#kursi raja
Explore tagged Tumblr posts
Text
BACAAN DZIKIR PETANG
*أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ*
*A'uudzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiim*
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.
➡ *1. Membaca Ayat Kursi (1x)*
اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَـيُّ الْقَيُّوْمُ ۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗۤ اِلَّا بِاِ ذْنِهٖ ۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ ۚ وَلَا يَــئُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا ۚ وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
*AYAT KURSI*
*allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.*
“Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (Al-Baqarah: 255) [1]
➡ *2. Membaca Surat Al-Ikhlas (3x)*
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya. [2]
➡ *3. Membaca Surat Al-Falaq (3x)*
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ,مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya) dan dari kejahatan orang yang dengki
apabila ia dengki. [3]
➡ *4. Membaca Surat An-Naas (3x)*
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.”
[4]
➡ *5. Membaca (1x)* :
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَـٰذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَـٰذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَاب�� فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
*Amsainaa wa amsal mulku lillaah, wal hamdulillaah, laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir. Robbi as-aluka khoiro maa fii haadzihil-lailati wa khoiro maa ba'dahaa, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzihil-lailati wa syarri maa ba'dahaa, robbi a'uudzu bika minal kasali wa suu-il kibar, robbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin-naari wa 'adzaabin fil qobr.*
Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan bagiNya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Hai Tuhan, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung keDibac dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejekelekan di hari tua. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadamu dari siksaan di Neraka dan kubur. [5]
➡ *6. Membaca (1x)* :
اَللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
*Allaahumma bika amsainaa, wa bika ash-bahnaa, wa bika nahyaa, wa bika namuutu, wa ilaikal mashiir.*
Ya Allah, dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu sore, dan dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan kepadaMu tempat kembali (bagi semua makhluk).
[6]
➡ *7. Membaca Sayyidul Istighfar (1x)*
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
*Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u laka bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.*
“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.” [7]
➡ *8. Membaca (3x)* :
اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ،
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
*Allahumma "afini fii badanii .Allahumma 'afini fii sam'ii, Allahumma a"finii fii basharii, Laa ilaaha illa anta. Allahuma inni A'udzu bika minal kufri wal faqri, Allahuma inni a'udzubika min 'Adzabil qabri, Laa ilaaha illa anta*
“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.” [8]
➡ *9. Membaca (1x)* :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
*Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahumah fadni min bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.*
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).”
[9]
➡ *10. Membaca (1x)* :
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
*Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.*
“Ya Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, syaitan dan ajakannya menyekutukan Allah (aku berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.” [10]
➡ *11. Membaca (3x)* :
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْع��لِيْمُ
*Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.*
“Dengan Menyebut Nama Allah, yang dengan Nama-Nya tidak ada satupun yang membahayakan, baik di bumi maupun dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Maha mengetahui.” [11]
➡ *12. Membaca (3x)* :
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
*Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyya.*
“Aku rela (ridha) Allah sebagai Rabb-ku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).” [12]
➡ *13. Membaca (1x)* :
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
*Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin*
“Wahai Rabb Yang Mahahidup, Wahai Rabb Yang Mahaberdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala keadaan dan urusanku dan jangan Engkau serahkan kepadaku meski sekejap mata sekalipun (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).” [13]
➡ *14. Membaca (1x)* :
أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
*Amsainaa 'alaa fithrotil islaam, wa 'alaa kalimatil ikhlaash, wa 'alaa diini nabiyyinaa muhammadin shollallaahu 'alaihi wa sallam, wa 'alaa millati abiinaa ibroohiim, haniifan musliman wa maa kaana minal musyrikiin.*
Di waktu sore kami berada di atas fitrah Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kami Muhammad, dan agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik. [14]
➡ *15. Membaca (1x atau 10x atau 100x)* :
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
*Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.*
“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” [15],[16],[17]
➡ *16. Membaca (100x)* :
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
*Subhanallah wa bi-hamdih.*
“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya.” [18]
➡ *17. Membaca (3x)* :
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
*A'uudzu bi kalimaatillaahit-taammaati min syarri maa khalaq.*
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya. [19]
_____
_Fote Note:_
[1] Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca ayat ini ketika pagi hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore hari. Dan barangsiapa mengucapkannya ketika sore hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga pagi hari.” (HR. Al-Hakim (1/562), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (1/418, no. 662), shahih).
[2] HR. Abu Dawud (no. 5082), an-Nasa-i (VIII/250) dan at-Tirmidzi (no. 3575), Ahmad (V/312), Shahiih at-Tirmidzi (no. 2829), Tuhfatul Ahwadzi (no. 3646), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (1/411, no. 649), hasan shahih.
[3] Ibid.
[4] “Barangsiapa membaca tiga surat tersebut setiap pagi dan sore hari, maka (tiga surat tersebut) cukup baginya dari segala sesuatu”. Yakni mencegahnya dari berbagai kejahatan. HR. Abu Dawud (no. 5082), Shahiih Abu Dawud (no. 4241), Annasa-i (VIII 250) dan At-Tirmizi (no. 3575), At-Tarmidzi berkata “Hadits ini hasan shahih”. Ahmad (V/312), dari Abdullah bin Khubaib radhiyallahu ‘anhu. Shahiih at-Tirmidzi (no. 2829), Tuhfatul Ahwadzi (no. 3646), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (1/411 no. 649), hasan shahih.
[5] HR. Muslim (no. 2723), Abu Dawud (no. 5071), dan at-Tirmidzi (3390), shahih dari Abdullah Ibnu Mas’ud.
[6] HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 1199, lafazh ini adalah lafazh al-Bukhari, at-Tirmidzi no. 3391, Abu Dawud no. 5068, Ahmad 11/354, Ibnu Majah no. 3868, Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Shahiih al-Adabil no. 911, shahih. Lihat pula Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 262.
[7] “Barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu pagi lalu ia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka ia termasuk ahli Surga. Dan barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu sore lalu ia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk ahli Surga.” (HR. Al-Bukhari no. 6306, 6323, Ahmad IV/122-125, an-Nasa-i VIII/279-280) dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu.
[8] HR. Al-Bukhari dalam Shahiib al-Adabil Mufrad no. 701, Abu Dawud no. 5090, Ahmad V/42, hasan. Lihat Shahiih Al-Adabil Mufrad no.539
[9] HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 1200, Abu Dawud no. 5074, An-Nasa-i VIII / 282, Ibnu Majah no. 3871, al-Hakim 1/517-518, dan lainnya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhumaa. Lihat Shahiih al-Adabul Mufrad no. 912, shahih
[10] Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda kepada Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه “Ucapkanlah pagi dan petang dan apabila engkau hendak tidur.” HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad 1202, at-Tirmidzi no.3392 dan Abu Daud no. 5067,Lihat Shahih At- Tirmidzi no. 2798, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 914, shahih. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2753
[11] “Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari, maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakan dirinya.” HR. At-Tirmidzi no. 3388, Abu Dawud no. 5088,Ibnu Majah no. 3869, al-Hakim 1/514, Dan Ahmad no. 446 dan 474, Tahqiq Ahmad Syakir. Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, lihat Shahiih Ibni Majah no. 3120, al-Hakim 1/513, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 513, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 655, sanad-nya shahih.
[12] “Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore, maka Allah memberikan keridhaan-Nya kepadanya pada hari Kiamat.” HR. Ahmad IV/337, Abu Dawud no. 5072, at-Tirmidzi no. 3389, Ibnu Majah no. 3870, an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 4 dan Ibnus Sunni no. 68, dishahihkan oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak 1/518 dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi, hasan. Lihat Shahiih At Targhiib wat Tarhiib I/415 no. 657, Shahiih At Targhiib wat Tarhiib al-Waabilish Shayyib hal. 170, Zaadul Ma’aad II/372, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2686.
[13] HR. An-Nasa'i dalam Sunan al-Kubro, Al-Hakim dalam al-Mustadzrak, Al-Baihaqi dalam Asma wa shifat dan dishahihkan Al Albani dalam Silsilah as-Shahihah no. 227).
[14] HR. Ahmad 3/406-407, 5/123. Lihat juga Shahihul Jami' 4/290. Ibnus Sunni juga meriwayatkannya di 'Amalul Yaum wal Lailah no. 34.
[15] HR. Abu Dawud no. 5077, Ibnu Majah no. 3867, dari Ab ‘Ayyasy Azzurraqy radhiyallahu ‘anhu, Shahiih Jaami’ish Shaghiir no. 6418, Misykaatul Mashaabiih no. 2395, Shahiih at-Targhiib 1/414 no. 656, shahih.
[16] HR. An-Nasa-i dalam 'Amalul wal Lailah (no. 24), Ahmad (V/420), dari Abu Ayyun al-Anshari. Lihat Silsilah al-Ahaadits ash-Shahiihah (no. 113 dan 114) dan Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (I/416, no. 660), shahih.
[17] “Barangsiapa membacanya sebanyak 100x dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, mendapat perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari. Tidaklah seseorang itu dapat mendatangkan yang lebih baik dari apa yang dibawanya kecuali ia melakukan lebih banyak lagi dari itu.” HR. Al-Bukhari no. 3293 dan 6403, Muslim IV/2071 no. 2691 (28), at-Tirmidzi no. 3468, Ibnu Majah no. 3798, dari Sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه. Penjelasan: Dalam riwayat an-Nasa-i (‘Amalul Yaum wal Lailah no. 580) dan Ibnus Sunni no. 75 dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dengan lafadz: “Barangsiapa membaca 100x pada pagi hari dan 100x pada sore Hari.”… Jadi, dzikir ini dibaca 100x diwaktu pagi dan 100x diwaktu sore. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2762
[18] HR. Muslim no. 2691 dan no. 2692, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Syarah Muslim XVII / 17-18, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 653. Jumlah yang terbanyak dari dzikir-dzikir Nabi adalah seratus diwaktu pagi dan seratus diwaktu sore. Adapun riwayat yang menyebutkan sampai seribu adalah munkar, karena haditsnya dha’if. (Silsilah al-Ahaadiits adh-Dha-’iifah no. 5296).
[19] HR. Ahmad 2/290, An-Nasa'i dalam 'Amalul Yaum wal Lailah, no. 590 dan Ibnu Sunni no. 68. Lihat Shahih At-Tirmidzi 3/187, Shahih Ibnu Majah 2/266 dan Tuhfatul Akhyar, hal. 45.
-------------------
Dinukil dari buku Doa Dan Wirid halaman 133- 155 yang disusun oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafii.
18 notes
·
View notes
Text
TCF Buku 2 CHapter 251
Black Castle, sihir tembus pandang telah dihilangkan, memperlihatkan penampakan gelap bangunannya di bawah gunung bersalju putih.
Nyaaaaaa!
Kucing Hong melompat dan memukul kaki Cale.
“Hmm.”
Cale tersandung ke sisi berlawanan di mana dia dipukul.
Sreett.
Raon menopangnya seperti itu.
Nyaaaaaaaa
Saat Cale menundukkan kepala dia, On sedang menatap Cale dengan mata menyedihkan. Cale mengabaikan tatapan itu. Sebaliknya, dia melihat ke arah Hong.
“Kamu yang melakukannya?”
“Ya aku yang melakukannya!”
Hong melaporkan dengan anggun dengan suara yang cerah.
“Aku melumpuhkan mereka semua dan membuat mereka tertidur! Mereka tidak akan bisa bangun sampai besok!”
“Khe.”
Sudut mulut Cale terangkat. Matanya menatap Ron dari awal hingga akhir. Penjelasan yang sedikit lebih panjang keluar dari mulut Ron.
“Setelah menangkap semua tokoh kunci dari Pasukan Hukuman pertama dan kedua, Hong menggunakan racun pelumpuh dan racun tidur untuk membuat mereka tertidur. Jika mereka mengulangi pola ini untuk sementara waktu, aku rasa Hong akan bisa menidurkan mereka terus-menerus.”
Cale tersenyum canggung mendengar kata-kata Ron, dipenuhi dengan senyum ramah.
“Jangan bunuh dia.”
“Tentu saja.”
Ron memiliki ekspresi yang sangat baik di wajahnya sepanjang waktu.
“Jangan khawatir. Tuan Muda.”
“Hmm.”
Cale menelan ludahnya dan mengangguk.
9 ksatria MBD (Mixed Blood Dragon) tercipta.
3 Elf HI (Heretic Inquisitor).
Semua anggota kuat Pasukan Hukuman pertama dan kedua ditangkap, pingsan, dan dikurung di bawah tanah.
Dia tidak perlu mengkhawatirkannya untuk sementara waktu.
“Senang berkenalan dengan kamu. Aku Cale Henituse.”
Cale mengulurkan tangannya. Ada seseorang yang menangkapnya.
Seorang wanita dengan corak kulit putih pucat yang tidak hanya pucat, tapi menjurus biru cerah.
Wanita berambut putih dan bermata hijau-
‘Hmm.’
Itu mengingatkan Cale pada Cloppeh Sekka.
“Senang bertemu dengan kamu. Tolong panggil aku Wisha.”
Wisha, Beastman ular, bertugas sebagai dewa penjaga Kerajaan Har.
Di sebelahnya ada seekor naga.
“Aku mendengar tentang hari-hari terakhir Maximillianne.”
Seekor naga tanpa mata. Dia yang memiliki Atribut ‘Future’, membuka mulutnya sambil melihat langsung ke arah Cale.
“Dan aku harap kita langsung ke pokok permasalahan.”
“Baiklah kalau begitu.”
Cale duduk di sofa di salah satu sudut ruang tamu yang tidak terlalu kecil atau besar itu.
Wisha, si ular putih, meliriknya yang duduk di ujung meja seolah itu wajar dan menatap Eruhaben.
Naga kuno itu dengan tenang menuju ke jendela.
‘Manusia itu benar-benar pemimpinnya.’
Wisha mendengar dari naga kuno bahwa dua keluarga Hunter telah ditangani. Ular Putih tidak perlu ragu.
“Apa sebenarnya maksudnya saat kamu yang mengatakan dunia sedang runtuh?”
Tatapan Cale beralih ke ular putih itu.
‘Hmm’
Kemudian, dia melihat Cloppeh Sekka berdiri di belakang kursi tempat ular putih itu duduk dan menatapnya.
‘Kapan orang itu pergi ke sana lagi?’
Entah bagaimana, dia menjadi lebih dan lebih tertutup daripada Ron.
‘Aku merasa tidak nyaman...’
Saat Cale merasa linglung, Ular Putih terus berbicara.
“Jika asal sumber dunia lenyap, yang tersisa hanyalah kepunahan.”
Pandangan Cale beralih ke sisi lain ular putih itu.
“Benar. Tepatnya, jika semua kekuatan yang mendukung dunia lenyap, dunia ini pada akhirnya akan runtuh dalam sekejap.”
Ada uskup ke-3 di sana.
Ular Putih dan Horns.
Keduanya duduk saling berhadapan, tapi tidak saling bertukar pandang.
Mulut naga kuno itu terbuka.
“Apakah ini berarti dunia ini bisa tiba-tiba runtuh dalam semalam?”
“Ini bukan hanya keruntuhan.”
Horns berkata dengan tenang.
“Saat ini, dunia sedang mengalami keadaan negatif dan tanpa harapan, kecuali beberapa orang yang mengikuti Raja Naga.”
Sraak-
Horns mengulurkan tangannya, dan mana berkumpul di atasnya, menciptakan lingkaran.
Itu adalah planet ini.
“Selain itu, 11 naga dipuja sebagai dewa, dan pemujaan semakin berkembang di seluruh dunia.”
Bola putih itu berangsur-angsur berubah menjadi hitam.
“Adorasi dan keputusasaan. Semua makhluk hidup akan dipenuhi dengan emosi yang ekstrim ketika hal itu terjadi. Mereka akan mati mencari dewa-dewa mereka, atau mati dalam keputusasaan yang luar biasa.”
Matanya beralih ke lantai.
“Itu berarti bukan hanya keruntuhan, lenyapnya semua makhluk yang kehilangan rumahnya.”
Seperti Masa Kekacauan 200 tahun lalu, keruntuhan yang akan terjadi dalam sekejap.
Tentu saja, tidak seperti Masa Kekacauan, yang ini akan berakhir dengan kehancuran total.
“Raja Naga berencana untuk memanen semua yang mereka tinggalkan, termasuk emosi yang kuat dan mana mati.”
Setelah berbicara sampai saat itu, mata Horns beralih ke Cale.
Tapi Cale tidak menanyakan apa pun.
“Karena itu sudah jelas.”
Apa yang diinginkan Raja Naga pada akhirnya akan digunakan untuk menciptakan Dewa yang Absolut atau menciptakan dunia baru.
“Dan-”
Uskup ke-3 Horns membuka mulutnya ketika Cale tidak berkata apa-apa.
“Dibutuhkan setidaknya 10 tahun lagi sampai dunia ini memusnahkan dirinya sendiri.”
“Salah.”
Suara dingin terdengar.
Itu adalah manusia berwarna putih.
Mata Cale menoleh padanya.
“Paling lama dua bulan, paling cepat satu bulan. Di antara itu, dunia ini lenyap.”
Brak!
Horns berdiri.
“Mustahil!”
Wajahnya berubah.
“Sejauh yang kami tahu, pasti butuh 10 tahun lagi! Tidak mudah mengekstraksi sumber dunia melalui World Tree!”
Horns itu memelototi ular putih Wisha.
“Paling lama dua bulan, itu tidak masuk akal!!”
Tubuh raksasa yang sebanding dengan Beastman saat Berserk Transformation menggeram seolah-olah itu sangat tidak masuk akal dan geram.
“Mengapa mereka seperti itu?”
Horns, yang sepertinya tidak banyak bicara, sangat tajam terhadap Wisha.
Wisha juga tidak menyembunyikan perasaan tidak enaknya terhadap lawan bicaranya. Mungkin ini tampak wajar. Karena musuh yang menganiaya Beastman berada tepat di depan dia.
Tapi Cale tidak berniat membiarkan mereka akur. Karena itu bukanlah sesuatu yang dia pedulikan.
“Harapan. Bagaimana kamu mendapatkan informasi itu?”
“Fiuh.”
Dia menghela nafas.
“Ibu.”
Saat itu, seekor bayi ular kecil datang dan melingkarkan dirinya di lengan Wisha sambil mengusap wajahnya. Ular putih itu mengelus giginya dan membuka mulutnya.
“Aku telah melakukan kontak dengan sumber dunia.”
“Oh.”
Pandangan aneh muncul di mata Cale.
Xiaolen, Central Plains. Bukankah itu berarti dia pernah berhubungan dengan makhluk semacam ini?
“Aku sangat menderita karenanya.”
Baru pada saat itulah Cale menyadari mengapa ular putih itu sakit.
“…Bagaimana kamu mencapai sumbernya?”
Mengabaikan kata-kata Horns, Wisha berbicara kepada Cale.
“Jika kamu mau, tidak, aku ingin kamu bertemu dan berbicara dengan Sumber Dunia.”
“Apakah kamu mengabaikanku sekarang?”
Horns melontarkan kata-kata tajam, tidak mampu menyembunyikannya.
Wisha tersentak. Horns mendengus mendengarnya.
“Yah, seorang darah murni yang hebat tidak akan mau berbicara dengan darah campuran berpangkat rendah. Bahkan sekarang pun, kamu mungkin ingin mengusir orang-orang MBD dari dunia ini sekarang. Bukankah begitu?”
Tatapan Cale perlahan beralih ke Wisha.
Dia menggigit bibirnya sedikit.
-Manusia! Pasti ada sesuatu!
‘Aku tahu.’
Momen ketika Cale menyetujui perkataan Raon. Mulut Wisha terbuka.
“Diam. Aku tidak ingin mendengar kata-kata itu dari mulut kamu yang telah membunuh begitu banyak Beastman.”
“Ha! Lalu bagaimana dengan MBD yang kau bunuh?”
“Aku tidak pernah membunuh MBD!”
Brak!
Wisha akhirnya berdiri.
Kedua orang itu saling berhadapan di seberang meja.
“Tidak ada! Mengusir anak-anak kecil itu sama saja dengan membunuh mereka!”
“Ha! Sungguh keji bagimu, orang yang membunuh begitu banyak Beastman, mengatakan hal seperti itu!”
Uungggg-
Udara bergetar karena energi yang dikeluarkan kedua orang itu.
Karena mereka telah hidup selama lebih dari ratusan tahun, kemarahan yang terkumpul selama periode itu ditujukan kepada satu sama lain.
Pada saat itu.
“berhenti.”
Kedua orang itu berhenti.
Angin sejuk bertiup di antara mereka.
Mereka merinding di sekujur tubuh mereka.
‘Ini-’
Ular Putih bahkan tidak bisa melihat ke arah Cale karena energi yang terpancar darinya. Butir-butir keringat terbentuk di dahi dia. Saat dia melihat ke arah Horns di hadapan dia, wajahnya sudah pucat pasi sepenuhnya.
“Kita tidak punya banyak waktu.”
Kedua orang itu menelan ludah karena kata-kata lembut Cale.
Karena energi kejam telah mempererat cengkeraman mereka.
“Jadi silakan duduk kembali.”
Dalam sekejap, rasa sejuk itu hilang.
Energi yang sepertinya mendominasi segalanya lenyap. Saat itulah Ular Putih perlahan menoleh. Cale tersenyum lembut.
“Sekkarang, kenapa kamu tidak duduk?”
Wisha langsung duduk tanpa menyadarinya.
“Manusia. Bagaimana manusia bisa mempunyai energi sebesar ini?”
“Tidak, kamu adalah manusia kan?”
Itu hanya sedikit energi, tapi rasanya seperti tercekik.
“Sekkarang semua orang sudah duduk, mari fokus lagi…”
Manusia yang tersenyum itu tampak seolah-olah situasi ini tidak berarti apa-apa.
“Tolong jawab pertanyaanku.”
Itu sebabnya itu mengerikan.
Matanya pertama kali beralih ke Wisha.
“Bolehkah aku pergi ke sumber dunia?”
“...Ya.”
“Apakah akan merugikanku jika menggunakan metode itu?”
‘Semoga tidak.’
Itu tidak ditambahkan.
“Tidak. Tidak apa-apa karena aku membuat jalur yang aman.”
“Fiuh.”
Wisha menghela nafas sejenak dan melanjutkan berbicara.
“Tidak semua Elf tunduk pada naga. Hal yang sama berlaku untuk para Dwarf.”
Uskup ke-3 Horns tersentak.
“Bagaimana aku terhubung dengan mereka dan melalui mereka untuk mencapai sumber dunia…”
Butuh lebih dari sepuluh tahun untuk menemukan metode ini.
“Dan sebenarnya hanya ada satu atau dua bulan tersisa di dunia ini.”
Krrttt.
Suara Horns menggemeretakkan giginya terdengar.
Wisha berbicara kepada Cale bahkan tanpa memandangnya.
“Para HI mungkin akan tahu bahwa masih ada satu atau dua bulan lagi.”
Mata Horns bergetar.
Suara Wisha selanjutnya acuh tak acuh, tanpa emosi apa pun.
“Para naga dan anggota dibawahnya mengetahui tentang hitungan mundur ini, namun MBD tidak. MBD sudah pasti akan segera mati, jadi Raja Naga mengecualikan mereka dari rencana.”
“Para Hunter Purple Blood tidak berniat membawa MBD itu bersama mereka, jadi mereka hanya memanjakan mereka sepuasnya, memberi mereka harapan atau keputusasaan.”
“Aku baru melihatnya sekarang. Sepertinya MBD telah mengkhianati naga dan merencanakan sesuatu.”
“Raja Naga juga sudah menduga hal ini.”
Uskup ke-3 Horns menggigit bibirnya.
Seperti yang dia katakan.
Paus Cecilia mencoba membuat dunia kacau dengan melepaskan kemarahan dan kebencian yang muncul karena hidup sebagai MBD. Namun, konon dunia ini akan lenyap setelah satu atau dua bulan.
Kemudian, pada saat itu, kemarahan dan keputusasaan yang luar biasa dari para MBD akan menjadi material berkualitas tinggi untuk Raja Naga.
‘Ha.’
Bahkan desahan pun tidak keluar dari mulut Horns. Saat dia hendak menghela nafas lega.
“Tapi ada sesuatu yang tidak diharapkan oleh Raja Naga.”
Suara naga kuno Eruhaben merembes ke dalam keheningan.
“!”
Horns, mengingat sesuatu, mengangkat kepalanya. Dia melihat sekeliling.
Makhluk yang dia lihat untuk pertama kalinya.
Meski begitu, mereka semua kuat.
Dimana tatapannya akhirnya berhenti.
Semua orang melihat ke sana.
“Kami adalah variabel yang tidak dia harapkan.”
Cale berseru dengan acuh tak acuh. Dan kemudian dia tenggelam dalam pikiran dia.
Tap. Tap.
Dia mengetuk sandaran tangan dengan jari telunjuknya.
‘Satu bulan.’
Mereka bilang itu akan memakan waktu paling lama dua bulan, jadi lebih baik aman dan batasi menjadi satu bulan.
‘Tanggal berakhirnya dunia ini.’
satu bulan
Setelah itu runtuh. Tidak, punah.
Cale membuka mulutnya, merangkum berbagai informasi yang dia dengar dari Eruhaben, serta informasi yang dia dengar dari Horns setelah kembali ke Black Castle.
“Pertama-tama, aku harus melakukan tiga hal utama.”
Pertama.
“Menghadapi Sumber dunia.”
Dia harus bertemu mahkluk seperti Central Plains dan belajar cara menyelamatkan dunia ini.
Selain itu, ada cara untuk melepaskan energi dunia ini yang hanya untuk naga.
Dan dia harus memberitahunya bahwa dia juga memiliki benih World Tree.
“Dalam prosesnya, kita akan menemukan cara untuk memulihkan dunia ini.”
Dan untuk pemulihan.
“Kedua, kita harus menyingkirkan rintangan yang menghadang kita.”
Jawabannya datang bahkan tanpa mengatakan apapun tentang kendala tersebut.
“Dengar, kita harus berurusan dengan keluarga Blood.”
Smirk.
Sudut mulut Cale terangkat.
“Kita harus berjuang keras untuk ini, tapi semakin banyak tangan semakin baik, jadi yang ketiga, kita harus memperluas sisi kita lebih jauh lagi.”
Suku Serigala dan Ular Putih berada di pihak yang sama, dan Kerajaan Har berada di satu pihak.
Itu masih belum cukup.
“Horns.”
Tatapan Cale beralih ke Horns. Horns, yang telah berhenti, membuka matanya lebar-lebar mendengar kata-kata berikutnya.
“Aku ingin bertemu Paus, apakah memungkinkan?”
“Apa?”
Setelah mendengar apa yang aku katakan sejauh ini, dia ingin bertemu Paus Cecilia?
Horns-lah yang telah memberi tahu Cale segalanya tentang situasi internal.
Cale tersenyum ramah padanya.
“Mengapa? Aku pikir Paus dan aku memiliki kesamaan, bukan?”
Nada suaranya juga sangat lembut.
“Paus menginginkan kekacauan? Asal kamu tau, aku sangat pandai membuatnya, kan?”
Tring.
Saat itu, balasan pesan yang dikirimkan Cale datang ke Cermin ilahi.
<Raja Naga masih di sini, kurasa dia akan segera kembali!>
〈- Diposting oleh Central Plains, yang baik dan patuh!〉
“Horns, mungkinkah? Apakah tidak mungkin?”
“...mungkin.”
Dia tidak punya pilihan selain mengatakan sesuatu yang positif sebagai jawaban atas pertanyaan baik Cale.
“Baiklah kalau begitu, mari kita lakukan urusan kita masing-masing.”
Cale mengirim Horns untuk menghubungi Paus, dan setelah itu, rekan-rekannya pergi untuk mengurus urusan mereka sendiri.
Cale menatap langit-langit hingga hanya tersisa beberapa orang di ruang tamu, lalu membuka mulutnya.
“Choi Jeonggun menuju ke kuil?”
“Jadi begitu.”
Seekor naga yang melihat masa lalu. Mata Cale, Choi Han, Choi Jeongsoo, dan Lee Soohyuk menoleh ke arahnya.
“Di Apitoyu, banyak kuil yang memuja naga, namun masih ada kuil yang memuja banyak dewa. Selain itu, ada reruntuhan kuil.”
“Jadi kemana Choi Jeonggun pergi?”
Choi Jeongsoo berbicara dengan nada mendesak, dengan nada dingin yang tidak seperti biasanya. Cale meliriknya lalu mengalihkan pandangannya kembali ke naga itu. Mulut naga itu terbuka.
“Ujung selatan. Hutan. Dia pergi ke kuil yang hancur.”
Naga itu terus berbicara tanpa memberikan jeda.
“Menuju kuil Dewa kekacauan.”
Choi Jeonggun pergi ke kuil Dewa Kekacauan.
“Choi Jeonggun, yang mendengar semua cerita tentang Ular Putih dan naga, pergi ke sana untuk memeriksa apakah cerita yang dia dengar benar. Kami kehilangan kontak setelah itu.”
Mulut Cale terbuka.
‘Maksudmu bukan dewa perang, tapi dewa kekacauan?’
Di antara lima dewa yang saat ini diklasifikasikan sebagai dewa kuno, Cale bertemu dengan dewa keseimbangan dan dewa harapan. Dan Dewa Kekacauan juga salah satunya.
‘Apa.’
Entah kenapa, Cale merasakan sakit di bagian belakang lehernya.
“Mustahil”
Saat Choi Jeongsoo membuka mulutnya dengan wajah tegas,
“Jeongssoo”
Ketua tim Sui Khan berseru.
“Jangan bicara.”
Biarkan kata-kata dia menjadi benih.
Namun mereka tetap tutup mulut.
Ada peserta percakapan lain di sini.
Tring!
Surat-surat muncul di layar cermin baru yang telah dinyalakan beberapa waktu lalu. Makhluk yang mendengarkan semua ini.
<Gila. Jadi, bukan hanya dewa perang yang ada, tapi dewa kekacauan juga ada?>
Dewa kematian mendengarkan semuanya dengan penuh perhatian.
Trringg, tringg tring trriiiiiiiinnnggg ---!
<O.O adjfhsoijfnsokdvnpijgh>
Cermin itu dipenuhi pesan kemarahan dari dewa kematian, yang telah bekerja sepanjang malam selama beberapa hari sambil memeriksa daftar Wanderer dan diganggu oleh Sui Khan dan Choi Jeongsoo.
Tentu saja, Cale mengabaikannya dan memandang ke arah pemimpin tim.
“Sepertinya aku harus pergi ke hutan.”
“Ya.”
Sui Khan memandang Choi Jeongsoo dan Choi Han.
“Jeongsoo, Choi Han, menurutku aku lebih baik darimu.”
Momen ketika petunjuk untuk menemukan Choi Jeonggun ditemukan.
Tok tok.
Mendengar ketukan, Choi Han membuka pintu dan Horns membuka mulutnya, memegang perangkat komunikasi video di tangannya.
“Paus ingin bertemu denganmu.”
“Ya?”
“Sebaliknya, mereka meminta kamu untuk pergi langsung ke gereja.”
Horns menelan ludahnya dan berkata, dan Cale mengangguk dengan tenang.
“Tentu saja.”
Ciyee tukang bikin kekacauan vs yang akan bikin kekacauan bertemu :V
BTW terlalu banyak kesamaan Wisha sama Cloppeh. Putih dan Hijau, belum lagi lambang keluarga Cloppeh kan ular putih O.O)?
Kok ndak ada yang traktir :(
Jangan lupa selalu dukung translator dengan klik teer.id/tukang-translate <3
Support kalian sangat berarti untuk translator <3
#tcf novel#tcf part 2#trash of the count's family#cale henituse#kim rok soo#totcf#lcf#raon miru#choi han#alberucrossman#eruhaben#lout of the count’s family
4 notes
·
View notes
Text
Pion
Dua pion maju berbenturan. Lonceng berbunyi dua belas kali, tengah malam di Chinatown masih menggeliat menggerakkan roda kehidupan. Dari kepiting rebus sampai pekerja seks komersial masih tersaji di pinggiran jalan, komplit, tinggal pilih. Sastro ada di sana. Ia kerja lembur di toko arloji seberang klinik herbal Akiong.
“Kalian pulanglah, aku mau tutup!” Sastro meneriaki dua orang temannya yang duduk berhadapan di ruang tunggu pelanggan.
Teriakannya tidak digubris, mereka menjawab lewat gerakan gesit dua kuda yang melompat melewati pion. Awal pertandingan, belum ada ancaman. Yang pasti mereka bergerak khusyuk sembari menelisik langkah yang akan dilakukan lawan.
“Aku tidak akan berteriak dua kali, terserah jika kalian mau jadi anjing penjaga toko sampai pagi.” Obeng kecil, kaca pembesar, dan onderdil arloji sudah tertata rapi di rak-rak sebelah etalase. Sastro mematikan lampu sorot kecil di meja kerjanya dan beranjak menuju papan catur usang di sudut ruangan.
“Mengapa kalian mendadak tuli, bodoh!?” Sastro masih tidak mendapat jawaban. Ia beringsut duduk menarik kursi dari meja sebelah. Mencoba mengikuti dan memahami alur pertandingan catur tengah malam.
Pertandingan catur itu baru benar-benar dimulai. Keheningan mereka seakan meredam teriakan para penjual sayur dan rayuan pria hidung belang yang meminta diskon pada wanita penjaja kemaluan di Chinatown. Sastro ikut hening, tahu betul bahwa keheningan mereka tak pelak sebuah perang yang berkecamuk melalui bidak-bidak di atas bidang persegi dengan motif putih-hitam. Ia ikut terpaku dalam papan catur tanpa sadar.
Tidak ada tuhan di permainan ini. Makan atau dimakan. Bunuh atau dibunuh. Ya silakan saja. Tidak ada yang melarang. Selayaknya hukum rimba berlaku. Atau mungkin ini sebenarnya adalah permainan antara dua tuhan yang berebut kekuasaan. Tuhan yang isi kepalanya dipenuhi intrik yang apik nan licik agar bidak lawan menemui ajal.
Arloji di tangan kiri Sastro tidak berhenti berdetik, begitu pula dengan tangan kedua teman Sastro yang dengan sabar tarik ulur memainkan bidak catur. Sastro hanyut semakin dalam, berpikir bahwa manusia tak ubahnya hanyalah permainan catur.
Semakin larut Sastro tidak lagi menunjuk-nunjuk papan catur yang entah sudah berapa ribu kali digunakan untuk berperang. Sastro tahu kedua teman mereka tidak akan menggubris omelan-omelan tentang ratu yang dikorbankan hanya untuk sebuah pion. Karena Sastro paham betul Ia tidak tahu pikiran dan strategi apa yang sedang berjalan di dalam kepala mereka. Karena sejatinya hidup juga seperti itu bukan? Orang lain hanya akan selalu mencela langkah-langkah yang kita lalui tanpa tahu apa yang telah kita korbankan. Yang jelas, kita hanya perlu untuk terus berjalan dengan bidak catur yang tersisa.
Tinggal setengah bidak catur yang berdiri di atas papan.
“Mungkin aku akan mati.”
“Diamlah, kau harus terus hidup.”
“Kau mungkin benar. Atau mungkin tidak.”
“Aku akan mati untukmu.”
“Berjanjilah untuk terus berusaha hidup.”
“Yayaya. Aku akan berusaha, tapi tidak berjanji.”
Para bidak berbincang untuk membunuh ketakutan. Mereka bagai mayat hidup yang harus tetap bergerak untuk hidup dan menang, untuk mati dikorbankan, atau yang lebih buruk adalah mati dan kalah dalam kesengsaraan.
Tapi manusia bukan pion, bukan kuda, bukan menteri, bukan benteng, bukan pula ratu bahkan raja. Bidak catur hanyalah buah dari pilihan-pilhan yang ada dalam hidup seorang manusia. Manusia adalah tangan dan pikiran yang menggerakkan bidak catur itu sendiri. Bukan sebaliknya. Manusia harus tahu kapan waktunya memajukan pion, menarik mundur kuda, mengorbankan ratu, bahkan harus tahu kapan waktunya menyerah ketika kehabisan langkah.
Chinatown mulai sepi, ingar bingar penjual dan pembeli surut, dan belum ada tanda kedua temannya akan berhenti. Sastro menyerah menunggui permainan catur yang tak kunjung usai. Memutuskan untuk tidur di samping papan catur setelah seharian bergelut dengan mur dan baut mini dalam arloji, mengistirahatkan diri untuk bersiap menjalani pilihan yang ia ambil esok hari.
—Duatujuhsepuluh
2020
9 notes
·
View notes
Text
152
Mari kuperkenalkan raja yang menduduki tahta tertinggi hati putrinya.
—yang pertama, yang selamanya tumbuh.
Dalam satu kesempatan, aku sedang kepayahan. Melawan terik yang sebenarnya tak apa untukku bertahan. Bahasa tubuhnya bicara, "Sini kasih ke abi." tanpa kata beliau melanjutkan. Tak rela kerja berat ini dikerjakan olehku.
Tenang adalah definisinya. Apapun situasi dan keadaannya, seperti air mengalirlah beliau bersikap. Seperti awan yang meneduhkan, pun seperti udara subuh yang menyejukkan.
Lewat usapan kepala ketika berpamitan merupakan mantra yang selalu aku damba. Matanya yang tersenyum, suaranya yang rendah, juga pandangannya tak lepas dariku sebelum berangkat.
Raja yang duduk di kursi kebesarannya ini tak pernah mengeluh pada kami. Kerjanya yang totalitas, sayangnya yang tak pernah terbatas, jam terbangnya yang luar biasa selalu melekat dalam hati para penggemarnya. Kami sudah pasti tentunya.
Abi, beliau selalu di hati kami.
3 notes
·
View notes
Text
Luck Draws the Unlucky (Part 45)
Caz tengah menyisir rambutnya, sementara Zelda menatap ke cermin, memperhatikan penampilannya sebelum menghela nafas. “Ini hanya makan malam, kenapa kau bersikeras membuatku terlihat–” dia menggelengkan kepalanya pelan. “Entahlah.”
“Bukankah ini pertama kalinya kalian makan bersama?” ujar roh itu. “Kukira kau ingin membuatnya kagum.”
“Aku tidak tertarik untuk itu,” balasnya, walaupun semburat merah muncul di pipinya.
“Oh,”gumam Caz, meletakkan sisirnya. “Kukira dengan perkelahian kalian, entahlah. Dia begitu peduli padamu, kukira itu hanya–”
Zelda menunggunya bicara, namun tidak ada yang terdengar. “Apa?” tuntutnya.
Dia tertawa gugup. “Perkelahian pasangan?”
“Apa-apaan, Caz Bellevue–”
“Ini bukan hanya aku,” dia membela diri. “Tanyakan saja pada roh-roh pelayan lain, mereka akan setuju denganku.”
Zelda merengsek mundur, menyandarkan dirinya ke sandaran kursi di depan meja kacanya, menghela nafas. “Kau membuatku tak ingin datang ke makan malam,” ujarnya. “Aku menyesal karena sudah memberinya ide vas bunga itu.”
“Hei,” panggilnya, masih berdiri di belakangnya. “Itu hanya asumsi. Kau dan Tuan Morgenstern juga tak perlu mempedulikan apa yang kami pikirkan, kan?” Ketika Zelda tak menjawab, dia tersenyum dan berjalan ke lemarinya. “Sekarang,” dia menarik pintunya terbuka. “Baju?”
Zelda meliriknya, mendengus, sedikit dari sudut bibirnya terangkat.
---
“Aku baik-baik saja, Mazikeen–”
Lucifer dan Mazikeen kini tengah berada di ruangannya. Jika Caz tidak terlalu rusuh dan tenang dalam mempersiapkannya, Mazikeen, yang telah ratusan tahun mengabdi padanya, begitu gugup untuk makan malam ini.
Dia terus memperbaiki kerahnya, memperhatikan kembali jubahnya, dan merapikan rambutnya. Begitu sering hingga tuannya terus menghela nafas.
“Ini akan jadi makan malam pertamamu setelah ratusan tahun,” ujarnya. “Terakhir kali kau makan dengan seseorang adalah setelah perang selesai dalam perjamuanmu bersama enam dosa besar lain.” Lucifer menarik kerahnya sedikit, menarik nafas. “Apa kau tak gugup sama sekali?”
“Dia hanya manusia,” balasnya. “Aku tak perlu berdandan serapi ini.” Mazikeen berkedip, tak memiliki cara lain untuk membela pendapatnya, sementara tuannya menggerutu, walaupun tak tega untuk bahkan melepas beberapa kancing. “Apa?” tuntutnya ketika tak mendengarnya bersuara.
“Aku hanya ingin kau memiliki teman,” gumamnya. Lucifer menatapnya. “Enam dosa lain sibuk dengan teritori mereka masing-masing dan kau tak bisa menganggap pelayanmu sebagai temanmu. Ada batasan yang tak bisa kulalui, tapi Tuan Astaseul bisa.”
Raja iblis itu memperhatikannya.
Ketika Mazikeen tiba di istananya, dia masih begitu kecil. Wujudnya masih anak kecil di umur kelima puluh tahun. Dia ingat bagaimana matanya berkaca-kaca dan mengatakan bahwa ibunya telah meninggalkannya. Saat itu, Lucifer, yang tak tahu siapa dia, menggendongnya dan membawanya masuk.
Dan ketika dia mengatakan siapa ibunya, dia tak bisa mengusirnya pergi.
Sekarang dia memiliki mata yang sama, dan walaupun wujudnya dewasa, Lucifer masih melihat anak kecil yang dia gendong dan rawat.
Jadi dia menghela nafas, merentangkan tangannya untuk menunjukkan jubah dan pakaiannya. “Apa ada yang kurang?”
Mata Mazikeen berbinar. “Rambutmu perlu lebih dirapikan.”
Dia menariknya ke depan meja kaca, meraih sebuah sisir dan mulai merapikan rambutnya. Dan dalam diam, Lucifer tersenyum kecil.
---
Zelda memperhatikan lilin-lilin yang menyala di beberapa sudut ruangan, juga dua lilin kecil di dekat vas yang baru saja dia letakkan. Di depan mereka adalah makanan pembuka di depannya. Dia tak tahu darimana para roh pelayan menemukan salad, tapi dia memutuskan bahwa mereka memiliki cara mereka sendiri.
“Apa mereka salah paham akan sesuatu?”
Lucifer ikut memperhatikan piano yang berdenting sendiri, menghela nafas. “Bisa jadi.”
Manusia itu memainkan garpunya. “Tapi kurasa akan sayang jika tidak memakan ini, mereka sudah berusaha. Juga–” iblis itu mengangkat alis ketika dia meliriknya. “Mazikeen memperhatikanmu.”
Dan Lucifer meraih garpunya sendiri.
Zelda tersenyum. “Kamu punya titik di hatimu untuknya ‘kan? Mazikeen.”
“Bagaimana tidak,” balasnya. “Kamu harus lihat ketika dia baru datang kemari, tak lebih tinggi dari dengkulku. Bahkan anak-anakku yang lain masih lebih besar darinya. Aku begitu takut mereka tidak menerimanya, jadi dia selalu berada di sampingku.”
Dia memainkan garpunya di atas selada yang tiba-tiba terlihat tidak menggugah seleranya, menunduk. “Dan anak-anakmu sekarang–”
“Pergi,” jawabnya singkat. “Siapa yang tahu. Mungkin mereka masih ada disini, tapi tidak berkunjung. Mungkin mereka menemui ibu mereka. Atau pergi ke teritori dosa lain. Aku tak tahu.”
“Apa kamu tak ingin tahu?”
“Tentu saja aku ingin tahu, mereka anak-anakku,” balasnya. “Tapi aku takkan memohon pada mereka untuk mengunjungiku.”
Zelda tak tahu apa yang mengusiknya, namun dia meraih tangannya dari seberang, menepuk-nepuknya perlahan. Dia menarik tangannya kembali, menghela nafas. “Kamu tahu, setelah makan, kamu ingin naik ke dunia bersamaku?”
Dia tak memerintahnya, bahkan tidak meminta apapun. Dia hanya mengajak, menawarkan. Tapi Lucifer menatapnya, satu sudut bibirnya naik, dan dia menganggukkan kepalanya.
2 notes
·
View notes
Text
Kalender Liturgi 08 Nov 2024
Jumat Pekan Biasa XXXI
Warna Liturgi: Hijau
Bacaan I: Flp 3:17 - 4:1
Mazmur Tanggapan: Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5
Bait Pengantar Injil: 1Yoh 2:5
Bacaan Injil: Luk 16:1-8
Bacaan I
Flp 3:17 - 4:1
Kita menantikan Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:
Saudara-saudara,
ikutilah teladanku
dan perhatikanlah mereka yang hidup seperti kami.
Sebab seperti yang telah sering kukatakan kepadamu
dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis,
banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus.
Kesudahan mereka ialah kebinasaan,
Tuhan mereka ialah perut, dan kemuliaan mereka ialah hal-hal aib,
sedangkan pikiran mereka
semata-mata tertuju ke perkara-perkara duniawi.
Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga.
Dari sana juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus,
Sang Penyelamat,
yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini,
menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia,
sesuai dengan kuasa-Nya
yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
Karena itu, saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan,
sukacita dan mahkotaku,
berdirilah dengan teguh dalam Tuhan!
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5
R:1
Mari kita pergi ke rumah Tuhan dengan sukacita.
*Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku,
"Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Sekarang kaki kami berdiri
di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
*Hai Yerusalem, yang telah didirikan
sebagai kota yang bersambung rapat,
kepadamu suku-suku berziarah,
yakni suku-suku Tuhan.
*Untuk bersyukur kepada nama Tuhan
sesuai dengan peraturan bagi Israel.
Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan,
kursi-kursi milik keluarga raja Daud.
Bait Pengantar Injil
1Yoh 2:5
Sempurnalah kasih Allah
dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.
Bacaan Injil
Luk 16:1-8
Anak-anak di dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.
Inilah Injil Suci menurut Lukas:
Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya,
"Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara.
Kepadanya disampaikan tuduhan
bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
Maka si kaya itu memanggil bendaharanya dan berkata,
'Apakah yang telah kudengar tentang dirimu?
Berilah pertanggungjawaban atas urusanmu,
sebab engkau tidak boleh bekerja sebagai bendahara lagi.'
Berkatalah bendahara itu dalam hatinya,
'Apakah yang harus kuperbuat?
Tuanku memecat aku dari jabatanku.
Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.
Aku tahu apa yang akan kuperbuat,
supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara,
ada orang yang mau menampung aku di rumah mereka.'
Lalu ia memanggil satu demi satu
orang yang berhutang kepada tuannya.
Berkatalah ia kepada yang pertama,
'Berapa besar utangmu kepada tuanku?'
Jawab orang itu, 'Seratus tempayan minyak.'
Lalu kata Bendahara itu, 'Inilah surat utangmu.
Duduklah dan buatlah surat utang lain sekarang juga:
Lima puluh tempayan.'
Kemudian ia berkata kepada yang lain,
'Dan Saudara, berapa utangmu? '
Jawab orang itu, 'Seratus pikul gandum.'
Katanya kepada orang itu, 'Inilah surat utangmu.
Buatlah surat utang lain: Delapan puluh pikul.'
Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya,
karena ia telah bertindak dengan cerdik.
Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya
dari pada anak-anak terang."
Demikianlah sabda Tuhan.
0 notes
Text
Lelaki Berjubah Coklat
Raja mengambil kotak amal yang ada di sudut kelas. Entah siapa yang meletakkan benda tersebut di kelasnya, yang pasti perbuatan ini tak bisa dimaafkan. Apalagi melihat isi di dalamnya sudah kosong melompong.
Sejak hari Jumat lalu, ketika tugas mengutip uang sumbangan yang dilakukan oleh pihak OSIM Ubudiyah sedang berjalan. Damar, partner kerjanya teledor menaruh kotak itu sembarangan. Alhasil, benda itu hilang dari permukaan.
Karena kejadian itu, para OSIM mulai melakukan penyelidikan massal ke seluruh penjuru sekolah. Setiap hari ada saja pengecekan atau sitaan barang-barang secara mendadak. Uang yang hilang jumlahnya sangatlah besar, biasa digunakan untuk sumbangan ke anak yatim, pembangunan mesjid atau bencana alam. Jadi tak heran jika pihak yang bertanggung jawab memegang uang tersebut merasa kalang-kabut.
Sekitar Senin dini hari, saat jam pulang sekolah berbunyi. Tiba-tiba kotak tersebut muncul di kelas 11 IPS. Perwakilan tiga orang Osim pun datang ke sana untuk memeriksa. Dan benar, kotak itu tergeletak rapi di samping rak buku.
“Kurang ajar banget sih, berani sekali dia ngambil kotak ini.” ucap Kina, seorang wakil Ubudiyah. “Kamu bawa ini ke ruang Osim, Kin. Kita harus cari uang itu secepatnya karena bisa jadi orang yang ngambil itu masih menyimpan uangnya.” Raja menyerahkan kotak itu kepada Kina lalu beralih menatap Anas, Sang ketua Ubudiyah. “Kamu benar. Sebelum uang itu habis terpakai oleh si pencuri kita harus bertindak cepat. Jadi, apa yang harus kami lakukan?” “Kita akan mengadakan penggeledahan nanti malam. Kalian tolong umumkan kepada yang lain. Dan kalau bisa kita gunakan sumpah Qur’an jaga-jaga jika ada yang berbohong.” “Baiklah, Raja. Kami pamit dulu.”
Kina dan Anas pun keluar dari kelas. Setelah mereka hilang dari pandangan, Raja pun mendudukkan tubuhnya ke kursi. Memikirkan hal yang baru saja terjadi membuatnya tertekan. Beban yang harus dipikulnya bertambah lagi, belum lagi Minggu depan ia harus rapat untuk mendiskusikan acara tahunan sekolah.
Kelas sudah sepi, daripada berlarut-larut berdiam diri di tempat itu yang akan menambah kunang-kunang kepalanya lebih baik Raja bergegas pulang ke asrama. Mencharger diri sebelum bertugas nanti malam.
—
Sesi zikir bersama telah selesai. Anas pun mengambil alih mic yang di pegang oleh kakak kelas yang memimpin bacaan zikir tadi. Dan berlanjut dengan memberitahukan tentang rencana mereka sebelumnya. Jadi, tidak ada yang boleh balik ke asrama terlebih dahulu baik laki-laki maupun perempuan yang hadir di mushala tersebut.
“Untuk menghindari terjadinya pembohongan maka kami akan menggunakan cara sumpah Qur’an. Harap bagi kalian untuk maju ke depan masing-masing lima orang setelah selesai bersumpah maka diperbolehkan untuk kembali ke asrama supaya tidak terlalu lama berkabung di mushala sampai tengah malam nanti.”
0 notes
Text
0895 3264 95728 (GARANSI TERMURAH), Jual Kursi Stool Bulat Kota Payakumbuh
"0895 3264 95728 (GARANSI TERMURAH), Jual Kursi Stool Bulat Kota Payakumbuh
Langsung ORDER KLIK WA http://wa.me/62895326495728 95728, Jual Kursi Stool Bulat Kota Payakumbuh, Jual Kursi Stool Bulat Manokwari Selatan, Jual Kursi Stool Bulat Maybrat, Jual Kursi Stool Bulat Pegunungan Arfak, Jual Kursi Stool Bulat Raja Ampat, Jual Kursi Stool Bulat Sorong, Jual Kursi Stool Bulat Sorong Selatan, Jual Kursi Stool Bulat Tambrauw
Kursi Stool Bulat dengan Kaki Kayu Jati Berkualitas
Apakah Anda sedang mencari kursi stool bulat yang tidak hanya fungsional tapi juga estetis? Kami menawarkan Kursi Stool Bulat dengan desain elegan dan material berkualitas. Kursi ini memiliki kaki kayu jati yang kuat dengan finishing poliuretan yang tahan lama, memberikan tampilan yang mewah dan daya tahan tinggi.
Dengan diameter 40 cm dan tinggi 45 cm, kursi ini sangat pas untuk berbagai keperluan, baik di ruang tamu, ruang makan, maupun kamar tidur. Dilengkapi dengan cover kain berkualitas, kursi ini nyaman untuk digunakan dalam jangka waktu lama.
Bonus Sarung Kursi! Kami juga memberikan sarung kursi gratis untuk setiap pembelian, menjaga kursi Anda tetap bersih dan terawat.
Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan, hubungi layanan pelanggan kami melalui WhatsApp di 0895 3264 95728. Jangan lewatkan kesempatan untuk memiliki kursi stool bulat terbaik ini!
JualKursiStoolBulatKotaPayakumbuh, #JualKursiStoolBulatManokwariSelatan, #JualKursiStoolBulatMaybrat, #JualKursiStoolBulatPegununganArfak, #JualKursiStoolBulatRajaAmpat, #JualKursiStoolBulatSorong, #JualKursiStoolBulatSorongSelatan, #JualKursiStoolBulatTambrauw"
0 notes
Text
Full Version Dzikir Petang
⏰️DZIKIR PETANG⏰️
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
A'uudzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiim
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.
➡ 1. Membaca Ayat Kursi (1x)
اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَـيُّ الْقَيُّوْمُ ۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗۤ اِلَّا بِاِ ذْنِهٖ ۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ ۚ وَلَا يَــئُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا ۚ وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
“Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (Al-Baqarah: 255)
➡ 2. Membaca Surat Al-Ikhlas (3x)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.
➡ 3. Membaca Surat Al-Falaq (3x)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ,مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.
➡ 4. Membaca Surat An-Naas (3x)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.”
➡ 5. Membaca (1x)
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَـٰذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَـٰذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Amsainaa wa amsal mulku lillaah, wal hamdulillaah, laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamd, wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir. Robbi as-aluka khoiro maa fii haadzihil-lailati wa khoiro maa ba'dahaa, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzihil-lailati wa syarri maa ba'dahaa, robbi a'uudzu bika minal kasali wa suu-il kibar, robbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin-naari wa 'adzaabin fil qobr.
Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan bagiNya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Hai Tuhan, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung keDibac dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejekelekan di hari tua. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadamu dari siksaan di Neraka dan kubur.
➡ 6. Membaca (1x)
اَللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Allaahumma bika amsainaa, wa bika ash-bahnaa, wa bika nahyaa, wa bika namuutu, wa ilaikal mashiir.
Ya Allah, dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu sore, dan dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan kepadaMu tempat kembali (bagi semua makhluk).
➡ 7. Membaca Sayyidul Istighfar (1x)
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.
“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”
➡ 8. Membaca (3x)
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
Allaahumma 'aafinii fii badanii, allaahumma 'aafinii fii sam'ii, allaahumma 'aafinii fii bashorii, laa ilaaha illaa anta. Allaahumma innii a'uudzu bika minal kufri wal faqr, allaahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabil qobr, laa ilaaha illaa anta.
“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.”
➡ 9. Membaca (1x)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahumah fadni min bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).”
➡ 10. Membaca (1x)
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.
“Ya Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, syaitan dan ajakannya menyekutukan Allah (aku berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.”
➡ 11. Membaca (3x)
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.* “Dengan Menyebut Nama Allah, yang dengan Nama-Nya tidak ada satupun yang membahayakan, baik di bumi maupun dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Maha mengetahui.”
➡ 12. Membaca (3x)
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyya.
“Aku rela (ridha) Allah sebagai Rabb-ku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).”
➡ 13. Membaca (1x)
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin
“Wahai Rabb Yang Mahahidup, Wahai Rabb Yang Mahaberdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala keadaan dan urusanku dan jangan Engkau serahkan kepadaku meski sekejap mata sekalipun (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).”
➡ 14. Membaca (1x)
أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Amsainaa 'alaa fithrotil islaam, wa 'alaa kalimatil ikhlaash, wa 'alaa diini nabiyyinaa muhammadin shollallaahu 'alaihi wa sallam, wa 'alaa millati abiinaa ibroohiim, haniifan musliman wa maa kaana minal musyrikiin.
Di waktu sore kami berada di atas fitrah Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kami Muhammad, dan agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.
➡ 15. Membaca (1x atau 10x atau 100x)
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”
➡ 16. Membaca (100x)
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
Subhanallah wa bi-hamdih.
“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya.”
➡ 17. Membaca (3x)
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
A'uudzu bi kalimaatillaahit-taammaati min syarri maa khalaq.
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya.
-------------------------
Dinukil dari buku Doa Dan Wirid halaman 133- 155 yang disusun oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir jawas , Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafii
0 notes
Text
Kalender Liturgi 01 Mei 2024
Rabu Paskah V
PF S. Yusuf, Pekerja
Warna Liturgi: Putih
Bacaan I: Kis 15:1-6
Mazmur Tanggapan: Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5
Bait Pengantar Injil: Yoh 15:4a.5b
Bacaan Injil: Yoh 15:1-8
Bacaan I
Kis 15:1-6
Paulus dan Barnabas
pergi kepada rasul-rasul dan panatua-panatua di Yerusalem
untuk membicarakan soal-soal yang timbul di tengah jemaat.
Bacaan dari Kisah Para Rasul:
Sekali peristiwa,
beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia
dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ.
"Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa,
kamu tidak dapat diselamatkan."
Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu.
Akhirnya ditetapkan,
supaya Paulus dan Barnabas
serta beberapa orang lain dari jemaat itu
pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem
untuk membicarakan soal itu.
Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota,
lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria,
dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan
pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ.
Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat
dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua,
lalu mereka menceriterakan segala sesuatu
yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.
Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi,
yang telah menjadi percaya,
datang dan berkata,
"Orang-orang bukan Yahudi harus disunat
dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa."
Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua
untuk membicarakan soal itu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5
R:1
Mari kita pergi ke rumah Tuhan dengan sukacita!
*Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku,
"Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Sekarang kaki kami berdiri
di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
*Hai Yerusalem, yang telah didirikan
sebagai kota yang bersambung rapat,
kepadamu suku-suku berziarah,
yakni suku-suku Tuhan.
*Untuk bersyukur kepada nama Tuhan
sesuai dengan peraturan bagi Israel.
Sebab di Yerusalem ditaruh kursi-kursi pengadilan,
kursi-kursi milik keluarga raja Daud.
Bait Pengantar Injil
Yoh 15:4a.5b
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu, sabda Tuhan.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku, ia berbuah banyak.
Bacaan Injil
Yoh 15:1-8
Barangsiapa tinggal di dalam Aku, dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak.
Inilah Injil Suci menurut Yohanes:
Dalam amanat perpisahan-Nya
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya,
dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya
supaya berbuah lebih banyak.
Kamu memang sudah bersih
karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,
kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,
demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia,
ia berbuah banyak,
sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku,
ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku
dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehendaki,
dan kamu akan menerimanya.
Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan,
yaitu jika kamu berbuah banyak,
dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Demikianlah sabda Tuhan.
#jdogomo#katolikroma#katolikkukeren#bacaanharian#bacaanliturgi#bacaanhariankatolik#kalenderliturgikatolik#kalenderliturgi
0 notes
Text
Hello Singapore!
Bersih dan nyaman.
Hal yang ingin aku ucapkan pada semua orang saat pertama kali aku menginjakkan kaki ke Singapore.
Perjalanan untuk ke Singapore aku tempuh dari Kuala Lumpur menggunakan Bus. Tiket bus bisa kau dapatkan diaplikasi Easy Book. Pemesanan tiket bus bisa dipesan saat kita berada di Indonesia. Untuk harganya bisa dibilang cukup murah dengan perjalanan kurang lebih 4-5 jam kita mengeluarkan kocek IDR 242.249.
Busnya cukup nyaman dilengkapi dengan AC, stop kontak personal, lampu baca, kursi empuk yang bisa buat tiduran dan tempat selonjoran kaki. Tapi sayang warnanya sangat ngejreng aaaa :D
Tiba di Singapore kita bisa menemukan tulisan ini. Warga negara Singapore terlihat suka jalan kaki untuk kemana2. Makannya disini disediakan pedestrian yang nyaman banget buat pejalan kaki.
Saat di Singapore penginapan yang aku gunakan terletak di jalan Dickson dekat dengan Little India. Aku pilih hotel ini selain karena lebih murah juga dekat dengan transportasi umum dan kampung arab jadi banyak pilihan makanan halal. Namanya Hotel 81 Dickson Singapore, dengan harga 1.440.000/Night .
Di Singapore harga hotel lumayan lebih pricey dari pada tiket pesawatnya. Jadi pastikan kamu sudah yakin untuk membeli tiket liburanmu :D
Ruangannya bersih dan fasilitas standard tanpa breakfast. Ada wifi, AC, water heater, sabun shampo, handuk, jug pemanas air, dan penggantian handuk tiap harinya. Untuk gambarnya kira-kira seperti dibawah ini.
Lanjut makan malam, disekitaran hotel ada rumah makan halal bernama Al Mubin. Disana banyak menjual menu-menu arab dan indonesia. Jangan bandingan harga di Singapore dengan Malaysia. Karena, beda jauh 3x lipat haha. Jika membeli sesuatu aku pasti kali dengan harga IDR 11.000.
Seporsi Nasi ayam goreng sayur dan segelas teh tarik disana dihargai sekitar IDR86.000.
Malam ini aku hanya berkeliling disekitar hotel yaitu Little India. Kenapa bisa disebut little India? inilah jawabannya.
Di sekitar Little India terdapat tempat perbelanjaan yang super gede namanya Mustafa Centre. Disana banyak menjual berbagai macam oleh-oleh seperti coklat, pakaian, perhiasan, dan barang pecah belah dengan harga yang lebih miring dibandingkan dengan toko lainnya. Cukup puas banget untuk mengelilingi satu toko ini, karena memang guedenya minta ampun.
Keesokan paginya aku segera bergegas tidak mau melewatkan waktu singkatku di Singapore ini.
Perjalanan pertama. Icon Singapore, Merlion I'm comming! Perjalanan dimulai dari seberang hotel. Dilarang manja kalau di Singapore. Bagi yang sering kemana-mana pakai ojol rasain di Singapore deh. Selain jalan kaki disini orang kebanyakan memakai transportasi umum seperti bus, MRT, dan LRT. Kunci sukses kamu jadi raja jalanan di Singapore, kamu harus punya EZ Link card. Kartu ini mirip e-money bisa kamu gunakan untuk pembayaran semua transportasi umum di Singapore. Kartu EZ Link bisa di beli di mini market 7Eleven terdekat dengan harga SGD10 (SGD 5 harga kartu, SGD 5 isi saldonya).
Pemandangan indah banget Singapore di pagi hari. Kaya di luar negeri.
EMANG INI LUAR NEGERI WOY!
Kalian harus hafal peta untuk menjelajahi singapore. Cukup take picture peta dipapan besar di tempat pemberhentian bus.
Tiba di Merlion, ternyata perutku lapar. Butuh asupan makan. Yuk, cari makan. Aku menemukan 7Eleven di Bawah jembatan dekat patung Merlion, harganya cukup murah untuk seporsi mac n cheese, kalo ga salah SGD 4, lupa 😅. Untuk menghangatkan makanan disediakan microwave juga di mart nya. Sendok garpu udah include ya. Ini enak bangetttt!
Hal wajib, POTOO!
Poto lagiiiii! Ini lokasinya diantara patung Merlion dan 7Eleven.
Waktu sehari ini nggak boleh aku lewatkan sedetik pun untuk mengunjungi tempat-tempat ikonik Singapore. Setelah dari merlion aku melanjutkan perjalanan menuju Universal Studio. Seperti biasa perjalanan aku tempuh menggunakan busway dan MRT.
MRT terasa penuh membludak, karena libur panjang imlek. Banyak turis yang datang ke Singapore, terutama India dan Bangladesh.
Akhirnya tiba jug di Universal studio. Biaya yang aku keluarkan disini IDR 0 karena tanpa masuk wahana. Kalau pingin masuk ke wahana tinggal bayar IDR 968.942. Tiket ke universal studio bisa dipesan lewat aplikasi travel di Indonesia seperti Tiket.com dan lainnya.
Panasnyaaa di Universal Studio.
FYI, Universal Studio terletak di pulau Sentosa Singapore. Untuk kesana kita bisa menggunakan kereta gantung/gondola, kapal ferry, kereta penghubung Singapore dengan pulau Sentosa, atau bisa juga jalan kaki lewat Sentosa Boardwalk.
Asli, kalau jalan kaki kamu bisa melihat view cantik banget di Sentosa Boadrwalk. Sayangnya cuma satu, 'CAPEK!'
Lanjut dari Universal Studio menyempatkan untuk ke bandara. walaupun nggak terbang dari sana :D.
Kece parah ini bandara Singapore!! Suka banget sama nuansa tropical gini :D
Aku ke Singapore pas tahun baru imlek, jadi disini perayaannya sangat meriah. Disetiap sudut jalanan terpasang lampion dan aneka accecories khas imlek lainnya. Pada gambar di bawah aku sedang jalan-jalan disekitar bugis street. Banyak masyarakat sedang melakukan ibadah. Uniknya mereka ibadah dengan menggunakan persembahan bunga bungaan. Bunga lotus menjadi icon pada persembahan ini. Konon katanya bunga lotus ini menjadi lambang keindahan dan kesempurnaan bagi orang tionghoa. Cantik banget kan :')
Mengelilingin Bugis Street ternyata menguras energy. Aku harus makan dulu hehe. Sate ini aku beli di kedai Indonesia.
Coconut shake yang virall, 9/10 🤗
Poto dulu sama Mr. Hersey’s
MRT di Singapore saat liburan imlek rame banget yah. Udah kaya stasiun Manggarai aja.
Ini jus jeruk enak bangett. Harganya cuma SGD2. Terbuat dari 4 buah jeruk Australia. Namanya ijooz.
Pemandangan ketika kamu jalan di malam hari
Malam terakhir di Singapore dan terlihat hujan. Sebelum ambil gambar ini, hujan sangat derasss.
Aku menyempatkan waktu untuk berjalan-jalan sebentar diluar dan jajan mie instant di 7Eleven. Mini market 7Eleven banyak banget disini, jadi ga usah takut kelaparan. Kira-kira aku keluar jam 21.30 waktu Singapore. Jalannya udah agak sepi dan tidak ada perempuan-perempuan yang diluar. Ini menakutkan bagiku, karena yang jalan-jalan malam hanya laki2 dan kebanyakan India.
Yeayy masak mie instant di Hotell.
Note 1: Disini aku nggak menerapkan bacpacker budget, karena waktu aku terbatas dan harus explore semua yg aku temui. Beli makanan juga yang penting mengenyangkan dan kalau ada yang murah ya langsung gass. Kalau dilihat aku makan dalam sehari bisa menghabiskan uang IDR 200.000an, karena ya itu yang aku temukan yang aku makan. Untuk kalian yang on budget sebaiknya riset lagi makanan murah di Singapore. Banyak traveler di luar sana bisa menemukan makanan seharga SGD 2 atau IDR 22.000 doang. Selagi kalian mampu untuk selektif membandingkan harga malah lebih baik 🫶🏻🤗
Note 2: FYI TULISAN AKU YG INI BELUM SELESAI��
Tapi aku upload dulu. Biar bisa lanjut ke Budgeting 🙏🏻🤗
1 note
·
View note
Text
Dibalik Kamera 38
Pertunjukkan dimulai
. Hari pertunjukkan telah tiba, malam hari itu Gilliant nampak menyibukkan dirinya di depan kaca. Akhirnya ia memilih mengenakan satu setelan pakaian jas formal untuk menghadiri pertunjukkan ballet itu. Serta dipadukan sepatu fantofel kulit yang mengkilap. Tak lupa memakai jam tangan mewahnya itu serta menyemprotkan parfum ke beberapa bagian tubuhnya. Sungguh sangat menawan dan tampan tampilannya kali ini.
. Gilliant memiliki banyak koleksi mobil mewah, namun kali ini ia memilih mobil klasik Rolls-Royce miliknya dengan dua tempat duduk. Karena sangat cocok dengan acara yang akan ia hadiri. Ia pun menuju ke apartemen Carissa.
. Carissa pun sibuk menyiapkan dirinya, kemudian ia memilih tampilan mengenakan maxi dress casual tanpa lengan, serta memiliki salah satu potongan belahan dibagian bawah. Serta merapikan rambutnya, dibiarkan mengurai, ia menambahkan pita yang besar untuk menambahkan aksesoris dibagian kepala belakang. Tak lupa menggunakan tas bahu warna senada. Mengenakan heels yang tidak begitu tinggi namun nyaman untuknya. Sangat cantik bagi Carissa menggunakan tampilan ini karena ia jarang sekali berdandan untuk baju tanpa lengan.
. "Carissa aku sudah memakirkan mobil ku, apa kau masih berdandan?" pesan Gilliant pada Carissa.
. Mendengar ponselnya berbunyi Carissa yang sedang memakai. anting itu pun bergegas, dan menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Segera ia menuju tempat Gilliant berada.
. Gilliant yang sedang memperhatikan jalan sambil menunggunya, tiba tiba saja mendengar suara langkah kaki dari arah apartemen. Matanya langsung terfokus pada Carissa yang sangat cantik dan elegan malam itu. Sungguh ia bertekad tak ingin menghancurkan malam itu. Karena ia tak pernah melihat Carissa berdandan semeanggumkan itu. Namun dihatinya sangat sekali ia menyatakan perasaannya juga.
. "Gill, maaf membuat mu menunggu terlalu lama" ujar Carissa.
" Tentu saja tidak, hmm Carissa? sungguh kau sangat menawan, aku tak pernah melihat mu mengenakan gaun seperti itu, itu sangat cocok dengan mu aku sangat menghargai nya". Gill mengapresiasi.
" Wah, aku menjadi malu, tetapi terima kasih, kau juga sangat tampan" Carissa memujinya balik.
. Gilliant pun turun dari mobilnya, dan membuka kan pintu mobil dilain sisinya untuk Carissa. Kemudian mereka melaju ke tempat pertunjukkan. Sepanjang perjalanan mereka saling mencuri pandang. Karena mereka nampak bak pasangan raja dan ratu malam itu, mengenakan pakaian yang tak pernah mereka saling lihat sebelumnya.
Sesampainya ditempat pertunjukkan, Gilliant membuka kan pintu mobil untuk Carissa, dan juga merangkul pinggangnya. Oh tidak, Carissa sangat berdegup kencang. Sedikit canggung, pertama kalinya ia mendapatkan perlakuan seperti ini. Dan mereka mennjukkan tiket kemudian menempati kursi mereka.
Pertunjukkan itu sangat apik, penari ballet, musik serta suasanya sungguh mengesankan, ini merupakan impian Carissa. Matanya terbelalak kagum pada pertunjukkan itu. Gilliant yang sesekali mencuri pandang Carissa sedikit menyimpulkan senyum pada bibirnya. Ia juga senang melihat Carissa bahagia.
0 notes
Text
001.
Sepatunya mengetuk lantai parket kayu berkali-kali, bentuk melodi kacau di dalam ruangan yang diisi tiga nyawa saling berhadapan. Satu nyawa yang duduk dengan angkuh di kursi kerja di balik meja mengkilap yang berisi tumpukan berkas di atasnya; beri tatap tajam padanya yang berdiri malas di hadapan si pria paruh baya. Nyawa satu lagi berdiri tegap disamping singgasana si pria, silangkan tangan ke belakang guna hormati nyawa paling tua di antara mereka bertiga.
Tiga menit ia berdiri di sana, beradu pandang dengan sosok di hadapannya. Matanya sesekali curi pandang pada sosok lainnya. Ia tebak umurnya tak jauh berbeda dengan dirinya, dilihat dari perawakannya yang terlihat masih sangat muda. Kala derak kursi yang didorong ke belakang pecahkan lamunan juga ketukan sepatunya, lantas dirinya alihkan pandangan ke lantai. Sedikit tegakkan tubuh, sebab ia tahu topik yang akan banjiri ruangan ini bukanlah topik basa-basi.
“Sudah ada sebelas orang yang mengundurkan diri menjadi bodyguard pribadimu, cuma karena sikap kurang ajar kamu ke mereka. I've never taught you how to behave, have I? Haven't you ever thought about how you've been acting all this time?”
Tatapan kosongnya ia arahkan pada satu nyawa yang baru saja muntahkan kalimatnya dengan kaki yang menyilang di atas kaki lainnya. Arogan sekali, pikirnya. Tak pernah sadar bahwa tatapan yang ia berikan juga sama angkuhnya.
“You think you've taught me anything? I grew up in a nanny's hands, not in yours.”
“Watch your words, Jung Wooyoung.”
Ingin ia muntahkan kata sekali lagi, namun akhirnya hanya decihan sinis itu yang keluar dari bilah bibirnya.
“Saya gak mau dengar laporan kalau kamu bersikap kurang ajar lagi ke bodyguard-mu yang baru. Kamu bukan anak raja, jangan bersikap semena-mena. Improve your attitude and never embarrass me as your dad!”
Anggukan kepala enggan bercampur rasa malas itu ia sertakan, hanya untuk sudahi ocehan sang Papa yang tak pernah sekalipun selipkan kata pujian untuknya dalam tiap kalimatnya. Satu kata pun bahkan tak pernah.
“Dia bodyguard baru mu.”
Lantas netranya ikuti arah pandang sang Papa, tatap pemuda berwajah tegas di samping kursi kerja di depan sana. Pandangan mereka bertemu, bertubruk satu sama lain. Ia beri seringaian kala pemuda itu tarik ujung bibir guna beri sapa padanya, memasang wajah ramah, namun yang ia lakukan malah sebaliknya. Tatapan lancangnya pandangi pemuda itu dari atas sampai bawah, sertakan seringaian yang masih melekat pada bibirnya.
“Salam kenal, Jung Wooyoung.”
Suara itu terdengar lembut, setidaknya lebih lembut dari suara derit kursi kerja sang Papa yang didorong kala pria itu beranjak keluar dari mejanya. Tatapan sang anak dan Papanya itu cukup lama bersabung dalam atmosfer tegang, dibiarkannya angkuh dalam kelereng jernih itu terobos manik jelaga miliknya, sebelum akhirnya sang Papa keluar ruangan usai muntahkan kalimat terakhirnya.
“Saya gak pulang sampai minggu depan.”
Ia rotasikan bola matanya disertai decakan. Lelah sekali. Hadapi Papanya dengan sikap angkuh dan arogan bukanlah hal yang mudah. Bebasnya belum pernah ia cicipi, dikekang dan dikurung di dalam sangkar bak burung hasil tangkapan. Namun, pria itu jarang sekali pulang ke rumah, dan dirinya, setidaknya, punya cukup waktu untuk rehatkan rungu dari ocehan juga celoteh sang Papa.
Matanya beralih tatap figur yang kini sudah beranjak menuju pintu, menunggu dirinya untuk ikut keluar dari ruang kerja sang Papa guna kembali ke rumah.
Lantas keduanya beranjak dari sana, keluar dari kantor milik sang Papa yang cabangnya sudah menyebar di beberapa kota. Naiki mobil dengan warna senada langit malam kala mencapai parkiran, kalakian mesin beroda itu dilajukan, membelah jalanan ibu kota yang tak pernah sepi.
Jung Wooyoung; pemuda berumur delapan belas yang baru rayakan ulang tahunnya bulan kemarin. Baginya, hidupnya tak lebih dari simulasi yang dibuat oleh sang Papa. Ia tumbuh dengan berselimut rasa sesal atas kematian sang Ibunda. Otaknya dicuci, ditanamkan rasa bersalah, sebab telah renggut nyawa wanita demi lahirnya ia ke dunia.
Sang Papa tanggung banyak rasa dendam atas kelahirannya. Kehilangan istri tercinta bukanlah hal yang mudah diterima oleh akal sehatnya. Lantas untuk limpahkan segala rasa sedih dan putus asanya, ia anggap sang anak satu-satunya sebagai produk gagal yang tak pantas ditunjukkan kepada dunia.
Ia tumbuh tanpa peluk identitas orang tua. Teman-teman sekolahnya tak pernah tahu dari kalangan mana ia berasal. Siapa sebenarnya orang tua dari anak yang kelakuannya begitu angkuh dan kurang ajar. Yang mereka tahu hanyalah rumor bahwa ia dari kalangan kelas atas, bukan dari keluarga sembarangan. Lantas, alasan itu pula yang menjadi penyebab dirinya tak miliki banyak teman. Mereka takut Wooyoung berasal dari keluarga mafia, yakuza, atau semacamnya. Memang tak masuk akal, namun, ia senang mendengar rumor itu tersebar. Setidaknya ia punya alasan untuk tidak bergaul dengan para penjilat di luaran sana.
“Papamu bilang saya bisa tinggal di rumah, tapi kalo kamu gak nyaman, saya sewa apartemen aja di sekitar sana.”
Ah, ia hampir lupakan nyawa lain yang sekarang tengah fokus pada kursi pengemudi di sampingnya. Wooyoung sejenak lempar tatapan pada pemuda itu, sebelum akhirnya pandangi jalanan di depan sana.
Pemuda di sampingnya adalah pengawal kedua belas yang disewa oleh sang Papa. Dimulai dari ia menginjak bangku sekolah dasar sampai sekolah menengah, hidupnya selalu berdampingan dengan macam-macam pengawal. Rata-rata dari mereka, bekerja tak sampai satu tahun, sebab tak tahan akan sikap dan kelakuan sang majikan. Ia tak pernah keberatan, toh ini semua kemauan sang Papa. Ia tak pernah meminta disewakan seorang bodyguard selama delapan belas tahun dirinya hidup di dunia. Entah apa alasan pria itu, Wooyoung tak pernah tahu dan tak ingin juga cari tahu.
“Gak usah sewa apartemen, tinggal aja di rumah,” ia berkata, sejenak sandarkan punggungnya, selagi tangannya ia lipat di depan dada. “Palingan sebulan juga lu udah minta resign.”
Pemuda yang miliki rahang tegas itu beri gurat raut terkejut atas kalimatnya barusan, kiranya tak sangka kalimat demikian keluar dari bilah bibirnya.
“Kenapa mikirnya gitu?”
“Karena bodyguard yang kemaren kayak gitu semua. Pada gak tahan, katanya.”
Yang disampingnya beri tatap sejenak, sebelum kembali fokuskan pandangan pada jalanan di depan. “Karena sikapmu?”
Wooyoung angkat bahu dengan raut malasnya, “kayaknya. Lu—siapa nama lu?”
“Choi San.”
“Choi San? Kayaknya lu bodyguard termuda yang di-hired sama Papa. Lu baru lulus SMA kemaren lusa, ya?”
“Kebetulan saya udah lulus S1, sih.”
Ia terdiam. Cukup tak masuk akal baginya, sebab perawakan dan wajah Choi San terlihat masih sangat muda, seperti pemuda berumur sembilan belas tahun yang baru lulus sekolah kemarin lusa. Atau setidaknya, seperti pemuda yang baru injak dunia perkuliahan.
“Kalo kamu raguin kemampuan saya, saya gak dibayar cuma-cuma, kok. Saya bisa tinju dan taekwondo.”
“Such an arrogant.”
Senyum simpul itu diperlihatkan, terlihat sama sekali tak tersinggung atas kalimat Wooyoung barusan. Entah sosok itu ingin jaga sikap di hari pertama kerjanya, atau memang ia punya sejuta kesabaran yang mengalir di dalam tubuhnya.
“Mohon kerjasamanya, ya, Wooyoung. You can call me anytime if you need something.”
Lantas obrolan itu berakhir di sana. Wooyoung tak beri tanggapan apa-apa, hanya pandangi Choi San dengan tatapan malasnya. Semua mantan pengawalnya juga ucapkan kalimat demikian di hari pertama mereka, dan Wooyoung penasaran di hari keberapa pemuda di sampingnya itu akan nyatakan undur diri dari pekerjaannya sekarang.
1 note
·
View note
Text
2021.
"Nduk, maaf ya Bapak ndak bisa sekolahin kamu sampai tinggi."
Mulan lantas menghentikan kegiatannya, menaruh fokus sepenuhnya kepada pria paruh baya yang sedang menggunting daun pisang untuk bungkus jajan pasar yang biasa dibuatnya.
"Ndak apa-apa Pak. Bapak tau sendiri aku ndak suka belajar juga." Jawabnya, dengan cengiran khas yang selalu terpatri di wajahnya.
Jemarinya dengan cekatan membersihkan daun pisang yang sudah dipotong lalu menyusunnya dengan rapi. Keheningan kini menyelimuti, gadis itu pun mulai tenggelam dalam pikirannya yang rumit.
Bohong saat ia berkata bahwa ia tak suka belajar. Bohong saat ia berkata ia tak apa-apa dengan fakta bahwa ia tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan sekolahnya menuju perkuliahan. Ia hanya tidak ingin membuat ayahnya bersedih karena ketidakmampuannya untuk menyekolahkan anaknya.
"Pak, Mulan boleh istirahat dulu ndak? Capek, tadi habis tryout." Gadis itu kini bangkit, meninggalkan ayahnya yang hanya mengangguk untuk menjawab.
Tidak. Mulan justru berbelok menuju pintu rumahnya, alih-alih menuju kamar untuk beristirahat. Selembar uang sepuluh ribu ia selipkan ke dalam kantong. Kepalanya panas, harus didinginkan. Maka dilangkahkannya kaki menuju warung kecil di depan gang, dengan niat membeli okky jelly drink rasa anggur kesukaannya.
Sudah berhasil menggenggam segelas okky jelly drink, Mulan kini duduk di sebuah kursi yang disediakan di depan warung. Tangannya sibuk mengetik sesuatu di layar ponselnya, tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang kini duduk di depannya.
"Nyapo toh Mbak Mul, manyun aja."
Mulan mendongak, mendapati Ruka— tetangganya, sedang duduk di depannya sambil menggigit tahu isi. Gadis itu menghela nafas panjang, kemudian mengacak rambutnya sendiri dengan gusar.
"Mikirin kuliah ki lho Mbak. Mumet aku. Ndak punya uang sendiri, ndak bisa berharap sama bapak juga." Keluhan itu akhirnya keluar, usahanya untuk meringankan sedikit beban di dadanya.
"Walau, susah to Mbak... Mbak Mul apa ndak mau kerja dulu aja habis lulus? Nabung buat kuliah."
Mulan hanya mengangguk, matanya masih terfokus pada ponsel. Panggil ia tidak sopan, memang kebiasaannya untuk terus-menerus memantau ponsel bahkan jika ada yang mengajak berbicara.
Hingga matanya tiba-tiba melebar, sebuah ide terbesit di otaknya.
"Eh, Mbak Ruka, mau karaoke ndak?"
———
2022.
"Keren banget ya guys bintang tamu kita yang satu ini. Niatnya iseng, malah membawa berkah. Memang kekuatan TikTok nggak bisa diragukan lagi!"
Perempuan itu terkekeh mendengar kelimat demi kalimat yang dilontarkan oleh sang pembawa acara. Matanya kini mengarah kepada kamera yang menyorot, seraya memberikan senyuman terbaiknya, ia melambaikan tangannya pelan. Membuat lelaki-lelaki yang sedang duduk di bangku penonton pun bertepuk tangan dengan riuh.
"Terus sekarang gimana, Mul? Uang sudah terkumpul, kamu sudah bisa kuliah. Niatnya mau kuliah atau lanjut ambil job dimana-mana dulu?"
Hening kini mengambil alih. Semua seakan penasaran dengan jawaban Mulan, sang penyanyi viral. Ia berdeham sebentar, sebelum menjawab pertanyaan yang diberikan.
"Ya... Sebenarnya saya pengen kuliah, Mbak. Tapi ya kok lama-lama jadi menikmati kerjaan saya."
Ia menjeda sejenak,
"Saya mau nyenengin bapak dulu deh. Kuliah bisa kapan aja, tapi nyenengin orangtua kapan lagi? Mumpung saya juga masih muda, masih banyak waktunya. Saya mau fokus sama kebahagiaan keluarga saya dulu."
Senyuman kembali ia berikan kepada kamera, menimbulkan riuh yang memekakkan telinga. Ah, begini rasanya. Dielu-elukan karena bakat yang ia punya, tak pernah Mulan bayangkan sebelumnya.
Mungkin memang ini jalannya. Ia jujur akan apa yang dikatakannya kepada publik; Kuliah bisa kapan saja, tapi menyenangkan orangtua, kapan lagi?
———
2023.
Mulan menatap wajah manajernya itu, terheran-heran. Hari ini, baru saja ia selesai bekerja dengan Sang Raja Dangdut ketika sang manajer berlari tergopoh-gopoh, membawa sebuah amplop yang segelnya belum terbuka.
"Kenapa to Mbak Ruka? Lari-lari gitu?"
Amplop itu kini berpindah ke tangannya. Ruka tampak kehabisan nafas untuk sekadar menjawab pertanyaan, maka Mulan pun memilih untuk segera membuka segel amplop untuk membaca isinya.
"Loh, kapan aku daftar ini? Loh? Bentar... Mbak Ruka, kamu toh yang daftarin?"
Ruka menggeleng, ia menggigit bibir bawahnya dengan cemas sebelum akhirnya menjawab pertanyaan sang biduan, "Bukan aku, Mbak. Tapi Bapak!"
"Hah?"
—
"Bener ya Mbak Mul? Bisa kan sendirian selama di sana?"
Mulan menarik nafasnya, berusaha sabar menghadapi pertanyaan yang sudah lebih dari lima belas kali ditanyakan oleh manajernya.
"Bisa, Mbak Ruka. Bisa. Kan aku cuma sebentar, cuma ikut kontes. Toh di sana ada kenalanku. Tenang ya?" Ia merangkul manajer sekaligus tetangga terdekatnya itu, sebelum mengacak-acak rambut yang lebih pendek.
"Kamu tuh. Bisa ndak tanpa aku? Aku seminggu lho, karantina. Hayooo, ndak bisa ngobrol sama aku."
Sebuah pukulan kencang ia dapatkan dari Ruka, dan hanya dibalas dengan kekehan usil olehnya. Ia meraih koper yang telah siap, digeretnya pergi koper tersebut sambil berjalan mundur, menuju mobil yang akan mengangkutnya ke tempat kontes diadakan.
"Sampai ketemu lagi Mbak Ruka. Nanti aku vidcall kalau sudah sampai, ok? Jagain Bapak yang bener yaaa. Dadah!"
0 notes
Text
Aset Desa, Inspektorat; Jika Tidak Ada di APBDes Berarti Bukan Milik Desa
Silang sengkarut persoalan Aset Desa di Desa Abuk Empat, Kecamatan Abung Kunang, Lampung Utara, mulai menemui titik terang. Inspektur Pembantu (Irban) II, Inspektorat Kabupaten Lampung Utara, Hasan Basri, menilai, terkait aset Desa, sepanjang itu tidak tercatat sebagai Aset Desa, maka itu bukan milik Desa. Berita terkait : Mantan Kades Sabuk Empat Minta Aset Pribadi Dikembalikan "Kalau menurut saya begini, sepanjang itu tidak tercatat sebagai aset Desa, dan Pak Nandang (Mantan Kades Sabuk Empat 2006-2021) memang membelinya memakai dana pribadi, silahkan saja ambil barang (Aset) dia," ucapnya, ketika ditemui diruang kerjanya, Senin (4/12/2023). Disamping itu, terus Hasan, untuk memastikan bahwa aset atau barang-barang yang dimiliki merupakan Aset Desa bisa di lihat dari dokumen pembeliannya. "Bila menggunakan dana desa di APBDes dan jika dokumen di APBDesnya enggak ada berarti bukan milik Desa. Ini secara ini ya, karena saya belum melihat secara detail perdokumen tersebut," katanya. Baca juga : Sejarah Desa Sabuk Empat, Kesan Nandang Zaily Damaikan Warga Dipersoalan Yang Sama Menurut Hasan, data aset merupakan salah satu dokumen yang harus di miliki desa. Data Aset tersebut diperlukan jika pihaknya melakukan audit. Dan kalau memang data aset Desa Sabuk Empat dilaporkan ke inspektorat pada tahun 2022 dan masuk dalam aset berarti masuk aset Desa. " Untuk tahun 2023, audit dilakukan di bulan Januari 2024 nanti. Tapi jika memang Desa menyurati kami sekarang untuk meminta mengaudit Aset Desa, kita akan turun segera menyusun jadwalnya," Ujarnya sembari menyarankan agar menemui Irban I, terkait aset Desa di Tahun 2022. "Karena saya baru masuk di tahun 2023 mengawasi enam Kecamatan diantaranya, Abung Kunang, Abung Tengah, Abung Tinggi, Abung Barat, Bukit Kemuning dan Tanjung Raja. Untuk tahun 2022 seperti yang dilaporkan, silahkan coba tanya ke Irban I," Imbuh Hasan. Berita terkait : Kades Sabuk Empat Persilahkan Mantan Kades Ambil Asetnya Sementara Inspektur Pembantu I Inspektorat Kabupaten Lampung Utara, Munawwir, membenarkan adanya laporan daftar aset yang disampaikan oleh pihak Desa Sabuk Empat. " Daftar Aset Desa Sabuk Empat disampaikan pada tanggal 15 Agustus 2023. AC tahun 2023, 1 (Satu) kursi Set Meubel tahun 2020, running text tahun 2019, lampu penerangan (lampu jalan) tahun 2019, kipas angin merek mitoshiba tahun 2022, dan WIFI orbit tahun 2022 serta masih banyak aset lainnya. Untuk parabola dan tanaman bonsai tidak ada dalam daftar aset itu," Katanya. Diketahui, sejumlah Aset yang berada di Kantor Balai Desa Sabuk Empat, diminta kembali oleh mantan Kades Sabuk Empat, Nandang Zaily, karena aset-aset itu dibelinya atas inisiatif sendiri dan kebijakan darinya ketika masih menjabat. Aset- aset itu berupa, 1 unit running teks, 1 set kursi meubel, 1 buah kipas angin, 1 unit AC, 10 titik lampu jalan, 1 buah parabola, 1 unit wifi dan 2 batang pohon bonsai. Read the full article
0 notes
Text
Luck Draws the Unlucky (Part 34)
Ketika Zelda membuka pintunya, seorang laki-laki tengah menyandarkan satu tangannya di dinding, kepalanya tergantung dan ketika dia mendongak, mata kuningnya menatap balik. Jubahnya, berbeda dengan Lucifer yang memiliki semburat perak, memiliki corak kuning terang.
Dia menegakkan tubuhnya, berjalan masuk ke dalam ruangannya sebelum dia dapat mengatakan apapun. “Jadi kau adalah mainan barunya.” Zelda menampik tangannya yang jemarinya hendak mengelus pipinya. Mammon tertawa. “Selalu ganas.”
Dia memicingkan matanya.
“Kenapa semua yang dia bawa kemari selalu ganas? Saudaraku pasti memiliki tipe.”
Ada banyak prioritas yang lebih penting. Seperti apa yang Mammon inginkan darinya, kenapa dia ingin mengganggunya, dan kenapa dia datang malam-malam ke teritori sang raja iblis. Namun yang terbesit dalam pikirannya adalah, “Semua yang dia bawa?”
Dia menyeringai. “Kau tak tahu?”
Sebuah bayangan muncul di antara mereka dan dia dapat melihat Lucifer, dengan tubuhnya menghadangi pandangan iblis lain padanya, berdiri. “Aku memperingatkanmu, Mammon.”
Mammon mengangkat kedua tangannya. “Aku tak menyentuhnya, tak ada sehelai rambutnya yang rontok–” Zelda menarik nafas ketika merasakan sejumput rasa sakit di kepalanya, dan dua jari Mammon kini mencubit sehelai rambut kecoklatan. “Ups.”
“Untuk dosa ketamakan, kau suka sekali memancing amarah.”
“Hanya untukmu, Saudaraku. Aku menyerahkan masalah amarah manusia pada Satan. Dia jago untuk itu.”
Iblis itu berputar, melihat-lihat ruangannya, menganggukkan kepala seolah dia tengah menilai sepenjuru ruangannya mulai dari ranjang hingga lantainya. “Aku terasa familiar dengan ruangan ini.” Dia melihat mata Lucifer berkedut. “Apa ini kamar Lilith dulu?”
“Mammon–”
“Siapa Lilith?”
Ketika Lucifer tak menjawab, iblis itu tertawa. “Dia takkan memberimu jawaban– Uh, siapa namamu?”
“Katakan padaku tentang dia dan aku mungkin akan memberitahumu namaku.”
Mammon membuka mulutnya, membentuk bundaran, bertepuk tangan. “Dimana kau mendapatkannya, Saudaraku? Aku menyukainya.”
Lucifer menatapnya. “Berhenti menanyakan pertanyaan yang tak seharusnya kamu tanyakan.”
“Kenapa?” tantangnya. “Keluar dari kamarku, Lucifer Morgenstern.” Dia merasakan dadanya mencelos, dan bukan hanya karena perintahnya, namun juga fakta bahwa dia harus meninggalkan Zelda berdua dengan Mammon. “Sekarang.”
Mereka memperhatikan Lucifer menutup pintu, dan Mammon melipat kedua tangannya di dadanya. “Dia penurut padamu ya?”
Dia tak punya pilihan, batinnya. Namun dia berbalik, menatapnya. “Katakan padaku siapa Lilith.”
Mammon memicingkan matanya, merasakan hawa aneh ketika manusia itu memperhatikannya, tertawa. “Leviathan akan senang jika bertemu denganmu.”
“Kesabaranku tipis.”
“Orang sabar akan masuk surga.”
“Aku sudah berada di neraka sekarang, jadi katakan padaku.”
Mammon menarik nafas, beralih untuk duduk di kasurnya. “Tak ingin duduk denganku?” dia menepuk tempat di sampingnya, namun Zelda menarik sebuah kursi dan duduk di depannya. Iblis itu mendengus.
“Apa kau akan terus bermain-main denganku?”
“Lilith adalah mantan istrinya,” sebutnya. Dan pertahanan Zelda nyaris runtuh karena dia terus berkedip, mencoba tenang. “Aku lihat, itu mempengaruhimu.”
“Tidak,” balasnya. “Lalu dimana dia sekarang?”
“Di dunia manusia, di suatu tempat. Setelah saudaraku mengetahui kehamilannya, dia mengusirnya.” Mammon meliriknya. “Sebelum kau berpikir aneh, dia mengusirnya karena itu hasil perselingkuhan.”
“Perselingkuhan?”
“Mana kutahu. Kami iblis, kami melakukan banyak larangan Tuhan. Lucifer tak terkecuali, tapi dia menghargai pernikahannya dengan Lilith. Sampai itu terjadi. Tak ada yang tahu dimana dia sekarang.”
“Dan anaknya?”
“Oh,” matanya membelalak, segelintir cercah nakal muncul disana. “Kau sudah bertemu dengannya. Mazikeen.”
2 notes
·
View notes