Tumgik
#pesta demokrasi
rasiooid · 4 months
Text
120 Anggota Panwascam di Kabupaten Bogor Dilantik, Cuma 22 Orang Saja Diisi Wajah Baru
RASIOO.id – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bogor melantik sebanyak 120 orang Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) untuk mengawasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024. Ketua Bawaslu Kabupaten Bogor, Ridwan Arifin memaparkan bahwa dari 120 Panwascam itu 20 diantaranya merupakan wajah baru. Ia berpesan, para Panwascam yang baru dilantik agar melakukan sumpahnya demi menjaga…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
tangerangraya · 8 months
Text
Pastikan Hak Pilih, DPR Berencana Bentuk Kebijakan Libur Jelang Pencoblosan
Politik – Anggota Komisi II DPR RI dari PDI Perjuangan, Endro Siswantoro Yahman mengaku angka golongan putih (Golput) pada gelaran Pemilu, sebab kurang pahamnya masyarakat soal nasib bangsa selama lima tahun ke depan. “Meningkatnya Golput karena apa? Masyarakat itu tidak paham dan belum sadar kegunaan memilih untuk nasib lima tahun ke depan,” ujar Endro, ketika menggelar kunjungan di Kantor…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
sumbartodaynews · 1 year
Text
Pesta Demokrasi Pemilihan Ketua OSIS SMA Negeri 1 Koto Baru Berjalan Sukses.
Pesta Demokrasi Pemilihan Ketua OSIS SMA Negeri 1 Koto Baru Berjalan Sukses.(Dharmasraya), sumbartodaynews.com — Kamis (21/09/23) SMA Negeri 1 Koto Baru melaksanakan pesta demokrasi Pemilihan Ketua OSIS SMA Negeri 1 Koto Baru Priode 2023/2024. Pemungutan suara dilakukan dengan sistem demokrasi lansung. Pemilihan dibuka mulai  Kamis 21 September 2023 pukul 08.00 WIB sampai selesai kisaran pukul 10…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
realita-lampung · 2 years
Text
Pesta Demokrasi, Warga 02 LK 04 Kelurahan Tanjung Hapan Gelar Pemilihan Ketua RT 
KOMPAK, warga di RT 2 Lingkungan 04 Kelurahan Tanjung Harapan Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung menggelar pesta demokrasi dengan melakukan pemilihan secara langsung untuk Ketua Rukun Tetangga (RT).  Pemilihan Ketua RT 02 LK 04 Kelurahan Tanjung Harapan yang diikuti oleh tiga orang calon itu berlangsung di kediaman Ketua LK 04, Muhammad Ngadimin di Gang Pandawa…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
tvpapua-blog · 2 years
Text
Diklaim Sebagai Pesta Demokrasi Terseru, BEM Uncen Siap Kawal Pemilu 2024 Tanpa Anarkis
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Cenderawasih (Uncen) Simon Wantik/ Istimewa tvpapua.com, Jayapura, 28/01 Jayapura –  Ketua  Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Cenderawasih (Uncen) Simon Wantik  mengklaim, bahwa Pemilu 2024 mendatang bakal menjadi pesta demokrasi terseru dari tahun-tahun sebelumnya. “Karena Pemilu 2024 nanti itu akan berbeda sehingga kami dari BEM…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Jelang Pesta Demokrasi Serentak 2024, Ini 5 Arahan Penting Presiden Jokowi Untuk KPU
Jelang Pesta Demokrasi Serentak 2024, Ini 5 Arahan Penting Presiden Jokowi Untuk KPU
HARIANSOLORAYA.COM, JAKARTA || Presiden Joko Widodo menghadiri Rapat Konsolidasi Nasional Kesiapan Pelaksanaan Pemilu Serentak Tahun 2024, yang digelar di Ancol Beach City, Jakarta, pada Jumat, 2 Desember 2022. Kepala Negara memaparkan lima arahan yang penting dilakukan oleh jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjelang pesta demokrasi terbesar dan serentak pada tahun 2024 mendatang. Arahan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
maitsafatharani · 8 months
Text
Terimakasih, Pak Anies.
Barangkali, itu kalimat pertama yang ingin aku ungkapkan, jika ditanya tentang kesan di Pemilu 2024.
Terimakasih ya Pak, sudah berjuang untuk maju, menjadi salah satu calon presiden yang membuat kontestasi Pemilu terasa lebih ada 'ghirah'nya.
Jujur, di 2014 dan 2019, rasanya jengah sekali. Setiap membuka medsos, isu-isu SARA yang menjadi bahasan. Kampanye yang begitu-begitu saja, membuat bosan untukku pribadi melihat perjalanan kampanyenya. Karena paling ya, begitu saja tren-nya. Blusukan ke warga-warga, kampanye di atas pentas sembari bermonolog di bawah terik matahari, juga bagi-bagi amplop *eh.
Di 2024, Pak Anies dan tim menciptakan atmosfer yang berbeda. Desak Anies dan Slepet Imin, menjadi model kampanye yang berani tampil beda di sejarah pesta demokrasi Indonesia.
Dalam Desak Anies dan Slepet Imin, terjadi dialog antara capres-cawapres, dengan audiens. Audiens bisa menanyakan apa pun, bahkan mengadukan keresahan apa pun.
Ini menarik.
Melihat bagaimana para calon pemimpin kita berdialog dengan rakyat biasa maupun para mahasiswa, yang penuh dengan keluhan dan kritik yang beraneka ragam. Gaya kampanye ini meruntuhkan gaya konservatif, dan aku tidak bisa bilang tidak, gaya kampanye ini adalah gaya yang mendidik rakyat.
Buatku pribadi, ini mengagumkan. Bagaimana capres-cawapres bahkan memperhatikan bagaimana strategi dalam berkampanye. Memperhatikan bahwa proses pesta demokrasi, bukanlah sekedar pesta untuk yang akan maju mencalonkan diri. Tapi senyatanya, pesta demokrasi haruslah dirasakan sebagai 'pesta' oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Meski tidak bisa langsung mengikuti agenda Desak Anies, aku adalah salah satu pendengar setia rekamannya di Youtube. Pak Anies selalu menyampaikan di setiap dialog, bahwa Desak Anies adalah cara paslon 01 menawarkan 'cara berpikir' mereka. Menurut beliau, rakyat harus tahu bagaimana cara pemimpinnya membuat keputusan, dimana keputusan lahir dari cara berpikir. Menurut beliau lagi, pemimpin itu tugasnya membuat keputusan, maka sudah seharusnya rakyat memilih pemimpin dengan cara berpikir yang paling relevan. Aku semakin kagum dengan strategi beliau.
Terbayang, menghadiri berbagai dialog pasti adalah hal yang menguras pikiran dan tenaga. Belum lagi jika ada kritik-kritik yang perlu dijawab, betapa melelahkannya. Tapi Pak Anies dan segenap tim, tetap memilih proses yang 'out of the box' ini demi mendidik rakyat dalam proses pemilu. Selain juga pasti ada misi menjaring suara.
Pak Anies, kuakui adalah sosok yang memiliki kelebihan dalam public speaking nya. Beberapa pihak bersentimen negatif, menyebut kelebihan ini sebagai 'omon-omon' belaka, atau 'janji manis' tanpa eksekusi nyata. Beberapa juga berpandangan, orang yang ucapannya manis di mulut, tidak selalu baik dalam bekerja. Tapi, kurasa itu logika yang tidak selalu benar dan tidak bisa dipukul rata. Kecerdasan berbicara tidak berarti payah dalam kerja nyata. Tidak bisa dihakimi begitu saja. Dan lagi, rekam jejak selama Pak Anies menjabat Gubernur Jakarta pun dapat kita pelajari di berbagai platform media sosial.
Ada lagi yang menarik menurutku. Performa Pak Anies saat debat. Aku kebetulan menyimak debat ketiga secara live via Youtube. Disana, Pak Anies tampak begitu 'menyerang'. Jujur, sebagai orang yang tidak suka dengan konflik, aku agak jengah menonton serangan demi serangan tersebut. Tapi, secara jernih aku mencoba berpikir. Acaranya ini judulnya debat, lagipula saat itu temanya adalah pertahanan, dimana salah satu paslon adalah juga menteri pertahanan. Wajar kalau terjadi kritik yang pedas, dan harapannya yang bersangkutan piawai dalam menjawab. Namun, seperti yang kita lihat dan saksikan sendiri, yang terjadi justru sebaliknya. Ah, sepertinya tidak perlu kujelaskan, netizen bisa menilai sendiri dengan mindsetnya masing-masing :)
Aku tersadar, bahwa saat itu Pak Anies sedang menjalankan peran, sebagai seorang kontestan yang berdebat. Terimakasih Pak, sudah menjalankan peran sesuai dengan situasinya.
Lalu tentang visi-misi. Aku belum membaca dokumen visi-misi paslon secara lengkap. Tapi beberapa kali, aku melihat postingan yang mengutip visi-misi dari para paslon. Dan, aku melihat hampir di setiap aspek, Pak Anies selalu memiliki visi-misi yang digagas. Di isu kesehatan, ekonomi, sampai diaspora pun beliau tuangkan gagasan. Dokumen visi-misi yang lengkap ini amat membantu jika kita ingin mencari isu yang menjadi fokus kita. Dan rata-rata mostly isu-isu tersebut ada di dokumen paslon 01.
Tidak hanya itu, muncul juga berbagai gerakan organik seperti aniesbubble, humanies, senimanbersatu, dll yang mendukung perjalanan kampanye Pak Anies. Pak, rasanya saya susah membayangkan gerakan-gerakan seperti itu terbentuk jika tidak ada ketulusan (apalagi tanpa bayaran), karena satu tujuan menginginkan perubahan.
Oh ya, aku juga respect dengan para pendukungnya yang tetap objektif meski mendukung paslon AMIN. Contohnya, pada saat debat cawapres. Patut diakui Cak Imin masih sangat blunder ketika itu. Tapi, para pendukung mengkritik dan menasihati, bukan menutup mata atas kekurangan itu. Dan alhamdulillah, Cak Imin pun terbuka dan menerima kritik. Di debat berikutnya, performanya lebih baik daripada sebelumnya. Membayangkan Indonesia dengan pempimpin yang terbuka, berkepala dingin, mampu memproses (bukan hanya menampung lalu jadi angin lalu) kritikan, luar biasa sekali rasanya.
Pak Anies, aku berharap, apapun yang terjadi selepas Pemilu, Pak Anies tetaplah menjadi Pak Anies yang seperti ini. Pak Anies yang menginspirasi, dan terus menyuarakan suara rakyat, terlepas apa pun pilihan politik Pak Anies. Aku sudah di titik pasrah dengan hasil Pemilu. Pak Anies terpilih ataupun tidak, Allah sudah mengaturnya, bukan.
Namun, setidaknya rakyat mendapat pendidikan yang berharga sepanjang perjalanan pesta demokrasi ini. Dan semoga, terus terdidik dan naik kelas demokrasi di Indonesia.
Pak Anies, terimakasih karena banyak kalimat Pak Anies yang menggugah dan terngiang di banyak orang. Aku jadi teringat salah satu ayat Al Quran,
Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit (QS. Ibrahim ayat 24).
Salah satu kalimat yang aku ingat dari Pak Anies adalah saat Pak Anies membicarakan prinsip kebijakan. Kata beliau, "Membesarkan yang kecil, tanpa mengecilkan yang besar.". Maknanya, dalam sekali. Dan kalau itu menjadi basis dari setiap kebijakan, rasanya Indonesia Adil Makmur untuk semua bisa terlaksana.
And, the last. Terimakasih Pak Anies, sudah menggerakkan saya untuk menulis. Baru pertama ini, saya mendukung dan memilih calon pemimpin sampai dituangkan dalam sebentuk tulisan.
Semoga, Allah memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
277 notes · View notes
iffanf · 8 months
Text
Buat yang Penting Jangan Kosong Dua
Buat diri yang capresnnya kalah.
Tapi aku sama sekali kali ga menyesal kalau pilihanku ga menang. Ini bukan hanya sekadar menang atau kalah. Tapi juga tentang memberikan hak suara.
Suara kita itu berharga.
Kita udah melakukan tugas kita sebagai warga negara dengan menjalankan demokrasi. Ada yang menang, ada yang kalah. Setidaknya kita sudah berbuat untuk Indonesia.
Kalau kalah, ya udah jalannya memang begitu. Yang penting kita udah ikhtiar, kan. Hal-hal diluar kuasa kita, biarlah Allah yang memiliki rencana yang terbaik. Kek, ya udah, dinikmati aja siapa presiden yang terpilih. Kalau ga beres tinggal kita teruskan ikhtiar dengan cara kita masing2 yang bisa dilakukan; gugat, kritik, aksi, menulis opini, apapun lainnya.
Kita sedang memilih calon presiden dengan opsi2 terbaik menurut kita. Kita sama-sama tahu, 3 paslon yang ada ngga ada yang bener-bener ideal. Masing-masing punya plus minusnya seperti ramai di media sosial, di pembicaraan antar tetangga, di pasar, di kantor, di jalan, di mana-mana. Tiap kita sudah menganalisis kecenderungan yang paling sedikit mudhorotnya. Tentu tiap kepala perhitungannya berbeda, toleransi plus-minus paslon masing-masing orang berbeda. Ga ada pasangan yang pas, ideal, sempurna. 50:50 umumnya. Jadi kita sudah berusaha, berpikir dan memilih sebaik-baiknya buat Indonesia. Ga ada yang sia-sia. Ya memang begini namanya demokrasi.
Yang penting kita memilih dengan penuh kesadaran. Menimbang segala konsekuensi dan kapabilitas mereka. Bukan memilih hanya karena sekadar ikut-ikutan, hanya karena trending/viral, atau hanya karena hal-hal receh diluar substansi.
Jadi kita pun ga tahu, yang memenangkan pesta demokrasi nanti akan mewujudkan realita yang seperti apa. Ga menutup kemungkinan, bisa juga, kan, yang bukan pilihan kita ternyata kerjanya bagus dan baik. Toh, kita belum lihat kerja nyatanya. Masih bisa kita bantu usahakan dengan doa 😁
Jangan terlalu kaku sama pilihan kita, ingat ini politik. Kita bela setengah mati pakai hati, pakai emosi, eh, dilain waktu mereka bisa jadi bersatu, berkoalisi, dengan retorika alasan yang meyakinkan. Padahal mah ada aja target kedudukan, jabatan, uang, atau lingkaran jaringan, atau memang buat kebaikan(?) Hmmm, sok baik sangka. Politik gaesss, jangan kagetan hah hoh hah hoh. Kita di bawah baku hantam, mereka yang di atas lobi2, bagi2, simbiosis mutualisme, bisa jadi.
Jadi, santai aja. Yang menang biarlah menang. Yang kalah jangan patah hati. Tetap awasi sebagai warga negara yang berdemokrasi. Jangan apatis. Jangan diambil hati apalagi emosi sama rekan sendiri. Besok sudah kerja kembali untuk menghidupi diri.
14/2/24
14 notes · View notes
akunkuini · 8 months
Text
14:02:2024
Bagaimana pesta demokrasi tahun ini?
Pilihanmu masih aman-kan? Jangan² kamu golput ya?
Jujur sih jangan sampai golput, kalau-pun nanti yang jadi bukan pilihanmu, setidaknya kamu sudah mengambil pilihan yg menurutmu benar.
Jangan kecewa ya,
Apalagi sampe marah sama Tuhan, dengan meragukan ketetapannya.
Jangan ya 🤗
Siapapun yang menjadi pemimpin nantinya untuk Indonesia, mari kita berdoa
Semoga amanah dan bertanggungjawab dalam tugasnya
Semuanya sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Apapun yang menjadi ketetapan dalam Takdir hari ini dan yang akan datang, Insyaallah itu ketetapan terbaik dari-Nya.
Indonesia semoga berubah lebih baik, lebih mengayomi rakyat dan jangan sampai pemerintahnya anti kritik, pemerintah dan politikus harus menerima masukan rakyatnya. Tanpa Rakyat, Pemerintahan bukanlah siapa-siapa.
3 notes · View notes
bbtablog · 7 months
Text
Wadasmalang, demokrasi dan sentuhan sederhana
Sore ini, tak seperti sore kemarin yang mendung. Kendaraan ramai berlalu lalang. Lampu-lampu kendaraan mulai di nyalakan. Orang-orang bergegas pulang menemui diri mereka yang lain di rumah. Si tukang sekoteng berhenti sejenak untuk menemui Tuhannya lantaran suara adzan menggema saat ia tiba bersama gerobaknya di depan masjid. Tetangga berkumpul bercengkrama merayakan perjumpaan.
 
Saya mengambil laptop. Duduk didepan teras kos. 
Sengaja, saya memasang musik. Ini play list dari youtube. Judulnya “musik klasik untuk menulis”.
Cuaca cukup segar. Angin sepoi-sepoi menyentuh wajah  dan tubuh saya. Angin segar dan suara piano menemani sore kali ini.
Jari-jari mulai menyentuh papan keyboard. Saya menulis.
 
Beberapa pekan lalu, tepat tiga hari setelah semesta menerbitkan kelender baru di bumi tercinta ini. Hari ke-tiga usai pesta kembang api mewarnai refleksi panjang sebuah perjalanan di awal tahun ini. Saya mengikuti kegiatan yang di adakan oleh salah satu lembaga survey di salah satu desa di Kebumen, Jawa Tengah. Lagi-lagi mewawancarai masyarakat seputar pemilu. Menelusuri elektabilitas para pemimpin, yang katanya merakyat itu.
 
Berbekalkan pengalaman KKN, mengikuti kegiatan dari lembaga survey beberapa waktu lalu, dan juga rasa ingin tahu soal kondisi sosial, geografis dan ekonomi suatu daerah, saya cukup berani untuk pergi menjelajah dan berinteraksi dengan masyarakat di sebuah desa yang sangat asing bagi saya. Desa Wadasmalang, Kecamatan Karangsambung.
 
Sebuah cerita diawal menginjakan kaki desa ini, sangat begitu mendebarkan. Saya terjebak malam dan hujan yang begitu lebat. Handphone lowbath. Tak ada jaringan. Listrik padam. Tak ada warung makan. Apalagi di tempat yang cukup jauh dari kota. Kondisi jalanan rawan longsor. Tak ada sesiapa yang di kenal. Tak punya apa-apa kecuali keberanian.
 
Saya memberanikan diri mengetuk rumah-rumah warga di tengah situasi itu. Sangat bersyukur karena saya di bantu dan diantarkan ke rumah pak RT. Dan diterima dengan begitu baik. Pada akhirnya saya menginap di tempat pak RT selama menjalankan tugas di wilayah itu.
 
Kurang lebih selama empat hari saya menikmati suasana desa yang nyaris berbanding terbalik dengan hiruk pikuknya kota. Suguhan teh panas di pagi-pagi buta. Keripik singkong hasil buatan buk RT. Candaan pak RT yang membuat suasana sangat asik. Masyarakat  yang sangat ramah. Pengetahuan tentang filsafat jawa dari beberapa tetangga yang membuat kami ngobrol hingga larut malam. Hal-hal sederhana itu adalah suatu kemewahan yang tak pernah bisa di beli dengan uang sekalipun.  Ini hanya soal bagaimana cara memandang segala sesuatu.
Dalam dimensi demokrasi. Masyarakat sangat sehat. Maksudnya, sangat demokratis. Tak ada sekat sosial lantaran beda pilihan. Bahkan dijadikan bahan candaan antar pendukung paslon yang satu dengan yang lain di sela-sela aktivitas. Kebebasan berekpresi sangat terasa. Ini menunjukan bahwa pemilu justru memperkuat konstruksi sosial di tempat ini. Sebagaimana apa yang menjadi tujuan etis dari pembentukan KPU di era reformasi yaitu mencerdaskan kehidupan demokrasi, benar-benar terwujud di tempat ini.
 
Kondisi seperti ini yang di rindukan di banyak tempat. Yang nyaris terpecah belah hanya karena berbedah pilihan. Ironisnya yang saya temui di beberapa tempat lainnya, kebebasan berekspresi hilang. Masyarakat takut untuk secara terang-terangan menunjukan pilihannya. Berbicarapun takut. Ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru di benak. Misalnya, kenapa berbeda? Apa yang membuatnya berbeda? Apa karena kondisi sosial? Atau geografis? Ataukah kondisi ekonomi? Dan seterusnya. Kondisi demokrasi menumbuhkan pertanyaan-pertanyaan yang baru. Memantik untuk terus mencari jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tumbuh lainnya. Apapun itu, Wadasmalang menjadi sebuah contoh kongkrit yang utuh dalam penerapan kehidupan berdemokrasi.
 
Di sisi lain, kehidupan sosial masyarakat memungkinkan cinta itu tumbuh. Tumbuh karena sentuhan sederhana. Ada kasih yang hadir di setiap percakapan bersama masyarakat. Ada keramatamahan. Ada suguhan sederhana. Ada kepedulian. Ada 5S yang di pelajari di pendidikan dasar. Sangat mengakar. Situasi seperti ini yang perlahan hilang di kikis zaman, di telan kota, di bunuh oleh yang katanya berpendidikan.
 
Secara ekonomi tergolong sederhana. Di tengah kapitalisme mendobrak masuk di sendi-sendi kehidupan, mereka punya cara pandang yang lain tentang kehidupan. Itu yang memungkinkan untuk mereka hidup otentik sesuai versi mereka. Dan karena itu, humanisme sungguh ada dan sangat terawat disini.
 
Saya selalu yakin dan percaya apa kata Eyang Khi Hajar Dewantara bahwa “setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru”, itu memungkinkan untuk terus belajar banyak hal. Desa Wadasmalang dan orang-orangnya, mereka mangajarkan untuk tumbuh menjadi manusia sewajarnya.
Dalam suasana asik menulis. Musik pun berhenti, suara adzan sekali lagi menggema. Yang menandakan pukul tujuh malam. Saya masih di teras kos. Tukang nasi goreng lewat. Saya mematikan laptop dan memanggilnya...........
 
 
Yogyakarta, Januari 2024
2 notes · View notes
audadzaki · 7 months
Text
Pemilu di Negeri Nil
Empat hari sebelum pilpres dan pileg di Tanah Air digelar kami di Mesir sudah lebih dulu pesta di KBRI Kairo, tepatnya di bilangan Tahrir di tepian sungai Nil yang permukaannya telihat sejuk itu.
Indonesia adalah satu dari dua negara mayoritas muslim yang jadi sorotan dunia soal prestasi demokrasi, di samping Turkiye. Di saat semua negara penganut demokrasi Timur Tengah chaos, jatuh dalam jebakan demokrasi (democracy trap) kita setiap tahun masih saja merayakan demokrasi terbuka dengan "santun".
Mesir adalah korban akhir2 yang masih anyir oleh darah. Sungai Nil di Tahrir jadi saksi bisu. Mungkin aliran yang terlihat sejuk itu adalah air matanya.
Kenapa demokrasi Indonesia bisa damai? Kabar baiknya: karena kita memang bangsa santuy dan santun. Kabar buruknya: karena elemen politik Islam Indonesia memang tidak pernah menang absolut seperti di negara Timur Tengah yang ujung2nya terbentur.
Kita jadi serba salah, antara bersyukur atau sedih karena selalu kalah.
Kata para peneliti, mimpi umat Islam menang dalam demokrasi sebagai kekuasaan berbasis agama yang absolut adalah utopia. Tapi kita sedang tidak ada pilihan. Mungkin sama seperti KH. Agus Salim dan tokoh bangsa lain saat memutuskan ijtihad untuk membuat negara bangsa Pancasila tujuh puluhan tahun lalu. Hanya ini yang paling memungkinkan saat ini.
Buktinya, prinsip kita setiap kali pemilu adalah "pilih yang paling ringan mudharatnya". Itu cukup jadi bukti bahwa maslahat umat Islam tidak benar-benar sedang dibangun, siapapun presidennya. Umat Islam Indonesia hanya terjebak dalam pilihan yang selalu antara mati atau hidup setengah mati.
Tapi apa gunanya punya pilihan hidup sehidup M*rsi kalau ujung-ujungnya mati sekaligus terinjak-injak?
Jadi maaf Mesir, demi keberlangsungan hidup, ini masih paling baik buat kami saat ini. Meskipun kami tahu, pasti kalah lagi kalah lagi.
@audadzaki
Gannet Misr, 17 Februari 2024. Pemilu kedua kalinya di KBRI tapi selalu yasudahlah.
Tumblr media
2 notes · View notes
kolomresah · 7 months
Text
Serba Serbi Pemilu
Tidak terasa lima tahun telah berlalu, dan tahun ini menjadi tahun kembalinya perayaan pesta demokrasi. Waktu untuk menentukan pemimpin baru lima tahun ke depan.
Rasanya dua bulan ini begitu sesak. Kanal berita dipenuhi cerita tentang para pasangan calon presiden dan wakil presiden. Para pendukung berjibaku mempromosikan para pasangan calon pilihan mereka. Tidak sedikit yang saling mengulik keburukan pasangan calon lawan bahkan tega mengotori tangan dan mulut mereka dengan kata-kata kasar. Sangat disayangkan.
Mencari tahu dan mencoba mengenal setiap pasangan calon pemimpin memang diperlukan. Setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan begitu pun dengan para pasangan calon pemimpin ini. Tidak ada yang sempurna. Maka sebagai pemilih sudah sepatutnya memilih yang mudharatnya paling sedikit. Menggunakan hati dan pikiran untuk mendapatkan rasa "klik" dalam menentukan pilihan. Rasanya hal ini bisa dilakukan dengan damai. Pada akhirnya siapa pun yang terpilih adalah kehendak Allah.
Bagaimana jika yang terpilih bukanlah calon pemimpin yang kita pikir baik?
Maka yakinlah bila yang terpilih adalah yang lebih baik, agar hatimu bisa lapang.
Bagaimana jika yang terpilih ternyata adalah pemimpin yang dzolim?
Maka ingkarilah ke dzolimanya. Allah lebih tahu apa yang dikehendaki-Nya. Dan ingatlah bahwa ilmu kita tidaklah sebanding dengan ilmu-Nya. Bisa jadi ada pelajaran yang Allah ingin kita petik. Sebagaimana Allah menghendaki Fir'aun bertahta hingga diutus-Nya Nabi Musa untuk dapat dijadikan pelajaran bagi seluruh umat manusia setelahnya. Terus berbaiksangkalah kepada Allah.
|Selepas Isya|
4 notes · View notes
adilahhazz · 8 months
Text
Evaluasi 5 tahunan
Dalam otakku yang masih dalam tahap perenungan salah satunya sikap sabar, gigih dan berbuat kebaikan dari sosok Abi. Iya, Abi salah satu dari banyak orang yang berjihad melalu pesta rakyat demokrasi pemilu. Dulu SD aku sempat malu, disaat foto abi ada dimana dimana. SMP merasa menemukan tempat bertumbuh dan mulai faham karena beberapa dari temanku bernasib sama sepertiku. SMA dengan bangganya aku sama sosok Abi yang selalu semangat buat kebaikan. Kuliah, aku mulai merasakan jadi abi capek banget ya, karena saat itu aku mengambil peran di komisi keuangan DPM penuh kritik, ancaman dan tuntutan. Rasannya ya Allah ya Allah setiap hari.
Meskipun suasana hati anak anaknya berubah ubah, abi tetap gigih berseru kebaikan. Alasanya? Iyaa masih sama.
“Abi mau mengambil peran untuk menjadi hujjah di hari akhir nanti. sama seperti yang Rosullullah ajarkan mbak. Berjihad. Ini jihad yang abi ambil, harta, waktu dan kebermanfaatan”
Aku juga masih heran, terbuat dari apa hati Abi. Tapi yang lebih aku heranya, bagaimana orang tua Abi kok bisa bisanya mendidik anak kayak Abi. Amalan kebaikan apa yang dilakukan mbahh dulu yaa Allah.
Mungkin semangat anak anaknya tidak semembara Abi dan Umi. Tapi semoga Allah usik terus hati anak anaknya untuk kebaikan.
Pagi ini masih sendu sama hasil sementara. Iya, manusia berusaha Allah yang mengizinkan dengan kehendakNya. Sedih itu pasti, tapi bukankah Allah memberi ruang untuk evaluasi dan berjuang lagi? Bukankah semakin sulit, akan semakin kali lipat pahala yang dijanjikan? Tapi yang kuingat pagi ini, abi ke kamarku. Tanganya bergetar, suaranya parau
“Mba dila, pak marji meninggal” deg, mata berkaca kaca. Meninggal disaat sedang perjalanan pulang setelah menjaga suara kebaikan. Dalam perjalanan pulang Allah menggariskan waktunya di keabadian.
Iyaa, dihari hari perjuangan, kita kehilangan sosok andalan, sosok teladan, sosok teman dalam merangkul kebaikan.
Jadi sekarang, coba di renungkan (kembali)
Usaha menuju surga yang bagaimana dil, yang mau kamu perjuangkan? 😭
3 notes · View notes
oktaalamsyah · 8 months
Text
Secarik Pesan Jangan Di Abaikan
“Para politikus partai dan pengamat bersaing nampak sangat bersemangat dalam menyajikan jamuan mereka di depan media. Para tamu undangan berpesta riang, semuanya gembira ria menyantap hidangan yang disajikanSementara aku, duduk termenung di pojok ruangan. Bagiku ini bukan pesta, tapi siksa. Tak ada satupun hidangan yang menarik perhatianku. Aku terlanjur kecewa dengan cara mereka menghidangkan sajian ini, sampai-sampai tidak sudi untuk sekedar mencicipinya. Aku lupa, bahwa lima tahun kedepan, suka atau tidak, salah satu dari mereka akan menentukan apa yang aku makan setiap paginya. Bodohnya aku”.
Negara Indonesia merupakan negara Demokrasi yang menganut sistem pemerintahan presidensial, yang mana sebagai salah satu sistem dari sistem pemerintahan yang kekuasaan utamanya berada di tangan seorang presiden dari lembaga eksekutif yang dipilih oleh rakyat melalui kegiatan pemilihan umum atau pemilu.
Sistem presidensial ini juga membagi kekuasaan secara terpisah yaitu di sebut dengan Tiras Politika yang mana kekuasaan di pisah menjadi tiga terdiri dari, Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif Masing-masing lembaga ini mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda.
Secara umum Pemilihan Umum ialah bentuk perwujudan atas kedaulatan rakyat dan demokrasi dimana sebagai penentu wakil-wakil rakyat yang nanti nya akan duduk pada suatu lembaga perwakilan rakyat yang juga memilih presiden dan wakil presiden termasuk memilih pemimpin yang akan memimpin pemerintahan.
Di tahun 2024 ini merupakan tahun politik bagi Indonesia sendiri yang akan melaksanakan perhelatan politik yang besar, pemilihan umum nasional tahun ini di adakan secara serentak yang akan memilih Presiden, DPR, DPD, DPRD, dan juga Pilkada serentak.
Pemilu serentak ini akan menjadi ujian yang sesungguhnya bagi bangsa dan Seluruh elemen masyarakat Indonesia yang terlibat dalam proses menjalankan demokrasi di negara nya sendiri.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita dianjurkan dengan sangat dan untuk berpartisipasi aktif dalam aktivitas politik apalagi pemilihan umum (PEMILU).
Walapun hanya sekadar memberikan hak suara kita kepada calon yang dirasa paling sesuai. Sayangnya tidak semua dari kita sebagai rakyat memahami hal ini dengan koherensi yang baik.
Sebagian besar orang masih menganggap rutinitas mereka jauh lebih penting dibanding memikirkan hal rumit seperti politik dan lika-likunya.
“Lebih baik aku memikirkan masalah ku sendiri dan menjalankan kehidupan ku sehari — hari sebagaimana mesti nya, Karena itu lebih penting Dari pada aku harus memikirkan hal-hal Politik diluar sana seperti yang petontonkan di media yang tidak ada untung bagi kehidupan ku sama sekali”
Padahal nyatanya, kehidupan pribadi setiap masyarakat sangat bergantung kepada stakeholders yang memegang kendali pemerintahan.
Tentunya, para stakeholder ini tak lain merupakan hasil pilihan terbanyak yang dipilih oleh masyarakat ketika pemilu. Lantaran caleg yang akan menjadi stakeholders adalah peraih suara terbanyak, alangkah bijaknya apabila segenap masyarakat berperan aktif mengikuti dan turut mengawasi pelaksanaan pemilu.
Karena segala hal terkait pemilu dan politik ini bukan hanya tentang seorang individu atau kelompok tertentu. Bukan hanya untuk kepentingan suku, golongan, atau agama tertentu. Ini semua adalah tentang kita semua, segenap masyarakat Indonesia.
Yakin lah bahwa hal sederhana yang saat ini kita anggap sepele, mampu menjadi dampak besar terhadap kehidupan pribadi kita di masa depan.
Oleh sebab itulah, alangkah bijaknya jika mulai saat ini kita sebagai warga negara yang baik mulai memperhatikan permasalahan politik. Terlebih lagi pada pemilu serentak tahun ini.
Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Slogan itulah yang mesti kita ingat dan menjadikannya sebagai penyemangat. Mari singkirkan egoisme sesaat, demi Indonesia yang lebih bermartabat. Saya jadi teringat dengan pesan salah seorang tokoh aktivis, Soe Hok Gie yang mengatakan “Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah”.
4 notes · View notes
belitonginfo · 1 year
Text
Ketum Pemuda Muhammadiyah Beltim Dukung Pesta Demokrasi Lima Tahunan Muhammadiyah Beltim
Tumblr media
BELITUNG TIMUR, belitonginfo.com - Musyawarah Daerah (Musda) merupakan wadah tertinggi dalam organisasi Muhammadiyah Belitung Timur (Beltim) untuk melaporkan pertanggungjawaban selama masa kepengurusan dan memilih pemimpin untuk periode selanjutnya, Sabtu (13/5/2023). Muhammadiyah Beltim akan melaksanakan Musyda IV pada Sabtu, 13 Mei 2023. Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Beltim selaku Organisasi Otonom (Ortom) di Muhammadiyah Belitung Timur mendukung dan siap mensukseskan Musyda IV tersebut. “Musyda IV Muhammadiyah Belitung Timur ini merupakan momen 5 tahun sekali yang dilakukan Pimpinan Daerah Muhammadiyah. Kami selaku Ketua Pemuda Muhammadiyah Belitung Timur dan pengurus lainnya siap untuk mendukung pesta demokrasi lima tahunan persyarikatan ini”, ujar Ketua Umum (Ketum) PDPM Beltim, Hidayat Sumatra atau yang biasa dipanggil Bang Dayat. Musyawarah daerah ini sangat berpengaruh pada kemajuan Muhammadiyah di Beltim. Di mana dalam Musyda ini akan memilih pimpinan daerah untuk 5 tahun ke depan. Dalam Muhammadiyah menggunakan sistem formatur dalam kepemimpinannya. Jadi akan ada 9 orang yang akan terpilih dalam Musyda ini untuk menjadi formatur.
Ketum Muhammadiyah Beltim Belum Siap
Ketika ada pertanyaan apakah akan maju menjadi calon formatur di Muhammadiyah Belitung Timur, Bang Dayat secara tegas mengatakan ia belum siap. “Menjadi pemimpin di Muhammadiyah adalah amanah yang berat, menjadi sosok Ayahanda (panggilan untuk pimpinan di Muhammadiyah) dengan usia saya yang masih 27 tahun saya merasa belum siap dan masih banyak yang harus saya pelajari dan lakukan step by step di Muhammadiyah” jelas Bang Dayat. Dalam pelaksanaan pesta demokrasi ini Ketua Pemuda Muhammadiyah Beltim ini berharap akan terpilihnya pemimpin Muhammadiyah yang tepat, berkemajuan dan membawa Muhammadiyah menjadi lebih baik lagi serta selalu berkontribusi dalam gerakan pencerahan menuju Belitung Timur Bangkit dan Berdaya. “Harapan saya dengan musyda ini, akan terpilih pemimpin Muhammadiyah yang siap menerima amanah dari peserta musyda. Gesit dalam gerakan berkemajuan dalam menggerakkan roda organisasi," pungkasnya. (rel) Baca Juga : Pasar Johan Resmi Dibuka, Masyarakat Tak Perlu Jauh Lagi Beli Bahan Pokok Jangan. Lupa. Kunjungi. Facebook (Dengan Kamu. Mengklick. Link. ini. Kamu. Akan. Masuk. ke Facebooknya. Belitong Info). Ayo Klik Sekarang Juga. Atau Kamu Juga Dapat Melihat Instagram , Twitter , Linkedin , Tumblr , Medium Kami. atau. bisa mengunjungi Google News Kami. Kami Juga Ada Channel Youtube Untuk Melihat Berita kami Secara Visual Ayo Sekarang Juga Bergabung Bersama Kami. Read the full article
0 notes
Text
Jelang Pesta Demokrasi Serentak 2024, Ini 5 Arahan Penting Presiden Jokowi Untuk KPU
Jelang Pesta Demokrasi Serentak 2024, Ini 5 Arahan Penting Presiden Jokowi Untuk KPU
HARIANSOLORAYA.COM, JAKARTA || Presiden Joko Widodo menghadiri Rapat Konsolidasi Nasional Kesiapan Pelaksanaan Pemilu Serentak Tahun 2024, yang digelar di Ancol Beach City, Jakarta, pada Jumat, 2 Desember 2022. Kepala Negara memaparkan lima arahan yang penting dilakukan oleh jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjelang pesta demokrasi terbesar dan serentak pada tahun 2024 mendatang. Arahan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes