#pula hipotetike
Explore tagged Tumblr posts
kafsho · 7 years ago
Quote
MĂ« mbeti vetĂ«m ta shes votĂ«n sikur tĂ« ishte mall. Na tani, mos mĂ« bĂ«j sikur habitesh, sepse nĂ« kĂ«tĂ« vend po shiten e po blihen parti, vende nĂ« listat e partive, deputetĂ«, ministra, kryeministra, media dhe gazetarĂ«. KĂ«shtu qĂ«, meqĂ« demokracia Ă«shtĂ« bĂ«rĂ« “tavĂ«â€, mos mĂ« kĂ«rko mua tĂ« mos pĂ«rpiqem tĂ« “kap pjesĂ«n time”. NĂ« fund tĂ« fundit ‘peshku qelbet nga koka’, thotĂ« populli, dhe unĂ« jam qytetar aq i zakonshĂ«m sa dyshoj tĂ« jem edhe te bishti. (...) TĂ« mĂ« kĂ«rkosh mua qĂ« kam njĂ« dekadĂ« pa punĂ« dhe 7 fĂ«mijĂ« pĂ«r tĂ« ushqyer, qĂ« tĂ« refuzoj njĂ« vezĂ« tĂ« sigurt sot pĂ«r njĂ« pulĂ« hipotetike mot, ose duhet tĂ« jesh dallkauk, ose delenxhi (ose tĂ« dyja)
Endri Shabani, OKAZION! Shes votĂ«n me çmim tĂ« arsyeshĂ«m

0 notes
ahnavbilauvaq · 3 years ago
Text
Agama Ketakutan dan Gaslighting
2 Mei 2022, hari pertama bulan Syawal 1443H. Semua berkumpul di masjid, 06.30 pagi, untuk melaksanakan sholat ied. Pagi itu tidak terjadi apa-apa yang di luar kebiasaan, hanya sholat ied pada umumnya serta suasana hari raya yang menyenangkan. Sekitar pukul 06.40, mungkin sholat sudah selesai, lalu dilanjutkan ceramah. Kata kunci ceramah: takut kepada Allah, hukuman bagi yang melawan, rasa takut yang katanya akan menimbulkan keteraturan di masyarakat.
Terlepas dari doa yang tiba-tiba berbicara tentang pentingnya calon pemimpin yang takut Allah pada 2024 nanti, saya menjadi antipati ketika rasa takut yang dibangkitkan pada ceramah hari itu. Tema ketakutan diputar berulang-ulang, dari rasa takut untuk curang sampai rasa takut secara umum pada tuhan. Mungkin kritik Kant terhadap imperatif hipotetik yang mengantarkan saya untuk antipati dengan ideologi ketakutan yang banyak dibawa di masjid, yang membuat saya antipati dengan keyakinan bahwa melakukan sesuatu yang buruk adalah buruk karena dilaknat Allah. Tetapi saya bukan Kantian juga, Kant adalah awal dari pemikiran yang tidak bisa juga diyakini secara penuh imperatif kategoris.
Tetapi, saya lihat, tema ketakutan ini memang tema yang berkembang di lingkungan Islam. Anak-anak semenjak kecil didorong untuk takut, oleh rasa takut orang tuanya yang juga dipaksakan saat para orang tua ketika mereka kecil. Terjadi analogi antara Tuhan–orang tua–penguasa harus ditakuti oleh hamba–anak–rakyat. Hal ini bisa dilihat, didengar dari ceramah-ceramah di masjid, petuah bahwa anak harus ikut dengan orang tuanya, dan stultifikasi rakyat oleh para penguasa sebagai kaum yang tidak tahu jika dibandingkan dengan penguasa.
Pola demikian mungkin efektif pada bentuk manusia yang paling bodoh, baik dan buruk ditentukan oleh kondisi hipotetik yang akan muncul dari otoritas, baik Tuhan, orang tua, atau penguasa. Jika anda berperilaku A, maka anda baik, anda akan mendapat penghargaan dari Tuhan–orang tua–penguasa. Tetapi jika anda berperilaku B, maka anda buruk, anda akan mendapat hukuman dari Tuhan–orang tua–penguasa. Hal ini sangat efektif bagi anjing dan kucing sebagai hewan peliharaan. Apakah manusia setara dengan hewan peliharaan?
Reproduksi hubungan berdasar rasa takut terus menerus mencegah manusia yang dikungkungnya untuk berkembang. Etika Kantian misalnya bermimpi bahwa seharusnya manusia bertindak baik karena tindakan itu baik, bukan karena otoritas akan menilai seperti apa. Ini adalah emansipasi individu juga, bahwa individu lah yang menilai baik buruk tiap tindakan sendiri. Bagi saya tingkat selanjutnya adalah konsekuensialisme, melihat tindakan dari konsekuensinya, tetapi tidak terlalu buta juga. Perdebatan etika adalah bahasan tulisan lain, sebaiknya.
Permasalahan yang sering muncul adalah apa yang dikatakan oleh para ustad dan ulama sebagai perkataan Tuhan sebenarnya tidak mutlak dari Tuhan. Perkataan Tuhan paling tidak sudah lewat mulut nabi, siapa pun itu, dan semestinya sudah dipengaruhi oleh kepentingan nabi. Hal ini menjadi sangat jauh dari “murni” perkataan Tuhan apabila kita pertimbangkan bahwa Nabi terakhir hidup di abad ke 7 Masehi, 14 abad yang lalu, sehingga apa yang dianggap perkataan Tuhan sekarang ini sudah pasti kepentingan Islam sebagai gerakan politik. Banyak pula aturan yang sifatnya imperatif hipotetis ini sudah tidak relevan dan sudah kehilangan maknanya di masa sekarang.
Para pemuka agama sering lupa dengan kondisi ini, memaksakan bahwa apa yang dikatakannya benar dari Tuhan, bukan dari tradisi. Bagi saya, jika memang mengakui praktik-praktik tertentu merupakan bagian dari tradisi yang harus dilestarikan, boleh saja. Tetapi kenyataannya mayoritas pemuka agama teguh pendirian bahwa apa yang disampaikannya adalah Tuhan, Tuhan berbicara melalui mereka. Bagi saya sok tahu, tidak begitu. Tetapi ditimpali bahwa saya yang kurang tahu, modern ini sering disebut sebagai perilaku gaslighting.
Memang, ketika akal sudah tidak bisa memproses suatu produk budaya sebagai sesuatu yang relevan, upaya rasionalisasi tindakan hanya bisa dilawan dengan perilaku gaslighting. Ini penyakit dalam agama yang menahan manusia untuk menjadi tanggung jawab atas tindakannya sendiri, di lain sisi juga menahan agama dari berkembang menuju arah yang lebih relevan. Saya ingat sekali pertanyaan kenapa kita harus sholat selalu ditimpali “kamu mau murtad ya?”, argumen yang tidak masuk akal karena memang jawaban begitu bukan argumen sama sekali.
1 note · View note
bhumisekolah · 3 years ago
Text
Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Integrasi Bangsa & Negara RI
YAYASAN PENDIDIKAN IMELDA PEMINATAN MIA (MATEMATIKA & IPA) DAN IPS SMA SWASTA IMELDA MEDAN 2021
Historiografi Daring Kelas XII Mia dan IPS SEJARAH INDONESIA
KELAS XII-IPS Historiograf Daring Kelas XII Mia dan IPS
Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Integrasi Bangsa & Negara RI
Oleh MUHAMMAD ALAMSYAH, S.S. SMA SWASTA IMELDA MEDAN
@2021 Peminatan Mia dan IPS SMA Swasta Imelda Medan PETA KONSEP
1. Prolog
Salam Jas Merah, salam jumpa dalam Historiograf Daring Sejarah Indonesia Sejarah Indonesia kembali. Semoga masih tetap bersemangat dalam belajar meskipun ditengah masa pandemi Covid 19 yang mengakibatkan Anda tidak bisa kembali bersekolah bersama teman-teman dan belajar bersama guru Anda. Semoga wabah pandemi segera berakhir agar kita dapat menuntut ilmu dengan normal kembali. Aamiin. Anak-anak Imelda jika Anda mengamati gambar di atas tentunya Anda memahami bila negara kita merupakan negara kepulauan yang terbesar di dunia. Indonesia tentunya memiliki pula keanekaragaman baik dilihat dari ras, agama, suku bangsa dan adat istiadatnya. Hal tersebut merupakan kekayaan tersendiri bagi bangsa kita. Namun, disisi lain apabila bangsa Indonesia tidak mampu mengelola dengan baik, maka potensi disintegrasi menjadi sangat besar. Tujuh puluh enam tahun yang lalu ketika bangsa Indonesia baru saja mengirup udara kebebasan dari belenggu penjajahan. Bangsa yang baru merdeka ini dikacaukan dengan gerakan yang ingin mencerai beraikan keutuhan bangsa dan negara yang dibangun dengan cucuran darah dan air mata. Mulai dari tahun 1948 hingga tahun 1965 pemerintah Indonesai bersama rakyat yang masih sangat mencintai keutuhan NKRI saling bahu membahu untuk menumpas segala gerakan yang bersifat disintegrasi dan separatisme. Berdasarkan informasi di atas maka pada awal kegiatan belajar Anda dimasa pandemi ini dan melalui media yang memanfaatkan teknologi informasi Anda akan belajar menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Integrasi Bangsa & Negara RI serta menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. 2. Indikator Melalui Daring ini, Peserta mampu untuk : 1) Mengetahui peristiwa Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Integrasi Bangsa & Negara RI; 2) Memahami Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Integrasi Bangsa & Negara RI. 3. Sasaran Daring 1) Kegiatan Literasi : Peserta Daring diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali diberita yang ada bahan bacaan terkait tema Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Integrasi Bangsa & Negara RI; (Durasi Pelaksanaan 8 Menit) 2) Critical Thinking : Tutor memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan factual sampai kepertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan tema Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Integrasi Bangsa & Negara RI; (Durasi Pelaksanaan 8 Menit) 3) Collaboration : Peserta Daring dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang dan saling bertukar informasi mengenai Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Integrasi Bangsa & Negara RI; (Durasi Pelaksanaan 8 Menit) 4) Communication : Peserta Daring  mempresentasikan  hasil  kerja  kelompok  atau  individu  secara  klasikal,  mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembal oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan; (Durasi Pelaksanaan 8 Menit) 5) Creativity : Tutor dan Peserta Daring membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Integrasi Bangsa & Negara RI..Peserta  didik  kemudian  diberi  kesempatan  untuk  menanyakan  kembalihal-hal  yang  belum dipahami. (Durasi Pelaksanaan 8 Menit) 4. Tema Daring Adapun yang menjadi tema pilihan pada Daring ini adalah : “Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Integrasi Bangsa & Negara RI”. 5. Tugas 1) Peserta Daring membuat rangkuman/simpulan Daring tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan Daring yang baru dilakukan dan dikirim ke WA Tutor; 2) Paper Judul : Rakyat dalam Pusaran Kepentingan Elit, 1948-1965 Waktu Pengerjaan : 3 Minggu (5 Agustus 2021 pkl. 23.59 Wib). 3) Bentuk Hasil : PDF yang di kirimkan ke WA Pribadi Pengaja. 6. Penilaian Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan Peserta Daring 1) Sikap : Kedisiplinan melalui presensi Online dalam waktu 60 Menit; 2) Pengetahuan : Penilaian Hasil Daring melalui Pengerjaan Latihan dalam waktu 10 Menit, Peserta Daring membuat rangkuman/simpulan Daring tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan Daring yang baru dilakukan dan dikirim ke WA Tutor; 3) Keterampilan : Membuat Paper dengan judul : Rakyat dalam Pusaran Kepentingan Elit, 1948-1965; Waktu Pengerjaan : 3 Minggu (4 Agustus 2021 pkl. 23.59 Wib) 4) Bentuk Hasil : PDF yang di kirimkan ke WA Pribadi Pengajar. 7. Sumber Bahan Daring : 1) Buku Sejarah kelas XII 2) Modul Sejarah Indonesia 3) Abdullah, Taufik. ed. 2012. Malam Bencana 1965 dalam Belitan Krisis Nasional. Bagian I : Rekonstruksi dalam Perdebatan. Jakarta, Yayasan Obor. 4) Bunnell, Frederick P., 1966. “Guided Democracy Foreign Policy: 1960-1965 5) President Soekarno Moves from Non-Alignment to Confrontation”, dalam Indonesia, 2: 37-76 6) Center for Information Analysis. 2004. Gerakan 30 September : Antara Fakta dan Rekayasa, Berdasarkan Kesaksian Para Pelaku Sejarah, Yogyakarta, Media Pressindo. 7) Crouch, Harold, 1999, Militer dan Politik di Indonesia, Terj. Th. Sumarthana, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan 8) Feith, H. dan Castles, L., 1970, Indonesian Political Thinking, 1945 – 1965, New 9) York, Ithaca. 10) ----------, “Pemikiran Politik Indonesia 1945 – 1965 ; Suatu Pengantar”, dalam Miriam Budiardjo, 1998. Partisipasi dan Partai Politik, Jakarta, Yayasan Obor. 11) -----------. 2007. The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia. Jakarta-Kuala Lumpur: Equinox Publishing.
Medan, 15 Juli 2021 Tutor Daring Sejarah Indonesia Ttd Muhammad Alamsyah, S.S
0 notes
mulhollandrrive · 3 years ago
Text
Tune in.
jujur aku ngga tahu mau mulai tulisan ini kayak apa. pikiran aku cukup kemana-mana saat ini, bukan cuma karena harus pisah sama kamu tapi aku juga harus pisah sama setengah kewarasanku yang kamu bawa barengan perginya kamu.
biasanya kamu marah kalau aku ngeluh-ngeluh hal kecil kayak malas kuliah, malas pergi keluar rumah, malas balas chat temen yang minta contekan tugas dan masih banyak lagi. setiap kali kamu marah pun aku biasanya cuma diam karena sebenernya aku pun setuju sama kamu. aku juga sadar kalau hal-hal kecil begitu harusnya ngga perlu terlalu dibawa pusing.
in my defense aku cuma mau berbagi cerita-cerita minor itu sama kamu. makanya setiap kamu malah marah aku jadi bingung sendiri dan... sedih sih. aku ngerasa perasaanku yang "kecil" itu tuh ngga valid. andai kamu baca tulisan ini sekarang, apa kamu mau marah juga?
kata orang-orang pasanganmu itu semestinya jadi teman berbagi senang dan sedih sehari-hari, jadi tempat kamu merasa aman dan bebas dari rasa khawatir, apalagi ketika kamu ingin membagikan sisi lainmu yang mungkin rapuh dan berantakan, baik secara figuratif maupun literal. tapi kok gini ya? aku atau mereka yang salah?
kamu kan tahu aku susah percaya sama orang. tapi kalaupun ada orang yang aku percaya buat jadi pasangan aku seumur hidup, itu kamu. masih kamu sampai detik ini, sih. aku tahu kamu insecure, aku tahu kamu pikir aku terlalu ‘tinggi’ entah di gaya hidupku, cara aku memandang hidup, maupun standar pasanganku, tapi kamu tahu itu bukan salahku kalau aku terlahir begini adanya. aku juga ngga pernah nuntut kamu untuk cepet-cepet ngejar aku ke atas maupun ke garis finish, whatever that means.
kenapa? kenapa kamu cuma sadar kalau ada sesuatu yang rusak di antara kita, tapi kamu ngga bisa lihat kalau aku juga luka?
aku bahkan ngga tau apa kamu paham bahwa ini bukan cuma salahku karena ngga pandai berekspresi tentang perasaanku ke kamu. aku juga ngga tau apa kamu sadar bahwa perasaan insecure kamu pula yang sebenernya bikin kita jatuh.
dulu kamu sering tanya pertanyaan hipotetik— yang aku ngga tau apa tujuannya selain untuk menekan dan nge-test apa aku peduli. pernah ngga kamu notice gerak mata aku yang gelisah, gemeter tangan aku— atau yang paling sederhana deh, intonasi bicara aku merendah, bahkan diam total setiap kamu kayak gitu? atau apa emang itu cara kamu menggali jawaban yang kamu mau dari aku? that is so fucked up.
padahal kita sama loh, kurang lebih. aku juga ketakutan sama yang namanya komitmen dan kamu juga tahu itu. fakta bahwa aku mau kamu jadi pasangan aku sampai selama ini adalah satu langkah berani aku dalam mencoba percaya ‘lagi’ sama seseorang. seharusnya itu udah cukup menjawab pertanyaan-pertanyaan kamu.
berbeda dengan rasa sayang atau cinta, aku cukup vokal dalam mengekspresikan rasa ngga suka. kalau kamu ingat, aku sering ungkap rasa takutku ke kamu yang marahnya selalu diikuti kata-kata kasar di belakangnya dan kamu terkadang ngasih ultimatum yang bunyinya kurang lebih "kalau kamu ngga A, aku ngga yakin kita bisa lanjutin hubungan ini".
entah kamu serius atau bercanda, tapi aku yakin kamu ngga tahu setakut apa aku kembali ‘sendiri lagi’ setiap nerima ultimatum dari kamu. aku ngga pernah jawab ultimatum itu dengan serius, takut memperkeruh dan takut kelepasan... aku lebih suka bercandain ultimatumnya, "kayak berani aja putus sama aku" atau 100% diam kalau-kalau udah kelewat panik— both are my trauma responses kalau kamu sadar.
seakan pertanyaan hipotetik dan ultimatum dari kamu ngga cukup bikin sesek, kamu yang lagi marah selalu punya cara bikin aku ngerasa bahwa cuma aku yang salah di antara jatuhnya kita berdua. bahkan kesalahan kamu pun jadi kesalahan aku. di scene ini aku selalu dikasih peran cewek gila yang teriak-teriak "kamu juga salah!" di depan wajah pasangannya.
kira-kira bisa ngga aku dapet jawaban andai sekarang aku tanya ke kamu, "apa yang menjadi ketakutan kamu sampai kamu sebegitunya ke aku?". atau semuanya udah terlambat?
demi Tuhan,
di tiga bulan terakhir kita, aku berani bilang kalau rasanya mirip kayak lagi jalan di atas cangkang telur dan itu buat aku sesek. tapi jujur deh, apa pernah ada sedikit aja rasa nyesel yang kemudian menggerakan hati kamu buat minta maaf? apa pernah kamu berpikir kalau ada alasan kuat dibalik ‘keras kepala dan sulit diatur’-nya aku yang selalu kamu teriak-teriakkan ke muka?
bedanya aku dan kamu sekarang adalah kamu milih buat ngga mengerti dan ngga mau bersabar sama keadaan. ngedepanin ego kamu sendiri, bahkan kata ‘sombong’ is an understatement when it comes to you. yah, permintaan maaf aku yang terakhir juga ngga kamu tanggapi dengan serius, bahkan seenaknya kamu sebut ngga tulus.
kamu yang menolak untuk bercermin, kamu yang juga ngga bisa lihat kalau aku juga luka. kalau udah kayak gini, aku bisa apa?
1 note · View note
kerahlekung · 5 years ago
Text
Cerita tahyul Azmin & H2O nak bentuk gomen backdoor...
Cerita tahyul Azmin & H2O nak bentuk gomen backdoor....
Ini dalam Islam di namakan mengadu domba. Dengan kawan yang sana dia cucuk kata DAP di belakang. Yang kawan di sini kata di sokong. Politik makan keliling ini tak lama, yang di kata sokong bawa rebah. Di Tanjung Piai ada ke mereka mengundi untuk PH? Sebab tu saya malas nak dengar cerita tahyul kata H20 (Hishammudin Hussein) boleh bentuk backdoor government dengan Azmin. He simply does not have the numbers. Dan dalam UMNO sendiri ada fraksi yang tak puas hati dengan tindakan H20. Tengok semalam berkicap H20 kena rembat dengan penyokong UMNO sebab cuba buat back door deal dengan Azmin. Yang menulis kata semua MP UMNO akan backup H20 is basically writing on steroid. Kalau separuh aje MP UMNO yang sokong H20, dan paling banyak 5 MP PKR kartel dan lets say 5 MP Bersatu.  Baru 35 orang. 35 orang MP nak buat solat Jumaat pun tak cukup rukunlah, lagi sembang nak tubuh kerajaan. 18 seat pas tu tak payah masuk dalam equation la, yang kat Lorong Haji Taib pun maruah depa lagi tinggi dari 18 MP yang boleh di cagar beli. Siapa yang mahir dengan psywar tahu, ura-ura nak buat undi tak percaya ini mainan pembangkang mengadu domba. Mereka nak suruh PH bersangka buruk antara satu sama lain. Memang cliche penyakit Melayu. Family sendiri dah porak poranda, depa nak porak porandakan family PH pula.
Kalu plan ini jadi realiti sapa yg akan jadi PM?
Kalau Anwar buat undi tak percaya, fikirlah apa sentiment pengundi PH? Mesti kata Anwar gelojoh, tak sabar etc. Macam nama awak dah dalam geran tanahlah, nak risau apa lambat laun harta tu akan jatuh kepada awak kalau Allah izinkan. Kalau Allah tak izinkan, berdoa lah keluar air mata darah di stadium pun tetap tak dapat jadi Perdana Menteri. Lepas tu tak fikir ker, kalaula hipotetikal depa geng2 Azmin dan H2O dapat juga tubuh kerajaan dengan 112 kerusi, nanti PRU 15 depa nak bertanding atas ticket apa? Ingat rakyat nak vote ke mereka semula lepas mereka khianat kem PH dan BN? Azmin tak payah nak ceritalah, dia insyallah akan ke dalam kalau Perdana Menteri bertukar. Yang lain2 ini mereka pasti akan jaga survival politik mereka, dan tak sewenang2nya khianat parti. Semua langkah dalam politik adalah risiko yang telah di congak, kecualilah langkah sumbang tersepit kes hotel Sandakan dan kes Rm90 juta. - Mohd Mukhlis Mohd Sharif
Azmin memang mahu dipecat dan jadi hero...
5 jenis gembira di Tanjong Piai...
1. Gembira Jeck Seng. Gembira sebab dapat elaun MP RM 17,000 ++ sebulan, tanpa perlu buat kerja dan susah payah pikir masalah rakyat. Semua yg rakyat Tg Piai minta, dia akan jwb, sya tak ada peruntukan. Dia dgn mudah akan bg tau pengundi Tg Piai, kita pembangkang, nak minta, kena minta kat kerajaan PH. Jeck Seng boleh senyum sambil cuci tangan. 2. Gembira Najib. Najib gembira sebab hasrat dia utk melihat rakyat Tg Piai diperbodohkan ternyata berjaya. Tapi gembira Najib hanya di luar shj,.. jauh di lubuk hati, limpa dan hempedu Najib...Najib sedang menderita. Jiwa Najib amat tertekan dgn kes SRC yg beliau kena bela diri. Dia tahu..esok, lusa..tulat...tungin...dia akan ke mahkamah lagi. Dlm gembira, Najib sedar, pintu penjara Sg Buloh sdg terbuka menanti kedatangannya... 3. Gembira ahli UMNO. Org kampung ahli UMNO melayu, gembira sebab calon BN menang lawan calon PH. Tp disebalik kegembiraan, mereka sedar, dgn menangnya Jeck Seng dlm majoriti yg besar...kerusi Tg Piai akan kekal menjadi kerusi MCA sampai kiamat. Bermimpi lah UMNO utk mendapatkan kembali kerusi tersebut buat selama2nya. Menyalaklah Datuk Jeffrydin, Ketua Bhg UMNO Tg Piai...kerusi itu tak akan dilepaskan lagi oleh MCA. UMNO sebenarnya gembira dlm kecewa. 4. Gembira Lebai. Gembira Lebai hanya utk sehari dua..Bila balik ke kampung halaman masing2, mereka akan pening mengenangkan beberapa prinsip yg telah digadaikan di Tg Piai...Yg paling besar, Hudud, diikuti hukum wajib undi cina, dan kempen BMF.. Kegembiraan sementara mereka bersorak sorai bersama MCA di Tg Piai, terpaksa dibayar dgn harga yg teramat mahal. Ibarat kata, mereka balik dari Tg Piai menuju ke kampung halaman dlm keadaan 'bertelanjang bogel' dek semua pakaian agama yg selama ini dipakai, dilondeh dan ditinggalkan di Tg Piai... 5. Gembira Walaunbodo. Yg ni pak aji tak ulas pun korang dah tahu. Walaunbodo ni, bukan setakat Najib kencing atas ubun2 kepala depa, depa gembira,...Hatta ke tahap Najib gagau tek bini depa pun sekalipun, depa tetap akan 'gembira'...Kalau tak, org tak panggil lah depa 'walaunbodo'... - Muhammad Yahaya
Azmin's late night meeting and 
'Save Mahathir' operation...
The late night meeting between Azmin Ali and about a score of Umno MPs was meant to firm up the foundation of Tun Mahathir, whose status has become shaky after the Tanjung Piai defeat, in hope of stabilising PH's post-tremor slanting structure. The 1989 winter marked the gloomiest winter for the late British prime minister Margaret Thatcher after she came to power. She was publicly censured for her unpopular and deemed obsolete anti-EU stance which would hamper the further development of the country's economy.  Thatcher was unmoved and in the end, her Conservative Party lost to the opposition Labour Party in the European Parliament elections. The community charge which she strongly advocated and stubbornly imposed met with powerful resistance from the Britons, culminating in a massive protest by some 200,000 people at London's Trafalgar Square.
Michael Heseltine and Thatcher
Into 1990, Conservative Party's approval rating sank to a low, faring a full 20 percentage points behind Labour. Pessimism ruled within Conservative but no one was able to change the mind of the Iron Lady who insisted she was right and who had faith only in herself.
Senior Conservative leaders, including her ministers, would be replaced if they dared to challenge her decisions. Geoffrey Howe, a veteran party leader, quit as deputy prime minister and foreign secretary in protest. Many Conservative lawmakers were aware of the fact that the party would lose the next general elections three years afterwards if Thatcher were to remain in power. So they plotted an operation to throw her out and supported Michael Heseltine's bid to challenge her for top party post, which if she lost, she would have to relinquish her PM post. Thatcher won by a thin majority in the first round of voting, and she knew very well that she might not make it in the second round. So she pulled out of the race and turned to support her confidant John Major, who later became Britain's least experienced prime minister in history.
Back to Malaysia, the ruling PH coalition only managed to get 26.7% of all the votes cast in the Tanjung Piai by-election. The humiliating defeat has shaken the morale of the coalition. It is next to impossible for a ruling coalition that has under-30% approval rating to ever win the next general elections! It will be too late now to change the governance direction or fulfil election pledges. Moreover, is Mahathir ready to do that in the first place? And will Lim Guan Eng -- who claimed UEC and UTAR were not reasons for the defeat -- ever change? Like the Conservative leaders in UK, many PH top guns are well aware that their future is bleak, unless the commander-in-chief steps down. Anwar's team predicted a 7,000-vote loss for PPBM, good enough to get Mahathir to step down. With PPBM now defeated by more than 15k votes, such a call has come more than justifiable. PKR veteran leader Syed Husin Ali wanted to hold Mahathir responsible for the defeat, and the operation to unseat the PM is well under way at this moment.
And then suddenly Azmin Ali had a secretive late night meeting with Umno and PKR MPs, offering attractive perks to get them to support Mahathir to complete his full term of five years. Azmin's one and only motive is to ensure Mahathir is safely in power. The late night meeting was held at Azmin's official residence, and he intentionally leaked out the news to the media with the hope of conveying an important message to Anwar's camp that they should not attempt to do anything funny. The thing is, the meeting did not produce any result or substantial plan; nor did it imply that all the attendants would lean towards Tun M. Only 19 Umno/BN and five PKR MPs were at the meeting, and this shows how far Azmin's influence has reached. What is of interest is that both Thatcher and Heseltine lost in their rivalry to a John Major popping out of the blue. Will there be another John Major in the Mahathir-Anwar fight? Possible, but I seriously don't think it is Azmin. - sinchewdaily
Orang agama kalau tak tajjasus memang tak sah. Dalam Malaysia ni DAP jadi kambing hitam walaupun kat mahkamah yang turun naik rakan muafakat nasional. Agaknya ini wahyu pertama yang baru dapat lepas tunai pilgrimage di Iran. Ponteng sidang parlimen sebab nak taqrib Sunni dan Syiah; yang saya Sunni di Malaysia habis di kafir kan dari pru14, sampai sekarang belum di Islamkan lagi oleh pentaksub PAS sebab mufarakah dari parti. Gajah depan mata buat-buat tak nampak, tapi kuman seberang lautan bukan main cakna.
Semua orang tahu PM kena Melayu Muslim, tak payah nak bermain sentimen lah tuan guru, rakyat bukannya semua pewala. Tak lama pun kes 90 juta tu akan di singkap hijabnya, waktu itu saya sendiri akan jadi saksi Tuan Guru minta nyawa pada Anwar.  Ingat apa aje yang Tuan Guru tak kata pada Tun M sebelum Pru14 dan macam mana tuan guru melutut minta nyawa sokong sampai habis penggal? - f/bk
Dr.M-Harapan can sack me if they want...
Responding to calls for him to immediately step down and hand over the baton to Anwar Ibrahim, Prime Minister Dr Mahathir Mohamad today said Pakatan Harapan can sack him if they want. The 94-year-old Bersatu chairperson told this to a press conference at the party's headquarters this evening when asked if a quick transition between him and Anwar would be able to solve leadership issues in the Harapan coalition. "Well, it is up to the party. "They (Harapan presidential council) can sack me if they want to," said Mahathir. Following Harapan's loss in the Tanjung Piai by-election last week, there have been growing calls for Mahathir to speed up the power transition to Anwar, who had been agreed upon by the Harapan presidential council to be the next prime minister. However, according to Mahathir today, such transition would create problems if it was made "midstream". While it is not important what happens to him, he added, the impact on the country and government is very important. "The thing is that if you have changes midstream, it is very confusing. It creates a lot of problems. "But of course if I'm sacked I don't know. But I think I need to be serious about this thing. "What happens to me is not something important. But what happens to the government and the country is really important," he said.
Tumblr media
Asked on Anwar's statement today that there would not be an attempt to move a vote of no confidence against him at the parliament, Mahathir sarcastically said "Thank you." However, he added later that anyone can make such a move as Malaysia is a democratic country. "You can do whatever you want. We are democratic party, democratic nation. "You can move a vote of non-confidence, or you can move a vote of confidence," he said. Asked for his comments on the level of support he commands in Harapan today, Mahathir said he believed there are still those who liked him. "So far nobody punched me in the nose yet," he quipped. Leadership issues in the governing coalition appeared to be more apparent this week, with the latest being Economic Affairs Minister Azmin Ali, who is known to favour Mahathir over Anwar, reportedly holding a meeting with opposition Umno MPs on Monday evening. - mk
Tumblr media Tumblr media
cheers Sumber asal: Cerita tahyul Azmin & H2O nak bentuk gomen backdoor... Baca selebihnya di Cerita tahyul Azmin & H2O nak bentuk gomen backdoor...
1 note · View note