#mengupayakanmu

[tehratna]

Bagaimana Jika...

Aku pernah bertanya pada diriku sendiri, "Bagaimana jika untuk bersamamu kelak, aku mengorbankan apa yang aku cintai? Misalnya pekerjaanku saat ini.

Kata orang, pengorbanan yang kita lakukan tak akan sia-sia jika dilakukan untuk seumur hidup dengan orang yang tepat.

Aku juga bertanya di lain waktu, "Bagaimana jika denganmu nanti tak ada jaminan untuk bisa bahagia setiap hari seperti yang diidamkan banyak perempuan setelah menemukan pasangannya?"

Apakah kebahagiaan memang perlu kugantungkan padamu nanti? Seharusnya tidak, bukan? Bukankah aku telah menjadi perempuan bahagia dengan atau tanpa dirimu? Aku terus bertanya dan menjawabnya sendiri. Mengurai kekhawatiranku sebelum tidur, meski kadang juga terbawa mimpi.

Namun diantara tumpukan pertanyaan-pertanyaanku yang berserakan itu, atas izin-Nya aku merasa tenang. Aku bisa menilai dari bagaimana kamu berpikir, dari caramu menjawab saat kita berdiskusi, dari caramu yang tak pernah memaksakan opini. Namun tetap menyampaikan apa yang menjadi tujuanmu.

Aku tidak tahu, bagaimana cara-Nya bekerja untuk kita pada akhirnya nanti. Tapi boleh, kan aku tetap memperjuangkanmu dalam doa-doa panjang setiap malam? Meminta kebaikan pada-Nya yang tak pernah mengecewakan.

Sekali lagi. Boleh, kan?

@tehratna

Tatar Pasundan, 17 Juli 2023 | 00.04

[catatansenja]

Tulisan ini untuk aku..

Jadilah lebih baik meski semesta sedang mengupayakanmu untuk berbalik

Jadilah yang terkuat meski candaan semesta begitu hebat

Jadilah dirimu, yang apa adanya kamu

Meski banyak keluh atas ragu

Meski banyak sedih atas pilu

Meski banyak sadar atas mampu tidaknya kamu

Tetaplah tumbuh, dengan belajar menyayangi dirimu, menghargai hatimu..

[herricahyadi]

Sudah berkali-kali meminta maaf, tapi tak ada balasan, Chat hanya dibaca saja, apa yang harus dilakukan? kalo untuk bertemu langsung sepertinya tidak mungkin dia ada di luar Indonesia, Berhentikah meminta maaf? Terima kasih.

Tentu ada alasan seseorang itu tidak merespon kita. Bisa jadi memang dia terlalu sibuk atau memang dia tidak lagi peduli. Utamakan pikiran positif terlebih dahulu. Karena kita tidak tahu momen apa yang sedang dia lalui. Bisa saja ketidaksempatan dia untuk membalas pesan karena dalam keadaan bersedih. Beri ruang untuk pemakluman karena ketidaktahuan kita.

Juga, mungkin saja maafmu itu tidak cukup. Sebab orang yang sudah mengupayakanmu, hadir selalu untukmu, dan memberikan effort untuk berkomunikasi denganmu tapi ia tidak mendapatkan sebaliknya. Mungkin saja dia telah menyerah dan berhenti, hanya untuk tidak lagi membodohi diri. Di sini, kamu perlu untuk evaluasi; jangan-jangan kamu penyebabnya. Maafmu tidak lagi mencukupi.

Berhenti, mungkin lebih baik baginya dan bagimu.

[kayumanis02]

Mas tau?

Ada begitu banyak sreenrecord videocall kita yang saya edit di capcut, rasanya tuh ingin banget membanggakan kamu juga di khalayak ramai, biar orang lain juga tau betapa sempurna nya kamu di mata saya mas. sama seperti yang lainnya ketika mereka dengan bangga memposting bersama orang yang terkasih.

Tapi aku sadar mas, aku wanita yang sangat pecemburu, aku ga suka kamu jadi bahan tontonan, dan kamu bukan sebuah konsumsi untuk semua mata wanita yang melihat.

Jadi, biarlah untuk sekarang menjadi rahasia, biarkan orang lain hanya mampu menebak tanpa tau seperti apa sosokmu.

ketika yang lain bisa dengan bangga memposting orang yang terkasih, aku hanya berusaha sebisa mungkin untuk mengupayakanmu melalui do'a dan meminta kepada sang pemilik hati kamu agar segalanya dipermudahkan untuk kita berdua.

[bincangrasa-mon]

kamu mau tau ngga salah satu fakta menyakitkan dari anak yatiem piyatwo?

fakta bahwa sudah tidak ada lagi yang mengkhawatirkan bagaimanapun keadaanku, sudah tidak ada lagi yang rela dan tulus mendoakan setiap sujud 5 waktunya. sakit sekali, tapi aku harus tetap tumbuh dg akarku, aku harus tetap sanggup menghidupi jiwaku.

kalian tau ngga, ga punya orang yg selalu di pihak kita itu menyakitkan sekali. kehilangan orang yg sayangnya tanpa syarat itu sangat pedih sekali. bukan hanya kehilangan fisiknya, tapi jg kehilangan peran nya...

tapi semuanya memang cuma nunggu giliran, jadi semuanya harus siap siap biar nanti selamat.

yang perlu kau ingat, tuhan tidak mungkin membawamu sejauh ini hanya untuk sia sia. jadi kurasa yang perlu kau lakukan adalah pupuk terus prasangka baik itu kepada Tuhanmu, ayomi jiwamu yang merasa kehilangan separuh nyawanya bahkan kadang nyaris seperampat saja yang tinggal.

semoga semua isinya adalah keyakinan penuh pada Yang Maha Memberi, jadi setiap apa yang keluar dari dalam dirimu selalu beraromakan syukur dan ketenangan yang tiada ujungnya.

aku mengupayakanmu bahagia seutuhnya -mon

[menemukanmu]

"Bahasa cinta itu banyak, namun yang paling jujur adalah doa."

Bibirku berdesir mendoakanmu; mendoakan kita.

Mendoakanmu tanpa pernah mengenal lelah, tanpa tapi.

Mendoakanmu tanpa kau tahu, tanpa kau minta.

Yang akan memeluk segala kurangmu.

Yang akan menerimamu secara penuh, mengisi semua relungmu.

Adalah aku, yang akan mengupayakanmu hingga akhir.

"Ya Allah, aku lemah, aku tak berdaya tanpaMu, bantu aku."

[masmoe]

berKisah Eps "Selesai(?)"

Perjalanan panjang yang kutempuh selama ini akhirnya hanya sampai pada sebuah ujung persimpangan jalan yang membingungkan. Tujuan yang selama ini kucari ternyata hanyalah sebuah dermaga sesaat yang hanya bisa kulabuhi untuk hanya sekadar transit; tidak untuk menetap; atau bahkan singgah dalam waktu yang lama. Ironisnya, aku selalu berharap agar bisa selalu berlabuh dalam sebuah tempat yang selama ini kudambakan, semua itu kusebut sebagai rasa semu yang tak pernah terjamah oleh sebuah rasa nyata yang tak pernah hadir menyertainya. Hingga pada akhirnya dermaga tersebut hanya bisa memberikan kepastian padaku untuk cabut dari tempatnya. Yang padahal rasa nyaman, ketentraman, kebahagiaan, dan rasa-rasa sejenisnya selalu menjadi alasan kenapa ingin selalu berlama-lama singgah di sana. Namun kini rasa-rasanya aku mesti beranjak dari perjalanan 'tidak pasti' ini. Untuk hanya sekadar melanjutkan perjalan dengan sebuah pengharapan dan berharap mendapatkan dermaga baru yang bisa menerima dengan lebih terbuka atau hanya sekadar melepaskan segala rasa kecewa yang selama ini hinggap di dada. Rasanya aku sudah selesai dengan semua ini. Dan untuk kembali lagi mengupayakanmu rasanya aku pun sudah tidak bisa memaksakan diri seperti dulu, sebab kapalku sudah tidak bisa lagi kau terima dalam dermaga indahmu. Kini saatnya aku pergi, doakan saja siapa tahu suatu waktu aku bisa kembali singgah lagi, bukan untuk kembali menagih janji atas rasa yang sebelumnya sempat tercipta, tapi hanya untuk sekadar berkunjung kepada orang yang sempat kucinta.

[deburdebar]

Hai Nak! : Perkenalan yang Cukup Panjang

.....

Hai nak... Ini Ibu. Bagaimana kabar kamu sekarang? Sudahkah kamu mengenal seperti apa rupa hujan? Sudahkah Bapak mengajakmu ke taman untuk bermain diatas rumput?. Semoga kamu selalu sehat dan selalu terpenuhi oleh kasih sayang ya Nak, juga selalu senang bermain.

Nak, Ibu minta izin untuk menceritakan kamu ya.. Anggap saja tulisan ini adalah pembuka perkenalan kita. Meskipun ketika menulis ini Ibu belum bertemu kamu secara fisik. Dalam doa maupun dalam nyata Ibu selalu menyebut kamu untuk segera ada. Ibu selalu membayangkan saat ini kamu masih bermain-main di surga. Ibu yakin, selama kamu ada di sana kamu sedang menuntun Ibu untuk menjadi ibu yang baik. Ini mungkin soal waktu...dan jawaban dari doa....

Selama Ibu menikah hingga Ibu menulis surat pertama ini untuk kamu. Ibu dan Bapak berusaha pergi ke dokter setiap minggu. Ibu dan Bapak menunggu kamu hadir setiap bulan. Mengupayakanmu sudah menjadi makanan sehari-hari kami berdua. Tidak pernah dalam satu menit pun Ibu tidak memikirkan kamu sayang. Bapak juga, bapak mengupayakan segala cara terutama memperlakukan Ibu dengan baik. Nanti akan Ibu ceritakan tentang Bapak ya, supaya kamu juga tahu ada satu manusia lagi yang sangat mencintai kamu selain Ibu.

Ada banyak prosedur yang harus Ibu dan Bapak jalani. Beberapa prosedur cukup menyakitkan buat Ibu. Namun kemudian Ibu seperti melihat kamu tersenyum di masa depan. Lalu semua kesakitan itu sirna. Dan Bapak juga punya bahu untuk Ibu bersandar jika Ibu harus menangis. Maaf ya Nak... Kadang ibu juga menangis. Ibu harus belajar lagi mengelola harapan, dan berharap hanya kepada Tuhan.

Kami mencintaimu, suatu hari kamu membaca surat ini kamu akan tahu. Bahwa segala hal yang kami lakukan sekarang, semua yang Ibu dan Bapak minum dan hindari, semua prosedur dan doa yang harus dijalani. Itu semua untuk kamu. Selain dicintai kamu juga pantas diperjuangkan...

Hai Nak... Sepertinya kita telah mengalami perkenalan yang cukup panjang. Selama menunggu kamu ada, selama itulah kita telah berkenalan. Namun Ibu senang atas kesempatan ini. Terkadang jika muncul rasa sedih Ibu kembali bangkit karena Ibu ingat bahwa perjuangan ini sudah jauh. Ibu hanya akan berjuang sekali lagi, dan jika belum berhasil ibu akan coba dan coba lagi. Setiap perjuangan yang kami lakukan, semuanya adalah cerita perkenalan kita. Senang melalui semuanya bersama kamu, bahkan sebelum kamu ada di perut Ibu. Mari Nak... Kita bertumbuh bersama. Kita buktikan perjuangan kita adalah sebuah cerita yang cantik. Dan agar kamu tahu bahwa sejatinya Kami sayang kamu....

Jakarta, 13 Januari 2024

-Rg-

[michassie]

mengupayakanmu sampai Allah mau

[muarahati]

Percayalah, hatimu akan mengetahui dengan sendirinya mana orang yang tepat di waktu yang paling tepat. Susah dijabarkan. Tapi cara mudah untuk mengetahui apakah seseorang yang kelak mengupayakanmu merupakan sosok paling tepat diantaranya adalah ridha orang tuamu. Bukankah ridha-Nya ada pada ridha ibu-bapakmu? Kalau ibu-bapak sudah ridha, insyaAllah Allah pun ridha. Kalau ibu-bapak dan Allah sudah ridha, memang siapa lagi yang lebih tahu tentang ketetapan terbaik untuk hidupmu?

Ma, Pa, semoga engkau ridha dengan apa-apa yang aku lakukan ini. Yang dengannya, Allah akan ridha kepadaku. Jika dengan mentaati apa yang engkau mau bisa menjadikan surga itu dekat, menjadikan kita bersua lagi di surga-Nya. Maka semoga Allah berikan jalan terbaik-Nya. Aku tahu, tidak akan pernah kecewa seseorang yang mengejar ridha orang tuanya, mengejar ridha Rabb-Nya.

- 03.08.2023

[careenjournal]

Kita coba lagi, berkali kali.

18.30

Seperti keinginan yang begitu menggebu gebu, ingin mendengar suara itu lagi untuk yang terakhir kalinya. Untuk mendapatkan closure, atau harapan buat kesempatan buat masa depan. Tapi ini sudah terjadi entah keberapa ribu kalinya.

Aku telah menghapus nomermu, di dua handphone. Berharap aku tidak punya keinginan- atau terhambat keinginannya untuk menghubungimu duluan lagi. Seperti yang sudah sudah.

Apa yang membedakan hari ini dan tiga tahun terakhir ini? mungkin akhirnya perasaan itu semakin kuat- perasaan bahwa cheater akan mengulangi kebodohan dan pola yang sama. Aku tau aku takkan pernah bisa tenang, bersamamu. Apapun hasil akhirnya. Dan ternyata jatuh cinta denganmu tidak sedahsyat itu lagi, setelah tiga tahun dan malam malam yang panjang itu.

Sudah tiga tahun ini aku belajar untuk mengobati kesepian itu denganmu. Mengobati sisa sisa luka patah hatiku. Terus menambal hingga akhirnya aku kehilangan bentukku sendiri.

Mungkin akhirnya, setelah tertidur selama tiga tahun ini, aku bisa akhirnya melangkah, ke tempat yang lebih baik.

20.09

Aku benar benar kehilangan nomer telponmu. Entah mau berenang dalam fakta kau tak lagi menghubungiku atau takut tak lagi mengupayakanmu dengan maksimal, dengan seluruh waktu dan hidupku. Perasaan selemah itu untuk kata maaf dan bodoh.

Waktu akan menemukan jawabannya, jodoh akan menemukan jalannya. Atau mungkin tidak, dan aku berada disini, dengan kebodohan kebodohanku sendiri yang tak mau berhenti.

22.15

Bagaimana caranya berhenti jika mendengar suaramu hatiku masih berdebar? bagaimana caranya berhenti jika masih ada debar di hatiku tiap mendengar kebohonganmu?

[andromedanisa]

Bila pada akhirnya aku berhenti mengupayakanmu. Aku hanya ingin tetap baik-baik saja pada akhirnya. Pada perasaan yang tidak seharusnya tumbuh sebelum waktunya. Pada perjuangan yang tidak seharusnya diperjuangkan dengan begitu kerasnya. Pada upaya yang baik yang seharusnya diupayakan dengan begitunya

Bila pada akhirnya aku berhenti mengupayakanmu. Aku hanya ingin tetap baik-baik saja pada akhirnya. Pada hidupku yang ku habiskan terlalu lama untuk menunggumu. Pada setiap tangis dan jatuh ku yang tak pernah kau tahu pernah ada untukmu.

Aku yang tidak tahu diri. Memintamu dengan begitu kepadaNya. Padahal aku memahami tidak akan mungkin perasaanku akan berjalan beriringan denganmu. Aku saja yang tetap bersikeras untuk terus memperjuangkan mu.

Bila pada akhirnya aku lelah untuk memperjuangkanmu. Aku hanya berharap Allaah mengampuni diri ini. Pada perasaan yang salah, pada upaya yang tidak seharusnya dilakukan. Aku, hanya terlalu menuruti perasaan yang tak mendasar. Dan kini aku begitu takut. Mengapa aku begitu keras dalam memperjuangkanmu.

Bila pada akhirnya aku berhenti mengupayakanmu. Aku hanya ingin kembali tenang. Hari dimana sebelum aku mengenalmu. Bila pada akhirnya aku berhenti. Itu artinya Allaah masih menolongku dari perasaan yang salah kepadamu. Bila pada akhirnya, aku sudah berhenti. Aku ingin tetap baik-baik saja meski pada akhirnya bukan kamu orangnya.

Sesuatu yang tidak menujuNya. Sudah seharusnya dihentikan dengan semestinya. Aku harusnya paham akan hal itu..

[langitawaan]

32.

Tidak apa-apa jika kamu masih belum bisa percaya. Kamu memang memerlukan waktu supaya bisa membuka kembali hatimu. Kamu juga butuh waktu agar bisa terlepas dari belenggu masa lalu yang selalu menarikmu padahal kamu sudah tidak mau.

Tidak apa-apa jika kamu masih ragu, tetapi jangan melarangnya jika ia bersedia menunggu dan mengupayakanmu. Kamu sudah bilang bahwa kamu tidak mampu menjanjikan apa-apa, kamu sudah mengatakan pula bahwa menunggumu adalah ketidakpastian yang muaranya boleh jadi ialah kekecewaan dan dia menyanggupi semua itu.

Jadi, biarkan dia berjuang dengan caranya dan kamu berusaha dengan caramu. Sisanya, biar Tuhan yang menentukan akan bagaimana jalan ceritanya.

Biarkan dia mencoba, ya, jangan tutup dirimu.

Rumah, 21.20 | 15 Maret 2022.

[lelihdyt]

Perjalanan Mengupayakanmu.

Aku ingin menggapaimu, mendekapmu se-erat apapun yang ku mau, menjadikanmu sebagai partner dalam perjalanan ini, dan aku berharap, bahwa dimanapun dan kapanpun perjumpaan kita, aku selalu menemukan bahagia bersamamu.

Kapankah aku bisa memecahkan teka-teki kerumitan dirimu? Tidakkah kau ingin mengizinkan diriku untuk bisa menjumpaimu dengan perasaan cinta dan bahagia? Sebegitu sulitnya kah kau untuk menerima diriku menjadi bagian dari orang-orang yang terus membersamaimu?

Dalam perjalanan yang sedang ku arungi ini, aku berharap kau menerima kehadiranku untuk bisa mencintaimu dengan setulus-tulusnya rasa. Meskipun aku yakin, bahwa akan ada masa, momen, dimana aku bisa menatapmu dengan penuh rasa cemas, khawatir tak mampu dengan baik membersamaimu.

Tapi paling tidak, aku ingin mengucapkan satu hal. Terima kasih yang dengan atas izin Allah mampu mempertemukan kita, menjadikan kita sedekat ini, meskipun rasanya masih hambar.

Aku, menunggu dimana perjumpaan kita terasa sangat membahagiakan:")

Dariku, seseorang yang sedang memperjuangkanmu. Saturday, 11 Juni 2022.

[isnahidayatifauziah]

349/365

Sebatas yang diri bisa; mengupayakanmu melalui doa.

Sebatas yang diri mampu; meminta pada Ia yang memegang kendali atas hatimu.

Di luar sana, mungkin banyak yang menjadikan namamu sebagai tokoh utama dalam doa-doanya.

Pengetahuanku sungguh terbatas untuk tahu sebanyak apa pesaingku dalam memperjuangkanmu. Ilmuku tak cukup luas untuk tahu seberapa hebat kesungguhan mereka yang juga mengharapkanmu.

Dan, aku memang tidak perlu mencari tahu hal itu. Sebab, itu bukan lagi ranah mengupayakanmu.

Kelak, jika memenangkanmu bukanlah titik akhir dari perjuanganku, maka tersisa satu yang menjadi tugasku; ialah merelakanmu.

[masmoe]

berKisah Eps "Masih mengupayakan"

Sempat terbesit dalam hati kecil untuk tidak melanjutkan atas apa yang sudah dimulai; dilema bergejolak dalam jiwa. Kecenderungan untuk tidak menggubris lagi perihal perasaan yang selama ini bergelora dalam hati dan dalam sisi yang lain seolah sikapmu memvalidasi atas niatanku. Niat hanya sekedar niat, tapi realita yang seringkali menjadi tolok ukur utama, dan aku tetaplah aku, yang menjadi tuan atas perasaanku sendiri. Kau yang menjadi tempat untuk dituju terkadang banyak sekali kutemukan hambatan yang kerap kali menemani perjalananku, seolah tak pernah selesai, dramamu kau mainkan dengan begitu cantik dan epik. Dalam kelamnya malam seringkali membuatku merenung akan sosok dirimu yang selama ini kudambakan kehadirannya, namun lagi-lagi sisi idealisku seolah berkata, "Sudahlah, jangan dipaksakan, toh yang benar-benar jodoh akan saling mengupayakan juga, kan?" Dalam ranah itu aku sepakat akan sisi idealisku yang kerap kali melanda pikiran pada saat merasa dilematis atas sikapmu yang suka tak tertebak itu. Namun apa daya, aku belum sepenuhnya mengupayakanmu juga, kan? Dalam dugaanku mungkin dirimu pun sempat berpikiran juga dalam kepala, "Apa yang mesti diterima dari orang yang belum sempat membuktikan apa-apa untukku?" Ya, kan? wkwk. Pokoknya banyak hipotesa yang berseliweran di kepalaku ini, yang sebagian besar lainnya adalah tentang dirimu. Ini adalah komitmen yang sudah kuucapkan padamu dulu di malam itu. Dan kata-kata yang sempat terlontar kurasa tidaklah pantas untuk ditarik kembali oleh seorang pria yang sedang mencoba untuk dewasa dalam menggapai cinta ini. Aku masih mengupayakanmu, semampuku dan akan selalu seperti itu. Hingga saatnya tiba, kau dan aku akan bersanding bersama dalam buaian asmara sepasang kekasih yang terikat oleh akad. Aamiin aja dulu.