#kesembuhan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Pengobatan Gratis Ikatan Prabu Nusantara (IPN) di Karanganyar Disambut Antusias Warga
KARANGANYAR – Ikatan Prabu Nusantara (IPN) menggelar kegiatan bakti sosial berupa pengobatan gratis bagi masyarakat Karanganyar. Acara yang diadakan di Mantren, Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, pada 23 Juni 2024 ini mendapatkan sambutan hangat dari warga setempat. Ketua IPN, Pasopati, mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya IPN untuk membantu masyarakat yang membutuhkan…
View On WordPress
#Bakti sosial kesehatan#Bakti sosial kesehatan IPN#Desa Klodran#Harapan#IPN Karanganyar#IPN Mantren Klodran#Kesembuhan#Kesembuhan dan harapan#Layanan medis#Layanan medis gratis#Masyarakat Karanganyar#Pengobatan gratis#Pengobatan gratis Karanganyar
0 notes
Photo
Kebahagiaan kesenangan yang datang akibat barang, orang lain dan dari luar diri sendiri adalah kebahagiaan yang semu dan sementara saja karena akan hilang saat waktunya tiba. Kebahagiaan sejati datangnya dari dalam diri yaitu kondisi dimana hasrat, ego keinginan semakin kecil🪷 . #medicine #kesembuhan #obat #chill #kesadaran #bali #nusantara (at Ubud, Bali, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CoJK71VPbSB/?igshid=NGJjMDIxMWI=
1 note
·
View note
Text
BAROKAH, Call 0811-976-549, Keajaiban Sedekah Untuk Kesembuhan Penyakit di CijambuBandung
KLIK WA https://wa.me/62811976549, Cara Bayar Fidyah Ibu Hamil Dan Menyusui Rumaysho, Cara Bayar Fidyah Ibu Hamil Sesuai Sunnah, Cara Bayar Fidyah Ibu Hamil Dengan Beras, Cara Bayar Fidyah Ibu Hamil Dengan Makanan, Cara Bayar Fidyah Karena SakitYayasan Mutiara Harapan ( YMH ) adalah lembaga nirlaba milik ummat/ masyarakat yang dapat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhua�fa dengan dana zakat, infaq, sodaqoh serta wakaf, dan dana � dana yang dihalalkan oleh syariat dan legal, dari perorangan, kelompok masyarakat, perusahaan dan lembaga lainnya. Kelahirannya diawali dari empati kolektif dari Komunitas Wiraswasta yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin dan juga banyak berjumpa dengan masyarakat kaya. Maka digagaslah sebuah manajemen galang kebersamaan dengan siapa saja yang peduli terhadap nasib masyarakat miskin / dhua�afa.Istana Yatim 2 Mutiara Harapan IndonesiaJln. Utama Puri Bintaro Hijau A6/4Pdk ArenTangerang SelatanBanten 15423Tlp. 021 - 73460522WA 0811-976-549Lebih lengkap kunjungihttps://istanayatim.org/https://www.instagram.com/istanayatim2/https://www.facebook.com/istanayatim2#wsedekahsepuluhribu, #sedekahforyatim, #sedekahforyatim_official, #sedekahfakirmiskin, #sedekahwakafbisnis sedekah 25rb, hadits sedekah di bulan ramadhan, ayat al-qur'an tentang sedekah di bulan ramadhan, keutamaan sedekah di bulan ramadhan rumaysho, 5 keutamaan sedekah di bulan ramadhan, keutamaan sedekah di bulan ramadhan nu online, keutamaan sedekah di bulan ramadhan dan dalilnya, keutamaan sedekah di bulan ramadhan pdf
0 notes
Text
Belajar Diam
Hari-hari ini, saya sadar, sepertinya daya tahan untuk sabar perlu ditingkatkan lagi. Dan, satu jalan yang saya tempuh, kembali bermajelis langsung dengan seorang guru.
Waktu-waktu kosong saat ini, di tengah mempersiapkan ujian nasional, semakin membawa saya kepada pemahaman; harus tahu kapan, sejauh mana, dan bagaimana kita 'bersuara'.
Di tengah kondisi yang kian semakin ramai, semua orang ingin berbicara dan didengar. Di tengah kondisi yang kian tidak terfokus, semua masalah seakan berlomba untuk diselesaikan. Di tengah kondisi yang kian memprihatinkan, dunia keilmuan dihinakan dengan hadirnya manusia tanpa otoritas berkomentar atau lolos dalam acara-acara pendidikan; maka saya sedang mencoba untuk belajar diam.
Saya hanya sarjana di sebuah kertas. Tidak punya karya tulis yang mumpuni, apalagi kebermanfaatan sosial yang banyak. Cita-cita yang terfikir saat dulu kecil sangat sederhana dan mungkin jika tercapai hari ini, sangat prestisius; menjadi pemain timnas Indonesia.
Tapi, entah mengapa, entah doa apa yang dirapalkan oleh kedua orang tua saya, entah bagaimana tirakat dari sepuh dan guru di sekitar saya, pertemuan dengan buku ustadz Salim A Fillah, menjadi gerbang pembuka bagi ilmu-ilmu yang lain, bukan hanya ilmunya, tapi juga cara berfikir dan bahkan bertingkah laku.
Itupula yang menjadi wasilah untuk kemudian memberi tekad bagi saya untuk mengarungi luasnya ilmunya Allah, menyimak banyak guru, asatidz, serta ulama, dan alhamdulillah menghantarkan kepada pemahaman yang lebih lanjut dari yang sebelumnya pernah saya simak.
Fase belajar diam ini, semoga bisa saya tempuh dengan konsistensi dan kesabaran, karena tentu tidak mudah untuk membuka kemauan hati dalam menyimak secara langsung; kita seringkali hanya membaca sebagian atau bahkan hanya kesimpulan. Dan indahnya lagi, antara bidang yang saya tekuni sebagai dokter kelak, beberapa kali dibahas dalam khazanah keislaman, seperti dalam kitab Ta'lim Muta'allim yang sedang dipelajari :
Imam Asy Syafii berkata : "Ilmu itu ada dua. Ilmu fiqh untuk urusan-urusan din, dan ilmu kedokteran untuk urusan-urusan badan"
Dikatakan juga :
وأما تعلم علم الطيب، فيجوز لأنه سبب من الأسباب، فيجوز تعلمه كسإرالأسباب وقد تداوى النبي ��ل الله عليه ��سلم "Sedangkan mempelajari ilmu kedokteran/kesehatan, maka boleh. Karena merupakan bagian usaha untuk mengambil sebab kesembuhan. Sebagaimana Nabi pun pernah berobat"
Allahumma Baariklana Fii Ilminaa Wa Zidnaa Ilma An Nafi'a Wa 'Amalan Mutaqobbala
63 notes
·
View notes
Text
Apa yang mau kita sombongin?
Kita itu kecil banget yah ternyata. Keliatannya aja hebat, serba bisa, dan punya segalanya.
Tapi baru dikasih sakit aja, udah tuh semua yang kita punya seakan engga ada apa-apanya.
Kelar udah semuanya....
Cuma bisa diem aja, gerak dibatasin, makanan dibatasin, semua dibatasin.
Karena ternyata rezeki itu memang luas banget. Dikasih keluasan mencari rezeki aja, itu udah rezeki.
Padahal belum tentu dapet uangnya, tapi itu udah rezeki.
Kita dikasih gerak bebas, itu udah rezeki.
Kecil, teramat kecil memang menjadi manusia ini.
Bayangin nih, ada berapa banyak orang yang sedang terbaring dan hanya bisa memohon kesembuhan?
Yang mungkin uangnya memang bisa membiayai biaya rumah sakit, tapi belum tentu bisa membeli kesembuhannya.
Kadang memang kita terlalu jauh yah, terlampau tinggi memandang hidup dan harapan-harapan kita.
Padahal semua sudah kita punya, nikmat yang begitu besar untuk melakukan segala sesuatunya dengan mudah.
Kecil, kita ini kecil banget dan tidak ada apa-apa diantara begitu besar dan luasanya semesta ini.
Engga ada yang bisa kita sombongin.
Apa yang membuat kita besar kepala begitu mudah untuk dihancurin. Terlalu mudah dihilangin dan dibikin pergi.
Satu-satunya yang bisa membuat kita terlihat, hanyalah kebesaran hati.
Berbesar hati buat memaafkan ketika dibikin kecewa. Berbesar hati untuk membantu ketika kita sendiripun sebetulnya dalam kesusahan.
Susah ya, menjadi manusia yang bersyukur ternyata.
Karena kita sudah terlalu merasa sombong dengan semua yang sudah kita punya.
Padahal semua yang kita punya ini, cuma numpang aja. Bahkan tubuh kita sendiri pun cuma numpang aja.
Sementara....
—ibnufir
166 notes
·
View notes
Text
Rupa-rupa perasaan..
Ada yang berlari kencang, ada yang hanya diam, duduk saja tak bergerak. Ada yang menangis dengan begitu bahagia, ada yang tertawa dengan menahan pedih. Ada yang terlihat baik-baik saja, namun sangat rapuh didasar lubuk hatinya.
Tidak ada yang benar-benar memahami, tidak ada yang benar-benar mengerti atas apa yang sedang dialami. Sunyikah, riuhkah, atau marah dan bahagia. Semua terlihat sama untuk seseorang yang menahan semuanya untuk tetap terlihat baik-baik saja.
Baginya tidak ada yang memahami sebaik Allaah memahami kesedihannya. Baginya tidak ada yang bisa menyembuhkan kecuali Allaah yang memberi kesembuhan tanpa rasa sakit kembali. Terlihat bersedih atau berbahagia adalah sebuah pilihan. Tidak memperlihatkan keduanya pun juga adalah sebuah pilihan.
Ada yang berteriak dengan rasa keputusasaan, ada yang hening dengan penuh pengharapan. Pada akhirnya hanya Allaah yang tetap kekal dan tinggal.
208 notes
·
View notes
Text
Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan.
Pernahkah kena panict attack? tiba-tiba tidak bisa menguasai diri, tubuh terasa berat, napas tersengal, dan pikiran tak lagi jernih? Panik itu, meski terlihat sederhana, bisa menjadi akar dari banyak masalah kesehatan, baik fisik maupun mental.
Rasulullah ﷺ mengingatkan kita melalui sebuah kebijaksanaan, “Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan.” Ucapan ini tak hanya sarat nilai spiritual, tetapi juga selaras dengan temuan ilmiah modern.
Kepanikan sebagai Separuh Penyakit
Dalam dunia medis, kepanikan dikaitkan dengan peningkatan hormon stres, yaitu kortisol dan adrenalin. Ketika kita panik, detak jantung meningkat, tekanan darah melonjak, dan sistem kekebalan tubuh melemah. Studi yang dipublikasikan di Journal of Psychosomatic Medicine menyebutkan bahwa stres berkepanjangan dapat meningkatkan risiko gangguan jantung, pencernaan, hingga kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
Namun, Islam mengajarkan kita untuk menjadikan ketenangan sebagai tameng. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Ketenangan sebagai Separuh Obat
Ketenangan adalah penawar alami bagi gejolak emosi dan fisik. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Harvard Health Publishing, teknik pernapasan dalam, dzikir, dan meditasi terbukti mampu menurunkan kadar kortisol dalam tubuh, meredakan kecemasan, dan meningkatkan konsentrasi.
Rasulullah ﷺ juga memberikan contoh untuk selalu tenang dalam menghadapi situasi sulit. Ketika para sahabat merasa ketakutan saat hijrah, Rasulullah dengan tenang berkata kepada Abu Bakar: “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. At-Taubah: 40)
Kesabaran sebagai Awal Kesembuhan
Kesabaran bukan sekadar pasrah, melainkan sebuah langkah aktif untuk menerima, bertahan, dan berusaha mencari solusi. Dalam psikologi modern, kesabaran berhubungan dengan resilience atau ketangguhan, yakni kemampuan untuk bangkit dari situasi sulit. Rasulullah ﷺ bersabda: “Kesabaran adalah cahaya.” (HR. Muslim)
Kesabaran membawa kita pada pengendalian diri, memberikan ruang bagi pikiran jernih, sehingga tubuh dan jiwa memiliki waktu untuk menyembuhkan diri. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)
Maka itu,
Kepanikan boleh jadi separuh penyakit, tetapi ketenangan adalah setengah dari perjalanan menuju kesembuhan. Dan kesabaran? Itulah awal dari segala solusi. Dalam menghadapi hidup, belajarlah untuk menenangkan hati, mengingat Allah dalam setiap keadaan, dan bersabar atas segala ujian.
Nikmati prosesnya. Karena seperti kata Ibnul Qayyim: “Sabar itu seperti kepala bagi tubuh. Jika kepala hilang, maka tubuh pun mati. Begitu pula jika kesabaran hilang, maka seluruh amalan akan hancur.” 🌿
11 notes
·
View notes
Text
Sebagian orang sedang menunggu pernikahan. Sebagian yang lain menunggu keturunan.
Ada juga yang menunggu rezeki. Dan ada yang menunggu kesembuhan.
Ya Allah, mudahkanlah setiap orang yang memiliki hajat. Agar dapat memenuhi hajatnya.
11 notes
·
View notes
Text
Pengobatan Gratis IPN di Desa Klodran, Colomadu: Komitmen Sosial yang Membawa Harapan dan Kesembuhan
REKONFUNEWS.COM, KARANGANYAR – Warga Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, mendapatkan kesempatan istimewa untuk menerima pengobatan medis dan non-medis secara gratis yang diselenggarakan oleh Ikatan Prabu Nusantara (IPN). Acara yang berlangsung pada Minggu, 23 Juni 2024, ini merupakan bagian dari program bakti sosial IPN yang telah dilakukan sebanyak lima kali sejak organisasi…
View On WordPress
#Kemanusiaan#Bakti Sosial#Colomadu#Desa Klodran#Ikatan Prabu Nusantara (IPN)#Inspiratif#IPN#Karanganyar#Kecamatan Colomadu#Kesehatan Masyarakat#Kesembuhan#Komitmen IPN#Komitmen Sosial#Masyarakat Karanganyar#Pengobatan Gratis
0 notes
Text
kepada diri.
Selamat bertambah usia gadis kecil yang ke-7 saat 20 tahun yang lalu.
Saat semua begitu sangat indah, saat hidup dikemas dengan sangat manis dan baik-baik saja.
Semoga, kau menemukan kebahagiaan dan kesembuhan, ya.
Semoga, kau selalu bisa memaknai arti semesta atas segala yang kau rasa.
Semoga, rasa syukurmu lebih besar daripada cemasmu.
Pelan-pelan ya. Aku tau itu sulit, tapi bukan berarti kau tak mampu kan? Nyatanya, kau bertahan hingga kini.
Menjadi gadis dewasa yang banyak luka tapi mampu menciptakan tawa.
Beratkan? Tapi kau begitu hebat. Selamat mendewasa gadis kecil.
14 notes
·
View notes
Text
Bahan Renungan Diri
Dua hari sebelum lebaran Qodarullah kesedak tulang. Buka sama ceker mercon yang udah diekspetasiin bakalan enak sejak lama. Alhasil tulangnya nyangkut di tenggorokan. Perasaan teliti tapi ternyata emang kurang hati-hati malah kutelen semua tulangnya.
Segala cara udah dicoba biar tulangnya bisa ikut turun. Entah dengan banyak air, nasi digulung-gulung bulet, roti, dan segala macamnya yang diharapkan bisa membawa tulang itu turun ke bawah. Qodarullah tetep engga mau turun dan setiap nelen selalu ada yang mengganjal. Dan asli, ini sakit. Mencoba sabar dan setiap hari berharap kalau tulangnya turun alhasil tetep belum juga.
Besok malamnya panas dingin, meriang, badan seperti remuk, mata susah ngebuka, nafas panas banget ditambah lemes sebadan-badan. Minum obat radang & paracetamol. Saking panasnya diri sampai engga tau ngomong apa sampe gatau gimana letak posisi tidur hingga tiba waktu sahur.
Reda sebentar paginya mulai sakit lagi. Sudah sakit akibat tulang, sakit pula sebadan-badan, meriang, tak beraturan. Memutuskan ke klinik terdekat untuk diperiksa alhasil tensi darah rendah, dokternya nyuruh diri buat buka mulut selebar-lebarnya, dibawalah dokter alatnya semacam besi panjang untuk nahan lidah dan semacam gunting untuk korek-korek tulang yang nyangkut di tenggorokan. Engga kuat nahan muntah, berkali-kali dicoba alhasil tenggorokan rusak luka-luka semua bagian kirinya subhanallah sakitnya engga ketahan sampai badan betul-betul terasa lemah. Tapi sampai saat ini apakah tulangnya masih ada atau engga, semoga ini cuma sakit bekas luka pengambilannya.
Hanya bisa mentaddaburi apa yang menimpa diri. Yang pertama betapa jumawanya kita, entah dengan ilmu, harta, jabatan, nasab, dan hal lainnya tetapi ketika ada tulang kecil saja yang menyangkut di tenggorokan kita, kita hanya bisa kembali kepada Allah untuk berdoa dan bersabar. Ini adalah bukti, ketika Allah ingin timpakan kepada kita hukuman, ujian, atau cobaan, maka tidak akan ada yang bisa menepisnya. Jika Allah ingin menimpakan kita ketidaknyamanan, hanya dengan benda sekecil itu Ia timpakan pada kita, dan kita begitu merasa amat tersiksa dan sakit karenanya, dan itu merupakan hal yang begitu mudah bagiNya. Obat semahal apapun kita beli, dokter spesialis manapun kita datangi, kita tetap harus bersabar akannya, kita belum bisa menikmati hidangan dengan nyaman, dan tidak bisa menelan ludah sebagaimana biasanya. Begitu kuasanya Engkau ya Allah. Betapa tidak berdaya hamba yang penuh jumawa ini. Dan satu hal lagi pelajaran yang bisa diambil. Benar, semua orang bisa membeli obat tetapi tidak bisa membeli yang namanya kesehatan.
Yang kedua, sejak awal aku mentaddaburi pada doa kesembuhan. Bahwa tidak mengapa semoga saja dengan sakitnya bisa menggugurkan dosa-dosa. Aku berharap sakit ini menghapuskan sebagian banyak dosa-dosaku. Aku merenungi sakit ini mungkin ada seseorang yang tak kusengaja dilukai hatinya atas perkataanku maka ini balasannya untukku, aku mencoba merenungi dan menerimanya. Atas dasar ini aku malu sekali mengeluhkannya. Tetapi yaAllah rasanya sakit sekali aku takut luka yang ditorehkan atas kata-kataku pada seseorang lebih menyakitkan.
Ya Allah terima kasih telah memberiku kesempatan untuk dihapuskannya dosa-dosaku. Aku tau Engkau menyayangiku. Ya Allah redakan sakit ini sesungguhnya aku telah menangis di hadapan kedua orang tuaku dan aku membuat mereka kesusahan merawatku. Aku merindukan khusyuk berdoa di awal waktu, sekarang aku lemah ya Allah bantulah aku menyelesaikan apa yang akan kuhadapi. Engkau Maha Pengasih Maha Penyayang.
25 notes
·
View notes
Text
TERPERCAYA, Call 0811-976-549, Keajaiban Sedekah Untuk Kesembuhan Penyakit di Cibiru Bandung
KLIK WA https://wa.me/62811976549, Cara Bayar Fidyah Ibu Hamil, Cara Bayar Fidyah Dengan Uang, Cara Bayar Fidyah Ibu Menyusui, Cara Bayar Fidyah Dengan Beras, Cara Bayar Fidyah Puasa RamadhanYayasan Mutiara Harapan ( YMH ) adalah lembaga nirlaba milik ummat/ masyarakat yang dapat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhua�fa dengan dana zakat, infaq, sodaqoh serta wakaf, dan dana � dana yang dihalalkan oleh syariat dan legal, dari perorangan, kelompok masyarakat, perusahaan dan lembaga lainnya. Kelahirannya diawali dari empati kolektif dari Komunitas Wiraswasta yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin dan juga banyak berjumpa dengan masyarakat kaya. Maka digagaslah sebuah manajemen galang kebersamaan dengan siapa saja yang peduli terhadap nasib masyarakat miskin / dhua�afa.Istana Yatim 2 Mutiara Harapan IndonesiaJln. Utama Puri Bintaro Hijau A6/4Pdk ArenTangerang SelatanBanten 15423Tlp. 021 - 73460522WA 0811-976-549Lebih lengkap kunjungihttps://istanayatim.org/https://www.instagram.com/istanayatim2/https://www.facebook.com/istanayatim2#sedekahgresik, #sedekahgultik, #sedekahgabungan, #sedekahorangtua, #sedekahonlinewaktu sempit adalah, bersedekah tanpa keikhlasan akan, semut pembawa rezeki, hadits tentang memberi makan semut, pertanda banyak semut di rumah menurut islam, cara memberi makan semut, pahala menolong semut, doa memberi gula pada semut
0 notes
Text
Yaa Allah... hamba terima semua yang telah hamba jalani.. segala perasaan luka dan kecewa yang sudah terlewati... sembuhkan ibu hamba... hamba tau banyak hal kurang baik dari ucapan maupun sikap nya sebagai orangtua.
banyak sekali hal yang berbeda diantara kami. Banyak rasa sakit dan kecewaku.. aku Tau dia tidak sempurna .. lembutkan hati ibu hamba untuk merenungi kesalahannya selama ini. Buang egoisnya... Dan berikan dia kesembuhan.. semoga ibu bisa lebih baik segalanya....
7 notes
·
View notes
Text
Lagi mencoba menikmati masa-masa jadi perawat buat keluarga sendiri. Setelah direfleksikan, aku baru teringat lagi kalau dulu pernah punya niatan mengambil jurusan perawat salah satunya "supaya bisa pake ilmunya untuk keluarga sendiri". Dan, ya.. Setelah bertahun-tahun, beneran Allah beri jalannya. Ternyata Allah nggak pernah skip satupun hal tentang kita, termasuk perkara niat-niat kita.. Maasya Allah.
Di usia mama dan bapak yang semakin tua kini, rasanya aku banyak mendengar cerita-cerita mereka. Cerita hari-hari mereka, pandangan/pendapat mereka, pun cerita tentang apa yang mereka rasakan dengan tubuh mereka. Semakin renta, nyatanya memang fisiknya tidak lagi sekuat dulu. Muncul keluh nyeri sendi, lebih cepat lelah, cepat pusing, dan sebagainya. Qadarullah juga, sebulan lalu mama dan bapak kecelakaan dan akhirnya menimbulkan luka dan cedera di beberapa area. Jadi, makin kaya ceritanya, deh.
Dan, ya, sebulan terakhir kayaknya "lebih berasa" aja menjalani peran perawat di keluarga sendiri. Banyak belajar tegar dan coba refleksi diri.
Setelah sekian lama di ranah kesehatan ternyata masih banyak nggak tahunya. Kadang ada moment-moment penyesalan, kayak.. Kenapa aku nggak tahu hal ini dari dulu? Kenapa aku nggak lebih rajin belajar biar bisa ambil action lebih awal? Namun akhirnya nggak bisa disalahkan juga sih karena, qadarullah, aku baru tahu dan ngertinya belakangan. Jadi yasudah Syif. Terus belajar aja ya. Kita coba maksimalkan kesempatan yang ada saat ini.
Oh iya waktu datang ke IGD dan menghampiri mama dan bapak, ternyata aku tidak setegar itu meski aku sendiri adalah seorang nakes. Aku khawatir sekali. Apalagi pas lihat bapak sempat muntah darah, rasanya pengen meluk orang dan nangis aja. Beberapa hari setelahnya pun gitu. Butuh waktu sampai hati bisa lebih kuat. Ternyata faktor subjektifitas itu benar adanya, ya. Nggak mudah kalo yang di depan mata itu keluarga sendiri.
Saat ini kondisi mama bapak alhamdulillah sudah membaik dan masih terus menjalani pemulihan. Hari ini bapak menjalani operasi untuk patah tulangnya. Mohon doanya ya teman-teman tumblr, semoga Allah beri kelancaran dan kesembuhan untuk mama dan bapak.
Izin mengabadikan pesan dari dari Ners Icca yang bener-bener jadi penguat dan motivasi kala itu.
14 notes
·
View notes
Text
Perihal kehilangan..
Beberapa waktu lalu mengunjungi rumah sakit kembali. Menyapa dokter dan beberapa perawat yang sepertinya sudah menjadi langganan (semoga pada bagian ini masih tetap bisa disyukuri, sebab mengenal orang-orang baik dan melayani dengan begitu tulus).
Sembari menunggu dokter yang masih ada jadwal operasi mendadak, aku berjalan-jalan sendiri disekitar rumah sakit. Sementara suami sedang membaca buku yang selalu ada didalam tas beliau. Tiba-tiba ku dengar ada suara perempuan yang teriak-teriak sedang menuju ruang operasi. Seorang perempuan yang akan menjadi seorang ibu.
Momen seperti ini membuatku ingat perihal tindakan kuretase kedua kala itu. Datang ke rumah sakit jam 8 pagi, masuk ke ruang tindakan jam 9. Dan tindakan kuretase dilakukan jam 5 sore. Karena menunggu reaksi obat peluruh dan hal lainnya. Selama menunggu hanya sendiri saja diruang itu, dan hanya bisa video call (ngobrol hal receh) dengan suami untuk menenangkan. Dan minta ke suami agar setelah tindakan kuretase untuk pindah kamar.
Suami sudah berencana setelah tindakan kuretase akan dipindahkan ke kamar kelas. Agar aku merasa nyaman setelah tindakan tersebut, namun ditengah menunggu itu, aku meminta suami untuk pindah kamar dari kelas ke bangsal. aku yang mencintai keheningan entah tiba-tiba saja saat itu aku ingin sekali berada ditengah banyak orang untuk sedikit merasa terhibur atas hal ini.
Suami menyetujui. Setelah tindakan kuretase dan hal lainnya. aku dibawa oleh adikku untuk menuju kamar bangsal. Suami saat itu sedang sholat dengan bapak ibu juga. Bergantian untuk sholat. Selama menunggu suami datang sholat, aku melihat banyak hal. Ada yang bahagia sebab kelahiran, ada pula yang masih basah menangis sebab kehilangan.
Perempuan sebelah kiriku sedang menangis dengan memegangi perutnya. Lalu sebeorang perempuan sebelah kananku mengatakan,
"ia baru saja kehilangan bayi yang telah dilahirkannya mba. Bayi yang sudah ditunggunya selama 13 tahun lebih."
Seketika akupun menangis, ya Allaah pasti hancur sekali. Tolong kuatkan perempuan itu ya Allaah. Ganti dengan yang jauh lebih baik lagi. Doaku dalam hati.
Sementara depanku juga ikut menangis. Saat itu aku pikir dia ikut sedih melihat sebelahku yang menangis dengan histeris. Rupanya, ia juga mengalami kesedihan yang serupa, tiga kali kuretase dengan penantian 7tahun lamanya.
Satu ruangan ditempati 5 orang. 2 kuretase, 3 melahirkan, namun 1 bayi meninggal setelah dilahirkan. Suami kembali dari sholatnya, adik pergi bergantian untuk sholat. Setelah semua tenang. Aku masih saja menangis sebab merasa kurangnya rasa syukur dalam diri. aku menangis didepan suamiku, dan suami menguatkan ku berkali-kali.
"Mas, kini aku paham mengapa aku ingin sekali pindah ruangan." Kataku kepada suami dengan menangis.
"kenapa?" Jawab suami singkat sambil memegang tanganku.
"agar aku tahu diri, agar aku paham bahwa sekalipun sedih selalu ada hikmah yang baik untuk diri ini. Meski nggak harus saat itu aku tahu, dan agar aku lebih banyak syukur. Kehilangan hari ini itu sebetulnya nggak ada apa-apanya dibandingkan mereka. Aku selalu merasa mengapa seberat ini rasanya kehilangan. Padahal kehilangan mereka jauh lebih dalam dari ujianku pada hari ini. Betapa sedikit sekali rasa syukurku ini." Tangisku semakin menjadi meski lirih.
Suami menguatkanku dengan beberapa kisah para salafush sholih untuk lebih membuat hatiku tertunduk.
Mengingat momen itu dengan sangat jelas, namun maju mundur untuk menuliskannya. Takut sekali kala menulisnya aku menangis. Dan benar, menulis inipun aku menangis. Sebab masih ingat betul rasa dan hal yang terjadi kala itu.
Seiring waktu berjalan, luka tetaplah luka. Sesuatu yang terjadi tidak benar-benar kita lupakan sekalipun ingin. Dan kesembuhan hanya diperoleh ketika kita meminta kepada Allaah agar diberikan kelapangan hati setelah rasa sakit. Ada yang lebih sedih dan lebih dalam ujiannya. Mereka menangis namun mereka bersabar akan hal itu.
Mba Nana (Najwa Shihab) pernah mengatakan seperti ini dalam suatu acara, "tapi kan walaupun Namiya baru 4 jam kan, kita jatuh cinta pada anak kita sejak kita tahu kita hamil ya kan? We fell in love with our children once we know kalau misalnya dia itu ada dikita gitu. Mau yang 4 jam, mau yang keguguran, yang belum sempet lihat jasadnya. Kepadihannya menurut gue sama."
Iya, benar. Tidak ada yang boleh menyepelekan rasa kehilangan seorang ibu terhadap anaknya. Karena Allaah ciptakan hati seorang ibu itu sangat lapang dan luas cintanya untuk anaknya..
Allaah beri kami kelapangan hati, agar kami paham bahwa cintaMu lebih luas dari apapun ujian yang menimpa hidup kami.
Menuliskan ini dilobi rumah sakit dengan mata sembab kala itu..
#rumah sakit#tulisan#menulis#catatan#nasihat#wanita#kebaikan#perjalanan#syukur#hamil#promil#pejuang garis dua#pernikahan
52 notes
·
View notes
Text
Both Sides of The Desk: Part 1
September 2023.
Saat itu aku sudah 2 jam menunggu di depan loket farmasi, aku membatin: who would have thought I would be standing here not as a doctor but as a patient?
Di rumah sakit itu.. RS yang mengingatkan masa koass yang lari kesana kemari, mampir jajan, menunggu tanda tangan, dan tersasar-sasar. Masa-masa membayangkan jadi residen dan konsulen haha.
Tapi hari itu aku lagi diminta Allah untuk merasakan perspektif pasien (untuk kesekian kali dalam 2023): membuat rujukan, mengantre, membuat rujukan lagi, mengantre lagi, menunggu dengan khawatir, bolak balik poli, diomeli suster, jumpa dengan dokter, dan akhirnya: mengantre lagi.
Aku sudah lelah mengulang cerita yang sama. Aku juga tau betapa lelahnya menjadi dokter jika mendengar anamnesis sepanjang ceritaku. Maka aku merangkum satu powerpoint berisi resume medisku untuk memudahkan para dokter. Lengkap dengan foto klinisnya. Haha.
Di depan poli itu aku berdoa, semoga hari ini mendapat jawaban dari banyak pertanyaan.
Namun ternyata… resume itu malah membuatku dijadikan objek studi kasus.
Tanpa empati, dokter hari itu malah menapis semua keluhan, enggan memeriksa, dan memberikan advis layaknya spesialis ke dokter umum. Advis loh. Bukan komunikasi layaknya dokter ke pasien.
Aku pulang sambil menahan tangis, marah, dan kecewa.
Rasanya sebal sekali karena telah mengorbankan banyak hal untuk periksa: waktu, fisik yang lelah, jam kerja, transportasi. Tapi.. diperlakukan nirempati.
Manusiawi kan ya untuk emosi? Hehe. Astaghfirullah.
Tapi alhamdulillah di saat emosi itu, aku Diingatkan tentang nasehat ini:
"Perhaps one of the greatest things that you can learn from someone who has mistreated you is to not mistreat others."
Ya Allah. Astaghfirullaah. Aku harusnya berterima kasih ya pada beliau hehe.
Berterima kasih karena mengingatkan aku agar menjadi dokter yang hangat kata-katanya, teduh pandangannya, dan luas pemahamannya.
Agar menjadi dokter yang mendengar keluhan, menjadi dokter yang bisa hadir menjadi perantara hidayah, yang mengingatkan bahwa kesembuhan hak Allah.
Bahkan.. Berterima kasih atas kesempatannya untuk bisa mengamalkan amal shalih memaafkan dan memaklumi.. serta mengamalkan amal shalih sabar.
Selama ini aku telah sering dengar teman non-medis mengeluh tentang dokter yang hilang sentuhan empatinya. Tapi baru kali itu aku merasakan sendiri. Dari perspektif pasien. Suatu pelajaran berharga dari Allah!
Semoga Allah takdirkan kami dapat memenuhi azzam kami menjadi dokter yang dirindukan: to cure sometimes, to relieve often, to comfort always.
Masih jauh dari ideal, tapi semoga tulisan ini selalu menjadi pengingat bagi penulisnya.
-h.a.
41 notes
·
View notes