Text
4 notes
·
View notes
Text
RTM: Mempercayai dan Menyerahkan
Tulisan ini tersusun dari sudut pandang seseorang yang baru menikah 4 tahun, masih terlalu dini dan kecil untuk pengalaman. Tapi percayalah, tulisan ini berasal dari kejujuran dan pengalaman singkatnya. Untuk teman-teman yang kelak akan menikah atau sudah menikah namun perlu sedikit bumbu.
Sepanjang perjalanan pernikahan nanti, kita akan memasuki sebuah realita yang dijalankan oleh 2 orang. Tidak bisa kita memaksa penuh keputusan tanpa mau menerima masukan dan saran, sebab nanti awak kapal akan kehilangan haknya untuk menasehati jika salah arah.
Saat mau menikah, pahami bahwa nanti kalian akan berbagi tugas dan amanah. Akan berbagi pekerjaan yang tentunya akan berbeda beban yang ditanggung, jangan membandingkan dan mulailah berbagi.
Jika pasanganmu nanti memilih peran sebagai ibu rumah tangga yang akan berputar pada dapur dan pekerjaan rumah, maka percayakanlah tugas itu padanya. Jangan meragukan apa yang sedang ia lakukan apalagi langsung mengkritik, sebab kamu tidak tahu alasan apa yang membuatnya mengambil pilihan itu. Jika memang ada pekerjaan dan tanggung jawab yang kurang pas menurutmu, maka diskusikanlah dengan baik dan mendengarkan alasannya. Kecil dan biasa, tapi dari situlah komunikasi itu akan mudah terbentuk, kepercayaan itu akan mudah melekat. Sebab kamu akan semakin tahu seperti apa pasanganmu.
Kebiasaan itu pula yang selalu kami jadikan pegangan, percayakan dan serahkan sepenuhnya apa yang menjadi tanggung jawabnya. Sebab kecocokan itu bukan 1 atau 2 hari dibentuknya, keserasian itu bukan 1 bulan atau 1 tahun disatukannya. Ia butuh keterbukaan dan hubungan komunikasi yang baik, ia butuh suplemen meningkatkan ibadah dari kedua belah pihak.
Semakin bertambah kualitas ibadah kedua belah pasangan, maka komunikasi itu akan semakin mudah didapat dan disampaikan, saat ada cekcok atau ketidaksepakatan dalam sebuah keputusan, maka ambillah jalan tengah dan maslahat yang lebih besar. Memang, akan butuh banyak kesabaran dan kelapangan hati soal menentukan keputusan dari kepala yang berbeda. Tapi dari situlah kebaikan itu akan bermula.
Soal mempercayai dan menyerahkan, maka lakukanlah yang terbaik untuk keluarga, bukan untuk pujian pasangan atau sanjungan keluarga. Sebab saat itu tidak kamu dapatkan maka sakit hati yang akan datang, usahakan semaksimalkan mungkin yang terbaik sebagai bentuk ibadah. Sebagai bentuk pengabdian pada suami dan istri, sebagai amanah yang harus benar-benar diberikan dan diselesaikan dengan baik.
Semoga Allah berikan kebaikan pada setiap orang yang menjalankan amanahnya dengan baik, pada setiap suami dan istri, pada setiap orang tua dan anak.
Bersambung.
@jndmmsyhd
365 notes
·
View notes
Text
Ada masanya kamu akan lebih memilih berhenti dan mundur, saat apa yang kamu kejar ternyata ia tidak menginginkan untuk dimiliki olehmu. Atau pada kenyataan bahwa apa yang dikejar ternyata tidak pantas lagi untuk kamu dapatkan.
Tidak ada yang sia-sia dari berjuang untuk sesuatu, sebab kamu tidak akan benar-benar kembali dengan tangan kosong. Ada hikmah dan pembelajaran untukmu kedepan, yang ternyata itu lebih berharga daripada pundi-pundi uang dan barang. Tidak ada yang bisa membeli sebuah hikmah kehidupan, sebab ia hanya bisa didapatkan dari melangkah dan berjalan, penuh kehati-hatian dalam setiap langkah dan keputusan. Ia mahal.
Nanti saat kamu benar-benar memilih untuk mundur dan berganti haluan, maka jangan sampai rasa menyesal lebih besar daripada rasa syukur. Tetaplah bersyukur dan berprasangka baik, tidak perlu lagi terlalu mengungkit atau membicarakannya. Cukuplah hatimu yang meneguhkan langkah, dari banyaknya kecewa dan semua yang mengolah rasa.
Hari ini aku pun sama denganmu, masih berusaha bersyukur dalam setiap keputusan dan langkah kehidupan, menjalani hari-hari dengan memperbaiki apa yang salah dari waktu yang terbuang. Aku sama denganmu, juga sedang memperjuangkan apa yang menurut hati dan jiwa layak didapatkan. Pada ketenangan hati dan ketenangan diri saat nanti mati.
Mari meneguhkan hati dan menguatkannya, menangis tidaklah mengapa tapi jangan terlalu lama karena ada langkah yang harus kembali dijalankan. Sebab semua percaya bahwa bahagia itu pasti ada masa dan waktunya masing-masing.
Meneguhkan hati.
@jndmmsyhd
731 notes
·
View notes
Text
Saling memantaskan diri srg saling melengkapi anu aya mah, da sadaya jalmi gaduh kekurangan.. kan dina Al quran oge saur Allah, "supaya kalian saling melengkapi"
0 notes
Text
RTM: Menyatukan itu bukan berarti menyempurnakan.
Nanti, saat kamu sudah menemukan dia yang mendapatkan hati dan juga dirimu, jangan terlalu berharap tinggi pada ekspektasi. Sisakan ruang kosong untuk menampung rasa "memaklumi".
Saat ekspektasimu terlalu tinggi, bisa jadi nanti mudah bagimu untuk kecewa. Maklumilah bahwa pasanganmu itu manusia yang salahnya selalu ada dan akan terus berganti kesalahannya, bahkan menyatukan dua hati bukan berarti menyempurnakan semuanya, jika sudah sempurna maka tidak akan ada yang namanya saling memaafkan kesalahan dan saling mengingatkan soal kelalaian.
Bagimu yang sedang menunggu atau mencari, perbaikilah dirimu sembari mengusahakan untuk menjemput dan dijemput. Bagimu yang sedang berlayar dengan kapal dan nahkodanya, salinglah memperbaiki dan menasehati dengan sebaik-baik kata dan perilaku, pasanganmu layak mendapatkan pengingat tanpa melukai.
Perjalanan ini, jika tidak karena mencari pahala dan berkahnya Allah, akan mudah bagi kita untuk marah dan mencaci, mudah bagi kita untuk mencela dan mengganti. Niatkan saja semuanya untuk Allah, soal apresiasi atau tidak itu urusan belakang, yang terpenting adalah apresiasi Allah dengan pahala yang kamu dapatkan. Entah atas perjuanganmu melayani, atau mencari dan menunggu dengan menjaga diri.
Menyatukan itu tidak harus menyempurnakan, tapi membersamai dalam perjalanan dan mengobati luka perjalanan bersama-sama. Memadamkan api jika salah satu ada yang terbakar, menghangatkan hati jika salah satu ada kedinginan karena emosi yang selalu bergejolak.
Menikah itu perlu ilmu, bukan hanya ilmu biologis. Tapi ilmu menata hati dan rasa, menata marah dan bahagia, menempatkan cemburu dan perhatian pada tempatnya.
Selamat bertumbuh.
@jndmmsyhd
1K notes
·
View notes
Text
Saling mendoakan yg terbaik saja ya.. Serahkan semua kpd Allah.. Mudah - mudahan segala hajat Allah ridhoi.. Aamiin
0 notes
Text
APAPUN SEKOLAHNYA, YANG PENTING ORANG TUANYA
Oleh : Hilmi Firdausi
Sebagus atau semahal apapun sekolah anak-anak kita, sama sekali bukan jaminan untuk menghasilkan anak yang sholih dan sholihah, anak yang berakhlaqul karimah.
Saya berkata ini karena sudah hampir 15 tahun mengelola lembaga pendidikan, berinteraksi dengan banyak stakeholder pendidikan, bergaul dengan berbagai kalangan dari dunia pendidikan...
Sehingga bisa mengambil sebuah kesimpulan, bahwa SEKOLAH TERBAIK ADALAH KELUARGA, terutama untuk anak-anak sampai dengan usia SD.
Adalah sebuah kemustahilan jika kita mengharapkan anak-anak kita "berakhlaq baik" sedangkan di rumah orang tuanya :
● sering bertengkar
● sering marah-marah
● sering berkata kasar
● cuek pada anak2nya.
Juga menjadi "Mission (almost) Impossible" jika mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang taqwa, rajin sholat (berjamaah di Masjid bagi yang pria), mampu menghafal Qur'an dengan baik, semangat dalam menuntut ilmu terutama Ilmu Agama
Jika orangtuanya :
● cuek terhadap agama
● Ayahnya malas sholat berjamaah di Masjid,
● Bunda juga seringkali sholat tidak di awal waktu.
● Ayah Bunda malas menuntut Ilmu Agama, menghadiri Kajian-kajian keislaman.
●Ayah Bunda jarang berinteraksi dengan Al-Qur'an,dsb dsb.
Perlu sahabat semua ketahui,
"Panutan anak-anak adalah orangtuanya, bukan gurunya"
Sebagian anak-anak bahkan bercita-cita ingin seperti orangtuanya.
Ayah bagi seorang anak laki-laki adalah role model, sedang bagi anak perempuan Ayah adalah "first love" mereka.
Bunda... Terlebih seorang Bunda, baik anak laki-laki dan perempuan banyak yang menjadikan sosok bundanya sebagai "malaikat pelindung".
Satu rahasia kecil, para ulama dan orang bijak terdahulu jika mendapati anaknya berbuat kurang baik, berkata tidak jujur, sulit diatur... maka mereka pertama akan menyalahkan diri mereka sendiri, bahkan menghukum diri mereka sendiri..
Kenapa anak-anak saya bisa seperti ini?
Apakah saya telah berbuat dosa?
Apakah ada makanan haram yang saya berikan untuk anak-anak saya?
Itulah sejatinya orangtua yang baik. Setiap ada kejadian yang kurang mengenakkan tentang buah hati, mereka langsung bermuhasabah, bukan menyalahkan si anak, bukan menyalahkan orang lain, bukan mengkambinghitamkan sekolah dan lingkungan, walau secara keseluruhan ada juga faktor-faktor pemicu kenakalan anak-anak kita, namun "Faktor terbesar adalah kelalaian orangtuanya".
Jadi, memang baik mencari Sekolah yang terbaik untuk buah hati kita, namun lebih dari itu semua...
"Mari kita sebagai orangtua belajar menjadi guru kehidupan buat anak-anak kita."
Guru yang akan terus dikenang baik dan buruknya oleh anak-anak kita. Guru yang tidak hanya mengantarkan anak-anak ke gerbang wisuda, tapi lebih jauh mengantarkan mereka masuk ke gerbang Surga.
Maha benar firman Allah SWT dlm QS At-tahrim (66) : 6.
"Wahai orang-orang yg beriman ! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yg bahan bakarnya adl manusia dan batu; ...."
Jadi kunci utama pendidik anak itu orang tua. Baik buruknya bersumber dari keluarga.
Semoga kelak anak-anak kita menjadi sholih dan sholihat.. Aamiin🙏
--------------------------------------------------
Menjadi refleksi untuk diriku pribadi. Tatkala rasa untuk menyegerakan itu hadir. Coba pikirkan ulang persiapan apa yang sudah diri ini siapkan? Sudah siap bertambah peran dll? Maka saat semua per-uwuan menguap begitu saja. Jangan sampai memutuskan melangkah tanpa pertimbangan yang matang. Membedakaan hanya sekedar ingin atau sudah benar mampu dan harus.
Nanti kalau menikah setiap hari adalah ujian. Kau kan temui pernak pernik unik rumah tangga yang tak kau duga sebelumnya. Bekalnya untuk meminimalisasi semua resiko yang mungkin terjadi adalah kuatnya iman dan banyaknya ilmu. Maka sebelum ganjil itu tergenapi maksimalkan perbaiki diri dan kedekatan pada Allah sembari menambah dengan ilmu lainnya.
Dan aku ingat satu pesan ini,
"Menyiapkan generasi terbaik dimulai ketika ia seorang wanita itu balig dari situ rahim dididik untuk senantiasa taat pada Allah dan menjauhi larangn-Nya."
Jika belum sanggup Islam sudah menyiapkan solusinya. Yaitu puasa. Puasa yang akan menjaga diri dan melemahkan nafsu.
Jadi kan belum ada calon, ilmu masih sedikit, masih belum selesai dengan diri dan sepertinya belum mampu. Ya, sudah puasa dulu.
Nb. Pengingat diriku sendiri
S&k berlaku
111 notes
·
View notes
Text
Muhammad bin Ali bin Al Husain rahimahullaah berwasiat kepada putranya :
"Wahai anakku, jauhilah olehmu sifat malas dan banyak mengeluh. Sesungguhnya, kedua sifat itu merupakan kunci dari segala keburukan. Apabila engkau malas, niscaya engkau tidak akan mampu menunaikan kewajibanmu. Apabila engkau banyak mengeluh, niscaya engkau pun tidak akan sabar dalam menunaikan kewajibanmu itu."
— Jawahir Shifatush-Shafwah 🍃
1 note
·
View note
Text
Tentang Perbedaan di Antara Kita
@edgarhamas
Kita berbeda. Tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi. Warna kita beraneka. Asal-usul kita juga dari banyak corak. Pilihan afiliasi kita, partai yang kita dukung, sampai klub bola yang kita semarakkan.
Itulah kenyataannya.
Tapi begini: banyak yang menjadikan perbedaan sebagai pembenaran untuk berpecah belah. Padahal kedua diksi itu memiliki makna yang berbeda. Perbedaan itu wajar. Perpecahan itu tidak wajar. Perbedaan itu fitrah, perpecahan itulah yang jadi masalah.
Aku hanya ingin membisikkan satu hal buatmu, jika memang generasi di atas kita lelah dan kepayahan karena perpecahan yang mereka buat sendiri, aku bermimpi tentang hari depan yang lebih bijaksana. Tentang generasi yang tahu bahwa berbeda adalah hal biasa, dan tidak membiasakan untuk mencari titik beda lalu melunturkan titik temu.
Kita, bisa mengenal dan berteman dengan siapa saja. Ormas, partai, afiliasi, mazhab; bisa saja berbeda. Tapi akidah menyatukan kita di atas yang lain.
146 notes
·
View notes
Text
Pertanyaan yang sudah terdengar lumrah, doakan saja.. Nikmati setiap masa, langitkan syukur dan luaskan sabar. Semua punya masanya, dan tak melulu sama. Tangkaipun tak berbunga secara bersama kan?..
بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما في خير.. 🌹🌹🌹
Jarang - jarang poto berdua.. semoga cepat nular yak 💕
0 notes
Text
🧕🏻 : "Mak, nahanya abi mah sesah bobo tos bade saminggon?"
👵🏻 : (Ngelirik liat wajah) "ah eta mah hayang balik, sono ka imah, geus lila teu balik"
🧕🏻 : Hehe.. (Mikir dulu bentar, iya juga sih😂)
.
.
.
Hatinya diperkuat ya, jangan sampai menggoyahkan pondasi yang mulai kokoh. Semua ada masanya, rindu kan bertemu. Walau tidak sekarang, di lain waktu ya. Pasti, nikmati saja setiap masa..
Kalau sedang bertemu, nikmati.. Lepas seluruh rindu itu..
Dan ternyata benar.. Setelah sampai di rumah, bisa merasakan indahnya tidur.. 😁
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات.. 🌷
Emak.. Pelengkap saat mamak tak didekat, semoga selalu sehat 🤍
.
.
.
— sedikit tentang rindu —
0 notes
Text
Dari Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi radhiallahu’ahu, beliau bertanya kepada Nabi:
يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ
“Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya.” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya hasan)
Mak.. Maafkan jika tak ada hari khusus untuk membuatmu spesial.. Itu terlalu sebentar
Karena, setiap saat itu spesial untuk mu. Saat - saat panen pahala, cinta kasih, menyurah segala bakti tanpa kenal hari..
Berbuat baiklah..
— أنا أحبك في الله.. 💕
0 notes
Text
Kalau ga bablas ya awalan 😂
لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين..
0 notes
Text
♪Matematika
Tidak mengandalkan perasaan, gunakanlah logika. Semuanya tentang angka. Salah selangkah, tak menjamin langkah berikutnya kan terbetulkan.
Tambah, kurang, kali, bagi.. Dahulukan yang terkuat, bukan mengasingkan si lemah, tapi tuk meluruskan perjalanan. Semuanya berperan, dilarang baperan. Ambil posisi masing - masing, mari berjalan beringan, sampai selamat ke tempat tujuan..
Positif - negatif, semoga bisa membuat mu lebih jernih, membeda antara ke duanya..
Pelajaran terfav dari sejak SD - SMP. Berharap jadi bagian yang menebar kesukaan terhadap angka..
Begitu suka, sampai pada saat menginjak ke jenjang yang lebih sedikit, goyah sudah..
Angka - angka mulai berirama. Hilang satu nol, celaka sudah.. burung burung berputar membawa bintang di atas kepala
Angka yang tak bisa ditebak.. Kini, yang betul betul fasih, kembali ke urutan tempo dulu. 1, 2, 3, ... , 10 terus mengulang :'
— Mari bersahabat lagi
0 notes
Text
Semerdu irama dengkur, diiringi sautan manja kawan melata, meramaikan tiap malamnya..
Semilir malam.. Terjaga, menjeda, sedikit berbeda.
Menenangkan jiwa.. Harap harap terputus sudah, tersisa harap penuh padaNya.
Teringat, beberapa nasihat..
"Padahal kita tahu, semua terjadi atas kesalahan diri sendiri.. Karena, Allah tidak akan mendzalimi hambaNya. Allah bersama prasangka hambaNya. Allah tahu yang terbaik untuk hambaNya. Yang sering diabaikan, tentang rahasia indah Allah, selepas kesulitan itu.
Perlu diistighfari, taubati oleh diri.. Kalau lah suatu saat tak meraihnya hati mu sesak, tak mau menjalan, tengoklah lagi hati.. Apa benar semua itu karenaNya? Atau malah karenanya? Ya kadang kita tak tau apalagi rencanaNya, merasa tak adil dengan semuanya (astaghfirullah). Tapi tidak, kita malah dibikin meleleh atas semua rencana indahNya..
Dan harus yakin ya kalau sesuatu hilang dari kehidupan, yang Allah ambil dari hidup kita, pasti akan Allah ganti dengan yang lebih baik. (Janji Allah). Maka bersyukurlah atas semuanya"
Allah Maha Baik untuk setiap takdir, tak ada yang main - main yak, apalagi sampai iseng.
"Nikmati.. Nikmatilah di saat waktu bisa mengadu sepuasnya. Menangis? Tak apa, rasakan benar - benar. Bisa berdua manja denganNya. Semata - mata karena Dia benar - benar sayang.."
Kan ada masa, kenapa harus bersyukur untuk hari ini..
الحمد لله على كل حال ونعمة.. ❤️
Terakhir,
Nasihat terbaik ada pada syari’at, quran dan hadist. Pada dasarnya rasa suka dan harap itu fitrah manusia yang wajar. Namun yang perlu diperhatikan adalah dampak dari rasa dan harap tersebut menyebabkan tindakan / sikap apa setelahnya.
Maa syaa Allah, jazaakumullaahu khayran nasihat - nasihat hebatnya..
— Mohon maaf lahir dan batin 🙏 —
0 notes