#pasca melahirkan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Treatment Perawatan Pasca Melahirkan
Body Massage & Totok WajahBody Massage bergua untuk meghindari kelelahan fisik bagian kaki, paha, punggung, dan panggul, baik akibat melahirkan maupun meyusui, Sedangkan totok wajah dapat mencegah mataong mat lanur, terbentukya kantung mata, darah putih naik dan membuat wajah serta kepala menjadi rileks. Massage Payudara (Untuk ASI Ekslusif)Membantu melancarkan ASI untuk para ibu yang…
View On WordPress
0 notes
Text
Ditinggal
Kenal dengan 3 orang teman pria yang ditinggal meninggal istrinya (1 orang sakit, 2 orang pasca melahirkan), 2 pria itu juga harus menjaga bayinya yang baru lahir.
Mendengar itu, seketika nyessss. Kok bisa? mereka dulu serasi banget, pas masih pacaran di kampus. Siapa sangka, menikahnya baru beberapa tahun, lalu salah satunya dipanggil Allah.
Hal ini menjadi refleksi diri, bahwa se-ingin-nya menikah dan hidup berpuluh tahun dengan pasangan, masih ada takdir meninggal yang enggak tau kapan.
Jujur, aku ingin menikah, tapi gak se-desperate itu juga, ada hal lain yang masih bisa dilakukan selain questioning kenapa ini kenapa itu. Pun dengan kejadian teman perempuan yang meninggal, meninggalkan suami dan bayinya, rasanya ingin bilang ke diri sendiri, "hey persiapkan juga kemungkinan kamu meninggalkan suami dan bayi mu di usia pernikahan seumur jagung".
Rasanya, urusan menikah, sekolah, atau meninggal, yang mana yang duluan, udah pasrah aja. Menjadi pribadi yang baik dan benar aja, gak banyak ngeluh, dan tetap mengisi waktu dengan hal baik.
6 Januari 2024
87 notes
·
View notes
Text
Letak Takwa
Salah satu letak takwa seorang muslim ialah bagaimana respon ia saat dihadapkan dengan masalah atau ujiannya. Tentu bukan hal yang mudah awalnya; butuh ruang; butuh perenungan; butuh penerimaan; namun sebagai seorang muslim, baiknya kita meletakkan takwa setelah menghadapinya
Jujur pada Allah, bahwasannya tiada daya melainkan semua atas kekuatan dan kehendak-Nya. Meminta pada Allah diiringi dengan perasaan roja' dan khouf. Benar saja, Allah selalu memberi jalan keluar, saat kita mau percaya
Perjuangan belum genap dua tahun ini, masyaAllah perlahan membuahkan hasil. Membentuk habit yang baik untuk anak, membersamai tumbuhkembangnya. MasyaAllah.. seorang ibu tidak bisa melakukannya sendiri, butuh support system dari orang terdekat
Pasca melahirkan, sebulan pertama dibantu mertua dan kakak ipar, menjalani hari-hari dalam merawat anak. Sungguh kalau diingat-ingat, berat sekali saat itu. Semoga Allah kuatkan para ibunda yang sedang berjuang :'))
Bulan kedua dan ketiga, bersama suami saling kerjasama. Bulan keempat sampai di usia satu tahun tiga bulan, saat tidak ada suami, alhamdulillah dibantu ibuk yang biasa kupanggil bude di sekolah. Sangat membantu kewarasanku, memberikan jeda agar terbiasa bersama anak
Sampai akhirnya aku terbiasa menjalani hari-hari bersama anakku yang tangki motorik sensoriknya begitu besar. Setelah beberapa bulan mencari dokter yang cocok di Jakarta, akhirnya Allah temukan kami dengan dokter Apin. Walaupun waktu konsultasi dengan beliau terbatas, juga jarak tempuh yang lumayan jauh
Di era infodemik ini—dimana ilmu apapun secara teori, termasuk dunia kesehatan dan parenting, bisa dengan mudah kita akses. Orang pertama yang harus aware dengan anak ialah orang tuanya. Menjadi pelajaran besar buat aku dan suami, yang terus berusaha untuk belajar
Sebaik apapun kita berikhtiar, akan jauh lebih baik kita melibatkan Allah dalam setiap urusan. Kita bukan apa-apa tanpa Allah, Ia yang memberi kekuatan, serta memudahkan urusan-urusan kita
Jakarta, 12 Oktober 2023 | Pena Imaji
111 notes
·
View notes
Text
Sampai detik ini, saya belum bisa memaafkan mereka. Orang-orang yang mulutnya lemes yang hadir dalam hidup saya pasca awal melahirkan. Pingin memutar waktu supaya tidak mengizinkan "manusia itu" hadir di rumah saya. Rasa trauma oleh setiap ucapan, celometan, udah gitu ngga sadar dengan kalimatnya, bahkan ngelessss. Ngeles mereka bener bener akan saya tagih di akhirat, tidak peduli siapapun gelar mereka di dunia ini. Ibarat gelas pecah, semua ga akan lagi sama. Dan siapa juga yang mau ketemu sama tukang ngeles lagi. Ngga akan pernah mau, dan saya berhak memilah tangan tangan siapa saja yang bisa menyentuh anak saya. Mereka, selamanya ga akan punya hak untuk menyentuh anak saya. :)
61 notes
·
View notes
Text
Gagal jadi ibu karena lahiran sc
Eksekusi dari belajar adalah ujian. Begitupun kehamilan yang dianggap sebagai proses pembelajaran dan puncaknya sebagai ujian adalah persalinan. Para ibu sering dinilai berhasil atau tidaknya hanya dipandang melalui bagaimana cara bersalinnya.
Dianggap berhasil kalo lahiran secara normal dan sebaliknya. Jadi ngga heran kalo banyak ibu yang fokus sama tujuan "pokoknya harus bisa lahiran normal"
Standar keberhasilan ini kadang menyerang mental ibu pasca melahirkan wa bil khusus bagi ibu yang sc, insecure kalo ada yang tanya "lahiran normal atau sc" rasanya seperti gagal jadi ibu, luka sayatan belum sembuh sudah ditaburi luka hati.
Persalinan normal dan lancar tentu jadi idaman para ibu. Tapi ada nggak yang bisa njawab "adakah rumus paten agar persalinan dapat berjalan normal dan lancar?" Bahkan dokter obgyn pun hanya bisa menyarankan ini itu, tak bisa menjamin hasilnya.
Ikhtiar terbaik yang dapat kita lakukan adalah mempersiapkan jiwa raga untuk menghadapinya. Sekalipun ternyata ada ketetapan-Nya yang nggak sesuai harapan, jangan biarkan semua jadi sia-sia, tetaplah rida pada ketetapan-Nya.
Tidak ada ibu yang gagal dalam persalinannya, tetapi semua tentang bagaimana ia mempersiapkannya.
Allah tidak menilai hasil, tetapi soal bagaimana kita berproses pasti ada balasannya. Allah tak pernah menghisab kita untuk setiap ketetapan-Nya yang di luar ranah kendali kita. Namun, Allah menunggu dan kelak akan menghisab respons apa yang akan kita berikan terhadap ketetapan-Nya.
Maka, selalu luruskan niat. Hanya untuk mencari rida Allah adalah kunci keberhasilan segala ikhtiar agar bernilai dimata-Nya.
5 notes
·
View notes
Text
Catatan Post Partum
Dulu dengan polosnya aku mengira setelah hamil dan melahirkan hidupku tidak banyak berubah selain bertambah kehadiran makhluk kecil yang sebelumnya damai didalam perut menggodaku melalui tendangan-tendangan kecil.
Ternyata setelah dijalani, begitu hamil dan melahirkan, itu adalah masa kamu berpamitan dengan kehidupan lama dan muda.
Tubuh tidak akan kembali ramping seperti dahulu, butuh usaha untuk menghilangkan semua berat yang berhasil dinaikkan pada masa kehamilan dimana sikecil bobotnya bisa jadi 2-3kg untuk normal sedangkan kenaikkan berat bisa mencapai 10kgan. bahkan beberapa ibu pasca melahirkan mengalami diastasis recti dimana kondisi ketika otot perut sebelah kiri dan kanan terpisah sehingga menyebabkan perut menonjol atau membuncit beberapa bulan atau tahun setelah melahirkan.
Perubahan hormon juga berpengaruh kepada bagian kepala. Rambut menjadi bermasalah, rontok dan juga berketombe, hal ini diperburuk dengan jam mandi menjadi singkat karena phantom cry baby yakni mendengar bayi menangis padahal sebenarnya tidak menangis, padahal butuh waktu untuk membersihkan residu-residu shampoo dari kulit kepala. Akhirnya selamat tinggal rambut panjang yang menjuntai dengan indah dan bisa dimainkan sesekali.
Jam tidur akan berkurang. Tidur lelap dan bangun siang saat liburan hanya mitos. Terutama masa newborn, tangis si kecil akan membangunkan setidaknya dua jam sekali atau memang harus bangun untuk memberikan ia susu sebagai asupan gizi untuknya bertahan hidup. Untuk tetap bertahan hidup dan mencukupi jam istirahat maka saat si kecil tidur manfaatkan untuk istirahat
Entah kenapa menjadi sosok lebih emosional dan juga pelupa disaat yang bersamaan. Katanya ibu pasca melahirkan mengalami mom brain. Terdapat penelitian bahwa otak ibu selama kehamilan mengecil dan kembali setidaknya 6 bulan setelah melahirkan. Sebuah penelitian di Nature Neuroscience menemukan terjadi perubahan di materi abu-abu otak yang memungkinkan kontrol gerakan, ingatan, dan emosi.
Dikira tidak perlu lagi minum suplemen dan susu yang rutin diminum pada saat kehamilan. Tapi ternyata badan justru tetap cepat lelah, bahkan untuk menjaga kesinambungan supply Asi beberapa ibu membutuhkan suplement tambahan baik yang berbentuk susu maupun obat-obatan.
Selamat tinggal pouch, clutch, dkk yang berganti dengan cooler bag dan diaper bag. Karena kemana pergi ada kebutuhan si kecil yang harus dibawa. Meski tidak bersama saat masuk kantor/kerja tapi ada Asi yang perlu disimpan dalam cooler bag setelah pumping. Pergi jalan-jalan ada pampers, baju ganti, makanan dll yang perlu dibawa dalam diaper bag.
Pergi keluar/jalan-jalan pun menjadi penuh pertimbangan, tempatnya ramai kah, adem kah untuk anak, ada baby chair kah saat anak mulai masa mpasi, bebas rokok atau tidak. Jam untu berangkat pun dipertimbangkan apa termasuk jam makan atau jam tidur si kecil atau berujung cranky dalam prosesnya.
Saat di restaurant/tempat makan, tidak lagi bisa menyeruput dengan pelan. Bersegera memenuhi isi perut untuk bergantian menjaga si Kecil. Masuk masa MPASI dan seterusnya mulai memikirkan menu yang bisa dimakan bersama, menyuapi anak menjadi prioritas utama meski perut sendiri juga terasa lapar (dalam prosesnya menghindari hal ini hhe ibu harus kenyang untuk tetap waras nyuapin anak)
Mungkin banyak perubahan lain yang tanpa sadar ku alami, terlupakan untuk dibagikan. Tapi aku yakin, tiap ibu punya ceritanya masing-masing
Menyesal? tentu tidak. akan aku ulang lagi tak terhingga hitungannya untuk menemui sosok Dea. Si kecil yang dengan tidak adilnya semua proses tumbuh kembang terutama senyumnya menjadikan aku (juga papanya) menjadi sosok yang paling bahagia. Mengulang kembali untuk adiknya dea ? masih menjadi pemikiran karena saat ini aku sedang menikmati masa bersama si kecil tunggalku
Aku (mencoba) percaya apa yang dialami adalah bagian normal dari peran sebagai ibu. Allah dengan semua rencana menjadikan jiwa dan raga dalam perubahan yang positif selama kehamilan, masa nifas, dan selanjutnya sehingga ibu paham apa yang dilakukannya dan beradaptasi dengan peran baru serta membekali diri untuk menjadi ibu yang lebih baik
2 notes
·
View notes
Text
Tentang Kehilangan // Berduka
Tidak ada yang benar-benar siap dihadapkan dengan kehilangan. Apalagi kehilangan seseorang yang kita sayangi dimuka bumi ini. Rasanya merasa patah hati dan ditampar oleh takdir.
Tapi... Semua yang hidup pasti akan mati. Kita tercipta oleh Allah dan kita akan kembali lagi pada Allah. Itu mutlak hak Allah. Allah yang punya kuasa akan itu.
Tentang kehilangan ini pernah saya rasakan saat meninggalnya seorang Ayah. Ya. 2019 kala itu. Patah hati, tertampar oleh takdir dan kaki seperti tidak berpijak lagi. Ambyarrr semuanya. Ikhlas. Mencoba ikhlas. Mengingat bahwa itu adalah garis takdir manusia. Butuh waktu beberapa tahun untuk membiasakan diri tanpa Ayah. Lama-lama terbiasa💔
Senin, 18 November. Pagi. Pukul set 9 kurang lebih. Saya menerima kabar bahwa Papa Mertua yang sudah hampir 3 minggu terakhir di rawat di Rumah Sakit pasca operasi besar ternyata meninggal dunia. Seketika lemes dan tangis pun mulai pecah. Saya ikut patah, sedih dan tidak menyangka.
Sedikit cerita. Qadarullah... Ketika Almarhum Papa Mertua dirawat Saya juga sedang berobat jalan. Saya didiagnosa Psikogenik (masalah mental dan syaraf bermasalah) untuk syarafnya ada gerakan refleks yang tidak bisa dikontrol sama sekali (gerakannya bener-bener intens😭 Berhenti saat tidur saja) yang sampai akhirnya saya harus bener-bener bedrest total sambil pengobatan di Bandung dan untuk keluar rumah juga engga bisa kecuali ke Rumah Sakit untuk kontrol.
Sampai... Dimasa-masa kritisnya Almarhum Papa Mertua, saya belum sempat untuk menjenguk beliau. Ya... Cuma bisa mendoakan dari sini untuk kesembuhan beliau dan mengharapkan amat sangat penuh keajaiban dari Allah. Sejatinya Allah yang memberikan sakit dan Allah juga yang Maha menyembuhkan. Untuk mengetahui perkembangan beliau Saya intens komunikasi terus dengan suami, karena suami pun bulak balik ke Rumah Sakit.
Untuk Mpa... Maaf ya kalau menantunya ini masih banyak salah, sejauh ini saya kenal Mpa, Mpa baik sama saya, Mpa bijak, dan plot twist nya Mpa itu suka bercanda di sela-sela kalau lagi ngobrol serius. Ya. Itu yang saya tau dan kenal. Bahkan kadang receh juga. Hehehe. Inget waktu pasca melahirkan senyum dan ketawanya masih terngiang dan saat gendong Anak Saya😭. Ya Allah...
Untuk keluarga suami yang pasti masih merasakan sedih lebih mendalam, semoga Allah kuatkan untuk menerima garis takdir terbaik menurutNya, senantiasa diberikan keikhlasan, dan juga kesabaran yang luas.
Almarhum Papa Mertua udah engga sakit lagi, engga cape lagi, dan engga sedih lagi karena sakitnya. InsyaAllah Syurga tempatnya. Allahummagfirlahu Warhamhu Waafihi Wafuanhu. Al-Fatihah🤲
Bandung, 19 November 2024. 14:12.
2 notes
·
View notes
Text
Aduh bunda bundi si challenge teh meni aya aya wae~ joining the hype is not a crime, right!
Ngomongin bb tuh bener2 naik turun yaa sesuai kondisi. Akutu mulai agak gemuk tuh pas SMA tp segemuk2nya aku itu cuma sampe 53kg, pdhl asa ngga gemuk2 amat yagasih mengingat tinggiku sekitar 159-160cm gt. Kuliah turun lagi ke 50kg secara kuliah didugdag bdg-nangor ngedamri pp, lelah hamba~ belom lg tantangan matkulnya, alhamdulillah nya tuh dosen2 kami gapernah ngasih tugas bnyk krn matkulnya udah sulit sih. Sempet 43kg itu edan kerongang kali ogut, pas ngurus ibu sakit keras, hidup kaya ngelayang ngga nafsu makan ngga tidur nyenyak krn kalo tibra takut ibu knp2 dan hilang nyawanya eh taunya kejadian :(. Sepeninggal ibu naik lg bb, wlpn agak sedikit ngahultar dan sedikit gila udah ada nafsu makan dan tidur nyenyak. Kayanya stay di 50kg itu mayan lama sampe kerja kalo naikpun skitar 2kg an lah..
Sampe akhirnya sekitar tahun 2013-2014 tiba2 merosot jadi 45-46 gt yah. Inget bgt pas wisdua adik tahun 2014 pake dress ngebentuk badan dikomenin sama temen adik "teteh ko skrg kurusan yaah?" laaah aku ngga nyadar dong. Baru aja sadar bahwa bb ku turun dan stuck di 45kg sampe akhirnya ktemu mas pacar 1 tahun kemudian sampe nikah dan hamil akhirnya naik tuh bb tahun 2018 berarti yah.. 9 bulan di 58kg! Perut aja yg buncit, tp ngga gede amat kalo pake baju oversized gt ngga keliatan hamil da wkwkwk.
Pasca melahirkan itungan hari apa dlm 1 bulan mah turun dikit lah palingan 55-56kg. Semenjak ASI mayan lancar disedot mulu sama bayik turun drastis jadi 46kg, hampir kaya pas gadis cuy. Berakhir pas nyapih aja pas nemo 2 thn. Melesaaaaat ngga kira2 lsg 56kg dan stuck disitu, turun jg paling 1kg. Dahlah pasrah, suamiku jg gapernah komen ttg bb ku dr awal pacaran. Eh pernah katanya naikin bb sedikit kasian liatnya asa kurus, itu pas pacaran tp da gmn sulit bgt pdhl makan udah banyak ih..
Yaudah dari tahun 2020-2021 ya nemo 2thn tuh, stuck di 56 aja.. Ngerasa udah berat sih, 2kg lg nyampe bb saat hamil 9 bulan wkwk. Udah gatau lg caranya nurunin bb, krn gamau diet dan mager olga. Yaudah sekiranya dah nyaman sama badan ini cuek aja, celana2 jg udah ngga pada muat. Lingkar dada jg besar, size naik jadi L kadang XL hwhwhw.
Di tahun 2023, tepatnya tengah tahun pas nemo sekolah. Ada kepikiran buat olahraga jalan kaki sekalian biar gerak jg buat anter jemput nemo, hemat ongkos jg tentunya. Mayan jaraknya 1,1k kalo ngitung step skali jalan 2000 langkah. Tak kuduga tak kusangka, kenalan2 tuh sama mama2 ortu murid eeh ada mama runner yg ngajak lari, trus aku buru2 mau deh. 1 kali brainstorm udah lsg rutin tiap seminggu sekali haha. Akutu selalu kabita liat temen2 yg olga kaya yoga, pilates, zumba, poundfit, badminton dan lari. Tp ya kabita hanya sekedar kabita ngga ada aksi. Oiya sempet yoga hamil wlpn minim gerakan ekstrim tp menenangkan bgt.. Mudah2an suatu saat aku bisa yoga lagiiii.
Berarti start bulan agustus tuh lari pertamaku setelah sekian lamanya. Inget bgt dapet 8 keliling track gasibu, dengan pace lambat bgt wkt itu belom donlot strava dong ah wlpn tau aplikasi itu, huawei health jg ternyata ngerecord otomatis selama ini pake hp itu gatau weh hhhhhhhhh.. Sempet jg ikutan Strength Training dari Duraking, sebulanan lebih kayanya ikutan karena suami pgn bgt ikutan, aku yg berubah karakter jd introvert pas udah jadi ibu2 ngga minat ikutan pada akhirnya terbujuk jg sama suami ikutan berdua ktemu komunitas lari dari pemula sampe yg expert lah gt. Seru sihhhh sampe akhirnya aku cedera 2-3minggu semingguan mager bgt buat lari lagi sumpaaaah setelah 2 bulan rutin lari dan ST, suami jd ikut males istrinya cedera tuh.. Akhirnya sebulanan itu kami jd pasutri mager lagi bulan Okt itu. Pas bulan Nov aku paksain keluar dari zona nyaman lg tuh alhamdulillah sedikit2 back on track lah wlpn msh seminggu 1-2x aja tp tiap bulan grafik lari naik terus. Bulan januari aku rapetin seminggu 3x, di weekend nyoba longrun. Berhasil jg alhamdulillah.. Dari sini yg awalnya turun 2kg, lebih rapet lg lari turun lg total 5kg. Pas puasa kemarin turun 1kg lg. Alhasil skrg bb ku di 50kg weeyyyyy sungguh pencapaian yg warbiyasak menurutku seorang yg mager, ngerem mulu dirumah, irt yg hidupnya sungguh boring akhirnya punya suatu pencapaian dan bikin happy! Awalnya ngga kepikiran tuh mau nurunin bb, hanya ingin sehat mengingat umurku diatas 30 thn, less stress jg, hormon endorfin naik apalagi slesei lari ada perasaan puas dan happy. Huhu alhamdulillah proud of my self!
Jadi perjalanan bb naik turun gapernah sampe diet2, wlpn pengen bgt sih sebetulnya ngga sampe yg diet ketat pgnnya yg dimulai dari mengurangi gula aja dulu, wlpn bukan penggemar gula tp tiap minum atau makan yg manis2 ada feeling guiltynya jg haha. Mudah2an kedepannya utk asupan makan bisa sehat jg yahhh.. Duh kapan~ masih suka permicinan jugak!
Akhirnya itu challenge ngga aku posting deh ihhhh.. Taro sini aja yah sambil nulis yg selalu kepanjangan wkwkwk
5 notes
·
View notes
Text
Sedang terjebak dalam pikiran,
Kehadiran anak-anak ini adalah mimpi yang selalu aku panjatkan, maka aku harus memberikan yang terbaik untuk mereka--
-- tapi aku..... merasa hatiku melemah.
Ditulis untuk meluapkan uneg-uneg.
Hari ini, hari ke- 30 pasca melahirkan.
8 notes
·
View notes
Text
Perawatan Pasca Melahirkan
Hai.. Mom.. Mom yang habis lahiran…………….Dian Mustika sangat memahami betapa rontoknya para Mom Mom setelah melewati masa Pasca Melahirkan.baik yang melahirkan dengan cara normal maupun Ceisar, semuanya menguras tenaga yang sangat banyak. coba Mom Mom bayangkan dari berat 50Kg pada saat normal, bisa naik menjadi 70Kg pada saat hamil, berapa Kg beban yang harus kita topang selama 9 bulan? Perut…
View On WordPress
0 notes
Text
Bismillah..
Tulisan sederhana ini mungkin akan jadi tulisan pertama setelah melahirkan, saat anakku berusia 18 hari. Tulisan yang ku tulis di sela-sela waktu istirahat, saat dedek tidur dan aku bisa makan atau tidur, beraktivitas melakukan hal lain (meski sebetulnya lebih sering aku memilih untuk tidur atau curi waktu untuk memompa ASI. Kenapa kok mompa ASI masuk opsi? Karena kalau tidak segera dikeluarkan khawatir bengkak lagi dan berakhir berasa greges di badan, tentunya kondisi yang tidak nyaman ini tidak ingin sampai terulang lagi).
Aku ingin menuliskan satu momen yang sepertinya tidak akan ku lupakan, bukan tentang melahirkan yang akan ku tulis sekarang, tapi justru setelahnya. Aku ingin menyampaikan, sekarang aku betul-betul percaya, baby blues itu nyata adanya. Bahkan sepertinya diri ini tanpa sadar mengalaminya juga di seminggu pertama setelah lahiran (?). Karena ada banyak sekali perasaan yang tidak bisa ku pahami, banyak rasa yang berkecamuk, dan dominan ke sedih karena merasa kehilangan diri sendiri. Alhamdulillah Maha Baik Allah, Allah berikan support system yang begitu baik untukku. Ada suami, ibu, dan tante serta yang lainnya juga, yang banyak sekali membantu, terkhusus tanteku yang ternyata aware dengan kondisi ku yang justru sedih dan berusaha mengeluarkan ku dari kungkungan 'rasa yang tidak seharusnya ada' ini. Perubahan fase yang dirasa terlalu cepat ini, memang membuatku kaget dan harus beradaptasi dengan cepat, karena berlomba dengan waktu, dan tidak mungkin aku harus selalu terkalahkan dengan waktu karena ketidaksiapan diri. Semua harus dihadapi meski awalnya nangis-nangis dulu, dan ada proses penerimaan yang ternyata agak memakan waktu. Alhamdulillah, terima kasih yaa Rabb, atas semua proses pembelajaran dan pendewasaan ini, yang ku rasa sangat membentuk diriku menjadi pribadi seperti sekarang ini.
Hari itu, belum ada tujuh hari pasca melahirkan. Aku masih merasa sedih dan terpuruk, semua terasa gelap dan ternyata itu semua karena aku belum sepenuhnya menerima situasi dan kondisi yang baru saja ku jalani. Hari itu, aku menangis lagi, untuk ke sekian kali. Aku menangis di pelukan suamiku, kami berpelukan lama, saling menguatkan satu sama lain. Aku masih ingat, saat itu suamiku bertanya, "Kamu kenapa nangis?". Aku jawab, "Aku sedih, sebentar lagi kamu balik ke Bogor". Aku terisak lagi. Suamiku tidak langsung menjawab, aku mendongakkan kepala, mencoba melihat ekspresi wajahnya. Dan untuk pertama kalinya, ku lihat dengan jelas matanya berkaca-kaca dan dia melihat ke atas, sepertinya berusaha untuk tidak meneteskan air mata di depanku (bahkan aku menuliskan ini sambil mbrebes mili). Untuk pertama kalinya sepanjang usia pernikahan kami yang masih seumur jagung ini, ku lihat matanya berkaca-kaca, dan entah kenapa aku justru terluka ketika melihatnya begitu.. Ya Allah, yaa Rabb, kuatkanlah hati lelakiku yang ku cintai karena-Mu..
"Aku juga sedih, jangan kamu kira aku gak sedih, aku sedih.. Tapi kan aku gak mungkin nangis juga, biar salah satu aja yang nangis. Pengennya ya bareng-bareng terus, tapi gak bisa.. Jangan kamu kira aku di sana santai-santai, aku di sana kerja. Tolong ikhlasin ya.." kata suamiku panjang lebar. Aku tertegun, air mataku mengalir lebih deras dari sebelumnya.
Ternyata selama ini.. Suamiku diam bukan berarti cuek, dia banyak memendam perasaan yang mungkin justru sengaja dia sembunyikan diri istrinya, semata karena tidak ingin membuatnya tambah bersedih. Suamiku diam bukan berarti tidak peduli, tidak perasa, namun justru dalam diamnya sebetulnya dia peduli, bahkan pada hal-hal kecil sekalipun. Suamiku juga sedih, tapi dia tahu cara mengekspresikan emosinya dengan tepat, yaitu tidak menunjukkan secara langsung di depanku, agar tidak bertambah sedih. Aku masih tertegun, kemudian mencoba mulai mencerna semuanya perlahan, untuk kemudian mencoba mengikhlaskan.
Ada beberapa hal lagi yang kami bicarakan saat itu, seingatku salah satunya tentang ikhlas. Beberapa hari setelah itu, aku baru sepenuhnya menyadari, oh ternyata begini LDM itu, dan mulai mengerti maksud Abi (ayah mertua) kenapa kok dulu nyuruh aku dan suami agar tinggal bersama adik iparku yang ditinggal suaminya studi ke Mesir. Karena ternyata seberat itu LDM, apalagi posisi saat itu adik iparku sedang hamil dan punya anak kecil yang waktu itu belum berumur satu tahun (terlepas dari sebetulnya memang tidak ideal jika tinggal bersama ipar, tapi konteksnya di sini adalah tentang beratnya LDM). Jika tidak ada saling ikhlas dan ridha di dalamnya, pasti akan terasa berat sekali dijalani..
18 hari pertama ini, menjadi momen yang mungkin tidak akan pernah aku lupakan. Perjuangan mengASIhi yang tidak mudah, sampai akhirnya bisa di titik ini, bisa lebih tenang dari sebelumnya dan tidak se-rembes sebelumnya, itu adalah beberapa dari banyak sekali hal yang sangat ku syukuri. ASI seret itu ujian, bahkan ASI berlimpah pun juga ujian. Mungkin lain waktu, aku akan cerita tentang ini, sambil menunggu semua ini berlalu masanya.
Satu hal yang ku tanamkan pada diriku akhir-akhir ini, "This is too shall pass". Semua ini akan berlalu. Tidak akan selamanya kita akan berada di fase/masa seperti ini. Akan ada masanya, ini semua berlalu, usai. Berganti dengan fase lainnya. Semoga Allah senantiasa menguatkan kita di setiap fase kehidupan yang dilalui, juga dilimpahkan kesabaran dan keridhaan ketika menjalaninya. Mungkin memang berat di awal, namun semoga kedepannya bisa semakin ringan, dengan pertolongan dari Allah. Karena Allah tidak pernah salah memberikan amanah kepada sesiapa yang mengembannya. Bismillah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah..
Alhamdulillah akhirnya selesai juga tulisan sederhana ini. Betul-betul lega sekali rasanya bisa menuliskan ini, walau iklannya banyak sekali sejak tadi; ganti popok dedek, mompa ASI, mengASIhi, makan, dan baru selesai sekarang. Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Oiya sebagai penutup, mau upload foto ini deh, buat pengingat diri. Biar besok-besok bisa dilihat lagi kalau pas merasa penat dan jenuh atau apalah, huhu.. Poin yang mau dijadikan reminder: "Karena Allah mau kasih ladang pahala yang banyak buat kita". Masya Allah tabarakallah..
Peluk erat untuk semua ibu di dunia ini. Semua ibu itu hebat! Masya Allah tabarakallah..
Yogyakarta, 5 Juli 2024. 15.08
3 notes
·
View notes
Text
#BelajaraJadiUmma: Sebulan Yusha
Sebulan tak terasa sudah bersama Yusha, sebulan sudah menjadi umma. Masya Allah, rahmat-Nya begitu banyak terasa. Aku belajar bahwa begitu besar penjagaan Allah pada manusia.
Yusha kecil Allah limpahkan banyak kebaikan sejak dalam perut hingga dilahirkan. Allah hadirkan dokter baik nan shalihah yang membersamai di sebuah rumah sakit Islam yang sebenarnya di luar rencana persalinan kami. Dokter shalihah itu memintaku banyak taubat menjelang kelahiran Yusha, indahnya diingatkan dalam taat di saat genting menjelang persalinan.
Allah lancarkan proses operasi yang sungguh rumit tak aku mengerti detailnya, dimulai dari ramahnya perawat, suntikan anastesi yang Allah izinkan berhasil, dlsb hingga sore pukul lima kurang satu menit Yusha lahir.
Tubuh mungilnya ketika diangkat dokter membuatku terharu biru "Masya Allah.." ucapku pelan sambil berkaca melihat makhluk yang sepuluh bulan sembilan hari tumbuh berkembang dalam perutku. Allah lengkapkan dan sempurnakan tubuhnya, Alhamdulillah, terima kasih ya Allah :')
Allah izinkan aba-nya membersamaiku dari awal kehamilan hingga detik melahirkan. Menguatkan momen-momen menakutkan bagiku yang takut segala jenis jarum suntikan. Ambil darah, pasang infus berkali-kali, suntik tes alergi obat, dlsb. Selalu berusaha membuatku berani dan tenang yang tiba-tiba harus bertemu benda tajam itu. Infus yang pertama kali, bengkak berkali-kali. Tak alpa juga yang siap merespon tangisan dan segala pikiran kalutku.
Allah hadirkan juga keluarga yang senantiasa ada, memberikan doa dan bantuan terbaiknya. Adalah anugerah mempunyai keluarga yang menerima takdir dengan lapang dada. Tak merumitkan suasana ketika hal yang tak diharapkan di hadapan mata, semua berharap yang terbaik tanpa banyak kata yang memberatkan langkah. Operasi pun dilaksanakan dengan dukungan semua. Alhamdulillah.
Bantuan demi bantuan pun begitu terasa selama pasca persalinan di hari-hari pertama. Ada orang tua, kakak, tante, dll yang senantiasa memantau perkembangan, menyediakan air rebusan daun sirih, membantu memastikan aku bisa memberikan ASI pada bayi, mengajarkan memandikan bayi, memastikan aku makan cukup dan baik, dan banyak hal lainnya. Masya Allah.
Kebaikan dari saudara dan kawan yang senantiasa memberikan doa untuk aku, Yusha, dan keluarga. Tak jarang pula yang tiba-tiba meminta alamat, mengirimkan hadiah untuk Yusha dan hadiah makanan untukku sebagai dukungan "ASI booster" atau sebagai hadiah sebagai ibu katanya. :')
Masya Allah, begitu banyak nikmat yang Allah limpahkan bersama perjuangan sebulan pertama sebagai Umma bagi Yusha. Doaku sama semoga Allah balas semua kebaikan dengan sebaik-baik balasan.
Ardina. Bandung, 22 September 2023.
00.03 WIB, 21 September yang terlewat sekian menit. Yusha sedang bobo, umma terbangun seperti biasa.
8 notes
·
View notes
Photo
Minangkabau Untuk Indonesia Tanpa mengecilkan dukungan dan sokongan beragam suku bangsa yang kemudian membentuk Indonesia hingga kini, agaknya kita perlu sebuah apresiasi yang tinggi bagi tanah Minangkabau atas kontribusinya sebagai modal pergerakan bangsa. Sejak dahulu saya penasaran kenapa banyak tokoh pergerakan dan bahkan 4 serangkai pembentuk Republik yang disusun oleh Tempo dalam Serial Bapak Bangsa, 3 tokohnya berasal dari tanah Minangkabau, sebut saja Tan Malaka, Sutan Sjahrir, dan Mohammad Hatta. Ketiganya mewakili ideologi yang berbeda, namun memperkaya bagaimana bangsa ini dibentuk. Belum lagi ada Mohammad Yamin dan KH. Agus Salim yang punya nama asli: Masyhudul Haq. Tidak cukup disitu, ada pula tokoh mosi integral yang melahirkan NKRI setelah KMB, dialah Natsir. Di abad 19 akhir bahkan salah satu imam dan guru di Masjidil Haram adalah tokoh ulama besar asal Minangkabau, Syeikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi yang kemudian memiliki murid yang menjadi pendiri 3 gerakan dakwah besar di Nusantara: Nahdatul Ulama: KH. Hasyim Asyhari, Muhammadiyah: KH. Ahmad Dahlan, dan Sulaiman Ar Rasuli pendiri Persatuan Tarbiyah Indonesia. Bagaimana tanah di tengah pegunungan Barisan di pesisir Barat Sumatera ini bisa jadi "power house" yang menelurkan tokoh pembaharuan di zamannya? Maka jika menelisik di banyak literatur dan bahkan sejarah dunia pers Minangkabau agaknya pengaruh semangat pan-Islamisme (mengacu pada definisi dari Anthony Reid) yang kemudian mempengaruhi gerakan Padri, interfensi dan modernisasi ala Eropa yang di bawa oleh kolonial Belanda telah mampu memberi inspirasi yang tumbuh deras bersama budaya yang kuat dipegang teguh (salah satunya budaya rantau), telah membawa orang-orang Minangkabau lebih egaliter, terbuka dan progresif. Sementara tanah Jawa di sekitar abad 19, sebelum dan pasca Perang Diponegoro masih dilingkupi feodalisme dan takzim di bawah kekuasaan bangsawan dan kaum ningratnya yang tak sedikit justru kerap menggunting di dalam lipatan bersaing pengaruh satu sama lain hingga dimanfaatkan oleh pemerintah Hindia Belanda yang memusatkan pengaruh politiknya yang saling bersilangan. #sejarah #history #book #sketchnotes #coretanrifki https://www.instagram.com/p/CpZhmNZrP77/?igshid=NGJjMDIxMWI=
18 notes
·
View notes
Text
Bu, Anak perempuan kecil ini sekarang sudah dewasa.
Bahkan sudah menikah dan punya dua anak.
Dulu sebelum menikah ayah pernah bertanya satu hal. bukan, bukan apa pekerjaan calon suamiku bu. tapi, “bagaimana ibu nya memperlakukanku”.
sekarang aku tau apa maksud pertanyaan itu.
karena, tidak ada yang benar benar menerima kita, kecuali ibu yang melahirkan kita sendiri.
Bu, Anak perempuan kecilmu ini hebat!
bisa merawat dua anak. memulihkan mental dan luka pasca operasi. tanpa bantuanmu, walau sebenarnya aku masih butuh ibu.
melihat banyak orang yang habis melahirkan lalu dirawat, dimasakkan, dijaga oleh ibunya. ternyata aku kalah :)
14 notes
·
View notes
Text
Mencoba tersenyum, haha. 🫠
Pasca melahirkan, jiwa raga ku berantakan. Jiwa tak selalu bisa dilihat, tapi raga emang keliatan bgt. Baju kumel, badan keringetan, rambut haha gausah dijelasin lah ya gimana nasib rambut busui. Akhirnya pelan pelan pake bedak lagi, pelan-pelan pake lip tint lagi, pelan-pelan nata hidup lagi, satu-satu.
39 notes
·
View notes
Text
"Ku tahu aku tak sempurna.. Bukan berarti aku tak berhak bahagia.. "
Sepenggal lirik lagu yg dibawakan Aurel yg dulu tak kumengerti artinya.. sekarang nyata terjadi dihidupku.
Perjalanan menjadi ibu dimulai dari kehamilan yg alhamdulillah diuji dengan kondisi lemah yg mengharuskan saya untuk resign kerja lebih cepat..
Ikhtiar untuk lahiran normal dengan olahraga, mengurangi gula, dan berbagai cara lainnya..namun qadarullah..saya melahirkan dengan operasi caesar.. dan diuji dengan kondisi tensi tinggi sehingga harus ada perawatan intensive setelah melahirkan..
Saya di ruang HCU,anak saya diruang baby.. tidak ada pelekatan untuk menyusui karena kami terpisah.. kekhawatiran akan tensi yg tak kunjung turun membuat saya stress, dan stress ini membuat tensi semakin naik, dampaknya ASI saya tidak keluar di hari pertama kedua bahkan beberapa hari setelah melahirkan..
Dampak panjangnya, anak saya tidak bisa minum Asi dengan DBF, dia terlanjur nyaman dengan dot. Sudah berlatih dan konsultasi ke ahli laktasi, sampai sekarang belum ada kemajuan.. saya tetap berjuang untuk memberikan Asi kepada anak saya dengan cara pumping.
Selama pasca melahirkan, saya tinggal dengan orang tua saya karena tentu saya butuh bantuan untuk merawat saya dan anak saya.. Bukan tanpa resiko, dari awal saya sudah memprediksi.. akan ada banyak perdebatan tentang cara pengasuhan yg saya pelajari dengan yg orang tua saya terapkan.. sedih harus berdebat dengan orang tua sendiri, tetapi jika dibiarkan beberapa hal bisa beresiko jangka panjang ke anak saya..
--
Saya menyadari sebagai perempuan dengan saya tidak bekerja, saya sepenuhnya bergantung pada suami, saya mengabdikan diri saya untuk suami dan anak saya.. Banyak kata mereka yg berkomentar secara langsung atau mungkin hanya disimpan di kepala dan diekspresikan lewat hal lain.. kenapa sarjana jadi ibu rumah tangga? Apa tidak kasihan suami sendiri yg bekerja? Kenapa anaknya tidak dititipkan ke orang tua saja dan kamu yg masih muda bekerja?
Ya, saya punya prinsip sendiri.. anak saya adalah amanah dari Allah yg harus saya pertanggung jawabkan nantinya, saya ingin mengurus dia secara langsung..
Apakah saya tidak ingin bekerja? Saya tentu lebih senang jika saya bisa bekerja.. tapi hati saya tidak tega meninggalkan anak saya dengan orang lain, sekalipun itu orang tua saya sendiri.
---
Saya menyadari bahwa banyak yg berpendapat bahwa melahirkan Caesar itu tidak sakit.., bukan ibu sejati.. ada semacam stigma bahwa melahirkan caesar 'kasta prestasinya' lebih rendah daripada yg normal..
Jujur saya sudah tidak peduli dengan anggapan itu.. saya tidak perlu menjelaskan rasa sakit dan perjuangan untuk pulih pasca operasi dengan masih pengobatan untuk turun tensi.. resiko melahirkan tetap sama apapun caranya.. ah, dianggap tidak 'seberjuang' ibu yg lahiran normalpun terseraaah..
---
ASI
Karena saya masih berjuang agar anak saya mau direct breastfeeding.. saya masih perlu tebal muka dan telinga saat melihat, mendengar, membaca.. apapun statement orang tentang saya..
Tidak ada ikatan batin? Anaknya kurang dekapan ? Nanti asinya akan kering? Dan banyak lagi..
Saya masih berusaha tegarrr untuk hal ini..
---
Saya menuliskan semuanya disini, untuk menguras isi kepala saya.. meletakkan semua keruwetan perasaan dan berharap bisa benar benar saya letakkan agar saya bisa fokus dengan apa yg bisa saya lakukan untuk anak saya..
---
Untuk orang orang di dunia nyataku.. siapapun panjenengan semua adalah orang baik.. saya tau semua orang baik.. tapi kabar tidak baiknya, ada hal yg panjenengan lakukan yg mungkin tidak sengaja membuat saya tidak baik baik saja..
Saya perempuan yg melepaskan pekerjaan untuk mengabdi di rumah..
Saya perempuan yg melahirkan secara caesar dan mengasihi dengan asi perah..
Saya perempuan yg tidak sempat mengurus diri karena sedang belajar menjadi ibu untuk anak saya..
Saya perempuan yg sedang menata ulang kondisi psikologis saya.. agar lebih sehat dan menjadi ibu terbaik untuk anak saya..
Saya berhak bahagia atas kurangnya saya.
Saya berhak bahagia atas pilihan saya.
Jika panjenengan memang sangat urgent untuk berstatement atau mengekspresikan ketidaksetujuaan dengan hidup saya.. usahakan saya tidak melihat atau mendengar ya. Tolong. Setidaknya untuk saat ini.
8 notes
·
View notes