#lahan tidur
Explore tagged Tumblr posts
kantorberita · 9 days ago
Text
KKPI dan Pemkot Pontianak Hidupkan Pasar Nipah Kuning: Optimalkan Potensi Ekonomi Lokal
KKPI dan Pemkot Pontianak Hidupkan Pasar Nipah Kuning: Optimalkan Potensi Ekonomi Lokal KBRN1 NUSANTARA, PONTIANAK|| Koperasi Kelautan dan Perikanan Indonesia (KKPI) bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak untuk mengelola Pasar Rakyat Nipah Kuning sebagai langkah strategis dalam mengoptimalkan potensi ekonomi lokal, Kerja sama ini bertujuan menghidupkan roda perekonomian, membuka…
0 notes
eaaa10 · 21 days ago
Text
Interior Rumah Sederhana
Interior rumah sederhana tidak hanya tentang mengurangi elemen-elemen dekoratif, tetapi juga menciptakan suasana yang nyaman, fungsional, dan estetis tanpa perlu biaya yang besar. Desain rumah sederhana bisa sangat menarik, terutama ketika fokus ditempatkan pada pemilihan warna, furnitur yang efisien, dan pemanfaatan ruang yang optimal. Dengan pendekatan yang tepat, rumah sederhana dapat menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi penghuninya. Artikel ini akan mengulas bagaimana cara mendesain interior rumah sederhana yang tetap menarik dan nyaman.
Tumblr media
Mengutamakan Fungsi dan Kepraktisan
Pada interior rumah sederhana, salah satu prinsip yang sangat diperhatikan adalah fungsionalitas. Setiap elemen yang ada di dalam rumah harus memiliki tujuan yang jelas dan tidak hanya sebagai dekorasi belaka. Misalnya, furnitur yang dipilih sebaiknya tidak hanya menarik secara visual tetapi juga praktis dan efisien. Tempat tidur dengan laci penyimpanan, meja makan dengan fungsi lipat, atau rak dinding yang tidak memakan banyak ruang adalah beberapa contoh furnitur multifungsi yang sangat cocok untuk rumah sederhana.
Desain interior rumah sederhana menghindari furnitur yang besar atau rumit, lebih memilih elemen yang bersih, ramping, dan mudah dipindahkan. Dengan cara ini, rumah terasa lebih lapang dan tidak penuh dengan barang-barang yang tidak perlu.
Pilihan Warna yang Tepat
Warna sangat berpengaruh dalam menciptakan suasana di dalam rumah. Untuk rumah sederhana, pemilihan warna yang tepat dapat membantu memperluas ruang dan memberikan rasa tenang. Warna-warna netral seperti putih, krem, abu-abu, atau cokelat muda sering dipilih karena memberi kesan bersih dan luas.
Warna netral juga memberikan fleksibilitas untuk menggabungkan berbagai elemen desain lainnya, baik itu furnitur, aksesori, maupun hiasan dinding. Selain warna utama, aksen warna cerah bisa ditambahkan pada elemen-elemen tertentu, seperti bantal sofa, karpet, atau lukisan di dinding. Ini memberikan sentuhan hidup pada ruang tanpa mengurangi kesan sederhana.
Memaksimalkan Penggunaan Ruang
Penggunaan ruang yang efisien adalah aspek penting dalam desain interior rumah sederhana. Rumah yang sederhana sering kali memiliki ruang terbatas, sehingga setiap inci ruang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Anda bisa memaksimalkan penyimpanan dengan menggunakan rak dinding, lemari built-in, atau tempat tidur dengan ruang penyimpanan tersembunyi.
Selain itu, pastikan untuk meminimalkan penggunaan barang yang tidak perlu atau furnitur berukuran besar. Dengan furnitur yang simpel dan efisien, Anda bisa memaksimalkan fungsi setiap ruang tanpa membuatnya terasa sesak atau penuh.
Pencahayaan yang Nyaman
Pencahayaan adalah elemen kunci dalam desain interior rumah sederhana. Cahaya alami dari jendela besar atau pintu kaca bisa membantu memberikan kesan terang dan luas pada rumah. Pencahayaan alami juga sangat efektif untuk menciptakan suasana yang nyaman dan sehat.
Pada malam hari, pastikan pencahayaan buatan cukup merata, lembut, dan tidak terlalu terang. Gunakan lampu dengan desain minimalis atau lampu meja dengan cahaya hangat yang memberi kesan cozy. Pencahayaan yang tepat dapat memperindah ruang dan menciptakan atmosfer yang lebih menyenangkan.
Dekorasi yang Sederhana namun Menarik
Desain interior rumah sederhana menghindari penggunaan dekorasi yang berlebihan. Alih-alih memilih banyak ornamen atau aksesoris, pilihlah dekorasi yang minimal namun tetap menarik dan memiliki fungsi. Tanaman hias adalah pilihan yang sangat baik, karena selain memberikan elemen alami yang segar, tanaman juga dapat mempercantik ruang tanpa mengurangi kesan sederhana.
Lukisan atau gambar dengan desain simpel juga bisa digunakan sebagai aksen di dinding. Pilihlah karya seni dengan warna netral atau dengan desain yang bersih agar tetap sesuai dengan tema sederhana. Ingatlah untuk tidak menambahkan terlalu banyak dekorasi agar ruangan tetap terasa lapang dan tidak berantakan.
Penyimpanan yang Rapi dan Terorganisir
Untuk menjaga agar rumah sederhana tetap terlihat rapi dan terorganisir, penting untuk memiliki solusi penyimpanan yang baik. Rumah sederhana biasanya memiliki ruang terbatas, jadi solusi penyimpanan yang efisien sangat diperlukan. Rak dinding, lemari built-in, atau kotak penyimpanan bisa menjadi pilihan yang baik untuk menyimpan barang tanpa memakan banyak ruang.
Pastikan untuk selalu merapikan barang-barang agar rumah terlihat bersih dan teratur. Penyimpanan yang baik akan membantu menciptakan rumah yang fungsional dan nyaman, serta membuat ruang terasa lebih luas.
Menjaga Kesederhanaan dalam Setiap Elemen
Desain interior rumah sederhana selalu berfokus pada kesederhanaan dan keseimbangan. Hindari penggunaan furnitur atau dekorasi yang terlalu rumit atau mencolok. Setiap elemen di dalam rumah harus saling melengkapi dan menciptakan kesan yang harmonis. Dengan menjaga keseimbangan dan tidak berlebihan, Anda dapat menciptakan rumah yang sederhana namun tetap menarik dan nyaman untuk dihuni.
Kesimpulan
Interior rumah sederhana tidak harus membosankan atau tanpa karakter. Dengan fokus pada fungsionalitas, pemilihan warna yang tepat, pencahayaan yang nyaman, serta dekorasi yang minimal, rumah sederhana bisa menjadi tempat yang indah dan nyaman. Kunci dari desain rumah sederhana adalah memanfaatkan ruang secara maksimal, menghindari kekacauan, dan menjaga kebersihan. Dengan pendekatan ini, rumah sederhana Anda akan tetap menarik, nyaman, dan penuh kehidupan meskipun tidak menggunakan banyak elemen dekoratif.
0 notes
hargo-news · 3 months ago
Text
Gerak Hati, Program Pemkab Bone Bolango Dongkrak Ekonomi Kerakyatan
Hargo.co.id, GORONTALO – Besaran luas wilayah Kabupaten Bone Bolango terus dimaksimalkan pemerintah setempat guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sejumlah sektor pun diberdayakan, salah satunya pemanfaatan lahan kosong, dengan membentuk program Gerakan Aktifkan Lahan Tidur (Gerak Hati), oleh staf ahli Bupati bidang pengembangan produk unggulan daerah. Staf Ahli Bupati, Safri Puili…
0 notes
fighter232 · 4 months ago
Text
SEKS DENGAN MAK SAUDARA
Ceritanya begini.Semasa Maksu aku masak di dapur,dia hanya bertuala yang dililit atas sedikit kedua-dua teteknya yang gebu.Ibarat berkemban tapi terlalu seksi bagi orang luar jika dilihat,tapi bagi aku anak saudaranya biasa saja.Dengan tak semena-mena batang kote aku naik mencancang,naik macam tiang bendera di Dataran Merdeka Kuala Lumpur la pulak,dan Maksu aku tu terperasan yang batang kote aku dah naik.Maksu aku buat don’t know aje aku tengok.Lepas masak Maksu aku terus sambung mandi kat dalam bilik air di dapur tu.
Sambil aku menikmati nasi putih dan berlaukkan ayam goreng Maksu dan sedikit sayur tumis air aku makan dengan penuh berselera di dapur.Seketika kemudian Maksu aku tu memanggil aku,katanya tolong ambilkan tuala yang baru kerana tuala yang dipakai tadi dah basah.Aku pun dengan malasnya pergi la ambi kat dalam bilik dia,lalu aku bawa tuala kepada dia dengan harapan dapat aku sambung makan nasi dengan ayam goreng ni.Nyata rezeki aku lebih baik kali ni,Maksu aku tu sambil tersenyum menggoda pada aku minta dilapkan badannya yang basah.Inilah kali pertama aku lihat tubuh badan Maksu aku tu tanpa seurat benang pun di hadapan mata aku sendiri secara live.Maksu aku tu kata yang dah nampak batang kote aku berdiri tadi bila akau lihat body Maksu aku tu.Rupa-rupanya Maksu aku tu dah gian nampaknya,maklumlah Paksu aku dah 2 malam berada di laut kerana menangkap ikan.Untuk pengetahuan Paksu aku ni seorang nelayan di laut sederhana dalam.So kalau pergi ke laut,paling awal pulang pun dalam masa 3 hari.
Selesai saja aku melapkan tubuh bogel Maksu aku tu,dia pun melilit terus badannya dengan towel,katanya cukup takat itu sahaja untuk aku,lebih-lebih tak boleh nanti Paksu aku marah katanya,tapi dari raut wajahnya memang nampak keinginan nafsu seksnya yang bergelora itu.Lalu aku pun meneruskan makan dengan rasa hampa dan kecewa kerana tak dapat kepuasan.Lepas makan aku pun terus duduk di ruang tamu tengok TV.Maksu aku tu kemudiannya terus datang pada aku dan duduk dengan aku menonton TV bersama-sama.Kemudiannya Maksu aku tu bertanya kepada aku.
“Zack rasa ghairah tak bila lihat Maksu berbogel tadi…???”Maksu aku tu bertanya kepada aku.
“Ada la jugak,Maksu…!!!”jawab aku kepada Maksu aku tu.
“Kenapa,Zack…???”tanya Maksu aku tu lagi kepada aku.
“Sebab Zack tengok tadi body Maksu tu masih lagi cantik dengan bentuk yang solid,kedua-dua tetek Maksu tu pulak yang kenyal ketika disentuh dan kulit kuning langsat Maksu tu membuatkan keinginan nafsu seks saya naik dengan menggila sekali,Maksu…!!!”aku pun menjawab lagi kepada Maksu aku tu.Maksu aku tu terkejut dengan pengakuan aku itu.Maksu aku tu kemudiannya dengan tidak semena-menanya berkata kepada aku.
“Kalau Zack rasa nakkan seks dengan Maksu,sila la masuk ke dalam bilik tidur Maksu sekarang…!!!”kemudiannya dengan tidak semena-mena Maksu aku tu berkata kepada aku.
Kemudiannya Maksu aku tu terus bangun dan berjalan masuk ke dalam bilik tidurnya.Sambil berjalan masuk ke dalam biliknya,Maksu aku tu pun terus melucutkan semua baju dan kain batik yang dipakainya,membuatkan aku terus melompat masuk ke dalam bilik Maksu aku tu dengan automatiknya.Aku pun kemudiannya terus merangkul Maksu aku tu dari arah belakang.Dengan perlahan-lahan aku mengusap badan Maksu aku tu yang menggebu.Aku kemudiannya terus memainkan kedua-dua tetek Maksu aku tu dari luar colinya,sambil Maksu aku tu mengeliat kesedapan dengan disertakan ngerangan kecil.Aku tahu yang Maksu aku tu memang sedang dahagakan layanan seks daripada suaminya yang pergi ke laut pada ketika ini,mungkin Maksu aku tu fikir yang aku boleh memuaskan segala keinginan nafsu seksnya yang sedang bergelora pada ketika ini.
Kemudiannya aku pun terus lurutkan pantiesnya ke bawah.Terpampang la bontot tonggek Maksu aku tu yang agak jatuh sikit tapi masih mengghairahkan sesiapa yang dapat melihatnya,lalu aku pun terus usapkan sampai Maksu aku tu terangkat-angkat bontot tonggeknya,dan dengan tangan aku dialirkan sehingga ke celah kangkangnya membuatkan Maksu aku tu melentikkan badannya ke belakang,mungkin terlalu stim kot.Dalam fikiran aku,beruntung jugak duduk rumah Paksu aku ni,dapat rasa pulak body Maksu aku tu yang sungguh mengiurkan ni.Akhirnya Maksu aku tu terus mengajarkan aku untuk memasukkan batang kote aku ke dalam lubang cipapnya.Maksu aku tu terus mengocakkan dulu batang kote aku yang sedikit menegang dengan menjadi tegang sekali.Sebelum itu sempat Maksu aku tu menghisap batang kote aku.Katanya batang kote aku nampak bersih dan comel,maklumlah masih teruna lagi.
Dengan perlahan-lahan Maksu aku memandu batang kote aku ke arah lubang cipapnya,kepala batang kote aku digosok-gosokkan dahulu di permukaan lubang cipapnya membuatkan aku kegelian bercampur kesedapan.Maksu aku tu kemudiannya terus memperbetulkan kedudukannya sedikit sambil tangannya tak lepas dari memegang batang kote aku.Kemudiannya Maksu aku tu berkata kepada aku.
“Tekan perlahan-lahan dahulu ke dalam,Sayang…!!!”kemudiannya Maksu aku tu berkata kepada aku sambil tangannya memandu arah batang kote aku masuk ke dalam lubang cipapnya yang agak melekit sedikit.
Akhirnya masuk sedikit kepala batang kote aku ke dalam lubang cipap Maksu aku tu buat kali pertamanya pada hari tersebut (kali pertama secara keseluruhannya).Terasa sedikit suam-suam di dalamnya membuatkan keinginan nafsu seks badan aku naik dengan tinggi.Maksu aku tu kemudiannya terus menyuruh aku menekan lagi batang kote aku ke dalam lubang cipapnya sedikit demi sedikit.Ketika ini tangannya sudah dilepaskan kerana batang kote aku telah memasuki lubang cipap Maksu aku tu.Dengan suara yang tidak berapa jelas Maksu aku tu kemudiannya terus meminta aku menolak batang kote aku sehingga dalam lagi,sambil kehangatan lubang cipap Maksu aku tu menjalar ke seluruh keliling batang kote aku.Aku rasa batang kote aku tersentak selepas aku menolak masuk.Maksu aku tu kemudiannya berkata kepada aku dengan suara yang stim sekali.
“Dah sampai ke pangkal rahim dah,Sayang…!!!” Maksu aku tu kemudiannya berkata kepada aku dengan suara yang stim sekali.
“Sorong-tarik batang kote tu kat dalam lubang cipap Maksu ni dengan perlahan-lahan dan secara tetap kalau boleh ye,Sayang…!!!”kemudiannya dengan suara yang sungguh sayu Maksu aku tu terus meminta kepada aku.
“Maksu akan lebih cepat klimaks seks kalau henjut lubang cipap Maksu ni dengan perlahan-lahan dan konsisten,Sayang…!!!”kemudiannya Maksu aku tu terus berkata lagi kepada aku.
Aku pun kemudiannya dengan ghairahnya terus menghenjut-henjutkan lubang cipap Maksu aku tu dengan perlahan-lahan sambil lubang cipap Maksu aku tu mengemut-ngemut batang kote aku dengan enak sekali.Maksu aku tu mula menjerit kecil sambil nafasnya tersekat-sekat,sesekali batang kote aku menerjah dengan dalam sekali ke dalam lubang cipap Maksu aku tu.Aku sekarang sudah dapat merasa hubungan seks yang begitu enak dan ghairah sekali dengan Maksu aku tu.Sambil menghisap-hisap puting kedua-dua tetek Maksu aku tu kiri dan kanan,sesekali aku mencium jugak leher dan mulut Maksu aku tu dan sambil itu Maksu aku tu jugak membalas dengan relanya dihenjut-henjut oleh anak buahnya.Dengan nada yang ikhlas Maksu aku tu terus berkata kepada aku.
“Terima kasih di atas segalanya yang Zack telah lakukan ini,Sayang…!!!Kalau tak ada la Zack hari ni,mungkin Maksu beronani aje hari ini,Sayang…!!!”Maksu aku tu kemudiannya terus berkata kepada aku dengan nada suara yang ikhlas.Akhirnya Maksu aku tu telah mencapai jugak klimaks seksnya sebelum aku.Selepas badan Maksu aku tu mengejang,aku rasa batang kote aku berdenyut-denyut,rasanya seperti masa aku melancap dulu.Aku kemudiannya terus berkata kepada Maksu aku tu.
“Mungkin saya dah nak terpancut sekarang ni,Maksuuuuu…!!!”kemudiannya aku pun terus berkata kepada Maksu aku tu dengan mendesah.
“Lajukan lagi henjutan batang kote Zack tu kat dalam lubang cipap Maksu ni dan pancutkan aje air mani Zack tu ke dalam lubang cipap Maksu yang kontang ni,Sayang…!!!”kemudiannya Maksu aku tu terus membalas kepada aku dengan mendesah jugak.Kemudiannya aku pun terus melajukan henjutan batang kote aku ke dalam lubang cipap Maksu aku tu dan sampai pada ketikanya badan aku rasa satu kejutan elektik yang amat dasyat sekali sambil keghairahan kerana kemutan lubang cipap Maksu aku tu semakin kuat.Akhirnya aku pun terus menghamburkan air mani aku ke dalam lubang cipap Maksu aku tu dengan agak banyaknya buat kali pertamanya pada hari tersebut (kali pertama secara keseluruhannya),dan Maksu aku tu pun kemudiannya terjerit kecil seperti kepuasan semasa aku memancutkan air mani aku ke dalam lubang cipapnya.Kemudiannya aku tertiarap di atas badan Maksu aku tu.Seketika terasa batang kote aku mangecut dan aku pun kemudianny terus mencabut keluar batang kote aku dari dalam lubang cipap Maksu aku tu lalu baring di sebelah Maksu aku tu.Kemudiannya Maksu aku tu terus berkata kepada aku.
“Terima kasih banyak-banyak kerana sudi melunaskan segala tuntutan batin Maksu hari ni,Sayang…!!!Pandai sangat la Zack memuaskan keinginan nafsu seks Maksu hari ni,Sayang…!!!Sebenarnya pernah tak Zack melakukan hubungan seks sebelum ini,Sayang…???”Maksu aku tu berkata dan bertanya kepada aku.
“Sebenarnya Maksu la wanita yang pertama sekali dapat saya saling melakukan hubungan seks bersama kerana sebelum ini saya memang tak tahu langsung macam mana untuk melakukan hubungan seks dengan sesiapa,cuma selalu menonton CD blue aje,Maksu…!!!”aku kemudiannya terus menjawab kepada Maksu aku tu.
“Zack,Maksu mintak banyak-banyak pada Zack yang perbuatan hubungan seks di antara kita berdua tadi dirahsiakan daripada pengetahuan sesiapa, terutamanya dengan Paksu dan Maksu mintak sangat pada Zack agar tinggal dengan lebih lama lagi di rumah Maksu ni kerana sedap sangat Maksu rasakan berhubungan seks dengan Zack tadi,Sayang…!!!”kemudiannya Maksu aku tu berkata lagi kepada aku.Aku terpaksa akur dengan permintaan Maksu aku tu.
Akhirnya selama sebulan aku saling bersetubuh dan melakukan hubungan seks bersama dengan Maksu aku tu tanpa pengetahuan sesiapa pun.Semasa suaminya pergi ke laut,aku pulak sibuk mengerjakan tubuh Maksu aku tu di rumah.
Aku sudah seperti suami isteri dengan Maksu aku tu.Panggilan “Maksu” tidak lagi aku gunakan kerana Maksu aku tu memintak dipanggil “Sayang” supaya lebih manja dan mesra ikatan kami berdua.
Sehingga sekarang Maksu aku tu masih lagi menagihkan layanan seks bersama dengan aku walaupun aku sekarang ini sudahpun beristeri dan ada anak sorang sekarang ini.Maksu aku tu berkata kepada aku.
“Biar la hubungan seks di antara kita berdua begini sahaja sehingga akhirnya kerana tiada sesiapapun yang tahu,Sayang…!!!Hanya di antara kita berdua sahaja yang mengetahuinya,Sayang…!!!”Maksu kau tu berkata kepada aku.
Kadang-kadang kalau rasa mengidamkan seluruh tubuh dan lubang cipap Maksu aku tu,aku bawa isteri aku pergi ke rumah Maksu aku tu sekali.
Pada malam harinya selepas semuanya tidur,kami berdua akan mamadu kasih dengan sepuas-puasnya bersama.Benih air mani aku pun ada yang menjadi pada rahim Maksu aku tu,tapi Paksu aku tak perasan sangat sebab dia pun main seks jugak dengan Maksu aku tu.
Begitulah ceritanya.Sehinggalah ke saat aku menaip cerita ini aku dan Maksu aku tu sedang bercuti di Terengganu.
Aku ada kursus pejabat di Pulau Tioman dengan Maksu aku tu mengikut aku sekali.Maksu aku tu berbohong dengan suaminya,katanya ada rombongan sambil belajar ke Pulau Tioman anjuran Kerajaan.
Di sini aku dan Maksu aku tu seperti pasangan suami isteri,saling makan bersama,saling mandi berbogel bersama,saling melakukan hubungan seks bersama,saling berseketiduran berbogel bersama,dan serba-serbinya bersama.
Tamat ..
2K notes · View notes
ceritamelayuboleh · 10 months ago
Text
Tumblr media
DOKTOR SWASTA PT 1
"Encik, kami ada berita kurang baik," wanita disebalik telefon memberitahu ku sebaik sahaja selepas dia memperkenalkan diri dia.
"Isteri encik perlu ditidurkan buat sementara waktu. Ini kerana keadaan Isteri encik agak tenat sedikit," kata wanita tersebut. Aku terkejut dan terkedu. Minda ku bagaikan tepu dan tidak dapat berfikir apa-apa.
"Tapi encik jangan risau, kami sering memberikan isteri encik antibiotik, cuma akan mengambil masa beberapa hari untuk sembuh seperti sediakala," kata wanita tersebut. Sebaik sahaja wanita tersebut habis bercakap, aku terus meletakkan telefon dan bergegas ke hospital. Majikan aku dengan baik hatinya memahami perasaan aku dan memberikan aku seminggu cuti dan menyuruh ku bertenang.
Sebaik sahaja sampai di hospital, aku dibawa ke bilik VIP dimana isteriku sedang dirawat. Luluh hatiku apabila melihat isteriku terlantar dan bersambung dengan semua jenis mesin yang membantu kehidupannya.
"Salam encik, nama saya Dr Hani," kata seorang doktor wanita sambil menyapa ku. Doktor tersebut menerangkan panjang lebar tentang apa yang berlaku dan apa yang akan mereka lakukan serta pelan mereka jika ada kecemasan. Aku mendengar tapi hatiku dan mindaku tidak mampu untuk fokus dan hanya sedih melihat isteriku.
"Baik encik, antibiotik akan diberi 6 jam sekali ya, bermula dari 12 malam hari ini," kata doktor tersebut sambil meninggalkan ku bersama isteriku. Aku hanya mampu melihat dan membelai rambut isteriku sekali sekala sehinggalah aku tertidur.
"Encik, encik..," terdengar suara wanita mengejutkan ku. Terkebil-kebil aku bangun dan menyapa suara tersebut. Rupa-rupanya, Dr Hani datang untuk memberikan rawatan.
"Doktor, s..sekarang pukul 11, bukan doktor beritau rawatan mula pukul 12 malam?" tanya aku apabila Dr Hani memberitahu tentang rawatan antibiotik.
"Betul encik, tapi rawatan ni bersyarat sedikit," kata Dr Hani sambil menunjukkan picagari yang dipenuhi antibiotik.
"Saya tak faham," aku menanya.
"Beginilah encik, isteri encik ini perlukan rawatan antibiotik ni. Tapi encik kena ikut sepenuhnya cakap saya, kalau tak saya takkan beri rawatan kepada isteri encik," kata Dr Hani . Aku masih tidak faham akan apa yang Dr beritahu.
"Encik curanglah dengan saya kalau nak selamatkan isteri encik," bisik Dr Hani di telinga ku. Muka ku merah padam dan aku berasa sungguh marah dan menolak Dr Hani dari diriku dan bergegas keluar untuk memanggil jururawat lain. Apabila aku mengadu kepada jururawat, mereka hanya tertawa dengan aduan ku.
"Ala, Dr suruh curang je, takkan itu pun tak boleh. ke kau nak curang lepas bini kau mati," kata salah seorang jururawat. Terkejut aku mendengar gelak tawa dan ejekan jururawat-jururawat di situ.
"Encikkk, cepatla, nanti isteri encik tak dapat antibiotik ni," Dr Hani mengejek ku dari bilik VIP. Aku kehilangan arah dan amat kecewa. Aku berjalan kembali ke bilik dengan perlahan-lahan, semangatku makin rendah dan makin pudar.
Sebaik sahaja aku masuk bilik, Dr Hani menarik ku masuk dan mengunci pintu.Dengan pantas dia memaksa dirinya ke atas ku. Aku dicumbu tanpa persetujuan diriku. Makin lama Dr Hani bercumbu, makin agresif kelakuannya. Bajuku ditanggalkan, tubuh serta leherku dijilat, dicium dan digigit oleh Dr Hani. Tepat pada pukul 12 tengah malam, Dr Hani berhenti dan memberi antibiotik kepada isteriku. Aku ditinggalkan di bilik bersama isteriku yang masih lagi tidur. Aku berasa sungguh bersalah namun aku terpaksa dan tiada jalan lain untuk menyelamatkan isteriku. Selang beberapa lama, aku membaringkan diri aku di sofa didalam bilik VIP tersebut dan merehatkan diri.
5.00 Pagi
Aku terkejut bangun akibat merasa sesuatu basah di kawasan kemaluan ku. Yang lebih mengejutkan adalah seluarku ditanggalkan dan aku dibogelkan dari pusat ke bawah. Aku nampak kepala Dr Hani bergerak atas bawah, menjilat dan menghisap batang aku. Aku dengan segera menutup muka ku dan mula menangis sedikit. Aku berasa pilu kerana perkara ini sedang berlaku dihadapan isteriku yang ditidurkan. Batangku di hisap, dilancap, di jilat berulang kali dari separa tegang ke tegang sepenuhnya dan sehinggalah aku terpancut.
"Ala encik, air mata buaya ke tu. Dah sampai terpancut dah. Encik tak sayang pun bini encik ni kan. Kalau tak mengapa tegang dan terpancut encik," ejek Dr Hani, tertawa sambil merawat isteriku dan meninggalkan ku seperti biasa.
11 Pagi
"Encik, tanggalkan seluar dan masuk ke tandas ye," arah Dr Hani sebaik sahaja masuk ke dalam bilik. Aku dengan perlahan bangun dan menanggalkan seluar aku.
"Ala Encik, cepat la sikit, kita nak berseronok ni," kata Dr Hani sambil merentap dan menarik seluar ku sehingga tertanggal. Aku pun masuk ke dalam tandas dan menunggu untuk Dr Hani. Dr Hani memeluk ku dari belakang dan meraba-raba batang aku. Aku dapat rasakan ada cecair di tangan Dr Hani yang diratakan ke batang aku.
"Encik kita bubuh sabun sikit ye, baru seronok Encik," kata Dr Hani sambil mula melancap aku dengan kedua-dua tangannya. Walaupun aku berasa sedih dan hiba, namun batangku tetap memberi respon yang elok kepada lancapan Dr Hani.
"Encik ni lelaki yang tak guna tahu? Isteri encik sedang tenat, encik sedang curang didalam tandas bilik dia," bisik Dr Hani sambil melancap laju. Aku hampir menangis mendengar tomahan Dr Hani.
"Encik seronok kan macam ni. Encik harap isteri kesayangan encik tu tidur lama-lama kan, baru encik rasa kurang bersalah nak seronok macam ni," sambung Dr Hani sambil melancapku.
"T..Tak," kata aku dengan tergagap-gagap.
"Kalau tak, mengapa batang encik menegang macam ni? Tak malu ke menipu encik? Kalau isteri encik dengar, macamana perasaan dia," kata Dr Hani.
"Kalau isteri encik tengok encik kena lancap ni, agaknya dia sendiri nak ditidurkan," kata Dr Hani sambil tertawa sedikit. Aku hanya mampu menangis mendengar bisikan durjana Dr Hani. Dr Hani melajukan lancapannya dan batangku mula berdenyut-denyut. Aku cuba menahan seberapa banyak yang boleh tapi apakan daya, aku hanya lelaki biasa.
"Ha kan dah terpancut. Air mani lelaki tak guna macam encik ni memang patut disumbangkan ke dalam jamban," ejek Dr Hani sambil memerhatikan batang aku yang berdenyut memancut air mani ke dalam jamban. Selepas memerhati, aku sekali lagi ditinggalkan bersendirian dengan perasaan kecewa kepada diriku sendiri.
6 Petang
"Asyik encik saja yang melepas, sekarang encik kena puaskan saya pula," kata Dr Hani sambil memasuki bilik.
"Encik nak isteri kesayang encik ni selamatkan?" kata Dr Hani sambil duduk di atas katil pesakit dibahagian kaki isteriku sedang terbaring.
"Encik rasa saya lagi cantik atau isteri encik lagi cantik," kata Dr Hani sambil mengisyaratkan aku duduk di hadapannya.
"D..Doktor," aku jawab dengan nada rendah dengan harapan dapat memuaskan hati Dr Hani.
"Encik ni memang lelaki tak guna. Isteri hidup lagi dah memuji orang lain," kata Dr Hani sambil meletakkan kakinya di atas bahu ku. Kaki kirinya di bahu kananku dan kaki kanannya di bahu kiriku. Aku terdiam mendengar kata-kata Dr Hani.
"Takkan encik tak tahu nak buat apa," kata Dr Hani sambil tersenyum sinis melihatku. Aku melondehkan seluar dan seluar dalam Dr Hani.
"Waaah, encik memang keji betul. Encik nak jilat pantat saya sambil saya duduk disebelah isteri encik," kata Dr Hani tertawa sambil menarik kepala ku rapat ke cipapnya menggunakan kakinya.
Dengan rasa sedikit pilu, aku mula menjilat cipap Dr Hani. Lidahku berusaha bersungguh-sungguh untuk memuaskan nafsu Dr Hani. Teknik yang aku gunakan kepada isteriku, aku gunakan kepada Dr Hani. Dr Hani pulak sibuk menikmati jilatan aku sehingga dia klimaks dua kali dalam masa sejam.
Selepas puas, seperti biasa Dr Hani merawat isteriku dan meninggalkan aku sendirian.
11 Malam
"Malam-malam macam ni rasa sunyi pulak tanpa encik," kata Dr Hani sambil memasuki bilik. Dengan cepat Dr Hani menerkam aku dan menanggalkan pakaian aku. Aku dicumbu berkali-kali dan dibaringkan di atas sofa. Seluar dan baju ku dicampak ke atas lantai.
"Dah lama ke encik terpacak macam ni" ejek Dr Hani sambil menanggalkan seluarnya. Dengan cepat Dr Hani mula menunggang batang aku. Cipapnya mencengkam kuat batangku dan mula terkemut-kemut sebaik sahaja dia mula menunggang.
"Sedap tak encik, lagi sedap dari isteri encik tak?" kata Dr Hani tercungap-cungap sambil menunggang aku. Aku hanya dia dan cuba untuk tidak menikmati pengalaman ku. Namun, tunggangan Dr Hani memang sedap dan aku tidak dapat menahan perasaan aku.
"Muka encik seronok saja, tak ingat isteri ke," kata Dr Hani sambil melajukan tunggangannya. Aku mula merengek akibat berasa terlalu sedap. Aku mula hanyut dalam kesedapan cipap Dr Hani.
Sejam dihabiskan Dr Hani menunggang ku. Di penghujung sejam tersebut aku dan Dr Hani klimaks bersama-sama. Nikmatnya sungguh lain. Aku berasa sungguh bersalah kerana sanggup terlupa akan isteriku ketika ditunggangi Dr Hani. Dr Hani pulak mengejek-ejek aku dan meremehkan aku sambil merawat isteriku.
*Korang nak tak cerita ini disambung. I ada plan beberapa sambungan cerita, agak sadis di sambungan2 seterusnya, mungkin keterlaluan sikit tapi korang cakaplah nak sambung ke tak*
3K notes · View notes
zam-jb · 3 months ago
Text
Adik
Keluargaku memanggilku dengan panggilan adik, aku berumur 17 tahun dan aku adalah anak bongsu daripada 2 beradik. Kakakku berumur 20 tahun, baru tiga bulan berkahwin dan masih tinggal bersama kerana suaminya seorang kapten sebuah kapal pelayaran. Suaminya akan pulang tiga bulan sekali dan kini sudah hampir dua bulan suaminya belayar. Ibuku pula berumur 39 tahun, semenjak ayahku berkahwin lagi ibu mula menjadi pendiam dan selalu menanggis. Aku merasa sangat marah pada ayah tetapi aku tidak dapat berbuat apa-apa walaupun aku merasa sedih dan kasihan melihat ibu yang kesepian kerana ayah sekarang jarang pulang ke rumah.
Pengalamanku ini bermula ketika aku sedang menunggu keputasan peperiksaan SPM.
Pada suatu hari, makcik ku yang berumur 43 tahun itu meminta aku menemaninya kerana pakcik ku tiada di rumah. Makcik ku ini masih cantik walaupun sudah berumur kerana makcik pandai menjaga tubuh badannya. Tubuh makcik gempal sedikit tetapi tidaklah gemuk sangat, buah dadanya memang besar dan punggungnya juga besar seiring dengan potongan badan nya. Makcik ku bekerja sebagai pembantu pengurus di sebuah bank. Makcik suka memakai baju kebaya yang agak ketat membuatkan buah dada serta punggung besarnya jelas kelihatan walaupun perutnya sedikit buncit. Pakcikku pulang ke kampung selama tiga hari. Makcik yang takut tinggal kesorangan mengajakku tidur di rumahnya. Petang itu aku ke rumah makcik setelah memberitahu dan meminta izin dari ibu.
Pada malamnya selepas makan bersama makcik, aku menonton tv dan nenek yang baru selesai mengemas di dapur datang duduk di sebelahku. Aku dan makcik berbual-bual sambil menonton tv, ketika berbual itu aku sempat melihat muka makcik yang tiada sedikit kedutan itu kelihatan sangat cantik dan kelihatan lebih muda dari umur sebenarnya.
“Adik… akcik masuk tidur dahulu la, ngantuk pula rasanya.” Kata makcik setelah agak lama berbual denganku.
“Ye la cik…” Jawabku sambil memandang punggung besar nya yang bergegar-gegar di sebalik kain batik yang dipakainya ketika makcik masuk ke dalam biliknya. Memang dari dahulu lagi aku tertarik pada punggung dan buah dada makcik yang besar itu.
“Adik… tolong acik jap boleh….” Makcik ku memangilku setelah hampir setengah jam aku menonton tv. Aku terus bangun lalu mamatikan suis tv dan aku terus masuk ke dalam bilik makcik yang tidak berkunci itu.
“Tolong apa acik…?” Tanyaku pada makcik yang sedang terbaring di atas katilnya.
“Tolong picitkan badan makcik ni jap, lenguh pula rasanya… tak boleh nak tidur…” Minta makcik ku sambil berpusing dan meniarap.
Aku naik ke atas katil dan duduk disebelah makcik sambil melihat punggung nya yang besar itu. Punggung makcik yang kelihatan masih pejal dan masih lentik itu membukit tinggi. Tubuh makcik kelihatan menarik, mungkin kerana makcik hanya ada seorang anak saja.
Aku mula selakkan baju t-shirt makcik ke atas lalu aku lumurkan minyak yang diberinya ke belakang tubuh makcik yang tidak memakai coli itu. Aku terus menggosok belakang makcik dengan lembut dan nenek memalingkan mukanya ke arahku dengan mata yang separuh terpejam. Aku mula merasa ghairah dan sedikit terangsang apabila melihat nenek dalam keadaan begitu. Aku mula teringat dan mula terbayangkan kembali cerita lucah yang menunjukkan lelaki dan perempuan sedang mengadakan hubungan seks.
Aku selalu menonton cerita lucah apabila bersorangan di rumah, aku merasa ghairah sekali dan mula terfikir untuk cuba merangsang nafsu makcik ku. Aku terus menggosok belakang badan makcik sambil memikirkan cara untuk merangsang nafsu makcik. Perlahan-lahan aku menyelak kain batik makcik hingga terserlah pehanya yang berisi dan gebu itu di depan mataku. Aku sapukan minyak pada peha makcik lalu aku lurutkan hingga ke hujung jari kakinya berulang kali.
“Sedapnya adik… gosok macam tu la…” Tiba-tiba makcik ku bersuara. Aku bertambah semangat, aku mengurut dari kaki hingga ke peha makcik dengan agak kuat dan aku melihat makcik menggerak-gerakkan punggungnya.
“Perlahan sikit adik… jangan kuat sangat…” Minta makcik dengan matanya terpejam rapat. Aku memperlahankan urutanku dan mula menggosok perlahan kaki serta pehanya. Aku memberanikan diri mengambil kesempatan dengan menggerakkan tanganku menggosok lembut hingga ke pangkal peha makcik lalu turun kembali ke kakinya.
“Mmmmm…. ohhhh…” makcik mengeluh perlahan, keluhannya seolah-olah satu keluhan kenikmatan yang menambahkan lagi keberanianku.
Aku mula mengusap lembut peha makcik, semaki lama semakin ke atas dan perlahan-lahan aku mula menyentuh sedikit ke celah kelengkangnya. Aku memberanikan lagi diriku dengan menyelak kain batik makcik ke atas lagi dan terus mengusap lembut peha di celah kangkangnya. Aku dapat melihat sedikit belahan punggungnya yang putih dan gebu itu kerana makcik tidak berseluar dalam. makcik membuka sedikit kangkangnya apabila tanganku sampai ke celah kangkangnya. Aku teruskan usapankan sehingga jari-jariku menyentuh sedikt punggung gebu makcik ku, makcik membiarkannya dan jari-jariku kini tersentuh sedikit bawah cipapnya. Pada mulanya makcik terus menggerakkan punggungnya tetapi kemudiannya makcik berhenti menggerakkan punggungnya apabila jari-jariku mula menyentuh bibir cipapnya.
“Adik… jangan sampai kat situ…. jangan…jangan gosok kat situ…” makcik ku bersuara dengan nada merintih tetapi makcik tidak pula menepis tanganku supaya aku berhenti dari menyentuh bibir cipapnya.
Aku semakin berani dan bertambah terangsang, aku teruskan usapan lembutku di cipap makcik sehingga cipapnya mula terasa basah dan semakin lama semakin banyak mengeluarkan lendirnya. Aku tahu makcik sudah terangsang dengan usapanku di cipapnya, aku memainkan jariku di kelentitnya yang sudah membesar dan mengeras itu. makcik menggerakkan semula punggungnya mengikut rentak gentelan jariku di kelentitnya.
“Uuuh… uhhh…ahhh…ermmm…” makcik mengerang perlahan ketika aku melajukan lagi gentelan jariku di kelentitnya.
“Adik… jangan… jangan dik, uhhh… uhhh…ahhh…” Aku tidak dapat bertahan lagi, aku lepaskan jariku di kelentitnya dan menyentuh bahu makcik untuk menelentangkannya.
Aku cuma menyentuh lembut untuk memalingkannya tetapi makcik terus berpusing terlentang dengan matanya terpejam rapat dan tangannya menutupi kedua-dua buah dadanya yang besar itu kerana baju nenek sudah terselak ke atas. Walapun buah dadanya di tutup dengan tapak tanganya, tetapi aku masih dapat melihat separuh buah dadanya kerana buah dada makcik ku yg sungguh besar. makcik tidak bersuara dan membiarkan sahaja aku mengalihkan tangannya dari menutupi buah dadanya. Aku mula meramas-ramas buah dada makcik yang besar itu, buah dada nenek terasa sungguh lembut walaupun sudah tidak pejal lagi. makcik memalingkan mukanya ke tepi, tidak memandangku mungkin kerana merasa malu. Aku meletakkan jariku di alur bibir cipap makcik lalu memainkan jariku di cipapnya.
“Arrrgghhhh…ermm..” makcik ku merintih kenikmatan membuatkan aku sudah tidak dapat mengawal nafsuku lagi dan aku tahu dalam keadaan begini makcik akan merelakan aku untuk menyetubuhinya. Muka makcik masih lagi berpaling, tidak memandangku dan ini memberikan aku peluang untuk menanggalkan pakaianku. Dengan cepat aku menanggalkan seluruh pakaianku dan setelah berbogel, aku terus menindihi tubuh makcik. Sebelah tanganku memaut tubuh makcik ku, kakiku berusaha mengangkangkan kakinya dan sebelah tanganku lagi memegan batangku lalu di halakan ke cipapnya. Batangku kini menyentuh bibir cipapnya dan nenek cuba meronta tetapi rontaannya amat lemah.
“Adik… adik tak bolehhh…jangannn..” Tiba-tiba makcik bersuara tetapi suaranya terhenti apabila kepala batangku mula menguak masuk ke dalam cipapnya.
Oleh kerana cipap makcik sudah basah dan berlendir, batangku dengan mudah menerobos masuk ke dalam lubang cipapnya. Aku menekan batangku masuk hingga rapat ke pangkal batangku, makcik berhenti meronta dan terus terdiam. Aku mula menggerakkan punggungku turun dan naik membuatkan batangku keluar masu ke dalam cipap makcik ku. Tubuh makcik hanya kaku, membiarkan aku menikmati cipapnya dan makcik tidak menunjukkan sebarang tindak balas dari tujahan batangku di dalam cipapnya. Tanganku pula meramas-ramas buah dada makcik yg semakin keras dan mengentel-gentel puting buah dadanya. makcik tetap mendiamkan diri dan aku melihat air mata nenek meleleh keluar dan mengalir laju di pipinya.
Aku yang baru pertama kali merasa kenikmatan dari cipap perempuan walaupun cipap itu adalah cipap makcik ku sendiri bertambah ghairah dan henjutanku semakin laju. makcik menutup mukanya dengan kedua-dua tangannya, aku tetap meneruskan henjutanku dan aku mula merasa air maniku hendak terpancut keluar.
“Arrrgghhh… acikk… sedapnya…. adik nak pancut niiii….” Aku mengerang apabila merasa air maniku hendak terpancut keluar. makcik cuba menolak aku tetapi aku memeluk kuat tubuhnya dan menekan batangku semakin dalam. Air maniku memancut laju keluar dengan banyaknya ke dalam cipap makcik ku sehingga meleleh keluar membasahi pehanya.
“Adik…apa adik dah buat kat acik ni… adik jahat…” makcik menolak tubuhku dari terus menindihi tubuhnya.
Aku merebahkan tubuhku di sebelah makcik dan terus memeluk tubuhnya dengan perasaan yang sungguh puas. makcik ku masih menangis tanpa bersuara dan hanya terbaring kaku, aku yang mula merasa takut dimarahi makcik terus keluar dari biliknya. Malam itu baru aku tahu kenikmatan sebenar apabila dapat bersetubuh dengan perempuan. Selama ini aku hanya melihat dari cerita lucah dan sekarang aku dapat merasainya. Aku berbaring di atas sofa sambil mengenangkan apa yang telah aku lakukan sebentar tadi pada makcik.
Apabila aku bayangkan kembali tubuh makcik yang gempal dan gebu itu, batangku kembali mengeras. Kalau di ikutkan nafsu hatiku, aku mahu menyetubuhi lagi makcik malam itu tetapi aku merasa takut di marahinya. Aku juga takut jika makcik melaporkan pada polis atau memberitahu pakcik ku atau memberitahu ibu, tentu malu besar aku nanti. Aku mula merasa sedikit menyesal kerana menyetubuhi makcik, namun aku tidak dapat melarikan diri lagi kerana perkara itu sudah berlaku. Malam itu aku tertidur di atas sofa dan tidak tidur di dalam bilik yang sudah di sediakan makcik untukku.
“Adik… bangun… kenapa tidur di sini…?” Aku terjaga apabila makcik mengejutkan aku, pagi itu aku bangun tidur agak lewat kerana persetubuhanku dengan makcik malam tadi membuatkan aku merasa sangat letih. Aku tergamam apabila melihat makcik ku berada di sebelahku, aku tidak tahu bagaimana untuk berhadapan dengan makcik pagi ini. Aku malu untuk bertentang mata dengan makcik kerana aku takut makcik akan memarahi aku.
“Letih sangat ke hingga tak sedar hari dah siang…? Dah… bangun, pergi mandi, lepas tu sarapan… acik tunggu kat dapur…” Kata makcik sambil tersenyum membuatkan aku merasa lega kerana makcik tidak memarahiku.
Aku hanya diam sahaja sambil melihat lenggokkan punggung besar makcik yang berjalan ke dapur, makcik ku bersikap seperti biasa seolah-olah tiada apa yang berlaku. Aku bangun lalu ke bilik air dan terus mandi, selesai bersiap aku terus menuju ke meja makan. Aku mencuri pandang ke arah makcik dan makcik kelihatan seperti biasa namun jantungku tetap berdebar-debar.
“Tak sedar anak sedara acik sudah dewasa dan jahat pulak tu…” Tiba-tiba makcik berkata membuatkan jantungku semakin kuat debarannya.
“Maafkan adik cik… malam tadi adik tak sengaja… adik tak…….”
“Dah la… benda dah terjadi… lupakan saja…” Kata makcik ringkas memotong kata-kataku lalu terus berlalu dan baring di atas sofa sambil menonton tv. Aku duduk bersarapan seorang dan setelah selesai, aku bangun lalu menuju ke bilikku.
“Adik…tolong picitkan kepala acik jap, makcik pening kepala la…” Panggil makcik ku. Aku terus menuju ke sofa lalu merapati makcik, aku memicit-micitkan dahinya dan makcik memejamkan matanya. Aku merasa sungguh lega kerana makcik tidak memarahiku dan ini membuatkan aku merasa bernafsu kembali terhadap makcik. Ketika memicit kepala makcik, aku memandang tubuh makcik ku yang sedang terbaring di atas sofa.
Batang aku mula mengeras apabila aku bayangkan kembali kejadian malam tadi, aku ingin mengulanginya lagi kerana makcik tidak memarahiku. Aku rasa makcik tidak marah kerana makcik juga merasa kenikmatnya dengan batang muda aku ni atau mungkin sudah lama tidak di belai pakcik ku. Aku tersenyum sendirian dan bertekad akan mengulanginya lagi sebentar nanti. Aku akan cuba merangsang makcik lagi agar makcik sanggup bersetubuh denganku.
“Adik… apa perasaan adik setelah apa yang adik buat pada makcik malam tadi..?”
Aku terkejut dengan soalan itu tetapi aku cuba menenangkan diriku.
“Adik…err… adik sayang acik…” Jawab ku.
“Itu saja ke…?” Tanya nenek dengan tenang.
“Acik cantik… adik tak tahan tengok acik, rasa nak peluk dan rasa nak……”
“Rasa nak apa…? Acik ni kan sudah tua… carila yg muda sama mcm adik.. sanggup adik buat macam tu kat acik.” jawab makcik memotong penjelasan aku.
“Ermmm..Takpe la… malam ni adik boleh tidur dengan acik lg, tapi… jangan beritahu kat sesiapa tau…” sambung makcik ku.
Aku hanya mengganguk-anggukkan kepalaku. Tiba-tiba makcik memusingkan tubuhnya menghadap aku yang sedang duduk di atas lantai sebelahnya lalu memaut leherku dan terus mencium pipiku.
“Jom kita masuk dalam bilik… adik buat acik macam malam tadi…” tiba tiba makcik bersuara
Aku terkejut bercampur gembira mendengar kata-kata makcik, tanpa segan silu makcik mengajakku ke biliknya.
“Adik… adik tolong puaskan acik, dah lama acik tak merasa kenikmatan seperti malam tadi…pakcik kau dah tak kuat macam dulu…” Kata makcik setelah berada di dalam biliknya. baru aku teringat pakcik suami kedua makcik selepas suami pertama meninggal. Pakcik yang sekarang jauh beza umur dengan makcik umur 56 tahun.
makcik mula membuka baju t-shirtnya lalu menanggalkan colinya sendiri sehingga memdedahkan buah dadanya yang besar itu. Dengan jelas aku dapat melihat buah dadanya yang besar dan ranum itu. Walaupun buah dada makcik agak ke bawah sikit, tetapi kebesaran buah dadanya membuatkan aku terangsang kuat. Batangku bertambah mengeras ketika makcik memusingkan tubuhnya lalu melurutkan kainnya menampakkan punggungnya yang berbalut seluar dalam putihnya.
makcik menanggalkan seluar dalamnya perlahan-lahan membuatkan punggung lebarnya yang besar dan gebu itu terpampang di depan mataku. makcik terus menuju ke katil lalu baring terkangkang, cipapnya sungguh tembam dihiasi bulu nipis yang di jaga rapi.
“Bukalah seluar dan baju adik tu… cepat puaskan acik meh… nanti acik hadiahkan lubang ketat acik…” Kata makcik dengan suara yang manja dan mengoda. Aku tidak bebrapa faham sebenarnya apa yang di katakan makcik dengan lubang ketat itu, namun kerana nafsuku sudah terangsang kuat, aku tidak perdulikan semua itu.
Aku terus menanggalkan pakaianku lalu berbaring disebelah makcik, aku mula memeluk tubuh makcik dan terasa batangku mencucuk pada tepi tubuhnya. Aku meraba-raba buah dada makcik lalu meramas-ramas serta mengentel puting buah dadanya dengan penuh bernafsu. makcik mula mengerang kenikmatan dan aku membawa kepalaku ke celah kangkangnya lalu menjilat cipapnya.
“Ohhhh… emmmmm…. se…sedapnya dikkkk… ahhhh…” Beberapa minit kemudian, makcik mengerang kuat dan tubuhnya mula mengejang. makcik sampai kemuncak klimaksnya dengan mengepit kepalaku dengan pehanya berserta cairan dari dalam cipapnya mula meleleh keluar.
“Adik…masukkan batang adik dalam lobang cipap acik sekarang…” rayu makcik ku. aku merangkak naik menindihi tubuh makcik lalu menekan batangku masuk ke dalam cipapnya.
“Arrrgggghhh…” Kepala makcik terdonggak ke atas apabila aku menekan masuk sampai habis terbenam batangku ke dalam cipapnya. Aku terus mengerakkan batangku menujah cipapnya dan makcik memaut leherku sambil punggungnya digerakkan mengikut rentak tujahan batangku.
Kali ini aku dapat bertahan lebih lama, setelah agak lama aku menujah cipapnya sehingga tubuhnya terhenjut-henjut, tiba-tiba makcik mengerang kuat dan serentak dengan itu tubuhnya mengejang. Aku merasa batangku yang terbenam di dalam cipap makcik basah dan di kemutnya kuat. makcik telah sampai ke puncak klimaksnya lagi, tubuh makcik tersentak-sentak dan aku menbiarkan makcik puas dengan puncak klimaksnya.
“Acik dah puas… sekarang adik baring…” pinta makcik ku. Aku terus baring dan makcik mula naik ke atas tubuhku dalam keadaan mencangkung di perutku.
Nenek memegang batangku mengarahkan ke celah kangkangnya lalu makcik ku duduk perlahan-lahan. Aku merasa batangku agak susah hendak masuk kerana aku merasa cipap makcik sungguh ketat. makcik menekan lagi tubuhnya ke bawah dan akhirnya batangku perlahan-lahan terbenam di dalam cipapnya. Punggung makcik kini rapat di pehaku dan aku melihar muka nenek berkeriut seolah-ola sedang menahan kesakitan. Buat seketika makcik tidak bergerak tetapi aku merasa batangku di cengkam kemas di sertai kemutan-kemuatan di batangku.
“Sedap tak lubang ketat acik syg…?” Tanya makcik ku membuatkan aku merasa hairan kerana cipap makcik sebelum ini tidak seketat ini.
“Sedapnya cikkk… ketatnya, tetapi kenapa rasa lain sikit cik…?” Tanyaku pula kerana aku merasa sedikit kelainan ketika aku memeasukkan batangku ke dalam cipapnya tadi. makcik hanya tersenyum lalu mula mengerakkan tubuhnya turun naik perlahan-lahan sambil tanganya memainkan kelentitnya sendiri.
Aku merasa sungguh sedap dengan kemutan lubang cipap makcik yang ketat ini, aku melihat tangan makcik bergerak laju di kelentitnya dan pergerakkan tubuhnya turun naik juga bertambah laju.
Tiba-tiba aku terpandang cipap makcik yang sedikit terbuka itu tidak dimasuki batangku. Aku memerhatikan betul-betul dimanakah batangku kini berada, aku terkejut apabila melihat batangku yang keluar masuk itu berada di dalam lubang dubur makcik. Baru aku faham kata-kata makcik, inilah lubang ketat yang dimaksudkannya.
“Cik..itukan lubang dubur acik… ohhhh….cikk…ahhh” Aku bertanya sambil mengerang kerana kenikmatan lubang dubur makcik mula membuatkan air maniku mula terasa hendak terpancut.
“Iya… inilah lubang ketat yang acik nak hadiahkan buat adik sebab dah puaskan acik… sekarang acik akan puaskan adik pulak…” Jawab makcik sambil melajukan lagi pergerakakannya sehingga punggungnya bergegar-gegar.
Aku sudah tidak dapat betahan lagi, aku menarik kuat pinggang makcik rapat ke celah kangkangku membuatkan batangku terbenah lebih dalam ke dalam lubang dubur nenek. Serentak itu, terpancutlah air maniku ke dalam dubur makcik ku dan makcik rebah di atas tubuhku. Aku memeluk kuat tubuh gempal makcik sehingga buah dadanya terpenyek di dadaku. Aku memancukkan air maniku sambil menekan-nekan kuat batangku ke dalam dubur nenek sehingga habis.
“Sedap tak dik…?” Tanya makcik setelah aku melongarkan pelukkanku.
“Sedap cik…puas sungguh adik rasa hari ni….” Jawabku lemah. Selama tiga hari aku berada di rumah makcik ku, aku selalu bersetubuh dengan makcik dan lubang dubur makcik ku pasti menjadi tempat untuk aku memancutkan air maniku. makcik juga banyak mengajarku bagaimana cara-caranya untuk memuaskan nafsu perempuan.
Setelah pakcikku pulang, pagi itu aku pulang ke rumah dengan penuh kepuasan kerana subuh tadi aku sempat menyetubuhi makcik sebelum pakcikku sampai ke rumah.
…………………………………..//………………………………………..
Sampai di rumah, aku melihat kereta kakakku tiada dan rumah pun sepi. Aku berfikir ibu dan kakak keluar jadi aku terus masuk ke dalam dan ke ruang tamu untuk berehat. Kepenatan bersetubuh dengan makcik masih terasa lagi, aku merebahkan tubuhku di atas sofa sambil mengingati kembali persetubuhanku dengan makcik. Tiba-tiba aku melihat ibu muncul dari bilik mandi di dapur. Pada mulanya aku ingin menegur ibu tetapi niatku tertanguh apabila melihat tubuh ibu yang keluar dari bilik mandi itu hanya berbalut kain tuala yang tidak begitu lebar.
Buah dada ibu yang membusung besar itu seakan-akan mahu terkeluar dari lilitan kain tuala kecilnya. Kain tuala itu hanya menutupi separuh dada ibu sehingga ke pangkal pehanya sahaja. Tidak pernah aku melihat ibu dalam keadaan begitu kerana selama ini ibu selalunya berkemban dengan kain batik. Mungkin disangkakannya tiada orang di rumah, jadi ibu berani berkemban dengan tuala kecilnya sahaja. Aku mendiamkan diri dan cuba sembunyikan sedikit tubuhku kerana aku mula merasa ingin melihat tubuh ibu. Jantungku bergerak laju apabila melihat ibu membungkukkan tubuhnya menonggeng betul-betul mengadapku untuk mengambil seluar dalamnya yang terjatuh ke lantai. Dengan jelas aku dapat melihat separuh punggung ibu dan aku juga dapat melihat sedikit cipapnya dari belakang. Ibu bangun lalu melangkah masuk ke dalam biliknya, aku melihat lengokkan punggung ibu yang besar itu begoyang-goyang. Walaupun punggung ibu tidak selebar punggung makcik ku iaitu adik ibu tetapi punggung ibu kelihatan lebih lentik kerana punggung ibu tonggek sedikit.
Sebelum masuk ke dalam biliknya, ibu melepas kain tuala diri tubuhnya lalu menyidai di pintu biliknya dalam keadaan telanjang bulat. Batangku terus mengeras kerana nafsuku terangsang kuat apabila melihat tubuh ibu yang cantik serta gebu itu dari belakang. Ibu mengiring sedikit ketika menyidai kain tualanya dan aku dapat melihat buah dada kirinya dengan jelas. Kulit tubuh ibu begitu bersih, bentuk tubuhnya masih cantik walaupun tubuhnya agak berisi namun pinggangnya yang ramping itu membuatkan punggungnya yang tonggek itu kelihatan lebar dan pejal. Ibu melangkah masuk ke dalam biliknya lalu menutup pintu biliknya.
Aku mula bayangkan betapa nikmatnya jika aku dapat menyetubuhi ibu, aku mengusap batangku yang sudah terpacak keras di dalam seluarku perlahan-lahan sambil menbayangi tubuh ibu. Tak berapa lama kemudian, aku terdengar suara ibu mengerang dari dalam biliknya dan aku terus bangun lalu menuju ke bilik ibu. Aku mengendap dari celah lubang kunci pintu bilik ibu dan aku dapat melihat ibu sedang terbaring di atas katil dengan kakinya terkangkang luas. Aku terperanjat apabila melihat ibu memainkan jarinya di celah kangkangnya sendiri.
Walaupun tidak berapa jelas tetapi aku dapat melihat ibu mengusap cipap serta kelentitnya dengan penuh ghairah dan kepalanya terdongak keatas. Aku tahu ibu terangsang kerana ayah jarang pulang ke rumah untuk memuaskan nafsunya. Jika ayah pulang pun, aku tidak tahu sama ada ayah puaskan ibu atau tidak kerana mereka selalu bertengkar akibat ayah berkahwin lagi. Mungkin kerana nafsu ibu tidak terpuaskan, ibu selalu termenung dan suka menyendiri berkurung di dalam biliknya. Jarang sekali ibu duduk berborak bersama aku atau kakak, ibu juga jarang tersenyum sekarang ini. Aku berlalu dari pintu bilik ibu perlahan-lahan lalu ke pintu depan rumahku dan berpura-pura baru pulang.
“Ibu… ibu… adik pulang ni…” Laungku kuat.
“Ib…ibu dalam bilik ni…” Terdengar suara ibu dari dalam biliknya. Kemudian kelihatan ibu keluar dari bilik dengan wajah yang kemerahan, ibu hanya berkemban dengan kain batik yang disimpulkan di dadanya.
“Akak mana…?” Tanyaku.
“Kak Lia pergi keluar dengan kawannya… apa tu…?” Aku memberikan bungkusan yang di beri makcik kepada ibu.
“Dah lama ke akak keluar… akak kemana…?” Tanyaku lagi.
“Kak Lia pergi berbincang di rumah kawanya kerana mahu pergi rombongan ke Langkawi petang nanti…” Jawab ibu sambil membuka bungkusan yang di beri nenek.
“Petang nanti… berapa hari akak ke sana…” Aku memandang tubuh ibu yang berkemban itu dan mengamati setiap lekuk tubuh ibu, batangku masih mengeras kerana melihat tubuh bogel ibu tadi.
“Empat hari tiga malam katanya… nasib baik adik dah pulang, kalau tak malam ni ibu tidur sorang la… dah la, adik bawakan barang ni ke dapur ya…” Ibu berkata lalu bangun menuju ke dalam biliknya kembali. Aku membawa bungkusan itu ke dapur lalu terus masuk ke dalam bilikku dan hari itu aku tertidur beberapa jam dengan bayangan persetubuhanku dengan nenek serta dengan bayangan tubuh bogel ibu.
Petang tadi kakak pergi ke langkawi meninggalkan aku dan ibu di rumah dan pada malam itu, aku merasa begitu susah hendak tidur kerana bayangan tubuh bogel ibu bersilih ganti dengan bayangan persetubuhanku dengan makcik bermain-main di kepalaku. Aku mula memegang batangku yang dari tadi sudah mengeras itu dan terus mengusap-usapnya perlahan-lahan. Fikiran tertumpu pada bayangan tubuh bogel ibu yang aku nampak pagi tadi, buah dada serta punggung besar ibu dan cipapnya yang terselindung di sebalik tangannya pagi tadi membuatkan nafsuku membuak-buak ghairahnya. Sedang aku berkhayal sambil mengusap laju batangku, tiba-tiba pintu bilikku di buka dari luar.
“Adik… bangun, tolong temankan ibu ke dapur… ibu nak nyalakan lilin ni…” Aku mendengar suara ibu dari muka pintu bilikku.
“Kenapa ibu…” Tanyaku.
“Api takde ni…” Jawab ibu. Baru aku tahu rupa-rupanya bekalan elektrik terputus, patut la gelap semacam je malam ni. Aku tidak menyedarinya sebab aku tidak memasang lampu di dalam bilikku kerana aku lebih suka tidur di dalam gelap. Dengan batangku yang masih separuh keras di dalam kain pelikatku, aku bangun lalu mengikuti ibu ke dapur.
“Ibu takutlah gelap-gelap ni… adik temankan ibu tidur di bilik ye..” Aku merasa sedikit terkejut dengan permintaan ibu namun perasaan gembira turut di rasaiku kerana sebentar lagi aku dapat tidur bersama ibu.
“Apa nak di takutkan… ibu ni…” Jawabku sambil mengekori ibu berjalan menuju ke biliknya setelah lilin di nyalakan.
Setelah tiba di dalam biliknya, ibu meletakkan lilin itu di atas meja soleknya lalu merebahkan tubuhnya terlentang di atas katil.
“Mana adik nak tidur ni…” Tanyaku kerana aku ingin tahu tempat untuk aku tidur, aku sebenarnya ingin sangat tidur bersama ibu di atas katilnya.
“Eh… mana lagi, sini la… kenapa, malu nak tidur dengan ibu..?” Ibu berkata sambil menepuk tilam di sebelahnya.
“Tak la… segan je…” Jawabku lalu baring di sebelah ibu dan aku merasa sungguh gembira kerana dapat tidur di sebelah ibu.
Ibu hanya tersenyum lalu mengiring membelakangiku, aku juga turut mengiring mengadap ibu yang berkain batik dan berbaju t-shirt itu. Di sebalik kesamaran cahaya dari lilin itu, jelas kelihatan punggung besar ibu kelihatan lebih tinggi dari bahunya kerana pinggangnya yang ramping itu. Punggung ibu yang lebar dan besar itu memang tonggek, apabila berjalan pasti punggungnya akan bergegar di balik kain batik yang membaluti pungungnya.
Aku berfikir bagaimana cara hendak menyetubuhi ibu sambil memandang tubuh ibu yang sedang tidur mengiring membelakangi aku itu. Setelah hampir satu jam, akhirnya aku mendapat satu akal dan aku pun sedikit demi sedikit mengesot ke arah ibu dengan harapan agar batangku yang sudah mengeras ini dapat menyentuh punggung ibu. Kehangatan tubuh ibu dapat dirasai apabila tubuhku semakin hampir dengan tubuhnya. Aku terus merapatkan lagi tubuh ke arah ibu sehingga batang kerasku berjaya menyentuh punggung ibu.
Aku membiarkan seketika kepala batangku menempel di punggung ibu lalu perlahan-lahan aku menekan-nekan batangku ke punggung ibu. Aku melihat ibu hanya mendiamkan dirinya, tidak bergerak, mungkin ibu sudah tidur. Aku semakin bernafsu dan bertambah berani, perlahan-lahan aku menarik kain batik ibu ke atas. Apabila kain batik ibu sampai ke punggungnya, aku dapat melihat keputihan dan kegebuan punggungnya kerana ibu tidak memakai seluar dalam.
Aku bertambah semangat, walaupun agak susah akhirnya aku berjaya menarik naik kain batik ibu sehingga ke paras pinggangnya.
Punggung ibu yang tonggek dan lebar itu terpampang di depan mataku, aku melihat muka ibu, matanya masih terpejam menandakan ibu masih tidur. Aku menyelak kain pelikatku ke atas dan mula mendorong batangku ke celah kangkang ibu. Kaki ibu yang sedikit terkangkang itu membuatkan batangku berjaya ke celah kangkangnya. Terasa kehangatan cipap ibu menyentuh kepala batangku, tiba-tiba punggung ibu bergerak-gerak. Aku mendiamkan diri kerana takut ibu terjaga dari tidurnya dan aku juga mula merasa takut.
Aku takut dimarahi ibu dengan perbuatanku tetapi rasa takutku mula hilang apabila melihat ibu menggerakkan punggungnya ke depan dan kebelakang perlahan-lahan. Aku merasa sungguh nikmat dengan pergerakan punggung ibu itu, batang kerasku bergeser di celah punggung ibu dan kepala batangku tersentuh sedikit cipapnya. Ibu tetap mengerakkan punggungnya itu dengan mata terpejam, aku dapat rasakan cipap ibu mula basah di kepala batangku. Aku sudah tidak dapar menahan lagi dari rangsangan nafsuku, perlahan-lahan aku mengarahkan kepala batangku ke mulut cipap ibu lalu menekan masuk sedilit ke dalam lubang cipapnya.
Sedikit demi sedikit batangku masuk ke dalam cipap ibu, aku merasa cipap ibu lebih ketat dari cipap nenek dan akhirnya batangku terbenam rapat hingga ke pangkal memenuhi rongga cipap ibu.
“Mmmmmm…” Ibu mengerang perlahan dengan tubuhnya sedikit tersentak dan punggungnya tidak bergerak lagi.
Aku mendiamkan diriku kerana aku takut ibu terjaga dari tidurnya, setelah melihat tiada pergerakkan dari tubuh ibu, aku mengerakkan batangku keluar masuk perlahan-lahan di dalam cipapnya. Aku merasa cipap ibu mengemut-ngemut batangku, aku yang merasa sungguh nikmat tetap menghayunkan punggungku perlahan-lahan ke depan dan belakang membuatkan batangku keluar masuk ke dalam cipapnya.
Aku benar-benar kenikmatan walaupun aku tahu cipap itu adalah cipap ibu kandungku sendiri, tetapi nafsu syaitan ku sudah menguasai diriku. Kerana nafsuku itu, aku tidak peduli lagi jika ibu terjaga dari tidurnya dan tujahan batangku keluar masuk ke dalam cipap ibu semakin laju. Aku memeluk tubuh ibu dan terus meramas-ramas buah dada ibu yang masih berbalut baju t-shirtnya dan tidak bercoli itu.
“Ahhh… adik… apa adik buat ni…. uhhh… aahhhh…” Kata ibu perlahan sambil mengerang setelah terjaga dari tidurnya.
Aku tidak menjawab malah aku teruskan tujahan batangku di dalam cipap ibu semakin laju dan semakin kuat sambil meramas-ramas buah dadanya. Ibu tidak pula meronta atau melarangku dari terus menyetubuhinya, ibu hanya mendesah kenikmatan sambil menekankan punggungnya lebih rapat ke arahku membuatkan batangku masuk lebih dalam. Tiba-tiba ibu menarik tubuhnya ke hadapan membuatkan batangku terkeluar dari cipapnya, aku merasa takut kerana menyangka ibu akan memarahahiku.
“Adik… masukkan sekarang nak… puaskan ibu sekarang…cepatt sygg…” Kata ibu sambil menonggeng dalam berkeadaan seperti bersujud dan aku merasa gembira dengan permintaan ibu itu.
Punggung tonggek ibu yang melentik membuatkan aku bertambah terangsang melihat ibu dalam keadaan begitu. Aku terus bangun lalu memasukkan batangku ke dalam cipap ibu yang sedang menonggeng itu dari belakang. (Doggie style) Dalam keadaan begini, batangku masuk lebih dalam sehingga terbenam rapat ke pangkal rahim ibu.
“Ooohhhhhhhh…” Ibu merintih kenikmatan
“Sedapnya ibu…” Kataku sambil meramas kuat punggung itu yang terlentik itu
“Adik… hayun cepat sayanggg… ibu dah tak tahannnn niiii….” Rayu ibu dan aku terus menghayun batangku keluar masuk menujah cipap ibu yang sungguh nikmat itu.
“Adikkkk… uuhhhh… sedapnya batang adikkkk… laju lagiii… ibu nak sampai niii…” Minta ibu.
Aku melajukan tujahanku, tanganku tidak henti-henti meramas-ramas punggung ibu yang besar dan lebar itu. Aku memegang pinggang ibu lalu menariknya supaya punggung ibu lebih rapat agar batangku masuk lebih dalam ke dalam cipapnya. Tiba-tiba akui merasakan batangku di kemut kuat oleh cipap ibu dan serentak dengan itu, tubuh ibua menggiggil lalu mengejang.
“Aarrrhhhh…. ohhhh…. mmmmm…” Ibu mengerang kepuasan dan punggungnya semakin dilentikkan membuatkan batangku terbenam rapat ke pangkal rahimnya. Aku dapat merasakan rongga cipap ibu semakin licin dan ada cairan yang meleleh keluar ketika aku menarik batangku.
Aku menujah kembali cipap ibu dan tujahan batangku bertambah laju kerana cipap ibu semakin licin. Aku mula tidak dapat bertahan lagi kerana merasa sungguh nikmat dengan keadaan ibu yang semakin melentikkan punggung tonggeknya yang besar itu.
“Ibuuu… adik nak pancut niii….” Rintihku apabila merasa kepala batangku semakin berkembang di dalam cipap ibu menandakan air maniku hendak terpancut keluar.
“Adikkk… jangan pancut kat dalam… nanti ibu mengandung, adik pancut kat luar…” pinta ibu,
Aku sebenarnya ingin memancutkan air maniku ke dalam cipap ibu tetapi aku juga tidak sanggup melihat ibu mengandung kerana perbuatanku dan aku juga tidak mahu menanggung risiko. Aku melajukan gerakkan batangku serta menekan batangku sedalam-dalamnya di dalam cipap ibu dan apabila aku merasa air maniku hendak keluar, dengan cepat aku menarik keluar batangku lalu di geselkan pada punggung ibu. Ibu memusingkan tubuhnya mengadapku lalu mengenggam batang dan terus melancapkan batangku dengan laju.
“Ooooohhhh… ibuuu…. sedappnyaaa….” Air maniku terus terpancut laju di muka serta di dadanya, ibu meyapu air maniku di sekeliling buah dadanya sambil tersenyum.
Aku terus rebah terlentang sebelah ibu yang masih menyapu air maniku di buah dadanya sambil mengelap muka dengan tanganya kerana muka ibu dipenuhi dengan air maniku. Kemudian ibu berbaring di sebelahku dan terus memeluk tubuhku, kepalanya diletakkan di dadaku. Aku yang keletihan memandang muka ibu yang berada di atas dadaku. Aku melihat mata ibu berair, ibu menanggis, mungkin ibu merasa menyesal namun aku membiarkan sahaja kerana aku merasa benar-benar gembira. Aku merasa gembira kerana dapat memuaskan nafsuku dengan menyetubuhi ibu dan malam itu aku tertidur dengan penuh kepuasan dalam pelukkan ibu.
Pagi itu apabila terjaga dari tidurku, aku mendapati ibu sudah tiada di sisiku, aku terus bangun lalu keluar dari biliknya. Aku melihat ibu sedang sibuk menyiapkan sarapan di dapur, ibu kelihatan ceria pagi itu dan tersenyum manis apabila melihatku menghampirinya.
“Sarapan dulu dik…” Kata ibu sambil menghidangkan sarapan untukku, aku duduk di meja makan dan ibu pula duduk di sebelahku. Aku minum perlahan-lahan sambil memandang ibu, ibu tersenyum memandangku dan aku membalas senyumannya.
“Ibu rasa menyesal ke pasal kejadian malam tadi…?” Aku memberanikan diri bertanya ibu kerana aku melihat tiada tanda ibu akan memarahiku setelah aku menyetubuhinya malam tadi. Ibu diam seketika sambil merenung mukaku membuatkan aku merasa serba salah.
“Mula-mulanya ibu menyesal juga… tetapi……ermmmm…” Ibu tidak meneruskan kata-katanya, suaranya perlahan dan ibu tetap memandangku membuatkan aku merasa malu.
“Maafkan adik ibu… sebenarnya adik tak dapat menahan nafsu adik malam tadi…” Kataku sambil menunduk mukaku kebawah.
“Tak pe… ibu maafkan… ibu sayangkan adik, adik jangan tinggalkan ibu macam ayah…” Kata ibu sambil meletakkan tangannya di pangkal pehaku.
Mendengar kata-kata ibu, hatiku merasa sebak tetapi berubah menjadi gembira apabila merasa tangan ibunya menyentuh batangku, serta-merta batangku mencanak naik di dalam kain pelikatku dan ibu mula mengusap batangku yang mula mengeras itu.
“Ibu berterima kasih pada adik kerana menghilangkan kerinduan ibu pada ayah, walaupun apa yang adik buat malam tadi salah… tetapi ibu merasa puas kerana ibu sudah lama tidak merasa kenikmatan sebegini…” Kata ibu berterus terang.
“Baguslah kalau ibu merasa puas… adik sebenarnya kasihan melihat ibu yang kesepian ini, adik tahu ibu inginkan kepuasan kerana adik pernah nampak ibu memuaskan nafsu ibu sendiri…” Kataku sambil mencium pipi ibu.
“Adik pernah nampak ke…? malunya ibu…” Kata ibu sambil tersenyum malu, ibu mencium pipiku sambil menyelak ke atas kain pelikat yang aku pakai lalu mengenggam lembut batangku yang keras terpacak itu.
Ibu menyandarkan kepalanya di bahuku sambil melihat batangku yang berada dalam genggamannya lalu diusap perlahan batangku itu. Aku memaut bahu ibu dan mengusap-usap bahunya lalu meramas-ramas buah dada ibu yang besar membusung di dalam bajunya.
“Batang adik ni besar… besar macam ayah punya tetapi batang adik ni panjang sikit…” Kata ibu dengan suara yang manja dan sedikit mengoda. Aku merasa bangga apabila mendengar kata-kata ibu, ibu mula melancapkan batangku perlahan-lahan.
“Adik pun suka tengok tubuh ibu yang cantik ni…” Pujiku membuatkan ibu tersenyum lagi, sungguh ayu muka ibu ketika itu dan aku merasa sungguh nikmat dengan lancapan tangan lembut ibu di batangku.
“Apa yang adik suka tengok…?” Tanya ibu manja.
“Buah dada ibu yang besar ni… punggung ibu juga besar… lebar dan tonggek pulak tu… bila ibu berjalan mesti bergega-gegar punggung dan buah dada ibu… adik tak tahan bila tengok… rasa nak ramas-ramas je…” Kataku memuji kecantikkan tubuh ibu sambil meramas-ramas punggung dan buah dada ibu, aku melihat ibu tersenyum bangga.
“Hmmm.. inikan dah dapat ramas… ” Kata ibu sambil melajukan lancapannya di batangku.
“Uuuhhhh… ohhhhh… sedapnya ibu… adik sayang ibu…” Aku mengerang kerana kenikmatan dilancap ibu.
“Ibu pun sayang adik… ibu sanggup serahkan seluruh tubuh ibu pada adik… ibu rela… tetapi adik kena berjanji… janji simpan rahsia ini, jangan cerita pada sesiapa pun…” Kata ibu sambil memandangku dan tangannya masih tetap melancap batangku.
“Oohhh… ibuuu… adik janjiii…” Jawabku kenikmatan, ibu menundukkan kepalanya ke arah batangku lalu menjilat kepala batangku.
Aku menggeliat apabila jilatan ibu turun ke batangku hingga ke pangkal lalu ibu terus memasukkan batangku ke dalam mulutnya. Ibu mula menghisap dan mengulum batangku keluar masuk ke dalam mulutnya. Aku mengusap-ngusap kepala ibu yang sedang turun naik menghisap batangku, sebelah lagi tanganku meraba dan meramas punggung ibu yang dibaluti kain batik yang ketat di punggungnya.
Aku tidak tahan lagi dengan hisapan mulut ibu, air maniku terasa hendak terpancut keluar. Pehaku mula mengejang dan serentak dengan itu, air maniku terpancut bertubi-tubi di dalam mulut ibu. Aku sedikit terkejut melihat ibu yang sedang menyedut batangku dan di telannya air maniku itu sehingga habis. Aku merasa kepala batangku ngilu ketika ibu memainkan lidahnya di situ. Menggigil tubuhku menahan kenikmatan dari mulut dan lidah ibu dan ibu mula menarik kepalanya mengeluarkan batangku dari mulutnya.
“Ibu… adik sayang sangat kat ibu…” Kataku sambil memeluk tubuh ibu.
“Ibu juga sayangkan adik…” Ibu juga memeluk tubuhku, aku merasa sungguh sayang pada ibu dan pelukkanku bertambah erat di tubuhnya.
Selama empat hari aku bersama itu, aku selalu menyetubuhi ibu dan ibu juga pernah meminta aku menyetubuhiya. Semasa ketiadaan kakak, setiap malam aku tidur bersama ibu dan setiap malam juga aku bersetubuh dengan ibu. Ibu juga membenarkan aku menujahkan batangku ke dalam lubang duburnya walaupun ibu merasa sakit kerana aku mengatakan tidak merasa benar-benar puas jika aku memancutkan air maniku di luar.
Pada mulanya ibu tidak membenarkan aku memasukkan batangku ke dalam duburnya, namun setelah aku memujuk dan mengugutnya hendak memancutkan air maniku ke dalam cipapnya, akhirnya ibu membenarkan juga. Boleh dikatakan setiap hari aku bersetubuh dengan ibu dan setiap kali persetubuhan itu, pasti lubang dubur ibu akan menjadi tempat untuk aku memancutkan air maniku. Setelah kakak ada di rumah, aku dan ibu selalu mencari masa yang sesuai untuk bersetubuh.
Apabila kakak keluar atau ketika kakak sedang tidur, aku dan ibu pasti tidak melepaskan peluang untuk bersetubuh. Aku juga selalu ke bilik ibu apabila hari sudah larut malam, ibu juga setiap malam menanti kedatanganku ke dalam biliknya. Ketika itu kakak pasti sudah dibuai mimpinya,sekarang ibu tidak lagi kesedihan dan ibu sekarang sudah selalu tersenyum serta ketawa dengan penuh ceria. Ibu juga sekarang bertambah manja denganku, ibu selalu memujiku di depan kakak.
Aku sekarang sudah jarang ke rumah makcik ku kerana aku sudah ada ibu sebagai pemuas nafsuku. Hanya beberapa kali sahaja aku ke rumah makcik ku, itu pun kerana makcik merayu-rayu memintaku datang ke rumahnya. Setiap kali aku ke rumah makcik, makcik pasti meminta aku bersetubh denganya. Untuk menjaga hati makcik sebagai orang pertama mengajar aku sex ini, aku tetap menyetubuhinya walaupun persetubuhanku dengan makcik tidak senikmat bersetubuh dengan ibu. Ini kerana makcik perempuan pertama yang aku setubuhi.
……………………………………………..//…………………………………
Sejak aku mengenal erti kenikmatan bersetubuh, aku mula merangcang untuk menyetubuhi kakak pula. Aku tahu kakak seperti mengesaki sesuatu dari perhubunganku dengan ibu kerana ibu begitu memanjakan aku. Aku mula merasa ingin bersetubuh dengan kakak kerana aku mula berafsu setiap kali melihatnya. Aku selalu mengintainya ketika kakak sedang mandi namun aku tidak pernah dapat melihat tubuh badannya yang solid itu dalam keadaan berbogel. Buah dadanya yang sederhana besar itu kelihatan sungguh pejal serta tegang, punggungnya yang lentik dengan sedikit tonggek itu sentiasa merangsang nafsuku walaupun punggung dan buah dadanya tidak sebesar milik ibu.
Aku selalu mengambil kesempatan mencuri pandang tubuhnya ketika bergurau mesra dengannya. Pasti ibu akan menjadi mangsa nafsuku untuk melepaskan geram dan aku juga selalu bayangkan ibu yang sedang aku setubuhi itu adalah kakak. Sejak akhir-akhir ini juga, ketika berbual atau ketika bergurau denganya kakak seolah-olah cuba mengodaku. Kakak selalu menepuk serta mencubit pehaku ketiaka bergurau dan tepukkan atau cubitannya begitu hampir dengan batangku. Sehinggalah pada suatu pagi, ketika itu ibu ke pasar bersama jiran di sebelah rumahku.
Ketika aku melintasi biliknya, kakak memanggilku dan aku terus masuk ke dalam biliknya yang tidak tertutup rapat itu. Setelah aku masuk ke dalam biliknya, aku tergamam apabila melihat kakak yang sedang berkemban dengan tualanya yang pendek. Tuala itu hanya menutup pangkal buah dadanya hingga kepangkal pehanya sahaja, seperti ibu dahulu. Kakak yang baru selesai mandi itu sedang bersolek di meja soleknya, pangkal serta alur buah dadanya dapat dilihatku dan peha putihnya kelihatan sungguh gebu.
“Ada apa akak panggil adik…” Tanyaku sambil menelan air liurku apabilabila melihat keadaannya ketika itu.
“Akak ada hal sikit nak tanya… eh, kenapa adik pandang akak macam tu…?” Kakak bertanya apabila melihat aku memandangnya tanpa berkelip.
“Tak… takde apa… cuma adik geram bila tengok akak macam ni…” Aku beranikan diri menjawab walaupun tergagap-gagap sambil duduk di barai katilnya.
“Tak puas lagi ke buat dengan ibu…?” Kakak berkata sambil merenungku.
“Apa akak cakap ni… apa maksud akak…?” Tanyaku sedikit cemas kerana aku merasa kakak sudah mengetahui persetubuhanku dengan ibu.
“Ala… tak payah nak sorok lagi… akak dah tahu…” Kata kakak sambil menyikat rambunya di hadapan cermin meja soleknya.
“Apa yang akak tahu… akak ni merepek la…” Tanyaku lagi, walaupun merasa sedikit cemas namun aku tidak melepaskan peluang menatap tubuh seksi kakak.
“Akak dah nampak dan akak tahu… setiap malam adik ke bilik ibu… apa adik buat kalau bukan main dengan ibu…” Kakak berkata tanpa selindung lagi. Aku tidak dapat berdalih lagi kerana rahsiaku bersama ibu sudah diketahui kakak.
“Adik sebenarnya hanya menolong ibu yang kesepian, adik kasihankan ibu dan tidak sanggup melihat ibu sedih… sekarang ibu sudah seperti biasa… ceria dan bersemangat untuk menerusakan hidup…” Jawabku panjang lebar untuk menjelaskan kenapa aku bersetubuh dengan ibu.
“Ibu seorang je ke kesepian… akak pun kesepian juga…” Kata kakak selamba dan kata-katanya yang seperti mengodaku itu mengejutkan aku.
“Kenapa… akak nak adik tolong ke… akak nak adik buat dengan akak…?” Tanyaku berani kerana keadaan kakak sekarang begitu merangsang nafsuku lagi pun sudah lama aku idamkan tubuhnya.
“Gatal… eeee… adik akak sekarang ni dah miang nak berbini, sampai ibu pun sanggup di bedalnya… sekarang akak pun adik mahu…” Jawab kakak dengan nada bergurau seperti selalu.
“Apa salahnya… hari ini adik benar-benar geram tengok akak begini… kakak tengok la adik punya ni…” Kataku sambil menunjuk kearah batangku yangg sedang menonjol di dalam seluar pendekku kerana aku tidak memakai seluar dalam.
Aku cuba merangsang nafsu kakak kerana aku tahu kakak sudah lama tidak bersetubuh dengan suaminya. Sudah dua bulan suaminya di laut dan sebulan lagi baru suaminya pulang, aku tahu kakak rindukan suaminya dan rindukan batang suaminya kerana kakak baru berkahwin.
“Habis… apa akak boleh buat dengan benda adik tu… tunggulah ibu balik…?” Kakak berkata sambil tersenyum apabila melihat bonjolan batangku di dalam seluar pendekku.
“Ibu lambat lagi balik… adik dah tak tahan ni… akak punyakan ada…” Dengan berani aku berkata dan aku melihat kakak tergamam dan muka putihnya berubah menjadi kemerah-merahan apabila mendengar kata-kataku itu. Melihat keadaan kakak seperti sudah tarangsang itu, aku memberanikan diri merapatkan tubuhku ke tubuhnya yang sedan duduk di atas kerusi meja solehnya dan terus sahaja aku mencium bibirnya.
“Eermm… emmm… adik… jangan macam ni…” Kakak menolak tubuhku tetapi aku aku terus memeluk tubuhnya dengan erat dan ketika bibirnya terbuka, aku terus memasukan lidahku lalu aku mainkan lidahku itu di dalam rongga mulutnya. Kakak cuba meronta namun aku tetap mencium bibirnya dan lidahku semakin lincah bermain di dalam mulutnya. Akhirnya rontaan kakak berhenti, tubuhnya kaku dengan matanya terpejam rapat. Tak berapa lama kemudian aku mula merasa mulutnya bergerak-gerak menbalas ciummanku dan lidahku mula disedut-sedutnya. Aku dapat rasakan dada kakak yang berada dalam pelukkanku berombak kencang.
Sambil mencium mulutnya, perlahan-lahan aku menbangunkan tubuh kakak yang duduk di atas kerusi meja soleknya lalu aku bawa ke katilnya. Aku membaringkan kakak di atas tilamnya dan kakak hanya mengikut sahaja tanpa melawan. Aku tahu hajatku untuk menikmati tubuh serta cipap kakak akan tercapai sebentar nanti. Kakak kini sudah pasrah, mungkin juga kakak mahu merasakan batangku kerana sudah sekian lama tidak dapat merasakannya dari suaminya.
“Eermmm… boleh adik rasa akak punya ni…?” Mintaku dengan penuh berani apabila aku melihat tiada lagi rontaan dari kakak sambil mengusap cipapnya yang berbukit tembam itu disebalik tualanya setelah kakak terbaring telentang.
“Kalau adik berani… cubalah…” Kata kakak dengan perlahan mencabarku.
“Betul ke ni kak…? jangan cabar adik…” Aku sengaja bertanya untuk menguji nafsunya.
“Cubalah kalau dapat…” Kakak tersenyum malu lalu memandang ke tepi, aku terus baring disebelah kakak lalu merapati tubuhnya.
Aku membuka simpulan tuala kakak lalu menyelak ke sisi tubuhnya, maka terdedahlah apa yang tersembunyi selama ini. Apa yang selalu aku idamkan terpampang di depan mataku, buah dada kakak yang pejal itu membusut tinggi, cipapnya sungguh tembam sama seperti cipap ibu tetapi bibir cipapnya tertutup rapat, tidak seperti cipap ibu yang sudah terbuka sedikit itu. Sungguh cantik tubuh kakak, walaupun buah dada serta punggungnya tidak sebesar milik ibu tetapi pinggangnya yang lebih ramping itu membuatkan punggung lentiknya menyerlah. Buah dada serta punggung kakak lebih halus kegebuannya dari milik ibu dan perutnya rata tidak seperti perut ibu yang sudah membuncit sedikit itu.
Sambil memandang tubuh indah kakak, dengan pantas aku membuka seluar pendek dan bajuku, tiada apa yang tinggal. Kakak ku menjeling batang aku. Aku terus meraba tubuh bogel kakak, aku meramas-ramas buah dada pejalnya serta mengentel puting buah dadanya yang mula mengeras itu. Kakak mengeliat sambil memaut serta mengusap belakangku dengan manja dan aku terus menghisap puting buah dadanya silih berganti. Tangan kananku mula mengusap cipap tembamnya beberapa kali lalu jariku terus mengentel kelentitnya membuatkan cipap kakak mula berair dan basah.
“Arggghhhh… adikl….. sedapnya….” Kakak mengerang kenikmatan dan dengan perlahan aku membawa tangannya ke batang aku.
“Adik… besarnya batang adik…!!!” Bisik kakak. Kakak mengenggam kemas lalu mengusap batangku, aku merasa sungguh nikmat dengan usapan tangan kakak di batangku. Batangku terpacak keras di dalam genggamannya, kakak mengusap lembut sambil melihat batangku itu.
“Kakak nak rasa tak batang besar adik ni…?” Aku sengaja mengusiknya, kakak memandangku senyum sambil mengigit bibirnya dan mengangguk perlahan. Aku bangun lalu membawa kepalaku ke celah kangkang kakak dan terus menjilat cipapnya.
“Ohhhh… arrgggghhh… adik… sedapnyaaaa….ahhhhhh….” Kakak mengerang lagi ketika lidahku bermain di kelentitnya yang sudah beberapa bulan tidak diusik itu.
“Kak… cipap akak sungguh cantik dan sungguh tembam…” Pujiku sambil melajukan lagi jilatan lidahku di kelentit dan di dalam ruang lubang cipapnya yang rapat itu. Kakak mula mengeliat, tiba-tiba badannya mengejang dan aku dapat rasakan ada air yang keluar dari dalam cipapnya. Kakak klimaks dengan kepalanya terdongak ke atas sambil menekan rapat mukaku di cipapnya.
“Adik… kakak tak tahan lagi ni… masukkan batang adik cepattttt…!!!! ” Kakak berkata sambil memegang keras batangku lalu di tarik perlahan ke arah cipapnya dan aku tidak membuang masa lagi kerana aku juga sudah tidak sabar lagi untuk menikmati cipap tembamnya.
Aku merangkak naik ke tubuh kakak mengikut tarikkan tangannya di batangku dan aku terus memasukan batangku itu ke dalam cipap kakak. Kepala batang aku mula menyodol lobang cipap kakak. tapi aku merasa susah sedikit untuk memasukkan batangku ke dalam cipapnya, kakak yang tahu kesusahanku itu membantu dengan memegang kembali batangku lalu mengeselkan batang ku di cipapnya. kakak menikmati geselan batang ku di cipapnya. sehinggalah cipap dan batang aku basah dek kerana air cipap kakak. lalu kakak memandu batangku itu ke lubang cipapnya.
“Oohhhhh… sedapnya kakkk… sempitnyaaaa…” Aku mengeluh apabila batangku mula masuk ke dalam cipap kakak dan aku menekan masuk hingga ke dasar cipapnya.
“Ahhhhhhh…adikkkkk….besar nyee batang adikkkk…”jerit kakak ketika aku tekan masuk rapat ke dalam lobang nikmat cipap kakak ku.
Aku diamkan batangku seketika di dasar cipap kakak, aku terasa batangku di himpit kemas dan ada kemutan halus dari dalam cipapnya.
“Aarghhhhhh…. emmmm… sedapnya dik….” Kakak juga mengeluh kesedapan bersama eranganku, aku mula mengerakkan batangku keluar masuk di dalam cipap kakak perlahan-lahan dan semakin lama semakin laju kerana merasa sungguh nikmat.
“Ohhh… arghhh….. dikkkk sedapnyaaa… laju lagi dik… lajuuuuu… akak dah nak sampaii niiiii..” Sekali lagi tubuh kakak mengejang, batangku dikemut kuat sehingga tujahanku terhenti.
Tak sampai 3 minit kakak sudah klimaks. tubuh kakak mula terkulai layu, aku menarik keluar batangku dari cipapnya lalu aku pusingkan tubuh kakak menonggeng. gaya doggie style. Aku berlutut di belakang punggungnya yang lentik itu lalu memasukkan kebali batangku ke dalam cipapnya dari belakang. Ketika aku menujah cipap kakak, aku dapat melihat lubang duburnya terkemut-kemut bagaikan meminta batangku untuk masuk di situ.
Aku merasa sungguh geram melihat lubang dubur kakak itu lalu aku sapukan air dari cipapnya ke lubang duburnya untuk di jadikan pelicin. Aku menarik keluar batngku dari dalam cipapnya lalu di geselkan kepala batngku ke bibir lubang dubur kakak. Aku menekan perlahan batangku sehingga kepala batangku berjaya masuk ke dalam lubang dubur kakak walaupun sedikit susah.
“Uhhhhh… adik… apa ni… jangan kat situ… sakitttt…” Kakak mengoyang-goyangkan punggungnya kerana merasa sakit tetapi aku tetap menekan lagi batangku masuk ke dalam lubang duburnya dengan memegang kemas punggungya itu.
“Akak… tahan sikit… akak akan rasa sedap nanti…” Pujukku sambil terus menekan masuk sehingga separuh batangku sudah terbenam di dalam lubang duburnya.
“Sakit dik… perlahan sikit….!!!! Aku menarik keluar sedikit batangku lalu menyapu air liurku di bibir dubur kakak dan terus menekan kembali perlahan-lahan.
“Akak… tahan… dah masuk ni…” Kataku sambil terus menekan batangku itu dan kali ini mudah sedikit kerana lubang dudur kakak mula dapat menerima kemasukkan batangku.
“Uuhhhh… perlahan dik… arrggghh….” Kakak mengerang apabila batangku masuk sehingga terbenam keseluruhan batangku.
Batangku berjaya masuk ke dalam lubang dubur kakak hingga ke pangkal batangku dan aku mula mengerakkan batangku keluar masuk ke dalam lubang duburnya. Walaupun kakak masih merasa sakit tetapi kakak merela kan aku menujah lubang duburnya yang sempit itu. Aku tidak dapat bertahan lagi, air maniku terasa hendak terpancut dan aku terus melajukan lagi tujahan batangku di dalam dubur kakak sehingga tergoncang-goncang tubuhnya.
“Adik… perlahan… jangan kuat sangat, sakittt….” Kakak cuba meronta tetapi aku terus merebahkan tubuhku ke atas belakang tubuhnya lalu memeluk kemas tubuhnya itu. Tubuh kakak rebah tertiarap di atas tilamnya apabila aku menujah dengan satu tujahan yang kuat sehingga batangku terbenam lebih dalam di dalam duburnya dan serentak dengan itu air maniku terus terpancut keluar.
“Aarrggghhhh… ohhhhh…” Aku memancutkan air maniku di dalam lubang dubur kakak dan ketika itu aku dapat rasakan ada kemutan kuat dari lubang duburnya.
“UUrrrhhhhgggg……arghhhhhhh…” Kakak melentikkan punggung tonggeknya sambil mengerang kuat lalu mencengkam cadar tilamnya dan kepala kakak terdondak tinggi ke atas.
Aku biarkan batangku di dalam dubur kakak dengan tubuhku terkulai lemah kepuasan di atas belakangnya. Aku menarik keluar batangku dari lubang dubur kakak lalu rebah di sisinya yang terbaring tertonggeng itu.
“Adik jahat… teruk akak di kerjakan adik… sakit tau…!” Kata kakak manja.
“Sedappp… sedap sungguh cipap dan dubur akak… akak puaskan…?” Aku berkata sambil bertanya.
“Emmmm… memang la puas… tapi sakit sikit bila adik buat kat sini…” Jawab kakak sambil mengusap lubang duburnya yang di penuhi dengan air maniku.
“Adik sengaja pancut kat dalam dubur akak… kalau adik pancut dalam cipap akak, bahaya nanti kalau akak mengandung…” Terangku.
“Baik jugak adik akak yang jahat ni… tapi sakit la lubang dubur akak…” Kata kakak sambil memelukku dan meletakkan kepalanya di dadaku.
“Mula-mula sakit sikit… lama-lama nanti akak akan rasa sedap pulak…” Jawabku sambil mengusap punggung gebu kakak.
“Ye ke dik… mana adik tahu…? patut la akak rasa sedap juga tadi walaupun sakit…” Kakak memelukku lebih erat, aku merasa kelembutan dari buah dada pejalnya yang melekap di dadaku.
“Ibu cakap… akak nak lagi…?” Tanyaku lalu memandang mukanya.
“Dengan ibu pun adik buat kat situ… hari ni cukuplah… lain kali bila akak nak, akak cakap… itu pun kalau ibu tak ada kat rumah…” Jelas kakak.
Sejak hari itu bermulalah kehidupan baruku, setiap malam aku masih ke bilik ibu dan pernah juga beberapa kali setelah ibu tertidur kepuasan, aku akan ke bilik kakak. Namun dengan kakak aku tidak dapat besetubuh selalu denganya kerana aku takut ibu mengetahui persetubuhanku itu. Hanya beberapa kali sahaja aku dapat bersetubuh dengan kakak, jika ibu tiada di rumah, aku dan kakak tidak akan melepaskan peluang untuk bersetubuh sepuas-puasnya. Begitu juga apabila ayah pulang, aku akan ke bilik kakak dan bersetubuh sepas-puasnya kerana aku tidak dapat ke bilik ibu.
Pernah di suatu hari, di sebelah pagi aku terpaksa melayani makcik ku, setelah pulang ketika ibu tiada di rumah aku terpaksa melayani kakak dan di sebelah malam pula aku terpaksa melayani ibu pula. Hari itu aku merasa sungguh letih dan lemah sehingga aku hampir demam, namun aku merasa puas kerana dapat memuaskan makcik , kakak dan ibu pada hari yang sama.
Begitulah pengalamanku bersama makcik ku, ibu ku serta kakak ku dan kejadian ini masih berterusan sehingga kini.
Sekarang kakak sedang mengandung tujuh bulan, anak yang kakak kandung adalan anak dari suaminya kerana aku tidak pernah memancutkan air maniku ke dalam cipapnya sebelum kakak di sahkan mengandung. Ketika kakak sedang mengandung, barulah aku berani memancutkan air maniku ke dalam cipapnya. Aku tidak mahu kakak dan ibu mengandung anak hasil dari persetubuhanku kerana aku tidak sanggup melihatnya.
Dengan makcik aku selalu memancutkan air maniku ke dalam cipapnya kerana aku tahu makcik pandai menjaga cipapnya. Walaupun aku merasa puas bersetubuh dengan makcik, ibu dan kakak, aku kini sedang merangcang untuk menikmati tubuh isteri muda ayah pula. Ibu tiriku yang lebih muda dari ibu itu adalah berbangsa cina, aku ingin merasa cipap dan lubang dubur cina pula. Itu kisah lain akan aku cerita kan.
607 notes · View notes
oyelai · 2 days ago
Text
FIRST TIME #1
baru balik dari kedai makan terus aku masuk kebilik nak tidur , cuaca pulak hujan memang seronok kalau tidur . aku pun layan la movie dulu kot kot tertidur .!tengah baring elok elok kt dalam bilik sambil layan movie , tiba tiba sedara aku call nak mintak tolong . potong betul la kacau aku nak rehat . aku pun angkat call dia .
“jul , tolong amik anak acik kejap si siti tu , dia baru balik kelas , cikmah kena pergi kl dengan pakcik kau”
“yelah kenapa tu cikmah , oh boleh boleh . awal dia balik ? biasanya pukul 1 2 pagi baru balik . ni baru pukul 8”
“terima kasih jul , dia kata kelas cancel tu yang dia balik awal . ok la cikmah nak cepat ni”
“hati hati cikmah , nanti saya amik siti”
“tolong tengok kan siti tu , maklum la cuma dia sorg je anak cikmah , cikmah seminggu kat kl”
“hahah yelah kalau mcm tu”
cikmah pun matikan call , aku yang malas ni terpaksa jugak bangun . mulut aku tak henti bebel marahkan cikmah , aku ni nak rehat . dengan terpaksa aku capai kunci kereta terus gerak . hujan lebat pun aku gerak je sebab aku fikir cepat amik siti , cepat balik so aku boleh rehat . cuaca sejuk kena pulak aircond , mengigil aku . dah sampai tempat siti aku terus chat dia kata aku yang amik dan aku bagitahu mak bapak dia pergi kl . tak lama tu dia pun masuk kereta .
Tumblr media
SITI : fuh sejuknya jul , nasib baik kau datang awal kalau tak dah beku aku kt situ . btw terima kasih tau sebab tolong mak aku
JUL : terpaksa je aku tolong , ikut kan malas sebab aku tengah rest tadi
SITI : lah apesal tak cakap dengan mak aku , kesian kau kena kacau
JUL : takde hal la , lagipun sedara sendiri kan ? btw tahun ni umur kau berapa ?
SITI : tahun ni aku 22 , eh jul pinjam fon kejapp akuu nak selfie selfie la hahha kan kau baru beli ip16
JUL : bawah aku setahun je . nah nah amik , jangan kacau aku bawak kereta
SITI : heheh terima kasih , sayang kau jul
SITI : geli lah kau , selfie lah kau sana puas puas
aku pun bawak kereta perlahan lahan sebab cuaca lebat , jalan pulak tak nampak . aku fokus on road and takde masa nak melayan siti tu . lepas beberapa minit aku pun sampai ke rumah siti dan terus parking . aku matikan enjin terus keluar kereta , tak terfikir nak mintak balik hp aku dan pergi duduk dekat sofa anjung rumah dia . mengigil badan aku . hisap rokok sebatang buat panas kan badan . lepas 3-4 minit si siti pun keluar kereta terus berlari ke anjung dan bukak pintu . sampai rokok aku habis baru dia nak keluar . aku mintak fon aku balik lepastu dia suruh aku masuk kedalam dulu sebab kt luar sejuk . aku pun masuk dalam .
JUL : eh siti , fon aku jangan buat harta . aku nak pakai
SITI : sabar la , jom masuk bilik aku dulu . aku nak tanya something
JUL : haih kau ni , ha yelah cepat jalan
SITI : okay ni lah bilik aku , btw jul aku nak tanya something lah tapi takut
JUL : tanya jelah cepat , aku nak balik ni
SITI : hmm mcm ni , tadi aku bukak galeri kau sbb nak tgk gambar aku . lepastu aku nampak video” lucah
JUL : eh hmm it…itu member aku tadi lah , dia pinjam fon aku
SITI : yeke jul , kau suka tengok mcm tu ke jul ?
JUL : haih , biasalah lelaki kan ?
SITI : so maksudnya utk modal kau melancap ke ?
JUL : aku suka tengok je , tapi aku belum pernah melancap . sblum mak kau call aku , aku tengah tgk tu lah
SITI : gatal lah kau ni , hmm sejuk lah jul . kau taknak ke buat mcm dalam video tu
JUL : kau gila ke , kau kan sedara aku . mana boleh mcm tu
SITI : ala jul ringan ringan je , best tau buat time sejuk”
JUL : eh apa pegang” ni
siti terus pegang leher aku , dia cuba untuk memujuk . aku dapat rasakan tangan dia yang lembut tu . dia membelai belai rambut aku . aku pulak terkaku sebab pertama kali dalam situasi mcm ni . lepastu dia duduk depan aku terus tangan dia merayap ke batang aku . dah la aku pakai kain pelikat je . aku terkejut dia pegang batang aku sambil mengusap” dari luar
Tumblr media
JUL : eh siti , apa kau buat ni . bahaya la
SITI : tak la , kita dua je kt rumah ni takde siapa tahu pun
JUL : jangan lah , kenapa kau pegang batang aku ni
SITI : dah keras la batang kau jul , nak tengok boleh takk
JUL : mana bole tengok ! memang la keras kan cuaca sejuk
SITI : yeke ? cuba aku tengok (terus tarik kain kebawah)
JUL : woi apa ni
SITI : omg jul ! besarnyaa batang kau !
JUL : dah tengok kan ? dah aku nak balik
SITI : sabar lah jul , kalau aku buat gini kau jadi balik tak ?
JUL : eh siti ape ni ! ahh
dia terus masukkan batang aku dalam mulut dia . aku terkejut sambil rasakan kenikmatan . dia terus menghisap batang aku selama beberapa minit . batang aku merasa suam” dalam mulut dia . nafsu aku sikit demi sikit meningkat . hanya suara kesedapan yang keluar dari mulut aku .
SITI : sedap kan jul ? hmm first time dapat batang besar macam ni
JUL : sh!t , first time perempuan hisap batang aku . mcm ni rasanya . rasa suam” bila kau hisap
SITI : kau suka kan ? nak aku sambung tak ?
JUL : arhh sedapnyaa siti kau gosok batang aku , tak sangka ahh
SITI : tak sangka apa ? sedara sendiri hisap batang kau ke ? hahah
JUL : yelah , tak sangkau kau pro bab bab mcm ni
SITI : hihi adalah , aku sambung hisap eh
JUL : sambung lah cepat siti
dia pun sambung hisap batang aku . memang melayan aku malam tu . tahu” dekat 1 jam jugak . tak lama tu tanpa sedar kedua tangan aku Penang kepala dia dan aku pulak random cuba menghayunkan badan aku . kalau sblum tu aku dah macam tiang cuma siti je bergerak . lepas aku pegang kepala dia aku pun hayunkan perlahan demi perlahan . siti yang pro tu pun faham dan terus turunkan tangan dia . pelan pelan dan aku semakin laju dan semakin kuat aku pegang kepala dia . suara air berlecak keluar dari mulut dia . aku laju dan terus laju dan tiba tiba aku rasa macam nak kencing . aku terus tarik batang aku keluar dan cakap dgn siti yang aku kencing .
Tumblr media
SITI : eh kenapa stop jul , buat la lagi
JUL : aku rasa macam nak kencing lah
SITI : tu bukan nak kencing la , tu air mani kau dah nak keluar . so aku kena hisap lagi batang kau sampai kau pancut
JUL : lepastu aku kena pancut kt mana ?
SITI : kat mukaa aku jul , aku suka air mani . tapi kejap bagi aku letak kepala aku kt tilam
dia terus sandarkan kepala kat tilam dan aku sambung masukkan batang aku . aku letak kedua tangan aku atas katil dan terus hayun laju laju . memang menikmati aku malam tu . gawk gawk gawk aku dapat dengar suara yang keluar dari mulut dia . lepas 6-7 minit aku pun rasa macam nak pancut . aku terus hayun laju laju dan tarik keluar batang aku .
Tumblr media
JUL : arghh siti aku nak pancut dah ni
SITI : cum on my face please ahh ahh
JUL : betul ke siti ahh , aku lancap depan muka kau ni
SITI : cepat laa ahh , cum cepat ahh ahh
JUL : siti !! arhhh sikit lagi arghh
SITI : yess yess ahh cum on ny face ahh
CROTT CROTT CROTT , aku melepaskan berdas das air mani aku dekat muka dia . aku nampak air mani aku keluar dengan laju sampaikan terpancut atas tudung dia . banyak sekali air mani aku keluar , pertama kali aku melancap dan pertama kali jugak air mani aku keluar . aku rasa sangat lega lepas aku pancut . lepas air mani aku berhenti keluar siti pulak sambung sekejap hisap batang aku dan seminit dia berhenti .
SITI : banyaknyaa air mani kauu ! penuh satu muka aku
JUL : fvkkk sedapnyaa siti ! srs aku tak pernah rasa macam ni . dah la pakai spek , bertudung pulak tu arhh comel nyaaa
SITI : sedapkan jul ? penuh air mani kauu kt muka aku
JUL : first time aku pancut , banyak sangat air mani sampai tertutup spek mata kau
SITI : itu lah , bestnyaa dapat air mani aku
JUL : sedap lah siti , mcm mne nak bersihkan air mani yg kt muka kau tu
SITI : senang je , kau tengok ni . slurppp slurpp
JUL : eh wtf siti , kau telan air mani aku ? kalau kau pregnant mcm mana ? aku takut lah
SITI : tak pregnant la , bukan kau pancut dalam pussy aku
JUL : yelah kalau mcm tu , aku cuma takut . btw aku nak tanya , mana kau belajar benda mcm ni ?
SITI : masa kt U dulu , sebab terdesak nak pakai duit and aku cuba buat mcm ni . aku tknk susahkan mak ayah aku . tapi lama lama aku dah terjebak dalam benda ni and susah nak stop
JUL : wtf ?? mean setiap kali kau nak pakai duit kau buat macam ni ? berapa je kau dapat
SITI : kalau cuma hisap mcam tadi , aku dapat 3-4 ratus and kalau buat lebih dapat lah lebih
JUL : shit ! kaya lah kau . habistu ni aku kena bayar ke ?
SITI : tak lah , kau nak buat pape kt aku pun boleh . free je aku bagi
JUL : yelah kau ni
Tumblr media
JUL : aku nak amik gambar boleh tak ? kot aku rindu
SITI : boleh , tapi jangan sebarkan
JUL : okay sayang . dah snap so aku bole save
SITI : hmm jul , taknak cuba pussy aku ke ?
JUL : eh jangan la , kata ringan ringan je . lagi pun aku nak balik sbb esok kerja
SITI : yelah , diam diam tau jul jgn bgitahu sesiapa
JUL : okay siti , dah aku nak balik
aku tepuk muka dia pakai batang aku dan terus sarung kain aku . aku keluar terus bakar rokok dan masuk kereta . siti yang tunggu depan pintu melambai dan menjelir lidah . aku tersenyum dan terus pulang ke rumah . sampai ke rumah aku terus baring dan buka hp . aku dapat chat dari bos aku dia bgitahu cuti seminggu sebab raya cina , aku pun boleh rehat dengan tenang . tak lama siti pun chat aku
SITI : maseh jul puaskan aku
JUL : haha yelah , btw esok aku cuti sampai seminggu
SITI : yeke jul ? aku pun tkde kelas . boleh la ajak aku jalan jalan
JUL : boleh je kalau aku rajin
SITI : yelah kalau mcm tu , pergi lah tidur
JUL : okay siti
BERSAMBUNG #2
240 notes · View notes
semutmerahlagi · 8 months ago
Text
Tumblr media
[Kisah Benar] Dua Hari
.
Aku terjaga dari tidur apabila terasa bibir aku dicium dengan rakus.
"Man... burit kakak rasa gatai....miang sangat-sangat, jomlah kongkek...."
Perlahan-lahan aku membuka mata.
Seorang wanita cantik berusia 25 tahun, iaitu 9 tahun lebih tua dariku,
sedang asyik mencium bibirku. Aku turut tercium haruman wangi dari tubuhnya.
Mungkin baru lepas mandi.
"Mama dengan abah dah pergi Ipoh, 2 hari 1 malam kat sana. Kita boleh
berpesta 2 hari 1 malam di rumah. ", kata wanita cantik itu sambil
melancapkan kote aku.
Tiba-tiba kedengaran suara seorang bayi menangis. Disisi aku terlentang anak
saudara aku yang berusia 6 bulan. Wanita cantik itu segera menanggalkan
terus tuala yang dipakainya. Bertelanjang bulat dihadapanku, dan terus
memasukkan puting tetek kirinya yang coklat kehitaman ke dalam mulut
anaknya.
"Kakak.... Man pun nak hisap tetek kakak", kataku sambil memicit-micit
puting tetek kanan Kak Ina sehingga keluar air susu dari puting tetek Kak
Ina.
"Kesianyaaaa.... adik pun dah lam
Sesekali Kak Ina menjeling manja ke arahku. Dia perempuan tercantik bagi
aku. Segala-galanya begitu sempurna. Dari rupa paras hinggalah kepada tubuh
badan.
Sawo matang kulitnya tetapi begitu gebu dan cantik sekali kulitnya. Agak
kurus dan tinggi tetapi buah dada dan punggungnya montok berisi. Kak Ina
meletakkan anaknya di atas katil setelah anaknya tidur semula.
Selepas itu aku terus menerkam dia. Kak Ina terus kangkang kaki seluas yang
boleh apabila aku menghala kote aku ke arah puki dia. Aku merodok terus kote
aku ke dalam lubang puki Kak Ina yang sudah sedia ternganga.
Kira-kira lima minit kemudian.....Creettt.... cretttt....... Aku terus
pancut ke dalam pantat dia. Aku terasa puki dia menyedut kote aku ketika aku
pancut. Menyedut keluar ke semua air mani aku ke dalam lubang faraj dia.
Selepas itu aku cuba menarik keluar kote aku.
"Heyyyy!!! Jangan tarik kote keluar lagi, sekejap saja lagi baru kakak
puas....", Kak Ina melarang aku menarik keluar kote aku.
Tak perlu tunggu lama, selalunya dalam 5 atau 6 minit Kak Ina akan sampai
kemuncaknya. Selepas Kak Ina puas barulah aku cabut keluar kote aku.
"Tunggu sini, sekejap lagi, kita kongkek lagi. Kakak nak kencing", kata Kak
Ina sambil berdiri.
"Man nak tengok kakak kencing.....", balasku.
"Adik tak pernah tengok perempuan kencing? "
"Tak..tak pernah"
“Adik tak pernah cuba intai kakak kencing masa kakak dalam bilik air?” tanya
Kak Ina.
“Tak..”
"Apasal tak intai? Ikut kakak masuk bilik air", kata Kak Ina
"Ok, jugak,... selama ni pun cuma tengok lubang kencing kakak saja... Nak
tengok juga macam mana air kencing kakak keluar", kataku sambil cuba
mengelap saki baki air mani aku yang melimpah keluar dari lubang puki Kak
Ina kerana dia sedang berdiri ketika itu.
"Jomlah cepat... Kakak dah nak terkencing ni...", Kak Ina segera menarik
tangan aku.
Di dalam bilik air, Kak Ina berdiri sambil menghala kelangkang dia ke arah
mangkuk tandas. Aku membuka bibir kemaluan dan kelopak puki dia sehingga
kelihatan lubang kencing dia.
Selepas itu air kencingnya yang entah ditahan berapa lama, menyembur keluar
dari lubang kencingnya.
Selesai kencing, Kak Ina mencangkung. Aku mengorek keluar air mani aku yang
masih bertakung di dalam lubang pukinya. Membersihkan pukinya.
"Kak Ina.... mama dengan abah pergi mana?", tiba-tiba aku terdengar suara
Kak Zila.
"Pergi Ipoh, 2 hari 1 malam kat sana." kata Kak Ina sambil bangun berdiri.
Aku mengeringkan puki Kak Ina dengan tuala. Kak Ina kangkang sedikit kakinya
untuk memudahkan aku mengeringkan pukinya.
Selepas itu Kak Ina beredar keluar dari bilik mandi.
Aku melihat Kak Zila berkemban dengan tuala di tepi pintu. Kak Zila terus
masuk ke dalam bilik air.
"Man,.. man tutuh Kak Zila. Cepat sikit. Kakak nak mandi kejap lagi", kata
Kak Zila, sambil membogelkan terus badan dia dengan menanggalkan kain
tualanya.
"Baru saja tutuh Kak Ina.. tak boleh nak keras ni..."
"Tak payah tunggu keras lah, Man jolok saja butuh Man dalam burit kakak.
Cepatlah.. kakak nak mandi nak pergi kerja ni..."
Kak Zila tinggi lampai, lebih tinggi dari aku. Jadi mudah bagi aku untuk
jolok kote aku ke dalam lubang puki Kak Zila sambil kami berdiri.
"Hoi!!!... Raba-rabalah sama badan kakak, takkan nak kaku macam ni saja.
Bila masa kakak nak puas macam ni...", rungut Kak Zila.
Aku pun mula meraba-raba punggung dan tetek dia.
"Kak Zila, Man nak tengok kakak kencing"
"Huh... ada hobi baru pulak"
"Tadi Man tengok Kak Ina kencing,..."
"Oh... gitu,... Jadi.. Man nak tengok Kak Zila pula kencing yer?" tanya Kak
Zila, sambil mula mengemut-ngemut lubang puki dia.
"Yer....", jawabku.
"Tak senonoh!!!", jerkah Kak Zila sambil lubang puki dia tak henti-henti
mengemut-ngemut kote aku berulang kali.
"Sorry... sorry... saja tanya, kalau tak boleh tak apa....tak tengok pun tak
apa"
"Habis tu... kalau dia berak pun kau nak tengok juga?"
"Errr..... tak...."
Kakak tak rasa nak kencing,... lain kali jerlah sayang tengok kakak
kencing", kata Kak Zila tersenyum sambil mengenyit mata. Kedua-dua tangannya
mencubit kedua-dua pipi aku. Huh... Kak Zila selalu permainkan aku....
"Man.... pagi ni sejuk sangatla... kejap lagi turun kat ruang tamu.... tutuh
kakak..." tiba-tiba saja Kak Ina muncul di tepi pintu.
"Ya....", jawabku lemah. Boleh mampus aku macam ni.....
Sepanjang hari ini hujan turun dengan lebat. Aku rasa malas nak keluar.
Lagipun aku tak nak tinggalkan Kak Ina kesunyian seorang diri di rumah.
Aku rasa enak betul dapat memeluk kakakku dalam suasana yang dingin begini.
Aku tidur tertiarap di atas Kak Ina. Kami berdua bertelanjang bulat.
Langsung tak berpakaian semenjak pagi tadi.
Kote aku masih lagi berkubang dalam lubang puk i Kak Ina. Selalunya itulah
yang kami lakukan. Membiarkan kote aku berada di dalam lubang puki selama
yang boleh.
Rasanya dekat 1 jam dah aku tertidur dalam pelukan Kak Ina. Aku menatap
wajah Kak Ina. Cantik betul. Hidung mancung dengan bibir yang merah mulus.
Pipinya lembut. Kadang-kadang dia kelihatan seperti budak belasan tahun.
Aku mencium pipi, hidung, bibir dia berulang kali. Seronok betul ada kakak
macam Kak Ina.
Aku menatap tetek dia. Bulat montok berisi susu. Aku membelai puting tetek
dia. Tak
perlu menunggu lama. Seketika saja puting teteknya menonjol hampir sepanjang
satu ruas jari. Kak Ina masih lagi tidur dengan nyenyak.
Cruutttt..... cruutttt.... Aku menghisap puting tetek Kak Ina. Aku menelan
air susu yang terkeluar dari puting teteknya.
Kak Ina mengeliat. Dia membuka mata seketika. Apabila dia melihat aku
menghisap puting teteknya, dia merangkul aku. Kemudian menutup matanya
semula. Sambung tidur agaknya.
Perlahan-lahan kote aku yang masih berkubang di dalam puki Kak Ina mengeras.
Aku
mula melocok batang aku. Sambil itu aku berterusan menghisap keluar air susu
dari puting tetek Kak Ina dan menelan air susu dia.
Selepas memancutkan mani aku ke dalam lubang puki Kak Ina, aku kembali
tertiarap di atas tubuh Kak Ina. Kalau boleh aku ingin tubuh bogel aku dan
tubuh bogel Kak Ina melekap buat selama-lamanya. Terasa begitu enak sekali.
Kehangatan tubuhnya terasa begitu nyaman sekali.
Di sebelah malam aku tak berpeluang menjamah tubuh Kak Ina. Dia sibuk
melayan bayinya yang agak kurang sihat. Aku pun tak mahu menyusahkan dia.
Apa-apa yang aku boleh tolong dia, aku tolong.
"Man... dah mandi belum?", tiba-tiba saja muncul Kak Zila. Dia baru balik
kerja.
"Belum lagi"
"Kalau begitu, teman kakak mandi..."
Nampaknya malam ni kena layan Kak Zila lah pula.
Hubungan aku dengan Kak Zila bermula selepas dia terlihat aku sedang kongkek
Kak Ina beberapa minggu yang lepas.
Di dalam bilik air aku membersihkan tubuh badan Kak Zila. Kak Zila berusia
21 tahun. Kerja sebagai operator kilang. Hari ini dan esok giliran dia kerja
petang hingga lewat malam.
Kak Zila memang cantik orangnya walaupun tak secantik Kak Ina. Kulit dia putih bersih dengan puting tetek merah jambu.
Di dalam bilik air, aku membersihkan seluruh tubuh dia hinggalah termasuk
puki dan celah punggung dia.
"Man... cukur bulu burit kakak. Dah mula berserabut bulu burit kakak..."
kata Kak Zila sambil menyerahkan pisau cukur kepadaku.
"Lumur sabun dulu pada burit kakak. Senang sikit nak cukur bila licin", arah
Kak Zila.
Kali pertama aku mencukur bulu puki Kak Zila. Aku cuba mencukur bulu puki
Kak Zila sehati-hati yang boleh, supaya tak terluka.
Kak Zila pula kelihatan yakin terhadap aku. Kak Zila berdiri sambil membuka
sedikit kaki dia untuk memudahkan aku mencukur. Aku turut mencukur sedikit
bulu yang berada di celah punggung Kak Zila.
Selepas selesai Kak Zila duduk mencangkung dan menyuruh aku membersihkan puki dan celah punggungnya dengan air.
Nampak comel puki Kak Zila tanpa bulu. Aku membuka bibir puki Kak Zila. Aku
menatap puki dia.
“Nak tengok kakak kencing?”, Kak Zila bertanya kepadaku.
“Nak tengok.. Man nak tengok” jawabku dengan gembira.
Air kencing Kak Zila terus terpancut di depanku. Aku melihat tanpa rasa
jijik sedikitpun malah seronok melihat Kak Zila sedang kencing. Selepas itu
aku membersihkan puki dia.
"Dahlah tu...dah bersih dah tu. Lain kali Man tengok kakak kencing lagi.
Kita masuk dalam bilik pulak... Lepas tu Man belek puas- puas burit kakak
yer…", kata Kak Zila.
Aku mengeringkan tubuh aku dan tubuh Kak Zila dengan tuala. Selepas itu Kak
Zila terus masuk ke dalam bilik. Kak Zila terus berbaring di atas katil.
"Ok. Sambung tengok burit kakak", kata Kak Zila sambil terus kangkang kakinya. Bibir puki dia ternganga terus.
Aku melutut antara dua kaki dia. Aku raba dan belek puki dia. Menjolok jari
aku ke dalam lubang puki dia. Mengorek-ngorek lubang puki dia.
Aku melihat ke dalam lubang faraj Kak Zila. Kelihatan basah dengan air dan
berlendir. Sekali-sekala kelihatan otot-otot faraj dia terkemut-kemut.
Aku berterusan mengorek hingga habis basah jari aku dengan air pukinya.
Selepas itu aku menolak tubuh Kak Zila hingga mengiring.
Aku buka celah punggung Kak Zila. Aku tengok lubang punggung dia yang merah gelap itu. Aku usap lembut dan geletek lubang punggung Kak Zila. Kak Zila
suka aku geletek lubang punggung dia. Sekali sekala kelihatan terkemut-kemut
lubang punggung dia menahan geli.
Aku tak tahan dah. Terus telentangkan semula tubuh Kak Zila. Aku kangkang
kaki dia luas-luas.
"Hoii... berapa punya luas nak kangkang. Kakak dah tak mampu nak terkangkang
ni.." kata Kak Zila. Ternganga luas bibir puki Kak Zila. Nampak pelbagai isi
yang kemerahan di celah puki dia.
Aku terus masukkan kot e aku ke dalam lubang pukinya. Kak Zila cuma melihat.
Selepas seluruh batang kote aku masuk ke dalam lubang pukinya, Kak Zila merangkul aku.
Kak Zila menjelir lidahnya. Memasukkan lidahnya ke dalam mulut aku. Aku mula mengulum dan menghisap lidah Kak Zila sehingga puas.
"Hisap tetek kakak", arah Kak Zila selepas aku puas menelan air liur dia.
Aku menghisap beberapa kali hingga puting tetek Kak Zila tersembul keras.
Dalam masa yang sama kote aku berasa lubang puki Kak Zila semakin basah.
Aku melocok kote aku. Nafas Kak Zila tersekat-sekat. Dia menikmati apa yang
aku lakukan. Kak Zila mengemut-ngemut kote aku dengan kuat menyebabkan kote
aku terasa terlalu geli.
"Kak.... jangan kemut kuat nanti Man terpancut...."
"Pancut jerlah.... apa masalahnya?", tanya Kak Zila
"Nanti kakak tak puas tak main lama", kataku.
"Biar jer kote Man dalam burit kakak lepas pancut. Lama-lama nanti kakak
puas la.. ", kata Kak Zila.
Aku tak tahan. Aku terus melepaskan air mani aku ke dalam lubang puki Kak Zila. Sepanjang malam tu aku tidur bersama Kak Zila.
Kami tidur mengiring sambil berpelukan. Aku membiarkan saja kote aku berkubang sepanjang malam di dalam lubang puki Kak Zila.
"Hoiii.... bangunlah.... asyik korang jer kongkek. Kak Ina pun nak kongkek juga", Kak Ina mengejutkan kami dari tidur.
Aku dengan Kak Zila mengeliat. Aku melihat Kak Ina duduk di sisi katil. Kak Ina bertelanjang bulat.
"Giliran Kak Ina pula kongkek dengan Man. Petang ni mama ngan abah dah nak balik", tambah Kak Ina lagi.
"Pukul berapa sekarang?" tanya Kak Zila.
"Dah dekat pukul dua", jawab Kak Ina.
"Hahhh!! Aku kerja pukul tiga.... Apasal Kak Ina tak kejutkan Zila!". Kak
Zila terus meluru ke bilik mandi.
Aku hanya terbaring di atas katil. Kak Ina mencangkung di atas aku dan menggesel-gesel puki dia pada kote aku. Aku memegang ke dua-dua ketul tetek
Kak Ina. Memicit-micit puting tetek hingga terkeluar sedikit susu dia.
"Jom kita pergi kat ruang tamu", ajak Kak Ina.
Aku menurut saja. Sebenarnya, Kak Ina tak begitu gemar kongkek di atas katil. Dia lebih suka buat di ruang tamu, atas lantai ataupun sambil berdiri.
Di ruang tamu, Kak Ina menyerongkong di atas lantai. Punggungnya ditonggek hingga celah punggungnya merekah sehingga menampakkan lubang punggungnya.
Nampak comel lubang punggung Kak Ina.
Aku meramas punggung Kak Ina sambil sekali sekala mengusap lubang punggung
Kak Ina.
"Hoii!!!... Cepatlah kongkek! Macamlah tak pernah tengok lubang punggung kakak. Lepas kongkek kakak sambung tengok balik...", rungut Kak Ina.
Aku segera memasukkan kote aku ke dalam lubang puki dia. Kak Ina terus mengemut-ngemut lubang puki dia. Enak betul puki Kak Ina. Kak Ina betul-betul pandai melayan kote aku.
Aku melocok kote aku. Kak Ina mengerang nikmat sekali sekala. Terasa semakin berlendir dan basah kote aku.
Lubang puki Kak Ina seolah-olah menyedut kote aku menyebabkan kadang-kadang terasa susah sikit untuk melocok kote aku. Tiba-tiba terasa telur aku diusap-usap. Tapi bukan Kak Ina yang usap.
"Ok.. bye.. nak pergi kerja dah ni...", tiba-tiba Kak Zila muncul di ruang tamu sambil mengusap kote aku.
"Ok...bye", kataku.
"Ok. Hati-hati. Jangan lupa beli ubat", Kak Ina ingatkan Kak Zila supaya beli pil perancang.
"Ok", jawab Kak Zila, Aku melepaskan air mani aku sepuas-puasnya ke dalam lubang puki Kak Ina. Lubang puki Kak Ina pula menyedut kote aku sekuat-kuatnya. Sehingga aku terasa seolah-olah habis air mani aku disedut keluar.
Terasa begitu menikmatkan lebih-lebih lagi Kak Zila membelai-belai telur aku ketika itu. Kemudian Kak Zila melepaskan telur aku dan menuju ke pintu keluar rumah.
Aku dan Kak Ina meneruskan aktiviti kami sehinggalah abah dan mama balik ke rumah pada petang itu.
-Tamat-
402 notes · View notes
gufxjvb · 3 months ago
Text
lucah
Home
Mama Angkat
♠ Posted by milah in Mama Angkat at 1:01 PM
Kak Zizah mengemaskan pinggan mangkuk dan membawa ke dapur.Anaknya sudah nyenyak tidur.Mak Angkat aku,iaitu Mama Zu pulak sedang duduk berlunjur di depan pintu rumah sambil menarik nafas lega dan melihat ke arah laut.Aku pulak sedang menjuntaikan kaki aku dari lantai jeti di depan pintu rumah.Angin laut berhembus.Mama Zu diam sebentar melayan fikirannya sambil memandang ke ombak yang menghiasi dada laut.
“Mari duduk kat Mama Zu ni,Man…!!!”ajak Mama Zu yang menyandarkan tubuhnya ke dinding rumah sambil menjulurkan kakinya di atas jeti depan rumah.Tiada orang yang lalu di kawasan itu sebab rumah itu adalah rumah penghujung.
“Baik,Mama…!!!”sahut aku dan terus bangun dan duduk sebelah Mama Zu.
Malam semakin merangkak.Kak Zizah tidak timbul-timbul selepas makan malam itu.Mungkin dia keletihan agaknya.Mama Zu dan aku,duduk sebelah-menyebelah memandang ke laut dan mendengar deburan ombak.
“Apa yang kau fikirkan tu,Man…???”tanya Mama Zu sambil tersenyum pada aku.Aku teus memandang ke depan dan ekor mata aku melirik melihat Mama Zu tersenyum manis.
“Takde apa-apa,Mama Zu…!!!Man hanya melihat laut dan rezeki yang ada di dalamnya…!!!”jawab aku pada Mama Zu dengan bersahaja.
“Ini kehidupan Mama Zu,Man…!!!Adawaktunya takut,khuatir suami pergi ke laut menangkap ikan…!!!Adawaktunya bongeng,bosan dan sendirian sebab suami jugak pergi ke laut menangkap ikan…Tapi sudah lama-lama,tak kisah…!!!Bosan tu yang buat Mama resah,Man…!!!”kata Mama Zu sambil mengosok kakinya yang putih melepak dengan betisnya bunting padi.Jari kaki dan tangannya kecil dan pendek.Hidung aku terbau aroma tubuh Mama Zu yang sangat menyenangkan.Mama Zu pun terus meletakkan telapak tangannya ke peha aku yang bogel.Mama Zu melihat lekuk dan bentuk batang kote aku dari luar seluar aku.Perlahan-lahan Mama Zu mengusap peha aku yang menyetir sensasi terus ke batang kote aku.Aku pun terus menutup mata aku sambil menyandarkan kepala aku ke dinding.Aku terus membiarkan tangan Mama Zu meraba-raba peha aku dan kemudian menyentuh batang kote aku dari luar seluar aku.
Sentuhan itu telah membuatkan dada aku berdebar-debar.Kini Mama Zu sudah memegang batang kote aku dengan kedua-dua belah tangannya dari luar seluar aku.Mama Zu pun terus membelai dan mengocok perlahan dan aku pun mula mendesah.Aku pulak terus melondehkan kemban kain batik Mama Zu.Aku pun terus membukak mata aku dan melihat sepasang kedua-dua tetek Mama Zu yang segar dengan puting berwarna hitam kecil,lalu aku pun terus menyonyotnya.Mama Zu terus menarik nafas dan menutup matanya.
“Uuuuu,Man…Apa ni,Man…???Panjang dan besarnya batang kote Man ni,Sayang…!!!Mama nak tengoknya sebelum ni la,Sayang…!!!”kata Mama Zu pada aku,lalu Mama Zu pun terus mengeluarkan batang kote aku dari celah seluar dalam aku.
“Wahhh…!!!Besarnya la,Sayang…!!!”kata Mama Zu pada aku.
“Kedua-dua tetek Mama Zu jugak besar dan cantik,masih keras dan tegang lagi…!!!”kata aku sambil meramas kedua-dua tetek Mama Zu.Mama Zu pun terus mengerang.Dalam pada angan tu,aku sudah menyelakkan kemban kain batik Mama Zu dan memegang lubang cipap tembam Mama Zu tu.Aku pun terus menguakkan bibir lubang cipap Mama Zu tu dengan jari-jemari aku dan lubang cipap Mama Zu tu sudah terasa basah,lalu aku pun terus menjolok jari aku ke dalam lubang cipap Mama Zu tu.Mama Zu tersenak dan mengalihkan bontot tonggeknya, kemudiannya Mama Zu pun terus memandang semula ke muka aku lalu mengucup bibir aku.Aku pun terus menyambut dan mengulum sambil bermain dengan lidah Mama Zu.
Mama Zu kemudiannya terus melepaskan pegangan di batang kote aku.Mama Zu pun kemudiannya terus membetulkan kemban kain batiknya,lalu bangun dan tangan aku terus ditariknya.
“Jom masuk ke bilik tidur Mama,Sayang…!!!”Mama Zu mengajak aku.
Aku pun terus bangun dan mengikut Mama Zu tanpa berkata apa-apa.Mama Zu pun terus mengunci pintu depan.Dalam bilik tidur Mama Zu,lampu bilik tidak dipasang.Tingkap terbukak dengan luas dan angin laut menyerbu deras mendatangkan kediginan.Daun pintu bilik ditolak.Ada sebuah almari pakaian.Ada jugak sebuah meja bercermin,meja solek Mama Zu la tu.Sebuah kerusi sedangkan tilam di atas lantai beralaskan cadar warna merah muda.Bantal dan bantal peluk.Lampu tidak dihidupkan,hanya mengharapkan sinaran bulan.
Mama Zu kemudiannya terus melurutkan seluar aku dan terus menaikkan t-shirt aku dan terus membukakkannya melalui tangan aku mendepang ke atas.Lantas Mama Zu pun terus membukakkan kemban kain batiknya dan terlihatlah oleh mata aku akan tubuh bogel Mama Zu yang dipanah cahaya bulan.Kedua-dua tetek Mama Zu memang besar,perutnya yang sedikit buncit dan lubang cipapnya merimbun dengan bulu yang lebat kehitaman.Peha yang putih dan tembam,kakinya yang berbunting padi.Aku pun kemudiannya terus merangkul Mama Zu dan melumati bibir wanita tu.Mama Zu pun terus memegang batang kote aku sambil mengocok dan membelainya manja.Batang kote aku sudah menegang,mengeras,kuat dan panjang.Kami berdua pun kemudiannya terus saling berkucupan dan bertukar air liur dan saling jugak mengulum lidah antara satu sama lain.Aku jugak turut meramas-ramas kedua-dua tetek Mama ZU yang kini sudah mengerang.Lantas aku pun terus membaringkan Mama Zu di atas tilam di bilik tidur Mama Zu tu.
Mama Zu pun kemudiannya terus terlentang dan terus membukakkan kedua-dua belah kakinya.Aku pun terus menindih Mama Zu dan aku terus mengacah-acahkan batang kote aku ke lubang cipap Mama Zu.Aku pun kemudiannya terus memulakan permainan lidah aku di tengkok dan cuping telinga Mama Zu sambil puting susu Mama Zu digentel dan kedua-dua tetek Mama Zu aku ramas.Mama Zu terus mengerang dan menjerit halus.Dia merintih.
“Mama sangat rindukan batang kote ni,Sayang…!!!Bapak angkat kau tu sudah tak boleh nak main seks dengan Mama lagi,Sayang…!!!Lama sebenarnya Mama sangat inginkan batang kote Sayang ni tapi…Issshh…!!!Tapi Man punya batang kote besar sungguh la,Sayang…!!!”kata Mama Zu sambil memegang keras dan meramas-ramas kepala batang kote aku.Aku pun kemudiannya mula menjilat kedua-dua tetek Mama ZU,menjilat di pangkal kedua-dua tetek dan bawah kedua-dua tetek Mama Zu tu.Mama Zu pun kemudiannya terus mengeliat dan meracau-racau.Aku pun dengan pantas terus melekapkan muka aku ke lubang cipap Mama Zu.Di situ aku mula menjilat biji kelentit,menjilat alur lubang cipap dan melidahkan lubang cipap Mama Zu.Lama jugak aku bermukim di situ dengan lidah dan mulut aku.Menjilat,menghisap,menyedut dan memakan lubang cipap dengan Mama Zu semahu-mahunya.
“Uuurrrggghhh…Aaarrrggghhh…Mama geliii…!!! Mama kegelian,Sayanggggg…!!!”jeritan Mama Zu membiarkan lubang cipapnya dijilat dan disedut oleh aku.Mama Zu turut jugak menghenjutkan bontot tonggeknya ketika menerima lidah aku di dalam lubang cipapnya.
“Masukkan batang kote Man tu kat dalam lubang cipap Mama ni cepat,Sayanggg…!!!Mama dah tak tahan sangat rasanya sekarang ni,Sayanggg…!!! Mama Zu nak sangat,Sayanggg…!!!”desah Mama Zu pada aku.
Mendengarkan desahan Mama Zu tu,aku pun terus menyediakan kedudukan untuk melakukan penetrasi batang kote aku ke dalam lubang cipap Mama Zu.Kemudiannya aku pun terus memegang batang kote aku yang dah keras besar dan panjang itu,lalu aku pun terus merodok ke dalam lubang cipap Mama Zu buat kali pertamapada hari tersebut (kali pertama secara keseluruhannya).Mama Zu pun terus mengangkat bontot tonggeknya menerima tujahan batang kote aku tu,lalu Mama Zu pun terus menjerit halus…
“Aaaaarrrrrggggghhhhh…!!!Pelan-pelan sikit,Sayanggg…!!!Sakit la,Sayanggg…!!!Batang kote Bapak angkat kau tu pun tak besar dan panjang macam ni,Sayanggg…!!!Pelan-pelan sikit,Sayanggggg…!!!”ujar Mama Zu menahan sambil mengertap bibir bawahnya.Matanya kuyu dan nafasnya semput.Kini aku mencuba merapatkan batang kote aku dan menujah batang kote aku masuk ke dalam lubang cipap Mama ZU yang sudah berair tu…
“Uuuuu…Sedapnya,Sayanggg…!!!Uuuuu…Gelinya, Sayanggggg…!!!”desah Mama Zu ketika menerima batang kote aku yang panjang walaupun Mama Zu telah menolak dada aku bila batang kote aku tu mahu aku rapatkan lagi.Mama Zu pun terus membetulkan kedudukannya dengan membukakkan kedua-dua kakinya dengan luas dan mahukan batang kote aku habis ditelan oleh lubang cipapnya sendiri.Aku pun terus menghenjut dan batang kote aku merasakan lubang cipap Mama Zu mengizinkan batang kote aku dimakan habis sampai ke akhir liang lubang cipap Mama Zu tu.
“Ooooo…Ooooo…Aaaaarrrrrggggghhhhh…!!! Uuuuurrrrrggggghhhhh…Mama dah sampai ke puncak sekarang ni,Sayanggggg…!!!”jeritan dan ngerang Mama Zu sambil ligat mengoyangkan pinggulnya melawan henjutan batang kote aku ke dinding lubang cipapnya.Mama Zu merasakan dinding itu ditujah oleh kepala batang kote aku dengan ganas dan kasar.Mama Zu merasakan kegatalan lubang cipapnya membuatkan dia mengemutkan batang kote aku.Mama Zu terus menjerit,mengekang dan menegang tubuhnya sambil menahan kenikmatan yang amat sangat.Kenikmatan seks tersebut telah membuatkan Mama Zu sudah 3 kali mengalami klimaks seksnya sendiri.Kini kegelian permainan batang kote aku di dalam lubang cipapnya telah membuatkan dia hendak klimaks lagi.
“Ooooohhhhh…Uuuuurrrrrggggghhhhh…!!!”jerit Mama Zu panjang dan kuat.Mama Zu pun terus mengepitkan lubang cipapnya dan merintih-rintih serta meracau-racau kebahagiaan,sedangkan aku terus memacu dan mempompa batang kote aku tepat laju dan kuat ke dinding lubang cipap Mama ZU yang sudah kebasahan dan kebanjiran tu.Akhirnya aku sendiri menjerit kuat dan berpeluh.
“Man dah nak sampai ni,Mamaaaaa…!!!”desah aku sambil mengejangkan tubuh aku dan akhirnya aku pun terus memancutkan air mani aku ke dalam lubang cipap Mama Zu dengan banyaknya buat kali pertama pada hari tersebut (kali pertama secara keseluruhannya).Kemudiannya aku pun terus membiarkan batang kote tegang dan keras aku berendam di dalam lubang cipap Mama Zu.Mama Zu terus mengoyang-goyangkan bontot tonggek dan kakinya di langit menahan hentakan batang kote aku di dalam lubang cipapnya.
Aku terus menghenjutkan batang kote aku lagi.Mama Zu terus menerima henjutan batang kote aku.Akhirnya kami berdua kewalahan dan Mama Zu tercunggap-cunggap.Begitu jugak dengan aku dan terus menarik nafas sambil mencium Mama Zu dan meramas kedua-dua teteknya dengan kuat dan keras.
“Mama rasa puas sangatttt,Sayang…!!!Man memang sangat bagus buat Mama puasss,Sayang…!!!Sakit jugak lubang cipap Mama ni tadi tapi Mama rasa senang sangat seluruh batang kote Man tu boleh masuk ke dalam lubang cipap Mama ni tadi,Sayang…!!!”kata Mama Zu sambil mencubit hidung aku.Mama Zu menghela nafas dan ketawa berdekah-dekah.
Hubungan seks yang cukup memberikan nikmat yang amat sangat telah membuatkan kami berdua bermandian peluh dan terasa pegal-pegal di seluruh badan.Mama Zu yang kewalahan dan keletihan kini sudah lelap dan berdengkur.Aku hanya memerhatikan ombak dada Mama Zu…………
Share :
Simpan
26 notes · View notes
hafishazardz77 · 4 months ago
Text
KENIKMATAN  TUBUH MAMA TEMANKU
Perkenalkan namaku Andre, Aku bekerja disalah satu perusahaan swasta dan aku juga sebagai seorang Instruktur senam. Aku memiliki tubuh yang di bilang sixpack karena aktivitasku sebagai seorang instruktur senam dan banyak wanita yang tertarik dengan bentuk tubuhku.
Aku mempunyai seorang teman dekat yang bernama Bambang. Dia merupakan teman dekat kantorku. Aku sering main ke rumah  Bambang. Keluarganya sangat baik dan ramah kepadaku tetutama Ibunya. Aku sangat betah jika aku berada di rumahnya. Ibu nya Bambang sering perhatian sekali kepadaku saat aku bermain dirumah dan juga aku sering banyak diajak ngobrol-ngobrol perihal  anaknya sampai masalah keluarga.
Mereka hanya  tinggal berdua saja semenjak  ayahnya Bambang meninggal karena kecelakaan. Bambang anak yang paling disayang oleh Ibu Mawar karena anak satu-satunya yang paling dimanja dan disayang.
Suatu hari aku Pernah ditawari Bambang  untuk tidur di rumah nya, waktu itu kebetulan ada acara Bola distasiun Tv swasta dan yang bermain adalah klub sepakbola kesukaanku dan kesukaan Bambang juga. Kebetulan juga hari itu malam minggu jadi kita besok libur alias tidak kerja. Akhirnya akupun setuju untuk bermalam dirumah Bambang.
Malam minggu saat kami sama-sama pulang kerja kami putuskan untuk langsung Pergi ke Mall untuk makan malam dan sekalian cuci mata tapi karena ibu nya sudah berulang kali Telfon dan sms ke Bambang kalau sudah malam tidak pulang-pulang akhirnya aku dan Bambang segera pulang. Sesampai nya di rumah Bambang kami pun langsung di sambut oleh ibu Mawar.
Bu Mawar : “kemana saja kamu Bang, jam segini baru pulang , mamah di rumah sendirian sayang , tak ada laki laki di rumah ini , jadi maaf saja kalau mamah Was Was”
Bambang: “Maaf mah , aku habis nongkrong sama Andre dimall sekalian cari makan sambil main”
Bu Mawar : “oh”
Aku : “maaf  tante , tadi aku yang ajak Bambang ke Mall.
Bu Mawar : “ngak papa Andre”
Aku pun hanya mengangguk dengan sedikit senyuman.
Saat itu Bu Mawar hanya menggunakan baju tidur daster satin berwarna merah muda dengan bawahanya kira kira sepaha. Kedua mataku sengaja mencuri curi perhatian ke arah belahan dadanya yang hanya ditutupi oleh kain satin dasternya. Bu mawar yg pada saat itu kuperhatikan tidak memakai Bra karena tampak jelas kedua puting susunya menjeplak dikain satin dasternya membuat aku benar-banar terangsang.
”Wah kenapa dengan ku , kok rasanya ada yg beda dengan bu mawar” gumamku dalam hati.
Akhir nya kami masuk rumah , sembari kami menunggu acara bola , Bambang pun memutuskan untuk tidur dulu & minta di bangunkan oleh aku. Tiba Tiba saja aku mendadak ingin Kencing , lalu kuputuskan untuk pergi ke kamar Mandi, saat tiba di depan kamar mandi, pintu kamar mandi  keadaan terkunci. Akhir nya aku pun mengetuk pintu kamar mandi itu dan Sedikit bertanya apakah ada Orang , dan ternyata Bu Mawar sedang buang air kecil. Aku pun terpaksa menunggu , namun aku sudah sangat tidak tahan , kemudian aku pun bertanya kepada Bu Mawar.
Aku : “Tante bisa cepetan dikit ga , Andre udh g tahan nih”.
Bu Mawar : “oh iya Andre tunggu bentar”, dan akhirnya bu Mawar keluar dari kamar mandi.
Aku pun lega.Setelah kencing , niatku hanya langsung menuju Kamar Bambang, namun tanpa Kusangka ternyata Bu Mawar belum beranjak dari depan pintu kamar mandi.
Aku: “lho, Tante kok masih disini saya kira sudah masuk”
Bu Mawar : “nunggu kamu Andre, aku takut”
Aku : “loh bukan nya tadi ibu berani sendirian ke kamar mandi (aku jadi penasaran).
Bu Mawar : “gpp kok, ibu cuma ingin masuk bersama mu saja Andre”, dengan sedikit senyuman.
Ohhh tidak , Penisku menjadi tegang gara gara melihat Buah Dada bu Mawar yg tidak memakai Bra. Aku pun menjadi pucat karena Malu kalau ketahuan Penisku ini sudah tegang berat.
Bu Mawar : “ayo masuk”
Aku : “i..iii ya , dengan perlahan lahan aku berjalan”
Bu Mawar : “kamu kenapa  Andre (tanya bu Mawar)”
Aku : “ehh Anu bu , Gpp kok”
Bu Mawar pun cuek saja.
Sesampai nya di depan kamar bu Mawar. (kamar Bambang berada di depan , sedangkan kamar Orang tuanya berada di belakang).
Bu Mawar : “kamu mau ga temenin ibu tidur?”, Aku pun sangat terkejut.
Aku : “hah , apaan Tan...aoa  ga salah denger aku nya (pura pura bego)”.
Bu Mawar : “Kamu mau ga temenin Ibu Tidur , ibu takut sendirian sayang (dengan sedikit senyuman)”
Aku : “ehhmm tapi Bu .. Bambang gimana ..?”
Bu Mawar : “sudah ayo masuk saja tidak apa apa (sambil menarik kaos ku).
Aku sedikit gemetaran , apakah maksud bu mawar ini , dan aku pun pasrah karena tidak mungkin aku menolak nya. Malam itu terasa sangat Panas ,  akhir nya aku meminta izin untuk menyalakan AC kamarnya.
Aku : “Tan ACnya tak hidupkan ya soalnya gerah banget”
Bu Mawar : “ya sudah nyalakan saja”
Aku :”hehehe iya tante (sedikit senyuman)”.
Waktu sudah menunjukan pukul 1 malam , dan sampai saat itu pun aku belum bisa tidur dan aku juga memikirkan Bambang  yang ingin dibangunkan nanti jika acara bola nya sdh mulai. Kamar bu Mawar ini lumayan Besar , Rapih dan Bagus.
Bu Mawar : “belum tidur kamu Andre”
Aku : “belum Tan habis ngak biasa tidur kalau pakai celana jean dan kaos”
Bu Mawar : “klo memang itu penyebabnya, di buka aja kaos dan celananya”
Aku : “emang gpp Tan kalo baju dan celana Andre  di buka? ,(dengan lugu nya gan)”.
Bu Mawar :”gpp Andre, buka aja , buat senyaman mungkin kamu disini”, Memang sebelum nya aku blm pernah tidur di rumah Bu Mawar ini.
Tiba tiba timbul pikiran kotor ku.
Aku : “Tan...kalau tidur suka baju satin seperti itu apa ga gerah dengan pakaian seperti itu?” tanyaku.
Bu Mawar : “Ngak Andre dengan pakaian seperti ini kalau mau tidur selain enak dibadan licin dan longgar kamu suka kan kalau aku pakai seperti ini”.
Aku : “Suka Tan, dengan pakai seperti itu Tante terlihat seksi lho”.
Bu Mawar : “Ah kamu bisa aja Andre”, Bu Mawar pun hanya tersenyum Malu mendengar perkatan ku.
Kemudian Bu Mawar menariku untuk tidur satu ranjang dan akupun mengikuti apa yang diinginkan  dan kami pun langsung menuju kasur empuk dan kami hanya di balut selimut (untuk 2 orang saja. Jantung ku merasa berdebar debar , darahku serasa naik , Hangat sekali rasanya. Karna sudah memuncak, Penis ku menjadi Keras dan ingin rasanya ku muncratkan sperma ku ini di kain satin baju tidurnya  Bu Mawar.
Karena aku  sudah tidak tahan menahan nafsuku, ku coba untuk mengocok Penisku, secara perlahan lahan takut bu Mawar terbangun dari tidurnya. Sambil ku kocok, ku lirik payudara bu Mawar yg lumayan Besar yang memiliki dua puting yang sangat besar dan panjang menempel keluar mengajung dari luar kain satin baju tidurnya itu. Lagi enak-enak ngocok tiba-tiba tanpa kusadari ternyata bu Mawar belum tidur.
Bu Mawar : “lagi ngapain kamu Andre” sambil tersenyum melihatku.
Aku : “ehmm ,,aa ann,,anuu Ta..ta..tan”, aku jadi tegang dan tak bisa bicara.
Bu Mawar :”Aku tau kok yg Kamu Lakuin, Kamu Terangsang yah gara-gara aku memakai pakaian seperti ini”.
Aku : “engg..ehh iyya Tan”.
Bu Mawar :”Aku  sengaja pancing kamu untuk menemani aku tidur, terus terang Andre aku sudak lama tidak disentuh sama laki-laki seperti kamu semenjak ayahnya Bambang tidak ada”.
Aku :”ooo.h..oohh”
Bu Mawar :”Jadi , Mau kah Kamu Andre?”, tanya bu Mawar padaku.
Aku :”Maksuud Tante mau apa?”, aku pura pura bego.
Bu Mawar :”Udah lah jangan pura-pura gitu ahh, aku juga tau kok klo kamu…”.
Aku : “iii ..iiyaa Taaaante”.
Tanpa Basa Basi, Bu Mawar langsung membuka Selimut yg menutupi kami berdua. Langsung saja bu Mawar membuka celana dalamku, dan dia pun terkejut karna ukuran Penis ku yg lumayan besar dibandingkan milik ayahnya Bambang.
Bu Mawar :”suka banget sama Penis mu sayang , punya suamiku kalah jauh”.
Aku :”eemang iya Tan?”,sedikit senyuman.
Bu Mawar : “iya donk ..”, Bu Mawar langsung melumat bibir ku.
Bu Mawar :”ayo mainin bibir muAndre”.
Aku :”iya Tan”. Setelah 10 menit kami Berciuman saling berlumatan antara lidah dan bibir, Tangan bu Mawar pun langsung menuju ke penisku.
Bu Mawar mengocok-gocok penisku dengan kain satin baju tidurnya dengan cara digengam dengan tangan kananya. Ternyata Bu Mawar sudah sangat pintar sekali memainkan Penis ku, tak lama kemudian karena gerakan kocoknya sangat kencang mengengam penisku dengan kain satin yang licin itu.
Aku :”Tannnn ..aaakkk…uuu...mauuuu”, semakin cepat saja bu Mawar mengocok Penisku, Dan akhirnya.
Crott....crottt...crottt, cairan spermaku muncrat berceceran dikain satin baju tidur Bu Mawar. Begitu spermaku keluar sisa cairan spermaku yang masih ada dilubang penisku langsung dibersihkan oleh  mulut Bu Mawar. Dia melahap sunggu seperti rakusnya melahap es krim dan terus mengocok-gocok penisku dengan bibir mulutnya tanpa henti dan spontan penisku yang sedikit mau lemas menjadi tegang kembali.
Kemudian tubuh Bu Mawar aku dudukan dan aku sandarkan dipinggir tempat tidur. Lalu kubuka kedua belah pahanya, ternyata Bu Mawar sudah tidak memakai celana dalam setelah kulihat di hadapanku. belahan Vaginanya masih terlihat  bagus tanpa ada sedikit rambut yang ada disekitar vaginanya karena semua dicukur habis. Tanpa buang waktu lagi belahan vaginanya langsung kujilat dengan lidahku.
Bu Mawar :”Anghhh...ahhhh...anghhh“, sambil menjambak rambutku.
Tak berapa lama , Bu Mawar menyuruhku untuk berhenti karena sudah tidak tahan lagi oleh jilatan lidahku.
Bu Mawar :”masukin sekarang Andree....anghhhh aku sudah tidak tahan”, Bu Mawar langsung  memegang penis ku dan mengarahkan kelubang vaginanya.
Perlahan tapi pasti dan Blessss, Akhir batang penisku masuk juga kedalam lubang vaginanya yang jarang dipakai setelah suami Bu Mawar tidak ada. Kugerakan keluar masuk penisku kedalam vaginanya dengan nada perlahan tapi sedikit kupercepat.
Bu Mawar:“Ahhh Ohhh ummmHHH ahhhh Adreeee ahhhh Uhhh Ummh”, desahan bu Mawar dengan mata terpejam.
Dengan posisi Bu Mawar dibawah sedangakan aku diatas tubuhnya hingga 15 menit lamanya dengan gerak keluar masuk penisku tanpa henti menusuk lubang vaginanya, tiba-tiba tubuh Bu Mawar mengejang-ngejang seperti orang kesetrum dan kedua kakinya mencengkram kuat tubuhku.
Bu Mawar:”Andre.....anghhh...ahhhhh aku mau....ahhhhh”, Rupanya Bu mawar orgasme.
Dengan napas yang tergel-sengal seperti pelari maraton kemudian penisku kudiam sejenak didalam vaginanya dan terasa sekali penisku seperti dipijat-pijat saat Bu Mawar orgasme. Setelah mulai tenang Kemudian aku melepaskan Batang Penisku dari Vagina Bu Mawar.
Bu Mawar :”Lho kenapa dilepas Andre?”
Aku :”Ganti Posisi ya Tan dengan posisi doggy style”. Kemudian Bu Mawar pun membalikan Badan nya, Disini aku sudah sedikit bebas.
Bleees penisku kembali Masuk kedalam lubang vaginanya yang sudah terlihat becek. Ku genjot dari belakang  keluar masuk penisku sambil kedua tanggan Bu Mawar meremas-remas kain sperai tempat tidur.
Aku:”ahhh Tan, nikmatt sekali Tan ahhh oouuhh”.
Bu Mawar:”ahhh .. terus Andreee...anggg...ahh buat aku puas malam ini”.
Aku:”Tan kalau di keluarkan di dalam bagaimana?”
Bu Mawar :”Keluarkan saja tidak apa apa .. Ouuuhh Ahhhh Emmmh Sayanngg”, Sekitar 5 menit dengan posisi Doggy Style.
Aku:”Tan....akuuuu...mau  KelllluuArrr”.
Bu Maya :”ahh ahhhhh ohhhhh ahhhh Andreeee terus keluari didalam saja agar kamu nikmat”, Crooot Croot, spermaku pun keluar di dalam lubang vagina Bu Mawar.
Bu Mawar:”jangan di lepas, biarkan saja andre, tunggu penismu mengecil sendiri”
Aku :”Ahhhh, Capek dan  Lemes nih Bu”, sambil kutindih membelakangi tubuh Bu Mawar untuk berisitirahat sebentar dan Setelah Penisku mengecil sendiri, akhir nya kucabut.  Lalu Kami berdua berbaring bersama diatas tempat tidur.
Bu Mawar :”Makasih banget Andre, malam ini aku ibu Puas”, kemudian Bu Mawar mengecup bibirku.
Aku:”Sama Sama Bu, Makasih banget Andre bisa puas sama Tante”.
Bu Mawar :”Iya Andre sayang”, dengan senyuman manja.
Lalu Aku pun memakai Kaos dan Celana ku kembali, kubiarkan Bu Mawar masih Berbaring di tempat tidur nya mungkin dia kelelahan. Waktu sudah menunjukan Pukul 2 malam.
Aku:”Aku ke kamar  Bambang dulu yah Tan, takut dia marah”
Bu Mawar :”iya sayang , jangan bilang bilang siapa-siapa cukup kita berdua saja yang tau, sini mendekat sebentar”.
Kami melakukan Kissing sekitar 5 menit , aku pun bergegas ke kamar Bambang dan melambaikan tangan ku ke arah Bu Mawar , dan dia pun hanya tersenyum.
25 notes · View notes
eaaa10 · 28 days ago
Text
Inspirasi Rumah Sederhana yang Nyaman
Rumah sederhana bukan berarti kurang nyaman atau tidak menarik. Justru, rumah dengan desain yang sederhana dapat menciptakan suasana yang hangat, tenang, dan efisien. Banyak orang sekarang memilih untuk tinggal di rumah kecil atau rumah dengan desain minimalis untuk meminimalkan pengeluaran dan memaksimalkan kenyamanan. Meskipun ruangnya terbatas, dengan pemilihan furnitur yang tepat, warna yang menyegarkan, dan elemen dekorasi yang bijak, rumah sederhana dapat menjadi tempat yang sangat nyaman untuk ditinggali.
Berikut ini beberapa inspirasi rumah sederhana yang nyaman, lengkap dengan tips untuk menciptakan suasana yang hangat dan menyenangkan di rumah Anda.
Tumblr media
1. Desain Rumah Terbuka dengan Konsep Open-Plan
Salah satu cara untuk menciptakan rumah sederhana yang nyaman adalah dengan menerapkan konsep open-plan atau ruang terbuka. Konsep ini menggabungkan beberapa area utama rumah seperti ruang tamu, ruang makan, dan dapur dalam satu ruang besar tanpa pembatas dinding. Keuntungan dari desain open-plan adalah dapat menciptakan kesan luas, cerah, dan terbuka.
Tips untuk menciptakan ruang terbuka yang nyaman:
Gunakan furnitur minimalis: Pilih furnitur dengan desain simpel dan bersih, seperti sofa dengan garis tegas dan meja makan dengan permukaan halus. Hindari furnitur yang besar atau berornamen berat, karena dapat membuat ruang terasa sempit.
Pencahayaan alami: Maksimalkan pencahayaan alami dengan menempatkan jendela besar atau pintu kaca yang menghadap ke luar. Ini tidak hanya akan memberi cahaya yang cukup, tetapi juga memberikan pemandangan luar yang menyegarkan.
Tanaman hias: Tanaman hijau akan memberi sentuhan alami dan menyegarkan ruangan. Tanaman gantung, tanaman meja, atau pot besar di sudut ruangan dapat membuat suasana rumah terasa lebih hidup.
2. Pemanfaatan Warna Netral yang Menenangkan
Warna dinding dan furnitur yang tepat dapat sangat mempengaruhi kenyamanan rumah. Untuk rumah sederhana, warna-warna netral seperti putih, krem, abu-abu muda, atau pastel adalah pilihan yang tepat. Warna-warna ini memberi kesan luas dan cerah, serta menciptakan atmosfer yang tenang dan menenangkan.
Cara menggunakan warna netral dengan bijak:
Cat dinding dengan warna terang: Menggunakan warna putih atau krem di dinding akan membuat ruang terasa lebih lapang dan terbuka. Warna terang juga memantulkan cahaya lebih baik, membuat ruangan terasa lebih cerah.
Aksen warna lembut: Anda bisa menambahkan aksen warna lembut seperti biru pastel, hijau mint, atau kuning gading pada bantal, tirai, atau karpet untuk memberi sentuhan yang lebih hidup namun tetap tidak mencolok.
Furnitur dengan bahan alami: Pilih furnitur yang menggunakan bahan alami seperti kayu ringan, rotan, atau kain linen. Bahan-bahan ini memberi kesan hangat dan alami yang cocok dengan konsep rumah sederhana yang nyaman.
3. Desain yang Mengutamakan Fungsionalitas
Rumah sederhana yang nyaman tidak harus dipenuhi dengan banyak barang. Mengutamakan fungsionalitas adalah kunci dalam desain rumah kecil. Gunakan furnitur yang tidak hanya estetik, tetapi juga berguna untuk kebutuhan sehari-hari, seperti tempat tidur dengan penyimpanan di bawahnya atau meja makan yang juga bisa berfungsi sebagai meja kerja.
Ide furnitur fungsional untuk rumah sederhana:
Meja lipat: Meja lipat dapat digunakan sebagai meja makan atau meja kerja, dan kemudian dilipat saat tidak digunakan. Ini adalah solusi efisien untuk rumah dengan ruang terbatas.
Tempat tidur dengan laci penyimpanan: Tempat tidur dengan ruang penyimpanan di bawahnya adalah pilihan tepat untuk kamar tidur yang kecil. Anda bisa menyimpan barang-barang yang jarang digunakan tanpa memakan banyak ruang.
Rak dinding dan penyimpanan terbuka: Rak dinding atau rak gantung untuk menyimpan buku, dekorasi, atau peralatan rumah tangga bisa menghemat ruang dan membuat rumah terasa lebih rapi.
4. Ciptakan Suasana Hangat dengan Material Alami
Material alami seperti kayu, batu, dan bambu sangat cocok untuk menciptakan suasana rumah yang nyaman dan hangat. Tidak hanya itu, material alami juga dapat memberi kesan kedekatan dengan alam, sehingga rumah terasa lebih menenangkan.
Pilihan material alami untuk interior rumah:
Lantai kayu atau parket: Lantai kayu memberikan kesan hangat dan elegan pada rumah. Anda bisa memilih lantai kayu dengan warna natural atau lebih gelap untuk memberi kesan lebih klasik dan mewah.
Furnitur dari kayu atau rotan: Furnitur berbahan kayu dengan desain minimalis akan memberikan nuansa alami yang nyaman. Kursi rotan atau meja kayu juga cocok untuk ruang tamu yang sederhana dan nyaman.
Aksen batu atau bata ekspos: Dinding dengan aksen batu alam atau bata ekspos dapat memberikan karakter tambahan pada rumah. Batu atau bata memberi kesan natural dan tak lekang oleh waktu, cocok untuk rumah yang sederhana namun elegan.
5. Ruang Terbuka di Luar Rumah: Taman atau Teras
Jika Anda memiliki sedikit ruang luar, manfaatkan area tersebut untuk menciptakan ruang terbuka yang menyenangkan. Taman kecil atau teras bisa menjadi tempat bersantai yang nyaman, memberikan Anda akses ke udara segar dan memberi sentuhan alami pada rumah.
Cara membuat ruang luar menjadi nyaman:
Taman kecil atau kebun vertikal: Anda bisa menanam berbagai tanaman hias atau bahkan menanam sayuran di kebun kecil. Kebun vertikal di dinding juga bisa menjadi solusi cerdas untuk rumah dengan ruang terbatas.
Teras dengan kursi santai: Buatlah teras dengan kursi santai atau kursi goyang yang nyaman. Tambahkan beberapa bantal dan selimut untuk memberi kesan hangat, dan nikmati waktu bersantai di luar ruangan.
Lampu taman: Gunakan lampu taman atau lampu string di luar rumah untuk menciptakan suasana romantis dan nyaman di malam hari.
6. Sentuhan Dekorasi yang Hangat dan Sederhana
Dekorasi dalam rumah sederhana harus dipilih dengan hati-hati agar tidak membuat ruang terasa penuh atau sesak. Fokuslah pada elemen dekorasi yang menambah kenyamanan dan keindahan rumah tanpa berlebihan.
Beberapa ide dekorasi untuk rumah sederhana:
Bantal dan selimut lembut: Tambahkan bantal-bantal berbahan lembut di sofa atau tempat tidur untuk memberi kesan nyaman dan mengundang. Pilih bantal dengan warna netral atau motif sederhana yang sesuai dengan tema ruangan.
Lukisan atau foto sederhana: Pilih karya seni atau foto dengan bingkai minimalis yang bisa menambah karakter pada dinding tanpa mengurangi kesan lapang.
Lampu dengan pencahayaan lembut: Lampu dengan cahaya yang lembut atau lampu meja dengan desain simpel dapat memberikan suasana hangat di dalam rumah. Hindari lampu yang terlalu terang atau berwarna terang untuk menciptakan atmosfer yang lebih nyaman.
7. Pencahayaan yang Baik
Pencahayaan adalah elemen penting untuk menciptakan suasana yang nyaman dalam rumah. Pastikan setiap ruangan memiliki pencahayaan yang cukup, baik dari sumber cahaya alami maupun buatan. Untuk rumah yang sederhana, pencahayaan yang lembut dan terfokus bisa membantu menciptakan nuansa hangat dan menyenangkan.
Tips pencahayaan untuk rumah sederhana:
Manfaatkan cahaya alami: Biarkan cahaya matahari masuk melalui jendela besar atau pintu kaca. Cahaya alami akan membuat ruangan terasa lebih segar dan terang.
Lampu lantai dan meja dengan pencahayaan lembut: Gunakan lampu meja atau lampu lantai dengan pencahayaan lembut untuk ruang tamu atau ruang tidur. Pencahayaan ini memberikan atmosfer yang nyaman dan relaksasi.
Lampu dinding: Gunakan lampu dinding untuk menambah pencahayaan tanpa mengorbankan ruang di lantai. Lampu dinding yang elegan juga bisa menjadi elemen dekoratif.
Kesimpulan
Menciptakan rumah sederhana yang nyaman adalah tentang memaksimalkan penggunaan ruang, pemilihan furnitur yang tepat, serta menciptakan suasana yang hangat dan menenangkan. Dengan desain yang mengutamakan fungsionalitas, penggunaan material alami, pencahayaan yang baik, dan sentuhan dekorasi yang sederhana namun elegan, Anda dapat membuat rumah sederhana menjadi tempat yang penuh kenyamanan. Rumah yang sederhana tidak hanya praktis, tetapi juga bisa menjadi tempat yang sangat menyenangkan untuk bersantai dan berkumpul dengan keluarga.
0 notes
deeply4u · 1 year ago
Text
Cerita Lucah Melayu:
Jam baru menunjukkan 715 petang. Suasana di Suite 1410 dah macam sarang pelacuran. Bantal
bersepah. bra, panties, boxer, baju, seluar merata-rata dalam bilik. Di dalam almari aku ternampak
baju kurung batik yang dipakai Zira masa di sekolah tadi. Betina ni memang jalang betul, tak sempat
nak tunggu balik rumah lagi dia dah kena jolok bertalu-talu dengan batang milik akmal, Farid dan Zain.
Kalau ye pun balik la dulu mandi manda bersih-bersih baru la pergi memantat. Tapi orang lelaki pun
kalau dah gersang mana boleh tunggu, betina busuk-busuk pun kena sebat. Itu reality nya kan?
Aku bangkit dari katil menuju ke bathroom. Pili ku putar, separuh air sejuk, separuh air panas biar
warm. Muka aku cuci biar segar sikit, sambil merenung ke cermin memandang wajah sendiri. Wajah
yang tidak pernah puas disetubuhi lelaki meskipun sudah mempunyai suami yang dinikahi secara sah
berwalikan abang sendiri dan bersaksikan saksi yang dilantik jurunikah. Zaman sekarang ni senang,
tak payah susah-susah cari saksi, semua tu diurus tok kadi daerah tempat kita bernikah. Cuma bayar
pengerasnya sahaja, upah untuk kadi dan saksi. Masih aku ingat lagi saat suami menyarungkan
cincin di jari dan mencium dahi untuk upacara batal air wuduk. Saat yang dinantikan semua wanita
dalam dunia ni. Namun semuanya tidak lama, malam pertama kami berlalu hambar bila suami cuma
bertahan beberapa dayungan sahaja sebelum memancutkan air maninya ke dalam rahimku. Aku fikir
tu normal bagi lelaki yang baru pertama kali melakukan seks namun sangkaanku meleset apabila
malam-malam seterusnya berlalu hambar begitu sahaja.
Kelemahan suami di atas ranjang kadangkala membuat aku rendah diri bila berbual di tempat kerja.
Maklumla kawan-kawan sekerja aku mulut kepoh-kepoh belaka.. Nak nye kalau dari Kelantan. Pot pet
pot pet tak berhenti bersembang , bergosip mengumpat sampai ke hal bilik tidur pun diceritakannya.
Ada yg bertanya berapa lama suamiku bertahan nak di compare dengan suaminya yang boleh
mendayung setengah jam. Namun aku cuma menjawab dengan senyuman sambil mengatakan
“rahsia” . Padahal dalam hatiku sangat kecewa bersuamikan lelaki yang cepat klimaks. Sampailah
suatu hari aku terasa tension dan mula menghubungi bekas teman lelaki ku Amir. Itulah permulaan
bagi kisah kecuranganku sehingga sekarang.
Kisah kecuranganku sehinggalah aku dengan mudah mengangkang dan menonggeng pada mana-
mana lelaki yang “sasa”. Di cermin depanku sekarang ini terpamer sesusuk tubuh seorang wanita
dengan peha yang mengalir air mani lelaki. Air mani Akmal, Farid, Zain dan air mani cari Cikgu Din.
Maklumlah dah terpancut dalam Zira tadi, mestilah kuantiti sperma Cikgu Din dah mengurang. Namun
tak menjadi faktor yang mempengaruhi kerasnya batang dia. Kalau harini hari subur aku dah lama aku
bunting. Tak tau anak siapa yang aku kandungkan nanti.
Sabtu ni aku akan ke Kuching Sarawak. Meneman suami yang akan beberapa hari kursus di sana.
Harini saja dah berapa kali dia telefon aku ajak video call. Nak tunjuk batang keras dia yang dah guna
gambir sarawak tapi aku malas layan sebab nak layan 4 batang keras yang tak payah guna gambir
pun. Original from oven. Terasa macam pelakon lucah tadi apabila ada yang merakam. Zira merakam
aku yang sedap melayan 4 orang jantan.
Sedang aku kesedapan meniarap di atas tubuh zain tiba- tiba akmal menghampiri dari belakang. Zain
menyantak batangnya dalam-dalam. Aku cuma mampu menggigit bibir sambil menoleh ke belakang
melihat Akmal yang sedang melumur baby oil di batangnya. Koyak la pussy aku macam ni. Dah la
batang si Zain ni besar bukan main , nak tambah pulak batang si Akmal. Memang mengembang la
pussy aku macam ni. Kesian suami aku weekend ni. Dapat pussy longgar je nanti. Batang Akmal
digesel gesel ke celah pussy ku. Aku menonggeng melentikkan punggungku agar muda Akmal
memasukkan batangnya. Zira mula zoom in apabila akmal menekan masuk batangnya perlahan-
lahan.
Sedapnya kena dengan dua batang.. Pussyku terasa sungguh terisi, dua batang besar kini
menyumbat pussy ku menyondol nyondol keluar masuk. Kedua- dua batang masuk keluar secara
serentak. Terasa seperti isi pussy ku di tarik keluar apabila batang akmal dan zain ditarik perlahan-
lahan.
“Ketatnya pussy you tika. Jelous i” puji Zira sambil merakam mukaku yang sedang kesedapan. Zain
yang berasa di bawahku menjilat dan mengisap puting ku menambah sensasi hubungan seks kami.
“Sedap zain..sedap mal.. Sedap batang korang berdua… Ahhh…tika tak tahan…” Aku mengerang
menambah kelajuan mereka menghenjut pussy ku yang makin lama makin berair. Daging pussyku
mencengkam kuat batang mereka berdua. Hentakan semakin laju. Henjutan akmal dan zain tiba tiba
terhenti. Aku kecewa. Baru aku nak sampai klimaks pertama. Namun aku jadi terkejut pabila di
belakangku farid sedang menggesel batangnya yang licin disapu baby oil ke lubang ku yang satu lagi.
Ketat lubang duburku. Dah lama tak disetubuhi sejak awal bulan 5 haritu. Aku menjerit kecil apabila
kepala batang Farid menerobos ke dalam anus ku. Dengan dua batang di pussy, satu batang di anus,
ini boleh dikira amateur gangbang.
Henjutan berirama bermula apabila batang farid sudah masuk semakin dalam. Sangat penuh.
Pussyku jadi sangat becak basah berair akibat dihenjut 3 jantan gila seks ni.
“Fuck me..fuck me deeper” aku merintih menerima sensasi digesel dua batang dalam pussyku.
Akmal dan zain menekan habis batang masing-masing.
“Ahh..sedapnya .dalam lagi..right there..right there..” Aku memeluk badan Zain apabila batangnya
tepat mengenai G-spot ku. Batang keras beruratnya berkilat keluar masuk menggesel pussy gatal
berlendir milikku.
Tak tau nak describe macam mana tapi kenikmatan di setubuhi dua batang sekaligus dalam satu
pussy memang sangat sedap. Ditambah kenikmatan diliwat farid.
“Laju lagi mal, Zain, farid..tika nak..ahh…” Klimaksku makin tiba..
” sikit lagi tika, i pun nak… Ahh…emmhh…” Zain memeluk rapat badanku. Terasa batangnya
tersantak-santak dalam pussyku memancutkan benih cinta. Serentak dengan itu aku turut mencapai
klimaks.
Batang Zain terendam dalam pussyku beberapa ketika. Memanh hebat batang orang muda ni.
Bertenaga. Terasa air mani pekatnya memanaskan rongga kelaminku.
Bila sudah kendur sedikit, zain mencabut batangnya. Kini giliran akmal pula membenihi aku. Tanpa
susah payah dia menjolok masuk batangnya . batang keras milik Akmal membuatku nafsuku bangkit
kembali. Di seberang katil aku lihat Zira sedang melayan suami barunya cikgu Din. Bukan main lagi
Zira, aku ingatkan di malu-malu. Rupanya siap rakam lagi. Patutla aku tak dirakamnya lagi. Dia yg
rakam diri sendiri ala2 mat rempit rakam awek dalam kebun sawit.
Setelah 10 minit mendayung akhirny Akmal memancutkan benihnya ke dalam rahimku secara
doggystyle. Dia melarangku betulkan posisi. Nak biar aku hamil anaknya agaknya. Aku tak ada
halangan lagipun 2 hari lagi akan berjumpa suami. Kalau pregnant pun ada alasannya. Hehe.
Memang macam bitch kan?
” tika, farid nak pancut dalam pussy jugak.” Farid membahasakan dirinya ‘Farid’ kepadaku. Polite dia
ni.
“Ok sayang. Farid baring, tika duk atas k.” Farid membaringkan dirinya di atas katil king size Hotel
Maya.
“Ahhmm..uuuu…” Aku membenamkan batang Farid ke dalam pussyku.
Air putih berbuih air mani Zain dan Akmal menyelaputi batang Farid. Rilek je diorang ni. Tak rasa geli
air mani kawan sendiri. Macam dah biasa gangbang perempuan.
Farid ni batangnya panjang. Besarnya lebih kurang pergelangan lengan aku. Bila masuk dalam pussy
memang terasa mengembang.
“Make me cum farid.” Aku memeluk badan farid. Batangnya masuk dalam sampai ke pangkal
rahimku. Untung girlfriend mamat ni dapat batang panjang. Memang gerenti menjerit bila hujung
batang kena pintu rahim. Senak tapi sedap.
“Mmhm…ssss..” Farid mendengus sambil menarik rambut ku. Henjutan semakin pantas. Aku
membantu Farid menghrnjut dengan menaikturunkan punggungku.
Klimaksku makin hampir. Air pussyku semakin banyak..
“Tekan dalam dalam sayang…ahhh…” Aku mrncengkam batang Farid dengan pussyku.
Serentaj dengan itu dia memeluk badanku rapat2. Pehanya dinaikkan menekan batangnya ke dalam..
” tika.. Im cumming..ahh..emm..” Leherku digigit.
Aku cepat-cepat menolak muka Farid sebelum leherku berbekas. Mati aku nanti kalau suamiku
nampak.
Setelah seminit terendam. Aku bangkit dari tubuh Farid. Dia melelapkan matanya sementara aku
terbaring lelah. 3 kali klimaks petang ni. 3 kali aku kena pancut dalam.
Baru aku ingin melelapkan mata tiba tiba cikgu din memanjat badanku.
” tak cukup ke zira tu.” Aku tersenyum melihat Cikgu din yang sedang menolak masuk batangnya.
Batang keempat harini.
” zira dah klimaks tu. Dah kepenatan. Lagipun saya tak pancut lagi dalam Tika .” Cikgu Din memberi
alasan menyetubuhiku.
“Ahh.. Ooo.. See..sddapnya.. Abang Din…” Terasa lain batang Cikgu Din.. Pussyku tiba tiba terasa
panas bagai kena elektrik.
Nafsuku naik serta merta. Walaupun dah klimaks 3 kali namun tak tau apa yang ada pada batang
Cikgu Din buat aku bernafsu kembali.
Cikgu Din menguli uli batangnya sedalam yang boleh. Pussyku menyepit batang Cikgu Din. Terasa
batang cikgu Din bergesel dengan pussyku dari semua arah.
Dengan wajah seperti perogol, tanpa senyuman. Hanya wajah penuh nafsu, Cikgu Din menghenjut
batangnya sdkuat hati. Kalau macam ni henjutan Cikgu Din maunya aku klimaks awal.
Patutla aku tengok Zira dah terkulai. Power betul Cikgu Din ni.
“Sedap tak sayang. ?”
“Sedap bang Din..sedap sangat..” Aku menjawab soalan dengan nafas semput.
“Mana lagi sedap dengan laki tika? .” soalan keramat Cikgu Din.
“Ahh.. Batang Abang Din sedap.. Panjang..keras.. Padat. ..ahh..tahan la…ahh.. “Belum sempat
mdnghabiskan kata- kata aku sudah klimaks kali keempat.
Cikgu Din yang tau aku sudah klimaks memeluk badanku rapat ke badannya.
“Abang…pancut bang.. Tika dah sampai..” Badanku terkejang kejang.
Tumblr media
204 notes · View notes
fighter232 · 5 months ago
Text
NASIP ANAK ANGKAT..
Aku diambil sebagai anak angkat dan mak angkatku ada seorang anak perempuan iaitu kak zira namanya.
Pada satu hari aku stim melihat kakinya yang putih gebu dan teteknya yang besar.aku masuk kedalam biliknya smasa dia sedang tidur.
Aku lihat seluar dalamnya ada di tepi katil.aku berdebar-debar kerana takut dia tersedar.aku buka perlahan-lahan selimutnya dan mendapati dia tidur bogel.
Aku cium kakinya sepuas puas hatiku dan jilat kakinya.aku semakin stim dan terus menjilat lagi.
Tiba-tiba kak zira tersedar dan tersenyum melihatku.
Aku ketakutan dan merayu kepadanya jangan memberitahu sesiapa.
Setelah melihat aku merayu bersungguh2 maka dia bersetuju memaafkan ku tetapi dengan satu syarat.
Aku bersetuju dan syaratnya ialah aku mesti mengikut segala arahannya tanpa bantahan.
Aku bersetuju dan sebagai tanda persetujuan aku mesti menjunjung dan mencium kakinya.
Dia seterusya mengajak aku ke tandas dan dia suruh aku lihat dia kencing.
Tiba-tiba aku disuruh menjilat air kencingnya itu diatas lantai sambil dia memijak kepalaku.
Aku kene jilat sampai habis air kencing itu dan dia ketawa melihatku.
Dia tanya sedapke dan aku menjawab sedap rasanya.
Selapas itu dia nak sambung tidur dan aku mesti tidur disisi katilnya.
Dia mengambil underwarenya dan suruh aku cium.
”ambillah” katanya.
Dia sarungkan dikepala ku dan aku mesti tidur dalam keadaan begitu.
Pada keesokan paginya aku tersedar kerana Kak zira telah mengejutkanku dengan memijak mukaku.
”bangun la anjingku “katanya smbil tersenyum.
Dia suruh aku ikut die mandi.aku disuruh merangkak dan dia duduk atas belakangku.
Aku rasakan macam anjing je aku ni.
Semasa mandi aku stim melihatnya dan dia terus mengusap2 batangku...aku tak tahan dan terus terpancut.
Dia ketawa melihatku...tiba-tiba dia suruh aku melutut sambil menganga mulut.
Aku buat tanpa bantahan...dia tanya nak jilat pantat dia tak...aku mengangguk dan dia kata
”minum air kencing ni sampai habis.
Aku taknak setitik pun jatuh ke lantai...lepas tu
Jilatlah”katanya sambil meludah kedalam mulutku.
Aku jilat air ludahnya dan mendekatkan mulutku ke lubang kencingnya supaya dia tak marah aku jika jatuh setitik pun.
Psssssssss…penuh mulutku dengan air kotor tu.
Aku terus telan kerana tak sanggup dengan baunya.
Hancing,tapi aku sanggup telan...selepas itu dia mengajak kawan-kawannya menyaksikan persembahan unik itu.
Aku disuruh melutut dan mereka berempat kencing keatas mukaku...aku seperti mandi air kencing aritu.
Sambil ketawa mereka menyepak2 dan meludah mukaku...tiba-tiba kawannya,Kak Shira bertanya
’kalau kita suruh dia makan taik mcm mne?
Kak zira kata,ok.
Aku disuruh baring dan mulutku disuruh buka seluas-luasnya.
Kak Shira pun terus mengeluarkan taiknya dan terus masuk ke mulutku.
Setelah habis,aku disuruh kunyah dan telan.
Tanpa membantah aku melakukan aksi itu sambil dirakam.
Jika aku muntah,mereka akan pijak perutku...tak sedap langsung rasanya.
Setelah tu aku disuruh makan taik dalam pinggan pulak sambil kepalaku dipijak dan makan tanpa menngunakan tangan.
Serupa mcam anjing aku ni...mulai hari itu aku telah menjadi hamba kepada mereka kerana jika tidak,mereka akan mengedarkan rakaman itu.
Tamat ..
271 notes · View notes
ceritamelayuboleh · 4 months ago
Text
Tumblr media
PENANGAN “RACUN” OKLINFIA
PT 4:Oklinfia Makin Nakal
Aku terkejut terbangun sekitar waktu subuh. Aku dengan segera mandi dan membersihkan diri ku dan sekali lagi menyiapkan diri ku ke “sekolah”. Sebaik sahaja aku keluar dari bilik untuk ke sekolah, ibuku menegurku.
“Lain kali, makan lah makan malam sebelum tidur. Ni terus balik tidur,” kata ibuku dengan nada lemah lembut. Aku hanya mengangguk dan minta maaf sebelum beredar ke sekolah. Aku terus ke rumah Oklinfia dan mengetuk pintu rumahnya.
Oklinfia membuka pintu dengan senyuman panjang lebar dan menjemputku masuk.Kali ini Oklinfia memakai tudung paras dada, baju kemeja t yang ketat dan seluar yoga ketat berwarna kelabu. Keseluruhan pakaian Oklinfia memang ketat menampakkan lekak leku tubuhnya. Seperti biasa, aku diberi topeng muka dan dibawa ke bilik strim langsungnya.
“Hai semua! Hari ini kita bersama lelaki misteri kembali!” kata Oklinfia dengan cerianya kepada penonton-penontonnya.
“Untuk hari ini, kita akan tengok berapa lama lelaki misteri ini boleh tahan nafas ye!” ujar Oklinfia dengan cerianya. Aku sedikit bingung dengan kenyataan Oklinfia dan menunggu arahannya. Aku disuruh menanggalkan seluar aku dihadapan penontonnnya seperti hari sebelum ini. Aku akur dan buat seperti yang disuruh.
“Tengok semua, batang lelaki misteri dah tegang. Mesti dia seronok tengok I kan,” kata Oklinfia sambil menyentuh batangku secara main-main. Kemudiannya, aku disuruh baring terlentang dihadapan komputer ribanya. Oklinfia kemudiannya menanggalkan topengku dan berdiri memposisikan muka ku diantara kakinya.
“Kita akan mulakan ye,” kata Oklinfia sambil perlahan-lahan mencangkung, pahanya mula memeluk rapat kepalaku. Aku bernafas laju, dan menarik nafas yang panjang, menunggu Oklinfia duduk sepenuhnya di muka ku. Sedikit demi sedikit kangkangan Oklinfia makin mengecil dan akhirnya keseluruhan muka ku dilitupi kangkangan Oklinfia. Kepala ku tidak dapat bergerak langsung dan aku dibelenggu kegelapan. Kiri, kanan dan hadapan ku ditutupi kain lembut seluar yoga Oklinfia.
Tanpa disuruh, aku mula menjilat seluar Oklinfia, nafsuku membuak-buak mendorongku untuk menjilat. Aku bersungguh-sungguh menjilat, seluar Oklinfia yang kering dibasahi air liurku. Makin lama aku menjilat, makin berdenyut-denyut batang ku. Aku juga dapat merasa bentuk cipap Oklinfia makin aku menjilat. Aku dapat merasa cipap Oklinfia seperti bibir yang tertutup rapat.
Aku dapat mendengar gelak ketawa Oklinfia dan suara Oklinfia, kekadang makin bersungguh-sungguh aku menjilat, makin kuat ketawa Oklinfia. Ada beberapa kali Oklinfia mencengkam rambutku dan mula menunggang muka ku sehingga dia klimaks. Pada ketika itu, aku dapat merasa getaran paha Oklinfia ketika klimaks, air jus cipapnya membasahi seluarnya berulang kali hasil jilatan aku. Aku pulak terpancut beberapa kali jugak sepanjang sesi strim langsung Oklinfia.
Walaupun kekadang aku berasa sesak nafas, namun aku dapat bertahan kerana aku menggunakan kedua-dua mulut dan hidungku untuk bernafas.Dengan kombinasi bernafas melalui hidung dan mulut, aku dapat bertahan keseluruhan strim dan dapat bertahan tunggangan Oklinfia ketika klimaks,
“Nakal la u ni,” kata Oklinfia sambil bangun dari muka ku. Lidahku masih terjelir keluar, tidak puas menjilat seluar yoga Oklinfia.
“Habis penonton I tengok muka klimaks I, semua sebab u,” sambung Oklinfia tersenyum sinis melihat ku.
“Batang u ni pun dah berkali-kali terpancut,” katanya sambil bermain-main dengan batang ku. Mukanya menghampiri batangku dan meniup nafas suamnya ke kepala batangku. Batangku berdenyut dan memancut sedikit air mani.
“Masih aktif lagi batang u ni,” kata Oklinfia sambil tertawa kecil. Lidahnya mula menjilat kepala batangku, membersihkan kepala batangku dari pancutan air mani ku.
“Air mani u, lebih sedap hari ni berbanding semalam. Esok mesti lagi sedapkan?” kata Oklinfia dengan nada menggoda. Jantungku berdegup-degup mendengar nada goda Oklinfia. Aku tercungap-cungap tidak menjawab, namun reaksi muka ku sudah cukup untuk meyakinkan Oklinfia.
“Beginilah Helmi, esok datang macam biasa ye, I nak buat lagi banyak aktiviti bersama u,” kata Oklinfia sebelum menyuruhku membersihkan diriku dan menghantarku pulang.
919 notes · View notes
zam-jb · 1 year ago
Text
Aku adalah seorang ibu kepada tiga orang anak, ketiga-tiga anakku adalah lelaki iaitu Izra berumur 15 tahun, Izani berumur 13 tahun dan yang bongsu bernama Izie berumur 11 tahun. Namaku Yusna berumur 34 tahun, bekerja di sebuah bank sebagai akauntan dan suamiku Hamzah berumur 39 tahun bekerja di pembantu pengurus di sebuah pelantar minyak. Suamiku hanya bekerja dua minggu dalam sebulan dan dua minggu lagi adalah hari cutinya kerana tempat kerjanya tengah-tengah laut. Selepas melahirkan Izie, salur peranakanku telah di tutup kerana suamiku tidak mahu mempunyai anak lagi.
Pada suatu hari itu, aku tidak dapat ke tempat kerja kerana keretaku rosak dan setelah anak-nakku ke sekolah, aku menalifon bengkel kereta yang tidak jauh dari rumahku meminta mereka membaiki keretaku di rumah. Setelah datang ke rumahku dan selepas memeriksa kerosakan keretaku itu, keretaku terpaksa di bawa kebengkelnya untuk di baiki. Petang nanti keretaku akan di hantar kembali ke rumahku setelah siap di baiki. Aku terpaksa mengambil cuti pada hari itu dan kerana kebosanan tinggal seorang di rumah, aku mengambil keputusan untuk tidur kerana malam tadi aku tidak dapar tidur secukupnya.
Malam tadi nafsuku terangsang kuat kerana sebelum suamiku berangkat ke tempat kerjanya, aku tidak dapat bersetubuh dengan suamiku disebabkan aku masih dalam hari haidku. Aku yang baru bersih dari haidku merasa nafsuku sungguh terangsang membuatkan aku tidak dapat tidur lena. Aku asyik terbayangkan persetubuhanku dengan suamiku, alangkah indahnya jika suamiku ada di sisi namun suamiku akan pulang dua minggu lagi. Walaupun aku sudah mempunyai tiga orang anak, nafsuku masih kuat dan masih memerlukan satu persetubuhan yang memuaskan.
Sedang aku lena di buai mimpi, tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara anak-anakku yang baru pulang dari sekolah. Pada mulanya aku ingin memarahi mereka kerana membuat bising tetapi tidak jadi setelah mendengar percakapan mereka. Anak-anakku tidak tahu aku tidak bekerja hari itu, aku menganmati percakapan anakku yang mencurigakan perasaanku itu.
“Abang… pasang la vcd tu, Izie nak tengok ni…” Kata Izie.
“Sabar la… kita makan dulu, buat apa nak cepat-cepat… ibukan tiada…” Jawab Izra.
“Abang nak makan, abang pergi la… kita orang nak tengok dulu…” Kata Izani pula.
“Baiklah… jom kita tengok…” Jawab Izra lagi.
Aku mula mendengar cerita yang mereka tonton kerana suara dari tv itu agak jalas kedengaran. Aku mendengar bunyi yang selalu keluar dari mulutku ketika aku bersetubuh dengan suamiku. Aku bangun lalu membuka pintu bilikku perlahan-lahan dan alangkah terkejutnya aku apabila melihat cerita yang di tonton anak-anakku. Cerita yang mereka tonton adalah cerita lucah, aku dapat melihatnya kerana tv itu mengadap bilikku. Aku juga dapat melihat Izra sedang mengusap bonjolan batangnya di dalam seluar manakala Izani dan Izie memandang tv tanpa berkelip. Aku tidak dapat bersabar lagi dengan perangai buruk mereka.
“Izra… Izani… Izie… apa cerita yang kamu tengok ni…” Marahku setelah keluar dari bilikku, Izra cepat-cepat menutup tv lalu mengeluarkan vcd itu dari lalu di sorok di belakangnya. Aku terus meluru ke arah Izra dan terus merampas vcd itu dari tanganya. Mereka tertunduk dengan muka yang ketakutan, walaupun aku merasa kasihan melihat anak-anak kesanyanganku ketika itu, tetapi aku tidak dapart bersabar lagi.
“Kamu bertiga ni apa nak jadi… cerita tidak senonoh itu yang kamu tengok… bukannya mahu membaca buku… kamu siap la nanti… ibu akan bagitahu ayah kamu…” Bebelku panjang lebar, Izra dan Izani ttetap tertunduk tidak memandangku.
“Maafkan Izie ibu… jangan bagitahu ayah…” Rayu Izie sambil menangis teresak-esak membuatkan marahku hampir hilang. Izie adalah anak yang manja, Izie paling rapat denganku dan selalu bermanja denganku.
“Tahu takut… buat salah tak takut..” Marahku lagi tetapi nada suaraku reda sedikit.
“Ibu… maafkam Izra… Izra janji tak buat lagi…” Izra berkata perlahan.
“Izani pun sama ibu…” Kata Izani pula.
“Baiklah… kali ini ibu maafkan… kalau buat lagi ibu akan bagitahu ayah… faham…” Perasaan marahku kini bertukar menjadi perasaan kasihan melihat ketakutan mereka. Itulah kelemahanku, aku tidak boleh melihat anak-anakku bersedih.
“Faham ibu…” Jawab mereka serentak.
“Sudah… pergi mandi, lepastu makan dan siapkan kerja sekolah. Ulangkaji pelajaran… jangan ingat nak main saja…” Kataku tegas.
Mereka bangun dan terus ke bilik mereka, mereka bertiga tidur sebilik kerana rumahku hanya mempunyai tiga bilik sahaja. Bilik depan adalah bilikku manakala bilik tengah adalah bilik mereka bertida dan satu bilik lagi iaitu bilik belakang di jadikan stor. Setelah anak-anakku menhilang, aku masuk bilik kembali lalu menyimpan vcd itu di dalam laci meja solekku.
Malam itu setelah makan malam, ketiga anak-anakku terus masuk tidur ke dalam bilik mereka walaupun masih awal. Tidak seperti biasanya kerana mereka akan menonton tv dahulu sambil berbual dengaku sebelum masuk tidur. Mungkin kerana mereka merasa bersalah dan takut aku memarahi mereka, awal-awal lagi mereka sudah masuk tidur. Malam itu juga aku tidak dapat melelapkan mataku kerana memikirkan perangai buruk anak-anakku dan ditambah pula dengan nafsuku yang masih lagi terangsang.
Puas aku cuba melelapkan mataku, tetapi mataku tetap tidak merasa mengantuk dan aku merasa tidak tentu arah kerana nafsuku membuak-buak terangsang. Aku mula teringatkan cerita lucah yang di tonton anak-anakku tadi. Aku bangun lalu menganbil vcd itu dari laci meja solehku lalu melihatnya. Aku melihat gambar yang di tampal di vcd itu, gambar itu menunjukkan dua orang lelaki yang masih remaja sedang bersetubuh serentak dengan seorang wanita yang sudah berumur.
Setelah melihat gambar yang ada di vcd itu, nafsuku semakin kuat terangsang dan aku perasaan untuk mengetahui jalan ceritanya membuatkan aku merasa ingin menontonya. Aku keluar dari bilikku dan terus ke bilik anakku untuk memastikan mereka sudah tertidur. Perlahan-lahan aku membuka pintu bilik mereka dan aku melihat mereka sedang nyeyak tidur.
Jam di dinding menunjukkan sudah pukul 12.20 pagi, aku kembali ke biliku lalu mengambil vcd itu dan terus ke ruang tamu. Aku memasang tv serta vcd player lalu duduk untuk menonton cerita lucah itu. Inilah kali pertama aku menonton cerita lucah seumur hidupku, selama ini aku hanya mendengar dari mulut kawan-kawanku sahaja. Cerita itu menayangkan dua orang remaja bersetubuh dengan gurunya di dalam sebuah hotel. Apabila melihat aksi persetubuhan itu, nafsuku tidak tertahan lagi.
Semakin lama menonton aku tidak dapat mengawal nafsuku lagi dan tanpa aku sedari, tanganku kini berada di celah kangkangku lalu menggosok-gosok cipapku dari luar kain batik yang aku pakai. Seperti selalu, malam itu aku tidak memakai seluar dalam serta tidak memakai coli kerana memang kebiasaanku tidur tanpai memakai pakaian dalam. Aku merasa cipapku mula basah, nafsuku yang terangsang kuat membuatkan aku terus baringkan tubuhku di atas carpet di ruang tamu rumahku.
Aku mula menyelakkan kain batikku keatas dan terus mengusap cipapku dan sebelah tanganku lagi meramas-ramas buah dadaku yang sudah menegang. Aku memasukkan dua batang jariku ke dalam cipapku lalu aku gerakkan keluar masuk, ketika atu aku sangat memerlukan batang lelaki untuk menujah cipapku yang berair dengan banyak itu. Kerana diriku sudah dikawal nafsu, aku tidak peduli lagi jika ada batang siapa sekarang, janji batang itu dapat memenuhi cipapku untuk memuaskan nafsuku yang tidak tertahan lagi.
Adengan di vcd itu menunjukkan dua remaja sedang menyetubuhi seorang perempuan yang sudah berumur, aku mula membayangkan perempuan itu adalah aku dan dua remaja itu pula adalah anak-anakku. Bayangan itu membuatkan nafsuku bertambah terangsang lagi dan tujahan dua jariku di dalam cipapku semakin laju. Aku membayangkan diriku sekarang sedang di setubuhi anakku sendiri dengan mataku yang terpejam.
Kerana kesedapan, aku mengerang dan mengeluh agak kuat, aku tidak peduli lagi keadaan rumahku ketika itu. Tiba-tiba aku merasa pehaku disentuh orang, dengan kelam-kabut aku membuka mata dan terus menurunkan kain batikku yang terselak ke pinggangku itu. Alangkah terperanjatnya aku apabila melihat Izra dan Izani sedang menyentuh pehaku yang putih dan gebu itu.
Aku terkedu dan tidak dapat berkata-kata, Izra dengan rakus memegang hujung kain batikku dan terus menyelak ke atas semula. Aku yang masih terangsang itu bagaikan terpukau kerana bayanganku kini benar-benar berlaku di depan mataku. Kerana itu aku membiarkan sahaja Izra dan Izani meraba-raba pehaku dengan penuh bernafsu. Izani menolak tubuhku terbaring di atas carpet dan Izra pula mula merapatkan kepalanya ke celah pangkal pehaku dan terus menjilat pehaku itu dengan rakus.
Aku tersentak apabila kurasakan lidah Izra menyentuh celah rekahaan bibir cipapku yang sudah basah itu. Izani pula sedang meramas-ramas kedua buah dadaku berkali-kali dengan agak kuat namun ramasan itu sungguh nikmat. Izani cuba menarik baju t-shirtku keatas dan aku yang seolah-olah mahu diperlakukan begitu mengangkat tubuhku untuk memudahkan Izani menanggalkan bajuku itu. Setelah bajuku terlepas dari tubuhku, terdedahlah kedua buah dadaku dengan puting yang sudah tegang itu di depan Izani. Izani dengan rakus terus menghisap puting buah dadaku sambil diramas-ramasnya.
Segalanya berlaku tanpa sebarang kata-kata dariku mahu pun dari ke dua anakku itu dan jilatan lidah Izra semakin dalam menujah rekahaan cipapku. Kepalaku terdongak ke atas apabila Izra menjilat sambil menggigit lembut kelentitku yang sudah mengembang itu..
“Erggghh… Izra….” Erangan kenikmatan mula keluar dari mulutku apabila keletitku di jilat oleh anakku sendiri.
Izani masih tetap meramas kedua buah dadaku membuatkan aku mula berada di alam khayalan. Tanpa disuruh aku mengangkangkan lagi kakiku agar Izra mudah mengerjakan cipapku dan Izra mula menurunkan jilatan lidahnya di antara cipap dan duburku. Jilatani lidah Izra menjalar turun ke bawah lagi dan lidahnya kini menyapu bibir duburku lalu di jilatnya.
Kenikmatan begini tidak pernah aku alami sehingga punggungku terangkat sedikit menahan kegelian bercampur nikmat di bibir duburku. Kakiku yang terkangkang luas itu menyenangkan lagi Izra menjilat bibir duburku. Izani yang dari tadi menghisap buah dadaku kini berdiri lalu melondehkan seluarnya dan tersembullah batangnya yang tidak berapa besar itu di depan mukaku. Izani menyuakan batangnya ke mulutku sehingga tersentuh bibirku lalu di tekan masuk ke dalam mulutku yang terbuka itu.
Izra mula menolak tubuhku menjadi meniarap, mukaku tetap menghadap ke arah Izani yang sedang meujahkan batangnya ke dalam mulutku. Izra menganggkat punggungku ke atas supaya punggungku itu tertonggek tinggi sedikit lalu menjilat kembali lubang duburku dan lidahnya kini di tekan masuk ke dalam lubang duburku. Sambil menjilat lubang duburku, Izra memasukkan dua batang jarinya ke dalam cipapku. Aku merasa sungguh nikmat sambil menggerakkan punggungku kedepan dan belakang manakala mulutku semakin laju menghisap batang Izani. Aku menghisap sehingga kepangkal batangnya dan Izani pula memegan kepalaku melajukan lagi gerakkan kepalaku itu.
“Izra… ibu tidak tahan lagi… masukkan batang Izra sekarang…” Aku meminta Izra memasukkan batangnya ke dalam cipapku kerana aku tidak dapat bertahan lagi dengan rangsangan yang aku alami sekarang ini.
Tanpa menjawab atau tanpa berkata-kata, Izra terus bangun lalu menanggalkan pakaiannya dan berlutut di belakang tubuhku. Izra menaikkan lagi punggungku sehingga kedudukanku menonggeng dalam keadaan merangkak. Izra meletakkan kepala batangnya di bibir cipapku dan mula menolak masuk ke dalam cipapku.
“Ahhhh…” Aku mengerang kenikmatan ketika batang Izra yang agak besar itu masuk ke dalam cipapku, walaupun batangnya tidak sebesar batang suamiku tetapi aku tetap merasa kenikmatannya. Batang Izra lebih besar dari batang Izani yang berada di dalam mulutku dan Izra semakin laju menujah cipapku dari belakang.
“Perlahan… perlahan sikit… nanti cepat keluarrrr… eeegggrh…” Tanpa disedari kata-kata itu keluar dari mulutku dan mungkin kerana tidak berpengalaman, Izra tetap menujah cipapku dengan laju.
Tiba-tiba Izra merapatkan batangnya sehingga terbenam rapat kepangkal dan aku merasa ada semburan hangat dalam cipapku. Aku tahu Izra sudah sampai ke puncak klimaksnya tetapi aku masih belum merasa puas lagi. Setelah Izra jatuh terduduk di atas lantai, aku terus berbaring lalu menarik tangan Izani agar menindihi tubuhku untuk menggantikan abangnya yang sudah tewas itu. Izani dengan segera merangkak ke atas tubuhku dan menggangkangkan kakiku supaya Izani berada di celah kangkangku.
Aku memegan batang Izani lalu aku memasukkan ke dalam cipapku dan Izani pula terus menekan batangnya masuk. Aku mengemutkan cipapku sambil menikmati tujahan batang Izani di dalam cipapku dan aku kini sudah hampir ke puncak klimaksku. Tubuhku mula mengejang dan aku terus menarik pinggang Izani rapat ke tubuhku agar batangnya masuk lebih dalam.
Serentak dengan itu, aku sampai ke puncak klimaksku dengan tubuhku tersentak-sentak. Izani yang tidak tertahan dengan kemutan kuat cipapku di batangnya semakin laju menujah batangnya ke dalam cipapku. Selepas beberapa tujahan, Izani mula memancutkan air maninya ke dalam cipapku sambil memeluk kuat tubuhku.
Aku yang sudah dapat memuaskan nafsuku mula tersedar dari kesilapanku kerana merelakan Izra dan Izani menyetubuhiku terus menolak tubuh Izani yang masih menindihi tubuhku.
“Apa yang kamu berdua lakukan pada ibu…” Aku memarahi mereka dengan suara yang tidak terlalu kuat kerana aku takut di dengari Izie yang sedang tidur di biliknya.
Aku terus mengambil bajuku lalu memakainya dan membetulkan kain batikku yang terselak di perutku. Izra dan Izani berlari masuk ke dalam bilik mereka meninggalkan aku yang mula merasa bersalah serta menyesal kerana membiarkan kedua anakku itu menyetubuhiku. Aku masuk ke dalam bilikku dengan fikiran yang bercelaru tetapi perasaan puas juga dirasaiku. Walaupun menyesal dengan apa yang terjadi, aku merasa sungguh puas dan nafsuku sekarang sudah reda.
Malam itu aku tertidur dengan perasaan menyesal dan dengan perasaan yang penuh kepuasan. Keesokkan harinya aku terjaga dari tidur agak lewat, ketiga anak-anakku sudah ke sekolah dan aku terus bersiap-siap untuk ke tempat kerja. Hari itu aku merasa sungguh ceria dan bersemangat kerana nafsuku sudah terpuas walaupun masih merasa menyesal.
Petang itu aku pulang dengan perasaan malu serta berdebar-debar, aku malu untuk berhadapan dengan Izra dan Izani. Sampai di rumah, aku membuka pintu lalu memerhatikan sekeliling ruang tamu rumahku. Aku melihat anak-anakku tiada di ruang tamu itu lalu aku terus masuk ke dalam bilikku.
“Ibu… bila ibu sampai…?” Tiba-tiba Izie menyapaku dari muka pintu bilikku kerana aku lupa menutupnya.
“Baru sekejap…” Jawabku sambil menanggalkan tudung yang aku pakai, Izie berdiri di situ agak lama memerhatikanku lalu masuk ke dalam bilikku. Izie menghampiriku lalu memeluk tubuhku dengan agak kasar dan menolakku rapat ke dinding.
“Izie… apa ni…” Marahku sambil menolak tubuh kecilnya dari terus memelukku.
“Kenapa ibu marah… abang boleh peluk ibu, kenapa Izie tak boleh…?” Tanya Izie dengan agak kuat.
“Bila pula abang peluk ibu…?” Tanyaku pula berpura-pura tidak tahu.
“Ala ibu… Izie dah tahu apa kita buat malam tadi…” Tiba-tiba Izra muncul di ikuti Izani dan mereka berdua mula menghampiriku.
“Apa kamu cakap ni… jangan buat ibu marah…?” Ugutku, Izie dengan pantas memeluk kembali tubuhku yang masih berdiri di tepi dinding bilikku.
Aku cuba menolak tubuh Izie yang memeluk kemas tubuhku dan aku agak terperanjat apabila Izra memegang tangan kananku manakala Izani pula memegang tangan kiriku lalu di rapatkan ke dinding. Tubuhku di pusing mendakap dinding membelakangkan anak-anakku dan aku memejamkan mata apabila merasa kain baju kurungku disingkap ke atas.
“Apa kamu lakukan pada ibu ni…” Marahku, namun aku tidak terdaya melakukan apa-apa kerana tenaga mereka bertiga lebih kuat dari tenagaku.
Aku mula merasa ada tangan-tangan anakku yang sedang meramas-ramas punggungku dari kainku yang tersingkap itu. Buah dadaku juga di ramas-ramas oleh anakku membuatkan rontaanku semakin lemah kerana diriku mula dirangsang nafsu. Walaupun dalam keterpaksaan, aku mula merasa kenikmatan menyelubugi tubuhku dan aku mula menbiarkan sahaja anak-anakku meraba-raba tubuhku. Keadaan menjadi sunyi sepi, aku memejamkan mataku menikmatai ramasan serta rabaan enam tangan di tubuhku. Seluruh tubuhku di raba dan punggung serta buah dadaku diramas serentak.
Aku tidak pernah dilakukan begini, kenikmatan yang aku rasakan sungguh berbeza dari bersetubuh bersama suamiku dan aku menikmati denga rangsangan nafsuku yang membuak-buak. Tubuhku tidak lagi dipeluk Izie, tanganku juga sudah bebas dari pegangan Izra dan Izani. Aku kini berdiri dengan penuh kerelaan kerana kenikmatan yang melanda diriku membuatkan aku pasrah.
Aku dapat merasakan seluar dalamku di tarik kebawah dan ramasan tangan anakku semakin kuat mencengkam daging pejal di punggungku. Aku tidak tahu tangan itu milik siapa kerana seluruh tubuhku dipenuhi tangan anak-anakku. Pinggangku di tarik kebelakang sambil tanganku masih menahan dinding menjadikan aku separuh menonggeng. Kain baju kurungku yang di selak itu diletakkan pada pinggangku dan aku terasa daging punggungku di jilat serta di gigit lebih dari seorang anakku.
Buah dadaku masih menjadi mangsa ramasan ganas anakku dan dari luarbaju kurungku, aku dapat melihat tangan Izie dan Izani merayap menyelinap masuk ke dalam baju kurungku lalu terus ke bawah coliku. Buah dadaku semakin ganas di ramas Izie dan Izani membuatkan buah dadaku itu menjadi tegang. Alur punggungku hingga ke pangkal cipapku di basahi dengan air liur Izra yang kini berada di belakang punggungku.
Aku terkemut-kemut sambil menolak punggungku kebelakang agar jilatan Izra sampai ke bibir cipapku. Daging punggungku dikuak dengan agak ganas dan bibir duburku menjadi mangsa jilatan lidah Izra, aku tidak tahu dimana mereka belajar untuk meragsangku sehingga membuatkan aku semakin khayal. Aku tersedar dari khayalanku apabila tubuhku di pusingkan manakala tanganku pula di angkat ke atas oleh Izani dan Izie terus menanggalkan baju kurungku.
Aku dapat melihat Izra sedang membuka pengait kain baju kurungku lalu kain itu jatuh ke lantai, kini aku berdiri dalam keadaan bogel dan hanya mendiamkan diri sahaja. Izra menarik tanganku agar bergerak ke atas katil, aku yang diirngi Izani dan Izie hanya menuruti sahaja tarikan tangan Izra lalu dibaringkan telentang tubuhku di atas katil. Izra menggangkangkan kakiku seluas-luasnya dan terus menjilat cipapku, Izani pula sedang berdiri membuka seluarnya Izie kini sedang menghisap buah dadaku. Izie menhisap sambil meramas buah dada dan punggungku dengan ganas di ramas Izra yang sedang menjilat cipapku.
“Arrrhhhggghhh… mmmmm…” Tanpa sedar aku mengerang dengan mata terpejam kerana merasa sungguh nikmat dan apabila aku membuka mataku, aku melihat Izani menghulurkan batangnya ke mukaku.
Izani terus menujahkan batangnya masuk ke dalam mulutku yang terngangga itu, Izani mula mengerakkan batangnya keluar masuk ke dalam mulutku. Aku merasa sungguh nikmati dengan hisapan serta ramasan Izie di buah dadaku, cipapku yang dijilat Izra terkemut-kemut dan mulutku pula dipenuhi dengan batang Izani membuatkan aku tidak sedar bilakah ketiga anakku itu sudah berbogel. Izra mula menindihi tubuhku lalu menujahkan batangnya masuk ke dalam cipapku dengan ganas sementara Izie masih sibuk meramas buah dadaku dan Izani pula sedang menujah ganas mulutku.
“Abang… bagi Izani pulak… Izani dah tak tahan ni…” Kata Izani pada abangnya Izra.
Izra mencabut batangnya dari cipapku lalu menonggengkan tubuhku, Izani datang ke belakang punggungku lalu terus menujah cipapku dari arah belakang. Aku kini sedang menghisap batang Izie pula dan Izra mula menjilat serta meramas buah dadaku.Tak lama kemudian, Izani merebahkan tubuhnya lalu menarik tubuhku ke atas tubuhnya dan memasukkan batangnya ke dalam cipapku dari bawah. Aku mencapai puncak klimaksku yang panjang ketika Izani memecut laju menyetubuhiku ketika aku berada di atas tubuhnya.
“Izie… sekarang pergi masukkan batang kau kat sini…” Arah Izra pada Izie sambil memasukkan sebang jarinya ke dalam lubang duburku sambil di gerakkan keluar masuk jarinya itu. Aku yang mendengar Izra mengarahkan Izie memasukkan batangnya ke dalam duburku hanya diam sahaja seolah merelakan pula duburku di tujah Izie. Izie dengan cepat ke balakang punggungku lalu batangnya yang tidak beberapa besar itu terus dipacakkan ke duburku.
Aku membetulkan batang Izie agar mudah masuk ke lubang duburku. Sekarang Izie dan Izani melakukan tujahan serentak di cipapku serta di duburku, aku hampir menjerit kesedapan tetapi suaraku tidak keluar kerana di sumbat oleh batang Izra. Oleh kerana tidak tahan dengan kemutan yang kuat di dubur, Izie telah memancutkan air maninya di dalam duburku. Setelah batangnya dicabut keluar, Izra terus memasukkan batangnya kedalam duburku.
Aku yang sedang menikmati tujahan batang Izra di duburku serta tujahan batang Izani di dalam cipapku menggerakkan punggungku seiring dengan tujahan mereka. Aku sekali lagi telah hampir mencapai puncak klimaksku yang kedua. Aku kemutkan lubang dubur serta cipapku serentak dan Izani tidak dapat bertahan lagi apabila otot cipapku mengemut batangnya lalu memancutkan air maninya di dalam cipapku.
Izra masih laju menujah duburku yang mengemut ketat itu dan akhirnya Izra pun memancutkan air maninya ke dalam duburku setelah menujah dengan agak kuat. Aku tertiarap di atas katiku dengan ketiga anakku yang terbaring lemah disisiku. Begitulah kehidupanku bersama ketiga anak-anankku sehingga kini, aku merasa sungguh puas bersetubuh serentak dengan mereka dan aku tidak lagi mencapai kepuasanku ketika bersetubuh dengan suamiku
429 notes · View notes
penulis-cerita-hangat · 4 months ago
Text
Ayah Kawan Aku
Aku ada seorang kawan karib. Nama dia Hafiz. Kami kenal sejak tingkatan satu. Pada umur 16, ayah Hafiz buat birthday party untuk Hafiz dan menjemput aku dengan beberapa kawan sekelas ke rumahnya. Lepas makan, kami semua bermain monopoly. Bila pukul 10, kawan-kawan lain pun mula balik.
Tapi, ayah Hafiz suruh aku bermalam je kat rumah dia. Mak Hafiz sudah meninggal bila Hafiz umur 10 tahun. Jadi, malam itu, ayahnya suruh aku tidur kat bilik Hafiz dan Hafiz akan tidur dengan ayahnya kerana dia punya katil queen size.
Lepas mandi dan gosok gigi, aku pun baring atas katil. Aku biasanya suka tidur telanjang kat rumah sendiri tapi sini bukan rumah aku, jadi aku pun pakai seluar dalam saja.
Agak-agak pukul 11 lebih, aku terdengar pintu bilik dibuka. "Belum tidur?" tanya ayah Hafiz berdiri kat pintu dengan memakai sehelai sarong saja. Badannya agak tegap, mempunyai dada yang besar dan berbulu sederhana.
"Belum, pakcik." jawab aku.
"Nak tengok filem tak? Hafiz selalu tengok filem kat laptop dia."
Sebelum aku sempat bersuara, ayahnya membuka laptop Hafiz dan menekan beberapa butang. "Pakcik pun tak tau filem apa semua ni. Cuba tengok ini je," lalu dia duduk di sebelah aku atas katil single bed yang agak sempit untuk dua orang.
Aku tengok skrin laptop yang mula menayang sebuah filem barat. Ada sebuah adegan yang menunjukkan pelakon lelaki utama mengadakan perhubungan seks dengan pelakon wanita utama. Badan mereka berdua bogel habis dipaparkan pada skrin. Rupa-rupanya, ini sebuah filem lucah untuk straight men.
Mata aku dapat melihat kat tepi ayah Hafiz menghulurkan tangannya ke dalam sarong dan kalau tidak silap, dia sedang mengusap perlahan-lahan batang koneknya.
"Wow! Badan laki tu seksi kan? Tengok batang dia tu. Besar dan tebal. Gadis tu pasti syok." kata ayah Hafiz.
Eh? Ayah Hafiz suka tengok laki ke? Kan dia pernah berkahwin? Ataupun dia ni biseks? Aku pun tak pasti. Tapi... Apa yang aku pasti adalah batang aku pun mula naik keras dengan adegan seks dalam filem itu.
"Kalau Amir nak lancap, pakcik tak kisah. Kan biasa laki tengok filem macam ni naik rangsang? Tengok, pakcik pun keras juga ni."
Dia tarik sarong ke bawah lutut dan jelas aku nampak batang konek ayah Hafiz buat pertama kali. Batangnya bukanlah besar tapi panjang dan keras. Kepala konek tu bulat macam cendawan.
"Tak payah malu. Nah... Amir sudah tengok batang pakcik ni. Pakcik tengok batang Amir baru adil, kan?"
Aku pun menarik seluar dalam aku ke bawah dan memegang batang aku yang mula keras tu. Ayah Hafiz terpegun dengan adegan seks kat skrin itu. Aku pun mula menghisap batang aku.
Tiba-tiba...
"Amir tak tau lancap ke? Bukan macam tu. Mai pakcik ajar." Dia memegang batang aku dan mula mengusap dari bawah ke atas. Lepas tu, dia memegang kepala batang aku dan menggunakan ibu jari untuk mengusap sekeliling kepala konek aku. Wow! Syok juga.
Semakin laju dia melancap batang aku, aku memejam mata menikmati keseronokan itu. Aku mula meluahkan suara "Mmm....aaaaa...sssss....aaaaa.....mmmm....."
Tangan ayah Hafiz semakin laju sampai aku tak nampak jari-jari dia. Aku mula menjerit "Jangan pakcik! Jangan! Pakcik... Pakcik... Amir nanti pancut ni...jangan pakcik... Jangan! Aaaaaaaaa........pakcik... Jangan!!! Aaaaaaa......wwwooooowww....ooooowwww.... Pakcik... Jangan! Amir nak pancut dah.... Ooowwwww....."
Ayah Hafiz tak peduli rayuan aku untuk berhenti sampai aku terpancut kuat ke atas muka dan badannya. Dia memandang ke dalam mata aku dan senyum.
"Syok tak? Suka tak? Sekarang, pakcik nak mintak Amir bantu pakcik pancut."
Aku pun tersenyum dan menurut permintaan dia.
20 notes · View notes