adilahhazz
190 posts
Tulisan receh yang semoga ada banyak hikmah
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Jika boleh menyederhanakan pemaknaan dalam hidup, kehidupan itu bagi saya adalah perihal mengukir syukur dan sabar.
Bagaimana dengan ibadah? Dimanakah letak ibadah dalam kehidupan ini? Bukankah puncak tertinggi dari ibadah seorang hamba adalah sebagai manifestasi syukur atas segala kebaikan yang Allah limpahkan kepada hamba-Nya?
Sebagaimana dahulu Aisyah RA bertanya-tanya mengapa Rasulullah SAW rela berdiri lama dalam shalat malamnya, padahal beliau sudah diampuni segala dosanya, baik yang telah lalu maupun yang akan datang. Rasulullah SAW pun menjawab, "Yaa Aisyah, afala akunu 'abdan syakura? (Wahai Aisyah! Tidakkah aku pantas menjadi hamba yang bersyukur?)".
Bagaimana dengan sabar? Setiap manusia akan diuji pada titik terlemahnya, sebagai bentuk tamhis (seleksi) akan kemurnian iman yang terkandung di dalam hati. Orang-orang yang mulia, para Nabi dan Rasul, telah begitu banyak menggoreskan tinta kisah tentang betapa luar biasanya mereka dalam soal kesabaran.
Nabi Ibrahim AS diuji dengan penantian panjang untuk hadirnya seorang anak, Nabi Ayub AS dengan penyakit yang parah, Nabi Yusuf AS oleh pengkhianatan saudara-saudaranya, dan tentu saja Rasulullah SAW, yang menorehkan begitu banyak kisah kesabaran, termasuk saat beliau memaafkan masyarakat Thaif yang menyakitinya, seraya berkata kepada malaikat yang menawarkan hukuman, "Sesungguhnya mereka hanya tidak tahu".
Pada akhirnya, hidup adalah perjalanan panjang yang penuh dengan nikmat dan ujian. Syukur dan sabar adalah dua kunci utama yang akan menuntun kita melewati perjalanan ini dengan hati yang tenang dan jiwa yang kokoh. Syukur menjadikan kita hamba yang selalu dekat dengan-Nya, sementara sabar memberikan kekuatan untuk tetap teguh meski badai kehidupan datang menghampiri.
212 notes
·
View notes
Text
Dunia Kerja
Rahasia umum kalau dunia kerja itu penuh dengan drama, pressure, politik kepentingan, circle²an, pokoknya banyak hal yang out of the box.
Untuk terbebas dari semua hal rumit itu kamu hanya perlu fokus dengan dirimu sendiri, fokus dengan apa yang dapat kamu kendalikan, tanggung jawabmu, serta perlakuanmu kepada orang lain.
Selebihnya bukan tanggung jawabmu; respon orang lain, sikap orang lain, kamu tidak bertanggung jawab akan hal itu.
Satu pesan pentingnya adalah; jangan pernah ikut andil dalam ghibah, terlepas dari apapun alasannya.
Suatu kemustahilan ketika kamu inginkan ridha dari semua manusia. Tak akan bisa.
Sesederhana meluaskan hati, memanjangkan sabar, menjaga lisan, fokus dengan apa yang ingin dicapai, dan itu CUKUP:)
Datang - Kerja - Pulang - Lupakan.
Dan tak lupa, tanamkan mindset ini:
1. Jangan berharap apapun dari tempat kerjamu. Lakukan saja tugasmu dengan baik dan sukai pekerjaanmu.
2. Bersikaplah netral dan sewajarnya, karena sikap too much akan membuat mereka sewenang-wenang, seolah tak ada batasan apapun.
3. Jangan meludahi sumur tempatmu minum. Sesederhana kalau sanggup lakukan, kalau tidak silahkan resign~
Rumit yaa, namun begitulah realita kehidupan dewasa. Semoga kamu kuat yaaa!
544 notes
·
View notes
Text
Lihat kehidupan orang lain, yang kemudian jatuhnya membandingkan, sombong, merasa kecil atau makan hati; adalah melelahkan. Apalagi malah lupa sama kehidupan sendiri, yang mana kelak inilah yang akan kita pertanggungjawabkan di hari kiamat.
Ibarat besok ujian bahasa Indonesia, tapi yang dipelajari matematika. Kan udah capek pusing, tapi ternyata salah. Rugi, kan?
(26/06/24)
19 notes
·
View notes
Text
“Mbak dilaa boleh kok kalo mau kerja diluar kota” kalimat yang selalu diucapkan umi abi.
“Trus nanti yang nyiapin obat siapa?” Balasku selalu
“Yang ngingetin kalo Abi makan manis, apa umi abi makan yang gak sehat siapa?”
Kadang merasa penat, berjuang sendiri. 11 tahun tinggal di luar kota membuat aku seperti datang di kehidupan yang baru. Tapi kayanya memang belum menemukan teman yang satu irama dan nada atau frekuensi untuk menjalani hari hari.
Jadi ingat, waktu sebelum ramadhan abi memang lagi sehat sehatnya, setelah lama agak drop. Abi izin untuk servis vespa kesayanganya di luar kota. Jarak yang ditempuh kurang lebih 3 jam. Habis subuh, seperti biasa membaca quran dengan wajah sumringah dan langsung bersiap penuh semangat.
Kayanya ini wajah Abi paling sumringah selain ketemu sama Adek dan cucu kesayanganya. Pagi itu Abi pamit paling pagi diantara aku sama Umi.
Pagi itu juga Umi dan aku lebih bawel dari biasanya dengan sedikit kekhawatiran
“Kabarin tiap jam ya bi”
��Tiap jam istirahat aja bi”
“Lewat jalan kampung aja nanti bi”
“Jangan lupa pelan pelan aja, ngalah aja. Ngebut ngebut ngejar apa”
Dibalasnya dengan senyum “ok mbak dila, oke umi” sambil menyalakan vespa kesanganya.
Seharian itu juga lagi lagi diingatkan, iya juga yaa. Ternyata meskipun satu kota, serumah dan seatap tetap saja kita tidak bisa saling menjaga penuh satu sama lain.
Ada waktu dimana aku dikamar mandi, abi diruang tamu. Atau aku kerja abi dirumah. Atau aku dirumah, abi umi kerja. Atau sama sama dirumah tapi memiliki aktifitas masing masing.
Sebenarnya memang tidak sedang bersama sama selalu kecuali Allah. Bener bener hanya Allah yang selalu ada dan selamu bersama dengan hambanya.
“Maka Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang” QS Yusuf : 64
2 notes
·
View notes
Text
"Abdul Qadir menjelaskan konsep qadha dan qadar. Ia menyatakan bahwa sesungguhnya semua peristiwa baik dan buruk terjadi karena takdir Allah. Namun demikian org beriman dituntut agar menolak takdir buruk dengan takdir baik."
"Untuk itu ia harus menghapus kekufuran dengan keimanan, mengganti bid’ah dengan sunnah, mengubah maksiat dengan ketaatan, menghilangkan penyakit dengan obat, menghapus kebodohan dengan pengetahuan, melawan penganiayaan dengan jihad, mengatasi kemiskinan dengan bekerja, dst"
(dari buku Model Kebangkitan Umat Islam)
So, jadi orang yang beriman, tingkatannya itu memang udah beda dari sekadar menjalankan syariat. Ia sudah seharusnya naik tahap menuju memperbaiki masyarakat, melawan kedzaliman, atau secara lebih umum membawa manfaat bagi sekitarnya.
111 notes
·
View notes
Text
Tetaplah baik, meski kamu tidak memenuhi standar baik menurut orang lain. Tetaplah baik, meski kamu tidak memenuhi standar suka-nya orang lain.
Orang lain tak punya kewajiban menganggap kita baik, orang lain tak punya kewajiban menyukai kita. Tapi, kita punya kewajiban untuk berbuat baik ke semua orang. Allaah yang perintahkan.
—Selfreminder
548 notes
·
View notes
Text
Lihat kehidupan orang lain itu kayak makan permen. Manisss aja rasanya~
Tapi, menjalani kehidupan sendiri itu kayak makan rujak buah. Ada potongan mangga muda yang kecut, pepaya yang manis, bengkoang yang netral, timun yang seger, tambah sambal cocol yang manis kecut asem; aneka rasa!
Makanya, emang lebih baik tidak perlu mendalami kehidupan orang lain, juga tidak perlu membagikan kehidupan pribadi. Jangan iri sama kulit orang, atau bikin orang lain iri. Sebab, sebagaimana kita yang berjuang setiap hari, mereka pun demikian.
:)
(02/06/24)
24 notes
·
View notes
Text
Just be real, it saves everyone’s time.
Kalimat itu membantu saya untuk tegas berkata iya jika memang iya, dan berkata tidak jika memang tidak. Sebab tidak enakan membunuh kita perlahan-lahan.
Lebih baik be real, jadi kita apa adanya. Dan itu menghemat waktu semua orang.
Mungkin yang seperti ini tidak cocok bagi seorang politisi yang mesti menentukan timing paling cocok agar bisa berkoalisi atau oposisi.
Tapi buat orang-orang ngga enakan seperti saya, ternyata lebih nyaman dan melegakan jika ngomong saja langsung di depan.
Ada pepatah bahasa Arab, "fii sharahah, raahah", dalam keterusterangan, ada istirahat sebenarnya.
Memang sulit. Saya juga masih harus belajar. Tapi saya makin merasakan bahwa ternyata orang juga suka dengan terus terang. Ia jadi merasa lega dan tak ada dinding tebal keraguan.
310 notes
·
View notes
Text
Jangan hanya menunggu datangnya raja yang menghormatimu layaknya ratu, tapi ratukan dirimu sendiri dulu!
Jadilah baik dengan dirimu sendiri, jadilah tempat pulang paling nyaman untuk dirimu sendiri.
Bogor, 11 Dzulkaiddah 1445 H.
190 notes
·
View notes
Text
Segelap-gelapnya masa lalu seseorang, ia akan tetap berusaha menutupnya dengan kebaikan dan berharap kebaikan untuk masa depannya. Segelap dan sepekat apapun masa lalunya.
Karenanya, jangan mudah menceritakan kisah pilu nan gelap masa lalu seseorang pada orang lain. Bukankah kita juga punya kenangan yang ingin ditutup dan dikunci?
Sungguh, tidak mudah bagi seseorang untuk berdamai dengan keburukan masa lalunya. Terkadang, saat malam datang ia akan menangis, perihal penyesalannya dan rasa ingin kembali memutar waktu.
Tapi begitulah, hati yang telah dibasuh dan disembuhkan lukanya oleh Allah itu akan sering menangis, mengkhawatirkan masa depan akhiratnya. Ia tidak terlalu memusingkan soal dunianya, sebab baginya ia sudah pernah dikecewakan oleh dunia yang pasti menipu dan mempermainkannya. Tujuannya kini telah berubah, cara pandangnya sudah berputar arah.
Untuk setiap hati yang sedang sakit dan lelah oleh dunia yang seakan ia harus kita kejar, untuk mata yang sering menangis karena terbayang masa lalunya yang buruk, tenanglah. Percayakan semuanya pada Tuhan, pemilik akhirat dan masa depan kita.
Mulailah memeluk iman dalam nikmatnya shalat dan tenangnya tilawah. Aku pun sama, sedang meminta pada Allah agar diselimuti iman dan kebaikan.
Semoga kita semuanya selalu Allah jaga dan lindungi. Jangan sungkan untuk selalu berdoa, ya :')
— Perjalanan dari Gambir
@jndmmsyhd
452 notes
·
View notes
Text
Doa penjaga toilet
Seperti biasa, setiap tanggal merah adalah jadwal penuh agenda bounding dengan umi abi. Bukan bukan, bukan kurang bounding. Tapi lebih mewaraskan dan merilekskan pikiran umi abi yang sudah mulai fase uti uti dan akung akung.
Ketika berhenti untuk makan siang, tiba tiba aku merasakan panggilan alam mau BAK. Karna umi masih jalan jalan akhirnya aku bilang sama abi
“Bi, aku ke toilet dulu ya. Tapi aku gak bawa duit” memang suatu keharusan ketika pergi sama umi abi adalah meninggalkan dompet dirumah. Wkwkw
Abi mengeluarkan uang, 2000 an 2 katanya buat jaga jaga.
“Nanti toilet paling ujung aja, biar kelihatan dari sini. Abi males nganter” tambahnya sambil nunjuk pintu terbuka paling ujung lurus di hadapanya. Meskipun gak yakin Abi kelihatan tapi kata katanya cukup menenangkan.
“Ya Allah wkwk aku di jogjaa jugaa bisa kemana mena sendiri. Ini aku bawa satu aja 2000 nya. Mahal bener 4000 gak semahal itu bi😭” kataku sambil senyum, meletakan uang 2000an satunya di meja dan pergi ke toilet.
Kembali dari toilet cengar cengir ajaa sambil nahan malu,
“Ngapa senyum senyum?” Tanya abi heran
“Masa kurang uangnya. Kata bapaknya 3000. Trus aku bilang ya nanti saya kesini lagi ya pak. Uang saya kurang”
Abi ketawa puas “makanya dibilang orang tua nurut” tambahnya.
Selesai makan, ternyata abi pengamat jelas gerak gerik anaknya nyelonong pergi meninggalkan kursi dan balik ke parkiran mobil.
“eit, kok langsung balik? Kasihkan bapaknya ini. Kan tadi bilang mau balik lagi. Kalo ditungguin bapaknya gimana?” Sambil mengeluarkan 2000 lagi dari dompetnnya.
Bener bener ya dill, tolonglah wkw.
Akhirny aku kembali ke toilet dan mengucap maaf sambil menyerahkan kekurangan uang toilet.
Kata bapaknya “terimakasih banyak ya mba ya Allah. Dimudahkan urusan, lancar rezeki dunia akhirat”
Semoga ya dil,
smoga jadi manusia yang enggak teledor dan smoga bisa amanah jaga ucapan
12 notes
·
View notes
Text
Maka, Aku Ridho
Dalam kajiannya, Hubabah ummu zain Al-Junaid mengatakan bahwa “salah satu kebiasaan perempuan-perempuan di tarim ketika mendidik anaknya ialah mengajarkan ;
رَضِتُ بِااللهِ رَبَا وَبِالْاِسْلاَمِ دِيْنَا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيَا وَرَسُوْلاَ
pada kalimat pertama yang harus ia ajarkan untuk diucapkan anaknya”
رَضِتُ بِااللهِ رَبَا وَبِالْاِسْلاَمِ دِيْنَا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيَا وَرَسُوْلاَ
“Aku ridho Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasulku”.
Aku terdiam, kepalaku mendongak menatap wajahnya dengan menelaah segala hal yang beliau ucapkan dengan harapan tidak ada yang tertinggal satu kalimat pun dari beliau.
Tauhid ..
iya, Poin dari semua hal yang beliau sampaikan ialah memperkuat pondasi tauhid .
Karna memang benar, semakin aku mempelajari kehidupan ini, semakin dibenturkannya dengan segala hal yang membentuk keridhoan.
Allah beri penundaan doa, aku belajar ridho atas kehendak-Nya dalam mengabulkan doaku .
Allah beri aku rasa kehilangan, duka, luka dan kecewa, aku belajar ridho bahwa memang sedari awal semua itu hanya sesuatu hal yang dititipkan-Nya kepadaku.
Pun hari itu aku putuskan ..
Yaa Rabbku, alih-alih mengomentari, kini aku sedang berusaha meminta dan menerima. Sekalipun hal2 yg datang diluar pinta. Izinkan aku menilainya sebagai perlindungan dari hal-hal yang menyakitkan.
Karna untuk seluruh yang hilang telah aku ikhlaskan, seluruh yang rumit telah aku relakan . Segala yang telah membebani telah aku lepaskan. Segala yang pergi tak kan ku tahan .
Lalu, takdir mana yang harus aku perdebatkan ? Jika sesungguhnya segala ketentuan hanya milik-Mu .
248 notes
·
View notes
Text
“Jangan gentar” katanya.
Kata anak sulung, masih jadi misteri kenapa anak sulung selalu diberikan pundak sekuat baja sebagai tumpuan adik adiknya.
Mungkin ini salah satu alasan apa yang terjadi hari ini, inilah takdir terbaik. Soalanya 25 tahun dan adek 20 tahun hidup juga gak sanggup untuk jadi anak sulung.
Dipikir pikir kenapaaa akuu mudah sekali menangis ya? Bukan bukan menangis tapi jatuh aja air matanya.
Dulu itu jawabanku dari kecil kata umi, ternyata emang dari kecil (sudah) mudah menangis.
Hari ini bantu abi kerja seharian, panas panas. Tiba tiba nangis. Iya karna kepanasan. Tapi lebih mikir ya Allah capek juga yaa jadi Abi. Puluhan tahun kerja beginian untuk anak istri. Sebelum lanjut ke toko bangunan, kita istirahat cari es teh dulu dan beli makan. Kebetulan cuaca hari ini panas banget ya Allah. Seperti bisa makan sambil ngobrol adalah kebiasaan yang tidak baik tapi ada baiknya. Abi cerita, dulu waktu aku lahir abi puasa daud karna uangnya hanya cukup buat makan umi dan persiapan lahiran. Eh netes lagi air mata. Meskipun cerita ini sudah diulang ulang tapi aku tidak bosan dan tetap mengandung bawang yang membuat air mata terbendung di kelopak.
Mungkin hari ini ada banyak kekhawatiran, sedikit gentar takut dan tetap nangis dikit, tapi semoga besok pagi gak nangis lagi meskipun dikit dan maju teruss.
“Anak abi pasti bisa” kata abii. Meskipun dulu tentang mau ulangan, apa praktikum, presentasi dan sekrang sedikit hal yang lebih besarr tapi pasti bisa dengan izin Allah. Karna 10 tahun lagi tentang “bisa” ini pun akan Allah ganti juga dengan yang lebih besar. Insyaa Allah.
“Apa yang ditakdirkan untukmu, tidak akan melewatkanmu dil” bismillah
2 notes
·
View notes
Text
Lelah sekali rasanya jika semua harus soal dunia, selalu perihal untung dan rugi.
Kemarin, ada hati yang sakit oleh keadaan dunianya, entah patah oleh rezeki yang tak kunjung membaik, atau sakit karena jodoh yang tidak tiba padahal usia sudah semakin bertambah.
Dan kini semua membaik, sebab menyerahkan semuanya pada pemilik waktu dan dunia. Hati dan harinya tenang, ia sekarang hanya bisa melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan.
"Perihal waktu dan masa depan, ia serahkan saja pada pembuat skenario terbaik. Allah."
Ternyata, setenang itu menyerahkan segalanya pada Allah, sebab ada bagian dan sisi kehidupan yang tidak bisa kita ikut campur, kita hanya bisa berprasangka baik dan melakukan yang terbaik dari amal-amal yang bisa kita pilih dan kerjakan.
Semoga, Ramadan ini menjadi obat, untuk setiap hati patah dan rapuh tersebab dunia dan keadaannya. Bukankah sebaik-baik obat adalah takdir yang diberikan dan disajikan oleh Allah? Ramadan dan obat terbaik.
@jndmmsyhd
570 notes
·
View notes
Text
"Cahayanya tetap menjadi pelita. Petunjuknya tetap menjadi hidayah. Bijaknya tetap menjadi hikmah. Pandangannya tetap menjadi visi. Nasihat-nasihatnya tetap menjadi petuah. Al Quran akan senantiasa menjadi kebaikan dan keberkahan, serta jalan nan lurus"
— Dr Muhammad Abdullah Daraaz, dalam buku "An Naba'ul Azhim: Perspektif Baru tentang Mukjizat Al Quran (Menjawab Berbagi Keraguan)"
50 notes
·
View notes
Text
Tahun 2021 bisa dibilang tahun banyak belajar tentang hidup dan keikhlasan.
Trus dinasehatin terus sama mba Nifa sama suaminya tentang Rosul, hampir sehari 3 kali pas makan dimeja makan dengan berbagai kisah Rosul dan tiap hari. Ada tuh beberapa diulang ulang terus.
Sekarang tiap ada crita tentang Rosul dan sahabatnya kayak nangis bawaannya 😭
Ya Allah izinkan kami menjadi orang orang yang mendapaat syaafaat di akhir nantii. Aamiin aamiin
Ya Habiballah
Lagi bacain kakak buku tentang Nabi Muhammad, rasanya hatikuuu nyesekk banget. Ada ya orang setegar Rasulullah. Nggak salah, Allah pilih beliau.
Nggak pernah lihat ayahnya, karena ayahnya meninggal waktu Rasulullah di dalam kandungan, selepas itu ibunya meninggal waktu Rasulullah kecil.
Merasa sendirian, sedih, cuma ada Ummu Aiman. Disarankan ikut kakeknya sama Ummu Aiman, begitu dirawat kakek, menemukan sosok ayah dalam diri kakek--kakenya meninggal. Rasul ikut paman, lalu Rasul menyaksikan kepergian pamannya juga...
Bertemu istri yg begitu disayang, yang paling menguatkan, Allah uji dengan dipanggilnya sang istri lebih dulu. Allah uji lagi dengan kehilangan anak laki-laki. Ya Allaah...
Rasulullah tuh sudah berteman dengan kehilangan dari kecil. Ini masih belum terhitung ujian-ujian lain saat dakwah.
Ya Rasul...🥺
Allah hadiahi Rasulullah dengan banyaknya sholawat yg dikirimkan kepada beliau, terus mengalir sampai nanti hari akhir. Begitu banyak yg sayang sama beliau. Dan kata beliau, yang terus menguatkan, ya ummatnya.
Malu nggak sih, aku yang ga ada apa-apanya ini, yang banyak dosanya ini, jadi salah satu alasan beliau kuat dah bahagia?😭
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad🤲🏻
Semoga kita termasuk umat-umat Rasul yang mendapat syafaat beliau nanti di hari akhir. We miss you, ya habiballaaah🫶🏻
269 notes
·
View notes
Text
Pelajaran Menjadi Manusia
Ditulis ketika aku (baru) berusia 25 tahun, dengan sedikit pengalaman dan masih belajar untuk proses kedewasaan. Mungkin 10 atau 20 tahun lagi tulisan ini kutertawakan, semoga Allah izinkan untuk menikmati hidup yang telah digariskan. Oke kita mulai
1. Jadikan Alquran sebagai teman harian, semakin diulang semakin bagus, baca artinya, cari tafsirnya. Ini bukan tentang hafalan, tapi tentang perjalanan kehidupan.
2. Semakin banyak masalah, harus semakin banyak shalat sunnahnya dan usahakan shalat tepat waktu.
3. Jangan ingat keburukan dan kesalahan orang, siapa tau salah dan buruknya kita jauh lebih banyak. Ingat selalu kebaikan orang
4. Jangan membandingkan dengan kehidupan orang, meskipun itu saudara kandung sendiri.
5. Jangan menjelek jelekkan tempat kerja, karena rezekimu lewat perantara itu. Boleh sambat dan menangis, tapi ingat berusaha ikhlas meskipun susah itu gpp.
6. Gpp gak punya barang terbaru, jilbab dan baju mahal. Yang penting merawat diri, baik, sopan itu lebih membuat cantik diri kita. Meskipun harga outfit biasa saja.
7. Sering sering istighfar, siapa tau kehalangnya impian kita akibat dosa dosa yang kita buat sendiri.
8. Jadikan aturan Allah sebagai kunci menjalani hidup.
Ditulis malam ke 10 ramadhan,
Masih banyak target yang belum kecapai. Sebagai refleksi dan menyemangati diri. Yuuuk bisaa yuuk dil 🔥
Bismillahhh ya Allah 😭🤏🏻
1 note
·
View note