#kuliah di malaysia
Explore tagged Tumblr posts
Text
RTM (Rumah Tangga Muda): Melanjutkan Mimpi
Sebab pernikahan itu adalah menyatukan impian yang sekiranya bisa disatukan, seni untuk menyamakan tujuan agar langkah kaki bisa berjalan beriringan, dan pernikahan adalah cara menambah ilmu dan amal
Tahun 2019 sampai 2022 adalah tahun yang lumayan panjang dan penuh lika-liku untuk perahu saya dan istri, disamping pekerjaan saya sebagai seorang penulis, freelance, ngegarap beberapa proyek ekspor impor dengan teman-teman, membimbing umrah dan sebagainya, saya pun memiliki kewajiban untuk melanjutkan impian saya, meneruskan S2.
Benar, saya dan istri saling bergantian, istri saya dulu yang mengambil S2 saat itu dan saya mengumpulkan uang sekaligus menunggu kelulusan S1 saya. Biaya perkuliahan S2 di Malaysia (IIUM) lumayan mahal juga sebenarnya. Tapi, saat itu kami berpikir "ah, gapapa. Insyaallah nanti ada rezekinya, sebab tujuan kita baik pasti Allah bantu". Tahun 2020 bulan desember pun akhirnya saya melanjutkan S2 di kampus yang sama dengan istri, yang pada saat itu pula istri sedang menulis final thesis. Dan alhamdulillah tahun 2021 istri lulus Magister dengan nilai terbaik.
Pada saat kelulusannya, saya merasa bahagia, dan dari situlah kepercayaan saya pada janji-Nya itu semakin nyata. Allah mudahkan semua rencana kami dan juga cukupkan kebutuhan kami.
Tahun 2023 kami berdiskusi perihal siapa yang akan terlebih dulu melanjutkan jenjang S3, berujung pada keputusan saya yang lebih dulu melangkah ke S3 di kampus yang sama (IIUM), sementara istri sabar dulu sambil saya segera menyelesaikan studi ini, mungkin setelah itu baru dia yang akan melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Tujuan kenapa kami melanjutkan kuliah awalnya berbeda-beda, hingga akhirnya kami menyatukan narasi bahwa "ilmu yang kami cari ini adalah persembahan kami sebagai rasa syukur pada Allah dan juga modal kami untuk mendidik anak-anak dan keluarga kami, bukan untuk nyari kerja”.
Sampai hari ini, mendekati penghujung tahun 2024, keyakinanku soal apa yang Allah takdirkan itu selalu baik semakin kuat, entah bagaimana nanti masa depan itu biarlah Allah yang mengaturnya, sebab itu ranahnya Allah, bukan ranahnya manusia untuk memikirkannya.
Untuk teman-temanku, yang akan menikah atau telah menikah, menyatukan visi dan tujuan pernikahan itu tidak mudah, ada banyak hal yang harus diistikhorohkan bersama-sama, diobrolkan dan dibicarakan bersama-sama. Meski akan ada bagian dari mimpi kita yang harus ditunda dulu, gapapa. Setiap cerita memang pasti berbeda alurnya, bukan?
Semoga Allah mudahkan langkah kita, lindungi keluarga kita, dan Allah berikan keberkahan untuk setiap waktu dan usaha kita.
— Ditulis di kereta menuju Gambir
Ahad, 17 November 2024
@jndmmsyhd
161 notes
·
View notes
Text
My Scholarship Journey
Alhamdulillah, akhirnya berhasil daftar di tiga beasiswa tahun ini. Sepertinya tidak akan bertambah lagi. Target tahun ini, prioritas daftarnya ke Malaysia melalui Malaysia International Scholarship. Sayangnya, pendaftarannya lebih lambat dibanding jadwal tahun lalu. Bahkan, aku sempat pikir ga akan buka di tahun ini. Akhirnya, aku daftar lebih dulu ke Australia melalui Australia Award Scholarship yang memang sudah buka dari Februari.
Pendaftaran AAS ditutup 30 April, dan MIS dibuka dari 31 Mei tahun ini. Setelah drama pendaftaran AAS yang sampai nangis-nangis, termasuk harus tes TOEFL dua kali karena skor pertama belum memenuhi, tanggal 1 Juli kemarin dapat email 'not successful'. Sedih? Lebih sudah ketebak, sih, karena ternyata aku ada salah upload. Dari segi administrasi aja udah yakin ga lolos. Tapi malah ga nangis, kaya yasudah berarti rezekinya bukan kuliah di Australia periode tahun depan. Apakah akan daftar lagi? Belum tahu. Mungkin iya, mungkin tidak.
Next, setelah sudah hilang harapan akan kuliah di negeri Kanguru, aku langsung segera tancap gas daftar ke MIS. Sempat ga yakin akan dibuka, maka beberapa persyaratan segera aku kebut penuhi, mengingat pendaftarannya hanya 1 bulan. Beda dengan AAS yang durasinya 3 bulan. Harus izin pulang untuk ngurus legalisir paspor. Hubungi dosen untuk minta surat rekomendasi. Ngurus legalisir ijazah profesi yang harusnya udah dicicil sebelumnya. Ngurus official declaration ke Kemendikbud. Biidznillah, semua dilancarkan dalam waktu kurang dari sebulan. Alhamdulillah berhasil submit beberapa hari sebelum deadline. Sekarang lagi nunggu pengumuman.
Nah, yang ketiga adalah LPDP. Sebenarnya, aku sempet maju mundur untuk daftar. Apalagi aku awalnya ingin daftar jalur Reguler Luar Negeri yang mana butuh sertifikat IELTS. Beasiswa AAS dan MIS masih membolehkan pakai TOEFL. Akhirnya tetap daftar juga menggunakan TOEFL tapi harus merelakan pilih jalur Reguler Dalam Negeri. Tapi malah bersyukur dengan pilihan ini. Bedanya, di awal daftar sempat taruh IPB di pilihan pertama, UNDIP pilihan kedua, dan UI pilihan ketiga akhirnya batalin pendaftaran demi menukar urutan prioritas menjadi UI pertama, IPB kedua, dan UNDIP ketiga. Kenapa? Karena setelah proses menulis essay kontribusi, rasanya pilihan UI di nomer pertama terasa lebih make sense. Alhamdulillah juga sudah submit dan pendaftaran masih akan dibuka hingga 3 hari ke depan.
Jadi, sekarang lagi menunggu dua pengumuman beasiswa. Jujur, belum tahu MIS kuota diterimanya berapa banyak tapi ada bocoran yang mengurus official declaration jumlahnya sekitar 160an orang dan artinya peluang lolosnya akan lebih besar dibanding AAS kemarin yang mana pendaftarnya 7000an orang dan yang shortlisted hanya 400an orang, yang diterima pasti lebih sedikit lagi. Bahkan ga sampai 10 persen. Nantinya, jika lolos MIS masih harus melewati satu tahap lagi yaitu wawancara baru jika lolos kembali akan dinyatakan sebagai penerima beasiswa MIS. So, yeah, bismillah saja :)
Kalau LPDP? Tahap pertama, seleksi administrasi. Kemarin sih udah coba cek hati-hati setiap dokumen yang aku upload. Aku gamau ada kesalahan fatal seperti yang aku lakukan saat daftar AAS kemarin. Insya Allah sih lolos tahap ini. Selanjutnya ada Tes Bakat Skolastik. Passing grade batch 1 sih 125 poin, dan aku sempet coba 3 kali simulasi TBS selalunya dapat di tas 200 poin, jadi harusnya sih bisa lolos juga ya. Jadi yang agak lumayan harus effort adalah semoga bisa sampai tahap wawancara. Jika bisa melewati fase ini, insya Allah impian jadi awardee LPDP tahun ini akan tercapai. Another bismillah.
If I could choose between MIS and LPDP, I am not sure what I would choose. It's really tough. But, maybe, I don't know. I love Malaysia very much. I'm so excited to live and study in another country. But, Jakarta, there is someone who will be there. It means, if I am there, I will be that close to that one person. Caaa :')
They planned, but Allah also planned. And Allah is the best of planners. (Al Anfaal : 30)
Intinya, berdoa sangat semoga bisa kuliah S2 tahun depan dengan beasiswa apapun. Insya Allah itu yang terbaik. Semoga ilmunya berkah dan membawa manfaat untuk orang banyak. Alhamdulillah, dapat ridho orang tua untuk lanjut kuliah, dan semoga Allah juga ridho. Semoga dilancarkan dalam melakukan kebaikan. Aamiin ya Allah. I will be updating it in the next few months. Bye for now :)
2 notes
·
View notes
Text
Hari ini hari senin, hari pertama memulai perkuliahan di semester tua. Hari pertama kuliahku diisi dengan kuliah umum, yang mendatangkan narasumber dari Malaysia yang sangat keren menurutku. Kuliah umum menurutku selalu saja membangkitkan semangat untuk memulai perkuliahan. Aku selalu diingatkan untuk bersyukur dan bangga ada di jurusan ini. Mulai dari pak kaprodi, pak dekan sampai narasumber keren yang selalu bisa memotivasi.
Allah yang memilih kita, untuk mengemban amanah di jurusan ini, maka Allah pula yang menyiapkan semua masa depan untuk kita
Begitu kata ustadz Kamilin, membuat aku meyakinkan diriku lagi, apa yang perlu aku khawatirkan dan ragukan lagi tentang masa depan? apa yang perlu aku sesalkan pula? kalau dari sekian banyak orang tidak banyak yang mau masuk kedalam dunia ini? ah, aku selalu sedih ketika mengingat sudah di semester tua, semester tujuh ini.
Oh iya, nasihat dari ustadz Kamilin juga yang mungkin sering kita dengar, tapi hari itu santai menyetuh hatiku
Jadikan ilmu itu untuk kehidupan kita, bukan untuk pekerjaan. Harus punya prinsip kitalah yang menyumbag untuk agama, bukan agama yang menyumbang untuk kita.
Kata kata itu sebenarnya yang sering dilontarkan umi untukku. Aku jadi mengingat kembali. Terima kasih mi atas nasihat selama ini.
Untuk siapa pun yang sudah mengingatkanku terima kasih semoga kebaikan dan keberkahan menyertai hidup kita semua.
20/09/2023
3 notes
·
View notes
Text
Stories
Sang Ibu bercerita kalau anak perempuan satu-satunya selalu ingin sekolah sejauh mungkin. Jenjang S1 baginya merupakan jalan keluar untuk bisa keluar dari Jakarta. Ukuran kuliah di depok masih terbilang dekat baginya. Maka itu terpilih Sumatera, Surabaya, dan Bogor. Selanjutnya, ketika kesempatan lanjut studi datang di negeri seberang tidak dilewatkan gitu aja baginya. Again, untuk bisa berpetualang lebih jauh lagi menjadi tantangan tersendiri baginya.
Sekarang, lintas benua menjadi pilihan untuk kembali mencari ilmu bermanfaat di tempat terjauh. Doa agar Allah memberikan tempat terbaik di negara terbaik, universitas terbaik, pembimbing terbaik, riset terbaik, teman terbaik, rumah terbaik, dan pemahaman terbaik.
Bismillah... Sheffield dan segala keindahannya akan menjadi rumah ketiga baginya, setelah Indonesia dan Malaysia.
3 notes
·
View notes
Text
Dalam hidup, mungkin kita pernah melewati kejadian yang memalukan. Setelah lewati kejadian itu, buat kita belajar dan ternyata bisa menjadi cerita yang menarik untuk di kenang.
Beberapa tahun silam, ketika masa kuliah ada satu kegiatan study banding ke Negera Malaysia. Semua mahasiswa wajib untuk ikut tanpa terkecuali sebagai syarat menempuh skripsi. Aku mulai mendaftarkan diri untuk ikut, mulai mempersiapkan diri baik dari segi perbekalan financial, paspor, bahasa dan lainnya. Papa paling keras mengingatkan agar aku lebih serius kursus di salah satu lembaga sebagai bekal komunikasi.
Hari yang di nantikan tiba. Bersama teman-teman dan pihak kampus, berangkat ke bandara yang ada di Jakarta. Sebelum naik pesawat, ada perasaan gugup karena itu pertama kali naik pesawat.
Saat di pesawat aku mencoba rileks dengan menonton ataupun mendengarkan musik yang di sediakan di balik kursi penumpang. Sambil menikmati cemilan, jus, dan susu yang di berikan pramugari. Sepertinya karena terlalu banyak minum, dan gugup jadi sering bolak balik ke toilet. Entah ke berapa kali, aku dikejutkan karena tidak satu pun penumpang yang ada di pesawat.
Shock, terpisah dari rombongan dan tertinggal sendirian di pesawat. Beruntung pramugari yang baik, mengarahkan aku untuk ikut penumpang yang naik mobil kecil.
Lucu, aku nggak tahu ini kejadian malang atau memalukan. Tapi, saat terlewati kejadian itu punya sisi menarik tersendiri. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya, merasakan tertinggal di pesawat, terpisah dengan rombongan kampus saat study banding ke Malaysia.
Saat itu bareng rombongan kampus berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Boarding Pass dulu, baru bisa masuk ke pesawat. Duduk di pesawat, keinget cerita Papa soal Pak Habibie. Dalam hati, akhirnya bisa naik pesawat juga. Happy, when my dream come true. Asik...
Tapi, pas di pesawat karena banyak makan dan minum di tawarin sama Mbak Pramugari, di akhir ke toilet terus dong. Pas keluar toilet, kaget banget! Orang-orang pada kemana? Apa aku kebaws pulang lagi ke Indonesia? Panik, so sad, pengen nangis tapi malu. Mana pas itu di panggil "adek" sama pramugarinya. Jiwa dewasaku bergejolak, meronta ingin bilang, "Mbak aku udah gede, udah kuliah. Panggilnya jangan Adek!" Tapi gak ada waktu buat jelasin hal itu, so pasrah aja meski hati gak terima. Hiks...
Abis itu mbak pramugari bantu carikan solusi biar aku bisa ngejar rombongan. Aku simak baik-baik arahannya, terus keluar langsung naik kendaraan kek mirip mobil mini terbuka gitu. Entah itu apa namanya, sampai sekarang nggak tahu. Hihi...
Setelah sampai di dalam bandara, coba cari petugas yang bisa bantu. Ada petugasnya tapi bukan orang melayu. Otomatis harus harus pakai bahasa inggris. Untung dulu bisa bahasa inggris cukup lancar, kalau nggak bisa "Teu Kabayang ripuhna".
Sampai akhirnya di bantu petugas buat ketemu sama rombongan kampus. Temen sama dosen nyariin dong, dikira aku hilang. Udah bikin banyak orang panik, aku datang senyum-senyum antara bingung, panik, dan rasa lainnya menyatu. Sampai di situ, aku di pantau terus dong! Biar nggak ilang lagi katanya, susah nyari orang model kek aku. #limitededition heuheu
Then, aku bener-bener menikmati setiap moment di Malaysia. Saat berkunjung ke kedutaan, chocolate factory, museum, dan banyak tempat yang di kunjungi. Jujur, betah banget. Sampai minta sama Allah pengen balik lagi ke Malaysia. One day, traveling with someone go around the world. Salah satunya Malaysia...
#RutinMenulis30Hari
#rm30hari28
3 notes
·
View notes
Text
Day 11, talk about your siblings
30 days writing challenge
Aku punya adik kandung cewe satu2nya. Hampir punya 2 adik, tahun 2006 ibuku keguguran. Jadi, adik ku tetep 1 aja hehe. Kami beda 3 tahun saja, beda dikit udah kerasa kaya temen. Aku inget sedikit wkt umurku 3 thn lebih ibuku melahirkan adik di bidan dekat rumah, seneng ternyata punya adik bayi lucu, walaupun kasih sayang jadi terbagi bukan hanya aku yg diperhatikan tp seneng karena ada temen. Ortu kami selalu berusaha adil terhadap sesuatunya, termasuk perihal makanan.. Misal punya coklat 1 harus dibagi 2 secara seimbang ukurannya. Tapi karena aku sulung, ortu selalu nyuruh aku jadi kakak yg pengalah, kalo rebutan sesuatu mainan misal, aku yg disuruh ngalah. Imbas dari itu, kita sering bgt berantem, pukul2an, jambak2an rambut. Akhirnya ya kami di marahin, oleh bapak, ibu atau nenek.
Waktu kecil adikku sering sakit2an, kalogasalah SD.. Berbulan2 sakit bronkhitis sampe harus 2x dirawat di rumah sakit. Kasian dia, badannya kurus.. Ketinggalan pelajaran karena sekitar 2 bulan ngga masuk sekolah. Masuk sekolah dia harus ngejar ketertinggalannya, makanan jg diperhatikan gaboleh jajan sembarangan. Terlebih lagi dia agak picky eater ini berlangsung lama hingga dewasa.. Sepeninggal ibu adikku depresi yg berimbas pada fisiknya, dia kena panic attack dan gerd. Berbulan2 keluar masuk ugd, karena dia trauma wkt ibu sakit, dia pikir kalo ke ugd dia selamat dan ngga akan meninggal kaya ibu. Dia di ugd merasa secure, krn setelah keluar ugd beneran kaya org sehat dan segar. Aku bantu dia memperbaiki mindset supaya ngga kaya gitu lg. Lama kelamaan traumatisnya sembuh, tentu jg ada support dari keluarga.. Saat itu ada aku, bapak dan nenek.
Adikku yang manja, si bungsu, dianggap susah diandalkan.. Akhirnya lulus kuliah, bbrp bulan setelah lulus dia keterima kerja di salah 1 bank swasta. Alhamdulillah.. Ternyata dgn bekerja perlahan cara berpikirnya makin dewasa, makin kuat, mandiri, dia bisa melawan ketidaknyamanan di kantornya. Dia rajin nabung, pandai menyimpan uang.. Hasil tabungannya dia pake untuk travelling, ngga tanggung menjajal luar negeri. Ke singapore, Jepang, Malaysia.. Self reward setelah bekerja keras. Inget bgt wkt dia pamit ke bapak mau ke jepang, bapak nangis khawatir sama anak bungsu nan manja nya itu, padahal cuma 10 harian haha. Tapi aku diam2 juga khawatir dan selalu mantau dia di chat. Alhamdulillah.. Adikku berubah menjadi wanita dewasa yg kuat dan berani, aku bangga bgt sama dia (heuu terharu).
Aku dan adikku sangat dekat dengan ibu.. Tapi kitapun dari kecil udah terbiasa saling curhat dan dekat sekali, saking dekatnya kadang dia lupa memperlakukan aku selayaknya kakak, dia selalu menganggap aku teman sebayanya, kadang aku ngga masalah kadang aku jg ingin dikasih respect sebagai kakak. Hubungan kita berdua sama bapak emg ngga deket, karena bapak orgnya cool bgt jadi kita segan, sepeninggal ibu, aku dan adikku saling menguatkan, tempat saling mengadu, mengeluh, kita udah sama2 saling ngerti satu sama lain. Kayanya cuma kode kedipan mata aja kita paham, begitulah gambarannya kedekatan kita. Ya, bapak pun adaptasi dgn peran baru nya, berusaha menjadi seorang ibu jg, bapak mulai agak terbuka, kita belom terbiasa. Jadi kalo sama bapak lg ngga sepaham kita berdua selalu kompak saling menenangkan satu sama lain.
Sekarang kami udah berumah tangga dan punya anak 1. Anak2 kami lucu2 dan saling sayang jg. Seperti melihat aku dan adikku waktu kecil kalo melihat mereka berdua itu.. Kita beda tempat tinggal, adikku sempat jadi ibu rumah tangga, skrg dia bekerja lagi. Dengan kesibukan masing2 komunikasi kita memang sangat jauh berkurang, kalo ngga tahan bgt curhat via WhatsApp sampe bikin cerpen saking panjangnya. Tapi alhamdulillah kita selalu menyempatkan pulang ke rumah ortu, berkumpul disana kakek neneknya kangen cucu, biar rumah rame lagi. Dan jadi ajang curhat kita berdua walapun sambil rempong urus anak. Adikku, semakin kuat lagi semakin dewasa lagi setelah menikah, diuji berbagai konflik rumah tangga dia selalu tegar, walapun pasti bnyk pikiran tp dia selalu kuat dan tegar. Hang in there sis, you can through this.. This too shall pass yah my strong sister! Mari kita saling sayang, saling nguatin sampai nanti sampai kita berkumpul sama Ibu lagi. Aamiinn
2 notes
·
View notes
Text
Semester genap sudah usai. Aku pun sudah hampir menyelesaikan mata kuliah pertama di semester pendek musim panas tahun ini. Dengan libur semester yang memakan waktu tiga bulan, sebagian besar mahasiswa internasional pun terbang ke negara masing-masing.
Teman-teman dari Indonesia yang sudah menyelesaikan semester ini pun sudah pulang sejak blok ujian selesai pada pertengahan November lalu.
Seniorku di program yang sama, baru saja menyelesaikan tesisnya dan akan pulang Natal nanti. Teman seangkatanku akan pulang ke Indonesia bersama keluarganya yang berkunjung ke Brisbane sejak awal Desember. Temanku dari Malaysia pun juga akan menghabiskan liburan bersama keluarganya di Indonesia.
Teman serumahku yang satu sudah merencanakan untuk menghabiskan liburan di New Zealand sejak akhir November. Kamarnya kosong, dan kabarnya akan diisi oleh penghuni baru pertengahan Desember nanti.
Teman serumahku yang dua sudah berlibur ke Melbourne, dan pulang ke Malaysia. Kabarnya, ia akan pindah pada semester baru bersama teman serumah kami yang lain.
Teman serumahku yang tiga akan wisuda tak lama lagi, mengakhiri masa gelar gandanya di sini, untuk kemudian pulang ke Indonesia untuk menyelesaikan skripsi.
Teman serumahku yang empat tidak pulang. Aku heran dan bertanya-tanya, mengapa. Dia tidak ada semester pendek sepertiku, atau mengikuti proyek riset musim panas. Namun seminggu yang lalu ia mengabarkan jika pertengahan Januari nanti akan terbang ke Jepang, mengunjungi teman, dan kembali ke Indonesia sebelum semester gasal dimulai.
Aku ... sebenarnya memiliki rencana untuk mengunjungi kerabat di Sydney. Namun ketika melihat tiket pesawat yang cukup mahal di pertengahan Desember, aku mengurungkan niatku.
Lantas, entah mengapa aku merasa kesepian. Aku tidak memiliki aktivitas untuk kujalani selama liburan tiga minggu, sebelum memulai mata kuliah intensif yang lain. Yah, memang ada tugas yang harus kukerjakan, dan tentu saja itu menjadi aktivitas berat untuk menghabiskan waktu. Hanya saja ... tahu nggak sih, rasanya kesepian?
Rasanya aku pengen main, tapi nggak tahu sama siapa. Kalau sudah begini, aku jadi khawatir menjadi vulnerable. Maksudku, sifatku yang baper akan muncul ke permukaan dan mengemis akan quality time.
Rasanya aku pernah mengalaminya. Tahun 2021, ketika semua terasa menjauh dan aku tak tahu harus pergi ke mana, terkurung di kos-kosan tanpa tahu apa yang harus kulakukan. Sampai akhirnya aku benar-benar baper, meskipun tidak secara langsung di saat yang sama. Aku mulai mencari pelarian untuk melampiaskan rasa kesepian itu. Akhirnya apa? Naksir kormanit!
Ya, itu tidak lama sih.
Lantas aku takut jika nanti, di saat aku masih vulnerable dan kesepian begini, ada yang memberi perhatian sedikit saja, lantas aku akan baper. Tolong, aku sedang tidak ingin jatuh cinta lagi.
Wah, jangan-jangan selama ini perasaan yang kumiliki terhadap cowok-cowok ini, yang kuanggap perasaan suka — bahkan cinta — adalh manifestasi dari rasa kesepian yang menumpuk. Perasaan yang dulu kuanggap murni dan suci itupun tak lagi valid dan signifikan. Hahahaha.
Ternyata begini dunia bekerja.
0 notes
Text
Pedang Fisabilillah.
Pesanan kepada keturunan ku..
Kenapa nak persiapkan diri untuk akhir zaman?
Kerana petandanya sangat banyak & hampir sempurna.
Kenapa nak belajar seni mempertahankan diri?
Kerana sekiranya Imam Mahadi muncul tak lama lagi, dia akan memanggil Umat Islam ke sisinya.
Kenapa kena simpan pedang?
Kerana Rasulullah bersabda 'kalian akan kembali seperti sedia kala' ulama berpendapat Baginda bermaksud kita akan berperang dengan pedang dan menunggang kuda semula.
Boleh ke senang2 nak bawa pedang ke mana2?
Percaya dengan kuasa Allah utk memudahkan urusan. Dalam kuliah Ustaz Auni beliau ajar yg empat penjuru Kaabah memberi petunjuk lokasi tentera Imam Mahadi akan muncul, dan Rukun Hajarul Aswad menghadap negara Nusantara (Malaysia & Indonesia). Jadi pergilah kepada tentera yang berkumpul di tanah kita bila sampai masanya. Pedang akan kekal lekat di dalam genggaman kita. Sampai Syahid, InsyaAllah.
0 notes
Text
Kolaborasi Internasional: UMNU Kebumen Gelar KKN di Malaysia
KUALA LUMPUR, Kebumen24.com – Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen terus memperluas perannya di dunia pendidikan internasional dengan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaborasi Internasional. Bahkan KKN ini berlangsung di Sanggar Bimbingan yang tersebar di Malaysia, mulai 18 November hingga 14 Desember 2024. Continue reading Kolaborasi Internasional: UMNU Kebumen Gelar KKN…
0 notes
Text
sekolah menghambat potensi siswanya, kali ini aku menyaksikan sendiri kejadian nya
Sedari kecil, ayahku sering mengeluhkan pendidikan indonesia yang menyetarakan semua muridnya dalam pelajaran. Semua materi diambrukkan dalam 1 kepala manusia, tuntutan menjadi pintar dalam segala hal, itulah bagaimana otak manusia indonesia di eksploitasikan.
“Orang indonesia itu pintar-pintar”, meski masih lah negara berkembang, sering dibandingkan dengan singapura malaysia, masuk list akhiran dengan literasi terendah, negara yang tiap materi sosiologi di kelas - kelas sekolahnya selalu disindir karena kurangnya penyebaran teknologi dan informasi, nilai politik yang makin tergerus dengan adanya sistem nepotisme dalam perebutan kursi (padahal ini harusnya negara demokrasi loh??), korupsi jadi makanan basi, suap menyuap juga amat sering terjadi. Bahkan sampai ada sub materi KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme, bukan kuliah kerja nyata) untuk jenjang sekolah menengah keatas yang fungsi nya agar anak2 bau kencur ini tak mengikuti ‘tradisi’ para pendahulunya.
Akibat nya, hal ini berdampak hingga orang orang pintar yang ingin membangun bangsanya, aku mendengar cerita warsito, habibie, dan segelintir anak bangsa dengan pemikiran cemerlang ini yang penemuannya justru agak disepelekan oleh pemerintah nya. Bukankah penemuan terbesar hadir dari ide ide yang tak disangka??
guruku berkata, bangsa ini belum mampu mengakomodasi masyarakatnya mematenkan hak mereka, masi banyak cek cok dan pro kontra seperti hal nya menerima budaya baru di kampung halaman. Pemikiran seperti itu lah yang menghambat globalisasi indonesia di mata duniaa
0 notes
Text
Counting blessed
punya orang tua yg lengkap masih ngasih duid bulanan
di usia ke 22 uda pernah ke Thailand. Malaysia, dan Singapura
salah satu dari 5 orang di unsri yg exchanges student ke thailand (iya nih exchanges ke thailand akan aku bangga banggakan terus)
Jadi anggota keluarga pertama yang kuliah keluar negeri.
menjadi inspirasi anggota adek adek sepupu lainnya.
bebas memilih cita-cita meskipun dikasi tenggat waktu
toefl 500 first try
privilage tidak mudah menyerah walaupun jatuh bangun ku menangis.
punya keluarga besar yang harmoniezz
apa lagi ya
punya motor sendiri
punya tabungan lumayan banyak
punya adek wicaksono yg baik, pinter, ganteng gak malu maluin
punya ayuk aliyah as a sister
punya temen buat cerita dan temen main (fita)
punya temen ambis bareng (dinda)
punya temen buat tanya tanya beasiswa lpdp (rafli) walapun sangat slow respon
punya temen ngaji yang selalu mengingatkan kepada Allah swt tentang mimpi ini harus dibawa dan berakhir
punya paman-paman yang perhatian sukak nanya rencana hidup dan nasehatin walaupun gak ngasi solusi....
punya keluarga yg gak julid krna masih kerja serabutan
punya lingkungan yg positive walaupun agak cerewet
punya temen-temen yg baik gak toxic
aku cantik, pinter, baik
aku ini attractive mampu mengikat orang lain buat suka (eh memuji diri sendiri)
mampu kemana mana sendiri
punya mimpi yang jelas
punya kamar sendiri walaupun panas klo kemarau
bisa masak
punya temen yg bisa diandalkan
1 note
·
View note
Text
4 Juni 2020
Quarantine day berapa gatau pokoknya dah banyak banget
Aku merasa gagal jadi anak ibu bapak. Gatau kenapa berperang sama rasa males tu susah banget kenapa ya. Kayak gak ada keinginan yang kuat gitu dari dalem diri. Padahal aku sekarang dihadapin dengan kenyataan yang gaenak banget.
Berawal dari awal maret seingetku berita kalau Covid-19 mulai merebak diindonesia. Ditemukan 2 orang ibu dan anak positif karena abis kontak sama orang malaysia, jadilah orang yang parnoan (tapi emang takut beneran) ini balik. Taulah kelanjutan skripsinya kalo dirumah gimana. Orang pas itu masih dikampus aja carut marut.
Dirumah aku nyicil. Nyicil sih, tapi dikit banget. Aku lebih banyak nonton film atau main hp, becandaan sm adek-adek sm ibu bapak, ataupun maen. Ya pokoknya aktifitas yang gak mikir deh. Gatau kenapa aku susah banget mau mulai mengerjakan, padahal jelas pekerjaan itu tu bakal aku harus kerjain suatu saat, tapi kenapa ditunda mulu, seperti yang selalu bapak bilang.
Support systemku banyak. Kuat banget dari bapak ibu, yang ga capek tiap hari nasehatin aku untuk lulus tepat waktu. Tiap hari ibu dan bapak selalu ngajak ngobrol aku, tanya bagaimana perkembangan skripsiku. Aku seneng banget walaupun aku kadang ampe cape cari alesan buat jawab pertanyaan bapak. Maafin aku ya pak yang ga becus ini
Terus aku sebagai anak pertama. Aku pasti bakal jadi contoh buat adik-adikku kedepannya. Mau jadi apa aku, mau kerja apa, mau bagaimana itu pasti bakal jadi batu loncatan buat adik-adik. Bisa sejauh mana aku merentangkan jalan buat adik-adikku?
Belum lagi nanti tanggungan selanjutnya ketika ibu dan bapak udah ga ada gaji pokok lahi. Siapa lagi yang bisa diandelin buat membiayai pengeluaran keluarga kalo bukan aku? Biaya buat bapak, sampe kapan emang bapak bisa sabar sama sakitnya? Aku salah ga si tiap hari aku masih berharap kalo bapak suatu saat bisa sembuh. Aku selalu yakin di setiap doaku kalo Allah bakal ngabulin permintaanku biar bapak bisa sembuh. Bisa kayak dulu. Bapak yang suka becandain dan njarakin anak anaknya. Bapak yang dulu suka ngajak jalan-jalan dan suka beliin apa yangg anaknya mau, bapak yang selalu kasih uang lebih kalo ibu ngasi sangu pas-pasan
Aku gakuat jadi anak pertama. Aku belum bisa apa-apa. Goblok banget ya aku. Di usiaku yang 21 jalan 22 ini aku cuman bisa males-malesan sambil menikmati fasilitas sesaat dari orangtua. Kadang kalo liat kehidupan orang lain yang masih punya bapak sehat, aku iri. Tp aku selalu disadarkan kalo misalnya setiap orang itu selalu dihadapkan dengan masalah hidupnya masin-masing. Aku pernah denger orangtua temenku yang mungkin salah dalam mendidik anak sehingga selalu nurutin apa maunya anak, jangka panjang sih tp tetep bisa aku jadikan pelajaran dan aku janji kalo besok aku punya anak gabakal aku gituin. Aku juga pernah tau orangtua temenku yang selalu kasih apaarti “kerja” dulu ke anak-anaknya sebelum menikmati apa itu yang namanya “gaji” (sangu or apa gitu pokoknya kalo mau minta sesuatu harus kerja dulu)
Deeptalk sama temen-temen asik juga ya. Apalagi kalo udah tua gini. Aku, yang bentar lagi bakal sungkan kalo minta duit sama orangtua. Aku yang bentar lagi harus merasakan kehidupan orang dewasa dengan berbagai pelik masalah yang akupun gatau bisa hadepin atau enggak. Aku selalu rindu masakecilku dulu yang mana nyangka ketika umurku bertambah masalah yang dihadepin pun makin bertambah.
Aku memang belum pinter masak, skripsi aku belum selesai. Aku cuman dikit-dikit belajar dari cerita orang-orang gimana cara dia memandang suatu masalah dan menyelesaikannya dengan bijak. Kadang kalo lihat di sosmed orang lain yang bisa berprestasi, hafidzah, kuliah di luar negri, dapet beasiswa, hidup orang yang keliatannya enak gitu, aku selalu mikir, kok bisa ya mereka kayak gitu? Kok aku engga? Kenapa aku ga bisa struggle dalam memperjuangkan keinginan dan mimpiku ga kayak mereka? Aku pengen, aku semangat, tapi kayaknya kalo mau action gitu susah banget.. :(
Apa karena ibadahku kurangya? Amalanku kurang?
Mataku bener-bener terbuka.. bener kata ibu setiap roda kehidupan manusia itu berputar. Aku bener ngerasain.. sebagai orang yang selalu mengambil pelajaran berharga ketika hal itu udah terjadi di hidup kita.
Kalo dipikir lagi emang aku udah lama banget ga bermunajat ke Allah
Aku baru sadar sekarang, kemarin-kemarin ketika aku pusing mikirin perasaan kenapa ga aku sibukkan aja dengan nonton film? Ampuh banget asli.. aku jadi ga inget apa-apa dan ga kepikiran apa-apa.
Dear aku beberapa tahun kemudian, kamu lagi ngapain? Ketawakah kamu baca ini, atau justru sedih karena kehidupanmu sekarang makin buruk dari saat aku nulis ini? Semoga kamu ketawa ya..
Pada hari ini kamu punya mimpi. Bapak sembuh. Kamu bisa lanjutin sekolah ke luar negri dengan beasiswa. Kamu punya impian kamu harus bisa ngerasain salju selama hidup. Kamu punya rumah kecil dengan interior imut dari ikea. Rumahmu hangat dengan suasana minimalis, keluarga sakinah mawaddah wa rohmah, ibu bapak menua dengan senyuman dan bukan penyesalan karena anak-anaknya, adik-adik berhasil dengan jalannya masing-masing,
Ya Allah..
Terimakasih udah selalu mengabulkan doa-doaku, mimpi-mimpiku walopun aku cuman secuil debu kecil banget dibandingkan dengan luas dan besarnya semua ciptaan-Mu, aku. Kecil. Dari rumah, dari atas pesawat, rumah pun cuman kotak-kotak kecil. Cuman ada di sebuah provinsi kecil di indonesia. Indonesia cmn sebuah negara kecil di asia. Asia hanya bagian kecil dari dunia, dunia hanya bagian kecil dari tatasurya, tata surya hanya bagian kecil dari galaksi, kalaksi hanya bagian kecil dari gugusan bintamg.. benda langit.. meteor.. aku kecil banget :( tapi Alloh selalu baik dan selalu denger doaku. Kasih aku banyak kemudahan dalam menghadapi masalah. Kasih aku banyak kenikmatan dan kemudahan ketika lahir didunia.
Apa Allah lagi kecewa sama Aku? Ya Alloh aku udah ngerasain gimana Engkau tegur aku ketika aku salah dan sombong. Dan itu mengerikan banget.. aku takut mau aneh-aneh dan sombong sekarang. Aku makin kapok dan aku ga bisa bayangin gimana nanti aku bakalan menghadapi karmanya ke diri aku sendiri. Ya Allah aku selalu bersyukur dan selalu berterimakasih atas semua kebaikan yang Engkau kasih...
Tiap selesai berdoa aku selalu minta dihapus sifat jelekku. Aku sadar aku orang yang punya banyak sifat jelek, dan aku gasuka. Tp aku suka gaada kuasa buat melawan sifat jelek itu. Aku entah harus bersyukur atau bersedih dengan corona yang lagi hadir ini, karena korona, lebaran dirumah mbah pun ga kayak, biasanya, karena aku selalu malu dan insyekur setiap aku bertemu dengan keluarga besar. Aku selalu bingung mau jawab apa ketika keluarga besarku tanya sesuatu apapun di diriku, karena aku ga sehebat mereka, aku selalu malu dengan keadaanku sekarang. Aku selalu malu atas jawaban pertanyaan mereka apapun itu, even kamu semester berapa? Jurusan apa? Kuliah dimana? Karena aku se-gahebat itu dibanding mereka.
Aku ga kuat ah mau nulis tentang ibu bapak dan adik adik. Rasa sayangku ke mereka ga terukur banyaknya :) sehat terus ya bapak, ibu dan adik-adik
Aku suka berteman. Aku suka ngobrol, tahuu tentang orang lain, memahami orang lain. Aku suka diajak main, aku suka dihargai dan dimintai pendapat, aku suka diajak ngobrol. Aku suka berteman sama semuanya. Jadi aku muak dengan berteman dengan label geng atau apalah itu. Aku bukan orang yang gabisa pilih-pilih ketika berteman, temenan yan temenan aja, makes friends, bukan makes group. Jadi apapun itu tolong ajak main aku ya, tolong ajak ngobrol aku, tolong hargain aku. Karena aku berusaha untuk ga pernah pilih pilih dalam menghargain orang, kita semua kan sama-sama manusia, apasalahnya sih untuk berbuat baik ke sesama lain
Aku suka berorganisasi, aku suka berteman, tapi untuk memulai pertama kali aku susah banget, aku perlu bantuan orang lain untuk aku merasa nyaman disebuah lingkungan baru. Tapi seringnya aku malu buat memulai duluan, dan akan berakhir selalu diem kalo emang bener-bener gapernah ditolong, huhu :(
Aku emang gampang banget suka sama orang makanya aku males banget deh kalo sekarang gini mulai suka sama orang, karena pasti nanti jadi goblog. Yaudahlah males banget emang kalo bahas cowok. Bye.
0 notes
Text
Mimpi #9
Drama semester 4
Pada saat itu gue emang agak shock dan gak percaya kalo nama gue lolos. Entahlah ya. Tapi alhamdulillah-nya gue nggak sendiri karena teman kelas gue ada satu lagi yang lolos. Dan itu pun gue tau kalo gue lolos karena dikasih tau dia. Tiba-tiba nge-chat 'congrats' kirain apaan. Langsung nge-freeze, bengong, tapi juga sujud syukur hehehe.
Setelah menunggu beberapa bulan nggak ada info lagi, ternyata dimasukin ke grup. Setelah bingung-bingung akhirnya hubungin pihak kampus dan minta dikasih petunjuk gimana-gimana-nya. Ternyata hal yang membuat gue kesel banget saat itu, kampus ternyata cuma jadi jembatan perantara secara tertulis aja, jadi kayak ini kita punya nama-nama yang sudah lolos kita seleksi, selebihnya yang urus semuanya ya anak-anak itu sendiri. Kayak.. hadeeh. Mana harus banget berangkat offline ke Malaysia-nya.
Ternyata emang habis tau keterima ya dilepas sama kampus gitu aja tapi tetap harus berangkat, bingung kagak lu? Mana bayar sendiri kagak dibayarin kampus hadeh. Tapi, alhamdulillah-nya lagi yang lolos ke Univ yang sama waktu itu ada 4 orang, jadi kami ber-4 inilah yang saling kabar-kabar dan urus-urus bareng.
Drama banget, dari buat paspor mandiri, drama ban bocor hahaha, urus surat-suratnya mandiri juga, bolak-balik nemuin dosen, urus pembayaran yang rumitnya astaghfirullah sangat mem-bagongkan, mana masih jaman pandemi, susah cuy. Suruh bolak balik swab, entah hidung ini udah kebal disogok-sogok masa-masa itu.
Berada di fase down parah
Ada waktu kurang lebih ya sebulan-an buat urus-urus keberangkatan itu. Dan itu semester 4 kan masuknya. Nah serba bingung karena masih ikut kuliah disini pula. Tapi gue tetap mengikuti perkuliahan disini. Drama urus keberangkatan itu bener-bener bikin gue down banget, stress sampe break-out, sampe butuh healing banget, setiap hari nangis, kayak orang bingung, parah banget sih waktu itu. Dan disaat-saat gue down banget itu yang gue usahain banget adalah agar gue jangan sampe sakit aja.
Cuma kayak gara-gara urusan itu gue yang susah nangis ini saat itu bener-bener nangis tiap hari hahaha. Gue sampe ngerasa nggak bisa melewatinya. Gue gak bisa mendeskripsikan separah apa kondisi mental gue saat itu di sini karena gue bingung gimana menceritakannya. Pokoknya gitu lah, hampir gila hahaha. Karena emang fist experience kan, gue sama temen-temen sama-sama gak tau apa-apa wkwkwk.
Drama visa
Setelah satu per satu tahap dilewati, sampailah tahap-tahap akhir yaitu tentang visa. Sebelum urus visa, gue dan teman-teman kirim e-mail ke embassy (Kedubes Malay). Tapi kita ngirimnya beda-beda hari dan dikasih jadwal pun berbeda sama Kedubes-nya ini. Setelah kirim e-mail tunggu balasan e-mail-nya. Ada 2 cara, online dan offline. Kalau online bakal dapet visa online juga tapi pembayarannya harus pakai kartu kredit.
Satu hal yang mem-bagong-kan lagi, ketika gue masih ikut kelas perkuliahan di kampus. tiba-tiba ada notifikasi e-mail dari tuh Kedubes. Posisi jam 4 sore, gue masih mendengarkan dosen, sambil buka tuh e-mail sambil deg-deg-an dan gemeteran haha.
Ternyata dijadwalkan mendadak banget, suruh ke Kedubes jam 8 besok paginya. Padahal gue baru ngirim tuh e-mail kemarin tadi pagi banget. Perkiraan gue bakal dibales sama embassy se-pekan kemudian atau minimal banget 2 hari kemudian soalnya biasanya kan gitu. Tapi tiba-tiba seperti itu, jadinya DUAARR!!
Konsentrasi gue pecah banget, dosen ngomong pikiran gue udah kalang-kabut kemana-mana. Gimana caranya gue jam 4 sore di kampus terus perkuliahan baru selesai jam setengah 6 sore dan jam 8 pagi besok udah harus ke kantor Kedubes di Jakarta? Mana gue belum packing apapun, belum siapin apapun, bahkan dokumen dsb. Mana persyaratan ke Kedubes kudu punya surat keterangan negatif Covid-19 yang artinya gue harus test swab dulu.
*Bersambung dulu, muehe..
1 note
·
View note