mulanjml
MJ.
3 posts
Ditulis untuk kepentingan karakter @MulanJPEG.
Don't wanna be here? Send us removal request.
mulanjml · 11 months ago
Text
QnA bersama MJ.
Tumblr media
Q: Mbak Mul, kok namanya Mulan Jamilah?
A: Saya ya ndak tau, waktu lahir tiba-tiba udah dikasih nama gini. Tapi setau saya dulu almarhumah Ibu saya suka Mas Ahmad Dhani, makanya dikasih nama begini.
Q: Nggak ada niatan ganti nama?
A: Ngapain? Ya saya tau sih kalau Googling nama saya yang keluar bukan muka saya, tapi ndak apa-apa. Saya juga menghormati Mulan Jameela sunbaenim. 🙏🏻 Ndak ada yang bisa menggantikan beliau, termasuk saya.
Q: Udah kebeli apa aja dari nyanyi dangdut?
A: Sekarang bapak saya kemana-mana naik mobil Mbak. Motornya juga sekarang PCX. Dulu mah kemana-mana naik sepeda. Terus saya juga sekarang sendalnya gucci nih, bukan swallow lagi. Rumah juga udah enak, ndak dingin lagi kalau lagi hujan soalnya udah ada pendingin maupun penghangatnya.
Q: Kapan mau mulai kuliah?
A: Wes nanti aja lah. Nunggu bapak bener-bener senang dan puas dulu sama pencapaian anaknya. Saya ya pengen kuliah, tapi liat bapak senyum ternyata bikin saya lebih seneng.
Q: Mbak Mul emang pinter masak?
A: Ndak juga sakjane. Saya cuma sering liat bapak masak, jadi sedikit banyak hafal bumbu yang harus dipakai. Yaa, ada beberapa resep turunan Ibu juga sih. Lek dikon masak tak masak resepnya Ibu aja nanti.
Q: Udah bingung mau tanya apa, Mbak Mul mau gantian nanya ndak?
A: Lah, sampean wartawannya kok malah saya diminta gantian nanya toh Mbak... Ngelawak po.
Q: Yaudah kalau gitu, dilanjut nanti kalau udah ada pertanyaan lagi ya Mbak Mul.
A: Heeh vidcall aja nanti. Aku tak pacaran dulu.
0 notes
mulanjml · 11 months ago
Text
Tentang Kontes.
Tumblr media
Nama: Mulan Jamilah.
Tempat, Tanggal Lahir: Kediri, 2 desember 2004.
Pekerjaan: Penyanyi Dangdut.
Alasan mengikuti kontes: Semua karena bapak. Bapak mendaftarkan aku tapi akhirnya aku legowo karena kalau menang, uangnya mau buat bapak, biar bapak ndak minta uangku lagi karena uangku mau tak pake buat diri sendiri.
Makanan khas: Lupa rek. Semua yang aku masak jadi makanan khas deh.
0 notes
mulanjml · 11 months ago
Text
Tumblr media
2021.
"Nduk, maaf ya Bapak ndak bisa sekolahin kamu sampai tinggi."
Mulan lantas menghentikan kegiatannya, menaruh fokus sepenuhnya kepada pria paruh baya yang sedang menggunting daun pisang untuk bungkus jajan pasar yang biasa dibuatnya.
"Ndak apa-apa Pak. Bapak tau sendiri aku ndak suka belajar juga." Jawabnya, dengan cengiran khas yang selalu terpatri di wajahnya.
Jemarinya dengan cekatan membersihkan daun pisang yang sudah dipotong lalu menyusunnya dengan rapi. Keheningan kini menyelimuti, gadis itu pun mulai tenggelam dalam pikirannya yang rumit.
Bohong saat ia berkata bahwa ia tak suka belajar. Bohong saat ia berkata ia tak apa-apa dengan fakta bahwa ia tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan sekolahnya menuju perkuliahan. Ia hanya tidak ingin membuat ayahnya bersedih karena ketidakmampuannya untuk menyekolahkan anaknya.
"Pak, Mulan boleh istirahat dulu ndak? Capek, tadi habis tryout." Gadis itu kini bangkit, meninggalkan ayahnya yang hanya mengangguk untuk menjawab.
Tidak. Mulan justru berbelok menuju pintu rumahnya, alih-alih menuju kamar untuk beristirahat. Selembar uang sepuluh ribu ia selipkan ke dalam kantong. Kepalanya panas, harus didinginkan. Maka dilangkahkannya kaki menuju warung kecil di depan gang, dengan niat membeli okky jelly drink rasa anggur kesukaannya.
Sudah berhasil menggenggam segelas okky jelly drink, Mulan kini duduk di sebuah kursi yang disediakan di depan warung. Tangannya sibuk mengetik sesuatu di layar ponselnya, tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang kini duduk di depannya.
"Nyapo toh Mbak Mul, manyun aja."
Mulan mendongak, mendapati Ruka— tetangganya, sedang duduk di depannya sambil menggigit tahu isi. Gadis itu menghela nafas panjang, kemudian mengacak rambutnya sendiri dengan gusar.
"Mikirin kuliah ki lho Mbak. Mumet aku. Ndak punya uang sendiri, ndak bisa berharap sama bapak juga." Keluhan itu akhirnya keluar, usahanya untuk meringankan sedikit beban di dadanya.
"Walau, susah to Mbak... Mbak Mul apa ndak mau kerja dulu aja habis lulus? Nabung buat kuliah."
Mulan hanya mengangguk, matanya masih terfokus pada ponsel. Panggil ia tidak sopan, memang kebiasaannya untuk terus-menerus memantau ponsel bahkan jika ada yang mengajak berbicara.
Hingga matanya tiba-tiba melebar, sebuah ide terbesit di otaknya.
"Eh, Mbak Ruka, mau karaoke ndak?"
———
2022.
"Keren banget ya guys bintang tamu kita yang satu ini. Niatnya iseng, malah membawa berkah. Memang kekuatan TikTok nggak bisa diragukan lagi!"
Perempuan itu terkekeh mendengar kelimat demi kalimat yang dilontarkan oleh sang pembawa acara. Matanya kini mengarah kepada kamera yang menyorot, seraya memberikan senyuman terbaiknya, ia melambaikan tangannya pelan. Membuat lelaki-lelaki yang sedang duduk di bangku penonton pun bertepuk tangan dengan riuh.
"Terus sekarang gimana, Mul? Uang sudah terkumpul, kamu sudah bisa kuliah. Niatnya mau kuliah atau lanjut ambil job dimana-mana dulu?"
Hening kini mengambil alih. Semua seakan penasaran dengan jawaban Mulan, sang penyanyi viral. Ia berdeham sebentar, sebelum menjawab pertanyaan yang diberikan.
"Ya... Sebenarnya saya pengen kuliah, Mbak. Tapi ya kok lama-lama jadi menikmati kerjaan saya."
Ia menjeda sejenak,
"Saya mau nyenengin bapak dulu deh. Kuliah bisa kapan aja, tapi nyenengin orangtua kapan lagi? Mumpung saya juga masih muda, masih banyak waktunya. Saya mau fokus sama kebahagiaan keluarga saya dulu."
Senyuman kembali ia berikan kepada kamera, menimbulkan riuh yang memekakkan telinga. Ah, begini rasanya. Dielu-elukan karena bakat yang ia punya, tak pernah Mulan bayangkan sebelumnya.
Mungkin memang ini jalannya. Ia jujur akan apa yang dikatakannya kepada publik; Kuliah bisa kapan saja, tapi menyenangkan orangtua, kapan lagi?
———
2023.
Mulan menatap wajah manajernya itu, terheran-heran. Hari ini, baru saja ia selesai bekerja dengan Sang Raja Dangdut ketika sang manajer berlari tergopoh-gopoh, membawa sebuah amplop yang segelnya belum terbuka.
"Kenapa to Mbak Ruka? Lari-lari gitu?"
Amplop itu kini berpindah ke tangannya. Ruka tampak kehabisan nafas untuk sekadar menjawab pertanyaan, maka Mulan pun memilih untuk segera membuka segel amplop untuk membaca isinya.
"Loh, kapan aku daftar ini? Loh? Bentar... Mbak Ruka, kamu toh yang daftarin?"
Ruka menggeleng, ia menggigit bibir bawahnya dengan cemas sebelum akhirnya menjawab pertanyaan sang biduan, "Bukan aku, Mbak. Tapi Bapak!"
"Hah?"
"Bener ya Mbak Mul? Bisa kan sendirian selama di sana?"
Mulan menarik nafasnya, berusaha sabar menghadapi pertanyaan yang sudah lebih dari lima belas kali ditanyakan oleh manajernya.
"Bisa, Mbak Ruka. Bisa. Kan aku cuma sebentar, cuma ikut kontes. Toh di sana ada kenalanku. Tenang ya?" Ia merangkul manajer sekaligus tetangga terdekatnya itu, sebelum mengacak-acak rambut yang lebih pendek.
"Kamu tuh. Bisa ndak tanpa aku? Aku seminggu lho, karantina. Hayooo, ndak bisa ngobrol sama aku."
Sebuah pukulan kencang ia dapatkan dari Ruka, dan hanya dibalas dengan kekehan usil olehnya. Ia meraih koper yang telah siap, digeretnya pergi koper tersebut sambil berjalan mundur, menuju mobil yang akan mengangkutnya ke tempat kontes diadakan.
"Sampai ketemu lagi Mbak Ruka. Nanti aku vidcall kalau sudah sampai, ok? Jagain Bapak yang bener yaaa. Dadah!"
0 notes