Tumgik
#project mukjizat
pencokun · 1 year
Text
Tumblr media
"Thank you for the books, Bu Hani, but why did you go this far?"
"...Because I care about you, Matilda"
Tears streamed down her face as Matilda heard her name spoken out of Bu Hani's lips.
A name only ever said sincerely once. Seven years ago by a midwife in a cramped room at a birthing center.
105 notes · View notes
saatrenungan · 1 year
Text
youtube
Renungan 7Ags2023
Bacaan Injil Mat 14;13-21
Waktu Yesus mendengar berita itu, Ia naik perahu sendirian dan meninggalkan tempat itu, untuk pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi ketika orang-orang mendengar tentang hal itu, mereka meninggalkan kota-kota mereka dan pergi menyusul Yesus melalui jalan darat. Waktu Yesus turun dari perahu dan melihat orang banyak itu, Ia kasihan kepada mereka. Lalu Ia menyembuhkan orang-orang yang sakit di antara mereka. Sore harinya, pengikut-pengikut Yesus datang dan berkata kepada-Nya, “Hari sudah sore dan tempat ini terpencil. Lebih baik Bapak menyuruh orang-orang ini pergi, supaya dapat membeli makanan di desa-desa.” “Tidak usah mereka pergi,” kata Yesus, “kalian saja beri mereka makan.” “Kami hanya punya lima roti dan dua ikan!” jawab pengikut-pengikut Yesus itu. “Bawa itu kemari,” kata Yesus. Kemudian Ia menyuruh orang banyak itu duduk di atas rumput. Lalu Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, lalu menengadah ke langit dan mengucap syukur kepada Allah. Sesudah itu Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya dan memberikan-Nya kepada pengikut-pengikut-Nya untuk dibagi-bagikan kepada orang banyak itu. Mereka semua makan sampai kenyang. Sesudah itu pengikut-pengikut Yesus mengumpulkan kelebihan makanan itu; ada dua belas bakul penuh. Yang makan pada waktu itu ada kira-kira lima ribu orang, belum terhitung wanita dan anak-anak.
Demikianlah sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Dari peristiwa penggandaan roti dan ikan, Yesus ingin mengajarkan kepada murid-Nya untuk bersyukur dan peduli kepada sesama meskipun dengan keterbatasan yang ada dan menyuruh murid-Nya untuk memberi mereka makan. Solidaritas kepada sesama yang menderita tidak dapat dihitung secara logika, wong kita aja hidup susah masih disuruh berbagi. Mengucap syukur kepada Allah bukan karena kita memperoleh sesuatu yang melimpah dan besar tetapi karena beryukur itu adalah ekspresi iman kita pada Allah yang maha kuasa, yang sanggup mencukupkan segala kebutuhan kita setiap harinya. Hal ini mengingatkan kita pada isi Doa Bapa Kami yang mengatakan: "Berilah kami pada hari ini makanan kami secukupnya" (Mat 6:11). 
Kita adalah manusia yang memiliki keterbatasan. Namun, keterbatasan itu bukan alasan untuk merasa tidak berdaya dan putus asa, lalu hidup dalam ketidakpedulian terhadap sesama. Dalam keterbatasan, kita hidup karena Dia dan bersama dengan Dia-yang tidak terbatas, yaitu Tuhan. Doa kita mengungkapkan kepercayaan itu. Sama seperti Musa berdoa memohon kepada Tuhan dalam bacana pertama kitab Bilangan untuk mendapatkan kasih karunia dan pengampunan atas keluh kesah bangsa Israel yang muak akan roti manna yang disediakan Tuhan selama perjalanan melintasi padang pasir menuju tanah perjanjian. Musa maupun Yesus mengajarkan kita untuk saling mendukung dalam doa agar setiap warga jemaat terpeliharan iman dan pengharapan di tengah pergumulan hidup yang semakin sulit dan berat agar di dalam setiap pergumulan kita tidak merasa "sendirian”, namun ada kekuatan iman karena dukungan doa bersama.
Sebagaimana mukjizat 'lima roti dan dua ikan' demikian pula Tuhan memberikan berkat-Nya dalam hidup kita. Sebagian untuk kita nikmati, sebagian untuk masa depan dan sebagian ‘dititipkan’ Tuhan untuk menjadi benih yang memberkati orang lain, layaknya project sosial 'donasi berdampak' yang dititipkan Gusti melalui teman saya alm Luther 6 thn lalu yang mengubah konsep donasi 'konvensional' yang selama ini kita kenal menjadi donasi 'bertumbuh' melalui ekosistem bisnis jamur tiram terpadu dipanti asuhan sehingga kebutuhan operasional panti dapat tercukupi secara berkesinambungan, dimana kita cukup dengan menabur biji 'sesawi' '100ribu' sekali saja kita dapat membawa berkah melimpah dan berkelanjutan bagi anak2 dipanti asuhan seluruh Indonesia.  
Secara logika 'benih' 100ribu pastilah tidak cukup untuk memberi makan seluruh anggota keluarga 'panti asuhan' maupun kebutuhan operasional panti asuhan, namun di tengah keterbatasan yang ada, Tuhan Yesus tetap mengucap syukur kepada Bapa di sorga. Setelah mengucap syukur, apa yang terjadi?  Mujizat terjadi!  Dengan hanya berbekal lima roti dan dua ikan dan kerelaan kita untuk berbagi berkat kepada sesama, Tuhan Yesus sanggap melakukan perkara yang dahsyat! Lima ribu orang laki-laki, tidak termasuk wanita dan anak-anak, diberi-Nya makan sampai kenyang, bahkan setelah dihitung masih ada sisa dua belas bakul. Bagi manusia itu mustahil, tetapi  "Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk Tuhan?" (Kejadian 18:14). Mukjizat yang sama juga terjadi pada project titipan Gusti ini dimana project 'donasi berdampak' unit usaha Jamur Tiram di panti asuhan Bhakti Luhur Sleman yang dimulai 9Feb2023 ini telah memberikan hasil panen harian 8-13kg sejak 4Apr2023 yang dijual ke pengepul dan lingkungan sekitar dg harga Rp.15rb/kg ...Sungguh luar biasa penyertaan Gusti atas titpan projectNya. Puji Tuhan, kini impian panti asuhan mandiri dapat terealisasi dengan minimum mendapatkan pendapatan bersih bulanan 2-3jt/bln atas 1 paket kumbung 3000baglog.... Kabar sukacita awal telah hadir di project perdana panti asuhan Bhakti Luhur Sleman, mari kita wartakan kabar sukacita ini ke panti asuhan lainnya agar karya pelayanan-Nya semakin hadir nyata bagi anak2 panti diseluruh Indonesia....
Berkah Dalem
0 notes
amtullah · 4 years
Text
[Stttt sini² ku bisikin]
Setan kali ah, sukanya ngebisik-bisikin. Wkwk. Gaboleh juga kan bisik² saat ada orang lain.
Oke, kalau ditanya buku apa yang berhasil mengubah hidupmu, aku dengan teramat sangat yakin menjawab sebuah Kitab paling suci yang dijadikan olehNya menjadi sebuah mukjizat.
Hey, masya Allaah! Ini loh, mukjizat nyata yang bisa digenggam meski tak mudah. Meski berdarah-darah. Meski seperti mau hancur daging berkeping. Kitab yang mulia, yang meninggalkan lebih jauh ketika (na'udzubillah) kita meninggalkannya. Namanya Al Qur'anul Kareem. Yang diturunkan berangsur-angsur kepada Sayyidina Muhammad, Rasulullah shalallahu'alayhi wassalam laa nabiya ba'da. Yang diperintahkan juga kita untuk belajar serta mengajarkannya. Secara bersamaan tentu saja. Hey, gaharus nunggu hafal dan mutqin, kan? Lewat mana? Semua aspek bisa cuy. Namanya juga pedoman hidup.
Salah satu Ksatria Langit pernah berkata: kalo kita lagi gelisah galau merana, coba deh buka mushafnya! Random aja. Yakin, bakal dijawab sama Allaah di lembar manapun ia terbuka.
Yay! Aku telah membuktikannya. Kamu gamau coba? Temukan penenang² luar biasa disana. Bahkan bisa jadi candu! Weh.
Di juz 29 kamu bisa menemukan perintah untuk membacanya secara perlahan. Gada yang susah. Allaah udah menjajikan kemudahan bagi siapa saja yang berusaha.
Lalu, menghafalkan, menghayati, mengerti dan memahami arti serta tafsirnya. Dan kemudian mentaddaburinya. Eits, step by step lah. Mastatho'tum. Sesuai kesanggupan masing².
Berproses memang tidak ada yang sama. Allaah tidak akan salah menilai. Karena, bukan seberapa banyak yang kamu hafalkan, melainkan seberapa nyaman dan lama kamu membersamainya. Kalau ngga kunjung hafal, dilihat lagi, sudahkah mengikhtiarkan untuk membaca dengan baik, benar, serta menghadirkan hati?
Begitu pesan² ustadzaat yang begitu sabar dengan kesabaran yang cantik. Lagi, sudahkan adabmu dengannya diperbaiki? Atau jangan² masih menduakan dengan hal lain? Yuk ikhtiarnya dimaksimalkan! Jangan nyerah.
Mata, telinga, mulut, hati, dan semua indera bahkan seluruh jiwa ragamu harus bersinergi untuk project seumur hidup ini!
@30haribercerita
#30hbc2118
#30hbcbuku
📷 by cuties of funtastic4 RTA
Tumblr media
11 notes · View notes
prabanirisa · 4 years
Text
Tumblr media
ZONA 5 "Praktek Stimulasi Literasi Baca Tulis dan Literasi Digital"
❤️ Hari ke-4
Project : Read Aloud
Nama : Khayyara
Kelompok Usia : 0-6 tahun
🍊 Rencana Project :
Membacakan buku baik cetak maupun elektronik melalui aplikasi untuk anak selama 15 hari secara konsisten, minimal 1 judul cerita per harinya.
Mengamati dan menanggapi respon anak ketika dibacakan buku.
Mendokumentasikan dalam bentuk video / foto.
🍊 Sumber Referensi :
Buku cetak :
Penerbit Pelangi Mizan, dengan judul "Story of Camel"
Media Digital:
Aplikasi Canva (untuk mengedit gambar dan video)
🍊 Aktivitas Harian :
Membacakan salah satu buku favorit Ara tentang hewan, kebetulan hari sedang hujan maaf jika suara ibu bercerita tidak terlalu kedengaran, dan buku ini adalah jenis "sound book" yang bisa dibaca dengan electronic pen (epen).
Mendokumentasikan aktivitas read aloud dalam bentuk video.
🍊 Refleksi :
Dari aktivitas read aloud tersebut, anak dapat :
Belajar untuk mengenal hewan-hewan yang disebutkan dalam Al-Qur'an
Belajar untuk meneladani kisah dari Unta tersebut yang merupakan mukjizat dari Nabi Shaleh a.s
Ara terlihat senang membolak balikkan gambar buku dan mengarahkan epen ke gambar yang menurut dia menarik.
0 notes
ramanoisy · 8 years
Text
Industri Kreatif Tanpa Kreativitas
Tumblr media
(Image: www.studio.usgbc.org)
Jujur saya senang ketika tahu bahwa saat ini saya bisa menjejakan kaki di luar negeri. Ketika tahu bahwa saya bisa melangkah jauh melebihi ekspektasi. Dan tahu bahwa saya bisa bekerja di tempat yang memang sesuai dengan passion saya. Pekerjaan yang banyak menstimulasi kreativitas itu sama halnya dengan bermain membuat istana pasir di jam-jam sibuk. Sampai pada titik tertentu saya mulai sadar bahwa ruang yang saya gunakan untuk membuat istana pasir bukanlah pesisir pantai, tapi taman korporasi.
Tapi inilah pengalaman saya. Dan katanya pengalaman adalah guru terbaik. Kalau begitu saya akan belajar dari sini. Belajar pun akan nihil jadinya jika tidak kita tulis. Anggaplah tulisan ini adalah ringkasan catatan-catatan pelajaran yang saya dapat dari perguruan memoir. Bahkan pelajarannya pun saya tulis dengan smartphone di tengah transfer data, download musik dan sambil berbalas chat. Maka kemungkinan tulisan ini akan jadi tidak terstruktur pasti ada. Tapi apalah gunanya blogging jika saya tidak bisa menulis sesuka hati.
Saya awali pelajaran ini dengan membahas posisi saya yang bekerja dalam industri kreatif di Vietnam. Dan industri kreatif adalah mesin pembuat ilusi hiperbolik. Di sini saya harus membuat konsep untuk mempromosikan konten klien, yang seringkali harus dibuat seakan konten itu paling bagus, padahal biasa saja. Sebetulnya pekerjaan ini punya banyak kebebasan bereksplorasi estetik jika dapat project dari klien yang berpikiran terbuka dan ingin branding. Tapi lain ceritanya jika klien hanya ingin hard selling dan merasa bahwa dirinya seniman dagang paling hebat sedunia, maka biasanya saya tak punya banyak ruang gerak. Apalagi kalau dapat revisi-revisi dari klien yang kelihatannya cerdas tapi lebih sering tolol. Akhirnya saya harus kerja berulang-ulang.
Mungkin karena itu saya jadi punya kebiasaan baru; kebiasaan menunda karya. Memang agak bahaya kalau urasan passion bercampur dengan profesionalitas. Ketika bekerja dengan hati dan dedikasi, saya jadi tidak bisa sepakat dengan deadline. Kadang sebuah karya bisa begitu cepat saya hasilkan, kadang begitu lama. Dan hasilnya pun tidak bisa terprediksi. Ada karya yang banyak disuka orang-orang, padahal bikinnya hanya satu jam, bahkan hitungan beberapa menit. Ada juga karya yang hasilnya tidak banyak disuka orang, padahal lama bikinnya setengah mampus.
Popularitas sebuah karya tidak bisa diprediksi. Inilah proses kreatif yang saya tahu dan saya rasakan. Bagi saya, kreativitas adalah suatu keajaiban, mukjizat. Prosesnya tidak bisa dipaksakan apalagi diprediksi, tapi bisa direncanakan. Saya selalu bisa kreatif menciptakan ruang-ruang kreasi jika dibebaskan, bukan dikekang. Di sini saya memang benar-benar dibebaskan ketika berkreasi, tapi tidak dalam hal ide. Maka sedapat mungkin saya harus bisa belajar memisahkan antara karya pesanan dengan karya idealis. Dan itu pula sebabnya saya tidak pernah memposting karya grafis saya di kanal ini.
Saya tahu ini adalah resiko saya ketika bekerja di sebuah industri. Apalagi industri yang pemegang modalnya adalah orang-orang random. Maka mau tidak mau saya harus mengakomodir segala kepentingan-kepentingan kapital dengan kreativitas yang saya punya. Hal inilah yang membuat kepala saya jadi bising. Ketika homunculus di kepala saya mulai berdebat karena karya yang saya buat adalah ilusi yang minta diakui sebagai kebenaran agar kontennya laku di pasar maya. Sampai tulisan ini dikerjakan, saya sadar bahwa saya adalah pekerja kreatif: pekerja yang dipaksa untuk jadi kreatif demi tujuan pihak-pihak pemilik modal. Dan pekerja kreatif menjadi tidak kreatif!
Saya dan tim saya adalah salah satu elemen vital industri. Sebagai pekerja yang harus sepintar-pintarnya membuat ilusi konsumeris. Pekerja kreatif akan terasing dari karyanya sendiri tanpa harus merasa bertanggung jawab atas kreasinya. Toh yang saya buat itu karya pesanan. Maka  pekerja kreatif bisa dibilang sama seperti orang-orang yang mencari sesuap nasi dengan kreativitasnya. Dan di sini saya tak ubahnya buruh di tempat-tempat lain, yang hanya jadi baut dalam sebuah mesin besar yang bernama kapitalisme.
Kreativitas yang murni seharusnya tidak terikat dengan hal-hal komersil. Karena kreatif adalah tentang kejujuran, tentang hal-hal sublime yang tak berambisi uang. Pada dasarnya kreatif adalah kata sifat. Padanan kata yang berasal dari kata create, atau mencipta. Cipta adalah sifat transenden, sifat ketuhanan. Allah SWT itu kreatif. Tuhan YME itu kreatif. Sebab tidak mungkin Tuhan menciptakan manusia karena dapat pesanan dari kliennya. Maka kreativitas adalah sifat ketuhanan yang paling jelas dalam diri manusia.
Kreativitas yang sebenar-benarnya harus tumbuh dari sebuah keisengan. Iseng karena semua kebutuhan sudah terpenuhi. Iseng karena butuh kerjaan yang lain untuk memenuhi egonya pribadi, untuk dikenang hingga jadi abadi, atau sesederhana untuk bermain-main membuat istana pasir. Fungsinya bukan untuk memenuhi kebutuhan primer. Seringkali fungsinya sejelas tak ada fungsi sama sekali, atau seabstrak mengubah peradaban dunia. Kreativitas adalah kebebasan penuh seorang manusia untuk mencipta, atas kesadarannya sendiri dan bukan atas suruhan, tekanan, ataupun dikte dari orang lain.
Namun dalam konteks urban nampaknya memang tak ada pilihan lain, karena semua orang butuh uang. Kreativitas jelas sesuatu yang bisa dijual. Dan sepertinya wajar jika saya menjual kreativitas lalu terasing dengan karya saya sendiri dalam dunia kapitalis. Sangat wajar. Sampai-sampai kepala saya malah mau pecah dengan segala kewajaran itu. Ingat, dalam sistem kapitalisme, struktur industri memaksa kita untuk ikut dengan waktu yang telah mereka tentukan: jam kerja, jam libur, itu semua mereka yang tentukan. Jam kerja kita mencari uang, jam libur kita hambur-hamburkan uang. Dan di situlah letak kesia-siaan hidup berasal. Dan di situlah kita gagal jadi manusia.
Seperti buruh-buruh lain, pekerja kreatif menjadi begitu klise dan tidak berideologi, atau berideologi tapi ideologi kapitalis. Maka berterima kasihlah dengan modernitas karena telah membuat manusia jadi konsumtif, bukan produktif. Manusia yang hanya hidup di sela-sela sampah peradaban, dan keluar menjadi buas ketika ada pemberontakan atau kesempatan revolusi. Dan ini yang masih belum bisa saya pecahkan. Karena akan jadi bullshit jika ada orang yang sama sekali tak butuh uang. Seni juga kalau mau estetik harus makan uang banyak, dan nantinya akan menghasilkan uang yang banyak pula. Lalu ketika sebelumnya saya berkoar-koar menulis nilai-nilai ideologi anti-kapitalis tapi sekarang saya masih terjebak dalam struktur industri karena uang, bukankah saya jadi munafik?
Memang sulit untuk jadi idealis sementara kita masih hidup dalam dunia kapitalis yang terus dibayang-bayangi dengan kacamata materialistis. Menginjak usia di atas 20, kemapanan jadi penting jika saya ingin berkontribusi lebih. Seniman atau orang idealis itu haram untuk miskin, kalau mau memaksimalkan karyanya. Dan sampai laman saya overload pun kontradiksi ini tidakk akan pernah ada habisnya dibahas jika seorang pekerja kreatif tidak punya kreativitas untuk menjadi manusia yang utuh. Maka lebih baik saya habiskan tulisan ini dengan logika berikut:
Ketika kita diharuskan memilih antara menjadi realistis untuk bisa makan dengan idealis untuk jadi lapar, jadilah cukup kreatif dengan menjadi idealis dan kenyang. Kalau belum bisa seperti itu, artinya kita tidak kreatif dan tidak pantas disebut sebagai manusia.
Kita hanya jadi baut !
0 notes
pencokun · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media
Concept art for Bu Hani (Miss Honey) from my Indonesian AU of Matilda. Sorta conflicted on whether I should stick to the first design (left) or the second one (right).
34 notes · View notes
pencokun · 1 year
Note
Are you planning on designing Matilda’s classmates for project Mujkizat? (Bruce, Lavender, Hortensia, etc.)
I would love to see your designs for them!
Hello! And to answer your question: yes! I have also been thinking of their names to fit the setting more since the original names for the characters are very British while the setting is in Indonesia
3 notes · View notes
pencokun · 1 year
Note
Hi there! I just wanted to say that I absolutely love your Indonesian rewrite of Matilda. It’s my favorite musical and the designs are so cute 💕
Thank you so much! Matilda is also one of my favourite stories ever written, and I am so glad that you have taken a liking to this project 💕
3 notes · View notes
pencokun · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media
Concept art for an Indonesian AU of Matilda
132 notes · View notes
saatrenungan · 1 year
Text
youtube
Renungan 23Mei2023
Bacaan Injil Yoh 17,1-11
Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Aku tidak lagi ada di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia dan Aku datang kepadaMu.
Demikianlah sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Setelah Yesus memberikan petuah kepada para murid agar tetap tegar menghadapi penceraiberaian menjelang Ia ditangkap untuk disalibkan (Yoh 16:32-33), Ia berdoa kepada Bapa memohon hadirat Bapa agar kemuliaan Bapa memancar kepada-Nya. Bahwa kemuliaan Kristus diwujudkan di dalam kesetiaan menjalankan pekerjaan penyelamatan bagi dunia. Kemuliaan Yesus Kristus dipancarkan dengan jalan penyelesaian pekerjaan penebusan dosa dunia. Dalam bacaan Injil malam ini kita membaca banyak isi doa Tuhan Yesus mendoakan murid-murid-Nya, Yesus tahu bahwa Dia tidak akan ada lagi bersama murid-murid-Nya (9-11). Selama Yesus berada di dunia, Dia telah menjaga semua orang yang dipercayakan oleh Bapa kepada-Nya. Dia memegang mereka dengan begitu kuat hingga tidak membiarkan seorang pun binasa selain dia yang sudah ditentukan (12). Yesus memohon kepada Bapa agar umat yang dipercayakan kepada-Nya, mendapatkan pemeliharaan iman dan pengharapan seperti halnya Paulus dalam bacaan pertama Kisah Para Rasul yang memberikan pesan kepada para penatua jemaah di Miletus untuk teguh menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.  
Kita adalah manusia yang memiliki keterbatasan. Namun, keterbatasan itu bukan alasan untuk merasa tidak berdaya dan putus asa, lalu hidup dalam ketidakpedulian terhadap sesama. Dalam keterbatasan, kita hidup karena Dia dan bersama dengan Dia-yang tidak terbatas, yaitu Tuhan. Doa kita mengungkapkan kepercayaan itu. Sama seperti Yesus mendoakan para murid-Nya agar mendapatkan pemeliharaan iman dan pengharapan di tengah-tengah penceraiberaian oleh dunia melalui persekutuan dan persaudaraan di antara para murid-Nya. Yesus mengajarkan kita untuk saling mendukung dalam doa agar setiap warga jemaat terpeliharan iman dan pengharapan di tengah pergumulan hidup yang semakin sulit dan berat agar di dalam setiap pergumulan kita tidak merasa "sendirian”, namun ada kekuatan iman karena dukungan doa bersama.
Sebagaimana mukjizat 'lima roti dan dua ikan' demikian pula Tuhan memberikan berkat-Nya dalam hidup kita. Sebagian untuk kita nikmati, sebagian untuk masa depan dan sebagian ‘dititipkan’ Tuhan untuk menjadi benih yang memberkati orang lain, layaknya project sosial 'donasi berdampak' yang dititipkan Gusti melalui teman saya alm Luther 6 thn lalu yang mengubah konsep donasi 'konvensional' yang selama ini kita kenal menjadi donasi 'bertumbuh' melalui ekosistem bisnis jamur tiram terpadu dipanti asuhan sehingga kebutuhan operasional panti dapat tercukupi secara berkesinambungan, dimana kita cukup dengan menabur biji 'sesawi' '100ribu' sekali saja kita dapat membawa berkah melimpah dan berkelanjutan bagi anak2 dipanti asuhan seluruh Indonesia.  
Secara logika 'benih' 100ribu pastilah tidak cukup untuk memberi makan seluruh anggota keluarga 'panti asuhan' maupun kebutuhan operasional panti asuhan, namun di tengah keterbatasan yang ada, Tuhan Yesus tetap mengucap syukur kepada Bapa di sorga. Setelah mengucap syukur, apa yang terjadi?  Mujizat terjadi!  Dengan hanya berbekal lima roti dan dua ikan dan kerelaan kita untuk berbagi berkat kepada sesama, Tuhan Yesus sanggap melakukan perkara yang dahsyat! Lima ribu orang laki-laki, tidak termasuk wanita dan anak-anak, diberi-Nya makan sampai kenyang, bahkan setelah dihitung masih ada sisa dua belas bakul. Bagi manusia itu mustahil, tetapi  "Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk Tuhan?" (Kejadian 18:14). Mukjizat yang sama juga terjadi pada project titipan Gusti ini dimana project 'donasi berdampak' unit usaha Jamur Tiram di panti asuhan Bhakti Luhur Sleman yang dimulai 9Feb2023 ini telah memberikan hasil panen harian 8-13kg sejak 4Apr2023 yang dijual ke pengepul dan lingkungan sekitar dg harga Rp.15rb/kg ...Sungguh luar biasa penyertaan Gusti atas titpan projectNya. Puji Tuhan, kini impian panti asuhan mandiri dapat terealisasi dengan minimum mendapatkan pendapatan bersih bulanan 2-3jt/bln atas 1 paket kumbung 3000baglog.... Kabar sukacita awal telah hadir di project perdana panti asuhan Bhakti Luhur Sleman, mari kita wartakan kabar sukacita ini ke panti asuhan lainnya agar karya pelayanan-Nya semakin hadir nyata bagi anak2 panti diseluruh Indonesia....
Berkah Dalem
1 note · View note
saatrenungan · 1 year
Text
youtube
Renungan 21Mei2023
Bacaan Injil Yoh 17,1-11
Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Setelah Yesus memberikan petuah kepada para murid agar tetap tegar menghadapi penceraiberaian menjelang Ia ditangkap untuk disalibkan (Yoh 16:32-33), Ia berdoa kepada Bapa memohon hadirat Bapa agar kemuliaan Bapa memancar kepada-Nya. Bahwa kemuliaan Kristus diwujudkan di dalam kesetiaan menjalankan pekerjaan penyelamatan bagi dunia. Kemuliaan Yesus Kristus dipancarkan dengan jalan penyelesaian pekerjaan penebusan dosa dunia. Dalam bacaan Injil malam ini kita membaca banyak isi doa Tuhan Yesus mendoakan murid-murid-Nya, Yesus tahu bahwa Dia tidak akan ada lagi bersama murid-murid-Nya (9-11). Selama Yesus berada di dunia, Dia telah menjaga semua orang yang dipercayakan oleh Bapa kepada-Nya. Dia memegang mereka dengan begitu kuat hingga tidak membiarkan seorang pun binasa selain dia yang sudah ditentukan (12). Yesus memohon kepada Bapa agar umat yang dipercayakan kepada-Nya, mendapatkan pemeliharaan iman dan pengharapan. Dengan iman dan pengharapan yang sama maka umat menjadi satu. 
Kita adalah manusia yang memiliki keterbatasan. Namun, keterbatasan itu bukan alasan untuk merasa tidak berdaya dan putus asa, lalu hidup dalam ketidakpedulian terhadap sesama. Dalam keterbatasan, kita hidup karena Dia dan bersama dengan Dia-yang tidak terbatas, yaitu Tuhan. Doa kita mengungkapkan kepercayaan itu. Sama seperti Yesus mendoakan para murid-Nya agar mendapatkan pemeliharaan iman dan pengharapan di tengah-tengah penceraiberaian oleh dunia melalui persekutuan dan persaudaraan di antara para murid-Nya. Yesus mengajarkan kita untuk saling mendukung dalam doa agar setiap warga jemaat terpeliharan iman dan pengharapan di tengah pergumulan hidup yang semakin sulit dan berat agar di dalam setiap pergumulan kita tidak merasa "sendirian”, namun ada kekuatan iman karena dukungan doa bersama seperti halnya para rasul dengan sehati mereka bertekun dalam doa di kota Yerusalem dalam bacaan pertama Kisah Para Rasul.
Sebagaimana mukjizat 'lima roti dan dua ikan' demikian pula Tuhan memberikan berkat-Nya dalam hidup kita. Sebagian untuk kita nikmati, sebagian untuk masa depan dan sebagian ‘dititipkan’ Tuhan untuk menjadi benih yang memberkati orang lain, layaknya project sosial 'donasi berdampak' yang dititipkan Gusti melalui teman saya alm Luther 6 thn lalu yang mengubah konsep donasi 'konvensional' yang selama ini kita kenal menjadi donasi 'bertumbuh' melalui ekosistem bisnis jamur tiram terpadu dipanti asuhan sehingga kebutuhan operasional panti dapat tercukupi secara berkesinambungan, dimana kita cukup dengan menabur biji 'sesawi' '100ribu' sekali saja kita dapat membawa berkah melimpah dan berkelanjutan bagi anak2 dipanti asuhan seluruh Indonesia.  
Secara logika 'benih' 100ribu pastilah tidak cukup untuk memberi makan seluruh anggota keluarga 'panti asuhan' maupun kebutuhan operasional panti asuhan, namun di tengah keterbatasan yang ada, Tuhan Yesus tetap mengucap syukur kepada Bapa di sorga. Setelah mengucap syukur, apa yang terjadi?  Mujizat terjadi!  Dengan hanya berbekal lima roti dan dua ikan dan kerelaan kita untuk berbagi berkat kepada sesama, Tuhan Yesus sanggap melakukan perkara yang dahsyat! Lima ribu orang laki-laki, tidak termasuk wanita dan anak-anak, diberi-Nya makan sampai kenyang, bahkan setelah dihitung masih ada sisa dua belas bakul. Bagi manusia itu mustahil, tetapi  "Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk Tuhan?" (Kejadian 18:14). Mukjizat yang sama juga terjadi pada project titipan Gusti ini dimana project 'donasi berdampak' unit usaha Jamur Tiram di panti asuhan Bhakti Luhur Sleman yang dimulai 9Feb2023 ini telah memberikan hasil panen harian 8-13kg sejak 4Apr2023 yang dijual ke pengepul dan lingkungan sekitar dg harga Rp.15rb/kg ...Sungguh luar biasa penyertaan Gusti atas titpan projectNya. Puji Tuhan, kini impian panti asuhan mandiri dapat terealisasi dengan minimum mendapatkan pendapatan bersih bulanan 2-3jt/bln atas 1 paket kumbung 3000baglog.... Kabar sukacita awal telah hadir di project perdana panti asuhan Bhakti Luhur Sleman, mari kita wartakan kabar sukacita ini ke panti asuhan lainnya agar karya pelayanan-Nya semakin hadir nyata bagi anak2 panti diseluruh Indonesia....
Berkah Dalem
0 notes