#nama anak perempuan bulan ramadhan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Suara dan Jawaban
Sekitar Bulan Ramadhan kemarin, ayah mengenalkanku pada seseorang, namanya Scor (bukan nama asli). Awal membaca CV-nya aku merasa dia baik-baik saja, punya banyak pencapaian, dan sangat suka belajar. Pantas saja ayahku suka. Ayah kan suka orang yang gemar belajar.
Scor melamar ke kantor tempat ayahku bekerja, tapi belum cocok karena background pendidikannya yang tidak sesuai dengan lowongan yang dilamar. Alih-alih menyudahi dan kembali asing, ayah malah menjaga komunikasi dengan Scor, sampai saat ini.
Ayah bahkan mendorong Scor untuk mengontakku via chat. Dan memang dia lakukan. Sapaan awalnya oke, tapi tidak berlanjut mengobrol lebih panjang karena memang tidak ada yang dia tanya tentang diriku. Padahal dia bilang, "Engga, aku ingin lebih kenal sama Abidah boleh? Salam kenal ya" begitu isi balasannya saat aku tanya, "Ada yang bisa dibantu?"
Tapi setelahnya, tidak ada pertanyaan-pertanyaan yang menuju pada kenal lebih lanjut. Agak membingungkan sebenarnya.
Obrolan kami via chat yang bisa dihitung jari itupun selesai bersamaan dengan perginya Bulan Ramadhan. Lalu, hidup berjalan terus. Lantas, aku bertemu dengan beberapa orang lainnya, selain Scor.
Bagiku, kisah dengan Scor sudah selesai, kami tidak cocok karena tidak ada obrolan, dan proses ditutup. Setidaknya begitulah penilaianku.
Siapa sangka, ternyata ayah beda jalan. Ayah tetap menjaga komunikasi dengan Scor dan bahkan memintanya untuk lanjut berkenalan denganku dengan datang langsung ke rumah. Sungguh sebuah ide yang sulit ditebak.
Memang benar aku tidak menolak, aku hanya diam, dan tidak lanjut mengobrol dengan Scor. Dari yang awalnya asing, kembali asing. Terlebih, aku pernah ngambek sama ayah dan memberikan ultimatum bahwa aku tidak mau lagi menerima siapapun calon dari ayah. Hal itu karena semua calon yang pernah aku ajukan (yang kebanyakan ketemu di dating app) selalu ayah tolak. Salah satunya bahkan pernah sampai membuatku memblokir kontak ayah selama beberapa hari. Sebegitu parahnya kekecewaanku pada ayah saat itu.
Kembali pada Scor.
Setelah selesai berproses dengan si Beruntung dan mencoba berkenalan dengan Lib tapi masih jalan di tempat, aku memilih untuk mengambil jeda.
Tapi, pagi itu, ibuk tiba-tiba membangunkanku. Ibuk bilang bahwa Scor sudah ada di ruang tamu dan ayah memintaku untuk menemuinya, hanya untuk sekadar berkenalan dan berteman. Benar-benar super mendadak dan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
Lagi-lagi, sungguh sebuah ide yang sulit ditebak.
Demi menjadi anak baik yang menurut pada orang tua, aku pun menemui Scor. Tidak lama dan hanya jadi pendengar saja karena isi pertemuan itu lebih banyak diisi oleh ayah, ibuk, dan Scor.
Sejauh ini, menurutku, Scor cukup normal agar tidak terburu-buru menilainya sebagai orang yang menyenangkan. Orangnya sopan, apa adanya, dan bisa membawa obrolan jadi mengalir alias tidak kosong dan garing. Berbeda dengan Scor yang aku kenal via obrolan teks.
Sebenarnya, ayah juga sudah pernah bilang kalau Scor itu seperti dirinya yang tidak mudah cair dengan perempuan. Jadi ya, kalau diminta mendekati lebih dulu, ujung-ujungnya garing. Kalau soal ini aku setuju sama ayah.
Selain itu, ada satu hal lain yang membuatku cukup tertegun saat pertemuan empat hari lalu.
Suaranya.
Suara Scor dan caranya bicara sangat mirip dengan dia yang di tahun 2022 yang hadir dalam hidupku dan pergi meninggalkan badai. Seketika muncul dua kutub perasaan yang bergumul dalam hati dan pikiranku atas fakta tersebut. Pertama, aku langsung bisa menyukainya, lebih tepatnya menyukai setiap kali dia bicara. Kedua, aku terus berpikir, amankah aku dengan perasaan ini? Mengingat dia yang di tahun 2022 apakah akan jadi baik atau buruk untukku? Pantaskah aku menyamakan Scor dengan orang lain?
Suaranya memang tidak sebagus penyanyi pop atau penyiar radio, tetapi khas dan sangat mirip dengan dia yang di tahun 2022. Lengkap dengan sikap sopan dan sifat ambisiusnya.
Entahlah, aku pun memutuskan untuk mengenal Scor lebih lanjut. Jika dia sulit cair dengan perempuan, aku akan jadi matahari bagi dia yang sebeku es atau jadi air yang terus menetes kalau dia sekeras batu. Aku tidak keberatan menjadi keduanya sekaligus, entah mengapa.
Meski begitu, kesanku pada Scor masih sama, dia cukup normal. Normal dengan spektrum yang agak misterius lebih tepatnya. Kooperatif dalam menjawab belasan pertanyaan dariku, tapi menjaga jarak dengan baik dengan tidak fast response dan tidak pula menanggapi secara berlebihan.
Sejauh ini, semuanya cukup normal. Dan aku menyukainya. Mungkin, tidak hanya suaranya saja, tapi juga jawaban-jawabannya.
4 notes
·
View notes
Text
Hampir saja
Di awal Ramadhan 2024, sore hari, menjelang waktu berbuka. Aku pulang dari luar membeli beberapa takjil. Tiba-tiba aku melihat bunda terduduk lemas. Padahal tadinya aku melihat bunda masih menyapu lantai. Aku terkejut. Kuhampiri bunda. Kukira lemas biasa. Ternyata agak lama, bunda tak memberi respon ketika aku panggil. Aku berteriak memanggil ayah yang sedang di dapur. Panik. Sangat panik. Bunda tampak kesulitan dalam bernapas, sesak. Pikiranku sudah jauh melayang. Apakah ini detik detik kematian?
Aku hanya bisa memanggil-manggil bunda, dan menggegas ayah untuk segera membawa bunda ke rumah sakit. Dengan rasa takut, akhirnya terlontar dari mulutku untuk menuntun bunda,
“Laa ilaaha illallaah…” sambil memeluk bunda, dan mengusap kepalanya.
“Bunda.. ikuti ilfa… laa ilaaha illallaah…” aku terus mengusap rambut bunda yang ternyata sudah penuh dengan warna putih. Tubuh bunda pun ternyata terasa sudah tak setegap dulu.
Namun bunda tak juga merespon. Waktu berjalan, terasa sangat lama.
Ayah terus memanggil nama bunda. Menggoyang-goyangkan seluruh tubuh bunda yang sudah lemah. Akhirnya bunda membuka mata, dan menyahuti panggilan kami.
Ayah mengangkat bunda, dan membaringkan bunda di kursi depan. Aku duduk di samping kursi itu, sambil terus mengusap rambut bunda. Tak kubiarkan sekian detik pun berlalu tanpa kupandangi wajah bunda yang pucat itu. Aku ingin memastikan apakah bunda sudah benar-benar sadar. Kudengarkan bunda menceritakan bagaimana kronologinya, dan apa yang bunda rasakan. Sambil bercerita, sambil kuusap terus kepala bunda. Tak pernah aku secemas ini dalam hidupku. Melihat bunda sudah lancar berbicara, aku merasa sedikit lega. Tak pernah aku merasakan lega yang seperti ini dalam hidupku.
Lirih aku berbisik dalam hati, “Jangan sekarang yaa Allah… aku mohon…”
Tangisku pecah, mengalir deras, tak dapat terbendung. Rasanya saat itu aku tak ingin beranjak sedikitpun dari bunda. Ingin kuperhatikan terus gerak napasnya. Ya Allah... aku masih butuh waktu lebih lama lagi bersama bunda.
Malam itu, malam di bulan Ramadhan. Malam yang terasa sangaaaat panjang. Rasa resah dan gelisah memenuhi dadaku. Doaku tak seperti biasa. Aku meminta kepada Allah sejadi-jadinya. Aku takut setakut-takutnya. Air mataku tak henti-hentinya mengalir ketika aku mengingat detik-detik kritis itu. Aku takut bagaimana kalau aku tak menemukan bunda lagi di esok hari?
Katanya, kurang tepat kalau kita meminta umur yang panjang karena umur adalah takdir yang tak dapat kita ubah. Tapi malam itu, aku berharap agar Allah menetapkan takdir untukku, agar Allah panjangkan umur bundaku, dan juga ayahku. Baktiku masih sedikit. Belum cukup untuk membalas segala kebaikan dan kasih sayang kedua orang tuaku, dan selamanya tak akan pernah cukup. Masih banyak yang ingin aku lakukan bersama kedua orang tuaku. Berikan aku waktu sekali lagi untuk bisa menjadi anak yang lebih baik kepada orang tua, menjadi anak perempuan yang sholeha. Agar kelak ketika waktu kematian itu tak dapat terelak, aku bisa memberikan hadiah surga kepada mereka, dan kami sekeluarga dapat berkumpul bersama, bersenang senang di surga selama-lamanya.
Di sisi lain, aku berterima kasih kepada Allah atas peringatan ini. Aku berterima kasih kepada Allah, bunda masih ada bersamaku. Baru aku sadari, aku sungguh terlena dengan nikmat hidup diberi. Padahal kematian selalu mengintai setiap detiknya. Baru terbayang betapa sulitnya hidupku jika tanpa bunda. Maka, untuk setiap hela napasnya, dan untuk setiap detik bersamanya, aku harus menikmatinya dan bersyukur kepadaNya. Agar tiada penyesalan ketika sudah waktunya tak lagi bersama.
Untuk setiap kebersamaan, kebahagiaan, rasa sedih, rasa kesal, rasa marah, apapun itu, asalkan bersama ayah dan bunda, aku mengucapkan terima kasih banyak banyak kepada Allah. Semoga Engkau curahkan terus kasih sayang ini ke dalam keluarga kami, menjadikan kami keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, fiddunya wal akhirah. Aaamiiin.
0 notes
Text
Gabungan Organisasi Wanita Lampung Tengah Peringati Hari Kartini
Lampung Tengah - Bupati Lampung Tengah (Lamteng), Musa Ahmad yang diwakili oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Lamteng, Drs. Kusuma Riyadi menghadiri Peringatan Hari Kartini ke - 144 dan acara Halal Bihalal Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Lamteng Tahun 2023. Acara halal bihalal dan peringati hari Karti ke 1444 itu berlangsung di Sesat Agung Nuwo Balak Lamteng. Jum'at (12/5/2023). Hadir pada acara tersebut antara lain, Ketua GOW Lamteng, Mardiana Musa Ahmad, Ketua Dharma Wanita Persatuan Lamteng, Yulita Nirlan, Para Kepala Perangkat Daerah Lamteng dan Para Ketua Organisasi Wanita se - Lamteng. Ketua GOW Lamteng, Mardiana Musa Ahmad dalam sambutannya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin atas nama pribadi dan keluarga besar Hi. Musa Ahmad, karena sampai penghujung bulan syawal ini mungkin masih ada dari kita semua yang kemarin belum sempat bertemu untuk saling bermaaf - maafan, mudah - mudahan ibadah puasa kita di bulan ramadhan kemarin di terima oleh Allah SWT. Lebih lanjut, Ketua GOW Lamteng, Mardiana Musa Ahmad juga dalam sambutannya berharap kedepannya GOW dapat berperan lebih aktif, lebih banyak dan lebih bermanfaat bagi seluruh masyarakat kita di Lampung Tengah. Sementara itu, Bupati Lampung Tengah, Musa Ahmad yang dalam sambutannya dibacakan oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra, Drs. Kusuma Riyadi mengucapkan Selamat Hari Kartini ke 144, serta mengajak kepada kartini-kartini di masa kini, untuk dapat menjalankan tugasnya sebagai pendamping suami, sebagai ibu dari anak anak tercinta, dan sebagai perempuan karier di bidang profesinya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Lebih lanjut, dalam sambutannya Bupati Musa juga berharap para kaum wanita di Lamteng dapat menjadikan semangat Raden Ajeng Kartini untuk menjadi inspirasi diri, dalam berperan aktif pada setiap pembangunan, demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat khususnya di Lamteng tercinta. (Basuri) Read the full article
0 notes
Text
14 Nama Bayi Perempuan Yang Lahir Di Bulan Ramadhan
Nama Bayi Perempuan Yang Lahir Di Bulan Ramadhan – tanyanama.com. Bagi orang tua harta yg paling berharga adalah anak. Oleh sebab itu, sebagai Ayah/Bunda tentunya tidak akan memberikan nama bayi yg asal-asalan. Karena mereka menyadari bahwa sebuah nama untuk anak adalah penting.
Apalagi jika buah hati anda lahir di bulan ramadhan, maka Bapak/Ibu perlu memberikan nama yg tepat. Untuk itu, coba…
View On WordPress
#nama anak perempuan bulan ramadhan#Nama anak perempuan lahir di bulan ramadhan#Nama Anak Perempuan Yang Lahir Di Bulan Ramadhan#nama bayi perempuan di bulan ramadhan#nama bayi perempuan lahir di bulan ramadhan#nama bayi perempuan yang lahir di bulan ramadhan dan artinya#nama perempuan yang lahir dibulan ramadhan#Refrensi nama anak perempuan yang lahir bulan ramadhan
0 notes
Text
Nama Bayi Perempuan Yang Lahir Di Bulan Ramadhan, Cocok Jadi Inspirasi Tahun 2022
Nama Bayi Perempuan Yang Lahir Di Bulan Ramadhan, Cocok Jadi Inspirasi Tahun 2022
Nama Bayi Perempuan yang Lahir Bulan Ramadhan – namaanakperempuan.net. Teruntuk Anda yang tidak ingin memberikan nama yang biasa dan kuno. Maka ada baiknya berikan nama berdasarkan bulan kelahiran. Seperti contohnya jika buah hati Anda lahir di bulan suci, maka solusinya adalah nama bayi perempuan yang lahir di bulan Ramadhan. Perlu Mama/Papa tahu ya, kalau ide nama seperti itu tepat sekali untuk…
View On WordPress
#nama anak perempuan yang lahir bulan ramadan#nama bayi perempuan lahir di bulan ramadhan#nama bayi perempuan yang lahir pada bulan ramadhan#nama perempuan lahir di bulan ramadan#rangkaian nama bayi perempuan lahir bulan ramadhan 3 kata
0 notes
Text
Tentang Masa Kecil
Ngeliat anak-anak kecil main sambil teriak-teriak depan rumah, aku jadi kangen masa kecilku.
Aku nggak tinggal di perumahan elit macam Pondok Indah yang rumah-rumahnya mewah dan besarnya segede dosa. Aku juga nggak tinggal di perumahan yang punya gerbang besar dengan satu satpam yang jagain di depan. Rumahku juga bukan di komplek yang tiap rumah bentukannya sama semua. Bukan di pinggir jalan, bukan di tengah kota, buka di antara gang sempit, bukan juga di pedesaan. Agak susah jelasinnya.
Rumah-rumah di tempatku tinggal ini saling berdekatan. Ukurannya nggak terlalu besar cenderung kecil (kalo dibandingin sama rumah-rumah di Pondok Indah). Orang-orangnya nggak individualis. Kita semua saling kenal dan berinteraksi satu sama lain.
Kalau bulan Ramadhan, suka diadain buka puasa bersama. Karena jalanan rumah kami bukan jalan utama, kami bisa leluasa menggelar matras besar di jalanan untuk diduduki. Tiap orang saling membantu sesuai kemampuannya. Karena garasi, teras, dan ruang tamu di rumahku cukup luas, kami menyediakan tempat untuk memasak dan duduk-duduk. Tetanggaku yang punya usaha ayam goreng menyumbangkan ayam-ayamnya untung dijadikan lauk-pauk. Tetanggaku yang punya usaha kue basah membuat kue di loyang besar untuk dijadikan takjil. Kami yang masih kecil waktu itu cuma sibuk bantu-bantu bikin es buah dan sesekali membantu bapak-bapak merapikan matras. Selesai buka puasa, kami semua langsung shalat Maghrib berjama’ah di matras. Lantas ramai-ramai pergi ke masjid terdekat untuk shalat Isya’ dan Tarawih.
Dulu di daerah rumah kami ada semacam gudang tak terpakai. Kosong, kotor, dan kadang jadi tempat kucing liar melahirkan. Lalu kami semua berpatungan untuk merenovasi gudang tersebut menjadi musholla. Kami yang anak-anak menyisihkan uang recehan lalu ditaruh di dalam kotak, lantas kami berikan ke orang-orang dewasa di kotak untuk jadi uang tambahan. Perlu waktu setahun sampai gudang tersebut benar-benar jadi musholla. Orang tua kami membeli karpet dan rak buku serta meja-meja kecil. Musholla tersebut kemudian dipakai sebagai tempat mengaji anak-anak sehabis Maghrib. Kadang jadi tempat kami bermain masak-masakan, atau tempat anak-anak cowok istirahat selepas main bola atau layangan. Kadang juga jadi tempat bapak-bapak dan ibu-ibu untuk rapat.
Semasa SD, aku dekat dengan teman-teman rumah. Anak-anak sepantaranku hampir semuanya laki-laki, jadi aku tumbuh dengan bermain bola, layang-layang, dan menerbangkan burung merpati. Kadang aku ikut anak-anak perempuan yang lebih kecil main masak-masakan. Kadang anak laki-laki juga ikutan. Mereka jadi pelanggan, kadang juga jadi pencuri. Biar dramatis aja permainannya. Kalau liburan kami suka bermain ke rumah salah satu teman hanya untuk menonton film bareng di televisi, lalu pulang menjelang Ashar. Kadang mereka main juga ke rumahku untuk main game yang ada di komputer: Feeding Frenzy, Wedding Dash, Varmintz, Iggle Pop, Zuma, Insaniquarius, atau kadang main game internet games.co.id. Kadang juga menonton film dari CD yang ayah beli atau sewa di tempat penyewaan CD, atau menonton Youtube “kursi goyang” yang legend itu. Kadang juga kami bermain congklak, UNO, atau kotak pos di ruang tamu rumahku.
Sore-sore sepulang sekolah, kami biasa bermain permainan tradisional anak-anak. Permainan baru selesai menjelang Maghrib. Kadang setelah itu kami bertengkar karena ada yang bermain curang, lalu besok lupa lagi. Kalau hari Minggu kami suka jalan-jalan naik sepeda, entah kemana. Hanya berbekal komando teman yang paling tua, tiba-tiba saja kami sudah nyasar ke tempat antah berantah yang penuh ilalang. Kadang kami mengunjungi rumah teman yang sudah pindah. Singgah sebentar buat numpang makan, lalu kembali jalan-jalan.
Dulu di daerah rumah kami juga ada satu kucing legend yang sudah bertahun umurnya. Aku beri nama dia Bellatrix, tapi teman-temanku yang lain lebih suka memanggil dia Belang Tiga. Kucing ini janda beranak banyak. Tiap tahun Bellatrix melahirkan anak. Tahun ini di rumahku, tahun di depan melahirkan di rumah tetanggaku yang lain. Tapi sampai sekarang tidak ada yang tahu siapa suami Bellatrix. Dia kadang suka tak terlihat beberapa lama, balik-balik perutnya sudah membesar. Anak Bellatrix kemudian tersebar di mana-mana. Mungkin kalau kamu lihat kucing di Pondok Gede, bisa jadi dia anaknya Bellatrix. Tiap hari kami memberi dia makan. Kadang dia sendiri yang inisiatif nyolong ikan di meja makan. Bellatrix juga yang jadi tersangka utama hilangnya ikan-ikan di kolam ikan kecil depan rumahku, yang kemudian jadi salah satu alasan kenapa akhirnya ayah menutup kolam ikan tersebut. Dulu aku juga punya hamster. Namanya Rosita, Rabbi, dan Kimmy. Tiap hari kami memberi mereka kuaci. Kadang suka aneh kami kasih pinggiran roti dan Koko Krunch. Karena ketidakprofesionalan dalam merawat binatang, tiga hamster itu bergiliran mati satu-satu. Aku menangis tujuh hari tujuh malam waktu itu. Dari situ aku sadar aku memang nggak berbakat kerja di dunia hewan-hewanan.
Aku harusnya belajar buat UTS Kapital Sosial, tapi aku malah ke Tumblr nulis ini. Tapi emang aku lagi kangen banget jadi anak kecil. Yang tiap pulang sekolah langsung ganti seragam buat main dengan teman-teman. Atau buat nonton Laptop si Unyil dan si Bolang di televisi. Yang hari Minggunya dihabiskan dengan jalan-jalan main sepeda bukan ngerjain tugas. Yang tetap dapat nilai bagus di sekolah walaupun jarang belajar. Yang nggak perlu anxious sama notif WA karena dulu memang nggak ada HP. Sekarang aku paham kenapa Peter Pan betah banget di Neverland. Karena ternyata nggak ada yang menarik dengan jadi dewasa.
But life goes on. Aku nggak mungkin kayak Peter Pan yang jadi anak kecil selamanya. Pun teman-temanku sekarang sudah tumbuh dewasa. Sewaktu teman-teman seusiaku lulus SD, sebagian besar dari kami masuk pesantren, termasuk aku. Lambat laun jalanan rumah jadi makin sepi. Beberapa tetanggaku pindah rumah, berganti dengan penghuni baru yang tidak aku kenal. Aku dan teman-temanku juga jadi canggung. Hanya tersenyum samar kalau bertemu.
Rumahku pun juga sudah berbeda. Dulu catnya warna-warni hijau, kuning, biru, dan peach, sekarang semua sudah dicat abu-abu dan krem. Kolam ikan kecil depan rumah yang dulu suka jadi tempat kami main air sudah ditutup. Komputer yang dulu kami gunakan untuk main game juga sudah tidak ada. Televisi tabung dan DVD player yang jadi tempat kami nobar juga sudah diganti dengan yang lebih modern. Meja belajarku yang dulu dihiasi striker Barbie dan Hello Kitty, telah berganti dengan meja belajar polos yang dihiasi tempelan post-it tugas-tugas kuliah. Rak buku di kamar yang dulu isinya kumpulan buku KKPK dan majalah Bobo, berganti dengan rak gantung yang isinya buku-buku Pengantar Sosiologi, Konstruksi Media Massa, Sosiologi Pembangunan, Komunikasi Lintas Budaya, dan apalah itu buku tebal yang sebenernya nggak pernah aku baca.
Ternyata emang bener. Aku udah bukan anak-anak lagi.
hahaha.
2 notes
·
View notes
Text
Krisis Kemanusiaan di Palestina: Konflik atau Okupasi?
Penyerangan rudal dan roket antara Israel dan Palestina yang membuat kondisi kedua negara memanas selama sebelas hari terakhir resmi berakhir pada Jum’at, 21 Mei 2021 ini setelah kedua belah pihak memutuskan gencatan senjata dalam forum mediasi oleh Mesir. Meskipun begitu, tragedi kemanusiaan ini telah merenggut ratusan nyawa, terutama warga Gaza, Palestina. Tragedi ini juga telah memobilisasi perhatian dunia kembali terpusat pada konflik berdarah yang belum usai sejak berdekade-dekade yang lalu. Meletusnya krisis kemanusiaan pada tahun ini mendapat perhatian khusus, khususnya bagi masyarakat muslim di berbagai belahan dunia, dipicu oleh tersebarnya berita serangan apparat Israel terhadap muslim Palestina yang sedang menjalankan ibadah Ramadhan di komplek Masjid Al-Aqsha. Suci dan sakralnya bulan dan tempat di mana tragedi terjadi tentu dengan mudah menarik simpati komunitas muslim. Namun, seiring dengan masifnya pemberitaan di media-media massa dan sosial, publik internasional terbagi menjadi dua kelompok.
Mereka yang pro-Israel memainkan narasi korban dengan menampilkan fakta bahwa serangan rudal dari Israel merupakan serangan balasan terhadap kiriman roket bertubi-tubi dari Hamas, yang dianggap kelompok teroris. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, secara gamblang menekankan bahwa tindakan Israel merupakan ‘pembelaan diri.’ Pembelaan ini didukung oleh beberapa pemimpin negara Barat, termasuk Amerika Serikat, yang sejak lama memberikan bantuan militer kepada Israel. Media-media Barat juga merespons serangan di dunia maya dari kelompok pro-Palestina dengan upaya ‘netralisasi’ narasi: menggunakan istilah konflik dan perang untuk mendeskripsikan situasi yang terjadi dan menekankan krusialnya peran kedua pihak untuk mengembalikan situasi damai dengan solusi dua negara seperti yang disepakati Perserikatan Bangsa-bangsa.
Mereka yang pro-Palestina secara gencar memobilisasi narasi publik dengan menampilkan angka dan kisah-kisah korban penyerangan rudal Israel di Gaza, yang secara tidak seimbang menyasar pada hunian-hunian warga sipil. Penggunaan istilah penjajahan, okupasi, perampasan, genosida, dan bahkan apartheid mewarnai pemberitaan dari kelompok ini yang secara langsung juga merespon standar ganda media internasional yang dianggap tutup mata terhadap penderitaan warga Palestina selama berpuluh-puluh tahun. Penggunaan istilah konflik dianggap tidak tepat mengingat posisi dan sumber daya yang dimiliki kedua negara amat tidak seimbang. Serangan Hamas dianggap dapat dijustifikasi mengingat Israel tidak mengindahkan peringatan dari kelompok ini sebelumnya atas peristiwa perampasan tanah di daerah Sheikh Jarrah dan menghindari bentrok di Masjidil Aqsha selama bulan Ramadhan. Kelompok-kelompok Islam juga secara masif menampilkan narasi-narasi historis mengenai okupasi Israel atas Palestina yang secara brutal mengusir ratusan ribu warga Palestina dari tanah airnya pada peristiwa yang dikenal dengan nama Nakba. Fakta mengenai kekejaman Israel yang membangun tembok pemisah dengan Palestina dan membuat Gaza menjadi ‘penjara terbuka’ selama bertahun-tahun membuat banyak pihak meragukan komitmen Israel atas tawaran damai. Alhasil, banyak yang menyangsikan upaya-upaya diplomasi dan mediasi internasional dan membela upaya Palestina melalui Hamas dan beberapa kelompok jihadis lainnya untuk melakukan ‘resistansi’ atas perampasan tanah Palestina setiap tahunnya.
Memahami situasi yang terjadi saat ini tentunya memerlukan kajian komprehensif terhadap sejarah panjang relasi kedua negara sejak ide pembentukan negara Israel dicetuskan oleh Theodore Herzl pada awal abad 20 dan berakhirnya kekhalifahan Turki Utsmani yang membuat wilayah Palestina jatuh ke tangan Inggris sebagai pemenang Perang Dunia pertama. Persilangan konflik agama, ekonomi, dan politik dalam hubungan Palestina-Israel juga semakin menambah kompleks krisis yang terjadi. Sucinya Yerusalem bagi tiga agama samawi besar dunia, Islam, Nasrani, dan Yahudi memainkan peran krusial dalam berbagai bentrok yang terjadi. Begitu pula hasrat untuk menguasai wilayah yang subur dan kaya akan sumber daya alam serta pergolakan politik dalam tubuh kedua negara masing-masing dan konstelasi politik kawasan Timur Tengah tidak dapat diabaikan. Penting untuk dicatat bahwa peristiwa penyerangan tahun ini terjadi menjelang pemilihan umum di Palestina, di mana sayap politik Fatah di wilayah Tepi Barat dan Hamas di Gaza berlomba-lomba mendapatkan simpati masyarakat Palestina yang semakin hari menunjukkan kekecewaan terhadap kegagalan Fatah mengupayakan perdamaian dengan Israel. Di sisi lain, negara-negara Islam di Timur Tengah memiliki suara, posisi, dan kepentingan masing-masing yang berbeda terhadap masa depan Palestina dan Israel.
Terlepas dari dinamika politik dan narasi-narasi publik yang berbeda-beda dalam menggambarkan situasi yang ada, ratusan nyawa yang melayang dalam tragedi ini bukanlah sekadar angka-angka kosong tanpa makna. Baik konflik ataupun okupasi, krisis kemanusiaan ini telah merenggut masa depan anak-anak yang tidak punya andil apapun di dalamnya. Mereka adalah keluarga-keluarga yang seharusnya berhak untuk hidup dengan tenang di dalam rumahnya sendiri. Kesepakatan gencatan senjata sudah diambil, namun masa depan perempuan dan laki-laki Palestina masih menunggu kepastian. Berapa bentrok lagi yang harus terjadi, berapa rudal dan roket lagi yang harus dikirim, berapa nyawa lagi yang harus pergi, berapa rumah lagi yang harus hancur, untuk berteriak pada dunia bahwa krisis ini harus disudahi?
2 notes
·
View notes
Text
Busana Indah Wanita Bersahaja
28 Oktober adalah tanggal dimana peringatan hari penting yaitu sumpah pemuda. Sumpah yang menjadi tonggak dan totalitas kemajuan bangsa di genggaman para generasi muda. Membuat hati para pemuda bertekad menjadi peluru paling ampuh. Tak gentar di hempas badai dan ombak. Pemuda pria maupun wanita berpegang teguh pada nuansa merah putih. Sebelum membahas mengenai deretan wanita yang berbusana anggun nan bersahaja, mari lebih dulu kita menginggat isi dari sumpah pemuda.
Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Namun sumpah-sumpah itu bagi kaum millenial saat ini hanyalah sumpah yang ringan saja di ucap bagai sumpah untuk membujuk orang yang disuka. Walau disumpah kadang saja masih bisa lupa. Kini banyak para generasi muda yang lebih mencintai dunia barat. Bergaya bagai rumput ilalang yang liar tumbuh bebas dimana-mana hingga tanpa busana. Dan sebagian mereka hanyalah singkong yang terpendam di kubur tanah dan terbalut kulitnya. Terbuka nampak kebersihan dalamnya walau selama ini terpendam tanah yang dianggap mausia sebagai tempat berpijak dan kotor.
Hari selasa ini sangat indah, setelah semalam hujan, pagi muncul sang mentari yang dilingkari pelangi. Gadis-gadis kecil desa menari dengan sangat riang sekali. Sambil bernyanyi pelangi ciptaan tuhan mereka melesatkan jari telunjuk sambil menghafalkan warnanya. Menjiku hibiniu kata mereka. Aah, aku mulai merindu masa kecilku. Dimana aku bisa bermain tanpa memikirkan sesuatu apapun. Merindu aroma masakan almarhum ibuku dan aku rindu suara ayahku. Tak disangka ya, entah sudah berapa lama aku tanpa mereka. Aku segera bergegas kembali masuk kedalam rumah mempersiapkan diri sebelum bekerja. Setiap sudut rumah mengingatkanku dengan segala kenangan yang telah terjadi. Aku cukup terhibur melihat anak-anak kecil yang menikmati indahnya pelangi itu. Kursi diruang tamu mengingatkanku pada sosok gagah yang selalu menungguku untuk mengantarkanku sekolah, ruang keluarga mengingatkanku makan bersama saat buka bersama di bulan ramadhan. Dan aku membuka perlahan kamar yang sudah lama kosong itu. Tempat terakhir aku menyaksikan ayahku tak lagi bisa berbicara denganku. Aku masuk, perlahan aku membuka lemarinya. Tersusun rapi baju dinasnya, begitu pula baju-baju ibuku. Jemariku perlahan mengusap deretan baju yang tergantung, ku ambil satu stel pakaian mereka. Aku memeluk baju itu sambil membayangkan mereka dihadapanku. Rindu ini begitu amat menyakitkan. Perlahan tak bisa ku tahan, nyatanya air mata ini menetes juga. Ku temukan foto-foto kecilku, saat aku pertama kali belajar berjalan dan bersepeda. Ada ibu yang menyemangatiku, dan ayah yang memegangi sepeda miniku. Gadis yang dulu masih se lutut mereka, usia 4 tahun sekarang mungkin sudah setinggi telinga mereka. Tepat di usia 25 tahun, banyak mimpi yang ingin aku ceritakan. Yaa, meskipun aku tau apa yang menjadi keinginan kita tak perlu di beritakan sebelum terjadi. Tapi bagiku tak apalah. Jika seandainya apa yang telah aku ceritakan dari sebuah impian, entah berapa tahun kemudian ternyata tidak bisa aku dapatkan itu bukan karena aku bercerita tentang apa yang aku impikan. Hanya saja itu takdir yang memberikan kesadaran jalanku tidak baik jika di sana.
Tahun 2013, aku mengenakan kebaya wisuda SMA, saat itu aku mempunyai harapan kelak bisa memakai busana yang membuat wanita menjadi indah, mempesona dan bersahaja dengan ilmunya. Tahun 2015 aku kembali mengenakan kebaya di acara kang yuk agriculture award dengan nuansa biru. Dan tahun 2017 aku mengenakan kembali busana kebaya di acara wisudaku. Harapan tentang busana-busana itu telah berhasil ku capai. Busana-busana itu selalu terpakai bersama orang-orang yang menyayangiku. Bersama Ibu, Ayah dan juga teman-temanku. Hehe, jadi aku ada sebuah harapan di usiaku yang ke 25 Tahun nanti, aku kembali mengenakan kebaya tetapi dengan orang yang akan menghabiskan waktunya di sepanjang hidupku. Entahlah, mari kita tunggu usia itu tiba. Semoga kita panjang umur.
Busana wanita bersahaja, membuat kaki dan leher mereka menjadi jenjang, jalan melandai penuh irama dan improvisasi. Berjalan tegap dan langkah yang landai. Berbicara dengan kehalusan bahasa dan perkataan penuh makna. Membuat siapapun yang ada dihadapannya terpanah menunjukkan kekaguman. Busana-busana itu perlahan punah, tak lagi digunakan dalam keseharian namun tetap digunakan di acara penting, hingga peringatan hari-hari nasional. Akhirnya, seragam itu menjadi khas seragam dinas di setiap daerah. Perempuan dengan kebaya dan pria lengkap dengan beskapnya.
Seperti yang telah dikatakan oleh gusti nurul, filosofi kebaya adalah wanita harus banyak menahan diri, dan jika ingin terlihat menarik memang perlu sebuah pengorbanan. Sebelum saya mengupas tentang filosofi kebaya seperti yang dikatakan oleh gusti nurul, saya yakin bahwa sebagian dari kita ada yang belum pernah mengerti siapa wanita yang bernama gusti nurul. Semenarik apakah beliau? Beliau adalah Wanita yang berparas sangat cantik dengan nama lengkapnya Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusuma Wardhani itu merupakan putri dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII. Wanita yang sangat multi talenta. Beliau saat masih gadis dikenal dengan bakatnya yang pandai menulis puisi atau tulisan sastra, menari, berkuda, berenang dan tenis meja. Tak heran jika banyak pria yang mendambakannya waktu itu. Putri keturunan ningrat dari solo itu dijuluki kembang kusumanegara yang memiliki makna wanita layaknya bunga memberi keharuman bagi negara. Beliaupun ditaksir oleh putra-putra bangsawan. Bukan sembarang orang yang ingin menjadi pendamping gusti nurul. Diantaranya adalah bapak presiden kita yang pertama Ir. Soekarno, Sultan Syahrir dan Sultan Hamengkubuwono IX. Tak satupun laki-laki dari mereka yang mampu menarik perhatian dan membuat gusti nurul jatuh cinta. Sekalipun gusti nurul tinggal di wilayah keraton yang menuntut tinggi nilai-nilai adat budaya, beliau memiliki pemikiran yang modern. Prinsipnya yaitu "Wanita Berpendidikan Pantang Di Madu". Alasan Gusti Nurul menolak tokoh-tokoh ternama tersebut diantaranya tidak begitu suka dengan dunia politik dan tidak ingin menyakiti hati para wanita yang telah menjadi istri-istri tokoh tersebut. Hingga akhirnya gusti nurul memutuskan untuk menikah dengan seorang pria yang bersedia untuk menjadikan gusti nurul satu-satunya istri di hidupnya dan pantang menduakan gusti nurul. Laki-laki itu adalah seorang perwira TNI yang bernama Suryosuyarso. Menjadi seorang istri seorang perwira TNI maka dengan segala kesetiaanya, beliau turut mengabdikan diri untuk suami dan negara. Gusti nurul berpesan kepada seluruh kaum wanita bahwa "Seorang wanita tidak boleh lupa, dia ditakdirkan untuk pria. Jadi, sesibuk apapun wanita, tetap harus menjaga garis belakang kehidupan keluarga." Selain itu "Seorang wanita harus melahirkan anak-anaknya, tetap mengasuh dan meladeni, serta menjunjung tinggi martabat suaminya."
Dari gusti nurul, kita sebagai wanita bisa lebih banyak belajar mengenai banyak hal yang menarik. Bahwa wanita berpendidikan pantang merusak hubungan orang lain atau sesama wanita, dalam memilih pasangan bukan karena siapa dia tapi berdasarkan kenyamanan dan ketulusan hatinya walau dalam hidup kesederhanaan yang jauh dari gemuruh perselisihan. Dan kita juga bisa memahami, bahwa memang dasarnya seorang wanita harus melahirkan anak-anaknya sekaligus anak yang dikandung akibat kesalahan oknum, tetap melahirkan kemudian memberikan pengasuhan dengan baik, meladeni agar sang anak tetap tumbuh dengan baik, menjadi generasi yang cerdas dan berbakat, karena dibalik kesuksesan seorang anak tak hanya mampu menjunjung tinggi martabat suami saja, tapi akan menjadi tonggak emas bagi agama, keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. Inilah peran wanita yang sangat dominan dan tak bisa di lepaskan dari kehidupan. Sesuai dengan filosofi kebaya, untuk menjadi seorang wanita memang harus banyak menahan diri. Karena kita perlu menjaga diri agar tetap berada di jalan yang benar, menguatkan iman. Banyak sekali wanita saat ini tidak bisa menerima keadaan yang sulit. Hingga dalam masalah ekonomi banyak menjadi alasan sebuah perceraian, banyak yang bangkrut usahanya karena terlalu menuruti keinginan, hingga nanti saat wanita yang saat ini gadis kelak menjadi seorang ibu, maka harus bisa menahan diri untuk lebih mengutamakan kebutuhan anak dan keluarga. Kemudian kita akan membahas sebuah pernyataan bahwa, jika ingin terlihat menarik memang butuh pengorbanan. Bukan hanya berkorban agar fisik terlihat cantik saja dengan mengeluarkan banyak modal, tapi kita sebagai wanita yang menarik bisa melakukan pengorbanan dari berbagai hal dan banyaknya jalan. Misalnya saja, kita berkorban menjadi seorang yang senantiasa berusaha untuk mandiri, punya prestasi dan rendah hati. Kita juga bisa melakukan pengorbanan dengan menjaga sebuah komitmen atas hidup yang harus di jalani seperti menguatkan iman dan sabar. Untuk terlihat menarik tidak ada yang tanpa pengorbanan. Semuanya butuh pengorbanan. Layaknya kita kenakan pakaian busana, kita perlu menahan diri untuk berjalan cepat, kita perlu jalan lambat melandai walaupun harus berkorban waktu. Karena sudah pasti jika kita kenakan kebaya dengan berjalan cepat tidak akan terlihat menarik, kemungkinan kita akan di remehkan orang atau kita yang akan merasakan sakit sendiri dan jatuh karena memaksa berjalan cepat saat kita gunakan busana kebaya.
Era tahun 2000an kini, busana-busana waniat bersahaja mulai banyak macamnya. Banyak para wanita menggeluti dunia karir walaupun sudah berumah tangga. Berseragam sesuai karir mereka masing-masing. Tampak menarik mereka para wanita yang berkarir tapi tak melupakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Sebagian seorang pria tertarik dengan para wanita yang bermake up lengkap dan menggunakan busana yang ketat atau memikat hasrat. Mereka belum sadar bahwa yang mereka kagumi kelak akan dimakan usia. Sedangkan wanita yg memiliki prestasi dan ilmu akan terus dikenanga walau telah termakan usia bahkan ketika shdah tak bernyawa, mereka akan tetap dikenal sebagai wanita pembangun perubahan nyata untuk generasi serta bangsanya. Ingin menjadi wanita bersahaja tak perlu mengubah diri agar lebih menarik untuk mendapatkan cinta seorang laki-laki, tapi akan lebih membahagiakan jika kita bisa menjadi wanita bersahaja karena telah menemukan seorang pria yang bangga memiliki kita tanpa ada alasan yang menarik untuk menjadikan kita sebuah pilihan yaitu pendamping hidupnya.
3 notes
·
View notes
Text
LAGU YANG LAGI VIRAL
Bismillaah Beberapa waktu terakhir, sedang banyak perbincangan tentang hukum sebuah lagu. Sebenernya perdebatan ini udah lama sih. Masih hangat juga pertanyaan dari Nana; kamu pilih lagu atau Qur'an? Nah loh. Di grup kemarin sempet bahas juga pengalaman baik Nana maupun Afid yang sempat terlena karna lagu trs mempengaruhi hafalan trs mereka berlepas dari lagu. Ya gitu, shock habbits juga kan baru dari boarding school ke kampus yang lebih bebas pegang gadget. Sempat juga dilarang buat ga mikirin suatu makhluk kalo ingin bnrbnr intens sama Qur'an. Iya, untuk hal itu bukan dalam bentuk pertanyaan lagi. Tapi anjuran serta larangan! Haha oke deh aku pengen ngerangkum pandangan Bunda Riannawati yang biasa ku panggil Bunda Ri. Beliau jadi pembina IQ di pengurusan ku ke-3 dan kami pernah berkunjung ke rumahnya. Bunda juga aktif menjadi pembicara di banyak acara. Pernah bertemu di Sekolah Keluarga Samara haha ex SPN atau Sekolah Pra Nikah-nya UNS ft. KPPA Benihnya Bu Vida. Juga sering bgt ketemu di kajian Jumat siang tiap akhir bulan di NH. Biasanya aku terkorbankan oleh para takmiroh menjadi panitia dadakan seperti penjaga snack, tilawah, maupun MC. But Im happy sih. Bunda Ri mengawali diskusi dengan rambu-rambu bahwa akan banyak perbedaan pendapat karena memang ini kajiannya terkait dengan fiqh khilafiyah/perbedaan pendapat, tinggal kemantapan hatinya bagaimana. Tapi kita ingin kemantapan hati itu dengan ilmu kan ya... Dari awal aja udah ada perbedaan, misalnya ada yang yakin mengharamkan lagu dan musik, ya udah akhirnya kita hormati itu, terus berarti gak perlu dong mengkaji tafsir lagu? Ya boleh saja, siapa tahu bermanfaat bisa melihat sisi lain mengapa kita masih suka bernyanyi. Nah, dijelaskan bahwa Bunda Ri termasuk yang tidak mengharamkan lagu dan musik, menganggap boleh asal isi lagu tersebut baik dan menyeru pada kebaikan. Musik sebagai sarana yang mengantar liriknya, jadi boleh. Tapi akan berbeda jika musik tersebut laghwi/berlebih-lebihan dan membuat kita terlena. Maka di sinilah kita mengambi tengah-tengah. Nah sekarang ke lagu Aisyah Istri Rasululah. Banyak sekali yang hafal liriknya, bahkan youtuber banyak sekali yang cover. Disebutkan beliau bahwa ini merupakan fenomena budaya populer. Ketika suatu produk laku di pasaran, maka berbondong-bondong produk sejenis akan menirunya. Meniru ini dengan tujuan masing-masing, ada yang komersil (diunggah di youtube ingin dapat uang), ada yang untuk sarana dakwah, atau hanya untuk having fun aja, senang-senang. Lagu ini awalnya dari Malaysia yang berjudul ‘Aisyah Satu Dua Tiga Cinta Kamu’ milik band asal Malaysia Projector Band. Berbeda dengan lagu Aisyah Istri Rasullullah yang lebih islami, lagu awalnya justru menceritakan sepasang kekasih yang putus nyambung. Kemudian dengan notasi yang sama, lirik lagu itu diubah Mr. Bie youtuber asal Malaysia dengan lirik seperti yang kita kenal sekarang. Awalnya lagu ini bernada ceria, tapi Sabyan Gambus membawakan lagu ini dengan gaya khusyu dan mellow, diposting 29 Maret 2020. Barulah kemudian peng-cover lainnya bermunculan. Bahkan liriknya sama sekali beda, tidak tentang Aisyah, tapi dengan notasi yang sama. Ada Aishwa anak sholehah, Ramadhan dll itu. Semua menggunakan nada yang sama bukan? Karena memang itu yang sudah akrab di telinga masyarakat. Mengapa tafsir yang muncul berbeda-beda? Sama sebenarnya saat kita membaca karya sastra, ada tafsir yang berbeda juga terhadap karya yang sama. Ini muncul karena wawasan masing-masing orang berbeda. Ada yang mengganggap bahwa lirik lagu tersebut terlalu ulgar, terlalu menggambarkan fisik Rasulullah, tidak sopan menyebut beliau tanpa embel-embel. Ini menurut orang yang sudah paham tentang Aisyah dan dan punya kesan tersendiri atas pemahamannya itu. Sehingga muncul pendapat, tak layak Sayyidah Aisyah digambarkan seperti itu dalam lagu. Begitu penjelasan dosen Sastra S1 UNS tersebut. Tapi bagi orang yang tidak tahu atau sedikit sekali wawasannya tentang Aisyah, akan mengatakan o... pipinya Aisyah itu putih bersih ya, romantis banget ya sama Rasul kalau marah dicubit hidungnya, minum dengan gelas yang sama, pernah lomba lari. Itu semua sumbernya dari hadits lho, bukan karangan si pencipta lirik. Ada wawasan baru buat dia bahwa ternyata seromantis itu hubungan Rasul dan Aisyah. Bahkan ada yang kemudian mengalihkan pengidolaan mereka dari wanita atau slebritas yang cantiiik banget versi mereka, ke Aisyah yang ternyata lebih cantik. Alumni sastra postgraduated UGM ini mengemukakan rasa salut bahwa sekarang mulai banyak yang cinta Aisyah, mengenal lebih jauh dan mengidolakannya. Serta berpesan untuk proses yang sekarang ini jangan berhenti, yang perlu dikritisi justu visualisasi dalam video klip lagu. Ada kan yang menghadirkan perempuan cantik putih tidak bercadar (karena ingin menunjukkan pipi putih berseri) dan ‘dimaknai’ penonton sebagai “Aisyah kayak gitu to?” apalagi ditambah penyanyinya yang genit dengan kedip mata. Orang jadi berpikir bahwa ini ‘pelecehan’ terhadap sosok Aisyah, ada juga yang berpikir “besok kalau cari istri yang begitu’. Bunda Ri menjelaskan bahwa itu semua ranah hermeneutik, penafsiran. Menurut ilmu hermeneutik, tidak ada tafsir yang salah jika berdasar pada alasan yang jelas. Salah itu menurut orang yang menganggap tafsiran orang lain tidak sama dengan tafsirannya. "Ya akhirnya kita kembali pada selera kita yang mana. Tapi harus diingat, kita tidak bisa menyalahkan orang lain yang tidak sama seperti kita karena memang sampai di situlah dia menafsir. Dalam proses lebih, kemudian ada yang mengubah liriknya seperti yang disarankan Buya Yahya, jadi ada Sayyidah di depan nama Aisyah. Ada unsur kecerdasan Aisyah juga dimasukkan lirik, bukan hanya fisik. Dalam video klip juga sudah ada yang dibuat sederhana, tanpa memunculkan visualisasi perempuan. Ya itu semua sah-sah saja. Budaya populer ya begitu. Dibuat untuk memenuhi selera masyarakat.Digubah dan didesain ulang sesuai tujuan masing-masing." Jelasnya panjang lebar. Bunda Ri lebih sepakat dengan apa yang disampaikan Ust Abdul Shomat dalam hal ini. Bahwa permasalahannya adalah pada siapa lagu itu ditujukan. UAS menganalogikan Aisyah adalah ibu (ummull mukminin) yang kemudian kita (anaknya ini) akan mengenalkannya ke cucunya (generasi milenial), maka menggunakan bahasa milenial juga https://republika.co.id/berita/q8lg3r5524000/viral-lirik-lagu-aisyah-istri-rasulullah-ini-kata-ustaz-abdul-somad [bisa dibaca lengkapnya] "Jadi kita ambil sisi positifnya bahwa populernya lagu itu menjadi sarana generasi milenial untuk lebih mengenal dan mencintai Aisyah. Tapi setelahnya jangan berhenti sampai di situ, kita harus terus menyemangati diri dan teman-teman kita untuk belajar sosok Aisyah tidak hanya dari lagu." Analogi dari Bunda Ri sama dengan muslimah yang belum berjilbab, kita harus lembut hati mengajak mereka untuk berjilbab. Yang berjilbabnya masih ngikat leher, ya pelan-pelan kita ajak mereka mengulurkan jilbab menutup dada, yang jilbab lebar pergaulannya masih aduhai, ya pelan-pelan kita luruskan. Eishhhh. Ketampar nihh!!! :') "Jangan terlalu ekstrim hitam putih dalam berdakwah yang kaitannya dengan akhlaq. Kalau aqidah iya, tapi kalau akhlak kan semua orang butuh berproses. Tapi bagi yang sudah paham ya ayo segera, jangan berproses itu selalu dijadikan alasan nggak maju-maju." Ehm ada kegalauan lagi; tapi bagaimana kalau lirik itu membuat laki-laki memvisualisasikan dan mengundang syahwat? Jawaban beliau, "wah, ini harus dicek dulu nih, benar nggak lirik itu mengundang syahwat. Subyektif sekali saya kira. Kalau begitu, banyak lirik lagu lainnya yang jauuuuh lebih mengundang syahwat dan mengapa itu tidak dipermasalahkan. Kalau ini soal orangnya ya, bukan soal lagunya. Saya akan berikan contoh cerpen karya Hamsad Rangkuti yang berjudul “Kuhapus bekas bibirnya di bibirmu dengan bibirku” Coba, ini vulgar nggak? Itu cerpen terbaik lho versi sastrawan Kompas. Tapi tidak bagi saya Ya mereka biasa dengan istilah2 begitu. Tapi sastra Islami tidak sama estetikanya dengan mereka, sehingga ketika menuls karya, kita tentu bisa membedakannya. Yang ekstrim ya bandingkan saja Ayu Utami dengan Helvy Tiana Rosa." Artinya apa? Perbedaan itu akan selalu ada. Kalau dikaitkan dengan dakwah di masyarakat, begitulah ternyata lahan dakwah memang sangat luas. Mereka yang masih menafsirkan dengan pemahaman mereka itu ya harus diajak lebih lagi mengenal sosok Aisyah tidak hanya dari lagu. Tapi banyak referensi, bacaan dan sumber ilmu lainnya. Semoga kita bisa mengambil ibrah, lebih bijak dalam menyikapi fenomena budaya yang terkait dengan Islam. Insya Allah iini bisa memicu kita belajar lebih banyak lagi tentang Sayyidah Aisyah. Mohon dimaafkan jika ada kekurangan, wabillahi taufiq wal hidayah. Allahua'lam.
18 notes
·
View notes
Text
Kok aku ga tau ya dicintai itu kayak apa, yha karena selama 28 tahun pun gak pernah pacaran. Antara males, ga ada waktu sama selalu kumpul sama anak rohis tapi jatuh cinta pasti dong pernah. Cinta pertama terlalu indah sebenarnya dan ga kesampaian juga wk. Kita lahir di tanggal bulan dan tahun yang sama, saling mengenal karena konflik organisasi internal, belagu banget sih dia dan dikenal sebagai lelaki berhati dingin terhadap perempuan mulailah penasaran dan jatuh hati. Lulus dari SMA 5 Bandung terus masuk Fikom UNPAD dan anak rohis pula buat ku dia sempurna wk.
Jatuh cinta kedua, tapi entah sih beneran itu perasaan jatuh apa bukan. Lebaran 3 tahun yang lalu menginginkan sekali lelaki ini. Dikenalkan teman beda usia setahun, pekerjaan belum tetap tapi dia keranjingan di bidang olahraga. Kita nyambung, selera humor cocok, muka pas lah ga malu-maluin tapi pas itikaf ramadhan waktu itu hati ini mudah sekali melepas dia. Oh bukan jodoh berarti
Selang beberapa tahun itu, juga bertemu dengan banyak "calon" karena mulai serius menapaki gerbang ta'aruf tapi Gak pernah jatuh hati lagi, yang ada terombang-ambing dengan perasaan baper mo dinikahin. Tiap udah ok mundur selalu begitu.
Akhirnya di ta'aruf yang terakhir, gak mikirin bakalan jadi sejak awal, ga pake hati. Bahkan saat suami dulu minta 5 bulan pending ke pernikahan karena mau ngumpulin uang buat resepsi, dulu gw rela lepas dan bilang baiknya jika mau begitu komunikasinya pun di putus. Gak bisa janji apa yang bakalan terjadi 5 bulan kedepan. Padahal kata orang-orang anggap aja penjajakan. Mungkin juga saat itu belum jatuh cinta . Lagipula dicintai itu kayak apa sih? Hati dah terlanjur mati rasa di- php- in . wkwkwkwk
Eh malah ditantang kalo emang gw dah siap 2 Minggu lagi saya lamar dan 3 Minggu lagi pas dia ultah, bakalan resmi menikah.
What?!!
MENIKAHI ORANG YANG KAMU CINTAI ATAU MENCINTAI ORANG YANG KAMU NIKAHI
Sejak dulu ini jadi lawakan diantara temen-temen sih. Lyk, hayoloh mau kayak gimana kalo yang kedua itu kejadian.
Dan mari bersyukur atas nama cinta, dengan ketulusan hangatnya di hati itu terasa. Sekarang tau arti mencintai dan dicintai itu seperti apa. Mungkin yang tadinya kering tandus di dalam hati mulai menghijau dan penuh warna.
Oh jadi gini ya rasanya dicintai...
2 notes
·
View notes
Text
Ramadhan Talk 2020 (2) : Seistimewa Aisyah Istri Rasulullah
Assalamu'alaikum wr.wb manteman...
Alhamdulillah hari ini kita sudah memasuki Ramadhan hari kedua. Tidak terasa sehari telah berlalu dan semoga Allah memberkahi kita dalam bulan Ramadhan serta menyampaikan kita hingga akhirnya dengan keistiqomahan ibadah dan samangat juga dong tentunya... Aamiin ~~
Beberapa waktu belakangan kemarin, dunia divirkal oleh sebuah nasyid mengenai Sayyidah Aisyah: istri Rasulullah saw. Nasyid tersebut tidak hanya berisi perihal bagaimana sosok Sayyidah Aisyah, akan tetapi juga perihal siroh keromantismenya beliau dengan Rasulullah saw. Ada pihak yang kurang menyetujui adanya nasyid tersebut dan ada pula yang mendukung. Tentu saja dengan alasan masing-masing pihak. Yang paling menyedihkannya adalah ada pihak-pihak yang membercandakan lirik nasyid tersebut seolah-olah melupakan bahwa sosok yang tengah diceritakan dalam lirik tersebut adalah orang yang paling dicintai Allah swt. Di sini saya tidak ingin membahas perihal setuju/tidak mengenai nasyid tersebut. Apalagi membahas mengenai hukum musik dsb. Viralnya nasyid itu membuat semua orang kembali membahas perihal Sayyidah Aisyah, membaca kisahnya. Memposting berbagai siroh tentangnya, bahkan mengadakan forum-forum diskusi untuk membahas perihal sosok beliau.
Seperti biasa, sebagaimana rencana awal adanya Ramadhan Talk ini, setiap tulisan yang saya posting sebagian besar merupakan hasil review dari tema agenda tentang perempuan dan muslimah yang saya ikuti di bulan Ramadhan ini, dengan tentu saja ada penambahan untuk memperlengkap informasi yang hendak saya bagikan kepada teman-teman yang tidak sempat mengikuti agendanya. Kali ini temanya disampaikan oleh pemateri kak Ratih Lusiani Bancin dalam agenda diskusi kemuslimahan perihal Sayyidah Aisyah istri Rasulullah; keistimewaan-keistimewaan beliau yang harus kembali diingat dan selalu diingat melebihi lirik romantisme yang ada dalam nasyid.
Ummul Mu’minin Sayyidah Aisyah lahir tujuh tahun sebelum hijrahnya Rasulullah saw ke Madinah. Sayyidah Aisyah lahir sudah dalam keadaan masuk Islam. Karena ayah dan ibunya sudah masuk Islam sebelum kelahiran Sayyidah Aisyah. Ayahnya bernama ‘Abdu al-Ka’bah yang kemudian setelah beliau masuk Islam, nama tersebut dirubah oleh Rasulullah saw menjadi Abdullah. Akan tetapi ayahnya lebih dikenal dengan julukan Abu Bakar as-Shiddiq oleh umat Islam hingga sekarang. Sahabat terbaik Rasulullah saw. Menjadi orang pertama yang mempercayai kabar agung berupa Isra’ Mi’rajnya Rasulullah saw. Sedang Ibunya bernama Zainab. Akan tetapi lebih dikenal julukannya Ummu Rauman. Ibunya pun juga tergolong orang-orang yang paling awal masuk Islam.
Nasab kedua orang tuanya bersambung pada nasab Rasulullah saw. karena ayahnya dari keturunan Murrah. Yaitu Abu Bakar Bin Abi Quhafah bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah. Sedangkan ibunya bagian dari keturunan Kinanah. Dia memiliki lima saudara, yaitu Abdu al-Rahman sebagai saudara kandungnya dan Abdullah, Asma’, Muhammad serta Ummu Kultsum sebagai saudara seibu. Karena Ayahnya juga memiliki istri selain beristrikan Zainab atau Ummu Rauman, ibu Sayyidah Aisyah.
Sebagaimana layaknya anak kecil, dia juga sangat senang bermain dan berekspresi layaknya mereka bersama teman-teman sebayanya. Akan tetapi dia tidak banyak ambil bagian dalam hal itu layaknya mereka pada umumnya. Karena dia dilamar untuk menjadi pengantin dan istri Rasulullah pada usia yang sangat belia. Ini berdasarkan pernyataannya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, bahwa dia dinikahi Rasulullah saw tepat pada umumnya enam tahun. Kemudian dia berkumpul dan tidur bareng dengan Rasulullah saw pada saat berumur sembilan tahun. Memang ada banyak perbedaan pendapat perihal usia beliau dinikahi dan digauli oleh Rasulullah dan yang paling banyak adalah usia di atas.
Pernikahan Sayyidah Aisyah dengan Rasulullah saw bermula dari wahyu yang diturunkan Allah swt melalui mimpi, dimana Rasulullah saw sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim bermimpi Sayyidah Aisyah hingga tiga malam di akhir masa hidupnya Sayyidah Khadijah.
Rasulullah saw melihat malaikat Jibril membawa sosok perempuan dalam mimpinnya. Seluruh tubuhnya tertutup hingga mukanya sekali pun dengan kain sutera yang sengat megah. Dikatakan oleh malaikat Jibril "inilah calon istrimu". Setelah dibuka oleh Rasulullah saw ternyata Sayyidah Aisyah. Rasulullah saw menjawab "jika ini memang dari Allah swt, pasti akan terjadi".
Sungguh Sayyidah Aisyah memiliki kedudukan yang agung seperti kisah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Shafwan:
“Ada tujuh hal pada diriku yang tidak dimiliki oleh wanita mana pun, kecuali yang diberikan oleh Allah kepada Maryam binti Imran. Demi Allah, aku tidak mengatakan ini sebagai kesombongan terhadap para sahabatku (maduku). Tujuh hal itu adalah (1) malaikat Jibril pernah turun membawa gambarku kepada Rasulullah (dalam mimpi); (2) Rasulullah menikahiku saat aku baru berusia tujuh tahun lalu aku diberikan kepada beliau saat berusia sembilan tahun; (3) beliau menikahiku sebagai seorang gadis dan tidak ada seorang manusia pun yang menyamaiku; (3) wahyu datang kepada Rasulullah saw saat aku dan beliau dalam selimut yang sama; (4) aku adalah orang yang paling beliau cintai; (5) ada ayat yang turun berkaitan denganku ketika umat ini hampir hancur; (6) aku pernah melihat Jibril dan tidak satu pun istri Rasulullah selain aku yang pernah melihatnya: (7) dan Rasulullah SAW wafat di rumahku tanpa ada seorang pun menemani selain malaikat dan aku.
Ialah Aisyah, pemilik cinta pertama dalam Islam, cinta Rasulullah saw. Wanita yang jujur, setia, tulus, pencemburu, dan terhormat binti Abu Bakar ash-Shiddiq dan istri Rasulullah. Wanita yang telah membuktikan sejak empat belas abad yang lalu, bahwa wanita bisa menjadi lebih unggul daripada laki-laki dan bisa menjadi politikus, bahkan prajurit perang.
Wanita ini telah berguru dan dididik dalam madrasah nubuwah, madrasah iman, dan madrasah perjuangan. Pada masa kanak-kanak, Aisyah dididik oleh guru kaum Muslimin dan manusia paling utama di antara mereka, yaitu sang ayah: Abu Bakar ash-Shiddiq. Selanjutnya, pada masa remaja, ia dibimbing oleh Nabi dan maha guru umat manusia, orang yang paling mulia dan paling utama, yaitu sang suami: Rasulullah saw.
Aisyah juga perempuan yang sangat faham ilmu agama, bahkan sahabat senior tidak sungkan untuk bertanya kepada beliau. Beliau juga paling banyak meriwatkan hadis, faham Al-Qur'an dan ilmu lainnya seperti faraidh. Ketika fitnah melanda beliau, Allah bersihkan namanya dari langit ketujuh.
Maka, atas segala apa yang ada pada Sayyidah Aisyah, semoga kita senantiasa dapat meneladaninya. Menjadi sebaik-baik wanita dalam perangai dan kecerdasan. Mengambil peran terbaik dalam segala kebermanfaatan dan pastinya tetap selalu semangat dalam menuntut ilmu di segala kondisi. Karena kecantikan itu tidak dapat diandalkan daripada kecerdasan..
Semangat menempuh perjalanan sepanjang Ramadhan. Selamat belajar dan membelajarkan...
Gorontalo, 25 April 2020/2 Ramadhan 1441
2 notes
·
View notes
Text
2019, You're The best Moments ❤️
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 🌹 1. Januari Di bulan ini aku sudah memasuki 4 bulan bekerja sebagai terapis. Menangani anak yang begitu spesial di kehidupan selama aku bekerja. Orangtua yang spesial, guru yang spesial, dan juga anak yang spesial. Aku senang bisa dipertemukan dengan keluarga ini, lebih tepatnya dengan anak ini — anak yang aku terapi. Ada yang mengatakan "mengajarlah bagaimana ia belajar". Aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku bagaimana belajar banyak hal dari anak ini. Bahkan kata ikhlas yang sering kuucapkan terkadang masih terasa sesak. Kenapa? Apa benar aku ikhlas melakukan ini demi kesembuhannya? Atau karena aku harus terpaksa ikhlas demi memenuhi kebutuhan hidupku? Aku sering bertanya dalam hati masalah ini. Tapi aku tetap bersyukur kepadaNya karena aku bisa dipertemukan dengan anak yang spesial dan juga orangtua yang spesial. Salut dengan mereka yang diberikan hadiah yang luar biasa dariNya 2. Februari Kini aku kembali menapaki diri di negeri singa. Bukan untuk liburan seperti orang pada umumnya, tapi untuk melakukan asesmen. Ya, ini masih tentang anak spesial yang aku sebutkan sebelumnya. Untuk membantunya membaik harus melakukan berbagai hal. Termasuk mengunjungi salah satu tempat terapi yang cocok dengan usianya saat ini. Selama bulan ini kami sering hilir mudik Singapura - Batam. Lelah? Tidak ada kata lelah dalam hal ini. Menyenangkan? Pasti. Karena aku termasuk orang yang hobby jalan kesana kemari bertemu dengan orang baru sembari mengumpulkan ilmu dan belajar. 3. Maret Aku lupa dengan momen di bulan ini. Tapi yang masih tertinggal di kepala ini adalah saat aku bertemu kembali dengan seseorang di dunia maya. Ya seseorang itu adalah teman ngajiku sewaktu kecil dulu. Di bulan ini juga aku patah hati karena seseorang. Tapi dibalik semua kejadian di bulan ini aku lebih bisa memahami bahwa setiap perpisahan bakal digantikan dengan pertemuan yang baru. 4. April Bulan kelahiranku. Ya aku selalu bahagia dengan bulan ini. Tidak perlu dijelaskan sebabnya apa yaa :) Tapi momen lain di bulan ini adalah aku bertemu dengan seseorang yang sangat hebat dan luar biasa yaitu dr. Partington di Singapore. Siapakah dr. Partington ini? Dia adalah bapak ABA VB Internasional (maaf kalau salah). Dia yang menciptakan metode pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus, khususnya Autis. Betapa bahagianya aku saat mengikuti training bersamanya. Diajarkan olehnya. Dan hal yang paling tidak ku sangka adalah dia melontar kalimat dan mengatakan yang menakjubkan menurutku "she is smart" 😍 MasyaAllah terkejut aku tuh. Tapi begitulah penilaiannya terhadapku. Thank you dr. Partington ❤️ 5. Mei Bulan ini memasuki bulan ramadhan. Tahun ini sama seperti sebelumnya. Di bulan ramadhan ini aku jauh dari keluarga ku dan menjalani kehidupan seperti orang pada umumnya. Sedih? Pasti sedih dong. Ya harus bagaimana, memang sudah kodratnya aku menjalini kehidupan ini dan aku percaya Allah punya rencana yang terbaik. Di bulan ini juga aku disadarkan akan kesalahanku dulu terhadap seseorang orang. Aku mengecewakannya dengan sikap dan perkataanku. Tidak butuh lama dan aku segera menghubunginya dan meminta maaf mengakui kesalahanku terhadapnya. Dan alhamdulillah dia bersikap baik. Sungguh, aku tidak pernah sebahagia ini mendapatkan maaf dari seseorang. Semenjak hari itu komunikasi kami menjadi intens. 6. Juni Tidak banyak yang ku ceritakan di bulan ini. Lebaran tahun ini aku dan keluargaku kembali berkumpul di kediaman alm. Kakek dari sebelah papa. Banyak yang datang kali ini. Kedatangan saudara lakiku beserta anak dan istrinya, kedatangan uwak — saudara tertua dari papa, dan juga adik beradik Papa. Tidak ada moment khusus kedatangan mereka kali ini. Mereka memang sering berkumpul untuk memenuhi hasrat didalam hati mereka — rindu berkumpul dengan saudara. Ah ya ada yang ketinggalan, selain memenuhi hasrat tersebut yaitu kedatangan mereka karena Bunde Fahimah — adik bungsunya Papa, sedang mengadakan aqiqah untuk cucu pertamanya. Lebaran kali ini menurutku cukup berkesan. Selain kedatangan mereka, aku juga memiliki moment tersendiri bersama orang terkasihku. Aku bertemu dan berbicara berbagi cerita dengannya. Tentang lelahnya menjalin hubungan yang terlalu banyak toxic. Seseorang ini adalah seseorang yang berhasil membuatku menyesal atas perbuatanku. Juni 9, 2019 moment kami berdua saling bertanya siapa yang kami pilih untuk menetap di hati kami. Ah ya, di bulan ini juga aku mengikuti Pelatihan Shadow Teacher Anak Berkebutuhan Khusus Autis dengan pemateri yaitu dr. Tri Gunadi. Aku tidak menyangka beberapa kali di pertemukan dengan orang hebat. Ini semua tidak lepas dari usaha orangtua anak yang sedang aku terapi. Aku berterima kasih dan bersyukur kepada mereka 😊 7. Juli Lebaran telah usai, kami kembali ke rutinitas seperti sebelumnya yaitu bekerja. Demi memenuhi kebutuhan hidup, yah rasanya tidak wajar lagi di usia sekarang masih meminta kepada orangtua. Walaupun mereka tidak keberatan kalau kita masih meminta. Hanya saja gengsi ini terlalu tinggi. Masa ya udah jadi seorang sarjana lalu bekerja tapi masih meminta kepada orangtua? Yah, ucapan itu bakal terlantar dari mereka yang terlalu nyinyir dengan kehidupan orang lain. Aku bersyukur memiliki orang tua yang tidak mempermasalahkan hal tersebut. Di bulan ini aku qtime — menurut kamu milenialnya gitu. Aku qtime bersama orang terkasihku. Siapa? Mama Hiu dan Mama Bear — aku menyebut mereka dengan sebutan itu. Hanya mereka tempatku untuk berkeluh soal kerjaan dan masalah hati untuk saat ini. Karena mereka yang mudah untuk aku jangkau. 8. Agustus Bulan ini lagi-lagi aku mengikuti seminar spesial ABA (Applied Behavior Analysis) dengan pemateri Bu Rury Soeriawinata, MSC., M. ED (board Certified Behaviour Analyst (BCBA). Banyak hal yang aku dapatkan dari seminar ini. Aku juga tak luput kembali mengucapkan terima kasih kepada orangtua spesial yang sudah mensponsori seminar untuk aku dan rekan kerjaku. 9. September Bulan ini aku merencanakan untuk liburan ke salah satu tempat yang sudah ku rencanakan dari jauh hari. Mungkin bukan untuk pertama kali aku menginjakkan kaki di kota ini, bisa dikatakan sering. Karena hampir setahun sekali aku melewati kota ini untuk aku menuju ke kampung halaman orangtuaku—Papaku, yah walaupun nggak sampai di kota ini, nggak melewati kota ini tapi masih daerah Sumatera Barat. Tripku kali ini memang sudah aku rencanakan dari sewaktu zaman waktu skripsian dulu. Sebelummya sih aku udah pernah ke kota Padang ini bersama teman kuliahku. Tapi ntah kenapa kali ini aku ingin kesana lagi. Mungkin mau tahu rasanya bagaimana ngetrip solo. Yah, dan berhasil! Kenapa aku pilih Padang? Mungkin karena aku penasaran dengan tempat wisata yang disajikan oleh kota ini. Apalagi aku sering melihat kebanyakan orang ngepost bagaimana bagusnya kota ini, hmm aku makin penasaran haha. Aku lebih penasaran dengan pulaunya sih, tapi bukan yang lain nggak buat aku tertarik. Tetap kok. Selain solo trip, kedatanganku ke kota ini untuk memecahkan rinduku terhadap seseorang haha. Seru banget gitu wkwk. September selalu memberikan moment terbaik. 10. Oktober Bulan ini tidak ada moment khusus. Hanya saja panggilan "Bu Githa" kerap kali sering terdengar di telinga ku. Betapa bahagianya aku, anak yang aku didik begitu cintanya kepadaku. "Ya Allah, Berikanlah kesembuhanMu kepadaNya dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan bekas. Aamiin". 11. November Bulan ini adalah bulan kelahiran dari abang Sulungku. Kelahiran dari Muhammad Zubair Nasution. November 19, 2019. Ini kebahagiaan yang luar biasa teruntuk kami, terutama untuk Bang Andilo dan istrinya. Mereka sudah menantikan moment ini selama 6tahun. Rezeki dan tanggung jawab sudah berpihak kepada mereka. Semoga mereka bisa menjadi orangtua yang baik dan semoga Zubair menjadi anak yang Sholeh. Aamiin ya rabbal'aalamiin 🤲🏻 12. Desember Batam - Padang - Medan - Takengon - Lhokseumawe - Medan - Pkl. Kerinci - Pekanbaru - Batam Di bulan ini aku melewati beberapa kota. Seperti yang aku tuliskan. Hahahaha, betapa bahagianya aku bisa kemana-mana sendiri. Ok baiklah, aku ku ceritakan. Berhubung Bulan ini adalah bulan liburan anak sekolah, aku memanfaatkan waktuku untuk bertemu dengan beberapa orang. Seperti biasa, memecahkan celengan rinduku. Dari Batam aku ke padang, di Padang aku bertemu seseorang yang spesial di hatiku. Bertemu untuk kedua kali setelah bulan September yang lalu. Pertemuan kali sangat mengesankan buatku. Karena meninggalkan rasa yang begitu besar terhadapnya. Rasa apaan sih gith? Hahaha. Cukup aku dan dia saja yang tahu hal ini. Setelah dari Padang aku melanjutkan perjalananku ke Medan. Di Medan hanya beberapa jam saja, karena malam harinya aku harus kembali berangkat ke Takengon - Aceh. Tapi bukan berarti tidak ada moment di Medan. Setelah sekian lama aku tidak menapaki kakiku di kota ini, ternyata kota ini cukup besar. Wajar saja Papa mengkhawatirkanku. Di Medan aku menyempatkan untuk bertemu seseorang dari masa lalunya dari seseorang yang spesial dihatiku — ah elah ribet banget sih gith! Haha. Kok bisa? Ya bisa, aku sih yang maksa untuk bertemu. Karena menjalin hubungan dengan orang baru itu baik. Tidak ada masalahnya kan? Toh aku dan perempuan ini tidak ada masalah kok. Jadi menurutku tidak masalah kalau berteman 😊. Oh ya, Nama panggilannya Dini. Aku senang bisa mengenalnya. Baik. Setelah bertemu dengan Dini, aku harus bergegas ke loket travel karena travel ku akan berangkat ke kota yang aku tuju selanjutnya. Pukul 08.00 wib aku tiba di kota Takengon - Aceh. Kedatanganku di kota ini untuk mengikuti prosesi pernikahan dari sepupuku. Abang beradik Papa berkumpul semuanya disini. Semuanya menyambutku dengan hangat, semua proses pernikahan berjalan dengan lancar. Di Takengon bersama yang lain, kami mengunjungi beberapa tempat wisata — Pantan terong namanya. Dari tempat ini aku bisa melitah kota Takengon dari atas bukit ini. Oh ya, ada yang ketinggalan. Di kota Takengon ini memiliki suhu yang cukup dingin. Airnya saja seperti air es. Sampai-sampai aku yang dasarnya malas mandi jadi lebih malas dikarenakan suhu air dan cuaca yang dingin. Ok kita lanjut. Keesokan harinya kami semua bergegas untuk siap-siap pulang ke Medan. Kami berangkat dari Takengon sekitar pukul 08.00 wib. Kami sempat singgah berhenti di warung durian untuk memenuhi hasrat kami yang ingin makan durian enak haha. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami. Kami tiba di kota Medan sekitar pukul 01.30 wib dini hari. Kami sempat singgah di warung Amangboru — Suaminya bunde Naimah. Sekitar pukul 02.00 wib kami tiba di Kediaman Bunde Naimah. Di Kota Medan ini kami semua mendapat kabar duka. Pukul 02.30 wib dini hari, kami mendapat kabar duka bahwa Amangboru suaminya Bunde Naimah meninggal dunia :". Ini semua cukup mengejutkan kami. Bagaimana tidak? Setengah jam lalu kami baru saja bertemu dengannya. Tapi ya begitu, maut tidak ada yang tau kapan akan menjemput. Tapi aku salut kepada Bunde, Bunde adalah wanita yang paling tegar dan kuat yang pernah aku temui setelah Mamaku. Paginya kami sibuk bergegas menyiapkan kediaman untuk kedatangan jenazah. Satu persatu orang berdatangan menyampaikan bela sungkawanya kepada keluarga Alm. Amangboru. Tapi ada hal lebih menyakitkan, siangnya aku harus berangkat ke loket bus dikarenakan aku harus balik ke Batam. Tiket pesawat yang sudah aku booking tidak bisa di cancel. Ini sangat membuatku dilema. Tapi Mama Papa bilang tidak masalah jika aku pulang lebih awal. Begitu juga Bunde Naimah, mereka cukup mengerti akan kondisiku. Pukul 16.00 wib aku berangkat menuju Pekanbaru. Apa Pekanbaru? Bukannya ke Batam? Iya, pesawatku keberangkatannya dari Pekanbaru. Maka dari itu aku harus naik bus ke Pekanbaru, dan harus sampai di Pekanbaru secepatnya. Pukul 08.25 wib aku sudah tiba di Pkl. Kerinci. Kenapa? Karena bus nya aku tumpangi hanya bisa berhenti di loket Pkl. Kerinci. Baiklah. Dari Pkl. Kerinci aku harus menumpangi travel lagi untuk menuju Pekanbaru. Aku tiba di Pekanbaru sekitar pukul 11.00 wib. Aku sempat bertemu dengan adik bungsuku - Abi nama panggilannya. Hanya saja aku tidak menginap di kontrakannya. Karena mesin air di kontrakannya sedang rusak -_- jadi aku memutuskan untuk menginap di kontrakan sahabatku. Mumun, aku sering memanggilnya dengan sebutan itu. Betapa bahagianya aku tidak bertemu dan merasakan pelukan hangat secara langsung. Bagaimana tidak? Kami kembali terpisah dikarenakan aku sudah memiliki pekerjaan sedangkan saat itu ia masih berjuang untuk menyelesaikan tugas akhirnya. Kali ini lengkap semua kebahagianku. Keesokan harinya aku kembali bersiap - siap untuk pulang ke Batam. Tidak ada yang terasa sesak kali ini. Karena semua orang telah aku temui. Setidaknya sudah memenuhi hasrat ku untuk bertemu dengan orang yang aku sayangi. Desember, you're the best Moments ❤️ Cukup sekian ceritaku selama setahun di 2019. Mohon maaf kalau bahasanya masih jumpalitan, maklum aku masih belajar dengan hobby ini, hobby yang (berusaha) aku komitmenkan hah. Semoga ada hikmah yang bisa diambil dari cerita ku ini, tapi kalau nggak ada yah diabaikan saja, wkwkwkwk. Terima kasih untuk segalanya, Wassalamu'alaikum 2019 🌸 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, 2020 🌹
4 notes
·
View notes
Text
50+ Nama Bayi Perempuan Islami Lahir di Bulan Ramadhan Beserta Arti dan Rangkaian Namanya
50+ Nama Bayi Perempuan Islami Lahir di Bulan Ramadhan Beserta Arti dan Rangkaian Namanya
Nama Bayi Perempuan Ramadhan – tanyanama.com. Orang tua yang menyambut kelahiran buah hati di bulan suci Ramadhan patut bergembira. Selain menjadi bulan istimewa yang mulia dan penuh rahmat dalam islam, bulan ini juga memiliki segudang inspirasi nama bayi. Bagi bunda yang memiliki HPL saat bulan Ramadhan atau mendekati Idul Fitri, nama bayi perempuan islami bulan ramadhan ini mungkin bisa jadi…
View On WordPress
#Nama Anak Perempuan Di Bulan Ramadhan Awalan R#Nama Bayi Perempuan Di Bulan Ramadhan Beserta Artinya#Nama Bayi Perempuan Lahir Bulan Ramadhan 3 Kata#Nama Bayi Perempuan Lahir Bulan Ramadhan Beserta Artinya#Rangkaian Nama Bayi Perempuan Bulan Ramadhan
0 notes
Text
Nama Bayi Perempuan Yang Lahir Di Bulan April, Cantik Dan Kekinian
Nama Bayi Perempuan Yang Lahir Di Bulan April, Cantik Dan Kekinian
Nama Bayi Perempuan Lahir Di Bulan April – namaanakperempuan.net. Di tahun ini, bulan suci Ramadan jatuh di tanggal 2 April 2022. Sehingga, tak jarang orang tua yang ingin berikan nama anak dengan kesan cantik, bagus dan penuh doa. Nama bayi perempuan lahir di bulan April salah satu contohnya ya. Pilihan nama ini menjadi jalan alternatif Mama/Papa untuk berikan nama yang bukan sekedar bagus namun…
View On WordPress
#nama anak perempuan lahir bulan april#nama anak perempuan yang lahir bulan april#nama bayi perempuan lahir bulan april ramadhan#nama bayi perempuan yang lahir di bulan april#rangkaian nama perempuan lahir bulan april
0 notes
Text
Bu, Maafkan Telah Membuat Ibu Menangis
Pukul 20.50 WIB, setelah berjam-jam menunggu hujan agak reda, akhirnya sampai juga di rumah. Baju basah, tapi hati lebih basah kuyup.
Betapa cara Allah menyayangi hamba-Nya itu begitu luar biasa, ban motor tiba-tiba kempes saat perjalanan pulang sore tadi, tiba-tiba hujan turun deras, tiba-tiba Allah mengarahkan ke sebuah tambal ban yang selama 5 tahun di Semarang melewati jalan itu, aku baru sadar kalau penambal bannya adalah seorang ibu-ibu, perempuan berumur 40 tahun.
Bu Ratmi nama beliau, sepertinya Allah ingin aku mendengarkan dan mengambil banyak hikmah dari kisah beliau, beliau sudah menikah selama 25 tahun dengan suaminya, dikarunia 1 orang anak perempuan yg sekarang umurnya 19 tahun dan kini sudah bekerja. Bukan perjalanan mudah memperoleh 1 anak tersebut, beliau harus menunggu amanah itu selama 10 tahun lamanya.
Kekuatan sekaligus kelembutan dari seorang ibu yg membuat beliau akhirnya menekuni pekerjaan tambal ban ini. Sungguh, pasti berat. Tapi untuk bisa bertahan hidup dan membiayai anaknya, semua harus dilakukan. Biasanya beliau berganti shift dengan suaminya, setiap hari beliau menambal ban dari pukul 09.00-larut malam sekali, sedangkan suaminya dari pukul 04.00-09.00 pagi. "Tidak bisa baca-tulis, hanya sampai 3 SD, ini pekerjaan yang sangat mungkin bisa dilakukan," kata beliau. Sejak dulu, beliau memang sudah mandiri menghidupi diri, anaknya, juga suaminya. Suaminya adalah seorang pemabuk, siang hingga malam beliau mabuk, sedang paginya berganti menjaga tambal ban. Anak beliau tidak melanjutkan sekolah di perguruan tinggi meskipun mendapat beasiswa, karena sudah tidak tahan melihat ibunya banting tulang sendirian, ingin segera bekerja, membantu ibu, perekonomian keluarga. Beliau sebenarnya sangat ingin anak beliau satu-satunya itu bisa melanjutkan kuliah, tetapi apa daya jika anak beliau sendiri yang memang tidak mau, ingin segera berusaha menebus cinta dan kasih ibunya yang tak pernah bisa terbalaskan itu. Beliau menceritakan keluarganya, 2 saudara laki-lakinya meninggal karena polio saat masih kecil. Bapak beliau telah tiada sejak adik terkecilnya masih 7 bulan di kandungan, ibu beliau masih ada di Solo dan tetap terus menyayangi beliau hingga kini, terkadang saat hujan, ibu beliau meminta saudara beliau untuk segera menelpon bu Ratmi di Semarang, "Malam-malam hujan begini, mbakmu masih di jalanan mencari rezeki, ayo-ayo cepat telpon mbakmu" kata ibu beliau biasanya.
Ternyata, beliau juga bercerita pernah masuk ke dalam program acara "T*long" di televisi, mendapat bantuan dari sana ternyata tidak mudah juga sebenarnya, beliau harus mendapat berbagai ujian yang menguras kesabaran dari pagi hingga malam saat Ramadhan beberapa tahun lalu. Yang lebih mengagetkan lagi ternyata beliau pernah terkena leptospirosis, sebuah penyakit yg kujadikan tugas akhirku sekarang ini. Ya Allah.. Tepat sasaran sekali takdir-Mu ini. Iya, rasa-rasanya memang diri ini sedang butuh banyak-banyak mensyukuri segala nikmat dari-Nya.
Bu Ratmi, sesosok ibu yang teduh pembawaannya, lembut hatinya, tetap dermawan meski diri juga membutuhkan, sangat peduli dengan orang lain, sangat menyayangi anaknya, lagi tetap berusaha berbakti kepada suami meski kondisinya membenarkannya untuk bisa berpisah, beliau adalah sesosok wanita yg kuat lagi sangat sabar.
Ah, karenaku beliau harus berkali-kali menitihkan air mata, air mata beliau itulah tanda betapa nyata kekuatan beliau menerima segala takdir dan cinta dari-Nya.
Semarang, 03 Januari 2020.
2 notes
·
View notes
Text
nangor adalah nama tengah mereka
kebayang ga perasaan ibu, liat anaknya udah lulus dari kapan tau, tapi sampai 7 tahun sejak dilepas keluarganya menimba ilmu ke dusun kecamatan bernama Jatinangor, anak tersebut belum kembali?
tersebutlah, qoonit dan riri (dan saya sih wkwk), sudah 3 bulan kita serumah bareng di Jatinangor. baru berjumpa setelah fokus akhir Ramadhan dan Lebaran bersama keluarga masing-masing.
ngobrol-ngobrol lah tuh, sampai kesebut soal orang tua yang bertanya "mau sampai kapan di Jatinangor?"
qoonit bahkan udah disuruh "ikhtiar" menikah oleh ibunya wkwkwkwkwkwkwkwk padahal anaknya santai betul.
reflek saya bilang "qon, apa gue minta tolong emaklu aja ya buat cariin gue jodoh" namanya juga ikhtiar kan cui, bokapnya qoon linknya gausah diragukan lah, ustadz yang dihormati, tak perlu diragukan lagi.
qoon menyahut bersemangat "iya di, ih bener, nanti suaminya dian harus orang bandung biar dian ga kabur-kabur". dasar bambang. di kepalanya, saya tak lebih dari perempuan cabutan hobi kabur. cih.
tentu ini konteksnya becandaan ya, jadi kita ketawa-ketawa lah ngomonginnya
"riri jugaaaak" qoon teriak menunjuk riri, "nanti bikin grup sama umi abiku cari jodoh orang bandung"
wkwkwkwk s2pid
kalo udah nikah, di bayangan kami, tentu orang tua masing-masing tak perlu lagi risau melepas kami beraktivitas di bandung/nangor, ye kaaaan.
kita masih ketawa-ketawa tuh, sampe riri, si absurd, yang paling absurd dari segala definisi absurd, yang pola pikirnya sering bikin gue geleng-geleng pala, tiba-tiba nyahut:
"iya ya, abis nikah, kita bertiga tinggal di sini lagi aja"
(maksud riri, rumah caringin tetep akan jadi tempat tinggal kita bertiga.. ya bertiga aja, suami masing-masing tau dah dimane)
sungguh detik itu saya tau saya telah salah memilih teman.
5 notes
·
View notes