Tumgik
#khalid yasin
mitjalovse · 2 years
Video
youtube
John McLaughlin has quite a career as we've seen from most of our talks on his career that continues to astound us with a high amount of versatility for a jazz player. Thus, should the fact he collaborated with Carlos Santana shock us? No, that sounds quite plausible, though the end result might give us a pause, i.e. the disc is more like a McLaughlin joint with Santana as a very special guest. Of course, he does make his presence shown, but I'm not surprised their LP was something Santana's fans weren't ready to tackle. I mean, Mr. Santana has one of the most peculiar opuses for something who is predominantly seen as a rock guitarist as he is much more interesting than Supernatural would've lead you believe.
0 notes
gizantara · 28 days
Text
Merasa Berjasa
Dari membaca peran sahabat nabi, aku merasa bahwa perjuangan tidak hanya dipikul oleh sahabat-sahabat pentolan. Ada banyak yang namanya tidak disebutkan dalam sejarah namun tanpa mereka, perjuangan akan pincang jalannya.
Pun sama di sejarah sebelum Nabi Muhammad. Kita tidak pernah tahu nama 3 rasul dalam surat Yasin dan nama pemuda dari ujung kota yang membenarkan ketiga rasul itu. Kita tidak pernah tahu nama pembesar Fir'aun yang menolong Nabi Musa. Dan banyak penolong-penolong agama Allah yang "tersembunyi" dari sanjungan penduduk bumi.
Kita mudah tertipu dengan "ukuran" besar kecilnya amanah dan dampaknya. Kuantitas dan ukuran materialis jadi tolok ukur kesuksesan. Kita berpikir engagement dan dampak yang besar adalah akibat dari perbuatan kita.
Lalu sampai batas mana quote "amanah itu tidak ada besar dan kecil" berlaku?
Besar-Kecil vs Berat-Ringan
Amanah itu ada lingkupnya. Mulai dari:
Diri
Keluarga
Umat
Negara
Dan tergantung bentuk atau jenis amanahnya apa. Terus taruhannya nyawa atau bukan. Urgensinya apa sehingga harus dilakukan, atau seberapa fatal jika tidak dilakukan.
Simpleness itu bicara tentang framework. Ada orang yang sepanjang hidupnya sudah terinternalisasi dengan kebenaran, sehingga amanah level negara pun mudah baginya. Tapi kemudahan dan kesulitan dalam menjalankannya itu tidak mengubah fakta bahwa amanah tersebut memang sudah 'besar' atau 'kecil' pertaruhannya sejak awal.
Tapi easyness itu bicara tentang algoritma. Nggak semua orang mudah untuk "running" algoritma tertentu, sekalipun dia punya library, rules, dan tools-nya.
Makanya mulia di hadapan manusia tidak menjamin mulia di hadapan Allah. Bukankah banyak sahabat-sahabat nabi dengan jobdesk yang keliatannya sepele, jauh dari apresiasi dan tepuk tangan, namun di akhirat kelak Allah hargai mastatho'tum-nya mereka? Kita bahkan tidak pernah tahu lagi jobdesk Arqam bin Abil Arqam setelah fase hijrah. Tapi yang jelas, beliau pasti punya amanah tertentu yang umat tidak perlu tahu.
Itu juga yang bikin sahabat sekaliber Khalid bin Walid dan Amr bin Ash nggak sepede itu merasa bisa sejajar dengan assabiqunal awwalun sekalipun keduanya memegang urusan level negara dan pemerintahan. Boro-boro merasa berjasa, mereka justru merasa diri mereka selalu kurang beramal dan tidak terjamin surganya/syahidnya.
Ada hal menarik juga dari salah satu temenku di SMA dulu. Dengan bodohnya aku simpati kepada dia saat dia ditempatkan di divisi logistik sementara teman-temannya di jabatan yang 'terpandang'. Saat aku utarakan, dia menginvalidasi perasaan simpatiku dan di titik itu aku sadar betapa kerennya dia di usia itu.
"Pahalamu sesuai dengan kadar kepayahan yang engkau rasakan."
Begitulah sabda Nabi kepada Aisyah. Ini bicara tentang effort yang dikeluarkan. Beda kan, kalau mau mindahin 100 liter air pakai ember 4 liter dengan pakai ember 10 liter? Yang kapasitasnya lebih kecil, effort-nya harus sekian kali lipat lebih besar. Effort itulah yang dinilai pahala.
"Amanah tak pernah salah pundak."
Benar. Tapi sebagai "pundak" juga jangan sombong dan merasa berjasa. Tapi juga jangan mendramatisir seolah-olah gak mampu. Kalau udah tau amanahnya berat, ber-isti'ablah, tingkatkan kapasitas diri. Supaya effort-nya bisa lebih efisien dan energinya bisa dialokasikan ke ladang-ladang amal lainnya. Masih banyak yang perlu kita kerjakan.
Terakhir, ada satu hikmah menarik tentang merasa berjasa. Dikisahkan dalam buku Ibnu Athaillah, Mengapa Harus Berserah bahwa para sahabat sangat memerhatikan keadaan hati mereka, mengikhlaskan amal mereka, dan takut kalau berbuat bukan karena ridha Allah.
Kata Syekh Abu Muhammad al-Marjani, ketika Allah menurunkan surat At-Taubah (9) : 111 yang berbunyi:
Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung."
Ada beberapa orang yang mendengar ayat tersebut dan mereka merasa senang dengan transaksi itu. Mereka senang karena Allah telah membeli dari mereka, memuliakan kedudukan mereka, ridha bertransaksi dengan mereka, mereka senang karena dibayar dengan harga yang tinggi dan pahala yang besar.
Di sisi lain, ada segolongan orang yang berwajah muram dan memerah karena malu kepada Allah. Sebab Allah membeli dari mereka sesuatu yang sesungguhnya merupakan milik-Nya. Andaikata mereka tidak menyembunyikan rasa memiliki terhadap milik Allah itu, tentu Allah tidak akan berkata, “Allah telah membeli dari orang yang beriman.”
Karena itu, golongan yang senang dan gembira akan mendapatkan dua surga yang wadah dan isinya berasal dari perak. Sementara, kelompok yang berwajah muram akan mendapatkan dua surga yang wadah dan isinya berasal dari emas.
Seandainya orang beriman tidak merasa memilikinya, tentu Allah tidak perlu melakukan akad jual beli dengan mereka. Karena itu, Allah mengatakan, “Allah telah membeli dari orang yang beriman,” bukan, “dari para nabi dan rasul.”
Syekh Abu al-Hasan berkata, “Jiwa manusia terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu jiwa yang tidak dibeli karena tidak berharga, jiwa yang dibeli karena kemuliaannya, dan jiwa yang tidak diperjualbelikan karena kemerdekaannya. Kelompok pertama adalah jiwa orang kafir. Mereka tidak dibeli karena hina dan tak berharga. Kelompok kedua adalah jiwa orang yang beriman. Mereka dibeli karena kemuliaannya. Kelompok ketiga adalah jiwa para nabi dan rasul. Mereka tak diperjualbelikan karena mereka adalah jiwa-jiwa yang merdeka.”
Orang yang akan dihisab hanyalah yang merasa beramal.
Bagaimana mungkin orang yang tidak memiliki apa-apa akan dihisab? Dan bagaimana mungkin orang yang merasa tidak melakukan apa-apa akan dipertanyakan amalnya? Orang yang akan ditanya hanyalah orang yang lalai dan merasa diri mereka memiliki atau ikut berbuat bersama Allah.
Mereka merasa berjasa kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, "Janganlah kamu merasa berjasa kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu orang yang benar"
Al-Hujurat (49) : 17
Akhir kata, selalu, untuk diri sendiri yang kedatangan amanah-amanah baru yang memang tidak besar. Mudah-mudahan selalu mengasah sense of urgency sehingga tidak menyepelekan penunaian amanah sekecil dan semudah apapun. Terima kasih kepada Allah yang selalu mengingatkanku agar tidak silau terhadap jabatan, kedudukan, dan amanah-amanah yang tampak 'besar' dan 'luas' cakupannya. Yang terpenting bukan besar-kecilnya, melainkan kesiapan ditempatkan di besar-kecilnya, berat-ringannya, dengan level mastatho'tum yang sama.
— Giza, tahu kok bisikan setan bisa masuk lewat membandingkan amanah demi amanah dan perasaan berjasa
28 notes · View notes
justbeingnamaste · 1 year
Text
youtube
Let Us Go Into the House of the Lord · Carlos Santana · Mahavishnu John McLaughlin
Love Devotion Surrender ℗ 1973 Columbia Records
1973-07-20 Associated Performer:
Carlos Santana & Mahavishnu John McLaughlin Composer, Lyricist: Traditional Guitar, Piano, Producer: Mahavishnu John McLaughlin Drums: Billy Cobham Arranger: C. Santana Drums: Don Alias Arranger: John McLaughlin Drums: Jan Hammer Drums: Mike Shrieve Congas: Armando Peraza Organ: Khalid Yasin Bass: Doug Rauch Engineer: Glen Kolotkin
Tumblr media
7 notes · View notes
fridagentileschi · 9 days
Text
Tumblr media
IL PRIMISSIMO ATTENTATO ALLE TORRI GEMELLE RISALE AL FEBBRAIO DEL 1993 COL TENTATIVO DI FARLE IMPLODERE
La pianificazione
La pianificazione dell'attentato al World Trade Center iniziò il 1º settembre 1992, quando Ahmed Ajaj, originario della Palestina, e Ramzi Yusuf, nato in Kuwait da padre pakistano e madre palestinese e nipote di Khalid Sheikh Mohammed, che in seguito sarà l'organizzatore degli attentati dell'11 settembre 2001, arrivarono negli Stati Uniti dal Pakistan atterrando all'aeroporto John F. Kennedy di New York. Il primo fu arrestato e in seguito condannato a 6 mesi di carcere perché era in possesso di un passaporto svedese falso, e la sua valigia, che conteneva manuali sulla costruzione di bombe e libri di propaganda anti-americana, fu confiscata. Yusuf arrivò invece con un passaporto iracheno falso e fece domanda di asilo politico, ma fu arrestato per essere entrato negli Stati Uniti senza il necessario visto. Fu però rilasciato su cauzione, e poco dopo si mise in contatto con un altro cospiratore, Mohammed Salameh, anch'egli originario della Palestina.
Nonostante Ajaj fosse stato imprigionato e i suoi libri sulla fabbricazione di ordigni confiscati, Yusuf, il capo dei cospiratori, riuscì ugualmente a comunicare con lui grazie ad un sistema di telefonate a tre: Yusuf telefonava ad un altro cospiratore, Eyad Ismoil, originario della Giordania, il quale a sua volta telefonava in prigione ad Ajaj dal negozio di alimentari di Dallas in cui lavorava. Grazie a queste telefonate, per i cospiratori fu possibile la preparazione dell'attentato. Il materiale con cui fabbricare la bomba fu depositato in un magazzino del New Jersey affittato da Salameh, il quale il 1º gennaio 1993 affittò un appartamento nella città di Jersey City insieme a Ramzi Yusuf e ad Abdul Rahman Yasin, nato negli Stati Uniti da genitori iracheni, al fine di utilizzarlo per assemblare l'ordigno esplosivo insieme agli altri cospiratori, tra cui vanno annoverati anche l'ingegnere chimico Nidal Ayaad, nato in Kuwait da genitori palestinesi, e Mahmoud Abouhalima, immigrato negli Stati Uniti dall'Egitto e considerato vicino ad El Sayyed Nosair, uno degli assassini del rabbino ortodosso Meir Kahane, ucciso a Manhattan nel 1990 da un gruppo di integralisti islamici, e ad Omar Abd al-Rahman, soprannominato lo sceicco cieco e ritenuto il leader spirituale del gruppo terroristico Al-Jama'a al-Islamiyya[1].
L'esecuzione
Il 22 febbraio 1993, Eyad Ismoil raggiunse gli altri cospiratori a New York da Dallas. Il giorno successivo, Mohammed Salameh noleggiò un furgone giallo presso la Ryder, una compagnia statunitense di noleggio di furgoni e trasporti, sul quale furono caricati l'ordigno esplosivo e alcune bombole di idrogeno, che servivano ad amplificare l'effetto dell'esplosione. La sera del 25 febbraio, Ramzi Yusuf ed Eyad Ismoil raggiunsero con il furgone carico di esplosivo un albergo di Manhattan, dove passarono la notte, e Salameh, al fine di procurarsi un alibi, ne denunciò il furto alla polizia del New Jersey. L'indomani, Ismoil e Yusuf piazzarono il furgone nel parcheggio sotterraneo del World Trade Center intorno a mezzogiorno. Alle 12:17:37 locali la bomba esplose generando approssimativamente una pressione di 1034,1 MPa che provocò un cratere di circa 30 m, la rottura dell'impianto idrico ed energetico e un black out di onde-radio nell'intera area di Manhattan, linee telefoniche comprese. Una colonna di fumo raggiunse il 93º piano di entrambe le torri, soprattutto attraverso le scale, tanto che rese molto difficile evacuare gli edifici e molti occupanti rimasero intossicati a causa dell'inalazione. Centinaia di persone, tra cui 17 bambini, rimasero intrappolate negli ascensori bloccati per cinque ore. Durante l'attacco morirono sei persone e 1.042 persone furono ferite, la maggior parte durante l'evacuazione[2].
Circa nove minuti dopo l'esplosione giunsero sul posto i vigili del fuoco, la polizia e le ambulanze, incaricati di evacuare le aree interessate dall'esplosione e soccorrere eventuali feriti. Durante le operazioni di salvataggio, 28 persone con problemi medici vennero soccorse tramite elicotteri della polizia, 15 rimasero ferite a causa dell'esplosione e 20 persone ebbero problemi cardiaci; inoltre un pompiere venne ricoverato in ospedale, mentre altri 87 pompieri, 35 poliziotti e un operaio rimasero feriti negli incendi che seguirono.
Le torri tuttavia non crollarono, ma se il furgone fosse stato parcheggiato accanto alle fondamenta in cemento del World Trade Center, l'obiettivo di Yusuf avrebbe potuto essere raggiunto in quanto la Torre Nord sarebbe potuta collassare verso la Torre Sud, distruggendole entrambe. L'esplosione danneggiò in particolare il Marriott Hotel, che dopo un lavoro di ristrutturazione verrà riaperto solo nel novembre dell'anno successivo.
Ovviamente niente accade che i servizi segreti non sappiano... né la politica.
https://it.m.wikipedia.org/wiki/Attentato_al_World_Trade_Center_del_1993#/media/File%3AWTC_1993_ATF_Commons.jpg
1 note · View note
neo-somaliana · 1 year
Text
I seem to be the last person who found out about partytilfajr being abusive, but goodness. How appearances can deceive. He was the Khalid Yasin of Tumblr back in the day
1 note · View note
xtruss · 1 year
Text
0 notes
faiz-ibn-hussain · 2 years
Text
KYD: Know Your Deviant
Celebrity Deviants that are age-old supporters & collaborators of the dead Innovator Yusuf al-Qaradawi (Chief of Ikhwaanul Mardoodeen): Zakir Naik, Siraj Wahhaj (Nation of Kufr supporter), Hizbee Bilal Philips, Shabir Ally, Khalid Yasin
#Qaradawi #ikhwan #bilalphilips #ZakirNaik #SirajWahhaj #shabirally #khalidyasin
Tumblr media
1 note · View note
nefariouscryptid · 3 years
Note
I second the charming nature of Tariq and Aisha's way of talking, haha! And their parents being a positive influence in their lives is a nice breath of fresh air. If the art request thing is still on, I would LOVE to see them as young kids with their parents (what are their names?) together as a healthy family. Thanks a bunch if drawn and much appreciated if in color!
Tumblr media
You can tell where Tariq gets his looks from
Khalid Yasin and Maya Yasin with their Paw Patrol obsessed son and Slime obsessed daughter.
Note: Even though they're at home with only family around I still drew Maya with a Hijab on for respect since it'd technically be haram if I didn't. She may be fictional but I figured just keep it on.
Aisha doesn't have a hijab or her niquab on in this because she hasnt hit puberty.
3 notes · View notes
khutbahs · 5 years
Link
Khalid Yasin - Treatment of Muslim Women
1 note · View note
mercyguideheal · 3 years
Link
Where are you going      https://youtu.be/JndFBFGVOC8
Advice to muslim women      https://youtu.be/fXMppJBVHMg
Brotherhood in Islam      https://youtu.be/hEd-_cBiqFk
Islam and the media      https://youtu.be/Zlh16rS_i2k
Character of a muslim     https://youtu.be/fNEC-Ro67Sk
The enemy within     https://youtu.be/-6cj47E-6ws
Strangers     https://youtu.be/wOq0UNnL8WQ
Issues dividing the ummah       https://youtu.be/XfrpObG054I
Building a strong muslim community     https://youtu.be/42_dUDNLeOM
Critical issues facing muslim women    https://youtu.be/KgISFbR3E08
0 notes
shaykhkhalidyasin · 7 years
Photo
Tumblr media
Assalamu alaykoum dear brothers and sisters,
InshaAllah I will share lectures, reminders, as well as updates on my current and upcoming projects and events. 
Please support my efforts to consolidate my official social media and online presence by directing your networks to my only official Facebook, Twitter, Youtube, Instagram, and Tumblr pages. 
Jazakum Allah Khairan
Shaykh Khalid Yasin
Philadelphia, Pennsylvania
March, 2018
3 notes · View notes
ozkar-krapo · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Larry YOUNG “Lawrence of Newark” (LP. Perception rcds. ? / rec. 1973) [US]
youtube
3 notes · View notes
julaibib · 4 years
Note
Assalamualaikum brother, who are your favorite (English speaking) Islamic lecturers?
وعليكم السلام
Abdur Raheem Green , Bilal Philips , Hamza A. Tzortzis, Shaykh Khalid Yasin
33 notes · View notes
neo-somaliana · 6 years
Text
Khalid Yasin can kindly fuck off. Talmabout Somali women are aggressive and not soft. Nigga. We are the most assertive and resilient Muslim women you'll EVER find. Yeah I SAID it and I firmly believe it. We messed up and toxic and overly perfectionistic and masculine , but that doesn't mean you get to discount our inner beauty and what makes us thrive despite our negativity. We're the shock absorbers of an entire nation that's crumbled and been out for 3 decades and yet it didn't even make a sound when it fell to the ground because it fell on our backs. You'll never find more generous, philanthropic, outgoing, determined women. We're not defined by our issues. We just need to defy them. But that's OUR task not anyone else's.
11 notes · View notes
hak-7 · 3 years
Text
Watch "Purpose of Life || Khalid Yasin" on YouTube
youtube
2 notes · View notes
youarebeyoutifulx · 4 years
Text
One squeeze in the grave will make you regret every morning in your life that you didn’t wake up for Fajr, Please be strong enough to give 5 minutes of your sleep time to your Lord who gave you all the uncountable blessings you have.
Fajr is for soldiers. —Khalid Yasin
53 notes · View notes