#potensi belia
Explore tagged Tumblr posts
Text
Seni Pertahankan Diri Bangunkan Potensi Belia
SHAH ALAM – 2024 8th Martial Arts Open School in Malaysia anjuran UNESCO ICM dan Persatuan Seni Gayung Fatani Malaysia (PSGFM) telah berlangsung dari 16 hingga 18 Ogos 2024. Kunjungan Istimewa oleh wakil International Centre of Martial Arts for Youth Development and Engagement yang bernaung di bawah United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO ICM) iaitu, Setiausaha…
#belia#belia berpotensi#belia Malaysia#disiplin#identiti bangsa#jati diri#kecergasan#kecergasan fizikal#kekuatan mental#kemahiran kepimpinan#kepimpinan#kerjasama budaya#kesedaran budaya#ketahanan mental#latihan fizikal#latihan silat#nilai murni#pelajar silat#pelajaran silat#pembangunan belia#pembangunan diri#pembangunan fizikal#pembangunan sosial#pendidikan seni#pendidikan silat#pengembangan silat#penghayatan budaya#penglibatan belia#perpaduan masyarakat#potensi belia
0 notes
Text
Menjelang dua puluh lima
Dulu, saat masih di tahun terakhir bangku sma, aku pernah menuliskan target capaian hidupku dari masuk kuliah hingga 20-30 tahun kedepan. Kenapa aku masih ingat dengan hal tersebut? Karena aku memotretnya, dan tidak sengaja aku melihat foto tersebut, kubaca ulang beberapa bulan ini. Tentu saja aku tertawa geli melihat roadmap hidupku yang dirancang oleh gadis belia umur 18 tahun itu.. sisi lain, aku salut dengannya karena dia sangat berani bermimpi, walau pengetahuannya tentang dunia pasca kampus sangat terbatas.
Berikut target yang ditulis gadis lugu itu saat usia 18 tahun: Lulus kuliah 3,5 tahun IPK di atas 3,5 cumlaude Skripsi A Setelah S1 langsung S2 di UI atau UGM dan lulus cumlaude Di umur 24 menikah
Bagaimana? Mbanyol bukan? Wkwkwkw Tentu saja yang terjadi kenyataan hidupku tidak semulus demikian. Banyak sekali ketakutan, kegagalan, dan plot twist kehidupan yang terjadi.
Kenyataannya aku justru mengalami: -aku lulus 4 tahun 3 bulan -lulus dengan IPK ngepres 3,5 wkwkw -skripsi tetap A tapi ini dengan penuh perjuangan, karena harus wawancara berbagai stakeholder saat karantina wilayah (PSBB) pandemi covid19 yang sedang tinggi. -ada beberapa kali sesi patah hati yang menguras energi wkwkkw, tapi juga membuatku bangkit dan sadar bahwa aku bisa membahagiakan diriku sendiri. Aku tetap bisa bersinar dengan atau tanpa orang lain. -sebelum lulus sempat merasa hampa dan hilang arah apakah ingin menjadi pekerja sektor publik, bekerja di bidang swasta, menjadi peneliti kebijakan publik, atau bekerja di bidang lembaga swadaya masyarakat/yayasan. -setelah lulus aku sempat merasa hopeless karena NGO atau perusahaan incaranku menolakku berkali-kali, mentok hanya sampai sesi wawancara. selama mengalami masa penolakan pekerjaan inilah sebenarnya mentalku sedang di posisi terendah.
Aku berusaha keras membangun rasa berharga diriku bukan dari pekerjaan dan gajiku, tapi apa yang bisa kulakukan untuk sekitarku dan bagaimana diriku bisa tetap memaksimalkan potensi. Saat itulah aku mengisi waktuku dengan mengajar les, mengikuti berbagai kelas online dan offline, aktif di berbagai komunitas, semata agar aku bisa menemukan rasa cukup dalam diri, perasaan bahwa aku berharga dan layak untuk menggapai mimpi-mimpiku meski jalanku terjal sekalipun.
Sekarang usiaku mendekati 25, belum menikah, belum S2, sedang menjalankan tugas sebagai relawan guru Indonesia Mengajar (biasa disebut Pengajar Muda) di ujung Kalimantan Barat selama satu tahun. Dann, di tengah penugasan ini ternyata aku mengalami kecelakaan, yang membuatku harus meninggalkan kabupaten penempatanku beberapa saat dan kembali ke kota asalku untuk operasi dan pemulihan…
Bagaimana rasanya? Tanyaku pada diri sendiri… Bagaimana memperjuangkan mimpi yang ternyata banyak likunya, banyak nangisnya. Berkali-kali merasa insecure dan ga berharga karena merasa banyak banget menghadapi kegagalan dan penolakan.
Bukan, bukan maksudku mendramatisir merasa jadi manusia paling berjuang, yang ingin kubagikan adalah, perjalanan hidup seseorang itu sangat personal, bisa jadi lintasanku tidak seterjal lintasanmu, begitupun sebaliknya. Namun tidak menjadikan apa-apa yang telah kita perjuangkan tidak berharga, tidak layak untuk dihargai. Kita bisa berbagi cerita satu sama lain atas apa yang telah kita lalui, bukan untuk dinilai siapa yang lebih berjuang. Melainkan agar kita bisa saling menguatkan, saling memberi petunjuk dengan empati.
Hal berharga yang kupelajari setelah 7 tahun lulus dari SMA; dunia ga harus berjalan sesuai dengan apa yang ada di kepalaku, dan itu bukanlah hal yang buruk. Aku belajar memberikan ruang penerimaan untuk mengalami kegagalan dan kesedihan atas apa-apa yang tidak berjalan sesuai harapan, meski aku sudah memberikan yang terbaik atas usahaku.
Perlahan rasa cukup itu mulai menghampiri, aku ga harus buru-buru untuk mengejar pencapaian. Karena definisi kesuksesanku sekarang tidak hanya pencapaian, melainkan perjalanan belajar itu sendiri. Bagaimana perjalanan ini membentuk diriku yang lebih tangguh, lebih tenang, lebih mawas diri, dan fokus pada memberikan dampak sekecil apapun itu..
25 notes
·
View notes
Text
"Mengapa Sepak Bola Amerika Tidak Mendominasi di Dunia Internasional?"
Sepak bola, atau yang dikenal sebagai “soccer” di Amerika Serikat, merupakan olahraga paling populer di dunia. Namun, meskipun banyak negara di dunia sangat mendominasi olahraga ini, Amerika Serikat justru tertinggal dalam pencapaian global sepak bola. Ini menimbulkan pertanyaan: mengapa Amerika Serikat yang dikenal sebagai kekuatan besar dalam olahraga lain seperti basket, baseball, dan football Amerika, tidak mendominasi dalam dunia sepak bola? Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa sepak bola Amerika masih tertinggal di kancah internasional.
1. Persaingan dengan Olahraga Lain
Salah satu alasan utama adalah persaingan dengan olahraga lain yang jauh lebih populer di Amerika Serikat. Sebut saja American football (NFL), basket (NBA), baseball (MLB), dan hockey es (NHL). Keempat olahraga ini mendominasi panggung olahraga di AS, baik dari segi popularitas maupun dari segi pendapatan komersial.
Popularitas olahraga ini membuat sepak bola sulit berkembang dengan daya tarik yang sama besar. Mayoritas atlet muda di Amerika cenderung mengarahkan ambisi mereka pada olahraga-olahraga tersebut karena peluang sukses dan pengakuan publik yang lebih besar. Akibatnya, sepak bola masih tertinggal sebagai pilihan bagi para atlet terbaik Amerika.
2. Sistem Pembinaan yang Berbeda
Berbeda dengan negara-negara di Eropa, Amerika Selatan, dan sebagian besar Asia yang memiliki sistem akademi sepak bola sejak usia dini, di Amerika Serikat sistem pembinaan lebih berfokus pada olahraga sekolah dan perguruan tinggi. Liga-liga profesional di Amerika Serikat, seperti Major League Soccer (MLS), juga tidak memiliki sistem akademi yang sekomprehensif klub-klub Eropa, yang merekrut dan melatih pemain sejak usia belia.
Sebagian besar pemain sepak bola muda di AS mengembangkan bakat mereka di lingkungan sekolah atau klub-klub kecil, yang kadang tidak memiliki sarana yang cukup memadai untuk pengembangan yang optimal. Hasilnya, potensi mereka tidak terbentuk maksimal sebelum memasuki usia dewasa.
3. Liga Domestik yang Belum Sejajar dengan Liga-Liga Eropa
Major League Soccer (MLS) adalah liga sepak bola profesional di Amerika Serikat yang telah berkembang pesat selama beberapa dekade terakhir. Namun, dibandingkan dengan liga-liga top di Eropa seperti Liga Inggris, La Liga, dan Serie A, MLS masih tertinggal dalam hal kualitas kompetisi, daya tarik pemain, dan perhatian global.
Selain itu, MLS memiliki kebijakan tertentu seperti “salary cap” (batas gaji) dan “designated player rule” yang membatasi jumlah pemain bintang yang dapat direkrut. Kebijakan ini membuat klub-klub MLS sulit menarik pemain-pemain muda berbakat dari luar negeri serta membatasi perkembangan pemain lokal. Sementara di liga-liga Eropa, pemain berbakat mendapatkan persaingan yang lebih ketat dan terlatih untuk bersaing di level tertinggi.
4. Kurangnya Budaya dan Tradisi Sepak Bola yang Mendalam
Sepak bola memiliki kedalaman budaya dan tradisi yang mendalam di banyak negara di luar Amerika Serikat. Di Eropa dan Amerika Selatan, sepak bola bukan sekadar olahraga; ini adalah bagian dari identitas nasional dan budaya. Banyak negara memiliki rivalitas sejarah antar-klub atau antar-negara yang sudah terjalin selama beberapa dekade, bahkan berabad-abad.
Sebaliknya, di Amerika Serikat, sepak bola baru mulai berkembang pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Sepak bola belum tertanam dalam jiwa masyarakat seperti halnya American football, basket, atau baseball. Fans sepak bola di Amerika terus bertumbuh, tetapi kehadirannya belum cukup lama untuk membangun tradisi yang kuat, dan ini berdampak pada popularitas dan daya tarik olahraga ini di kalangan masyarakat.
5. Minimnya Investasi di Pemain Muda Lokal
Meskipun saat ini terdapat peningkatan investasi di akademi-akademi sepak bola di Amerika Serikat, angka investasinya masih belum cukup signifikan dibandingkan negara-negara besar sepak bola. Selain itu, banyak akademi sepak bola yang memasang biaya tinggi untuk bergabung, yang membuat pemain berbakat dari keluarga dengan ekonomi rendah sulit mendapatkan akses ke pelatihan yang baik.
Sebaliknya, di negara-negara Eropa, klub-klub besar mendanai akademi mereka dan memberikan kesempatan yang luas bagi pemain muda tanpa biaya tinggi. Di Amerika Selatan, banyak akademi yang menyeleksi pemain dari kalangan masyarakat kurang mampu sebagai bagian dari tradisi dan dedikasi mereka untuk menemukan bakat-bakat baru. Minimnya investasi yang fokus pada perkembangan pemain muda di AS membuat mereka tertinggal dalam pembentukan pemain berbakat sejak usia dini.
6. Kurangnya Prestasi Internasional yang Konsisten
Prestasi tim nasional juga memainkan peran penting dalam membangun popularitas sepak bola di sebuah negara. Amerika Serikat tidak memiliki prestasi yang signifikan di turnamen-turnamen besar, seperti Piala Dunia FIFA, yang bisa meningkatkan popularitas olahraga ini di mata warga Amerika. Meskipun AS beberapa kali mencapai babak lanjutan, terutama pada Piala Dunia 2002 saat berhasil sampai ke perempat final, prestasi ini tidak cukup kuat untuk menjadikan sepak bola sebagai olahraga yang paling diminati.
Sebaliknya, di negara-negara seperti Brasil, Jerman, dan Italia, prestasi di tingkat internasional menjadi kebanggaan nasional dan menjadi faktor yang menginspirasi banyak generasi muda untuk mencintai sepak bola.
7. Pengaruh Struktur Sosial dan Pendidikan
Di banyak negara, sepak bola adalah alat mobilitas sosial bagi kaum muda. Banyak pemain yang berasal dari latar belakang ekonomi sulit dan melihat sepak bola sebagai jalan keluar untuk meraih kesuksesan. Di AS, pendidikan dan peluang karier yang luas membuat anak-anak muda memiliki banyak pilihan untuk meraih masa depan yang baik, sehingga sepak bola tidak menjadi satu-satunya jalur sukses. Olahraga di AS juga sangat terkait dengan pendidikan, dengan fokus pada tim sekolah dan perguruan tinggi.
Sebagai hasilnya, sistem “akademi” yang berfokus pada sepak bola kurang berkembang. Fokus pada pendidikan di AS juga menyebabkan atlet muda seringkali lebih memilih jalur karier di olahraga lain yang memiliki peluang beasiswa perguruan tinggi lebih besar, terutama di American football dan basket.
Kesimpulan
Sepak bola di Amerika Serikat sedang mengalami perkembangan pesat, tetapi masih menghadapi berbagai tantangan yang menghambat kemajuan mereka di level internasional. Persaingan dengan olahraga lain, kurangnya budaya sepak bola yang kuat, serta pembinaan yang belum optimal menjadi beberapa alasan utama mengapa Amerika Serikat belum mendominasi sepak bola global. Meski demikian, dengan semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap sepak bola dan dukungan finansial yang semakin besar, ada harapan bahwa suatu hari nanti Amerika Serikat akan bisa bersaing dengan negara-negara top sepak bola dunia.
Dengan investasi yang lebih baik pada pengembangan pemain muda, peningkatan kualitas liga domestik, serta partisipasi lebih aktif di turnamen internasional, sepak bola di AS memiliki potensi besar untuk tumbuh. Dengan perkembangan MLS dan meningkatnya minat generasi muda, Amerika Serikat mungkin suatu hari nanti bisa menjadi pemain utama di panggung sepak bola global.
0 notes
Text
TURISIAN.com - Sekda Jabar Herman Suryatman mengukuhkan Forum OSIS Jawa Barat Generasi 12 di Telkom University, Kabupaten Bandung, Sabtu 3 Agustus 2024. Herman mengemukakan bahwa pengukuhan dan kegiatan sharing session ini merupakan momentum mempersiapkan generasi tangguh pemimpin masa depan. "Atas nama Pemdaprov Jabar saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sangat dalam untuk teman-teman di Forum OSIS Jawa Barat," kata herman Suryatman. Ucapan itu disampaikan terkait berakhirnya peserta forum OSIS melaksanakan kegiatan pelantikan. BACA JUGA: Pemda Kabupaten Tabanan Perkuat Ekosistem Ekraf Lewat Uji Petik PMK3I Sekaligus sharing session dengan tema School of Education Leader. "Bagaimana momentum ini kita jadikan magic moment untuk mempersiapkan generasi-generasi yang tangguh, para pemimpin masa depan," imbuhnya. Ia juga memberikan nasihat kepada para siswa untuk setidaknya menguasai empat kompetensi penting di abad XXI ini. Sementara itu, empat kompetensi tersebut adalah critical thinking, creativity, collaboration, communication. BACA JUGA: Desa Wisata Kaduela, Destinasi Potensial Pariwisata Jawa Barat Kini Bertarung di ADWI 2024 Diskusikan di Sekolah Berpikir kritis perlu diasah sejak di bangku SMA/SMK/MA. Para siswa tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri. Tetapi juga penting memiliki kepekaan terhadap permasalahan di lingkungan sekitar. "Saya ingin melihat seperti apa tingkat kekritisan adik-adik terhadap sekeliling. Tentu masalah lainnya juga harus dikritisi. Paling tidak untuk didiskusikan di sekolah," kata Herman soal critical thinking. Begitu pun dengan kreativitas dan kolaborasi. Setelah memiliki awareness, mencari solusi dengan berpikir kreatif dilanjutkan. Yakni, dengan menjalin kolaborasi adalah kompetensi penting berikutnya. BACA JUGA: Ampun Da, Geopark Ciletuh Banyak Pungli, Ini Kata Tokoh Pariwisata Jabar "Tentu untuk menyelesaikan berbagai persoalan, adik-adik harus mulai dibiasakan berpikir kreatif," ujarnya. Herman menekankan bahwa sejatinya menyelesaikan masalah tidak bisa dilakukan oleh satu orang, para siswa perlu membangun superteam. "Hari ini ke depan tidak ada superman, yang ada superteam. Jadi sejak belia, SMA, SMK, MA, biasakan membuat tim untuk membangun kolaborasi dengan siapapun juga," jelasnya. BACA JUGA: Objek Wisata Pangandaran, Primadona Wisata Jawa Barat di Musim Liburan Yang terakhir, Herman menuturkan, sebagai pemimpin penerus bangsa kemampuan komunikasi sangat berpengaruh untuk kesuksesan. "Tentu pesan yang adik-adik miliki harus sampai kepada khalayak. Dan itu dibawakan dengan komunikasi," tandasnya. "Semakin bagus komunikasinya akan semakin besar peluang adik-adik untuk sukses," pungkas Herman pada para siswa. ***
0 notes
Text
Pebalap Binaan Astra Honda Panen Rekor di Asia Talent Cup 2023
BALIPORTALNEWS.COM, JAKARTA - Pebalap Astra Honda, Veda Ega Pratama terus mencetak sejarah membanggakan untuk Indonesia. Kendati sudah menggenggam gelar juara Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) 2023, ia terus menunjukkan performa terbaiknya dengan memecahkan rekor sebagai peraih poin dan kemenangan terbanyak sejak diselenggarakannya ajang bergengsi bagi pebalap muda potensial Asia ini sejak tahun 2015. Pencapaian ini ia raih setelah berhasil menyapu bersih podium tertinggi dalam seri penutup IATC 2023, yang berlangsung di Losail International Circuit, Qatar pada 18-19 November 2023. Veda yang memulai jalannya balapan pada posisi pertama berdasarkan hasil kualifikasi yang dilakukan Sabtu (18/11/2023) harus berjibaku dalam meraih kemenangannya pada balapan pertama yang juga dilaksanakan pada hari yang sama. Kepungan pebalap negara lain, aksi overtake yang tak terhindarkan, hingga insiden jatuhnya pebalap grup depan dalam tikungan terakhir mewarnai jalannya balapan. Namun Veda dapat memanfaatkan situasi pelik di akhir balapan dengan baik menggunakan NSF250R dan kembali mengamankan podium tertinggi di race pertama. Balapan kedua yang berlangsung pada Minggu (19/11/2023) juga memberikan tantangan tersendiri bagi Veda. Meskipun ia memulai jalannya balapan dengan start yang mulus, namun rapatnya pebalap terdekat yang menjadi rivalnya terus memberikan tekanan yang membuat Veda harus fokus tanpa membuat celah kesalahan. Kegigihan remaja yang akan berulang tahun ke-15 pada 23 November mendatang ini pun berbuah manis. Podium tertinggi kembali ia raih dan menjadi kemenangan kesembilan yang ia raih di musim ini dan menjadi rekor bersejarah sepanjang gelaran IATC bertahun-tahun. “Alhamdulillah, saya berhasil meraih kemenangan pada dua race seri pamungkas IATC. Balapan yang sulit karena para pebalap di group depan terus berusaha mengambil posisi terdepan. Tapi saya mampu menjaga ketenangan hingga akhirnya finish pertama. Kemenangan ini saya persembahkan bagi bangsa Indonesia untuk menutup IATC 2023. Terima kasih kepada PT Astra Honda Motor untuk supportnya kepada saya dalam 2 tahun keikutsertaan saya di IATC, kedua orang tua, dan tentunya seluruh masyarakat Indonesia yang selalu mendukung saya. Semoga saya dapat terus berprestasi untuk Indonesia di kancah balap internasional,” ujar Veda. Perjuangan pada IATC 2023 dari pemuda asal Gunung Kidul, Yogyakarta ini membukukan beberapa pencapaian yang menjadi sejarah dalam dunia balap Indonesia maupun Asia. Gelar juara IATC 2023 yang telah diraihnya sejak seri Sepang, Malaysia membuatnya menjadi pebalap Indonesia pertama yang meraih gelar ini. Capaian sebesar 256 poin yang ia koleksi pada musim ini menjadi sebuah rekor koleksi poin terbanyak selama pelaksanaan ajang pebalap-pebalap muda potensial Asia ini sejak tahun 2015. Sembilan kemenangan yang diraihnya juga menjadi kemenangan terbanyak dalam gelaran balap talenta Asia ini, dimana sapu bersih (2 kali podium tertinggi dalam satu seri) berhasil Veda raih pada seri Motegi-Jepang, Mandalika-Indonesia, dan Losail-Qatar, kemudian satu kali podium tertinggi ia raihnya pada dua gelaran seri Sepang-Malaysia dan Buriram-Thailand. Sementara pebalap Astra Honda lainnya, Chessy Meilandri telah berjuang sebaik mungkin pada musim pertamanya di ajang IATC 2023 ini. Di seri penutup musim ini, Chessy yang memulai jalannya balapan dari posisi ke sepuluh, harus puas mengakhiri balapan di posisi ke-14 pada race pertama dan posisi ke-15 pada race kedua. Pebalap belia asal Ciamis, Jawa Barat ini pun menduduki peringkat ke-13 dengan koleksi 41 poin. Berbeda dengan Chessy yang menuntaskan perjuangan hingga seri penutup, Reykat Fadillah yang harus merelakan balap di musim penutup ini dan menuntaskan musim ini lebih awal karena masa pemulihan atas cedera bahu yang dimilikinya. Namun Reykat telah memberikan perjuangan terbaiknya dengan mengkoleksi 38 poin dan berada di peringkat ke-14. General Manager Marketing Planning and Analysis PT Astra Honda Motor (AHM), Andy Wijaya mengatakan pencapaian sejarah yang diraih oleh Veda merupakan buah atas konsistensi pembinaan serta kerja keras pebalap. Semoga pencapaian ini dapat menjadi inspirasi positif bagi Indonesia dan khususnya dunia balap Tanah Air. “Terima kasih atas dukungan dan doa atas perjuangan yang dilakukan oleh pebalap-pebalap muda kami di ajang Asia talent Cup. Melalui semangat Satu Hati, kami yakin pencapaian bersejarah yang diraih oleh Veda menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus membina pebalap-pebalap muda potensial Tanah Air dalam meraih mimpi bersaing di ajang balap tertinggi,” ujar Andy.(bpn) Read the full article
0 notes
Text
Ummu Ashim binti Ashim
Dear sisters,
Mungkin banyak yang tak asing dengan kisah Umar bin Khattab yang berjalan di tengah malam untuk memeriksa keadaan penduduk Madinah. Saat itu beliau mendengar percakapan ibu dengan anak gadisnya. Sang anak berdebat dengan ibunya menolak mencampurkan susu perahan dengan air.
Apa ya hubungan kisah ini dengan tokoh yang kita bahas saat ini?
“Wahai ibuku, seandainya Umar tidak melihat kita, akan tetapi Tuhan Umar melihat kita. Sungguh demi Allah, saya tak akan melakukannya. Dia juga melarang perbuatan itu!”
Pernyataan gadis itu menyejukkan hati Umar. Lalu ia segera menikahkan anaknya, Ashim dengan gadis miskin yang wara’ tersebut. Kelak dari pernikahan menjadi cikal bakal kelahiran seorang Khalifah yang bijaksana.
Nama gadis itu ialah Ummu Ammarah binti Sufyan bin Abdullah bin Rabi’ah ats-Tsaqafi. Dari pernikahannya ini lahirlah putri yang mereka namakan Hafshah dan Laila dengan panggilan Ummu Ashim. Dialah wanita yang kita kupas sejarah hidupnya sekarang.
Ummu Ashim binti Ashim bin Umar bin Khattab, tumbuh dalam suasana ketakwaan yang suci. Ia memancarkan sifat dan karakter yang mulia dari kedua orangtuanya dan dari kakeknya Umar.
Ummu Ashim adalah seorang wanita yang berperilaku baik, memiliki jiwa yang jernih, suci hatinya dan beriman kepada Allah atas dasar yang benar. Ummu Ashim menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan, seorang pemimpin dari keluarga Marwan. Kelak, dari buah pernikahannya ini melahirkan Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah zuhud, bertakwa dan wara’.
Madinah adalah tempat kelahiran Umar bin Abdul Aziz. Madinah menjadi sumber ilmunya yang dapat ia reguk semau dan semampunya. Ibunya mendasari kepribadiannya atas dasar ketakwaan sejak ia mampu membedakan hal yang baik dan buruk. Ia menanamkan hikmah di dalam jiwanya yang senantiasa menyertainya hingga ajal menjemput dalam sifat zuhud, ketakwaan, dan kejernihan.
Dengan bimbingan ibunya, ia tekun menghapal al-Qur’an hingga menghapalnya dalam waktu yang singkat dan dalam usia belia.
Pengaruh al-Qur’an dalam dirinya yang masih kecil, telah memenuhi hatinya yang jernih dengan rasa takut kepada Allah. Kedua matanya senantiasa meluapkan air-mata karena takut pada Allah sehingga Ummu Ashim sering menangis karenanya.
Sang ibu bertanya kepadanya,
“Apa yang membuatmu menangis?”
Ia menjawab, “Wahai ibu. Tidak ada apa-apa. Hanya mengingat mati. Hanya mengingat mati!” Ibunya juga menangis.
Ummu Ashim telah menuai tanaman ketakwaan pada diri anaknya lebih awal. Buah itu menggelayut pada diri anaknya, Umar bin Abdul Aziz, yang telah mampu menarik simpati gurunya dan syaikhnya Shalih bin Kisan yang pernah mengomentari masa kecil Umar,
“Demi Allah, saya belum menemukan seseorang dengan potensi jiwa lebih besar sebagaimana dimiliki anak kecil ini.”
Ummu Ashim terkenal dermawan dan murah hati, kasih sayangnya dan kebaikannya pada golongan lemah. Di Mesir ada seorang miskin. Suatu ketika, Ummu Ashim bertemu dengannya lalu ia mencegatnya. Maka Ummu Ashim memberikan sesuatu kepadanya dan bersikap baik kepadanya. Ia selalu berbuat baik padanya setiap bertemu. Ummu Ashim wafat meninggalkan Abdul Aziz bin Marwan. Dugaan terkuat menyebutkan, ia wafat tahun 80 H.
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
50 notes
·
View notes
Text
Ketua DPC IPI Pontianak ; “Dunia Pesantren harus didukung secara serius oleh pemerintah”
Pontianak– Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang memiliki kontribusi penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Lembaga ini layak diperhitungkan dalam pembangunan bangsa di bidang pendidikan, keagamaan, dan moral.
Dilihat secara historis, pesantren memiliki pengalaman luar biasa dalam membina, mencerdaskan, dan mengembangkan masyarakat. Bahkan, pesantren mampu meningkatkan perannya secara mandiri dengan menggali potensi yang dimiliki masyarakat di sekelilingnya.
Pesantren telah lama menyadari bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua komponen masyarakat, termasuk dunia pesantren. Karena itu, sudah semestinya pesantren yang telah memiliki nilai historis dalam membina dan mengembangkan SDM ini terus didorong dan dikembangkan kualitasnya.
Menurut Ust. Abdul Kholiq Selaku ketua DPC Ikatan Pesantren Indoenesia Kota Pontinak, Perlu nya keterlibatan peran serta pemerintah untuk turut mensukseskan berbagai progres Pembangunan pesantren.
“Pengembangan dunia pesantren ini harus didukung secara serius oleh pemerintah yang terintegrasi dalam sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Mengembangkan peran pesantren dalam pembangunan merupakan langkah strategis dalam membangun pendidikan”, Imbuh Beliau saat di temui Kantor secretariat DPC IPI kota Pontianak.
Beliau juga mengimbuhkan kan bahwa Pesantren selama ini bersifat mandiri dan tidak tergantung pada pemerintah diberbagai kepengelolaan nya.
“Dalam eksistensinya, pesantren pada umumnya bersifat mandiri dan tidak tergantung pada pemerintah atau kekuasaan yang ada. Dengan sifat kemandiriannya inilah pesantren bisa memegang teguh kemurniannya sebagai lembaga pendidikan Islam. Pesantren pun tidak mudah disusupi oleh aliran atau paham yang tidak sesuai dengan ajaran Islam” Imbuh beliau
Merujuk pada UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, posisi dan keberadaan pesantren memiliki tempat istimewa. Namun, ini belum disadari oleh mayoritas Muslim. Ini karena kelahiran UU tersebut amat belia. Keistimewaan pesantren dalam sistem pendidikan nasional dapat kita lihat dari ketentuan dan penjelasan pasal-pasal berikut.
Dalam wawancara nya Ketua DPC IPI kota Pontianak ini menegas kan “Dalam Pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Lanjut beliau.
Beliau berharap Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama harus lebih meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi dengan intensif dalam pelaksanaan dan pengelolaan pesantren. Upaya merevitalisasi dan memodernisasi pesantren tentu saja harus sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan nasional.
“Paling tidak, hal ini bisa dilakukan melalui beberapa terobosan. Pertama, menghapus dikotomi dan diskriminasi terhadap pendidikan pesantren yang selama ini dipandang sebagai bukan bagian dari sistem pendidikan nasional. Kedua, diperlukan adanya pola pendidikan dengan terobosan kurikulum terpadu yang memadukan antara pendekatan sains, agama, dan nilai kebangsaan. Dengan begitu, upaya penanaman nilai agama, moral, dan nilai kebangsaan pada anak didik dapat mencapai sasaran pembelajaranaq”. Tutup Ketua DPC ipi Kota Pontianak ini
Dilansir @ipi-kotapontianak
2 notes
·
View notes
Text
DAY 5 : YOUR PARENTS
Oke mari kita mulai dari Bapa..
Kebetulan Bapa udah ngga ada. Beliau meninggal sejak Februari 2014 lalu saat saya masih muda belia wkwk ngga deh.. Beliau meninggal saat adik bungsu kami bahkan belum lulus SD.
Kalo Bapa masih ada saat ini, ingin banget bilang "ini lho pak, bapa udah punya cucu, sepasang lucu-lucu"
Semakin kesini dan semakin sering saya dan suami membicarakan soal kematian, saya malah sering berpikir hal-hal baik apa yang udah Bapa beri dan contohkan pada saya agar menjadi amal beliau yang tak terputuskan? Saya malah takut kalo ga ada sama sekali atau saya ga menyadari?
Saya ingat Bapa adalah sosok yang gampang marah heu.. Takut banget kalo beliau udah marah karena matanya akan melotot. Tapi beliau paling rajin bangun jam 2/3 pagi, sholat tahajud lalu nyuci baju sekeluarga. Iya Bapa tuh hobi-nya nyuci baju heuheu.
Bapa sosok suami yang tidak melulu minta dilayani istri. Sering bantu cuci baju sekeluarga bahkan masak nasi goreng sendiri yang nasi gorengnya lebih enak dibanding buatan Ibu.
Bapa sosok suami yang cuek dan ga bisa mengungkapkan rasa sayangnya lewat ucapan. Dia cenderung tidak menunjukan rasa cemburu yang bikin Ibu kadang agak keki juga haha..
Saat sakit yang paling saya ingat adalah beliau seperti menyerah untuk hidup lebih baik. Lebih banyak melamun dan terdiam kemudian tak semangat menjalani hari, lebih mudah emosional dari biasanya.
Bapa sering membelai kepala saya, membacakan doa-doa bahkan ketika jalan-jalan keliling kota di sore hari beliau banyak bershalawat sepanjang jalan.
Ibu adalah sosok wanita yang jarang sekali marah dan selalu sabar. Beliau selalu yang bangun paling pagi dan tidur paling malam bahkan seringnya tidur di mushola rumah.
Saat mengurus Bapa ketika sakit, saya tau Ibu yang paling kelelahan. Mengurus anak sekaligus bekerja juga dan mencari penghasilan tambahan untuk biaya berobat Bapa yang tak putus.
Ibu adalah sosok yang tak pernah menyerah dan paling berpikir positif dari beliau saya banyak belajar.
Bahwa rezeki tak kemana, makin banyak memberi makin banyak rezeki yang datang dalam bentuk apa saja. Beliau tak pernah menagih hutang yang dipinjam sodara-sodaranya, padahal gajinya segitu - gitu aja, membiayai sekolah dan kuliah 2 orang adik yang tidak murah harganya tapi anehnya selalu ada saja rezeki yang datang.
Ibu adalah sosok yang teguh pendiriannya bahkan saat itu beliau yang menolong Bapa terhindar dari kesesatan karena (mungkin) sudah putus asa.
Bahkan suami saya pernah nyeletuk kalo Ibu masih muda dia bakalan lebih memilih sosok Ibu saya buat dijadikan istrinya dibandingkan saya haha..
Bapa dan Ibu bukan sosok orang tua sempurna. Semakin saya tumbuh dan mengerti perlahan saya sadar bahwa banyak hal bolong yang belum mereka tambal di diri saya. Dulu, dalam beberapa hal saya tidak mau seperti mereka tapi makin ke sini saya menyadari dan berdamai dengan semua perasaan saya.
Mereka telah melakukan yang terbaik yang mereka tahu dan mereka bisa sejauh ini.
Walau sekarang saya sebagai orang tua sering kali merasa takut dalam bertindak dan takut mengubur berbagai fitrah dan potensi baik di dalam diri anak-anak.
Semoga saya bisa terus mengingat segala hal baik yang saya ingat dari keduanya dan melupakan segala hal yang kurang buruk dari keduanya.
9 notes
·
View notes
Text
Saya takjub sama Zaid bin Tsabit yang bisa expert di bidang bahasa dengan kurun waktu 19 hari doang.
Membandingkan dengan diri sendiri yang belasan tahun balajar bahasa inggris tapi masih anxiety..wkwkw
Yang paling bikin melongo itu kok bisa ya hanya dengan kurun waktu 19 hari?
Setelah saya telusuri, dengan pemahaman dan pengetahuan saya yang pas-pasan ini
Ternyata sebelum Zaid memutuskan untuk belajar bahasa, ia ingin ikut berjihad bersama Rasul, namun karena umurnya yang belum cukup dan terlalu belia untuk ikut berjihad, Rasulullah tidak mengizinkannya
Usut punya usut, Zaid terus menggali potensi yang dimilikinya, karena ia belum boleh ikut jihad, ia berpikir dengan cara apa yaa.. saya bisa berkontribusi?
Lalu dicarilah potensi yang dipunyainya, dan ketemu
Karena Zaid mudah dan cepet dalam menghafal kemudian ia tawarkan kemampuannya pada Rasulullah
Dan yeah, Rasul acc itu, dan Zaid mulai belajar bahasa Yahudi
Dari sini saya jadi belajar mengenai 2 hal yang pertama adalah "tujuan" tujuan itu sangat penting yaa untuk kita mau menjalankan sesuatu, jadi kemanapun kaki melangkah, yang penting tau tujuannya kemana.
Yang kedua yaitu "ketahui kekuatanmu" Allah SWT itu menciptakan manusia secara unik, jadi kita punya kekuatan kita masing-masing, gali terus sampai kita tahu, kekuatan apa yanh Allah titipkan pada kita, kemudian asah terus dan gunakan di jalan yang benar.
2 notes
·
View notes
Text
🌹Belajar dari Ibunda Zaid bin Tsabit Ra🌹
Siapakah sahabat Zaid bin Tsabit?sudah kenalkan kita sahabat Rasulullab yang satu ini??
Jika saat ini kita sedang menikmati indahnya bertilawah atau menghafal Al Qur'an. Maka dari sahabat inilah kita patut memberikan rasa terima kasih kita. Penulisan, pengurutan dan pengumpulan Al Qur'an dalam satu mushaf tidak akan terpisahkan dari sahanat Rasulullah Zaid bin Tsabit Ra.
Ia termasuk kaum Anshar. Ketika Rasulullah pertama kali di Madinah, Zaid bin Tsabit masih berusia 11 tahun.
Allah telah menolong umat ini melalui kecemerlangan intelektual Zaid bin Tsabit. Namun, mungkin tidak banyak umat Islam yang tahu, bahwa dibalik kecemerlangan Zaid bin Tsabit r.a. terdapat peran cerdas seorang ibu. An-Nawwar binti Malik r.a., adalah ibunda dari Zaid bin Tsabit. Beliau seorang diri mengasuh Zaid karena suaminya meninggal dalam suatu peperangan ketika Zaid bin Tsabit masih berusia enam tahun. Meskipun demikian beliau mampu mengantarkan putranya tersebut ke derajat yang sangat mulia, sehingga Rasulullah Saw, Abu Bakar ra, Umar bin khattab ra dan Utsman bin affan ra mengangkatnya menjadi sekretaris pribadi sekaligus menggantikan mereka melaksanakan tugas kenegaraan ketika sedang berhalangan.
Kisahnya menjadi sangat menarik untuk ditelaah dan dipetik hikmahnya serta dijadikan uswah ketika muncul banyak fenomena dimana keluarga mengesampingkan peran utamanya dalam mendidik anak. Pendidikan disubkontrakkan pada satu lembaga dan berharap keshalihan dan kecermelangan anak muncul dari lembaga tersebut bukan dari rumah, dari tangan kedua orangtuanya terutama ibu yang menjadi sekolah pertama dan utama bagi anaknya.
Kisah itu dimulai pada suatu hari ketika langit Madinah dipenuhi oleh ghirah juang para mujahidin, Rasulullah Saw dan para sahabat tengah bersiap-siap menuju medan perang Badar. Zaid bin Tsabit ketika itu masih berumur tiga belas tahun, namun ia tidak mau ketinggalan dalam membela agama Allah, maka ia pun mengambil pedang sang ayah yang telah meninggal dan menghadap Rasulullah hendak mendaftarkan diri bergabung dengan pasukan. Dengan menyeret pedangnya yang berat, dan pedang itu jauh lebih tinggi dari Zaid bin Tsabit saat itu, dengan penuh semangat Zaid menghampiri Rasulullah, meski tidak sanggup mengangkat pedangnya, semangatnya sungguh tinggi. Akan tetapi, di dalam peperangan yang sesungguhnya semangat saja tidak cukup, postur tubuh Zaid serta usianya yang masih terlalu belia membuat Rasulullah Saw tidak bisa menerimanya untuk bergabung dengan pasukan perang Badar.
Mendapati dirinya ditolak masuk ke dalam barisan mujahidin, Zaid muda menjadi sangat sedih. Harapannya untuk bisa berkontribusi bagi tegaknya agama Allah dan keberlangsungan negara Madinah yang baru dirintis pupus sudah, ia pun pulang ke rumahnya dengan berlinang air mata. Sesampai di rumah, ia menemui ibundanya tercinta an-Nawar binti Malik dan berkata, “Rasulullah saw melarangku berjihad.”
An-Nawar binti Malik adalah seorang ibu yang bijaksana, ia paham betul bahwa di dalam jiwa anaknya sedang berkobar semangat untuk bisa memberikan sesuatu bagi agamanya, ia tahu dengan pasti bahwa putranya sangat ingin mengabdi demi tegaknya Agama Allah. Namun sahabiyah yang mulia itu juga mengerti dengan jelas penolakan Rasulullah terhadap anaknya. Zaid jelas masih terlalu belia untuk terjun ke dalam suatu peperangan. Lalu apa yang dilakukan ibu yang bijaksana itu? Simaklah jawabannya kepada sang anak,
“Jangan bersedih, engkau bisa membela Islam dengan cara lain. Jika tidak mungkin dengan jihad ke medan perang, cobalah berjihad melalui lisan atau tulisan.”
Ibu yang baik tentu tahu kualitas, potensi, bakat dan keunggulan anaknya. Begitulah an-Nawar binti Malik, ia tahu bahwa putranya memiliki potensi intelektual yang menjanjikan. Zaid bin Tsabit adalah seorang anak yang cerdas. Oleh karena itu, ia mengarahkan anaknya untuk lebih mengembangkan potensinya sekaligus sebagai hiburan bagi anaknya yang tengah kecewa karena belum diizinkan bergabung di dalam sebuah peperangan. Negara Madinah tentu membutuhkan orang-orang yang cakap beretorika dan lihai bernegosiasi, belum lagi kemampuan baca-tulis masih merupakan barang langka waktu itu. An-Nawar binti Malik tahu bahwa putranya sangat mungkin menguasai kedua kemampuan penting itu. Ia lalu meyakinkan putranya seraya berkata,
“Engkau menguasai Al Qur’an dengan sempurna juga bisa menuliskannya, ini jarang terjadi pada saat ini. Engkau telah banyak menghafal Al Qur’an dengan hafalan yang baik. Oleh karena itu, mari kita pergi kepada Rasulullah Saw dan kita akan melihat bagaimana kita bisa menentukan potensi-potensi ini untuk membela Islam dan kaum muslimin.”
Tidak hanya memberikan motivasi, pada hari yang telah ditentukan bersama beberapa orang dari kabilahnya, an-Nawar binti Malik mengantarkan Zaid untuk bertemu Rasulullah Saw untuk melihat apa yang bisa dilakukan anak itu dengan potensi yang dimilikinya. Mereka berkata,
“Ya Rasul, anak kami Zaid bin Tsabit ini hafal 17 surah dari Al Qur’an dan dia membacanya dengan benar sebagaimana ketika wahyu itu diturunkan kepadamu. Terlebih lagi, ia pandai membaca dan menulis. Ia ingin agar dengan kemampuannya tersebut ia bisa dekat dan menetap denganmu. Jika engkau mau, simaklah bacaannya.”
Rasulullah Saw pun mempersilakan Zaid menunjukan kemampuannya, setelah mendengarnya beliau Saw terpukau dan mengakui kehebatan hafalan Zaid. Tidak cuma itu, beliau juga sangat menghargai kecakapan baca-tulis yang dimiliki remaja belasan tahun itu. Tanpa mempermasalahkan lagi umurnya yang belia, Rasulullah Saw kemudian memberikan amanah pertama kepada Zaid, amanah yang menjadi tonggak jihad pena yang tetap dia laksanakan bahkan setelah Rasulullah Saw wafat. Rasulullah Saw bersabda kepadanya,
“Wahai Zaid, pelajarilah kitab Yahudi untukku karena aku tidak bisa membuat mereka beriman kepada apa yang aku katakan kepada mereka.”
Tugas mempelajari kitab Yahudi yang diberikan kepada pemuda itu bukan hanya berarti ia harus berjibaku dengan diskursus perbandingan agama, ia juga harus mempelajari bahasa Ibrani, sebuah bahasa yang sangat penting ketika itu. Misi mendalami ideologi dan bahasa kaum Yahudi itu dilaksanakan dengan baik oleh Zaid bin Tsabit ketika ia berusia 13 tahun. Dalam waktu singkat, Zaid bin Tsabit berhasil menyempurnakan misi tersebut, bahkan ia mampu berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Ibrani seperti penutur aslinya.
Potensi yang dimiliki Zaid yang diperkenalkan oleh ibundanya mampu dibaca dan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Rasulullah Saw. Para sejarawan mencatat bahwa Zaid diperintahkan oleh Rasulullah untuk mempelajari bahasa Suryani. Bahasa ini termasuk bahasa yang populer pada zaman itu. Bahasa Suryani dapat dikuasai oleh Zaid kurang dari dua puluh hari. Sejak saat itu Zaid bin Tsabit aktif sebagai penerjemah bagi pemerintahan Islam Madinah, penulis wahyu, penulis surat, peserta perundingan antara kabilah-kabilah atau negara asing dengan negara Islam Madinah. Sekali lagi, semua itu mulai dia lakukan ketika ia berusia 13 tahun. Beliau tetap tekun melaksanakan semua amanah itu hingga masa kenabian berakhir, beralih kepada masa Khulafa Rasyidin. Bukan hanya handal di dalam bidang di atas, Zaid bin Tsabit juga dikenal sebagai sahabat yang ahli dalamfaraidh dan imam fikih penduduk Madinah.
Peran an-Nawar binti Malik di dalam kegemilangan karir, amal, dan jihad intelektual Zaid bin Tsabit tentu sangatlah besar. An-Nawar lah yang mampu membaca potensi anaknya, mengarahkannya dan mendukung anaknya semaksimal mungkin. Ia bahkan mengajak beberapa anggota kabilahnya menghadapkan anaknya kepada Nabi Muhammad Saw, seorang kepala negara, pemimpin ummat untuk menunjukan kemampuan anaknya. Tentu hal itu membangkitkan kepercayaan diri putranya. An-Nawar binti Malik adalah seorang single parent, tetapi itu tidak menjadi alasan baginya untuk berjuang membesarkan putranya dengan prestasi gemilang dari tangan sang ibunda.
Maka seorang ibu mempunyai tugas yang penting sebagi seorang coach dan fasilitator dalam perang pengasuhannya.
Sekali lagi kita diingatkan bahwa keshalihan anak bersumber dari kesalihan ibundanya. Maka dari diri kita sndirilah kita mulai belajar dan menata diri agar memperoleh keshalihan itu tentunya dengan izin Allah SWT.
Allahu a'lam
Ummu Salman,
Kep.Selayar
Sumber :
- Siroh 60 Sahabat Rasulullah SAW, Muhammad khalid Tsabit
- rubrik Uswah Majalah Tabligh edisi Rajab – Sya’ban 1433
3 notes
·
View notes
Text
Alien Child : Merilis Video Musik Single “No Trust, No Pain”
Photo doc. Alien Child
Duo musisi belia asal Nusa Penida-Bali, Alien Child, terdiri dari Aya Maranda (19) dan Laras Maranda (17) merilis video musik dari single terbaru mereka “No Trust, No Pain” terangkum dalam album Taksu Trilogy pada Rabu, 29 Mei 2019 di Kampus Elizabeth Internasional Denpasar. Video musik tersebut kini dapat ditonton melalui saluran Youtube “Alien Child” dan lagunya dapat didengarkan di kanal digital Spotify, iTunes, Deezer, Tidal, dan Apple Music.
“Lagu ini bercerita tentang seseorang yang sudah terlalu banyak disakiti oleh orang yang ia cintai, bahkan orang yang paling dekat dengannya bisa menjadi orang yang paling menyakitinya. It’s better not to trust anyone in order to feel no pain,” ujar Laras Maranda sebagai penulis lirik Alien Child.
Link Alien Child “No Trust, No Pain” Music Video https://youtu.be/LI3VK9XyhDM
“Taksu Trilogy” ini terdiri dari tiga buah lagu yang berkaitan satu sama lain, di antaranya: Taksu; No Trust, No Pain; dan Breathe. Lagu-lagu ini merupakan ungkapan perasaan kami sebagai remaja yang sedang berhadapan dengan realita kehidupan, setelah TAKEOFF (album pertama Alien Chid).
“Di sini, kami berupaya menyuarakan kesadaran tentang “self-love” kepada teman-teman muda; juga bagaimana kita menjaga hubungan yang baik dengan sesama. Kalau bisa jangan sampai ada “toxic relationship”, baik itu dengan keluarga, sahabat, kekasih, ataupun lingkungan sekitar, hehehe,” ujar Aya Maranda sebagai music arranger Alien Child.
Video Musik “No Trust, No Pain” dipersembahkan oleh ELIZABETH INTERNATIONAL dan MATAKARSA VISUAL. Sebagai sutradara Yudi Pranatha dan Laras Maranda, penulis skenario Laras Maranda, eksekutif produser I Nyoman Sukadana A.Md Par., S.E., produser Ketut Suarma, penata kamera dan editor Adi Artama & Alit Surya, BTS David & Ivan. Video musik ini didukung oleh Rumah Luwih Beach Resort Bali, Arinda, Silanada Foundation, Mercedes Benz Classic Club Bali. Lagu “No Trust, No Pain” diciptakan oleh Alien Child, aransemen Aya Maranda, mixing & mastering oleh Deny Surya.
“Elizabeth International dalam project video klip “No Trust, No Pain” ini menunjukkan komitmen yang jelas dalam sebuah rangkaian philanthropy project yang kesekian kalinya untuk mendukung talenta – talenta muda hebat Indonesia seperti Aya & Laras Maranda, dalam mengembangkan potensi terbaik di dalam diri. Genre musik dengan diferensiasi yang kuat ala Alien Child, selaras dengan apa yang selama ini menjadi spirit diterimanya Elizabeth International Hotel Management School di tengah-tengah masyarakat Indonesia," ungkap I Nyoman Sukadana A.Md Par., S.E, atau yang akrab disapa Coach Nyoman selaku Founder & CEO Elizabeth International Hotel Management School.
Lagu “No Trust, No Pain” diputar secara serentak pada 31 Mei 2019 di radio-radio wilayah Bali dan Nusa Tenggara, serta akan dilanjutkan dengan talkshow & tur radio. Mulai bulan Juni 2019, Alien Child juga resmi menjadi bagian dari Yamaha Artist – Yamaha Musik Indonesia. Alien Child meraih penghargaan “Pendatang Baru Terbaik” dan “Penata Musik Terbaik” (Aya Maranda) serta 4 nominasi lainnya untuk kategori Band/Duo/ Grup Terbaik; Album Terbaik; Lagu Terbaik; dan Lagu Terfavorit pada Anugerah Musik Bali (AMB) Awards 2019.
Alien Child telah tampil pada berbagai festival tingkat nasional dan internasional, semisal: Semarapura Festival, Nusa Penida Festival, Sanur Village Festival, Ubud Writers and Readers Festival, Ubud Food Festival, PICA Fest, Rumah Sanur Anniversary, Grand Final Puteri Indonesia Bali 2019, Langit Musik Festival, Yamaha Musik Indonesia - Java Jazz Festival 2019, dan lain sebagainya.
Facebook & Youtube: Alien Child / Instagram: @alienchildofficial / Twitter: @wearealienchild
[press release]
#alienchild#notrustnopain#Bali#new release#newreleases#newrelease#newreleased#new released#featured#features#feature
1 note
·
View note
Text
usia kamu masih belia, banyak harapan yang masih perlu diwujudkan. tetep semangat ya, walaupun sekarang tubuh kamu melemah dan gabisa merasakan lagi, aku yakin dibalik semua itu banyak hikmah. kamu lahir dari keluarga yang serba kecukupan dan sangat supportif, masih banyak hal yang bisa kamu coba di sisa hidup kamu. aku paham, kamu pasti belum bisa nerima keadaan dan masih menganggap dunia tidak adil, tapi kamu masih punya banyak potensi yang bisa dikembangkan. masih banyak hal yang kamu bisa lakuin, bisa bikin tersenyum suster misalnya. hehee katanya kamu jail bgt ya? aku tau kalo perasaan kamu mudah berubah dan sangat sensitif, aku sangat paham dan mengerti. intinya tetap semangat demi kesembuhan kamu sekarang.
-surat cinta untuk pasienku, penderita SCI (Spinal Cord Injury)
0 notes
Text
Pebalap Belia Astra Honda Racing School Ikuti Program Pembekalan Kelas Dunia
BALIPORTALNEWS.COM, JAKARTA – PT Astra Honda Motor (AHM) kembali menyelenggarakan program pembinaan pebalap muda Tanah Air melalui Astra Honda Racing School (AHRS). Tahun ini, para pebalap yang lolos seleksi mendapatkan menu latihan yang semakin komplit, mengadopsi program pembekalan yang biasa dilakukan pebalap hebat kelas dunia. Sebanyak 16 pebalap belia potensial berusia 11-16 tahun terpilih untuk mengikuti program AHRS dan siap untuk ditempa menjadi pebalap berprestasi di masa mendatang. Tak hanya mendapatkan teori dasar balap dari mentor berpengalaman, mereka juga mendapatkan porsi latihan fisik, mengendarai motor trail di arena flat track, hingga diuji mentalnya di arena balap sesungguhnya melalui Honda Dream Cup. Pendalaman materi pelatihan AHRS 2023 dibungkus dalam kegiatan camp selama empat hari, Selasa-Jumat (20-23/6/2023) memanfaatkan fasilitas AHM Safety Riding Park, Deltamas, Bekasi. Pola pelatihan dengan jadwal dan disiplin yang ketat diharapkan mampu membentuk mindset dan perilaku dengan mentalitas dasar yang tangguh untuk diterapkan sehari-hari, bahkan saat berlatih sendiri demi menjaga kondisi. Andra Aryasetya Ismaya (14), pebalap asal Nusa Tenggara Barat, merasa sangat bangga menjadi bagian dari AHRS 2023. Proses seleksi yang telah dilalui menjadi sebuah motivasi lebih baginya untuk bisa berlatih serius dengan tujuan menggapai mimpi sebagai pebalap profesional. "Pelatihan fisik dan motor di sini betul-betul membuka wawasan saya bahwa menjadi pembalap bukan hal mudah dan perlu berbagai pengorbanan. Harapan saya, semua ilmu di AHRS bisa saya terapkan dan menjadikan saya pebalap yang lebih baik lagi," kata Andra. Nelson Caeroli Ardheniansyah (12) asal Yogyakarta, yang bergabung AHRS di tahun kedua, merasakan pola pelatihan yang baru sangat menarik dan tentunya positif. Selain mengendarai sepeda motor seperti tahun sebelumnya, pelatihan fisik yang diberikan semakin menantang baginya. ”Berbagai gerakan yang diajarkan mudah untuk dipraktikkan saat kembali ke rumah. Semoga ilmu yang saya peroleh dapat mewujudkan mimpi saya sebagai pebalap MotoGP di masa depan,” ujarnya. Tempaan Atlet Muda Sebagai atlet muda, para siswa AHRS perlu peningkatan standar secara fisik. Setiap pebalap belia mendapatkan porsi latihan fisik yang mengadopsi gaya latihan para pebalap hebat kelas dunia dari Benua Eropa. Mulai latihan menggunakan sepeda, berlari, angkat beban, dan aktivitas gim lainnya. Mereka didampingi trainer profesional untuk mengawasi dan supervisi latihan. Para pebalap AHRS juga belajar teknik dasar sebagai pebalap yang baik. Terlebih, fokus pada ketahanan, kelincahan, dan mengontrol sepeda motor. Latihan ini dikemas dalam flat track program menggunakan CRF150R Special Engine, dan materi-materi tambahan lainnya. Di dalam kelas, 16 pebalap AHRS tahun ini dibekali teori dasar seperti mengetahui jenis-jenis kompon ban, suspensi, posisi berkendara, aturan balap, dan hal-hal kecil lainnya di balapan seperti bermacam jenis bendera petunjuk. Pengetahuan dasar ini akan berguna saat para rider beranjak ke balapan level yang lebih tinggi. Setelah semua bekal dasar tersebut didapatkan, para pebalap diberi kesempatan menerapkan semua ilmunya dalam ‘mini race’ untuk memberikan sesnsasi balap. Honda NSF100 dijadikan tunggangan untuk memberikan pengalaman mengendalikan sepeda motor berkarakter balap. Pada step selanjutnya, para rider akan merasakan langsung balapan pada ajang balap sesungguhnya dengan mengikuti Honda Dream Cup (HDC). Atmosfer balap penting didapatkan untuk mengasah mental, sekaligus mendukung HDC sebagai ajang event one stop racingtainment di Indonesia. Lulusan Kelas Dunia Dimulai sejak 2010, AHRS menjadi ajang pencarian pebalap belia Tanah Air yang konsisten mengantarkan mereka menjadi pebalap-pebalap berprestasi di ajang balap Asia dan dunia. Mario Suryo Aji yang saat ini bersaing di kelas Moto3 World GP, merupakan lulusan AHRS tahun 2016, sementara Fadillah Arbi Aditama yang saat ini bersaing di Eropa pada ajang FIM JuniorGP merupakan lulusan AHRS tahun 2019. Sebelumnya terdapat Andi Farid Izdihar dan Gerry salim yang merupakan lulusan AHRS tahun 2010. Tahun ini, tercatat 68 pendaftar mengajukan diri untuk bergabung dalam program AHRS. Setelah melalui seleksi administrasi dan pendaftaran ulang, terpilih 43 pebalap belia berusia antara 11-16 tahun yang berhak mengikuti proses seleksi hingga mendapatkan 9 pebalap. Mereka lalu bergabung dengan 7 pebalap lainnya dari program AHRS tahun lalu. Pembinaan dalam program AHRS bertujuan untuk semakin mematangkan skill pebalap belia Tanah Air sebelum terjun ke balapan sesungguhnya di tingkat nasional maupun internasional seperti Asia Road Racing Championship, FIM JuniorGP, hingga level dunia di ajang Grand Prix. Latihan intens dilakukan melibatkan instruktur-instruktur berpengalaman, yakni Gerry Salim, Wawan Hermawan, dan Sudarmono, serta Exy yang berperan sebagai pelatih fisik.(bpn) Read the full article
#AHMSafetyRidingPark#AHRS#AstraHondaMotor#AstraHondaRacingSchool#BaliPortalNews#Bekasi#Deltamas#Honda#HondaDreamCup
0 notes
Text
Seleksi Astra Honda Racing School Diikuti Ratusan Pebalap Muda Potensial!
Seleksi Astra Honda Racing School Diikuti Ratusan Pebalap Muda Potensial!
TerasBiker.com – Halo Sobat Bikers…PT Astra Honda Motor (AHM) kembali menyelenggarakan program pembinaan pebalap muda Tanah Air melalui Astra Honda Racing School (AHRS). Sebanyak 16 pebalap belia potensial terpilih untuk mengikuti program AHRS dan siap untuk ditempa menjadi pebalap berprestasi di masa mendatang. (more…)
View On WordPress
0 notes
Text
Ratusan Pebalap Muda Potensial Ikuti Seleksi Astra Honda Racing School
Ratusan Pebalap Muda Potensial Ikuti Seleksi Astra Honda Racing School
Ratusan Pebalap Muda Potensial ., salam pertamax7.com, Ratusan Pebalap Muda Potensial Ikuti Seleksi Astra Honda Racing School Link ponsel pintar ( di sini ) Salam Balap Mania Info resmi dari pulau Jakarta- PT Astra Honda Motor (AHM) kembali menyelenggarakan program pembinaan pebalap muda Tanah Air melalui Astra Honda Racing School (AHRS). Sebanyak 16 pebalap belia potensial terpilih untuk…
View On WordPress
0 notes
Text
Guntur gunawan tampil di Acara Launching Album Kompilasi Musisi Dumai
Dumai,Jendela Dunia- Kreatifitas memang harus selalu di asah, karya dan seni juga harus dipadukan agar menjadi sebuah nilai yang di minati. itulah yang disampaikan Guntur gunawan saat bertemu dengan JENDELA DUNIA di salah satu Cafe di Kota Dumai.
Seni musik memang sudah lama disenangi oleh guntur sejak belia, karena di masa remaja Guntur memang senang mengikuti event-event dan sejumlah parade musik diKota Dumai dan Pekanbaru. karena sibuk dengan aktivitas kerja dan kuliah perlahan-lahan kegiatan untuk tampil didunia musik sudah berangsur hilang, Namun hobi mendengarkan musik dan bermain alat musik hingga kini masih sering dilakukan walaupun sudah tidak seperti dulu lagi. gitar merupakan salah satu alat musik yang sering dimainkan Guntur karena sejak di bangku sekolah Guntur sering beraksi dipanggung dengan permainan lead gitarnya.
Di acara launching Album Kompilasi Musisi Dumai hari sabtu tgl 27 november 2021 Guntur membawakan lagu ciptaannya sendiri yang berjudul Jodoh Aku Cuma Kamu (JACK) di City Mall yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Daerah(DKD) Kota Dumai dan Komunitas Musisi Dumai (KOMID).
Saat Tampil di panggung Guntur tidak lagi sebagai gitaris namun sebagai solo vokalis yang diiringi Band additional (Ridho lead guitar, Amin basis, Riski drumer dan Arif di ryhtim) untuk mendengarkan lagu guntur dan grup Band lainnya sudah tersedia di Album CD kompilasi yang saat ini memang belum di edarkan secara luas. bagi Guntur musik adalah sebuah seni dan Hobi positif yang butuh diekspresikan, diasah dan perlu disalurkan untuk meningkatkan potensi serta bakat yang kelak bisa di jadikan profesi ataupun pekerjaan didunia seni, banyak orang mengganggap musik atau seni hanya sebatas hobi, tapi tidak sedikit juga yang menjadikan hobi musik sebagai profesi sampingan ataupun pekerjaan pokok ucap Guntur gunawan yang juga merupakan seorang Politisi Muda disalah satu Partai ini. Guntur berharap musik/band lokal perlu dikembangkan agar tidak hilang, jika perlu event-event seperti ini terus di dukung demi melestarikan kesenian daerah Kota Dumai,Khususnya seni musik.(TWS)
0 notes