Naseh - Law and Legal Services in Qatar
Our name, derived from the Arabic word for "Advisor" encapsulates our mission. We are more than just a platform; we are your go-to destination for seeking counsel from legal experts. The two colors in our logo, Gold and Blue, symbolize the intrinsic value of timely legal advice and the assurance of safeguarding your rights through Naseh.
As a dedicated legal gateway for the society of Qatar, we aim to be your first choice when you require legal guidance. Our mission is to encourage the proactive seeking of legal assistance when it matters most. Trust Naseh to be your partner in navigating the legal landscape, ensuring your rights are protected.
0 notes
dil gaya raunaq-e-hayat gai
gham gaya saari kaenat gai
dil dhadakte hi phir gai vo nazar
lab tak aai na thi ki baat gai
din ka kya zikr tira-bakhton men
ek raat aai ek raat gai
teri baton se aaj to vaaiz
vo jo thi khvahish-e-najat gai
un ke bahlae bhi na bahla dil
raegan sai-e-iltifat gai
marg-e-ashiq to kuchh nahin lekin
ik masiha-nafas ki baat gai
ab junun aap hai gareban-gir
ab vo rasm-e-takallufat gai
ham ne bhi vaz-e-gham badal daali
jab se vo tarz-e-iltifat gai
tark-e-ulfat bahut baja naseh
lekin us tak agar ye baat gai
haan maze luut le javani ke
phir na aaegi ye jo raat gai
haan ye sarshariyan javani ki
aankh jhapki hi thi ki raat gai
jalva-e-zat ai maaz-allah
tab-e-aina-e-sifat gai
nahin milta mizaj-e-dil ham se
ghaliban duur tak ye baat gai
qaid-e-hasti se kab najat ‘jigar’
maut aai agar hayat gai
8 notes
·
View notes
Kesel pak'e buk'e..
Oleh nyelang pangkuane nggo ndeleh Sirah sedilut wae 🥹
Tapi jarak'e adoh loh pak'e buk'e
nyuwun doa sak ikhlase, Ben awak Karo batin Iki sehat2 trus, Ben iso ngurus anak2 sekuat tenaga.
Nyuwun sepuroe seng katah, lek mbiyen sering nggawe lara atine pak'e buk'e.
Lagi berusaha dadi wongtuwo seng kuat koyok pak'e buk'e selama iki. Nasehate sampean berusaha tak lakok'ke meski abot, ora mampu.
😢😢
1 note
·
View note
Discover reputable lawyers and law firms in Qatar with Naseh. Our platform connects you with experienced legal professionals who can provide expert advice and representation. Whether you need assistance with business law, family law, or any other legal matter, Naseh makes it easy to find the right legal support tailored to your needs. Explore our directory today and connect with trusted legal experts in Qatar.
1 note
·
View note
BENTUK-BENTUK BAKTI KEPADA GURU
Berikut tulisan dari status Facebook Fadhilatul Ustadz Aris Munandar hafizhahullah tentang bentuk-bentuk bakti kepada guru-guru yang telah mengajarkan kita ilmu agama dan ilmu dunia yang bermanfaat:
1. Menerima dan melaksanakan arahan, permintaan dan perintah guru selama hal yang diminta bukan maksiat dan dalam batas kemampuan murid.
2. Menghormati guru dan keluarganya (isteri dan anak keturunannya).
3. Rajin mendoakannya.
4. Mendoakannya ketika menyebut namanya.
5. Menyebut dan memanggilnya dengan sebutan yang selayaknya.
6. Mengajarkan buku yang pernah kita pelajari dari beliau.
7. Menyebarluaskan karya beliau (buku, video, rekaman audio dll).
8. Suka menceritakan keteladanan adab dan sikap-sikap beliau dalam berbagai momen.
9. Membela kehormatan beliau dengan landasan ilmu, objektivitas dan secara proposional.
.
Semoga Allah mudahkan penulis dan semua pembaca tulisan ini untuk menjadi murid yang berbakti.
.
Dan berikut tulisan dari status Facebook al-Ustadz Setyo Susilo hafizhahullah (pengajar di Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an yang dibina oleh Fadhilatul Ustadz Aris Munandar hafizhahullah):
.
Guru, digugu ditiru, digugu piwucale lan nasehate ugo ditiru akhlake. Jangan kau durhakai
.
Ihtiramnya seorang murid kepada gurunya atau ustadznya maka hal ini termasuk bagian dari akhlak yang mulia, betapa para ulama sangat mengamalkan hal ini.
.
Al Imam Al Kattani rahimahullah berkata dalam kitabnya As Sami' :
.
قال سهل بن عبد الله ،، من أراد النظر إلى مجالس الأنبياء فلينظر إلى مجالس العلماء
.
Berkata Sahl bin Abdillah,," barang siapa yang ingin melihat majelisnya para Nabi maka lihatlah majelisnya para ulama."
.
Maka mereka adalah teladan kita, dikarenakan mereka adalah pewaris para Nabi. Termasuk dalam hal ini adalah bagaimana penghormatan para ulama terhadap guru guru yang telah mengajarkan ilmu kepada mereka, serta muamalah mereka terhadap gurunya.
.
Adalah Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma sahabat yang mulia, beliau mengambilkan rikab nya (pijakan kaki) sahabat Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu. Lalu beliau berkata ;
.
هكذا أُمرنا أن نفعل بعلمائنا
.
"Seperti inilah kami di perintahkan untuk berbakti kepada guru-guru kami (ulama)"
.
Imam Abu Hanifah pernah berkata ;
.
ما صليتُ صلاةً منذُ مات حماد ـــ يعني شيخه ـــ إلا استغفرت له مع والدي ، وإني لأستغفر لمن تعلمت منه عِلماً أو علَّمته
.
"Aku tidaklah pernah shalat semenjak hammad wafat (guru beliau) kecuali senantiasa dalam shalatku mendoakannya bersama dengan kedua orang tuaku, dan sesungguhnya aku memintakan ampunan untuk guru-guruku yang aku mengambil ilmu dari mereka demikian pula untuk murid-muridku"
.
Al Imam Asy sya'rani berkata : telah sampai kepada kami kisah tentang imam Nawawi rahimahullah bahwasanya :
.
دعاهُ يوماً شيخه الكمال الإربلي ليأكل معه ، فقال : يا سيدي أعفني من ذلك فإن لي عُذراً شرعياً فتركه ، فسأله بعض إخوانه : ما ذلك العذر ؟ فقال :أخافُ أن تسبقَ عين شيخي إلى لُقمةٍ فآكلها وأنا لا أشعر
.
"Suatu hari guru beliau yaitu Al kamal Al Irbili pernah mengundang beliau untuk makan bersama, namun beliau menjawab ; maafkan aku wahai tuanku, sesungguhnya aku memiliki udzur syar'i. Lalu beliau meninggalkannya. Lantas salah seorang teman beliau (imam nawawi) bertanya kepada beliau ; udzur apakah itu? Beliau menjawab ; Aku takut mendahului pandangan guruku terhadap sesuap makanan lantas aku memakan makanan tersebut padahal beliau menginginkannya sementara aku tidak merasa"
.
Demikianlah para salaf mencontohkan kepada kita, bagaimana mereka bermuamalah kepada guru guru mereka. Bagaimanapun juga seorang guru tidak akan hilang dari silsilah keilmuan kita, sampai kapanpun akan tercatat dalam silsilah tersebut, bahwa kita pernah mereguk ilmu dari beliau.
.
Dalam bab ini bagi seorang murid guru adalah orang yang selayaknya digugu dan ditiru, digugu (di taati) apa yang menjadi arahan dan nasehatnya, dan ditiru (dicontoh) apa yang menjadi akhlak dan tabiat baiknya. Jika ia mengarahkan kita dan menasehati kita, meskipun arahan itu sebatas arahan yang mubah, dalam artian tidak disunnahkan dalam syariat hendaknya arahan itu tetap kita jalankan sebagai bentuk ihtiram kita kepada beliau yang telah mendidik kita dan mencurahkan waktunya untuk kebaikan kita. Bahkan meskipun itu berbenturan dengan kehendak kita atau keinginan kita, selayaknya kita tidak mendurhakainya. Jika Imam Nawawi saja takut apabila makanan yang di lirik oleh gurunya termakan oleh beliau secara tidak sengaja, apalagi hal yang lebih besar dari itu..?!
.
Kisah-kisah diatas merupakan bentuk keteladan yang patut kita contoh dan kita terapkan, agar jangan sampai kita menjadi murid yang durhaka kepada guru dengan tidak berakhlak nya kita terhadap beliau. Abu Sahl As Sa'luki rahimahullahu beliau pernah berkata ;
.
عقوق الوالدين تمحوهُ التوبة ، وعقوق الأستاذين لا يمحوهُ شئ البتة . نقلهُ النووي في ( تهذيبه ) .
.
"Durhaka kepada kedua orang tua bisa di hapuskan dengan taubat, namun durhaka kepada guru sama sekali tidak ada yang bisa menghapuskannya" ini juga dinukil oleh Imam an-Nawawi dalam kitab Tahdzib beliau
.
Semoga kita tidak termasuk diantara murid yang durhaka kepada guru-guru kita
.
Sabtu Pahing
21 Rabiul Awwal 1442
7 November 2020
2 notes
·
View notes