#kursi roda untuk orang lumpuh
Explore tagged Tumblr posts
fikramlolahi15 · 1 year ago
Text
𝗣𝗮𝗿𝘁 𝟭𝟬
"𝗣𝘂𝗹𝗶𝗵 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗟𝘂𝗺𝗽𝘂𝗵"
"𝘋𝘪𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘣𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘪𝘬𝘩𝘭𝘢𝘴 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘰𝘣𝘢𝘵𝘪"
Hal yang tak kalah penting dalam proses penyembuhan itu selain kemauan dan kemampuan untuk berjuang melawan penyakit adalah juga doa dan dukungan orang-orang tersayang.
Doa adalah sari pati dari ibadah. Cara kerjanya memang unik, dan selama saya sakit, saya dapat merasakan betapa derasnya aliran doa dari mereka yang mengasihi saya.
Getarannya kuat, resonansinya hebat. Vibrasinya. Ada semacam gelombang elektromagnetik yang menembus tapal batas diri, ia melampaui seluruh matras jiwa. Darinya banyak hal tak terduga dapat terjadi.
Buktinya tak ada yang mustahil tentang doa.
Terlepas dari doa, elemen yang tak kalah hebat adalah dorongan dan dukungan orang-orang terdekat. Terlebih respectnya dari pasangan kita, karena hakekat ilmu-kawin itu baku-jaga, baku-kalesang, deng baku-palihara. Bukan justru sebaliknya.
Dorongan dan dukungan itu seperti senyawa kimia yang mampu memantik segala daya, dengan cinta mereka terus memandu, mendampingi dan memotivasi saya untuk terus berjuang, bangkit melawan keterbatasan ini.
Memang untuk "Pulih dari Lumpuh" saya membutuhkan energi sabar yang tidak sedikit, saya menghabiskan banyak atom ikhlas dalam diri. Lumpuh yang saya alami mustahil akan sembuh secara alamiah tanpa disertai dengan latihan-latihan kecil, atas dasar itu pula, istri saya melarang keras untuk mengunakan kursi roda.
Menurutnya, kursi roda hanya akan membuat saya semakin malas untuk latihan.
Seperti balita, saya memulai proses itu. Duduk, ngesot, merangkak, berdiri, lalu berjalan dengan menggunakan tongkat dan bantuan hingga tanpa ada bantuan sama sekali.
Di fase duduk, ngesot dan merangkak, saya mengalami luka berkali-kali dibagian lutut. Sementara di fase berdiri dan berjalan saya jatuh berkali-kali lalu bangkit, terus menerus hingga batas kemampuan diri, jika sudah lelah saya kemudian istirahat.
Tongkat kaki satu tak lagi mampu menopang beban tubuh, sehingga saya kesulitan untuk belajar berjalan, melihat itu bapa saya kemudian memberikan saya tongkat berkaki empat.
Anak saya yang paling bontot adalah yang paling sering memotivasi saya untuk bangkit dan terus latihan. Dengan tangan terkepal dia sering berkata : "Semangat papa, ayo latihan". Entah di usianya yang baru menginjak lima Tahun itu dia benar-benar memahami keterpurukan saja atau itu hanya gerakan refleks anak-anak yang polos di dunianya, saya tak tahu, yang jelas ketika itu ada perasaan haru bercampur semangat.
Hari itu kebetulan tongkat kaki empat hasil pesanan bapa saya dari salah satu toko online telah dibawa oleh kurir, istri dan anak perempuan saya sedang ke pasar, kebetulan dirumah hanya tinggal saya dan anak lelaki saya yang kecil.
Anak saya kemudian berkata : "Papa lebe bae tong latihan mari, kebetulan tete baru kase bali papa tongkat tu".
Saya kemudian menjawab : Okheyy. Mengiyakan ajakannya.
Untuk pertama kalinya, dari kurang lebih empat bulan lamanya saya lumpuh, saya mencoba belajar melangkahkan kaki dengan menggunakan alat bantu. Awalnya masih aman terkendali karena proses latihannya masih diseputaran rumah.
Masalah kemudian muncul, instruktur saya menganjurkan saya untuk latihan diluar rumah. "Papa so mantap tu, tong dua latihan di lapangan (lapangan bola kayumerah) mari". Ajakannya begitu antusias.
Saya hanya bisa menjawab ; "Okhee, sapa tako".
Kami berdua mulai berjalan keluar, saya mulai mengatur langkah demi langkah, tetapi belum juga tiba dilapangan saya kehilangan keseimbangan. Seketika...... Dann Brukkkk.. Terjatuh mencium bumi, saya bersimbah debu dan sedikit lecet dikedua siku. Tetapi instruktur saya hanya kaget yang dapat dilakukan, seraya berkata : "Yaaa.. Papa jatooo".
Peristiwa itu kemudian mengundang rasa lucu di hati lalu diikuti tawa kami berdua yang selepas-lepasnya.
Tak lama kemudian istri saya pulang dari pasar dan melihat betapa kotornya badan saya yang juga belum beranjak dari TKP. Dia sedikit bingung dan bertanya ; "Bikiapa ini?"
Dan dijawab oleh anak lelaki saya dengan sigapnya : "Papa latihan kong jato". Mendengar itu istri saya kemudian tertawa dan berkata ; "Mangkanya latihan jang dulu jao-jao".
Selanjutnya, selain tongkat kaki empat yang saya pakai, untuk kebutuhan latihan istri saya juga membeli sepeda statis, sementara untuk kepentingan terapi kaki, kaka ipar saya (Ka Ir) kemudian memberikan saya alat terapi berbasis infrared tujuannya memperlancar peredaran darah di bagian kaki sekaligus sebagai alat pijat.
Untuk sepeda statis mentor terbaik saya adalah istri dan anak perempuan saya. Mereka bergilir, bila sedang duduk saya latihan mengayuh sepeda statis, bila hendak latihan jalan mereka siaga dengan kursi dibelakang saya.
Saya juga sering dibantu oleh seorang polisi yang juga masih bagian dari kerabat istri saya, beliau biasa di panggil Ka Li (Fadli Nebo) selain sebagai seorang polisi, dia juga memiliki kepandaian dalam urusan terapi. Dia begitu peduli terhadap dunia kesehatan, sudah banyak orang yang semampunya dia bantu. Setiap sore dengan menggunakan rebusan air laut dicampur daun sere, saya kemudian di terapi, tujuannya untuk memperlancar peredaran darah, disamping itu saya juga rutin untuk melakukan latihan berenang. Tagline saya pun menjadi "Setiap hari adalah latihan".
Sebenarnya, apapun jenis latihan dan tindakan kita, Tuhan hanya ingin melihat seberapa serius upaya dan ikhtiar yang kita lakukan. Ada pesan yang ingin Tuhan sampaikan ke kita, tinggal seberapa peduli kita mau membaca pesan-pesan itu.
Bagi saya, apa yang terjadi di kehidupan saya adalah rangkaian yang menghubungkan sikap untuk tetap bertahan disini ataukah memilih menuju level selanjutnya. Apakah tetap berdiam di tengah badai atau justru mengubahnya menjadi pelangi? Tanpa disadari, siklus hidup setiap orang tidaklah statis melainkan selalu berdialektis ke level selanjutnya. Otomotif beda kelas beda pula materi ujiannya.
Seiring waktu berjalan, sekuat usaha, sejalan ikhtiar yang saya lakukan, sentuhan doa orang-orang terkasih, rangkulan mesra orang-orang tercinta, penerimaan anak-istri saya dengan cinta tulus tanpa tetapi yang luar biasa itu telah mendorong dan memotivasi saya, hingga pada akhirnya Syukur Alhamdulillah atas linangan ribuan Rahmat sang Khaliq memasuki bulan Kemerdekaan saya pun MERDEKA tanpa TONGKAT, perlahan PULIH DARI LUMPUH tanpa OPERASI.
Padahal saya sebelumnya sudah dianjurkan berkali-kali oleh dokter untuk melakukan operasi pemasangan "Pen Tulang Belakang", bukannya saya menolak. Secara fisik saya sudah memenuhi syarat untuk dan HARUS segera dioperasi.
Tetapi sejauh yang saya usaha, saya belum menemukan formula JAWABAN yang menurut saya mewakili perintah syar'i.
Saya mencoba mencari berbagai sumber informasi dan pendapat, juga mendengar pengalaman dari orang-orang yang pernah melakukan operasi, bukan soal efek samping pasca dilakukan operasi melainkan PROSES TANGGUNG JAWAB NANTI SETELAH KEMATIAN. Seperti yang diwasiatkan oleh leluhur kami DOTU LOLAHI : Ingat tiga hal dalam hidup : Tahu dari mana asal kita datang, Paham tujuan lahir untuk apa DAN, Setelah itu pulang kita membawa apa.
Bagaimana saya menjelaskan kepada Tuhan perihal TAMBAHAN dihasil RANCANGANNYA. "Datang tanpa Pen mengapa pulang bawa pen" adalah alasan terbesar saya untuk tidak menerima OPSI itu. (𝙈𝙖𝙖𝙛 𝙙𝙞 𝙨𝙞𝙣𝙞 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙟𝙪𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙞𝙣𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙩𝙞𝙣𝙙𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙤𝙥𝙚𝙧𝙖𝙨𝙞, 𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖 𝙨𝙚𝙩𝙞𝙖𝙥 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙠𝙞 𝙠𝙚𝙗𝙪𝙩𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙨𝙚𝙝𝙖𝙩𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙙𝙖-𝙗𝙚𝙙𝙖, 𝙞𝙩𝙪 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙋𝙀𝙍𝙏𝙄𝙈���𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙎𝙐𝘽𝙅𝙀𝙆𝙏𝙄𝙁 𝙎𝘼𝙔𝘼).
Bukankah tubuh punya cara tersendiri untuk menyembuhkan lukanya? Dan sakit adalah cara terbaik mengakrabkan kita dengan diri sendiri.
Saya percaya, hanya dengan sakit kita memiliki banyak waktu untuk berdialog dengan diri. Karenanya ada empat tahapan kita mengenal sakit.
- Ada sakit sebagai Ajaran
- Ada sakit sebagai Ujian
- Ada sakit sebagai Peringatan, dan
- Ada sakit sebagai Azab, tergantung bagaimana cara kita menilai sakit itu.
Selain menilai sakit, setiap orang itu beda-beda proses penerimaan sakitnya, ada yang marah, mencaci Tuhan, ada juga yang mulai sadar lalu kemudian berketetapan :
- Awalnya berkeluh-kesah dalam sakit
- Selanjutnya dari sakit ia belajar ridha
- Kemudian ikhlas
- Setelah melewati itu justru ia bersujud syukur.
Dan jujur saya cukup bersyukur. Betapa tidak selama ini saya terpisah jauh dengan diri, kami saling asing. Beruntung dengan sakit ini menjadikan saya lebih mengenal kebutuhan diri. Mari sejenak rewardkan Alfatiha 100x untuk diri kita.
Karena itu saya percaya. Dari seluruh rangkaian peristiwa sakit, seharusnya terbukalah banyak petunjuk bagi diri yang sehat, bahwa aktivitas yang kita lakukan di dunia ini hanyalah upaya Tuhan untuk menghindari kita dari rasa jenuh menunggu datangnya "Sakarat". Bukankah mengenal Tuhan itu mengenal diri? Dan mengenal diri itu mengenal tanggungjawab?
Mari tanggalkan sejenak rutinitas vertikal kita, lupakan suasana yang menyesakkan dada. Mari kita berbagi sedikit kisah. Cara bagaimana berdamai dengan perihal yang tidak disukai, yang banyak melukai hati, yang mengkerdilkan naluri dan nurani kita.
Kadang dalam hidup, kita cenderung lebih berbagi luka ketimbang ria.
Kita menikmati saat-saat suka-cita dalam kesendirian sedang kikir untuk sekedar berbagi kala-bahagia namun tatkala duka-lara itu datang. Hati kita butuh wadah, benar-benar butuh sajadah.
Tidak sekedar sahabat atau saudara. Diucapkan secara verbal atau dituangkan dalam teks. Mungkin titian inilah yang membawa yakin bahwa kita sejatinya memerlukan "Pendengar-setia" bukan obat cuci-otak dari "Narator" yang hobi olah-ontal.
Itulah kaedah asal kita manusia.
Tercerah hanya ketika tertimpa. Mengambil inti-pati pelajaran di saat terluka. Dihebatkan oleh memar-memar nestapa. Lalu setelah itu, kita meracik konklusi, ada-sesuatu yang bekerja di luar batas jangkau-kemampuan diri.
Sesuatu yang tak terdefenisikan oleh segala. DIA kemudian dipersonifikasikan untuk memudahkan rasa faham-nilai dan pengertian adab tentang DIA.
Karenanya. Dalam zahir. DIA tidak selalu datang dalam bentuk PERINGATAN atau ANCAMAN. Tidak selamanya dalam hingar-bingar. DIA telah tiba lebih awal me-notifikasi dengan sangat soft , memberi kita tanda-sambung, nasihat-nasihat, petunjuk-petunjuk atau anjuran bagaimana menjalin hubungan agar kita semakin intim, biar kita semakin akrab, belajar mempersiapkan kualitas-diri ketika-nanti mengahadapi masa-pasti (sakarat).
Nara-hubung itu ada, tinggal seberapa kuat kita berdaya-upaya untuk peka terhadap pesan dan tanda, lalu menerapkannya dalam hidup.
Terbukanya khasanah. Madrasah bagi yang mau mengenal diri, menjemput maut, mengenal tidur, arti penyerahan-diri-utuh lalu mengenal DIA. Tanpa mau satupun kita alpa.
Bukankah ini yang disebut "lama-sedap"?
Tuak tak terkalah. Ilmunya obat-diri.
Gejolak, getaran dan transformasi perubahan diri tidak datang dalam keadaan diam. Transedensinya melampaui gelombang besar, ledakan-dentuman maha-dasyat.
Kadang melalui kejutan-kejutan di luar nalar dan fikir, sehingga pada saat itu, apapun daya yang kita punya, seolah dilumpuhkan, rapuh. Kita lemah. Kita tersungkur, tumbang lalu mengkibarkan "Bendera putih". Menyerah secara kaffah terhadap Adi-Kuasa yang SESUNGGUHNYA.
Kita mencoba untuk menggelorakan-bangkit, bersimpuh memohon-tolong, kiranya DIA meng-ijabah seluruh doa yang kita langitkan. Sirnanya pra-duga, lahirlah yakin-batin. Kita berupaya untuk menerapkan konsep, melupakan sugesti ilusi.
Akhir kata, melalui penggalangan cerita ini, saya tak henti-henti berucap syukur kepada basudara samua atas berjuta dedoa yang terus dilangitkan, memantik gairah saya untuk bangkit dari sakit, menggelorakan semangat saya untuk pulih dari lumpuh. Terimakasih. Terimakasih dan Terimakasih segala kebaikan dikembalikan kepada yang Maha-Baik. Hanya Allah yang dapat membalas kebaikan Basudara samua yang tak sempat saya sebutkan seluruh nama kalian.
Sekali lagi, Terima kasih banyak kepada kalian yang telah membantu saya selama masa-masa sulit itu, keluarga besar Madapolo-Tobelo. Bantuan kalian sangat berharga untuk saya juga istri. Mama deng Bi Haji. Om Jan-Bi cana, Bi Uci-Om Ino, Bi Oci-Om Jayadi. Bongso Baha-Mama Na, Bongso Iji-Mama Ija, Aba tenga-Mama Nia. Tak lupa juga buat ; Ka Ija, La Uja (Kutu Aer), Kaka Bro (Ical), Ka Mus Aba Tua (Mus Madapolo), Ka Wan, Ka Ati, Ka An Deng Ka Surdin, Dokter-Reni, Guntur-Lila, Mama Ana-Eki, Inang-Al. Iskandar-Ira, Fadila-Ong. Om La buru, Om Siar. Ketua buruh pelabuhan Jojame, La Ari. dll Terimakasih.
Terima kasih untuk Bapa di Tobelo, Mama yang so damai kamuka. Basudara Sekandung, kedua kakak, Tua Bup-Ka Wi deng Mama Nungki-Ka ir yang selalu gelisah dan sedih ketika mendengar kabar kondisi saya sedang drop. Kedua adik Tenga Ami deng Muda Ai, kalian selalu siap terlihat tangguh kapan waktu saya ke Ternate, kalian kadang bergiliran maupun bersamaan datang ke Ternate, meluangkan waktu hanya untuk menjaga dan menemani saya. Bahkan si bongso harus rela berlebaran di Madapolo. Terimakasih. Keluarga di Kao. Papa Is, Papa Ade deng Mama Umba. Dll Ponakan yang cantik deng ganteng².
Teman-teman Tobelo ; Ophyk, Nuku, Chykal, Ais Sopia, Mances Sabeba, Ko Ai, Uken, Udex, Dhedat, Onces, RakOne, Paman Ekal, Moffad, Lilo-Fat, Ibu RT. Kalian adalah teman yang luar biasa, dan saya menghargai cinta, kebaikan, dukungan, dan kemurahan hati. Terima kasih.
Kepada kawan-kawan Slavery yang selalu setia menemani saya selama berada di Ternate ketika saya bolak-balik rutin kontrol di dokter, datang kalian jemput pulang kalian antar, kalian kawan-kawan terbaik : Cester (Sahrun Nabiu), Ian Steker (Alfian Djiko), Never, Ided, Onal, Kika (Ika N Renhoran), Chalo (Fahrizal Dirhan), Pak Dewan Utrecht dll.
Saya hanya ingin mengungkapkan betapa saya menghargai dukungan kalian. Terima kasih sudah sempat meminta N***k saya : Bunda Yanti Wakano, Bunda Ona Iwisara, Kaka Bunda Eneng Sry S Gasolo, Senator Sukri Ali dll. Terima kasih.
Sahabat-sahabat Facebook, Kaka-Ade, Om deng Bibi-bibi, yang melalui postingan saya di akun FIKRAM LOLAHI, terus menulis doa dan motivasi saya. Jujur betapa saya sangat tersentuh oleh kebaikan-kebaikan kalian semua. Mohon maaf jika postingan saya sering menggugah rasa damai kalian. Terimakasih.
Teruntuk dia, rekan satu bantal, ibu dari anak-anak saya. Terima kasih so baku-jaga, baku-kalesang, deng baku-palihara. Meski badai masih terus menghantam TULANG BELAKANG, namun NGANA tetap dan selalu SETIA ada di samping. NGANA tidak sekedar TULANG RUSUK melainkan sudah berubah TULANG PUNGGUNG. I need U.
Saya juga memohon maaf, jika dalam Penggalan kisah "BERJUANG MELAWAN KETERBATASAN terdapat kata-kata yang melukai jiwa, sekali lagi saya memohon maaf. Sekiranya penggalan cerita ini hanyalah bagian dari cara saya berbagi pengalaman dengan besar harapan semoga pembaca dapat terhibur.
Seperti yang saya kutip di awal cerita : "𝗬𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝘂𝗰𝗮𝗽 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗺𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗹𝗲𝗻𝘆𝗮𝗽 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝘁𝘂𝗹𝗶𝘀 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗽𝗲𝗺𝗮𝗻𝗶𝘀".
Semangat Sehat
Barakat Jum'at
Walababaaaa ☯
ᴘᴜʟᴀᴜ ʙɪꜱᴀ, 15 ꜱᴇᴘᴛᴇᴍʙᴇʀ 23
#Coretantetelawas
FB : FIKRAM LOLAHI
IG : @fikramlolahi_
Twitter : @fikramlolahi15
Tumblr : @fikramlolahi15
⚜️⚜️⚜️ (Penggalan kisah "BERJUANG MELAWAN KETERBATASAN" Part 10) ⚜️⚜️⚜️
*****Selesai...
Tumblr media
0 notes
inabeewrt · 1 year ago
Text
Tumblr media
Persahabatan
Tempat tinggal seluas 3 x 7  
Itulah Rumah dari sosok perempuan yang bernama Sari. Perempuan ini memiliki paras wajah yang begitu cantik. Rambutnya lurus berwarna pirang, selalu saja dikuncir karena bergitu pajang. Kulit putih yang bersih serasa indah jika dipandang. Padahal ia bukanlah dari keturunan bule atau campuran orang luar, melainkan keturunan daerah Jawa Timur. Yaitu bapaknya yang menikahi ibundanya di Jakarta. Melahirkannya dua orang anak bernama Sara dan Sari. Sari berumur 6 tahun yang rentang jauh umurnya dibawah Sara selisih 4 tahun, kini mereka hidup tanpa seorang ayah.
Sari ini memiliki kekurangan fisik. Dari setengah badannya hingga ke bawah yang lumpuh tidak bisa di Gerakkan untuk beraktifitas. Maka dari itu Sari jarang sekali keluar rumah, keluar hanya kedepan teras sebab harus di gendong untuk pergi kemana mana. Ia juga lahir dari kondisi keluarga dibawah kemisikinan. “Andai saja ku punya kursi roda untuk keluar” tutur dalam hati Sari, sangat berharap setiap memandang pintu keluar dengan mata birunya. Kesehariannya hanya bisa menonton TV, Makan, menggambar semua dilakukan di ruang depan.
“Sariii yukkk tidur, sudah malam… tuh gelap diluar sana” ibunda mengajaknya dengan lembut. Sari yang sedang asiknya menatap dedaunan yang bergoyang tertiup angin, sontak langsung digendong oleh bunda tercintanya. “iaa maahh” suara kecil untuk merespon sekedarnya.
Kamar Tidur tembok warna putih
“bim-bim-bim” suara Alarm HP berbunyi pukul 8.00, Sari langsung mematikan berada disebelah kanannya. Terbukalah matanya langsung menatap langit langit rumah. “terasa sama saja” memasang wajah murung. “Brraaakk….” Suara pintu dibuka oleh ibunya. “Naakkkk ayoo cepat buru” Ibundanya langsung menggendong anaknya dengan penuh semangat dan bergairah. Sari pun kaget dengan suara pintu yang begitu keras. Penuh wajah yang bertanya tanya, ada apa ini semua. “Kenapa siih maah ?” “sudah ayo ikut mamah saja” sahut ibunya, dengan pasrah Sari menaruh kepalanya dipundak ibunya.
Sesampainya di halaman depan, ada seseorang menggunakan jas, berpakaian kemeja, mengenakan dasi merah yang memang masih belum terlihat jelas wajahnya, sebab silaunya matahari dari luar. “Kamu yang bernama Sari yaa ?” tanya seorang pria dewasa. “i-iyaa sayaa pakk” sahut Sari dengan pikiran berkecamuk. “ini ada kursi roda untuk mu-Sari” tegas sekali kata katanya sembari memberi senyuman.
Sari langsung berteriak kesenangan, seakan akan tidak percaya memiliki kursi roda yang ada di depannya. Tangannya menjulang keatas diikuti senyuman, terlihat giginya menunjukan keriangan. Mata birunya pun berkaca-kaca membuat bendungan air mata yang hendak menetes. Rasa penasaran Sari muncul untuk mencoba kursi roda. Ibunya dengan semangat membantu Sari untuk bisa duduk berada di kursi roda. Seolah menghiraukan siapa yang memberikan,hanya saja pikiran penuh rasa syukur yang diharapkan akhirnya terwujud.
                Bersambung…..
1 note · View note
realita-lampung · 1 year ago
Text
Polres Lampung Barat Hiburan Rakyat dengan Kesenian Kuda Lumping
Tumblr media
Dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Bhayangkara ke-77, Polres Lampung Barat Polda Lampung menggelar Hiburan rakyat kesenian kuda lumping di halaman Mapolres Lampung Barat, Minggu (2/7/2023). Kegiatan ini pun dihadiri oleh Kapolres Lambar Akbp Heri Sugeng priyantho,S.IK., MH bersama Dandim 0422/Lb Letkol Czi Anthon wibowo dan Pejabat utama Polres Lampung Barat. Heri mengungkapkan bahwa hiburan rakyat kesenian kuda lumping ini digelar oleh Polres Lampung Barat bertujuan untuk memberikan hiburan dan sebagai sarana silaturahmi antara Polri Polres Lambar dengan masyarakat. Masyarakat bisa langsung datang ke Mapolres dengan tidak merasa takut atau minder untuk menyaksikan pertunjukan kuda lumping yang diselenggarakan oleh Polres Lampung Barat. Dan tentunya kita sambut masyarakat yang datang ke Polres dengan senyum, sapa dan salam,"ucap Kapolres." Selian itu, Heri juga mengatakan bahwa Pihaknya menyiapkan tenda-tenda untuk para pedagang yang akan berjualan makanan atau minuman di sekitar halaman Mapolres. Perlu diketahui kita semua, bahwa Kepolisian Republik Indonesia (Polri), tepatnya hari Sabtu tanggal 1 Juli 2023 memperingati Hari Bhayangkara ke-77 dengan mengusung tema " Polri Presisi untuk Negeri Pemilu damai menuju Indonesia maju." Penyelenggaraan kesenian Kuda lumping yang digelar ini merupakan bentuk kepedulian dan dukungan Polres Lambar pada kebudayaan lokal, yang mungkin sebagian orang enggan untuk ikut melestarikannya. Namun kami sebagai Polri khususnya Polres Lambar mengajak kepada masyarakat untuk berpartisipasi dan turut serta menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal yang satu ini,"ungkapnya." Kapolres menambahkan, bahwa baru saja kemarin tepatnya 1 Juli 2023, kita melaksanakan upacara peringatan Hari Bhayangkara ke-77 yang dilanjutkan dengan Syukuran yang dihadiri oleh Forkopimda. Dan kita pun turut menggelar kebudayaan daerah lokal Kabupaten Lampung Barat yaitu tari sembah. Dari beberapa rangkaian kegiatan peringatan Hari Bhayangkara ke-77, Polri khususnya Polres Lampung Barat terus melakukan pelayanan Kepolisian kepada masyarakat dari kegiatan Bakti sosial, memberikan bantuan sosial hingga bakti kesehatan dengan menggelar pengobatan gratis, sunatan massal dan pemberian kursi roda terhadap kakek yang lumpuh, tutup Kapolres. (Hms) Read the full article
0 notes
jualkursirodadikalianda · 2 years ago
Text
DISKON CALL : 0813-3871-1087 Jual kursi roda untuk lansia di Kalianda, Lampung
Tumblr media
KLIK WA ADMIN : https://wa.me/6281338711087 kursi roda untuk lansia, kursi roda untuk orang lumpuh, kursi roda untuk penderita stroke, kursi roda untuk bab, kursi roda untuk patah kaki, kursi roda untuk jalan jalan, kursi roda untuk bayi, kursi roda untuk orang stroke, kursi roda untuk ibu hamil, kursi roda untuk orang tua Hai Warga Lampung, Kami Menjual Kursi Roda standard Rumah sakit ini terbuat dari bahan besi untuk kerangka,bahan kulit sintetis dengan busa untuk sandaran dan Jok,pijakan bhn besi. Kursi roda umumnya digunakan orang yang kesulitan untuk berjalan atau menggerakkan tubuhnya untuk berpindah ke tempat lain. Berikut adalah kondisi kesehatan yang butuh alat bantu ini: 1. Mengalami lumpuh total 2. Mengalami masalah muskuloskeletal 3. Mengalami patah tulang atau cedera pada tungkai dan kaki 4. Mengalami masalah neurologis 5. Mengalami masalah keseimbangan atau gaya berjalan Tidak mampu berjalan jarak jauh beban berat maximum 100 kg. Kursi Roda juara ini kokoh karena doubell crossbar. Roda depan menggunakan velg Racing Roda belakang velg jari Jari DIMENSI DAN UKURAN : Lebar total kursi roda saat dibentangkan penuh = 65 cm Lebar total kursi roda saat dilipat = 24 cm Lebar sandaran dan dudukan kursi roda = 44 cm Diameter ban belakang = 59 cm Diameter ban depan = 20 cm Tinggi posisi dudukan dari lantai = 52 cm Tinggi total kursi roda = 89 cm Panjang total kursi roda = 106 cm Panjang dudukan kursi roda = 44 cm Tinggi sandaran kursi roda = 45 cm Kapasitas beban maksimal yang dapat ditanggung kursi roda = 100Kg Ukuran kardus = 93cm x 21cm x 87cm Berat bersih ( NW) dan kotor ( GW) kursi roda = NW 17,3Kg/ GW 19,3Kg jika ada kebutuhan banyak bisa nego, Harga Murah Kualitas Terbaik Pemesanan Kursi Roda melalui Wa atau telpon Hub Kami Republic Medika Langsung Owner : 0813-3871-1166 #kursirodadewasa, #kursirodadepok, #kursirodadenpasar, #kursirodadeluxe, #kursirodadaptif,
2 notes · View notes
Text
Tumblr media
NEW PRODUK, CALL : 0813-3871-1087 Toko kursi roda untuk orang tua di Metro, Lampung
KLIK WA ADMIN : https://wa.me/6281338711087 kursi roda husada, kursi roda hewan, kursi roda harga bekas, kursi roda harganya berapa, kursi roda husada onemed, kursi roda harga berapa, kursi roda in english, kursi roda ibu hamil, kursi roda ikea, kursi roda informa,
Hai Warga Lampung, Kami Menjual Kursi Roda standard Rumah sakit ini terbuat dari bahan besi untuk kerangka,bahan kulit sintetis dengan busa untuk sandaran dan Jok,pijakan bhn besi.
Kursi roda umumnya digunakan orang yang kesulitan untuk berjalan atau menggerakkan tubuhnya untuk berpindah ke tempat lain.
Berikut adalah kondisi kesehatan yang butuh alat bantu ini: 1. Mengalami lumpuh total 2. Mengalami masalah muskuloskeletal 3. Mengalami patah tulang atau cedera pada tungkai dan kaki 4. Mengalami masalah neurologis 5. Mengalami masalah keseimbangan atau gaya berjalan Tidak mampu berjalan jarak jauh
beban berat maximum 100 kg. Kursi Roda juara ini kokoh karena doubell crossbar. Roda depan menggunakan velg Racing Roda belakang velg jari Jari
DIMENSI DAN UKURAN :
Lebar total kursi roda saat dibentangkan penuh = 65 cm Lebar total kursi roda saat dilipat = 24 cm Lebar sandaran dan dudukan kursi roda = 44 cm Diameter ban belakang = 59 cm Diameter ban depan = 20 cm Tinggi posisi dudukan dari lantai = 52 cm Tinggi total kursi roda = 89 cm Panjang total kursi roda = 106 cm Panjang dudukan kursi roda = 44 cm Tinggi sandaran kursi roda = 45 cm Kapasitas beban maksimal yang dapat ditanggung kursi roda = 100Kg Ukuran kardus = 93cm x 21cm x 87cm Berat bersih ( NW) dan kotor ( GW) kursi roda = NW 17,3Kg/ GW 19,3Kg
jika ada kebutuhan banyak bisa nego, Harga Murah Kualitas Terbaik Pemesanan Kursi Roda melalui Wa atau telpon
Hub Kami Republic Medika Langsung Owner : 0813-3871-1166
#kursirodaindonesia, #kursirodaimport, #kursirodaibs, #kursirodainggris, #kursirodainnova,
0 notes
Text
TIDAK BERKARAT CALL : 0813-3871-1087 Grosir kursi roda untuk orang stroke di Bandar Lampung, Lampung
Tumblr media
KLIK WA ADMIN : https://wa.me/6281338711087 kursi roda fs 871,, kursi roda family,, kursi roda fs 609,, kursi roda freestyle,, kursi roda kimia farma,, kursi roda bayi family,, kursi roda gea fs 868,, kursi roda gea fs 875,, kursi roda gea fs 868 l,, kursi roda gea,
Hai Warga Lampung, Kami Menjual Kursi Roda standard Rumah sakit ini terbuat dari bahan besi untuk kerangka,bahan kulit sintetis dengan busa untuk sandaran dan Jok,pijakan bhn besi.
Kursi roda umumnya digunakan orang yang kesulitan untuk berjalan atau menggerakkan tubuhnya untuk berpindah ke tempat lain.
Berikut adalah kondisi kesehatan yang butuh alat bantu ini: 1. Mengalami lumpuh total 2. Mengalami masalah muskuloskeletal 3. Mengalami patah tulang atau cedera pada tungkai dan kaki 4. Mengalami masalah neurologis 5. Mengalami masalah keseimbangan atau gaya berjalan Tidak mampu berjalan jarak jauh
beban berat maximum 100 kg. Kursi Roda juara ini kokoh karena doubell crossbar. Roda depan menggunakan velg Racing Roda belakang velg jari Jari
DIMENSI DAN UKURAN :
Lebar total kursi roda saat dibentangkan penuh = 65 cm Lebar total kursi roda saat dilipat = 24 cm Lebar sandaran dan dudukan kursi roda = 44 cm Diameter ban belakang = 59 cm Diameter ban depan = 20 cm Tinggi posisi dudukan dari lantai = 52 cm Tinggi total kursi roda = 89 cm Panjang total kursi roda = 106 cm Panjang dudukan kursi roda = 44 cm Tinggi sandaran kursi roda = 45 cm Kapasitas beban maksimal yang dapat ditanggung kursi roda = 100Kg Ukuran kardus = 93cm x 21cm x 87cm Berat bersih ( NW) dan kotor ( GW) kursi roda = NW 17,3Kg/ GW 19,3Kg
jika ada kebutuhan banyak bisa nego, Harga Murah Kualitas Terbaik Pemesanan Kursi Roda melalui Wa atau telpon
Hub Kami Republic Medika Langsung Owner : 0813-3871-1166
#kursirodacp, #kursirodacerebralpalsy, #kursirodacorona, #kursirodacibubur, #kursirodacaruban,
0 notes
sunyiberdialog · 6 years ago
Text
10 April 2018 Pen itu Akan Menjadi Teman Sampai Mati
08.30
Masuk ruang tunggu operasi. Dingin merekah. Dingin yang begitu tajam. Aku seperti masuk ke dalam lemari es. Beberapa orang tampak lemas. Sakit dalam versi mereka masing-masing. Kupikir hari itu satu sampai dua orang dalam ruang tunggu operasi itu akan menemui ajalnya dalam proses operasi. Aku mengira-ngira dari melihat air mukanya.
Pakaianku sudah ditanggalkan sejak dari kamar rawat inap. Aku duduk menunggu antrian operasi selama hampir satu jam dengan pakaian jubah tipis hingga lutut dan sarung yang sama tipisnya. Dingin. Tubuhku nyaris menggigil. Berkali-kali aku memanggil ibuku dalam hati yang berdiri cemas di depan pintu ruang tunggu operasi. Di sini dingin sekali, Bu. Aku takut dengan orang-orang sakit ini.
Untuk mengusir imajinasiku yang mulai kacau, aku berdzikir dan menyapa seorang anak laki-laki yang mungkin seumur dengan mahasiswa baru. Ia tersenyum padaku. Aku bertanya apa yang terjadi padanya. Ia menjelaskan bahwa hari ini hari yang paling ia tunggu. Ia akan menjalani operasi pengangkatan platina di pipinya. Material itu mulai mengganggunya saat mengunyah dan berbicara. Ia harus memakai benda itu karena wajahnya rusak terbentur aspal beberapa tahun silam. Aku terpana mendengarnya. Kuperhatikan wajah anak laki-laki itu. Tampak mulus dan lumayan tampan. Tidak ada tanda cacat sedikit pun.
Ia balik bertanya apa yang terjadi padaku. Aku jelaskan bahwa hari ini aku akan menjalani operasi pemasangan pen di punggung. Efek jatuh di masa lalu membuatku sulit bergerak dan sakitnya bukan main. Mendengar hal itu, ia hanya mengangguk-angguk dan menyampaikan harapan serta doanya. Ya, kami sama-sama berharap dan berdoa semoga semua operasi hari itu lancar dan sukses.
09.30
Aku dipanggil seorang perawat. Setelah turun dari tempat tidur besi yang dingin itu aku berjalan mengikutinya memasuki ruang yang lain. Ternyata di balik ruang tunggu operasi itu ada banyak ruangan yang sangat luas. Ruang operasi yang jauh lebih dingin daripada ruang tunggu operasi. Mesin-mesin aneh diam di setiap ruangan yang mendominasi stainless steel. Kupikir ini pengalaman paling mengerikan dalam hidupku karena aku belum pernah sekalipun melakukan tindakan operasi.
Perawat itu masuk ke dalam ruangan paling ujung. Tidak ada pintu di sana. Semua terbuka namun seperti ruang bawah tanah yang redup dan dingin. Aku disuruh tidur di atas tempat tidur dari besi. Disuruh rilek. Ia menanyaiku macam-macam. Untuk mengingatnya saat ini, aku sudah lupa. Yang pasti kalimat terakhir yang aku ucapkan sebelum tidak sadarkan diri adalah "apakah karena lemak tubuhku terlalu tebal makanya mesin tidak bisa mendeteksi detak jantungku?" Aku mengatakan itu saat ia mengatakan bahwa mesinnya tidak berfungsi dengan baik karena tidak membaca detak jantungku saat ia menempelkan beberapa kabel ke tubuhku.
15.00
Aku terbangun seperti tidak terjadi apa-apa. Hal pertama yang kurasakan adalah dingin. Hal pertama yang kulihat adalah langit-langit sebuah ruangan lalu deretan orang dalam selimut putih di sampingku. Aku orang paling ujung.
Salah satu dari mereka di dampingi seorang perawat. Namun entah mengapa aku ketakutan melihat itu semua. Karena takut, aku melambaikan tangan kepada perawat tersebut. Saat hendak mengangkat tangan, tangan itu terasa begitu berat namun juga terlalu ringan. Aneh saja. Beruntung perawat itu melihatku. Ia segera memanggil perawat yang mendampingiku. Lantas beberapa saat kemudian perawat itu datang dan membawaku ke ruangan lain yaitu ruang rontgen. Di ruangan itu ada 2 orang laki-laki. Itu membuatku cemas karena aku masih belum memakai apa-apa kecuali selimut putih dan tipis. Mereka mengangkat tubuhku dengan selimut itu dan meletakkanku ke atas tumpukan file hasil rontgen tepat di bawah pinggang. Rasanya dan kondisinya sulit dijelaskan. Untungnya efek anastesi belum hilang. Ekor mataku melihat ibu sudah berdiri di depan pintu dengan wajah cemas.
Setelah di rontgen, aku akhirnya kembali ke ruang rawat inap semula. Di sana aku tidur dengan seorang pasien hernia yang usus dan perutnya menembus lapisan kulit terluar. Ia seorang ibuk dari jambi. Kami berdua menghabiskan waktu 1 minggu bersama di rumah sakit. Waktu awal berkenalan, kami melakukan kegiatan asyik. Yaitu membunuh semua nyamuk yang berjatuhan di lantai setelah mabuk disemprot obat pembasmi serangga.
Saat melihatku baru saja memasuki kamar, ia nyaris menangis. Hari itu kami sama-sama dioperasi dengan kasus berbeda. Ia yang lebih pagi di operasi namun aku yang lebih lama kembali ke kamar. Ia bersyukur bisa bertemu denganku lagi dalam keadaan selamat. Seketika aku ingat kata dokter spesialis anastesi saat aku dan ayah berkonsultasi soal proses operasi ini. Dokter itu bilang kemungkinan gagal dan selamatnya adalah 50:50. Ia menjelaskan secara gamblang bahwa aku bisa saja meninggal dalam proses operasi karena kehabisan darah atau karena posisi telungkup yang harus aku jalani saat pemasangan pen di pinggang. Hal itu mengancam fungsi kerja jantung. Dan saat paling genting ketika mengubah kembali dari posisi tertelungkup ke posisi terlentang saat operasi pemasangan pennya selesai. Kengerian ini satu-satunya yang tidak aku ceritakan pada orang-orang, terutama pada ibuku. Makanya hari-hari sebelum operasi aku sempat dilanda stres dan panik. Tapi akhirnya aku bisa ikhlas menerima keadaan diri apapun yang akan terjadi.
Satu hari setelah itu...
Seorang perawat memaksaku untuk duduk dan berjalan karena dua hari lagi aku harus pulang sesuai dengan jadwal administrasi, begitu katanya. Aku masih takut untuk bangkit dan berdiri karena rasanya itu akan sakit. Tapi ia semakin memaksa. Ia bahkan menarik tanganku sampai aku terduduk. Seketika kepalaku didera sakit yang belum pernah aku rasakan seumur hidup. Sakitnya bukan main. Aku pikir pembuluh darah di kepalaku akan pecah dan aku akan mati. Beberapa detik kemudian aku muntah-muntah. Muntah-muntah yang sangat hebat padahal aku tidak makan apapun setelah operasi. Para perawat panik, ibuku panik, semua orang panik. Akhirnya dokter yang menanganiku datang, untungnya saat itu jadwal ia praktek di rumah sakit tersebut. Biasanya ia tak pernah mengunjungi pasien yang sudah ia operasi karena kesibukannya. Dokter tersebut menyuruh perawat mencopot selang darah yang dipasang di punggungku. Ia bilang itu yang membuatku sakit kepala dan muntah-muntah. Lalu ia memperingatkan para perawat tersebut bahwa aku belum boleh duduk dan berjalan. Ada kepuasan tersendiri saat para perawat tersebut ditegur oleh dokter itu karena kesalahannya.
Keesokan harinya seorang ibu cleaning servis masuk ke kamar untuk bersih-bersih. Dari beliau aku belajar tahap pertama bagaimana caranya duduk dan berdiri yang benar setelah lama tidur pasca operasi. Ibu itu meninggikan letak kepala tempat tidurku sehingga aku bisa dalam posisi duduk dibantu dengan tempat tidur yang bagian kepalanya bisa berdiri. Alhamdulillah saat itu rasanya kepalaku aman-aman saja. Karena merasa baik, aku menjatuhkan kaki pelan-pelan ke lantai. Lalu turun dari tempat tidur. Alhamdulillah aku bisa berdiri lalu berjalan selangkah. Aku nyaris menangis terharu karena kupikir aku akan lumpuh. Aku begitu takut operasinya gagal dan aku akan lumpuh seperti yang banyak dikatakan orang-orang. Ibuku bahagia melihatku. Semua orang yang ada di sana bahagia dan terharu. Aku berterima kasih kepada ibuk cleaning servis tersebut. Ia bahkan lebih hebat daripada perawat yang menyuruhku duduk tanpa mau tahu kondisiku.
Siangnya, aku harus pulang. Seorang perawat mengantarkan kursi roda ke depan pintu. Tapi aku tidak mau memakai benda itu. Aku tidak suka dengan kursi roda. Aku tidak mau memakainya. Tapi ia memaksa. Katanya itu sudah jadi prosedur. Semua pesien pasca operasi, pulangnya harus diantar dengan kursi roda ke depan pintu keluar. Daripada banyak omong, aku mengalah dan duduk di sana.
Tiga minggu pasca operasi
Akhirnya aku bisa keramas. Hampir satu bulan aku tidak mandi dengan benar. Jahitan di pinggang sudah dibuka walau tinggal 1 jahitan yang belum kering. Aku menutupnya dengan hansaplas. Mungkin termasuk momen paling haru dalam hidupku. Aku bahkan menangis saat menerima kucuran air pertama. Merasakan kesegaran air mengucur di atas kepala yang rasanya sudah ditempeli sesuatu yang kotor selama berminggu-minggu. Pasca operasi, aku hanya mengelap wajah dan badan dengan tisu basah detol karena belum mampu membungkuk dan berdiri lama.
Selama seminggu pertama di rumah pasca operasi, aku bermimpi buruk hampir setiap malam sampai-sampai aku meminta ibu untuk menemaniku tidur di kamar. Bahkan sampai sekarang aku masih mengingat dengan jelas berbagai macam mimpi buruk tersebut. Aku sempat mencari tahu soal ini. Mungkin saja ini karena stres. Namun beberapa sumber mengatakan ini kasus langka. Beberapa orang pasca operasi dan menerima bius total, dikemudian harinya mengalami mimpi buruk berhari-hari. Katanya itu karena efek anestasinya. Alhamdulillah setelah seminggu akhirnya tidak mimpi buruk lagi.
6 Januari 2019
Alhamdulillah sekarang aku bisa kemana-mana setelah selesai melakukan fisioterapi selama lebih kurang 2 bulan pasca pemasangan pen.
Aku berenang hampir setiap hari sampai ingin jadi pelatih renang. Dokter menyarankan untuk selalu berenang agar rasa sakit dan kakunya berkurang. Pemasangan pen dilakukan hanya untuk meminimalisir resiko terburuk yaitu kelumpuhan. Tidak untuk menghilangkan rasa sakitnya. Namun intensitas rasa sakitnya lebih sedikir dibanding sebelum dipasangi pen. Dari yang nilai sakitnya misalnya 8 menjadi 6.5 pasca pemasangan pen.
Sekarang aku bisa berjalan sendirian kemana-mana. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri bisa berjalan kemana-mana tanpa ditemani pasca operasi itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan cukup lama lagi bisa percaya diri ke suatu tempat dengan menumpang motor. Dan lebih lama lagi untuk bisa percaya diri manaiki angkot karena memasukinya harus menunduk. Tapi sampai sekarang masih belum percaya diri melakukan perjalanan jauh.
Semoga dalam waktu dekat, bisa percaya diri melakukannya.
Oke cukup sekian. Ini aku tulis agar bisa jadi pengingat dikemudian hari bahwa aku pernah melewati momen yang cukup berat dan aku berhasil bangkit dari kesakitan itu.
Terima kasih, Jee 😊
25 notes · View notes
kaulangora · 2 years ago
Text
Gambar Kerja Desain Toilet Difabel File Dwg AutoCAD
Gambar Kerja Desain Toilet Difabel File Dwg AutoCAD
Saat ini beberapa bangunan seperti pusat perbelanjaan maupun gedung perkantoran sudah menyediakan toilet disabilitas untuk memudahkan para penyandang disabilitas. Namun, jumlah toilet difabilitas ini masih terbilang kurang mengingat masih banyak bangunan atau fasilitas umum yang belum menyediakan toilet khusus disabilitas ini.
Toilet difabel dirancang untuk dipakai orang-orang dengan kecacatan fisik, seperti pergerakan terbatas karena alasan usia atau ketidakmampuan berjalan karena lumpuh. Toilet pribadi dapat dimodifikasi untuk meningkatkan aksesbilitas. Toilet adalah fasilitas sanitasi berupa ruangan yang dirancang khusus dan dilengkapi dengan kloset, persediaan air dan perlengkapan lain bagi Pengguna Bangunan Gedung dan Pengunjung Bangunan Gedung sebagai tempat buang air besar dan kecil dan/atau mencuci tangan dan muka.
Tumblr media
Pada toilet penyandang cacat, ruangan yang nyaman harus benar-benar diperhatikan. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan fisik pengguna dan kadang ahrus mempergunakan peranti atau sarana lain untuk membantunya beraktivitas, contohnya kursi roda. Ukuran ruang dan setiap fasilitas yang ada di dalam toilet pun semestinya disesuaikan dnegan ukuran kursi roda.
SELANJUTNYA
0 notes
wacananews · 3 years ago
Text
Menjawab Keluhan Ibu Untuk Anak Mei, Kodim 1602 Ende Berikan Bantuan Kursi Roda
Menjawab Keluhan Ibu Untuk Anak Mei, Kodim 1602 Ende Berikan Bantuan Kursi Roda
ENDE, WacanaNews.co.id — Mewakili Kodim Ende, Danramil 1602-04/ Maurole Letda Inf. Hendrik Kalamulla bersama 6 orang anggota menyerahkan Kursi Roda Bantuan Dandim 1602 Kabupaten Ende, Rabu, (14/07/2021). Bantuan ini bermula dari keprihatinan Nelson terhadap berita tentang Marselina Rango Danu (Mei) yang berusia 9 Tahun, anak dari ibu Sabina Weni seorang anak yang tak dapat bicara, lumpuh dan buta…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
iskandarjet · 4 years ago
Photo
Tumblr media
Di kota² besar Brasil, cukup mudah menemukan bus² yang sudah dilengkapi dengan alat untuk mengangkut kursi roda otomatis. Pernah sekali saya lihat mesinnya macet sehingga si penumpang berkursi roda gagal naik bis. Tapi saya lebih sering melihat kejadian seperti di video atas. Dengan fasilitas yang memadai, setiap orang bisa menikmati apa yang ingin dinikmati, termasuk nonton sepakbola, sekalipun kaki lumpuh tidak bisa jalan. Bandingkan dengan di ibukota negeri tercinta. Para penyandang disabilitas masih harus digendong atau kursinya diangkat saat bepergian dan naik-turun angkutan kota. Mereka tidak bisa hidup merdeka dan mandiri di kotanya sendiri. Ibukota Jakarta aja belum ramah disabilitas, apatah lagi kota² lainnya. Kalau teman² pernah lihat angkutan umum yang ramah disabilitas, komentar di bawah ya.... Catatan: dua gambar terakhir saya ambil dari berita Kompas.com: https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/travel/read/2019/12/04/060100227/ketika-penyandang-disabilitas-menjajal-bus-dan-mrt-untuk-berwisata-di-jakarta #disability #disabilityawareness #wheelchair #brazil #bus #jakarta #riodejaneiro #brasil #indonesia #citylife (at Rio de Janeiro, Rio de Janeiro) https://www.instagram.com/p/CGlPmTcjn4s/?igshid=1p5n34xn6e1ej
0 notes
fikramlolahi15 · 1 year ago
Text
𝗣𝗮𝗿𝘁 𝟭𝟬
"𝗣𝘂𝗹𝗶𝗵 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗟𝘂𝗺𝗽𝘂𝗵"
"𝘋𝘪𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘣𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘪𝘬𝘩𝘭𝘢𝘴 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘰𝘣𝘢𝘵𝘪"
Hal yang tak kalah penting dalam proses penyembuhan itu selain kemauan dan kemampuan untuk berjuang melawan penyakit adalah juga doa dan dukungan orang-orang tersayang.
Doa adalah sari pati dari ibadah. Cara kerjanya memang unik, dan selama saya sakit, saya dapat merasakan betapa derasnya aliran doa dari mereka yang mengasihi saya.
Getarannya kuat, resonansinya hebat. Vibrasinya. Ada semacam gelombang elektromagnetik yang menembus tapal batas diri, ia melampaui seluruh matras jiwa. Darinya banyak hal tak terduga dapat terjadi.
Buktinya tak ada yang mustahil tentang doa.
Terlepas dari doa, elemen yang tak kalah hebat adalah dorongan dan dukungan orang-orang terdekat. Terlebih respectnya dari pasangan kita, karena hakekat ilmu-kawin itu baku-jaga, baku-kalesang, deng baku-palihara. Bukan justru sebaliknya.
Dorongan dan dukungan itu seperti senyawa kimia yang mampu memantik segala daya, dengan cinta mereka terus memandu, mendampingi dan memotivasi saya untuk terus berjuang, bangkit melawan keterbatasan ini.
Memang untuk "Pulih dari Lumpuh" saya membutuhkan energi sabar yang tidak sedikit, saya menghabiskan banyak atom ikhlas dalam diri. Lumpuh yang saya alami mustahil akan sembuh secara alamiah tanpa disertai dengan latihan-latihan kecil, atas dasar itu pula, istri saya melarang keras untuk mengunakan kursi roda.
Menurutnya, kursi roda hanya akan membuat saya semakin malas untuk latihan.
Seperti balita, saya memulai proses itu. Duduk, ngesot, merangkak, berdiri, lalu berjalan dengan menggunakan tongkat dan bantuan hingga tanpa ada bantuan sama sekali.
Di fase duduk, ngesot dan merangkak, saya mengalami luka berkali-kali dibagian lutut. Sementara di fase berdiri dan berjalan saya jatuh berkali-kali lalu bangkit, terus menerus hingga batas kemampuan diri, jika sudah lelah saya kemudian istirahat.
Tongkat kaki satu tak lagi mampu menopang beban tubuh, sehingga saya kesulitan untuk belajar berjalan, melihat itu bapa saya kemudian memberikan saya tongkat berkaki empat.
Anak saya yang paling bontot adalah yang paling sering memotivasi saya untuk bangkit dan terus latihan. Dengan tangan terkepal dia sering berkata : "Semangat papa, ayo latihan". Entah di usianya yang baru menginjak lima Tahun itu dia benar-benar memahami keterpurukan saja atau itu hanya gerakan refleks anak-anak yang polos di dunianya, saya tak tahu, yang jelas ketika itu ada perasaan haru bercampur semangat.
Hari itu kebetulan tongkat kaki empat hasil pesanan bapa saya dari salah satu toko online telah dibawa oleh kurir, istri dan anak perempuan saya sedang ke pasar, kebetulan dirumah hanya tinggal saya dan anak lelaki saya yang kecil.
Anak saya kemudian berkata : "Papa lebe bae tong latihan mari, kebetulan tete baru kase bali papa tongkat tu".
Saya kemudian menjawab : Okheyy. Mengiyakan ajakannya.
Untuk pertama kalinya, dari kurang lebih empat bulan lamanya saya lumpuh, saya mencoba belajar melangkahkan kaki dengan menggunakan alat bantu. Awalnya masih aman terkendali karena proses latihannya masih diseputaran rumah.
Masalah kemudian muncul, instruktur saya menganjurkan saya untuk latihan diluar rumah. "Papa so mantap tu, tong dua latihan di lapangan (lapangan bola kayumerah) mari". Ajakannya begitu antusias.
Saya hanya bisa menjawab ; "Okhee, sapa tako".
Kami berdua mulai berjalan keluar, saya mulai mengatur langkah demi langkah, tetapi belum juga tiba dilapangan saya kehilangan keseimbangan. Seketika...... Dann Brukkkk.. Terjatuh mencium bumi, saya bersimbah debu dan sedikit lecet dikedua siku. Tetapi instruktur saya hanya kaget yang dapat dilakukan, seraya berkata : "Yaaa.. Papa jatooo".
Peristiwa itu kemudian mengundang rasa lucu di hati lalu diikuti tawa kami berdua yang selepas-lepasnya.
Tak lama kemudian istri saya pulang dari pasar dan melihat betapa kotornya badan saya yang juga belum beranjak dari TKP. Dia sedikit bingung dan bertanya ; "Bikiapa ini?"
Dan dijawab oleh anak lelaki saya dengan sigapnya : "Papa latihan kong jato". Mendengar itu istri saya kemudian tertawa dan berkata ; "Mangkanya latihan jang dulu jao-jao".
Selanjutnya, selain tongkat kaki empat yang saya pakai, untuk kebutuhan latihan istri saya juga membeli sepeda statis, sementara untuk kepentingan terapi kaki, kaka ipar saya (Ka Ir) kemudian memberikan saya alat terapi berbasis infrared tujuannya memperlancar peredaran darah di bagian kaki sekaligus sebagai alat pijat.
Untuk sepeda statis mentor terbaik saya adalah istri dan anak perempuan saya. Mereka bergilir, bila sedang duduk saya latihan mengayuh sepeda statis, bila hendak latihan jalan mereka siaga dengan kursi dibelakang saya.
Saya juga sering dibantu oleh seorang polisi yang juga masih bagian dari kerabat istri saya, beliau biasa di panggil Ka Li (Fadli Nebo) selain sebagai seorang polisi, dia juga memiliki kepandaian dalam urusan terapi. Dia begitu peduli terhadap dunia kesehatan, sudah banyak orang yang semampunya dia bantu. Setiap sore dengan menggunakan rebusan air laut dicampur daun sere, saya kemudian di terapi, tujuannya untuk memperlancar peredaran darah, disamping itu saya juga rutin untuk melakukan latihan berenang. Tagline saya pun menjadi "Setiap hari adalah latihan".
Sebenarnya, apapun jenis latihan dan tindakan kita, Tuhan hanya ingin melihat seberapa serius upaya dan ikhtiar yang kita lakukan. Ada pesan yang ingin Tuhan sampaikan ke kita, tinggal seberapa peduli kita mau membaca pesan-pesan itu.
Bagi saya, apa yang terjadi di kehidupan saya adalah rangkaian yang menghubungkan sikap untuk tetap bertahan disini ataukah memilih menuju level selanjutnya. Apakah tetap berdiam di tengah badai atau justru mengubahnya menjadi pelangi? Tanpa disadari, siklus hidup setiap orang tidaklah statis melainkan selalu berdialektis ke level selanjutnya. Otomotif beda kelas beda pula materi ujiannya.
Seiring waktu berjalan, sekuat usaha, sejalan ikhtiar yang saya lakukan, sentuhan doa orang-orang terkasih, rangkulan mesra orang-orang tercinta, penerimaan anak-istri saya dengan cinta tulus tanpa tetapi yang luar biasa itu telah mendorong dan memotivasi saya, hingga pada akhirnya Syukur Alhamdulillah atas linangan ribuan Rahmat sang Khaliq memasuki bulan Kemerdekaan saya pun MERDEKA tanpa TONGKAT, perlahan PULIH DARI LUMPUH tanpa OPERASI.
Padahal saya sebelumnya sudah dianjurkan berkali-kali oleh dokter untuk melakukan operasi pemasangan "Pen Tulang Belakang", bukannya saya menolak. Secara fisik saya sudah memenuhi syarat untuk dan HARUS segera dioperasi.
Tetapi sejauh yang saya usaha, saya belum menemukan formula JAWABAN yang menurut saya mewakili perintah syar'i.
Saya mencoba mencari berbagai sumber informasi dan pendapat, juga mendengar pengalaman dari orang-orang yang pernah melakukan operasi, bukan soal efek samping pasca dilakukan operasi melainkan PROSES TANGGUNG JAWAB NANTI SETELAH KEMATIAN. Seperti yang diwasiatkan oleh leluhur kami DOTU LOLAHI : Ingat tiga hal dalam hidup : Tahu dari mana asal kita datang, Paham tujuan lahir untuk apa DAN, Setelah itu pulang kita membawa apa.
Bagaimana saya menjelaskan kepada Tuhan perihal TAMBAHAN dihasil RANCANGANNYA. "Datang tanpa Pen mengapa pulang bawa pen" adalah alasan terbesar saya untuk tidak menerima OPSI itu. (𝙈𝙖𝙖𝙛 𝙙𝙞 𝙨𝙞𝙣𝙞 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣𝙟𝙪𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙞𝙣𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙩𝙞𝙣𝙙𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙤𝙥𝙚𝙧𝙖𝙨𝙞, 𝙠𝙖𝙧𝙣𝙖 𝙨𝙚𝙩𝙞𝙖𝙥 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙡𝙞𝙠𝙞 𝙠𝙚𝙗𝙪𝙩𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙨𝙚𝙝𝙖𝙩𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙙𝙖-𝙗𝙚𝙙𝙖, 𝙞𝙩𝙪 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙋𝙀𝙍𝙏𝙄𝙈𝘽𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙎𝙐𝘽𝙅𝙀𝙆𝙏𝙄𝙁 𝙎𝘼𝙔𝘼).
Bukankah tubuh punya cara tersendiri untuk menyembuhkan lukanya? Dan sakit adalah cara terbaik mengakrabkan kita dengan diri sendiri.
Saya percaya, hanya dengan sakit kita memiliki banyak waktu untuk berdialog dengan diri. Karenanya ada empat tahapan kita mengenal sakit.
- Ada sakit sebagai Ajaran
- Ada sakit sebagai Ujian
- Ada sakit sebagai Peringatan, dan
- Ada sakit sebagai Azab, tergantung bagaimana cara kita menilai sakit itu.
Selain menilai sakit, setiap orang itu beda-beda proses penerimaan sakitnya, ada yang marah, mencaci Tuhan, ada juga yang mulai sadar lalu kemudian berketetapan :
- Awalnya berkeluh-kesah dalam sakit
- Selanjutnya dari sakit ia belajar ridha
- Kemudian ikhlas
- Setelah melewati itu justru ia bersujud syukur.
Dan jujur saya cukup bersyukur. Betapa tidak selama ini saya terpisah jauh dengan diri, kami saling asing. Beruntung dengan sakit ini menjadikan saya lebih mengenal kebutuhan diri. Mari sejenak rewardkan Alfatiha 100x untuk diri kita.
Karena itu saya percaya. Dari seluruh rangkaian peristiwa sakit, seharusnya terbukalah banyak petunjuk bagi diri yang sehat, bahwa aktivitas yang kita lakukan di dunia ini hanyalah upaya Tuhan untuk menghindari kita dari rasa jenuh menunggu datangnya "Sakarat". Bukankah mengenal Tuhan itu mengenal diri? Dan mengenal diri itu mengenal tanggungjawab?
Mari tanggalkan sejenak rutinitas vertikal kita, lupakan suasana yang menyesakkan dada. Mari kita berbagi sedikit kisah. Cara bagaimana berdamai dengan perihal yang tidak disukai, yang banyak melukai hati, yang mengkerdilkan naluri dan nurani kita.
Kadang dalam hidup, kita cenderung lebih berbagi luka ketimbang ria.
Kita menikmati saat-saat suka-cita dalam kesendirian sedang kikir untuk sekedar berbagi kala-bahagia namun tatkala duka-lara itu datang. Hati kita butuh wadah, benar-benar butuh sajadah.
Tidak sekedar sahabat atau saudara. Diucapkan secara verbal atau dituangkan dalam teks. Mungkin titian inilah yang membawa yakin bahwa kita sejatinya memerlukan "Pendengar-setia" bukan obat cuci-otak dari "Narator" yang hobi olah-ontal.
Itulah kaedah asal kita manusia.
Tercerah hanya ketika tertimpa. Mengambil inti-pati pelajaran di saat terluka. Dihebatkan oleh memar-memar nestapa. Lalu setelah itu, kita meracik konklusi, ada-sesuatu yang bekerja di luar batas jangkau-kemampuan diri.
Sesuatu yang tak terdefenisikan oleh segala. DIA kemudian dipersonifikasikan untuk memudahkan rasa faham-nilai dan pengertian adab tentang DIA.
Karenanya. Dalam zahir. DIA tidak selalu datang dalam bentuk PERINGATAN atau ANCAMAN. Tidak selamanya dalam hingar-bingar. DIA telah tiba lebih awal me-notifikasi dengan sangat soft , memberi kita tanda-sambung, nasihat-nasihat, petunjuk-petunjuk atau anjuran bagaimana menjalin hubungan agar kita semakin intim, biar kita semakin akrab, belajar mempersiapkan kualitas-diri ketika-nanti mengahadapi masa-pasti (sakarat).
Nara-hubung itu ada, tinggal seberapa kuat kita berdaya-upaya untuk peka terhadap pesan dan tanda, lalu menerapkannya dalam hidup.
Terbukanya khasanah. Madrasah bagi yang mau mengenal diri, menjemput maut, mengenal tidur, arti penyerahan-diri-utuh lalu mengenal DIA. Tanpa mau satupun kita alpa.
Bukankah ini yang disebut "lama-sedap"?
Tuak tak terkalah. Ilmunya obat-diri.
Gejolak, getaran dan transformasi perubahan diri tidak datang dalam keadaan diam. Transedensinya melampaui gelombang besar, ledakan-dentuman maha-dasyat.
Kadang melalui kejutan-kejutan di luar nalar dan fikir, sehingga pada saat itu, apapun daya yang kita punya, seolah dilumpuhkan, rapuh. Kita lemah. Kita tersungkur, tumbang lalu mengkibarkan "Bendera putih". Menyerah secara kaffah terhadap Adi-Kuasa yang SESUNGGUHNYA.
Kita mencoba untuk menggelorakan-bangkit, bersimpuh memohon-tolong, kiranya DIA meng-ijabah seluruh doa yang kita langitkan. Sirnanya pra-duga, lahirlah yakin-batin. Kita berupaya untuk menerapkan konsep, melupakan sugesti ilusi.
Akhir kata, melalui penggalangan cerita ini, saya tak henti-henti berucap syukur kepada basudara samua atas berjuta dedoa yang terus dilangitkan, memantik gairah saya untuk bangkit dari sakit, menggelorakan semangat saya untuk pulih dari lumpuh. Terimakasih. Terimakasih dan Terimakasih segala kebaikan dikembalikan kepada yang Maha-Baik. Hanya Allah yang dapat membalas kebaikan Basudara samua yang tak sempat saya sebutkan seluruh nama kalian.
Sekali lagi, Terima kasih banyak kepada kalian yang telah membantu saya selama masa-masa sulit itu, keluarga besar Madapolo-Tobelo. Bantuan kalian sangat berharga untuk saya juga istri. Mama deng Bi Haji. Om Jan-Bi cana, Bi Uci-Om Ino, Bi Oci-Om Jayadi. Bongso Baha-Mama Na, Bongso Iji-Mama Ija, Aba tenga-Mama Nia. Tak lupa juga buat ; Ka Ija, La Uja (Kutu Aer), Kaka Bro (Ical), Ka Mus Aba Tua (Mus Madapolo), Ka Wan, Ka Ati, Ka An Deng Ka Surdin, Dokter-Reni, Guntur-Lila, Mama Ana-Eki, Inang-Al. Iskandar-Ira, Fadila-Ong. Om La buru, Om Siar. Ketua buruh pelabuhan Jojame, La Ari. dll Terimakasih.
Terima kasih untuk Bapa di Tobelo, Mama yang so damai kamuka. Basudara Sekandung, kedua kakak, Tua Bup-Ka Wi deng Mama Nungki-Ka ir yang selalu gelisah dan sedih ketika mendengar kabar kondisi saya sedang drop. Kedua adik Tenga Ami deng Muda Ai, kalian selalu siap terlihat tangguh kapan waktu saya ke Ternate, kalian kadang bergiliran maupun bersamaan datang ke Ternate, meluangkan waktu hanya untuk menjaga dan menemani saya. Bahkan si bongso harus rela berlebaran di Madapolo. Terimakasih. Keluarga di Kao. Papa Is, Papa Ade deng Mama Umba. Dll Ponakan yang cantik deng ganteng².
Teman-teman Tobelo ; Ophyk, Nuku, Chykal, Ais Sopia, Mances Sabeba, Ko Ai, Uken, Udex, Dhedat, Onces, RakOne, Paman Ekal, Moffad, Lilo-Fat, Ibu RT. Kalian adalah teman yang luar biasa, dan saya menghargai cinta, kebaikan, dukungan, dan kemurahan hati. Terima kasih.
Kepada kawan-kawan Slavery yang selalu setia menemani saya selama berada di Ternate ketika saya bolak-balik rutin kontrol di dokter, datang kalian jemput pulang kalian antar, kalian kawan-kawan terbaik : Cester (Sahrun Nabiu), Ian Steker (Alfian Djiko), Never, Ided, Onal, Kika (Ika N Renhoran), Chalo (Fahrizal Dirhan), Pak Dewan Utrecht dll.
Saya hanya ingin mengungkapkan betapa saya menghargai dukungan kalian. Terima kasih sudah sempat meminta N***k saya : Bunda Yanti Wakano, Bunda Ona Iwisara, Kaka Bunda Eneng Sry S Gasolo, Senator Sukri Ali dll. Terima kasih.
Sahabat-sahabat Facebook, Kaka-Ade, Om deng Bibi-bibi, yang melalui postingan saya di akun FIKRAM LOLAHI, terus menulis doa dan motivasi saya. Jujur betapa saya sangat tersentuh oleh kebaikan-kebaikan kalian semua. Mohon maaf jika postingan saya sering menggugah rasa damai kalian. Terimakasih.
Teruntuk dia, rekan satu bantal, ibu dari anak-anak saya. Terima kasih so baku-jaga, baku-kalesang, deng baku-palihara. Meski badai masih terus menghantam TULANG BELAKANG, namun NGANA tetap dan selalu SETIA ada di samping. NGANA tidak sekedar TULANG RUSUK melainkan sudah berubah TULANG PUNGGUNG. I need U.
Saya juga memohon maaf, jika dalam Penggalan kisah "BERJUANG MELAWAN KETERBATASAN terdapat kata-kata yang melukai jiwa, sekali lagi saya memohon maaf. Sekiranya penggalan cerita ini hanyalah bagian dari cara saya berbagi pengalaman dengan besar harapan semoga pembaca dapat terhibur.
Seperti yang saya kutip di awal cerita : "𝗬𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝘂𝗰𝗮𝗽 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗺𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗹𝗲𝗻𝘆𝗮𝗽 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝘁𝘂𝗹𝗶𝘀 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗽𝗲𝗺𝗮𝗻𝗶𝘀".
Semangat Sehat
Barakat Jum'at
Walababaaaa ☯
ᴘᴜʟᴀᴜ ʙɪꜱᴀ, 15 ꜱᴇᴘᴛᴇᴍʙᴇʀ 23
#Coretantetelawas
FB : FIKRAM LOLAHI
IG : @fikramlolahi_
Twitter : @fikramlolahi15
Tumblr : @fikramlolahi15
⚜️⚜️⚜️ (Penggalan kisah "BERJUANG MELAWAN KETERBATASAN" Part 10) ⚜️⚜️⚜️
*****Selesai...
Tumblr media
0 notes
realita-lampung · 2 years ago
Text
Bripka Leonardo, Bhabinkamtimbas Penolong Masyarakat
Tumblr media
LAMPUNG TENGAH – Jika mendengar nama Bripka Leonardo, salah satu anggota Bhabinkamtibmas jajaran Polsek Bangun Rejo,Polres Lampung Tengah, sontak masyarakat masyarakat Kabupaten Lampung Tengah mengatakan ia adalah Polisi berjiwa Malaikat. Seorang Bhabinkamtibmas “Polisi Penolong Masyarakat” bagi masyarakat yang membutuhkan diantaranya terhimpit ekonomi, terkena musibah, bahkan turut serta dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa. Karena bukan lagi puluhan bahkan ratusan warga di Kabupaten Lampung Tengah Polda telah merasakan uluran tangan dingin dan tutur bahasa sejuk, serta perilaku yang baik dari seorang anggota Bhabinkamtibmas yang gemar membantu warga. Dia adalah Bripka Leonardo Kiswanto, seorang Bintara Polri kelahiran 19 Januari 1985, si sulung dari 2 bersaudara yang diangkat menjadi anggota Kepolisian Republik Indonesia, pada 1 Januari 2005 tersebut, memiliki motto “Pengabdian Terbaik, Berjiwa Penolong dan Perilaku Sederhana”. Dia juga dikenal dengan kaya hati dan suka menolong orang susah. Karena itulah nama Bripka Leo cukup populer dan terkenal dikalangan masyarakat Kecamatan Bangun Rejo maupun diwilayah lain. Bripka Leo selalu terpanggil jiwa sosialnya, jika ada masyarakat yang sakit namun tak mampu berobat. Bahkan Bhabinkamtibmas tersebut juga tak rela bila ada masyarakat yang menderita karena tertimpa musibah, atau terhimpit ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebagai anggota Polri yang bertugas di satuan Bhabinkamtibmas, sudah puluhan hingga ratusan masyarakat yang ditolong oleh Bripka Leonardo. Mulai dari biaya pengobatan hingga pengadaan anatomi tubuh yang tak lengkap, kursi roda, tongkat hingga kaki dan tangan palsu. Kemudian tak hanya sampai disitu saja, aksi kemanusiaan Polisi muda itu menjadi Dewa penolong bagi masyarakat Prasejahtra. Dari membantu permodalan usaha warga yang tidak mampu, hingga memperbaiki rumah masyakat yang kondisinya memprihatinkan. Seperti yang dilakukan oleh Bripka Leonardo, salah satunya dalam membantu mengobati Ulia Sari Pertiwi (13), Putri sulung dari ke 3 bersaudara yang merupakan anak pasangan suami istri Narito (38) dan marmi (38) warga Kampung Margorejo, Kecamatan Padang Ratu beberapa waktu lalu. Ulia yang akrab disapa putri tersebut, menderita kelumpuhan akibat terjatuh saat berangkat kesekolah pada Bulan Oktober Tahun lalu. Karena orang tua Ulia termasuk masyarakat yang kurang beruntung (hanya buruh serabutan), sehingga putri sulungnya hanya bisa terbaring ditempat tidur, tanpa mendapatkan pengobatan. Hal itu dijelaskan oleh Kasi Humas Polres Lampung Tengah AKP Sayidina Ali mewakili Kapolres AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya S.I.K. M.Si, pada Senin (23/1/23). Mendengar ada seorang siswa SMP yang hanya bisa terbaring ditempat tidur akibat lumpuh, kata Kasi Humas, jiwa sosialnya terpanggil untuk membantu Ulia. Ulia langsung dibawa ke Rumah Sakit oleh Bripka Leonardo untuk mendapatkan perawatan kesehatan. Setelah beberapa hari di rawat, Ulia berhasil di obati hingga sembuh. “Saya bergerak bersinergi dengan aparatur Kampung dan Lembaga Sosial Gerakan Pemuda Lampung Peduli, melakukan pendampingan pengobatan Ulia hingga tuntas walaupun tanpa BPJS. Karena waktu itu keadaan Ulia sangat Urgent dan harus segera mendapat tindakan medis,” kata Bripka Leonardo. Sementara itu, Narito selaku orang tua Ulia Sari mengatakan, sebagai warga Lampung Tengah, kami sangat senang atas kepedulian Polri terhadap kami melalui Bripka Leonardo. “ Terimakasih kepada Bapak Kapolres Lampung Tengah dan jajarannya. Yang telah memberikan pelayanan terbaik dengan respon yang cepat. Semoga hal ini terus dilakukan untuk masyarakat Kabupaten Lampung Tengah,’’ ujarnya. Dalam kesempatan tersebut, Bripka Leonardo juga mengucapkan terimakasih untuk Bapak Kapolres Lampung Tengah, AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya dan Kapolsek Bangun Rejo AKP Ferryantoni. Yang selama ini selalu memberikan support kepada saya dalam bidang gerakan literasi dan sosial. Sebagai Pelindung,Pengayom dan Pelayan masyarakat, dia merasa memiliki tanggung jawab besar untuk membantu masyarakat yang sedang membutuhkan. "Kegiatan tersebut akan terus saya lakukan, sebagai wujud “Polisi Penolong Masyarakat” dan semoga apa yang telah saya lakukan bersama para relawan dapat bermanfaat bagi masyarakat membutuhkan,” pungkasnya. (Humas LT) Read the full article
0 notes
jualkursirodadikalianda · 2 years ago
Text
NEW PRODUK CALL : 0813-3871-1087 Toko kursi roda pesawat di Kalianda, Lampung
Tumblr media
Tersedia juga di Liwa, Gunung Sugih, Sukadana, Kota Bumi, Wiralaga Mulya, Gedong Tataan, Kota Agung, Krui, Pringsewu, Menggala, Panaragan Jaya, Blambangan Umpu, Tanjung Karang, Merto.
KLIK WA ADMIN : https://wa.me/6281338711087 kursi roda rebahan, kursi roda racing, kursi roda ringan dan kuat, kursi roda ringan portable untuk travel kaiyang, kursi roda sella, kursi roda sellaco, kursi roda second, kursi roda standar, kursi roda serenity, kursi roda standar rumah sakit, Hai Warga Lampung, Kami Menjual Kursi Roda standard Rumah sakit ini terbuat dari bahan besi untuk kerangka,bahan kulit sintetis dengan busa untuk sandaran dan Jok,pijakan bhn besi. Kursi roda umumnya digunakan orang yang kesulitan untuk berjalan atau menggerakkan tubuhnya untuk berpindah ke tempat lain. Berikut adalah kondisi kesehatan yang butuh alat bantu ini: 1. Mengalami lumpuh total 2. Mengalami masalah muskuloskeletal 3. Mengalami patah tulang atau cedera pada tungkai dan kaki 4. Mengalami masalah neurologis 5. Mengalami masalah keseimbangan atau gaya berjalan Tidak mampu berjalan jarak jauh beban berat maximum 100 kg. Kursi Roda juara ini kokoh karena doubell crossbar. Roda depan menggunakan velg Racing Roda belakang velg jari Jari DIMENSI DAN UKURAN : Lebar total kursi roda saat dibentangkan penuh = 65 cm Lebar total kursi roda saat dilipat = 24 cm Lebar sandaran dan dudukan kursi roda = 44 cm Diameter ban belakang = 59 cm Diameter ban depan = 20 cm Tinggi posisi dudukan dari lantai = 52 cm Tinggi total kursi roda = 89 cm Panjang total kursi roda = 106 cm Panjang dudukan kursi roda = 44 cm Tinggi sandaran kursi roda = 45 cm Kapasitas beban maksimal yang dapat ditanggung kursi roda = 100Kg Ukuran kardus = 93cm x 21cm x 87cm Berat bersih ( NW) dan kotor ( GW) kursi roda = NW 17,3Kg/ GW 19,3Kg jika ada kebutuhan banyak bisa nego, Harga Murah Kualitas Terbaik Pemesanan Kursi Roda melalui Wa atau telpon Hub Kami Republic Medika Langsung Owner : 0813-3871-1166 #kursirodamedan, #kursirodamurahbanget, #kursirodamalang, #kursiroda1, #kursiroda100kg,
0 notes
Text
Tumblr media
BANYAK FITUR, CALL : 0813-3871-1087 Distributor kursi roda untuk patah kaki di Metro, Lampung
KLIK WA ADMIN : https://wa.me/6281338711087 kursi roda cerebral palsy, kursi roda cp, kursi roda careindo, kursi roda canggih, kursi roda corona, kursi roda comfy, kursi roda cerebral palsy dewasa, kursi roda citilink, kursi roda custom, kursi roda comfort,
Hai Warga Lampung, Kami Menjual Kursi Roda standard Rumah sakit ini terbuat dari bahan besi untuk kerangka,bahan kulit sintetis dengan busa untuk sandaran dan Jok,pijakan bhn besi.
Kursi roda umumnya digunakan orang yang kesulitan untuk berjalan atau menggerakkan tubuhnya untuk berpindah ke tempat lain.
Berikut adalah kondisi kesehatan yang butuh alat bantu ini: 1. Mengalami lumpuh total 2. Mengalami masalah muskuloskeletal 3. Mengalami patah tulang atau cedera pada tungkai dan kaki 4. Mengalami masalah neurologis 5. Mengalami masalah keseimbangan atau gaya berjalan Tidak mampu berjalan jarak jauh
beban berat maximum 100 kg. Kursi Roda juara ini kokoh karena doubell crossbar. Roda depan menggunakan velg Racing Roda belakang velg jari Jari
DIMENSI DAN UKURAN :
Lebar total kursi roda saat dibentangkan penuh = 65 cm Lebar total kursi roda saat dilipat = 24 cm Lebar sandaran dan dudukan kursi roda = 44 cm Diameter ban belakang = 59 cm Diameter ban depan = 20 cm Tinggi posisi dudukan dari lantai = 52 cm Tinggi total kursi roda = 89 cm Panjang total kursi roda = 106 cm Panjang dudukan kursi roda = 44 cm Tinggi sandaran kursi roda = 45 cm Kapasitas beban maksimal yang dapat ditanggung kursi roda = 100Kg Ukuran kardus = 93cm x 21cm x 87cm Berat bersih ( NW) dan kotor ( GW) kursi roda = NW 17,3Kg/ GW 19,3Kg
jika ada kebutuhan banyak bisa nego, Harga Murah Kualitas Terbaik Pemesanan Kursi Roda melalui Wa atau telpon
Hub Kami Republic Medika Langsung Owner : 0813-3871-1166
#kursirodafs875, #kursirodafs871, #kursirodafleksibel, #kursirodafamily, #kursirodafs609,
0 notes
Text
DISKON CALL : 0813-3871-1087 Jual kursi roda untuk lansia di Bandar Lampung, Lampung
Tumblr media
KLIK WA ADMIN : https://wa.me/6281338711087 kursi roda untuk lansia,, kursi roda untuk orang lumpuh,, kursi roda untuk penderita stroke,, kursi roda untuk bab,, kursi roda untuk patah kaki,, kursi roda untuk jalan jalan,, kursi roda untuk bayi,, kursi roda untuk orang stroke,, kursi roda untuk ibu hamil,, kursi roda untuk orang tua,
Hai Warga Lampung, Kami Menjual Kursi Roda standard Rumah sakit ini terbuat dari bahan besi untuk kerangka,bahan kulit sintetis dengan busa untuk sandaran dan Jok,pijakan bhn besi.
Kursi roda umumnya digunakan orang yang kesulitan untuk berjalan atau menggerakkan tubuhnya untuk berpindah ke tempat lain.
Berikut adalah kondisi kesehatan yang butuh alat bantu ini: 1. Mengalami lumpuh total 2. Mengalami masalah muskuloskeletal 3. Mengalami patah tulang atau cedera pada tungkai dan kaki 4. Mengalami masalah neurologis 5. Mengalami masalah keseimbangan atau gaya berjalan Tidak mampu berjalan jarak jauh
beban berat maximum 100 kg. Kursi Roda juara ini kokoh karena doubell crossbar. Roda depan menggunakan velg Racing Roda belakang velg jari Jari
DIMENSI DAN UKURAN :
Lebar total kursi roda saat dibentangkan penuh = 65 cm Lebar total kursi roda saat dilipat = 24 cm Lebar sandaran dan dudukan kursi roda = 44 cm Diameter ban belakang = 59 cm Diameter ban depan = 20 cm Tinggi posisi dudukan dari lantai = 52 cm Tinggi total kursi roda = 89 cm Panjang total kursi roda = 106 cm Panjang dudukan kursi roda = 44 cm Tinggi sandaran kursi roda = 45 cm Kapasitas beban maksimal yang dapat ditanggung kursi roda = 100Kg Ukuran kardus = 93cm x 21cm x 87cm Berat bersih ( NW) dan kotor ( GW) kursi roda = NW 17,3Kg/ GW 19,3Kg
jika ada kebutuhan banyak bisa nego, Harga Murah Kualitas Terbaik Pemesanan Kursi Roda melalui Wa atau telpon
Hub Kami Republic Medika Langsung Owner : 0813-3871-1166
#kursirodadewasa, #kursirodadepok, #kursirodadenpasar, #kursirodadeluxe, #kursirodadaptif,
1 note · View note
rmolid · 4 years ago
Text
0 notes