#mengajukan
Explore tagged Tumblr posts
Text
16 Parpol Mengajukan Perbaikan Dokumen Bacaleg
BELITUNG, belitonginfo.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Belitung menyebutkan, setidaknya ada 16 partai politik yang mengajukan perbaikan dokumen persyaratan Bakal Calon Legislatif (Bacaleg), Senin (10/7/2023). "16 partai politik melakukan pengajuan perbaikan bakal calon," ujar Komisioner KPU Kabupaten Belitung Divisi Teknis Penyelenggara, Rezeki Aris Munazar. Untuk seluruh data perbaikan itu, kata Aris, setidaknya ada 15 partai politik sudah mereka terima. "Untuk yang memenuhi syarat, kita belum bisa memutuskan. Karena masih harus melewati verifikasi administrasi," kata Aris melanjutkan. Untuk verifikasi ini, akan berlangsung pada Tanggal 10-16 Agustus. Data-data yang masih belum lengkap, partai politik masih dapat melengkapinya untuk diserahkan ke KPU. "Kalau tidak lengkap, tetap masih kita tunggu. Artinya kalau tidak lengkap, itukan ada di 690, di poin 3 hurup A dan B jelas, masih ada ruang. Kalaupun sampai dari surat pengajuan pengadilan maupun kesehatan, kejaksaan intinya di surat inti, masih ada waktu ruang. Tapi di proses silonnya harus ada pengajuan," pungkasnya. Baca Juga : DPC PBB Serahkan Pengajuan Perbaikan Balon Legislatif Ke KPU Jangan. Lupa. Kunjungi. Facebook (Dengan Kamu. Mengklick. Link. ini. Kamu. Akan. Masuk. ke Facebooknya Belitong Info) Ayo Klik Sekarang Juga. Atau Kamu Juga Dapat Melihat Instagram , Twitter , Linkedin , Tumblr , Medium Kami. atau. bisa mengunjungi Google News Kami. Kami Juga Ada Channel Youtube Untuk Melihat Berita kami Secara Visual Ayo Sekarang Juga Bergabung Bersama Kami Read the full article
#bacaleg#belitung#berita#BeritaBabel#BeritaBelitong#BeritaBelitung#beritabelitunghariini#beritahariini#beritaterbaru#beritaterkini#beritaviral#dokumen#mengajukan#pandan#parpol#perbaikan#Politik#tanjung#terbaru
0 notes
Text
Panduan Lengkap Kredit Pajak: Jenis, Studi Kasus & Tips
Pelajari panduan lengkap tentang kredit pajak di Indonesia! Artikel ini mengupas jenis kredit pajak, disertai studi kasus nyata dan tips praktis untuk mengajukan kredit pajak. Temukan cara memanfaatkan kredit pajak untuk mengurangi beban pajak dan meningkatkan efisiensi keuangan bisnis Anda. Informasi ini sangat penting untuk pelaku usaha yang ingin memahami lebih dalam tentang manfaat kredit pajak.
#kredit pajak#jenis kredit pajak#studi kasus pajak#tips kredit pajak#cara mengajukan kredit pajak#optimasi pajak
0 notes
Text
Ibadah Terlama, Bukan Menikah
Menikah memang ibadah jangka panjang, tapi bukan berarti adalah ibadah terlama.
Jadi, beberapa waktu lalu aku melihat video anak-anak Palestina yang penampilannya lusuh berlumuran noda sisa peperangan. Namun sinar wajah mereka begitu memancarkan keteguhan dan keyakinan.
Sang pengambil video mengajukan beberpa pertanyaan padanya, pertanyaan khas kanak-kanak seperti:
"Siapa tuhanmu?"
Allah
"Apa agamamu?"
Islam
"Siapa nabimu?"
Muhammad, shalallahu 'alaihi wassalam
"Apa kitabmu?"
Qur'an
"Apa ibadah yang paling utama?"
Jujur, aku kaget pas denger jawaban anak-anak kecil itu ketika ditanya tentang "Apa ibadah paling utama?"
Karena ternyata, jawaban mereka bukan shalat, bukan puasa, bukan zakat, sedekah, haji apalagi menikah.
Jawaban mereka adalah, Tauhid.
Yup! Tauhid.
Ibadah paling utama sekaligus paling lama. Karena menjalaninya perlu waktu seumur hidup. Gak peduli kamu masih bujang, gadis, menikah, gak menikah, janda, duda, selama kamu masih bernyawa, selama itu pulalah kamu wajib menggenggam erat tauhid.
Eh, kamu paham gak maksudnya? Bukan, ini bukan perkara murtad gak murtad aja.
Gini, ketika kamu hidup bertauhid. Ketika kamu yakin bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Esa, yang tidak membutuhkan siapa-siapa, yang maha berkuasa atas segalanya,
Maka, ketika suatu saat nanti kehidupan kamu berada di titik terendah yang paling rendah sekali pun, kamu gak akan pernah terpikir untuk bunuh diri, untuk menyerah.
Karena kamu yakin bahwa Allah pasti akan menolong kamu, entah bagaimana pun caranya. Akhirnya kamu dipaksa ikhlas untuk melepaskan semuanya... dan hanya berpasrah kepada-Nya.
Inilah kenapa surat Al-Ikhlas (Qul huwallahu Ahad) justru isinya tentang tauhid, bukan tentang 'ikhlas'.
Karena esensi dari kata 'ikhlas' sendiri akan merujuk pada tauhid. Dzat yang tunggal. Dzat yang nasib semua makhluk bergantung pada-Nya. Dzat yang tidak mempunyai sifat seperti makhluk-Nya (beranak dan diperanak). Dzat yang tidak ada sesuatu apa pun yang bisa setara dengan-Nya.
Iya, karena hanya ketika kita berada di titik terbawah sajalah kita baru menyadari tentang betapa kecilnya diri kita. Betapa kita membutuhkan Yang Lebih Besar dari kita, yang hanya satu-satunya, yang mampu menolong kita, suatu Dzat yang lebih besar, yang tidak terjangkau oleh akal makhluk-Nya, tapi dapat menjangkau seluruh urusan makhluk-Nya.
🌸🌸🌸
Jadi, please tolong jangan lagi bilang kalau "menikah adalah ibadah terlama", dan kalau ada yang posting kata-kata kayak gitu, tolong diingetin, dikasih tau.. please... karena efeknya fatal banget..
Ketika seseorang menganggap bahwa "menikah adalah ibadah terlama", maka yang belum menikah jadi takut buat menikah. Dan yang sudah menikah tapi malah saling mendzalimi sesama, jadi takut untuk bercerai.
Padahal cerai itu halal lho. Cerai itu solusi, bukan parameter kualitas diri.
🌸🌸🌸
Ketika kita paham bahwa tauhid adalah ibadah paling utama dan paling lama, maka kita gak akan mempermasalahkan lagi kenapa seseorang di usia sekian belum menikah juga, atau apakah seseorang itu bisa membina rumah tangga atau malah gagal, karena kita tahu bahwa takdir setiap manusia itu digenggam Allah.
Menikah dan mempertahankan keutuhan rumah tangga itu perbuatan yang mulia, tapi tolong diingat bahwa kehidupan, dan planet Bumi ini, bukan hanya milik orang-orang yang menikah.
Hey, menikah bahkan gak termasuk rukun Islam?!
#writers on tumblr#kontemplasi#tulisan#female writers#self love#self worth#self care#love#pernikahan#menikah#nikah
317 notes
·
View notes
Text
Pengen berbagi cerita bulan ini, masya Allah banget dah. 3x taaruf semua gagal, apakah aku terlalu ruwet dan rewel? Apakah aku terlalu kritis?
1x entah ini ga ada kelanjutan nya, padahal ga bahas-bahas yang serius, 1x nadzor di Solo, berteman dan kenal hampir 2 tahun pernah lost kontak juga. Tapi kayak digantung saja hasilnya. Malah bertanya pada sendiri, ini orang bener serius apa enggak sih, buang waktu saja deh. Oh dia cuman penasaran maybe. Sudah dewasa lho dia.
yang ke 2x kali bener bener syari, pakai perantara, masuk sesi tanya jawab. Sampai pada akhirnya ikhwan nya mundur.
Afwan tuk Pertanyaan² itu tdk Ana jawab jdi Ana putuskan tuk mengundurkan diri dari ta'aruf.
"Moga Anthiy dpt yg lebih spesifik ats pertanyaan² Anthiy/ diskusi dgn ikhwan lain yg lbih baik dari Ana, Aamiin."
Baru tanya mau tinggal dimana setelah menikah dan bagaimana pengelolaan keuangan keluarga besok gimana, eeh udah mundur duluan, dilihat dari hobi dia suka hiking, membaca olahraga, umur sudah sangat matang sebagai laki-laki, pekerjaan mapan ( bekerja di perusahaan asing) harusnya jawaban nya sudah diluar kepala dong. Punya planning ke depan.
Aah bisa jadi aku yang terlalu rumit mengajukan pertanyaan. Ya sudah Alhamdulillah pokoknya,
Yang 3x nya, Ini perantara nya langsung minta nadzor tanpa sesi diskusi atau tanya jawab.
"Oh kok gini, bukan nya sebelum nadzor itu memang harus ada diskusi dulu, untuk lanjut nadzor, tapi ini malah ga boleh tanya tapi langsung nadzor? " gumamku, karena sudah terbiasa pakai pertanyaan dulu, aku bersikukuh buat ngajuin pertanyaan dan list nya sebagai berikut .
Pertanyaan untuk ikhwan, boleh dijawab via wa /chat lewat perabtara atau ketika saat bertemu (nadzor)
1. Masalah tempat tinggal; setelah menikah mau di mana? Kalau belum punya rumah apakah mau tinggal dengan mertua? Atau mengontrak?
2. Visi dan misi menikah nya bagaimana? dan bagaimana cara untuk mencapai visi misi tersebut?
3. Bolehkah nanti setelah menikah lanjut bekerja, traveling? Kalau tidak boleh bekerja gimana solusinya? Apakah buka usaha di rumah? Atau full mengurus rumah tangga?
4. Jika menikah dan sudah lama belum dikaruniai anak bagaimana menghadapinya? Atau sampai akhir menikah tidak diberi keturunan juga bagaimana? Atau diberi karunia seorang anak dengan kondisi yang spesial bagimana?
5. Bagaimana komposisi pengelolan keuangan atau manajemen keuangan rumah tangga besok?
6. Bagimana sifat atau karakter calon mertua atau ipar?
7. Bagaimana sikapnya saat melampiaskan emosi atau melampiaskan ketika marah, kesal dll?
8. Bagaimana pola asuh anak yang akan diterapkan besok setelah menikah?
9. Lebih suka istri yang pendiam, menurut atau yang kritis?
10. Setelah menikah minta pelayanannya yang seperti apa? Misal selalu diambilkan makanan dan minuman atau lain nya. Atau ingin selalu dilayani walau hal-hal sepele.
11. Apakah sudah paham tentang hak dan kewajiban suami istri?
12. Apakah perlu atau dibutuhkan pembagian tugas dalam rumah tangga?
13. Bagaimana kalau banyak perubahan fisik secara signifikan setelah menikah? Masih bisa menerima?
14. Jika pengelolaan keuangan rumah tangga nanti dikelola bersama, bagaimana konsep nya? Apakah berarti istri tahu semua pendapatan dan sumber penghasilan suami secara terbuka? keluar dan masuknya uang dlm rmh tangga?
15. Untuk persiapan mental, finansial dan ilmu sebelum menikah bagiamana ?
16. Kalau Selingkuh, Apa konsekuensinya? hal apa yg bisa dikatakan sebagai perselingkuhan ? standart e selingkuh itu yg kek gimana
17. Tipe yang mendengarkan atau tidak?
Mungkin ini dulu jika ada waktu mungkin saya bisa menambahkan.
Barakalllah fiikum.
Aah ga bisa berkata kata lagi aku, perantara pihak ikhwan merespon begini.
Ahsan di tanyakan pada saat ta'aruf Bu, bisa di sampaikan ke pihak akhwatnya, Alhamdulillah saya sudah pernah memproseskan lebih dari 10kali dan juga baru kali ini ada pertanyaan yg sebanyak itu, kayaknya pertanyaan yg begitu rumit akan menjadi penghalang/Ikhwan akan mundur nantinya, menurut ana selama ke dua pasangnya sebelum/setelah menikah akan Istiqomah dlm tholabul ilmi, menuntut ilmu syar'i akan menjadi kebaikan dlm rumah tangganya, Barokallahu fiikum.
Ahh bagaimana ini konsep nya? Apakah aku harus tanya yang ringan-ringan saja, dan seluruh pertanyaanku dibahas setelah menikah?
Aah bagaimana ini konsep nya.
Sudahlah.
@saarahsatujuan au aahhh gelap kak.
41 notes
·
View notes
Text
CERITA SEKS KEPUASAN DARI ASSISTEN PRIBADIKU (Part-1)
Latar belakang keluargaku adalah dari keluarga yang dibilang sangat sukses. Suamiku bekerja salah satu keduta besar Australia dijakarta pusat. Setelah aku menyelesaikan studinya S2 ku di UGM, aku mengusulkan untuk mengajukan pindah ke kota Surabaya agar dapat berkumpul lagi dengan keluarga. Setelah mengurus melalui birokrasi yang cukup ribet, akhirnya aku bisa pindah dari kantor yang ada diJakarta Pindah kesurabaya.
Sebagai orang baru, aku tentu saja harus bekerja keras untuk menunjukkan kemampuanku. Apalagi tugas baruku di kantor ini adalah sebagai kepala kantor dan aku harus mampu menunjukkan kepada anak buahku bahwa aku memang layak menempati posisi ini. Sebagai konsekwensinya aku harus rela bekerja hingga larut malam menyelesaikan tugas-tugas yang sangat berbeda saat aku bertugas dahulu.
Hal ini membuatku harus selalu pulang larut malam karena jarak rumah kami dengan kantor yang cukup jauh yang harus kutempuh selama kurang lebih tiga puluh menit dengan mobilku. Semenjak aku pidah kesurabaya aku menjadi jarang bercengkerama dengan suamiku karena jarak antara kami sudah beda antara Jakarta dan Surabaya apalagi kita sama-sama semakin sibuk sejak karirnya meningkat. Praktis kami hanya bertemu seminggu sekali saja.
Atas kebijakan pimpinan, aku selalu dikawal oleh assisten kantorku jika hendak pulang. Sebut saja namanya Mas Tomi. Dia sering mengawalku dengan sepeda motor untuk mengiringi mobilku dari belakang hingga ke depan halaman rumahku untuk memastikan kalua aku aman sampai ke rumah. Dengan demikian aku selalu merasa aman untuk bekerja hingga selarut apapun karena pulangnya selalu diantar oleh Mas Tomi.
Tak jarang aku memintanya mampir untuk sekedar memberinya secangkir kopi. Mas Tomi seorang anak Muda yang sudah yang usianya sudah 30 tahunan dan sudah berkeluarga. Tubuhnya cukup kekar dengan kulit putih khas orang bandung. Ia memang asli dari bandung dan dia juga mantan atlit angkat besi. Semenjak menjadi assistenku dikantor, akupun sudah dikenalkan dengan istrinya ya bernama Lilis.
Suatu hari, saat aku selesai lembur. Aku kaget hari itu Mas Tomi tidak masuk kerja.
"Lho Mas Tomi di mana pak?" tanyaku pada Security yang mengantarku.
"Katanya Bu, Pak Tomi hari ini minta ijin tidak masuk katanya istrinya melahirkan" katanya dengan sopan.
Akhirnya aku tahu kalau yang mengantarku adalah Pak Didik, Security yang biasanya masuk pagi.
"Kapan istrinya melahirkan?" tanyaku lagi.
"Katanya sih hari ini atau mungkin besok Bu" jawabnya.
Awal Perselingkuhan, dengan Assisten kantorku saat aku bersama suamiku memutuskan untuk menjenguk istri Mas Tomi di Rumah Sakit Umum. Akhirnya aku mengetahui kalau Lilis mengalami pendarahan yang cukup parah. Dengan kondisinya itu ia terpaksa menginap di Rumah Sakit untuk waktu yang agak lumayan lama.
Atas saran suamiku aku ikut membantu biaya perawatan istri Mas Tomi dengan pertimbangan selama ini Mas Tomi telah setia mengawalku setiap pulang kerja maupun dikantor. Sejak saat itu hubungan keluargaku dengan keluarga Mas Tomi seperti layaknya saudara saja. Kadangkala Lilis istri Mas Tomi mengirimkan sebuah buah pisang hasil panen dari kebunnya ke rumahku. Walaupun harganya tidak seberapa, tetapi aku merasa ada nilai lebih dari sekedar harga pisang itu. Ya, rasa persaudaraan! Itulah yang lebih berharga dibanding materi sebanyak apapun. Kadang akupun juga sering mengirimi beberapa makanan ringan dan sembako ke rumahnya yang sangat sederhana. Karena seringnya aku berkunjung ke rumahnya maka tetangga aku sudah menganggapku sebagai bagian dari keluarga Mas Tomi.
Suatu hari, saat aku pulang lembur, seperti biasa aku diantar Mas Tomi. Begitu sampai ke depan rumah tiba-tiba hujan mengguyur dengan derasnya hingga kusuruh Mas Tomi untuk menunggu dirumahku sampai hujan reda. Aku suruh pembantuku yang sudah tua untuk membuatkan kopi untuk Mas Tomi.
Sementara Mas Tomi menikmati kopinya aku pun masuk ke kamar mandi untuk mandi. Ini memang merupakan kebiasaanku untuk mandi sebelum tidur. Hujan tidak kunjung reda hingga aku selesai mandi, kulihat Mas Tomi masih duduk menikmati kopinya sambil menghisap rokok kesukaannya di teras sambil menerawang memandangi hujan.
Malam itu aku hanya mengenakan baju tidur satin model daster tanpa memakai Bra dan ikut duduk di teras untuk sekedar menemaninya ngobrol. Kebetulan lampu terasku memang lampunya agak remang-remang yang sengaja kuatur demikian dengan suamiku agar enak menikmati suasana.
"Gimana sekarang punya anak Mas? Bahagia kan?" tanyaku membuka percakapan.
"Ya..Bahagia sekali Bu..! Habis dulu istri saya pernah keguguran saat kehamilan pertama, jadi ini benar-benar anugrah yang tak terindah buat saya Bu..".
"Memang Mas.. Aku sendiri sebenarnya sudah ingin punya anak, tetapi.." Aku tidak dapat meneruskan kata-kataku karena malu juga membicarakan kehidupan seksualku di depan orang lain.
"Tetapi kenapa Bu.. Ibu kan sudah punya segalanya, Mobil ada, Rumah juga sudah ada.. Apa lagi" Timpalnya seolah-olah ikut prihatin.
"Ya..Itu lah Mas.. Dari materi memang kami tidak kekurangan, tetapi dalam hal yang lain mungkin kehidupan Mbak Lilis istri Mas lebih bahagia"
"Mmnn…maksud ibu.." tanyanya terheran-heran.
"Itu lho Mas.. Mas Tomi kan tahu kalau saya selalu kerja sampai malam sedangkan suami ketemu hanya seminggu sekali jadi kami jarang bisa berkumpul setiap hari "
"Ya..Memang itulah rahasia kehidupan Bu.. Kami yang orang sederhana sedangkan keluarga ibu yang tidak kekurangan materi malah bingung tidak dapat kumpul".
Matanya sempat melirikku yang saat itu mengenakan daster satin yang kupakai, apalagi kedua putting susuku tidak dapat menutupi dengan kain satin dasterku . Kulihat penisnya mulai naik turun melihat kemolekan tubuhku. Mungkin karena hujan yang semakin deras dan aku yang jarang dijamah oleh suamiku membuat gairah nakalku juga bangkit.
Aku sengaja mengubah posisi dudukku sehingga pahaku yang mulus sedikit kelihatan. Hal ini membuat duduknya semakin gelisah, matanya berkali-kali mencuri pandang ke arah pahaku yang memang sengaja kubuka sedikit.
"Sebentar Mas aku ambil minuman dulu" kataku sambil bangkit dan berjalan masuk.
Aku sadar bahwa pakaian yang kukenakan saat itu agak memperlihatkan tubuhku sehingga bila aku berjalan ke tempat terang tubuhku akan membayang di balik gaun satinku yang licin itu.
"Oh ya Mas Tomi kita masuk saja ke dalam soalnya hujan kan di luar dingin.."
"Baik Bu.." jawab Mas Tomi agak tergagap karena melihat penampilanku ini.
Aku mengerti apa yang dirasakanya karena Mas Tomi sudah lama tidak menyentuh istrinya sejak melahirkan bulan kemarin, karena usia kelahiran bayinya belum genap 40 hari. Suasana sepi di rumahku ditambah dengan dinginnya malam membuat gairahku bergejolak dengan kehadiran Mas Tomi dirumahku.
Mas Tomi terlihat sangat terangsang melihat penampilanku yang sangat segar habis mandi tadi. Akhirnya mungkin karena tidak tahan atau karena udara dingin ia minta ijin untuk ke kamar kecil.
"Maaf Bu.. Boleh minta ijin ke kamar kecil"
"Silahkan Mas.. Pakai yang di dalam saja"
"Ah.. Enggak Bu saya enggak berani"
"Enggak apa-apa.. Itu Mas Tomi masuk aja nanti dekat ruang tengah itu"
"Baik Bu.."
Sambil berdiri Mas Tomi membetulkan mentuk celana panjangnya. Aku melihat ada tonjolan besar yang mengganjal di sela-sela pahanya. Aku membayangkan mungkin isinya sebesar sayur terong Atau bahkan mungkin lebih besar lagi.
Agak ragu-ragu ia melangkah masuk hingga aku berjalan di depannya sebagai pemandu jalan. Akhirnya kutunjukkan kamar kecil yang biasa aku pakai. Begitu ia masuk aku pun pergi ke dapur untuk mencari makanan kecil, sementara di luar hujan semakin deras.
Aku terkejut saat aku keluar dari dapur tiba-tiba ada tangan kekar yang memelukku dari belakang. Tiba-tiba piring yang berisi pisang goreng hampir saja terlepas dari tanganku karena kaget. Rupanya aku salah menduga. Mas Tomi yang kukira tidak mempunyai keberanian ternyata tanpa kumulai sudah mendahului dengan cara mendekapku. Napasnya yang keras menyapu-nyapu bulu kudukku hingga membuatku merinding.
"Maaf Bu Ratna, aku sudah tidak tahan..melihat ibu seperti ini", desisnya diiringi dengus napasnya yang menderu.
Lidahnya mulai menjilat-jilat bagian tengkukku hingga aku menggeliat sementara tangannya yang kokoh itu secara menyilang mendekap kedua Payudara ku. Untuk menjaga wibawaku aku pura-pura sedikit marah.
"Mas.. Apa-apaan ini.." suaraku agak kukeraskan sementara tanganku mencoba menahan laju tanganganya yang semakin liar meremas kedua payudaraku dari luar gaunku.
"Maaf Bu..sekali Maaf, Tomi. Sudah tidak tahan lagi.." diulanginya terus ucapanya itu.
Kedua tangannya semakin liar bergerak meremas-remas dan kedua ujung ibu jarinya memutar-mutar kedua puting susuku dari luar gaun satinku.
Karena desahan nafsuku juga sangat membutuhkan tubuhnya yang mendekapku dari belakang, aku biarkan dia memeluku. Apalagi tonjolan batang penisnya yang sudah dikeluarkan dari celah reslting celananya yang keras menekan kuat di belahan kedua belah buah pantatku. Terus digesek-gesekanya hingga kain satin dasterku juga ikut terselip dipantatku dan Hal ini semakin membuat nafsuku terbangkit ditambah dinginnya malam dan derasnya hujan di luar sana.
Suasana sangat mendukung bagi godaan setan untuk menggoda dan menggelitik nafsuku malam itu. Tubuhku semakin merinding dan kurasakan seluruh bulu romaku berdiri saat jilatan lidah Mas Tomi semakin ganas menerpa tulang belakangku. Tubuhku didorong Mas Tomi hingga tengkurap di atas meja makan dekat dapur yang sangat kuat karena memang terbuat dari kayu jati pilihan. Saat itulah tiba-tiba salah satu tangan Mas Tomi beralih menyingkap gaunku keatas dan meremas-remas kedua buah pantatku. Aku semakin terangsang hebat saat tangan Mas Tomi yang kasar menyusup celana dalam nylonku dan meremas pantatku dengan gemas.
Begitu celana dalam nylonku terlepas dari tubuhku. Jari-jarinya mulai menyentuh lubang anusku. Gila..!! Mas Tomi, dia Benar-benar lelaki yang bertubuh kekar dan permainan seksnya sangat kasar dan liar. Tapi aku sengat suka atas permainan seksnya seperti orang kehausan dipadang pasir . beda dengan suamiku permainan ranjangnya memperlakukan aku seperti tuan putri dengan lembut.
Tapi kali ini sensasi sangat beda dari pada yang lain, Kasar dan liar. Apa lagi samar-samar kucium aroma keringat Mas Tomi yang berbau khas lelaki! Tanpa parfum.. Gila aku jadi terobsesi dengan bau khas seperti ini.
"Akhh..Masssss..jangaaannn……dongggg…..Anhh" desahku antara pura-pura menolak dan meminta.
Ya harus kuakui kalau aku benar-benar rindu pada jamahan lelaki kasar macam Mas Tomi ini yang memiliki tubuh kekar dan sudah sangat bernafsu dan akupun sudah tidak mempedulikan apa-apa lagi. Dengan beringas dan kasar dijilatnya punggungku diluar gaun satinku dan menjilat kesana-sini sehingga membuat gaun satinku basah oleh air liur bekas jilatanya, membuat tubuhku menggeliat dan menggelepar seperti ikan kekurangan air. Apalagi saat bibirnya mulai menjilat-jilat bagian pantatku.
"Ahh…anghh..Masss.. Akhh.. Jangan..Akhh" kepura-puraanku akhirnya hilang saat dengan agak kasar mulut Mas Tomi dengan rakusnya menijilati kedua belah pantatku.
Luar biasa sensasi yang kurasakan saat itu. Pantatku bergoyang-goyang ke kanan dan kiri menahan geli saat jilatan lidahnya masuk kedalam lubang Anusku.
"Unggg.. Pantat ibu indah.." kudengar Mas Tomi menggumam mengagumi keindahan pantatku.
Tanpa merasa jijik sedikitpun lidahnya terus menyelusup ke dalam lubang anusku dan jilat sana jilat sini. "Ouunggg..uuuhhh..Masss…. Ampunnhh" aku mendesis karena tidak tahan dengan rangsangan yang diberikan lelaki muda yang masih bertenaga itu apalagi dia assistenku yang seharusnya dia menghormati bila di kantor.
Malam itu aku benar-benar pasrah total begitu Liang vaginaku sudah berkedut-kedut seolah tak sabar menanti disodok-sodok oleh batang penisnya itu. Rangsangan semakin hebat kurasakan saat tiba-tiba kepala Mas Toni menyeruak di sela-sela pahaku dan mulutnya yang rakus mencium dan menyedot-nyedot lubang vaginaku ku dari arah belakang. Secara otomatis kakiku melebar untuk memberikan ruang bagi kepalanya agar lebih leluasa menyeruak masuk. Aku sepertinya semakin gila. Karena baru kali ini aku bermain gila di rumahku sendiri. Tapi aku sudah tak peduli yang penting gejolak nafsuku malam ini bisa terlampiaskan.
"Ouunggg.. uuhhhh..Terushh.. Ohh Masssss”, dari menolak aku menjadi meminta! Benar-benar gila ini.
Pantatku semakin liar bergoyang saat lidah Mas Tomi menyelusup ke dalam alur sempit di selangkanganku yang sudah sangat basah dan menjilat-jilat kelentitku yang sudah sangat mengembang karena birahi. Aku merasakan ada suatu desakan maha dahsyat yang menggelora, tubuhku seolah mengawang dan ringan sekali seperti terbang ke langit kenikmatan.
Tubuhku mengejang-ngejang menahan terpaan gelora kenikmatan. Mas Tomi semakin liar menjilat dan sesekali menyedot kelentitku dengan bibirnya hingga akhirnya aku tak mampu lagi menahan Birahiku.
"Akhh..Massss….akhh.." aku mendesis melepas orgasmeku yang pertama sejak seminggu kepergian suamiku ini.
Nikmat sekali rasanya. Tubuhku bergerak liar untuk beberapa saat lalu akhirnya terdiam karena lemas. Napasku masih memburu saat Mas Tomi melepaskan bibirnya dari gundukan bukit di selangkanganku. Lalu masih dengan posisi tengkurap di atas meja makan dengan setengah menungging tubuhku kembali ditindih Mas Tomi. Kali ini ia rupanya sudah menurunkan celana panjangnya setengah kaki dan benda hangat dan keras yang menempel ketat di belahan pantatku. Gila panas sekali benda itu! Aku terlalu lemas untuk bereaksi.
Beberapa saat kemudian aku merasakan benda itu mengesek-gesek belahan vaginaku yang sudah basah dan licin. Sedikit demi sedikit benda keras itu menerobos masuk kedalam lubang vaginaku. Sesak sekali rasanya. Mungkin apa yang kubayangkan tadi benar, Karena selama ini aku belum pernah melihat ukuran, bentuk maupun warnanya.
Aku kembali terangsang saat benda hangat itu menyeruak masuk dalam kehangatan bibir vaginaku.
Blesss…."Uunghhh..uuuhhhh..Bu..Ratna punya ibu benar-benar nikmat sekali.." Gumam Mas Tomi disaat batang penisnya masuk kedalam vaginaku.
Didesakkannya masuk lebih dalam lagi batang penisnya ke dalam lubang vaginaku.
“Oungggghh”. lagi-lagi sensasi yang luar biasa menerpaku.
Di kedinginan malam dan terpaan deru hujan kami berdua justru berkeringat.. Gila.. Mas Tomi menyetubuhiku di ruang makan di mana aku biasanya sarapan pagi bersama suamiku! Gaun satinku tidak dilepasnya dan masih melekat ditubuhku, hanya disingkap bagian bawahnya sedangkan celana dalam nylonku sudah terbang entah kemana dilempar Mas Tomi.
"Ouhh Mas….tomiiii.. Ahh", aku hanya mampu merintih dan menahan kenikmat yang amat sangat saat Mas Tomi mulai memompaku dari belakang lubang vaginaku dengan batang penisnya.
Dengan posisi setengah menungging dan bertumpu pada meja makan, tubuhku disodok-sodok Mas Tomi dengan gairah yang meluap-luap. Tubuhku tersentak ke depan saat Mas Tomi dengan semangat menghunjamkan batang penisnya keluar masuk ke lubang vaginaku, Lalu dengan agak kasar ditekannya punggungku hingga Payudara ku agak sesak menekan permukaan meja, Tangan kirinya menekan punggungku sedangkan tangan kanannya meremas-remas buah pantatku dengan gemasnya. Tanpa kusadari tubuhku ikut bergoyang seolah-olah menyambut dorongan batang penisnya.
Pantatku bergoyang memutar mengimbangi tusukan-tusukan batang penisnya yang menghunjam dalam-dalam. Suara benturan pantatku dengan tulang kemaluan Mas Tomi yang terdengar di sela-sela suara gemuruh hujan menambah gairahku kian berkobar. Apalagi bau keringatnya semakin tajam tercium dilubang hidungku.
“Oh.. Inikah dunia..kenikmatan”, Tanpa sadar mulutku bergumam dan menceracau liar.
"Ouhmm terushh.. Terushh.. Yang keras..Mas…tekan lebih dalam", Aku menceracau dan menggoyang pantatku kian liar saat aku merasakan detik-detik menuju puncak.
"Putar Bu.. Putarrhh" kudengar pula Mas Tomi menggeram sambil meremas pantatku kian keras.
Batang penisnya semakin keras menyodok lubang vaginaku yang sudah semakin licin. Aku merasakan batang penisnya mulai berdenyut-denyut dalam jepitan dinding vaginaku. Aku sendiri merasa semakin dekat untuk mencapai orgasmeku yang kedua. Tubuhku serasa melayang. Mataku merem melek menahan nikmat yang amat sangat. Tubuh kami terus bergoyang dan beradu untuk mencapai titik kenikmatan, sementara gaun satinku sudah basah oleh keringatku sendiri.
Mas Tomi semakin keras dan liar menghunjamkan penisnya yang menusku keluar masuk lubang vaginaku dari belakang. Lalu tiba-tiba tubuhnya kulihat mengejang-ngejang dan mulutnya menggeram keras.
"Annghh..ahhh…terushh buu.. Goyangg.. Anggghh..Tomii….mau keluar….anghhh", Batang penisnya yang terjepit erat dalam vaginaku terasa berdenyut kencang dan akhirnya aku merasakan adanya semprotan hangat yang menyirami isi rahimku.
Crott….crottt…crottt...Beberapa kali air cairan sperma Mas Tomi menyirami rahimku seolah menjadi pengobat dahaga malam ini yang sudah lama tidak disalurkan oleh Mas Tomi ke istrinya.
Tubuhnya senakin kian mengejang-ngejang liar dan tangannya semakin keras mencengkeram pantatku hingga aku merasa agak sakit dibuatnya. Tapi aku tak peduli Karena tubuhku juga seolah terkena aliran listrik yang dahsyat dan pantatku bergerak liar menyongsong hunjaman batang penisnya yang masih menyemprotkan sisa-sisa cairan spemanya didalam vaginaku.
"Ouunggghhh..Terus..Mas tomiiii…buang yang banyak spermau didalam vaginaku..anghhh", tanpa malu atau sungkan aku sudah meminta Mas Tomi untuk lebih kuat menggoyang pantatnya untuk menuntaskan dahagaku.
Akhirnya aku benar-benar terkapar diatas meja makan. Tulang-belulangku serasa seperti mau lepas semua. Benar-benar lemas aku dibuat oleh Mas Tomi. Kami terdiam beberapa saat menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kami peroleh. Batang penis Mas Tomi kurasakan mulai mengkerut dan mengecil dalam jepitan lubang vaginaku. Perlahan namun pasti akhirnya batang penisnya itu terdorong keluar dan terkulai menempel di depan bibir vaginaku yang basah oleh cairan kami berdua.
Gila banyak sekali Mas Tomi mengeluarkan cairan spermanya, aku tahu itu karena banyaknya tumpahan sisa-sisa cairan spermanya meleleh keluar dari lubang vaginanku yang menetes ke lantai ruang makan.
"Ibu benar-benar hebat.. Tomi jadi sayang sama ibu.." bisik Mas Tomi di telingaku.
Aku hanya diam antara menyesal telah melakukan kesalahan terhadap suamiku dan terpuaskan hasrat liar Mas Tomi.
"Sudah Mas…Nanti Mbok Sarmi bangun", kulepas tangan Mas Tomi yang masih memelukku.
Aku berusaha melepaskan diri dari jepitan tubuh Mas Tomi yang kekar dari belakang tubuhku. Lalu aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku. Sekali lagi aku mandi di malam yang dingin itu.
Begitu selesai mandi aku keluar dari kamar mandi dan baru sadar betapa kacaunya ruang makanku ini karena di Meja makanku sudah bergeser tak karuan sementara kulihat celana dalam nylonku terlempar ke sudut meja makanku. Mas Tomi masih membetulkan celananya.
"Maaf Bu saya.. Boleh numpang mandi Bu.."
"Silahkan Mas.. Handuknya ada di dalam".
Setelah mengambil celana dalamku yang ada dimeja makan, aku segera masuk kedalam kamar dan mengambil baju tidur yang ada didalam lemari. Kupilih baju tidur satin model daster seperti tadi saat aku bermain seks dengan Mas Tomi. Tapi kali ini hanya beda warna tapi modelnya sama. Tanpa memakai Bra dan Celana dalam lagi langsung kupakai baju tidur itu dan setelah itu aku langsung keluar dari dalam kamar untuk mengambil kain pel dan membersihkan cairan sisa-sisa persenggamaanku dengan Mas Tomi yang berceceran di lantai. Sementara itu Mas Tomi masih mandi di kamar mandi yang baru saja kupakai.
Bersambung
136 notes
·
View notes
Text
Menggugat Rasa
aku ingin mengajukan gugatan, kepada seorang lelaki bernetra malam. ia kerap menghantui setiap kali aku membaca puisi, entah itu tentang cinta entah itu tentang negara.
namun aku tak punya perkara yang bisa kujadikan senjata jaksa, terakhir kami bercakap saja, ia membuatku tertawan. ralat, maksudku tertawa.
sejak kembang api yang menghiasi pergantian tahun, aku menambah beban hidup bernama rindu, dan cemburu.
padahal aku memiliki cukup untuk semua yang kuinginkan, aku memiliki selesai untuk yang tak mampu kudapatkan, maka aku tak ingin masih mencarinya dari segala riuh dunia yang kupunya.
seharusnya aku tak tak bersitegang dengan hati, hanya perkara menolak ingin memiliki. namun bagaimana membungkam rahasia dalam dada, saat tak ada lagi pintu keluar kecuali doa agar ia menjadi tiada?
49 notes
·
View notes
Text
Hassnah
Setelah hampir tiga tahun berkahwin, Halim dan Hassnah tidak dikurniakan cahayamata. Hati mana yang tidak kecewa kerana zuriat merupakan penghibur kepada setiap pasangan yang berumahtangga.
"Kau try ler pergi kat Klinik Keluarga Kita" Ujur Rohaya kepada Hassnah rakan karibnya sejak sekian lama. Hassanah hanya membisu sambil menuangkan secangkir minuman kepada Rohaya.
"Aku dulu susah juga nak mengandung… tapi pergi kat sana, dah ngandung dah…" Ujur Rohaya lagi sambil matanya melihat gelagat Hassnah.
"Nanti abang Halim balik aku cakap kat dia" Hassana membetulkan kainnya yang sedikit terlibat sewaktu duduk diatas sofa empuk kepunyaannya.
Entah mengapa sejak Rohaya mencadangkan ke Klinik Keluarga Kita, hati Hassnah bagaikan melonjak-lonjak tidak sabar untuk bertemu pakar sakit puan untuk meleraikan masalah yang dihadapinya.
Hari Sabtu Halim tidak bekerja, mereka bersetuju untuk ke kelinik tersebut untuk mengajukan masalah yang mereka hadapi, bukan apa, selama ini mereka telah berusaha pelbagai cara, moden hingga ke tradisional namun hampa.
"Kita cuba, mudah-mudahan berhasil" Ujur Halim sambil memimpin tangan Hassnah masuk kedalam klinik Keluarga Kita. Didalam klinik meraka mendaftar nama dan menunggu giliran.
"Ramai juga bang" Ujur Hassnah sambil matanya meneliti setiap seorang pesakit yang menunggu giliran. Halim hanya menganggukkan kepala.
"Hassnah Jamal" Sahut jururawat. Setelah hampir 20 minit menunggu bukan suatu jangka masa yang cukup panjang untuk mereka. Halim menjangka setiap pesakit bertemu dengan doktor antara 5 minit dan ada seorang pesakit mengambil masa kira-kira 20 minit baru keluar dari bilik doktor. Mungkin banyak masalah dan kounseling yang diberikan doktor.
"Hassana, awak baring di sana" Arah doktor sambil menunjukkan katil yang telah sedia menunggu jururawat wanita, disekeliling katil terdapat tirai dari kain yang menutup katil tersebut. Terpampang diatas meja nama Dr. Ranjit Singh.
"Sudah berapa lama awak kahwin?" Tanya doktor Ranjit yang berada disisi kanannya.
"Tiga tahun doktor" Ujur Hassnah. Hatinya berdebar-debar apa yang akan ditanya lagi oleh doktor benggali itu.
"Awak releks, bertenang, kerana doktor akan membuat ujian pada kamu, jika kamu tak bertenang, nanti ujian tidak tepat" Ujur doktor sambil menghulurkan tangannya kepada jururawat yang sedia menanti. Tanpa berlengah lagi jururawat terus menyarungkan sarung tangan plastik kedalam tangan doktor Ranjit.
"Saya akan bukakan pakaian kamu, ok?" Ujur jururawat sambil membuka kancing kain lipat yang dipakai oleh Hassnah.
"Apa nie… mana boleh macam nie.." Bantah Hassanah sambil tanggannya menahan tangan Jururawat.
"Jangan bising, saya hanya mahu merawat kamu" Pujuk doktor Ranjit sambil menatap wajah Hassnah.
"Awak jangan takut, jururawat saya ada" Sambung doktor Ranjit sambil jururawat pembantu mula melucutkan kain dan seluar dalam yang dipakai Hassnah. Hasrat inginkan anak membuatkan Hassnah mula kendur dan mengikut setiap arahan yang diberikan oleh doktor dan jururawat tersebut.
Tiba-tiba doktor Ranjit memasukkan jarinya kedalam faraj Hassnah.
"Doktor!!, apa nie?" Hassanah hampir terjerit bila terasa jari doktor berada didalam farajnya.
"Sikit ajer… untuk diambil untuk ujikaji" Jelas doktor Ranjit sambil tangannya terus menusuk dan berlegar-legar didalam faraj Hassnah. Ghairah Hassnah mula sedikit demi sedikit menguasai perasaannya, dan tidak lama faraj Hassnah mula dibasahi cecair air mazi. Doktor Ranjit terus memainkan tangannya didalam faraj Hassnah, nafsu Hassnah tidak terkawal, matanya terpejam merasa kenikmatan seluruh badan. Nafasnya sudah tidak teratur.
"Doktor mau air mani awak untuk tahu punca awak tidak boleh mengandung…." Bisik doktor Ranjit. Hassnah hanya menganggukkan kepala tanda faham/
Nafsu doktor Ranjit tidak terkawal, kerana terasa faraj Hassnah agak sempit bila jarinya masuk kedalamnya. Doktor Ranjit memberi isyarat agar jururawatnya beredar dan menutup tirai. Tanpa membantah jururawat terus melaksanakan tugasnya dengan patuh. Tiba-tiba doktor Ranjit membuka zip seluarnya dan ternyata doktor Ranjit tidak pakai seluar dalam, perlahan-lahan dia merendahkan katil kira-kira separas pinggangnya.
Doktor Ranjit menarik Hassnah hingga kaki Hassnah terjuntai kebawah, Bagai dipukau Hassanah mengikut tanpa membantah, dia juga tidak menyedari zakar doktor Ranjit telah terpacak kukuh keras menantikan saat yang sesuai untuk dilabuhkan.
"Emmmm….oooo…..apa nieeeee?" Renget Hassnah kenikmatan bila zakar Doktor Ranjit yang besar sedikit demi sedikit mengelonsor masuk kedalam farajnya.
"Cara tadi kamu lambat klimiks, jadi doktor guna cara nie" Ujur doktor Ranjit. Hassana tidak membantah, farajnya mencengkam kemas zakar Doktor Ranjit, memang luar biasa dan inilah pertama kali dia merasakan sesuatu yang selama ini diidamkannya.
Ooo..hh…emmm….." Renget Hassnah bila doktor Ranjit menarik dan menyorong zakarnya. Setiap kali tarikan zakar akan mengikut sekali seakan-akan seluruh isi farah Hassnah terikut keluar.
Lebih lima belas minit berlalu, Hassnah telah dua kali klimiks dan tiba-tiba seluruh tubuh Hassnah kembali menjadi tegang dan tangganya segera menarik kepala Doktor Ranjit, kepala Hassnah mengeleng-ngeleng kekiri dan kekanana, farajnya berdenyut-denyut mencengkap zakar yang besar dan panjang yang pertama kali mencecah lantai rahimnya.
"Ohhhhoohh���oohhhh…emmmmehuh…huh..huuuhh….h uh.. oooo..mmmm …" Doktor Ranjit mencapai klimiks, air maninya terkumpul didalam kondom yang dipakainya. Hassnah kelayuan melepaskan kepenatan dari kenikmatan yang dirasainya.
"Awak bole pakai pakaian semula, doktor dah ambil sample air mani awak…" Ujur Doktor Ranjit sambil membangunkan Hassnah. Mata Hassnah tertunduk malu menatap wajah Doktor Ranjit yang agak tampan.
"Doktor akan beri kamu ubat, awak ikut peraturan yang diberikan, lepas 4 bulan awak datang semula" Ujur doktor Ranjit sambil mencatitkan sesuatu diatas kertas rawatan.
Hassnah mengenakan pakaiannya dan keluar menunggu namanya dipanggil untuk diberikan ubat.
"Best ker perempuan tu?" Tanya jururawat yang bersama doktor setelah Hassnah keluar. Doktor Ranjit menganggukkan kepala sambil tersenyum.
"Lepas kerja nanti, awak nak?" Tanya doktor Ranjit pada jururawatnya. Seperti tahu apa yang doktor Ranjit maksudkan, jururawatnya hanya menganggukkan kepala.
540 notes
·
View notes
Text
PALSU (Timeline)
2019 menjadi tahun yang cukup pahit bagi saya, ditempa dari berbagai arah, diuji dengan segala kondisi. Maka ketika menemukan tulisan teteh @rumahati-deactivated20240719 tentang adik A, hati saya tergerak untuk sedikit membantu kepahitan yang sedang ia rasakan. Saya dengan sadar menghubungi teteh duluan. Tapi ternyata hari itu mungkin menjadi hari yang menyenangkan bagi teteh? Karena ada mangsa yang justru menyuguhkan seonggok daging ke kandang singa tanpa perlu dibelai rayu. Bahkan saya bawa kakak saya untuk masuk kandang tersebut.
Lalu hari-hari berikutnya saya bertekad akan membantu sebisa yang mampu saya lakukan. Memutuskan untuk rutin menitipkan sedekah di teteh, juga membawa nama baru yang ingin saya selipkan dalam doa saya. Mendoakan orang baik yang dengan sukarela menghibahkan waktu, pikiran, jiwa, raganya untuk adik-adik yatim dan keluarga dhu'afa. Bukankah apa yang teteh branding itu perbuatan yang sangat mulia?
Waktu berlalu, komunikasi kita semakin intens kan teh? Obrolan kita tidak lagi sekadar sedekah, kita saling bertukar cerita, saling menyemangati, karena kebetulan kata teteh, teteh pun pernah belajar psikologi. Yang mana saat itu saya sedang berusaha menyelesaikan studi saya di fakultas psikologi. Wah saya semakin merasa cocok sama teteh karena kita punya kecintaan yang sama, dunia psikologi serta anak-anak. Saya semakin bersyukur dipertemukan dengan teteh.
2020 tahun yang cukup sulit bagi semua orang di dunia. Kita semua menghadapi pandemi covid-19. Saya bilang ke teteh tahun itu mungkin nominal sedekahnya akan lebih kecil dari biasanya. Karena teh saat itu saya hanya bisa menyisihkan sedikit dari insentif saya sebagai honorer guru TK. Lalu, mana mungkin saya tidak sedih dan larut dengan cerita yang teteh bagikan.
Saya coba ikut bantu, tapi saya pikir akan lebih membantu kalau saya ajak juga teman-teman saya yang lain. Saya share lah cerita sinetron tersebut untuk pertama kalinya.
Dan boom, Alhamdulillah beberapa teman tergerak. Meskipun mereka juga sedang kesusahan. Ada teman yang tf, ada teman yang menawarkan sembako tapi terpaksa saya cancel karena kata teteh repot ambilnya, lalu salah seorang sahabat saya chat
N: Ju, jodoh!
J: Wah, apa nih?
N: Aku baca story IG juju, kebetulan dari kantorku aku kebagian buat menyalurkan beras sebanyak 100kg buat yang ke dampak covid. Nah, aku bagi dua aja deh sama juju. Btw itu dimana?
J: Wah serius nev? Alhamdulillah pertolongan Allah. Bisa anter kesana? Katanya sih daerah Ujung Berung.
N: Wah pas berarti, soalnya aku sama temen-temen mau menyalurkan juga ke daerah Cibiru. Minta alamat lengkapnya dong.
J: Wait ya, aku hubungi dulu. Btw makasih banyak neeev, aku seneng banget. Alhamdulillah. Sampaikan juga ke yang punya kantor ya, programnya keren banget 👍 Allah yang balas yaa
Saya hubungi teteh buat minta alamat, tapi kata teteh kendaraan dari luar gak memungkinkan buat masuk ke daerah teteh karena lagi PSBB. Oke, kami cari cara lain supaya beras ini bisa tersalurkan kesana.
J: Nev gimana nih, katanya PSBB nya ketat disana, mobil non warga sana gak bisa masuk.
N: Dia punya kendaraan gak ju? Janjian dimana gt yang memungkinkan buat dia. Kalau dari gerbang tol Cileunyi jauh gak?
J: Sebentar ya aku tanya dulu.
Saya mengajukan alternatif, tapi teteh ngasih banyak alasan yang bikin saya jadi ngerasa gak enak. Lalu mengisyaratkan buat kasih mentahnya aja. Tapiii, saya maklum, kasihan malah nanti nambah kerepotan teteh dan suami.
J: Neeev, bukan rezeki :( (Lalu saya beri alasan logis tanpa menyinggung niat baik sahabat saya ini)
N: Iya sih ya ju kasihan ya kalau kaya gt, khawatir malah bikin tambah repot orangnya. Ya udah kalau gt aku salurkan ke yang lain yaa.
J: Iya neev, maaf yaa. Makasih niat baiknya, sayang belum jodoh. Hehe
2021-2022 berjalan seperti biasa. Alhamdulillah saya punya pendapatan tambahan sebagai honorer guru SMP. Kalau saya belum tf, teteh akan tanya dan ingatkan. Jujur, saat itu saya merasa terbantu ada yang mengingatkan dan mengajak dalam kebaikan. Saya pernah merasa aneh, waktu teteh nulis berkaitan dengan penggunaan skincare, dan sempet kepikiran "Ih dia aja bisa beli skincare, lah owe mau beli skincare perlu mikir2 karena nanti kalau beli skincare gimana gak bisa titip buat adik-adik." tapi saya tepis teh, saya memaklumi, teteh juga berhak self reward dengan beli skincare. Pikiran positif saya. Tahun ini lah untuk pertama kalinya teteh meminta bantuan secara langsung di DM tumblr. Ketika saya share info tsb pun gak selalu mereka setuju, ada kakak senior saya yang bertanya kenapa gak open donasi aja di kitabisa.com, saya mencoba menjelaskan maksud teteh dengan mengatakan mungkin value komunitas tersebut gak sejalan sama value teteh yang ingin menjaga marwah penerima donasi tsb. Ia mengingatkan saya untuk hati-hati, tapi saya menolak untuk berburuk sangka sama teteh.
Saya lupa urutannya, mana yang lebih dulu. Tapi membaca ini, saya semakin takut teh. Bagaimana pertanggung jawaban saya kepada keluarga, sahabat, teman-teman dan kerabat yang pernah bantu, dihadapan Allah nanti :( saya salah teh karena mudah tertipu oleh cerita-cerita sinetron yang teteh bagikan. Sebagai orang yang kurang suka dengan cerita yang sad ending, jadi saya pengen memberikan sedikit bantuan agar tokoh-tokoh dalam cerita teteh itu memiliki akhir yang bahagia. Tapi, nyatanya semua cerita dari 2019-2024 ini palsu ya teh?
Teh, coba teteh lihat. Saya tega banget ya ngajak mereka terjerumus pada kepalsuan. Kalau semisal saya yang rugi, saya gapapa teh. Tapi mereka? Saya jadi ngerasa jahat banget sama mereka. Saya percaya sekali sama teteh sampai saya bisa menggambarkan sosok dibalik akun @rumahati ini, saya larut dengan cerita-cerita sedih itu. Karena gak pengen saudara seiman berjuang sendirian. Mungkin saya terlalu menginginkan Surga teh, sampai mengira bahwa ini adalah ladang amal sholeh yang gak boleh disia-siakan. Di dunia mungkin saya bisa menghubungi mereka satu persatu, meminta maaf dan keikhlasan dari mereka. Tapi di hadapan Allah, bagaimana saya harus bertanggung jawab? Sejak kepalsuan teteh menyeruak ke permukaan, saya kepikiran 'mungkin dosa saya teramat banyak teh, sampai Allah mengizinkan saya ketemu orang sejahat teteh!'
52 notes
·
View notes
Text
Ujian pada proses ta'aruf.
Setiap orang punya ujiannya sebelum ia berlabuh pada sebuah pernikahan. Setiap orang memiliki perjuangan lika liku dalam proses ta'arufnya.
1. Ada yang gagal menikah karena si calon anak yatim piatu. Padahal diawal proses sudah dipertegas bahwa sudah tidak memiliki ayah dan ibu.
2. Ada yang tidak lanjut proses ta'aruf karena fisik akhwatnya kurang dari standard yang diinginkan si ikhwan.
3. Ada yang sudah 80% persiapan menuju hari pernikahan namun gagal menikah karena pihak ikhwan dan keluarganya ingin si akhwat bercadar.
4. Ada yang sudah bercadar namun tidak lanjut proses karena si akhwat tidak cantik seperti yang terlihat ketika bercadar.
5. Ada yang semua sepakat, si akhwat berjilbab syar'i bahkan bercadar, namun batal untuk menikah karena acara pernikahannya tidak syar'i, tidak dipisah antara tamu laki-laki dan perempuan, dan masih ada musiknya. Padahal undangan sudah tersebar, catering, gedung, dan dekor sudah siap 100%.
6. Ada yang tiba-tiba menghilang, padahal keluarga si akhwat sudah bergayung sambit menerima si ikhwan bagaimanapun keadaanya.
7. Ada yang tidak melanjutkan proses ketika si ikhwan mengajukan untuk berpoligami nantinya dan keluarga akhwatnya menolak untuk itu.
Syawal harusnya menjadi sebuah kisah manis. Namun takdir Allaah belum demikian untuknya. Ia menangis dalam sebuah telpon. Katanya, ia tidak bisa menikah dibulan syawal ini. Karena pihak ikhwannya membatalkan secara sepihak. Padahal dari awal dikatakan olehnya bahwa keluarganya masih awam jauh dari kata Sunnah. Butuh waktu untuk bisa diterima, bisa memakai hijab syar'i adalah anugerah untuknya ditengah-tengah ia berjuang mendakwahkan Sunnah kepada keluarganya.
"saya pikir dengan proses ini, anak Bapak akan bercadar. Namun selama proses, tidak ada itikad untuk mengarah kesana. Saya tidak bisa melanjutkan proses ini Jika anak Bapak tidak bercadar dan walimahan nanti tidak dipisah."
"Bapak Ibu marah besar, Nis. Katanya, jadi seperti ini laki-laki yang katamu paham agama itu. Memutuskan sepihak tanpa berlemah lembut kepada Bapak Ibumu. Ini sungguh membuat Bapak Ibu malu." Ku dengar ia tersisak menangis dalam teleponnya.
Allahuul musta'an.
Dulu sempat terbersit, apakah ada yang seperti itu. Persiapan sudah 100% rampung, gagal dalam sekejap. Rupanya itu terjadi, aku bahkan masih ingat isak tangisnya. Kini Dua tahun telah berlalu, syawal yang dulu pernah membuatnya takut untuk menikah. Kini ia telah menemukan seseorang yang Insya Allaah, Allaah ganti dengan kualitas yang jauh lebih baik.
"Buah dari tauhid dan akidah yang benar adalah akhlak yang baik." (Ust Muhammad Nuzul Dzikry, Lc hafizhahullah)
"Benar katamu, nis. Sesuatu yang hari ini kita tangisi, kelak adalah sesuatu yang akan sangat kita syukuri nantinya. Aku dulu begitu terpukul dan menangis. Mencurahkan semuanya kepada Allaah, lalu kini sesuatu yang kutangisi sangat aku syukuri sebab tidak jadi menikah dengannya. kamu tahu, nis. Sekarang Bapak Ibu sudah sering ikut kajian Sunnah. Suami sering mendengarkan kajian offline para asatidz dirumah melalui channel youTube. Dakwah memang butuh waktu ya, nis. Dengan sabar dan terus meminta pertolongan kepada Allaah agar diberikan kelembutan hati dan hidayah. Sebab sebagus apapun retrorika dakwah kita, pada akhirnya hanya Allaah yang memberikan hidayah itu sampai pada yang telah Allaah kehendaki. Masya Allaah, pada akhirnya jangan menikahi laki-laki (ikhwan) penuntut seperti itu. Yang menuntut kesempurnaan ini dan itu ada pada diri kita yang tidak sempurna. Apalagi dengan cara yang tidak berlemah lembut." Ujarnya kepadaku.
*dua tahun telah berlalu sejak kejadian itu. Luka yang dulu ia kubur dalam-dalam, kini mulai sembuh atas izin Allaah. Dan kini, ia memintaku menuliskan kisahnya dalam sebuah tulisan. Katanya, barangkali bisa menjadi pertimbangan untuk para wanita sebelum memutuskan untuk menikah. Dan barangkali sebagai ibroh bahwa jalan menuju pernikahan itu gak semuanya mulus, ada juga yang harus berkelok untuk sampai kesana.
Iya, benar. Setiap orang memiliki perjuangannya yang berbeda-beda dalam menujunya. Jadi teringat waktu proses ta'aruf dulu yang berkali-kali mengalami kegagalan, salah satunya ibu memintaku tetap bekerja sekalipun aku telah menikah. Beberapa ikhwan saat itu tidak bisa menerima hal itu. Aku memahami akan hal itu, namun akhirnya atas izin Allaah ada seseorang yang menerima akan hal itu. Dan perlahan-lahan ibu menerima pada akhirnya pilihanku untuk tidak bekerja, adalah pilihan yang ku pilih dengan kesabaran penuh tanpa menyakiti hati Ibu. Bahkan setahun pernikahan, akupun masih belum sepenuhnya bercadar. Sebab, ibu belum bisa menerima. Alhamdulillaah, sekali lagi atas izin Allaah kini ibu telah menerima ya dengan penuh keridhoan.
Bila calonmu istrimu belum mengenakan cadar karena halangan keluarganya, maka tunjukkan akhlak dan adabmu. Bukankah buah dari tauhid dan akidah yang benar adalah akhlak yang baik? Maka tunjukkan selama pernikahan engkau mampu memberinya bahagia, medidiknya dengan baik, mencukupi segala kebutuhan ya dengan penuh tanggung jawab. Pasti kelak hati orangtuanya akan tertegun, sebab seorang yang shalih begitu menenangkan.
Bila keluarga calonmu belum melaksankan pernikahan syari , jangan langsung dihakimi dan diputuskan secara sepihak. Tak mengapa bila pernikahan tak sesuai syariat. Maka tugas kita adalah memastikan bahwa setelah menikah kelak keturunan kita bisa lebih baik dari keadaan kita. Sebab tak semua keluarga menerima dan memahami dengan berlapang dada.
Sesungguhnya inilah jalan dakwahmu, berlapang dada ketika diuji dengan kondisi yang tidak kau inginkan. Siapa tahu Allaah izinkan orangtua kita menjadi lebih baik sebab upaya kesabaranmu.
Dakwah memang tidak selalu mudah. Tetapi bukan berarti kita paksakan sehingga tak melihat mudharat yang lebih besar, bukan?
Dan untuk yang sedang menunggu, Dan menuju jalan pernikahan. Sesungguhnya pernikahan ialah ibadah terpanjang yang akan kau jalani. Maka pilihlah ia yang memiliki akhlak dan adab yang baik kepada kedua orangtua bagaimanapun mereka. Seseorang yang baik akan kau temukan hatinya yang mau bersabar dan terus belajar bertumbuh bersama.
Jangan tertipu pada penampilan semata ya, ingatlah bahwa pernikahan tidak hanya menyatukan dua insan saja. Melainkan juga menyatukan dua keluarga. Menyatukan perdaban yang lebih besar lagi. Bahagiamu adalah bahagia orangtuamu juga. Demikianlah nasihat yang seringkali kita dengar. Maka teruslah meminta pertolongan Allaah, tanpa henti, tanpa tapi.
Menyempurnakannya kembali || 19.53
169 notes
·
View notes
Note
Bang Heri, minta pendapatnya.
Saya ingin memutuskan melanjutkan kuliah S2 di LN. Tapi mengingat ibu saya yang membutuhkan kehadiran saya rasanya sedih dan memikirkan ulang keputusan saya tersebut. Dan, teman-teman saya tidak henti-hentiny memberikan masukan untuk kuliah di LN. Jadi ada 2 opsi, tetap kuliah di LN dan kuliah di Indo. Menurut mas Heri pertimbangan yang bijak dan matang seperti apa kak?
IBU ATAU LANJUT KULIAH?
Ini berat sih, ya. Saya pernah berada di posisi ini. Saya ceritakan kisah saya sedikit ya.
Jadi, sewaktu kuliah di Turki untuk S3 saya kemarin itu, kurang lebih saya sudah tinggal selama 4 tahun dari 2014 ke 2017-2018. Memang setiap tahun saya pulang ke Indonesia. Tapi, ada satu momen di mana sekitar tahun 2017-2018, sewaktu pulang dan biasa bertemu dengan ibu saya, saya lihat uban di rambut ibu saya makin mendominasi. Itu momen yang tidak akan saya lupa di mana akhirnya saya merenung: saya ke mana saja selama ini baru sadar kalau ibu sudah setua itu?
Dulu, saya berpikir akan menghabiskan hidup saya setidaknya sampai 10-15 tahun lagi di Turki. Mungkin baru akan balik sekitar 2030an. Tapi, setelah perenungan itu, saya memutuskan untuk balik segera. Saya sudah terlalu lama melewatkan waktu bersama ibu. Awal 2020 kemarin saya balik dan berhenti dari kuliah.
Tahun 2020-2021, ternyata saya baru tahu kalau ibu selama ini sakit. Ternyata kanker rahim dan sudah menyebar. Selama 2020 sampai 2022 itu saya menemani ibu operasi dua kali dan kemo dua kali. Bolak-balik RS Fatmawati hampir setiap minggu. Dulu saya tidak mau bertanya sudah stadium berapa, karena saya berpikiran positif saja itu kanker jinak yang bisa hilang dari operasi dan kemo. Di tengah tahun 2022 baru saya lihat dokumen RS, tertulis di situ Stadium 3C. Kesempatan hidup lama untuk pengidap kanker stadium ini hanya 25%.
Desember 2022 harusnya jadwal ibu operasi besar angkat kanker. Semua sudah siap, sudah anestesi, cek ini, cek itu. Hingga pas di pengecekan terakhir kondisi ibu ternyata makin parah. Sudah susah bangun dari tempat tidur. Dan, waktu dibawa ke RS, pas keluar rumah badannya kuning semua. Sampai RS untuk pengecekan persiapan operasi, tapi ibu minta dirawat UGD karena kondisinya sudah tidak kuat. Masuk IHC, hari ketiga jam 10 malam ibu menghembuskan nafas terakhir setelah 3 hari di IHC.
Sebelum ibu operasi ini, sebenarnya saya sudah mengajukan lanjut kuliah S3 dengan program AF dari pemerintah Turkiye, alhamdulillah diterima. Rencananya setelah selesai ibu operasi, tahun depannya saya bisa mulai kembali kuliah dengan bolak-balik Indo-Turki. Februari 2023 tahun lalu adalah momen keputusan besar saya ambil: saya tidak melanjutkan dan berhenti total S3. Padahal tinggal ujian sedikit dan masuk disertasi. Kondisi ini dampak dari kepergian ibu dan rasa yang sudah lagi tidak bergairah untuk lanjut kuliah.
Tapi, saya sama sekali tidak memiliki rasa penyesalan karena berhenti kuliah. Karena ternyata saya bisa menemani ibu sampai akhir hayatnya. Keputusan besar yang tepat yang saya ambil.
Itu pengalaman saya. Bagi kita masing-masing mungkin ada pertimbangnya sendiri. Tidak harus sama dengan orang lain.
Kamu bisa membaca masa depan di tiap keputusan yang kamu ambil. Jika kehadiranmu untuk ibumu jauh lebih bernilai, saranku pentingkan ibumu. Jika usiamu masih jauh di bawah 30, kamu masih banyak kesempatan. Namun, jika ibumu masih bisa berkompromi dengan ketidakhadiranmu, kamu masih bisa mengusahakan agar balik ke Indo serutin yang kamu bisa. Bisa jadi perkuliahanmu itu jadi kebahagiaan ibumu juga. Perbanyak komunikasi. Sekarang sepertinya sudah tidak sulit untuk komunikasi jarak jauh.
Apalagi jika ternyata perkuliahanmu karena beasiswa. Itu kesempatan emas yang tidak semua orang bisa menikmati. Jika tidak ada keringanan untuk penundaan keberangkatan, sebaiknya kamu bisa segera melihat kemungkinan-kemungkinan. Ini hanya bisa kamu lakukan sendiri, karena kamu yang lebih tahu situasinya. Orang-orang luar seperti saya ini hanya bisa memberikan insight dan pertimbangan yang mirip-mirip.
Semoga kamu mengambil keputusan yang tepat ya.
38 notes
·
View notes
Text
Jika dikata lelah, mungkin menyambut tamu yang datang tiba-tiba adalah sangat melelahkan. Ketika niatnya bertamu masih samar sedang ia berusaha menggeledah seisi ruang. Mencari memori-memori usang yang sudah lama disimpan karena tak bisa dibuang. Hingga kemudian ia melihat memori yang tak menyenangkan, lalu bersegera pamit pulang.
Lelah. Saat harus menjawab banyak tanya, mengajukan hal serupa pula. Dipikir akan menetap, ternyata tetap berujung hirap.
Lelah.
Bolehkah lelah itu menjadi sajian terakhir? Tamu itu telah lenyap. Tapi lelahnya masih tetap.
Batusangkar, 11092024
#selfreminder#coretansebelumtidur#sebelumbertemu#jikatakdirkitabukandidunia#jodohpilihanAllah#selftalk#septembernulis
12 notes
·
View notes
Text
“Kemudian, apa alasamu untuk menikahi anak putriku Nak?”
Tiba-tiba pertanyaan itu terlontar dari laki-laki paruh baya yang berada didepanku. Disampingnya, duduk seorang gadis teduh berdandan sederhana, ditemani oleh ibunya yang juga berpakaian rapi ketika itu.
Aku yang sudah sedari tadi berbicara panjang lebar basa basi dengan dua orang paruh baya ini mulai memutar otak untuk menjawab pertanyaan ini dengan baik, tertata dan mengena.
Aku menegakkan punggungku, menghirup nafas dengan rileks, dan merapikan sedikit bajuku yang sudah cukup lusuh karena tebaran angin sore itu.
Disituasi itu, apa yang harus aku lakukan? Kamu sebagai pembaca, apa hal yang bakal kamu lakukan jika kamu berada disituasi itu? Kalau aku, mungkin, aku akan cukup bingung menjawabnya.
Karena, kadang, apa yang kita lakukan sering kali tanpa alasan. Tentang makanan yang kita makan, apakah kita betul memikirkan nutrisinya? Tentang kebiasaan scrolling social media yang kita lakukan setiap hari, apakah kita membatasinya? Tentang mengerjakan tugas sekarang atau nanti, apakah kita memang sudah menghitungnya betul-betul? Sepertinya banyak hal didalam hidup kita yang dilakukan secara otomatis, tanpa sadar.
Tapi untuk ini, aku tak bisa melakukan secara otomatis, aku harus mempunyai alasan. Tapi apa. Aku masih mencarinya.
Aku berhenti sejenak, menghidup nafas cukup dalam dan melepaskannya dengan perlahan. Pikiranku menelusuri ruang perasaan didalam hati, berharap aku bisa menemukan jawaban itu. Aku menyelam kedalam diriku dengan serius, ada hal yang harus aku jawab. Ada seseorang yang membutuhkan jawabannya. Kenapa ya aku memilih dia? Apakah karena cantik? Sepertinya bukan itu poin utamanya. Apakah karena dia pendengar? Iya memang, tapi hatiku berkata bahwa aku mempunyai alasan yang lebih tinggi daripada itu. Apakah karena pekerjaannya? Sebentar-sebentar, sepertinya aku tahu. Oke, aku menemukan alasannya!
“Saya ingin menyelamatkan diriku dan anak keturunanku, Ayah.” Kataku
Sejenak ruangan tamu rumah ini menjadi hening. Suara detikan jam dinding terdengar lebih keras dari sebelumnya. Suara angin dari sebuah kipas di pojok ruangan juga menjadi terdengar lebih kencang. Waktu seperti berhenti ketika itu. Dan nampaknya perempuan itu juga tidak paham dengan apa yang baru saja aku sampaikan.
“Aku kurang paham dengan jawabanmu, bisa tolong jelaskan lebih lanjut?” Kata pria paruh baya itu
Baik, aku menghela nafas lebih dalam, mengatur intonasi dan ritme paragraf-paragraf panjang yang akan aku keluarkan. Tak lupa, aku juga membaca doa untuk memperlancar lisanku, yaitu doa yang sama ketika Nabi Musa diperintah oleh Allah untuk menghadap penguasa Mesir ketika itu .
“Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii.”
Paragraf pertama aku buka dengan sebuah teori psikologi
Jadi maksud saya seperti ini, Ayah. Saya selalu percaya, bahwa baik buruknya seseorang sangat bergantung pada lingkungannya. Orang akan menjadi baik jika dia berkumpul dengan orang baik. Dan juga sebaliknya, orang akan menjadi “jahat” jika dia berkumpul dengan orang yang kurang baik. Iman juga seperti itu. Bahkan Rasulullah pun pernah bersabda, bahwa hati manusia itu sangat lemah. Dia harus terus diikat dengan pertemanan yang baik.
Saat ini, dunia sudah tidak seaman dahulu. Banyak orang menganggap bahwa berpacaran adalah hal yang lumrah. Menonton tayangan tidak senonoh juga sepertinya sudah menjadi bagian hidup bagi beberapa orang diluar sana. Bahkan, beberapa waktu yang lalu, banyak anak SMP dan SMA di suatu kabupaten mengajukan pernikahan dini. Bukan karena memang sudah siap menikah, tetapi mereka telah hamil diluar nikah.
Kejadian seperti ini yang membuat saya takut. Bagaimana jika anak saya juga seperti itu. Bagaimana jika pada suatu saat nanti anak saya merengek untuk pergi satu malam bersama pacarnya. Apa jadinya jika dia pergi bersama pacarnya kemudian dengan rela pahanya dipegang-pegang oleh pacarnya dan dia tidak merasa risih sedikitpun. Mungkin terlihat klise, tapi saya benar-benar pernah melihatnya di jalan, dengan kedua mata kepala saya.
Disisi lain, orangtua juga tak kalah berzinanya. Ada isteri yang selingkuh dengan rekan sekantornya karena dia lebih mendengarkan dan menerima apa adanya daripada suaminya. Ada juga suami yang mempunyai hubungan asmara lain dengan asistennya, yang lebih muda, yang lebih cantik, dan yang lebih sering bertemu dikantornya. Bahkan ada juga orang yang sampai sengaja check in di hotel bersama teman sekantor atau asistennya untuk melakukan hubungan haram itu.
Saya takut jika itu akan terjadi di keluarga saya. Saya boleh menerima cobaan apapun, asal jangan cobaan dalam keluarga dan agama. Karena konon itu adalah cobaan yang paling berat di dunia dan jarang ada orang yang bisa melewatinya dengan baik.
Oleh karena itu, saya harus memilih pasangan yang salihah. Orang yang telah menjaga dirinya. Perempuan yang juga telah berkomitmen lama untuk menjaga hawa nafsunya dengan tidak bermesraan dengan seseorang jika belum sah. Dan, aku melihat, bahwa puteri bapak adalah muslimah yang taat.
Saya pernah mendengar dari sahabatnya bahwa dia selalu shalat hajat sebelum tidur, menjaga shalat tahajjudnya seperti dia menjaga barang yang dicintainya, bahkan sahabatnya juga pernah melihat dia tak sengaja tertidur diatas sajadahnya dengan memeluk mushafnya akibat lelah menuntaskan target bacaan hariannya.
Saya mempercayakan hidupku untuk dilengkapi oleh dia.
Saya sangat selektif dalam memilih teman, maka saya juga berhak selektif dalam memilih pasangan.
Orang yang membeli sepatu mungkin hanya menyesal satu atau dua minggu ketika dia memilih barang yang salah. Orang hanya akan kesal selama satu atau dua tahun jika salah memilih pekerjaan. Tapi, soal pasangan, akan seberapa menyesal jika orang telah salah memilih pasangan?
Saya ingin menyelamatkan diri dari lingkungan yang tidak sehat. Saya ingin menyelamatkan anak dan isteriku dari zina yang telah dihiasi sedemikian rupa. Aku, juga ingin memilihkan ibu yang cerdas dan salihah untuk anakku nanti. Itulah satu alasanku untuk memilih dia sebagai pasangan saya.
Satu paragraf gagasanku telah terucap dengan lancar. Aku melihat orang tuanya mengangguk-angguk setuju dengan jawabanku. Hope it will be. Aku menghela nafas sejenak, menyadari ternyata keren juga ya aku bisa mempunyai gagasan yang kuat seperti itu. Ternyata berdebat di kelas tentang teori psikologi ketika S1 ada gunanya juga hari ini.
180 notes
·
View notes
Text
(fitnah) Istri Fir'aun, dalil andalan kaum patriarki
Banyak yang masih salah paham terkait istri Fir'aun. Yang akibatnya sering dijadikan alibi bagi para lelaki untuk membenarkan ideologi patriarki.
Perhatikan lagi ayatnya:
Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim. (Q.S At-Tahrim: 11)
Istri Fir'aun itu gak bisa gugat cerai, karena hakim-hakim negeri Mesir semua sudah dikuasai suaminya. Sementara beliau hanya berasal dari kalangan rakyat biasa, jelas beliau bukan tandingan untuk Fir'aun. Makanya beliau mengajukan gugatan langsung ke pengadilan tertinggi, Tuhannya.
Minta untuk dibangunkan sebuah rumah. Serta minta diselamatkan dari Fir'aun dan dari kaum yang dzalim.
Ibaratnya,
Seandainya aja, Fir'aun itu bukan raja Mesir.
Andaikata, Fir'aun itu cuma karyawan biasa dengan gaji 10jt/bulan.
Pasti itu istri Fir'aun juga diam-diam sudah bangun financial income sendiri, bangun rumah sendiri, baru dia menyewa pengacara untuk menyelamatkan dia dari suami dan mertuanya yang dzalim.
Itu yang dilakukan oleh istri Fir'aun!
Istri Fir'aun itu sabar dalam MEMBELA KEBENARAN.
Bukan MEMBENARKAN keadaan!
Istri Fir'aun itu disiksa justru karena beliau MEMBANTAH, MENENTANG, bahkan MELAWAN Fir'aun! Bukan karena "taat" dan "setia" pada Fir'aun, macam anggapan para pendukung patriarki.
Kalau mau istri taat, patuh, setia, dan mendukung setiap saat, pastikan dulu bahwa, sosok teladan yang dipilih adalah para nabi.
Lha, ini Fir'aun mau dijadikan sosok teladan? Ya, kalau yang mereka mention hanya istri Fir'aun, berarti secara tidak sadar, mereka sudah mengkonfirmasi bahwa "mereka adalah Fir'aun", makanya mereka berharap punya istri macam istri Fir'aun.
Dan ternyata, seriusan memang ada ayatnya... tentang orang-orang yang meneladani Fir'aun ini:
Maka Kami hukum Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang yang zalim. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka; dan pada hari Kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami ikutkan laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari Kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah). (Q.S Al-Qasas: 40-42)
Nah, kan. Ternyata kitab suci sendiri memang sudah menyebutkan bahwa kelak akan ada orang-orang yang meneladani Fir'aun.
Masalahnya di mana sih dengan konsep patriarki? Bukankah agama menyatakan bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi wanita, ya?
Laki-laki memang pemimpin bagi wanita, tapi makna "pemimpin" artinya mereka punya "tanggung jawab" lebih, terhadap si wanita; dan bukan malah "merasa" berkuasa atas mereka.
Suami yang sehat akalnya, akan mendidik istrinya untuk melaksanakan perintah Allah.
Sementara suami patriarki mendidik istrinya untuk melaksanakan perintah dirinya (suami).
Makanya jangan heran kalau kebanyakan suami patriarki memakai dalil istri Fir'aun. Karena mereka sendiri pun serupa Fir'aun yang menganggap dirinya Tuhan. Na'udzubillah...
#pernikahan#nikah#writers on tumblr#tumblr writers#writing#female writers#tulisan#self worth#self care#self love
39 notes
·
View notes
Text
Apa yang salah?
Haii tumbr .... belum ada cerita bahagia nih.
Kisah taaruf yang sekian kalinya ( hahahaha) perantara salah satu ustadz yang ngisi kajian. Walau ragu karena cv ikhwan yang di kasih hanya tertera nama, tanggal lahir, pekerjaan, tb, bb dan riwayat pendidikan.
Untuk keterangan lain sama sekali tidak ada, baiklah aku juga segera buat cv baru yang lebih sedikit lengkap dari ikhwan, aku mulai dari nama sampai keluarga, kemudian sampai acara nikah nanti seperti apa.
Saat taaruf aku banyak tanya ke pihak ikhwan masalah setelah menikah tinggal dimana, orang tuanya, manajemen keuangan nya nanti gimana, visi misinya apa, nanti punya anak atau tidak gimana, tapi perantara ku bilang kalau pertanyaan-pertanyaan ku itu terlalu idealisme.
______
Aku ," Sudah berapa lama belajar ngaji atau mendalami agama? seberapa jauh persiapan untuk menikah, ilmu, mental dan finansial? visi misi menikah nya apa?
Jawaban ikhwan : Persiapan nikah : ya belajar Agama, berusaha memperbaiki diri dan menabung untuk menyelenggarakan walimah sederhana. Serta berusaha tidak berhutang. Mental menikah : Insya Allah sudah siap mengingat umur sudah kepala 3. Sambil terus berdoa.
Visi misi : Rumah tangga yg sakinah mawadah warahmah Saling mengerti Visi misi menikah untuk menghindari fitnah zina dan perbuatan buruk yg tidak disukai Allah Saling membimbing ke jalan Allah dan belajar agama yg baik.
Pertanyaan ku yang mengikuti jawaban ikhwan sebelumnya.
__________
Aku,"Belum lama juga nggih, maaf sblm nya mau tanya lagi, niat menikah nya bukan karena umur nggih? maksudnya ga buru-buru menikah hanya karena umur sudah mencapai kepala tiga tadi?
Maaf, lalu bagaimana mencapai sakinah mawadah warahmah itu sendiri dalam rumah tangga? Dan seperti apa nanti mas menjadi qowwam/pemimpin dalam rumah tangga?"
___________
Perantara bilang, "Laki-laki itu cukup baik akhlaknya, sholat 5 waktu, tidak merokok, kerjaan ada, tidak punya riwayat penyakit yg membahayakan itu sudah cukup, karena tidak semua laki-laki nyaman diajukan peryantaan seperti itu."
Lalu haruskah besok kalau taaruf lagi aku mengajukan pertanyaan umum saja? Yang umum itu seperti apa? Apa yang salah di diriku?
Lalu siapa yang salah? Aku atau pertanyaanku?
Lalu apa yang keliru? Cara bertanyaku? Atau cara berpikirku?
Mas-mas jodohku ( wkwkwkw ) kita ga usah taaruf yuks, bisa nggak langsung duduk berdua ngobrol bareng, cocok, khitbah, nikah.
Janjian dimana yuks wkwkwkwkwkw
15 notes
·
View notes
Text
Akhirnya seminar progres penelitian..
Hari ini kita sampai di titik yang baru dalam rangkaian perjalanan, kemarin kita belajar berdamai dengan diri dengan segala apa yang telah terjadi. Kita menerima kesalahan dan kekurangan sebagai bagian dari proses proses belajar, rangkaian panjang yang (ternyata) tak akan pernah usai.
Dan dalam perjalanan ini, Maha baik Allah yang selalu ada memberikan kesempatan
Proses menuju sidang di departemen kimia memang kadang-kadang bikin emosi orang yang denger dari luar prodiku wkwk. nggak ribet sebenernya. Alhamdulillah 'ala Kulli Hal Seminar tugas akhir adalah satu-satunya mata kuliah dari paket skripsi yang aku ambil dan masih ada kegiatan di kelasnya. Jadi, isinya memang mahasiswa tingkat akhir semua. Dari yang baru akan membuat proposal hingga yang di ujung tanduk kayak aku ini. Sebelum akhirnya seorang mahasiswa dari laboratorium organik bisa mengajukan pendaftaran sidang (yang mana ini dilakukan H-30 untuk dapat jadwal pendadaran wkwk), dia harus melewati 2 kali seminar, seminar proposal dan seminar progres/hasil penelitian. April 2022 aku telah mengajukan diri untuk sempro.
Kemudian petualangan panjang di laboratorium selama dua tahun aku lalui bersama semangat yang naik turun, sempat juga sembari bekerja yang akhirnya jadi keteteran. Hingga semua temanku sudah habis, tersisalah aku yang akhirnya Allah pertemukan dengan angkatan-angkatan lebih muda yang ternyata membawaku pada proses penerimaan hari ini.
Aku antusias jika ada yang presentasi di kelas seminar ini. Masukan dari dosen seminar kami, khususnya untuk aku jadi recharge tersendiri. Terlebih jadi mahasiswa yang apa-apa jalan sendiri agak terharu ya kalau denger feedback membangun.
Kemarin 23 september, setelah hampir 2 tahun aku berjibaku di lab organik. Akhirnya Allah izinkan untuk seminar yang ke-2. Khawatir itu ada, ada banget. Ya Allah, aku tahu persis apa yang aku lakukan penuh kekurangan, masih banyak hal yang tidak aku ketahui. tolonglah aku Ya Allah..
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmush sholihaat.
13 notes
·
View notes
Text
Terjun bebas (1)
Di umurnya yang hampir 24 tahun, hampir semua keputusan yang Isla ambil didasarkan pada metriks pengambilan keputusan yang rinci dan tegas. Tak terkecuali tentang cinta. Menurutnya, tidak ada sumber daya yang boleh terbuang percuma, termasuk waktu yang akan dihabiskan dalam membangun sebuah hubungan. Jika hubungan itu tidak bisa berlanjut ke jenjang yang lebih serius, maka tidak ada faedahnya untuk dimulai.
Isla punya serenceng syarat. The bare minimum, kalau kata orang. Terlalu ribet, nanti susah nyarinya - itu kata orang lainnya. Practising muslim, nomor satu. Bisa nyambung dan seru kalau diajak ngobrol, nomor dua. Nomor tiga dan seterusnya akan dijawab Isla sesuai mood. Cuma semuanya bisa dirangkum dengan satu kata: sekufu. Isla memutar bola matanya. Cari kandidat yang memenuhi syarat pertama saja susah setengah mati - ternyata kata muslim tidak selalu hadir berdampingan dengan kata 'practising'. Sudah susah-susah ia mencari beasiswa ke luar negeri, berangan bisa cinlok dengan sesama pelajar Indonesia sambil mengejar gelar tambahan - nyatanya ketika sampai di lokasi, demografi suplai dan permintaan saja tidak cocok.
Yasudahlah. Toh ternyata kuliah yang sistemnya kuartalan ini memang tidak memberinya banyak ruang untuk sibuk cari jodoh. Pilihannya cuma dua: lulus tahun pertama atau pulang karena visa tak diperpanjang.
Sampai akhirnya Isla bertemu dengan Johan. Waktu pertama kali berkenalan sambil lalu di perpustakaan, Isla sudah mencoretnya dari shortlist kandidat percintaan. Johan, paling nama panjangnya Johannes. Pasti bukan muslim. Isla menatap sepasang mata sipit Johan dan menghela nafas dalam hati. Bentengnya dobel-dobel.
Lalu tiba-tiba ada ajakan roadtrip ke Selatan Perancis menjelang liburan musim panas. Hanya ada satu slot yang ditawarkan oleh Dana, dan Isla yang tak punya rencana dengan semangat langsung mengajukan diri untuk bergabung. Dua hari sebelum keberangkatan, Isla baru sadar bahwa grup ini adalah grup yang aneh - Dana si cowo Batak, ibunya Dana, dirinya, dan Johan. Isla sendiri baru pernah ngobrol 1-2 kali dengan Dana karena mereka satu apartemen beda lantai, dan Johan yang baru berkenalan tak lebih dari seminggu. Lebih-lebih lagi ketika Isla tersadar bahwa agenda utama mereka roadtrip adalah untuk ziarah Katolik ke Lourdes.
Begitu sampai di lokasi, Isla baru tahu bahwa Johan - meskipun sama-sama Katolik seperti Dana - terlihat sangat antipati dengan ritual dan agama secara umum. Ajakan misa dari Dana dan ibunya ia tolak dengan wajah tidak enak. Isla yang awalnya penasaran ingin hadir ke misa sebagai pengamat, akhirnya menghabiskan waktu satu jam lebih berkeliling kompleks suci sambil mendengarkan Johan berbicara.
Menurutnya, agama itu tidak penting. Ritual itu tak ada artinya. Petinggi-petinggi agama banyak yang busuk dan hanya ingin memperkaya dirinya sendiri. Isla manggut-manggut, teringat film Spotlight yang dulu ia tonton di bioskop. Sambil bertanya-tanya dalam hati, apa saja sih yang dia alami sampai bisa memandang agama seperti itu?
Matahari siang itu berkilau keemasan, dan tiba-tiba Isla merasa bahwa Johan di hadapannya, yang tiba-tiba ikut berpendar terkena sinar matahari, adalah salah satu manusia paling menarik dan penuh tanda tanya yang pernah ia temui. Yang jelas, semua pemikiran Johan tentang agama, pilar nomor 1 penyokong kehidupan, bertolak 180 derajat dengan miliknya. Dan Isla ingin tahu pendapat Johan mengenai beragam topik lainnya. Antitesis dari pemikirannya.
Sepanjang jalan pulang di mobil kembali ke Belanda, Isla tak henti berpikir. Menimbang-nimbang. Dan memutuskan. Bahwa untuk kali ini, ia ingin mencoba dengan seseorang tanpa banyak tanya, tanpa banyak syarat, dan tanpa banyak pikir.
8 notes
·
View notes