#nubuat
Explore tagged Tumblr posts
Text
re-reading the plot summary of morrowind i wrote in proper indonesian just makes me see how unserious my uni life is. "pangeran daedric" "nubuat nerevarine" "pahlawan kuno ras dunmer" "kediaman dagoth ur" girl come on
#not necessarily a bad thing ofc. if anything it just reminds me to take it easy but take it#im rewriting the intro to be more concise and specific.... and SUBSTANTIATED lol i was just yapping when i had to submit it#for the mandatory checkpoint deadline#chixtalks
8 notes
·
View notes
Text
Kalender Liturgi 22 Agt 2024
Kamis Pekan Biasa XX
PW SP Maria, Ratu
Warna Liturgi: Putih
Bacaan I: Yeh 36:23-28
Mazmur Tanggapan: Mzm 51:12-15.18-19
Bait Pengantar Injil: Mzm 95:8ab
Bacaan Injil: Mat 22:1-14
Bacaan I
Yeh 36:23-28
Kalian akan Kuberi hati dan Roh yang baru di dalam batinmu.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel:
Tuhan bersabda kepadaku, "Katakanlah kepada kaum Israel:
Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar,
yang sudah dinajiskan di tengah para bangsa,
dan yang kalian najiskan di tengah-tengah mereka.
Dan para bangsa akan tahu bahwa Akulah Tuhan, "
demikianlah sabda Tuhan Allah,
"manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu
di hadapan para bangsa.
Aku akan menjemput kalian dari antara para bangsa
dan mengumpulkan kalian dari semua negeri
dan akan membawa kalian kembali ke tanahmu.
Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih,
yang akan mentahirkan kalian.
Dari segala kenajisan dan dari segala berhala-berhalamu
Aku akan mentahirkan kalian.
Kalian akan Kuberi hati yang baru,
dan roh yang baru di dalam batinmu.
Hati yang keras membatu akan Kuambil dari batinmu
dan hati yang taat lembut akan Kuberikan kepadamu.
Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu
dan Aku akan membuat kalian hidup menurut segala ketetapan-Ku
dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.
Dan kalian akan mendiami negeri
yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu.
Kalian akan menjadi umat-Ku dan Aku menjadi Allahmu."
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 51:12-15.18-19
R:Yeh 36:25
Aku akan mencurahkan air jernih kepadamu,
dan kalian akan disucikan dari segala kenajisanmu.
*Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,
dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku.
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,
dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
*Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu,
dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku.
Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu
kepada orang-orang durhaka,
supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
*Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan;
dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran,
Engkau tidak menyukainya.
Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur;
hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bait Pengantar Injil
Mzm 95:8ab
Hari ini janganlah bertegar hati,
tetapi dengarkanlah sabda Tuhnan.
Bacaan Injil
Mat 22:1-14
Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini.
Inilah Injil Suci menurut Matius:
Pada suatu ketika
Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat
dengan memakai perumpamaan.
Ia bersabda, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja
yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya.
Ia menyuruh hamba-hambanya
memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu
tetapi mereka tidak mau datang.
Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan,
'Katakanlah kepada para undangan:
Hidanganku sudah kusediakan,
lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih.
Semuanya telah tersedia.
Datanglah ke perjamuan nikah ini.'
Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya.
Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,
dan yang lain menangkap para hamba itu,
menyiksa dan membunuhnya.
Maka murkalah raja itu.
Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana
untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu
dan membakar kota mereka.
Kemudian ia berkata kepada para hamba,
'Perjamuan nikah telah tersedia,
tetapi yang diundang tidak layak untuk itu.
Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan
dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana
ke perjamuan nikah itu.
Maka pergilah para hamba
dan mereka mengumpulkan semua orang
yang dijumpainya di jalan-jalan,
orang jahat dan orang-orang baik,
sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu.
Ketika raja masuk hendak menemui para tamu,
ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta.
Ia berkata kepadanya,
'Hai saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?'
Tetapi orang itu diam saja.
Maka raja lalu berkata kepada para hamba,
'Ikatlah kaki dan tangannya
dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap;
di sana akan ada ratap dan kertak gigi.'
Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Demikianlah sabda Tuhan.
2 notes
·
View notes
Text
Aku pernah membaca seluruh penantian yang selama ini kamu tuliskan dalam nubuat sore itu. Dan kamu tetap bergeming tanpa melambaikan tangan sedikitpun. Menyampaikan keheningan dalam berbagai bahasa. Sejak itu kita tak pernah lagi ber dialog dalam ego yang saling memancar nanar. Berkeluh tanpa sedikitpun balasan. Dan kita kembali asing seperti yang selama ini kita tangguhkan setahun lamanya
2 notes
·
View notes
Text
Maria adalah salah satu cinta terbaik yang pernah ada...
menerima dgn tulus yang sungguh...pasrah pada nubuat luka dan duka yg menembus lubuk jantungnya ....
Maria pada salamnya membuat kegirangan pada yg dikandung Elisabet ...
Ahhhh...suara itu sungguh terberkati ...
"Aku mengagungkan Tuhan hatiku bersukaria karena Allah penyelamatku..."
Bagimu maria maria yg pernah aku kenal...jgn lelah utk terus menebarkan kasih utk semua org...Engkau sungguh terberkati hari ini ....
2 notes
·
View notes
Text
Peliknya Jalan Demokrasi Kita
Muhammad Muslim – Perantau Sekayu di Jakarta “Bawalah aku menyaksikan mukjizat pada suatu malam yang mulia, dimana anak-anak bebas bermimpi di dalam angin perubahan.” –Klause Meine–
Sewaktu kecil, sekira kelas dua atau tiga madrasah ibtidaiyah, apa (panggilan saya untuk ayah) tidak hanya sekali atau dua kali bercerita tentang Tembok Berlin dan Perang Dingin. Saya menerima apa yang ia ceritakan tidak lebih dari sekedar dongeng belaka dengan membayangkan Tembok Berlin sebagai sebuah tembok raksasa nan panjang, sekat pemisah kehidupan malaikat dan iblis, yang mustahil ditembus dan dirobohkan oleh umat manusia. Dan Perang Dingin sebagai perang panjang mencekam antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, berlangsung di hamparan salju yang luas, tiada berujung tiada bertepi. Kendati hanya menerimanya sebagai dongeng semata, cerita ayah adalah sumber keingintahuan paling utama dalam hidup saya.
Saya tidak ingat kapan persisnya saya mendengarkan lagu Wind of Change dari Scorpions untuk pertama kalinya. Yang pasti siulan Klause Maine di dalam intro lagu itu memberikan nuansa magis yang begitu personal. Kendati begitu, sampai tamat sekolah menengah atas, Wind of Change bagi saya tidak lebih dari sekedar lagu rock barat yang enak untuk didengarkan. Barulah saya sadar sesaat setelah berkuliah di Semarang, kalau Wind of Change tidak lain adalah dongeng yang ayah ceritakan. Semenjak mengikuti mata kuliah pengantar teori hubungan internasional, setiap kali mendengar lagu Wind of Changes, dengan serta merta saya terngiang dengan Francis Fukuyama dan ayah. Kesannya memang cocokologi, tapi antara ayah, Klause Maine, dan Francis Fukuyama, mereka sama-sama menuturkan sebuah inti pesan, yakni perubahan.
Cukuplah dua paragraf di atas sebagai pengantar dari apa yang hendak saya bahas dalam tulisan ini. Sejak terbersit untuk menulis ini, saya senantiasa mencari cara dan berupaya menemukan akal agar pesan yang hendak saya sampaikan dapat diterima oleh pembaca yang beragam bentuknya. Olehnya, tulisan ini mengusung genre sersan (serius tapi santai). Serius karena memang yang akan dibahas adalah apa-apa yang menjadi pokok dalam bernegara, dan santai karena tulisan ini tidak ingin menempatkan pembacanya pada respons yang latah dan reaksioner. Sesantai ketika kita mendengarkan Wind of Changes, seserius ketika kita membaca nubuat Fukuyama dalam buku The End f History and the Last Man. Begitulah kira-kira.
Saya mengutip penggalan lagu Wind of Change di awal tulisan, untuk mengingatkan kepada kita semua bahwa angin perubahan itu senantiasa ada. Robohnya Tembok Berlin pada 1989 disusul keruntuhan Uni Soviet pada 1991 yang menandai berakhirnya Perang Dingin, menghantarkan dunia pada demokratisasi yang seluas-luasnya. Sebuah fenomena yang sering disebut sebagai musim semi global. Yang Fukuyama maksud sebagai the Last Man jelas adalah demokrasi liberal itu sendiri. Dunia berakhir dengan kemenangan demokrasi, sehingga tidak ada alternatif lain di masa depan. Menyusul fenomena musim semi itu, Indonesia turut menghendaki adanya perubahan radikal dalam cara bernegara, sebuah momentum peralihan dari otoritarianisme menuju demokrasi liberal ala barat. Ketidakpuasan terhadap Soeharto akibat kebijakan yang dianggap beraliran Jawa Sentris dengan paradigma pembangunan sentralistis, berujung pada kemunculan gerakan pro desentralisasi yang mengusung semangat kedaerahan untuk memberikan kemandirian dan keleluasaan bagi daerah dalam mengoptimalkan potensinya, yang diujungnya diharapkan dapat memberikan kemakmuran sebesar-besarnya bagi masyarakat. Gerakan ini menyentuh puncaknya pada 1999 ketika otonomi daerah resmi digalakkan dan berdampak pada terbentuknya provinsi, kabupaten, dan kota baru secara masif dalam waktu yang sangat singkat. Musim semi demokrasi pada level global dan negara pun berlanjut sampai tingkat daerah. Mencermati fenomena ini, maka sangat sulit bagi saya untuk membayangkan kalau Kabupaten Musi Banyuasin di Sumatera Selatan sana, sebagai contoh, luput dari pengaruh atas apa yang terjadi dalam tatanan global.
Berangkat dari diskusi di atas, pertanyaannya kemudian adalah, apakah betul desentralisasi sebagai bagian dari demokrasi akan mampu mengangkat derajat daerah sehingga pada gilirannya mampu memberi imbas pada perbaikan secara nasional? Atau secara lebih praktis, dari mana kita memulai langkah untuk mewujudkan kemajuan Indonesia? Dari level pusat bergerak ke level daerah (top down), atau dari daerah bergerak menuju kemajuan nasional (bottom up)? Kita akan mengurai jawaban atas pertanyaan ini dengan seksama dan sesingkat mungkin.
Daerah (baca: provinsi, kabupaten, dan kota) menjadi penting mengingat jumlahnya begitu signifikan. Di tahun 2024, setidaknya terdapat 38 provinsi dengan 416 kabupaten dan 98 kota di dalamnya. Dengan otoritas daerah sebanyak itu, Indonesia sebetulnya menghadapi apa yang disebut sebagai kutukan kelimpahan ‘paradox of plenty’.[1] Betul bahwa desentralisasi mendorong partisipasi daerah dalam menentukan agenda pembangunan nasional. Namun di sisi yang lain ia berpotensi menciptakan permasalahan yang kompleks seperti terjadinya kesenjangan pembangunan antar daerah, dan paling parah melahirkan oligarki-oligarki kecil di daerah, dimana raja-raja kecil dikepung oleh segelintir orang yang menguasai akses dan memonopoli sumber ekonomi. Asumsi ini paralel dengan tingkat korupsi yang terjadi di daerah. Sepanjang tahun 2004 sampai dengan 2022, KPK telah menangani sebanyak 1.351 kasus korupsi, dimana 905 di antaranya merupakan korupsi yang terjadi di daerah. Kalau kita mengandaikan yang terjadi pada 1998 sebagai musim semi Indonesia, kapan panen raya akan terjadi? Maka jawabannya adalah di tahun 2024 ini. Walaupun kita dihadapkan pada suatu kecemasan kolektif, sadar atau tidak, apakah buah yang akan kita panen adalah buah dengan kualitas ekspor atau buah busuk yang bahkan tidak akan laku di pasar lokal. Kendati dihadapkan pada pilihan buah-buah busuk sekalipun, masyarakat terpaksa tetap harus ikut memanen karena tidak ada pilihan lain. Buah busuk yang dipanen kemudian dikonsumsi dan berimbas pada sakit pencernaan kronis yang menahun. Karena kita tidak melakukan pembibitan dengan baik, tidak menjaga kesuburan tanah, dan tidak merawat kebun dengan baik sehingga terjadi hama selama musim semi berlangsung, maka panen raya tidak menghasilkan buah yang berkualitas.
Paragraf di atas sekiranya adalah perumpamaan atas apa yang sedang kita hadapi saat ini. Panen raya yang dimaksud adalah pilkada serentak. 37 Provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota terlibat di dalamnya. Bisa kita bayangkan betapa mahalnya ongkos demokrasi untuk melaksanakan pilkada serentak ini. Namun, dengan merogoh kocek yang begitu besar, kita tidak mendapatkan buah dengan kualitas terbaik. Bagaimana mungkin mantan narapidana korupsi dapat melanggeng sebagai calon kepala daerah. Bagaimana mungkin seorang calon pemimpin daerah gagap dan gugup ketika menjelaskan apa yang dimaksud dengan gender. Bagaimana mungkin seorang calon kepala daerah terbata-bata menyebut kata ‘digitalisasi’. Bagaimana mungkin calon kepala daerah harus membolak-balik catatan yang berlembar sebelum menjawab pertanyaan moderator. Bagaimana mungkin ada calon kepala daerah yang hendak berinovasi mengubah padi menjadi beras. Itulah yang saya temui sepanjang proses pilkada serentak 2024 berlangsung. Kadang saya bingung harus tertawa terbahak-bahak atau prihatin ketika menyaksikan potongan debat yang berseliweran di media sosial. Itulah fakta demokrasi kita yang tak mungkin disangkal.
Kondisi di atas disebabkan oleh persoalan multidimensional. Pendidikan demokrasi tidak berlangsung secara ideal, lembaga politik kita menaruh pertarungan politik sebatas hubungan transaksional, dan proses demokrasi kita dijalankan dalam roda pragmatisme. Apa yang lebih bahaya dari otoritarianisme adalah yang disebut sebagai demokrasi semu (pseudo-democracy). Kita melaksanakan pemilu seolah-olah kita adalah negara yang demokratis. Padahal demokrasi kita ditunggangi oleh kepentingan oligarki, ditentukan oleh tangan-tangan tak terlihat, dan dilaksanakan sebagai alat tukar tambah keuntungan ekonomi. Kalau pendidikan demokrasi berlangsung ideal di tengah masyarakat, maka celah politik uang atau ‘money politics’ akan semakin sempit. Dengan demikian tidak ada lagi masyarakat yang bersedia menerima uang 500 ribu rupiah untuk memilih salah satu calon. Bagaimana mungkin suara pemilih dihargai 500 ribu rupiah untuk lima tahun, yang artinya hanya dihargai 274 rupiah per hari. Kalau saya menjelaskan ini ke tetangga saya di Sekayu sana, maka jawabannya adalah yang penting uangnya diterima dulu untuk beli beras hari ini, dan besok adalah urusan lain. Pembiaran ini adalah awal bagi penyelewengan kekuasaan oleh pemimpin daerah di kemudian hari. Karena merogoh kocek besar untuk menggelontorkan uang bagi pemilih, maka pemimpin daerah berpikir bagaimana caranya untuk mengembalikan modal. Dalam kondisi lain, kalau politik kita disandarkan pada prinsip etika publik, maka tidak mungkin mantan narapidana korupsi lulus dalam seleksi demokrasi. Kalau demokrasi kita dijalankan dengan berdasar pada cita-cita memperbaiki kondisi masyarakat, maka debat yang kita saksikan adalah debat berbobot, substansial, dan berkualitas, bukan debat remeh-temeh yang memalukan.
Kembali lagi ke potensi gagal panen di masa panen raya yang dijelaskan sebelumnya, saya sangat terganggu dengan pendapat bahwa demokrasi bukanlah untuk memilih yang terbaik, melainkan menghindarkan kita dari pilihan terburuk. Apa gunanya menanam banyak bibit buah dan buang-buang tenaga untuk berkebun kalau kita hanya berharap mendapat buah terbaik dari buah-buah paling buruk. Demokrasi harus dipahami sebagai sebuah inkubator politik yang ditujukan untuk melahirkan kandidat-kandidat terbaik di antara yang paling baik. Bukan sebaliknya, menyeleksi kandidat terbaik di antara yang terburuk. Dengan kata lain, siapapun yang akan jadi calon kepala daerah, maka wajib kita pastikan mereka semua adalah yang terbaik. Perkara siapa yang akan memenangi pertarungan, itu akan ditentukan oleh preferensi-preferensi yang berkembang di tengah masyarakat. Sampai pada titik ini, dengan tegas dan sadar saya hendak mengatakan, bahwa kualitas kandidat calon kepala daerah paralel dengan kualitas masyarakatnya. Kita tidak mungkin menunut pemimpin yang berkualitas manakala masyarakat tidak berkualitas. Dalam diskusi formal seperti debat pilkada, praktis kita tidak melihat adu argumen yang tajam dan konstruktif antar calon. Kondisi ini sejalan dengan debat di tengah masyarakat yang sarat dengan cacian, makian, hasutan, dan sentimen-sentimen negatif lainnya. Tentunya masyarakat yang saya maksud di sini adalah sesuatu yang berdimensi luas yakni siapa-siapa saja yang terlibat dalam proses demokrasi itu sendiri, mulai dari partai politik, lembaga pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga independen, masyarakat selaku pemilih, dan seterusnya. Semua pihak bertanggung jawab atas kesemrawutan ini.
Pilkada serentak yang kita bayangkan sebagai angin perubahan kenyataannya memang hanya sebatas momen pergantian pemimpin, bukan pergantian nasib ke arah lebih baik. Dalam konteks demokrasi Indonesia, pergantian presiden menjadi penting karena ia berperan signifikan dalam menentukan derajat dan marwah kepemimpinan nasional. Namun dalam kondisi praktis dan implementatif, pergantian kepemimpinan nasional tidak berarti signifikan tanpa dukungan kepemimpinan daerah yang kuat. Pada titik ini, maka kita perlu memahami bahwa perbaikan demokrasi dan perbaikan kehidupan bernegara sejatinya harus didorong dari atas dan ditopang dari bawah. Kita mengumpamakannya seperti menyapu lantai dimana debu jatuh berguguran dari langit-langit rumah, perubahan yang tidak dimulai dari bawah sama halnya dengan membangun atap tanpa fondasi rumah. Tentu saya tidak berharap setiap calon kepala daerah mendengarkan lagu Wind of Changes, atau membaca buku Francis Fukuyama, tetapi saya menghendaki adanya kepemimpinan daerah yang kuat. Dan kekuatan kepemimpinan daerah bagi saya bersumber dari dua hal. Pertama, kekuatan yang datang dari interaksi luar yang melahirkan keluasan cara pandang, kekayaan referensi, dan kedalaman pengetahuan. Kedua, kekuatan yang datang dari dalam, yakni kekuatan yang tumbuh dari rasa prihatin, pengalaman internal, dan dari pengamatan langsung atas kondisi yang berkembang di tengah masyarakat. Kekuatan terbaik adalah kekuatan yang menggabungkan keduanya. Adakah calon kepala daerah yang demikian? Mungkin ada di beberapa tempat, namun itu tidak terjadi secara merata. Untuk menjadi kepala daerah di Indonesia kita tidak perlu berlaku adil, berintegritas, dan berwawasan luas. Yang kita perlu hanyalah keberanian untuk tabrak sana-sini, lobi sana-sini, dan tukar tambah sana-sini. Semoga angin perubahan itu kembali tiba di masa kesiapan tanam yang lebih matang. Semoga demokrasi suatu hari beroperasi di tengah masyarakat yang berdaya dan berkualitas.
[1] Kutukan kelimpahan atau paradoks kelimpahan merupakan hipotesis yang menganggap bahwa kepemilikan terhadap sumber daya yang berlebihan berbanding terbalik dengan kualitas pemanfaatan sumber daya tersebut. Dalam konteks negara misalnya, negara dengan sumber daya alam yang melimpah cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi dan tingkat demokrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara dengan sumber daya alam yang lebih sedikit. Dalam konteks digitalisasi, ‘paradoks kelimpahan’ terjadi ketika banyaknya data yang tersedia menyebabkan kurangnya perhatian pada hal-hal substansial. Ketika orang-orang berjuang untuk fokus di tengah informasi yang melimpah, kemampuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan informasi menjadi semakin lemah.
0 notes
Text
Beberapa bukti lagi dari Al-Qur'an kita bahwa itu adalah Mukjizat Ilahi yang Abadi dan bukti Kenabian. Kitab Suci tentu saja telah teruji oleh waktu dengan Klaim-klaimnya, Nubuat-nubuatnya dan kefasihan bahasanya yang ajaib, dan hal itu terus berlanjut di zaman kita saat ini dengan kesesuaiannya yang luar biasa dengan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan yang tidak diketahui manusia 1.500 tahun yang lalu.
0 notes
Text
NUBUAT YEHEZKIEL TENTANG PERANG ANTARA BANGSA PILIHAN ALLAH DAN BANGSA-BANGSA
Renungan Kamis, 5 September 2024 Nas: Yehezkiel 39:1-7
Dan engkau, anak manusia, bernubuatlah melawan Gog dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku akan menjadi lawanmu, hai Gog raja agung negeri Mesekh dan Tubal dan Aku akan menarik dan menuntun engkau dan Aku akan mendatangkan engkau dari utara sekali dan membawa engkau ke gunung-gunung Israel. Aku akan memukul tangan kirimu sehingga busurmu jatuh dan membuat panah-panahmu berjatuhan dari tangan kananmu. Di atas gunung-gunung Israel engkau akan rebah dengan seluruh bala tentaramu beserta bangsa-bangsa yang menyertai engkau; dan engkau akan Kuberikan kepada burung-burung buas dari segala jenis dan kepada binatang-binatang buas menjadi makanannya. Engkau akan rebah di padang, sebab Aku yang mengatakannya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. - Yehezkiel 39:1-5
Nubuatan tentang Gog dan Magog dalam kitab Yehezkiel 38-39, termasuk Yehezkiel 39:1-7, sering kali menjadi topik interpretasi yang beragam, terutama ketika dikaitkan dengan bangsa atau negara modern.
(1) Konteks Alkitabiah: Gog, disebut sebagai pemimpin dari tanah Magog, "raja agung Mesekh dan Tubal". Magog adalah nama dari tanah atau bangsa yang dipimpin oleh Gog. Dalam konteks Alkitab, Magog secara tradisional dipahami sebagai salah satu keturunan Yafet, anak Nuh, yang menetap di daerah utara Israel.
(2) Penafsiran Tradisional: Beberapa penafsir melihat Gog dan Magog sebagai simbol kekuatan-kekuatan besar yang akan melawan Israel pada akhir zaman. Dalam tradisi Yahudi dan Kristen, identitas Gog dan Magog sering dihubungkan dengan bangsa-bangsa dari utara, mungkin merujuk pada musuh-musuh dari wilayah yang sekarang menjadi Rusia atau Asia Tengah.
(3) Penafsiran Modern: Beberapa penafsir modern menghubungkan Gog dan Magog dengan bangsa atau negara tertentu, seperti Rusia, berdasarkan interpretasi geografis dan historis bahwa Magog berada di utara Israel. Namun, ini masih menjadi interpretasi yang spekulatif dan tidak ada konsensus yang kuat mengenai siapa atau negara mana yang secara pasti mewakili Gog dan Magog.
(4) Kesimpulan: Tidak ada kesepakatan pasti mengenai siapa Gog dan Magog dalam konteks negara atau bangsa modern. Mereka lebih sering dianggap sebagai simbol dari kekuatan jahat yang akan melawan Israel dan Tuhan pada akhir zaman menurut eskatologi Kristen dan Yahudi.
Refleksi: Sebagai nubuat apokaliptik, identitas Gog dan Magog sering kali lebih simbolis daripada merujuk pada bangsa atau negara tertentu. Lepas dari spekulatif dalam interpretasi dalam eskatologi Kristen, setidaknya kita memiliki gambaran tentang perang antar bangsa di Timur Tengah yang melibatkan Israel dan negara-negara di sekitarnya. Mencermati perang antara Israel dan Hamas, lalu meluas dengan beberapa negara di Timur Tengah, apakah nubuat Yehezkiel ini sedang digenapi? Atau baru permulaan, atau mungkin masih akan ada jeda waktu yang panjang? Oleh karena itu sebaiknya kita menyikapinya dengan bijak, maka tetaplah berdoa dan berjaga-jaga. (TWP)
0 notes
Text
Jubilee Year / Jobel Year
Percaya kah anda akan Sang Pencipta, Ilahi, Yang Maha Esa, Allah, Adonai, Elohim, dan begitu banyak bahasa yang memujinya dan menyembahnya, melalui nabi nabi dan rasul yang sudah menurunkan firmannya agar kita semakin mengenal kasihnya saat dia menciptakan dunia ini bumi ini agar kita saling menjaga perdamaian dan kasih sayang dengan cinta dan kemurnian, bukan karena terpaksa ataupun meminta imbalan.
Apa jadinya jiwa ini tanpa Sang Pencipta, Tuhan, Sang Ilahi yang memberikan kita tanaman, tumbuhan, matahari, bintang, air, laut, pegunungan dan banyak hal agar kita semakin mengenal kasihnya yang ada agar kita sebagai manusia bisa memahami betapa tulusnya allah mencintai kita dan alam semesta agar kita semakin mengenal dan memahami arti kehidupan, agar kita menyayangi alam, agar kita menyayangi sesama. namun sekarang ini semakin banyak terjadi peperangan di berbagai negara yang sudah terjadi semenjak PD 1 dan PD 2 akibat gerusan politik ataupun tanah.
Jubilee merupakan tahun yang ada agar kita memuliakan kembali dunia ini, agar kita kembali membersihkan diri dari segala negatifitas dan meluruskan jalan kita, agar kita teringat hari dimana Allah membuat dunia dan alam semesta nya yang di mana kita akan menempatinya di dunia "Bumi" dimana kita menghormati dan melestarikan hari ke 7 untuk beristirahat dan beribadat menurut kepercayaan kita masing masing yang sudah di sampaikan melalui nabi dan rasul yang ada. menyucikan diri serta menjaga keindahan alam sesama.
Semua akan kembali kepada diri sendiri agar kita semakin menjaga firman firmannya yang ada dan membantu sesama bukan menjatuhkan, karena begitu banyak nubuat yang sudah Tuhan berikan dan perlihatkan agar kita kembali kepada firmannya bukan untuk menduakannya, sekarang ini planet yang ada dalam tata surya kita kembali menyinari hari hari kita dengan kesejajaran dan terlihat dengan jelas. apa arti semua ini ? agar kita kembali tersadar bahwa hidup kita berasal dari TUHAN, agar kita kembali menegakkan Firmannya / Hukumnya, jangan kita menjadi dosa yang ada dan merusak tatanan dunia yang ada.
Layaknya Bayi yang baru di lahirkan, kita masih mencari dan belum melihat dengan jelas. teriakan kita layaknya bayi yang terlahir, belajar untuk berjalan, berbicara, makan, minum dan banyak hal lainnya. semua itu proses namun apakah kita sudah membuka gelambir diri kita "balok selumbar kita" agar kita bisa membantu sesama dan mengingatkan sesama ? jangan takut akan kehidupan karena kehidupan itu indah, peperangan yang menakutkan serta banyaknya perkembangan zaman yang merupakan sebuah pelanggaran etika yang ada menyebabkan diri kita semakin meninggalkan "Kasih", kita menukarkan kasih kita hanya kepada Materi / Uang.
"You shall hallow the fiftieth year and proclaim the liberty throughout the land, to all its inhabitants; it shall be a jubilee for you when each of you shall return to his property and each of you shall return to his family. This fiftieth year is to be a jubilee year for you: you will not sow, you will not harvest the un-gathered corn, you will not gather the untrimmed vine. The jubilee is to be a holy thing to you, you will eat what comes from the fields."(The Book of Leviticus 25, 10-14) The trumpet with which this particular year was announced was a goat's horn called Yobel in Hebrew, and the origin of the word jubilee. The celebration of this year also included the restitution of land to the original owners, the remission of debts, the liberation of slaves and the land was left fallow. In the New Testament, Jesus presents himself as the One who brings the old Jubilee to completion, because he has come to "preach the year of the Lord's favour" (Isaiah 61: 1-2).
Karena Sang Pencipta, Allah bukan lah patung yang tidak bernyawa ataupun dibandingkan apa pun di dunia bahkan alam semesta ini, ia adalah yang tunggal dan esa, maukah kita mengenalnya dengan baik agar semakin diri kita mengetahui maksud dan tujuan hidup kita di dunia. hanya dialah satu satunya dzat yang ada di alam semesta ini tak berkelamin dan tak beranak namun ialah sang pencipta.
7 Hari bukan lah hari biasa, namun kita maknai sebagai waktu yang ada agar kita berkerja dan memberikan yang terbaik di dunia ini selagi kita bernafas dan melayani sesama.
"According to biblical law, the Jubilee is only observed when all twelve tribes of the Jewish nation are living in Israel, as is derived from the verse,1 “And you shall sanctify the fiftieth year, and proclaim freedom throughout the land for all who live on it,” which implies that the Jubilee is only sanctified when “all who live on it”—meaning, all who are meant to be living there—are in the Land of Israel. Furthermore, the Jubilee is only observed when every tribe is living in the specific part of the land which it was allotted when the Land of Israel was divided. However, some are of the opinion that the Jubilee is observed as long as there is a partial representation of each tribe, even if most of the tribe is not in Israel."
Salam sejahtera, LORD Bless
Shalom Aleichem שָׁלוֹם עֲלֵיכֶם ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ
PS : Perhitungan tahun yang benar di lihat pada calendar bulan / bukan gregorian agar kita semakin mengerti pelajari kembali Kitab Jobel, Ennoch, Dan Yashar
Adam and Eve - Muhammad SAW
0 notes
Text
Kalender Liturgi 14 Agt 2024
Rabu Pekan Biasa XIX
PW S. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam dan Martir
Warna Liturgi: Merah
Bacaan I: Yeh 9:1-7;10:18-22
Mazmur Tanggapan: Mzm 113:1-2.3-4.5-6
Bait Pengantar Injil: 2Kor 5:19
Bacaan Injil: Mat 18:15-20
Bacaan I
Yeh 9:1-7;10:18-22
Tulislah huruf T pada dahi orang-orang
yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji di Yerusalem.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel:
Aku mendengar Tuhan berseru dengan suara nyaring,
"Majulah ke mari, hai para penghukum Yerusalem!
Bawalah masing-masing alat pemusnah."
Dan lihat, enam orang pria datang
dari jurusan pintu gerbang Atas,
yang menghadap ke utara,
masing-masing dengan alat pemukul di tangannya.
Seorang di antara mereka berpakaian lenan,
dan di sisinya terdapat suatu alat tulis.
Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga.
Pada saat itu
kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub,
tempatnya semula,
ke atas ambang pintu Bait Suci.
Allah memanggil orang yang berpakaian lenan,
yang mempunyai alat tulis di sisinya.
Lalu Tuhan bersabda kepadanya,
"Berjalanlah dari tengah-tengah kota Yerusalem
dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang
yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji
yang terjadi di sana."
Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Tuhan berkata,
"Ikutilah dia dari belakang melintasi kota itu,
dan pukullah sampai mati
[semua orang yang tidak ditandai T.
Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan!
Orang-orang tua, teruna dan dara-dara,
anak-anak kecil dan para wanita,
bunuh dan musnahkanlah!
Tetapi semua orang yang ditandai huruf T, jangan kalian sentuh!
Dan mulailah dari tempat kudus-Ku."
Maka mulailah mereka dengan tua-tua
yang berada di depan Bait Suci.
Kemudian Ia bersabda kepada mereka,
"Najiskanlah Bait Suci itu
dan penuhilah pelatarannya dengan orang-orang yang terbunuh.
Ayo, pergilah!"
Mereka pergi ke luar
dan memukuli orang-orang sampai mati di dalam kota.
Lalu kemuliaan Tuhan pergi dari ambang pintu Bait Suci
dan hinggap di atas kerub-kerub.
Kerub-kerub itu mengangkat sayap mereka,
dan waktu mereka pergi, aku melihat mereka naik dari tanah
dan roda-rodanya bersama dengan mereka.
Lalu mereka berhenti dekat pintu gerbang rumah Tuhan
di sebelah timur,
sedang kemuliaan Allah Israel berada di atas mereka.
Itulah makhluk-makhluk hidup
yang dahulu kulihat di bawah Allah Israel di tepi sungai Kebar.
Dan aku mengerti, bahwa mereka adalah kerub-kerub.
Masing-masing mempunyai empat muka dan empat sayap,
dan di bawah sayap mereka
ada bagian yang berbentuk tangan manusia.
Kelihatannya muka mereka serupa dengan muka makhluk-makhluk
yang kulihat di tepi sungai Kebar.
Masing-masing berjalan lurus ke depan.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 113:1-2.3-4.5-6
R:4b
Kemuliaan Tuhan mengatasi langit.
*Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan,
pujilah nama Tuhan!
Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan,
sekarang dan selama-lamanya.
*Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya
terpujilah nama Tuhan.
Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa,
kemuliaan-Nya mengatasi langit.
*Siapakah seperti Tuhan, Allah kita,
yang diam di tempat tinggi,
yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
Bait Pengantar Injil
2Kor 5:19
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Yesus Kristus
dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
Bacaan Injil
Mat 18:15-20
Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu,
engkau telah mendapatnya kembali.
Inilah Injil Suci menurut Matius:
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Apabila saudaramu berbuat dosa,
tegurlah dia di bawah empat mata.
Jika ia mendengarkan nasihatmu
engkau telah mendapatnya kembali.
Jika ia tidak mendengarkan dikau,
bawalah seorang atau dua orang lain,
supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi,
perkara itu tidak disangsikan.
Jika ia tidak mau mendengarkan mereka,
sampaikanlah soalnya kepada jemaat.
Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat,
pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah
atau seorang pemungut cukai.
Aku berkata kepadamu:
Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga,
dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.
Dan lagi Aku berkata kepadamu,
Jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun,
permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga.
Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku,
Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah sabda Tuhan.
#jdogomo#katolikroma#katolikkukeren#bacaanharian#bacaanliturgi#bacaanhariankatolik#kalenderliturgikatolik#kalenderliturgi#bacaankatolik#youtube
0 notes
Text
Jangan Main-Main dengan Firman Allah
Jumat, 9 Agustus 2024 Jangan Main-Main dengan Firman Allah Wahyu 22:18-19 Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. (19) Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan…
View On WordPress
0 notes
Text
Kalender Liturgi 24 Nov 2024
Minggu Pekan Biasa XXXIV
Warna Liturgi: Putih
Bacaan I: Dan 7:13-14
Mazmur Tanggapan: Mzm 93:1ab.1c-2.5
Bacaan II: Why 1:5-8
Bait Pengantar Injil: Mrk 11:9.10
Bacaan Injil: Yoh 18:33b-37
Bacaan I
Dan 7:13-14
Kekuasaan-Nya kekal adanya.
Bacaan dari Nubuat Daniel:
Aku, Daniel, melihat dalam penglihatan malam:
Nampak seorang seperti anak manusia
datang dari langit bersama awan-gemawan.
Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya,
dan diantar ke hadapan-Nya.
Kepada yang serupa anak manusia itu
diserahkan kekuasaan, kehormatan dan kuasa sebagai raja.
Dan segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya.
Kekuasaan-Nya kekal adanya,
dan kerajaan-Nya takkan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 93:1ab.1c-2.5
R:1a
Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan.
*Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan,
dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
*Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah!
Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala,
dari kekal Engkau ada.
*Peraturan-Mu sangat teguh;
bait-Mu berhiaskan kekudusan,
ya Tuhan, untuk sepanjang masa.
Bacaan II
Why 1:5-8
Ia yang berkuasa atas raja-raja di bumi
telah membuat kita menjadi suatu kerajaan,
menjadi iman-imam bagi Allah.
Bacaan dari Kitab Wahyu:
Yesus Kristus adalah saksi yang setia,
yang pertama bangkit dari antara orang mati
dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini.
Dia mengasihi kita,
dan berkat darah-Nya Ia telah melepaskan kita dari dosa kita.
Dia telah membuat kita menjadi suatu kerajaan,
dan menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya.
Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa
sampai selama-lamanya. Amin.
Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan,
dan setiap mata akan melihat Dia,
juga mereka yang telah menikam Dia.
Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia.
Ya, amin.!
"Aku adalah Alfa dan Omega,"
firman Tuhan Allah,
"yang kini ada, yang dahulu sudah ada,
dan yang akan tetap ada,
Yang Mahakuasa."
Demikianlah sabda Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Mrk 11:9.10
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.
Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapa kita Daud.
Bacaan Injil
Yoh 18:33b-37
Seperti yang kaukatakan, Aku adalah raja.
Inilah Injil Suci menurut Yohanes:
Ketika Yesus dihadapkan ke pengadilan,
bertanyalah Pilatus kepada-Nya,
"Engkaukah raja orang Yahudi?"
Jawab Yesus: "Dari hatimu sendirikah engkau katakan hal itu?
Atau adakah orang lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku?"
Kata Pilatus,
"Orang Yahudikah aku!
Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala
telah menyerahkan Engkau kepadaku;
apakah yang telah Engkau perbuat?"
Jawab Yesus,
"Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini!
Jika Kerajaan-Ku dari dunia ini,
pasti hamba-hamba-Ku sudah melawan,
supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi.
Akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini!"
Maka kata Pilatus kepada-Nya,
"Jadi Engkau adalah raja?"
Jawab Yesus,
"Seperti yang kaukatakan, Aku adalah raja.
Untuk itulah Aku datang ke dunia ini,
yakni untuk memberi kesaksian tentang kebenaran;
setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."
Demikianlah sabda Tuhan.
0 notes
Text
Langit Baru dan Bumi Baru
Sabda-Mu Abadi | 18 April 2024 | 2Ptr. 3:13 ”Namun, sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.” Berkait frasa ”langit yang baru dan bumi yang baru”, bisa jadi Petrus mengutip nubuat Nabi Yesaya. Bagaimanapun, cuma dia yang bernubuat soal itu. Yesaya bernubuat: ”Sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru;…
View On WordPress
0 notes
Text
5 tanda kedatangan Yesus kedua kalinya telah muncul
Dua ribu tahun yang lalu, Tuhan Yesus berjanji kepada kita: "Lihatlah, Aku segera datang" (Wahyu 22:12). Sekarang adalah akhir zaman, tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus kedua kali telah muncul, dan beberapa peristiwa signifikan di akhir zaman telah terjadi. Banyak saudara-saudari telah mendapatkan firasat bahwa hari Tuhan sudah dekat. Apakah Tuhan Yesus sudah datang kembali? Bagaimana kita dapat menyambut kedatangan kedua Tuhan Yesus Kristus? Mari kita membahas ini sekarang dengan menjelajahi nubuat-nubuat yang tercantum dalam Alkitab.
Tanda-tanda Kedatangan Tuhan Yesus Kedua Kali (1): Gempa Bumi, Kelaparan, Tulah dan Perang
Matius 24: 6–8 menyatakan: "Engkau akan mendengar bunyi-bunyi peperangan dan kabar-kabar tentang peperangan: tetapi janganlah engkau gelisah: karena semua hal ini harus terjadi, tetapi kesudahannya belumlah tiba. Karena bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan: dan akan ada kelaparan, wabah, dan gempa bumi, di berbagai tempat. Semua itu adalah awal dari penderitaan" Perang telah sering pecah dalam beberapa tahun terakhir, berbagai peristiwa seperti penggulingan rezim Taliban di Afghanistan, konflik antara India dan Pakistan, invasi Amerika Serikat ke Irak, dan perang yang terus meningkat antara Israel dan Palestina. Tulah, kebakaran, banjir, dan gempa bumi juga terlihat di mana-mana. Dari catatan khusus yaitu "virus corona baru," yang merebak di Wuhan, Tiongkok pada tahun 2019 dan sejak itu menyebar ke seluruh dunia. Ada juga kebakaran hutan yang parah di Australia pada bulan September 2019, sementara wabah belalang yang parah terjadi di Afrika Timur di sisi lain planet ini, dengan banyak negara sekarang menghadapi kelaparan. Pada bulan Januari 2020, Indonesia mengalami banjir, dan Newfoundland di Kanada dilanda badai salju sekali dalam satu abad. Gempa bumi telah terjadi di Elazig di Turki, Kuba selatan di Karibia, dan di tempat lain. Dari tanda-tanda ini, dapat dilihat bahwa nubuat ini telah digenapi.
Tanda-tanda Kedatangan Tuhan Yesus Kedua Kali (2): Penampakan Keganjilan Surgawi
Wahyu 6:12 menyatakan, "Dan aku melihat saat Ia membuka meterai keenam, dan, lihatlah, ada gempa bumi yang hebat; dan matahari menjadi hitam seperti kain karung dari rambut, dan bulan menjadi semerah darah." Yoel 2:30–31 menyatakan, "Dan aku akan menunjukkan banyak keajaiban di langit dan bumi, darah dan api, dan tiang asap. Matahari akan berubah menjadi kegelapan, dan bulan menjadi darah, sebelum hari kedatangan Yahweh yang hebat dan dahsyat itu." Dalam beberapa tahun terakhir, ada banyak contoh bulan berubah menjadi semerah darah. Misalnya, selama rentang dua tahun 2014 dan 2015, terjadi serangkaian empat "bulan darah", dan pada tanggal 31 Januari 2018, ada "bulan super darah biru", yang muncul hanya sekali setiap 150 tahun. Kemudian, "bulan darah serigala super" muncul pada Januari 2019. Fenomena yang dinubuatkan tentang matahari yang berubah menjadi hitam juga telah muncul, dan, memang, ada banyak gerhana matahari total, seperti gerhana di Singapura pada tanggal 26 Desember 2019 dan di Chili pada tanggal 2 Juli di tahun yang sama. Penggenapan nubuat tersebut tampak jelas dalam berbagai fenomena ini.
Tanda-tanda Kedatangan Tuhan Yesus Kedua Kali (3): Penampakan Kristus-Kristus Palsu
Matius 24: 4–5 mengatakan: "Yesus menjawab mereka, kata-Nya: 'Waspadalah agar jangan seorang pun menipumu. Karena banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata Akulah Kristus; dan mereka akan menipu banyak orang.'" Dari nubuat Tuhan, kita dapat melihat bahwa ketika Tuhan datang kembali, Kristus-kristus palsu akan muncul dan menipu banyak orang. Dalam beberapa tahun terakhir, Kristus-kristus palsu telah menampakkan diri dan menipu banyak orang di negara-negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang. Kristus-kristus palsu ini tidak memiliki esensi Kristus, mereka juga tidak dapat menyatakan kebenaran, tetapi mereka mengklaim diri mereka sebagai Kristus. Di sinilah maka penggenapan nubuat ini tampak jelas.
Tanda-tanda Kedatangan Tuhan Yesus Kedua Kali (4): Pemulihan Israel
Matius 24: 32–33 mengatakan, "Sekarang, pelajarilah perumpamaan tentang pohon ara; Ketika rantingnya melunak, dan mengeluarkan daun, kamu tahu bahwa musim panas sudah dekat: Demikian juga kamu, ketika kamu akan melihat semua hal ini, tahu bahwa itu sudah dekat, bahkan di depan pintu." Banyak orang yang percaya kepada Tuhan tahu bahwa ranting dan daun pohon ara yang melunak merujuk pada pemulihan Israel. Ketika Israel dipulihkan, hari Tuhan akan dekat, dan Israel dipulihkan pada tahun 14 Mei 1948. Jelas, nubuat kedatangan Tuhan ini telah digenapi sepenuhnya.
Tanda-tanda Kedatangan Tuhan Yesus Kedua Kali (5): Penyebaran Injil Sampai ke Ujung Bumi
Matius 24:14 mencatat: "Dan Injil kerajaan ini akan dikhotbahkan di seluruh dunia sebagai kesaksian kepada seluruh bangsa dan baru akan tiba akhirnya." Dalam Markus 16:15, Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya, "Pergilah ke seluruh dunia, dan beritakan Injil kepada semua makhluk." Setelah Yesus dibangkitkan dan naik ke surga, Roh Kudus mulai memimpin mereka yang mengikuti Tuhan Yesus untuk menyaksikan Tuhan Yesus. Saat ini, orang-orang Kristen telah menyebar ke seluruh dunia dan banyak negara demokratis telah mengadopsi Kekristenan sebagai agama negara mereka. Bahkan di Tiongkok, di mana partai yang berkuasa bersifat ateistik, puluhan juta orang telah menerima Injil Tuhan Yesus, dan dengan demikian dapat dilihat bahwa Injil penebusan umat manusia melalui Tuhan Yesus telah menyebar ke seluruh dunia. Dalam hal ini, jelaslah bahwa nubuat tentang kedatangan Tuhan kembali telah digenapi.
Bagaimana Seharusnya Kita Menyambut Kedatangan Tuhan Yesus Kedua Kali?
Dari fakta-fakta yang tercantum di atas, kita dapat melihat bahwa lima tanda kedatangan Tuhan kembali telah muncul. Sekarang adalah saat yang kritis dalam menyambut kedatangan Tuhan. Apa yang harus kita lakukan sebelum kita dapat menyambut kedatangan Tuhan kembali? Tuhan Yesus memberi kita jawaban untuk pertanyaan ini sejak lama.
Dalam Yohanes 16: 12–13, Tuhan Yesus berkata: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu." Wahyu 3:20 menyatakan, "Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku." Ada juga banyak nubuat dalam pasal 2 dan 3 dari Kitab Wahyu: "Barang siapa memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja." Seperti yang dapat engkau lihat dari ayat-ayat ini, ketika Tuhan datang kembali, Dia akan menyampaikan perkataan dan berbicara kepada gereja-gereja, memberi tahu kita semua tentang kebenaran yang tidak kita pahami sebelumnya. Mereka yang, setelah mendengar perkataan Tuhan dan mengenali suara-Nya, menerima Dia dan tunduk kepada-Nya akan dapat menyambut Tuhan dan menghadiri perjamuan kawin Anak Domba; di sisi lain, mereka yang tidak mengenali suara Tuhan, tentunya tidak akan menjadi domba-Nya, dan mereka akan disingkapkan dan disingkirkan oleh Tuhan. Dalam hal ini, jelaslah bahwa ketika kita menantikan kedatangan Tuhan, sangatlah penting agar kita menemukan perkataan Roh Kudus kepada gereja-gereja dan belajar mendengarkan suara Tuhan. Sebagaimana Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Berhubung kita sedang mencari jejak kaki Tuhan, itu mengharuskan kita untuk mencari kehendak Tuhan, firman Tuhan, dan perkataan Tuhan—karena, di mana pun ada firman baru yang diucapkan Tuhan, suara Tuhan ada di sana, dan di mana pun ada jejak kaki Tuhan, perbuatan Tuhan ada di sana. Di mana pun ada pengungkapan Tuhan, di sanalah Tuhan menampakkan diri, dan di mana pun Tuhan menampakkan diri, di sanalah jalan, kebenaran, dan hidup ada" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Lampiran 1: Penampakan Tuhan Telah Mengantarkan Zaman yang Baru").
Mendengar ini, beberapa orang mungkin bertanya: "Jadi, ke mana kita pergi untuk menemukan suara Tuhan?" Dalam Matius 25:6, Tuhan Yesus berkata, "Dan pada tengah malam terdengar teriakan, 'Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya." Karena Tuhan memanggil domba-domba-Nya dengan perkataan dan ucapan-Nya, pasti akan ada beberapa orang yang akan mendengarkan suara Tuhan terlebih dahulu dan mengikuti jejak langkah Anak Domba, dan kemudian berseru ke mana-mana, "Mempelai laki-laki datang," yaitu untuk menyebarkan berita tentang kedatangan Tuhan kembali dan pesan tentang kedatangan Tuhan yang kedua, sehingga semua orang memiliki kesempatan untuk mendengar suara Tuhan. Karena itu dikatakan bahwa apakah kita dapat mengikuti jejak langkah Anak Domba bergantung pada apakah kita memiliki hati yang rindu mencari Dia dan apakah kita dapat mengenali suara-Nya. Sama seperti ketika Tuhan Yesus pertama kali menampakkan diri dan mulai bekerja, Petrus, Maria, dan yang lainnya mengenali Tuhan Yesus sebagai Mesias dari pekerjaan dan perkataan-Nya, dan mereka mengikuti Dia dan mulai menyaksikan Injil-Nya. Mereka yang mendengar pekerjaan dan firman Tuhan Yesus dan dapat mengenali suara Tuhan adalah gadis-gadis yang bijaksana, sementara para imam, ahli Taurat, dan orang-orang Farisi yang tidak menyukai kebenaran mendengar otoritas dan kuasa dari firman Tuhan Yesus tetapi tidak menyelidikinya. Sebaliknya, mereka berpegang teguh pada gagasan dan imajinasi mereka, berpikir bahwa "orang yang tidak disebut Mesias bukanlah Tuhan" dan menunggu Mesias menampakkan diri kepada mereka. Mereka bahkan mengutuk dan menghujat pekerjaan Tuhan Yesus, dan, pada akhirnya, mereka kehilangan keselamatan Tuhan. Ada juga orang-orang percaya Yahudi yang mengikuti orang-orang Farisi dan tidak membedakan suara Tuhan dalam pekerjaan dan firman Tuhan Yesus, yang secara membabi buta mendengarkan para imam, ahli Taurat, dan orang-orang Farisi, dan menolak keselamatan Tuhan. Orang-orang seperti itu menjadi gadis-gadis bodoh yang ditinggalkan oleh Tuhan. Beberapa orang mungkin bertanya, "Jadi bagaimana suara Tuhan dapat dibedakan?" Padahal, ini tidaklah sulit. Perkataan dan ucapan Tuhan pastilah tak terkatakan oleh manusia. Perkataan dan ucapan Tuhan itu haruslah sangat berotoritas dan berkuasa. Perkataan dan ucapan Tuhan itu akan dapat mengungkap berbagai misteri kerajaan surga dan menyingkapkan kerusakan manusia, dan sebagainya. Seluruh firman ini adalah kebenaran, dan semua itu bisa menjadi kehidupan manusia. Siapa pun yang memiliki hati dan roh akan merasakannya ketika ia mendengar firman Tuhan, dan akan ada konfirmasi di dalam hatinya ketika Sang Pencipta sedang berbicara dan menyampaikan perkataan-Nya kepada kita umat manusia. Domba-domba Tuhan mendengarkan suara-Nya. Jika kita yakin bahwa firman ini adalah suara Tuhan, kita harus menerima dan menaatinya, betapapun kecilnya firman itu sesuai dengan pengertian kita. Hanya dengan cara inilah kita dapat menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.
Di dunia saat ini, hanya Gereja Tuhan Yang Mahakuasa yang bersaksi bahwa Tuhan—Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi—telah datang kembali. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan jutaan firman, dan firman ini diterbitkan di Internet untuk diperiksa oleh orang-orang dari semua negara dan lapisan masyarakat. Satu demi satu, banyak orang dari setiap bangsa yang merindukan kebenaran datang dengan harapan mendengar suara Tuhan dan menyambut Dia. Seperti yang dikatakan dalam Alkitab, "Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya." Jika kita benar-benar membaca lebih banyak firman yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa, mendengarkan untuk membedakan apakah itu suara Tuhan, kemudian kita akan dapat menentukan apakah Tuhan telah datang kembali atau tidak. Seperti yang Tuhan Yesus katakan dalam Yohanes 10:27: "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku." "Diberkatilah orang yang miskin dalam roh: karena kerajaan surga adalah milik mereka" (Matius 5:3). Aku percaya bahwa selama kita memiliki hati yang mencari dengan rendah hati, kita dapat mengenali suara Tuhan dan menyambut kedatangan-Nya kembali.
0 notes
Text
Seluruh kehidupan Yesus digunakan untuk menggenapi PL, nubuat yang Dia baca walau tidak melihat benar apa tidak.
0 notes
Text
Suara Elia, 4 Februari 2024: Harapan dalam Nubuat Zefanya
Ayat bacaan: Zefanya 3:17 TB, “TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai” Zefanya menyampaikan pesan-pesan dari Tuhan yang penuh dengan harapan dan keberanian, bahkan di tengah-tengah masa sulit. Ayat di atas menunjukkan betapa Tuhan…
View On WordPress
0 notes
Text
youtube
Jalan kebenaran.. 💕💞💓💖💝💐☘️🌿🌼🌸🌳😇😇
Cahaya Kenabian.. Sejarah terulang kembali..
Kita sedang berada di awal2 islam datang di wahyukan Rasullulah.. 😇😇
Kebangkitan Islam dimulai dari timur.. *Indonesia Nubuat Rasullulah SAW.. InsyaAlloh.. 🥳🥳🥳🥳💞💕💝💖💓
0 notes