. Aku tahu itu adalah gitar yang sempat kamu pamerkan di media sosial tempo lalu. Tak bisakah kamu menyanyikan sedikit lagu untukku? Tahukah kamu aku sangat ingin mendengar suaramu?
Berapa banyak hari yang telah dilalui. Berapa banyak momen yang terlewat dengan menyisakan cerita. Aku tidak pernah tahu apakah arti setiap momen itu bagimu.
Yang aku tahu, hanya berdiri disampingmu saja adalah kebahagiaan bagiku.
ND_23:50 Tte, 231228
7 notes · View notes
bintanggemink · 2 years ago
Text
Praktek Kerja Lapangan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Grobogan
atas nama;
Muhammad Restu Bintang Pratama (25)
XII TKJ 2
assalamualaikum wr wb
Selamat hari selasa dan berbahagia semuanya.
Saya berangkat hari ini pukul 07:30 wib dengan lancar aman dan tanpa kendala,saya sampai disana dengan badan yang utuh serta sangat bersemangat menjalanlan pekerjaan yang saya lakukan hampir setiap pagi,pertama saya mengecek satu satu buku yang sudah terdata "sudah dikembalikan"
Tumblr media
selesai mengecek buku yang sudah terdata,saya lanjut menyusun buku/merapikan buku yang berantakan.
Tumblr media
setelah itu saya menganulir data data pada survey kepuasan masyarakat,ya cuman di cek cek aja sih
Tumblr media
selesai itu saya membaca buku sebentar
Tumblr media
lalu saya kembalikan lagi,budayakan memgembalikan pada tempatnya lagi ya guys
Tumblr media
setelah saya selesai membaca dan merapikan kembali,saya mulai memasang kembali tag-tag tentang isi buku pada rak tsb.
Tumblr media
tiba tiba bu histo datang...
dan kita fotbar dulu😜
Tumblr media
setelah berpamitan dan bu histo pulang,saya melanjutkan mengisi sebuah data tentang "aset" dinas ini,yang kemarin saya data bersama pegawai dinas,"gambarnya lupa ngga di ambil".
Tumblr media
Sudah selesai untuk satu hari ini,sebenarnya banyak pekerjaan nya tapi tidak terdokumentasi dengan baik,mohon maaf izin pamit,burung pipit burung camat,terima kasih dan mohon hormat🙏
oiya ini saya jadi damkar dadakan.
Tumblr media
wassalamu'alaikum wr wb
3 notes · View notes
nurawal · 8 months ago
Text
0 notes
bukanmajnun · 2 years ago
Text
Tumblr media
Ada begitu banyak cara melawan jarak berlangsung pekat
Yang pikir-tanyamu; bukan lagi rehat sejenak
Salah satunya dengan menemukanmu di koridor kampus
Ada begitu banyak cara menghentikan asing berbisik-bisik
Yang pikir-tanyamu; tamat
Salah satunya dengan curi-curi pandang lewat rak buku perpustakaan
Ku pikir kau sedang merindukan kalimat kasih
Rindu adalah musim-musim, melampaui semua hal-hal pelik yang kita pilih.
Rindu adalah pelukan malam yang mendidih, menjelma kebisuan yang berangsur-angsur ku sembah
Merangkak disetiap rongga dadaku, kebingungan mencari udara dalam bentuk engkau.
Beberapa orang mengira jika lawan dari asing adalah rindu, lawan dari benci adalah cinta.
Asing tapi rindu benci tapi cinta, ku tebak kita bukanlah orang yang seperti itu
Sebab tak ada yang lebih paham melebihi pilihanmu malam itu.
Ada begitu banyak cara mengucapkan cinta
Salah satunya dengan membiarkanmu menelusuri kalimat ini
Sampai kau berpikir sejenak dan terus mencari dimana ku letakkan kalimat itu
Hingga akhirnya kau tahu ia bersembunyi di baris ke dua puluh lima, baris ke sembilan dan ke delapan belas yang kau baca dengan sedikit kebingungan
Ya. Ini bukanlah puisi cinta terbaik yang pernah kau baca, tercipta tanpa tinta namun tercinta melebihi dunia beserta isinya
Karena cinta menuntut setia, aku siap berubah; mencintaimu dengan kesanggupan yang tertata.
Samz,
Bontomarannu, Mei 2023
2 notes · View notes
galerikata · 2 years ago
Text
Kalau nanti punya suami ingin rasanya yang bisa kolaborasi nulis buku dan terbit, aamiin
Biar nama kita yang tersebar bukan hanya bersanding di undangan tapi juga terpajang di rak toko buku dan rak perpustakaan
2 notes · View notes
coklatjingga · 2 years ago
Text
Tumblr media
Mau tulis di sini sebagai rekam jejak kalau pernah memikirkannya sedemikian rupa.
Jadi, ini kisah tentang kampung halamanku. Sebuah desa 2-3 km dari jalan raya, Prov Sumatra Barat. Di sana, di sebuah turunan berbatasan dengan persawahan, sebuah surau mulai renta meski terus bersolek muda. Sebenarnya ada dua surau yang saling berseberangan. Di tengah keduanya terbentang sawah yang menjadi saksi betapa berbeda keduanya.
Surau di turunan jalan itu tidak ramai. Diisi insan-insan paruh baya. Anak-anak dan remaja jarang mau berkunjung ke sana. Padahal, merekalah roh selanjutnya surau yang hampir tak bernyawa.
Lalu, muncul keinginan mengundang mereka. Membujuk agar mau meramaikan surau tercinta. Dengan apa? Mereka terlalu sibuk dengan gadget dan permainan yang membuat lena.
Perpustakaan mini. Mungkin terdengar membosankan di awal mendengar judulnya. Tetapi, itulah salah satu cara menarik perhatian mereka. Mungkin dengan membuka sebuah ruang kecil di surau untuk rak buku yang ramah anak akan membuat mereka penasaran. Apa menariknya membaca buku?
Dari penasaran itu muncul keinginan berkunjung, duduk bersila membuka sebuah buku cerita. Semula bosan lama-lama ketagihan. Seru bukan? Bayangan mereka seolah menari di depan mata.
Hanya kini aku sadar. Usaha membuka perpustakaan tidaklah mudah. Buku. Modal utama yang harus ada. Sayangnya, masih kesulitan mengumpulkannya.
Pernah terpikir mengajukan proposal, namun kegiatannya saja belum jalan. Masih dalam rancangan dan angan-angan. Membuka donasi buku layak baca? Adakah yang sudi ikut di dalamnya?
Seketika jadi galau. Jalan mana yang harus diupayakan?
4 notes · View notes
irfanilmy · 2 years ago
Text
Waktu yang Tak Dihabiskan dengan Membaca, Sungguh Sia-sia
Tumblr media
Duh, betapa ruginya saya memubazirkan waktu luang tanpa mengisinya dengan membaca. Beberapa waktu belakangan memang perhatian saya cukup tersita dengan tesis. Jadi, alasan untuk tak baca buku selain referensi yang menunjang kelarnya tesis mungkin sedikit bisa diwajari. Meskipun sebenarnya saya tak serajin itu sehingga seluruh waktu habis untuk membaca referensi dan mengerjakan tesis. Lebih banyaknya justru saya leha-leha dan merebahkan diri di kasur butut (di rumah) dan beberapa bulan di kasur cukup bagus nan empuk (di kosan). 
Sekarang barangkali kesempatan untuk lebih banyak membaca buku sangat terbuka. Tinggal maunya saja. Kalau mau, setengah hari bisa diisi dengan membaca ketimbang tidur melulu. Buku yang tak di-update lantaran tak punya uang untuk beli buku baru bukan hambatan berarti saat ini.
Pinjam di iPusnas atau datang ke perpustakaan-perpustakaan yang ada di kota atau kabupaten bisa dicoba. Di zaman sekarang, akses terhadap bacaan sudah sangat terbuka lebar. Kalau menjadikan sulitnya memperoleh bahan bacaan sebagai penghambat tidak membaca, ya sungguh tidak elegan. Cari alasan lain yang lebih kuat deh! He. 
Mau pinjam ke teman, rasa-rasanya sulit. Pertama,di sekitar rumah saya, di kampung, enggak punya teman yang sepertinya suka baca dan punya banyak koleksi buku. Kedua, teman-teman juga sudah pada di mana dan kita juga agaknya tak seakrab saat sekolah dulu. Teman masa kuliah juga terpisah jarak yang cuku pjauh.
Nah, yang terpenting memang cepat cari kerja agar berpenghasilan dan bebas kalau mau beli buku baru tanpa mesti diomeli orang tua.
Tulisan ini terinspirasi dari 2 episode podcast-nya kang Dea Tantyo mengenai pentingnya aktivitas membaca yang telah diteladankan para tokoh-tokoh besar dan tips untuk meningkatkan kegemaran membaca. Hatur nuhun kang.
Setelahnya saya lalu melirik beberapa buku di rak yang sudah cukup lama dianggurkan. Pilihan saya tertuju pada buku “Catatan Seorang Demonstran”-nya Soe Hok Gie. Buku itu saya pikir cukup ringan untuk saya baca mengingat isinya ya catatan harian Gie.
Meskipun karena wawasannya yang cukup luas, catatan personal Gie juga mengantarkan saya pada wacana-wacana yang asing tapi membuat saya tertarik untuk menelusurinya lebih jauh di kemudian hari. Di usianya yang muda, alam pikir dan keresahan Gie tidak melulu hal-hal yang remeh, tapi sangat kompleks dan mencakup kepentingan orang banyak saya kira. Di mana, itu agaknya sulit di jumpai di kebanyakan generasi muda hari ini. 
Sampai saat tulisan ini selesai ditulis, sejujurnya hanya beberapa halaman saya yang berhasil saya baca dari buku Gie tadi. Sungguh payah. Kepayahan ini disebabkan saya kurang panas dan kurang latihan saja sih kayaknya. Jadinya enggak terbiasa. Nanti, kalau sudah jadi habit juga, insya Allah akan lebih banyak buku yang terbaca habis dan ingin lagi-ingin lagi menyerap sebanyak mungkin sumber ilmu dan informasi. 
Seperti kata D’Masiv,
Jangan menyerah Jangan menyerah Jangan menyerah Jangan menyerah Jangan menyerah Jangan menyerah, oh-oh
Sekian.
Cikondang, 6-10 April 2023, 06.05 WIB
Sumber gambar: Suaraekonomi.com
4 notes · View notes