#keres kavinsky
Explore tagged Tumblr posts
Text
Keep your eyes peeled
#digital art#artist on tumblr#oc art#oc#original character#original design#main character#keres kavinsky#thats his name lol#his hair is black but like#i fucked up#oh well it happens
19 notes
·
View notes
Text
Hari #2, berkirim postcard dengan orang asing (literally)
Ada satu kutipan dari film To All The Boys I've Loved Before yang cukup menggelitik bagi saya. Kalimat itu datang dari tokoh utama, Lara-Jean, ketika sedang galau-galaunya menetapkan hati pada si pacar bohongan, Peter Kavinsky, atau Josh Sanderson, si sahabat kecil/tetangga/Lara-Jean's long time crush/mantan pacar kakaknya.
"My Life was a mess, but i could clean my room"
Mungkin kutipan itu kelihatannya nggak spesial-spesial amat. Tetapi, kutipan itu sedikit banyak mengingatkan pada –bisa dibilang– coping mechanism saya setiap ada hal yang mengganggu pikiran (meskipun pada dasarnya saya memang suka beres-beres, sih). Dengan intensitas berada di rumah yang semakin tinggi, kegiatan beres-beres kamar pun semakin kerap dilakukan, yang mengantarkan saya untuk membereskan laci meja belajar beberapa hari yang lalu. Saya menemukan beberapa koleksi postcard yang saya dapatkan melalui Postcrossing di laci tersebut (iya, intinya post ini cuma mau bahas Postcrossing aja kok tapi panjang banget yaw intronya).
Mungkin kalian sudah pernah mendengar soal Postcrossing melalui media sosial atau internet. Atau malah, kalian pernah ikut berkirim postcard lewat platform ini??
Postcrossing merupakan sebuah proyek bertukar postcard dengan stranger dari seluruh dunia. Awalnya, saya tahu soal Postcrossing ini dari salah satu illustrator kesukaan saya di Twitter. Sebulan sekali, ia rajin mengunggah Postcard yang didapatnya dari Postcrossing. Naifnya, saya sempat mengira kalau sistem Postcrossing itu seperti sistem subscription, alias kamu hanya mendaftarkan data dirimu lalu bimsalabim! sebuah Postcard akan datang ke alamat rumahmu!
Tapi ternyata saya salah (yaiyalah!). Sistem yang dipakai Postcrossing mungkin bisa dibilang mirip seperti barter. Jadi, setelah mendaftar di akun Postcrossing, kamu akan diminta mengirim sekitar postcard terlebih dahulu kepada 5-6 random people yang alamatnya dipilih secara acak oleh sistem lewat opsi Send A Postcard di akun kamu. Setiap postcard yang dikirim, wajib mencantumkan nomor identitas yang akan didaftarkan oleh penerima postcard di sistem (biasanya si penerima sekaligus meninggalkan balasan dari tulisan di postcard yang kamu kirim di kolom komentar). Setelah kamu melakukan konfirmasi jika telah mengirimkan postcard-postcard tersebut, kamu baru akan mulai menerima postcard dari para random people ini. Kalau berdasarkan pengalaman, setiap saya mengirimkan 6 postcards, biasanya saya akan menerima balik 6-7 postcards. Jadi, bisa dikatakan Postcrossing ini sistemnya ini bakbuk alias impas.
Setelah menerima postcard, kamu juga harus mendaftarkan ID Postcard yang tertera untuk mengkonfirmasi pada sistem Postcrossing dan pengirim jika postcard mereka sudah sampai di kamu (agar sistem juga bisa mengatur kalau si pengirim ini sudah bisa mendapatkan postcard dari orang lain). Kegiatan ini memang membuat kita kudu bersabar sedikit karena nggak jarang ada kasus postcard yang nggak sampai ke alamat tujuan. Ada juga yang baru mendapatkan postcard-nya setelah hampir dua bulan. Kalau tidak salah, Postcrossing juga memberikan tenggat waktu dua minggu untuk mengirimkan postcard dan dua bulan sejak postcard dikirimkan untuk konfirmasi penerimaan postcard.
Sebelum memutuskan ikut Postcrossing, salah satu kekhawatiran saya terletak pada biaya. Saya pikir, biaya mengirim postcard ke luar negeri akan mahal dan ribet (apalagi setelah membaca beberapa keluhan soal harga perangko dan pelayanan pos). Tapi ternyata, biaya untuk mengirim postcard bisa dibilang cukup terjangkau. Harganya tergantung pada negara tujuan dengan tarif kirim mulai dari 7000 hingga paling mahal 9000, kalau tidak salah. Tetapi, berdasarkan pengalaman, rata-rata saya cuma menghabiskan sekitar 28.000-36.000 untuk mengirim 6 postcards. By the way, saya kirimnya dari kantor pos dekat gelanggang UGM dan selama mengirim dari sana, saya cuma tinggal kasih postcard dan membayar ke petugas (hehe senang). Jadi, nggak perlu pusing memilih dan nempel-nempel perangko (meskipun jadi nggak bisa milih perangko, sih, tapi memang semuanya ada kelebihan dan kekurangan masing-masing).
Sedangkan untuk postcard-nya, bisa dibeli dengan harga yang beragam. Kalau saya sih, biasa membeli dari Posnesia karena mereka menjual set postcard dengan illustrasi yang lucu dan harga terjangkau (mereka juga sering mengadakan diskon, yeay!). Ada juga @lestari_id yang menawarkan ilustrasi postcard yang apik. Ada pula @Artlinx_store, yang menawarkan berbagai jenis postcard karya para local artist. By the way, kalau kalian tinggal di Jogja dan suka dengan pritilan-pritilan seperti sticker atau postcard, bisa coba datang ke toko Artlinx Store di Condong Catur. Sebuah godaan bagi para pecinta stationary dan printilan lucu. Selain toko-toko tadi, kalian juga bisa mencari postcard lewat toko buku (meskipun agak sulit), e-commerce, lewat media sosial local artist favorit kalian, atau malah, kalian bisa mencetak postcard sendiri menggunakan foto atau gambar kalian sendiri (saya pernah dapat satu postcard bergambar cabai kering dan bawang yang diambil oleh pengirimnya ketika Ia berlibur ke Tuscany).
Dari pengalaman Postcrossing yang cukup singkat ini, saya mendapatkan berbagai postcard yang menarik, baik secara isi maupun illustrasi postcard. Salah satu postcard favorit saya datang dari seseorang bernama Brad di Amerika. Ia memberikan sebuah coloring postcard dengan perangko jenis scratch and sniff bergambar popsicles. Sesuai namanya, ketika saya menggosok perangkonya, ada bau wangi yang menguar dari perangkonya. Meskipun terdengar norak, tapi bagi saya itu hal yang menarik banget??!! Selain itu, saya juga merasa senang setiap menerima postcard yang datang. Rasanya seperti mendapatkan hadiah yang nggak terduga (karena waktu pengiriman yang lama, sampai kadang-kadang kamu lupa soal postcard-nya).
Saya sendiri sebetulnya sudah berhenti melakukan kegiatan Postcrossing sejak tahun lalu. Tapi, gara-gara menemukan postcard-postcard ini, saya jadi ingin melakukan kembali kegiatan Postcrossing setelah pandemi ini berakhir (berdasarkan website Postcrossing, proyek mereka masih jalan hingga saat ini, hanya saja negara yang dipilih menjadi sangat terbatas). Selain itu, saya jadi kepikiran dengan orang-orang asing yang ‘disuruh’ untuk mengirimkan postcard kepada saya. Semoga mereka semua baik-baik saja di tengah pandemi ini.
ps: kalau ada yang mau kepo lebih lanjut soal Postcrossing, bisa dilihat lewat website mereka di sini. Thank you! Have a good day!!
0 notes
Text
1 YIL 3 AY SONRA (2018, 10 Mart)
Şu anda Kavinsky-Nightcall dinliyorum. Dün akşamdan beri 20-30 kere replay etmişimdir. Okulun ikinci dönemindeyim şuan. Senenin başında görüp kendi kendime aşık olduğum kızdan bu sabah 3-4 civarı vazgeçtim artık. Bu konularda tecrübesiz olduğum için girişimlerim gülünçtü ama hislerimin zayıf olduğunu düşünmüyorum. Belki de sadece bir saplantıdır benim için ama ilk defa bir kadını bu kadar düşünmüştüm, günüm gecem olmuştu. Onun için varoluşumun bir anlamı olmaması acı vermeye başladı ve bunu farketmem daha da yakıyodu. Atakan artık o kadar aklıma gelmiyor. Gelince gözlerim ıslanmıyor değil ama bu deneyim bana öğretti ki insanoğlu zamanla her şeyi unutuyor. En yakın arkadaşımı unuttum ben seni mi unutamıcam Sultan?! Hala umudum var az biraz ama o da yok olur umarım. Göz görmeyince gönül katlanırmış, zaten seni telefon ekranından başka yerde de göremiyordum. Sen mezun olana kadar kafamdan tamamen çıkmış olmanı umuyorum yoksa gidişin bana çok koyucak. Cuma akşamı mesajlaşmamız geldi şimdi.. Çok yazan var mı dediğimde ohoo sayılamıyacak kadar deyip göğsümün orta yerine koca bir öküz oturtmuştun. Sonradan şaka yaptığını söylesen de doğru olduğuna eminim, güzelliğinin peşinden koşmayan erkek salaktır. Sayko bile sormuştu seni :D
Kavinsky hala çalıyor, 3-4 kere replayladım bu yazıyı yazana kadar. Atakan kısmını yazarken dostum yine aklıma geldi ister istemez. Hayatta olsaydı beni destekler miydi caydırır mıydı artık çıkaramıyorum, o kadar unuttum dostumu, kardeşimi. Gözlerim doluyor kendiliğinden. Kardeşim burda olsa da ilk büyük aşkımın acısını hafifletse keşke. Her neyse, birkaç seneye tekrar yazarım heralde, şimdi gidip yazılarımı tekrar okumak istiyorum.
0 notes