sock :pleading_face::pleading_face: its called. breathes in. akuyaku reijou nanode rassu bossu wo kattemimashita.. english name is im the villainess so im taming the final boss ! yes its another reincarnation series but its so different from the other ones... the relationship between the two leads are so sweet :(( also. male lead seiyuu umehara yuichiro aka keito hasumi. im binge reading the novel online right now (its all in japanese so its taking a long time,, ) and the anime is currently at episode 11... shakes and cries... i want to watch episode 12 so bad so close to time travelling to next saturday...
.. good evening, guess what i spent the whole day doing ?! i've sold my ticket to normalcy by reading that ( it was so good. their relationship is so precious, so i don't regret anything .... thank you for the rec miomi !!! ♡ i hope lilia and cedric explode )
3 notes
·
View notes
Aku Ingin Menjadi
“Enak bener lo Cing, siang-siang gini tidur! Gangguin ah.” Sapa Arya pada kucing dengan nada iri.
Si kucing pun melengos tanda tak suka pada Arya.
Tangan Arya pun menarik badan sang kucing dan menaruhnya dipangkuannya.
“Geli gak.. Geli gak?” Arya mencoba bercanda dengan kucing yang selalu mampir ke kosannya.
Bagi Arya bermain dan bercanda dengan kucing merupakan pelepas stres dari pusingnya ia mengerjakan tugas kuliah.
“Cing gue curhat yah, tau gak tugas laporan praktikum gue masih belum kelar, dikasih tugasnya hari ini dan aslab gue minta dikumpulinnya besok! Bayangin besok! Belum lagi laporan praktikumnya harus ditulis tangan. Kesel ga lo kalo jadi gue?”
Sang kucingpun duduk menyimak keluhan Arya dengan mata iba.
“Eh lo ngerti yah ama yang gue cuthatin?”
Sang kucingpun berkedip tanda mengiyakan.
“Eh anjir lo ngerti?”
Sang kucing pun menatap dalam mata Arya seraya berkata “iya Aryaaa, ngerti, ayo lanjut curhat lagi”
Arya terkesima seolah ia pun bisa membaca arti mata yang kucingnya sampaikan.
“Keren juga yah kucing ini” gumaman tipis Arya nyaris tak terdengar.
Mendengar itu si kuicng pun bergelendot pada kaki Arya seraya tersipu malu karena mendengar pujian dari Arya. Hey kawan tahukah bahwa frekusensi suara yang dapat didengar kucing mulai dari 45 hingga 60.000 hertz? Bahkan suara jaket parasut yang saling bersinggungan sangat menggagu telinganya!
Kedekatan Arya dan kucing asing yang selalu hadir di kosannya pun terbangun dengan baik. Setiap pagi sebelum Arya pergi ke kampus disempatkannya memberi makan sang kucing asing tersebut sambil mengelus kepala sang kucing, “Cing gue pamit yah..”
Sang kucing pun, berkedip mata dengan manisnya.
”Kayaknya gue perlu kasih lo nama deh Cing… Kira-kira apa yah?” Bertanya Arya pada sang kucing sambil menatap pupil berwarna biru sang kucing.
”Atau Mio aja yah, biar kaya merk motor gue, eh atau Miomi, oke fixed Miomi aja deh. Mulai sekarang nama lo Miomi yah Cing”
Sang kucing pun senang sambil menaikan buntutnya ke atas.
***
Jam perkuliahan terakhir hari ini pun selesai.
“Frey mau bareng gak?” Tanya Arya pada Freya teman sekelasnya di semester ini.
“Boleh deh Ar”
“Tapi nanti gue mampir ke indomaret bentar yah, gue mau beli makanan kucing buat kucing gue”
“Hah lo pelihara kucing di kosan?”
“Kaga, kucing kampung biasa tapi dia suka mampir ke kosan gue.”
“Ih lucuu bangeet siiih...”
“Bahkan udah gue kasih nama tuh kucing”
“Apa namanya Ar?”
“Miomi”
“Hahhahaa kok kepikiran, lo gak namain kucing lo Freya aja?”
“Nama elo itu sih!”
“Hahhahaa yakan biar lo selalu inget sama gue”
“Gak usah gitu juga gue inget terus sama lo”
“Aihhhh..”
“Ingetlah, soalnya lo doang yang suka ngerepotin hahahha”
“Yeee..” Tepuk tangan Freya pada bahu Arya.
Sesampainya di indomaret Arya dan Freya memilih-milih makanan kucing. “Ar lo prefer beli makanan yang basah apa kering buat Miomi?”
“Gue bebas sih, kadang beli yang kering dan kadang beli yang basah, soalnya Miomi gak pemilih. Jadi ya I choose both of them sometimes.”
“Enak yah gak ribet”
“Emang cuma lo doang yang ribet!” Canda Arya pada Freya sampai terkekeh.
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah Freya.
”Ar gue belum ngerjain laprak yang elektro dasar nih”
”Tapi lo udah catet hasil pengukurannya pas di lab tadi?”
”Udah Ar, tinggal laporan praktikumnya aja, lagi jaman sekarang masih ada gitu lapraknya pake tulis tangan? Hadeeeh.”
”Emang dah old school banget aslab kita.”
“Ar mau dong buatin laprak guee” Freya memohon pada Arya.
”Hahahaa jangan gitu, lo makin mirip sama Miomi.”
”Apaan sih nyama-nyamain gue sama kucing!”
”Yeee ngambek, makin mirip lo sama Miomi”
*Plaaak!
”Ouch”
Pukul Freya pada helm Arya.
”Jadi gimana nih laprak gue?”
”Ya lo kerjain lah, kan tinggal nulis doang”
”Ah gak asik lo”
Sesampainya di rumah Freya, “dah bye, salam buat kucing lo si Mio Mio itu”
”Hahahaa siap bu boss”
Malam hari Arya lagi-lagi diisi untuk mengerjakan laprak, tugas pemograman, dan bermain bersama kucing kesayangannya Miomi di kosan.
”Miomi lo gue adopsi aja deh.”
Pupil mata Miomi membesar.
”Mulai sekarang lo di kamar gue aja yah, gausah ke luar-luar.”
Miomi berguling-guling di depan Arya.
”Hahaha mood banget”
Keseriusan Arya mengadopsi Miomi memang benar adanya. Sampai-sampai ia menelpon Freya dan bertanya.
”Halo Freya..”
”Ya Ar..”
”Eh kalo gue mau adopsi kucing kira-kira apa aja yah yang harus gue siapin?”
”Jujur gue gada pengalaman sih tapi kayaknya lo perlu deh punya tempat untuk pup kucing, biar si Miomi gak pup sembarangan”
”Oh I see, gue coba googling yah, tapi besok lo temenin gue buat beli peralatan itu semua yah?”
”Oke gue temenin, asal lo kerjain laprak gue”
”Ah itu sih gampang, coba kirim hasil pengukuran lo tadi pas di lab”
”Siap, makaaasiiih Aryaaa ganteng”
Malam ini Arya niatkan begadang untuk mengerjakan laprak miliknya dan milik Freya.
Keseriusan Arya untuk mengadopsi Miomi memang sudah di titik tertinggi sebuah keseriusan, yaitu AKSI NYATA. Selayaknya laki-laki, bagi Arya korelasi antara ucapan dan aksi nyata penting sekali, bahkan kesesuaian antara ucapan dan perbuatan menjadi indkator atas bertanggungjawabnya atau tidak seorang laki-laki.
Keesokan harinya Arya dan Freya mencari toko peralatan kucing. Mereka memilih baskom untuk tempat pembuangan fases kucing, berdebat antara pilihan memilih pasar batu atau pasir organik atau pasir kristal, berdebat soal harga pasir 1kg pasir lebih mahal daripada harga makan siang mereka, dan perdebatan-perdepatan lainnya yang semakin menambah keseruan mencari peralatan kucing.
0 notes