#makna tadarus di bulan ramadhan
Explore tagged Tumblr posts
manhattancoolid · 7 months ago
Text
Tadarus Alquran Di Bulan Ramadhan 2024
Keutamaan Hari ke-24 puasa Ramadhan Orang yang berpuasa pada hari itu akan mendapat pahala seribu orang yang sakit.
0 notes
serangkairasa · 3 years ago
Text
Satu hari di bulan Ramadhan
Ramadhan kali ini aku mulai dengan ucapan segala puji bagi-Nya karena Allah sampaikan umurku bertemu kembali dengan bulan yang memberikan kesempatan bagiku memperbaiki kualitas hubunganku dengan Rabb-ku. Tak banyak hal yang kupersiapkan tahun ini, hanya harapan semoga aku bisa meresapi makna bukan sekedar euphoria.
Semalam, tidurku kurang pulas karena memikirkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi esok hari. Besok pagi adalah hari pertama pelaksanaan Program Pesantren Kilat di sekolahku. Ini adalah pengalaman pertamaku sebagai guru untuk memimpin program yang dilaksanakan secara rutin pada bulan ramadhan. Ku langkahkan kaki pagi itu dengan penuh harap anak-anak dapat mengambil pelajaran dari setiap rangkaian kegiatan yang sudah direncanakan. Alangkah bahagianya aku pagi itu, anak-anak sudah berbaris rapi di depan gerbang dengan menggunakan pakaian muslim terbaiknya sembari menyapaku “Ibu aku sudah siap mau sanlat, ini sudah bawa alat solat dan iqro. Sudah wudhu juga di rumah”. Seketika aku merasa bersalah karena sempat suudzon tentang pandanganku terhadap anak-anak generasi saat ini yang sudah kehilangan minatnya terhadap hal berbau keagamaan karena berbagai berita yang kubaca di social media, nyatanya mereka dengan senang hati melakukan hal-hal yang aku anjurkan. Mendengar mereka bercerita, melihat mereka berkegiatan dan berinteraksi dengan teman lainnya memunculkan gambaran jelas tentang ramadhanku ketika masih berusia belasan. Ramadhan yang selalu memberi kesan menyenangkan karena banyak hal yang bisa aku lakukan bersama teman-teman; buka bersama, ngabuburit, tadarus, i’tikaf, tarawih, dan kegiatan lainnya.
Usiaku yang masih belasan mungkin belum bisa memahami apa yang membuat ramadhan berbeda dengan bulan lainnya selain waktu intensitas bermain dan tidurku lebih banyak, tapi ketika usiaku sudah beranjak dewasa aku mulai memaknainya sebagai keindahan dan kebersamaan yang mungkin hanya dapat terjadi pada bulan Ramadhan. Semoga Allah mempertemukanku dengan ramadhan berikutnya.
4 notes · View notes
setiyadewi · 5 years ago
Text
Khatam atau Paham?
Barangkali pertanyaan yang sering muncul di kepala apalagi di Bulan Ramadhan.
Pertanyaan yang sama juga pernah muncul di benakku beberapa tahun silam. dan ketika itu rasanya aku pernah mendapat suatu jawaban yang kurang lebih begini :
“mengkhatamkan dan memahami keduanya harus dilakukan. tapi alangkah baiknya di Bulan Ramadhan ini diperbanyak membaca dan mengkhatamkan Al Quran, tadabbur dan memahaminya sebaiknya sudah kita lakukan di bulan selain Ramadhan.”
tapi sayangnya aku lupa mendengar jawaban itu dari mana :((( tentu tidak bisa dijadikan pegangan ya berarti.
hingga akhirnya Ramadhan kali ini muncul beberapa postingan membahas hal itu.
yang pertama kali kudengar yaitu postingan dari seseorang yang mengambil dari kajian Habib Ali Al-Jufri, seorang Habib dari Uni Emirat Arab. Beliau mengatakan bahwa mengkhatamkan memang bagus menetapkan minimal 1 juz atau lebih. tapi jangan sampai mementingkan kuantitas daripada makna dan esensinya. Bahkan beliau mengatakan bahwa “jika anak saya tumbuh menjadi pecinta Al-Qur’an lebih saya cintai dari penghafal Al-Qur’an tanpa ada rasa cinta.”
Aku pun mendengarkan kajian Ust. Muhammad Nuzul Dzikri yang nasihatnya diambil dari Syekh Sulaiman Ar-Ruhaily juga ditambah referensi lain. Beliau mengatakan bahwa dalam hal ini kita seharusnya memiliki dua agenda, yaitu agenda mengkhatamkan dan mentadabburi. keduanya harus berjalan beriringan. namun jika dalam kondisi yang mengharuskan kita memilih salah satu, maka pilihlah mengkhatamkannya atau dalam artian membaca sebanyak-banyaknya. bahkan Imam Syafi’i di Bulan Ramadhan mengkhatamkan Al-Qur’an duakali dalam sehari.
Terakhir aku mendengar dari Abi Quraish Shihab yang diposting di akun Mbak Nana. Menurut Abi, tadarus itu berarti membaca berulang-ulang antara dua orang atau lebih hingga paham. Membaca 10 ayat dalam sehari atau sebulan tapi paham itu lebih bagus daripada tamat membaca Al-Qur’an tapi tidak paham. Sahabat-sahabat Nabi pun belum berpindah ayat jika belum paham betul ayat sebelumnya.
Kurang lebih begitulah rangkuman kajian yang saya dengarkan. Dua-duanya memang baik dan memang lebih baik dilakukan duaduanya :)) kalau boleh menambahkan, saya setuju dengan memiliki perasaan cinta sebelum melakukan ibadah apapun, salah satunya membaca pun mentadabburi Al-Qur’an. Jika cinta itu sudah hadir. Betapa nikmatnya membaca dan mentadabburi nya bahkan akan membuatmu tidak lagi sadar berapa banyak lembaran-lembaran KalamNya yang telah kau habiskan.
Semarang, 5 Mei 2020
2 notes · View notes
yeselnino · 6 years ago
Text
Innamal A'malu Binniyat
Tumblr media
Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah
benarkah ? 
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ
“Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tasbih, amalannya dilipat gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni.”
Kalau tidak salah seperti itulah yang sering kita dengar ketika kita ada kajian-kajian kultum ataukan ceramah di bulan Ramadhan. Waktu itu pertama kali saya dengar adalah waktu sekolah dasar saat pelajaran agama islam, gestur saya saat mendengar ini hanya mengangguk -angguk meng-ya-kan sembari membayangkan nanti pulang sekolah langsung ber-ibadah (read:tidur). Lucu memang pola pikir waktu itu sederhana, Kalau tadarus dan tidur sama-sama dapat pahala, ya mending pilih tidurlah hehe.
Mulailah ternyata beberapa kajian-kajian yang terfokus untuk membahas dalil-dalil yang beredar selama bulan puasa diadakan dan salah satunya yang saya ingat adalah hadist tentang tidur di bulan ramadhan ini.
Dari yang saya dapat dulu hadist ini termasuk hadist yang dhoif (lemah) sehingga untuk dijadikan dasar ibadah kurang kuat. Kemudian dalam kajian itu membahas kembali bahwa hadist yang dhoif tersebut dapat dibawa maknanya menuju makna yang banar. 
An Nawawi (dlm Syarih Muslim) "Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”
Maka dalam kajian tersebut saya dapat mengambil kesimpulan bahwa memang tidur bernilai ibadah akan tetapi tergantung dengan niat yang kita benamkan. Jika kita tidur hanya untuk bermalas-malasan selama puasa maka tidur tersebut hanya sekedar tidur yang tak bernilai pahala, tapi jika kita tidur dengan niatan agar kuat menjalani ibadah di malam hari shalat tarawih atau sholat tahajud maka inilah yang bernilai ibadah.
Jadi “Innamal a’malu bin niyaat”, setiap amal tergantung dari niatnya. 
1 note · View note
ridwanltd25 · 3 years ago
Text
Dari Budaya Hingga Kembali Ke Fitri
Momen bulan Ramadhan akan segera berakhir. Pada sampai hari ini, menyisakan dua hari yang berharga untuk menuntaskan bulan yang penuh berkah ini. Sebelumnya, kita mungkin telah disibukkan dengan kegiatan bukber (buka bersama), baik dengan teman yang levelnya akrab hingga yang tidak terlalu akrab pun telah mengadakan kegiatan tersebut. Entah terlepas dari hanya wacana ataupun terealisasi. Kita juga telah disibukan dengan kegiatan amalan di bulan Ramadhan, seperti tadarus, sholat terawih, pengajian, bersedekah,dan lain sebagainya. Semua hal itu menjadi bermakna karena bertepatan dengan vibes ramadhan.
  Indonesia sendiri ketika memasuki bulan ramadhan, juga mempunyai budaya atau tradisi yang tidak bisa dilepaskan. Baik kegiatan itu berupa menyambut bulan ramadhan, menjalankan bulan ramadhan, serta nanti menjelang hari raya idul fitri. Wilayah Jawa mempunyai tradisi di bulan ramadhan, salah satunya yang ada di Surakarta yang dinamakan tradisi selikuran (tradisi menyambut serta menjalankan malam ke 21 bulan ramadhan). Selain dari sisi budaya, dengan kondisi yang sudah mulai normal pasca merebaknya pandemi covid-19, terdapat pasar ataupun bazar dadakan yang khusus diadakan di bulan ramadhan. Hal itu menjadi referensi bagi masyarakat untuk datang dan menikmati semarak bulan ramadhan.
  Pada menjelang akhir ramadhan, berita di televisi, internet, koran memberitakan salah satu fenomena yang menjadi khas di Indonesia, yups yaitu mudik. Fenomena itu telah menjadi headline dalam beberapa waktu belakangan ini, seiring telah menjadi tradisi utama dalam menjelang hari raya serta ditambah kondisi dua tahun sebelumnya tidak diperbolehkan bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan mudik. Sehingga masyarakat kali ini mulai memanfaatkan momentum mudik ini.
  Secara makna, mudik berarti proses mengembalikan diri ke arah kebeningan hati, kedamaian laku, dan kepedulian terhadap persoalan kehidupan. Kemudian istilah itu adalah perkembangan dari kata “udik” yang disebutkan oleh Kuntowijoyo sebagai sebuah kesadaran balik. Artinya setelah manusia itu mengalami perjalanan yang panjang tentang mencari pengalaman, maka nantinya akan kembali kepada kesadaran sebagai jati diri manusia sebelumnya. Hal ini kemudian disimbolkan yaitu “udik” adalah desa atau kampung. Maka jika dikaitkan dengan anomali siklus penduduk, maka momentum lebaran atau hari raya menjadi massa ketika orang-orang akan kembali ke kampung halaman untuk mengembalikan jati diri sebagai manusia, sebelum nanti kembali lagi ke kota untuk mencari pengalaman hidupnya kembali.
  Setelah fenomena mudik, maka ketika hari raya datang pun mulai bermunculan tradisi atau istilah budaya yang menarik. Salah satu yang muncul adalah tradisi sungkeman. Secara arti, sungkeman berarti sujud, sebagai tanda bakti atau hormat. Biasanya, dilakukan oleh orang muda terhadap orang yang lebih tua sebagai tanda hormat dan juga permohonan maaf. Hal ini kemudian dijelaskan dalam sikapnya, yaitu duduk bersimpuh sambil mencium tangan orang yang lebih tua.
Kemudian momentum hari raya juga dilengkapi dengan ketupat serta opor ayam. Bahkan dalam momentum lebaran, kepolisian pun membuat program “ Operasi ketupat” untuk mengamankan kondisi arus mudik dan balik lebaran. Ternyata antara ketupat dan opor ayam mempunyai hubungan yang lekat dengan hari raya lebaran. Ketupat memiliki filosofi di masyarakat (terutama di Jawa) yaitu perwujudan kiblat papat limo pancer. Arti tersebut adalah bentuk ketupat yang merupakan belah ketupat menggambarkan simbolis memiliki empat arah mata angin, yaitu barat, timur, utara, dan selatan. Namun dari arah mata angin utama tersebut terdapat satu pusat yang dinamakan sebagai kiblat. Hal itu sesuai dengan agama islam, bahwa kiblat merupakan arah untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT. Hal itu memberi arti bahwa seberapa jauh manusia akan pergi, maka nantinya akan kembali kepada Sang Pencipta, yaitu Allah SWT.
  Selain itu, isi dari ketupat pun juga memiliki filosofi yaitu beras sebagai lambang kemakmuran, sedangkan warna putihnya adalah simbol kebersihan atau kesucian hati. Maka dapat disimpulkan bahwa ketupat memiliki arti sebagai keseimbangan menuju kemakmuran, yang isinya adalah membersihkan hati dan jiwa untuk memulai kembali lembaran yang baru. Ada juga interpretasi lain yaitu bahwa ketupat merupakan singkatan dari “ngaku lepat” atau dalam artinya yaitu ungkapan mengakui kesalahan.
  Setelah ketupat, maka pasangannya adalah opor ayam yang juga memiliki makna filosofis. Opor yang terbuat dari santan memiliki arti pangapunten atau ungkapan permintaan maaf. Sehingga apabila dipadukan dengan ketupat adalah sebagai ungkapan permintaan maaf atas kesalahan yang telah dilakukan.
   Dari situlah, kita dapat mengambil momentum ramadhan dan hari raya idul fitri sebagai sebuah jalan berpikir bagi manusia untuk menjadikan kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat untuk hal yang ada di sekitarnya. Sesuai juga dengan makna hari raya idul fitri , yaitu manusia setelah melaksanakan puasa dan ibadah di bulan ramadhan, akan lahir menjadi manusia yang suci atau dalam keadaan fitrah di hari raya lebaran.
  Semoga kita di tahun-tahun yang akan datang, diberikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan ramadhan oleh Allah SWT.
 Amiin
  Sumber :
Bambang Soebyakto.2011.Mudik Lebaran (Studi Kualitatif).Jurnal Ekonomi Pembangunan.9(2):61-67.
Dipna,Putsantara.”Sungkem Lebaran Bahasa Jawa: Arti dan Kata”. Tirto.id, 27 April 2022, https://www.google.com/amp.tirto.id/sungkem-lebaran-bahasa-jawa-arti-dan-kata
Tim CNN Indonesia.”Makna Ketupat dan Opor Ayam di Hari Lebaran”.CNN Indonesia,13 Mei 2021, https://www.google.com/amp/s/www.cnnindonesia.com/makna-ketupat-dan-opor-ayam-di-hari-lebaran
0 notes
khairinnas · 3 years ago
Text
Keutamaan Membaca Al-Quran
Para ulama menyampaikan bahwa bulan Ramadhan adalah Syahrul Quran yaitu bulannya Al-Quran. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 185
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ
Artinya:
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Al-Quran,kitab yang mulia, firman Allah yang istimewa sehingga Allah tidak sembarangan memilih waktu, tempat, dan kepada siapa dititipkan. Al-Quran dibawa oleh malaikat terpilih yaitu Jibril a.s kemudian diturunkan kepada manusia terpilih Rasulullah SAW, diturunkan di Makkah tempat yang mulia dan bulan Ramadhan yaitu bulan yang mulia, tentunya ini menunjukkan istimewanya Al-Quran.
Salah satu kebiasaan di bulan Ramadhan ini yang juga merupakan bagian dari keistemewaan Al-Quran adalah adanya program tadarus Al-Quran, khataman Al-Quran pribadi dan berjamaah atau berkelompok. Bahkan di dalam shalat tarawih atau qiyam di Ramadhan. Salah satu amal sholeh dan favorit itu adalah membaca Al-Quran baik di dalam shalat ataupun di luar shalat dan nilai membaca Al-Quran di Ramadhan itu berlipat ganda.
Salah satu yang perlu kita ketahui adalah dengan membaca atau tilawah Al-Quran akan membantu mengobati hati atau menjadi obat terhadap berbagai masalah di dalam jiwa kita.
Al-Quran bukan hanya menjadi bacaan yang bernilai ibadah tapi juga mampu menjadi healing terhadap jiwa, rasa, pikiran dan hati kita. Caranya yaitu tilawah atau membaca serta mentadaburi. Itulah cara agar rahasia power full tilawah Al-Quran menjadi healing yaitu dengan tadabur artinya memaknai ayat yang kita baca dengan pemaknaan yang dalam. Kita bisa rujuk ayat-ayat tematik baik dalam bentuk kisah-kisah atau kondisi yang sedang kita alami, dengan rujukan yang benar selanjutnya kita baca ayatnya, baca terjemahannya dan lakukan tadabur terus kita coba renungkan. Kita bawa juga dalam shalat dan rasakan apa yang telah kita tadaburi tersebut. Cara ini akan menjadi healing untuk kondisi atau masalah yang sedang kita alami. Jadi membaca Al-Quran yang bisa menjadi healing itu tidak cukup hanya sekedar membacanya saja bisa ditambah dengan tadabur. Semoga di bulan Ramadhan ini dengan memperbanyak membaca Al-Quran kita bisa mendapatkan pahalanya apalagi juga dengan belajar memahami makna ayat Al-Quran di bulan Ramadhan ini juga mampu menjadi healing bagi kita. Itulah bagian dari keutamaan membaca Al-Quran dan masih ada lagi keutamaan lainnya, semoga bisa kita bahas di lain kesempatan. Semoga bermanfaat.
#30dwcjilid36
#day15
#pejuangramadhan
0 notes
evakrisja · 4 years ago
Text
Ramadhan and Exam
Awal ramadhan tahun ini disambut oleh Ujian Tengah Semester (UTS) beserta dengan tugas-tugasnya. Kerap kali membatin kenapa harus UTS pas ramadhan? Kenapa harus tetap dihadapkan dengan tanggungan-tanggungan duniawi ketika masuk di bulan mulia ini? Harusnya kita bisa memanfaatkan ramadhan dengan sebaik mungkin tanpa overthinking memikirkan deadline—nanti ibadahnya terbengkalai. Kira-kira begitu gumam saya saat menjalani UTS selama 2 minggu kemarin. Hingga pada satu titik saya sadar bahwa bulan ramadhan ialah bulan sabar. Bentuk ujian yang dihadapi masing-masing orang pun beragam. Kebetulan ujian sabar yang saya hadapi kali ini juga berupa ujian. Maksud saya ya dalam bentuk ujian tengah semester itu tadi hehe. I realized that the exam cannot be delegated to anyone. Tidak bisa saya delegasikan kepada siapapun! Jadi mau tidak mau saya yang harus tetap menjalaninya sendiri. Ketika dihadapkan dengan situasi kondisi yang demikian, maka satu-satunya cara yang bisa saya lakukan adalah menerapkan konsep menerima. Saya perlu menyadari bahwa makna ibadah itu luas—tidak terfokus pada ibadah tertentu saja. Saya belajar untuk menerima, menjalaninya, dan meluruskan niat—karena pada dasarnya ujian yang diselanggarakan pihak kampus merupakan salah satu rangkaian proses dalam menuntut ilmu. Lagi pula, ujiannya juga tidak dilakukan secara nonstop sehingga menghambat mahasiswanya untuk beribadah. Waktu untuk sholat tarawih, qiyamul lail, ataupun tadarus Al-Qur'an sungguh tersedia, namun saya saja yang terkadang belum bisa mengaturnya. Sebuah kebijakan menggiurkan terlintas di pikiran saya (libur sebulan penuh di bulan ramadhan) seperti halnya yang pernah ada pada masa Gus Dur, apakah lantas menjadikan manusia seperti saya benar-benar memanfaatkan dengan sebaik-baiknya? Apa justru digunakan untuk berkutat dengan gadget? Atau bahkan hanya dihabiskan untuk tidur panjang dengan dalih bahwa tidur ketika puasa berpahala?
0 notes
radarbanten · 5 years ago
Text
Melacak Makna Laylat Al-Qadr dan Proses Turunnya Alquran
Melacak Makna Laylat Al-Qadr dan Proses Turunnya Alquran
Tumblr media
Oleh Salim Rosyadi
Bagi umat muslim, Ramadhan dimaknai sebagai bulan al-Qur’an, karena ia menjadi tonggak sejarah di mana al-Qur’an pertama kali diturunkan, serta menjadi simbol pertama kali pengangkatan kenabian Muhammad Saw. Tak heran, tadarus dan peringatan Nuzul al-Qur’an menjadi tradisi Ramadhan yang tak dapat dilewatkan. Namun, apakah kita menyadari, bagaimana wahyu itu diturunkan?
Se…
View On WordPress
0 notes
ahmadzhafrimdnoor · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Assalamualaikum w.b.t Selamat Menyambut Bulan Ramadhan Al Mubarak kepada seluruh Muslimin dan Muslimat di mana jua anda berada. Semoga Ramadhan kali ini memberikan kita 1001 makna dan hikmah yang tersirat di sebalik Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) ini. Saya percaya kita semua rindukan suasana Ramadhan sepertimana tahun-tahun yang lepas. Kita tentu rindukan saat bertarawih bersama-sama jiran tetangga yang lain. Kita tentu rindukan suasana berbuka puasa secara berjemaah di masjid. Kita tentu masih mengingati amalan tadarus selepas tarawih yang dilakukan dalam halaqah kecil. Tetapi keadaan sekarang memaksa kita untuk berada di rumah dan menghidupkan sendiri bulan Ramadhan bersama-sama keluarga . Harapan kita bersama supaya keadaan ini tidak mengurangkan semangat beribadat kita sepanjang bulan Ramadhan ini. Daripada Ibn Abbas RA berkata: “Bahawa Rasulullah SAW merupakan orang yang paling pemurah melakukan pelbagai kebaikan. Kemurahan Baginda SAW akan bertambah menjelangnya bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril AS menemui Baginda SAW. Jibril AS akan datang menemui Baginda SAW pada setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu Jibril AS mengajarkan al-Qur’an kepada Baginda SAW. Sesungguhnya Baginda SAW bersifat pemurah dengan bersegera melakukan kebaikan umpama angin yang bertiup kencang.” (HR Bukhari dan Muslim) (Taman Yu Sungai Besar) https://www.instagram.com/p/B_UFYvynEJ2M27niUgZml9zwrFW95CZLVazf5o0/?igshid=ezv05c3snvp9
0 notes
shirajoko · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Shiragiku_chan: Surat An Najm ayat 10 Assalamu alaikum warohmatullahi wa barokatuh. Saudaraku rohimakumullah, Alhamdulillah malam hari ini kita berada di tanggal 11 Ramadhan bulan yang penuh berkah dan ampunan. Untuk menghiasi mlaam-malam di bulan yang penuh berkah ini, Marilah kita tingkatkan ibadah kita, di antaranya adalah bersedekah, memperbanyak salat-salat sunah, tadarus dan mengkaji Al Qur'an, dan lain-lain. Pada sepertiga malam ini sengaja saya mengajak saudaraku untuk selalu mengingat Allah SWT yaitu dengan melakukan shalat tahajjud dengan harapan agar mendapatkan tempat  yang terpuji di sisi Nya, sebagaimana Allah berfirman: وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَ  ۖ  عَسٰۤى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا "Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajjud , bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra': 79). Selanjutnya mari kita buka Al Qur'an melanjutkan kajian semalam yaitu  surat An Najm ayat 10 sebagai berikut : فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى (١٠) 10. Lalu disampaikannya wahyu kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah diwahyukan Allah. Jibril menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. atas apa yang Allah berikan tugas kepadanya untuk menyampaikan Al Qur’an dan petunjuk serta cahaya. Allah tidak memperjelas mewahyukan kepada Muhammad SAW. karena Allah memuliakannya, karena ketidakjelasan datang dengan tujuan meninggikan dan memuliakan. artinya 'lalu Jibril menyampaikan wahyu kepada hamba Allah Muhammad Saw. apa yang telah diwahyukan Allah kepadanya'. Atau 'lalu Allah mewahyukan kepada hamba-Nya Muhammad apa yang Dia wahyukan kepadanya melalui Malaikat Jibril'. Kedua makna ini dibenarkan. Telah diriwayatkan dari Sa'id ibnu Jubair sehubungan dengan makna firman-Nya: Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. (An-Najm: 10) bahwa Allah menurunkan wahyu kepadanya firman Allah Swt.: Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim. (Adh-Dhuha: 6) sampai dengan firman-Nya: Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)ww. (Alam Nasyrah: 4) Sedangkan menurut lainnya, yang diwahyukan Allah kepadanya adalah bahwa surga itu diharamkan atas para nabi seb (at Dpd Kutub Blitar) https://www.instagram.com/p/BxhEn5Uls12/?igshid=1rv6q8g428ryt
0 notes
ananabilaolshop · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Ramadhan kurang dari seminggu lagi 😍 Dari sekarang udah boleh deh nih, corat-coret rencana kegiatan ramadhan buat di rumah. Dari ibadah wajib hingga sunnah. Intinya sih lebih ke penanaman makna dari ibadah itu sendiri. Kenapa kita harus solat tarawih dan witir di bulan ramadhan? Kenapa saat ramadhan harus memperbanyak tilawah? Keliatannya gampang ya mak?? Padahal giliran pas anaknya nanya kenapa harus begini begitu, emaknya langsung gelagapan 🤣 Saat anak nanya kenapa kita harus puasa? Tadarus dan solat tarawih buat apa?? Emak pun menjawabnya dengan modal lagu Bimbo jaman dulu 🤣🤣🤣 "Lapar mengajakmu rendah hati selalu, tadarus artinya memahami kitab suci, tarawih mendekatkan diri pada Ilahi..." Sambil nyanyi pulak 🤭 (duh, ketauan kan emaknya lahir taun berapa 😬). Ada yang inget lagunya mak?🧐 Tapiii itu kan dulu ya maaakk... Menjawab pertanyaan anak jaman now ga bisa begitu lagi mak. Salah dikit bisa END kita mak. Nanti anaknya gak mau ibadah karena emaknya ga bisa ngasi jawaban yang memuaskan. Oleh karena itu mak, kita sebagai orang tua, ga boleh berhenti belajar agama. Biarin deh dibilang cupu gara-gara pengen tau soal rukun iman dan rukun islam. Daripada sesat di jalan ga bisa membimbing anak kita kelak untuk beribadah dengan cara yang benar. Karena semua akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Saya pun masih belajar mak. Pake #BukuPintarImanIslam. Masya Allah... isinya lengkap dan yang terpenting mudah dimengerti untuk dibaca sama anak-anak. Pertanyaan-pertanyaan favorit anak-anak tentang Allah, rukun iman, rukun islam, terjawab sudah gak pake lagu lagi 😁 Yang paling favorit sih ada kisah singkat dari Rasul dan para sahabat tentang materi yamg sedang dibahas. Jadi ga bikin bosen insya Allah. Pokoknya baca sendiri aja deh mak kalau penasaran. Kalau mau beli boleh sama saya 🤭 Ana nabila olshop Cerdas melayani kebutuhan anda, berbagi informasi WhatsApp 085230343369 Pemesanan bit.ly/orderAnanabilaolshop http://ulfah.sdi.id/product/read/87/paket-buku-pintar-iman-amp-islam-bpii #buku #bukuanak #MUTE #BPII #K24NR #STU #RATU #BBM Semoga Ramadhan taun ini lebih bermakna bersama anak-anak dan seluruh anggota keluarga ya mak ❤️ (di Ana nabila olshop) https://www.instagram.com/ana_nabila_olshop/p/Bw4AODeh35v/?igshid=17v2ewvpydf92
0 notes
byai-saf-azz · 7 years ago
Text
Ramadhan Kariim
Aku tarik nafas dalam-dalam, mengunci semua rasa yang tiba-tiba menyeruak. Malam ini kucairkan semua yang telah membeku setahun ini, di sini.
Yang tak pernah lepas dari fikirku, Ramadhan hari pertama selalu meriah. Di sini, meriah, tapi tak sampai ke hatiku. Di sini, ramai, tapi tak sampai masuk ke jiwaku. Jikalah aku di sana, akan ada lampu yang menjalar di langit-langit gang-gang kecil kita. Akan ada spanduk-spanduk tema Ramadhan, penyemangat, pengingat. Ah, semuanya terlalu indah.
Kuraba lagi, kurasa lagi indah bersama Ramadhan. Pelayananku terhadap Tamu Agung rasaku sempurna sekali, saat bersama mereka yang juga melayani. Sahur, Buka dan Tarawih.
Kureka ulang semuanya, malam ini di malam kedua kebersamaan kita, yaa Ramadhan. Sebelum telat jika ingin mengulang semua.
Sapaan di antara kami para pecinta Ramadhan terngiang jelas di telinga.
Ramadhan Kariim
yang akan dijawab dengan
Robbuna Akraam.
Di manapun bertemu sapalah dengan sapaan itu setelah salam kata Guruku.
Setelah bertahun-tahun aku ikut kursus kilat bahasa Madura setiap selesai sholat subuh, sepertinya tahun lalu, tahun terakhirku, yaa? Bukan, bukan kursus, tapi ikut dalam bahasan akan Ramadhan dalam bahasa Madura yang membuatku selalu tertarik untuk menerka dan mengingat apa artinya hingga terbit matahari. Kata Guruku, tidurnya setelah matahari terbit aja biar lebih berkah. Mengutip di surah al-Qadr ayat terkahir, "hatta mathla'il fajr".
Sekitar pukul 10, nada dering BBM di setaip handphone pecinta Ramadhan di sekitarku akan berdering, tanda kata hikma dari Guruku telah sampai yang harus segera dibalas. Katanya dalam nada canda, bikin kata hikmah tuh susah loh mikirnya, masa yang nerima balas aja gamau. Eh sekalinya balas cuma, “Robbuna Akraam. Makasih Ustadz.” Ada satu aturan untuk menerima kata hikmah ini, harus menggunakan DP yang sama yakni yang bertuliskan “Allahuma innaka ‘afwun kariim, tuhibbul ‘afwa faa’ fu’anna” berwarna kuning, tidak boleh ganti selama sebulan. Semakin menjadi gila aku dengan Ramadhan.
TawaMu, masih jelas terdengar hingga kini, Ustadzy...
Menjelang siang, walau panasnya kota Pontianak yang tak perlu kau tanyakan seberapa panas, aku bersiap untuk berangkat safari dzhur. Iya, sholat dzhur yang kami lakukan secara safari dari rumah ke rumah. Biar shalat jama'ah aja, kenapa ga di mesjid? Biar sekalian silaturahmi dan rumahnya juga dapat berkah. Toh ga perlu menyediakan suguhan, jadi siapa saja bisa jadi tuan rumah, begitu kata Guruku. Kalo hari Jumat, ya sholat Jumat dong.
Di waktu ashar kadang tak terlalu bagaimana, tapi aku tetap akan pergi ke tempat-tempat kami -aku dan segenap keluargaku- berkumpul. Inilah, kekeluargaan seringnya bertemu ini mendekatkan kami. Menambah kesan Ramadhan yang penuh berkah.
Menjelang berbuka, bersiap safari Ramadhan. Sama halnya dengan safari dzhur, tapi kali ini kami buka puasa bersama. Full satu bulan hanya sekali aku berbuka di rumah yakni saat dapat giliran safari di rumahku. Di rumah siapapun, dengan sajian apapun, tak memandang siapa kau, kita makan makanan yang sama. Sekali lagi, Ramadhan itu indah. Dengan senandung indah untuk yang terkasih, Ramadhan, kami awali acara sore itu.
Isya dan tarawih, dari rumah safari Ramadhan kami berbondong menuju satu tempat untuk sholat isya dan tarawih. Tidak di mesjid, di rumah, rumahnya cukup emang? Bukan hanya satu, tapi tiga rumah yang berderet kami jadikan tempat sholat di gang kecil yang jalanan gang akan ditutup saat sholat. Ketika hujan, tenang saja sudah ada tenda yang menjadi pelindung. Selama sebulan tenda terpasang di gang kecil itu.
Selepas tarawih di rumah nomor dua tempat kami tarawih, sebagian kami terutama muda-mudi berkumpul untuk khataman. Setiap malam kami sekali khatam Qur'an. Di bagi per-juz biasanya ada yang satu juz berdua atau bertiga jika terlalu ramai yang datang. Indahnya lagi, akan ada Ramadhan Berbagi. Ramadhan Berbagi itu seperti hadiah dari Ramadhan untuk kami yang mengaji hari itu. Guruku, mengatakan bahwa ada pecinta Ramadhan yang ingin berbagi rezekinya, jadi disalurkan bagi mereka yang beruntung mendapat rezeki Ramadhan. Tidak seberapa besar tapi luar biasa indah. Mau coba dapat? Silahkan gabung, tadarus bersama kami dan semoga angka nomor juz yang anda baca yang keluar. Aku bahagia sekali pernah mendapat Ramadhan Berbagi tahun lalu, walau sekali. Ohiya, Ramadhan Berbagi akan dikocok -sistem seperti arisan- setelah selesai tadarus dan tafsir.
Malam kian gelap, tapi semangat kami masih membara.Berlanjut ke halaman rumah Pasya, yang setiap malam akan menjadi posko bagi kami. Adalah Ramadhan Ceria, acara selanjutnya. Ngapain di Ramadhan Ceria? Yaa kita bermain. Membangun atmosfer suasana Ramadhan yang meriah, ceria dan penuh semangat. Kami para pecinta Ramdhan akan segera berkumpul setelah lagu "Ramadan" dari Maher Zain terdengar, semacam panggilan bahwa Ramadhan Ceria akan dimulai. Karena beberapa dari kami, setelah dari tadarus dan tafsir harus mengantri untuk mendapat tanda tangan di Buku Jihad Ramadhan, menyetor laporan.
Jihad Ramadhan, apa lagi tuh? Jadi ini buku semacam buku yang dulu di sekolah-sekolah itu loh. Tapi ada tambahan laporen kalo melakukan salah, seperti Ghibah, Sumpah Palsu, Bohong, Marah nah ini harus dicatat berapa kali marah, berapa kali ghibah selama sehari itu. Dilaporkan dan di tanda tanga setiap hari kalo sudah selesai hukumannya. Iya, ada hukumannya, jadi ada akadnya kalo mau ikut Jihad. Ada perjanjian setiap kali salah itu hukumannya berapa kali sholawat dan istighfar di tulis di lembar pertama yang juga kita tanda tangani sebagai janji hitam di atas putih. Pas ngerjain hukuman ga ditungguin kok, sekali lagi, jujurlah. Banyak pelajarannya kok dari Jihad ini. Ga susah buat jihad, kita udah punya benteng dengan membaca asmaul husna yang bikin ga semapt ngobrol ngalor ngidur kok. Jadi bakal bebas, aman dan tentram. Bu ibu yang sering emosi sama anaknya mohon bersabar ya.
Ramadhan Ceria, bermain yang dapat dihubungkan dengan Ramadhan, yang dapat menambah cinta dan pengetahuan. Biasanya diawali dengan tebak ayat, yakni akan diperdengarkan suatu ayat al-Qur'an dan kemudian dengan al-Qur'an yang kami bawa, kami disuruh menebak surah apa dan ayat berapa dengan membawa bukti bahwa kami mencari di al-Qur'an. Berbicara tentang hadiah di Ramadhan Ceria, hadiahnya sangat mewah berupa Indomie Rasa Kaldu Ayam yang seringkali kami perebutkan agar ada cemilan saat bermain.
Setelah beberapa ayat, kami lanjutkan dengan permainan yang lebih ringan. Seperti kata berantai, siapa aku, atau latih konsentrasi dan permainan lainnya. Ohiya, siapa lawan siapa sih? Ini menjadi perang antara Tim Ikhwan melawan Tim Akhawat. Jika kau menyangka ini sekedar kumpul-kumpul yang tak bermanfaat, kau akan kecewa. Yang kami jadikan pertanyaan, adalah yang berkaitan dengan Ramadhan, tentang cinta pada Ramadhan, Allah dan cara-cara kami untuk menggapai hakekat cinta itu sendiri. Di penghujung Ramadhan ceria, terhitung sejak hari ke-15 Ramadhan akan ada tafsir yang disampaikan oleh Guru kami. Mengkaji lebih dalam tentang makna ayat-ayat al-Qur'an yang berhubungan dengan Ramadhan.
Ramadhan Ceria ditutup sekitar pukul 10.30 malam atau bahkan kadang lebih malam. Ssst, jangan langsung bubar saat selesai doa tutup majlis, ada bagi-bagi Pop Mie, iya beneran Pop Mie. Ada air panasnya juga, kita sering langsung menyeduhnya dan makan bersama hingga tengah malam.
Malam-malam di Ramadhan well spent, right? Sleepless. Bersama berjuang mengejar titipan Robbi yang dibawa Ramadhan, rahmah, maghfirah, idqun minnar. Terhitung  tanggal 15 Ramadhan kami juga ada acara tambahan yakni sholat malam. Jadi kalau mau dihitung-hitung kami bubar pada pukul 00.30 tengah malam.
Sampai di sini, siapa yang belum jatuh cinta? Aku yakin jika kau ada di saat itu, di sana bersama kami, kau akan bermandi cinta pada Ramadhan. Indah sekali.
Pada hari ke 27 Ramadhan kami adakan sahur bersama, di lokasi yang sama dengan Ramadhan Ceria dan langsung sholat Subuh di tempat yang sama. Tidak tidur sampai matahari terbit, "hatta mathla'il fajr". Ini minggu-minggu paling galau, bahagia akan segera menang perang sekaligus sedih berpisah dengan Tamu Agung. Itu wajar. Manusiawi, kata Guruku.
Masih mau lanjut? Di malam terkahir, kami adakan malam perpisahan dengan Ramadhan. Setelah tarawih terakhir dan Ramadhan Ceria, kami matikan lampu yang biasanya meriah gemerlapan, bergelapan. Merenungi, mengulang lagi, mengingat bagaimana pelayanan pada Ramadhan sebulan terakhir. Layakkah mendapatkan idqun minnar? Layakkah dinyatakan menang dalam perang ini? Setelah itu, kami bantu Ramadhan berkemas, menyiapkan segala kepergiannya esok hari. Di penghujung kami menulis di selembar kertas kata perpisahan, kesan, dan harapan pada Ramadhan. Beberapa orang dari kami akan membacakan pesannya pada Ramadhan diperdengarkan pada seluruh yang hadir, di dengar Ramadhan, dibawa sampai ke langit. Persembahan terakhir dari pecintanya.
Terakhir sekali, di malam takbiran. Kami bergemuruh menyuarakan kemenangan dengan hati yang berdesir membayang jalannya Ramadhan yang telah sampai pada Robb-nya. Yang siap melaporkan apa saja yang kami hidangkan padanya sebulan belakangan dan siapa saja yang memikat hatinya dengan pelayanan terbaik. Ramadhan, sahabatku terkasih, aku titip namaku untuk Kau laporkan pada Robb-mu.
Itulah Ramadhanku yang berkesan dan indah. Ramadhan yang penuh cinta, harap dan takut. Ah, Ramadhan… Aku sungguh bersyukur pada Robb-mu, Kau datang lagi, menjumpaku. Bersama kita ciptakan lagi suasana yang indah ini, walau berdua saja. Walau tanpa sesiapa. :) Cukup aku, Kau dan Tuhan kita yang tau. Ohiya, juga Guruku yang sekarang selalu bersamaMu, tak lagi bersama kami jasadnya.
Sampaikan salamku pada para Kekasih di atas sana, Ramadhan, para penghuni langit.
Cikarang, 2 Ramadhan 1438H
21 notes · View notes
yeselnino · 6 years ago
Text
Ekspresi Cintaku
Tumblr media
Salah satu hal yang paling dirindukan ketika di bulan Ramadhan adalah suara-suara tadarus Alquran di berbagai masjid, mushola atau langgar yang diloudspeaker. Waktunya khas biasanya setelah sholat subuh dan setelah sholat asar menjelang berbuka ataupun setelah sholat tarawih.
Tilawah Alquran memang sangat dianjurkan baik di bulan Ramadhan maupun tidak, tetapi sangat dilebihkan di bulan Ramadhan karena di bulan Ramadhanlah Alquran di turunkan (Nuzulul Quran).
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Al Baqarah : 185
Bentuk kecintaan kita kepada Alquran perlu diekspresikan dengan ekspresi yang baik dan santun. Maka dari itu  adab-adab dalam tilawah Alquran harus kita terapkan.
Bismillah...
Tilawah Alquran dalam keadaan suci, ambil posisi duduk yang sopan dan tenang.
Tilawah dengan pelan (tartil), tidak cepat-cepat dengan niatan menghayati berbagai makna ayat-ayat yang dibaca.
Membaca dengan khusyuk, (sambil menangis? ketika ayat yang mengandung makna kesedihan misalnya, maybe, klo aku masih belum bisa hehe), karena ayat-ayat Alquran memiliki sentuhan spiritual yang dalam hingga menyentuh jiwa.
Memerdukan suara ketika membaca dengan sesuai tuntunan ilmu tajwid dan hak-haknya setiap hurufnya.
Selalu memulai tilawah dengan isti'adzah (membaca ta'awudz)
Memang benar mengkhatamkan Alquran bukanlah kewajiban selama bulan Ramadhan. Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Mengkhatamkan Al-Quran di bulan Ramadhan bagi orang yang berpuasa bukanlah perkara yang wajib. Akan tetapi sebaiknya seseorang memperbanyak membaca Al-Quran di bulan Ramadhan” (Majmu’ Fatawa wa Rasail 20/516).
Serasa ada tamparan berkekuatan tinggi ketika mendengar anak-anak TPA/TPQ yang rajin-rajin dan pandai-pandai tilawah Alquran bahkan Khatam Alquran sedangkan kita yang sudah mukallaf malah belum bisa khatam. 
So, Stay Sharp !!! (copyright Captain America at Infinity War)
1 note · View note
mutiaraanjani · 7 years ago
Text
Hilang (?)
Selamat malam Tam, bulan Ramadhan telah berlalu ya, ah.. Saya sedang menimbang rasa sedih dan biasa biasa saja. Jadi begini, saya sedih karena suasana Ramadhan yang syahdu telah usai. Setiap hari mendengar alunan ayat suci Alquran dari surau hingga masjid membuat saya tentram. Memfokuskan aktifitas pada ibadah dan masjid. Dekat sekali dengan Allah hingga doa doa saya sedikit demi sedikit didengar penghuni langit. Lalu, malam saya dihiasi sholat tarawih dan tadarus Alquran hingga asrama makna hadist. Saya senang dengan rutinitas itu dan saya sudah mulai rindu. Padahal baru kemarin Ramadhan pergi ya. Hehe.
Rasa biasa-biasa saja berada di titik lebaran hari ini, seperti sekarang. Saya merasa tidak ada yang istimewa. Mungkin karena beberapa hari lalu saya sempat kehilangan kepercayaan dan sedikit kehilangan rasa segan serta rasa hormat pada seseorang. Ah.. Entah.. Saya belum menemukan yang istimewa. Apa karena saya kehilangan seseorang yang istimewa? Ah dia istimewa karena sempat menyinggahi hati saya bertahun-tahun. Namun, sekarang meskipun masih ada sedikit rasa, tak lebih bisa setengah hati lagi. Tapi di sudut hati. Ah apakah begitu? Saya hanya menunggu kebahagian dan keistimewaan yang bisa saya harapankan dari berkumpul dengan keluarga, saudara, dan sahabat selepas hari ini. Melihat ukiran senyum dan tawa mereka. Mengobrol. Ohiya hari ini saya bisa mengobrol sedikit lebih banyak secara intens dengan kakek. Ah senangnya melepas rindu.
Untuk kamu, Taqobalallahu mina wa minkum. Mohon maaf lahir dan batin. Selamat lebaran dan mari makan makan
1 note · View note
meidazahra-blog · 8 years ago
Text
Tahapan Menanamkan Cinta Alquran kepada Anak
(Oleh : Iin Savitry, *Bunda Bidadari* ) 1. Sejak menikah dan mengandung anak pertama, saya meminta suami untuk *tilawah dengan suara kencang di samping saya*. Saat suami tahajud pun saya memintanya membacakan dengan suara kencang. Jadi, putra kami, Silmi, sejak dia dalam kandungan, sudah terbiasa 'melihat dan merasakan' ayahnya tilawah dan shalat tahajud di sisinya. Hal ini berlangsung terus HINGGA SEKARANG. Saya sering meminta suami tahajud di kamar anak2 dengan suara kencang. Anak-anak juga jadi terbiasa MELIHAT ayahbundanya TILAWAH ALQURAN DENGAN MEMEGANG MUSHAF di akhir hari sebelum tidur, dan di awal hari setelah shalat subuh. Ditambah saat waktu utama. Di saat tahajud. Sekarang, saat Silmi berusia hampir 10 tahun dan 'Ulya 8,5 tahun, alhamdulillaah mereka sudah biasa bangun untuk mendirikan shalat tahajud setidaknya dua raka'at pendek. Kadang-kadang mereka mengikuti kebiasaan kami, tahajud sembari memegang mushaf Alquran. Kami berusaha membiasakan tilawah Alquran dengan tartil di saat utama itu. Ini adalah saat Allah turun ke langit dunia untuk menjawab permohonan hambaNYA yang bangun untuk mendirikan shalat tahajud dan memohon padaNYA. Ini lagi-lagi pembiasaan kebaikan. 2. Saya membiasakan *i'tikaf selama malam ganjil di bulan Ramadhan,* dalam kondisi mengandung dan menyusui. Maksain diri ya? Iya. Agar anak-anak kami terbiasa mendengar lantunan ayat suci yang indah di saat paling utama, di akhir malam. Kebiasaan ini meningkat menjadi 10 hari teakhir di bulan ramadhan, sejak anak2 berusia 7 tahun dan sudah berkali-kali khatam Alquran. 3. Saya meminta* suami membelikan Alquran khusus* untuk Silmi, putra kami, sejak dia berusia 2 tahun. Alquran terjemah tajwid berwarna 10 juz ada 3 jilid. Kami langsung berikan Alquran itu kepadanya dan kepada 'Ulya adiknya. Dengan Alquran itulah Silmi pertama kali *MENGKHATAMKAN Alquran* di usia 6,5 tahun, dalam waktu 4 bulan. Adiknya, 'Ulya juga pertama kali MENGKHATAMKAN Alquran di usia 5 tahun, dalam waktu 5,5 bulan. Bahkan 'Ulya sudah mulai tilawah Alquran SEBELUM dia bisa membaca huruf latin. Di usia 5 tahun 8 bulan baru dia bisa membaca satu kalimat latin dengan lancar. Sekarang, mereka memiliki Alquran khusus untuk menghafal, dan Alquran terjemah khusus untuk mengkaji Alquran sekeluarga. Juga ada Alquran kecil yang biasa dibawa kemana-mana. SEMUA Alquran yang mereka miliki WAJIB dikhatamkan setidaknya dua-empat bulan sekali. Sekarang, mereka dibiasakan mengkhatamkan Alquran minimal sekali sebulan. Berarti satu juz/hari. PLUS membaca terjemahannya. Tentu saja masih tarik ulur. Kondisi aktivitas fisik yang tinggi juga penambahan tugas2 kerumahan sesuai peningkatan usia mereka, membuat mereka harus berjibaku mengatur waktu dan mengendalikan kemalasan dalam mendawamkan khataman Alquran minimal sebulan sekali. Ini tahapan pembiasaan. Juga untuk menggugurkan kewajiban sebagai seorang Muslim yang SUDAH BISA MEMBACA ALQURAN. Ini belum sampai ke tahapan MENCINTAI Alquran ya. Masih jauh. 4. Saya terapkan *konsep Steril di usia 0-7 tahun.* Artinya? *Saya bersihkan rumah kami dari segala sesuatu yang menghalangi datangnya cahaya Alquran*. Apa itu? TV dan musik. Rumah kami bersih dari TV dan musik. Saya juga *membiasakan diri menidurkan anak-anak dengan melantunkan juz'amma dari mulut saya sendiri*. Dari AnNaba' hingga AnNaas. Walau mereka sudah tidur. Ingat target mimpi saya terhadap anak? Mereka HARUS menghafal minimal juz'amma bersama saya. Dan harus kuat pemahaman mereka akan surah-surah di juz'amma. Ini target yang saya kejar. Dan alhamdulillaah Silmi, putra sulung kami, di usia 4,5 tahun sudah hafal juz'amma. 'Ulya di usia 6 tahun sudah hafal juz'amma. Apakah hafalan mereka sudah ajeg? Belum. Sampai sekarang kami masih terus-menerus menanamkan pemahaman akan makna dari ayat-ayat suci dari Allah ini. Bukankah itu tujuan utamanya? *Hafal Alquran itu suatu yang niscaya bagi orang yang memilih untuk terus berinteraksi dengan Alquran, dengan terus-menerus membacanya..berulang-ulang...dengan penghayatan*. Dan menjadi penghafal Alquran itu istimewa. Benar-benar manusia terpilih. Keluarga Allah di dunia. Kami ingin mencapai posisi ini. Mengenai TV dan tontonan, *masuk usia 7 tahun, saya pindah ke fase FILTERISASI* . Jadi program mengkaji film mulai diintensifkan. Resiko tinggi. Iya. Tetapi ini membangun daya imunitas dari dalam. Modal besar mereka untuk berdakwah ke generasi mereka dan setelahnya yang mayoritas bobrok dan rapuh. Mereka harus MENGENDALIKAN alat itu, demi kepentingan dakwah ke depan. Jadi, sekarang di ruang tamu kami ada Led TV 43' milik Taman Baca Keluarga Pelangi (Catat: bukan milik keluarga kami). Besar yaaa...yap. Ada program menonton film pekanan buat anak2 taman baca/santri2 rumah tahfizh. Dan anak2 sedang saya persiapkan menjadi relawan program MEDIA LITERACY. Ini berhubungan dengan TV. Lalu, bagaimana hubungan mereka dgn TV? TV tak menjadi ancaman bagi mereka, alhamdulillaah. Dan memang tak pernah. Karena mereka dipersiapkan baik-baik di usia awal. Di fase steril. Ini bicara tahapan persiapan yang panjang. . Gada keajaiban dalam pengasuhan anak. Adanya kelelahan yang terencana. 5. Setelah anak-anak *khatam Alquran pribadi minimal 4 kali* , dan anak-anak sudah bisa membaca lancar huruf latin, kami masuk ke program lanjutan. Kami mulai *program TADARUS Alquran sekeluarga* sejak 'Ulya berusia 7 tahun. Setelah subuh, kami baca Alquran bersama-sama. Masing-masing membaca setengah halaman, lalu membaca terjemahannya. Lalu ayahnya membahas dari segi bahasa dan tafsir dari kitab tafsir muyassar Ibnu Katsir yang dianggap paling mudah dicerna oleh anak-anak. Saya back-up dengan berbagai buku yang bisa mempermudah proses penyampaian pesan. Buku pemdamping yang kami pakai di kajian Alqur'an ini adalah Muhammad Teladanku dan EMIAH. Keduanya terbitan Sygma. Alhamdulillaah, 8 Muharram 1438 H/9 Oktober 2016 kemarin Allah kembali menakdirkan kebaikan kepada kami sekeluarga, kami dimudahkan mengkhatamkan kajian Alquran sekeluarga untuk kedua kalinya. Sekarang kami ulang lagi kajiannya dari awal, dengan lebih perlahan dan mendalam. Disertai arti. Satu dua ayat bisa dikaji beberapa hari. Mulai memperkenalkan bahasa Arab, makna Asma'ul husna dalam kehidupan sehari-hari, dan memperkuat asbabun nuzul tentang ayat-ayat. Juga mencoba membedah mukjizat ilmiah ayat-ayat Alquran. Kami berusaha meningkatkan tahapan mengkaji Alquran dengan mencoba membahasnya dengan menggunakan buku-buku asmaul Husna, buku siroh tematik ( Buku Ensiklopedia Leadership dan Manajemen Muhammad Saw), buku ProLM (kajian detil tentang karakter FAST), dan buku Ensiklopedia Peradaban Islam. Ketiga ensiklopedia keren ini terbitan Tazkia Publishing. Juga dengan menggunakan ensiklopedia mukjizat ilmiah Alquran dan Hadits.(EMIAH, terbitan Sygma). Juga buku2 lain tentang penciptaan alam dan nubuwah nabi tentang akhir zaman. Kajian ini disesuaikan dengan tahapan KEBUTUHAN BELAJAR putra-putri kami. Di tahapan usia 7-14 tahun ini, model belajar mereka cocoknya kongkrit operasional. Jadi kami harus mengarahkan anak-anak untuk menerapkan secara sederhana hasil kajian di keluarga kami. Kami memyebutnya 'Personal Program'. Ini sebenarnya bagian dari 'Personal Curriculum' bagi tiap anggota keluarga. Termasuk kami, ayahbundanya. Di usia ini kami ajak anak-anak membuat program hidup 10 tahun kedepan. Apa mereka mampu? Mampu ko. Do not underestimate the power of kid's critical thinking. Mereka ini sudah diarahkan untuk berkali-kali MENGKHATAMKAN Alquran. Agar itu menjadi kebutuhan mereka sepanjang hidup, kebutuhan yang mereka nikmati dan dengan sukarela dilakukan. Jadi, kami yakin, cahaya Alquran akan membimbing akal mereka. Itu janji Allah. Dan telah dicontohkan oleh Rasulullaah, para sahabat dan para ulama hingga sekarang. Ini masalah keyakinan. Yang menjelma dalam program-program harian. Itu aja.... Ngejalaninnya aja ga semudah menuliskannya. Ada banyak kendala. Tetapi MIMPI sudah ditetapkan. Tinggal dibedah menjadi 3: FAKTA, MASALAH, SOLUSI. Breakdown lebih kecil. Dan terus BERGERAK. Kita diciptakan untuk BERGERAK. Aktif. Diam tenangnya saat tahajud. Ini waktu istimewa. Be smart. Be FAST. JANGAN jual waktu utama itu dengan harga murah. JANGAN habiskan waktu utama itu untuk bicarakan bisnis kecil dengan manusia. Bicarakan bisnis utama kita dengan Sang Pemilik Alam Semesta. Gakan rugi. Ga percaya? Buka Alquran. Surah Ash Shaff. Surah ke 61. Ayat 1O-14. Ini penawaran dari Allah kepada orang beriman. Perdagangan yang gakan rugi. Di dunia dan akhirat. *Fokus dulu ke Alquran bersama keluarga. Baru ke yang lain.* Wallaahu a'lam bishawab. - Iin Savitry, #BundaBidadari - ‌d
1 note · View note
ridla · 5 years ago
Text
#DiaryRamadhan Hari Pertama
Alhamdulillah, tiada rasa yang patut aku penuhi hari ini kecuali rasa syukur yang berlipat-lipat karena Allah masih memberikan aku umur untuk beribadah di bulan suci Ramadhan 1441 H. Bukankah nikmat terbesar yang harus kita syukuri adalah kenikmatan iman dan islam?  Betapa nikmat hidayah dalam agama Allah yang telah Dia pilihkan untuk hambaNya serta Dia perintahkan untuk memeluknya.
Nikmat yang mutlak.
( اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ * صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ )
"Tunjukilah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka." (QS. Al-Fatihah: 6-7)
Di hari pertama Ramadhan, aku sudah merasa seperti ada yang hilang dan tidak sama lagi seperti Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Namun, semoga apa yang menjadi makna sejati dari Ramadhan tetap utuh diresapi dalam hati.
Baru juga hari pertama, hati ini sudah merasa rindu suasana Ramadhan dengan kebiasaan rutinitas yang memakmurkan masjid hampir 24 jam, suara lugu anak-anak tadarus di sore menjelang waktu berbuka, berlomba-lomba membagikan takjil atau makanan gratis di jalan. Hmm seperti ada kekosongan dalam waktu yang indah ini.  Sedih memang, tapi tentu saja semua yang terjadi sekarang akan ada hikmahnya.
Mungkin dengan segala ibadah dilakukan di rumah mampu menjadikan diri lebih khusyuk untuk benar semata-mata mengharap ridha Allah, lebih banyak ruang dan waktu untuk muhasabah sebagai renungan membenahi diri, dan juga menjadi momen yang tepat meningkatkan kualitas perasaan syukur serta sabar atas apapun yang sudah Allah gariskan untuk aku saat ini. 
Dalam kondisi yang tidak semenyenangkan apapun itu, aku selalu menyakini dalam hati bahwa Allah Maha Baik. Jadi meskipun di kondisi serapuh apapun, kekuatan dari rasa percaya itulah yang membuat hati ini menjadi tenang. 
0 notes