#marah ketika haid
Explore tagged Tumblr posts
Text
Resep Sehat Wanita : PMS Go Away! (Bagian 1)
WARNING : Artikel ini ditujukan untuk membahas tuntas masalah kesehatan wanita! Namun bukan berarti artikel ini hanya boleh dibaca oleh wanita lho! Justru dianjurkan kaum Adam juga membacanya. Tanya kenapa? Karena dalam artikel ini, saya ingin berbagi pengetahuan dengan rekan-rekan kaum Hawa, dimana setiap bulan harus berjuang menghadapi PMS (Pre Menstrual Syndrome) atau dikenal dengan Sindrom…
View On WordPress
#Ada#Adam#Asherman&039;s syndrome#Ashley Treatment#Bukan#fase luteal#gejala haid#Hades#Health#Karena#Languages#marah ketika haid#medicine#Menstrual cycle#Menstruation#menstuasi#mentruasi#Namun#New York Times#North Vancouver#nyeri haid#Pada (foot)#PMDD#Premenstrual dysphoric disorder#Premenstrual syndrome#Student#Tanya
0 notes
Text
Jejak-Jejak Doa #2: Menanti Kabar Bahagia
Pernikahanku memasuki usia 2 bulan ketika aku mulai bertanya-tanya "Kok aku belum hamil juga ya?" Bukan tanpa alasan, sebab saat itu banyak sekali teman-teman yang baru saja menikah, namun sudah update test pack garis dua. Memasuki bulan ketiga, aku belum hamil juga. Tanpa bisa ditahan, menangislah aku dipelukan suamiku ketika haid datang tepat waktu. Memang masih terlalu dini untuk khawatir. Tapi, ternyata perasaan itu muncul dengan sendirinya.
Bulan keempat pun datang, tapi kabar bahagia itu tidak kunjung mendatangi kami. Kami mencoba berikhtiyar dengan lebih baik: membeli ovutest, minum madu, makan yang bergizi dan lain sebagainya. Namun, lagi-lagi hasilnya masih nihil. Dada rasanya sesak setiap kali Ibuk menanyakan kabar. Sedih rasanya belum bisa memberikan kabar bahagia yang ditunggu-tunggunya, kehadiran cucu pertama.
Memasuki bulan kelima, aku mulai was-was. Aku mulai mempertanyakan diriku sendiri. Ada yang salah kah? Ada yang tidak benar kah ini? Kepercayaan diriku perlahan merosot. Aku pun mulai menyalahkan diri sendiri. Dalam keterpurukan itu, ada satu waktu di waktu dhuha, di mushola kantor, aku menangis hebat. Kuadukan semuanya pada Allah. Semua perasaan: takut, sedih, kecewa, marah, tumpah ruah saat itu. Sudah lama aku tidak merasakan sedekat itu curhat ke Allah. Baru terasa, kegundahanku akan masa depan selama ini mungkin karena kurang dekat dengan Dzat Yang Maha Mengetahui. Setelah momen itu, aku menjadi lebih siap dengan keputusan Allah, apapun itu.
Bulan ke enam, perasaanku menjadi lebih lapang dan ringan. Jika Allah izinkan, maka mudah bagi-Nya untuk meniupkan ruh ke dalam rahimku. Bilapun belum saatnya, maka hal itu pasti yang terbaik menurut skenario-Nya.
Dan, qadarullah. Memang sudah paling benar yang namanya berserah diri.
Aku hamil.
16 notes
·
View notes
Text
Tentang perempuan : pekan sensitif
Sudah menjadi rahasia umum jika perempuan punya masa-masa sensitif. Normalnya beberapa hari sebelum haid, atau di hari-hari pertama haid.
Sebagai perempuan, akupun merasakan ini, dan hampir selalu seperti itu. Tiba-tiba menjadi lebih emosional dari biasanya. Gampang tersinggung, gampang marah, eh tiba-tiba nangis. Padahal di hari-hari normal, biasa saja.
Kata-kata candaan -yang biasanya- terasa biasa saja, tiba-tiba jadi begitu menyinggung hati akhirnya kalau nggak nangis ya ngambek. Ada yang melakukan kesalahan sepele, rasa hati pengen meledak, dan membombardirnya dengan segala omelan. Pokoknya, tiba-tiba gampang nangis, tiba-tiba gampang marah, diikuti nafsu makan yang meningkat.
Karena tidak semua orang bisa memahami kondisi itu, maka dari itu perempuan harus sesegera mungkin mengenali "rambu-rambu" awalnya, dan mencari cara mengatasinya. Supaya tidak mudah meledak. Salah-salah, bisa melukai hati orang lain. (Kan sedih, padahal tidak bermaksud seperti itu T.T)
Rambu paling umum adalah kadar ketersinggungan. Kalau mulai gampang tersinggung, artinya rambu awal sudah menyala. Maka cara yang paling efektif untuk menhindarinya ledakan emosi yang tidak perlu (dan akhirnya malah akan disesali) adalah sementara menepi dari pergaulan, banyak diam dan menghindari trigger bahkan orang yang berpotensi bisa membuat emosi.
Mungkin benar kalau ada yang bilang di fase sensitifnya ini, kendali diri perempuan sudah diambil alih oleh hormon. Sulit sekali menahan emosi entah itu nangis atau marah.
Jadi tidak salah, jika banyak ustadz yang menganjurkan hafal siklus haid perempuan. Malah menurutku wajih hafal. Supaya lebih bijak dan tida ikut terpancing ketika menghadapi istri di fase ini.
9 notes
·
View notes
Text
A letter for my future 'you'
Dear my future 'you'. Siapapun kamu, aku mau bilang sesuatu ke kamu.
Aku menulis ini dalam keadaan takut dan khawatir. Takut tak ada yang mau mengorbankan separuh hidupnya untuk bersamaku. Takut sendirian. Ini semua masih di rangkaian gerbong gelisah yang sama setelah aku putus dari pacar pertamaku.
Langsung saja ya.
Aku bukan seseorang yang sederhana. Aku punya sekelumit benang kusut yang tak nampak. Aku harap kamu mau dan bersedia untuk menemaniku memisahkan benang-benang itu perlahan.
Betul, perlahan. Aku mungkin akan jadi manusia paling lamban untukmu. Tapi percayalah, di tiap detiknya, aku berusaha untuk tetap bergerak walau hanya sekian milimeter. Mau 'kan bersabar sedikit?
Aku sangat mudah menangis, asal kamu tahu. Marah? Aku menangis. Senang? Aku bisa menangis. Semua emosi seolah reda kalau aku sudah menangis. Tapi aku terbiasa menangis sendirian sejak kecil. Kalau tiba-tiba aku menangis, kamu gak perlu panik dengan tanya kenapa. Cukup biarkan aku selesaikan tangisku. Kalau mau kamu peluk juga boleh. Barangkali menangis dengan ditemani seseorang bisa membuatku sadar kalau aku tak harus menanggung semua sendirian.
Oh iya, kamu juga harus tau. Aku suka sekali dipuji. Tidak harus pujian yang spektakuler. Cukup apresiasi saja ketika aku berhasil rutin minum air putih, atau aku bisa melewati hari dengan menahan sakit kram haid, atau kamu juga bisa puji aku kalau aku berhasil terus tersenyum seharian. Pujian-pujian kecilmu itu, walaupun bagimu mungkin sepele dan remeh, justru menjadi hal besar untukku. Aku jadi percaya kalau aku itu layak untuk diapresiasi.
Kalau aku tiba-tiba murung dan khawatir sama apa yang belum tentu terjadi, tolong jangan dimarahi ya? Cukup tenangkan aku dengan suara lembutmu itu. Mungkin kamu bisa minta aku untuk atur napas dan memusatkan pikiranku pada present moment.
Maaf kalau sewaktu-waktu aku tiba-tiba gak mau ngomong sama kamu karena kesal. Aku pasti tetap berusaha untuk bikin komunikasi kita tetap sehat. Aku akan tetap belajar untuk bilang kalau ada sesuatu yang gak aku suka atau yang menyakiti hatiku. Kamu juga ya? Bilang dengan jelas kalau aku melakukan hal semauku sendiri tanpa mikirin posisimu. Tolong jangan cuma bilang egois. Karena pada dasarnya, kita akan sama-sama egois juga.
Itu dia yang mau kubilang ke kamu. Kamu tak usah khawatir. Aku memang bucin kalau sudah sayang sama satu orang. Kalau gak percaya, tanya saja mantanku. Tenang, aku sudah gak mau kembali ke dia juga. Aku percaya, apa yang hilang dari hidupku memang sudah takdirnya begitu. Dan aku yakin ada hal setelahnya yang lebih baik untukku.
Semoga kita bertemu di waktu yang baik, dalam keadaan yang baik, dan dengan niat baik pula ya.
xoxo,
Nadya.
4 notes
·
View notes
Text
Sebuah Transisi
Selama 11 tahun lamanya tinggal di Jogja membuatku merasakan begitu banyak perasaan campur aduk, gejolak, sedih, senang maupun susah. Karena terbiasa hidup bersama di asrama membuatku sangat nyaman untuk berbagi berbagai macam emosi bersama teman-teman. Setelah lulus pun aku masih menjadi musrifah yang membuatku tetap memiliki teman teman untuk berbagi emosi ini. Yaa aku tidak sempat merasakan menjadi anak kos yang hidup sendiri~ (mungkin lebih tepatnya ada ruang untuk menyendiri)
Selama ini aku sering mengalami perubahan naik turun emosiku dengan tidak memendamnya sendiri. Aku membagi semuanya kepada orang-orang terdekat yang tinggal bersamaku. Selepas kuliah, dan pulang ke asrama aku selalu berbagi kisah maupun cerita receh yang aku alami hari itu bersama anak anak asrama maupun patner musrifahku. Kadang aku tiba-tiba menangis terisak-isak hingga sulit untuk mengutarakan apa yang sedang terjadi karena sesenggukan. Namun, teman atau orang terdekat saat itu memeluku atau sekedar menenangkanku dengan mengambilkan minum. Setelah aku benar-benar selesai dengan isak tangisku, aku baru bisa bercerita perihal yang terjadi saat itu.
Pernah suatu ketika saat aku sedang haid, malam itu aku dipanggil oleh pamong dan juga mendapat marah berikut dengan ujaran kebencian hehe yah karena satu dan lain hal. Setelah keluar kamar pamong aku langsung menangis masuk kamar dan juga temanku. Besok harinya aku mendapat penggilan mendadak untuk menjadi dirijen di suatu acara. Yah karena kurang enak kondisi emosionalku dan juga hormonal ini menyebabkanku sedikit gagal fokus saat menjadi dirigen di depan. Setelah tampil ada bapak2 dengan santainya bilang "oh ini mb mb dirijen tadi yang salah ya belum selesai malah diakhiri haha" mungkin kalimat ini terkesan becanda, namun karena saat itu kondisiku sedang tidak baik-baik saja akhirnya aku putuskan untuk bergegas pulang menuju parkiran, padahal waktu itu aku belum mengisi perut sedari pagi, tapi aku udah bete duluan sama bapak2 satu ini. pengen tak hih wkwkw
Akhirnya aku pulang, dan sepanjang jalan mulai dari parkiran motor tangisku pecah sejadi-jadinya. Mulai dari Amplaz sampai asrama aku menangis dan berteriak di motor sambil nyetir hahaha goks abis. Sesampainya di asrama aku langsung menumpahkan kekesalanku kepada temanku, tapi tetap saja tangisku belum berhenti bahkan semakin menjadi.
Aku baru menyadari, bahwa berbincang-bincang tentang apa yang dilalui hari ini, julidin orang sejenak wkwk atau bicara hal-hal receh itu bisa ngefek banget sama "kelegaan" menjadi manusia. Dan saat ini aku benar-benar kehilangan momen momen manjadi manusia itu. Aku menjadi tidak begitu bisa mengekspresikan apa yang aku rasa karena harus menjaga banyak hal. Saat menerima kabar sedih atau tertolak, atau gagal, aku tidak bisa merasakan apa apa. Mungkin aku tidak menangis, namun hatiku berdarah.
Semoga saja kelak aku dipertemukan dengan seseorang yang bisa diajak berbincang sekerdar untuk menanyakan
"Nasinya udah dipanasin belom ya, oiya kompor udah mati kan ya, kamu liat kunci motorku nggak, eh aku udah mandi belom ya, beli sempol yuk, ih ada cimol mauk, kok aku gak diajak si,tau gak si masak tuku lombok dua ribu mek oleh telu jiannnnn****" hahaah canda :D
Well that's all for today
6 notes
·
View notes
Text
Perubahan Dalam Sistem Pembiakan Semasa Tempoh Selepas Bersalin
Perubahan Dalam Sistem Pembiakan Semasa Tempoh Selepas Bersalin
Tempoh selepas bersalin adalah masa transisi yang penting dan memerlukan perhatian khusus terhadap kesihatan ibu. Semasa tempoh ini, badan ibu mengalami pelbagai perubahan untuk kembali ke keadaan normal sebelum kehamilan. Artikel ini akan membincangkan perubahan utama dalam sistem pembiakan yang berlaku selepas bersalin, serta langkah-langkah untuk memantau dan menjaga kesihatan ibu semasa tempoh pemulihan ini.
1. Pemulihan Rahim
Penguncupan Rahim: Selepas bersalin, rahim ibu akan mengalami proses penguncupan untuk kembali ke saiz asalnya sebelum hamil. Proses ini dikenali sebagai involusi rahim. Ia biasanya berlaku dalam masa enam minggu selepas kelahiran, dan ibu mungkin merasai kekejangan seperti senggugut ketika rahim menguncup.
Pelepasan Lochia: Lochia adalah pendarahan yang berlaku selepas kelahiran, dan ia terdiri daripada darah, sel-sel tisu rahim, dan lendir. Lochia akan melalui tiga peringkat: lochia rubra (merah), lochia serosa (pucat), dan lochia alba (putih kekuningan). Pendarahan ini secara beransur-ansur akan berkurangan dalam beberapa minggu.
2. Perubahan Pada Serviks dan Vagina
Perubahan Serviks: Selepas kelahiran, serviks ibu akan mengalami pemulihan daripada dilatasi (pengembangan) semasa proses bersalin. Serviks yang sebelum ini mengembang untuk melahirkan bayi akan kembali ke bentuk asalnya, tetapi proses ini mungkin memerlukan masa beberapa minggu.
Perubahan Vagina: Vagina juga akan mengalami perubahan selepas bersalin, termasuk penyembuhan daripada luka-luka kecil atau trauma yang mungkin berlaku semasa kelahiran. Ibu mungkin mengalami ketidakselesaan atau kekeringan vagina, yang biasanya akan pulih dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
3. Perubahan Hormon
Penurunan Hormon Kehamilan: Selepas kelahiran, tahap hormon seperti estrogen dan progesteron akan menurun secara drastik. Penurunan ini boleh menyebabkan gejala seperti perubahan mood, keletihan, dan masalah tidur.
Penyusuan Susu: Jika ibu menyusukan bayi, pengeluaran hormon prolaktin akan meningkat untuk merangsang pengeluaran susu. Ini boleh menyebabkan perubahan dalam corak haid dan kesuburan. Wanita yang menyusukan mungkin tidak mengalami haid mereka selama beberapa bulan selepas bersalin.
4. Kesihatan Emosi dan Psikologi
Perubahan Mood: Perubahan hormon dan tekanan yang berkaitan dengan penjagaan bayi boleh menyebabkan perubahan mood atau gangguan emosi seperti kemurungan selepas bersalin (postpartum depression). Ibu mungkin merasa tertekan, cemas, atau marah tanpa sebab yang jelas.
Sokongan Psikologi: Penting untuk ibu mendapatkan sokongan psikologi dan emosi semasa tempoh ini. Berbicara dengan profesional kesihatan atau kaunselor boleh membantu dalam menguruskan perubahan emosi dan tekanan yang dihadapi.
5. Pencegahan dan Rawatan
Pemantauan Kesihatan: Ibu perlu menjalani pemeriksaan kesihatan secara berkala selepas bersalin untuk memastikan sistem pembiakan dan keseluruhan kesihatan kembali ke keadaan normal. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan rahim, serviks, dan vagina.
Menjaga Kebersihan: Menjaga kebersihan kawasan genital adalah penting untuk mengelakkan jangkitan. Menggunakan produk penjagaan yang lembut dan memastikan kawasan tersebut sentiasa kering dan bersih boleh membantu dalam pemulihan.
Aktiviti Fisik: Melakukan senaman ringan, seperti berjalan kaki atau senaman pelvik, boleh membantu dalam proses pemulihan. Walau bagaimanapun, aktiviti fizikal perlu disesuaikan dengan keadaan kesihatan ibu dan disarankan untuk berunding dengan doktor terlebih dahulu.
Cara nak order Sila KLIK butang di bawah, anda akan disambungkan secara automatik ke Khidmat Pelanggan WA kami. 083122182004 https://mauorder.online/sembuhlah-spls-malaysia
sumber: https://www.sembuhlah.com/obat-sipilis/
0 notes
Text
Perubahan Dalam Sistem Pembiakan Semasa Tempoh Selepas Bersalin
Perubahan Dalam Sistem Pembiakan Semasa Tempoh Selepas Bersalin
Tempoh selepas bersalin adalah masa transisi yang penting dan memerlukan perhatian khusus terhadap kesihatan ibu. Semasa tempoh ini, badan ibu mengalami pelbagai perubahan untuk kembali ke keadaan normal sebelum kehamilan. Artikel ini akan membincangkan perubahan utama dalam sistem pembiakan yang berlaku selepas bersalin, serta langkah-langkah untuk memantau dan menjaga kesihatan ibu semasa tempoh pemulihan ini.
1. Pemulihan Rahim
Penguncupan Rahim: Selepas bersalin, rahim ibu akan mengalami proses penguncupan untuk kembali ke saiz asalnya sebelum hamil. Proses ini dikenali sebagai involusi rahim. Ia biasanya berlaku dalam masa enam minggu selepas kelahiran, dan ibu mungkin merasai kekejangan seperti senggugut ketika rahim menguncup.
Pelepasan Lochia: Lochia adalah pendarahan yang berlaku selepas kelahiran, dan ia terdiri daripada darah, sel-sel tisu rahim, dan lendir. Lochia akan melalui tiga peringkat: lochia rubra (merah), lochia serosa (pucat), dan lochia alba (putih kekuningan). Pendarahan ini secara beransur-ansur akan berkurangan dalam beberapa minggu.
2. Perubahan Pada Serviks dan Vagina
Perubahan Serviks: Selepas kelahiran, serviks ibu akan mengalami pemulihan daripada dilatasi (pengembangan) semasa proses bersalin. Serviks yang sebelum ini mengembang untuk melahirkan bayi akan kembali ke bentuk asalnya, tetapi proses ini mungkin memerlukan masa beberapa minggu.
Perubahan Vagina: Vagina juga akan mengalami perubahan selepas bersalin, termasuk penyembuhan daripada luka-luka kecil atau trauma yang mungkin berlaku semasa kelahiran. Ibu mungkin mengalami ketidakselesaan atau kekeringan vagina, yang biasanya akan pulih dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
3. Perubahan Hormon
Penurunan Hormon Kehamilan: Selepas kelahiran, tahap hormon seperti estrogen dan progesteron akan menurun secara drastik. Penurunan ini boleh menyebabkan gejala seperti perubahan mood, keletihan, dan masalah tidur.
Penyusuan Susu: Jika ibu menyusukan bayi, pengeluaran hormon prolaktin akan meningkat untuk merangsang pengeluaran susu. Ini boleh menyebabkan perubahan dalam corak haid dan kesuburan. Wanita yang menyusukan mungkin tidak mengalami haid mereka selama beberapa bulan selepas bersalin.
4. Kesihatan Emosi dan Psikologi
Perubahan Mood: Perubahan hormon dan tekanan yang berkaitan dengan penjagaan bayi boleh menyebabkan perubahan mood atau gangguan emosi seperti kemurungan selepas bersalin (postpartum depression). Ibu mungkin merasa tertekan, cemas, atau marah tanpa sebab yang jelas.
Sokongan Psikologi: Penting untuk ibu mendapatkan sokongan psikologi dan emosi semasa tempoh ini. Berbicara dengan profesional kesihatan atau kaunselor boleh membantu dalam menguruskan perubahan emosi dan tekanan yang dihadapi.
5. Pencegahan dan Rawatan
Pemantauan Kesihatan: Ibu perlu menjalani pemeriksaan kesihatan secara berkala selepas bersalin untuk memastikan sistem pembiakan dan keseluruhan kesihatan kembali ke keadaan normal. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan rahim, serviks, dan vagina.
Menjaga Kebersihan: Menjaga kebersihan kawasan genital adalah penting untuk mengelakkan jangkitan. Menggunakan produk penjagaan yang lembut dan memastikan kawasan tersebut sentiasa kering dan bersih boleh membantu dalam pemulihan.
Aktiviti Fisik: Melakukan senaman ringan, seperti berjalan kaki atau senaman pelvik, boleh membantu dalam proses pemulihan. Walau bagaimanapun, aktiviti fizikal perlu disesuaikan dengan keadaan kesihatan ibu dan disarankan untuk berunding dengan doktor terlebih dahulu.
Cara nak order Sila KLIK butang di bawah, anda akan disambungkan secara automatik ke Khidmat Pelanggan WA kami. 083122182004 https://mauorder.online/sembuhlah-spls-malaysia
sumber: https://www.sembuhlah.com/obat-sipilis/
0 notes
Text
21 september 2023
Subuh. Aku bangun jam 04.23 eh ternyata pas pipis aku tuh haid. Jadi yaudah selow aja gak gugup solat sunnah dll. Keluar toilet kemudian siapin sarung, baju, peci suami buat solat Subuh. Bangunin dia. Terus dia seolah marah dan tidur lagi (ngerti kan orang tidur yang marah kalo dibanguni?) Yaa gitu drama SETIAPPPPPPPP SUBUH.
Gue biarin aja. Sampe pas di masjid udah mulai takbir, gue bangunin suami lagi. Semakin kesel dia. Dan akhirnya baru mulai bangun ketika di masjid udah kelar solat Subuh. Mission failed untuk bikin suami solat subuh di masjid. Tp gapapa, karena aku dah berusaha bangunin dan siapain semuanya.
Pas kebangun, dia langsung wudu. Aku gelarin sajadah buat dia. Kelar wudu dia terlihat kesel. Bener aja. Baju yang aku siapin buat dia solat, dia lempar ke keranjang cucian. Dua sisi hati gue kaya "oh iya, mungkin emang kemeja yg gue siapin udah kepake keluar udah kotor"
Tapi sisi yang lain kaya "Anjaaaayyy bisa gak ngehargain orang? Hargai apa yang orang udah lakuin buat lu bangsat!"
Oh belum berakhir disitu.
Selesai dia sholat subuh gue mendekat minta salim. Tentu saja tangannya dikibas dan dia tampak sangat malam dan benci karena gue minta salam.
Saking gue udah gedegg akhirnya nyeplos "Kenapa sih, marah-marah terus?"
Santun kann yaaa??? Dia diem dan buka HP.
Gue lanjutin dzikir pagi, tp suaranya gue jahr kan. Sebelumnya bisik-bisik dan dalam hati.
Ooohh dia terlihat terganggu. Setan dalam dirinya panas kali yaaaa. Langsung terlihat kesal dan ambil airpodsnya, pasang, dan balik posisi tidur sembari menyingkirkan bantal gue.
Dalam hati gue kaya
"Gue bukan lagi teriak-teriak berisik yang anboying. Lu biasanya meeting ngomong krnceng pas gue tidur, gue biasa aja. Anjing!"
Udah, gue kesel dan menunjukkan ke dia. Biasanya gue pendem aja. Tp pagi ini gue pengen ribut entah karena hormon atau emang gue udah muak sama semua kebusukan diaaaaa
0 notes
Text
Persiapan Umrah #3
Setelah membahas persiapan finansial dan fisik, tulisan kali ini akan berfokus pada persiapan mental. Bisa dibilang, persiapan mental ini yang paling menantang karena lebih "abstrak" dibanding finansial dan fisik.
Ketika berada di Tanah Haram, kita tidak boleh berpikir atau ngebatin yang aneh-aneh, tidak boleh marah-marah, tidak boleh berkata kasar, dan lain sebagainya. Setiap waktu kita akan selalu diuji, entah dengan ujian sabar atau ujian syukur. Sebelum berangkat, penting sekali untuk melatih diri agar selalu berpikir positif dan berprasangka baik terhadap ketentuan Allah.
Waktu manasik, ustadz pembimbing bolak-balik mengingatkan kalau sifat-sifat asli kita akan terlihat ketika berada di sana. Ustadz juga mengingatkan kepada jemaah yang berangkat bersama pasangannya, harus meluaskan sabar dan melapangkan hati, karena ustadz pernah beberapa kali melihat pasangan suami-istri yang bercerai di depan Kakbah akibat tidak sabar terhadap pasangannya :")
Di linimasa twitterku, sempat beredar sebuah utas tentang syarat keberangkatan haji dari Malaysia tidak hanya sehat fisik namun juga sehat mental. Orang-orang yang mengidap mental disorder (misalnya gangguan kecemasan, gangguan mood, dan skizofrenia) harus dinyatakan benar-benar sembuh atau tidak pernah kambuh dalam kurun waktu tertentu untuk bisa menunaikan ibadah haji.
Setelah menjalani ibadah umrah di bulan Ramadhan, aku jadi mengerti kenapa kesehatan mental menjadi penting. Di sana, kita akan bertemu banyak orang dari berbagai penjuru dunia dengan berbagai macam bentuk fisik dan karakter. Keramaian dan kepadatan tentu saja menjadi concern tersendiri bagi pengidap atau penyintas mental disorder.
Jika dalam ibadah lain ada yang namanya batal, maka hal ini tidak berlaku dalam prosesi umrah. Ketika sudah berniat ihram, maka seluruh larangan berlaku sampai proses tahallul dilakukan. Jadi, kalau sakit atau haid di tengah-tengah ihram, tentu akan menjadi tantangan tersendiri karena ada banyak hal yang menjadi larangan dalam ihram.
Berikut adalah larangan dalam ihram berdasarkan Panduan Umrah Ringkas dari situs Rumaysho:
Mencukur rambut dari seluruh badan (seperti rambut kepala, bulu ketiak, bulu kemaluan, kumis dan jenggot).
Menggunting kuku.
Menutup kepala dan menutup wajah bagi perempuan kecuali jika lewat laki-laki yang bukan mahrom di hadapannya.
Mengenakan pakaian yang membentuk lekuk tubuh seperti baju, celana dan sepatu.
Menggunakan wewangian.
Memburu hewan darat yang halal dimakan.
Melakukan khitbah dan akad nikah.
Jima’ (hubungan intim).
Mencumbu istri di selain kemaluan.
1 note
·
View note
Text
AAAAAAAAAAAAAAAAANJINGANJINGANJINGANJINGANJINGNGNGNNGNGNG! MERDE! FAKINGSYIT! CAZZO! JUWIYANCUOOOOOOOOOOOOOOK (dalam hati, tentu, karena kamu enggak suka aku bicara kotor!)
beberapa hal yang menurutku sangat perlu dianjing-anjingin (jangan marah dulu. kau akan mengerti kenapa aku menggunakan terma anjing.)
1. ketika kaupanggil aku untuk duduk di sebelahmu. anjing. menurutku itu PANAS BANGET. kamu ganteng banget waktu kayak gitu. ya biasanya ganteng. tapi waktu kayak gitu, aku salting. 2. ketika kita tatap-tatapan. tapi kayaknya ini aku salting terus, sih. hadeh. diem deh. asuuuu. 70. ketika kita jalan bareng. aku mulai terbiasa jalan sama kamu dan menghapus jarak perlahan. aku suka ngelihat punggungmu. aku suka dipunggungi kamu. aku suka lihat kamu dari samping. bentukanmu tu ok banget bro. sungguh. 4. ketika kaubuka telapakmu dan kaugenggam kepalan tanganku. tapi, kalau ini, kenapa kamu yang salting, bos? 11. BRO PERUT GUE PANAS KALAU INGET BUT HERE’S THE CATCH: when you replied, “would you?” to my “kalau speaking mah harus ada partnernya, li.” adeh BRO DIEM BROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO 6. “bilang ali, ya, kalau pembalut atha habis. ali belikan.” FUCKINGSYIT GW BISA GA HAID 30 HARI AJA BIAR ABIS NI PEMBALUT (abaikan.) 5. ketika kausebut aku cantik. indah. baik. bagus. gemas. lucu. manis. ketika kaubuat aku merasa aku bukanlah aku si upik abu. ketika kauberikan kata-kata itu tanpa perlu aku merajuk dan mencari tahu ujud wanita-wanita sebelumku. ah, anjing, li. what do i do to deserve you, deh ... 8. KETIKA KUTEPUK DAN KURANGKUL KAMU YOOOOOOOW SERU BANGET KITA BESTIE BANGET!!!!!!!! “bersandar aja, tha. nggak apa-apa.” 69. ketika kaugandeng tanganku--padahal beberapa hari lalu, katamu, bukan dambamu untuk bermesraan di kampus. anjing. hehe. aduh. gemetar itu aku, bang. terima kasih sudah haturkan maklummu untuk inginku yang penuh. 100. ketika kuhalau pandangmu dengan tanganku dan malah kaukecup!!!! (ini menurut gue sih anjing level 5 cabe 10 AKU SALTIGN BANGET MAAF PAHAMU KEPUKUL EMANG TOP BAT DAH LU YANG LAEN BENG-BENG ANJENG!)
tidak kutulis semua. setidaknya itu beberapa. semoga aku selalu merindumu. aku tidak berharap, namun kalaupun kita berakhir bodoh, setidaknya kau sudah mengajariku bahwa dicintai selucu ini semenyenangkan itu.
sudah tahu belum kenapa aku berharap ihwal kita perlu dianjing-anjingin? jawab sendiri. bodo amat.
0 notes
Photo
dan buku kecilnya. Kalau aku buat video "What's on my bag?", pasti aku akan mengeluarkan satu barang penting yang terkadang kehadirannya lebih penting daripada dompet yaitu: Buku Kecil. Sebagian orang menyebutnya notebook, diary, buku agenda, buku catatan atau planner. Kalau aku sih sesederhana buku kecil aja, karena sebenarnya nggak ada fungsi yang khusus untuk setiap buku kecil yang aku punya. Buku kecil ini biasanya aku isi dengan journalling, weekly goals atau monthly goals, catatan rapat organisasi dan kepanitiaan, catatan utang piutang, catatan utang puasa ramadhan, quotes inspiratif, catatan siklus haid ataupun tulisan random buat sekadar meluapkan perasaan sedih, marah, senang, dongkol, ataupun malu. Malah waktu di MAN dulu, aku biasa merekam nilai ulangan harian matematika supaya bisa melihat perkembangan nilai yang aku dapatkan setiap kali nilainya dipajang di koridor kelas. Matematika doang emang yang aku pantau, karena langganan re-re-remed. Tahun 2020 udah kelar, alhamdulillah. Thank you 2020 for the journey. Tahun ini buku kecilnya cuma satu, karena awal tahun jarang banget nulis sampai akhirnya ada pandemi dan mulai rajin nulis di buku kecil lagi meskipun nggak setiap hari. Ada satu hal baru yang aku coba kenalkan kepada buku kecil, namanya Morning Page. Aku lupa tepatnya dapat inspirasi ini dari mana. Morning page itu mirip journalling, tapi karena namanya morning ya jadi ditulis hanya ketika pagi hari. Bahkan kalau bisa bangun tidur nih habis baca do'a bangun tidur langsung nulis, kalau habis sholat shubuh juga gapapa. Tujuannya apa sih nulis pagi buta begitu? Kalau yang aku alami setelah nulis morning page adalah perasaan tenang, lebih kalem dalam memulai hari karena biasanya bangun tidur adaaa aja yang dipikirkan (dasar overthinking). Nah, yang dipikirkan itulah hal yang dituangkan dalam buku kecil ini. Jadi ibarat teko yang udah penuh, buku ini menampung pikiran-pikiran itu supaya nggak semrawut. Naaah, sekarang aku mau mengenalkan buku kecil ijo botol ini ke teman-teman barunya yang lain dan tidak bukan adalah buku-buku kecilku sejak SMP. "Welcome to the club, bruh!" (Slide 3) @30haribercerita #30hbc2101 #30haribercerita https://www.instagram.com/p/CJftFj6M9_R/?igshid=1nplycy46u0gk
2 notes
·
View notes
Text
Play Victim sama Masa Lalu
Ceritanya, semalem gue breakdown wakaka.. selain karena mendekati periode haid, penyebab utamanya lebih karena gue capek banget minggu-minggu ini ngepush diri sampe mentok untuk "keluar dari diri gue yang lama". Keluar dari diri gue dalam berbagai hal, di antaranya:
Keluar dari diri gue yang pemalas menuju ketekunan
Keluar dari diri gue yang senang menunda menuju kebiasaan untuk "ayo, harus selesai sekarang"
Keluar dari diri gue yang ngerjain apa-apa selalu lama dan perfeksionis menuju prinsip kerja "done is better than perfect"
Keluar dari diri gue yang abstrak menuju gue yang terstruktur dan bertarget
Keluar dari diri gue yang emosinya selalu naik turun dalam hitungan detik dan moodswingnya kadang sampe level bipolar kata ariz, menuju prinsip "selalu kembali ke titik nol" yang diajarkan bapak gue untuk tidak boleh terlalu senang atau terlalu sedih (yang stabil-stabil aja gitu)
Keluar dari diri gue yang orientasi hidupnya bersenang-senang, menuju orientasi hidup produktif
Keluar dari diri gue yang terlalu sering memaklumi diri sendiri menjadi gue yang lebih mau nge-push diri sendiri dan ga bermanja-manja hidup dalam lingkaran yang nggak akan pernah bikin gue maju
Kemaren, tiba-tiba otak gue mandek gabisa dipake mikir sama sekali, gue duduk 8 jam keknya depan komputer tapi cuman selesai 1 dari 5 target kerjaan hari itu, dan malah buka youtube nyanyi-nyanyi dan nonton indonesian idol, chat dan main sama temen-temen gue. Gue kecewa sama diri gue, pingin marah, pingin sedih, tapi tiba-tiba inget kata-kata temen gue di malam takbiran, bahwa gue terlalu sering play victim sama hidup.
Jadi gue serba salah. Gue punya segudang target, pingin ngepush diri, tapi gue kecapean. Gue stres bete mau nangis tapi terngiang-ngiang kalimat "wila suka play victim". Gue memutuskan untuk tidur tapi digangguin sama ibu gue dan beban gue nambah "anjir gue gapunya ruang privasi di rumah". Makin lah gue play victim. Play victim merasa gue dididik terlalu lembek sama orang tua gue makanya jadi orang yang semales dan se-gapunya-daya-juang ini, dan play victim merasa gapunya ruang privasi sehingga terbentuk jadi orang yang suka meledak-ledak emosinya. Gue tidur membawa seribu emosi yang gue bahkan gabisa keluarin karena otak gue terus menerus mengatakan gue play victim. Gue cape gue stres gue sedih gue kesel gue marah tapi bahkan gue gamau mengakui karena gamau dikatain play victim sama diri gue sendiri.
Gue tidur.
Pagi-pagi, gue subuhan. Ga khusyuk, sambil nangis. Abis salam kanan kiri, gapake zikir gapake astaghfirullah basabasi apakek gitu ye ke, gue langsung nangis. Gue marah-marah gue cerita sama Allah gue ngadu kalo dunia gabisa ngertiin gue. Gue bilang sama Allah gue cape dihakimin. Gue sedih. Gue pengen sedih. Gue marah. Gue pengen marah. Gue cape. Gue wajar cape. Gue stres. Gue wajar stres. Gue kesel. Gue boleh kesel. Gue ulang-ulang terus kalimat-kalimat itu.
Gue bawa-bawa ayat ke-2 surat Al-Ikhlas dan menagih janji Allah bahwa makhluknya boleh ngadu apa aja ke Allah karena Allah tempat mengadu. Gue nagih janji Allah bahwa gue boleh mengadu tanpa dihakimi itu cuman ke Allah. Gue ngadu gue marah gue bilang sama Allah di dunia ini nggak ada yang bisa ngertiin gue. Gue marah-marah gue protes gue bilang sama Allah mereka semua nggak tau apa yang gue rasain, apa yang udah gue laluin sampe di titik ini sehingga gue bisa jadi secengeng ini. Gue marah dan akhirnya gue jujur, gue ga bisa terima dibilang play victim. Nggak bisa. Karena kenyataannya seminggu ini gue udah mencoba lega hati menerima dibilang play victim kemudian gue coba lawan diri gue sekuat tenaga gue selama semingguan ini dan ternyata gue tetep breakdown. I've tried. Tapi ini di luar limit gue. Gue nggak terima. Pokoknya gue marah-marah. Gue nggak terima gue dibilang play victim.
Dan bener, gue lega. Gue merasa Allah dengerin gue sampe gue puas. Gue merasa Allah meluk gue. Allah ga menghakimi gue. Allah memahami apa yang gue rasain.
Terus, setelah gue puas nangis, tiba-tiba mata gue tertuju ke rak buku yang ada di depan gue, depan sajadah gue, menghadap ke gue. Mata gue tiba-tiba fokus sama satu buku yang bapak gue beliin waktu itu suatu malam minggu di margo city, waktu bapak gue merasa ada yang salah dengan kepribadian gue yang terlalu berlapis-lapis dan terlalu people-pleasurer. Bapak gue beliin itu udah lama. Tapi gue males baca. Dan hari ini tiba-tiba.. mata gue gerak aja ke situ, dan baru gue sadar sekarang, Allah lah yang menggerakan.
Judul bukunya, "Berani Tidak Disukai".
Gue membaca itu dengan semangat dendam yang menggebu-gebu semacam "Tuhkan hidup tuh harus berani nggak disukain orang. Jadi diri sendiri aja. Biarin aja orang bilang gue play victim. I've tried my best kok."
Gue baca lah buku itu dengan niat mencari pembenaran.. instead of dapet pembelaan dari ketidakterimaan gue dibilang play victim, gue malah digamparin sama penulisnya.
Ternyata, gue memang play victim.
Jadi, bab 1 buku itu judulnya "Menyangkal Keberadaan Trauma".
Isinya panjang. Intinya, penulis bilang, kebanyakan teori psikologi (termasuk punyanya Sigmund Freud, psikolog terkenal) menjelaskan tentang gimana karakter kita saat ini dibentuk oleh masa lalu kita, lingkungan kita, pola didik orang tua kita, dan faktor-faktor eksternal lainnya. Teori itu disebut Teori Sebab-Akibat (ada nama ilmiahnya gue males nulis susah guys). Teori sebab akibat itu menjelaskan bahwa karakter kita saat ini adalah akibat dari faktor-faktor eksternal di masa lalu kita yang berperan sebagai sebab.
Tapi, penulis di buku itu memperkenalkan teori bantahan, punya psikolog Australia namanya Adler, yg tadinya adalah rekannya Freud tapi nggak setuju sama teori sebab akibatnya Freud. Menurut Adler, Teori Alat dan Tujuan lebih cocok menjelaskan keadaan kita sekarang.
Contohnya, pada kasus gue yang pemales. Kalo kita adopsi teori sebab-akibat punya Freud dan kebanyakan psikolog, gue akan bilang,
“gue pemales (akibat) karena orang tua gue selalu mendidik gue dengan begitu banyak permakluman dan memanjakan gue dalam hal rajin/tidaknya gue (sebab).”
Atau,
“gue cengeng (akibat) karena gue punya begitu banyak masalah keluarga & ekonomi yang membuat gue capek untuk tegar (sebab).”
Sementara kalo pake teori alat & tujuan punyanya Adler, gue harus mengakui bahwa,
“gue menciptakan segudang rintangan, segudang alasan, segudang sanggahan (alat) supaya bisa tetap bermalas-malasan (tujuan).”
Atau,
“gue menyalahkan didikan orang tua gue (alat) untuk membenarkan diri gue untuk tetap bermalas-malasan (tujuan).”
Atau,
“gue menciptakan kesedihan-kesedihan dan permasalahan-permasalahan (alat) untuk bisa tetap menjadi cengeng (tujuan).”
Gue tadinya nggak terima dong, sama kayak pemuda yang lagi berbincang sama filsuf di buku ini. Ya, jadi gue lupa bilang bahwa buku ini dikemas dalam format dialog antara seorang pemuda yang suka play victim dengan filsuf yunani yang suka banget sama konsep psikologi Adler.
Sama kayak si pemuda, gue bertanya-tanya: ngapain juga gue menjadikan "tetap malas" dan "tetap cengeng" sebagai tujuan gue? Ya enggak lah. Jelas-jelas gue mau berubah, tapi susah. Sama kayak pemuda di buku itu gue ga terima.
Si pemuda di buku nanya, sambil emosi.
"Gue jelas-jelas pengen berubah, tapi nggak bisa. Kok lo malah bilang gue sengaja pengen ga berubah?"
Persis kayak yang ada di otak gue, gue juga membatin "lah gue bener-bener pengen berubah jadi rajin cok, pengen jadi ga cengeng. Tapi nggak bisa. Kok bisa-bisanya doi bilang menurut teori Adler 'tetap malas' dan 'tetap cengeng' itu tujuan gue?"
Terus kata si filsuf, intinya:
Meskipun kepribadian gue sekarang membuat gue banyak nemu kesulitan-kesulitan kecil (contohnya ya gue jadi sering susah sendiri karena gue pemales & cengeng), tetep aja secara ga sadar gue tetep berpikir bahwa punya gaya hidup kayak gini (pemales & cengeng) itu paling praktis. Secara nggak sada gue mikir lebih gampang untuk ngebiarin aja keadaannya begitu, apa adanya.
(Btw, teori Adler lebih suka nyebut ‘watak’ sebagai ‘gaya hidup’)
Menurut si filsuf dan teori Adler, secara ga sadar gue berpikir bahwa kalo gue tetep dengan gaya hidup kayak gini, ibaratnya gue lebih gampang ngadepin peristiwa dan kejadian yang gue temuin sehari-hari, dan bisa lebih mudah nebak respon tindakan orang lain ke gue karena gue udah sangat mengenal pola alur hidup dengan gaya hidup seperti ini. Intinya gue udah nyaman dengan pola hidup seperti ini, semuanya ketebak sama gue, gaada kaget-kaget, gaada nebak-nebak.
Kalo kata si filsuf,
"Bisa dibilang ini seperti mengendarai mobil tua kesayanganmu. Mobilmu mungkin sedikit berderak, tapi kau bisa memperkirakannya dan mengambil manuver dengan mudah. Di sisi lain, kalau kau memilih gaya hidup yang baru, tidak ada yang bisa memprediksi apa yang mungkin terjadi dengan dirimu yang baru, atau mengetahui cara menghadapi berbagai peristiwa yang akan muncul. Sulit untuk melihat jauh ke depan, dan hidup akan dipenuhi dengan kekhawatiran. Hidup yang lebih menyakitkan dan tidak bahagia mungkin sudah menunggu di depan. Sederhananya, manusia banyak mengeluhkan keadaannya, tapi lebih mudah dan lebih aman bagi seseorang untuk menjadi dirinya apa adanya."
"Ketika mencoba mengubah gaya hidup, keberanian kita diuji. Ketidakbahagiaanmu tidak bisa disalahkan pada masa lalu atau lingkunganmu, tapi tidak juga berarti kau tidak punya kemampuan. Kau hanya kurang berani."
Ya, jadi play victim sama masa lalu adalah sarana pembenaran dari orang-orang yang kurang berani keluar dari dirinya.
Jadi ternyata gue emang play victim.
Own it aja, Wil. Kata si filsuf, yang penting itu di titik ini. Biarin aja masa lalu gimana. Yang penting sekarang, di titik ini, waktu lo udah tau lo salah, next apa yang akan lo lakukan?
PS: Allah selalu bisa tahu cara nasehatin gue yang keras kepala tanpa membuat gue merasa dihakimi.
Depok, 30 Mei 2020
5 notes
·
View notes
Text
Ibu itu
Ibu itu mengajarkanku
walaupun aku tahu dia tidak seramah itu sebenarnya. Dia stres berat, dan bisa saja beberapa kali marah.
Terbukti..bertanya sedikit saja, dia cerita ke mana-mana.
Ibu itu punya anak. Yang terakhir, usianya sudah dua puluh tiga, ternyata menderita downsyndrome. Anaknya tidak mau sekolah. Setiap hari ibu itu harus membersihkan BAB dan BAK nya sendiri. Kalau haid (maaf) tidak mau pakai softek. Suka dilempar2 ke luar jendela katanya.
Anak2 ibunya yg lain pun sudah menikah, sementara suami ibunya pun sudah tidak ada.
Ibu itu sakit darah tinggi--dan mengarah ke jantung.
Tidak perlu ditanya lagi kan alasannya kenapa?
Iya,
Ibu itu benar-benar mengajarkanku. Hari ini. Ketika dia berterimakasih dengan semua penjelasan yang aku berikan, tersenyum, lalu pergi.
Shf| Yogyakarta, 25 Juni 2020
1 note
·
View note
Text
MEMAKSIMALKAN AMAL BAGI WANITA HAID DI BULAN RAMADAN
Assalamualaikum..
🌸 Halo moms, memasuki hari kelima Ramadan, semoga masih dan makin semangat untuk meningkatkan amalan kita.
🌸 Moms, sudah menjadi sesuatu yang wajar ketika wanita tidak bisa full berpuasa di Bulan Ramadan karena haid atau menstruasi. Nah pernah nggak ngerasa, setelah selesai masa menstruasi, semangat beribadah jadi down karena sudah "keenakan libur". Nah padahal moms, Bulan Ramadan itu tidak hanya dikhususkan bagi orang yang tidak mengalami haid. Orang yang sedang haid pun, pahala atas kebaikannya tetap akan dilipatgandakan lho.
🌸 Tapi, kan ibadahnya jadi nggak banyak yang nggak bisa 😭. Betul. Justru itulah "tantangannya." Bagaimana agar wanita yang sedang haid, tetap bisa memaksimalkan amalnya di Bulan Ramadan.
🌸 Yang pertama harus dipahami nih moms, haid itu bukan dosa. Bukan aib. Bukan kesalahan. Maka, jangan dikambinghitamkan. "Gara-gara lagi haid nih aku jadi nggak bisa tarawih. Gara-gara lagi haid nih aku nggak bisa khatam Alquran." Tentu kita pernah yaa mendengar orang bilang begitu. Di sisi lain, haid juga bukan "momen kebebasan" yang bikin kita jadi bertindak semuanya. "Aku kan lagi haid. Jadi aku bebas makan siang di mana aja. Aku kan lagi haid, jadi boleh ghibah."
🌸 Heemm bukan seperti itu yaa moms. Haid adalah rahmat dari Allah, sebuah karunia dari Allah yang tidak bisa kita atur sendiri. Maka, tidak perlu berlebihan "menyesali" datangnya haid di Bulan Ramadan, dan fokus pada aktivitas positif yang bisa kita kerjakan, agar vibrasi Ramadan tidak hilang walaupun kita sedang haid.
🌸 Lalu, amalan apa saja yang bisa dilakukan wanita yang sedang haid di Bulan Ramadan?
1. Tetap bangun sahur Agar kita tidak terlena dengan waktu dan suasana Ramadan tetap terasa, tidak ada salahnya kita tetap bangun sahur seperti hari-hari lain di Bulan Ramadan. Kita bisa mengisi waktu dengan membantu menyiapkan sahur, atau berzikir.
2. Mendengarkan bacaan Alquran Walaupun tidak diperbolehkan bertilawah, namun wanita yang sedang haid diperbolehkan untuk menyimak bacaan Alquran. Maka waktu yang biasa dialokasikan untuk membaca Alquran, bisa diisi dengan menyimak bacaan Alquran
3. Selalu berzikir Jangan biarkan bibir kita tidak basah oleh lafaz zikir. Walaupun tidak boleh bertilawah, kita bisa menggantinya dengan berdzikir.
4. Menyiapkan sahur dan buka untuk yang sedang berpuasa Perempuan yang haid bisa mendapatkan pahala puasa dengan memberi makan orang yang berbuka puasa.
Rasulullah Saw bersabda “Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala dari orang yang berpuasa itu sedikit pun. (HR. Tirmidzi)
5. Tetap menjauhi larangan ketika sedang berpuasa Walaupun tidak berpuasa, bukan berarti kita bebas melakukan apa pun. Kita tetap harus menjaga akhlak kita, seperti menjauhi ghibah, marah, dan lain-lain.
6. Meringankan pekerjaan orang yang sedang berpuasa Kita bisa membantu orang yang sedang berpuasa. Misalnya mencucikan piring, antar jemput ketika ia tidak ada kendaraan, dan lain-lain.
7. Perbanyak sedekah Dari Anas, ia berkata: Rasulullah Saw ditanya “Puasa apakah yang lebih utama setelah Ramadhan? Rasulullah Saw bersabda (puasa di bulan) Sya’ban untuk mengagungkan Ramadhan, lalu sedekah apa yang paling utama? Sedekah di bulan Ramadhan” (HR. Tirmidzi)
Hadis di atas menjelaskan pada kita bahwa kita harus mengoptimalkan amalan di Bulan Ramadan.
🌸 Masih ada banyak amalan yang bisa kita lalukan di Bulan Ramadan. Kuncinya, kuatkan tekad untuk mencari celah beramal, walau sedang dalam keadaan haid.
🌸 Sekian materi kali ini. Semoga bermanfaat. (rm)
🌷SUPERMOM's NOTE🌷 Edisi #ramadanseru 9 Mei 2019
🔖 Email : [email protected] 🔖 Fanpage FB : https://web.facebook.com/supermomwannabefanpage/ 🔖 Twitter : https://twitter.com/supermom_w 🔖 Instagram : https://www.instagram.com/supermom_w/ 🔖 Tumblr : http://supermomwannabee.tumblr.com/ 🔖 WhatsApp: http://bit.ly/supermomwannabe
63 notes
·
View notes
Text
youtube
Sepekan ini sedang sulit sekali nangis beneran, nangis yang bukan kebawa suasana ketika doa gitu, nangis beneran karena samting gitu.
Kenapa ya? Apa karena tidak ada yang aku tahan atau sesali? Masa sih udah jadi se ikhlas itu, gak percaya gue wkwk.
Ingin nangis karena aku percaya sebuah postulat sederhana:
Pada setiap period haid, rasa sakit akan muncul pada satu dari dua hal. Kalau bukan sakit di fisik, ia akan menyakiti psikis.
DI TITIK INI GUE UDAH KESEL.
Gak nyelo bgt ya :'(
Astagfirullah ini bener bener super sakit, belum pernah seumur hidup sakit haid sampe minum mefenamic acid demi meredakan sakitnya :'(
Berdasarkan postulat itu, aku menyimpulkan bahwa rasa sakit ini timbul karena aku menahan aliran emosi yang seharusnya turut membawa rasa sakit ini :'
Belakangan cuma makin males aja marah marah, gak guna juga. Males juga nangisin hal yg gak punya makna apa apa. Jadilah aliran perasaan cuma bahagia dan datar.
Maka dari itu aku play lagu lagu menye menye demi membangkitkan rasa sedih, selain dari inget keluarga dan hal hal berat lainnya, kalo itu nanti nangisnya gakan beres beres :')
Semoga rasa sakit hari ketiga ini cepat berlalu, dan besok bangun dengan lebih.... Merasa seperti manusia :'3
2 notes
·
View notes
Text
Orang tua hebat
Berikut merupakan reminder untuk saya yang suka berpikir gamau punya anak karena takut ndak bisa ndidik dengan baik. Tapi beruntungnya, saya punya ibu yang memberikan pemahaman bahwa 'sayang banget kalau gak punya anak nanti ndak bisa doain kita pas meninggal' dan pembicaraan mengenai anak sudah dimulai sepagi ini dengan si kakak.
------------------------------------------------
[Profil Ortu Hebat dalam Al-Quran]
Kajian Ahad Pagi | 27 Januari 2019 @MUI | oleh Ust. Bendri
-Ketika ada anak datang ke majelis ilmu, Rasul sangat mengistimewakannya sehingga disambut dengan kata _Marhaban ya tolabul ilmi (Selamat datang para penuntut ilmu). Kata Marhaban setingkat lebih tinggi dari kata ahlan wa sahlan. Marhaban digunakan untuk menyambut sesuatu yg istimewa, misal bulan suci Ramadhan, Marhaban ya Ramadhan dll. Sedangkan ahlan wa sahlan untuk menyambut orang yg biasa saja bahkan yg tidak kita harapkan kehadirannya. Biasakan anak sedari kecil ikut majelis2
- hebat dalam judul yg dimaksud berarti sesuai dengan ketetapan/standar yg diberikan Allah dan Rasul-Nya. Sehingga perihal mengurus anak juga perihal mencocokkannya dengan ketetapan/standar Allah.
-Mengurus dan mendidik anak bukan hanya perihal hasil namun proses. Contoh: Nabi Nuh, anaknya kafir namun beliau telah berusaha mendidiknya agar masuk Islam. Contoh lain, minum pil kb biar ga haid saat haji biar bisa tawaf, ustad bendri tidak menganjurkan karena haid merupakan takdir yg diberikan Allah kpd wanita. Ibadah bukan hanya menaati perintah tapi juga patuh pada larangan-Nya. Asal tetap diniatkan ingin salat tapi qadarullah haid, tetap ada pahalanya.
-Tugas utama orang tua adalah untuk KADERISASI IMAN
▪Wasiat sepanjang hayat: QS. Al-Baqarah:133
Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya'qub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail, dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya."
Harusnya saat ortu kita meninggal yg mereka khawatirkan kepada anaknya adalah tentang "Siapa yg dia sembah setelah kami tidak ada?"
▪Visi akhir sebuah keluarga = *Berkumpul bersama di surga-Nya*
dalam QS Ath-Thur: 21
"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya."
-Setiap ortu jangan lalai 'memanusiakan' anaknya dalam menyembah Allah. Memanusiakan di sini berarti menjelaskan tugas pokok sebagai manusia, beribadah.
-Tanda pengasuhan yang benar apabila visinya AKHIRAT ORIENTED
Klo engga, nanti salah tujuan berkeluarganya, salah metode pengasuhan dll. Contoh: ibu yang sedih melepas anaknya ke pesantren, harusnya engga. Contoh teladan lain, kisah Nabi Ibrahim yg meninggalkan istri dan anaknya di padang tandus, tidak ada pepohonan, air pun sulit namun dekat dengan Ka'bah. Allah ingin mendekatkan mereka dekat dengan tempat ibadah. Prinsip ini juga akan berlaku nanti ketika kita akan memilih tempat tinggal, memilih sekolah anak, memilih jodoh dll.
-Jika jarak dan waktu memisahkan kita (untuk kerja, menuntut ilmu, dan alasan syari lainnya) itu gpp asal jangan sampai kita berpisah di akhirat :"(
-So, tujuan mendidik anak= ngumpul bareng di surga
-Balasan untuk ortu hebat di dunia
1. QS Furqan:74 _"Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."_ Menjadi _qurrota a'yun_ (penyejuk hati). Ini merupakan buah dari keimanan. Iman buahnya akhlak.
_Ada sebuah kisah seorang bapak yang memiliki 3 orang anak. Anak ketiga menderita down sindrom. Sang ayah tidak bisa terima, kecewa dan marah termasuk pada istrinya. Dia menerima tawaran kerja di Singapura sebagai bentuk penghindaran thd anaknya tsb. Ia hanya pulang setiap 6 bulan sekali dan segera kembali ke bekerja tanpa memberi perhatian lebih pada anaknya. Hingga pada saat dia pulang dan anaknya sudah berusia 11 tahun, anak tsb datang ke kamar ayahnya membawakan kopi kesukaannya, memijit kakinya bahkan melantunkan asmaul husna untuk ayahnya. Setelah mengikuti kajian dan tersada, ayahnya segera pulang dan memeluk anaknya. Ia menyesal karena harusnya dialah yg mengurus anaknya bahkan membacakan asmaul husna untuk anaknya juga, bukan sebaliknya. , apalagi oleh anak yang memiliki keterbatasan. Dan anak itulah qurrata a'yun :")_
2. H.R Ahmad Al-Baihaqi "Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat derajatnya di surga, maka ia pun bertanya" bagaimana ini bisa untukku?" maka dikatakan "disebabkan anakmu beristighfar (memohon ampunan) untukmu"
-Bagi orang muslim, anak adalah aset bukan beban.
-Ada sebuah kisah kakak beradik di luar negeri yang saling menggugat di pengadilan memperebutkan hak untuk mengasuh ibunya. Sang kakak adalah PNS dengan waktu terbatas namun berpenghasilan besar dan adiknya pengusaha yg memiliki waktu lebih fleksibel. Akhirnya hak asuh jatuh pada adiknya namun dibiayai oleh kakaknya, dan mereka merasa itu adil.
----------------------------------------------
Profil Orang Tua Hebat Dalam Al-Qur'an
*3 ukuran ketangguhan anak : ketangguhan menghadapi masalah/tidak cengeng, ketangguhan mengendalikan syahwat, ketangguhan menahan marah*
1. tugas utama org tua : kaderisasi iman.
- Mengajak dan menyadarkan anak bahwa tugas utama adalah ibadah.
- Contoh : mengajak anak bangun pagi utk subuhnya tepat waktu, bukan biar ga terlambat sekolah.
- Wasiat sepanjang hayat : QS Al-Baqarah : 133
- Visi Akhir : Bersama menjejak surg : QS Ath-Thur : 21. Mari liburan abadi bersama keluarga kita di surga. Pastikan kita semua pegang tiketnya, tiketnya adalah iman.
- pertemuan di akhirat adalah pertemuan yang pokok, maka bisa jadi akhirnya pertemuan-pertemuan di dunia akhirnya menjadi terpisah. Kalo kita di dunia terpisah, gapapa. Tapi pastikan kita tidak terpisah di akhirat. Sungguh itu keterpisahan yang paling menyakitkan.
2. Kalo kita pake rizki Allah utk hidup, pasti cukup. Tapi kalo kita pake untuk gaya hidup, mungkin ga cukup. Yang buat jadi ga cukup itu gaya hidup yang tidak proporsional.
- QS. Ibrahim : 37 --> dari kacamata manusi, kita akan melihat tega banget ibrahim melakukan itu. Tapi bukan itu, Ibrahim meninggalkan anak dan istrinya di padang pasir agar dekat dengan rumah Allah.
3. Jangan sepelekan memilih tempat tinggal karena anak akan tumbuh bertahun-tahun disana. *Manusia itu adalah anak-anak dari lingkungannya*. Sebodoh-bodohnya kita mendidik anak, anak bisa selamat karena ada di lingkungan yang baik.
4. Balasan ortu hebat
Qs al-furqon : 74
Qurota ayun hanya akan terpenuhi jika pengenalan akan iman nya baik. Qurota ayun bukan pandangan fisik. Tapi kecemerlangan akhlak.
Kisah bapak2 di kajian singapura yang nangis di pojokan, punya anak down syndrome, yang membacakan asmaul husna. Disitulah tersadar tentang makna qurota a'yun. Ayahnya takut ga dapet tiket surga untuk ketemu lagi sama anaknya, sementara sang anak sudah dapat tiket surga.
4. Sesunnguhnya ada orang yang diangkat derajatnya disurga. Udh masuk surga, tapi masih diangkat derajatnya. Bagaimana bisa?
Jawabnya, *hal ini adalah karena doa dan permohonan ampun dari anakmu*
5. Ada kisah, seorang manusia disiksa di alam kubur oleh malaikat zabaniyah, tiba2 siksaannya dihentikan oleh malaikat. Jawab malaikat, *tersebab doa anakmu maka Allah hentikan hukuman untukmu*
6. Di jepang, ada kisah seorang ibu ditinggal di hutan sama anaknya. Dan beberapa tahun ke depan ditemukan rangka nya.
Di qatar, ada kakak-beradik saling menggugat dipengadilan, bukan perihal warisan. Tapi memperbutkan hak asuh mamah nya.
7. Jika kita pakai kacamata agama, anak akan memandang orang tua sebagai aset yang harus diperjuangkan ridhonya dalam birul walidain. Bukan beban. Dan orang tua akan memandang anak sebagai aset untuk dididik membentuk sebaik-baiknya iman. Bukan beban.
8. Anak yang masa keciknya iseng, kekak saat dewasa memiliki ikatan yang lebih akrab. Dibanding yang kecilnya diem diem santun jaim.
9. Kalo anak lagi riweuh-riweuhnya main, rusuh, berisik dan berantakan, biarin aja. Jangan dibawa stress. Buat kopi, lalu nikmati. Anggap saja parade festival yang kelak akan kita rindukan di masa tua.
4 notes
·
View notes