#lirik lagu kapal udara
Explore tagged Tumblr posts
Text
Puisi Cinta Romantis Penyair Dari Populer
Puisi Cinta Romantis Penyair Dari Populer
Puisi Cinta Romantis Cantik Penyair Indonesia - Banyak sudah puisi-puisi yang terwujud dari proses inovatif manusia untuk mengeluarkan ragam isi hati dan hati. Puisi-puisi yang tertulis atau tercatat dalam beraneka tempat itu punya kelakuan serta kekhasan semasing pada satu dengan lainnya. Ini memanglah tidak bisa lepas dari datangnya puisi sendiri yang cenderung jadi suatu wujud komunikasi yang unik. Lewat puisi, pembaca bukan cuma coba menerangkan isi dengan pemikiran, akan tetapi bisa pula rasakan di dalamnya dengan hati.
Puisi bisa pula mengubah pemikiran serta pandangan kita di sesuatu. Karena itu puisi kerap difungsikan dalam beraneka kebutuhan. Contohnya jadi lirik lagu yang bisa menggugah semangat atau puisi yang bisa bikin memilukan dan haru. Arah puisi bisa serius pribadi akan tetapi bisa sosial. Suatu wujud puisi pribadi yang banyak terjadi melalui tangan-tangan sejumlah penyair yaitu puisi cinta yang romantis.
Berikut Kawan dekat bisa baca 5 puisi romantis dari 5 penyair populer yang dibentuk dengan hati. Semasing dari puisi di bawah ini punya kelakuan yang kuat dimasing-masing puisinya. Silahkan dibaca ya Sob.. Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Sajak Puisi - Puisi Cinta Romantis
cintaku kepada kamu tak pernah ada umpamanya cinta romeo ke juliet, si majnun qais ke laila belum apa-apa temu-pisah kita lebih punyai makna ketimbang temu-pisah yusuf serta zulaikha rindu-dendam kita melintasi rindu sakit hati adam udara saya yaitu ombak samuderamu yang lari-datang untukmu hujan yang berkilat serta berguruh mendungmu
saya yaitu wangi bungamu luka berdarah-darah durimu semilir hingga sampai badai anginmu saya yaitu kicau burungmu kabut puncak gunungmu tuah tenungmu
saya yaitu sejumlah titik hurufmu huruf-huruf katamu kalimat maknamu
saya yaitu sinar silau panas serta bayang-bayang hangat mentarimu bumi pasrah langitmu saya yaitu jasad ruhmu fayakun kunmu
Kadang-kadang baiknya kita bersusah-hati,
Agar terasa demikian puas Pada saatnya kita bersuka Kadang-kadang baiknya kita menangis, Agar terasa demikian manis Pada saatnya kita tertawa Kadang-kadang baiknya kita menanggung derita Agar terasa demikian bahagia Pada saatnya kita bahagia Kalau sekarang kita pisah Itu pula baiknya Agar terasa demikian mesra Kalau pada saatnya nantinya Kita ditakdirkan berhadapan kembali
Rindu apalah arti suatu mimpi saat lelap berserak di malam-malam tiada suara kucari hadirmu lepas fajar hingga sampai petang terusik tergeragap seperti petir tiada gelegar beberapa hari masukkan seluruh hasrat dunia seperti kapal yang karam jatuh di kedalaman tiada batas tiada yang lebih pastilah ketimbang gelap di saat bulan kehilangan cahaya serta halilintar kehilangan kilatnya apakah ada yang lebih bersusah-hati terkecuali hati yang rindu demikian mau kulihat mukamu di kesia-siaan yang dekat denganku saat ini
Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Mawar Amat jauh - Puisi Cinta Romantis
Kau benih hujan pagi hari, saya payung yang lama iri.
Kau airmata di ujung jari, saya saputangan matahari.
Kalau kau dalam gaun merah, saya tersisa tangan di perutmu.
Akan tetapi kau genangan darah, saat saya gagal menggemarimu.
Kau cermin terlalu mengharap, saya muka yang memurnikanmu.
Tumpahkanlah tilas seluruh dara, hingga sampai jantungmu serimbun bara.
Kau pemilik hujan semua hari, saya payung begitu sembunyi. Silakan, lekaslah kelabui Januari, lantaran saya terkulai ke tepi nyanyi.
Doi Senja - Puisi Cinta Romantis
Senja ajak doinya semata-mata duduk di pantai. Pantai sudah sepi serta tidak dapat ada yang peduli. Doi senja serius pendiam: ia senyumanan-senyum saja dengar lawakan senja. Kalau senja mengharap peluk, 1/2 saja, doi senja tersipu-sipu. "Nantinya saja apabila sudah gelap. Malu dilihat lanskap."
Cinta seperti penyair berdarah dingin yang pandai mencatat luka. Rindu seperti sajak sederhana yang tidak ada matinya. Tidak terasa senyap pula ada: senja mendadak melengos ke cakrawala, meninggalkan doi senja yang megap-megap oleh ciuman senja. "Mengapa kau tinggalkan saya sebelum saat pernah sempat kurapikan kembali waktu? Demikian lekas cium jadi bekas. Demikian curangnya rindu. Awas, dapat kupeluk habis kau esok hari."
Pantai telah gelap. Ada yang tidak bisa pulas. Doi senja berangsur lebur, luluh, menggelegak dalam gemuruh ombak.
Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Puisi Classic Pendek Terunggul serta Amat Tersohor Sejauh Saat
Kita cicip sedikit puisi kadang-kadang. Puisi dapat demikian cantik, punya irama, serta bermakna; Tidak aneh kalau puisi punyai kejadian yang panjang mulai sejak masa prasejarah. Meski saya tidak tampilkan puisi classic dari hieroglif menginginkan kuno, terdapat banyak puisi classic yang serius mengagumkan untuk dibaca. Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Lantaran puisi merupakan soal yang amat personal, saya bikin daftar puisi classic yang terunggul untuk saya. Puisi terunggul untuk Anda kesempatan berbeda. Saya tidak selamanya cari rima atau alat sastra tersendiri seperti asonansi, onomatopoeias, atau aliterasi. Saya cari puisi yang serius kelaronansi dengan saya serta bikin saya mengalami teknik tersendiri atau memberinya saya pikiran tidak serupa berkaitan hidup. Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Berikut beberapa puisi classic terunggul untuk Anda cicipi. Kalau Anda cari kian banyak puisi untuk isi dahaga Anda dapat puisi (atau mau tempat untuk share puisi Anda), saya rekomendasikan
1. "No Man Is An Island" oleh John Donne Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Tidak ada manusia yang dikatakan pulau,
Seluruh dia,
Tiap-tiap orang merupakan sisi dari benua,
Sisi dari utama.
Kalau gumpalan terikut oleh laut,
Eropa kurang.
Kalau tanjung itu.
Seperti kalau bangsawan temanmu
Atau punyamu sendiri merupakan:
Kematian orang yang mana merendahkanku,
Lantaran saya ikut pula dengan umat manusia,
Serta lantaran itu jangan sampai berkirim untuk ketahui untuk siapa bel berbunyi;
Itu nyata-nyata menimbulkan kerugian bagimu.
Sumber 2. "Stop di Rimba Di Malam Bersalju" oleh Robert Frost Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Rimba siapa ini, kurasa saya tahu.
Tempat tinggalnya ada di dalam desa;
Ia tidak memandang saya stop di sini
Untuk lihat hutannya disanggupi salju.
Kuda kecilku nyata melihat aneh
Stop tiada rumah pertanian dekat
Di antara rimba serta danau beku
Malam tergelap tahun ini.
Ia guncangkan lonceng tali kekang
Untuk bertanya apakah ada kekeliruan.
Antara lainnya suara yang lain merupakan sapuan
Angin simpel serta serpihan berbulu halus.
Hutannya cantik, gelap serta dalam,
Tetapi saya mempunyai janji untuk dipenuhi,
Serta mil untuk pergi saat sebelum saya tidur,
Serta mil untuk pergi saat sebelum saya tidur.
Sumber 3. "Still I Rise" oleh Maya Angelou
Anda bisa menulis saya dalam kejadian
Dengan dustamu yang pahit serta bengkok,
Anda kesempatan jangkau saya di tanah yang amat kotor
Tapi tetap, seperti debu, saya dapat bangkit.
Apa keringanan saya bikin Anda bersusah-hati?
Kenapa Anda diliputi kesuraman?
Lantaran saya berjalan seperti saya mempunyai sumur minyak
Memompa di ruangan tamuku.
Semacam pada bulan serta matahari,
Dengan ketetapan pasang kering,
Sama dengan ambisi yang ada tinggi,
Masih saya dapat bangkit.
Apa Anda mau memandang saya remuk?
Kepala menunduk serta mata menunduk?
Pundak jatuh seperti tetes air mata.
Amat kurang kuat oleh tangisanku yang penuh hati.
Apa kesombongan saya sentuh hati Anda?
Apa Anda tidak melihat nyata-nyata keras
Lantaran saya ketawa seperti saya mempunyai tambang emas
Diggin 'di halaman belakangku sendiri.
Anda bisa tembak saya dengan kalimat Anda,
Anda bisa potong saya dengan mata Anda,
Anda bisa membunuh saya dengan kedengkian Anda,
Tapi tetap, seperti udara, saya dapat bangkit.
Apa keseksian saya bikin Anda bersusah-hati?
Apa itu mengagetkan
Kalau saya menari seperti saya mendapat berlian
Di berbicara muka pahaku?
Keluar dari gubuk malu-maluin kejadian
Saya bangun
Bangun dari fase lalu yang berakar dari terasa sakit
Saya bangun
Saya merupakan samudra hitam, naik serta lebar,
Menjadi membesar serta menjadi membesar saya tahan di pasang.
Tinggalkan malam ancamanan serta ketakutan
Saya bangun
Ke fajar yang amat ceria
Saya bangun
Bawa hadiah yang kakek-moyang saya kasih,
Akulah ambisi budak dan mimpi.
Saya bangun
Saya bangun
Saya bangun
2 notes
·
View notes
Text
Lirik Lagu Kapal Udara - Seru dari Hulu
Lima lagu di dalam “Seru dari Hulu” tercipta di tahun 2015-2016. Lirik bersama musik dikerjakan bersama seluruh personil. Terkadang di sela-sela mengulik, beberapa teman juga memeberikan saran serta kritik.
Mari simak lirik lagu Kapal Udara, berikut ini:
Menyambut
Senjakala tuan tiba paruh waktu mengudara.
Senjakala tuan tiba sambut masa dan kuasa.
*
Sepercik cahaya di ketinggian,
turunlah baginda titisan tuhan.
Gendang menderap iringi kedatangan,
membuka jalan membelah awan.
Bersama riuh puji-pujian,
berlimpah ruah doa sambutan.
Setelah jauh tuan berlayar,
memberi gelar dan seribu kabar.
Berkumpulah para saudagar,
mohon urusan sekiranya lancar.
Konon baginda tak pernah ingkar,
pandai berujar dan berkelakar.
“Mohon. Tuan, berikan kemulian.
Berikan hamba tanah garapan.
Jangan biarkan renta dan sengsara.
Mudahkan kami di segala perkara,
bencana, dan mara bahaya.”
Berkata para rakyat jelata,
berharap baginda, membagi harta.
“Kau harus sanggup terus melayani,
menjadi abdi yang berbakti!”
*
Senjakala tuan tiba, paruh waktu mengudara.
*
Di balik semua kata,
ada makna yang tak kentara.
Di balik semua cerita,
ada kuasa yang memenjara.
Melaut
Layar. Gerak berirama.
Laut menyapu.
Tenang bersuara.
Mengayuh perahu.
Jaring.
Mekar.
Tarik.
Fajar. Berlayar di udara.
Mendayu-dayu.
Tak pernah habis daya.
Mengayuh perahu.
Jaring.
Mekar.
Tarik.
Ulur.
Menanam
Tanah lapang membentang.
Di balik gunung menjulang,
tebarkan benih harapan.
Mengantungkan kehidupan
Seruan kehilangan.
Di balik gedung menjulang,
memupuk penantian.
Berbuah ketiadaan
Menanam. Menanam.
Menanam Harapan.
Penantian. Penantian.
Tanam harapan.
Menari
Lalu.
Larut.
Menari. Menari.
Berlari. Berlari.
Menari tinggi.
Menepis sunyi.
Berlari tinggi.
Menari.
Lalu.
Larut.
Merantau
Suatu hari sebelum menua,
kau pergi. Pergi.
Dalam hati kau menghibur diri.
Bernyanyi.
Hingga kini separuh usia,
pulang tak lagi menjadi mimpi.
Tak lagi menjadi mimpi.
Melawan waktu engkau terus menunggu.
Melawan waktu engkau terus meragu.
0 notes
Audio
MELAUT
Hampir setahun lah kira-kira saya mendengarkan “Kapal Udara”. Sebuah band indie yang berasal dari kampung halaman saya, Makassar. Mendengarkan “Kapal Udara” buat saya seperti pulang kampung, apalagi di albumnya yang pertama itu (Seru dari Hulu), mengangkat nilai-nilai lokal yang begitu kuat: Menyambut, Menanam, Menari, Melaut, dan Merantau. Hal-hal yang sangat dekat dengan warga Sulawesi Selatan. Menjadi obat di kala rindu rumah dan hal-hal lainnya di sana.
Melaut kemudian menjadi lagu yang paling lama singgah di telinga dan hati saya. Setelah sebelumnya saya cukup lama bolak balik antara Menanam, menari, dan Merantau. Waktu kedatangan mereka ke Jakarta tahun lalu, saya sempat semacam membuat Fan Art untuk Melaut. Sayangnya saya belum dapat hadir di penampilan mereka waktu itu dan memberikan langsung. Hehe Tapi kami akhirnya saling bersapa, lewat instastory (yeilaaah.. haha).
Salah satu bagian terbaik yang metaforis dari lagu Melaut adalah bait kedua:
Fajar berlayar di udara Mendayu-dayu.. Tak pernah habis daya Mengayuh Perahu..
Bagian itu menyiratkan semangat kebangkitan dan perjuangan meneruskan kehidupan. Seperti fajar di pagi hari, selalu datang kembali, tanpa bernah berhenti dan kehabisan tenaga, apalagi bermalas ria.
Lirik-lirik lainnya di lagu ini mungkin terkesan sederhana. Seperti menceritakan kehidupan melaut pada biasanya. Membentang layar, menebar jaring, menarik dan mengulur. Tapi mungkin memang kehidupan begitu sederhana. Seperti melaut. Hidup kita mengarungi lautan, mencari penghidupan, membaca alam, melakukan proses dari satu proses ke proses lain. Kadang berjalan baik, kadang buruk. Kadang badai, kadang tenang. Haha
Semua lagu dalam “Seruan dari Hulu” ini punya daya tarik masing-masing dengan bahasa yang tidak bertele-tele. Seperti orang Makassar yang ‘blak-blakan’. Dan “Melaut” bagi saya adalah seruan yang paling seru!
2 notes
·
View notes
Text
Sejarah Pesawat Jatuh Diabadikan dalam Lagu Sunda
Sejarah Pesawat Jatuh Diabadikan dalam Lagu Sunda
Dalam lagu daerah ini ada sepenggal lirik luhur kapal udara, ragrag di Jakarta, taun tujuh hiji atau tinggi pesawat terbang, jatuh di Jakarta, tahun 1971. Berdasarkan penelusuran, pesawat terbang di Indonesia yang jatuh pada tahun 1971, tepatnya 10 November 1971, adalah Merpati Nusantara Airlines Vickers Viscount. Pesawat yang membawa 69 penumpang dan kru ini berangkat dari bandara Kemayoran…
youtube
View On WordPress
0 notes
Text
Tentang Kau dan Kota Kita
Hari ini aku sedang sangat penat, tuan.
Kau tahu ?
Oh, tidak. Tentu kau tak tahu. Bantal guling semalam yang berkata, kau sedang mengistirahatkan keingintahuanmu tentangku. Pesan singkat ke 46 kali yang kukirim masih belum mendapat balasan. Tak mengapa, aku bisa mengerti.Kupikir cuaca hari ini cocok untuk jalan-jalan. Tidak mendung, tidak pula terlalu panas. Tapi langit kelabu, matahari mengintip sesekali. Barangkali pergi ke luar rumah akan sedikit mengurangi penatku. Maka tak lama, aku sudah berada di dalam angkot menuju kota. Playlist di handphone memutar Ke Entah Berantah –nya Banda Neira.
“Dia datang saat hujan
reda semerbak merekah,
namun sederhana
Dia bertingkah tiada bercelah
Siapa, kuasa
Hu..hu..hu..”
Adakah tuan bertanya, sedang apa aku sekarang?
Mungkin, tidak. Tapi, mari, biar kuceritakan.
Sekarang aku sedang melalui jalanan by pass yang sudah hampir rampung itu, tuan. Konon katanya jika sudah benar-benar rampung maka akan mengurangi kemacetan di kota kita. Aku belum sepenuhnya yakin. Kau belum pernah lewati jalan layang yang pertama di kota ini, barangkali. Terakhir kali kau lalui jalan itu mungkin saat mengantarku pulang. Kau ingat? Ketika itu jalannya masih belum beraspal, material jalan dan alat berat menyesakan jalur yang akan kita lalui, belum lagi debu-debu konstruksi yang mengganggu pernapasan. Dan tuan harus sangat berhati-hati mengemudi, demi menghindari kubangan-kubangan yang terperangah di badan jalan menyaksikan kita berdua di atas motor. Tapi, itu kan dulu. Sekarang jalan itu sudah lebih baik, sudah lebih layak untuk dilalui dengan kendaraan apapun. Sayang, tuan tak pernah lagi mengantarku pulang seperti dulu.
Angkot masih terus berjalan, sesekali berhenti untuk menaiki atau menurunkan penumpang. Tujuanku masih jauh.Eh, kemana? Lupa aku. Aku sedang tak punya tujuan. Aku hanya hendak ke luar rumah. Biar kuserahkan kepada kedua kaki ini, sejauh mana ia ingin berjalan membunuh kepenatanku. Kota ini memang cukup besar. Tapi tak memiliki banyak pilihan tempat melepas penat yang murah-meriah. Mall tak terlalu menarik. Ruko-ruko sudah terlalu banyak dibangun hampir di setiap sudut kota, jumlahnya mungkin sudah lebih banyak dari manusia yang tinggal. Maka tak heran kulihat ruko-ruko itu sepi pengunjung. Sisanya kosong, sepi, tak ada yang hendak beli atau sewa. Sayang, tanahnya lebih baik dibikin taman, pasti ramai. Kadang, kupikir kota tempat kita berdua tinggal ini membosankan, tuan. Beruntungnya, kota ini miliki dirimu.
Entah Berantah Banda Neira masih dikupingku, lalu sampai pada lirik ini :
“Dan kawan, bawaku tersesat
Ke entah berantah
Tersaru antara nikmat atau lara
Berpeganglah erat
Bersiap terhempas ke tanda tanya
Hu..hu..huuuu”
Baik, aku sedang baper (Istilah kekenian yang membantuku menamai perasaan macam ini). Seumpama kota ini sudah ter-AMAT sangat membosankan, semisal kemacetan sudah menyerupai kota paling macet di dunia, taman-taman sudah lenyap ditimpa gedung-gedung baru, udara dan laut sudah dicemari logam paling berat, biaya hidup sudah semahal kota paling mahal di dunia , dan orang-orang tak lagi tersenyum ramah, barangkali, kau akan menjadi satu alasan yang tersisa untukku tetap tinggal di kota ini. Ya, kau, tuan. Engkau tersamar di antara kenikmatan atau lara. Ironisnya, cinta belum sampai pada keseimbangannya.
Aku lalu berhenti di sebuah toko buku. Memang tak berniat membeli buku. Toko-toko buku di kota ini jarang ada yang menjual buku murah. Kalaupun ada bazar yang menjual buku seharga tiga ribu, sudah dipastikan itu buku yang tak laku-laku, lalu dijual murah demi membersihkan gudang. Jadi aku sudah terbiasa membaca buku yang tak terbungkus tanpa membelinya. Sebetulnya ada beberapa buku baru di rumah yang kubeli dari Jogja dengan harga yang sangat murah dan belum selesai dibaca, tapi kakiku berhenti di toko buku ini.
Ya sudah… Aku mondar-mandir dari rak satu ke rak lain mencari buku yang ringan untuk baca. Pikiran yang sedang penat ini mungkin akan kesulitan mencerna buku-buku berat. Lalu, kupikir aku membutuhkan buku-buku motivasi, mungkin motivasi menjadi manusia sukses berjuta-juta dollar, atau motivasi menjadi mahasiswa beken dengan IPK setinggi langit, atau motivasi keliling dunia dalam satu hari dengan uang seratus ribu, atau mungking buku motivasi menjadi nelayan sejahtera dan kaya raya, atau buku motivasi percintaan langgeng hingga maut memisahkan. Ah, aku tak butuh !
Lulu aku berhenti di rak milik Khalil Gibran. Hampir setengah isi rak adalah buku-buku sang pujangga. Kemudian aku raih bukunya yang berjudul Surat-Surat Cinta Khalill Gibran untuk May Ziadah. Kudengar dari seorang kawanku yang penggemar Khalill Gibran, ia menulis tulisan-tulisan yang romantis, juga mengandung kepedihan, dan kekecewaan. Aku sendiri belum pernah membaca tulisan-tulisan Gibran sebelumnya.
Di halaman pengantar dikatakan hubungan antara Gibran dan May aneh dan menarik. Keduanya terpisah antara New York dan Kairo. Dua insan yang saling mencintai, namun tak pernah bertatap muka. Kau dengar, tuan? May dan Gibran tak pernah bertatap muka. Hubungan mereka dijalin lewat surat selama 20 tahun. Aku takjub. Mereka tak mengenal LDR, arti sebuah perbedaan waktu, sms, telfon, apalagi pulsa dan kuota internet. Hanya surat berisi kekaguman Gibran kepada May yang seorang Sastrawati dan Kritikus, saling bertukar pikiran tentang hal-hal mengenai sastra dan kemanusiaan, dan pujian-pujian yang silih berganti antara keduanya. Surat-surat itu pun baru akan sampai dalam waktu berbulan-bulan. Aku barangkali tak akan sanggup menjadi May, tuan. Kita tak pernah LDR, namun menanti sebuah pesan singkat darimu saja sudah membuat hatiku rusuh tak karuan.
Cinta May dan Gibran bukan lagi tentang memiliki, tapi cinta yang sebenar-benarnya cinta. Tak saling menuntut kehadiran, makin hari makin erat, lalu cinta tumbuh begitu dalam. Betapa percayanya Gibran akan dipertemukan dengan May di alam lain suatu hari nanti. Kau tahu, tuan? Hingga kematiannya Gibran tak pernah bertemu May Ziadah.
Sampai di surat ke tujuh, aku berhenti. Surat-surat Gibran kepada May membuatku cemburu. Harusnya aku hidup di zaman mereka. Kiranya menanti surat yang tiba berbulan-bulan lamanya tak akan semenyiksa menanti sebuah pesan singkat di zaman modern ini, kupikir.
Playlist di handphone sekarang memutar Blue Sky Collapse-nya Aditya Sofyan
“Still every day I think about you
I know for a fact, that’s not your problem
But if you change your mind
You’ll find me hanging on to the place
Where the big blue sky collapse”
Sekeluar dari toko buku, aku mampir duduk di sebuah restoran cepat saji dan memesan segelas Mocha Float. Aku duduk di lantai dua karena tidak terlalu ramai. Kukeluarkan buku Tak Ada New York Hari ini karya Aan Mansyur yang kubawa dari rumah, lalu kubaca sampai halaman terakhir. Kutatapi kursi di depan. Kosong. Harusnya kau duduk di situ, tuan. Kursi itu bicara, katanya, mungkin tuan sedang duduk di tempat lain, mungkin di rumah menonton one piece, atau suatu tempat yang tak tertebak di sudut kota. Mungkin kau sedang baik-baik saja, kemungkinan kecil sedang galau, atau justru sedang lebih bahagia dari biasanya. Ah, kau, cuma kursi ! Penatku belum sembuh sampai di tempat ini. Aku lalu pergi meninggalkan restoran itu.
Seharian aku belum makan. ‘Menunggu’ seharusnya membutuhkan banyak energy, tapi, aku sedang tak berselera. Di saat begini semua makanan rasanya sama, hambar. Mungkin, cokelat tidak akan hambar. Orang-rang bilang makan cokelat bisa buat bahagia. Sepengalamanku, tak ada yang istimewa dari rasa cokelat, selain manis. Tapi akhirnya aku mampir juga ke supermarket membeli sebatang cokelat silverkwin, juga sebotol air mineral, juga koran Kompas edisi 27 Desember. Tanggal itu. Sudah tanggal 27. Empat hari lagi pergantian tahun. Entah ini mungkin cuma pengingat, aku tak pernah lagi menengok kalender sejak kuliah libur. Di balik antrian kasir, kulihat langit di luar sudah makin gelap. Kini playlist memutar lagu Best I ever Had-nya Vertical Horizon.
“So you sailed the way
Into a grey sky morning
Now I’m here to stay
Love can be so boring
Nothing is quite the same now
I just say your name now
But is’s not so bad
You’re only the best I ever had
You don’t want me back
You’re just the best I ever had”
Hari sudah sore, kakiku tak tahu lagi ingin ke mana. Sudah hampir jam lima sore, dan kubelum mau pulang. Tempat melepas penat yang cukup dekat dari situ selain Mall adalah Jembatan Soekarno. Kurasa tempat itu tidak akan benar-benar melepas penatku. Engkau pernah meninggalkan sedikit kenangan di sana. Tapi pelan-pelan jalan juga aku ke Jembatan itu. Terserah padamu, kaki. Kuraih handphone dari kantong celana mengecek notifikasi. Kau masih enggan membalas pesanku, tuan. Mungkin benar lirik itu, cinta bisa semembosankan yang kau rasakan.
“And it may take some time
to Patch me up inside \
But I can’t take it
So I run away and hide
And I may find in time that
You were always right
You’re always right”
Karena sebentar lagi matahari akan terbenam, maka Jembatan ini mulai ramai. Sejak diresmikan pada tahun 2015, tempat ini tak pernah sepi. Jembatan ini menawarkan sedikit kebahagian bagi penduduk kotanya. Orang-orang datang untuk selfie, menonton pertunjukan sunset, atau sekedar duduk-duduk di pagar pembatas jalan. Di kiri dan kanan sama ramainya. Para fotografer jalanan menyapa menawarkan jasa foto murah-meriah. Ada pedagang es krim, bakso, dan kue putu di pinggiran jembatan. Di sebelah kiri ada pemandangan pulau Manado Tua. Kulihat ada awan tebal di atasnya, di pulau itu sedang hujan lebat. Sementara kapal-kapal dari Bunaken berlayar membawa penumpang pulang.
Di sebelah kanan ada pemandangan baru. Sebuah pemukiman warga telah sengaja dicat warna-warni mirip sebuah pemukiman di Meksiko. Selayang pandang, rumah-rumah warni-warni itu bak pelangi raksasa yang jatuh di atas kota. Di sebelah kanan bawah ada pasar Bersehati, sudah sore masih ramai. Di sampingnya adalah Pelabuhan Manado. Kusaksikan kapal-kapal yang hendak berangkat ke Sangihe, orang-orang akan pulang kampung merayakan pergantian tahun bersama keluarga tercinta. Tepat di atas pelabuhan ini, waktu itu kita habiskan malam minggu pertama. Kau bilang tak perlu pergi jauh-jauh, kota ini punya jembatan dan pemandangan indah di malam hari. Katamu kau akan tunggui aku sampai nanti, rasamu takkan berubah sampai nanti-nanti. Kau membual, tuan? Benar, pikirku. Penatku takkan membaik di tempat ini.
Aku lalu bersandar di tiang jembatan membaca koran yang baru kubeli. Kulihat tanggal terbitnya sekali lagi. Aih, cepat sekali hari-hari berlalu. Aku. Kau. Kota ini. Setelah dipikir-pikir, ada perihal penting yang harus kita selesaikan tahun ini juga. Rasanya akan sangat berat bila aku terus terkunkung perihal yang sama di tahun yang baru. Aku yakin waktu-waktu yang kumiliki teramat sangat berharga. Menyia-nyiakannya untuk ketidakberdayaan adalah perbuatan yang tolol. Kulipat kembali koran (akhirnya dibeli hanya untuk melihat tanggal) yang tak jadi kubaca Dadaku sesak, tuan. Playlist kini memutar lagu Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti –nya Banda Neira.
“Di mana ada musim yang menunggu?
Meranggas merapuh
Berganti dan luruh
Bayang yang berserah
Terang di ujung sana…”
Baru kuingat tadi aku beli cokelat. Kuraih dari kantong celana dan kubuka pembungkusnya. Sudah waktunya matahari terbenam. Tapi sayang, langit mendung, mungkin semesta tengah nelangsa. Maka pertunjukan sunset pun batal main hari ini. Aku nikmati saja cokelatku. Karena tuan tak ada, dan senja tak nampak, maka kubagi sepotong cokelat untuk cakrawala, ia yang tak pernah bosan memeluk samudra, tak pernah ingkar.
Aku susah payah mengunyah cokelat karena gigi yang gemetar menahan lara. Seorang fotografer hampiri aku, dan tak kugubris sedetik pun.
“mau foto, dik?”
Aku tak menjawab, sibuk dengan pikiranku sendiri.
“mengkhayal, dik? hehehe”
Kuabaikan orang itu, dadaku makin sesak.
“sedang rindu kah, dik?” katanya, lalu pergi.
Berengsek ! pertanyaan itu…
Kubayangan aku bersama satu-satunya jembatan terbesar yang dimiliki kota ini, runtuh.
Aku hanyut ke laut.
0 notes
Text
Puisi Cinta Romantis Penyair Dari Populer
Puisi Cinta Romantis Penyair Dari Populer
Puisi Cinta Romantis Elok Penyair Indonesia - Banyak udah puisi-puisi yang terwujud dari proses inovatif manusia buat mengeluarkan ragam isi hati dan hati. Puisi-puisi yang tersirat atau terdaftar dalam beragam medium itu miliki tabiat serta kekhasan semasing pada satu dengan lainnya. Ini memang tidaklah bisa lepas dari hadirnya puisi sendiri yang cenderung selaku suatu bentuk komunikasi yang unik. Lewat puisi, pembaca tidak hanya coba mendeskripsikan isi dengan pemikiran, namun dapat juga rasakan di dalamnya dengan hati.
Puisi dapat juga ganti penilaian serta pandangan kita di sesuatu. Oleh karena itu puisi kerap difungsikan dalam beragam keperluan. Umpamanya jadi lirik lagu yang bisa menggugah semangat atau puisi yang bisa membikin menyedihkan dan haru. Arah puisi bisa sungguh-sungguh perorangan namun bisa sosial. Suatu bentuk puisi perorangan yang banyak terbuat melalui tangan-tangan sejumlah penyair merupakan puisi cinta yang romantis.
Berikut Kawan akrab bisa baca 5 puisi romantis dari 5 penyair populer yang dibentuk dengan hati. Semasing dari puisi di bawah ini miliki tabiat yang kuat dimasing-masing puisinya. Silahkan dibaca ya Sob.. Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Sajak Puisi - Puisi Cinta Romantis
cintaku pada kamu tidak ada contohnya cinta romeo ke juliet, si majnun qais ke laila belum apa-apa temu-pisah kita lebih mempunyai makna dibanding temu-pisah yusuf serta zulaikha rindu-dendam kita melintasi rindu sakit hati adam udara saya merupakan ombak samuderamu yang lari-datang bagimu hujan yang berkilat serta berguruh mendungmu
saya merupakan wangi bungamu luka berdarah-darah durimu semilir hingga badai anginmu saya merupakan kicau burungmu kabut puncak gunungmu tuah tenungmu
saya merupakan sejumlah titik hurufmu huruf-huruf katamu kalimat maknamu
saya merupakan sinar silau panas serta bayang-bayang hangat mentarimu bumi pasrah langitmu saya merupakan jasad ruhmu fayakun kunmu
Kadangkala semestinya kita bersendu,
Biar merasa demikian puas Ketika saatnya kita bersuka Kadangkala semestinya kita menangis, Biar merasa demikian manis Ketika saatnya kita tertawa Kadangkala semestinya kita menanggung derita Biar merasa demikian bahagia Ketika saatnya kita bahagia Seandainya waktu ini kita pisah Itu pun semestinya Biar merasa demikian mesra Apabila ketika saatnya kedepannya Kita ditakdirkan bersua kembali
Rindu apalah pengertian suatu mimpi waktu lelap berserak di malam-malam tanpa ada nada kucari hadirmu lepas fajar hingga petang terusik tergeragap seperti petir tanpa ada gelegar sekian waktu masukkan semuanya impian dunia seperti kapal yang karam jatuh di kedalaman tanpa ada batas tanpa ada yang lebih pastinya ketimbang gelap sewaktu bulan kehilangan cahaya serta halilintar kehilangan kilatnya apakah ada yang lebih bersendu terkecuali hati yang rindu demikian pengin aku saksikan mukamu di kesia-siaan yang dekat denganku saat ini
Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Mawar Sangat jauh - Puisi Cinta Romantis
Kau benih hujan pagi hari, saya payung yang lama iri.
Kau airmata di ujung jari, saya saputangan matahari.
Apabila kau dalam gaun merah, saya tersisa tangan di perutmu.
Namun kau genangan darah, waktu saya gagal mencintaimu.
Kau cermin terlalu mengharap, saya muka yang memurnikanmu.
Tumpahkanlah tilas semuanya dara, hingga jantungmu serimbun bara.
Kau pemilik hujan segala hari, saya payung sangat sembunyi. Silakan, lekaslah kelabui Januari, sebab saya terkulai ke tepi nyanyi.
Pujaan hati Senja - Puisi Cinta Romantis
Senja ajak pujaan hatinya sebatas duduk di pantai. Pantai udah sepi serta tak bakalan ada yang peduli. Pujaan hati senja sungguh-sungguh pendiam: ia senyumanan-senyum saja dengar banyolan senja. Apabila senja memohon rengkuh, 1/2 saja, pujaan hati senja tersipu-sipu. "Kedepannya saja bila sudah gelap. Malu ditonton lanskap."
Cinta seperti penyair berdarah dingin yang cerdas menuliskan luka. Rindu seperti sajak sederhana yang tak ada matinya. Tak merasa senyap pun hadir: senja mendadak melengos ke cakrawala, meninggalkan pujaan hati senja yang megap-megap oleh ciuman senja. "Mengapa kau tinggalkan saya sebelum saat pernah kurapikan kembali waktu? Demikian lekas cium jadi bekas. Demikian curangnya rindu. Awas, bakal kupeluk habis kau esok hari."
Pantai udah gelap. Ada yang tidak bisa pulas. Pujaan hati senja berangsur lebur, luluh, menggelegak dalam gemuruh ombak.
Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Puisi Classic Pendek Terhebat serta Sangat Termasyhur Sejauh Waktu
Kita kecap sedikit puisi kadang-kadang. Puisi dapat demikian cantik, miliki irama, serta bermakna; Tak aneh apabila puisi punya peristiwa yang panjang sejak mulai era prasejarah. Walau saya tak tampilkan puisi classic dari hieroglif mengintai kuno, terdapat beberapa puisi classic yang sungguh-sungguh menakjubkan buat dibaca. Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Sebab puisi yaitu perihal yang sangat personal, saya membikin daftar puisi classic yang terhebat buat saya. Puisi terhebat buat Anda kemungkinan berbeda. Saya tak selamanya cari rima atau alat sastra spesifik seperti asonansi, onomatopoeias, atau aliterasi. Saya cari puisi yang sungguh-sungguh kelaronansi dengan saya serta membikin saya rasa trik spesifik atau berikan saya penilaian tidak sama sehubungan hidup. Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Berikut beberapa puisi classic terhebat buat Anda cicipi. Apabila Anda cari tambah banyak puisi buat isi dahaga Anda bakal puisi (atau pengin tempat buat berbagi puisi Anda), saya rekomendasikan
1. "No Man Is An Island" oleh John Donne Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Tak ada manusia yang dijelaskan pulau,
Semuanya dirinya,
Tiap-tiap orang yaitu sisi dari benua,
Sisi dari utama.
Apabila gumpalan terikut oleh laut,
Eropa kurang.
Seandainya tanjung itu.
Seperti apabila bangsawan temanmu
Atau punyamu sendiri yaitu:
Kematian orang yang mana merendahkanku,
Sebab saya ikut juga dengan umat manusia,
Serta sebab itu janganlah kirim buat pahami buat siapa bel berbunyi;
Itu sungguh-sungguh memberikan kerugian bagimu.
Sumber 2. "Stop di Rimba Di Malam Bersalju" oleh Robert Frost Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Populer
Rimba siapa ini, kurasa saya tahu.
Tempat tinggalnya ada di dalam desa;
Ia tak lihat saya stop di sini
Buat saksikan hutannya disanggupi salju.
Kuda kecilku jelas menyaksikan aneh
Stop tanpa ada rumah pertanian dekat
Di antara rimba serta danau beku
Malam tergelap tahun ini.
Ia menggetarkan lonceng tali kekang
Buat bertanya apakah ada kekeliruan.
Satu diantaranya nada yang lain yaitu sapuan
Angin ringan serta serpihan berbulu halus.
Hutannya cantik, gelap serta dalam,
Namun saya miliki janji buat dipenuhi,
Serta mil buat pergi sebelumnya saya tidur,
Serta mil buat pergi sebelumnya saya tidur.
Sumber 3. "Still I Rise" oleh Maya Angelou
Anda bisa menulis saya dalam peristiwa
Dengan dustamu yang pahit serta bengkok,
Anda kemungkinan gapai saya di tanah yang sangat kotor
Namun tetap, seperti debu, saya bakal bangkit.
Apa kemudahan saya membikin Anda berduka?
Kenapa Anda diliputi kesuraman?
Sebab saya berjalan seperti saya miliki sumur minyak
Memompa di ruangan tamuku.
Sebagaimana pada bulan serta matahari,
Dengan keputusan pasang kering,
Sama dengan niat yang ada tinggi,
Masih saya bakal bangkit.
Apa Anda pengin lihat saya remuk?
Kepala menunduk serta mata menunduk?
Pundak jatuh seperti tetes air mata.
Sangat kurang kuat oleh tangisanku yang penuh hati.
Apa kesombongan saya sentuh hati Anda?
Apa Anda tak menyaksikan sungguh-sungguh keras
Sebab saya ketawa seperti saya miliki tambang emas
Diggin 'di halaman belakangku sendiri.
Anda bisa tembak saya dengan kalimat Anda,
Anda bisa memangkas saya dengan mata Anda,
Anda bisa membunuh saya dengan kedengkian Anda,
Namun tetap, seperti udara, saya bakal bangkit.
Apa keseksian saya membikin Anda berduka?
Apa itu mengagetkan
Apabila saya menari seperti saya peroleh berlian
Di bersua muka pahaku?
Keluar dari gubuk bikin malu peristiwa
Saya bangun
Bangun dari era lalu yang berakar dari merasa sakit
Saya bangun
Saya yaitu samudra hitam, naik serta lebar,
Menjadi membesar serta menjadi membesar saya tahan di pasang.
Tinggalkan malam ancamanan serta ketakutan
Saya bangun
Ke fajar yang sangat ceria
Saya bangun
Bawa hadiah yang kakek-moyang saya kasih,
Akulah niat budak dan mimpi.
Saya bangun
Saya bangun
Saya bangun
0 notes
Text
Puisi Cinta Romantis Penyair Dari Terkenal
Puisi Cinta Romantis Penyair Dari Terkenal
Puisi Cinta Romantis Cantik Penyair Indonesia - Banyak sudah puisi-puisi yang terbentuk dari proses inovatif manusia untuk mengeluarkan jenis isi hati dan hati. Puisi-puisi yang tertulis atau tercatat dalam berbagai media itu memiliki karakter dan kekhasan masing-masing antara satu dengan lainnya. Ini memanglah tidak bisa lepas dari kedatangan puisi sendiri yang cenderung sebagai sesuatu komunikasi yang unik. Lewat puisi, pembaca bukan hanya coba mendefinisikan isi dengan nalar, tapi juga bisa rasakan di dalamnya dengan hati.
Puisi juga bisa menukar alasan dan pandangan kita pada sesuatu. Karena itu puisi kerap digunakan dalam berbagai kebutuhan. Misalnya jadi lirik lagu yang bisa mengupload semangat atau puisi yang bisa membuat menyayat hati dan haru. Arah puisi bisa betul-betul individu tapi bisa sosial. Sesuatu puisi individu yang banyak tercipta melalui tangan-tangan beberapa penyair adalah puisi cinta yang romantis.
Berikut Teman dekat bisa baca 5 puisi romantis dari 5 penyair terkenal yang dibikin dengan hati. Masing-masing dari puisi di bawah ini memiliki karakter yang kuat dimasing-masing puisinya. Silahkan dibaca ya Sob.. Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Terkenal
Sajak Puisi - Puisi Cinta Romantis
cintaku kepadamu tak pernah ada misalkan cinta romeo ke juliet, si majnun qais ke laila belum apa-apa temu-pisah kita lebih bermakna diperbandingkan temu-pisah yusuf dan zulaikha rindu-dendam kita melalui rindu sakit hati adam udara saya adalah ombak samuderamu yang lari-datang untukmu hujan yang berkilat dan berguruh mendungmu
saya adalah wangi bungamu cidera berdarah-darah durimu semilir sampai badai anginmu saya adalah kicau burungmu kabut puncak gunungmu tuah tenungmu
saya adalah beberapa titik hurufmu huruf-huruf katamu kalimat maknamu
saya adalah sinar silau panas dan bayang-bayang hangat mentarimu bumi pasrah langitmu saya adalah jasad ruhmu fayakun kunmu
Terkadang seharusnya kita berduka,
Agar terasa demikian suka Ketika waktunya kita bersuka Terkadang seharusnya kita menangis, Agar terasa demikian manis Ketika waktunya kita tertawa Terkadang seharusnya kita menanggung derita Agar terasa demikian bahagia Ketika waktunya kita bahagia Jika sekarang ini kita pisah Itu seharusnya Agar terasa demikian mesra Jika ketika waktunya nantinya Kita ditakdirkan bertemu kembali
Rindu apalah arti sebuah mimpi saat nyenyak berserak pada malam-malam tanpa suara kucari hadirmu lepas fajar sampai petang terusik tergeragap seperti petir tanpa gelegar beberapa saat masukkan semua kemauan dunia seperti kapal yang karam jatuh pada kedalaman tanpa batas tanpa yang lebih pasti dibandingkan gelap saat bulan kehilangan cahaya dan halilintar kehilangan kilatnya adakah yang lebih berduka terkecuali hati yang rindu demikian ingin kulihat mukamu pada kesia-siaan yang dekat denganku saat ini
Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Terkenal
Mawar Paling jauh - Puisi Cinta Romantis
Kau benih hujan pagi hari, saya payung yang lama iri.
Kau airmata di ujung jari, saya saputangan matahari.
Jika kau dalam gaun merah, saya tersisa tangan di perutmu.
Tapi kau genangan darah, saat saya gagal menyenangimu.
Kau cermin terlalu menunggu, saya muka yang memurnikanmu.
Tumpahkanlah tilas semua dara, sampai jantungmu serimbun bara.
Kau pemilik hujan seluruh hari, saya payung terlampau sembunyi. Silakan, lekaslah kelabui Januari, karena saya terkulai ke tepi nyanyi.
Pacar Senja - Puisi Cinta Romantis
Senja ajak pacarnya sekadar duduk di pantai. Pantai sudah sepi dan tidak akan ada yang peduli. Pacar senja betul-betul pendiam: ia senyumanan-senyum saja dengar gurauan senja. Bila senja minta peluk, 1/2 saja, pacar senja tersipu-sipu. "Nantinya saja kalau sudah gelap. Malu dilihat lanskap."
Cinta seperti penyair berdarah dingin yang pandai mencatat luka. Rindu seperti sajak sederhana yang tidak ada matinya. Tidak terasa senyap tiba: senja mendadak melengos ke cakrawala, meninggalkan pacar senja yang megap-megap oleh ciuman senja. "Mengapa kau tinggalkan saya sebelum sempat kurapikan kembali waktu? Demikian selekasnya cium jadi bekas. Demikian curangnya rindu. Awas, akan kupeluk habis kau esok hari."
Pantai telah gelap. Ada yang tidak bisa pulas. Pacar senja berangsur lebur, luluh, menggelegak dalam gemuruh ombak.
Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Terkenal
Puisi Classic Pendek Terbaik dan Paling Populer Sejauh Periode
Kita cicip sedikit puisi kadang-kadang. Puisi dapat demikian cantik, memiliki irama, dan bermakna; Tidak aneh bila puisi mempunyai cerita yang panjang semenjak jaman prasejarah. Meskipun saya tidak datangkan puisi classic dari hieroglif membidik kuno, ada beberapa puisi classic yang betul-betul memesona untuk dibaca. Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Terkenal
Karena puisi ialah hal yang paling individu, saya membuat daftar puisi classic yang terbaik untuk saya. Puisi terbaik untuk Anda kesempatan berbeda. Saya tidak selamanya cari rima atau alat sastra tertentu seperti asonansi, onomatopoeias, atau aliterasi. Saya cari puisi yang betul-betul kelaronansi dengan saya dan membuat saya rasakan langkah tertentu atau memberikan saya pertimbangan berlainan terkait hidup. Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Terkenal
Berikut beberapa puisi classic terbaik untuk Anda cicipi. Bila Anda cari semakin banyak puisi untuk isi dahaga Anda akan puisi (atau ingin tempat untuk share puisi Anda), saya anjurkan
1. "No Man Is An Island" oleh John Donne Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Terkenal
Tidak ada manusia yang disebut pulau,
Semua si dia,
Tiap orang ialah sisi dari benua,
Sisi dari utama.
Bila gumpalan terikut oleh laut,
Eropa kurang.
Jika tanjung itu.
Seperti bila bangsawan temanmu
Atau punyamu sendiri ialah:
Kematian orang yang mana merendahkanku,
Karena saya ikut dengan umat manusia,
Dan karenanya jangan sampai mengirimi untuk ketahui untuk siapa bel berbunyi;
Itu benar-benar bikin rugi bagimu.
Sumber 2. "Stop di Rimba Pada Malam Bersalju" oleh Robert Frost Puisi Cinta Romantis Dari Penyair Terkenal
Rimba siapa ini, kurasa saya tahu.
Tempat tinggalnya ada pada desa;
Ia tidak menyaksikan saya stop di sini
Untuk melihat hutannya disanggupi salju.
Kuda kecilku tentu melihat aneh
Stop tanpa rumah pertanian dekat
Di antara rimba dan danau beku
Malam tergelap tahun ini.
Ia mengguncangkan lonceng tali kekang
Untuk bertanya adakah kekeliruan.
Diantaranya suara yang lain ialah sapuan
Angin gampang dan serpihan berbulu halus.
Hutannya cantik, gelap dan dalam,
Tetapi saya punyai janji untuk dipenuhi,
Dan mil untuk pergi saat sebelum saya tidur,
Dan mil untuk pergi saat sebelum saya tidur.
Sumber 3. "Still I Rise" oleh Maya Angelou
Anda bisa menulis saya dalam cerita
Dengan dustamu yang pahit dan bengkok,
Anda kesempatan raih saya di tanah yang paling kotor
Tetapi tetap, seperti debu, saya akan bangkit.
Apa keluasan saya membuat Anda bersedih?
Kenapa Anda diliputi kesuraman?
Karena saya berjalan seperti saya punyai sumur minyak
Memompa di ruangan tamuku.
Seperti pada bulan dan matahari,
Dengan kejelasan pasang kering,
Sama dengan tekad yang ada tinggi,
Masih saya akan bangkit.
Apa Anda ingin menyaksikan saya remuk?
Kepala menunduk dan mata menunduk?
Pundak jatuh seperti tetes air mata.
Paling kurang kuat oleh tangisanku yang penuh hati.
Apa kesombongan saya sentuh hati Anda?
Apa Anda tidak melihat benar-benar keras
Karena saya ketawa seperti saya punyai tambang emas
Diggin 'di halaman belakangku sendiri.
Anda bisa tembak saya dengan kalimat Anda,
Anda bisa menggunting saya dengan mata Anda,
Anda bisa membunuh saya dengan kedengkian Anda,
Tetapi tetap, seperti udara, saya akan bangkit.
Apa keseksian saya membuat Anda bersedih?
Apa itu mengagetkan
Jika saya menari seperti saya mendapatkan berlian
Pada berjumpa muka pahaku?
Keluar dari gubuk malu-maluin cerita
Saya bangun
Bangun dari masa lalu yang berakar dari terasa sakit
Saya bangun
Saya ialah samudra hitam, naik dan lebar,
Menjadi membesar dan menjadi membesar saya tahan di pasang.
Tinggalkan malam bentakan dan ketakutan
Saya bangun
Ke fajar yang paling ceria
Saya bangun
Bawa hadiah yang leluhur saya beri,
Akulah tekad budak dan mimpi.
Saya bangun
Saya bangun
Saya bangun
0 notes
Text
Samudra Kaya, tapi Pantai Adalah Nyawa
Suara ombak menggaruk punggung pasir di bibir pantai, terdengar mengawali lagu. Suara itu, disusul petikan gitar, menarik segera telinga untuk lebih dekat meresapi lagu berjudul Melaut dari Kapal Udara.
Layar gerak berirama/Laut menyapu/Tenang bersuara/Mengayuh perahu. Jaring/Mekar/Tarik. Fajar berlayar di udara/Mendayu-dayu/Tak pernah habis daya/Mengayuh perahu. Jaring/Mekar/Tarik/Ulur.
Larik lirik lagu Melaut pendek, tapi dalam. Ada sederet pesan yang menunggu dimaknai pada setiap kata. Kali pertama mendengar lagu ini, saya yang cenderung lebih menyukai laut atau pantai tinimbang gunung atau bukit, seketika merasa akrab.
Saya lahir dan tumbuh besar di perbukitan Desa Passi, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Kendati desa kami berada jauh dari laut–justru mungkin karena itu–kami terlatih mengindam-idamkan apa yang tidak kami miliki. Lautan.
Mendengar lagu Melaut, bukan saja ingatan tentang pantai yang hadir, namun tentang para nelayan, dan ikan-ikan juga ikut terlintas di kepala saya. Selain itu, lagu ini juga menyeret ingatan saya ke salah seorang sahabat di Manado: Didi Mangrove. Ia berpulang tahun lalu.
Didi merupakan salah satu nelayan yang mendiami sebuah rumah di tepi laut, di Kelurahan Sario Tumpaan, Kota Manado. Didi dan masyarakat setempat, menamai tempat itu sebagai “Daseng Panglima”. Di tempat itu pula bernaung Asosiasi Nelayan Tradisional (Antra). Mereka juga mendirikan koperasi serba usaha “Antra” sejak Maret 2015.
Selain menjadi nelayan, Didi juga merupakan vokalis band punk Manado, bernama The Sotset. Ia kerap menyuarakan perlawanan lewat lagu-lagu yang mereka bawakan, saat gig dihelat hampir sebulan sekali di Manado dan sekitarnya.
Saya teringat ketika Didi bercerita tentang Daseng. Katanya, Daseng adalah “tugu perlawanan” para nelayan. Didi dan nelayan-nelayan di Daseng, harus berjuang melawan reklamasi pantai di pesisir Boulevard, Kota Manado. Daseng tampak terhimpit di antara deretan gedung perbelanjaan.
Menurut pengakuan Antra di indonesiabiru.com, sejak 2003 jumlah nelayan di pesisir Boulevard, menyusut hingga 70 persen. Sementara reklamasi pantai di Manado, sudah berlangsung sejak 1998. Para nelayan yang tersisa di sepanjang Boulevard, setelah reklamasi pantai, terhitung tinggal seratusan. Perahu-perahu ketinting yang terparkir di Daseng pun tak banyak, dan harus yang berukuran kecil. Jika perahu terlalu besar, tak ada lagi tempat untuk berlabuh, karena di kanan kiri Daseng, telah berdiri tembok-tembok bebatuan hasil reklamasi.
Dandhy Dwi Laksono bersama Suparta Arz, yang mengelilingi Indonesia dalam Ekspedisi Indonesia Biru sejak 1 Januari 2015, juga berkesempatan singgah di Daseng. Di indonesiabiru.com, Dandhy menulis bahwa beberapa nelayan mengeluh sebab ikan-ikan dasar atau ikan karang yang menjadi target mereka, semakin berkurang akibat reklamasi. Rata-rata nelayan harus melaut lebih jauh lagi, yang tentunya membikin biaya untuk pembelian bensin membengkak.
Tapi nelayan mengaku mendapat berkah sejak 2015, sebab ikan cakalang dan tuna ekor kuning (yellow fin), mulai banyak ditemui masuk Teluk Manado. Hal itu disebabkan maraknya razia atau pemberantasan illegal fishing, dan larangan transhipment. Selain itu, para nelayan di Daseng pun seiring waktu mendapat peluang kerja lain, dengan membuka usaha pembuatan jaring cincin, sebab ramainya penangkapan cakalang dan tuna.
Namun, di balik semua itu, nelayan-nelayan di Daseng harus tetap berjuang jika cuaca buruk. Saya seketika ingat perkataan Didi, "Kalau cuaca buruk, yang menunggu kami di pesisir bukan lagi bibir pantai berpasir. Tapi tembok-tembok bebatuan." Iya, mereka harus selincah mungkin untuk bisa berlabuh, menghindari tembok-tembok bebatuan yang selalu siap menelan korban kapan saja.
Seperti kata Musharifuddin bin Muslihuddin `Abdullah al-Shirazi, penyair Persia (1184-1325 masehi), bernama pena Sa'di dalam buku Gulistan, "Di kedalaman samudra, ada kekayaan tiada tara. Namun jika engkau mencari keselamatan, di pantailah tempatnya."
Ah, jika saja pisau itu tak menikam lambung Didi, setahun yang lalu, lirik-lirik ini akan kita senandungkan di Daseng bersama-sama.
Layar gerak berirama ... Laut menyapu ...
Kristianto Galuwo a.k.a Sigidad.
Freelance journalist asal Desa Passi, Bolaang Mongondow.
*tulisan ini merupakan interpretasi lagu melaut Kapal Udara
*Lagu Kapal Udara bisa di dengarkan di sini.
2 notes
·
View notes
Text
Merekam Kualitas, Membangun Industri Musik di Kota Makassar
Wawancara Bersama Chapunk tentang Studio Rekaman dan Industri Musik di Kota Makassar
Sepanjang bulan April 2017, saya bersama personil Kapal Udara yang lain harus berkali-kali mendatangi daerah Toddopuli untuk melakukan proses rekaman. Tempat rekaman tersebut sebenarnya tidak persis berada di Jalan Toddopuli, namun “daerah Toddopuli” sering kami gunakan sebagai jawaban saat ada yang bertanya, kalian rekaman di mana?—menjawab Rucs Record saja tidak cukup, karena sudah pasti akan ada pertanyaan susulan: Rucs Record itu di mana?
Di masa mahasiswa baru (maba), saya tinggal di rumah keluarga di daerah Toddopuli (lagi-lagi sebenarnya rumahnya tidak tepat di jalan Toddopuli). Saat masih tinggal di sana, saya selalu membayangkan punya band di Makassar dan bisa membuat album. Namun waktu itu saya pesimis, boro-boro membuat album, membuat band—bagi saya yang perantau ini—adalah hal yang sangat sulit. Akhirnya saya hanya fokus menjalani aktivitas sebagai maba di kampus, sesekali memanfaatkan gitar yang nganggur di koridor untuk melepas dahaga bermain musik.
Ternyata dari perkenalan di kampus, bersama teman-teman sejurusan, justru saya bisa membuat band: Kapal Udara. Di akhir 2016, saya bersama personil Kapal Udara lainnya memutuskan untuk membuat mini album. Keputusan itu disambut baik oleh beberapa teman kami yang siap membantu dan berkolaborasi dalam hal perilisan dan pendanan (kolaborasi ini akan dibahas ke dalam tulisan selanjutnya). Lima materi telah kami siapkan saat itu. Namun yang menjadi pertanyaan, di mana Kapal Udara akan rekaman?
Dunia rekaman adalah dunia asing bagi para personil Kapal Udara. Kami tidak tahu banyak tentang tempat recording di Makassar. Sampai akhirnya saya mendengar nama Chapunk saat menyimak program the Awsomer Revius. Chapunk, (nama lengkapnya Abdul Chaliq) bekerja sebagai sound engineer, kadang merangkap jadi mastering engineer, juga live soundman. Sekarang ini ia fokus di bidang audio recording di studionya, Rucs Record. Setelah mencari tahu banyak hal tentang Chapunk, akhirnya Kapal Udara bersepakat untuk rekaman di sana.
Sejak pertemuan awal, hingga rekaman mini album Kapal Udara selesai, kami mendapatkan banyak pelajaran dari Chapunk. Untuk itu, tulisan ini dibuat agar pelajaran tersebut, setidaknya bisa kami sebar. Tulisan ini merupan obrolan singkat saya bersama Chapunk.
Sebagai personal dan personil Kapal Udara, kami berterimakasih kepada Chapunk dan orang-orang yang telah menggeluti dunia Sound Engineer . Menurut kami, panggung depan diciptakan oleh orang-orang yang bekerja di baliknya. Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan kita terhadap pekerjaan sound engineer dan perihal apa yang mereka pikirkan.
Selamat membaca!
***
Bisa ceritakan proses yang dilaui sampai bisa menjadi sound engineer?
Kalau proses awal sampai bisa jadi sound engineer , itu awalnya, saya penasaran bagaimana caranya merekam. Karena pada waktu itu, sekitar tahun 2010, saya mau produksi album band saya sendiri.
Saya cari tahu di internet, belajar otodidak sekitar setahunan. Sampai akhirnya mentok, dan saya berpikiran bahwa, sepertinya untuk tahu lebih dalam, saya harus sekolah. Akhirnya di tahun 2012 akhir, menjelang tahun 2013 saya ke Jakarta untuk sekolah sound engineer.
Terus, bagaimana ceritanya Rucs Record sampai bisa terbentuk?
Jadi waktu sepulang dari Jakarta, awalnya Rucs record itu belum punya studio (bangunan tersendiri), jadi proses produksi itu ada di kamar saya, di rumah. Ya itu sebelum Rucs Record jadi seperti yang sekarang ini (bentuknya). Jadi dari kamar, kumpulkan duit, dari klien, dari recording, mixing, mastering, sampai kerjain musik film, scoring, jual-jualin sound effect, sampai akhirnya punya bangunan (studio) sendiri.
Memang butuh perjuangan besar di���? Tapi ngomong-ngomong, kau punya sosok yang menginspirasi dalam membuat record studio dan menjadi sound engineer?
Saya terinspirasi sama guru saya sewaktu sekolah kemarin, namanya Agus Hardiman. Karena dia, saya jadi berani untuk hidup di dunia recording, seperti yang saya jalani sekarang.
Kenapa bisa?
Pertama, karena saya itu belajar audio sama dia waktu di sekolah, waktu di Jakarta. Awalnya kan belajar audio hanya karena saya mau tahu bagaimana cara produksi musik sendiri, supaya bisa produksi albumku sendiri. Tapi karena dia—kalau saya lihat dia orangnya itu betul-betul, hampir bisa dibilang, semua kehidupannya itu dari audio. Dari menulis buku, mengajar, recording. Pokoknya semuanya tentang audio lah. Jadi dia hidup betul-betul dari audio. Makanya saya terinspirasi sama dia.
Bicara soal Rucs Record, ada tahap-tahap yang paten kah, yang diterapkan Rucs Record dalam melakukan proses recording?
Kalau tahap-tahap produksi di Rucs Studio itu, yang pertama saya harus tahu materi lagunya seperti apa dulu, komposisinya bagaimana—baik dari segi instrumen, karakter sound yang diinginkan.
Setelah itu kita harus melakukan pre produksi, atau bahasa kotornya sih, anak-anak sering bilang “rekaman kotor” dulu. Setelah rekaman kotor, semua filenya dibawa pulang sama si band, didengar kembali, dikoreksi kembali: kalau ada perubahan tempo, pengisian lirik, maupun nada yang harus diubah atau apalah. Kemudian bila catatannya telah fix (apa saja yang harus diubah), baru kita melakukan recording yang sebenarnya.
Terus, yang berbeda (dari tempat recording lainnya), saya menerapkan sistem perlagu dalam rekaman, bukan per shift. Ya alasannya karena itu tadi, saya butuh pre produksi dulu. Setelah pre produksi, dan setelah bahannya berhasil direcord (masuk ke tahap produksi), saya harus kumpulkan mood dulu, untuk memixing lagu tersebut. Makanya kayak Kapal Udara kemarin sampai berbulan-bulan pengerjaannya. Alasannya karena, pertama, klien menumpuk, dan ke dua, karena saya harus kumpulan mood dulu, biar hasilnya maksimal.
Bagaimana proses mengumpulkan mood?
Tergantung materi lagunya sih. Kalau misalkan dia folk atau klasik kan cocoknya (suasana) alam. Jadi biasanya saya “keluar” sebelum mixing, biar lebih dapat feelnya. Kalau metal-metalan, biasanya sambil nonton film action atau war. Pokoknya tergantung lagunya lah.
Terus, ngomong-ngomong ini bro, Rucs Record punya standar dalam menerima klien? Kalau ada, apa saja?
Dulunya memang saya pasang standar untuk menerima klien. Standarnya itu: saya dengar materi lagunya dulu, kalau saya senangi, saya terima. Tapi kalau tidak ya saya tolak.
Tapi itu dulu, sebelum saya menikah. Dan setelah menikah, semua yang masuk, biasanya sih saya terima yang penting jadwalnya tidak ada yang tabrakkan. Tapi bedanya, kalau (klien) yang saya senangi, itu harganya dapat harga normal. Tapi kalau (klien) yang saya tidak senangi, itu biasanya harganya jauh lebih mahal. Saya pasang harga mahal sih sebenarnya (merupakan) bentuk penolakan secara halus.
Hehehe, karena tidak enak menolak ya? Selama bekerja di Rucs Record, adakah pengalaman yang menarik yang bisa diceritakan?
Kalau pengalaman menarik, apa di’, hahaha bingung ka dipertanyaan ini. Karena semua proses rekaman di Rucs Record itu menyenangkan ji. Kalau tidak menyenangkan, biasanya saya cancel. Oke skip! Hahaha.
Terus, kau punya proyekan lain selain Rucs Record? Kalau punya, apa saja?
Kalau proyek lain di luar Rucs Record, sekarang saya sama teman-teman sedang menjalankan production house (PH) di bidang audio visual. Namanya Resolusi. Kontennya tetap musik dan skena indie, serta pergerakan-pergerakan yang ada di Makassar. Oh ya, selain Resolusi, sekarang saya (juga) lagi fokus sama band Firstmoon.
***
foto: www.instagram.com/_acdp
Bisa cerita soal proses pengerjaan mini album Kapal Udara “Seru dari Hulu”?
Pembuatan mini album Kapal Udara itu termasuk rumit dan berliku-liku, karena Kapal Udara satunya-satunya klien yang saya temani pergi hunting gitar. Hahahah. Terus proses rekamannya sempat tertunda karena saya memutuskan untuk menikah. Akhirnya Rucs Studio harus berhenti dulu selama sebulanan kalau tidak salah, dan proses produksi mini album Kapal Udara dilanjutkan setelah saya pulang honey moon.
Nah setelah proses produksi selesai, ternyata masih ada masalah lagi: Kau datang ke studio mengkomplain hasil masteringnya. Katanya pecah. Tapi setelah saya cek ternyata bukan masteringnya yang pecah, tapi pemutar multimediamu itu settingnya over, begitu kan? Hehehe. Tapi selebihnya aman.
Hahahaha, maklum ya, newbie. Terus apa pendapatmu tentang Kapal Udara, baik dari segi musikalitas maupun teknis?
Kalau tentang musikalitas Kapal Udara, kalau dari sudut pandang saya pribadi, secara musikalitas itu tergolong unik, mulai dari pemilihan nada, penulisan lirik, sampai pemilihan sound itu, termasuk unik.
Kalau dari segi teknis, mungkin karena Kapal udara ini masih baru, masih muda-muda, masih berbahaya, hehehe. Jadi untuk teknis sepertinya anak Kapal Udara harus lebih belajar lagi. Walaupun kalian memainkan musik akustik, gitar akustik, kalian harus sadar akan teknologi, biar tidak ketinggalan nantinya, begitu.
Wah, pokoknya Kapal Udara punya PR lah. Hahahaha. Terus kalau bicarakan musik Makassar secara umum, apa pendapatmu soal skena musik Makassar sekarang ini?
Ee kalau dari sudut pandang sebagai sound engineer, tentang skena musik di Makassar, tentang band-band indie di Makassar, pertama ya, seperti yang mungkin diketahui oleh semua band: “kita masih mengotak-kotakkan diri”. Masih banyak visi-misi yang berbeda. Masih kurang edukasi.
Dan rata-rata, atau sebagian besar, kalau saya lihat, belum banyak yang sadar industri (musik) di Makassar atau di Sulawesi belum sepenuhnya terbentuk. Jadi, belum ada industri. Semua masih berpatokkan di Jawa. Di Jawa, di Jawa, di Jawa. Kenapa harus di Jawa? Kenapa tidak bikin industri saja di Makassar? Nah itu dia, karena kurang edukasi, kurang ngumpul-ngumpul sesama band kayaknya. Kurang lebih seperti itu.
Oh iya lupa, rata-rata band, ketika ke Rucs Record, (setelah) saya lemparkan harga, mereka selalu berkata kalau harga yang saya pasang itu mahal. Tapi suatu saat nanti mereka bakal sadari kalau harga yang saya pasang itu, ketika industri makassar sudah jadi, itu sudah termasuk harga yang paling murah. Untuk sekarang masih mahal karena industri belum ada. Intinya itu dia, band-band di Makassar belum sadar tentang pentingnya kita bangun pasar di sini.
Tapi, sebelum jauh membahas soal membangun pasar/industri sendiri, menurutmu kelebihan dan kekurangan band-band di Makassar itu apa saja?
Kelebihan band-band di Makassar itu punya banyak genre. Banyak materi band yang bagus-bagus. Musikalitasnya tidak perlu dipertanyakan lagi.
Tapi Kekurangannya itu lebih ke edukasi, dan seperti yang dibahasakan sebelumnya, terlalu fokus sama Jawa. Masih banyak yang berpikiran bahwa titik sukses itu ketika kita bisa main di Jawa. Padahal kita bisa bikin industri kita sendiri di sini. Ya saya tidak bisa berbicara banyak. Ya saya tidak bisa berbicara banyak, ya (singkatnya) untuk sekarang, di Makassar itu kita masih perlu banyak membuat pergerakkan. Khususnya untuk membuat industri.
Menurutmu, apa yang langkah kecil untuk membangun industri musik di Makassar?
Kalau berbicara tentang ini, kayaknya agak kompleks deh jawabannya. Ya kalau hal kecil, kan sebenarnya bisa kita lakukan dari diri ta atau lini ta masing-masing.
Contoh kayak saya di lini produksi, saya semaksimal mungkin, saya tidak bilang bagus nah. Tapi maksudnya semaksimal mungkin, saya usahakan untuk membuat dan menghasilkan produksian yang layak di jual: itu jawaban yang saya kasi kalau ditanya ka apa pergerakan yang saya buat.
Terus (yang kedua) serealistis mungkin. Jadi saya pasang harga untuk produksi itu serealistis mungkin. Itu sebagai bentuk support juga buat band yang punya potensi untuk ciptakan industri musik di Makassar atau Indonesia Timur lah. Jadi itumi kenapa saya selektif (dalam menerima klien). Supaya lebih cepat ki prosesnya tercipta industri musik. Nah Itu hal kecil yang saya lakukan.
Terus kalau langkah besarnya, menurutmu apa yang bisa kita lakukan?
Nah kalau hal besar, kompleks sekali sih. Maksudnya, hal itu harus kita lakukan bersama-sama. Bukan cuma perorangan. Memang harus kompak semuanya. Nah itu kalau saya lihat kondisi Makassar sekarang, kayaknya masih susah untuk dilakukan. Kenapa saya bilang susah, karena kita selalu kembali menghadapi masalah inti: budget (pendanaan).
Ya realistis lah, kita kalau mau bikin pergerakan pasti butuh budget. Dan sampai sekarang belum ada suatu wadah yang bisa membiayai itu semua. Kalau untuk biaya produksi sih banyak mi. Banyak mi yang mau biayai produksi band. Banyakmi yang mau biayai tur band. Tapi sebenarnya bukan cuma sampai di situ, banyak hal-hal lain yang harus kita perhatikan. Intinya kompleks lah. Kayaknya agak berat kalau saya jawab ini. Takutnya nanti kesannya hanya teoritis ji.
Sebenarnya ada (pergerakan) yang sedang saya lakukan sama anak-anak. Saya nda mau dulu publish, nanti pasti saya akan ajak anak-anak Kapal Udara dan band yang lain untuk membicarakan apa yang harus kita lakukan untuk membangun industri.
Bukanji teoriku sih. Tapi kita ngumpul dulu semua, terus kita bicara lebih jauh lagi apa yang kita butuh. Kita ngumpul dan sama-sama membicarakan lebih dalam kebutuhan ta. Kita ajak semua pelaku industri kreatif, khususnya di bidang musik di Makassar. Intinya kita kumpul dululah, dan bicarakan bersama-sama, mengeluarkan semua ide yang ada di kepala. Mungkin itu ji.
Asikkeh. Pasti teman-teman tidak sabar menunggu. Okey, terakhir, sebagai sound engineer, ada saran untuk band-band di Makassar?
Saran-saran saya untuk Kapal Udara dan band-band yang ada di Makassar, selain fokus membuat karya, harus lebih fokus juga (berpikir) bagaimana cara menghargai karya tersebut.
Secara realistis sih, kalau dari sudut pandang saya, sangat disayangkan ketika kalian membuat karya-karya bagus tapi tidak dipromosikan secara bagus. Band-band di Makassar juga masih kurang mendokumentasikan setiap kegiatannya, padahal itu untuk zaman sekarang, itu sangat penting. Masih banyak band-band yang tidak mengaktifkan Youtube-nya, masih sekedar di Instagram, padahal Youtube, untuk masa sekarang, adalah barometer bagi band-band luar untuk mengetahui apa saja yang kita lakukan di Makassar.
Dan masih banyak sebenarnya, yang harus diperhatikan, tapi intinya: jangan cuma fokus untuk proses berkarya, tapi fokus juga bagaimana caranya kita menjual karya yang sudah kita buat.
*
Saleh Hariwibowo
0 notes
Text
Seniman Harus Bisa Membuat Moodnya Sendiri, Bukan Menunggunya!
Wawancara Bersama Gunawan Adi tentang Pengerjaan Artwork Seru dari Hulu
Seru dari hulu bukanlah hanya sebuah rilisan musik melainkan sebuah upaya kolaborasi yang digagas oleh Kapal Udara. Di bawah ini adalah wawancara singkat yang saya lakukan bersama Gunawan Adi selaku ilustrator Seru dari Hulu.
Hai Gun, bisa ceritakan sedikit soal dirimu?
Halo nama saya Adi Gunawan. Saya memutuskan untuk menjadi seniman dan ilustrator pada tahun 2011.Sekarang kegiatan saya, masih aktif berkuliah di salah satu kampus negeri di Makassar
Sejak kapan suka menggambar dan apa gambar pertamamu?
Saya suka menggambar dari umur lima tahun dan seingat saya gambar pertama kali yang saya buat itu kucing karena di dekat rumah banyak kucing, jadi referensi terdekat yang bisa saya gambar itu kucing.
Gambar seperti apa yang senang kau gambar?
Saya senang menggambar banyak hal sih, jadi saya tidak terfokus pada satu aliran gambar karena menurutku semua gambar bagus. Tapi akhir-akhir ini saya lebih suka aliran pop surealis. Mungkin karena sering melihat karya-karya Takashi Murakami dan Bryan Doneli sih. Tapi terlepas dari itu semua karya bagus bagi saya jadi tidak ada batasan sih. Karena menurutku penting bagi seniman untuk keluar dari batasan-batasan mereka.
Apakah nama yang kau sebutkan tadi adalah pelukis favoritmu?
Sebenarnya bukan pelukis sih, dia seniman. Karena kalau dia pelukis, ketika dia bikin patung dia bukan pelukis lagi. Dan memang mereka berdua sih, beberapa dari banyaknya seniman yang saya kagumi. Tapi kebanyakan dari luar. Kalau dari dalam (Indonesia) mungkin Heri Dono sama Inihara.
Projek apa yang sekarang sedang kau garap, baik personal atau berkelompok? Atau mungkin projek kolaborasi dengan seniman yang bukan seniman gambar?
Projek yang sekarang digarap, persiapan pameran sih sama Ina untuk projekan Hujan Buatan. Kalau kolaborasi, ini sedang kolaborasi dengan Kapal Udara, band yang lagunya keren. Jadi saya suka berkolaborasi dengan band yang menurutku punya lirik dan musik yang bagus.
Soal kolaborasi dengan Ina, boleh minta tiga kata untuk kolaborasimu dengan Ina yang juga selaku pasanganmu?
Ina partner terbaik!
Apa yang ada di pikiranmu saat pertama kali diajak berkolaborasi oleh Kapal Udara?
Senang sekali sih bisa diajak kolaborasi.
Yang pertama saya pikirkan malah covernya tidak boleh ada mukanya karena saya liat banyak sekali band yang ingin masuk dalam cover. Jadi pas dapat projek sama Kapal Udara yang ada di pikiranku: ini covernya harus keren dan tanpa foto di covernya.
Kenapa akhirnya memilih gambar cover perahu dengan banyak hal di dalamnya?
Menurutku cover perahu dengan kepala angsa sangat mewakili musik Kapal Udara. Sebenarnya ada banyak hal yang tertutup layar di kapal tersebut—yang penuh dengan banyak cerita. Sebenarnya saya merangkum semua lagu dari Kapal Udara mulai dari Menanam, Melaut dan semuanya. Jadi yang saya pikir yang paling cocok yah itu. Sebelumnya saya sudah membuat hampir tujuh sketsa hingga akhirnya kapal dengan kepala angsa terlintas di pikiranku untuk menjadi cover Seru dari Hulu.
Saat membuat artwork untuk lagu-lagu di Seru dari Hulu, lagu apa yang pertama kau buat artworknya? Kenapa?
Yang pertama kali dibuat Melaut sih. Saya memilih Melaut karena saat mengerjakannya pada malam hari dan sebelumnya saya menonton di youtube tentang tsunami. Hingga akhirnya saya memikirkan membuat gambar Melaut tanpa tsunami.
Seberapa penting riset dalam sebuah karya menurutmu? Seperti yang kau lakukan yakni menonton video tsunami di youtube sebelum menggambar artwork melaut?
Penting sekali sih. Menurutku riset tidak mesti rumit seperti yang biasa dilakukan di kampus. Kita hanya perlu memetik buah yang masak saja. Yang masih mengkal biarkanlah bertumbuh.
Dengan majunya informasi yang ada sekarang, riset bisa dilakukan dengan cepat dan tepat. Sudah tiga tahun belakangan ini saya selalu menggambar sambil mendengarkan musik. Sebelumnya saya menggambar sambil menonton dan itu bersamaan. Bahkan biasanya saya melakukan tiga kegiatan sekaligus. Itu penting bagi seniman sih.
Ada banyak cara untuk merangsang mood seseorang dalam bekerja. Seniman seharusnya bisa membuat mood mereka sendiri. Bukan menunggunya.
Apa yang kau pikirkan saat mendengar lagu-lagu Kapal Udara?
Saat mendengar lagu Kapal Udara saya memikirkan banyak hal sih. Kayak suasana di kampung, suasana di laut, dan banyak hal tentang kampung halamanku.
Jadi menurutku pada saat mengerjakan projekan dengan Kapal Udara kayak menggambar tentang kampung halaman sendiri. Jadi mengasikan sih. Apalagi lagunya tidak teriak-teriak jadi santai saja sih. Pakai tidur juga asik, pakai pacaran juga asik.
Terakhir, pesan buat Kapal Udara dong?
Pesannya apa yah? Eh Makassar terlalu sempit dan terlalu sepi brother. Di luar sana sebenarnya masih ada kehidupan yang sesungguhnya., bukan cuma di musik sih. Di semua bidang kesenian juga sedang surut di Makassar jadi jangan cepat puas dan melangkahlah ke Jawa dulu supaya kalian bisa tahu atmosfir yang sangat hebat di sana.
*
Viny Mamonto
0 notes